Top Banner
PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS Oleh : Dr. H. Hanafi Zainuddin, Sp.THT DEPARTEMEN THT FK UNSRI / RSMH PALEMBANG
23

Penatalaksanaan Epistaksis

Jul 30, 2015

Download

Documents

ukht marutu

Perdarahan hidung adalah masalah yang sangat umum ditemukan.
Sudah selayaknya seorang dokter atau perawat harus mampu mengatasinya.
Bila epistaksis sumbernya dari bagian anterior hidung hampir 90% dapat ditanggulangi dengan menekan pembuluh darah yang mengalami perdarahan.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penatalaksanaan Epistaksis

PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS

Oleh :

Dr. H. Hanafi Zainuddin, Sp.THT

DEPARTEMEN THT FK UNSRI / RSMH

PALEMBANG

Page 2: Penatalaksanaan Epistaksis

PENDAHULUAN

• Perdarahan hidung adalah masalah yang sangat umum ditemukan.

• Sudah selayaknya seorang dokter atau perawat harus mampu mengatasinya.

• Bila epistaksis sumbernya dari bagian anterior hidung hampir 90% dapat ditanggulangi dengan menekan pembuluh darah yang mengalami perdarahan.

Page 3: Penatalaksanaan Epistaksis

• Petruson (dikutip oleh Djojodiharjo, 1986) melaporkan survei di Skandinavia :- 60% masyarakat pernah epistaksis- 4% epistaksis berulang- 6% pergi berobat ke dokter- 15% epistaksis pada anak- 1% epistaksis berobat pada dokter

• Dalam menangani epistaksis harus dicari etiologi

• Epistaksis biasanya ringan pada usia muda.

• Epistaksis tambah berat ---- dengan meningkatnya usia.

Page 4: Penatalaksanaan Epistaksis

definisi• Epistaksis : perdarahan melalui hidung

yang dapat berasal dari rongga hidung, sinus para nasal atau nasofaring.

• Epistaksis adalah gejala, bukan penyakit.• Perdarahan bisa menetes, bisa mengucur,

bisa lewat hidung, bisa lewat nasofaring.

Page 5: Penatalaksanaan Epistaksis

KONKA NASALIS(DINDING LATERAL KAVUM NASI)

Page 6: Penatalaksanaan Epistaksis

LITTLE’S AREA = PLEKSUS KIESSELBACH

• A. ETMOID ANTERIOR• A. ETMOID POSTERIOR

• A. PALATINA MAYOR• A. SFENOPALATINA• A. LABIALIS SUPERIOR

A. KAROTIS INTERNA

A. KAROTIS EKSTERNA

Page 7: Penatalaksanaan Epistaksis

PLEKSUS KIESSELBACH

Page 8: Penatalaksanaan Epistaksis
Page 9: Penatalaksanaan Epistaksis

etiologi

• penyebab lokal1. idiopatik2. trauma3. radang akut/kronik4. alergi5. neoplasma6. parasit hidung7. struktur8. lingkungan

• penyebab sistemik

1. kardiovaskuler2. penyakit

darah /pembuluh darah

3. peradangan sistemik

Page 10: Penatalaksanaan Epistaksis

Patofisiologi

• Bila akibat trauma, ada pembuluh darah pecah.

• Perdarahan terjadi karena pembuluh darah kurang dapat berkontraksi:-pembuluh darah terletak antara periosteum dan mukosa tipis.-tidak ada bantalan yang melindungi pembuluh darah.

• Epistaksis spontan, tanpa trauma.

• Ada teori keseimbangan hormonal.

• Hormon estrogen turun, timbul rangsangan untuk terjadi perdarahan.

• PA : tidak ada pemb.darah pecah.

• Hipotesis : darah keluar secara diapedesis melalui membrana basalis. Mekanisme yang sebenarnya belum jelas.

Page 11: Penatalaksanaan Epistaksis

gejala klinik• Darah menetes atau mengalir

dari lubang hidung depan atau belakang.

• Muntah darah bila banyak darah tertelan.

