Top Banner
1 PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI PERSPEKTIF SENENTANG Sindi Arisona 1 , Elvira 2 , Rustamaji 2 Abstrak Senentang merupakan sebutan bagi sebuah tempat, yang lama-kelamaan berubah menjadi Sintang, yaitu nama dari Ibu Kota Kabupaten Sintang di Kawasan Timur Kalimantan Barat. Arti kata Senentang adalah tempat bertemu dua aliran sungai yang berbeda, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Latar belakang penelitian ini lahir dari hasil pengamatan kawasan sungai, yang meskipun adalah sumber rujukan bagi nama Kota Sintang, namun tidak didukung oleh kondisi kawasan tepi sungainya. Maka dengan harapan agar makna Senentang tidak dilupakan. kata tersebut menjadi dasar konsep penataan yang mengacu pada konteks sungai dan sejarah kebudayaan. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi arahan dalam membentuk Identitas (Place Identity) Kota Sintang. Konsep Senentang diungkap melalui pendekatan analogi bentuk pertemuan dua sungai, yang menghasilkan empat rumusan konsep bentuk, yaitu berpola radial, terjadi proses penggabungan, terdapat faktor pembeda, dan adanya kombinasi elemen air dan darat. Sejarah kebudayaan memperlihatkan jenis kebudayaan yang memengaruhi perkembangan kota, yaitu Kebudayaan Dayak, Melayu, Jawa dan Tionghoa, yang kemudian menjadi faktor pembeda dalam rumusan hasil analogi sungai dari konsep ini. Dalam wujud fisik, bentuk-bentuk kebudayaan ditata dengan proses gradasi, yang semakin lama semakin melebur menjadi satu wujud bentuk yang menyatu. Pola kegiatan ditata dengan mengikuti aliran sungai, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Pola tersebut dalam bentuk kegiatan perorangan, kelompok kecil, kelompok besar dan kegiatan penunjang, yang terjadi pembauran ketika tiba di pusat kawasan. Unsur persatuan berupa pusat orientasi kawasan, yaitu di tengah pertemuan dua sungai dan diwujudkan juga dengan landmark sebagai identitas kawasan, serta adanya konektivitas antar kawasan darat. Perwujudan elemen air dan darat, adalah memadukan kedua unsur tersebut dengan bentuk kolam di daratan dan lanting atau ponton yang berada di atas air sungai. Selain itu dengan membuat sebuah panggung pertunjukkan, yang terletak tepat di tengah pertemuan dua sungainya. Perkuatan tebing sungai menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam menata kawasan tepi sungai, untuk menunjang kegiatan yang diwadahi. Konsep Senentang, menghasilkan pilihan jenis konstruksi pelindung tebing sungai, yang ditentukan melalui hasil pengamatan terhadap foto kawasan penelitian di masa lalu. Yaitu berupa dua pola perlindungan yang terbagi menjadi empat jenis konstruksi. Adalah berupa Bioengineering dengan jenis tumbuhan yang memiliki kedekatan budaya terhadap penduduk Sintang, yaitu dengan usulan pohon Sengkuang dan Bungur. Kemudian pelindung tebing sungai tidak langsung, berupa krib dan konstruksi panggung serta konstruksi apung. Kata kunci: senentang, sungai, sejarah, place identity. 1. Alumni Prodi Magister Teknik Sipil FT. UNTAN 2. Dosen Prodi Magister Teknik Sipil FT. UNTAN
15

PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

1

PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANGDARI PERSPEKTIF SENENTANG

Sindi Arisona1, Elvira2, Rustamaji2

AbstrakSenentang merupakan sebutan bagi sebuah tempat, yang lama-kelamaan berubah menjadiSintang, yaitu nama dari Ibu Kota Kabupaten Sintang di Kawasan Timur Kalimantan Barat.Arti kata Senentang adalah tempat bertemu dua aliran sungai yang berbeda, yaitu SungaiKapuas dan Sungai Melawi. Latar belakang penelitian ini lahir dari hasil pengamatankawasan sungai, yang meskipun adalah sumber rujukan bagi nama Kota Sintang, namuntidak didukung oleh kondisi kawasan tepi sungainya. Maka dengan harapan agar maknaSenentang tidak dilupakan. kata tersebut menjadi dasar konsep penataan yang mengacupada konteks sungai dan sejarah kebudayaan. Sehingga hasil penelitian ini dapat menjadiarahan dalam membentuk Identitas (Place Identity) Kota Sintang. Konsep Senentangdiungkap melalui pendekatan analogi bentuk pertemuan dua sungai, yang menghasilkanempat rumusan konsep bentuk, yaitu berpola radial, terjadi proses penggabungan, terdapatfaktor pembeda, dan adanya kombinasi elemen air dan darat. Sejarah kebudayaanmemperlihatkan jenis kebudayaan yang memengaruhi perkembangan kota, yaituKebudayaan Dayak, Melayu, Jawa dan Tionghoa, yang kemudian menjadi faktor pembedadalam rumusan hasil analogi sungai dari konsep ini. Dalam wujud fisik, bentuk-bentukkebudayaan ditata dengan proses gradasi, yang semakin lama semakin melebur menjadisatu wujud bentuk yang menyatu. Pola kegiatan ditata dengan mengikuti aliran sungai,yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Pola tersebut dalam bentukkegiatan perorangan, kelompok kecil, kelompok besar dan kegiatan penunjang, yang terjadipembauran ketika tiba di pusat kawasan. Unsur persatuan berupa pusat orientasi kawasan,yaitu di tengah pertemuan dua sungai dan diwujudkan juga dengan landmark sebagaiidentitas kawasan, serta adanya konektivitas antar kawasan darat. Perwujudan elemen airdan darat, adalah memadukan kedua unsur tersebut dengan bentuk kolam di daratan danlanting atau ponton yang berada di atas air sungai. Selain itu dengan membuat sebuahpanggung pertunjukkan, yang terletak tepat di tengah pertemuan dua sungainya. Perkuatantebing sungai menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam menata kawasan tepi sungai,untuk menunjang kegiatan yang diwadahi. Konsep Senentang, menghasilkan pilihan jeniskonstruksi pelindung tebing sungai, yang ditentukan melalui hasil pengamatan terhadapfoto kawasan penelitian di masa lalu. Yaitu berupa dua pola perlindungan yang terbagimenjadi empat jenis konstruksi. Adalah berupa Bioengineering dengan jenis tumbuhanyang memiliki kedekatan budaya terhadap penduduk Sintang, yaitu dengan usulan pohonSengkuang dan Bungur. Kemudian pelindung tebing sungai tidak langsung, berupa krib dankonstruksi panggung serta konstruksi apung.

