Top Banner
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PAYANG DI PELABUHANRATU SUKABUMI OLEH : NAMA : NANA ISKANDAR NIS : 103015424609011
29

Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

Jun 29, 2015

Download

Documents

Nana Iskandar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGANPENANGKAPAN IKAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PAYANGDI PELABUHANRATU SUKABUMI

OLEH :NAMA : NANA ISKANDAR

NIS : 103015424609011

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBER DAYA DAN PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR2010 – 2011

Page 2: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

JUDUL : ‘’PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PAYANG’’

NAMA : NANA ISKANDAR

PROGRAM STUDI : PEMANFAATAN SUMBER DAYA DAN PERIKANAN

Cianjur, Desember 2010

Mengetahui,

Erwin Wiguna.S.Pi, MMNIDN :

Page 3: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan praktek , beserta Laporannya. Laporan ini dibuat untuk mengkaji dan mempelajari penangkapan ikan, yang dimana terkait dalam mata kuliyah Bahan alat tangkap perikanan, Bilogi perikanan, Oseanografi umum, dalam Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya dan Perikanan di Fakultas Pertanian Universitas Suryakancana Cianjur. Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan yang di lakukan selama mengikuti Praktek Lapangan di Stasiun Lapangan Institut Pertanian Bogor ( IPB ), yang dilaksanakan selama 1 (Satu) hari dengan judul “Penagkapan ikan” Selama pelaksanaan praktek lapangan dan penyusunan laporan ini, penulis tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penulis banyak berterima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Erwin Wiguna, S.Pi, M.M, selaku Ketua Program Studi Pemanfataan Sumberdaya dan Perikanan.

2. Bapak R.Selfi Nendris Sulistiawan, S.Pi, selaku dosen terkait dalam mata kuliyah Biologi Perikanan.

3. Seluruh staf /pegawai Pelabuhan Nusantara Pelabuhan Ratu Sukabumi, selaku kordinator lapangan yang telah senantiasa memberikan informasi dan motivasi kepada semua pihak khususnya mahasiswa.

4. Kedua Orang tua dan kakak yang telah memberikan baik dorongan material maupun spiritual, sehingga dapat rerselesaikanya pembuatan laporan ini.

5. Rekan – rekan seperjuangan, baik tingkat kelas maupun adik kelas Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya dan Perikanan.

6. Semua Nelayan, selaku tenaga teknis di lapangan yang senantiasa membantu dalam pelaksanaan praktek.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan selanjutnya.

Cianjur, Desember 2010

Penulis

!

Page 4: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………11.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Lapangan…………………………………………………………………….…21.3 Manfaat Praktek Lapangan………………………………………………………………………………………...22. PEMBAHASAN2.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………………………………………………….……32.2 Eksplorasi Pelabuhan Perikanan…………………………………………………………………………….…..32.3 Eksplorasi Penangkapan Ikan……………………………………………………………………………………..53. BAHAN ALAT TANGKAP PERIKANAN3.1 Prospektif Alat Tangkap Payang…………………………………………………………………………………63.2 Pendeskrifsian Alat Tankap Payang…………………………………………………..……………………….63.3 Kontruksi Alat Tangkap Payang………………………………………………………………………………….63.4 Karakteristrik Alat Tangkap Payang………………………………………………………………………..….73.5 Rancang Bangun Alat Tangkap Payang……………………………………………………………………….83.6 Spesipikasi Alat Tangkap Payang…………………………………………………………………………….….93.7 Teknik Oprasi Alat Tangkap Payang………………………………………………………………………..….93.8 Alat Bantu Penangkapan……………………………………………………………………………………..…….104. PENGANTAR PERIKANAN TANGKAP4.1 Karakteristrik Daerah Penangkapan Ikan…………………………………………………………….……..114.2 Daerah Penangkapan Ikan……………………………………………………………………………………….…114.3 Hal – hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Ikan…………………….…….…….115. OSENOGRAFI5.1 Faktor Utama Yang Mempengaruhi Daerah Penangkapan Ikan………………………….….….126. BIOLOGI PERIAKANAN6.1 Hasil Tangkapan…………………………………………………………………………………………….………….167. KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………….177.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan dan kelautan di Indonesia, khususnya subsektor perikanan merupakan salah satu subsektor ekonomi kemasyarakatan yang cukup berperanpenting dalam pengembangan ekonomi nasional serta mampu menyerap tenaga kerja. Subsektor perikanan terdiri dari bebarapa kegiatan ekonomi, yaitu penangkapan ikan di laut, budidaya perikanan (laut, tambak dan air tawar), pengolahan hasil perikanan dan pemasaran. Disamping itu kegiatan perikanan menyebabkan tumbuh dan berkembangnya berbagai industri sebagai penunjang kegiatan pokok, seperti industri jaring, industri kapal penangkap ikan modern dan kapal penangkap ikan tradisional, pabrik pakan ikan dan lain sebagainya. Lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maupun wujud nyata dari kehendak seluruh rakyat Indonesia untuk melaksanakan cita-cita Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Pasal 4 (1) No. 22 tahun 1999 menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dibentuk dan disusun Daerah Provinsi, dan Kota yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Penetapan lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu yang berada di kota Pelabuhanratu pada posisi 7o LS dan 106,8o BB dengan pertimbangan bahwa :

