Page 1
PENANAMAN KARAKTER MANDIRI DAN DISIPLIN MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PANAHAN DI MIN 2 SUKOHARJO PROGRAM KHUSUS
TAHFIDZUL QUR'AN
HALAMAN JUDUL
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
TRI WAHYUNI
A510160001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
Page 5
1
PENANAMAN KARAKTER MANDIRI DAN DISIPLIN MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PANAHAN DI MIN 2 SUKOHARJO PROGRAM KHUSUS
TAHFIDZUL QUR’AN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi penanaman karakter mandiri,
penanaman karakter disiplin, kendala dan solusi penanaman karakter mandiri dan
disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo Program
Khusus Tahfidzul Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan mengunakan Observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, display data dan
verifikasi data. Keabsahan data mengunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penanaman karakter mandiri
melalui kegiatan ekstrakurikuler panahan yaitu percaya diri dalam melakukan
kegiatan tanpa keraguan, tanggung jawab menjaga peralatan serta dapat
mengendalikan diri, Memiliki rasa ingin tahu pada obyek dan menanyakan setiap
langkah kegiatan, Kemampuan bersaing memanah secara tepat agar memperoleh
skor yang maksimal, Mengambil Keputusan dan inisiatif secara mandiri.
Penanaman Karakter Disiplin melalui datang tepat waktu, menaati peraturan dan
patuh pada instruksi saat latihan. Kendala penanaman karakter mandiri dan
disiplin di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an meliputi rasa
antusias siswa kurang, Sarana yang kurang memadahi, belum serius dalam
berlatih. Solusi dari kendala penanaman karakter mandiri dan disiplin di MIN 2
Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an meliputi pelatih memberikan
pengarahan secara perlahan dan sabar serta harus memahami karakternya, Sekolah
mengadakan pertemuan dengan wali murid (PGOM) dan dikenakan biaya sebesar
80.000 agar sarana dalam kegiatan Ekstrakurikuler panahan dapat menunjang
kegiatan, Menciptakan Susana yang menyenangkan dalam berlatih.
Kata kunci: mandiri, disiplin, panahan
Abstract
Cultivation of disciplined characters, constraints and solutions of self-cultivation
of character and discipline through extracurricular archery activities in MIN 2
Sukoharjo Special Program Tahfidzul Qur'an. This research is descriptive
qualitative research. Data collection techniques using observations, interviews,
and documentation. Data analysis techniques include data reduction, data display
and data verification. Validity of data using source triangulation and engineering
triangulation. The results of this study showed that the planting of independent
character through extracurricular archery activities is confident in carrying out
activities without hesitation, responsibility to maintain equipment and can control
themselves, Have curiosity on objects and ask every step of the activity, Ability to
compete archery appropriately in order to obtain a maximum score, Decision
Page 6
2
Making and initiative independently. Planting Character Discipline through
coming on time, obeying the rules and obeying the instructions during the
exercise. Obstacles to the cultivation of independent character and discipline in
MIN 2 Sukoharjo Special Program Tahfidzul Qur'an include the enthusiasm of
students less, facilities that are less dissected, Not Serious In Practicing. The
solution of the obstacles of self-cultivation and discipline in MIN 2 Sukoharjo
Tahfidzul Qur'an Special Program includes the Trainer giving a briefing slowly
and patiently and having to understand the character, the School held a meeting
with the parents (PGOM) and was charged 80,000 so that the facilities in the
archery extracurricular activities can support the activities, Creating a fun Susana
in training.
Keywords : independently, discipline, archery.
1. PENDAHULUAN Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk membentuk
watak atau kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat sesuai dengan PERPRES No 87 Tahun 2017 pasal 2 ayat 1. Ayat ini
menjelaskan bahwa membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi
emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang
baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Abidin (2012: 28)
menyatakan bahwa pendidikan menjadi salah satu penyebab terbesar bagi
gagalnya pembentukan insan yang cerdas dan berkarakter. Karakter memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang PPK disebutkan beberapa
nilai karakter, yaitu religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif ,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Keselurahan karakter perlu
dikembangkan. Program pengembangan karakter gemar membaca dengan
program literasi sekolah, bertanggung jawab dengan program KPK di sekolah,
peduli lingkungan dengan program green school atau sekolah adiwiyata, Program
pengembangan karakter tersebut dilatar belakangi oleh nilai kebutuhan (need
assesment). Informasi dari guru kelas di SD Negeri 1 Banda Aceh kelas 3 terdapat
permasalahan diantarannya siswa tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, siswa
Page 7
3
selalu minta diarahkan guru secara terus menerus dalam kegiatan belajar, siswa
membutuhkan dukungan dari orang lain untuk menyelesaikan masalah, tidak
mampu belajar sendiri, siswa harus selalu diperintah merupakan pengarahan diri
menjadi pribadi yang lebih baik (Suid dkk, 2017:71).
