PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM AIR MINUM
Daftar isiiDaftar isi
iiKata Pengantar
iiiPendahuluan
11Ruang lingkup
12Acuan normatif
23Istilah dan definisi
44Perencanaan
44.1Ketentuan umum
44.2Ketentuan teknis
125Pelaksanaan konstruksi
125.1Penyiapan lokasi
125.2Penyiapan peralatan
135.3Pengerjaan konstruksi PAH
166Pengoperasian
166.1Persiapan pengoperasian
176.2Pelaksanaan pengoperasian
176.3Kelembagaan
176.4Administrasi
177Pemeliharaan
198Rehabilitasi
Lampiran B 24Gambar-gambar penampung air hujan
KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judulPenampung Air
Hujan tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Air Bersih. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Hj. Eva Ryanti ST. MT selaku dosen pembimbing mata kuliah
Perencanaan Air Bersih2. Seseorang yang selalu ada di hati kami,
terima kasih atas kesetiaanmu serta nasihat dan motivasi yang telah
diberikan.
3. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu
yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, Januari 2014
Penyusun
PendahuluanAir merupakan salah satu unsur utama bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya sehari hari.
Air juga mempunyai arti pentingdalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Di bumi kira kira terdapat 1,3 1,4 milyar km air
yang terdiri dari 97,5 % air laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73 %
di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya
( Ir. Suyono Sosrodarsono, 1993 ).
Air Tawar ini sebagian besar berasal dari air hujan yang turun
ke permukaan tanah dan mengalir ke permukaan atau tempat tempat
yang lebih rendah dan pada akhirnya melimpah ke danau atau laut.
Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tampat mengalirnya
air yang berasal dari air
hujan disebut alur sungai. Air inilah yang sebagian besar
digunakan untuk penampungan Air permukaan tanah dan air tanah yang
dibutuhkan untuk kehidupan dan produksi adalah air yang terdapat
sirkulasi air. Jika sirkulasi air ini tidak merata maka akan
terjadi masalah dan sebaliknya.
Air baku adalah air yang sudah melalui penyaringan. Air yang di
pakai untuk air baku harus memenuhi persyaratan sesuai kegunaannya.
Sedangkan definisi dari air bersih sendiri yaitu air baku yang
dipanaskan dan siap di konsumsi oleh manusia serta memenuhi
persyaratan bagi system penyediaan air minum. Persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas
air yang meliputi kualitas fisik, kualitas kimia, kualitas
biologis, dan kualitas radiologi, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping. Pengelolaan Sumber Daya Air didefinisikan
sebagai aplikasi dari cara struktural dan cara non struktural untuk
mengendalikan sumber daya air alam dan buatan manusia untuk
keperluan atau manfaat bagi manusia dan
Laporan Tugas Akhir Budi S. L2A002031 Perencanaan Embung Sungai
Kreo Kukuh Dwi P. L2A002092
I - 2
tujuan tujuan lingkungan. Cara non struktural untuk pengolahan
air adalah program program yang tidak membutuhkan fasilitas
fasilitas yang dibangun, sedangkan cara struktural adalah fasilitas
yang dibangun untuk pengendalian alur air. Untuk pengelolaan Sumber
Daya Air agar dapat digunakan untuk kepentingan manusia terdapat
beberapa cara, salah satunya adalah dengan
cara membangun fasilitas fasilitas untuk pengendalian aliran
air. Fasilitas fasilitas yang dibangun untuk pengelolaan sumber
daya diantaranya adalah bendung, bendungan, embung dan lain
sebagainya. Sebagai air sumber yang digunakan untuk mengisi
tampungan embung atau bendung, sebagian besar menggunakan air
permukaan.Latar Belakang
Krisis air bersih kini menjadi problematika yang sangat penting
dan genting untuk diselesaikan pada zaman ini. Mengapa tidak,
interdependensi manusia dan mahluk hidup lainnya terhadap air
mengalami eskalasi yang melejit sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini semakin diperparah lagi dengan
pola konsumtif manusia yang tidak lagi memperhatikan kelestarian
air bersih. Pemanfaatan air yang tidak bijaksana dengan penggunaan
yang tidak efektif dan efisien serta berbagai kegiatan yang
mencemarkan air baik disengaja maupun tak disengaja menjadi
penyumbang terbesar dalam pengrusakan tatanan air bersih di bumi
kita ini.