1. Lokasi ini menghadap Samudera Hindia yang merupakan daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang paling dekat dari Pelabuhanratu dan kondisi potensi ikan pelagis besar seperti tuna dan cakalang masih cukup potensial untuk dieksploitasi.

2. Lokasi ini sudah sejak lama menjadi tempat pendaratan kapal nelayan setempat dan merupakan perkampungan nelayan.

3. Dekat dengan daerah pemasaran Jakarta dan Bandung, kalau ditempuh melalui jalan darat hanya memerlukan waktu 3-4 jam dan melalui pendinginan, ikan dapat diekspor melalui Jakarta.

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu telah mengikuti kaedah proses pembangunan yakni survey, identification, design, construction, operation and maintenance (SIDCOM). Studi kelayakan dan penyusunan Master Plan telah dilakukan oleh konsultan Rogge Marine Enginering Consultant GmBh (Jerman) , desain rancang bangun pembangunan tahap I telah dilakukan oleh Konsultan PT. Tri Patra dan pembangunan fisiknya dilakukan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan dan selesai serta telah diresmikan operasionalnya oleh Presiden RI tanggal 18 Pebruari 1993.

1

Page 6: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Lapangan Tujuan dari Pelaksanaan Praktek Lapangan ini, yaitu :

1. Melatih Mahasiswa untuk menghayati kehidupan masyarakat, khususnya yang bergerak Agribisnis / Agroindustri guna menanamkan jiwa wirausaha.

2. Melatih Mahasiswa untuk menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya nelayan agar dapat menjadi mitra usaha yang mampu menyebarkan teknologi Perikanan.

3. Membina Kerjasama UNSUR, khususnya Fakultas Pertanian dengan Lembaga Pemerintahan atau swasta terutama nelayan untuk mewujudkan Fakultas Pertanian sebagai sentral pembangunan pembangunan bagi masyarakat sekitarnya.

4. Melatih Mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan keterampilan mendaya gunakan sumber daya ekonomi secara efesien dan berwawasan lingkungan.

1.3 Manfaat Praktek Lapangan Manfaat yang dirasakan selama Praktek Lapangan ini, yaitu :

1. Mahasiswa dapat beradaptasi dan berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat.

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori – teori yang di dapat di bangku kuliyah dengan kenyataan di lapangan.

