-
INTEK Jurnal Penelitian. 2018, Volume 5 (2): 111-114 111
DOI: http://dx.doi.org/10.31963/intek.v5i2.581
Pemetaan Kluster Perumahan di Kecamatan Biringkanayadan
Tamalanrea Kota Makassar dengan Quantum GIS
Abstract—Biringkanaya and Tamalanrea sub-districts areMakassar's
eastern suburbs that experience urban sprawl.Regional sprawl (urban
sprawl) which occurs one of them isindicated due to uncontrolled
housing cluster growth. Thephenomenon of urban sprawl has an impact
on city morphology,transportation systems, environment and energy.
This study aimsto analyze the distribution pattern and density
level of housingclusters in Biringkanaya and Tamalanrea
sub-districts throughmapping housing clusters in the region. This
research method iscarried out by survey for primary data collection
in the form ofhousing cluster and area using Garmin 76 CSX which
will becombined with Quickbird imagery maps using Quantum GIS,then
digitizing buildings from GPS data overlay and image maps.The
results of this study are clear spatial data in the form of
adigital map based on geographic information about the positionand
density of residential clusters in Biringkaya Subdistrict
andTamalanrea District, Makassar City. From the results of
thisanalysis found housing cluster patterns in these two
sub-districtsscattered following the Independence Pioneering
arterial pathwith a spawling pattern, besides that it also uses a
dominopattern and fills between one housing and another.
AlsoBiringkanaya Subdistrict is the most populous sub-district of
itshousing cluster compared to Kecamatan Tamalanrea.
Keywords—Biringkanaya Dstrict; Tamalanrea District; City
ofMakassar; urban sprawl; Quantum GIS
Abstrak—Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanreamerupakan kawasan
suburban timur Makassar yang mengalamiurban sprawl. Pelebaraan
wilayah (urban sprawl) yang terjadisalah satunya diindikasikan
akibat pertumbuhan klusterperumahan yang tidak terkendali. Fenomena
urban sprawlberdampak pada morfologi kota, sistem transportasi,
lingkunganhingga energi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis polapersebaran dan tingkat kepadatan kluster perumahan
diKecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea melalui pemetaankluster
perumahan di kawasan ini. Metode penelitian inidilakukan dengan
cara survey untuk pengambilan data primerberupa posisi dan luas
kluster perumahan menggunakan alatbantu GPS Garmin 76 CSX yang akan
digabungkan dengan petacitra Quickbird dengan menggunakan Quantum
GIS, kemudiandilakukan digitasi bangunan dari overlay data GPS dan
peta
citra. Hasil dari penelitian ini adalah data spasial yang
jelasberupa peta digital berbasis informasi geografi tentang
posisidan kepadatan kluster perumahan di Kecamatan Biringkaya
danKecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Dari hasil analisis
iniditemukan pola kluster perumahan di kedua kecamatan initersebar
mengikuti Jalur arteri Perintis Kemerdekaan denganpola spawling,
selain itu juga menggunakan pola domino dansaling mengisi antara
perumahan yang satu dan yang lain. JugaKecamatan Biringkanaya
adalah kecamatan yang terpadatkluster perumahannya dibandingan
Kecamatan Tamalanrea.
Kata Kunci—Kecamatan Biringkanaya, KecamatanTamalanrea, Kota
Makassar, urban sprawl, Quantum GIS
I. PendahuluanJumlah penduduk di Kota Makassar adalah
1.352.136
dengan laju pertumbuhan penduduk 1.56 yang tersebar di
14Kecamatan dan 143 Kelurahan menurut [1]. Terdapat sekitar29%
pertumbuhan penduduk di area suburban. Di areaperkembangan ke arah
Timur (Kawasan Tamalenrea,Biringkanaya), 221.224 jiwa dengan
pertumbuhan populasi2,30%, dan di area perkembangan kota ke arah
selatan(Kawasan Tamalate), 154.464 jiwa dengan pertumbuhanpopulasi
2,08%. Dalam penelitian [2] menyatakan bahwapertumbuhan populasi di
area suburban lebih besardibandingkan dengan pertumbuhan populasi
Makassar(1.63%).
Dalam persepsi perencanaan prasarana, pertumbuhanpenduduk
berbanding lurus dengan penyedian infrastrukturmulai dari
transportasi hingga pemukiman. Pertumbuhanpenduduk membuat Makassar
mengalami fase morfologi,dimana Makassar bertumbuh secara melebar
hingga kesuburban. Kawasan suburban berkembang menjadi
kantong-kantong pemukiman yang semrawut. Kasus wilayah suburbanKota
Makassar, terdapat kurang lebih 133 kluster perumahan,tumbuh tidak
terkendali, kepadatan rendah, pada jarakberbeda-beda dari urban
(kota inti), menyebar mengikuti + 20km panjang jalan poros
urban-suburban Makassar dan jalanregional Sulawesi Selatan menurut
[2]. Senada dengan [3]yang menggambarkan kluster perumahan yang
tumbuh
Vita Fajriani Ridwan1,a dan Haeril Adi Hasanuddin1,b1Jurusan
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ujungpandang, Jl. Perintis
Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea Makassar 90245
[email protected]@poliupg.ac.id
-
INTEK Jurnal Penelitian. 2018, Volume 5 (2): 111-114 112
DOI: http://dx.doi.org/10.31963/intek.v5i2.581
sporadis di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan yangmerupakan
kawasan suburban Makassar bagian timur.Fenomena ini kini dikenal
sebagai urban sprawl yang ditandaioleh adanya alih fungsi lahan
yang ada di sekitar kota (urbanperiphery) yang tidak
terkontrol.
