YAYASAN AT - MEDIKA RSU AT – MEDIKA JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo PELAYANAN GAWAT DARURAT Ditetapkan Direktur RSU AT - MEDIKA dr. Anton Yahya KEBIJAKAN STAF DAN INSTALASI PIMPINAN GAWAT DARURAT No. Dokumen : 03.0301 Revisi Ke - Tgl Terbit : RUANG LINGKUP Merupakan acuan untuk menetapkan staf dan pimpinan dalam pelayanan gawat darurat di RS. AT – MEDIKA Palopo PENANGGUNG JAWAB 1.Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menetapkan staf dan pimpinan pelayanan medis Gawat Darurat rumah sakit. 2.Kepala instalasi Gawat Darurat melaksanakan kebijakan dan prosedur 3.Komite medik bertanggung jawab dalam seleksi dokter yang akan masuk Gawat Darurat KEBIJAKAN 1.Instalasi gawat darurat di pimpin oleh seorang dokter yang sudah mendapat pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat dan dibantu oleh tenaga medis, Paramedis, Non medis yang terampil. 2.Jumlah tenaga instalasi Gawat Darurat dihitung sesuai kebutuhan beban kerja dan alokasi waktu 3.Mempunyai sistem rapat pertemuan staf minimal 1 bulan satu kali 4.Mempunyai sistem penilaian penampilan kerja staf. DOKUMEN TERKAIT 1.Sertifikat PPGD kepala instalasi dan perawat 2.prosedur ratio dan ketenangan 3.Sertifikat pelatihan 4.Prosedur rapat 5.Prosedur penilaian penampilan kerja staf
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton YahyaKEBIJAKAN STAF DAN INSTALASI
PIMPINAN GAWAT DARURAT
No. Dokumen : 03.0301 Revisi Ke - Tgl Terbit :RUANG LINGKUP Merupakan acuan untuk menetapkan staf dan pimpinan dalam pelayanan
gawat darurat di RS. AT – MEDIKA Palopo
PENANGGUNG JAWAB 1. Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menetapkan staf dan pimpinan pelayanan medis Gawat Darurat rumah sakit.
2. Kepala instalasi Gawat Darurat melaksanakan kebijakan dan prosedur 3. Komite medik bertanggung jawab dalam seleksi dokter yang akan masuk
Gawat Darurat
KEBIJAKAN 1. Instalasi gawat darurat di pimpin oleh seorang dokter yang sudah mendapat pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat dan dibantu oleh tenaga medis, Paramedis, Non medis yang terampil.
2. Jumlah tenaga instalasi Gawat Darurat dihitung sesuai kebutuhan beban kerja dan alokasi waktu
3. Mempunyai sistem rapat pertemuan staf minimal 1 bulan satu kali 4. Mempunyai sistem penilaian penampilan kerja staf.
DOKUMEN TERKAIT 1. Sertifikat PPGD kepala instalasi dan perawat2. prosedur ratio dan ketenangan3. Sertifikat pelatihan4. Prosedur rapat5. Prosedur penilaian penampilan kerja staf
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 02
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURDOKTER JAGA IRD
PENGERTIAN - Dokter jaga IRD adalah tenaga dokter umum di RSU AT – MEDIKA palopo yang bertugas di luar jam kerja ( 14.00 – 07.00 WITA )
- Dokter jaga ON side adalah dokter jaga yang bertugas penuh di luar sesuai daftar jaga tetap yang di atur oleh kepala seksi pelayanan medis
TUJUAN Sebagai pedoman acuan penerapan langkah – langkah dokter jaga di IRD RSU Sawerigading palopo agar setiap saat memberikan pertolongan gawat darurat.
KEBIJAKAN Pelayanan dokter kepada pasien IRD dilakukan 24 jamPROSEDUR 1. Dokter jaga IRD memberikan pelayanan kepada pasien
yang datang ke IRD2. Bila dokter jaga IRD tidak dapat mengatasi yang
bersangkutan maka dokter jaga harus mengkonsultasi/rujuk pasien pada dokter konsulen yang terkait
3. Dokter jaga harus mencatat terapi dan advis terhadap pasien dalam rekam medik pasien
4. Dokter jaga IRD setelah selesai menjalankan tugas harus membuat laporan tertulis
UNIT TERKAIT - IRD- Komite Medik- Bagian Pelayanan Medis
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 03
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURDOKTER JAGA KONSULEN
ON CALL
PENGERTIAN Dokter konsulen adalah tenaga medis spesialis di bidan penyakit tertentu yang telah benar - benar memahami penanggulangan penyakit sesuai dengan ilmunya.
TUJUAN Sebagai acuan jaga dokter konsulen On Call
KEBIJAKAN Agar senua pasien yang perlu di rujuk ke dokter ahli dapat segera di tangani
PROSEDUR 1. Dokter konsulen On call siap di hubungi 24 jam sesuai dengan kasus rujukan yang di laporkan
2. Dokter jaga konsulen dalam melaksanakan tugas dapat meninggalkan lingkungan rumah sakit.
3. Dokter jaga konsulen On Call dalam melaksanakan tugas dan fungsinya apabila menerima konsul dari dokter jaga IRD perwat dari seluruh ruangan di RSU S awerigading palopo dan di sampaikan bahwa pasien tersebut memerlukan tindakan segera, maka doer tersebut wajib datang sekurang-kurangnya 30 menit sejak penderita di konsulkan.