Tingkat kemandirian anak Sekolah Dasar saat ini masih rendah dan
sederhana, mereka masih memerlukan arahan serta bimbingan yang bersifat
mendidik sembari dilatih hal-hal yang dapat mereka lakukan secara bertanggung
jawab seperti, banyak anak kurang mandiri, ketergantungan dalam mengerjakan
atau melaksanakan tugasnya sendiri dengan sedikit bimbingan (Adiatmadja dkk,
2003: 88). Nilai karakter mandiri dapat menjadi awal dari pengembangan nilai-
nilai karakter yang lainnya bahkan kemandirian yang diperoleh anak sangatlah
penting untuk pencapaian identitas diri pada saat masa remaja (Tirtarahardja dan
Sula, 2014: 24).
Pendisiplinan individu menjadi kunci yang menunjukkan karakter
masyarakat yang bukan hanya mengutamakan hukuman fisik saja, melainkan
proses untuk mengubah diri individu agar dapat bertindak selaras dengan harapan
masyarakat atau selaras dengan norma dan nilai-nilai yang baik di masyarakat.
Adanya perilaku melanggar peraturan tersebut menunjukkan bahwa belum adanya
kesadaran pada anak. Pencegahan pelanggaran tersebut pihak atasan harus
mengontrol, dan yang paling penting adalah guru memberikan contoh kepada
siswa, sehingga perilaku disiplin dapat menjadi budaya yang patut dibanggakan
(Lickona, 2012:3)
Pendidikan karakter tidak boleh dianggap enteng karena berdampak
mendasar pada anak dimasa depan. Sehingga harus ditanamkan dengan baik mulai
dari sekolah dasar, menengah, dan tinggi, bahkan hingga perguruan tinggi Alex
Agboola dan Kaun Chen Tsai(2012:165).
Penanaman karakter siswa bisa dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan
kegiatan perbaikan yang berhubungan dengan program kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler lebih diarahkan untuk pembentukan kepribadian melalui kegiatan
organisasi maupun olahraga. Sehingga di luar proses pembelajaran dapat
Page 8
4
dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri berupa Ekstrakurikuler. Secara
umum kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan untuk memfasilitasi minat dan
bakat siswa. Prasetyo (2010:98) menyatakan bahwa siswa yang melakukan
ekstrakurikuler panahan dengan baik juga membantu dalam kehidupan sehari-hari
untuk selalu fokus pada diri sejati.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler adalah Panahan, dalam ekstrakurikuler
panahan, banyak pembelajaran atau tantangan yang dihadapi seperti diri sendiri,
lawan, dan lingkungan. Pemanah harus mengambil keputusan yang tepat sesaat
sebelum melepaskan panahnya ke sasaran ketika terjadi angin. Sistem penilaian
dalam panahan juga mengajarkan pemanah untuk jujur karena skoring tidak
dilakukan oleh wasit atau juh, tetapi dilakukan sendiri oleh pemanah.
Kedisiplinan tersebut apabila dilatih dalam ekstrakurikuler, juga akan
bermanfaat pada kedisiplinan di tempat lain baik pada waktu di sekolah maupun
keluarga. Tujuan akhir ekstrakurikuler panahan terletak dalam peranannya sebagai
wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan
membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia; hanya
orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi
warga masyarakat yang berguna sehingga memiliki karakter kemandirian dan
disiplin (Samani dkk, 2012:4)
2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif, yaitu penelitian yang
digunakan untuk memahami fenomena mengenai subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaakan berbagai metode ilmiah Moleong dan Lexy (2017:56).
