Top Banner
199 PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN UPAYA MASYARAKAT LOKAL (Trees Planting and Water Sustainability: A Success Story of Local Community )*) Oleh/By: I Wayan Susi Dharmawan, Enny Widyati, A. Ng. Gintings, Syafruddin Hk., dan/and Haddy Sudiana Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor *) Diterima : 03 Juni 2008; Disetujui : 28 Agustus 2008 ABSTRACT At present, our country faces many problems either natural disaster or environmental problems that it takes our energy for tackling it. Many activities were done by government to tackle the problems of natural disaster or environmental problem. Flood and landslide are natural disaster with high frequency in the late decade. Trees planting with multi layer and much coverage on land and forest area will reduce impacting the natural disaster, such as flood and landslide. Beside that, trees planting will increase water capacity in soil, so that it is less drought in the dry season and no flood in the rainy season. Activities of trees planting by local community gave good results, such as: guarantee of water sustainability and increasing soil productivity. That activities done by local community give a success example and educate people. Field survey and direct interview with related stakeholders in the field, show the positive effects of tree planting on hydrology and soil productivity. This article will describe the success practices of trees planting by community and its merit to the water sustainability. Keywords: Trees planting, water sustainability, local community ABSTRAK Saat ini, negara kita banyak menghadapi permasalahan bencana alam maupun permasalahan lingkungan yang sangat memeras energi kita untuk mengatasinya. Sudah banyak kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana alam maupun permasalahan lingkungan. Banjir dan tanah longsor merupakan kejadian bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Untuk mengurangi dampak atau akibat bencana alam banjir dan tanah longsor, maka dapat dilakukan dengan penanaman kembali lahan- hutan dengan tajuk berlapis dan tutupan (coverage) sebanyak mungkin. Dengan adanya kegiatan penanaman pohon, cadangan air di dalam tanah akan semakin meningkat, sehingga pada saat musim kemarau tidak terjadi kekeringan dan pada saat musim hujan tidak terjadi banjir. Usaha-usaha penanaman pohon oleh masyarakat lokal telah membuahkan hasil yang menggembirakan, antara lain kelestarian air terjamin dan produktivitas tanah meningkat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal tersebut dapat dijadikan sebagai contoh keberhasilan dan pembelajaran bagi semua pihak. Hasil survei lapangan dan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait di lapangan memperlihatkan adanya pengaruh positif kegiatan penanaman hutan terhadap keadaan tata air dan produktivitas lahan. Tulisan ini akan mengupas praktek-praktek keberhasilan penanaman pohon oleh masyarakat dan manfaatnya terhadap kelestarian air. Kata kunci : Penanaman pohon, kelestarian air, masyarakat lokal I. PENDAHULUAN Sesuai dengan Undang-Undang No 41/1999 tentang Kehutanan, hutan mem- punyai beberapa fungsi antara lain meng- hasilkan kayu, menjaga kesuburan tanah, melindungi tata air, menjaga keanekara- gaman hayati, menjaga iklim mikro, dan mencegah perubahan iklim global. Buk- ti-bukti keberadaan hutan dapat mening- katkan kesejahteraan masyarakat perlu disampaikan kepada para pejabat dan ma- syarakat luas. Bila mereka telah yakin akan manfaat positif hutan tersebut maka kepedulian dan usaha pembangunan hu- tan akan berlangsung secara cepat.
10

PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Mar 22, 2019

Download

Documents

phungdang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Penanaman Pohon dan Kelestarian Air…(I Wayan Susi Dharmawan, dkk.)

199

PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR:

KESUKSESAN UPAYA MASYARAKAT LOKAL

(Trees Planting and Water Sustainability: A Success Story of Local Community)*)

Oleh/By:

I Wayan Susi Dharmawan, Enny Widyati, A. Ng. Gintings, Syafruddin Hk., dan/and

Haddy Sudiana

Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor

*) Diterima : 03 Juni 2008; Disetujui : 28 Agustus 2008

ABSTRACT

At present, our country faces many problems either natural disaster or environmental problems that it takes

our energy for tackling it. Many activities were done by government to tackle the problems of natural

disaster or environmental problem. Flood and landslide are natural disaster with high frequency in the late

decade. Trees planting with multi layer and much coverage on land and forest area will reduce impacting

the natural disaster, such as flood and landslide. Beside that, trees planting will increase water capacity in

soil, so that it is less drought in the dry season and no flood in the rainy season. Activities of trees planting

by local community gave good results, such as: guarantee of water sustainability and increasing soil

productivity. That activities done by local community give a success example and educate people. Field

survey and direct interview with related stakeholders in the field, show the positive effects of tree planting on

hydrology and soil productivity. This article will describe the success practices of trees planting by

community and its merit to the water sustainability.