Kata kunci: senentang, sungai, sejarah, place identity.

1. Alumni Prodi Magister Teknik Sipil FT. UNTAN2. Dosen Prodi Magister Teknik Sipil FT. UNTAN

Page 2: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

2

1. PENDAHULUAN

Terbentuknya sebuah kota, dimulaidengan adanya hubungan interaksimanusia dengan lingkungan yangmenjadi wadah untuk menetap danmelakukan beragam aktivitas. Olehkarena kondisi fisik alamiah permukaanbumi yang berbeda, menyebabkanmanusia dituntut untuk menyesuaikandiri dan beradaptasi sesuai dengankondisi tersebut. Interaksi itulah yangkemudian membentuk perbedaankarakteristik antara satu kota denganlainnya.

Sintang adalah merupakan Ibu KotaKabupaten Sintang, yang berada diProvinsi Kalimantan Barat. Memilikikarakteristik yang dipengaruhi olehkondisi fisik alamiah dari dua aliransungai besar, yaitu Sungai Kapuas danSungai Melawi. Kedua sungai yangmengalir dari arah berbeda tersebut,kemudian mengakibatkan daerahdaratan yang dilaluinya terpisahmenjadi tiga kawasan. Nama Sintangsendiri berasal dari kata Senentang,yang berarti sebagai tempat bertemunyadua aliran sungai. (Fienieg, 2007)

Pada awal perkembangan kota tersebut,sungai menjadi sarana penunjangkehidupan penduduknya, karena selaindimanfaatkan sebagai jalur transportasi,sungai juga berguna sebagai sumber airbersih dan tempat untuk mencari ikan.Sehingga masyarakat kemudianmenggunakan kawasan tepi sungaisebagai tempat untuk menetap danberakvifitas, hal itu membuatnya

berkembang sebagai kawasan yangstrategis.

Namun seiring perkembangan jaman,telah terjadi perubahan pola jalurtransportasi dan pola penggunaan lahanpermukiman yang dapat dilihat darisemakin bergesernya arah pertumbuhankota yang menjauh dari tepian sungai.Selain itu dengan usia fisik yangsemakin bertambah serta kurangnyaperawatan, maka penurunan kondisipada kawasan tepi sungai tak dapatdihindari.

Oleh karena itu, agar makna sungai diKota Sintang tidak semakin hilang,maka penelitian ini memiliki tujuanuntuk menghasilkan arahan dalampenataan kawasan tepi sungai di KotaSintang, yang mampu menciptakan satuidentitas bagi Sintang berdasarkankonsep Senentang dengan pendekatanaspek Place Identity dalam UrbanDesign dan aspek penataan kawasantepi sungai yang mengacu kepadaketentuan yang berlaku serta didukungoleh hasil analisa tapak.

Sedangkan sasaran penelitian adalahsebagai berikut:1. Mengidentifikasi karakteristik fisik

lingkungan dan permukiman sertakarakteristik masyarakat yangberada pada kawasan tepi sungai diKota Sintang.

2. Merumuskan kritera yangdiperlukan untuk penataan kawasantepi sungai di Kota Sintang, baikkriteria fisik maupun kriteria desainkawasan, yang sesuai dengan aspek

Page 3: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

3

teori kawasan tepi sungai dan aspekteori Urban Design.

3. Merumuskan arahan dan konsepdesain penataan kawasan tepi sungaidi Kota Sintang relevan berdasarkankonsep Senentang.

Penelitian ini dilakukan pada tigakawasan, terdiri dari tujuh kelurahanyang berada di tepi sungai KotaSintang. Adapun nama Kelurahan yangmenjadi lokasi penelitian adalahsebagai berikut:1. Kelurahan Kapuas Kiri Hilir dan

Kelurahan Ulak Jaya.2. Kelurahan Tanjung Puri, Kelurahan

Alai, dan Kelurahan Ladang.3. Kelurahan Kapuas Kanan Hilir dan

Kapuas Kanan Hulu

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka dalam penelitian iniberguna sebagai dasar untukmenentukan kriteria umum mengenaipenataan kawasan tepi sungai. Denganmemahami aspek teori sungai danbangunan pelindung tebing sungai sertaperaturan yang berlaku. Kemudian akandiperkuat dengan aspek teori penataankawasan tepi sungai, aspek teori UrbanDesign, Place Theory dan PlaceIdentity.

