7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
1/13
PEMERIKSAAN UJI TUSUK
I. PENDAHULUAN
Lebih dari satu abad yang lalu, tes kulit sudah sering dilakukan untuk
mendiagnosis alergi, saat ini tes alergi pada kulit banyak dilakukan pada penyakit
alergi seperti Hay fever, asma, rinitis alergi dan dermatitis. Tes kulit merupakan
alat diagnosis yang paling banyak digunakan untuk membuktikan adanya IgE
spesifik yang terikat pada sel mastosit dan memiliki sensitivitas yang tinggi. 1
Untuk pasien penderita alergi dan dokter pemeriksa, diagnosis alergidengan pemeriksaan uji tusuk atau skin prick test punya banyak keuntungan. Tes
ini relatif mudah dan nyaman untuk pasien serta tidak mahal. Untuk dokter hasil
pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam aktu !" menit sehingga penjelasan
bisa diberikan kepada pasien seketika itu juga. 1
Efek samping dan resiko pemeriksaan uji tusuk amat jarang, dapat berupa
reaksi alergi yang memberat dan benjolan pada kulit yang tidak segera hilang.
#emberian oral antihistamain dan kortikosteroid bisa dilberikan apabila terjadireaksi yang tidak diinginkan tersebut. 1
Untuk lebih informatif terhadap pasien, maka anamnesis dan pemeriksaan
klinis tetap harus mendahului pemeriksaan uji tusuk ini. $okter juga harus
aspada akan kemungkinan terjadinya false%positive dan false%negative dalam
menginterpreasikan hasil pemeriksaan uji tusuk ini. 1
II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
II.1 SISTEM IMUNITAS
#ertahanan tubuh manusia terdiri dari sistem imun non%spesifik dan
spesifik. &istem imun non%spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
perannya mela an mikroorganisme dan dapat memberikan respons langsung
terhadap antigen.
1
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
2/13
'omponen%komponen sistem imun non%spesifik terdiri atas ( 1)
pertahanan fisik dan mekanis , !) pertahanan biokimia *) pertahanan humoral dan
+) pertahanan seluler. #ertahanan fisik dan mekanis yaitu kulit, selaput lendir, silia
saluran napas, batuk dan bersin yang dapat men egah berbagai kuman patogen
masuk kedalam tubuh. 'ulit yang rusak misalnya luka bakar dan selaput lendir
yang rusak karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi. !
#ertahanan biokimia yaitu bahan yang disekresi mukosa saluran napas,
kelenjar sebasea kulit, kelenjar kulit telinga dan spermin dalam semen yang
merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh. #ertahanan humoral
ialah berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan humoral, yaitu a)
komplemen, b) interferon, ) C Reaktif Protein - /#). !,*
#ertahanan seluler terdiri dari ( a) 0agosit atau makrofag, b) &el ' yang
berperan dalam sistem imun non spesifik seluler. &istem imun spesifik berbeda
dengan sistem imun non spesifik. &istem ini mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing sebagai antigen. 2enda asing yang pertama
kali masuk ke dalam tubuh segera dikenali oleh sistem imun spesifik, sehingga
terjadi sensitisasi sel%sel imun tersebut. 2ila sel sistem imun terpapar kembali
dengan benda asing yang sama, maka benda asing ini akan dikenal lebih epat dan
dihan urkan.. !
&e ara garis besar tubuh mempunyai dua sistem imun spesifik, sebagai
berikut ( 1) sistem imun spesifik humoral dan !) sistem imun spesifik seluler. #ada
sistem imun spesifik humoral yang berperan adalah limfosit 2 berasal dari sel asal
multipoten. 2ila sel 2 dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk
antibodi. 3ntibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. &edangkan pada
sistem imun spesifik seluler, yang berperan dalam sistem ini adalah limfosit T. &el
tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti sel 2.