Keywords: Trees planting, water sustainability, local community

ABSTRAK

Saat ini, negara kita banyak menghadapi permasalahan bencana alam maupun permasalahan lingkungan yang

sangat memeras energi kita untuk mengatasinya. Sudah banyak kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan

oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana alam maupun permasalahan lingkungan. Banjir dan tanah

longsor merupakan kejadian bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini. Untuk mengurangi dampak

atau akibat bencana alam banjir dan tanah longsor, maka dapat dilakukan dengan penanaman kembali lahan-

hutan dengan tajuk berlapis dan tutupan (coverage) sebanyak mungkin. Dengan adanya kegiatan penanaman

pohon, cadangan air di dalam tanah akan semakin meningkat, sehingga pada saat musim kemarau tidak

terjadi kekeringan dan pada saat musim hujan tidak terjadi banjir. Usaha-usaha penanaman pohon oleh

masyarakat lokal telah membuahkan hasil yang menggembirakan, antara lain kelestarian air terjamin dan

produktivitas tanah meningkat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal tersebut dapat

dijadikan sebagai contoh keberhasilan dan pembelajaran bagi semua pihak. Hasil survei lapangan dan

wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait di lapangan memperlihatkan adanya pengaruh positif

kegiatan penanaman hutan terhadap keadaan tata air dan produktivitas lahan. Tulisan ini akan mengupas

praktek-praktek keberhasilan penanaman pohon oleh masyarakat dan manfaatnya terhadap kelestarian air.

Kata kunci : Penanaman pohon, kelestarian air, masyarakat lokal

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Undang-Undang No

41/1999 tentang Kehutanan, hutan mem-

punyai beberapa fungsi antara lain meng-hasilkan kayu, menjaga kesuburan tanah,

melindungi tata air, menjaga keanekara-

gaman hayati, menjaga iklim mikro, dan

mencegah perubahan iklim global. Buk-

ti-bukti keberadaan hutan dapat mening-

katkan kesejahteraan masyarakat perlu

disampaikan kepada para pejabat dan ma-syarakat luas. Bila mereka telah yakin

akan manfaat positif hutan tersebut maka

kepedulian dan usaha pembangunan hu-

tan akan berlangsung secara cepat.

Page 2: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Info Hutan Vol. V No. 3 : 199-208, 2008

200

Terwujudnya kelestarian air tidak ter-

lepas dari usaha-usaha konservasi air itu

sendiri. Atau dengan kata lain, konserva-

si air merupakan upaya yang diperlukan

untuk melestarikan sumberdaya air. Me-

nurut Subagyono (2007), strategi konser-

vasi air diarahkan untuk meningkatkan

cadangan air pada wilayah perakaran ta-

naman dengan upaya-upaya pengendalian

aliran permukaan, peningkatan infiltrasi,

pengurangan evaporasi, dan introduksi ta-

naman yang hemat air. Kegiatan pena-

naman pohon oleh masyarakat dapat di-

katakan sebagai upaya konservasi air ka-

rena di dalamnya terdapat tindakan untuk

mengendalikan aliran permukaan dan

meningkatkan infiltrasi air hujan. Dengan

adanya pohon-pohon di atas permukaan

tanah, diharapkan akan tersimpan “perse-

diaan air yang cukup banyak di dalam ta-

nah” sehingga masyarakat tidak akan ke-

kurangan air.

Telah banyak program-program pena-

naman pohon yang dilakukan oleh peme-

rintah seperti reboisasi dan rehabilitasi la-

han serta GNRHL (Gerakan Nasional Re-

habilitasi Hutan dan Lahan). Pada prin-

sipnya kegiatan penanaman pohon ini

merupakan bagian dari program pemba-

ngunan lingkungan hidup secara luas.

Program pembangunan lingkungan hidup

ini akan berhasil hanya jika masyarakat

termotivasi untuk ikut serta dalam prog-

ram pembangunan tersebut. Dalam tulis-

an ini dipaparkan juga bagaimana moti-

vasi masyarakat untuk menanam pohon,

apakah motivasi tersebut muncul dari diri

sendiri ataukah motivasi muncul setelah

pemerintah menginisiasi program tertentu

ke masyarakat? Menurut Koesnadi Har-

djasoemantri dalam Laporan Pemerintah

Kabupaten Madiun (2006), disebutkan

beberapa faktor sosial ekonomi yang mem-

pengaruhi motivasi masyarakat untuk

ikut melaksanakan kegiatan konservasi

lingkungan, antara lain tingkat pendidik-

an, tingkat pendapatan, tingkat pengeta-

huan tentang konservasi, dan luas lahan

yang dimiliki.

Pengelolaan hutan yang tepat, peman-

faatan hutan yang sesuai, penyelenggara-

an perlindungan hutan dan konservasi

alam yang serasi akan mendatangkan

manfaat langsung ataupun tidak langsung

kepada masyarakat. Kegiatan penanaman

pohon oleh masyarakat akan mendatang-

kan manfaat tidak langsung seperti keter-

sediaan air terjaga dan produktivitas ta-

nah meningkat. Kegiatan penanaman po-

hon oleh masyarakat lokal yang dapat

menjamin kelestarian air merupakan con-

toh cerita keberhasilan (success story)

yang dapat dijadikan teladan dan pembe-

lajaran bagi masyarakat luas. Success sto-

ry di bidang kehutanan diartikan sebagai

kegiatan-kegiatan di bidang kehutanan

yang memberikan manfaat/keuntungan

kepada masyarakat, baik langsung mau-

pun tidak langsung.