Agar hasilnya mewujudkan kawasanyang bernilai khusus atau memilikiidentitas tempat (Place Identity) bagiKota Sintang, maka perlu dilakukantinjauan mengenai sejarah Sintang dansejarah kebudayaan, yang memengaruhiperkembangan kota dan penduduknya.Hal inilah yang kemudian menjadidasar bagi perwujudan konsepSenentang.

2.1. Sejarah dan Kebudayaan Sintang

Dalam penelitian ini, digariskan tentangperbedaan antara arti kata kebudayaandan arti kata suku. Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia (KBBI), kata budayaberarti sebagai suatu pemikiran, adatistiadat dan akal budi. Turunan katabudaya yakni kebudayaan, memiliki articara berpikir dan bertindak manusia.Kemudian, kata suku berarti sebagaigolongan orang-orang (keluarga) yangseturunan, atau golongan bangsasebagai bagian dari bangsa yang besar,seperti Suku Sunda atau Suku Jawa,atau golongan orang sebagian darikaum yang seketurunan.

Dari arti kata tersebut bahwa caraberpikir (kebudayaan) merupakan halyang dapat berubah, tergantung denganhasil dari pemikiran yang disepakatibersama oleh golongan kelompokmanusia. Sedangkan suku merupakansebuah golongan/kelompok manusia,yang didasarkan oleh hubungan darahatau keturunan. Hal tersebut membuatsuku menjadi hal yang permanen dantidak dapat berubah.

Terdapat beberapa contoh perubahankebudayaan. Pertama adalah OrangBanjar di Kalimantan Selatan, merekamerupakan keturunan dari perkawinanantara Suku Melayu dan Suku Dayak.Yang kedua perubahan yang terjadiakibat berubahnya cara pikir, yaituSuku Melayu di Kalimantan Barat (adayang menyebutnya dengan Sengananuntuk daerah Sintang), yang semulamerupakan sebutan untuk suku yangdatang dari Sumatera, kemudian

Page 4: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

4

menjadi sebutan juga bagi keturunanDayak yang mengubah keyakinanagamanya kepada Agama Islam(Darmadi, 2006)

Perkembangan kebudayaan di Sintangdimulai dengan hadirnya KebudayaanDayak yang dibawa oleh Jubair I(1362). Kemudian (±1700), salah satuketurunannya yang menjadi raja ketikaitu, mengubah keyakinannya menjadiIslam dan mengadopsi kebudayaanMelayu hingga saat ini (Darmadi,2016). Sebelum kebudayaan Melayumasuk, telah ada kebudayaan Jawayang dibawa oleh seorang patih dariKerajaan Majapahit bernama PatihLogender (±1400). Sang Patih menikahdengan anak dari Jubair Irawan I, yaituPutri Dara Juanti (Fienieg, 2007).Kemudian menetap di Sintang denganmembawa pengikut dan peralatan (maskawin) yang selanjutnya turutmemperkaya kebudayaan Sintang.

Selanjutnya ada kebudayaan Tionghoa,dibawa oleh pendatang dari luar daerahNusantara, yaitu orang-orang dari Cina.Mereka menetap di Sintang padapertengahan Abad ke-18 sebagaipenambang emas. Ada yang bekerja dipertambangan dan kemudian bercocoktanam, ada juga yang terkonsentrasi diperkotaan dengan berdagang (Fienieg,2007).

2.2. Aturan Penataan Tepi Sungai

Permen PU No. 28/PRT/M/2015, diaturtentang penataan daerah sempadansungai. Peraturan tersebut merupakanupaya agar kegiatan konservasi,pendayagunaan dan pengendalian atassumber daya yang ada pada sungai,

dapat dilaksanakan sesuai dengantujuannya, yaitu antara lain :1. Agar fungsi sungai tidak tergangguoleh aktivitas yang berkembang disekitarnya.2. Agar kegiatan pemanfaatan danupaya peningkatan nilai manfaatsumber daya yang ada pada sungaidapat memberikan hasil secara optimal.3. Menjaga kelestarian fungsi sungai.4. Agar daya rusak air terhadap sungaidan lingkungannya dapat dibatasi.

Selain itu terdapat arahan peraturanzonasi untuk sempadan sungai, yangterdiri atas:1. Kegiatan yang diperbolehkan sesuaiperuntukan, meliputi kegiatanpemanfaatan sempadan sungai untukRTH, pemasangan bentangan jaringantransmisi tenaga listrik, kabel telepon,pipa air minum, pembangunanprasarana lalu lintas air, bangunanpengambilan, dan pembuangan air,bangunan penunjang sistem prasaranakota, kegiatan penyediaan lokasi danjalur evakuasi bencana, serta pendirianbangunan untuk kepentinganpemantauan ancaman bencana.2. Kegiatan yang diperbolehkan dengansyarat, meliputi kegiatan budi dayapertanian dengan jenis tanaman yangtidak mengurangi kekuatan strukturtanah dan kegiatan selain sebagaimanadimaksud pada kegiatan pertama, yangtidak mengganggu fungsi sempadansungai sebagai kawasan perlindungansetempat. Berupa antara lain kegiatanpemasangan reklame dan papanpengumuman, pendirian bangunan yangdibatasi hanya untuk bangunanpenunjang kegiatan transportasi sungai,kegiatan rekreasi air, serta jalan

Page 5: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

5

inspeksi dan bangunan pengawasketinggian air sungai.3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan,meliputi kegiatan yang mengubahbentang alam, kegiatan yangmengganggu kesuburan dan keawetantanah, fungsi hidrologi dan hidraulis,kelestarian flora dan fauna, kelestarianfungsi lingkungan hidup, kegiatanpemanfaatan hasil tegakan, kegiatanyang menghalangi dan/atau menutupruang dan jalur evakuasi bencana,kegiatan pembuangan sampah, dankegiatan lain yang mengganggu fungsisempadan sungai sebagai kawasanperlindungan setempat.

