PEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH TENTANG WALI MUJBIR DALAM PERNIKAHAN (PERSPEKTIF HAK ASASI ANAK) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Oleh H. AHMAD RASYIDI HALIM NIM. 1202110386 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYAH TAHUN 1437 H / 2016 M
27
Embed
PEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH TENTANG WALI … filePEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH TENTANG WALI MUJBIR DALAM PERNIKAHAN (PERSPEKTIF HAK ASASI ANAK) ABSTRAK Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
TENTANG WALI MUJBIR DALAM PERNIKAHAN
(PERSPEKTIF HAK ASASI ANAK)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Syariah
Oleh
H. AHMAD RASYIDI HALIM
NIM. 1202110386
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYAH
TAHUN 1437 H / 2016 M
MOTO
﴾١٨١: األعرف ﴿
Artinya:
“Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk
dengan hak dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.”
PEMIKIRAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
TENTANG WALI MUJBIR DALAM PERNIKAHAN
(PERSPEKTIF HAK ASASI ANAK)
ABSTRAK
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (691-751 H./1350-1410 M.) merupakan
seorang intelektual besar muslim (ulama) bermazhab Hanbali dengan konfigurasi
pemikiran rasionalis. Melalui polarisasi naql dan ‘aql beliau menyelesaikan
berbagai permasalahan hukum dan keilmuan. Salah satu kontribusi besar
Ibnu Qayyim adalah tentang wali mujbir dalam pernikahan. Beliau menyatakan
orang tua atau wali tidak boleh menikahkan anak secara paksa apabila tidak
disertai dengan izin dan persetujuan anak. Perspektif ini berbeda dengan jumhur
ulama (mayoritas ulama) yang menyatakan orang tua atau wali boleh menikahkan
anak secara paksa meskipun tanpa disertai izin dan persetujuan anak.
Beranjak dari perbedaan tersebut, berikut akan dipaparkan rumusan
permasalahan dalam penelitian ini: (1) Bagaimana latar belakang pemikiran
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah tentang wali mujbir dalam pernikahan; (2) Bagaimana
metode iṣtinbāṭ Ibnu Qayyim al-Jauziyyah tentang wali mujbir dalam pernikahan;
Bagaimana relevansi pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah tentang wali mujbir
dalam pernikahan ditinjau dari perspektif hak asasi anak dan dihubungkan dengan
kondisi kekinian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
berbagai rumusan masalah tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan
menggunakan pendekatan kontekstual yang disajikan secara deskriptif dan
deduktif. Data dianalisis melalui metode content analysis dan metode hermeneutik
serta kajian uṣūl fikih.
Hasil dari penelitian ini: (1) Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan
bahwa seorang anak, terutama anak perempuan (demikian juga dengan anak
laki-laki) tidak boleh dipaksa untuk menikah serta tidak boleh dinikahkan kecuali
dengan ridanya. Dengan demikian, orang tua atau wali tidak boleh menikahkan
anak secara paksa apabila tidak disertai dengan izin dan persetujuan anak;
(2) Metode iṣtinbāṭ hukum yang digunakan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengenai
tidak boleh adanya paksaan orang tua atau wali dalam pernikahan anak didasarkan
pada hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan Imam Bukhāri, Imam
Muslim (muttafaqun ‘alaih) Imam Abū Dāwud dan Imam Ibnu Mājah mengenai
urgensi persetujuan dan keridaan anak dalam pernikahan; (3) Relevansi Pemikiran
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah tentang wali mujbir dalam pernikahan (perspektif
hak asasi anak) sesuai dengan semangat hak asasi anak serta relevan dengan
kondisi kekinian. Pemikiran Ibnu Qayyim tersebut dinilai mampu mengakomodir
problematika hukum yang berkembang di masyarakat guna menghindari
pemaksaan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya untuk menikah tanpa
terlebih dulu diminta izin dan persetujuan anak.
THE VIEW IBN QAYYIM AL-JAWZIYYA
ON WALI MUJBIR IN MARRIAGE
(THE PERSPECTIVE OF THE CHILD RIGHTS)
ABSTRACT
Ibn Qayyim al-Jawziyya (691-751 AH./1350-1410 AD.) was a great
intellectual Muslims (scholars) from Hanbali‟s school with rationalist thought
configuration. Through naql and ‘aql polarization, he solved various legal matter
and scientific issues. One of the major contributions of Ibn Qayyim is about wali
mujbir guardian in marriage. He expressed a parent or guardian should not be
married off forcibly if it is not accompanied with the consent and approval of the
child. This perspective is different from the scholarly (the majority of scholars)
that states a parent or guardian may be married off forcibly although without the
consent and approval of the child.
Moving on from these differences, the following will be presented
formulation of problem in this research: (1) What is the rationale Ibn Qayyim al-
Jawziyya about mujbir guardian in marriage; (2) How istinbāt method Ibn
Qayyim al-Jawziyya about mujbir guardian in marriage; (3) How relevant is the
thought of Ibn Qayyim al-Jawziyya about marriage guardian mujbir in terms of
children‟s rights perspective and linked to the current condition. The purpose of
this study was to answer the problem formulation.
This study is a literature study (library research) using a contextual
approach presented in descriptive and deductive. Data were analyzed through
content analysis and hermeneutic methods and study uṣul fiqh.