II. METODOLOGI

A. Lokasi Survei

Survei lapangan dilakukan di empat

provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa

Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta

(DI Yogyakarta), dan Jawa Timur. Pe-

nentuan lokasi didasarkan atas diskusi de-

ngan pejabat/petugas Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Barat, Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kehutanan

Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogya-

karta), dan Dinas Kehutanan Provinsi Ja-

wa Timur. Lokasi yang dipilih untuk di-

kunjungi dan dikaji aspek kegiatan pena-

naman pohon yang berhubungan dengan

kelestarian air, yaitu :

1. Di Provinsi Jawa Barat: Kelompok

Tani Hutan Baru Rangga (Kabupaten

Garut), Kelompok Tani Hutan Hegar

Sari 2 (Kabupaten Ciamis).

2. Di Provinsi Jawa Tengah: Kelompok

Tani Hutan di Desa Bumi Sari (Kabu-

paten Purbalingga), Kelompok Tani

Hutan Sidomakmur di Desa Jonggol

Sari (Kabupaten Wonosobo).

3. Di Provinsi DI Yogyakarta: Kelom-

pok Tani Hutan Rakyat Margomulyo

Page 3: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Penanaman Pohon dan Kelestarian Air…(I Wayan Susi Dharmawan, dkk.)

201

(Kabupaten Gunung Kidul), Hutan

Rakyat Gerhan Desa Selopamioro

(Kabupaten Bantul).

4. Di Provinsi Jawa Timur: Kelompok

Tani Sidomulyo (Kabupaten Luma-

jang).

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan sebagai

bahan kajian adalah data sekunder (profil

Gerhan kabupaten, monografi desa atau

kelompok tani) dan data primer yang di-

dapat dari wawancara dengan masyarakat

serta melihat penampilan tegakan. Alat-

alat yang dipergunakan adalah kuesioner,

alat tulis, dan kamera.

C. Prosedur Kerja

Kegiatan ini dilakukan melalui bebe-

rapa tahapan sebagai berikut:

1. Penentuan lokasi survei. Tahapan ini

dilakukan dengan melakukan diskusi

dan wawancara dengan instansi terka-

it seperti Dinas Kehutanan Provinsi,

Dinas Kehutanan Kabupaten, dan

UPT-UPT Departemen Kehutanan.

2. Pengumpulan data sekunder seperti

profil Gerhan kabupaten, monografi

desa, dan monografi kelompok tani.

3. Pengumpulan data primer dilakukan

melalui wawancara langsung di la-

pangan dengan kelompok-kelompok

tani maupun pihak-pihak terkait la-

innya.

4. Tabulasi data dan melakukan desk

discussion.

5. Hasil dari desk discussion dibuat tu-

lisan secara deskriptif.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiap kegiatan kehutanan yang dila-

kukan akan memberikan manfaat, baik

yang dirasakan langsung oleh masyarakat

maupun yang tidak langsung dirasakan

oleh masyarakat. Manfaat langsung ada-

lah hasil yang secara langsung dapat dira-

sakan oleh masyarakat misalnya hutan se-

bagai penghasil kayu (pertukangan, kayu

bakar, kayu untuk patung, dan lain-lain),

penghasil buah (durian, saninten, tengka-

wang, dan lain-lain), hutan sebagai pene-

duh sehingga udara tidak panas, hutan se-

bagai penahan angin sehingga kecepatan

angin dapat dikurangi, hutan (bakau, ce-

mara pantai) sebagai penahan tsunami,

binatang buruan meningkat, dan lain-lain. Manfaat tidak langsung adalah hasil yang

secara tidak langsung dapat dirasakan

oleh masyarakat misalnya hutan di pegu-

nungan dapat meningkatkan jumlah curah

hujan, hutan mengakibatkan air dalam ta-

nah tersedia secara lebih stabil, hutan da-

pat mempengaruhi keberhasilan tanaman

pangan di sekitarnya khususnya di bagian

yang lebih rendah dari lokasi tanaman

hutan, kesehatan masyarakat yang tinggal

di sekitar hutan lebih baik, dan lain-lain

(Ilyas et al., 1996; Bruijnzeel, 2006). Se-

perti dilaporkan oleh Gintings et al.

(1992), beberapa contoh manfaat tidak

langsung dari kegiatan kehutanan dapat

ditemukan seperti berikut: 1. Penanaman tanah kosong di Keca-

matan Cawas, Kabupaten Klaten. Pa-

da saat daerah pegunungan di Desa

Cawas masih gundul maka pada mu-

sim kemarau sumur-sumur di per-

kampungan akan kering dan masyara-

kat Desa Cawas harus mencari air ku-

rang lebih tiga km dari perkampung-

an. Selanjutnya setelah pegunungan

ditanamai tanaman tahunan antara la-

in eukaliptus dan jambu biji, maka

mulai tahun ketiga air sumur tetap

tersedia walaupun di musim kemarau.