Menurut penelitian [2], terjadi inefisiensi penggunaanlahan dan
infrastruktur di kawasan suburban Timur Makassarakibat urban sprawl
yang ditandai dengan perkebangan klusterperumahan yang tidak
terkendali, senada dengan kesimpulan[3] tentang tingginya
pergerakan di kawasan suburban timurMakassar akibat urban sprawl,
sementara menurut [4], rata-rata urban sprawl di Kecamatan
Biringkanya cukup besar
Gambar 1. Kluster perumahan di suburban TimurMakassar [3]
Berdasarkan permasalahan perkembangan spasial kota
dantransportasi di kawasan suburban timur Makassar
(KecamatanBiringkanaya dan Tamalanrea) di atas, maka menurut
penelitiharus dilakuakan analisis pola persebaran kluster
perumahandi kawasan ini. Analisis ini dapat dilakukan
denganidentifikasi spasial melalui pemetaan kluster perumahan
dikawasan ini dengan menggunakan aplikasi berbasis SIG(QGIS).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan [3], hanyamelakukan capture
perkiraan posisi kluster perumahan dikedua kecamatan tersebut
(Gambar 1), tanpa data berupasistem informasi, seperti jumlah rumah
dan populasi padakluster perumahan tersebut, sehingga tidak dapat
digunakanuntuk mengetahui jumlah tarikan dan bangkitan pada
lokasitersebut. Dengan mengetahui tarikan dan bangkitan pada
satulokasi, maka perencanaan sistem transportasi pada
lokasitersebut dapat dibuat lebih maksimal.
Quantum GIS (QGIS) adalah aplikasi SIG gratis yangmencakup
pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fiturDesktopGIS lainnya.
Aplikasi ini samadengan paket aplikasiGIS komersial namun aplikasi
ini didistribusikan secara gratisdibawah lisensi GNU dan
multi-platform yang dapatdijalankan pada sistem operasi yang
berbeda-beda termasukMacOS X, Linux, Unix dan Windows. QGIS juga
memilikikemampuan untuk bekerjasama dengan paket aplikasikomersil
terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas danfitur-fitur yang
dibutuhkan oleh pengguna GIS padaumumnya. Menggunakan plugins dan
fitur inti (core features)dimungkinkan untuk menvisualisasi
(meragakan) pemetaan
(maps) untuk kemudian diedit dan dicetak sebagai sebuah petayang
lengkap. Pengguna dapat menggabungkan data yangdimiliki untuk
dianalisa, diedit dan dikelola sesuai denganapayang diinginkan.
QuantumGIS juga mendukung formatdata vektor, raster, dan database
(PostGIS dan Oracle).QuantumGIS juga dapat diprogram ulang untuk
mengerjakantugas yang berbeda atau lebih spesifik
II. Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan selama delapan
bulan mulai dari
bulan Januari sampai bulan Agustus 2016 dengan lokasipenelitian
di Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea, KotaMakassar Propinsi
Sulawesi Selatan.
Data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini adalahData
Citra satelit Quickbird (0,61 m) Kecamatan Biringkanayadan
Tamalanrea Kota Makassar 2014, data kluster perumahandi Kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea tahun 2014yangdisajikan oleh [3], dan
peta digital jaringan Jalan PerintisKemerdekaan tahun 2014.
Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini, adalah Global
Positioning System (GPS)navigasi, Kendaraan roda empat, Komputer PC
atau Laptopsebagai pengolah data, perangkat lunak MapSource,
GoogleEarth, AutoCAD 2010, dan printer.
2.1. Prosedur PenelitianA. Teknik Pengumpulan Data
Teknik survey, Teknik ini untuk pengambilan data primer,yaitu
posisi dan luas kluster perumahan menggunakan alatbantu GPS Garmin
76 CSX. Data ini diolah bersama peta citradigital Kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea KotaMakassar
Citra digital, Teknik ini untuk pengambilan data peta
citradigital Quickbird Kecamatan Biringkanaya dan TamalanreaKota
Makassar 2014 dengan tingkat resolusi 0.61 Mmenggunakan google
earth.