Hal ini tentunya menjadi boomerang bagi kita manusia sebab air
bersih yang sangat kita butuhkan kini sudah mulai langka karena
perbuatan kita sendiri, akibatnya dimana-mana manusia mengeluhkan
kekurangan air bersih. Hal ini tentunya memiriskan hati sebab tanpa
adanya air bersih maka dapat menimbulkan bencana-bencana lain
terutama terkait dengan kesehatan masyarakat yang pada ujungnya
menimbulkan wabah penyakit dalam kehidupan bermasyarakat.
Hingga saat ini problematika krisis air pada Wilayah Kesatuan
Negara Republik Indonesia kian menjadi-jadi bahkan sampai pada
stadium menghawatirkan. Hal ini terjadi akibat penggunaan dan
pengolahan lahan kurang berperspektif pada kaidah-kaidah konservasi
air, salah satu contohnya adalah adanya pembangunan permukiman,
industry, dan infrastruktur yang tidak berlandaskan pada perspektif
konservasi air pada wilayah resapan air hujan (recharge area)
sehingga pada musim hujan, air hujan memiliki kesempatan yang
sangat sedikit untuk masuk ke dalam tanah guna menjadi air tanah,
dan malah mejadi aliran permukaan (runoff).
Hal ini tentu tidak mungkin dibiarkan begitu saja dan manusia
hanya berpasrah pada kondisi yang kini terjadi. Maka dari itu perlu
adanya berbagai upaya dalam peningkatan kuantitas air bersih yang
berbasiskan pada konservasi air. Ada begitu banyak upaya konservasi
air yang ditawarkan, khusus untuk menyelesaikan masalah krisis air
dalam waktu yang cepat salah satunya adalah dengan pengelolaan air
permukaan dengan penyadapan atau pemanenan air hujan (rain
harvesting) salah satunya dengan pembuatan penampungan air hujan
(PAH). Cara ini terbilang sangat mudah dan hasilnya dapat segera
kita petik, sebab prinsip dari penampungan air hujan ini adalah
menampung air hujan pada musim hujan dan memanfaatkannya untuk
keperluaan sehari-hari pada musim kemarau/kering.
Memanen air hujan merupakan alternatif sumber air yang sudah
dipraktekkan selama berabad-abad di berbagai negara yang sering
mengalami kekurangan air (Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung Tsai,
2004). Air hujan yang dipanen dapat digunakan untuk multi tujuan
seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi dan bahkan dapat digunakan
untuk memasak jika kualitas air tersebut memenuhi standar kesehatan
(Sharpe, William E., & Swistock, Bryan, 2008; Worm, Janette
& van Hattum, Tim, 2006).Secara ekologis ada empat alasan
mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi air (Worm,
Janette & Hattum, Tim van, 2006), yaitu:1. Peningkatan
kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan air bawah
tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem
pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.2.
Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah
tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan air hujan dapat
menjadisolusisaat kualitas air permukaan, seperti air danau atau
sungai, menjadi rendah selama musim hujan.3. Sumberairlainbiasanya
terletak jauh dari rumah atau komunitas pemakai. Mengumpulkan dan
menyimpan air di dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap
persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan serta
memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif
ini.4. Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun
limbah kegiatan manusia misalnya masuknya mineral seperti arsenic,
garam atau fluoride. Sedangkan kualitas air hujan secara umum
relatif baik.Ada tiga komponen dasar yang harus ada dalam sistem
pemanenan air hujan yaitu: 1)catchment,yaitu penangkap air hujan
berupa permukaan atap; 2)delivery system,yaitu sistem penyaluran
air hujan dari atap ke tempat penampungan melalui talang; dan
3)storage reservoir,yaitu tempat penyimpan air hujan berupa tong,
bak atau kolam. Selain ketiga komponen dasar tersebut, dapat
dilengkapi dengan komponen pendukung seperti pompa air untuk
memompa air dari bak atau kolam penampung. (Worm, Janette & van
Hattum, Tim 2006; Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung Tsai 2004).Kendala
yang dihadapi dalam memanen air hujan antara lainfrekuensi dan
kuantitas hujan yang fluktuatif serta kualitas air hujan belum
memenuhi pedoman standar air bersih WHO.Ada dua isuterkait kualitas
air hujan, yaitu isubacteriological water qualitydan isuinsect
vector.Pertama, isubacteriological water quality. Air hujan dapat
terkontaminasi oleh kotoran yang ada dicatchment area(atap)
sehingga disarankan untuk menjaga kebersihan atap. Penampung air
hujan juga harus memiliki tutup agar terhindar dari kotoran.