Dengan hasil seperti itu maka masya-

rakat telah meyakini bahwa tanaman

tahunan yang ditanam di pegunungan

dapat meningkatkan ketersediaan air

di musim kemarau.

2. Penanaman tanaman tahunan di Gu-

nung Haledong Haruman, Kabupaten

Garut. Sama halnya dengan keadaan

di Desa Cawas, pada saat Gunung

Haledong Haruman masih gundul

maka masyarakat yang tinggal di kaki

gunung akan kesulitan air setiap mu-

sim kemarau tiba. Sebaliknya dua

Page 4: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Info Hutan Vol. V No. 3 : 199-208, 2008

202

tahun setelah Gunung Haledong Ha-

ruman dihijaukan dengan tanaman ta-

hunan seperti kaliandra, nangka, se-

ngon, dan lain-lain, maka captering

air yang dibangun Perum Perhutani

di kaki Gunung Haledong Haruman

tetap berair walaupun di musim ke-

marau.

Dari hasil survei di lapangan, telah di-

temukan contoh-contoh keberhasilan pe-

nanaman dapat menjamin kelestarian air

bagi masyarakat. Praktek-praktek keber-

hasilan penanaman pohon oleh masyara-

kat dan manfaatnya terhadap kelestarian

air dideskripsikan sebagai berikut :

A. Kelompok Tani Hutan Baru

Rangga

Kelompok Tani Hutan Baru Rangga

diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-

hun 1997 serta baru diformalkan pada ta-

hun 2002. Kelompok tani ini berlokasi di

Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora,

Kabupaten Garut dan memiliki anggota

sebanyak 37 orang yang terdiri dari para

petani sayuran. Untuk kegiatan penilaian

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (GNRHL) tahun 2003, Kelompok

Tani Hutan Baru Rangga mendapatkan

Peringkat I Tingkat Provinsi Jawa Barat

dan Peringkat III Tingkat Nasional.

Pada awal pembentukannya, Kelom-

pok Tani Hutan Baru Rangga didirikan

dengan motivasi untuk lebih meningkat-

kan kekuatan sesama petani sayuran. Se-

iring dengan perkembangan bahwa di se-

kitar lokasi mereka terdapat lahan kritis

yang luas, maka mereka bertekad untuk

lebih meningkatkan peran mereka dalam

merehabilitasi lahan kritis tersebut. Un-

tuk itu, mereka bersepakat membentuk

kelompok tani supaya dapat menghijau-

kan kembali lahan kritis di desa mereka

dan dapat meningkatkan hasil penjualan

sayurannya.

Kegiatan penanaman lahan kritis dila-

kukan di lahan milik sebagai hutan rakyat

dan didanai oleh anggaran Gerhan sebe-

sar Rp 2.450.000,-/ha pada luasan 25 ha.

Untuk proporsi luasan masing-masing

anggota bervariasi antara 0,2 ha sampai

dengan 1,0 ha. Jenis-jenis tanaman yang

ditanam meliputi suren, mahoni, alpukat,

nangka, durian, mangga, dan waru gu-

nung. Waru gunung ditanam atas inisiatif

masyarakat dan bukan jenis yang direko-

mendasikan dalam Gerhan. Namun de-

mikian, jenis ini memiliki pertumbuhan

yang sangat bagus dan pada umur enam

tahun sudah bisa ditebang karena diame-

ternya sudah mencapai 20 cm, sehingga

jenis ini merupakan jenis yang ekonomis

dan dapat cepat dipanen. Pada tahun

2007 beberapa jenis tanaman buah-bu-

ahan sudah berbuah dan hal ini memberi-

kan keuntungan tambahan bagi kelompok

tani, baik itu buahnya dijual ataupun di-

konsumsi sendiri.

Kegiatan Gerhan telah memberikan

manfaat yang banyak kepada masyarakat

antara lain kondisi tanah lebih subur, ke-

keringan air sudah dapat dikurangi, air ti-

dak keruh lagi, dan tidak adanya longsor-

an dari tempat-tempat yang berlereng cu-

ram karena tanahnya sudah terikat oleh

akar tanaman tahunan. Pada waktu sebe-

lum Gerhan, kawasan di sekitar kelom-

pok tani merupakan lahan yang gundul/

kritis dan hanya ditanami sayur-sayuran

saja tanpa ada tanaman tahunan (buah-

buahan atau jenis tanaman hutan) sehing-

ga secara keseluruhan hasilnya tidak

maksimal. Gambaran lahan kritis yang

telah ditanami dengan program Gerhan

dan ketersediaan air di Desa Kadungora

ditampilkan secara berturut-turut pada

Gambar 1 dan Gambar 2.

B. Kelompok Tani Hutan Hegar Sari

2

Kelompok Tani Hutan Hegar Sari 2

diketuai oleh Sarnyu Sunarya dan berlo-

kasi di Dusun Sapuangin, Desa Karang-

sari, Kabupaten Ciamis. Kelompok tani

ini dibentuk berdasarkan inisiatif sendiri.