4. Dokter jaga on call dalam melasanakan tugas dan fungsinya apabila menerima konsultasi dari dokter lain dapat memberi terapi atau anjuran lewat laporan
UNIT TERKAIT - Komite Medik- IRD- Masing- masing UPF
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 04
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURRATIO KETENANGAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Ratio ketenagaan adalah perhitungan jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan rumus perhitungan tenaga
TUJUAN Sebagai acuan untuk pengajuan kebutuhan tenaga di Instalasi Gawat Darurat
KEBIJAKAN Agar tenaga yang bekerja di IRD sesuai dengan ratio kebutuhan ketenagaan
PROSEDUR 1. Kepala Instalasi Gawat Daruarat membuat perencana menghitung tentang kebutuhan tenaga Instalasi Gawat Darurat kepada Direktur
2. Membuat surat pengajuan kebutuhan tenaga di Instalasi Gawat Darurat kepada Direktur
3. Direktur membuat surat persetujuan atau penolakan kebutuahan tenaga di Isnstalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 05
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENGAJUAN KETENAGAAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Pengajuan ketenagaan adalah suatu proses pengajuan kebutuhan tenaga yang di butuh kan di Instalasi Gawat Darurat kepada urusan kepegawaian yang di setujui oleh direktur agar pekerjaan menjadi efektif dan efisien.
TUJUAN Sebagai acuan untuk pengajuan kebutuhan tenaga di Insstalasi Gawat Darurat.
KEBIJAKAN Direktur tentan ketenagaan IRD mengacu pada standar ketenagaan yang di terbitkan oleh DEPKES untuk Rumah Sakit Kelas C
PROSEDUR 1. Pengajuan tenaga Instalasi Gawat Darurat di buat berdasar kebutuhan tenaga yan sebelumnya di hitung
2. Surat pengajuan di lanjutkan ke komite medik bagian seksi perawatan, urusan kepegawaian untuk disetujui oleh direktur
UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian- Komite Medik- Seksi Keperawatan
PENGERTIAN Kualifikasi ketenagaan adalah persyaratan kemapuan yang harus di miliki oleh seluruh staf IRD dalam penanggulangan kegawatan penderita dirumah sakit dan diluar rumah sakit.
TUJUAN Sebagai acuan dalam membuat daftar kualifikasi ketenagaan di IRD
KEBIJAKAN Seluruh staf mampu / berkualitas dalam penaggulangan kegawat daruratan di rumah sakit
PROSEDUR 1. kepala IRD membuat stasndar kemampuan yang harus di miliki seluruh stafb IRD
2. menginformasikan kepada kepala seksi keperawatan dan komite medik mengenai standar kemampuan yang telah dimiliki bagi karyaawan yang akan di dinaskan di IRD
3. mengajukan kepada direktur bagi staf IRD untuk mengikuti peelatihan penanggulangan gawat darurat
UNIT TERKAIT - Direktur- Seksi Keperawatan- Komite Medik
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 06
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENILAIAN PENAMPILAN KERJA
STAF INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Penilaian penampilan kerja staf Gawat darurat adalah penilaian prestasi pegawai untuk pengembangan dan peningkatan karier.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penilaian penampilan kerja pegawai Instalasi Gawat Darurat.
KEBIJAKAN Direktur tentang kinerja staf RSU AT – MEDIKA Palopo
PROSEDUR 1. Kepala IRD membuat penilaian melalui DP3 yang di lakukan setahun sekali berdasar buku harian pegawai Insatalasi Gawat Darurat yaang berisi penilaian kerja dan pelanaggaran ayang dilakukan
2. Masaing - masing staf IRD di buatkan buku catatan harian laporan kerja individu yang diperiksa oleh kepala perawat Instalasi Gawat Darurat setiap minggu dan setiap bulan di periksa oleh Kepala Instalasi Gawat darurat
3. Buku di simpan di tempat khusus, peraat oleh kepala urusan, Instalasi
4. Prestasi di tentukan baik jika sasaran kerja individu setiap minggu tercapai
UNIT TERKAIT - Direktur- Urusan Kepegawaian
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 08
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURRAPAT INSTALASI GAWAT
DARURAT
PENGERTIAN Rapat instalasi Gawat Darurat adalah suatu pertemuan rutin dengsan seluruh staf IRD yang bertujuan menginformasikan, menyelesaikan masalah yang berkaitan masalah – nasalah dinas yang di hadapi.
TUJUAN Sebagai acuan untuk menyelenggarakan rapat di Instalasi Gawat Darurat.
KEBIJAKAN Direktur tentang pertemuan rutin tiap instalasi 1 kali sebulan
PROSEDUR 1. Rapat IRD sedikitnya di selenggarakan 1 bulan sekali2. rapat di pimpin oleh kepala IRD atau kepala ruagan IRD atau
yang mewakili bila yang bersangkutan berhalangan3. materi rapat di tentukan oleh kepala IRD atau kepala ruangan
IRD atau berdasar usulan pegawai IRD4. peserta keseluruhan adalah karyawan/karyawati IRD atau
yang di butuhkan5. setiap menyelenggarakan rapat harus ada notulen rapat,
sekretaris dan daftar hadir6. pemberitahuan rapat melalui undangan rapat yang minimal 3
hari sebelum apat diselenggarakan atau bila rapat mendesak melalui panggilan.
7. notulen rapat diketashui oleh kepala IRD atau kepala ruangan IRD atau yang mewakili
UNIT TERKAIT - Direktur- IRD
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 09
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURLAPORAN HASIL RAPAT
INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Laporan hasil rapaat IRD adalah suatu laporan tentang hasil rapat IRD yang telah diselenggarakan
TUJUAN Sebagai acuan dalam pembuatan lapoaran hasil rapat
KEBIJAKAN Direktur tentang rapat masing-masin instalasi. Laporan hasil rapat sebagai bahan evaluasi
PROSEDUR 1. Laporan di buat bedasarkan hasil notulen rapat2. Laporan rapat di tanda tangani oleh pimpinan rapat3. Lapoaaran rapaat di informasikan kepada seluruh staf
Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT - Direktur- IRD
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen
Revisi ke - Haalaman : 10
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPELAYANAN LABORATORIUM
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Pelayanan laboratorium di IRD adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter yang bertugas di IRD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kelancaran tugas – tugas dalam pemeriksaan laboratorium dari pasien IRD.