Bacteria tidak dapat hidup di air yang bersih. Lumut dapat hidup
jika ada sinar matahari menembus tong penampung air, oleh sebab itu
tong penampung air hujan sebaiknya dibiarkan gelap dan diletakkan
di tempat teduh agar lumut tidak dapat tumbuh.Kedua, isuinsect
vector. Serangga dapat berkembang biak dengan meletakkan telurnya
dalam air. Oleh karena itu sebaiknya tong penampung air ditutup
rapat untuk menghindari masuknya serangga seperti nyamuk. Ada
beberapa metode perlakuan sederhana dalam pemakaian air hujan,
antara lain: merebus air akan mematikan bakteri,
menambahkanchlorine(35mlsodium hypochloriteper 1000 liter air) akan
mendisinfeksi air, filtrasi pasir (biosand) akan menghilangkan
organism berbahaya (Thomas, tanpa tahun). Worm & van Hattum
(2006) menyebutkan sekarang dikembangkan teknik SODIS (Solar Water
Disinfection) yaitu botol plastic yang sudah dicat hitam diisi air
dan dijemur beberapa jam dengan tujuan untuk mematikan bacteria dan
mikroorganisme dalam air hujan.Dari fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa diperlukan peran pemerintah agar praktek memanen
air hujan dapat dilakukan secara luas. Pemerintah perlu melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi public agar masyarakat dapat
tertarik perhatiannya, memahami, menyadari dan bersedia
melakukannya di rumah masing-masing. Jika memanen air hujan
dipraktekkan secara luas, maka masalah kekurangan air pada rumah
tangga dapat dihindari. 2. Tujuan
Tujuan diterapkannya teknologi penampungan air hujan adalah
:
1) Pemenuhan kebutuhan air bersih yang selama ini semakin
meningkat
2) Membantu menanggulangi kekurangan air bersih.
3) Pelestarian sumber daya air, perbaikan kualitas lingkungan
dan membudayakan kesadaran lingkungan.
3. Manfaat dan Potensi 1) ManfaatPenampungan air hujan adalah
salah satu cara konservasi air. Caranya dengan membuat bangunan
berupa bak penampung air yang berfungsi untuk memasukkan air hujan
kedalam bak tersebut sehingga pada musim kemarau atau kering, air
hujan yang telah ditampung dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Manfaat dari teknologi ini adalah:
a. Bagi masyarakat
a) Kelompok masyarakat terutama di daerah krisis air tidak akan
kekurangan air bersih kembali
b) Masyarakat lebih diaktifkan kembali dalam penanggulangan
bencana kekeringan yang selama terjadi.
c) Teknologi dapat mengurangi banjir yang selama ini meresahkan
masyarakat
b. Bagi Pemerintah
a) Teknologi ini memberikan angin segar bagi pemerintah dalam
menanggulangi bencana kekeringan di berbagai wilayah di Indonesia
yang akhir-akhir ini sangat memperihatinkan
b) Teknologi ini dapat mengurangi banjir yang selama ini
meresahkan pemerintah
2) PotensiPengaplikasian teknologi penampungan air hujan
memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Wilayah
Indonesia sebab Indonesia merupakan wilayah yang memiliki curah
hujan yang relatif tinggi saat musim hujan, selain itu teknologi
ini sangat ramah lingkungan dan bisa diaplikasikan di bawah
permukaan bumi sehingga lahan di atasnya dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan yang lainnya sehingga melalui teknologi ini dapat
persoalaan pelik terkait krisis air di berbagai wilayah dapat
segera diatasi.