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul
Qur’an beralamatkan di Jl.Brigjen Katamso No. 88,, Jetis Sukoharjo.
Subjek dari penelitian ini adalah pelatih ekstrakulikuler panahan, Guru
pendamping, Koordinasi sekolah dan siswa di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an. Teknik analisis data mengunakan reduksi data, display data dan
verifikasi data.
Page 9
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan Ekstrakurikuler
panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Menurut Poerwadarminta(2007:221) karakter mandiri merupakan melakukan
kegiatan sehari-hari sesuai dengan tahapan perkembangan dan tidak tergantung
pada orang lain. Seseorang yang mempunyai kemandirian yang kuat akan mampu
mengatasi permasalahan dan mengarungi kehidupan secara baik
Minsih&Murfiah(2012:70) .
Pada Ekstrakurikuler panahan kemandirian juga menjadi fokus yang
dikembangkan. Karakter mandiri juga melekat pada olahraga ini karena olahraga
panahan selalu menerapkan kemandirian anak. Berdasarkan hasil penelitian
Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan Ekstrakurikuler panahan di MIN 2
Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Percaya diri
Berdasarkan hasil penelitian Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan
Ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
berupa kepercayaan diri diperoleh dari pelatih yang berperan penting dalam
membangkitkan kerpercaya dirian siswa selama proses kegiatan panahan ketika
memegang, menarik, melepaskan anak panah. Siswa juga dilatih untuk optimis
dalam hasil tembakan mereka. Dengan demikian, kegiatan dalam latihan panahan
yang merangkap ke dalam satu proses yang dapat melatih perilaku percaya diri
siswa. Siswa dilatih untuk melakukan setiap teknik dan tindakan memanah
dengan tenang, penuh keyakinan, dan tanpa keraguan. Hal tersebut dikarenakan
olahraga panahan merupakan olahraga individu, sehingga sangat menuntut
kepercayaan diri siswa. Sebagaimana Barret (1997: 13) mengatakan bahwa
kemampuan seseorang dalam memegang busur dan anak panah dapat memberikan
kepuasan tersendiri, kebanggaan, harga diri, dan rasa percaya diri.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelatih membangun
kenyaman dengan siswa dengan memberikan dukungan serta kalimat pujian
kepada siswa agar lebih percaya diri. Selain itu Pelatih pun tidak memberikan
komentar buruk atau menilai tidak bagus, ketika anak sudah melontarkan anak
Page 10
6
panah dan tidak terkena sasaran pelatih selalu memberikan pujian masyaAllah dan
diberikan semangat untuk lebih baik lagi, sehingga anak akan percaya diri ketika
melakukan panahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Walgito (2018) salah
satu cara untuk menanamkan sifat percaya diri dengan memberikan suasana atau
kondisi demokratis, yaitu individu dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat
kepada pihak lain, dilatih berfikir mandiri dan diberi suasana yang aman sehingga
individu tidak merasa takut berbuat kesalahan. Menurut Gillian et.al (2011:2)
sleain melatih kemampuan otot, berlatih panah juga melatih rasa percaya diri
untuk memanah tepat sasaran.
b. Melatih tanggung jawab
Panahan merupakan kegiatan yang mengarah keranah yang berbahaya,
tanggung jawab dalam melakukan kegiatan panahan juga harus diperhatikan
seperti hati-hati dalam melepaskan anak panah dan menjaga peralatan panahan.
Berdasarkan hasil peneliti Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan
Ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
dalam aspek melatih tanggung jawab secara mandiri yaitu pelatih memberikan
pembiasaaan tanggung jawab memberikan tugas untuk selalu mengecek peralatan
memanah dan cara melakukan panahan dengan baik dan detail. Sehingga
didapatkan informasi bahwa siswa juga telah menerapkan rasa bertanggung jawab
untuk terus belajar memanah.
Indah.I, dkk (2003: 88) menjelaskan bahwa kemandirian bukan berarti
tidak membutuhkan orang lain, tetapi dalam kebersamaan seseorang dituntut
untuk mandiri. Pada pelaksanaan kegiatan latihan ekstrakurikuler panahan di MIN
2 Sukoharjo siswa dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri
maupun lingkungan sekitar. Siswa dibiasakan untuk memperhatikan lingkungan
sekitarnya sebelum melepaskan anak panah karena berbahaya apabila mengenai
orang yang ada didepannya. Tanggung jawab secara mandiri tersebut
menunjukkan bahwa siswa dilatih untuk memperhatikan lingkungan di sekitarnya.
