BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMateri (matter) adalah segala
sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa, dan kimia
(chemistry) adalah ilmu tentang materi dan perubahannya. Materi
merupakan penyusun segala sesuatu benda, termasuk tubuh kita
sendiri merupakan materi. Materi dapat sekeras baja, selunak air
dalam kolam atau tidak kelihatan seperti oksigen di udara. Dengan
kata lain materi dapat dalam tiga wujud yaitu padat(solid),
cair(liquid), dan gas.Pemurnian dalam banyak kasus tidak dapat
menggunakan meterial tanpa pemurnian baik material itu dari alam
(misalnya minyak goreng) atau disintetis dilaboratorium. Pemisahan
dan pemurnian tidak dapat dipisahkan dalam praktek sintesis dan
pemurnian tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.Proses pemisahan
digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni
dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa Kimia
ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu
senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain.
Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang
memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses
produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan. Untuk pemisahan itu sendiri terdiri dari
filtrasi, adsorbsi, dekantasi, kristalisasi, sublimasi, dan
lain-lain.Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih tergantung pada fase
komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran
homogen (satu fase) dan campuran heterogen(lebih dari satu fase).
Metode dapat dklasifikasikan menjadi dua kelompok, murni dan
campuran. Pertama sebagian besar material disekitar kita adalah
campuran, udara adalah contoh yang baik, karena komponen udara
adalah nitrogen dan oksigen jadi udara adalah campuran, bukan
material murni.Oleh karena itu dengan mempelajari metode pemisahan
dan pemurnian zat kita dapat memperoleh zat yang kita inginkan dari
suatu campuran. Dengan melakukan percobaan berikut kita dapat
mengetahui cara untuk memperoleh zat yang kita inginkan dapat kita
lakukan dan kita dapat memahami bagaimana melakukan pemisahan dan
pemurnian sacara tepat dan akurat.1.2 Tujuan Mengetahui berbagai
jenis metode-metode pemisahan dan pemurnian campuran serta
tahapan-tahapannya Mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada
dua zat atau lebih yang telah dipisahkan Untuk mengetahui perbedaan
antara campuran homogen dan heterogen.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Suatu zat yang tampil sebagia zat padat, tetapi mempunyai
struktur kristal yang berkembang biak disebut amorf (tanpa bentuk).
Kaca merupakan zat pada semacam itu. Tak seperti zat padat kristal
zat emoif tidak mempunyai titik leleh tertentu yang tepat. Kristal
adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar. Karena banyak
zat padat seperti garam dan salju ada dalam bentuk - bentuk yang
jelas simetrinya. Telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion
atau molekul zat padat ini juga tersusun secara simetri (Keenan,
1991). Zat padat pada umumnya mempunyai titik lebur yang tajam
(pada suhu kecil). Sedangkan zat padat amorf akan melunak dan
kemudian melebur dalam tantangan suhu yang besar. Patikel zat padat
amorf sulit dipelajari karena tidak teratur oleh sebab itu
pembahasan zat hanya membicarkan kristal. Suatu zat mempunyai
banyak kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai bentuk kristal
tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur yang sama disebut
isomorfik (sama bentuk). Pada kristal contohnya K2SO4 dengan K2S2O4
dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak terlalu dapat
mengkristal bersama secara homogen artinya suatu partikel tidak
dapat menggantikan kedudukan partikel lain. Contohnya Na+ tidak
dapat menggantikan K+ dalam KCl, walaupun bentuk NaCl sama dengan
KCl. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau lebih disebut
polimorfik (banyak bentuk), contohnya karbon dan belerang. Karbon
mempunyai struktur seperti intan, belerang dapat berstruktur
monoklim (Syukri, 1999).Rekristalisasi merupakan salah satu cara
pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat - zat tesebut
atau zat - zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut
kemudian dikristalkan lagi. Cara ini bergantung pada kelarutan zat
dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar karena konsentrasi
tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).Kemudahan suatu endapan dapat
di saring dan di cuci tergantung sebagian besar pada struktur
morfologi endapan yaitu bentuk dan ukuran kristalnya, semakin besar
kristal - kristal yang terbentuk selama berlangsungnya endapan,
makin mudah mereka dapat dari larutan di saring dan mungkin sekali
(meski tidak harus) makin cepat kristal - kristal itu akan turun
keluar dari larutan, yang lagi akan membantu penyaringan bentuk
kristal juga penting, struktur yang sederhana seperti kubus,
oktahedron, dan jarum - jarum. Sangat menguntungkan, karena mudah
di cuci setelah disaring. kristal dengan struktur yang kompleks
mengandung lekuk - lekuk akan menahan cairan induk (mother liquid),
bahkan setelah di cuci dengan seksama dengan endapan yang terdiri
dari kristal - kristal demikian pemisahan kuantatif lebih kecil
kemungkinannya bias tercapai. (Svehla, 1979).Ukuran kristal yang
terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua faktor penting
yaitu laju pembentukan inti (nukleus) dan laju pertumbuhan kristal.