2.3. Pelindung Tebing Sungai

Sungai adalah salah satu sumber airyang paling pokok diantara berbagaisumber air lain yang terdapat padapermukaan tanah. Pada tingkattertentu, kebutuhan masyarakat dapatdipenuhi oleh sungai secara alamiah,baik dari segi kuantitas maupunkualitas. Pada kondisi ini kebutuhanmasyarakat dapat dipenuhi tanpamengganggu kelestarian sumber airnya.

Air sungai yang mengalir dapatmengakibatkan proses penggerusantanah dasarnya, sehingga tebing sungairawan terhadap longsor. Terdapat tigajenis bangunan yang dapat dilakukanuntuk mempertahankan kondisi tebingsungai dan melindunginya. Pertamaadalah jenis perlindungan secaralangsung dengan memperkuat tebingsungai (revetments), kedua adalah jenisperlindungan tidak langsung, denganmengendalikan arus sungai, dan ketigaadalah dengan menggunakan tumbuhan(bioengineering) (Salmani, 2013).

Revetments adalah suatu bentukbangunan konstruksi non struktruraldan atau tanaman yang digunakanuntuk melindungi permukaan lerenggalian atau timbunan akibat erosi tanahkarena air dan angin. Kemudian untukmelindungi tebing sungai dari benturanaliran air sungai secara langsung, dapatmenggunakan bangunan air yangdibangun pada sungai, yang bergumauntuk mengendalikan arah aliran danatau sebagai peredam laju arus. Jenisyang berfungsi mengalihkan aliran,berupa krib (spurs) dan groin,

Bangunan pelindung tebing sungaiyang lain adalah jenis bangunan yangterdiri dari tanaman (bioengineering).Konsep dasar dari rekayasa biologi iniadalah dengan memanfaatkan tanamansebagai pelindung tebing. Umumnyadipasang bersama bangunan lain yangbentuknya disesuaikan dengan kondisilereng serta kehidupan spesies flora danfauna di kawasan itu.

2.4. Place Identity (Identitas Tempat)

Konsep tempat (place) didasarkan padainteraksi antara seseorang, seting fisik,dan aktivitas yang terjadi pada sebuahlokasi. Beberapa tempat dianggap lebihpenting dibanding tempat lain,diakibatkan karena adanya atribut-atribut fisik dan jenis-jenis aktivitasyang ada dan terjadi pada tempattersebut, hal itu yang kemudianmelahirkan identitas bagi sebuahtempat (place identity).

Konsep ini mengacu pada hubunganantara place dengan identity, yangmenekankan pada makna dan

Page 6: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

6

signifikansi tempat, bagi para penghunidan pengguna tempat tersebut. Secaramendasar, konsep place identitymengulas bagaimana lingkungan lokalkita (termasuk lokasi geografis, tradisibudaya, warisan budaya, dansebagainya yang merupakan kearifanlokal) mempengaruhi hidup kita.

3. METODOLOGI

Penelitian kualitatif adalah jenispenelitian yang menghasilkanpenemuan penemuan yang tidak dapatdicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan carakuantifikasi lainnya. Melalui penelitiankualitatif peneliti dapat mengenalisubjek dan merasakan apa yang merekaalami dalam kehidupan sehari-hari.Menurut definisi ini penelitian kualitatifmenghasilkan data deskriptif sehinggamerupakan rinci dari suatu fenomenayang diteliti. (Suryana 2010)

Penelitian kualitatif deskriptifmenafsirkan dan menuturkan data yangbersangkutan dengan situasi yangsedang terjadi, sikap serta pandanganyang terjadi di dalam masyarakat,hubungan antarvariabel, perbedaanantar fakta, pengaruh terhadap suatukondisi, dan lain-lain. Tujuan daripenelitian ini adalah mengungkap fakta,keadaan, fenomena, variabel dankeadaan yang terjadi saat penelitianberjalan dan menyuguhkan apa adanya.(Suryana 2010)

Penelitian kualitatif deskriptif dimulaidari lapangan yang berdasarkan padalingkungan alami, bukan pada teori.Data dan informasi yang diperoleh darilapangan ditarik makna dan konsepnya,

melalui pemaparan secara deskriptifanalitik dan tanpa menggunakan angka,karena lebih mengutamakan prosesnya.Dalam penelitian dengan ragampendekatan kualitatif deskriptiflangkah-langkah yang dilakukan adalahdengan jelas dan spesifik. Karakteristikpenelitian kualitatif deskriptif adalahmenggunakan lingkungan alamiahsebagai sumber data, memiliki sifatdeskriptif analitik, tekanan pada prosesbukan hasil, bersifat induktif, danmengutamakan makna. (Suryana 2010)

Dalam penulisan penelitian ini, penulismengawali dengan mengumpulkan datatentang sejarah dan budaya di KotaSintang, yang kemudian digunakansebagai dasar konsep dari sebuahpenataan kawasan tepi sungai. Dasar iniselanjutnya akan didukung olehperaturan-peraturan yang berlaku, danaspek teori tentang perancangan kota(Urban Design) beserta aspek teorinya,serta teori tentang penataan kawasantepi sungai, dengan tujuan untukmemperoleh kriteria-kriteria umum,yang dapat diterapkan pada lokasipenelitian.