Dengan demikian, tanggung jawab siswa dalam kebersamaan selama kegiatan
latihan menjadi bagian dari perilaku mandiri siswa.
c. Memiliki rasa ingin tau
Page 11
7
Melalui Ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an siswa dapat tertarik, ingin tahu dan belajar panahan dari pelatih.
Siswa seperti ingin mengetahui cara membidik panah agar selalu tepat sasaran,
Selain itu juga siswa mempunyai rasa ingin mengetahui contoh-contoh dalam
keagamaan kenapa panahan itu olahraga yang di sunnahkan untuk di lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan
Ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
dalam aspek menumbuhkan rasa ingin tahu bahwa siswa lebih ingin tahu dalam
teknisnya karena dalam ektrakulikuler panahan pelatih tidak menggunakan buku
panduan. Buku panduanya ada namun pelatih sudah terbiasa sehingga
mengajarkannya secara langsung. Ektrakulikuler panahan lebih mudah dipahami
oleh siswa ketika praktik secara langsung.
Hasil penelitian konsisten dengan pendapat Muhaimin (2008:99) Rasa
ingin tahu yang tinggi dapat membuat peserta mengikuti proses ekstrakurikuler
lebih baik. Oleh karena itu, rasa ingin tahu adalah suatu hal yang penting dalam
proses belajar. Kemudian menurut Horsak dan Heller (2011:158) kegiatan
panahan meningkatkna rasa ingin tahu, terutama mengenai bagaimana cara agar
busur panah tepat sasaran di titik nilai 10.
d. Kemampuan bersaing
Berdasarkan hasil Observasi, wawancara dan dokumentasi Penanaman
karakter mandiri melalui kegiatan Ekstrakurikuler panahan di MIN 2 Sukoharjo
Program Khusus Tahfidzul Qur’an dalam aspek menumbuhkan kemampuan
bersaing menunjukkan bahwa pelatih mengajarkan siswa untuk tidak tegang saat
berlatih. Kegiatan yang dapat melatih kemampuang bersaing adalah memanah
secara tepat agar memperoleh skor yang maksimal. Cheng et.al (2017:7)
memanah melatih seseorang untuk fokus mencari strategi bersaing agar
memperoleh skor yang tinggi. Pelatih juga menjelaskan bahwa tidak ada
persaingan menang dan kalah, tetapi mencoba adalah suatu keberhasilan bagi
setiap anak.
Pada pelaksanaan latihan MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul
Qur’an menunjukkan siswa menembakkan anak panah berulang-ulang untuk
Page 12
8
berupaya mengenai target sasaran secara tepat dan sebanyak mungkin untuk
memperoleh skor yang bagus. Antusiasme siswa selama proses latihan yang selalu
mencoba menembakkan anak panah untuk mengenai target sasaran menunjukkan
bahwa siswa memiliki kegigihan berlatih yang baik. Tepatnya anak panah pada
sasaran yang diinginkan merupakan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian,
siswa berupaya menggunakan kesempatan latihan yang ada agar dapat
mewujudkan harapan dan keinginan siswa dalam mengenai target sasaran secara
tepat. Hasil penelitian ini konsisten dengan pendapat Desmita (2012: 185) dengan
kemampuan bersaing kegagalan tidak menjadikan kemunduran tetapi menjadikan
pacuan untuk terus mencoba dan tidak mengalami kemunduran dalam bertanding
sehingga memicu pantang menyerah.
Menurut Cheng et.al (2017:7) memanah melatih seseorang untuk fokus
mencari strategi bersaing agar memperoleh skor yang tinggi. Selain skor tinggi,
peserta juga bersaing untuk memiliki skill memanah dengan baik (Mitchell,
2009:21).
e. Mengambil Keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
Siswa melakukan sesuatu dengan tidak terburu-buru, fokus dan tenang
dalam hal melepaskan anak panah agar sesuai dengan sasaran dalam kegiatan
memanah. Sehingga mengambil keputusan sangat penting dalam kegiatan
panahan.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, bentuk
perilaku dalam kegiatan latihan ekstrakurikuler panahan yang dapat melatih cara
mengambil keputusan siswa secara mandiri adalah ketika siswa membidik sasaran
target. Prasetyo (2010) menjelaskan bahwa pemanah harus mengambil keputusan
yang tepat sesaat sebelum melepaskan panahnya ke sasaran ketika terjadi angin.