Inisiatif ini muncul karena kepedulian

mereka terhadap kondisi lahan yang sa-

ngat kritis dan memiliki topografi berat/

berlereng. Untuk itu, mereka berkeinginan

menghijaukan kembali lahan kritis menjadi

Page 5: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Penanaman Pohon dan Kelestarian Air…(I Wayan Susi Dharmawan, dkk.)

203

Gambar (Figure) 1. Kondisi lahan di Desa Ka-

dungora, Garut yang telah ditanami program Ger-

han (Land condition at Kadungora Village, Garut

with Gerhan programme)

Gambar (Figure) 2. Ketersediaan air di musim

kemarau tetap terjaga di Desa Kadungora, Garut

(The availability of water in dry season at Ka-

dungora Village, Garut)

lahan yang produktif. Usaha kelompok

tani ini tidak sia-sia karena telah berhasil

menghijaukan kembali lahan kritis seluas

230 ha menjadi lahan yang benar-benar

produktif dan pada tahun 2006 meraih Ju-

ara I Lomba GRLK (Gerakan Rehabilitasi

Lahan Kritis) Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Lahan di desa ini bertopografi berat

dengan tingkat kelerengan 45% dan pada

awalnya hanya berhamparkan tanaman

pisang. Pada tahun 2007 sudah terdapat

60 ribu pohon antara lain jati, mahoni,

waru gunung, durian, kopi, cengkeh, dan

nilam. Kendala dalam penghijauan yang

masih dihadapi saat ini adalah terdapat-

nya lahan seluas 25 ha yang belum ter-

tanami karena kondisi tanahnya yang ber-

batu dan curam sehingga sulit untuk

ditanami. Usaha penanaman baru dilaku-

kan sebatas pada jenis gliricidia.

Manfaat yang telah diperoleh dengan

adanya penghijauan ini adalah sumber air

di desa sudah terisi kembali dan apabila

kemarau masih terdapat sumber air serta

iklim di desa makin sejuk.

C. Kelompok Tani Hutan di Desa Bu-

misari, Kabupaten Purbalingga

Di desa Bumisari terdapat tiga kelom-

pok tani hutan rakyat swadaya, yaitu Su-

bur Makmur (Ketua: Usman), Karya Tani

(Ketua: Nahwani), dan Sidomakmur (Ke-

tua: Suryanto) dengan anggota 25-38

orang per kelompok. Masing-masing ke-

lompok mengelola lahan seluas 25 hektar

yang merupakan lahan milik.

Kepala Desa Bumisari (Bapak Suwig-

nyo) memenangkan Juara III Tingkat Na-

sional pada tahun 2006 sebagai Kepala

Desa Peduli Kehutanan. Hal ini karena

beliau memelopori penanaman sengon

pada tahun 1996, tanpa mengajak masya-

rakat beliau memberi contoh menanam

sengon. Hal ini karena memang Pak Ka-

des (Kepala Desa) memiliki prinsip sedi-

kit bicara tetapi berkarya nyata. Menurut

keterangan Bapak Usman (Ketua Kelom-

pok Tani Subur Makmur) sebelum Pak

Kades memelopori penanaman kayu, ka-

lau musim kemarau susah air, tapi seka-

rang air tersedia sepanjang tahun. Tegak-

an tanaman sengon yang ditanam pada ta-

hun 1997 ditampilkan pada Gambar 3.

Desa Bumisari merupakan daerah hu-

lu (wilayahnya sampai ke puncak Gunung

Gambar (Figure) 3. Tanaman sengon tahun ta-

nam 1997 di Blok Larang (Sengon plantation

planted in 1997 at Larang Block)

Page 6: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Info Hutan Vol. V No. 3 : 199-208, 2008

204

Slamet) dari Obyek Wisata Air Bojongsa-

ri (OWABONG) yang merupakan salah

satu penopang sumber air dari obyek wi-

sata tersebut. Oleh karena itu, Bupati Pur-

balingga sangat peduli pada kelestarian

hutan di daerah hulu. Dengan kegiatan

tersebut Bupati Purbalingga menjadi Ju-

ara I Tingkat Nasional sebagai Bupati Pe-

duli Kehutanan.

Dengan adanya aktivitas masyarakat

Desa Bumisari yang telah menanam se-

ngon, maka hal itu telah memberikan

sumbangan/pasokan air yang berarti bagi

kawasan wisata OWABONG (Gambar

4). Hal ini membuktikan bahwa pena-

naman pohon sengon di hulu (Desa Bu-

misari) telah menjamin kelestarian pasok-

an air ke OWABONG.

Gambar (Figure) 4. Pemanfaatan air untuk ka-

wasan wisata OWABONG (Water utilization for

OWABONG tourism)

D. Kelompok Tani Hutan Sidomakmur

Kelompok Tani Hutan Sidomakmur

berlokasi di Desa Jonggol Sari, Kelurah-

an Kalimendong, Kecamatan Leksono,

Kabupaten Wonosobo dan diketuai oleh

Rohmadi. Kelompok tani ini telah me-

ngembangkan hutan rakyat sengon seluas

297 ha dengan anggota kelompok 500

orang. Mereka menanam sengon dengan

jarak tanam 5 m x 4 m. Di bawah tegak-

an sengon ditanami dengan salak pondoh

dengan populasi 2.000 batang per hektar.