II.2 REAKSI HIPERSENSITIVITAS
4ekanisme pertahnan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada
aktivitas sel 2 dan sel T. 3ktivasi berlebihan oleh antigen atau adanya gangguan
!
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
3/13
pada mekanisme ini akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang di
sebut dengan reaksi hipersensitivitas. /eaksi hipersensitivitas oleh /obert
oombs dan #hilip HH 5ell -167*) dibagi dalam + tipe reaksi berdasarkan
ke epatan dan mekanisme imun yang terjadi yaitu tipe I, II, III dan I8. #ada tahun
1669 :ane ay dan Travers merevisi tipe I8 5ell dan ombs menjadi tipe I8a dan
I8b. 1,;,6
5ambar 1. #atomekanisme reaksi hipersensitivitas menurut Coombs and Gell
4ekanisme imun yang mendasari terjadinya alergi adalah mekanisme
reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang diperantarai oleh IgE dan melalui mediator
lainnya yaitu histamin dan mediator peradangan lainnya !,*,;
'emampuan tubuh berupa respon IgE terhadap alergen merupakan
prasyarat untuk melakukan uji tes kulit. 0aktor%faktor lain yang mempengaruhi
reaktivitas kulit pada paparan suaru alergen adalah jumlah alergen yang
disuntikkan, tingkat kepekaan, dan tingkat pelepasan sel mast kuli serta reaktivitaskulit terhadap mediator peradangan yakni histamin. Histamin hanya menginduksi
reaksi wheal dan flare , sedangkan mediator seperti kinin, #30%a ether, dan sel
mast banyak berperan pada kedua mekanisme hipersensitivitas, yakni tipe epat
dan tipe lambat. ;,6
/eaksi hipersensitivitas tipe 1 terdiri atas ! reaksi yakni reaksi epat
-segera) dan reaksi lambat. #ada reaksi epat, adanya reaksi tergantung pada sel
mast yang se ara epat akan berdegranulasi setelah dilakukan injeksi alergen
*
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
4/13
per obaan. The wheal dan flare reaksi yang disebabkan oleh respon imun IgE di
mediasi terutama oleh aktivasi sel mast yang melepaskan agen vasoaktif yang
menyebabkan ekstravasasi plasma dan vasodilatasi pembuluh darah. ;,6,1"
5ambar !. #atomekanisme reaksi hipersensitivitas tipe 1
II.3 PEMERIKSAAN UJI TUSUK
II.3.1 DEFINISI
#emeriksaan uji tusuk adalah salah satu jenis tes kulit sebagai alat
diagnosis yang banyak digunakan oleh para klinisi untuk membuktikan adanya
IgE spesifik yang terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada mastosit ini
menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul flare
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
5/13
Tes intradermal biasa dilakukan pada alergi obat dan alergi bisa
serangga
Patch test (epicutaneus test ) biasanya untuk melakukan tes pada
dermatitis kontak
'elebihan #emeriksaan Uji Tusuk dibanding Test 'ulit yang lain : 9,1"
a karena =at pemba anya adalah gliserin maka lebih stabil jika
dibandingkan dengan =at pemba a berupa air.
b 4udah dilaksanakan dan bisa diulang bila perlu.
Tidak terlalu sakit dibandingkan suntik intra dermal
d /esiko terjadinya alergi sistemik sangat ke il, karena volume yang
masuk ke kulit sangat ke il.
e #ada pasien yang memiliki alergi terhadap banyak alergen, tes ini
mampu dilaksanakan kurang dari 1 jam.
II.3.3 TUJUAN, INDIKASI, DAN KONTRAINDIKASI PEMERIKSAAN
Tujuan Tes 'ulit pada alergi(
Tes kulit pada alergi ini untuk menentukan ma am alergen sehingga di
kemudian hari bisa dihindari dan juga untuk menentukan dasar pemberian
imunoterapi. 7
Indikasi #emeriksaan Uji Tusuk - Skin Prick Test ) ( 1,+,7,>
1. /initis alergi ( 3pabila gejala tidak dapat dikontrol dengan medikamentosa
sehingga diperlukan kepastian untuk mengetahui jenis alergen maka di
kemudian hari alergen tersebut bisa dihindari.