Pada pelaksanaan kegiatan latihan panahan di MIN 2 Sukoharjo Program
Khusus Tahfidzul Qur’an, siswa membidik sasaran terlebih dahulu sebelum
menembakkan anak panah. Kegiatan tersebut dilakukan siswa agar mampu
mengambil keputusan yang tepat sehingga anak panah dapat mengenai sasaran.
Siswa mempertimbangkan beberapa posisi bidikan yaitu atas, bawah, kanan, kiri
Page 13
9
serta arah angin. Kegiatan membidik dilakukan siswa secara mandiri sehingga
siswa dituntut untuk belajar mengambil keputusan menembakkan anak panah
tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Desmita (2012:
185) melalui penanaman kemampuan mengam keputusan dan inisiatif untuk
mengatasi masalah yaitu siswa mampu berfikir dan bertindak secara kreatif dan
keberanian dalam mengambil keputusan sendiri.
3.2 Penanaman Karakter Disiplin Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Pada penanaman karakter disiplin melalui kegiatan ekstrakurikuler
Panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an diantaranya
adalah 1) Disiplin Waktu dan Peraturan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Panahan.
2) Kehadiran mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler. 3) Patuh pada instruksi pelatih.
a. Disiplin Waktu dan Peraturan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Panahan di
MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Berdasarkan hasil penelitian di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an Kegiatan Ekstrakurikuler memanah dilakukan pukul 07.30
sampai selesai di lapangan Wot Galeh Sukoharjo. Berdasarkan hasil penelitian
penanaman karakter disiplin Waktu dan Peraturan Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Panahan di MIN 2 program khusus tahfidzul qur’an menunjukkan
anak sudah menjalankan peraturan yang telat dibuat meskipun ada beberapa yang
belum mematuhi. Dengan begitu peraturan tetep harus dijalankan, ketika sudah
masuk dalam panahan.
Menurut Prasetyo (2010: 67) Dalam penanaman karakter disiplin
Peraturan pada ekstrakulikuler panahan yaitu dengan mematuhi instruksi panahan
diantaranya tidak mendekatkan kepala pada busur khususnya sewaktu sedang
ditarik. Tidak menembakkan anak panah ke udara. Tidak menembakkan anak
panah bila belum yakin aman untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Tidak
menembak menggunakan anak panah rusak. Tidak menembak jarak jauh sebelum
jarak dekat dikuasai dengan baik. Tidak melepaskan anak panah dengan target
sembarangan terutama makhluk hidup sebagai sasaran, seperti manusia, hewan
dan tanaman. Wajib berfokus untuk mendahulukan keselamatan diri sendiri
Page 14
10
berikut juga orang lain. Menurut Samani dkk (2012:88) dengan siswa mematuhi
instruksi panahan maka siswa dapat terhindar dari cedera atau terjadinya
kecelakaan saat memanah.
b. Kehadiran mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler di MIN 2 Sukoharjo Program
Khusus Tahfidzul Qur’an
Berdasarkan hasil penelitian Kehadiran mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an menjukan
kedatangan dan kepulangan siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler panahan sudah
di tentukan sesuai jadwal. Ketika berangkat siswa harus presensi terlebih dahulu
setelah memulai latihan panahan siswa diberi kesempatan untuk memanah, setelah
selesai mereka harus menunggu dan antri teman yang lain melakukannya.
Kepulangan siswa harus bersama, dan ketika pulang pun dijemput wali siswa.
Carter V. Good (2018: 45) Kehadiran siswa adalah kehadiran dan
keikutsertaan siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah. pendidikan
bukan sekadar penyerapan ilmu pengetahuan, tetapi juga membutuhkan
keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam prosesnya, maka kehadiran secara
fisik di sekolah tetap penting apapun alasannya, dan bagaimanapun canggihnya
teknologi yang dipergunakan.
c. Karakter Patuh pada instruksi pelatih kegiatan Ekstrakurikuler di MIN 2
Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Menurut Moenir (2017: 53) karakter patuh dapat tercermin dengan
mendengarkan dengan baik dan melaksanakan arahan, perintah, atau petunjuk
dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas.