Untuk menyiapkan bibit sengon, mereka

membuat bibit cangkokan yang sudah

memiliki tinggi minimal tiga meter se-

hingga bibit siap berkompetisi dengan

tanaman salak untuk mendapatkan cahaya.

Kelompok Tani Hutan Sidomakmur

juga telah melaksanakan PHBM (Pemba-

ngunan Hutan Bersama Masyarakat) pada

lahan hutan seluas 19 hektar, yang pada

awalnya direncanakan seluas 69 hektar.

Pada kegiatan ini, masyarakat diberi ke-

sempatan menanam salak di bawah te-

gakan pinus yang sudah berumur 5-6 ta-

hun.

Dengan adanya kegiatan hutan rakyat

sengon dan PHBM oleh Kelompok Tani

Hutan Sidomakmur, maka hal tersebut te-

lah memberikan dampak positif terhadap

kualitas lingkungan di desanya terutama

ketersediaan air dan produktivitas lahan

meningkat. Dengan campuran tanaman

(Program PHBM di Desa Kalimendong)

yang hampir seluruh lahannya tertutup ta-

naman tahunan dan tanaman bawah

membuat air mengalir sepanjang tahun.

Aliran air selokan yang mengalir melalui

Desa Kalimendong pada saat musim ke-

marau ditampilkan pada Gambar 5. Wi-

layah perbatasan Kecamatan Leksono

yang ditanami Pinus merkusii dan di ba-

wahnya ditanami salak membuat mata air

masih terus mengalir walaupun pada mu-

sim kemarau. Pancuran air yang terus

mengalir yang arahnya menghadap ke

Sungai Songoluang (perbatasan Kecamat-

an Leksono dan Kecamatan Sukoharjo),

merupakan bukti bahwa penanaman po-

hon akan menjamin kelestarian air (Gam-

bar 6).

Gambar (Figure) 5. Air selokan yang mengalir

melalui Desa Kalimendong pada saat musim ke-

marau (Drain water flows through Kalimendong

Village in dry season)

Page 7: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Penanaman Pohon dan Kelestarian Air…(I Wayan Susi Dharmawan, dkk.)

205

Gambar (Figure) 6. Pancuran air di Desa Kali-

mendong, Kecamatan Leksono (The waterspout

at Kalimendong Village, Leksono Sub-district)

E. Kelompok Tani Hutan Rakyat

Margomulyo

Kelompok Tani Hutan Rakyat

(KTHR) Margomulyo diketuai oleh Sura-

dal dan berlokasi di Dusun Pringsurat,

Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul. Keinginan

membentuk paguyuban tersebut dilandasi

oleh semangat dan keinginan warga un-

tuk memperoleh kehidupan dan kesejah-

teraan yang lebih baik. Menurut Bapak

Suradal, pada tahun 1987 rata-rata kelu-

arga di Pringsurat termasuk keluarga pra

sejahtera. Hal ini ditandai dengan ke-

mampuan keluarga untuk menyekolahkan

anaknya paling tinggi sampai tingkat

SLTP. Meningkatnya kesejahteraan ma-

syarakat dapat ditandai dengan mening-

katnya kemampuan masyarakat dalam

menyekolahkan anaknya. Pada saat ini

sudah banyak keluarga yang memiliki

anak yang duduk di perguruan tinggi.

Komoditas kayu yang menjadi andal-

an masyarakat daerah ini adalah jati, ma-

honi, dan Acacia auriculiformis. Masya-

rakat banyak menanam jati di lahan-lahan

mereka dalam bentuk hutan-hutan rakyat.

Jati dapat dipanen paling cepat umur 15

tahun dengan harga rata-rata Rp

600.000,- per batang. Untuk menjaga ke-

lestarian maka disepakati tebang satu ta-

nam 10 dan sudah dituangkan dalam ben-

tuk peraturan KTHR secara tertulis. Ke-

lompok Tani tersebut mempunyai lahan

seluas 186 ha dengan jarak tanam 3 m x 4

m. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan

dilakukan penjarangan dua kali, yaitu pa-

da umur lima tahun dan sembilan tahun.

Tanaman jati umur 10 tahun ditampilkan

pada Gambar 7.

Tanaman jati ini, selain mendapatkan

keuntungan secara ekonomi, secara eko-

logi masyarakat juga merasakan muncul-

nya sumber mata air pada tahun 2001 se-

telah mereka menanam tanaman jati. Su-

ngai masih tetap berair walaupun pada

musim kemarau panjang (Gambar 8).

Gambar (Figure) 7. Tanaman jati umur 10 tahun

(10-year old jati plantation)

Gambar (Figure) 8. Sungai masih tetap berair

walaupun pada musim kemarau panjang (Water

availability at river although in long dry season)

F. Hutan Rakyat Gerhan Desa Selo-

pamioro

Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul

terletak 23 km arah tenggara Kota Yog-

yakarta dan berjarak 13 km dari kota ka-

bupaten serta 5 km dari kota kecamatan.