!. 3sthma ( 3sthma yang persisten pada penderita yang terpapar alergen
-perenial).
*. 'e urigaan alergi terhadap makanan. $apat diketahui makanan yang
menimbulkan reaksi alergi sehingga bisa dihindari.
+. 'e urigaan reaksi alergi terhadap sengatan serangga.
9
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
6/13
'ontraindikasi( 1,+,7
1. 'ontraindikasi absolut dari tes ini adalah lesi luas pada kulit, pasien yang
tidak kooperatif, dan pasien tidak bisa menghentikan pengobatan yang dapat
mengganggu hasil tes.!. 'ontraindikasi relatif berupa asma yang persisten dan instabil, anafilaksis,
kehamilan, dan penggunaan obat%obatan seperti antihistamin, antidepresan
trisiklik, dan beta blocker.0aktor%faktor yang mempengaruhi skin test( +,7
1 3rea tubuh tempat
dilakukannya tes
! Umur
* &e?
+ /as
9 Irama sirkardian
7 4usim
> #enyakit yang diderita
; @bat%obatan yang dikonsumsi
7
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
7/13
6
10 II.3.4 PELAKSANAAN
a #ersiapan #emeriksaan Uji Tusuk - Skin Prick Test )11 &ebagai dokter pemeriksa kita perlu menanyakan ri ayat
perjalanan penyakit pasien, gejala dan tanda yang ada yang membuat
pemeriksa bisa memperkirakan jenis alergen, apakah alergi ini terkait
se ara genetik dan bisa membedakan apakah justru merupakan penyakit
non alergi, misalnya infeksi atau kelainan anatomis atau penyakit lain yang
gambarannya menyerupai alergi. 1
1! #ersiapan #emeriksaan Uji Tusuk : 1,7
1 #ersiapan bahan hari sebelum tes.
o 4enghentikan pengobatan jenis antihistamin generasi baru paling
tidak !%7 minggu sebelum tes.
o Usia ( pada bayi dan usia lanjut tes kulit kurang memberikan
reaksi.
o :angan melakukan pemeriksaan uji tusuk pada penderita dengan
penyakit kulit misalnya urtikaria, &LE dan adanya lesi yang luas
pada kulit.
o #ada penderita dengan keganasan,limfoma, sarkoidosis, diabetes
neuropati juga terjadi penurunan terhadap reaktivitas terhadap tes
kulit ini.
1* $aftar obat%obatan yang dapat mempengaruhi tes kulit sehingga harus
dibebaskan beberapa hari sebelumnya ( 1,7
1+ 3nti histamin generasi I 19 17 dibebaskan1> 1; klorfenir
amin
16 1%* hari
!" !1 klemastin !! 1%1" hari
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
8/13
!* !+ ebastin !9 *%1" hari!7 !> hidroksis
in
!; 1%1" hari
!6 *" ketotifen *1 *%1" hari*! ** meAuisati
n
*+ *%1" hari
*9 3ntihistamin generasi II *7 setirisin *>
*;
*6 *%1" hari
+" +1 loratadin+* ++ feksofena
din+7 +> deslorata
din+6 3stemi=ole 9" 91 7 minggu9! 3ntidepresan 9* Imiprami
n
9+
99 1" hari97 9> 0enotia=i
ne96 'ortikosteroid jangka
pendek
7" 71
7! B 1 minggu7* imetidin 7+ 79 juga
mempengaruhi
tes kulit
77 /anitidin 7>
76 'romolin >" >1 tidak
mempengaruhi
tes kulit.