Kemudian dilakukan penelitiandeskriptif terhadap lokasi penelitian,yaitu dengan melakukan analisa tapakkawasan, untuk mengidentifikasikarakteristik fisik lingkungan, sertakarakter non fisik terkait sejarah, sosialdan budaya setempat di kawasan tepisungai yang ada di Kota Sintang.Tujuannya adalah untuk memperolehgambaran yang jelas tentang lokasi,tentang kelebihan dan kekurangannya,dan tentang masalah apa yang terdapatdi lokasi serta tentang apa yangkemudian diperlukan pada lokasi

Page 7: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

7

penelitian tersebut dalam kontekspenataan kawasan tepi sungainya.

Langkah selanjutnya adalah melakukananalisa data, antara data teori dan datalapangan yang telah didapat, denganmenggabungkan antara karakteristiklokasi penelitian, kondisi dankeperluannya, dengan kriteria-kriteriayang telah didapatkan dari analisa studipustaka. Adapun hasil yang ditujuadalah ditemukannya arahan dankonsep desain yang akan diterapkanpada kawasan tepi sungai di KotaSintang.

4. PEMBAHASAN

Dalam Bab ini akan dilakukan analisaterhadap tapak kawasan, yangtujuannya adalah untuk memberigambaran dan analisis terhadap kondisieksisting, sehingga dapat diketahuitentang kekurangan dan kelebihannya.Hasil identifikasi kawasan tersebut,akan dianalisa berdasar aspek UrbanDesign dan Place Identity, dengan tetapmengacu pada kriteria umum, yangtelah ditemukan pada bab tinjauanpustaka. Hasilnya akan disusun menjadikriteria khusus, dengan memasukkankonsep Senentang. Akhirnya, sebuaharahan disain yang dihasilkan, akanmenjadi acuan dalam penataan kawasantepi sungai di Kota Sintang, yang secarakhusus hanya dapat diterapkan padakawasan itu saja.

4.1. Analisis Konsep Senentang

Konsep adalah sebagai landasan atauacuan untuk memberikan arah danbatasan-batasan perancangan danperencanaan. Salah satu cara

perwujudan konsep yaitu denganAnalogi yang mengidentifikasihubungan sifat khas suatu bendadengan desain. Analogi merupakankonsep yang berdasarkan padakemiripan secara visual.

Gambar 1 menampilkan PerwujudanKonsep Senentang yang dilakukanmelalui analogi dari sungai, terdiriempat unsur yang digunakan sebagaidasar perwujudannya. Keempat unsuritu menjadi ciri bentuk atau batasandalam desain yang akan dilakukan.Transformasi Konsep Senentangtersebut terdiri dari bentuk yang berpolaradial, menggambarkan penyatuan,memiliki unsur-unsur bentuk yangberbeda, serta memadukan material airdan darat.

Namun empat unsur tersebut belummampu mewujudkan ciri dan identitasKota Sintang. Karena itu, sebagai carauntuk mewujudkannya, maka faktorsejarah kebudayaan yang memengaruhikehidupan penduduk Kota Sintangdigunakan sebagai faktor pembeda,sekaligus ciri dan unsur identitas dariSintang. Kebudayaan tersebut adalahKebudayaan Dayak, Melayu, Jawa danTionghoa.

Gambar 1. Analogi sungai

Page 8: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

8

4.2. Rencana Penataan Kawasan

Rencana pengembangan kawasantepian sungai di Kota Sintang olehPemerintah Daerah, adalah menjadikanKawasan sempadan sungai sebagaikawasan yang akan dimanfaatkansebagai Ruang Terbuka Hijau, denganmenempatkan sebuah lokasi sebagaikawasan waterfront. Hal ini sejalandengan latar belakang penelitian.Setelah mengidentifikasi kawasanpenelitian baik secara fisik maupun nonfisik, maka ditentukan sebuah rencanapenataan kawasan tepian sungai di KotaSintang dalam memanfaatkan potensisebagai kota tepian air. Kawasan akanberfungsi sebagai Ruang TerbukaHijau, yang akan menjadi ruang publikbagi penduduk Kota Sintang.

Jenis kegiatan yang diwadahi terdiridari beberapa macam, yaitu kegiatansantai, wisata, olahraga, belajar danbermain, makan dan minum, sertasebagai kawasan tempat bertemu atauberkumpul bagi masyarakat. Selainmewadahi kegiatan utama tersebut,tentunya harus didukung dengankegiatan penunjang, dari pemerintahserta pengelola.

Terdapat empat unsur pokok batasandalam kawasan yang didasari konsepSenentang, yaitu:1. Kata Tempat, diterjemahkan sebagaiPola Radial, sehingga keseluruhankawasan merupakan konfigurasi daripola radial yang diperlihatkan padaGambar 2.

Pola radial pada kawasan sebagaiterjemahan dari kata tempat, denganpertemuan dua sungai menjadi pusatdari pola tersebut. Bantaran sungaiyang secara linier menyebar dari pusatkawasan ke hulu dan hilir sungai, ditatadengan membagi kawasan menjadibeberapa bagian. Pola kegiatan didalamnya, diatur mengikuti pola aliransungai, yang mengalir dari tempattinggi ke tempat yang rendah, dengancara mengelompokkan berdasarkansifat kegiatan dan tipe pengguna yangmenjadi program kawasan tepiansungai di Sintang. Kelompok kegiatandibagi menjadi empat sifat kegiatanpengguna, yaitu kegiatan perorangan,kelompok kecil, kelompok besar dankegiatan penunjang, yang terjadipembauran ketika tiba di pusatkawasan.