3. Mahasiswa dapat menggali ilmu pengtahuan dari kegiatan praktek lapangan.4. Mahasiswa dapat menghayati dalam bidang usaha khususnya dalam usaha

biadang penangkapan ikan

2

Page 7: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

2. PEMBAHASAN2.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktek lapangan ini di lakasanakan selama 1 ( hari ) hari, pada tanggal 29 – 30 November 2010. Pelaksanaan praktek lapangan ini bertempat di Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi

2.2 Eksplorasi Pelabuhan Perikanan PPN Pelabuhanratu nulai dioperasikan pada tahubn 1993. Sejak pngembangannya pada periode tahun 1993-2008, PPN Pelabuharatu telah mengalami dua tahan pembangunan, yaitu pembangunan tahap pertama pada tahun 1993 dan beroperasi sampai tahun 2002, kemudian pembangunan tahap kedua selama periode tahun 2003-2005, yang merupakan pengembangan pembangunan tahan pertama. Pembangunan pelabuhan perikanan tahan pertama ditujukan untuk menunjang aktivitas perikanan terutama untuk menangkap ikan dengan ukuran kapal sampai 30 GT dan pembangunan pelabuhan perikanan tahan kedua untuk menunjang aktivitas kapal berukuran 30 GT sampai dengan 150 GT.Fungsi pokok PPN Pelabuhanratu adalah sebagai prasarana pendukung aktivitas nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut, penanganan dan pengolahan hasil ikan tangkapan, dan pemasaran serta sebagai tempat untuk melakukan pengawasan kapal ikan. Berdasarkan fungsi itu maka tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh pelabuhan ini adalah dengan pelayanan yang diberikan diharapkan produktivitas kapal dan pendapatan nelayan meningkat.

2.2.1 Aktivitas Utama di PelabuhanPelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu direncanakan untuk melayani kapal-kapal perikanan yang berukuran lebih dari 60 GT yang beroperasi di perairan Nusantara dan Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Sedangkan PPN Pelabuhanratu memiliki sarana pemasaran dan distribusi ikan berupa TPI dan pasar ikan dan areal industri untuk menampung kegiatan pengepakan dan pengolahan ikan. Kebutuhan fasilitas bagi PPN Pelabuhanratu disesuaikan dengan pola kegiatan operasional pelabuhan perikanan yang meliputi :

1. Kegiatan oprasional di laut :a) Penangkapan ikan di laut (fishing ground),b) Pendaratan di dermaga bongkar (landing),c) Pelayanan di dermaga muat (servicing),d) Perawatan dan perbaikan (maintenance and repairs),e) Tembat labuh dan istirahat (berthing).

2. Kegiatan operasional di darat:a) Pelelangan (auctioning),b) Penyortiran dan pengepakan (sorting & packing),c) Pengolahan (processing),

3

Page 8: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

d) Pengangkutan (transportation),e) Pemasaran (marketing).

Pada hakekatnya pelabuhan perikanan merupakan basis utama kegiatan industri perikanan tangkap yang diharapkan dapat menjamin suksesnya aktivitas usaha perikanan tangkap di laut. Pelabuhan perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di darat dan di laut ke dalam suatu sistem usaha dan berdaya guna tinggi.

2.2.2 Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung PelabuhanA. Fasilitas Utama

Merupakan fasilitas yang harus ada dan berfungsi untuk melindungi pelabuhan inidari gangguan alam, tempat membongkar ikan hasil tangkapan dan memuat perbekalan, serta tempat tambat labuh kapal - kapal penangkap ikan. Fasilitas utama ini meliputi:

1) Dermaga sepanjang 500 m, terdiri dari dermaga tambat kapal-kapal 5-20 GT sepanjang 120 m,

2) kapal 20-30 GT sepanjang 90 m dan kapal 30 -100 GT sepanjang 100 m. Dermaga bongkar ikan sepanjang 93 m dan dermaga servicing 106 m.

3) Kolam 3 Ha dengan variasi kedalaman 3 m, 2,5 m dan 2m.4) Penahan gelombang bagian barat 294 m dan bagian utara 125 m.5) Jaringan drainase.6) Rambu navigasi.