Istilah dan definisi a. air baku
air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum
b. air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
c. adukan (mortar)
campuran dari bahan pengikat (semen), agregat halus dan air
dengan perbandingan tertentu
d. bahan tara pangan (food grade)
bahan yang aman digunakan untuk wadah pangan
e. bak penyaring
sarana untuk menyaring air hujan sebelum disimpan ke dalam bak
penampung sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku
f. desinfektan
bahan kimia yang digunakan untuk mematikan bakteri patogen
g. ferro semen
dinding beton yang tipis dengan tulangan yang berlapis dari
tulangan jenis diagonal berdiameter kecil (kawat ayam) dan kawat
seng
h. kawat ayam
anyaman kawat berlapis seng dengan bentuk anyaman hexagonal
dengan lubang kotak tidak kurang dari 1 cm x 1,3 cm terikat kuat
dan stabil dengan lilitan ganda sehingga dapat digunakan untuk
lapis tulangan dinding
i. kawat seng
kawat baja berlapis seng yang terbuat dari karbon rendah yang
dilapisi seng secara merata dan mengkilat
j. lantai dasar
bagian dasar dari bak air
k. lantai kerja
bagian dasar dari konstruksi yang berfungsi untuk meratakan
permukaan dan menjaga kebersihan pekerjaan konstruksi diatasnya
l. lubang periksa
sarana untuk memungkinkan orang dapat masuk ke dalam bak guna
membersihkan atau memperbaiki bila terjadi kerusakan
m. mobil tangki air
mobil tangki untuk mengangkut air minum dari SPAM dengan
jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan ke terminal air
dan/atau depo air minum isi ulang yang memenuhi syarat sebagai
wadah makanan (bahan tara pangan/food grade)
n. penampungan air hujan
selanjutnya disebut PAH adalah wadah untuk menampung air hujan
sebagai air baku, yang penggunaannya bersifat individual atau skala
komunal, dan dilengkapi saringan
o. pemeliharaan
kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin
dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana
air minum dapat diandalkan kelangsungannya
p. pengoperasian
rangkaian kegiatan mulai dari dari persiapan untuk melakukan
operasi menjalankan sistem penyediaan air minum untuk menghasilkan
air minum
q. penyediaan air minum
kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan
produktifr. rehabilitasi
perbaikan sebagian unit SPAM Bukan Jaringan Perpipaan yang perlu
dilakukan agar SPAM dapat berfungsi normal kembali
s. sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan
selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem
fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum
baik bersifat individual, kelompok masyarakat, maupun komunal yang
unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan
sederhana, dan tidak termasuk dalam sistem penyediaan air minum
dengan jaringan perpipaan
t. sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan
selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik
(teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum yang
unit distribusinya melalui perpipaan dan unit pelayanannya
menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran umum, dan
hidran kebakaran
u. talang rambu
talang yang menampung air hujan dari atap
v. talang tegak
talang yang menampung air hujan dari talang rambu
1. Perencanaan a. Ketentuan umum Penyelenggaraan PAH harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. PAH harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman.b.
Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis dengan curah
hujan minimal 1.300 mm per tahun.c. Pelaksanaan konstruksi PAH
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.d. PAH dipasang di
lokasi atau daerah rawan air minum.e. Penempatan PAH harus dapat
menampung air hujan dan/atau pada kondisi tertentu dapat menampung
air minum dari PDAM yang didistribusikan melalui mobil tangki
air/kapal tangki air.f. Adanya partisipasi masyarakat setempat
dalam pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
PAH.g. PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok
masyarakat.h. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak
boleh langsung ditampung.i. PAH harus kedap air.b. Ketentuan teknis
1. Komponen PAH
PAH terdiri dari beberapa komponen sebagaimana dicantumkan dalam
tabel 1.
Tabel 1 Komponen penampung air
hujanNoKomponenFungsiKeterangan
1.Bidang penangkap airMenangkap air hujan sebelum mencapai
tanahAtap rumah terbuat dari genting atau seng
Tabel 1 Komponen penampung air hujan (lanjutan)
NoKomponenFungsiKeterangan
2.Talang air/pembawa (talang rambu dan talang tegak)Mengumpulkan
atau menangkap air hujan yang jatuh pada bidang penangkap dan
mengumpulkan ke bak penampungTalang dilengkapi dengan alat pengalih
aliran untuk mengatur arah aliran menuju bak penampung
3.SaringanMenyaring air hujan dari kotoran. Media penyaring
dapat berupa pasir dengan kerikil/pecahan bata/marmer sebagai
penyangga.Diletakkan di atas bak penampung dan/atau sebelum
kran.
4.Lubang periksa (manhole)Memberikan akses untuk masuk ke dalam
bak penampung pada saat memperbaiki dan/atau membersihkanHarus
ditutup
5.Bak penampungBerfungsi sebagai reservoir/bak untuk menampung
air hujan dengan aman yang dikumpulkan sewaktu musim hujan atau
dapat juga digunakan untuk menampung air bersih yang
didistribusikan melalui mobil tangki air/kapal tangki air. Air ini
akan dimanfaatkan hanya sebagai air minum. Dengan adanya PAH ini
diharapkan kebutuhan air minum keluarga akan terjamin pada musim
kemarau.Terbuat dari bahan ferro semen, pasangan bata, drum besi,
fiberglass reinforced plastic (FRP)
6.Pipa masukanMengalirkan air ke dalam bak penampung.