Berdasarkan hasil penelitian penanaman karakter patuh pada instruksi
pelatih kegiatan Ekstrakurikuler di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul
Qur’an menunjukkan cara pelatih memberikan arahan atau instruksi kepada siswa
yang ikut Ekstrakurikuler panahan. Saat memberikan arahan sangat berbeda kelas
rendah dan kelas tinggi. Sehingga mereka akan mendengarkan instruksi atau
arahan yang akan diberikannya. Dengan begitu mereka akan selalu disiplin untuk
mendengarkan instruksi dari pelatih karena menarik.
Page 15
11
3.3 Kendala penanaman kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2 Sukoharjo
Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Setiap kegiatan pasti ada kendala dan pelatih selalu mencari solusi agar
kegiatan mampu berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian Kendala
penanaman kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an diantanya adalah.
a. Rasa antusias siswa kurang.
Berdasarkan hasil penelitian Kendala penanaman kaarakter disiplin dan
mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an ditemukan
suasana hati siswa yang tidak menentu. meskipun dalam pelaksanaan pendidikan
karakter dan displin dalam Ekstrakurikuler manahan namun tak jarang ditemukan
siswa yang cengeng dan menggangu susasana hati sehingga dapat menggangu
konsentrasi dalam memanah. Hasil penelitian ini konsisten dengan pendapat
Zubaedi (2011: 177-178) menjelaskan bahwa keberhasilan atau kegagalan
pendidikan karakter dipengaruhi faktor dari dalam diri manusia dan motivasi yang
disuplai dari luar dirinya.
b. Sarana yang kurang memadahi
Faktor sarana dan prasarana sangat mempengaruhi siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler panahan karena dalam melakukan latihan siswa akan semangat
ketika lapangan sekolah yang di miliki sudah memadai serta alat panah yang
digunakan untuk latihan masih bagus akan menambah semangat siswa dalam
melaksanakan latihan ekstrakurikuler panahan. Berdasarkan hasil penelitian
Kendala penanaman kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program
Khusus Tahfidzul Qur’an ditemukan Sarana yang kurang memadahi hal tersebut
didukung dengan hasil wawancara menunjukkan bahwa kendala dalam srana dan
prasarana adalah jumlah alat panah yang terbatas tidak sesuai dengan jumlah
siswa sehingga membuat siswa harus bergilir takjarang membuat siswa justru
bosan.
Hasil tersebut konsisten denga mendapat Massoni (2011-19) menyatakan
bahwa keterbatasan sarana ataupun sarana yang kurang memadahi dapat
Page 16
12
berdampak terhambatnya sebuah aktifitas atau proses ekstrakurikuler panahan.
Menurut Rosidah (2018:6) Faktor penghambat berupa kondisi sarana dan
kebiasaan perilaku siswa yang kurang sesuai.
c. Belum Serius Dalam Berlatih
Keseriusan siswa dalam berlatih justru dapat membantu siswa dalam
menanamkan karakter mandiri dan displin namun tak jarang dilapangan
diketemukan masih terdapat siswa yang belum serius mengikuti Ekstrakurikuler
panahan. Berdasarkan hasil penelitian Kendala penanaman kaarakter disiplin dan
mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an ditemukan siswa
belum serius dalam berlatih hal tersebut didukung dengan hasil wawancara bahwa
kendala yang lain yang menghambat penanaman karakter mandiri dan disiplin
adalah belum seriusnyasiswa dalam berlatih manahan.
Hasil ini konsisten dengan pendapat Widayanto dan Prasetyo (2018:34)
yang menyatakan bahwa ketidak seriusan dalam berlatih dapat berdampak pada
latihan yang tidak teratur, tidak disiplin waktu dan dapat mengurangi kompetensi
dalam memanah.