B. Fasilitas PendukungMerupakan fasilitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan dan manfaat langsung yang diperlukan untuk kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan.Fasilitas pendukung ini terdiri dari :

1) Fasilitas pemasaran dan distribusi hasil perikanan.2) Tempat pelelangan ikan, pasar ikan, gudang keranjang.3) Fasilitas perbekalan : tangki BBM dan tangki air.4) Fasilitas pemeliharaan/perbaikan : gedung utility, tempat

perbaikan jaring, dok/galangan kapal,5) Fasilitas pengolahan: cold storage.Kantor, Balai pertemuan

nelayan, instalasi listrik, sarana komunikasi radio SSB/all band, telepon, fax dan internet, gardu jaga WC umum.

4

Page 9: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

2.3 Eksplorasi Penangkapan Ikan Usaha penangkapan ikan merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya alam laut yang berupa ikan dan hasil laut lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan (komersil), agar produksi ikan meningkat maka harus dilakukan peningkatan hasil produksi akan tetapi kegiatan peningkatan produksi akan menghasilkan dampak yang positif dan negatif, positifnya adalah adanya peningkatan produksi yang dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak dari sebelumnya. Dampak negatif adalah apabila intensitas penangkapan yang dilakukan tidak seimbang dengan potensi sumberdaya ikan akan terjadi pengurangan stok dan pada akhirnya akan terjadi penurunan produksi hasil tangkapan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan maka sebelum diadakannya kegiatan peningkatan produksi seharusnya memikirkan kegiatan pengelolaan laut. Tindakan pengelolaan membutuhkan adanya informasi tentang potensi lestari sumberdaya ikan secara ekonomi yang menjadi tujuan penangkapan serta jumlah alat penangkapan ikan yang optimal, kegiatan ini harus ditempuh agar ikan tangkapan tidak mengelami kelangkaan sehingga produksi ikan dapat berlangsung secara terus menerus.

5

Page 10: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

3. BAHAN ALAT TANGKAP PERIKANAN3.1 Prospektif Alat Tangkap Payang

Setelah dikeluarkannya KEPRES tentang pelarangan penggunaan alat tangkap Trawl di Indonesia tahun 1980, maka payang banyak dipilih nelayan untuk menangkap ikan demersal, karena dilihat dari fungsi dan hasil tangkapannya, payang ini hampir memiliki kesamaan dengan jaring trawl.

3.2 Pendeskrifsian Alat Tankap PayangAlat tangkap payang merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan demersal yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dam pemberat.

3.3 Kontruksi Alat Tangkap PayangDari segi bentuk (konstruksi) cantrang ini terdiri dari bagian-bagian :

1. Kantong (Cod End)Kantong merupakan bagaian dari jarring yang merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan. Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak mudah lolos (terlepas).

2. Badan (Body)Merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak antara sayap dan kantong. Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap dan kantong untuk menampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum masuk ke dalam kantong. Badan tediri atas bagian-bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda.

3. Sayap (Wing).Sayap atau kaki adalah bagian jaring yang merupakan sambungan atau perpanjangan badan sampai tali salambar. Fungsi sayap adalah untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam kantong.

4. Mulut (Mouth)Alat cantrang memiliki bibir atas dan bibir bawah yang berkedudukan sama. Pada mulut jaring terdapat:

a) Pelampung (float)tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap cantrang yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.

b) Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus.

6

Page 11: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

c) Tali Ris Atas (Head Rope) : berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan pelampung.

d) Tali Ris Bawah (Ground Rope) : berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.

e) Tali Penarik (Warp) :Berfungsi untuk menarik jarring selama di operasikan.

3.4 Karakteristrik Alat Tangkap PayangMenurut George et al, (1953) dalam Subani dan Barus (1989). Dilihat dari bentuknya alat tangkap payang tetapi ukurannya lebih kecil. Dilihat dari fungsi dan hasil tangkapan yang menyerupai trawl yaitu untuk menangkap sumberdaya perikanan demersal terutama ikan dan udang, tetapi bentuknya lebih sederhana dan pada waktu penangkapannya hanya menggunakan perahu layar atau kapal motor kecil sampai sedang. Kemudian bagian bibir atas dan bibir bawah pada payang berukuran sama panjang atau kurang lebih demikian. Panjang jarring mulai dari ujung belakang kantong sampai pada ujung kaki sekitar 8-12 m.