7.Pipa peluapMeluapkan air hujan yang melebihi kapasitas
penampung dan berfungsi sebagai pipa udara/ventilasi.Harus ditutup
dengan kasa nyamuk
8.Kran pengambil airUntuk mengeluarkan atau mengambil air dari
bak penampung bagi konsumen.
9.Kran/pipa pengurasUntuk jalan air keluar saat menguras
PAH.
10.Saluran pembuangan Untuk menyalurkan air buangan agar PAH
tetap bersih dan kering.
11.Pipa udaraUntuk mengeluarkan gas-gas yang terlarut dalam air
hujan.
12.Lantai Tempat bangunan PAH dan tempat aktifitas mengambil
air.
4.1.1 Kapasitas bak penampung Kapasitas bak penampung ditentukan
berdasarkan:a. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.b.
Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap
rumah).c. Kebutuhan pokok pemakaian air (1015) L/orang/hari.d.
Jumlah hari kemarau.
e. Jumlah penduduk terlayani.
4.1.2 Komponen media penyaring
Ketentuan komponen media penyaring adalah sebagai berikut:
a. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran diameter efektif
(0,30-1,20) mm, koefisien keseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas
0,4.
b. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter (10-40)
mm.2. PemeliharaanPemeliharaan meliputi pemeliharaan harian atau
mingguan, pemeliharaan bulanan, dan pemeliharaan tahunan sesuai
Tabel 17.Tabel 17 Cara pemeliharaan PAHPerlengkapan
SistemPemeliharaanKeterangan
Harian
MingguanBulananTahunan
Pemeliharaan harian dan mingguan
1. Bersihkan talang dari kotoran yang ada seperti daun, tanah,
dan kotoran lainnya agar talang tidak tersumbat;
2. Bersihkan lantai dasar reservoir dari tanah dan kotoran;
3. Bak penampung harus dikuras sekurang-kurangnya dalam waktu
dua bulan sekali dengan cara membuka kran penguras dan permukaan
dinding bagian dalam dan dasar dibersihkan dengan cara disikat;
4. Jaga agar PAH selalu terisi air dengan tinggi minimum 10 cm,
untuk mencegah retaknya PAH karena panas sinar matahari.
5. Periksa apa ada kerusakan pada fasilitas PAH antara lain kran
air, lantai dasar, dan saluran drainase. (Oleh Pengelola atau
pemilik
Pemeliharaan bulanan
1. Media saringan ( pasir dan kerikil ) harus dibersihkan
minimum satu bulan atau sesuai kebutuhan;
2. Bak penampung harus dikuras sekurang-kurangnya dalam waktu
dua bulan sekali dengan cara membuka kran penguras dan permukaan
dinding bagian dalam dan dasar dibersihkan dengan cara disikat;
3. Periksa keretakan pada bak dan lantai dasar bak;
4. Periksa apakah ada kebocoran pada talang, sambungan talang,
saringan kran( Oleh pengelola atau Pemilik.
Pemeliharaan tahunan
1. Bersihkan PAH setiap awal musim hujan;
2. Buang air di dalam PAH yang berasal dari hujan pertama,
lakukan ini selama sesuluh menit pertama;
3. Bersihkan dari tanaman-tanaman yang tumbuh sekitar bak. (Oleh
pengelola atau pemilik
3. Rehabilitasi
a. Perbaiki dinding PAH jika terjadi kebocoran atau keretakan,
dengan cara:
1) Tambal dengan lapisan mortar cement jika reservoir terbuat
dari ferro semen
2) Tambal dengan lapisan resin jika reservoir terbuat dari
FRP
b. Ganti talang dan kran dengan yang baru jika terjadi kebocoran
atau kerusakan
Lampiran BGambar-gambar penampung air hujan
Gambar B.1 PAH dari ferro semen
Gambar B.2 Denah PAH dari pasangan bata
Gambar B.3 Potongan A-A PAH dari pasangan bata
Gambar B.4 Denah PAH dari FRP
Gambar B.5 Potongan A-A PAH dari FRP
EMBED AutoCAD.Drawing.16
EMBED AutoCAD.Drawing.16
EMBED AutoCAD.Drawing.16
EMBED AutoCAD.Drawing.16
EMBED AutoCAD.Drawing.16
iivvii
_1281528568.dwg
_1281528955.dwg
_1281528722.dwg
_1281528269.dwg
_1281528332.dwg