1 PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU Dr. SOETOMO SURABAYA A MAPPING OF PARTICULATE CONCENTRATION IN AREA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA Rachmat Boedisantoso, IDAA Warmadewanthi and Rr. Windarizti Yuniastried Putri Environmental Engineering of Civil Engineering and Planning - Institute of Technology Sepuluh Nopember Surabaya [email protected], [email protected], [email protected]Abstrak Salah satu sumber dari pencemaran udara adalah partikulat. Partikulat ini berdiameter kurang dari sepuluh mikron (PM 10 ). Kawasan di Surabaya yang potensial konsentrasi partikulatnya tinggi (PM 10 ) adalah di sekitar RSU Dr. Soetomo. Hal ini karena RSU Dr. Soetomo memiliki insinerator yang tidak dilengkapi dengan alat pengendali udara dan kawasan RSU Dr. Soetomo merupakan kawasan dengan aktivitas transportasi yang tinggi. Pencemaran partikulat yang melebihi standar baku mutu udara ambien dapat membahayakan kesehatan bagi makhluk hidup. Tujuan penelitian ini memetakan konsentrasi partikulat di kawasan RSU Dr. Soetomo dan menganalisis pengaruh dari aktivitas transportasi dan aktivitas insinerator. Penelitian dilakukan dengan melakukan sampling udara ambien serta pengambilan beberapa data primer pada 30 titik sampling di kawasan RSU Dr. Soetomo Surabaya. Alat yang digunakan yaitu HVS (High Volume Sampler) dan Haz Dust. Penelitian ini dilakukan di indoor dan outdoor dengan pengambilan sampel pada waktu pagi, sore dan malam hari. Parameter yang diukur adalah PM 10 dan hasil analisis akan dipetakan menggunakan Surfer 8. Padatnya aktivitas kendaraan bermotor di kawasan RSU Dr. Soetomo menyebabkan tingginya konsentrasi PM 10 pada beberapa titik sampling sehingga melebihi baku mutu udara. Konsentrasi PM 10 tertinggi pada pagi hari di Jalan Airlangga dimana tingkat konsentrasi PM 10 mencapai angka 211,363 μg/m 3 dengan total jumlah kendaraan mencapai 4929 kendaraan. Pada sore hari konsentrasi PM 10 tertinggi terdapat di Jalan Karang Menjangan dimana tingkat konsentrasi partikulat mencapai angka 325,458 μg/m 3 dengan total jumlah kendaraan mencapai 1177 kendaraan. Hasil penelitian di indoor menunjukkan kondisi udara ambien yang bersih. Hal ini ditunjukkan dengan konsentrasi partikulat
13
Embed
PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU … · Penentuan Dispersi Partikulat Cerobong Insinerator Berdasarkan hasil uji emisi insinerator RSU Dr. Soetomo menyebutkan bahwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PEMETAAN KONSENTRASI PARTIKULAT DI KAWASAN RSU
Dr. SOETOMO SURABAYA
A MAPPING OF PARTICULATE CONCENTRATION IN AREA
RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
Rachmat Boedisantoso, IDAA Warmadewanthi and Rr. Windarizti Yuniastried Putri
Environmental Engineering of Civil Engineering and Planning - Institute of Technology
Berdasarkan hasil uji emisi insinerator RSU Dr. Soetomo menyebutkan bahwa RSU Dr.
Soetomo memiliki diameter cerobong 0,4 m, tinggi cerobong 12 m, temperatur gas dalam cerobong
140°C, laju air massa emisi 60,68 g/detik dan kecepatan aliran dalam gas 12,5 m/detik. Perhitungan
konsentrasi ini dilakukan untuk kondisi yang terjadi pada pagi hari dan sore hari. Temperatur udara
sekitar cerobong yaitu 31°C dan kecepatan angin 1,9 m/detik.