KEBIJAKAN Pelayanan laboratorium kepada pasien IRD dapat terlayani selama 24 jam sesuai kebutuhan.
PROSEDUR 1. Dokter jaga menulis permintaan laboratorium 2. Perwat menghubungi petyugas laboratorium dengan
membawa surast pemeriksaan 3. Petugas laboratorium datang kke IRD untuk mengambil
sampel yang diminta 4. Petugas membawa sampel ke laboratorium untuk
memeriksakannya5. Setelah ada hasil petugas laboratorium membaw hasil ke
IRD
UNIT TERKAIT - Direktur- Instalasi Laboratorium
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 11
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPELAYANAN RADIOLGI DI
INSTALASI GAWAT DARURAT
PENGERTIAN Pelayanan radiologi di IRD adalah pelayanan yang di berikan kepada pasien gawat darurat yang memerlukan pemeriksaan radiologi sesuai dengan permintaan dokter yang bertugas di IRD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayana radiologi bagi pasien awat darurat untuk membantu dokter IRD dalam menentukan diagnosa dalam rangka memberikan tindakan /terapi yang tepat.
KEBIJAKAN Pelayanan radiologi untuk pasien IRD dapat di layani 24 jam sesuai kebutuhan.
PROSEDUR 1. Dokter jaga menulis permintaan radiologi 2. Perwat menghubungi petugas radiologi dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan3. Petugas radiologi mencatat identitas data pasien dan
permintaan buku dalam buku register4. Petugas radiologi membuat label dari data pasien sebagai
identitas dalam film rotgen5. Petugas radiologi mempersiapkan pasien, alat, bahan
untuk melakukan pemeriksaan sesuai permintaan6. Petugas radiologi memproses hasil rotgen dan selanjutnya
di serahkan ke dokter IRD.
UNIT TERKAIT - IRD- Instalasi Radiologi
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Halaman : 12
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURBANTUAN HIDUP DASAR
PENGERTIAN 1. Bantuan hidup dasar terdiri dari :1.1. Mengenali obstruksi jalan napas dan hati jantung
1.2. Membuka dan mempertahankan bentuknya jalan napas 1.3. Memberikan bantuan pernapasan 1.4. Memberikan kompresi jantung2. Bantuan hidup lanjut terdiri dari bantuan hidup dasar di
tambah dengan penggunaan 2.1. Peralatan dan teknis khusus untuk membantu ventilasi
dan sirkulasi 2.2. Pemantauan EKG untuk mengenali distritmia 2.3.Defibrilasi 2.4. Kanulasi intravena 2.5. Obat - obatan
TUJUAN Sebagai acuan menangani pasien gawat darurat mengembalikan fungsi pernapasan, sistem sirkulasi otak yang terhenti atau terganggu menjadi normal kembali seperti semula dalam waktu yang sesingkat mungkin.
KEBIJAKAN Bagian Anastesi tentang cara bantuan hidup dasar
PROSEDUR Langkah 1 :1. Tujuan : Menilai kesadaran 2. Cara : Menggoyangkan bahu dan memanggil penderita
bila penderita tidak bereaksi segera dilakukanLangkah 2 : 1. Tujuan : memperbaiki posisi penderita2. Cara : baringkan penderita pada posisi terlentang di atas
permukaan yang atar dan keras dengan kedua lengan lurus kesamping tubuh. Penolong berlutut /berdiri sejajar dengan bahu penderita
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen Revisi ke - Haalaman : 12
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURBANTUAN HIDUP DASAR
PROSEDUR Langkah 3:1. Tujuan : Membuka jalan napas2. Cara : Tanpa alat ada 3 macam cara - Tengadah kepala topang daguh
- Dorong mandibula kedepan keatas di sebut “JAW THRUST” ekstensi kepala, dorong mandibula kedepan dan keatas, serta buka mulut di sebut “TRIPLE MANUVER”
Dengan alat antara lain :- Pipa orafaringeal ( guide )- Pipa nasofaringealBenda-benda asing, lendir dan lain sebagainya yang ada dalam mulut dan faring si penderita sedapat mungkin di keluarkan dengan jari atau penghisap
Langkah 4:1. Tujuan : Menilai pernafasan2. Cara : Dekatkan telinga penolong pada mulut /hidung penderita
untuk merasakan adanya aliran udara eksplirasi sambil melihat pergerakan dada sipenderita sedapat mungkin di keluarkan dengan jari atau penghisap
Langkah 5:1. Tujuan : memberikan nafas buatan2. Cara : Memberikan tiupan/hembusan dua kali Cara memberikan tiupan : 2.1 Tanpa alat
2.1.1 Mulut ke mulut : Tutup hidung dan berikan tiupan melalui mulut. Biarkan ekspirasi berlangsung secara pasif waktunya 1 – 1,5 detik tiap napas