Adapun bahan dan spesifikasinya, yaitu sebagai berikut :1) Kantong : Bahan terbuat dari polyethylene. Ukuran mata jaring pada bagian

kantong 1 inchi.2) Badan : Terbuat dari polyethylene dan ukuran mata jaring minimum 1,5 inchi.3) Sayap : Sayap terbuat dari polyethylene dengan ukuran mata jaring sebesar 5

inchi.4) Pemberat : Bahan pemberat terbuat dari timah atau bahan lain.5) Tali ris atas : Terbuat dari tali dengan bahan polyethylene.6) Tali ris bawah : Terbuat dari tali dengan bahan polyethylene.7) Tali penarik : Terbuat dari tali dengan bahan polyethylene dengan diameter 1

inchi.

7

Page 12: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

3.5 Rancang Bangun Alat Tangkap PayangRancang Bangun Desain bentuk baku konstruksi pukat kantong payang berbadan jaring

Gambar 1. Desain bentuk baku konstruksi pukat kantong payang berbadan jarring panjang

Keterangan gambar :a. Panjang Bagian – Bagian Jaring 2) Lebar Bagian – Bagian Jaringb. Panjang tali ris atas : l a) Keliling mulut jaring : ac. Panjang tali ris bawah : m b) Setengah keliling mulut jaring : hd. Keliling mulut jaring : a c) Lebar ujung depan bagian sayap atas : g2e. Panjang total jaring :b d) Lebar ujung belakang bagian sayap atas : g1f. Panjang bagian sayap atas : c e) Lebar ujung depan bagian sayap bawah : h2g. Panjang bagian sayap bawah : d f) Lebar ujung belakang bagian sayap bawah :

hlh. Panjang bagian medan jaring bawah (bosoom) : Bsm g) Jarak ujung-ujung

belakang sayap atas : g”i. Panjang bagian badan : e h) Jarak ujung-ujung belakang sayap bawah : h”

8

Page 13: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

j. Panjang bagian kantong : f i) Lebar ujung depan bagian bosoom : h’k. Lebar ujung belakang bagian bosoom : h1’l. Lebar ujung depan bagian badan : m. Lebar ujung belakang bagian badan : i1n. Lebar ujung depan bagian kantong : jo. Lebar ujung belakang bagian kantong

3.6 Spesipikasi Alat Tangkap Payang1) Mesh size : 20-25 cm2) Float : 1.5 meter3) Singker Line : 600 meter4) Jumlah Float : 5) Mesh size sayap : 1.5 inchi6) Pemberat : 1 Kw ( a6 =1/2 ) buah 7) Dalam Jaring : 45 Meter

3.7 Teknik Oprasi Alat Tangkap Payang1) Persiapan

Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jaring.

2) Penurunan jaring (setting)Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.Untuk mendapatkan luas area sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran jaring dengan membentuk lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai dengan penurunan pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan tali selambar pada saat akan dilakukan hauling. Setelah pelampung tanda diturunkan kemudian tali salambar kanan diturunkan → sayap sebelah kanan → badan sebelah kanan → kantong → badan sebelah kiri → sayap sebelah kiri → salah satu ujung tali salambar kiri yang tidak terikat dengan sayap dililitkan pada gardan sebelah kiri. Pada saat melakukan setting kapal bergerak melingkar menuju pelampung tanda.

9

Page 14: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

3) Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam ± 10 menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga, selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jaring.Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal → tali salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah kanan → mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan → jaring mulai ditarik → tali salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal → sayap jaring naik keatas kapal → mesin gardan dimatikan → bagian jaring sebelah kiri dipindahkan kesebelah kanan kapal → jaring ditarik keatas kapal → badan jaring → kantong yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.