Results from this study: (1) Ibn Qayyim Al-Jawziyya states that a child,
especially girls (as well as boys) should not be forced to marry and must not be
married except with his/her agreement. Thus, parents or guardians should not be
married off forcibly if it is not accompanied with the consent and approval of the
child; (2) The Method used legal istinbāt Ibn Qayyim Al-Jawziyya about should
not be coercion parent or guardian in child marriages are based on the traditions of
the Prophet Muhammad narrated by Imam Bukhāri, Imam Muslim (muttafaqun
‘alaih) Imam Abū Dāwud and Imam Ibnu Mājah the urgency of approval and
pleasure of children in marriage; (3) Relevance thought Ibn Qayyim Al-Jawziyya
about mujbir guardian in marriage (a child’s right perspective) in accordance with
the spirit of child rights and relevant to contemporary conditions. Thought Ibn
Qayyim are considered able to accommodate the growing problems of law in
society in order to avoid forcing the parents to their children to marry without first
requested permission and consent of the child.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Salawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah
menuntun umat dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
dengan segala kebenaran agama dan ilmu.
Skripsi ini berjudul Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah tentang Wali
Mujbir dalam Pernikahan (Perspektif Hak Asasi Anak). Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir guna memperoleh Gelar Sarjana Syariah
(S.Sy) pada Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya.
Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tiada terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ibnu Elmi AS Pelu, SH., MH selaku Rektor IAIN Palangka Raya.
2. Bapak H. Syaikhu, MHI, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya
3. Bapak Drs. Surya Sukti, MA selaku Ketua Jurusan Syariah Fakultas Syariah
IAIN Palangka Raya.
4. Bapak Dr. Elvi Soeradji, MHI selalu Ketua Prodi al-Ahwal al-Syakhshiyah
Jurusan Syariah Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya.
5. Bapak Dr. Sadiani, MH selaku pembimbing I yang selalu memberikan arahan
dan pencerahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas
kemurahan hati Bapak Dr. Sadiani, MH yang telah banyak meluangkan waktu
bagi penulis dalam proses bimbingan skripsi ini hingga selesai;
6. Bapak Munib, M.Ag, selaku pembimbing II dan penasehat akademik penulis
yang selalu memberikan arahan dan pencerahan dalam penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kemurahan hati Bapak Munib, M.Ag yang
telah banyak meluangkan waktu bagi penulis dalam proses bimbingan skripsi
ini hingga selesai.
7. Segenap dosen pengajar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih sekali lagi atas sumbangsih ilmu dan pemikirannya.
8. Segenap pegawai Fakultas Syariah yang tidak dapat disebutkan satu persatu
pula, terima kasih atas berbagai kebaikan dan bantuannya.
9. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan IAIN Palangka Raya yang banyak
membantu dan meminjamkan buku-buku referensi kepada penulis;
10. Rekan-rekan Mahasiswa IAIN Palangka Raya, khususnya Mahasiswa Fakultas
Syariah Prodi AHS angkatan 2012 atas kebersamaannya selama ini.
11. Penghormatan dan penghargaan yang tiada terhingga, tak lupa penulis
peruntukkan kepada Ayahnda (H.M. Asy‟ari, S.Ag, SH, MH) dan ibunda
(Hj. Nasimah, S.Pd.I), yang selalu memberikan doa dan motivasi serta kepada
anakda untuk belajar dan terus belajar. Demikian pula kepada kedua kakakku
(H. Abdul Ghoni Hamid, SHI, MHI dan H. Rahmat Hidayat, SHI., MH) yang
selalu memberikan gumpalan motivasi dan semangat serta menuntut agar
menjadi pribadi yang baik dan adikku tersayang (Ahmad Fauzan Arifin) yang
selalu memberikan butiran kebaikan;
12. Penghormatan khusus kepada al-'Alamah Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, untuk
karya beliau yang penulis jadikan sebuah penulisan, gafarallāhu lahu wa
liwālidaihi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu, saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya, atas segala
bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
Allah Swt. senantiasa memberkahi kehidupan kita dan semoga tulisan ini
dapat bermanfaat. Amin yā Rabb al-'Alamin.
Palangka Raya, 13 Januari 2016
Penulis,
H. Ahmad Rasyidi Halim
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................................... ii
NOTA DINAS ............................................................................................ iii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. xi
MOTO ......................................................................................................... xii
TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................................. xiii
DAFTAR NOMOR SURAT DALAM ALQURAN .................................. xviii
GLOSARI ................................................................................................... xix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xx
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xxii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 6
E. Penelitian Terdahulu ............................................................. 7
F. Kerangka Teori...................................................................... 12
G. Metode Penelitian.................................................................. 17
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 22
BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG WALI MUJBIR
A. Pengertian Wali Mujbir ......................................................... 23
B. Dasar Hukum Wali Mujbir ................................................... 27
C. Kedudukan Wali Mujbir dan Syarat Penggunaan Hak Ijbār .. 36
D. Ragam Pandangan Ulama Fikih tentang Wali Mujbir .......... 38
E. Konteks Hak Asasi Anak dalam Hukum Positif di Indonesia 45
F. Hak Ijbār Wali dalam Perspektif Hak Asasi Anak ............... 57
BAB III BIOGRAFI IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
A. Latar Belakang Keluarga, Sosial, Budaya dan Politik
di Masa Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ...................................... 61
B. Latar Belakang Pendidikan dan Paradigma Intelektual