B. Prosedur PenelitianProsedur penelitian adalah sistematika
atau urutan kegiatan
pada penelitian ini. Adapun prosedur penelitian ini
adalahsebagai berikut:
1. Melakukan survey lokasi2. Pengumpulan data berupa pengambilan
koordinat
lokasi perumahan dan melakukan tracking luasperumahan dengan GPS
(data spasial)
3. Pengambilan peta citra digital Kecamatan Biringkanayadan
Tamalanrea Kota Makassar dengan google earth
4. Ploting data dari GPS ke QGIS5. Digitasi bangunan di kluster
perumahan untuk
mengetahui tingkat kepadatan perumahan denganQGIS
6. Overlay data dengan QGIS7. Pembuatan peta kluster perumahan
di Kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea Kota Makassar8. Analisis pola
persebaran kluster perumahan di
Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea KotaMakassar
-
INTEK Jurnal Penelitian. 2018, Volume 5 (2): 111-114 113
DOI: http://dx.doi.org/10.31963/intek.v5i2.581
9. Menghitung tingkat kepadatan kluster perumahan diKecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea KotaMakassar dengan QGIS.
III. Hasil dan PembahasanPenelitian ini dilakukan dengan
pendekatan deskriptif
kuantitatif dengan metode pemetaan kluster perumahandengan
Quantum GIS. Metode ini kami lakukan denganmenggunakan metode
overlay yang merupakan metodeanalisis keruangan melalui proses
tumpang susun atau overlayantara dua atau lebih layer tematik untuk
mendapatkan tematikkombinasi baru sesuai dengan persamaan yang
dipergunakan.Pada penelitian ini kami mencoba selain mempolakan
klusterperumahan di kedua kecamatan (Biringkanaya danTamalanrea),
juga berusaha melakukan analisis denganmelakukan overlay terhadap
jalan dan kecamatan itu sendiri.
Gambar 2. Sebaran kluster di Kecamatan Biringkanaya
Gambar 3. Sebaran kluster di Kecamatan Biringkanaya
Pada Gambar 2 terlihat terlihat peta persebaran klusterperumahan
yang dioverlay dengan peta jalan. Dari gambar inimemperlihatkan
sebuah pola persebaran secara sprawlingmengikuti Jalan Perintis
Kemerdekaan bahkan beberapakluster perumahan terkoneksi langsung
dengan Jalan PerintisKemerdekaan. Kluster perumahan ini sebagai
kawasan tinggalpenduduk, menjadi sumber tarikan dan bangkitan
pergerakanpenduduk yang berafiliasi pada pergerakan transportasi,
dan
pergerakan transportasi ini akan mengalami penumpukankarena
sebagian besar kluster perumahan yang terkoneksidengan Jalan
Perintis Kemerdekaan bukan terkategori jalankolektor, tetapi jalan
lokal, sehingga perpecahan dan akseskendaraan yang masuk menjadi
kacau dan tidak terstruktur.Selain konsep sprawling yang terbentuk
pada klusterperumahan di dua kecamatan ini, juga terbentuk sebuah
poladomino diantara perumahan, dimana diantara perumahansaling
menempel satu sama lain bahkan banyak yang salingmengisi antara
perumahan yang satu dengan yang lain.
Gambar 4. Sebaran Kluster Perumahan
Sedangkan pada gambar 3 terlihat peta kluster perumahanyang
ditumpangtindihkan dengan peta kecamatanmemperlihatkan sebuah pola
pengembangan kawasan suburban (Kecamatan Biringkanaya) yang lebih
padatdibandingkan dengan kecamatan Tamalanrea. Hal ini jugadidukung
setelah dilakukan analisis spasial dengan plugin clipdi Quantum
GIS, diketahui total luas perumahan di KecamatanBiringkanaya adalah
6.414.791.750 M2, sedangkan diKecamatan Tamalanrea adalah
4.274.613.6070 M2 (lihatlampiran 1). Fenomena pertumbuhan perumahan
di kawaansub urban utara Kota Makassar ini dikenal sebagai
fenomenaurban sprawl.
-
INTEK Jurnal Penelitian. 2018, Volume 5 (2): 111-114 114
DOI: http://dx.doi.org/10.31963/intek.v5i2.581
IV. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pola persebaran klustere perumahan di keduakecamatan ini
memanjang mengikuti jalan arteriprimer Perintis Kemerdekaan, selain
itu jugamenggunakan pola domino dan saling mengisi antaraperumahan
yang satu dan yang lain.
2. Kecamatan Biringkanaya adalah kecamatan yangterpadat kluster
perumahannya dibandinganKecamatan Tamalanrea.
Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih diberikan kepada badan
yang banyak
memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian penelitian
initermasuk didalamnya sponsor yang membiayai penelitian ini.
Daftar Pustaka[1] BPS Kota Makassar. 2013. Kota Makassar dalam
Angka[2] Wunas, S. 2011. Kota Humanis, Integrasi Guna Lahan dan
Transportasi
di Wilayah Suburban. Brilian Internasional. Surabaya[3]
Veronika, N dan Wunas. S. 2011. Integrated Spatial Planning And
Transportation System to Reduce Mobility in Suburban Area. In
the 14FSTPT International Symposium. Pekanbaru.
[4] Wero, Sri Wahyuni, 2012. Perambahan Kota (Urban Sprawl)
terhadapLahan Pertanian di Kota Makassar Berdasarkan Citra Satelit
Landsat 5TM (Studi Kasus Kecamatan Biringkanaya). Fakultas
Pertanian.Universitas Hasanuddin. Makassar