3.8 Alat Bantu PenangkapanAlat bantu penangkapan payang adalah GARDEN. (Mohammad et al. 1997) dengan alat bantu garden untuk menarik warp memungkinkan penarikan jaring lebih cepat. Penggunaan garden tersebut dimaksudkan agar pekerjaan anak buah kapal (ABK) lebih ringan, disamping lebih banyak ikan yang terjaring sebagai hasil tangkapan dapat lebih ditingkatkan.Gardanisasi alat tangkap cantrang telah membuka peluang baru bagi perkembangan penangkapan ikan, yaitu dengan pemakaian mesin kapal dan ukuran jaring yang lebih besar untuk di operasikan di perairan yang lebih luas dan lebih dalam.

10

Page 15: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

4. PENGANTAR PERIKANAN TANGKAP4.1 Karakteristrik Daerah Penangkapan

Daerah operasi penangkapan gillnet dan rawai/longline berada di perairan selatan Jawa terbentang dari selatan Binuangeun di bagian barat sampai ke perairan sebelah selatan Ujung Genteng di sebelah timur, meliputi wilayah laut yang dibatasi oleh garis lintang antara 07˚0 dan 07˚2 LS. Garis bujur antara 105˚1 dan 106˚00΄ BT. Daerah 0́0́0́ 0́� 0́� 0́�

penangkapan tersebut memiliki banyak sumberdaya ikan pelagis besar seperti cakalang, tuna, dan tongkol yang memang hidup di perairan dengan kedalaman berkisar antara 50 sampai dengan 200 meter (Dirjenkan, 1994).

4.2 Daerah Penangkapan IkanLangkah awal dalam pengperasian alat tangkap ini adalah mencari daerah penangkapan (Fishing Ground). Menurut Damanhuri (1980), suatau perairan dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan yang baik apabila memenuhi persyaratan dibawah ini:

a) Di daerah tersebut terdapat ikan yang melimpah sepanjang tahun.b) Alat tangkap dapat dioperasikan denagn mudah dan sempurna.Lokasi tidak jauh

dari pelabuhan sehingga mudah dijangkau oleh perahu.c) Keadaan daerahnya aman, tidak biasa dilalui angin kencang dan bukan daerah

badai yang membahayakan.Penentuan daerah penangkapan dengan alat tangkap Payang hampir sama dengan Bottom Trawl. Menurut Ayodhyoa (1975), syarat-syarat Fishing Ground bagi bottom trawl antara lain adalah sebagai berikut:

a) Karena jaring ditarik pada dasar laut, maka perlu jika dasar laut tersebut terdiri dari pasir ataupun Lumpur, tidak berbatu karang, tidak terdapat benda-benda yang mungkin akan menyangkut ketika jaring ditarik, misalnya kapal yang tengelam, bekas-bekas tiang dan sebagainya.

b) Dasar perairan mendatar, tidak terdapat perbedaan depth yang sangat menyolok.Perairan mempunyai daya produktivitas yang besar serta resources yang melimpah.

4.3 Hal – hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Ikana) Kecepatan dalam menarik jaring pada waktu operasi penangkapan. b) Arus : Arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya

akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.

c) Arah angin : Arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal pada saat operasi penangkapan dilakukan

11

Page 16: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

5. OSEANOGRAFI UMUM5.1 Faktor Utama Yang Mempengaruhi Daerah Penangkapan Ikan

a) Suhu air LautPengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut. Perubahan suhu jangka panjang dapat mempengaruhi perpindahan tempat pemijahan (spawning ground) dan fishing ground secara periodik (Reddy, 1993). Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat

radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas

sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan

tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang homogen. Oleh sebab itu

lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan homogen. Karena adanya pengaruh

arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal lagi. Di perairan dangkal

lapisan homogen ini sampai ke dasar.