Masyarakat Desa Selopamioro sudah me-

nanam jati sejak tahun 1970-an, sehingga

kegiatan pembangunan hutan oleh ma-

syarakat sudah berlangsung lebih dari 30

tahun.

Adanya gerakan Gerhan dapat mem-

perkuat dan memacu semangat masyarakat

Page 8: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Info Hutan Vol. V No. 3 : 199-208, 2008

206

dalam membangun hutan. Untuk mensuk-

seskan Gerhan, mereka mamperkuat Ke-

lompok Tani Sapuangin yang sudah ter-

bentuk menjadi Gabungan Kelompok Ta-

ni Hutan (Gapoktan) Sapuangin yang ber-

anggotakan 932 orang dari 18 dusun yang

ada di Desa Selopamioro.

Gapoktan Sapuangin menanam jati

dan melinjo (terutama jati) pada lahan se-

luas 350 ha yang tersebar di 11 dusun. Di

samping itu terdapat lahan hutan konser-

vasi seluas 336 ha dan hutan pelestarian

seluas satu ha di mana lahan tersebut mi-

lik Keraton Yogyakarta yang dikenal se-

bagai lahan SG (Sultan Ground). Pada la-

han SG masyarakat diijinkan mengelola

tanpa membayar apapun.

Tanah di Dusun Jetis, Desa Selopami-

oro mempunyai solum sangat tipis (ber-

batu-batu) sebagaimana diperlihatkan pa-

da Gambar 9. Namun setelah adanya

kegiatan penanaman jati secara swadaya

selama 30 tahun dan adanya program

Gerhan, maka air tersedia sepanjang ta-

hun (Gambar 10).

Menurut Bapak Sudiyono (Ketua Ke-

lompok Tani Hutan Dusun Jetis), sebe-

lum adanya penanaman jati secara swada-

ya dan program Gerhan, warga Dusun Je-

tis hanya mempunyai ketersediaan air

sampai bulan Agustus-September dan ha-

nya cukup untuk 30 KK saja. Setelah bu-

lan September, warga kekurangan air dan

harus mengambil air dari Kali Oyo. Sete-

lah menanam jati secara swadaya selama

30 tahun ditambah dengan program Ger-

han, ketersediaan air cukup untuk kebu-

tuhan 90 KK warga, bahkan masih cukup

untuk irigasi sawah dan air melimpah se-

panjang tahun. Adanya gerakan pena-

naman jati dan program Gerhan di Desa

Selopamioro tersebut telah membuat ta-

nah memiliki daya serap air yang tinggi

sehingga ketersediaan air juga meningkat.

Gambar (Figure) 9. Kondisi tanah di Dusun Je-

tis, Desa Selopamioro: berbatu-batu dengan so-

lum sangat dangkal (Soil condition at Jetis, Selo-

pamioro Village: stony with very shallow solum)

Gambar (Figure) 10. Kali Oyo berair sepanjang tahun (kiri) sejak masyarakat menanam jati, bahkan air

keluar dari celah-celah batu sepanjang tahun (kanan) (Water availabiity of Oyo River

along year (left) since community planted jati, even water raise from stone gap along

year (right))

Page 9: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Penanaman Pohon dan Kelestarian Air…(I Wayan Susi Dharmawan, dkk.)

207

Tabel (Table) 1. Nilai koefisien aliran permukaan (C) pada beberapa penggunaan lahan (Value of run off

coefficient (C) at several land use)

Tataguna lahan (Land use) Kondisi tanah (Soil condition) Nilai C (C value)

Tanah kosong (Bare land) Rata (Flat) 0,30-0,60

Bergelombang (Undulate) 0,20-0,50

Ladang garapan (Cultivation land) Tanah berat, tanpa vegetasi (Clay soil, no

vegetation)

0,30-0,60

Tanah berat, dengan vegetasi (Clay soil,

vegetation)

0,20-0,50

Berpasir, tanpa vegetasi (Sandy, no

vegetation)

0,20-0,25

Berpasir, dengan vegetasi (Sandy, vegetation) 0,10-0,25

Padang Rrmput (Grass land) Tanah berat (Clay soil) 0,15-0,45

Berpasir (Sandy) 0,05-0,25

Hutan/bervegetasi (Forest/vegetation) - 0,05-0,25

Dengan adanya penanaman jati dan

program Gerhan, maka selain ketersedia-

an air tetap terjaga, keuntungan lain ada-

lah tanah di Desa Selopamioro terlindung

dari bahaya erosi. Terkait dengan erosi,

pada beberapa macam penggunaan lahan

terlihat bahwa nilai koefisien aliran per-

mukaan (C) berbeda-beda (US Forest Service, 1980 dalam Asdak, 2002) (Tabel 1).

G. Kelompok Tani Sidomulyo

Kelompok Tani Sidomulyo berlokasi

di Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit,

Kabupaten Lumajang. Kelompok tani ini

diketuai oleh Djarot S. Effendi. Desa

Kertowono terletak 50 km dari Kota Lu-

majang dan 5 km dari ibukota Kecamatan

Gucialit. Berdasarkan letaknya Desa Ker-

towono merupakan desa penyangga Ta-

man Nasional Bromo Tengger Semeru

(TN-BTS).