3.4 Solusi dari kendala penanaman kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2
Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
Berdasarkan hasil penelitian dalam menghadapi kendala penanaman
kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul
Qur’an maka diperoleh solusi sebagai berikut:
a. Pelatih memberikan pengarahan secara perlahan dan sabar serta harus
memahami karakternya
Berdasarkah hasil penelitian dalam upaya mengatasi kendala Suasana hati
siswa yang tidak menentu yang terjadi pada siswa yaitu dengan memberikan
pengarahan secara perlahan dan sabar serta harus memahami karakternya.
Hasil ini sesuai dengan pendapat George (2018;5) upaya memberikan
pengarahan merupakan suatu proses untuk menggerakkan anggota kelompok
untuk mau bekerja sama dan bekerja dengan ikhlas serta bersemangat untuk
Page 17
13
mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan dan usaha
pengorganisasian.
b. Sekolah mengadakan pertemuan dengan wali murid agar sarana dalam
kegiatan Ekstrakurikuler panahan dapat menunjang kegiatan.
Dalam upaya mengatasi kendala kurangnya sarana Sekolah mengadakan
pertemuan dengan wali murid agar sarana dalam kegiatan Ekstrakurikuler
panahan dapat menunjang kegiatan yaitu membebankan biaya Ekstrakurikuler
kepada wali murit sebesar 80.000. Hal ini bertujuan ntuk membantu melengkapi
kurangnya sara karna berlatih panahan dapat membentuk kekuatan karakter pada
diri anak. Terutama karakter kedisiplinan dan kemandirian. Siswa akan terbentuk
secara bertahap walaupun untuk membentuk karakter pada diri siswa
membutuhkan proses dan waktu. Tetapi, jika siswa sudah terbiasa melakukan itu
maka karakter disiplin dan mandiri akan selalu melekat dan tertanam dalam diri
siswa sesuai dengan pendapat Mulyadi (2015:8) yang menyatakan bahwa dengan
memberikan dukungan yang dapat membantu pihak sekolah memberikan fasilitas
dalam ekstrakulikuer panahan.
c. Menciptakan Susana yang menyenangkan dalam berlatih
Dalam upaya mengatasi kendala belum serius dalam berlatih hal yang
dapat dilakukan adalah menciptakan susana yang menyenangkan dalam berlatih.
Berdasarkah hasil penelitian dalam upaya mengatasi kendala penanaman
kaarakter disiplin dan mandiri di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul
Qur’an yaitupihak sekolah berupaya menggunakan metode yang menarik yaitu
berlatih sembari bermain sehingga dapan meningkatkan minat siswa dalam
berlatih panahan sehingga dapat mempermudah dalam menanamkan karakter
mandiri dan disiplin.
Hasil tersebut konsisten dengan pendapat Sutrisno (2011: 39) bahwa
belajar menyenangkan (joyfull learning) adalah sistem pembelajaran yang
berusaha untuk membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya
makna, pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Selaras dengan
Page 18
14
penelitian Suffa et. al (2019: 95) bahwa panahan sejak jaman dahulu merupakan
olahraga yang menciptakan suasana yang menyenangkan karena membuat peserta
tertantang untuk melepaskan busur panah sesuai pada sasaran.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti membuat simpulan sebagai berikut:
Penanaman karakter mandiri melalui kegiatan Ekstrakurikuler panahan di MIN 2
Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an 1) Percaya diri dalam melakukan
kegiatan tanpa ragu-ragu serta melakukan tindakan dengan tenang, penuh
keyakinan, dan tanpa keraguan untuk melakukan setiap teknik dalam memegang,
menarik serta melepaskan anak panah ketarget. 2) Melalui kegiatan panahan
melatih tanggung jawab yaitu siswa menyiapkan peralatan memanah, mengecek
anak panah, mengendalikan diri dan mendisiplinkan diri. 3) Memiliki rasa ingin
tau siswa antusias ingin tahu dalam teknisnya memanah perhatian pada obyek dan
menanyakan setiap langkah kegiatan. 4) Kemampuan bersaing memanah secara
tepat agar memperoleh skor yang maksimal. 5) Mengambil Keputusan dan
inisiatif untuk mengatasi masalah melatih cara mengambil keputusan siswa secara
mandiri dalam melepaskan anak panah. Penanaman Karakter Disiplin Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Panahan di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an meliputi 1) Penanaman Karakter Disiplin melalui datang tepat
waktu, 2) menaati peraturan, 3) patuh pada instruksi saat latihan. Kendala
penanaman karakter mandiri dan disiplin di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus
Tahfidzul Qur’an meliputi rasa antusias siswa kurang, Sarana yang kurang
memadahi, belum serius dalam berlatih. Solusi dari kendala penanaman karakter
mandiri dan disiplin di MIN 2 Sukoharjo Program Khusus Tahfidzul Qur’an
meliputi pelatih memberikan pengarahan secara perlahan dan sabar serta harus
memahami karakternya, Sekolah mengadakan pertemuan dengan wali murid
(PGOM) dan dikenakan biaya sebesar 80.000 agar sarana dalam kegiatan
Ekstrakurikuler panahan dapat menunjang kegiatan, Menciptakan Susana yang
menyenangkan dalam berlatih.