2.1.2 Mulut ke hidung : Seperti pada mulut ke mulut, tetapi mulut ditiup dan ditiup melalui hidung.
2.1.3 Mulut ke stoma 2.2 Dengan alat
2.2.1 Mulut ke sungkup2.2.2 Menggunakan sungkup oxygen dengan aliran 2
liter/menit atau lebih2.2.3 Menggunakan sungkup ”Ventilation bag” dan
oxygen2.2.4 Menggunakan pipa endotrakel ”Ambubag” dan
oxygenUNIT TERKAIT -. Staf IRD
-. Staf Anastesi
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 14
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGANAN KASUS HENTI
JANTUNG
PENGERTIAN Cardiac errest adalah terhentinys kontraksi jantung yang efektif yang di tandai deengan passien tidak sadar, pasien tidak bernafas, pasien tidak ada denyut nadi, pada keadaan seperti ini kedaan diagnostik harus harus ditgakan dalam 3-4 menit, keterlamabatan diagnostik akan menimbulkan kerusakan otak, resusi jantung dikerjakan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanaganan henti jantung cardiac arrest
KEBIJAKAN Bagian tentang penanganan kasus henti jantungPROSEDUR 1. Tahap I : berikan bantuan hidup dasar
1.1 Bebaskan jalan nafas = anngkat leher atau topang dagu1.2 Bantuan nafas = = inspirasi paru cepat sampai 3 sampai
5 kali, mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke lubang bantuan nafasJika nadi tak terasa
Satu penolong = = inspirasi paru 2 kali cepat di selingi kompres sternum 15 kali
Dua penolong = = = insflasi paru setiap 5 kali kompres sternum, tekanan strnum kira-kira 3-4 cm
2. Tahap II : Bantuan hidup lanjut2.1 Jangan hentikasn kompresi jantung dan venulasi paru
memungkinkan pasaang intubasi atau ventilator 2.2. Langkah – langkah
2.2.1. Berikan adrenalin 0,5-1 mg iv ulangi dengan dosis lebih besar. Jika di perlukan bicarbonat natrium 1 mg/kg BB iv. Jika henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini setiap sepuluh menit sampai timbul denyut nadi
2.2.2. Pasang monitor EKG, apakah fibrilasi,asistol kompleks yang aneh, defebrilasi = renjaran arus searah ( DC Shock ) caranya lihat prosedur penggunaan DC Shock
2.2.3. Obat yang di perlukan pada fibrilasi ventrikal lidocaine xylocarel 1 - 2 mg/kg BB
2.2.4. Jika asistol berikan vasepresor kalsiumklorida 10% 3cc – 5cc iv selamaa 3 menit
UNIT TERKAIT - Staf IRD- Bagian Anastesi
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 15
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURTINDAKAN RESUSITASI
PENGERTIAN Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran pasien yanng nampaknya mati akibat berhentinya fungsi jantung dan paru.
TUJUAN Sebagai acuan melakukan tindakan resusitasi sebagai tindakan untuk menghidupkan atau memulihkan kembali kesadaran pasien yang tampak mati akibat funsi jantung dan paru berhenti.
KEBIJAKAN Semua pasien yang masuk URD yang tidak sadar sedapat mungkin diusahakan untuk memulihkan kesadarannya.
PROSEDUR 1. jalan dapas di bebaskan, kepala dieksistensikan (filt headbreak word) dengan cara mengankat leher dan menopang dagu (jika pasien tidak sadar)
2. implasi paru dengan cepat 3 -5 kali deengan cara mulut hidung, mulut alat nafas, kantong sungkup ( jika pasien tidak bernapas atau sulit bernafas/dispnea )
3. Pertahankanlah ekstensi kepala daan raba nadi karotis - jika nadi teraba teruskan implasi 12 kali /menit- jika nadi tidak teraba tidak bernafas atau dispnea tampak seperti matiBantu sirkulasi ( kompresi jantung )4. bila hanya ada seorang penolong implasi 2 kali ( 2-3 detik )
dengan diselingi 15 kali kompresi sternum sedalam 4 – 5 cm5. bila ada 2 oraang penolong selingi 1 kali implasi sesudah 5 kali
kompres, kompresi dilakukan 60 kali/menit6. bila resusitasi sampai 30 menit tapi nadi belum teraba stop.
UNIT TERKAIT - Petugas IRD- Petugas Anastesi
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 16
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURTINDAKAN NEBULIZER
PENGERTIAN Pemberian nebulizer adalah bantuan alat pernafasan dengan melalui inhalasi
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan dalam pemberian tindakan nebulizer
KEBIJAKAN Agar pasien dapat tertolong dengan cepat.
PROSEDUR 1. Petugas IRD menerima atau membaca intruksi dokter jaga bahwa penderita mendapat terapi tindakan nebulizer
2. Petugas IRD menyiapkan alat-alat nebulizerberat badan 25 kgberotek 10 tetes + NaCl 3 ccAtroven 5 tetesBerat badan 30 kg
Berotek 12 tetes + NaCl 3 cc Atroven 5 tetes + NaCl 3 cc
Berat badan 40 kgBerotek 16 tetes + NaCl 3 cc Atroven 5 tetesx + NaCl 3 cc
3. Petgas IRD memberitahu kepada pasien bahwa akan dilakukan tindakan nebulizer
4. Petugas IRD membimbing ( memberikan pengarahan) kepada pendrita tentang cara tin dakan yang akan diberikan dan sikap yang harus dilakukan pasien
5. Petugas IRD melalui tindakan alaat nebulizer dihadapkan dengan menghubungkan aliran listrik, penderita disuruh membuka mulut dandan alat nebulizer dimasukkan kedalam mulut penderita
6. Saat penderita menarik nafas ( inspirasi ) tombol nebulizer yang ada obatnya ditekan dan sat mengeluarkan nafas ( ekspirasi ) tombol nebulizer dilepaskan kembali
7. Bila obat sudah d\habis di lepas kembali penderita diberi tahu bahwa tindakan nebulizer telah selesai
8. Petugas IRD segera merapikan kembali alat dan obat yang digunakanUNIT TERKAIT - Dokter Jaga IRD
- Petugas / perawat IRD
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 17
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGGULANGAN TINDAKAN
VULNUS LACERATUM
PENGERTIAN Vulnus laceratum adalah suatu keadaaan luka yang disebabkan oleh benda tumpul dengan ciri-ciri luka tidak rata dan dengan dasarnya jaringan atau tulang.