• Bisa spontan.• Bisa akibat trauma.• Bila perdarahan berlanjut

penderita menjadi lemah, pucat, anemis.

• Penderita jatuh syok, nadi cepat, lemah, tekanan darah turun.

Page 12: Penatalaksanaan Epistaksis

SUMBER PERDARAHAN• BAGIAN ANTERIOR:

*LITTLE’S AREA*A. ETMOID ANTERIOR

• BAGIAN POSTERIOR:*A. SFENOPALATINA*A. ETMOID POSTERIOR

• GUNA MENENTUKAN SIKAP DALAM BERTINDAK.

• KADANG-KADANG SUKAR DITENTUKAN.

Page 13: Penatalaksanaan Epistaksis

KOMPLIKASI• AKIBAT PERDARAHAN:1. SYOK2. ANEMIA3. ASPIRASI DARAH4. GAGAL GINJAL5. TENSI TURUN

MENIMBULKAN ISKEMIA OTAK, INSUFISIENSI KORONER, INFARK MIOKARD.

• AKIBAT PASANG TAMPON:1. TIMBUL SINUISITIS2. TIMBUL OMA3. HEMOTIMPANUM4. AIR MATA DARAH (BLOODY

TEARS)5. SEPTIKEMIA6. LASERASI MUKOSA HIDUNG

(AKIBAT TAMPON ANTERIOR)7. LASERASI SUDUT BIBIR,

PALATUM MOLLE, ALA NASI (AKI BAT TAMPON BELLOCQ)

Page 14: Penatalaksanaan Epistaksis

MENANGGULANGI EPISTAKSISADA 3 PRINSIP UTAMA

1. MENGHENTIKAN PERDARAHAN

2. MENCEGAH KOMPLIKASI

3. MENCEGAH BERULANGNYA EPISTAKSIS

Page 15: Penatalaksanaan Epistaksis

PENATALAKSANAAN_I1. SIAPKAN ALAT DAN BAHAN.2. K.U. PENDERITA:

*PRESYOK/SYOK*ANEMIS

3. BERUSAHA MENENTUKAN SUMBER PERDARAHAN (KADANG-KADANG SUKAR).

Page 16: Penatalaksanaan Epistaksis

PENATALAKSANAAN_II• BEBERAPA TINDAKAN UNTUK

MENGHENTIKAN PERDARAHAN :A. METODE TROTTERB. TAMPON EFEDRIN 1% ATAU ADRENALIN

1/100.000C. KAUSTIK (PERAK NITRAS ATAU TRICHLOR

ACETIC ACID)D. TAMPON ANTERIORE. TAMPON BELLOCQF. USAHA PALING AKHIR : LIGASI VASKULER.

Page 17: Penatalaksanaan Epistaksis

METODE TROTTER

Page 18: Penatalaksanaan Epistaksis

PERSIAPAN MENANGGULANGI EPISTAKSIS

• INSTRUMENT1. LAMPU KEPALA2. SPEKULUM HIDUNG3. PINSET BAYONET4. UJUNG SUCTION5. SUCTION PUMP6. PENEKAN LIDAH7. ARTERI KLEM8. KATETER NELATON

• BAHAN1. LAR.ADRENALIN

1:100.0002. LAR. PROCAIN 2 %3.TRICHLOR ACETIC ACID4.TAMPON VASELIN5. KAPAS TAMPON6.TAMPON BELLOCQ7. BENANG (SILK 0-1)8. KAIN KASA9. PLESTER

Page 19: Penatalaksanaan Epistaksis
Page 20: Penatalaksanaan Epistaksis
Page 21: Penatalaksanaan Epistaksis
Page 22: Penatalaksanaan Epistaksis
Page 23: Penatalaksanaan Epistaksis

OBAT-OBATAN

1. ANTIBOTIKAKarena tampon dianggap benda asing dan dapat mengundang infeksi.

2. HEMOSTATIKAUntuk menghentikanperdarahan.

3. SIMPTOMATIKUntuk menenangkan pasien atau mengurangi rasa nyeri

4. KAUSATIFUntuk menurunkan tekanan darah pada yang disebabkan hipertensi.