10
Gambar 10. Kontur Penyebaran Partikulat Incinerator pada Pagi Hari
Gambar 11 Kontur Penyebaran Partikulat Incinerator pada Sore Hari
Berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan antara Gambar 10 dan Gambar 11
diketahui bahwa stabilitas atmosfer mempengaruhi besarnya konsentrasi partikulat di udara, Hal
ini dapat dilihat dari perbandingan besarnya konsentrasi maksimum partikulat pada pagi hari dan
sore hari untuk cerobong insinerator RSU Dr. Soetomo. Pada pagi hari konsentrasi partikulat
tertinggi sebesar 12912,592 µg/m³ sedangkan pada sore hari konsentrasi partikulat sebesar tertinggi
5317,594 µg/m³,
Setelah dilakukan perhitungan penyebaran konsentrasi partikulat dari cerobong insinerator
dengan Hukum Gauss kemudian dilakukan perbandingan dengan konsentrasi partikulat dari hasil
pengukuran di wilayah studi. Berikut Tabel 2 perbandingan konsentrasi hasil pengukuran di
wilayah studi dengan hasil perhitungan dengan Hukum Gauss dari cerobong insinerator RSU Dr.
Soetomo Surabaya.
11
Tabel 2 Perbandingan Konsentrasi Partikulat
Titik SampelPagi Hari
Titik SampelSore Hari
C (µg/m³) C Gauss (µg/m³) C (µg/m³) C Gauss (µg/m³)A 71,009 0,062 A 13,707 0,000
B 36,842 0,000 B 50,041 0,000
C 40,741 0,000 C 216,332 0,000
D 36,718 0,000 D 109,687 0,000
F 149,494 918,452 F 156,673 0,000
G 49,000 220,790 G 14,000 0,000
H 18,000 5,306 H 10,000 0,000
I 8,000 0,000 I 26,000 0,000
K 13,045 5720,216 K 85,904 5317,594
L 11,000 9639,727 L 45,000 932,390
M 13,000 12912,592 M 10,000 16,222
N 18,000 9,864 N 149,000 0,000
P 195,416 918,452 P 102,171 0,000
Q 28,000 220,790 Q 26,000 0,000
R 26,000 5,306 R 11,000 0,000
S 10,000 0,000 S 2,000 0,000
U 170,658 1,796 U 39,478 0,000
V 50,000 0,001 V 5,000 0,000
W 7,000 0,000 W 31,000 0,000
X 9,000 0,000 X 4,000 0,000
Z 28,302 0,000 Z 94,871 0,000
AA 211,363 0,000 AA 106,170 0,000
AB 22,107 0,000 AB 128,817 0,000
AC 22,353 0,000 AC 203,264 0,000Sumber: perhitungan, 2009
Titik sampel F, G, K, L, M, dan Q pada pagi hari dan titik sampel K dan L pada sore hari
berdasarkan hasil pengukuran tidak melebihi standar baku mutu udara ambien, tetapi berdasarkan
hasil perhitungan dengan Hukum Gauss dari cerobong insinerator menunjukkan hasil konsentrasi
partikulat melebihi standar baku mutu udara ambien yaitu 150 µg/m³. Hal ini dapat terjadi karena
di kawasan RSU Dr. Soetomo terdapat barrier berupa pohon-pohon dengan jenis pohon angsana
dan bangunan.
12
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a. Tingkat konsentrasi PM10 yang dihasilkan dari aktivitas transportasi ini mengikuti perubahan
jumlah kendaraan,
b. Tingkat konsentrasi PM10 yang dihasilkan melebihi baku mutu udara ambien yaitu 150 µg/m3
disebabkan karena kegiatan transportasi.
c. Arah angin, kecepatan angin dan stabilitas atmosfer juga berperan dalam penyebaran tingkat
konsentrasi PM10.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 128
Tahun 1997 tentang Baku Cara Pengambilan Contoh Udara Ambien. Dinas
Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Surabaya.
Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Surabaya.
Anonim. 2004. Pencemaran Udara dan Permasalahannya.<URL:http://www.rudyct.com/PPS702ipb/09145/farida.pdf>
Anonim. 2006. Pengaruh Bahan Bakar Transportasi terhadap Pencemaran Udara danSolusinya. <URL:http://elisa.ugm.ac.id/files/rachmawan/LWiCSne0/Paper_TKK_I_Kel_2.pdf>