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan penanggulangan tindakan Vulnus laceratum.
KEBIJAKAN Dikerjakanoleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat atau dokter spesialais dibantu oleh Perawat IRD.
PROSEDUR 1. Pendeerita diberi tahu akan dilakukan tin dskn penjahitan luka
2. Petugas menyiapkan alat-alat yan steril3. Petugas memakai sarung tangan / handskun4. Dilakukan pembersihan sekitar luka dengan anti septik
( cairan bethadin/NaCl ) 5. Pasang duk steril6. Lakukananastesi lolkaldisekitar luka dengan licodein
/procain7. Luka yang robek di bersihkan dengan bethadin, H2O2 dan
NaCl dan dilakukan debridementapabila ada jaringan mati8. dilakukan penjahitan luka 9. luka ditutup dengan kasa yang steril dan diberi cairan
bethadin10. Pasien disuntik dengan ATS 1500 unit sebeliumnya
dilakaukan skintest dahulu.
UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 18
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGGULANGAN
TINDAKANVULNUS LACERATUM
PENGERTIAN Vulnus laceratum adalah suatu keadaaan luka yang disebabkan oleh benda tumpul dengan ciri-ciri luka tidak rata dan dengan dasarnya jaringan atau tulang.
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah penerapan penanggulangan tindakan Vulnus laceratum.
KEBIJAKAN Dikerjakan oleh dokter jaga Instalasi Gawat Darurat atau doktr spesialais dibantu oleh Perawat IRD.
PROSEDUR 1. Pendeerita diberi tahu akan dilakukan tin dskn penjahitan luka
2. Petugas menyiapkan alat—alat yan steril3. Petugas memakai sarung tangan / handskun4. Dilakukan pembersihan sekitar luka dengan anti septik
( cairan bethadin/NaCl ) 5. Pasang duk steril6. Lakukananastesi lolkaldisekitar luka dengan licodein
/procain7. Luka yang robek di bersihkan dengan bethadin, H2O2 dan
NaCl dan dilakukan debridementapabila ada jaringan mati8. dilakukan penjahitan luka 9. Luka ditutup dengan kasa yang steril dan diberi cairan
bethadin10. Pasien disuntik dengan ATS 1500 unit sebelumnya
dilakaukan skintest dahulu.
UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah
PELAYANAN GAWAT DARURAT
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 19
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGANAN PASIEN
LUKA BAKAR
PENGERTIAN 1. DefenisiLuka Bakar Adalah Luka Yang Disebabkab Oleh Trauma Termis, Listrik, Bahan Kimia Dan Radiasi Pad Kulit, Dimana Memberikan Gambaran yang banyak persamaannya dan dibagi :
1.1. Derajat I : yang rusaak hanya epidermmis,kulit tampak kering dan tidak bergelembung, terasa sakit karena ujung syaraf tidak terganggu dan akan sembuh selama 5 -10 hari
1.2. Derajat II : yan rusak hanya epidermis dan sebagian dermi, tampak gelembung, terasa sakit karena ujung syaraf yang tida mati terangsang, penyembuhan terganntung papiladermal yang tersisa, juga kulit, biola supervisial 10 – 14 hari dan yang lebih dalam 1 bulan
1.3. Derajat III : yang rusak adalah seluruh epidermis dan dermis atau lap[isan dibawahnyl, tadak tampak gelembung jaringan warna putih pucat, tidak sakit, beberapa hari kulit mati tersebut mengering ( ESCHAR )dan mulai lepas daRI dasarnya pada hari 10 – 14 yang meninggalkan jaringan granulasi
2. Kriteria Diagnosis Riwayat trauma termis, listrik, bahan kimia atau radiasi pada
kulit Dinyatakan dengan proses dengan rumus ”rule of nines” pada
luas luka bakar, derajat, daerah yang terkena dan luka yang menyertai
Pembagian luka bakar - Luka bakar berat ( kritis )
- Lika bakar deerajat II lebih dari 25%- Luka bakar derajat III pada muka, tangan dan kaki atau
lebih dari 10% ditempat lain- Luka bakar yang disertai trauma jalan nafas, trauma luas
jaringan lunak dan fraktur- Luka bakar karena listrik
- Luka bakar sedang - Luka bakar derajat II 15 – 25 %
- Derajat III kurang dri 10% kecuali lengan, muka dan kaki - Luka bakar ringan
- Derajat II kurang dari 15 %- Derajat III kurang dari 2 %
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan terapi luka bakar
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 18
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGANAN PASIEN
LUKA BAKAR
KEBIJAKAN Tentang penanganan pasien luka bakar
PROSEDUR 1. AnamnesiAdanya riwayat trauma pada kulit termis, listrik, bahan kimia dan radiasi
2. Pemeriksan fisik Adanya luka bakaar pada daerah yang terkena
Dapat terjadi gangguan jalan nafas Dapat terjadi shock3. Pemeriksaan penunjang Laboratorium rutin : Hb, Leuco, Ht Kimia darah : Ureum, Creatinin Bila ada gangguan jalan nafas perlu Thorax Fhoto4. Penatalaksanaan