2. Kata Bertemu, diterjemahkan sebagaiadanya unsur yang mampu menyatukanatau menggabungkan keseluruhankawasan, yang dapat dilihat padaGambar 3.

Gambar 2. Pola radial kawasan

Page 9: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

9

Unsur persatuan, penggabungan ataupenyatuan diterjemahkan denganadanya satu arah yang menjadi pusatorientasi kawasan. Secara keseluruhan,orientasi kawasan mengarah pada pusatdari pola radial, yaitu di tengahpertemuan dua sungai. Kemudiansecara penggal kawasan, orientasidiarahkan ke sungai, jadi diharapkanbangunan dan wujud fisik lainnya akanmemiliki nilai tampilan yang lebih baik,jika dilihat dari sungai.

Kata bertemu pada Konsep Senentanguntuk penataan kawasan tepian sungaiKota Sintang, menciptakan unsurpemersatu. Satu kegiatan yang terpusatpada pertemuan sungai, memilikilandmark sebagai identitas kawasan,adanya konektivitas dan menjadikansungai sebagai pemersatu dengan alattransportasi sungai, yaitu kapalbandung dan perahu tempel.

3. Kata Dua diartikan dengan memilikifaktor-faktor yang membedakan,sehingga diterjemahkan sebagai adanyabentuk atau sifat ruang berbeda yangberdasarkan dari empat jeniskebudayaan di Sintang, seperti padaGambar 4.

Sebagai unsur pembeda pada kawasanadalah letak kawasan darat yangterpisah oleh sungai, dan jeniskebudayaan yang berbeda, yaituKebudayaan Dayak, Melayu, Jawa danTionghoa yang penduduknya telah lamamenetap dan saling beriteraksi diSintang. Dalam wujud fisik, makabentuk dari kebudayaan yang diangkatsebagai faktor pembeda tersebutmengalami gradasi bentuk, semakinlama semakin melebur menjadi satuwujud bentuk yang merupakan sebuahbentuk baru yang menyatu, yaitu wujudbentuk Senentang.

4. Kata Sungai adalah merujuk padakeseluruhan struktur sungai sehinggakemudian diterjemahkan denganmemadukan elemen air dan darat ataumengkombinasikan penggunaan airpada kawasan darat dan terdapat fungsidarat di atas kawasan air, yangdiperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 3. Pola orientasi kawasan Gambar 4. Gradasi bentuk kebudayaan

Page 10: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

10

Pada kawasan air sungai, perwujudankonsep diterjemahkan sebagai sebuahpanggung pertunjukkan, yang terletaktepat di tengah pertemuan dua sungai,yaitu Sungai Kapuas dan SungaiMelawi.

4.3. Rencana Pelindung Tebing Sungai

Untuk menentukan bangunan pelindungtebing sungai yang sesuai pada kawasanpenelitian ini, adalah mendapatkan datamengenai kondisi eksisting yangdiperoleh dari pengamatan langsung.Selanjutnya adalah dengan berdasarpada aspek teori sungai dan bangunanpelindung tebingnya, data tersebut akanditunjang dengan faktor sejarah padasungai di Kota Sintang ini, termasukdalam konteks sejarah, mengenai apayang telah dilakukan oleh pendudukdalam mensiasati kondisi sungai.Sasaran akhir dalam sub bab ini adalahmenghasilkan sebuah arahan mengenaibagaimana Konsep Senentang berbicaramengenai bangunan pelindung tebingsungai di Kota Sintang.

Bentuk Sungai Kapuas dan SungaiMelawi adalah berupa meander, yaituberbentuk sebuah alur, dengan kelokan

yang khas, oleh karena adanyapengendapan. Proses meander terjadipada bagian tepi dari kelokan sungaiyang dipengaruhi oleh cepat ataulambatnya aliran air sungai. Padabagian sungai yang alirannya cepatakan terjadi pengikisan, kemudian padabagian lain dari tepi sungai yangalirannya lambat akan terjadipengendapan. Gambar 6 merupakanvisualisasi menunjukkan pola aliransungai yang terjadi, serta lokasi dimanatebing sungai mengalami erosi dansedimentasi. Dampak aliran air bagitebing sungai di kawasan penelitian,dapat terlihat dengan jelas ketikamusim kemarau.

Konsep Senentang adalah sebuahkonsep yang didasari oleh prosessejarah. Dan dalam sejarah tersebut,yang menjadi pokok acuan adalahtentang aspek kondisi sungai yangmengalir di Sintang, karena Senentangsesungguhnya merujuk pada kondisitersebut. Penduduk Sintang memilikicara tersendiri dalam mensiasati kondisisungai. Hal ini dapat dilihat padaGambar 7 (KITLV dalam Fienieg,2007) yang merupakan sebuah hasildokumentasi mengenai kondisi tepisungai di Sintang sebelum Tahun 1880.

Gambar 7. Sintang sebelum Tahun 1880(KITLV dalam Fienieg, 2007)

Gambar 5. Rencana pusat kegiatan

Page 11: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

11

Berdasar dokumentasi tersebut, terlihatbahwa pada kawasan tepian sungai diKota Sintang, terdapat tiga hal, yaitupertama kawasan dipenuhi olehpepohonan maupun tumbuhan lain,kedua terdapat rumah yang dibangundengan konstruksi panggung, dan yangketiga adalah rumah/km/wc (lanting)yang dibangunan dengan konstruksiapung di atas sungai.Dari tiga hal itu, terlihat bahwapenduduk Sintang ketika itu berusahamenyesuaikan dengan lingkungannnya.Mereka memanfaatkan tumbuhan danmenghindari banjir dengan rumahpanggung, serta menyesuaikan tinggiair dengan rumah apung.Konsep dasar dari bioengineeringadalah memanfaatkan tanaman sebagaipelindung tebing sungai, denganmenggabungkan beberapa materialyang dapat saling menunjang dalamsebuah skema penyusunan. Kemudiandengan tujuan menjaga kekuatan tebingsungai pada kawasan penelitian, dapatdimulai dengan menanam tanaman ataupohon yang berasal dari kawasansetempat. Berdasar hasil wawancara,dapat dilakukan dengan menanampohon Sengkuang atau Bungur, yangmerupakan tumbuhan lokal yang biasaditemui pada kawasan tepian sungai.