Lapisan permukaan laut yang hangat terpisah dari lapisan dalam yang dingin oleh

lapisan tipis dengan perubahan suhu yang cepat yang disebut termoklin atau

lapisan diskontinuitas suhu. Suhu pada lapisan permukaan adalah seragam karena

percampuran oleh angin dan gelombang sehingga lapisan ini dikenal sebagai

lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer mendukung kehidupan ikan-ikan

pelagis, secara pasif mengapungkan plankton, telur ikan, dan larva, sementara

lapisan air dingin di bawah termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik

dan hewan laut dalam (Reddy, 1993).

12

Page 17: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

Nontji (1993) menyatakan bahwa pada saat terjadi penaikan massa air

(upwelling), lapisan termoklin ini bergerak ke atas dan gradiennya menjadi tidak

terlalu tajam sehingga massa air yang kaya zat hara dari lapisan dalam naik ke

lapisan atas. Fluktuasi jangka pendek dari kedalaman termoklin dipengaruhi oleh

pergerakan permukaan, pasang surut, dan arus. Di bawah lapisan termoklin suhu

menurun secara perlahan-lahan dengan bertambahnya kedalaman. Wyrtki

(1961),mengatakan bahwa kedalaman termoklin di dalam lautan Hindia mencapai

120 meter. Menuju ke selatan di daerah arus equatorial selatan, kedalaman

termoklin mencapai 140 meter.

b) Pengaruh ArusIkan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang di pengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada pada organisme yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus. (Reddy, 1993). Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada pada tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddi (melalui rantai makanan). (Reddy, 1993).

13

Page 18: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

c) SalinitasSalinitas didefinisikan sebagai jumlah berat garam yang terlarut dalam 1 liter air,

biasanya dinyatakan dalam satuan 0/00 (per mil, gram perliter). Di perairan

samudera, salinitas berkisar antara 340/00 - 350/00. Tidak semua organisme laut

dapat hidup di air dengan konsentrasi garam yang berbeda. Secara mendasar, ada

2 kelompok organisme laut, yaitu :

1) organisme euryhaline, yang toleran terhadap perubahan salinitas, dan

2) organisme stenohaline, yang memerlukan konsentrasi garam yang

konstan dan tidak berubah.

Kelompok pertama misalnya adalah ikan yang bermigrasi seperti salmon, eel, lain-

lain yang beradaptasi sekaligus terhadap air laut dan air tawar. Sedangkan

kelompok kedua, seperti udang laut yang tidak dapat bertahan hidup pada

perubahan salinitas yang ekstrim. (Reddy, 1993).

Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi

air, penguapan, curah hujan, dan aliran air sungai. Di perairan lepas pantai yang

dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan lapisan atas hingga membentuk

lapisan homogen sampai kedalaman 50-70 meter atau lebih tergantung dari

intensitas pengadukan. Di lapisan dengan salinitas homogen suhu juga biasanya

homogen, baru di bawahnya terdapat lapisan pegat dengan degradasi densitas

yang besar yang menghambat pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan

bawah (Nontji, 1993).

d) Plankton dan BentosPlankton adalah organisme kecil yang keberadaannya mengambang bebas di

kolom perairan, beberapa diantaranya tidak mempunyai alat pergerakan,

pergerakannya mengikuti arus gelombang. Plankton dibedakan menjadi

phytoplankton (tumbuhan) dan zooplankton (hewan). Phytoplankton terdiri dari

tumbuhan mikroskopik, diatom, flagellata dan alga biru-hijau.