Non medika mentosa - Bila obstruksi jalan nafas, dapat dipasang indotracheal- Observasi
Medika mentosa- Dewasa
Dipasang infus Ringer Lactar Pemberian cairan diberikan untuk 24 jam pertama sesudah trauma
ialah ...% luka bakar dikali berat dalam kilogram dikali 4 cc - Pada 8 jam I : di berika stengahnya - Pada 16 jam II : diberikan sisanya
- Monitor cairan masuk dan keluar, dipasang Dower Cateter diharapkan 0,5 – 1 cc/kg.BB/jam
- Anak – anak - Kebutuhan cairan - BB x % LB x 1 cc - Insenvible water loss : BB 10 kg – 100 ml/kg.BB
: 10-20 kg – 50 ml/kg.BB 20 kg – 20 ml/kg.BB
- Diberikan ATS- Bila kesakitan dapat diberikan analgetik- Perwaatan luka bakar- Bila perlu NGT untuk mencegah muntah- Pemberian antibiotik
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 21
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGANAN PASIEN
LUKA BAKAR
PROSEDUR Bila luka bakar ringan - Berobat jalan- Luka di bersihkan dengan disenfektan- ATS dan bila perlu antibiotika
5. Konsultasi- Dokter bedah umum
6. Peraatan rumah sakit1. Bila ringan dapat brobat jalan2. Bila sedang / berat rawat inap
7. Penyulit- Infeksi staandar
8. Tenaga standar- Dokter umum- Dokter bedah umum
UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Bedah- Laboratorium
PELAYANAN GAWAT DARURAT
YAYASAN AT - MEDIKARSU AT – MEDIKA
JL. Andi Djemma No.6 Kota Palopo
Nomor Dokumen : Revisi ke - Halaman : 22
Tanggal terbit DitetapkanDirektur RSU AT - MEDIKA
dr. Anton Yahya
PROSEDURPENANGANAN FRAKTUR
TERBUKA
PENGERTIAN Feraktur terbuka terputusnya kuntinuitas tulang akibat ruda paksa atau tenaga dari luar dan adanya hubungan dengan dunia luar
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan pasien fraktur terbukaKEBIJAKAN Bagian Bedah tentang penanganan pasien fraktur terbukaPROSEDUR 1. Anamnesa
• Adanya riwayat trauma atau kecalakan yang mengenai tulang
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR
PENANGANAN FRAKTUR TERTUTUP
PENGERTIAN 1. DefinisikDemam tyfoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbuljkan gejala sistemik dedngan kesadaran yang disebabkan oleh salmonella typhi, S.paratyphi makanan dan minuman yang terkontaminasi
2. Kriteria diagnosisDemam naik turun lebih dari 7 hariterutama pada sore dam malam dan tidak hilang pada pemberian antiretik dan apat disertai skit kepala, lidah kotor yang khas, gangguan gastroitestinal sampai kesadaran menurun.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnostik dan therapi demam typoid toksik
KEBIJAKAN Tentang penanganan Typoid toksikPROSEDUR
1. Anamnese1.1. Riwayat demam lebih dari 7 hari naik turun
bervariasi dapat disertai gejal;a sakit kepala sampai kesadarasn menurun
1.2. Gangguan gastroitestinal, mual – mual muntah, abstsipasi atau diare
4. Diagnosis banding 4.1. Febris cc viral infektion 4.2. DHF 4.3. Malaria5. Penatalaksanaan 5.1. Non medikamentosa : tirah baring dan diet lunak 5.2. Medikamentosa 5.2.1. Terapi anti biptik yang sesuai 5.2.2. Terapi simptomatik 5.2.3. Kontikosteroid secara bertahap 5 hari paa
penderita typoid toksik
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL.............
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 25
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR
PENANGANAN DEMAM TIPOYD TOKSIK
PROSEDUR 6. Konsltasi 6.1. Spesialis Penyakit Dalam 6.2. Spesialis Bedah bila terdapat akut abdomen7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap8. Penyulit 8.1. Pendaarahan dan perforasi usus 8.2. Ileus paralitik9. Tenaga standar : Dokter Umum
diberikan dexamethason, manitol dll 5.2.2. Therapi anti biotik yang sesuai dedngan
indikasi bila ada luka 5.2.3. Therapi simptomatikbila perlu 6. Konsultasi : Ahli Neurologi7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap minimal 3 hari8. Penyulit : Edema cerebri9. Tenaga standar 9.1. Dokter Umum 9.2. Dokter BNeurologi
UNIT TERKAIT - IRD - UPF Neurologi
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 27-28
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA
PROSEDURPENANGANAN
APPENDICITIS AKUTPENGERTIAN 3.1. Definisi
Appendicitis akut adalah peradangan dari appendiks
3.2. Kriteria diagnosis3.2.1. Nyeri pada perut kanan bawah yang menetap dapat
disertai dedngan atau hanya muntah an demam3. 3.2.2. Pada pemeriksaan ditemukan tanda – tanda
peritonitis abdomen kanan bawah dan pada colok dubur didapatkan nyeri tekan lingkaran rectum pada jam 9 - 12
TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis dan therapi appendicitis akut
KEBIJAKAN Agar pasien appendicitis akut yang masuk IRD dapat ditangani dengan baik.