Untuk menambah perkuatan danmelindungi tebing sungai dan bangunanpelindung tebing yang ada, yang perludilakukan adalah mengurangi dampakdari aliran air sungai, dengan caramengatur arah aliran. Terdapat jenisbangunan pelindung, yang melindungitebing sungai secara tidak langsung.Dalam penelitian ini, bangunanpelindung tebing sungai yang menjadi

pilihan adalah Krib, denganpertimbangan sebagai berikut:1. Dapat menurunkan kemampuan erositebing dengan biaya yang lebih murahdibandingkan dengan revetment daririprap, karena hanya dipasang padalokasi-lokasi tertentu.2. Dengan mengalihkan aliran menjauhitebing menyebabkan terjadinyapengendapan, sehinga akan lebih efektifdalam mencegah erosi dibandingkanrevetment.

Dengan adanya konstruksi tambahanberupa krib dalam melindungi tebingsungai di kawasan penelitian, makaarus sungai yang sebelumnya langsungbergesekan dengan tebing danpelindung tebing yang telah ada, akanberkurang dan diharapkan semakinmemperkokoh kondisi tebing sungaitersebut.

Selanjutnya dalam menyesuaikandengan kondisi air sungai, bangunankonstruksi panggung dan konstruksiapung juga termasuk dalam sebuahusaha melindungi tebing sungai dengantidak secara langsung. Karena dengankonstruksi tersebut, akan lebih baikdala mempertahankan kekuatan tanahdibandingkan dengan membangundengan mengurug tanah terlebihdahulu. Maka kedua jenis bangunantersebut juga termasuk dalam caramelindungi tebing sungai berdasarKonsep Senentang.

Konstruksi panggung merupakan halyang biasa dilakukan dan salah satukebudayaan dari penduduk Sintangyang menghuni kawasan tepi sungai.Dapat dilihat dari bentuk bangunanyang ada di kawasan tepian sungai,

Page 12: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

12

hampir secara keseluruhan merupakanbangunan dengan konstruksi panggung.Hal ini untuk mensiasati kondisi airsungai yang sewaktu-waktu dapatbanjir, juga dapat menjadi faktorpendukung untuk mempertahankankekuatan tanah di tepi sungai. Karenapembangunan yang berorientasidaratan, dibangun dengan caramenimbun (mengurug) lahan yangseharusnya menjadi kawasan untukmenampung air, mengakibatkan airtidak dapat diresap dengan baik danterus menerus berada di atas lapisantanah.Konstruksi apung didefinisikan sebagaikonstruksi yang dibangun di atas air,dengan kondisi beban struktur yangsama atau kurang dari kekuatan angkatair yang membantu dalam mengapung.Ada dua jenis konstruksi apung, jenisyang pertama adalah konstruksi yangmengapung permanen di atas air,selanjutnya yang kedua adalahkonstruksi yang mengapung hanyaketika saat banjir, dibangun di atastanah yang sewaktu-waktu dapatmengalami banjir.

Konstruksi apung tidak memerlukanpondasi dan didasarkan pada prinsipdaya apung. Hal ini membuat dasarstruktur harus sedemikian rupasehingga selain membantu dalammengapung, juga mampu menahanbeban dari konstruksi itu sendiri sertabeban bergerak dan lainnya. Konstruksiapung dapat dibangun di atas kapal,pipa berongga, bantalan ringan danbahan sejenis yang membantu dalammengapung serta menahan beban.

4.4. Arahan Penataan Kawasan

kriteria yang dihasilkan, diterjemahkandalam program kegiatan dan penggunakawasan. Program tersebut ditataberdasarkan konfigurasi radial dalamgaris linier, dan disusun seperti pola airyang mengalir, seperti Gambar 8.Selain program bagi pengguna dan jeniskegiatan, disusun kriteria program bagipenataan fisik kawasan. Adapuncakupan program fisik kawasan initelah dibatasi pada ruang lingkuppenelitian, yang terlihat pada Gambar 9,dan Gambar 10.

Gambar 8. Diagram Pola Kegiatan

Gambar 9. Program pada fasad dan aksesoris

Page 13: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

13

5. KESIMPULAN

Gambar 10. Program fisik pada kawasan

Page 14: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

14

Sintang adalah sebuah kota yang eratkaitannya dengan kondisi alamiahaliran dua sungai, yaitu Sungai Kapuasdan Sungai Melawi, yang mengalir danbertemu kemudian terus melintasikawasan daratnya. Kata Sintangmemiliki pengertian sebagai sebuahtempat bertemunya dua sungai, olehkarena itu dalam menentukan IdentitasKawasan (Place Identity) pada tepiansungai di Kota Sintang, penulismengacu pada kata tersebut, yangmerupakan sebutan mula-mula untukkota itu, yaitu Senentang.