Jika laju bentuk inti tinggi, bantak sekali kristal akan terbentuk,
tetapi tidak satupun dari ini akan tumbuh menjadi terlalu besar,
jadi terbentuk endapan yang terdiri dari pertikel partikel laju
pembentukan ini. Laju pertumbuhan kristal kristal merupakan faktor
lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama
pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi kristal kristal yang
besar akan terbentuk selama pengendapan berlangsung yaitu kristal
kristal yang besar akan terbentuk jika dipengaruhi oleh derajat
lewat jenuh.
Pada umumnya di alam terdapat banyak campuran, maka kita perlu
mempelajari cara cara pemisahannya untuk mendapatkan zat yang
dihasilkan tertentu yang murni. Mengenai hal tersebut Suatu
campuran dapat dipisahkan dengan dasar pemisahan dan pemurnian
yaitu : Penyaringan (filtrasi)Penyaringan adalah pemisahan padatan
dari suspensi dengan menggunakan alat penyaring. Dasar pemisahan
dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat
yang tidak saling larut yang didasarkan atas perbedaan ukuran
partikel contoh : penyaringan air sumur untuk memperoleh air minum
dan pemisahan campuran air dan kopi. Pengendapan
(dekantasi)Pengendapan adalah pemisahan komponen - komponen dalam
campuran dengan cara dituangkan secara langsung. Dasar pemisahan
dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat
yang tidak saling campur (suspensi) contoh : pemisahan campuran air
dan pasir.
Pemusingan (sentrifugasi)Pemusingan adalah pemisahan padatan
dari suatu suspensi dalam jumlah kecil dengan cara pemusingan yang
sangat cepat. Dasar pemisahan didasari atas gaya sentrifugasi yang
terjadi dan gaya gravitasi, contoh : proses pemisahan suspensi
kapur dalam air. Pengkristalan (kristalisasi)Pengkristalan adalah
pemisahan komponen komponen dalam campuran dengan cara
mengkristalkan komponen komponen dalam campuran dengan cara di
panaskan kemudian didinginkan. Pemisahan di dasarkan pada fakta
bahwa jika suhu diturunkan keterlarutan zat terlarut berkurang
sehingga memisah dan membentuk kristal dan kristalisasi dapat di
lakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang
saling terlarut, contoh : pembuatan kristal garam.
Penyubliman (sublimasi)Penyubliman adalah pemisahan padatan dari
suatu campuran berbentuk padatan dengan cara penguapan. Pemisahan
ini didasarkan adanya partikel padatan dari campuran tersebut yang
dapat dilakukan untuk memisahkan komponen campuran yang mudah
menyublim, contoh: penguapan kapur barus, penguapan bahan pewangi
dari pewangi padatan dan pemisahan iodine dari campuran. Ekstrasi
Ekstraksi adalah memisahkan campuran dengan menggunakan dua pelarut
yang tidak saling bercampur. Dengan corong pisah kamu dapat zat
yang larut dalam minyak dengan zat yang larut dalam air. Biasanya
zat yang larut dalam air berada di bawah dan zat yang larut dalam
minyak berada di atas. Dalam kimia proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu
campuran senyawa kimia, yang sebagian besar senyawa kimia ditemukan
dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya suatu senyawa kimia berada
dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain untuk beberapa
keperluan seperti sintesis senyawa kimia atau produksi suatu
senyawa kimia dengan kemurnian tinggi. Proses pemurnian sangat
penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya suatu
proses pemisahan adalah proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi
merupakan campuran sebagai jenis hidrokarbon. Pemanfaatan
hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga jika memiiki
kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur,
pelumas dan aspal. Secara mendasar, proses pemisahan dapat
diterangkan seperti proses pemindahan massa. Proses pemisahan
sendiri dapat di klarifikasikan menjadi proses pemisahan secara
mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan bergantung pada kondisi yang di hadapi. Pemisahan secara
mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya
lebih murah, dari pemisahan kimiawi untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan
minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.Proses
pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dngan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen
(satu fase) atau campuran heterogen (lebih dua fase). Suatu
campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase padat -
padat, padat - cair, padat - gas, cair - gas, gas - gas. Campuran
padat, cair, gas dan sebagainya pada berbagai kasus, dua atau lebih
proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.Beberapa dasar dasar pemisahan campuran
yang digunakan antara lain sebagai berikut : Perbedaan Ukuran
PartikelJika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda
dengan zat yang diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan
metode penyaringan (metode filtrasi). Perbedaan Titik DidihUntuk
mencampurkan zat yang memiliki titik didih dapat dilakukan dengan
metode destilasi. Zat yang memiliki titih didih lebih tinggi akan
lebih dahulu menguap. Perbedaan KelarutanSuatu zat selalu memilki
spesifikasi kelarutan yang bebeda, artinya suatu zat yang mungkin
larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, dan
begitu pun sebaliknya. Perbedaan PengendapanSuatu pengendapanzat
masing masing akan mengalami kecepatan mengendap yang berbeda dalam
larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar
dari pada pelarutnya akan mudah megendap (Svehla, 1979).BAB
3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Sendok Gelas kimia Corong
kaca Tabung reaksi Corong pisah Cawan penguap Batang pengaduk Hot
plate Pipet tetes Jarum Labu erlenmeyer Lap/handuk3.1.2 Bahan-bahan
Garam dapur Pasir Kapur tulis Naftalena Minyak goreng Aquades
CuSO45H2O Kertas saring Tisu3.2 Prosedur Percobaan3.2.1Dekantasi
Satu sendok pasir dimasukkan ke dalam gelas kimia yang sudah diisi
dengan aquades Campuran tersebut kemudian diaduk sampai warnanya
berubah dan keruh Pasir dibiarkan mengendap ke dasar gelas kimia
Cairan yang ada di atas dituang Perubahan diamati dan biarkan pasir
tetap mengendap3.2.2Filtrasi Satu sendok kapur tulis dimasukkan ke
dalam gelas kimia Dimasukkan aquades secukupnya kemudian diaduk
Siapkan corong kaca dan kertas saring Campuran air dan kapur tulis
dituang ke dalam tabung reaksi melalui corong plastik yang ditutupi
kertas saring3.2.3Kristalisasi- Satu sendok garam dapur dimasukkan
ke dalam gelas kimia yang berisi aquades - Diaduk larutan hingga
homogen- Larutan dipanaskan hingga pelarut menguap - Hasil reaksi
diamati3.2.4Rekristalisasi- Satu sendok CuSO4.5H2O dimasukkan ke
dalam gelas kimia - Isi dengan aquades- Diaduk hingga larutan
homogen- Larutan dipanaskan- Hail reaksi diamati3.2.5Sublimasi-
Garam dan naftalena dimasukkan ke dalam cawan penguap - Ditutupi
kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil- Diletakkan corong
kaca terbalik yang telah di sumbat lubangnya- Dipanaskan di atas
hot plate- Diamati hasil reaksi3.2.6Ekstraksi- Aquades secukupnya
dimasukkan ke dalam corong pisah - Minyak goreng secukupnya
dimasukkan ke dalam corong pisah yang berisi aquades- Campuran
dikocok kemudian diamati- Dibuang fasa cairnya
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PengamatanNoJenis
PemisahanAlasan Dapat Pipisahkan
1Dekantasi (pengendapan)Karena adanya perbedaan massa jenis dan
ukuran partikel, dimana massa jenis dan ukuran partikel pasir lebih
besar dari massa jenis dan ukuran partikel air. Pasir merupakan zat
padat yang tidak dapat larut dalam air dan mengendap ke dasar
karena adanya gaya gravitasi.
2Filtrasi (penyaringan)Karena ukuran partikel-partikel kapur
tulis lebih besar daripada ukuran partikel air. Hanya partikel air
yang mampu menembus pori-pori kertas saring.
3RekristalisasiKarena setelah dipanaskan (CuSO45H2O) air (H2O)
akan menguap dan tersisa CuSO4 murni (larutan sejenis akan
melarutkan sejenisnya juga)
4KristalisasiKarena yang menguap hanya air dan tersisa
kristal-kristal NaCl
5SublimasiKarena naftalena merupakan campuran koloid yang
sifatnya heterogen. Hal ini ada karena perbedaan berat. Sedangkan
garam dapur tidak ikut menyublim
6EkstraksiMinyak goreng dan air tidak dapat bersatu karena air
bersifat non polar. Perbedaan batas air dan minyak terlihat jelas
karena massa jenis air lebih besar dari massa jenis minyak
goreng
4.2 PembahasanPada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk
memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian
dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.Pemisahan dan pemurnian adalah proses
pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau
tercampur.Teknik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah
tercemar atau mengalami percampuran dapat dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya : Penyaringan adalah proses pemisahan yang
didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Contohnya penyaringan
suspensi kapur dalam air Dekantasi adalah proses pemisahan suatu
zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada
massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah.