PROSEDUR 1. Anamnesa 1.1. Nyeri perut kanan bawah mulai dari epigastrium
disertai dengan atau tanpa muntah dan demam. 1.2. Setiap gerakan yang menyebabkan daerah tersebut
terenggang menimbulkan nyeri.2. Pemeriksaan fisik 2.1. Tanda peritonitis abdomen kanan bawah nyeri tekan
nyeri lepas dan nyeri ketok 2.2. RT : nyeri tekan lingkaran rectum jam 9 - 123. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium rutin : Leukosit dan urine lengkap4. Diagnosis banding 4.1. Kelainan Ginekologi 4.2. Diverkulitis 4.3. Batu ureter kanan 5. Penatalaksanaan 5.1. Pasang infus RL 5.2. Dipuasakan 5.3. Therapi anti biotik 5.4. Bila pasienya adalah wanita, konsul obgyn 5.5. Konsul kardiologi, internist sesuai kebutuhan 5.6. Konsul ahli bedah 5.7. Persiapan pra operatif 5.8. Siapka surat izin operasi6. Perawatan rumah sakit : Rawat inap setelah appendicitis7. Penyulit 7.1. infiltral appendiks 7.2. Absces appendiks 7.3. Perforasi appendiks8. Tenaga standar 8.1. Dokter umum 8.2. Dokter spesialias bedah 8.3. Informent concert : Diperlukan untuk appedictomi
UNIT TERKAIT - IRD - UPF Bedah- Laboratorium
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Revisi ke - Halaman : 29
JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO
DokumenTanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA
PROSEDURPENANGANAN
TRAUMATIK AMPUTASIPENGERTIAN 1. Definisi
Traumatik amputasi yaitu terputusnya kontinuitas tulang disertai sebagian jaringan – jaringan, syaraf maupun pembuluh darah akibat ruda paksa atau tekanan dari luar, dapat terlepas sama seakali atau msih ada hubungan dengan tulang yang mengalami trauma
2. Kriteria diagnosisAdanya riwayat ruda paksa atau eanga dari luar yanag mengakibatkan putusnya sebagian tulang beserta jaringan atau sebagian saja
TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diagnosis therapi traumatik amputasi
KEBIJAKAN Agar pasien Traumatik amputasi dapat ditangani dengan cepat
PROSEDUR 1. Anamnesa• Adanya trauma pada tulang akibat ruda
paksa atau tanaga dari luar2. Pemeriksaan fisik
• Adanya tulang yangt erputus atau se bagian• Kesakaitan sampai preshock/shock
5. Penatalaksanaan• Pasien diberikan infus cairan dextrose 5%,
dextrose 10%RGL yang di berikan sebagai berikut D 5% : manitol 250 : D 10% : manitol 150
RGL : manitol 100 ( dalam 24 jam )• Nicholin 3 x 1 amp untuk memperbaiki
metabolisme otakKalmethason 3 x 1 amp untukanti odedemaCimetedin3 x 1 amp untuk antagonis H2 reseptor
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL. ANDI DJEMMA NO. 6
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 31
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR
PENATALAKSANAAN STROKE
6. Perawatan rumah sakit Rawat inap untuk pasien7. Penyulit 7.1. Pendaarahan dan yang makin luas ( infark ) 7.2. Ikompliksi penyakit ginjal, DM8. Konsultasi : spesilis syaraf9. Tenaga standar 9.1. Dokter umum 9.2. Dokter spesialis syaraf
UNIT TERKAIT - Staf IRD- UPF Neurologi
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 32
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA
PROSEDURPENATALAKSANAAN STASTUS ASHMAT IUS
PENGERTIAN 3.1. Definisi Status ashmatiius adalah seramngan ashma akut yang
bersifat refrakter sementar terhadap pengobatanyang lazim yang pada dasarnya merupakan onstruksi jalan nafas yang reversibel terhadap berbagai rangasangan
nebulizer ) 5.2.2. Bronchodilator. aminopilin 2-3 ampul/menit 5.2.3. Kontikosteroid IV : Kalmhetason 3 x 1
ampul/hari lihat protap pemberian kortikusteroid
5.2.4. Anti biotik bila ada panas
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL. ANDI DJEMMA NO. 6
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 33
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR
PENATALAKSANAAN STATUS ASTHMATIUS
6. Konsultasi : Dokter spesialis penaakit dalam7. Perawatan rumah sakit : Rawat inap bila serangan status
asthmatikus8. Komplikasi : 8.1. Pneumo thorak 8.2. Gagal nafas 8.3. Ateletasis9. Tenaga Standar : Dokter Umum
UNIT TERKAIT - IGD- Laboratorium- Radiologi
- UPF Penyakit dalam
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL. ANDI DJEMMA NO.6 PALOPO
PELAYANAN GAWAT DARURATNomor Dokumen
Revisi ke - Halaman : 34
Tanggal terbit
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKA
PROSEDURPENATALAKSANAAN GASTRO INTERNITIS DEHIDRASI BERAT
DENGAN HIPOVOLEMIK SHOCK
PENGERTIAN 1. Definisi Gastro enteritis dehidrasi berat dengan hipovolemik
shock adalah kedaan diman tubuh kekurangan cairan serta elektrolitnya
2. Kriteria diagnosis BAB cair dcdngan mudah disertai dehidrasi berat dan
tensi turun serta kesadaran menurun.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnosis dan therapi hipovolemik shock
KEBIJAKAN Agar pasien dengan Gastro Entritis Dehidrasi Berat dapat teratasi dengan baik
PROSEDUR 1. Anamnesa 1.1. BAB cair atau muntah yang timul secara akut
dengan gejala – gejala dehidrasi2. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : keadaan menurun, tensi turun, sampai