Makna sejarah yang dimiliki kawasanSenentang, ditunjang dengan potensialam yang dapat dikembangkan lebihlanjut. Meskipun tidak selalu, bahwasebuah kawasan darat yangberhubungan langsung dengan aliransungai, tentu memiliki potensi alamyang lebih bervariasi jika dibandingkandengan kawasan yang berupa satuhamparan daratan saja. Selanjutnyadalam mengungkap konsep Senentang,kita harus masuk ke dalam cakupankondisi sungai dan sejarah yang terjadi.Hal ini akan memperlihatkan tentangkejadian masa lalu, yaitu tentangbagaimana penduduk Sintang mula-mula, tinggal dan beraktivitas, denganmenyesuaikan diri terhadap air sungai.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini, penulismengajukan arahan dalam penataankawasan tepi sungai di Kota Sintangdengan bentuk dapat menyesuaikanperubahan naik dan turunnya muka airsungai yang mengalir melintasi kota.Arahan yang berdasarkan pada konsep

Senentang tersebut mencakup wadahkegiatan pengguna dan jenis bangunanpelindung tebing sungai. Dengan halitu, maka perkembangan Kota Sintangselanjutnya dapat bertumbuh selarasdengan kondisi alamiah sungainya.

Senentang tidak sebatas pada sebuahkonsep yang hanya membahas kondisifisik kawasan saja, namun didalamnyaterkandung pesan tentang bagaimanamanusia sebagai pengguna kawasandapat memahami maknanya. Denganperbedaan latar belakang kebudayaanantar kelompok manusia, konsepSenentang mengalirkan pikiran kitaagar belajar tentang kebersamaan tanpamempermasalahakan perbedaan.

Karena jika sebuah tempat bertemunyadua aliran sungai yang berbeda itu,ternyata dapat membentuk satulingkungan yang berguna bagikehidupan makhluk hidup, maka tidaksalah jika konsep Senentangmembentuk Identitas Sintang menjadisebuah wadah yang di dalamnyamanusia dapat hidup penuh dengan rasakebersamaan. Dan demikian itulah yangmerupakan intisari dari maknaSenentang.

5.2. Rekomendasi

Hasil penelitian ini, berupa konsep danarahan penataan kawasan tepi sungai diKota Sintang yang berdasar padakonsep Senentang, dapat menjadirefensi untuk pengembangan penataankawasan tepi sungai sintangselanjutnya. Kemudian setelahpenelitian ini diselesaikan, terdapatbeberapa rekomendasi yang perlu untukdiperhatikan, yaitu:

Page 15: PENATAAN KAWASAN TEPI SUNGAI DI KOTA SINTANG DARI ...

15

1. Perlu adanya penelitian yang lebihmendalam tentang arti kata Senentang,sehingga memiliki dasar yang lebihkuat ketika menterjemahkannya dalamsebuah konsep.2. Dalam aspek bangunan pelindungtebing sungai, perlu diketahuikarakteristik erosi melalui evualuasidetail berdasarkan data yang cukup,serta identifikasi dan perkiraan tentangmekanisme yang terjadi, untukmengetahui faktor-faktor penyebabnya.Sehingga akhirnya dapat diketahuimetode dan jenis perlindungan tebingyang sesuai.3. Kemudian bahwa sejak puluhantahun yang lalu penduduk menanampohon mangga dan pohon jenis lainpada kawasan tepi sungai. Akarmangga termasuk dalam jenis akartunggang, dimana akar tersebut mampumencengkeram tanah sehingga tanahtidak mudah longsor. Maka perlukegiatan menambah pohon pada lokasitertentu untuk mempertahankanperkuatan tebingnya. Adapun alternatifpilihan adalah pohon Bungur dan pohonSengkuang yang merupakan tanamansetempat.

Daftar PustakaBadan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah, 2006, Revisi RencanaDetail Tata Ruang Kota SintangTahun 2007-2012, Sintang.

Badan Standarisasi Nasional, 2016,Tata Cara Perencanaan Krib diSungai - Bagian 1: PerencanaanUmum, Jakarta.

Carmona, M., and Steve T., 2007,Urban Design Reader, Oxford.

Darmadi, Hamid, 2016, Desember,Dayak Asal-Usul danPenyebarannya di Bumi Borneo,

Jurnal Pendidikan Sosial SosialHorizon Vol. 3 (2) Hal. 322-340.

Fienieg, Anouk, 2007, Sejarah SintangThe History of Sintang,Amsterdam.

Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat, 2015,Peraturan Menteri PekerjaanUmum dan Perumahan RakyatNomor 28/PRT/M/2015 Tahun2008 tentang Penetapan GarisSempadan Sungai dan GarisSempadan Danau, Jakarta.

Lynch, Kevin, 1960, The Image of TheCity, Cambridge, Massachusetts.

Pemerintah Kabupaten Sintang, 2015,Peraturan Daerah KabupatenSintang Nomor 11 Tahun 2015tentang Penetapan Hari JadiKabupaten Sintang, Sintang.

Riverlife, 2009, A Guide To RiverfrontDevelopment ConnectingCommunities to the Water,Pittsburgh.

Salmani, 2013, Bahan Ajar TeknologiPengaman Sungai, Banjarmasin.

Shirvani, Hamid., 1985, The UrbanDesign Process, New York.

Singarimbun, Masri, 1991, BeberapaAspek Kehidupan MasyarakatDayak, Jurnal Humaniora No. 3Hal. 139-151.

Suryana, 2010, Metodologi PenelitianModel Praktis PenelitianKuantitatif dan Kualitatif, Jakarta

Trancik, Roger, 1986, Finding LostSpaces: Theories of UrbanDesign, USA.