Contohnya campuran pasir dan air. Rekristalisasi adalah proses
keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali.
Contohnya adalah pemurnian garam dapur. Sublimasi adalah proses
pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu
partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan
naftalena dari campurannya dengan garam. Ekstraksi adalah proses
pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu
zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan
minyak goreng dari campurannya. Absorpsi adalah proses pemisahan
suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan. Contohnya sirup
yang disaring dengan menggunakan norit.Proses pemisahan campuran
pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan kedalam
air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis
pasir lebih besar dari pada massa jenis air.Proses filtrasi
pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan
campuran tampak keruh. Kemudian campuran disaring dengan kertas
saring, kapur tulis tertahan pada kertas saring karena kapur
memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori -
pori kertas saring.Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan
sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh garam pada cawan penguap
ditutup oleh oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil - kecil,
kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan
lehernya disumbat. Kemudian campuran dipanaskan hingga naftalena
menguap berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung kepadat
pada pendinginan.Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan
teknik ekstraksi. Air dan minyak goreng dimasukkan ke dalam corong
pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak goreng merupakan
larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar sedangkan
minyak goreng bersifat non polar. Kemudian dikocok hingga minyak
goreng larut dalam air dalam bentuk gelembung-gelembung kecil.
Kemudian kran corong pisah dibuka untuk mengeluarkan air yang
mengandung zat pengotor air dan minyak goreng.Minyak dan air tidak
bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya berbeda. Air
bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air
lebih besar dari pada massa jenis minyak. Massa jenis air adalah 1
gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gr/cm3. Sehingga keduanya tidak
bercampur.
Struktur naftalena (C10H8)
H atauH atau
H atauH atauH atauH atau
H atauH atau Struktur Minyak Goreng
oo o CH2 O C (CH2)7 CH = CH (CH2)7 CH3
CH O C (CH2)7 CH = CH (CH2)7 CH3
CH2 O C (CH2)7 CH = CH (CH2)7 CH3Aplikasi proses pemisahan dan
pemurnian dalam kehidupan sehari hari adalah : Pembuatan garam (
kristalisasi) Proses terjadinya awan (sublimasi) Penjernihan air
menggunakan tawas (dekantasi) Pembuatan gula (kristalisasi)
Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan)Adapun fungsi dari
pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampurkan zat
terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi
pengocokan pada percobaan ekstraksi adalah untuk mencampurkan
minyak dan air.Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan
dekantasi adalah untuk menunggu zat terlarut pada campuran tersebut
mengendap.Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk
menguapkan zat terlarut pada campuran tersebut hingga meninggalkan
zat terlarutnya.Penyaringan pada percobaan filtrasi adalah untuk
menyaring padatan yang terdapat pada campuran.Pemanasan yang
dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada percobaan
sublimasi adalah untuk memisahkan kedua campuran padatan tersebut
dengan menguapkan dahulu zat yang mempunyai titik uap paling
rendah.Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup
pada percobaan adsopsi adalah untuk menyaring zat pewarna pada
sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu penyerap, yang
menyerap zat pewarna pada sirup. Adsorpsi (penjerapan) adalah salah
satu proses pemisahan dimana komponen dari satu fluida / cair
berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).Fungsi
reagen dalam percobaan ini adalah: Garam dapur: sebagai solute atau
zat terlarutnya (zat terlarut percobaan) Kapur tulis: sebagai
solute atau zat terlarutnya (zat terlarut percobaan) Pasir: sebagai
solute atau zat terlarutnya Naftalena: sebagai zat yang akan
mengalamiperubahan menyublimdan sebagai solute atau zat terlarut
Minyak goreng: sebagai solute atau zat terlarut Aquades: sebagai
pelarut (solvent)Biasanya partikel - partikel kecil zat penyerap
dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara
penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses
bolak - balik. Dalam adsorpsi digunalan istilah adsorbat atau
adsorben adalah merupakan suatu media penyerap, dimana adsorben
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa
karbon. Kriteria adsorben yang baik :1. Adsorben digunakan biasanya
dalam wujud butir berbentuk bola, belakang dan depan, papan hias
tembok, atau manolit - manolit dengan garis tengah hidrodinamika
antara 0,5 dan 10 juta.2. Harus mempunyai hambatan abrasi tinggi.3.
Kemantapan termal tinggi.4. Diameter pori kecil, yang mengakibatkan
luas permukaan yang ditunjukan yang lebih tinggi dan kapasitas
permukaan tinggi kerena adanya adsorpsi.5. Adsorben itu harus pula
mempunyai suatu struktur pori yang terpisah jelas yang memungkinkan
dengan cepat pengangkutan dari uap air yang berupa gas.Perbedaan
campuran homogen dengan campuran heterogen. Proses pemisahan suatu
campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan
yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau campuran
heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat
mengandung dua atau lebih fase. Pada berbagai kasus dua atau lebih
proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan, untuk proses pemisahan suatu campuran
heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahanya yaitu :
Sedimentasi Flotasi Setrifugasi FiltrasiSedangkan proses pemisahan
suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari
terbentuknya suatu fase baru sehingga campuran menjadi suatu
campuran heteroen yang mudah dipisahkan. Fase baru terbentuk karena
adanya sifat fisik dan kimiawi masing masing komponen berbagai
metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga
campuran homogen dapat dipisahkan dengan : Absorpsi Adsorspi
Kromatografi Kristalisasi Distilasi EkstraksiLarutan polar ialah
larutan yang mengikat H+ dan dapat bergabung dengan air sedangkan
larutan non polar adalah larutan yang saling mengikat OH- dan larut
dalam minyak.Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase)
antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid (fase terdispersinya/yang dipecah tersebar secara
merata di dalam zat lain(medium pendispersi/pemecah)). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100nm. Ukuran yang dimaksud dapat
berupa diameter, panjang, lebih, maupun tebal dari suatu partikel.
Contoh dari sistem koloid adalah tinta, jelly, mayones,
dll.Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandungpartikel
padat atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan
zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut.Senyawa adalah
zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembagian
tersebut. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur
atau lebih melalui reaksi pembentukan.Unsur adalah zat murni yang
tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana
dengan reaksi kimia biasa.Like dissolve like adalah sebuah prinsip
kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang
sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada
pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut
yang non polar.Prinsip percobaan dari dekantasi adalah didasarkan
pada massa jenis dan ukuran partikel dari dua zat yang telah
dicampurkan dapat mempengaruhi pemisahan atau pengendapan dari
zat-zat tersebut, karena dipengaruhi adanya gravitasi.Prinsip
percobaan dari filtrasi adalah didasarkan pada ukuran partikel dari
dua zat yang telah dicampurkan.dimana ukuran partikel yang lebih
kecil akan lebih cepat menembus benda.Prinsip percobaan
kristalisasi didasarkan bahwa jika suhu diturunkan keterlarutan zat
terlarut berkurang sehingga memisah dan membentuk kristal dan
kristalisasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan
zat padat yang saling terlarut. Prinsip percobaan rekristalisasi
bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu
diperbesar karena konsentrasi tinggi akan mengendap.Prinsip
percobaan dari ekstraksi adalah didasarkan pada sifat kepolaran
dari solute dan pelarut dan juga massa jenis dari kedua zat yang
telah dicampurkan.Faktor kesalahan dalam percobaan pemisahan dan
pemurnian adalah dalam komposisi filtrasi terlalu banyak memasukkan
bubuk kapur tulis ke dalam aquades karena dapat membuat endapan
kapur tulis, sehingga susah untuk disaring.
BAB 5PENUTUP
5.1Kesimpulan Ada bermacam - macam jenis metode pemisahan dan
pemurnian yaitu dekantasi, distilasi, kristalisasi, sublimasi,
filtrasi, ekstraksi, dan adsorbsi. Aplikasi percobaan pemisahan dan
pemurnian dalam kehidupan sehari hari yaitu :1. Proses dekantasi
sama dengan proses pembuatan kopi.2. Proses filtrasi sama dengan
proses pembuatan teh dan alat filter penyaring udara.3. Proses
kristalisasi sama dengan proses pembuatan garam dari air laut.
Campuran homogen memiliki sifat yaitu tidak dapat dibedakan antara
zat pelarut dan zat yang terlarutnya, sedangkan campuran heterogen
dapat dibedakan antara pelarut dan zat terlarutnya.
5.2SaranPada praktikum pemisahan dan pemurnian cobalah
menggunakan metode lain seperti sentrifugasi atau destilasi atau
yang lainnnya agar dapat mengetahui metode metode pemisahan dan
pemurnian yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. M. Nasir. 2001. Kamus Dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
GramediaKeenan. Charles. W. dkk. 1921. Kimia Untuk Universitas
Jilid 2. Jakarta: ErlanggaSuehla. 1979. Buku Ajaran Vogel Analisis
Organic Kuantitatif Makro Dan Semi Makro. Jakarta: PT Kalma Medic
PustakaSyukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB Press
16