dengan tidak dapat dinilai, pernaasan kusmaul, mata cekung, bibir kering, turgor kulit berkurang dapat terjadi sianosis ferifer, kejang otot, urine berkurang sampai terjadi an-uria
3. Pemeriksaan penunjang Laboratorium : - pemeriksaan darah rutin, urcum,
kreatinin - Pemeriksaan tinja4. Diagnosa banding
4.1. Kolera4.2. Keracunan makanan4.3. Diare salmonela atau diare E.coli
DitetapkanKepala badan pengelola RSU AT - MEDIKAPROSEDUR
PENANGANAN KEJANG DEMAM
PENGERTIAN 1. Defenisi : Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terapat pda
kenaikan suhu lebih dari 38 derajat celciusyang dissebabkan penakit infeksi ekstrakanial, dedengan klascikladsimkejana demam sedehana (febris convulsi), kejang dipropokasi (epilepsi – inggerd of by fever)
2. Kriteria diagnosis2.1. Umur 6 bulan – 6 tahun2.2. kejang ujmum kurangdari 15 menit2.3. kejanng terjadi dalam16 jam pertama2.4. Frekuensi kejaang dalam setahun kurang dari 4 kali
TUJUAN Sebagai acuan dalam penanganan diagnosis dan therapi kejang demam
KEBIJAKAN Bagian Anak tentang Pasien Kejang DemamPROSEDUR 1. Anamnesa
Riwayat febris dengan kejang, dimana fekuensi kejang dalam setahun kurang dari 4 kali dan kurang dari 15 menit, dapat disertai dengan penyakit infeksi lain
Kejang – kejang yan disebabkan proses intrakranial meningitis enchepalitis
5. Penatalaksanaan 5.1. Penatalaksanaan perawat umum 5.2. Buka pakaian ketat, posisi kepala miring 5.3. Usahakan jalan nafas terbuka 5.4. Letakan benda lunak tapi keras diantara rahang
atas dan bawah (pencegah lidah tergigit ) 5.5. Suhu tubuh diturunkan dengan cara dikompres
alkohol, pemberian antipiretik
UNIT TERKAIT - IRD - Bagian Anak
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL.ANDI DJEMMA NO. 6
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Ditetapkan : Direktur RSU AT- MEDIKA
TANGGUNG JAWAB DOKTER
No. Dokumen Revisi ke : Tgl terbit : 1. TUJUAN Sebagai acuan dalam tanggung jawab dokter IRD2. RUANG LINGKUP Dokter – dokter IRD3. URAIAN UMUM Tanggungn jawab dokter di IRD adalah tugas – tufas yang
harus dilaksanakan dokter di IRD untuk melaksanakan pelayanan dan kewenangan yang harus dikerjakan dokter di IRD
4. PROSEDUR 4.1 Mengutamakan keselamatan jiwa pasien4.2 Mendahulukan pendeerita gawat darurat 4.3 Memahami EKG dasar, setidaknya kelainan yang
4.4 Memahami kegawatdaruratan medik lain 4.5 4.5 melaporkan hal – hal penting /khusus yang terjadi paa
direktur ( misalnya bencana, huru- hara, kesaalah pahaman penderita/ keluargapenderita, penambilan keputusan oleh dokter IRD sehubungan kegawatan penderita di luar prosedur yang lain
4.6 Bersikap dan bertindak demi nama baik RSU yaitu
benar, ramah informatif, tegas dan bijaksana.4.7 Menberikan keadaan penderita yang kritis di IRD kepada keluarga penderita tersebut serta memberi keterangan tentang tindsksn yasng sksn dilakukan misalnya operasi cyto dll4.8 Menggunakan obat – obatan ysng dianjurkan dalam standar rumah sakit4.9 Menulis status pasien
• Kelihan utama• Pemeriksaan fisik dan penunjang yang diangap
perlu• Diagnosis• Terapi ( nama obat, dosis, jumlah yang
diberikan)• Paraf dan nama jelas
4.10 mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya ceramah, laporan kematian yang diadakan rumah sakit )
4.11 memahami dan terampil dalam hal• RJP• EKG• Intubasi• Pemasangan NGT• Pemsanga WSD• Membaca Rontgen foto
YAYASAN AT – MEDIKARSU AT - MEDIKA
JL.ANDI DJEMMA NO. 6
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Ditetapkan : Direktur RSU AT- MEDIKA
TANGGUNG JAWAB DOKTER
No. Dokumen Revisi ke : Tgl terbit : 1. TUJUAN Sebagai acuan untuk batasan medis dalam trauma tumpul
thorax2. RUANG LINGKUP Pasien trauma tumppul thorax3. URAIAN UMUM 3.1 Definisi
Ttrauma tumpil thorax adalah luka yang disebabkan oleh benturanpada thorax bagian belakang, sampingatau depan
3.2 Kritreia diagnosis 3.2.1 Adanayan benturan pada dada yang kuat 3.2.2 adanya sesak nafas 3.2.3 Respirasi
4. PROSEDUR 4.1 Mengutamakan keselamatan jiwa pasien
4.4 Memahami kegawatdaruratan medik lain 4.5 4.5 melaporkan hal – hal penting /khusus yang terjadi paa
direktur ( misalnya bencana, huru- hara, kesaalah pahaman penderita/ keluargapenderita, penambilan keputusan oleh dokter IRD sehubungan kegawatan penderita di luar prosedur yang lain
4.6 Bersikap dan bertindak demi nama baik RSU yaitu benar, ramah informatif, tegas dan bijaksana.4.7 Menberikan keadaan penderita yang kritis di IRD kepada keluarga penderita tersebut serta memberi keterangan tentang tindsksn yasng sksn dilakukan misalnya operasi cyto dll4.8 Menggunakan obat – obatan ysng dianjurkan dalam standar rumah sakit4.9 Menulis status pasien
• Kelihan utama• Pemeriksaan fisik dan penunjang yang diangap
perlu• Diagnosis• Terapi ( nama obat, dosis, jumlah yang
diberikan)• Paraf dan nama jelas
4.10 mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya ceramah, laporan kematian yang diadakan rumah sakit )
4.11 memahami dan terampil dalam hal• RJP• EKG• Intubasi• Pemasangan NGT• Pemsanga WSD• Membaca Rontgen foto