>! 2 ! adrenergik agonis >*>9 Teofilin >7
>;
* #ersiapan pemeriksa (
o
Teknik dan keterampilan pemeriksa perlu dipersiapan agar tidak terjadi interpretasi yang salah akibat teknik dan pengertian yang
kurang dipahami oleh pemeriksa.
o 'eterampilan teknik melakukan pemeriksaan uji tusuk.
o Teknik menempatkan lokasi tusukan karena ada tempat! yang
reaktifitasnya tinggi dan ada yang rendah. 2erurutan dari lokasi
yang reaktifitasnya tinggi sampai rendah ( bagian ba ah punggung
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
9/13
C lengan atas C siku C lengan ba ah sisi ulnar C sisi radial C
pergelangan tangan.
>6
b #rosedur #emeriksaan Uji Tusuk ( 1,+,7,>
;" #emeriksaan Uji Tusuk - Skin Prick Test ) seringkali dilakukan
pada bagian volar lengan ba ah. #ertama%tama dilakuakn desinfeksi
dengan alkohol pada area volar, dan tandai area yang akan kita tetesi
dengan ekstrak alergen. Ekstrak alergen diteteskan satu tetes larutan
alergen -Histamin< 'ontrol positif) dan larutan kontrol -2uffer< 'ontrol
negatif)menggunakan jarum ukuran !7 D 5 atau !> 5 atau blood lan et.
;1 'emudian ditusukkan dengan sudut kemiringan +9 " menembus
lapisan epidermis dengan ujung jarum menghadap ke atas tanpa
menimbulkan perdarahan.Tindakan ini mengakibatkan sejumlah alergen
memasuki kulit.Tes diba a setelah 19%!" menit dengan menilai bentol
yang timbul.
4ekanisme /eaksi pada &kin Test;! $iba ah permukaan kulit terdapat sel mast, pada sel mast
didapatkan granula%granula yang berisi histamin. &el mast ini juga
memiliki reseptor yang berikatan dengan IgE. 'etika lengan IgE ini
mengenali alergen -misalnya house dust mite ) maka sel mast terpi u untuk
melepaskan granul%granulnya ke jaringan setempat, maka timbulah reaksi
alergi karena histamin berupa bentol - wheal ) dan kemerahan - flare ).1
;*
;*
;*
;*
;*
;*
;*
;*
;+ 5ambar. +mbar. *
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
10/13
85
86
87
88
8
0
1
2
3
4 II.3.5 INTERPRETASI 1,6
69 Untuk menilai ukuran bentol berdasarkan The Standardization
Committee of Northern (Scandina ian! Societ" of #ller$olo$" dengan
membandingkan bentol yang timbul akibat alergen dengan bentol positif
histamin dan bentol negatif larutan kontrol. 3dapun penilaiannya sebagai
berikut (
% 2entol histamin dinilai sebagai - *)
% 2entol larutan kontrol dinilai negatif -%)
% $erajat bentol - 1) dan - !) digunakan bila bentol yang timbul
besarnya antara bentol histamin dan larutan kontrol.
% Untuk bentol yang ukurannya ! kali lebih besar dari diameter bentol
histamin dinilai - +).
67 $i 3merika ara menilai ukuran bentol menurut 2ousAuet -!""1)
seperti dikutip /usmono sebagai berikut ( 1
6> % " ( reaksi -%)
6; % 1 ( diameter bentol 1 mm C dari kontrol -%)
66 % ! ( diameter bentol 1%*mm dari kontrol -%)
1"" % * ( diameter bentol *%9 mm C dari kontrol -%)
1"1 % + ( diameter bentol 9 mm C dari kontrol -%) disertai
eritema.
F'eterangan gambar(
*. ara menandai ekstrak alergen
yang diteteskan pada lengan
+. &udut untuk melakukan tusukan
pada kulit dengan lan et
9. ontoh reaksi hasil positif pada
pemeriksaan uji tusuk
5ambar. 9
mbar. +
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
11/13
1"! Tes kulit dapat memberikan hasil positif palsu maupun negatif
palsu karena tehnik yang salah atau faktor material
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
12/13
a Tes dilakukan pada jarak yang sangat berdekatan - B ! m )
b terjadi perdarahan, yang memungkinkan terjadi false positi e .