Page 19
15
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Yunus. (2012). Pembelajaran membacaaberbasis pendidikan karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
Adiatmaja, S., Indah, I., Mukijo, F. (2003). Pendidikan Budi Pekerti untuk SD.
Yogyakarta: Kanisius.
Agbola A, Tsai. (2012) .Bring Character Education Into Classroom. European
Journal of Educational Reseacrch Vol. 1, 2, 163-170.
Barret, J.A. (1997). Olahraga Panahan: Pedoman, Teknik, dan Analisa.
Semarang: Dahara Press.
Carter V. Good, (2018), “Dasar Konsep Pendidikan Moral” Alfabeta.
Cheng-Hao Quan, Zia Mohy-Ud-Din, and Sangmin Lee. 2017. Analysis of
Shooting Consistency in Archers: A Dynamic Time Warping Algorithm-
Based Approach. Hindawi Journal. 12(2): 1-7.
Desmita. (2012). PsikologiiPerkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
George R (2014). Dasar-Dasar Manajemen, penerjemah G.A Ticoalu. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Gillian, R. B. Knapp, and S. O’Modhrain.2011. “Recognition of multivariate
temporal musical gestures using N-dimensional dynamic time warping,” in
The 11th Int'l conference on New Interfaces for Musical Expression, Oslo,
Norway.
Horsak and M. Heller. 2011. “A three-dimensional analysis of finger and bow
string movements during the release in archery,” Journal of Applied
Biomechanics, 2(7):151-162.
Lickona, T. (2018). Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk
Karakter. (Terjemaham Juma Abdu Wamaungo). Jakarta: Bumi Aksara.
Massoni, E. (2011). The Positive Effects of Extra Curricular Activities on
Students.9 (84-87).
Minsih dan Murfiah. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Kecerdasan Majemuk
Dalam Membentuk Kemandirian Siswa SD Muhammadiyah Program
khusus kota Surakarta. Jurnal Varia PendidikanVol 24(1).
Page 20
16
Moenir, (2017) Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Moleong dan Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Muhaimin (2008) Paradigm Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyadi (2015). Nilai Moral pada Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sutrisno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: Jakarta,
Kencana
Poerwadarminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai. Pustaka
Prasetyo, Y. (2010). Pengembangan Ekstakurikuler Panahan Di Sekolah
sebagai Wahana Membentuk Karakter Siswa. Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia. 4(3-15)
Republik Indonesia, Presiden. (2017). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 87 tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195.
Rosidah dan Ulfa. (2018). Pelaksanaan Pendidikan Karakter Mandiri Dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Panahan Di Sd N Puro Pakualaman I
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 28 Tahun ke-7
2018.
Sajoto. (2002). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan kondisi fisik. Semarang:
Effhar dan Dahara Prize.
Samani, Muchlas, Hariyanto. (2012). Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suffa, Mugiyo & Tommy. 2019. Study of Development Philosophy of Indonesian
Archery Sports (Study at the National Sports Museum). Journal of
Physical Education and Sports 8 (2): 94 – 102.
Suid., AlfiatiiSyafrina, Tursinawati. (2017), AnalisissKemandirian SiswaaDalam
Proses Pembelajaran diiKelas III SD Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Pesona
Dasar. 1(5-21).
Page 21
17
Sutrisno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: Jakarta, Kencana.
Tirtarahardja, Umar. Dan Sula, La. (2014). PengantarrPendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Walgito Bimo. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.