1. Pemeriksaan gigi impaksiPemeriksaan gigi impaksi ini
merupakan salah satu pemeriksaan obyektif.. Impaksi sendiri dibagi
menjadi impaksi sebagian dan impaksi total. Untuk impaksi sebagian,
mahkota masih dapat dilihat secara visual. Sedangkan impaksi total,
hanya dapat diketahui dari pemeriksaan rontgen foto. Pemeriksaan
ini digunakan untuk mengidentifikasi angulasi, kedalaman serta
relasi gigi M3 yang impaksi terhadap ramus M2 pada pasien dengan
keluhan gigi impaksi sebagian maupun impaksi total. Pemahaman
terhadap posisi molar ketiga impaksi sangat diperlukan karena
posisi gigi molar ketiga impaksi dapat berkaitan erat dengan
kesulitan tindakan odontektominya. Pada gambaran rontgen foto
didapatkan bahwa gigi 48 pasien impaksi total dengan arah
horizontal. Lokasinya yaitu tertutup tulang di bawah servikal gigi
47. Posisi ini sulit jika dilakukan odontektomi.1. Klasifikasi
Menurut Pell Dan Gregory 1.1 Berdasarkan hubungan antara ramus
mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar
mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar
kedua ke ramus mandibula.
Kelas I: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil
dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus
mandibula.
Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar
dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus
mandibula.
Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam
ramus mandibula.
1.2 Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang Posisi A:
Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal.
Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis
oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar
kedua. Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah
garis servikal molar.
2. Klasifikasi Menurut George Winter Klasifikasi yang dicetuskan
oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksi digolongkan
berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua.
Posisi-posisi meliputi: 1) Vertical2) Horizontal 3) Inverted 4)
Mesioangular (miring ke mesial) 5) Distoangular (miring ke distal)
6) Bukoangular (miring ke buko) 7) Linguoangular (miring ke
lingual) 8) Posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual
position
3. Klasifikasi Menurut Archer Archer memberikan klasifikasi
untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.3.1 Klasifikasi ini
sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya,
klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas. Kelas A: Bagian terendah
gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua. Kelas B:
Bagian terendah gigi molar ketiga berada di atas garis oklusal
molar kedua tapi masih di bawah garis servikal molar kedua. Kelas
C: Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggi dari garis
servikal molar kedua. 3.2 Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan
klasifikasi George Winter. Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan
sinus maksilaris. Sinus Approximation (SA): Bila tidak dibatasi
tulang, atau ada lapisan tulang yang tipis di antara gigi impaksi
dengan sinus maksilaris. Non Sinus Approximation (NSA): Bila
terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2 mm antara gigi molar
ketiga dengan sinus maksilaris.
2. Pemeriksaan jaringan lunak/rahangPemeriksaan jaringan lunak
ini merupakan pemeriksaan untuk memeriksa adanya kemungkina
penyebaran infeksi perkontinuatum yang berasal dari gigi maupun
jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini juga untuk memeriksa adanya
kemungkinan kista dan tumor rongga mulut. Kemungkinan manifestasi
klinis dari kelainan sistemik ataupun efek samping obat. Pada
pemeriksaan jaringan lunak tidak didapatkan adanya kelainan pada
jaringan lunaknya.