Teknik tusukan yang kurang benar sehingga penetrasi eksrak ke
kulit kurang, memungkinkan terjadinya false&ne$ati e .
d 4enguap dan memudarnya larutan alergen selama tes.
108
III. KESIMPULAN
1"6
1 Tes kulit merupakan alat diagnosis yang paling banyak digunakan untuk
membuktikan adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mastosit dan
memiliki sensitivitas yang tinggi, mudah murah dan epat.
! #emeriksaan uji tusuk atau &kin #ri k Test -T) merupakan suatu
pemeriksaan yang dapat bertindak sebagai suatu gold standard dalam
mendiagnosis sensititasi IgE untuk pasien alergi.
* Efek samping dan resiko pemeriksaan uji tusuk amat jarang, dapat berupa
reaksi alergi yang memberat dan benjolan pada kulit yang tidak segera
hilang. #emberian oral antihistamain dan kortikosteroid bisa dilberikan
apabila terjadi reaksi yang tidak diinginkan tersebut.
+ #emeriksaan uji tusuk untuk alergen makanan kurang dapat diandalkan
kesahihannya dibandingkan alergen inhalan seperti debu rumah dan polen.
&kin test untuk alergen makanan seringkali negatif palsu.
9 #entingnya pemahaman tes alergi mengenai indikasi, teknik dan
interpretasinya dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menerangkan
pasien dan melakukan terapi selanjutnya.
11"
111
11!
11*
114DAFTAR PUSTAKA
115
7/24/2019 Pemeriksaan Uji Tusuk Fix
13/13
1. &hahna= 0., $onna :/., :ames 3H. Skin prick'puncture testin$ in North
#merica% a call for standards and consistenc". 3llergy, 3sthma and lini al
Immunology, !"1+, 1"(++
!. /etno G&. #engetahuan $asar Imunologi. In( $juanda 3, Ham=ah 4, 3isah
& editors. lmu Pen"akit )ulit *an )elamin 7 th Edition, 2alai #enerbit 0'UI
:akarta !"11 p.+*%9*.
*. Lela 3L. Humoral Immunity and omplement. In( Golff ', 5oldsmith 3L,
'at= I&, 5il hrest 32, #aller &3, Leffel :$ editors. +itzpatricks
*ermatolo$" n General -edicine ; th Edition. e ork( 4 5re Hill
4edi al !"1! p.+"1%1*.
+. H& onstitution. Skin Prick Testin$. orth 2ristol H& Trust, 2irmingham,
!"1+.
9. &pi kett 5#, & h ar= T. lini al Immunology, 3llergy and
#hotoimmunology, In( 2urns T, 2reathna h &, o? , 5riffiths editors.
Rooks Te tbook of *ermatolo$". ; th Edition.Gilley%2la k ell !"1" p.*6;.
7. 5ra=yna 4'. Skin Prick Test in the *ia$nosis of #ller$" in the Perioperati e
Period / 0 1ear 2 perience. : 3llergy Ther, !"1+, 9(1;;.
>. H& trust. The Skin Prick Test, nformation +or Patients . @?ford /ad liffe
Hospitals. !"1*
;. Institutional /epository -U $I#%I/). Universitas $iponegoro. 3lergi.
3. $reborg &, 0re 3. Position Paper% #ller$en standardization and skin tests.
1". Hein=erling L, 4ari 3, 2ergmann et al. Re iew% The skin prick test /
2uropean standards . linni al and Translation 3llergy !"1*
11. #art III% mmune 2ffectors -echanism. Chapter 45% 6ipersensiti e Reactions.
1!. rump 8 et al. *ia$nosin$ aller$ies in $eneral practice% The e idence, the
art of skin prick test and specific $2 measurement, and the interpretation of
results.