Kelompok Tani ini pada tahun 2004

dan 2006 menjadi Juara I Nasional Lom-

ba Gerhan. Kelompok Tani Sidomulyo

mempunyai anggota 87 orang yang bera-

sal dari empat dusun, yaitu Sidomulyo,

Karanganyar, Sidodadi, dan Sidomakmur

yang mengelola lahan milik seluas 75 ha

pada saat dibentuk. Saat ini sudah ber-

kembang seluas 395,7 ha dengan anggota

kelompok 345 orang.

Pada awalnya, mata air di daerah ini

hanya 10 buah, tetapi sejak berkembang-

nya hutan rakyat sengon yang dimulai pa-

da tahun 1996, saat ini (setelah 12 tahun)

terdapat 44 buah mata air yang dapat me-

menuhi kebutuhan air bagi warga di tiga

kecamatan yaitu Kedojajang, Padang, dan

Gucialit. Dengan meningkatnya jumlah

mata air maka hal ini memudahkan ma-

syarakat untuk mendapatkan sumber air

sebagaimana disajikan pada Gambar 11.

Gambar (Figure) 11. Pembangunan kehutanan

memudahkan masyarakat mendapatkan sumber

air (Forestry development make easy to the local

community for getting of water source)

IV. KESIMPULAN

Teknik penanaman pohon yang ber-

hasil harus memperhatikan keadaan biofi-

sik dan sosial ekonomi masyarakat se-

tempat. Dalam tulisan ini, teknik pena-

naman pohon yang sukses didukung oleh: 1) kombinasi penanaman pohon rehabilitasi

dengan tanaman semusim seperti sayur-

sayuran dan palawija; 2) kombinasi

penanaman pohon rehabilitasi dengan

Page 10: PENANAMAN POHON DAN KELESTARIAN AIR: KESUKSESAN … · A. Kelompok Tani Hutan Baru Rangga Kelompok Tani Hutan Baru Rangga diketuai oleh Udin dan didirikan pada ta-hun 1997 serta baru

Info Hutan Vol. V No. 3 : 199-208, 2008

208

jenis tanaman lokal setempat yang memi-

liki nilai ekonomis; 3) mengurangi pena-

naman tanaman semusim pada daerah

berlereng dan menggantinya dengan ta-

naman jenis kayu-kayuan/pohon; 4) pe-

nguatan motivasi dan kelembagaan ma-

syarakat dalam merehabilitasi lahan kritis.

Dengan adanya kegiatan penanaman

pohon, cadangan air di dalam tanah akan

semakin meningkat, sehingga pada saat

musim kemarau tidak terjadi kekeringan

dan pada saat musim hujan tidak terjadi

banjir. Usaha-usaha penanaman pohon

oleh masyarakat lokal telah memberikan

hasil yang menggembirakan, antara lain

kelestarian air terjamin dan produktivitas

tanah meningkat. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat lokal tersebut

dapat dijadikan sebagai contoh keberha-

silan dan pembelajaran bagi umat manusia.

Dari contoh-contoh keberhasilan ma-

syarakat di atas, dapat disimpulkan pula

bahwa dengan tingkat pendidikan dan

tingkat pendapatan yang rendah merupa-

kan suatu tantangan bagi mereka untuk

lebih sejahtera dan membuat lingkungan

sekitar lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asdakh, C. 2002. Hidrologi dan Penge-

lolaan Daerah Aliran Sungai. Ga-

djah Mada Press. Yogyakarta.

Bruijnzeel, L.A.S. 2006. To Plant or Not

to Plant? Hydrological Benefits of

Tropical Forestation Programs Un-

der Scrutiny. Balai Litbang Tekno-

logi Pengelolaan DAS Indonesia

Bagian Barat. Surakarta.

Gintings, A.Ng., S. Manan, Z. Hamzah,

R. Soerjono, A. Pudjiharta, M. A.

Ilyas, D. Murdiyarso dan Marwiji.

1992. Pengaruh Hutan terhadap Ta-

nah dan Tata Air. Kerjasama Badan

Litbang Kehutanan dengan Perum

Perhutani. Perum Perhutani, Jakarta.

Ilyas, M.A., A. Ng. Gintings, F. Agus dan

I.B. Pramono. 1996. Pengaruh Peru-

bahan Tata Guna Lahan terhadap

Banjir, Erosi dan Sedimentasi pada

Sub-DAS Cigulung Maribaya. Sek-

retariat Tim Pengendali Penghijau-

an dan Reboisasi Pusat. Pusat Pene-

litian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Laporan Pemerintah Kabupaten Madiun.

2006. Gegap Gempita GNRHL Ka-

bupaten Madiun. Madiun.

Subagyono, K. 2007. Konservasi Air

untuk Adaptasi Pertanian terhadap

Perubahan Iklim. Bunga Rampai

Konservasi Tanah dan Air. PP-

MKTI. Jakarta.

Undang-undang No. 41 Tahun 1999 ten-

tang Kehutanan. Departemen Kehu-

tanan. Jakarta.