PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA DITINJAU DARI FIQH SIYASAH Skripsi DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelarSarjanaHukum (SH) DalamJurusanHukum Tata Negara FakultasSyariah Oleh : Refka Novia Sari 1315038 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM FAKULTAS SYARIAH IAIN BUKITTINGGI 1440 H / 2019 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP
NEGARA DITINJAU DARI FIQH SIYASAH
Skripsi
DiajukanUntukMemenuhi Salah
SatuSyaratUntukMencapaiGelarSarjanaHukum (SH)
DalamJurusanHukum Tata Negara FakultasSyariah
Oleh :
Refka Novia Sari
1315038
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
IAIN BUKITTINGGI 1440 H / 2019 M
ABSTRAK
Skripsi ini berjudulPemikiran Muhammad Hatta Tentang Konsep
Negara Di Tinjau Dari Fiqh Siyasah,ditulis oleh Refka Novia Sari, NIM
1315.038 Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Negeri ( IAIN) Bukittinggi.
Latar Belakang Penulis mengangkat permasalahan ini, perlu diketahui
bahwa Konsep Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep negara ia dipengaruhi
oleh faham Sosialisme yang tidak terlepas dari pengaruh barat. Salah satu
pengaruh yang sangat menonjol dalam diri Hatta adalah dibidang Koperasi,
dengan koperasi rupanya hatta ada kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang
merupakan paham sosialis. Bahwa berdasarkan pemaparan diatas, penulis
akhirnya tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Tentang Konsep Negara
menurut Muhammad Hatta dan bagaimana Negara di Tinjau dari Fiqh Siyasah.
Dalam skripsi ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Library Reseach (Penelitian Kepustakaan) yaitukegiatan untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek
penelitian.Dengan membaca literatur yang membahas tentang Konsep Negara
secara umum dan konsep negara dalam Fiqh Siyasah. Dengan metode ini penulis
berusaha mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan jalan mencari pendapat-
pendapat dan teori-teori yang relevan dengan pokok permasalahan yang terdapat
dalam skripsi ini.
Hasil dari penelitian ini, tentang konsep negara menurut Muhammad Hatta
adalah karena di pengaruhi oleh berbagai latarbelakang, Hatta dibesarkan dalam
zaman penjajahan, membuat Hatta melihat keprihati-hatian akibat perlakuan
belanda terhadap rakyat Indonesia. Dengan keadaan rakyat Indonesia ini,
kemudian Muhammad Hatta menolak keras imperalialisme dan kolonialisme
dalam bentuk apapun. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat. Ideologi
tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial, yang dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau
dikenal dengan istilah demokrasi. Pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang
politik adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Analisis konsep negara dalam kecamata Muhammad Hatta ditinjau dari
Fiqh Siyasah, istilah negara tidak ada disinggung dalam Al-quran maupun
Sunnah. Sedangkan dalam fiqh siyasah istilah negara dikenal dengan daulah,
khilafah, imamah, dan kesultanan. Untuk itu menurut analisa penulis tentang
pemikiran Muhammad Hatta ini pemikirannya juga dipengaruhi oleh pendidikan
dan organisasi yang digelutinya, juga mempengaruhi seseorang yang rasional.
Sedangkan Hatta sendiri menganut paham ideologi sosialisme demokrat. Ideologi
tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial dan dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau dikenal
dengan istilah demokrasi.
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر الر بسم الله
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirrabil’alamin, puji dan syukur yang tak terhingga penulis
haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan limpahan rahmat,
rezeki dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syari’ah, Jurusan Hukum
Tata Negara ( Siyasah) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, dalam
bentuk skripsi yang berjudul “PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA
TENTANG KONSEP NEGARA DI TINJAU DARI FIQH SIYASAH ”.
Shalawat beserta salam penulis mohonkan kepada Allah SWT kiranya
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah
kebenaran dan penerang jalan yang membawa manusia dari kebodohan menuju
alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
dari bebagai pihak. Maka dari itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan
Ucapan terima kasih yang tulus serta do’a semoga bantuan yang telah diberikan
semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin menghaturkan rasa terima
kasih yang tulus kepada Ayahanda (Abrar) dan Ibunda (Asnawati)yang selalu
mendo’a kan setiap langkah penulis dan mencurahkan kasih sayangnya yang tiada
henti kepada penulis, dan mereka yang telah susah susah payah membesarkan dan
mendidik serta memotivasi penulis untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu dan
tidak boleh berputus asa dalam mencapai cita-cita. Selanjutnya kepada saudara
dan saudari penulis yang selalu memberikan semangat buat penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini yaitu Bari Prima Ramadhan (Adek Laki-laki), Zul Ef
Rida Wati (Kakak Perempuan Ke-1), Rosnita Sari (Kakak Permpuan Ke-2).
hal sosial yaitu, kasus sex yakni untuk sex ini maka dibuat pengaturan
pernikahan yang sakralberdasarkan kasih sayang yang tidak menutup
kemungkinan berhubungan sex, karena kasih sayang beresiko
pengorbanan sedangkan sex beresiko kepemilikan pribadi yang subyektif.
Maka dilarang menikahi keluarga (dalam arti anak, ibu, bapak,
saudara yang disebut inces), dilarang pernikahan sejenis (dalam artian
sesama perempuan yang disebut dengan lesbian dan sesama lelaki yang
disebut homosex).
Untuk itu dengan pernikahan ini maka berhubungan agama dengan
ilmu pemerintahan selayaknyalah pemerintah melarang berdirinya lokasi
pelacuran. Namun begitu banyaknya di lokasi pariwisata ditemukan pula
lokasi pelacuran baik yang terbuka ataupun terselung tetapi secara diam-
diam dilindungi oleh pemerintah yang berkuasa.
Contoh dalam hal perekonomian, perdagangan dan industri, yakni
kasus perpindahan kekayaan. Pindahnya uang dengan mudah dari
seseorang kepada orang lain disebut dengan pertaruhan, akan membuat
unsur kejiwaan terganggu karena kepemilikan yang tidak dihormati lewat
persetujuan kalah menang ini, maka resikonya akan menimbulkan
pencurian pada kesempatan lainnya, oleh karena itu selayaknyalah
pemerintah tidak mengizinkan berdirinya lokasi perjudian. Namun begitu
banyaknya pada suatu lokasi pariwisata berdiri rumah judi dari tingkat
kelas atas sampai kelas rendah, bahkan Las Vegas dan Monaco
mempunyai penghasilan dari perjudian ini. 26
Sekulerisme adalah memisahkan agama dengan negara, atau lebih
spesifik memisahkan kaidah nilai-nilai luhur agama denngan kehidupan
kenegaraan yang dianggap kehidupan duniawi sedangkan agama
mengurus akhirat. Jadi dengan begitu para rohaniawan seperti haji, ustadz,
pastor, pendeta, bikshu, pedande, dan lainnya tokoh agama itu tidak
selayaknya masuk dalam perihal kenegaraan dalam pandangan sekular.27
a. Pengertian Islam
Berbicara tentang Islam berarti berbicara tentang pluralitas umat
Islam. Islam adalah suatu “Teks” yang multi interpretasi, Islam
dipahamidan diekspresikan secara beragam oleh para pemeluknya.
Untuk itu, dalam sejarah Indonesia sikap politik dan ekpresi politik
umat Islampun bukanlah hal yang tunggal, melainkan (cukup)beragam.
Bahkan antar umat Islam itu sendiri, dalam menyikapi masalah yang
sama, sering terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan ini kadang
memicu perselisihan, bukan hanya antara umat Islam dengan rezim
kekuasaan, melainkan juga antar umat Islam itu sendiri.28
Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntutan hidup yang
diwahyukan kepada hamba-Nya untuk seluruh umat manusia. Karena
untuk tegaknya kehidupan manusia. Untuk tegaknya kehidupan
26Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2009), hal. 124 27Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid,hal. 124 28 M. Arif Hakim, Jejak-jejak Islam Politik : Sinopsis Sejumlah Studi Islam
Indonesia, (Jakarta: Ditjen Bagais, 2004), hal 33
manusia di atas bumi diperlukan dua hal: yaitu Pertama: Terpenuhinya
kebutuhan pokok untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan
material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat. Kedua:
Mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata cara hidup
perseorangan dan masyarakat dan kebudayaan.29
Allah Rabbul ‘alamin telah menyediakan kedua macam kebutuhan
itu secukupnya untuk manusia. Untuk kebutuhan pertama, Allah swt.
menyediakan sumber alam dan menyerahkannya kepada manusia
untuk digali dan diolah. Sedangkan untuk kebutuhan kedua, yakni
kebutuhan kejiwaan atau rohani, kemasyarakatan dan kebudayaan,
Allah swt. Memilih dan mengangkat para rasul yang diberi wahyu
tentang peraturan hidup yang dapat membimbing manusia menempuh
jalan hidup yang lurus dan benar. 30
Peraturan hidup dinamakan Islam, agama yang dibawa oleh semua
Rasul. Islam dalam bahasa Arab berarti tunduk dan menyerah atau taat.
Sebagai Agama, Islam berdiri di atas dasar penyerahan diri
sepenuhnya dan taat kepada Allah swt, untuk itu sebabnya agama ini
dinamakan Islam.31
Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Dalam pengertian ini
menunjukan bah wa manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan
dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan menyerahkan diri
29 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan Ilmuan
Dunia Mendapat Hidayah, (Jakarta: Cahaya Press, hal 15-16 30Ibid..., hal. 16
31Ibid
sepenuhnyua kepada Allah swt. cara hidup seperti inilah yang selalu
berada dibawah naungan ketaatan kepada Allah swt, hidup yang selalu
diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan bagi
masyarakat.32Terdapat dalam (Q.S Ar-Ra’d (13) : 28 - 29).
الذين آمنوا وتطمئن ق لوبم بذكر الل ألا بذكر الل تطمئن القلوب الات طوب لم وحسن مآب )٢٨) (٢٩(الذين آمنوا وعملوا الص
Artinya: “ 28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. 29. orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali
yang baik.”(QS. Ar-Ra’d: 28-29)
Al- Qur’an menganjurkan orang untuk berdo’a yaitu terdapat
dalam (QS. Toha, 20: 114) yang berbunyi:
(٤١١رب زدن علما )وقل
Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."
Al-Qur’an menyatakan bahwa orang yang berpengetahuan itu tidak
sama dengan orang yang tidak berpengalaman. Terdapat dalam
(QS. Az-Zumar, 39: 9), yaitu yang berbunyi:
قانت آنء الليل ساجدا وقائما يذر الآخرة وي رجو رحة ربه أمن هو ر أولو ا ي تذك قل هل يستوي الذين ي علمون والذين لا ي علمون إن
(٩الألباب )
32 Ibid. Hal, 15-16
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran”.
Dari penjelasan ayat diatas dapat dikatakan bahwa asasi akidah
Islam itu ada tiga:
1. Iman atau percaya atas ke-Esaan Allah.
2. Iman atau percaya bahwa Muhammad itu utusan Allah.
3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya hisab
pada hari kiamat.
Maka barang siapa yang beriman kepada ketiga asasi akidah Islam
tersebut, ia termasuk orang Muslim, dan kesemuanya dituangkan dalam
Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan
dengan hukum syara’, maka yang dimaksud dengan tidak lain kecuali
segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, atau dianjurkan oleh
Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.
Dan apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-Kitab dan al-Sunnah,
berarti yang dimaksudkan itu adalah Al-Quran dan Hadis.45
Sedangkan pengertian Sunnah menurut istilah, dikalangan ulama
terdapat perbedaan pendapat, yaitu: pertama, menurut ahli hadis adalah:
و صفة خلقية ا و ما ا شر عن النبى صلى الله عليه و سلم من فو ل ا و فعل ا و تقر ير ا 46خلقية ا و سير ة سو ا ء كا ن قبل البعثة ا و بعد ها
Artinya: “segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa
perkataan,perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan
hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya”.
Jadi dari perkataan, para ahli hadis diatas mengidentikkan sunnah
dengan hadis itu adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.47
44Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 7 45Ibid 46 Ibid
Untuk itu para ahli hadis menyamakan antara sunnah dengan
hadis. Tampaknya para ahli hadis membawa makna sunnah ini kepada
seluruh kebiasaan Nabi SAW, baik yang melahirkan hukum syara’
maupun tidak.Dengan demikian, berpegang teguhlah kepada Al-Quran
dan sunnah Nabi untuk itu akan menjaminseseorang terhindar dari
kesesatan. Sebagaimana hadis rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
تر كت فيكم شيين لن تضلو ا بعد هما كتا ب الله و سنتى )ر و اه الا كم(48
Artinya: Aku tinggalkan pada kalian dua pustaka. Kamu
tidak akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu
Kitab Allah dan SunnahKu”. (HR. Hakim )
Kedua, ulama ushuliyyin jika antara Sunnah dan hadis dibedakan,
maka bagi mereka, hadis adalah sebatas sunnah qauliyah-nya Nabi SAW
saj. Untuk itu sunnah cakupannya lebih luas dibanding hadis, sebab
sunnah mencakup perkataan, perbuatan dan penetapan (taqrir) Rasul, yang
bisa dijadikan dalil hukum syar’i.49
Menurut Ilmu Ushul Fiqh diatas, ulama ahli Ushul Fiqh,
mengatakan bahwa sunnah adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi
SAW, baik berupa perbuatan, perkataan,dan ketetapan yang berkaitan
dengan hukum.”50 Adapun definisi sunnah menurut ahli ushul yaitu ia
hanya membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber
47Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)..., Op.Cit.,
hal. 60 48 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 9 49 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid, hal. 8 50 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Op. Cit,
hal. 60
dari nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrir (ketetapan) yang
berkaitan dengan hukum syara’.51
Dengan demikian, sifat, perilaku, sejarah hidup, dan segala yang
bersumber dari Nabi SAW yang tidak berkaitan dengan hukum syara’ dan
terjadi sebelum diangkat menjadi rasul itu tidak disebut dengan sunnah.
Selanjutnya yang Ketiga,pengertian sunnah menurut ahli Hadis berbeda
dengan ahli usul Ia mengatakan sunnah adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW yang berhubungan dengan hukum syara’,
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan (taqrir) beliau.
Menurut Ilmu Fiqh, pengertaian sunnah menurut ahli fiqh hampir
sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli Ushul Fiqh.
Akan tetapi, istilah sunnah dalam fiqh, yaitu juga dimaksudkan sebagai
salah satu hukum taklifi, yang berarti yaitu sesuatu perbuatan yang akan
mendapatkan pahala apabila dikerjakan dan tidak berdosa apabila di
tinggalkan.52
Berdasarkan pengertian sunnah menurut ahli hadis diatas, mereka
mendefinisikan sunnah terdapat dalam hadist Nabi, yaitu:
كل ما صد ر عن ا لنبى صل الله عليه و سلم غير ا لقر ا ن اكر يم من 53قو ل ا و فعل ا و تقر ير مما يصلحا ن يكو ن د ليلا لكم شر عي
51Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Op.Cit., hal. 10 52Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh..., Ibid, hal. 60 53 Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 5
Artinya: “segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain
Al-Quran al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun
penetapan (taqrir)nya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi
hukum syara’”
Untuk memperjelas pemahaman kita tentang pengertian
sunnah oleh ahli ushul, banyak ayat Al-Quran yang dapat kita jadikan
argumentasi bagi pendapat ahli ushul di atas, seperti firman Allah
SWT dalam QS. Al-Hasyr (59) : 7 yang berbunyi:
قرب ما أفاء الل على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي ال بيل كي لا يكون دولة بين الأغنياء والي تامى والمساكين وابن السمنكم وما آتكم الرسول فخذوه وما ناكم عنه فان ت هوا وات قوا الل إن
(٧الل شديد العقاب )Artinya: “...apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Amat keras hukumannya.”(QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat di atas memerintahkan kepada umat Islam agar menaati
segala ketentuan yang telah digariskan oleh Rasulullah, baik mengenai
perintah maupun larangannya.Dalam ayat lain Allah juga berfirman, yaitu
QS. Al-Nahl (16): 44:
للناس ما ب البينات والزبر وأن زلنا إليك الذكر لت بين نزل إليهم ولعلهم رون ) (٤٤ي ت فك
Artinya: “...Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”54(QS. AL-Nahl:
44)
54Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Op. Cit, hal.11
Ayat di atas mengisyaratkan kepada umat Islam Agar mereka
melaksanakan Sunnah Nabi SAW. Sebagaimana mereka mengamalkan al-
Quran, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.55
Untuk itu asasi akidah Islam itu ada tiga, yaitu:
1. Iman atau percaya atas ke- Esaan Allah.
2. Iman atau kepercayaan bahwa Muhammad itu utusan Allah.
3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya
hisab pada hari kiamat.56
Maka barang siapa yang beriman kepada tiga pokok diatas, ia
tergolong orang Muslim, dan semuanya itu dituangkan dalam kalimat
“Laa ilaaha illallah, Muhammadur-rasuulullaah”. Titik tolak kepercayaan
Islam ialah percaya atas Ke-Esaan Allah, yaitu Tauhid, dan bahwa Allah
swt. tidak menjadiklan manusia untuk dibiarkan begitu saja tanpa petunjuk
yang menerangi jalan hidup mereka. Untuk itu Allah swt telah mengutus
para Rasul yang membawa Agama Allah untuk keselamatan mereka, dan
Muhammad saw adalah Rasul-Nya yang terakhir. Iman kepada Rasul itu
menuntut supaya juga beriman kepada risalnya serta taat kepada ajaran-
ajarannya, menerima ketentuan hukum yang telah ditetapkannya mengenai
perjalanan hidup yang harus ditempuh. 57
55Ibid 56 Ibid.,hal.18 57 Ibid
Landasan kedua dalam Islam ialah beriman kepada Risalah
Muhammad saw dan memeluk Agama yang dibawanya, dan
melaksanakan segala ajarannya. Selanjutnya ajaran ini membawa kita
kepada pokok Islam yang ketiga, yaitu percaya atas adanya kehidupan
akhirat.58
Islam mengeluarkan manusia dari alam khurafat dan kegelapan dan
membawa mereka ke dunia ilmu yang terang benderang. Kemudian Islam
adalah agama yang praktis, tidak hanya merupakan teori yang kosong,
bukan hanya akaidah yaqng harus diimani semata-mata, melainkan juga
harus dijadikan sumber praktik hidup sehari-hari, sehingga jiwa yang
berisi iman itu mengalir dalam arus amal perbuatan, seperti mengalirnya
air diatas bumi yang subur. Islam tidak hanyaberupa kata-kata yang
berulang-ulang, berupa dzikir dan puji kepada Allah swt. saja, melainkan
juga menjiwai kehidupan manusia seluruhnya.59
Allah berfirman dalam (QS. Ar Ra’d (13): 29) yang berbunyi:
الات طوب لم وحسن مآب ) (٢٩الذين آمنوا وعملوا الصArtinya: “orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. (QS. Ar-
Ra’ad : 29) Agama Islam yang membawa nilai-nilai dan norma- kewahyuan
bagi kepentingan hidup manusia di atas bumi, baru aktual dan
58 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh
dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah..., Ibid, hal. 19 59Ibid, hal. 20
fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses
kependidikan yang konsisten, terarah kepada tujuan.60
4. Karakteristik Ajaran Islam
Istilah karakteristik ajaran Islam terdiri dari dua kata, yaitu
karakteristik dan ajaran Islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa
Indonesia, diartikan adalah sesuatu yang mempunyai karakter atau sifat
yang khas. Sedangkan Islam dapat diartikan yaitu agama yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran dan
diturunkan ke dunia ini melalui wahyu Allah SWT yang melalui perantara
melalui malaikat Jibril.61
Jadi pengertian Karakteristi Ajaran Islam dapat diartikan sebagai
ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu
pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama,
muamalah (kemanusiaa), yang didalamnya termasuk ekonomi, sosial,
politik, kesehtan, dan disiplin Ilmu.
Karakteristik ajaran Islam terdiri dari berbagai bidang disiplin
ilmu, bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bidang Sosial
Karakteristik Islam dalam bidang sosial ini termasuk yang
paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran islam dalam bidang
60H. Muzayyin Arifin, M.ed, Kapita Salekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT
Bumi Aksara), hal. 4 61 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada
jam, 09.00, hal. 2
sosial ditunjukkan untuk menyejahterakan manusia. Namun khusus
dalam bidang sosial ini, islam menjunjung tinggi sifat tolong
menolong, saling menasehati, Tentang hak dankesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan
kebersamaan. Ukuran tertinggi derajat manusia dalam pandangan
Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya,kebangsaanya, warna
kulitnya, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau resialis.62
Akan tetapi ditentukan oleh ketakwaan yang ditunjukan oleh
prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Contoh
perbandingan antara Islam dengan agama yang lainnya yaitu: Di India
umpamanya tempat persemaian salah satu agama dunia yang tertua,
kita melihat agama hindu Brahmana membagi-bagi para pemeluknya
kedalam empat kasta. Sedangkan kasta Brahmana menempati kasta
tertinggi dan rakyat jelata (Paria) menempati kasta terendah.
Sedangkan dalam Islam tidak mengenal adanya kasta dalam
pembagian masyarakat sosialnya.63
Potensi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial
ia merupakan wujud berupa kecendrungan untuk bergaul dan
menjalinhubungan antar sesama manusia. Potensi ini yang disebut
dengan fitrah sosial, yaitu kecendrungan manusia untuk hidup
62 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli
2019, pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 2 63 Ibid
berkelompok 64 . Didalmnya terbentuk suatu ciri yang khas disebut
dengan kebudayaan. Pada hakikatnya manusia merupakan umat yang
satu. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 213 yang
berbunyi:
ليح رين ومنذرين وأن زلمعهمالكتاببالق ةواحدةف ب عثاللهالنبيينمبش كم كانلناسأمن ب عدماجاءتمالبينات ب غياب ي نالناسفيمااخت لفوافيهومااخت لففيهإلاالذينأوتوهمن ب ي يشاءإلىصراطمستق بإذنواللهي هديمن همفهدىاللهالذينآمنوالمااخت لفوافيهمنالق
(٢١٣يم )Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang
beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada
jalan yang lurus”.(QS. Al-Baqarah: 213)
Manusia itu dijadikan berpuak-puak dan berbangsa-bangsa,
dan bersuku-suku untuk saling mengenal.65Allah SWT berfirman
dalam (QS. Al-Hujarat (49) : 13 yang berbunyi:
أي ها الناس إن خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا ي ( ١٣إن أكرمكم عند الل أت قاكم إن الل عليم خبير )
64Ibid
65 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019,
pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 3
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS. Al-Hujarat:
13)
Dan manusia diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan.66 Yaitu terdapat dalam (QS. ) dengan demikian
secara fitrah manusia sudah memiliki dorongan hidup bermasyarakat,
Allah berfirman dalam(QS.Al-Maidah (5) : 2 ) yang berbunyi:
هر الرام و لوا شعائر الل ولا الش لا الدي ولا ي أي ها الذين آمنوا لا تحم ورضوان وإذا ت غون فضلا من رب القلائد ولا آمين الب يت الرام ي ب وكم عن المسجد الرام حللتم فاصطادوا ولا يرمنكم شنآن ق وم أن صد
ى الب والت قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان أن ت عتدوا وت عاونوا عل (٢وات قوا الل إن الل شديد العقاب )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat
berat siksa-Nya”.
66Ibid, hal. 3
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan yaitu, janganlah,
melanggar syiar Allah SWT, dan jangan melanggar kehormatan bulan
bulan haram, untuk itu jangan menggangu bintang-bintang , dan jangan
pula menganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah, setelah kamu
telah selesai menunaikan ibadah haji maka bolehlah berburu,dan janganlah
kebencian kamu pada satu kaum atau satu orang kamu janganlah kamu
menganiaya mereka, tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.
2. Bidang Ekonomi
Karakteristik ajaran Islam serlanjutnya dapat dipahami dari
konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwakehidupan
yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak
terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam
rangka mengejar kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan
dunia. Kita membaca hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Ibn Mubarak
yang artinya: “bukanlah termasuk orang yang baik di antara kamui adalah
orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan
orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia.
Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang,
karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat
dikorbankan untuk urusan dunia.67
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak
langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan
yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus
terlibat dalam mengatur kehidupan Dunia. Dalam teologi Islam, bahwa
alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan
adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan. Alam raya ini
adalah sesuatu yang diciptakan Allah SWT untuk dimanfaatkan manusia,
dan bukan untuk sekali-kali untuk dijadikan objek penyembahan
sebagaimana dijumpai pada masyarakat primitif. Alam raya dengan segala
keindahannya adalah Ciptaan Allah SWT.68
Untuk itu ketika kita menyaksikan keindahan dan kekaguman itu,
kita dianjurkan untuk mengucapkan subhanallah = Maha Suci Allah yang
telah mencipkan semua itu. Dengan cara itu selain keimanan kita semakin
bertambah mantap, dan juga akan merasakan manfaat atas segala Ciptaan
Allah itu. Dari keadaan demikian, maka kita akan memanfaatkan
kehidupan dunia ini untuk beribadah kepada Allah SWT.69
Sedangkan dalam ajaran fiqh, menurut pandangan islam tentang
kehidupan dibidang ekonomi itu dicerminkan menjelaskan bagaimana
67 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), hal. 90 68Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam ..., Ibid, hal. 91 69Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid,hal. 91
menjalankan sesuatu usaha ataupun ajaran islam mengenai kehidupan
demikian, secara tidak lansung menolak dunia dengan urusan agama.
Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia70. Sebagai contoh
Allah SWT menurunkan ayat tentang larangan berbuat curang dalam
perdagangan, Firman Allah SWT (QS. Al-Muthafifin : 1-4) yang
berbunyi:
فين ) ويل ( ٢(الذين إذا اكتالوا على الناس يست وفون )١للمطف
عوثون )٣وإذا كالوهم أو وزنوهم يسرون ) م مب ( ٤(ألا يظن أولئك أنArtinya: ( 1). Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
(2). (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta dipnuhi. (3). Dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi. (4). Tidaklah orang-orang itu
menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan yaitu, orang-orang yang
curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan
menimbang, maka celaka besarlah orang-orang yang curang. Dari
ayat ini tergambar jelas bahwa Islam memperhatikan kehidupan
manusia dalam bidang ekonomi. Karena ekonomi dan
perkembanganyatidak bisa terlepaskan dari kehidupan manusia,
maka dari itu Islam juga mengaturnya demi terciptanya
kesejahteraan manusia di dunia dan selamat di akhirat kelak.71
70 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada
jam, 09.00..., Op.Cit, hal. 3 71Ibid ...,hal. 3
3. Bidang Kesehatan
Ciri khas ajaran Islam selanjutnya dapat kita lihat dalam konsepnya
mengenai kesehatan. Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada
prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Dalam
bahasa Arab prinsip ini yang berbunyi: “ al-wiqayah khair min al-‘ilaj”.
Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan semakin banyak
petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah
pada upaya pencegahan.72
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, maka Islam
menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dan batin
dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar,
badan pakain, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Dalam bidang ini
Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Baqarah (2) : 222) yang berbunyi:
رين ) ب المتطه وابين وي ب الت ( ٢٢٢إن الل يArtinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri”.(QS. Al-Baqarah: 222)
Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat di atas akan
menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah
72 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003) ..., Op.Cit, hal 81
menghasilkan kesehatan fisik. 73 Dan selanjutnya Allah SWT juga
berfirman dalam (QS. Al- Mudatsir (74) : 4-5) yang berbunyi:
ر )وثيابك ف (٥(والرجز فاهجر )٤طهArtinya: (4). Dan pakaianmu bersihkanlah, (5). Dan perbuatan
dosa tinggalkanlah. (QS. Al-Mudatsir: 4-5)
Dari ayat diatas di petik yaitu, kita sebagai umat Islam pandailah
dalam membersihkan pakaian kita sendiri, dan tinggalkanlah perbuatan
dosa yang dapat menjerumuskan kita pada hal-hal maksiat yang di benci
Allah SWT.
4. Bidang Politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya
dalam bidang politik. Allah berfirman dalam (QS. An-Nisa (4) : 156) yang
berbunyi:
( ١٥٦وبكفرهم وق ولم على مريم بتان عظيما )Artinya: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan
besar (zina)”.(QS. An-Nisa: 156)
Perintah untuk mentaati ulil amri yang artinya penguasa di bidang
politik, pemerintah dan negara. Allah SWT berfirman dalam (QS. An-Nisa
(4) : 59)74 yang berbunyi:
73Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 92 74 Ibid.
ي أي ها الذين آمنوا أطيعوا الل وأطيعوا الرسول وأول الأمر منكم فإن تم ت ؤمنون بالل والي وم ت نازعتم في شي ء ف ردوه إلى الل والرسول إن كن
( ٥٩الآخر ذلك خير وأحسن تويلا )
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. ( An-Nisa:
59)
Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap
pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang
didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut
berpegang teguh pada tuntutan Allah SWT dan Rasul-Nya maka wajib di
taati. Maka sebaliknya jika pemimpin tersebut bertentangan dengan
kehendak Allah dan Rasulnya, maka boleh di kritik atau diberi saran agar
kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika
cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut, maka boleh
saja tidak untuk tidak dipatuhi.75
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan pemerintahan.
Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk pemerintahan seperti
republik yang di pimpin Presiden, Kerajaan yang dipimpin Raja, dan
sebagainya. Oleh karena itu setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk
negaranya masing-masing sesuai seleranya. Namun yang terpenting
75Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003) ..., Op.Cit., hal 92
bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk
dan kedurhakaan manusia tidak menambah atau mengurangi kesempurnaa-
Nya.81
Dengan demikian karakteristik agama Islam dalam visi
keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling
menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur
kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.82
6. Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melaui
konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah yaitu bakti
manusia Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah
tauhid.Majelis Tarjih Muhammadiyahmendefinisikan ibadah yaitu sebagai
upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-
Nya.
Ibadah ada dua yaitu, ibadah umum dan ibadah khusus. Yang
umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah. Sedangkan ibadah
khusus yaitu apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya,
tingkat dan cara-caranya yang tertentu. Ibadah yang dibahas dalam bidan
ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua, yaitu ibadah khusus. Dalam
yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak
81Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid. hal. 81
82Ibid
boleh kreatifitas, sebab yang mengcreate atau yang membentuk suatu
ibadah dalam Islam dinilai sebagai bida’ah yang dikutuk Nabi sebagai
kesatuan.83
Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menaati,
melaksanakan dan menjalankanya dengan penuh ketundukan kepada
Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya.
Dengan demikian, visi Islam tentang Ibadah adalah merupakan sifat, jiwa,
dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan
manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah
kepada-Nya.84
7. Bidang Akidah
Ajaran Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Mualana
Muhammad Ali, dapat doibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau
yang lazim disebut dengan rukun iman, dan bagian praktek yang
mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yaitu amalan-
amalan yang harus dijadikan pedoman hidup.85
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini
adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah
hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada
83 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses
pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB. 84ibid 85Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Op. Cit..., hal. 83
yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi
kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah SWT. 86
Sedangkan akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati
tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan
dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tidak ada Tuhan
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya perbuatan
dengan amal saleh. 87
Selanjutnya akidah al-Qardawam Islam harus berpengaruh ke
dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf al-Qardawi
mengatakan bahwa iman adalah kepercayan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.88
Dengan demikian akidah Islam bukan seker keyakinan dalam hati,
melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam
bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal
saleh.89
86Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 84
87Ibid 88Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 85 89Ibid
8. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam
terbuka dan akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam itu
terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar,
tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif , yaitu tidak begitu saja
menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayan, melainkan ilmu dan
kebudayaan yang sejalan dengan Islam.90
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayan
tersebut dapat pula dilihat dari lima ayat pertama terdapat dalam QS. Al-
Alaq ayat 1-5:
(اق رأ وربك ٢(خلق الإنسان من علق )١اق رأ باسم ربك الذي خلق ) (٥) (علم الإنسان ما ل ي علم ٤(الذي علم بالقلم )٣الأكرم )
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.91
Dari lima ayat pertama surat al-Alaq yang diturunkan tuhan kepada
Nabi Muhammad SAW. Islam demikian kuat mendorong manusia agar
memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk
90Ibid 91Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87
berfikir, merenung, dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga
Islam memandang bahwa orang menuntut Ilmu sama nilainya dengan
Jihad di jalan Allah SWT. Islam menempuh cara demikian, karena dengan
Ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya
untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.92
9. Bidang Pendidikan
Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan diatas, Islam
juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam
memandang bahwa pendidikan (education for all) adalah hak setiap laki-
laki dan perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life
education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas
dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya.
93.
Semua yang berkaitan dengan dengan pendidikan ini dapat
dipahami dari kandungan surat al-Alaq ayat 1-5 diatas pada bidang Ilmu
dan kebudayaan sebagimana disebutkan pada pembahasan diatas 94 . Di
dalam Al-Quran dapat dijumpai bebagai metode pendidikan, seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, penugasan, teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain sebagainya.
Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang
92Ibid 93Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87 94 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses
pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB.
diajarkan, dan dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak
membosankan anak didik95.
10. Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari ajarannya
mengenai kerka. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada
Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah
kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah swt, dan kerja
yang bermanfaat bagi orang lain. Untukitu Islam tidak menekankan pada
banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja. Terdapat dalam
QS. Al-Mulk (67) : 2) yang berbunyi:
لوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور ) (٢الذي خلق الموت والياة لي ب Artinya: “ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan
Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS. Al-
Mulk: 2)
Menurut penjelasan ayat diatas yaitu siapakah yang paling baik
amalnya, dan bukan yang paling banyak amalnya. Selain itu amal tersebut
juga harus bermanfaat bagi orang lain. Nabi Muhammad SAW
mengingatkan kepada ummatnya bahwa orang yang paling baik adalah
orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.96
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, maka Islam
memandang kerja yang dilakukan adalah kerja yang profesional, yaitu
95Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 88
96Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 93
kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman,
kesungguhan dan lain sebagainya.97
7. Tujuan dari Ajaran Islam
Istilah tujuan secara etimologi yaitu arah, maksud, atau halauan.
Sedangkan dalam bahsa Arab tujuan disebut dengan “Maqasit”.
Sementara dalam bahsa inggris disebut goal, purpose, objektives atau aim.
Secara istilah tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah
sebuah usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Karena itu, pendidikan
yang merupakan suatu usaha yang berproses mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai sebagai indikasi berhasilnya pendidikan tersebut.98
Sedangkan Yasin berpendapat bahwa fungsi tujuan pendidikan
mencakup tiga aspek yang semuanya masih bersifat normatif: pertama,
memberikan arah bagi proses pendidikan.Kedua, memberika motivasi dan
aktivitas pendidika, karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan
nilai-nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasi pada anak didik. Ketiga,
tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi
pendidikan.99
Tujuan ajaran islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk
mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput, bahkan
97Ibid. 98 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-
nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB. 99 ibid
hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari Pembalasan,yaitu
Allah SWT.
Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila
manusia berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT tersebut dan
berpegang teguhlah pada perjanjian dengan manusia, sebaimana terdapat
dalam Firman Allah dalam (QS. Al- Imran (3): 112), yang berbunyi:
لة أين ما ثقفوا إلا ببل من الل وحبل من الناس ضربت عليهم الذم كانوا وباءوا بغضب من الل وضربت عليهم المسكنة ذل ك بن
يكفرون بيت الل وي قت لون الأنبياء بغير حق ذلك با عصوا وكانوا (١١٢ي عتدون )
Artinya: “ mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan
dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang
benar. yang demikian itu disebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas”.(QS. Al-Imran: 112)
Berpegang teguhlah pada ajaran Allah yang merupakan aqidah.
Berpegang tegulah pada perjanjian dengan manusia adalah perwujudhan
akhlah. Dan aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan
manusia merupan penerapan syari’ah. Dengan kata lain, perbuatan
(syari’ah) yang didasari oleh kelurusan aqidah dan dampaknya adalah
akhlak (kemanfaatannyzdirasakan oleh manusia lain). Contohnya adalah
shalat. Perbuatan shalat (syari’ah) akan bermakna apabila didasari
motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan berdampak positif bagi
perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak).100
Hubungan antara aqidah, syari’ah dan akhlak bila dianalogikan
adalah seperti uang logam. Syari’ah adalah uang logam itu sendiri yang
memiliki dua sisi penunjang yaitu aqidah dan syari’ah. Uang logam tidak
akan berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia.
Segala perbuatan (syari’ah) akan bermakna apabila dibarengi dengan
tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak posditif bagi manusia lain
(akhlak).101
Islam diajarkan dan dipelajari sejak penderitaan hidup di dunia
maupun di di akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, untuk
itu semua manusia pasti akan hidup damai dan sejahtera, karena islam
mengajarkan norma-norma hidup dan perilaku kehidupan yang baik dan
jauh dari penderitaan dan kemaksiatan itu yang akan membawa kita pada
penyiksaan di hari akhir nanti. Dengan adanya pemahaman Islam, manusia
akan lebih bisa mendekatkan diri dari sang pencipta dan akan terhindar
dari segala siksaan dan dosa.102
Kerangka dasar ajaran Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute
perjalanan atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan
Nabi Muhammad SAW kepada manusia.
100 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 101Ibid. 102 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif
Nilai-nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB.
8. Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup ajaran Islam terdapat tiga pegangan, yaitu: Akidah,
Syari’ah, dan Akhlak.
Akidah adalah secara bahasa yaitu menghimpun atau
mempertemukan dua buah ujung atau sudut/ mengikat. Secara istilah
aqidah adalah keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan
menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan peganagn
hidupnya. Istilah ini diidentik dengan iman yang berarti kepercayaan atau
keyakinan.103
Syariah adalah sistem hukum yang didasari Al-Quran, As-Sunnah,
atau Ijtihad. Seorang pemeluk Agama Islam berkewajiban menjalankan
ketentuan ini i’ah berarti sebagai kensekuensi dari ke-Islamannya.
Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan ibadah. Dalam hal ini tidak
hanya yang bersifat ritual, seperti yang termasuk dalam Rukun Islam, yaitu
membaca dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, dan naik haji bagi
yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan
maupun perbuatan) yang dilandasi keimanan terhadap Allah SWT.104
Akhlak, akhlak adalah secara bahasa yaitu kekuatan jiwa dan
perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan mata bathin. Secara
istilah akhlak adalah tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja,
103 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 104Ibid.
tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan menurut
Nazaruddin Razak, mangatakan akhlak dengan makna akhlak Islam, yaitu
suatau sikap mental dan tingkah laku perbuatan yang luhur, yang
mempunyai hubungan Zat Yang Maha Kuasa dan juaga merupakan
produk dari keyakinan atas kekuasaan dn keesaan Tuhan, yakni produk
dari jiwa tauhid. Untuk itu bahwa akhlak adalah hasil kreasi manusia yang
sudah dibiasakan dan bukan datang dengan spontan begitu saja, sebab ini
ada kaitannya denagn al-khalq yang berarti mencipta. Maka akhlak adalah
sifat, karakter dan perilaku manusia yang sudah dibiasakan.105 Menurut
Mahmud Syaltout ia membagi pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu
Akidah (kepercayaan) dan Syari’ah (kewajiban beragama sebagai
konsekuensi percaya).
Namun demikian, ada ulama lain yang membagi pokok ajaran
Islam menjadi tiga, yaitu: Iman (akidah), Islam (syari;ah), ihsan (akhlak).
Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yaitu:
“pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin,
datang seorang pria menghampiri Nabi SAW dan bertanya, “wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan iman? ‘ Nabi menjawab, ‘kamu
percaya pada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah
SWT, hari pertemuan dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan
terjadilah peristiwa kebangkitan manusia dri alam kubur untuk diminta
105Ibid
pertanggungjawaban perbuatanya oleh Allah, Pria itu brtanya lagi,
‘Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan Islam? ‘ Nabi menjawab,
‘kamu melakukan ibadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di
bulan Ramadhan’, dan Pria itu kembali bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa
yang dimaksud denganihsan? Nabi menjawab, ‘kamu beribadah kepada
Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Apabila kamu tidak mampu
melihatnya, yakinlah bahwa Allah melihat perbuatan ibadahmu’’.
Untuk itu dari hadis diatas dapat kita simpulkan yang menjadi
pokok ajaran Islam, yaitu:
a. Akidah, yang berisi kepercayan pada hal ghaib.
b. Syari’ah, yang berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari
kepercayaan.
c. Akhlak, yang berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-
baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain, karena
percaya kepada Allah Maha Melihat dan Maha
Mengetahui.106
seperti telah disinggung di atas terdiri dari: Akidah, Syariah, dan
Akhlak. Pada komponen syariah dan akhlak ruang lingkupnya jelas
mengenai ibadah, muamalah dan sikap terhadap khalik (Allah) serta
106 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB
makhluk. Pada komponen akidah, ruang lingkup itu akan tampak pula jika
dihubungkan dengan Iman kepada Allah dan para Nabi serta Rasul-Nya.107
B. Konsep Dasar Negara
Secara teoritis konsep negara sebenarnya sudah diperbincangkan
semenjak zaman Yunani Kuno. Hal ini setidaknya tercermin dari
pemikiran politik Plato dan Aristoteles tentang Negara. Kedua ilmuan
Yunani Kuno ini memandang tentang perlunya negara mempunyai
kekuasaan yang dominan. Dominasi kekuasaan negara ini tidak lain
dimaksudkan untuk mencegah setiap kepentingan individu yang akan
bertindak liar. Akan tetapi keselarasan ini bukan berarti harus
menyamakan kepentingan negara atau masyarakat denagn kepentingan
individu. Melainkan kepentingan individu harus menyesuaikan diri dengan
kepentingan negara atau masyarakat.
1. Pengertian Negara
Istilah negara merupakan terrjemahan dari beberapa kata asing
yaitu: state( Inggris), staat(Belanda dan Jerman), atau etat ( Perancis ).
Secara terminologi, negara ialah sebagai organisasi tertinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. 108
2. Unsur-unsur negara
107 Ali Mohammad Daud, Hukum Islam: Pengan tar Ilmu Hukum dan tata
Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 32-33 108 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
pada 19 Juli 2019, Jam 09.30, hal. 11 249 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik,
diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB
kemakmuran dan demokrasi itu merupakan aspek yang mutlak harus
dicapai oleh bangsa Indonesia. Untuk kedepannya Bangsa Indonesia harus
menjadi bangsa yang bersatu dan tidak terpisah-pisah, bebas dari
penjajahan asing dalam bentuk apapun baik itu politik dan ideologi.250
Dalam menentukan kriteria tentang bangsa dan kebangsaan,
bukanlah suatu paradigma yang mudah. Bung Hatta diambil dari kriteria
persamaan tidak bisa sependapat dengan teori geopolitik. Bangsa dan
kebangsaan tidak bisa diambil dari kriterian persamaan asal, persamaan
bahasa dan persamaan agama. Sementara geopolitik memandang masalah
kekuatan nasional semata-mata dalam istilah geografi dan didalam proses,
merosot menjadi metafisika politis yang diutarakan dalam jargon yang
tidak berdasarkan ilmu pengetahuan.251
Menurut Hatta batas negara yang akan dibentuk hanya mencakup
wilayah Hindia Belanda saja. Ia menolak pikiran Mohammad Yamin yang
mendasarkan keperluan strategi perang dan pertahanan serta kegunaan.252
Tentang masalah Kebangsaan, Bung Hatta memandang ada bermacam-
macam dan golongan yang memajukannya. Pada masa pergerakan,
setidaknya Bung Hatta melihat tiga macam rasa kebangsaan, yaitu
kebngsaan cap ningrat, kebangsaan cap intelek dan kebangsaan cap
rakyat. 253 Rasa kebangsaan yang dimiliki kaum ningrat merupakan
250Ibid. 251 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan
Hak Azazi Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB
252 Mohammad Hatta, Pengertian Pancasila, (Jakarta: Idayu Press, 1997), hal. 15 253 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan Hak Azazi
Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB
golongan pemerintah yang sejak zaman penjajahan berharap, jika
Indonesia merdeka merasa dalam hati bahwa mereka mempunyai hak
mendasar riwayat alias historisch Rech atas pemerintahan Indonesia. Bagi
kaum ningrat, kembalinya kejayaan Majapahit ke atas alam Indonesia
senantiasa menjadi obsesi, dalam situasi kebangsaan seperti ini rakyat
menempati posisi marjinal.254
Jika dibandingkan nasionalisme yang dianut Bung Karno, maka
berbeda ceritanya. Nasionalisme Soekarno bersifat anti penjajahan dan
anti imperialisme yang kemudia berkembang menjadi anti unsur-unsur
Barat. Baginya nasionalisme yang tumbuh di Barat berbeda dengan
nasionalisme Timur. Kalau di Barat, nasionalisme tersebut bercirikan
komersialisme, kapitalisme, kolonialisme, imperialisme. Sedangkan
nasionalisme Timur mempunyai ciri-ciri sebaliknya, kolonialisme dan anti
Barat, sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan
Imperialisme Barat.255
Menurut Hatta kedudukan Bangsa tidak ditentukan oleh bahasa
yang sama, dan agama yang serupa, melainkan oleh kemauan untuk
bersatu, dimana ada kemauan untuk bersatu dalam perikatan yang bernama
bangsa, disitulah timbul kebangsaan.256
Dasar-dasar perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala segi
penghidupan. Muhammad Hatta lebih menekankan pentingnya suatu
254 Ibid. 255 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,
(Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 120 256 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,
(Jakarta: Gramedia, 1981,...Ibid, hal 120
integritas bangsa yang bebas dari segala bentuk penjajahan untuk
menciptakan suatu kemakmuran dan demokrasi yang menjadi dasar suatu
negara. Selain pemikiran politik kebangsaan Muhammad Hatta juga
memilikipemikiran politik tentang pemahaman tentang sosialisme
kebersamaan.257 Sejalan dengan itu dijelaskan oleh Deliar Noer bahwa
Hatta mengemukakan dalam bidang politik dan ekonomi suatu negara,
maka rakyatlah yang berdaulat. Artinya bahwa kebersamaan perlu
dibangun untuk kemajuan suatu negara.
Sosialisme kebersamaan yang dikembangkan Hatta dipengaruhi
ayahnya yang berasal dari Minagkabau. Disitu rasa kekeluargaan sangat
kuat untuk saling tolong-menolong dan adanya pemimpin yang dengan
anak buahnya saling kerja sama, musyawarah, mufakat, sehingga akhirnya
menyimpulkan bahwa konsep kebersamaan itu diidentik dengan bentuk
koperasi. Koperasi merupakan usaha bersama untuk menolong diri-sendiri
secara bersama-sama258. Dengan demikian orang yang berkiprah sebagai
anggota dalam suatu koperasi harus memiliki kepentingan untuk meraih
kesejahteraan.259
Meski mengecam dan menolak paham komunis /Marxisme,
seorang Hatta ternyata lebih terpukau dengan ekonomi politik dan aliran
historis dari pada ekonomi klasik. Hatta dengan tegas membedakan teori
ekonomi, politik ekonomi, dan orde ekonomi. Gagasan ekonominya lebih
257Ibid. 258 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik, diakses pada
tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB 259 http: // Jurnal. Unigal. ac. Id, Pemikiran Politik Soekarno, Muhammad Hatta,
dan Tan Malaka, oleh Agus Dedi, diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB
banyak mengacu kepada Gustav Schomoller, werner Sombart, Karl Marx
sendiri dari pada ekomom macam Adam Smith. Ilmu ekonomi dan
pandangannya bukan ilmu yang historis seperti matematika, melainkan
ekonomi merupakan ilmu sosial yang hidup menurut perkembangan
zaman.260
Dasar pemikiran Hatta sesungguhnya adalah kepercayaan pada
kemungkinan kehidupan politik yang demokratis dalam situasi colonial.
Sudah tidak terhitunglagi betapa banyaknya karya dan kontribusi besar
Bung Hatta untuk negeri ini, mulai dari saat ia menjadi pejabat tinggi
negara maupun saat telah pensiun dari lingkup pemerintahan. Sebagai
regenerasi muda sudah sepatnya kita menjaga dan menjalankan apa yang
menjadi cita-cita dari Bung Hatta sendiri.261
B. Analisa Terhadap Konsep Negara dalam Kecamata Muhammad
Hatta di tinjau dari Fiqh Siyasah
Setelah menjelaskan pemikiran Muhammad Hatta tentang Negara,
maka menurut analisa penulis tentang konsep negara dalam kecamata
Muhammad Hatta yang ditinjau dari Fiqh Siyasah, yaitu tentang konsep
Negara, negara secara terminologi yaitu organisasi tertinggi diantara satu
260 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada
hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB 261 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada
hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.262
Maka dalam penelitian ini menurut analisa penulis Muhammad
Hatta tergolong pada paham sosialis, sosialisme yang berhaluan islam. Ia
memberikan pemahaman mengenai sosialisme yang berkaca dari
kehidupan di desa yang berupa gotong-royong dan azas kekeluargaan
merupakan kesinambungan dari kolektivisme yang beraturan. Pada intinya
Hatta menginginkan tidak adanya pemimpin yang besar yang tidak
terkontrol untuk melaksanakan segala keinginannya, sebaliknya
menginginkan azas kekeluargaan yang mufakat.
Sedangkan pendapat Muhammad Hatta dalam konsep negara ini
dilihat dari pemikir tokoh muslim dalam hubungan Islam dan negara,
paradigma integralistik hampir sama persis dengan pandangan negara
teokrasi Islam. Ia termasuk dalam pandangan intrgralistik. Yaitu menurut
paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu
(integrated). Paham ini memberikan penegasan bahwa negara merupakan
suatu lembaga politik dan sekaliguis lembaga agama. Sedangkan
penegasan kembali bahwa Islam mengenal pemisah anatara agama (din)
dan politik atau negara (dawlah). Untuk itu paradigma ini di identik
denganpaham Islam ad-Din wa dawlah (islam sebagai agama dan negara),
yang sumber hukum positifnya adalah hukum Islam (syariat Islam) .
262 Ahmad A. Hafizar Hanafi, Tata Negara, hal 19
Paradigma integralistik ini dianaut oleh negara Kerajaan Saudi Arabia dan
penganut Paham Syi’ah di Iran. Sedangkan kelompok pecinta Ali r.a.
menggunakan istilah Imamah, sebagai mana dimaksud dengan istilah
dawlah yang banya dirujuk oleh kalangan sunni.
Maka dari penelitian diatas penulis akan menjelaskan pengertian
negara dalam khazanah islam, sebab dalam kajian Islam, istilah negara
bisa bermakna Daulah, khilafah, Imamah, Hukumah, dan Kesultanan.
Kata Daulah berasal dari bahasa Arab yaitu dala-yadulu-daulah, yang
artinya bergilir, beredar, dan berputar. Sedangkan secara istilah arti
teoritisnya adalah kelompok suatu wilayah tertentu dan terorganisir oleh
suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan
mereka. Dan dapat juga diartikan sebagai pemerintah, kerajaaan atau
dinasti.263
Sedangkan kata khilafah, berasal dari kata khalf, yang artinya
“wakil”, “ pengganti”, atau “penguasa”. Istilah ini awalnya dipakai oleh
Abu Bakar saat menyebut dirinya sebagai khilafah (pengganti) Nabi
Muhammad. 264 Adapun kata Imamah teori ini lebih berkembang pada
kelompok Syi’ah. Dalam lingkungan syiah, Imamah menekankan dua
rukun yaitu kekuasaan imam (wilayah) dan kesucian imam (‘Ismah). jika
263 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I , Hal. 262 264 Said Aqil al-Munawwar, “Fiqh Siyasah dalam kontek perubahan menuju
masyarakat madani” jurnal ilmu sosial keagamaan, vol. I. No.I, 1992, hal.21
khilafah dan imamah berkorelasi dengan formal politik atau kekuasaan
maka hukumah berhubungan dengan sistem pemerintahan.265
Istilah negara tidak disinggung di dalam al-quraran maupun as-
sunnah , dalam unsur-unsur esensial yang menjadi dasar negara dapat kita
temukan al-quran. Dalam kajian fiqh siyasah, dikenal istilah-istilah seperti
daulah266, khilafah, imamah267 merupakan dan kesultanan yang sering
kali dikonotasikan dengan istilah negara.Istilah imamah dan khalifah
merupaka dua istilah yang yang sama maknanya, karena khilafah adalah
suatu kepemimpinan yang berlaku secara umum bagi seluruh kaum
muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at dan
mensyiarkan Islam keseluruh penjuru dunia. Sedangkan imamah dalam
kajian islam juga sering digunakan sebagai teori yang menyerupai makna
negara. Menurut al-Mawardi, imam bisa dimaknai sebagai khalifah, raja
sultan, atau kepala negara.sedangkan menurut Munawir Sjadzali, al-
mawardi memberikan ruang bagi agama suatu jabatan politik yaitu istilah
yang sama maknanya.
Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu
usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan
ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta
memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan
bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal
265 John L. Esposito (ed) The oxford..., vol 4, Jilid II, Artikel oleh Keith
Lewinstein, tt, hal. 139 266 Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), hal. 50 267Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran Sejarah dan Pemikiran,
ed. 5, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 63
pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian
menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk
Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan
persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.
Dan sedangkan kata daulah berasal dari bahasa Arab yang
bermakna bergilir, beredar dan berputar, istilah daulah sam dengan atau
wangsa yang berarti sistem kekuasaan ynag berpuncak pada seorang
pribadi dan di dukung oleh keluarganya atau clannya. Jadi dalam istilah
sekarang diartikan sebagai negara, selai itu faham itu juga erat kaitannya
dengaqn dar-islam yang bermakna kekuasaan tertinggi terletak ditangan
seorang penguasa muslim yang memberlakukan Hukum Islam sebagai
hukum utama di dalam wilayahnya.268Dengan demikian secara de facto
ternyata islam mempraktikkan beberapa istilah yang bersinonim atau sama
dengan konsep negara, sedangkan secara konseptual atau de jure ternyata
Islam memang tidak mengenal konsep negara yang detail.
Dalam Al-Quran ada kata-kata balad yang disebut sampai
sembilan sembilan kali, kata balad disebut lima kali, dan adapun satu surat
yang bernama al-balad, yaitu surat yang ke-90 (sembilan puluh) yang
mengisahkan kota Mekkah. Kata-kata balad diartikan dengan negeri,
268Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), Op. Cit.,
hal.. 50
daerah, wilayah, yang itu merupakan salah satu unsur berdirinya suatu
negara.269
Secara etimologi, istilah negara merupakan terjemahan dari kata
asing, yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan
etat (bahsa Perancis, sedangkan kata staat, state, etat itu diambil dari
bahsa latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap
atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Kata status
atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan). 270
Pengertian negara secara terminologi diartikan yaitu dengan
organisasi pokok dari kekuasaan politik yang telah memenuhi semua
unsur yang harus ada dalam suatu negara. Unsur-unsur adalah bagian-
bagian untuk membentuyk sesuatu sehingga apabila salah satu bagian
tidak terpenuhi maka sesuatu tidak memenuhi syarat untuk negara. Unsur-
unsur negara adalah pemerintahan, penduduk, wilayah dan
pengakuan.271Negara itu sendiri adalah objek material ilmu politik.
Pengertian suatu negara dapat dilihat pada ketentuan Konvensi
Montevidio tahun 1933 mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
negara yang menyebutkan bahwa suatu negara dapat dikatan sebagai
subjek Hukum Internasional, apabila telah memiliki unsur-unsur, yaitu
penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintah yang berdaulat, dan
269Sjechul Hadi Poernomo, Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan Teori
dan Praktek, (Surabaya: Cv. Aulia, 2004), hal.1 270 Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media,
2000), hal. 41 271 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2009), hal. 29
kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lainya. Untuk
itu selain dari keempat unsur diatas, maka ada juga yang menjadi unsur
politik terbentuknya suatu negara yang juga dapat berakibat hukum, yang
disebut dengan pengakuan.272
Sedangkan menurut Muhammad Hatta Bangsa adalah suatu
persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan, sebagai suatu persekutuan
yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena percaya atas persamaan
nasib dan tujuan.273
Sedangkan menurut soekarno syarat untuk menjadi bangsa yaitu,
harus ada persatuan antar orang yang kemudian memiliki rasa terikat
dengan tanah airnya.
272Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan, dan fungsi dalam
Era Dinamika Global, ed. 2, (Bandung : PT. Alumni, 2005), hal. 65 273 www. Siswapedia. Com , Pengertian Bangsa menurut Para Ahli, di akses
pada 18 juli 2019, pada Jam 10.00 WIB
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdarkan pemahaman pada bab sebelumnya maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Negara merupakan suatu organisasi tertinggi di antara
satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, yang hidup
di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Maka
dapat kesimpulan bahwa tujuan dari negara itu adalah untuk memperluas
kekuasaan, untuk menyelenggarakan ketertiban hukum,dan untuk mencapai
kesejahteraan umum.
Mengenai istilah negara para pemikir Islam dan pakar Indonesia
berbeda pendapat tentang istilah Negara, berikut diantaranya, yaitu: Menurut
Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang,
sebagaimana layaknya orang-orang (manusia). Sedangkan menurut Aristoteles
pengertian negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya
1. Pemikiran Muhammad Hatta dalam Konsep Negara
Untuk itu dari penjelasan para ahli mengenai Negara mereka saling
berbeda-beda pendapat dalam mengungkapkan suatu istilah dalam
Negara, maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Negara
adalah: “suatu kelompok persekutuan, alat organisasi kedaerahan dan
kewilayahan, yang memikili sistem politik yang melembaga dari rakyat,
keluarga, desa dan pemerintah yang lebih tinggi, yang terdiri dari orang-
orang yang kuat yang memiliki monopoli, kewibawaan, daulat, hukum,
dan kepemimpian yang bersifat memaksa sehingga pada akhirnya
memperoleh keabsahan dari luar dan dalam negeri, selanjutnya organisasi
ini memiliki kewenangan untuk membuat rakyatnya tentram, aman,
teratur, terkendali di satu pihak dan di lain pihak melayani kesejahteraan
dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.
Sedangkan pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang politik
adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Untuk itu dari
pemikiran Hatta diatas yang melatarbelakangi pemikirannya itu adalah
pendidikan dan organisasi yang digelutinya juga mempengaruhi menjadi
seseorang yang rasional. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat,
Hatta sebagai seorang sosialis, sosialisme yang berhaluan Islam.
Sosialisme yang di anut Hatta tidak terlepas dari pengaruh Barat, karena
ia memang menempuh studinya di Belanda sehingga sedikit banyak
terpengaruh. Salah satu pengaruh yang menonjol dalam diri Hatta adalah
di bidang Koperasi yang di Indonesia merupakan hasil belajarnya selama
di Scandinavia di Indonesia. Dengan koperasi rupanya Hatta ada
kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang merupakan paham
sosialis.
Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu
usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan
ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta
memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan
bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal
pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian
menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk
Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan
persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.
2. Pengertian Negara dalam Fiqh Siyasah
Untuk itu pengertian negara dalam khazanah Islam, istilah negara
yaitu, Daulah, Khilafah, Imamah, Hukumah, dan Keseultanan. Istilah
daulah berasal dari bahasa Arab yakni dal-yadulu- daulah yang artinya
bergilir, beredar, dan berputar. Secara istilahnya arti teorinya adalah
kelompok sosial yang menetap pada suatu wilayah tertentu dan diorganisir
oleh suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan
mereka, dan dapat diartikan sebagai pemerintah, kerajaan atau
dinasti.Sedangkan kata Khalifah berasal dari kata khalif yang berarti
“wakil”, “ pengganti”, “penguasa” (pengganti) Nabi Muhammad SAW.
3. Analisa terhadap Konsep Negara Menurut Muhammad Hatta ditinjau
dalam Fiqh Siyasah.
Bangsa adalah suatu persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan,
sebagai suatu persekutuan yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena
percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Muhammad Hatta tidak hanya
membatasi pemikirannya hanya di dua bidang saja, sebagai seorang
politikus ia juga seorang muslim, hatta kerap kali mengelurkan gagasan-
gasanya dalam maslah politik dan juga pemikiran keislaman. Pemikiran
Hatta secara tegas mengecam kolonialisme dan imperialisme yang
dilakukan oleh bangdsa kulit putih kepada orang berkulit berwarna.
Menurut analisa penulis konsep Muhammad Hatta termasuk
kedalam faham sosialis / sosialisme. Kalau dilihat dalam tinjauan fiqh
siyasah paham Hatta ini termasuk dalam pandangan integralialistik dalam
hubungan Islam dan negara, yang mana faham integralistik ini merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Antara ad-Din wa dawlah
(islam sebagai agama dan negara).
B. Saran
Untuk saran dari penulis sendiri yaitu tentang konsep negara
menurut beberapa para ahli mereka dalam mengungkapkan istilah negara
mereka berbeda-beda dalam berpendapat, akan tetapi juga ada persamaan
diantaranya. Mengenai suatu negara harus memenuhi unsur terbentuknya
suatu negara yaitu, rakyat, pemerintah, wilayah, dan pengakuan dari
wilayah lain. Untuk itu suatu negara tidak bisa disebut sebagai Negara,
apabila salah satu dari unsurnya tersebut tidak terpenuhi. Dan adapun
tujaun dari suatu negara Indonesia adalah yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Indonesia 1945 yang terdapat dalam
alinea keempat itu.
Oleh karena itu, saya sebagai penulis menginginkan suatu negara
itu dapat memenuhi unsur-unsur dari suatu negara, dan mencapai tujuan
negara yang adil dan makmur berguna untuk mencapai kemaslahatan