14

Page 19: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

Sedangkan zooplankton terdiri dari bermacam-macam spesies yang di

kelompokkan dalam beberapa genera. Phytoplankton sangat penting untuk

kehidupan di laut karena kemampuannya mensistesis makanannya sendiri dari

bahan inorganik. Pola makan-dimakan di lautan menunjukkan sebuah jaring-jaring

makanan. Zooplankton, karnivora kecil, merupakan jaring pertama dalam rantai

makanan.

e) NutrienDi antara beberapa nutrien yang ada di air laut, yang paling penting untuk kebutuhan biologis ikan adalah fosfat, nitrat, dan silikat karena komponen ini merupakan nutrien penting yang diperlukan untuk pertumbuhan plankton di laut. Nutrien diperlukan oleh tumbuhan untuk pembentukan molekul protein. Pada umumnya hewan mendapatkan protein secara langsung atau tidak langsung dari tumbuhan. Permukaan laut mendapat pasokan nutrien-nutrien tersebut terutama dari air pedalaman yang dibawa oleh air sungai, dan dari dasar perairan yang dalam. Air dari perairan yang sangat dalam menuju ke permukaan laut selama terjadi arus naik (upwelling) yang disebabkan oleh arus sepanjang pantai, atau sebagai hasil dari perubahan suhu yang menghasilkan konveksi arus (sirkulasi vertikal air), atau yang lainnya sebagai konsekuensi dari pertemuan arus horizontal, suhu hangat dan dingin. Hal ini menyediakan zona photik di lautan yang kaya nutrien, dengan demikian menimbulkan pertumbuhan phytoplankton yang melimpah, diikuti zooplankton dan ikan yang melimpah pula di daerah tersebut. (Reddy, 1993).Pada beberapa daerah tropis, pengaruh perbedaan musim terhadap konsentrasi phospat pada peraian pantai lebih sedikit daripada pada daerah beriklim sedang.Selama periode monsoon, phospat akan melimpah sepanjang pantai. Jumlah silikat di perairan pantai secara umum tinggi jika dibandingkan sebelumnya sebagai akibat run off dari daratan.

15

Page 20: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

6. BIOLOGI PERIKANAN6.1 Hasil TangkapanHasil tangkapan dengan alat tangkap payang, pada dasarnya yang tertangkap adalah jenis ikan dasar (demersal) dan udang seperti ikan pepetek, biji nangka, gulamah, kerapu, sebelah, pari, cucut, gurita, bloso dan macam-macam udang (Subani dan Barus, 1989).Hasil praktek Lapangan hanya mendapatkan jenis ikan pepetek (Leiognathus Spp),

Gambar 2. Hasil Tangkapan

16

Page 21: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

7. KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan

Dengan di adakanya praktek lapangan yang pelaksanaanya di Pelabuhanratu Sukabumi, penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a) Mahasiswa dapat mengembangkan wawasan di bidang Perikanan,khususnya yaitu dalam usaha penagkapan perikanan.

b) Mahasiswa merasakan hidup berkelompok dalam lingkungan bersama.c) Mahasiswa lebih mengetaui bagaimana cara penagkapan ikan yang baik dan

benar.d) Mahasiswa bisa membandingkan ilmu / teori yang di dapat di bangku kuliyah

dengan ilmu yang di dapat di lapangan.

7.2 SaranSaran yang bisa penulis sampaikan, yaitu :

a) Persiapan praktek lapangan harus lebih matangb) Kekompakan dan kerja sama dari semua peserta praktek maupun dari staf dosen

harus di pertahankan.c) Dalam penagkapan ikan daerah penagkapannya harus di perhatikan terlebih

dahulu, agar dalam penebaran jarring mendapatkan hasil yang maksimal.d) Ikan yang masih dalam masa pertumbuhan baik juvenil maupun ikan berukuran 7

– 10 cm, seharusnya tidak di tangkap karena bisa mengakibatkan terputusnya siklus hidup ikan / mata rantai.

e) Semoga untuk kedepannya, praktek lapangan bisa lebih baik lagi.

17

Page 22: Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Payang

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad, S, Sumartoyo, M. Mahmudi, Sukandar dan agus Cahyono, 1997. Studi Pengembangan Paket Teknologi Alat Tangkap Jaring Dogol (Danish Seine) Dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya Ikan-Ikan Demersal Di Perairan Lepas Pantai Utara Jawa Timur. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.

2. Murdiyanto, B. 2004. Pelabuhan Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

3. Subani, W dan H.R. Barus, 1989. Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta