LAPORAN PENDAHULUANPENGKAJIAN PADA ANAK
Oleh:FITRI BAYU KARTIKA 220112140505IMAS ROHIMAH
220112140509HILMA ZAHRA 220112140510MEILA S. P. 220112140517SELVI
NOVERLINA 220112140519NETTY OKTARINA 220112140532DJOKO PERMADI
220112140540
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIXFAKULTAS ILMU
KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG2015A. DEFINISIPhysical
examination merupakan tekhnik maneuver yang terdiri dari beberapa
rangkaian, yang masing-masing anak memili sensitifitas yang berbeda
baik fisik maupun psikologik. (Wong, 1993).Pengkajian fisik adalah
proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih
formal, alat-alat untuk percusi, palpasi dan auscultasi ditambahkan
untuk memantapkan dan menyaring pengkajian system tubuh. Seperti
pada riwayat kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah untuk
merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan
intervensi terapeutik. (Wong, 2003).Pengkajian merupakan tahap
pertama dalam proses keperawatan, dimana tiap tahap perawat
melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil wawancara,
laporan teman sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan
lain dan pengkajian fisik. (Robert Priharjo, 1993).
B. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIKUrutan yang biasa dalam pemeriksaan
fisik pasien adalah head to toe. Fungsi utama dilakukan secara
sistematic yaitu memberikan guideline umum pengkajian setiap bagian
tubuh yang kecil dalam pemeriksaan. Standar pencatatan dan
pelaporan juga merupakan fasilitas penukaran informasi antar tim
professional yang lain. Dalam pemeriksaan fisik anak harus
memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak, walaupun
pemeriksaan ini diikuti perekaman dengan menggunakan model head to
toe. Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai
kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh akan memudahkan
atau menyelesaikan dari beberapa tujuan :1. Meminimalkan stres dan
ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada bagian-bagian
tubuh yang berbeda.2. Memelihara dan membina hubungan saling
percaya antara perawat, anak dan orang tua.3. Memberikan persiapan
yang maksimum bagi anak.4. Memberikan perlindungan esensial
terhadap hubungan antara orang tua, anak, terutama dengan anak
kecil.5. Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil
pengkajian.
Pendekatan umum pemeriksaan fisik anakPemeriksaan fisik lebih
dari suatu rangkaian latihan tekhnikal. Hal itu merupakan tuntutan
yang sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologi anak
yang sulit dikenal dan tidak sama dengan yang lainnya. (Wong,
1993).
C. PERSIAPAN ANAKWalaupun pemeriksaan fisik dilakukan dengan
prosedur yang tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi kepada seorang
anak dengan menggunakan jari, telapak tangan, lengan, pemeriksan
dalam telinga dan mulut, menekan abdomen dan mendengarkan dada
dengan permukaan metal yang dingin dapat menimbulkan stresful.
Pemeriksaan fisik harus menjadi hal yang menyenangkan dan sama baik
hasilnya. Pada umunya bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman
dan berkurang rasa takutnya dengan kehadiran orang tua, terutama
ibunya. Pada bayi yang lebih besar sudah mulai takut kepada orang
yang belum di kenalnya, pendekatan menjadi lebih sulit. Dalam hal
ini sebaiknya pemeriksa bersifat informal, sedikit santai.
Pemeriksaan dapat di mulai pada waktu bayi masih dalam pangkuan
ibu. Lambat laun ia dipindahkan ke meja periksa sambil
dipegang-pengang dagunya, pipinya, atau diajak bicara dengan
kata-kaa manis, sedangkan ibunya memengang tungkainya.Misalnya
dengan anak preschool dan yang lebih tua, perawat dapat menggunakan
gambar atau boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh mereka
(Vessey, Braith waite, and Weidman, 1990). Tekhnik paper doll
merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan anak tentang
bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya adalah saat
kunjungan anak dapat mebawa paper doll sebagai pengingat
pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat kooperatif ketika
orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang menyebabkan,
bagaimanapun saat anak yang lebih tua terutama adolosence lebih
memilih diperiksa sendiri seperti pada pemeriksaan genetalia,
sering anak yang sedang diperiksa juga disertai saudara kandungnya
yang dapat menyebabkan ketidakteraturan karena ada boredom.Sebuah
taktik ntuk membantu mareka adalah memberikan mereka kesempatan
untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah
dan memuji anak atas bantuannya selama pemeriksaan.
D. PERSIAPAN ALAT1. Pengukur/ meteran/ penggaris/ stadiometer2.
Penimbang BB3. Thermometer dan speculum4. Optalmoskop5. Arloji
berdetik6. Manset dan stetoskop7. Oksilometri8. Peniti, kapas,
objek dingin/ hangat9. Spatel lidah10. Garpu tala11. Snellen12.
Senter13. Gambar warna
53
E. TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK SESUAI USIA
POSISIURUTANPERSIAPAN
Bayi Sebelum dapat duduk sendiri:Terlentang atau telungkup,atau
lebih baik di pangkuan orang tua ;sebelum 4 sampai 4 bulan :dapat
ditempatkan diatas meja pemeriksaan. Setelah dapat duduk
sendiri:gunakan posisi duduk di pangkuan orang tua jika mungkin.
Jika diatas meja, tempatkan dan pandangan penuh pada orang tua.
Bila tenang, auskultasi jantung, paru, abdomen. Catat frekuensi
jantung dan pernafasan. Palpasi dan perkusi area yang sama.
Lanjutkan dengan arah biasa, kepala ke kaki. Lakukan prosedur
traumatic di bagian akhir mata, telinga, mulut (sambil menangis).
Munculkan reflek-refleks saat bagian tubuh tersebut di periksa.
Lakukan pemeriksaan reflek Moro di bagian akhir. Lepaskan semua
pakaian bila suhu ruangan memungkinkan. Biarkan popok terpasang
pada bayi laki-laki. Tingkatkan kerja sama dengan distraksi, obyek
terang, bunyi-bunyi dengan mulut, bicara. Berikan kotak kecil di
kedua tangan bayi yang lebih besar, sampai pelepasan volunter
berkembang di akhir tahun pertama, bayi tidak mampu menggenggam
obyek (Misal:stethoscope, otoscop) (farber, 1991). Tersenyum pada
bayi; gunakan suara yang lembut dan perlahan. Tenangkan dengan
sebotol air gula atau makanan. Minta bantuan orang tua untuk
memegang bayi pada pemeriksaan telinga, mulut. Hindari gerakan yang
kasar dan mengejutkan.
Usia bermain Duduk atau berdiri diatas / disamping orang tua.
Telungkup atau terlentang dipangkuan orang tua. Inspeksi area
tubuh, melalui permainan hitung jari gelitik jari kaki. Gunakan
kontak fisik uang minimal diawal pemeriksaan. Kenalkan alat dengan
perlahan. Auskultasi, percusi, palpasi bila tenang. Lakukan
prosedur traumatic terakhir (sama pada bayi). Minta orang tua
melepaskan pakaian bagian luar. Lepaskan pakaian dalam saat bagian
tubuh tersebut diperiksa. Azinkan untuk melihat-lihat alat,
menunjukkan penggunaan alat biasanya tidak efektif. Jika tidak
kooperatif, lakukan prosedur dengan cepat. Gunakan restrain bila
tepat, minat bantuan orang tua. Bicarakan pemeriksaan bila daapt
bekerja sama; gunakan kalimat pendek. Berikan pujian untuk perilaku
kooperatif.
Anak pra sekolah Lebih suka berdiri atau duduk. Biasanya
kooperatif dengan posisi telungkup/ terlentang. Jika koopertif,
lakukan dari kepala ke jari kaki. Bila tidak kooperatif, lakukan
seperti pada anak usia bermain. Minta anak melepaskan pakaiannya.
Izinkan untuk menggunakan celana dalam bila malu. Berikan
kesempatan untuk melihat alat; tunjukkan dengan singkat
penggunaannya. Buat cerita tentang prosedur : saya mau melihat
seberapa kuat otot-ototmu (tekanan ah). Gunakan tekhnik boneka
kertas. Beri pilihan jika mungkin. Hargai kerja sama; gunakan
pernyataan positif: buka mulutmu.
Anak usia sekolah Menyukai duduk Kooperatif hampir semua posisi
anak kecil menyukai kehadiran orang tua. Anak yang lebih besar
menyukai privasi Lakukan dari kepala ke kaki. Pemeriksaan genetalia
boleh dilakukan paling akhir pada anak yang lebih besar. Hargai
kebutuhan privasi. Minta untuk melepas pakaian sendiri. Biarkan
untuk memakai celana dalam. Beri skort untuk dipakai. Jelaskan
tujuan peralatan dan kepentingan prosedur, seperti otoskop untuk
meliaht gendang telinga, yang diperlukan untuk mendengar. Ajarkan
tentang fungsi tubuhnya dan perawatannya.
Remaja Sama dengan anak usia sekolah. Berikan pilihan tentang
keberadaan orang tua. Sama dengan anak usia sekolah yang lebih
besar. Izinkan melepas pakaian sendiri. Beri skort. Buka hanya area
yang akan diperiksa. Hargai kebutuhan privacy. Jelaskan
temuan-temuan selama pemeriksaan. ototmu kuat dan padat. Beri
keterangan tentang perkembangan seksual: payudaramu sedang
berkembang seperti seharusnya. Tekankan kenormalan perkembangan.
Periksa genetalia seperti bagian tubuh yang lain; dapat dilakukan
di akhir.
F.PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIRPENGKAJIANTEMUAN BIASAVARIASI
UMUM/ ABNORMALITAS MINORTANDA POTENSIAL KEGAWATAN/ ABNORMALITAS
UTAMA
Pengukuran umum Lingkar kepala 33 sampai 35 cm- Lingkar dada
30,5 sampai 33 cm. Lingkar kepala harus kira-kira 2 sampai 3 cm
lebih besar dari lingkar dada. Panjang kepala ketumit 48 sampai 53
cm. Berat badan lahir 2700 sampai 4000g Molding setelah kelahiran
dapat mengubah atau menurunkan lingkar kepala. Lingkar kepala dan
lingkar dada mungkin sama untuk 1-2 hari pertama setelah kelahiran.
Berat badan lahir menurun 10% dalam minggu pertama; meningkat
kembali dalam 10 sampai 14 hari Lingkar kepala < persentil ke-10
atau > persentil ke-90. Berat badan lahir < persentil ke-10
atau > persentil ke-90
TANDA VITAL: Suhu
Frekuensi jantungPernafasanTekanan darah Axila : 36,5 sampai
37C
Apikal : 120 sampai 140 denyut / menit30 sampai 60 kali /
menit65 / 41 mmHg Menangis dapat sedikit meningkatkan suhu tubuh.
Radian penghangat akan meningkatkan suhu axial.
Menangis akan meningkatkan frekuensi jantung; tidur akan
menurunkan frekuensi jantung.
Selama periode pertama reaktivitas (6 sampai 8 jam), frekuensi
dapat mencapai 180 denyut / menit. Menangis akan meningkatkan
frekuensi pernafasan ; tidur akan menurunkan frekuensi pernafasan
Selam periode pertama reaktivasi (6 sampai 8 jam), frekuensi dapat
mencapai 80 kali / menit Menangis akan meningkatkan tekanan darah
Hipotermi
Hipertermi
Bradikardia : frekuensi istirahat dibawah 80 sampai 100 denyut /
menit. Takikardia : frekunsi kira-kira 160 sampai 180 denyut /
menit. Irama tidak teratur. Takipne ; frekuensi dibawah 60 kali /
menit Apnea > 15-20 detik Tekanan sistolik pada manset kurang
dari 6 sampai 9 mmHg kurang dari tekanan diekstremitas atas
Penampilan umumPosturFleksi kepala dan ekstremitas, dengan
istirahat telentang dan telungkup.Frank breechKaki diektensikan,
diabduksikan dan paha dirotasi penuh, oksiput didatarkan, leher
diekstensikanPostur timpang, ekstensi ekstremitasnya
Kulit- Pada saat lahir, merah terang, menggelembung, halus.-
Hari kedua sampai ketiga, merah muda, mengelupas, kering Verniks
caseosa Lanugo Edema disekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan,
telapak, dan scrotum atau labia Perubahan warna normal
:Akrosianosis: sianosis tangan dan kakiKutis marmorata- Ikterik
neonatus setelah 48 jam pertama- Ekimosis atau petekie karena
trauma kelahiranMilia; kelenjar sebasea terdistensi tampak sebagai
papula putih kecil pada pipi, dagu, dan hidungMiliaria atau
sudamina: kelenjar keringat terdistensi (ekrin) yang tampak sebagai
vesikel menit, khususnya pada wajahEritema toksikum: ruam papular
merah muda dengan vesikel yang tumpang tindih pada dada, punggung,
bokong, dan abdomen ; dapat tampak dalam 24 sampai 48 jam dan
hilang setelah beberapa hariPerubahan warna Harlequin: perubahan
warna jelas terlihat saat bayi berbaring miring ; setengah bawah
tubuh menjadi merah muda dan setengah atas pucatNevus flammeus:
merah kebiruan gelap (port-wine stain) biasanya pada leher dan
wajahMongolian spots: area ireguler pigmentasi biru tua, biasanay
pada bagian sakral dan gluteal; terlihat terutama pada bayi baru
lahir dari orang asli amerika, afrika, asia, atau keturunan
hispanikTelangiektatik nevi (gigitan bangau): area terlokalisir
merah muda dalam, datar biasanya terlihat dibagian belakang leher-
Ikterik berlanjut, khususnya pada 24 jam pertama- Kulit memucat
Sianosis umum Pucat Keabu-abuan Pletora (darah dalam jumlah
berlebihan) Mottling : umum dan menetap Hemoragi, ekimosis, atau
petekie yang menetapSkelerema: kulit keras dan kakuTurgor kulit
burukRuam, pustula, atau, lepuhBercak Cafe au lait: bercak coklat
terang
KepalaFontanel anterior: bentuk berlian, 2,5 sampai 4,0
cmFontanel posterior: bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm Fontanel
harus datar, lunak, dan padat Bagian terlebar dari fontanel diukur
dari tulang ke tulang, bukan dari sutura ke sutura-Moldingsetelah
persalinan vaginal- Sagital ketiga (parietal) fontanel Penonjolan
fontanel karena menangis atau batukKaputsuksedaneum: edema jaringan
kulit kepala yang lunak yang melewati garis
suturaSefalhematoma(tidak rumit) : diantara periosteum dan tulang
tengkorak yang dibatasi dengan batas khusus dan tidak melewati
garis sutura- Sutura menyatu- Penonjolan atau depresi fontanel
ketika bayi tenang Pelebaran sutura dan fontanelKraniotabes:
sensasi tajam sepanjang sutura lambdoidal yang mirip lekukan bola
pingpong
G.PROSEDUR PENGKAJIANPENGKAJIANPROSEDUR
Tinggi / panjang badan1. Panjang rekumben pada anak dibawah usi
24 sampai 36 bulan.2. Tempatkan terlentang dengan kepala digaris
tengah.3. Pegang lutut dan dorong dengan perlahan kearah meja untuk
kaki ekstensi penuh.4. Ukur dari verteks (puncak) kepala sampai
tumit kaki (jari kaki mengarah keatas).5. Tinggi berdiri pada anak
lebih dari 24 sampai 36 bulan.6. Lepaskan kaus kaki dan sepatu.7.
Minta anak berdiri setinggi mungkin, pungung tegak kepala digaris
tengah, dan mata melihat lurus kedepan.8. Periksa fleksi lutut,
kemerosotan bahu, peninggian tumit.9. Ukur puncak kepala sampai
permukaan berdiri.10. Ukur sampai cm atau inci yang terdekat.
Berat badan1. Timbang bayi dan anak kecil telanjang diatas skala
tipe platform; lindungi bayi dengan menempatkan tangan diatas tubuh
untuk mencegahnya menjatuhkan skala.2. Timbang anak yang lebih
besar dengan memakai pakaian dalam (tanpa sepatu) pada timbangan
tegak3. Periksa apakah skala seimbang sebelum digunakan.4. Tutupi
timbangan dengan selembar kertas bersih untuk masing-masing anak.5.
Ukur sampai 10gr atau once yang terdekat untuk bayi dan 100gr atau
pon untuk anak-anak.
Lingkar kepala (HC)Ukur dengan kertas atau pita tembaga pada
lingkar yang terbesar dari puncak alis, mata dan pinna telinga ke
tonjolan oksipital tengkorak.
Lingkar dada1. Ukur melingkari dada pada garis putting susu.2.
Idealnya lakukan pengukuran selama inspirasi dan ekspirasi, catat
rata-rat dari dua nilai.
Ketebalan lipatan kulit dan lingkar lengan1. Pengukuran
ketebalan lipatan kulit trisep Dengan lengan kanan anak fleksi 90
pada siku, tandi titik tengah antara akromion dan olekranon pada
aspek posterior lengan. Dengan lengan menggantung bebas, genggaman
lipatan kulit antara ibu jari dan jari tengah 1 cm di atas titik
tengah. Dengan perlahan trik lapisan menjauh dari otot dasardan
terus pegang sampai pengukuran selesai. Tempatkancaliper
jaws(jangka lengkung) di atas lipatan kulit pada tanda tengah ;
bila menggunakan jangka lengkung plastic (missal, Adipometer Ross),
beri tekanan dengan ibu jari untuk mensejajarkan garis pada jangka,
ikuti arahn tersebut untuk jangka yang lain. Perkiraan pembacan
sampai paling dekat 1,0mm, 2-3 detik setelah pemberian tekanan
Lakukan pengukuran sampai kelipatan 1mm.2. Pengukuran lingkar
lengan tengah Ikuti prosedur seperti di atas, tetapi sebagai ganti
penggenggaman lipat kulit dan penggunaan jangka lengkung, tegang
kertas atau pita ukur tembaga melingkari lengan atas pada titik
tengah. Ukur sampai dekat 1cm.
Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital):1. Suhu1. Nadi1.
Pernafasan1. Tekanan darah
Idealnya, diukur ketika anak tenang; karenanya, catat nilai dan
perhatikan aktivitas seperti menangis.1. Thermometer kaca mercuri2.
Suhu oralLetakkan di bawah lidah di dalm kantong sublingual
posterior kanan atau kiri, bukan di depan lidah, minta anak untuk
tetap mengatupkan mulutnya tanpa menggigit termometer1. Suhu
aksila: Tempatkan di bawah lengan dengan ujungnya dibagian tengah
aksila dan dekatkan dengan kulit, bukan pakaian, tahan tangan anak
untuk menjepitnya.2. Suhu rectal1. Masukkan ujung yang telah diberi
pelumas tidak lebih dari 2,5cm (1 inci) ke dalam rektum, pegang
thermometer dengan hati-hati dengan anus2. Anak dapat dimiringkan,
telentang, atau posisi telungkup (misal, terlentang dengan lutut
fleksi kearah abdomen); tutup penis, karena prosedur ini sering
merangsang urinasi3. Anak kecil dapat ditempatkan pada posisi
telungkup dipangkuan orang tua4. Thermometer electronic1.
Pengukuran suhu dengan komponen elektronik disebut tesmitor yang
ditempel pada ujung plastic dan alat tembaga dari baja yang
dihubungkan ke alat pencatat elektronik suhu, yang di ukur akan
tampak pada display digital dalam 60 detik2. Tempatkan prob di
dalam mulut, aksila, rectum seperti thermometer merkuri3. Sensor
membran timpani1. Thermometer infra merah mengukur radiasi termal
dari membrani timpani; suhu yang di ukur akan tampak pada display
digital dalam 1 detik2. Masukkan ujung alat yang tertutup dengan
perlahan ke dalam liang telinga kea rah titik tengah antara alis
mata dan cabang yang berlawanan3. Untuk hasil yang paling akurat,
perenggangan liang telinga untuk sensor mengukur panas dari gendang
telinga, bukan sisi liang, lakukan 3 pengukuran, dan catat
pembacaan yang tertinggi4. Thermometer strip plastic (termograf)1.
Perubahan warna sebagai respon terhadap perubahan suhu2. Tempatkan
pada dahi sampai terjadi perubahan warna, biasanya memerlukan waktu
kurang dari 15 detik3. Beberapa-digunakan seperti thermometer
merkuri oral4. Thermometer digital1. Terdiri dari alat yang
berhubungan dengan chipe mikro prosesor, yang menerjemahkan sinyal
ke dalam derajat dan mengirimkan penguukuran suhu2. Digunakan
seperti termometer merkuri3. Tempa Dot1. Penggunaan tunggal
termometer sekali pakai dengan campuran kimia tertentu pada setiap
lingkaran yang mengubah warna untuk mengukur peningkatan suhu
setiap 0,2 derajat2. Digunakan seperti termometer merkuri
diletakkan pada mulut (1 menit), aksila (3 menit), dan rektum (3
menit); perubahan warna dibaca 10-15 detik setelah mengangkat
termometer1. Ukuran nadi apikal pada anak-anak usia 2 sampai 3
tahunTitik intensitas maksimum terletak di bagian lateral sampai ke
puting susu pada ruang antar iga keempat sampai ke lima atau garis
midklavikular.1. Titik nadi radialis pada anak-anak usia lebih dari
2 samapi 3 tahun2. Hitung nadi selama 1 menit penuh, khususnya bila
terjadi ketidakteraturan.3. Untuk mengulang pengukuran, hitung nadi
selama 15 atau 30 detik dan kalikan dengan 4 dan 2,
berturut-turutobservasi frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh
pada bayi dan ank kecil, observasi gerakan abdomen pada anak yang
lebih besar, observasi gerakan toraks. Gunakan ukuran manset yang
tepat (ukuran maset mengacu hanya pada kantong bagian dalam yang
dapat dikembangkan, bukan kain atau plastik penutupnya)Report of
the Second Task Force(1987) menganjurkan:1. Lebar yang cukup untuk
penutup kira-kira 75 % lengan atas diantara puncak bahu dan
elekranon2. Panjang yang cukup untuk melingkar penuh pada anggota
gerak dengan atau tanpa putaran ulang3. Ruang yang cukup pada fosa
antekubital untuk menempatkan stetoskop4. Ruang yang cukup pada
tepi atas untuk mencegah obstruksi pada aksilaAmerican Health
Association(Frohlich, 1988) menganjurkan:1. Lebar 40% sampai 50%
lingkar anggota gerak; diukur pada lengan atas bagian tengah antara
bahu puncak dan olekranon2. Panjang yang cukup untuk melingkar
penuh atau melingkar penuh pada tungkai atau tanpa putaran ulang3.
Untuk sisi pengukuran lain, panduan tersebut diatas, dapat
digunakan meskipun ukuran anggota gerak (misal; bentuk paha
konikal) mungkin membuat penempatan manset kurang tepat4. Gunakan
posisi yang sama, misal; berbaring atau duduk, dan lengan kanan
untuk pengukuran5. Posisikan anggota gerak setinggi jantung6.
Kembungkan manset dengan cepat kira-kira 20 mmHg diatas titik
dimana nadi radial menghilang7. Lepaskan tekanan manset dengan
kecepatan kira-kira 2-3 mmHg per detik selama auskultasi arteri8.
Baca manometer grafisasi air raksa setinggi mata9. Catat nilai
tekanan sitolik sebagai awal dari bunyi berdeak yang jernih(bunyi
korotkop 1)10. Catat tekanan diastol pada bunyi korotkop ke 4(K4)
dan kelima (K5) (hilangnya semua suara) sejalan dengan tekanan
sistolik, anggota gerak, posisi, ukuran manset dan metode, misal;
TD = 100/60/54 mmHg, lengan atas, duduk, dengan maset anak dan
menggunakan auskultasi11. Jika menguganakan monitor elektronik,
ikuti petunjuk pabrik dan panduan diatas untuk ukuran maset yang
benar12. Dengan alat oskilometrik (misal; dinamp), keempat sisi
dapat digunakan, tetapi jadikan paha sebagai pilihan terakhir
karena sisi tersebut paling membuat tidak nyaman13. Stabilkan
anggota gerak selama pengembangan maset, karena gerakkan akan
mengganggu kemampuan alat untuk mengukur tekanan darah dengan
akurat
Penampilan umumObservasi hal-hal berikut:- Wajah Postur Hygiene
Nutrisi Perilaku Perkembangan Status kesadaran
Kulit- Observasi kulit pada cahaya matahari alami atau sinar
buatan netral- Warna paling baik jika di kaji pada skera,
konjuntiva, punggung kuku, lidah, mukosa bukal, telapak tangan, dan
telapak kaki Tekstur perhatikan kelembaban, kehalusan, kekasaran,
integritas kulit, dan suhu Suhu bandingkan setiap bagian tubuh
untuk semua yang sama Turgor genggam kulit pada abdomen antara ibu
jari dan telunjuk, tarik, dan lepaskan dengan cepat Lekukan
lekukkan kulit dengan jari
Struktur aksesori- Rambut inspeksi warna, tekstur, kualitas,
distribusi, elastisitas dan hygiene- Kuku inspeksi warna, tekstur,
kualitas, distribusi, elastisitas dan hygiene Dermatoglifik
observasi lipatan fleksi pada telapak tangan
Nodus limfe- Palpasi menggunakkan distal jari- Tekan dengan
perlahan tapi tegas dengan gerakkan melingkar Perhatikan ukuran
mobilitas, suhu, kekerasan, dan adanya perubahan pada pembesaran
nodus Submaksilaris tundukkan sedikit ke bawah Servikal tegadahkkan
kepala sedikit keatas Axila rilekskan lengan disamping tetapi
sedikit terabduksi Inguinalis tempatkan anak pada posisi
terlentang
Kepala- Perhatikan bentuk dan kesimetrisan- Perhatikan kontrol
kepala (khususnya pada bayi) dan postur kepalanya Evaluasi rentang
gerak Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau
pembengkakan yang nyata Lakukan transluminat tengkorak di ruang
gelap, dengan benar pasang senter ke arah karet pada beragai titik
Periksa hygiene kulit kepala, ada tidaknya lesi, inspeksi, tanda
trauma, kehilanggan rambut, perubahan warna, perkusi sinus frontal
pada anak-anak usia 7 tahun
LeherInspeksi ukuran1. TrakeaPalpasi adanya deviasi; letakkan
ibu jari dan telunjuk pada setiap sisi dan gerakan jari ke depan
dan ke belakang.1. TiroidPalpasi, perhatikan ukuran, bentuk,
kesimetrisan nyeri tekan, nodul,; tempatkan bantalan jari telunjuk
dan jari tengah di bawah kartilago krikoid; rasaktimus (jaringan
penyambung lobus) naik ketika menelan; rasakan setiap lobus secara
lateral dan posterior.1. 3.Arteri karotisPalpasi di kedua sisi
Mata1. Inspeksi penempatan dan kesejajaran2. Bila abnormalitas
dicurigai, ukur jarak kantus bagian dalam1. Kemiringan
palpebratarik garis imajinasi melalui dua titik medial (bagian
dalam) kantus1. Lipatan epikantusObservasi adanya kelebihan lipatan
dari atap hidung sampai terminasi dalam alis mata1. c.Kelopak
mataObservasi adanya penempatan, gerakan dan warna.1. d.Konjungtiva
palpebra Tarik kelopak mata bawah kea rah bawah sementara anak
melihat keatas. Tarik kelopak mata atas dengan memegang bulu mata
dan tarikke bawah dank e depan Observasi warna1. e.Konjungtiva
bulbarObservasi warna1. Pungtum lakrimalisObservasi warna1. g.Bulu
mata dan alis mataObservasi distribusi dan area pertumbuhannya1.
h.SkleraObservasi warna1. i.Korneaperiksa terhadap opasitas dengan
sinar terang terhadap mata.1. j.Pupil Bandingkan ukuran, bentuk,
dan gerakan Uji reaksi terhadap sinar; sumber sinar terang terhadap
dan menjauh dari mata. Uji akomodasi; biarkan anak memfokuskan pada
objek dari jarak jauh dan membawa objek mendekat ke wajah.1.
k.IrisObservasi terhadap bentuk, warna, ukuran, dan kejelasan.1.
l.LensaInspeksi1. Fundus Periksa dengan oftalmoskop yang diset pada
angka mendekati anak dari sudut 15 derajat; ubah diopter ke positif
atau minus untuk menghasilkan focus yang jelas Ukur struktur dalam
hubungannya dengan diameter discus (DD) Untuk memudahkan penempatan
makula, minta anak secara singkat melihat langsung pada sinar Kaji
penglihatanGunakan tes berikut untuk penglihatan binorukular Tes
refleks cahaya corneal(disebut juga Gemini refleks merah atau tes
Hirschberg)-arahkan cahaya langsung ke dalam mata dari jarak
kira-kira 40,5 cm Tes coverMinta anak mendekati objek (33 cm) atau
menjauhi (50cm) objek; tutup salah satu mata dan observasi gerakan
mata yang tidak ditutup Tes cover alternativeSama dengan tes cover,
kecuali menutup satu mata yang lain beberapa kali; observasi
gerakan mata yang ditutup ketika tidak ditutup Penglihatan
periferMinta anak melihat lurus; gerakan objek seperti jari anda,
melebihi lapang pandang anak tersebut ke dalam pandangan; minta
anak untuk memberi tanda segera saat objek terlihat; perkirakan
sudut dari garis lurus penglihatan ke deteksi pertama penglihatan
perifer Penglihatan warnaGunakan tes Ishihara atau tes Hardy-Rand
Rittler.
Telinga1.PinnaInspeksi Penempatan Dan Kesejajaran Ukur Tinggi
Pinna Dengan Menarik Garis Imajiner Dari Orbit Di Luar Mata Ke
Oksipital Tengkorak Ukur Sudut Pinna Dengan Menarik Garis
Perpendicular Dari Garis Horizontal Imajiner Dan Sejajarkan Pinna
Setelah Tanda Ini2. Observasi Tanda Pinna Umum3. Perhatikan Adanya
Lubang-Lubang Abnormal, Penebalan Kulit, Atau Sinus4. Inspeksi
Hygiene (Bau, Rabas, Warna)5. Periksa Struktur Luar Kanal Dan
Telinga Tengah Dengan Otoskop Anak Dibawah 3 Tahun.Posisikan
Telengkup Dengan Telinga Diperiksa Menghadap Atap, Sandarkan Anak,
Gunakan Bagian Tubuh Atasuntuk Merestrin Tangan Dan Tubuh,Dan
Tangan Yang Memeriksa Untuk Merestrin Kepala. Ubah Posisi: Dudukkan
Anak Pada Posisi Miring Di Atas Pangkuan Orang Tua Minta Orang Tua
Memeluk Anaknya Dengan Aman Melingkari Tubuh Dan Tangan Serta
Puncak Kepala Masukkan Spekulum Diantara Posisi Jam 3 Dan 9 Dengan
Miring Ke Bawah Dan Ke Depan Tarik Pinna Ke Bawah Dan Ke Belakang
Pada Rentang Jam 6 Sampai 9 Anak Lebih Dari 3 Tahun , Periksa Saat
Duduk Dengan Kepala Miring Sedikit Menjauh Dari Periksa (Bila Anak
Perlu Restrin, Gunakan Salah Satu Dari Posisi Yang Telah Disebutkan
Diatas) Tarik Pinna Keatas Dan Kebelakang Pada Posisi Jam 10
Masukkan Spekulum 0.6 Sampai 1,25cm, Gunakan Spekulum Yang Terlebar
Yang Mudah Masuk Ke Diameter Kanal.1. Kaji Pendengaran2. Tes rinne,
letakkan batang vibrasi dan garpu tala pada tulang mastoid sampai
anak tidak lagi mendengar bunyinya, gerakan gigi garpu dekat lubang
telinga.3. Tes weber, pegang garpu tala pada garistengah kepala
atau dahi1. Inspeksi ukuran, penempatan, dan kesejajaran,tarik
garis vertikal imajiner dari titik tengah antara mata dan titik
bibir atas
HidungVestibula anterior,tengadahkan kepala ke belakang, dorong
ujung telinga keatas, dan sinari lubang dengan sinar kilat, untuk
mendeteksi perforasi septum, arahkan cahaya kesalah satu lubang
hidung dan observasi lewatnya sinar melalui perforasi.
Mulut dan tenggorok1. Bibir, Perhatikan Warna, Tekstur, Dan Lesi
Sebelumnya2. Struktur Internal Minta kerjasama anak untuk membuka
mulut lebar-lebar dan mengatakan aahh, biasanya tidak perlu
menggunakan spatel lidah Dengan anak posisi telentang kedua tangan
diangkat disepanjang sisi kepala, minta orang tua memobilisasi
kepala, mungkin perlu menggunakan spatel lidah, tetapi hindari
menimbulkan reflek muntah dengan menekan hanya bagian samping
lidah, gunakan lampu senter untuk penyinaran yang baik
Dada1. Inspeksi ukuran bentuk,kesemetrisan, gerakan dan
perkembangan payudara2. Gambarkan pertemuan sesuai garis gemografis
dan imajiner3. Lokalisasi ruang interkosta (ICS), ruang langsung
dibawah iga, dengan mempalpasi dada secara inferior dari iga ke
dua4. Petunjuk lain Putting biasanya pada ICS ke 4 Ujung iga ke-11
teraba pada lateral Ujung iga ke-12 teraba pada posterior Ujung
scapula pada iga
Paru-paru1. Evaluasi gerakan pernapasan: frekuensi, irama,
kedalaman, kuantitas dan karakter2. Dengan anak pada posisi duduk,
tempatkan kedua tangan datar di punggung atau dada dengan ibu jari
digaris tengah sepanjang tepi kostal bawah3. Fremitus vocal-palpasi
seperti diatas dan anak mengatakan 99 atau eee4. Perkusi kedua sisi
dada dalam urutan dari apeks ke dasar5. Untuk paru-paru anterior,
anak duduk atau terlentang6. Untuk paru-paru posterior, anak
duduk7. Auskultasi pernapasan dan bunyi suara: intensitas nada,
kualitas, durasi relative dan inpsirasi dan ekspirasi
JantungInstruksi umum1. Mulai dengan inspeksi, diikuti dengan
palpasi, kemudian auskultasi.2. Perkusi tidak dilakukan karena
nilainya yang terbatas dalam mendefinisikan batasan atau ukuran
jantung.3. Inpeksi ukuran dengan anak berada pada posisi semifoler,
observasi dinding dari sebuah sudut.4. Palpasi untuk menentukan
lokasi impuls apical, impuls jantung paling lateral yang dapat
disamakan dengan apeks.5. Palpasi kulit untuk waktu pengisian
kapiler : tekan kulit sedikit pada sisi tengah, seperti dahi, dan
sisi perifer, seperti bagian atas tangan atau kaki, untuk
menghasilkan sedikit pemucatan kaji waktu yang diperlukan area yang
memucat untuk kembali pada warna aslinya1. Tekanan kulit sedikit
pada kulit spada kulit seperti dahi dan sisi perifer seperti bagian
atas tangan atau kaki untuk sedikit menghasilkan sedikit
pemucatan.2. Kaji waktu yang diperlukan area yang memucat untuk
kembali pada warna asalnya.3. Auskultasi bunyi jantung : dengarkan
dengan anak dalam posisi duduk dan bersandar gunakan stetoskop
bagian diagfragma dan bel dada evaluasi kualitas, intensitas,
frekuensi dan irama bunyi.1. Dengarkan dengan anak dalam posisi
duduk dan stndar1. Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel
dada.2. Evaluasi kualitas, intensitas, frekuensi, dan irama bunyi3.
Ikuti urutan berikut : area aortic: ruang intercostal kanan kedua
dekat sternum area pulmonik :ruang intercostals kiri kedua dekat
sternum titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat
sternum area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis
midklavikuler kiri (ruang intercostal ketiga sampai keempat dan
lateral pada garis midklavikular kiri pada bayi)Pola Frekuensi
JantungTakikardi; peningkatn frekuensiBradikardi;penurunan
frekuensiPulsus alternal; denyut kuat diikuti denyut lemahPulsus
begiminus; pasangan irama dimana denyut teraba dalam pasangaan
karena denyut premature.Pulsus paradoksus; intensitas atau kekuatan
nadi menurun dengan ekspirasi.Sinusaritmia; frekuensi meningkat
dengan inspirasi, menurun dengan ekspirasi.Nadi water; khususnya
denyut kuat yang disebabkan oleh tekanan nadi yang sanagt
lebar.Nadi dikrotorik; nadi radialias gandauntuk setiap denyut
apicalNadi lemah; nadi lemah, cepat, yang hilang dan timbul.1. Area
apical atau mitral ruang interkosta ke 5, garis midklavikula kiri
(ruang intercosta ketiga sampai keempat dan lateral pada garis
midklavikula kiri pada bayi)
AbdomenIntruksi umum1. Inspeksi, diikuti dengan auskultasi,
perkusi dan palpasi, yang dapat mengubah bunyi abdomen normal.2.
Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak palpasi dalam menyebabkan
perasaan tekanan dan palpasi superficial menyebabkan sensasi
geli.3. Untuk meminimalkan ketidak nyamanan dan mendorong
kerjasama, gunakan hal-hal berikut: Tempatkan anak pada posisi
terlentang dengan kaki fleksi pada panggul dan lutut Alihkan
perhatian anak dengan pernyataan seperti saya akan menebak apa yang
kamu makan dengan memegang perutnya Minta anak
untukmembantumempalpasi dengan menempatkan tangannya sendiri di
atas tangan pemeriksa yang mempalpasi Minta anak menempatkan
tangannya pada abdomen dengan jari memegang dan palpasi diantara
jari-jari, inspeksi kontur, ukuran, dan tonus1. Perhatikan kondisi
kulit2. Perhatikan gerakan3. Inspeksi umbilikus akan adanya
herniasi, fistula, hygene, dan rabas4. Observasi adanya hernia:
Inguinalis, Urutkan jari kelingking ke cincin inguinalis eksternal
di dasar skrotum; minta anak untuk batuk. Femoralis, Tempatkan jari
diatas kanalis femoralis (cari dengan meletakkan jari telunjuk di
atas nadi femoralis dan jari tengah di kulit menghadap jari
tengah).1. Auskultasi bising usus dan pulsasi aortik2. Perkusi
Abdomen3. Palpasi organ abdomen: Tempatkan satu tangan datar diatas
punggung dan gunakan palpasi tangan untuk merasakan organ diantara
kedua tangan. Dahulukan dari kuadran bawah ke atas untuk
menghindari terlewatnya tepi pembesaran organ. Gunakan garis
imajiner pada umbilikus untuk membagi abdomen menjadi kuadran.
Kuadran kanan atas (KKaA) Kuadran kanan bawah (KKaB) Kuadran kiri
atas (KKiA) Kuadran kiri bawah (KKiB)1. Palpasi Nadi Femoralis :
tempatkan ujung dua atau tiga jari kira-kira di tengah antara
puncak iliaka dan simfisis pubis2. Timbulkan Refleks Abdomen
:regangkan kulit dari samping ke garis tengah pada setiap
kuadran
GenetaliaInstruksi umum1. Lanjutkan dengan cara yang sama
seperti pemeriksasan area lain; jelaskan prosebur dan maknanya
sebelum melakukan, seperti mempalpasi testis.2. Hargai privasi
setiap waktu3. Gunakan kesempatan untuk mendiskuskusikan masalah
tentang perkembangan seksual dengan anak yang lebih besar dan
remaja.4. Gunakan kesempatan untuk mendiskusikan keamana seksual
dengan anak keci, menjelaskan bahwa ini adalah area pribadi mereka
dan bila seseorang menyentuhnya dengan cara yang tidak nyaman
mereka harus selalu membeti tahu orang tua mereka atau orang lain
yang dipercaya.5. Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan
sarung tangan.Genetalia laki-laki1. Penis inspeksi ukuran2. Glans
dan batang inspeksi adanya tanda-tanda pembengkakan, lesi kulit,
inflamasi.3. Prepusium inspeksi pada pria yang disirkumsisi.4.
Meatus uretral inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas.5.
Sekrotum inspeksi ukuran, lokasi kulit, dan distribusi rambut.6.
Testis palpasi setiap kantong sekrotium dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk.7. Genetalia eksterna inspeksi struktur,
tempatkan anak pada posisi setengah bersandar pada pangkuan orang
tua dengan lutut menekuk dan telapak kaki saling
bersebelahanGenetalia wanita1. Labia palpasi adanya masa.2. Meatus
uretral inspeksi terhadap lokasi; teridentifikasi seperti bentuk V
dengan merenggangkan kearah bawah dari klitoris keperineum.3. Kelen
jar skene palpasi atau inspeksi4. Orifisium vaginalis pemeriksaan
internal biasanya tidak dilakukan; inspeksi terhadap lubang
sebelumnya.5. Kelenjar Bartholin palpasi atau inspeksi.
Anus1. Area anus inspeksi penampiolan umum, kondisi kulit2.
Reflek anal munculkan dengan mengerutkan atau merenggangkan area
perineal dengan perlahan
Punggung dan ekstremitas1. Inspeksi kurvatura dan simetris
tulang belakang2. Uji adanya skoliasis: Biarkan anak berdiri tegak;
observasi dari belakang dan perhatikan ketidak simetrisan bahu dan
panggul. Biarkan anak membungkuk kedepan pada pnggul sampai
punggung parallel pada lantai; observasi dari samping dan
perhatikan ketidak simetrisan atau penonjolan tulang rangka.1.
Perhatikan mobilitas tulang belakang.2. Inspeksi setiap sendi
ekstremitas untuk kesimetrisan ukuran, suhu, warna, nyeri tekan,
mobilitas.3. Uji adanya perkembangan displasia panggul.4. Kaji
bentuk tulang: Ukur jarak antara lutut ketika anak berdiri dengan
maleolus saling bersebelahan. Ukur jarak antara maleolus bila anak
berdiri dengan kedua lutut merapat. Inspeksi telapak kaki; uji
apakah deformitas kaki pada saat lahir merupakan akibat dari posisi
fetal atau perkembangan oleh peregangan keluar,kemudian kedalam,
sisi telapak kaki.1. Inspeksi cara berjalan : Minta anak berjalan
pada garis lurus Perkirakan sudut cara berjalan dengan menarik
garis imajiner melalui bagian tengah kaki dan garis progresi.1.
Refleks plantarsTimbulkan refleks dengan mengusap telapak kai
lateral dari tumit kedepan ke ibu jaru kaki melewati haluks1.
Inspeksi perkembangan dan tonus otot2. Uji kekuatan
Pengkajian neurologisInspeksi setiap sendi ekstremitas untuk
kesimetrisan, ukuran, suhu, warna, nyeri tekan, mobilitas.Uji
adanya perkembangan displasia panggulKaji bentuk tulang1. Ukur
jarak antar lutut ketika anak berdiri dengan maleolus saling
bersebelahan2. Ukur jarak antar maleolus bila anak berdiri dengan
kedua lutut merapat3. Inspeksi posisi telapak kaki; uji apakah
deformitas kaki pada saat lahir merupakan akibat dari posisi fetal
atau perkembangan oleh peregangan keluar, kemudian kedalam, sisi
telapak kaki; bila dapat normal dengan sendirinya, kaki mengambil
sudut kanan terhadap kakiInspeksi cara berjalan:Minta anak berjalan
pada garis lurusPerkirakan sudut cara berjalan dengan menarik garis
imaginer melalui bagian tengah kaki dan garis progresi.Refleks
Plantar, timbulkan refleks dengan mengusap telapak kaki lateral
dari tumit ke depan ke ibu jari kakimelewati haluks.Inspeksi
perkembangan dan tonus otot.Uji kekuatan:1. Lengan,minta anak
mengangkat tangan sambil melawan tekanan dari tangan anda2. Kaki,
minta anak duduk dengan kaki menggantung; lanjutkan seperti pada
tangan3. Telapak tangan, minta anak meremas jari anda sekencang
mungkin4. Telapak kaki, minta anak memfleksikanplantar (dorong
telapak kaki ke arah lantai) sambil menekan telapak kaki.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan antara lain:1.
Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman
khusus untuk dapat melakukannya, karena masing-masing anak memiliki
respon yang berbeda pada setiap tindakan.2. Tujuan dari pemeriksaan
fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi yang akurat
tentang keadaan pasien.3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan fisik antara lain :4. Posisi pada saat melakukan
pemeriksaan fisik5. Umur anak6. Persiapan anak7. Tingkat
kesadarananak8. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat
diharapkan mengerti dan memahami sifat dan karakter anak pada
tiap-tiap tumbuh kembang anak9. Menjaga dan mempertahankan anak
supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka sangat perlu dilakukan
kerja sama orang-tua, karena orang-tua pemegang keputusan utama dan
orang yang paling dekat dengan anak.
DAFTAR PUSTAKAEngel, Joyce. 1999.Seri Pedoman Praktis Pengkajian
Pediatric.Editor. Setiwan. Edisi 2. Jakarta: EGCMatondang, S
Corry,dkk. 2000.Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta: PT
Sagung SetoPriharjo, Robert. 1993.Pengkajian Fisik
Keperawatan.Editor Ni Luh Gede Yasmin Asih, SKp. Jakarta: EGCWong,
Donna L. 1993.Essential Of Pediatric Nursing.Fourth Edition.
Philadelphia: MosbyWong, Donna L. 2003.Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatric.Edisi 4. Jakarta: EGC
LAMPIRANFORMAT PENGKAJIAN PADA ANAKI.BiodataA.Identitas Klien1.
Nama/Nama panggilan:2. Tempat tgl lahir/usia:3. Jenis kelamin:4. A
g a m a:5. Pendidikan:6. Alamat:7. Tgl masuk:8. Tgl pengkajian:9.
Diagnosa medik:10. Rencana terapi:B.Identitas Orang tua1. Ayaha. N
a m a:b. U s i a:c. Pendidikan:d. Pekerjaan/sumber penghasilan :e.
A g a m a:f. Alamat:2. Ibua. N a m a:b. U s i a:c. Pendidikan:d.
Pekerjaan/Sumber penghasilan:e. Agama:f. Alamat:C. Identitas
Saudara KandungNoN A M AU S I AHUBUNGANSTATUS KESEHATAN
II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah SakitIII. Riwayat
KesehatanA.Riwayat Kesehatan Sekarang :B.Riwayat Kesehatan Lalu
(khusus untuk anak usia 0 5 tahun)1. Prenatal carea. Pemeriksaan
kehamilan :kalib. Keluhan selama hamil : perdarahan, PHS, infeksi,
ngidam, muntah-muntah, demam, perawatan selama hamilc. Riwayat :
terkena sinar, terapi obatd. Kenaikan BB selama hamilKge. Imunisasi
TTkalif. Golongan darah ibuGolongan darah ayah2. Natala. Tempat
melahirkan : RS, Klinik, Rumahb. Lama dan jenis persalinan :
spontan, forceps, operasi, lain-lainc. Penolong persalinan :
dokter, bidan, dukund. Cara untuk memudahkan persalinan : drips,
obat perangsange. Komplikasi waktu lahir : robek perineum, infeksi
nifasf. Post natalg. Kondisi bayi : BB lahirgram, PBcmh. Apakah
anak mengalami : penyakit kuning, kebiruan, kemerahan , problem
menyusui, BB tidak stabil3. (Untuk semua Usia)a. Penyakit yang
pernah dialami : Batuk,demam,diare, kejang,lain-lainb. Kecelakaan
yang dialami : jatuh,tenggelam,lalu lintas, c. Keracunan: makanan,
obatobatan,zat/subtansi kimia, textild. Komsumsi obat-obatan
bebase. Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : lambat,
sama, cepatC.Riwayat Kesehatan Keluarga Penyakit anggota keluarga :
alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia,
hemofilia, artritis, migrain, DM, kanker, jiwa GenogramIV.Riwayat
ImmunisasiNOJenis immunisasiWaktu pemberianReaksi setelah
pemberian
1.BCG
2.DPT (I,II,III)
3.Polio (I,II,III,IV)
4.Campak
5.Hepatitis
V. Riwayat Tumbuh KembangA.Pertumbuhan Fisik1.Berat
badan:2.Tinggi badan;3.Waktu tumbuh gigibulan, Tanggal
gigitahunB.Perkembangan Tiap tahapUsia anak
saat1.Berguling:2.Duduk:3.Merangkap:4.Berdiri:5.berjalan:6.Senyum
kepada orang lain pertama kali :7.bicara pertama kali:8.Berpakaian
tanpa bantuan:VI. Riwayat NutrisiA.Pemberian ASI1. Pertama kali
disusui :2. Cara pemberian : Setiap kali menangis, terjadwal3. Lama
pemberiantahunB.Pemberian susu formula1. Alasan pemberian:2. Jumlah
pemberian:3. Cara pemberian: dengan dot, sendokC.Pola perubahan
nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat iniUsiaJenis
NutrisiLama Pemberian
1.0 4 Bulan2.4 12 Bulan3.Saat ini
VII. Riwayat Psikososial Apakah anak tinggal di : apartemen,
rumah sendiri, kontrak Lingkungan berada di : kota, setengah kota,
desa Apakah rumah dekat : sekolah, ada tempat bermain, punya kamar
tidur sendiri Apakah ada tangga yang bisa berbahaya,Apakah anak
punya ruang bermain Hubungan antar anggota keluarga ; harmonis,
berjauhan Pengasuh anak : Orang tua, Baby sister, pembantu,
nenek/kakekVIII. Riwayat Spiritual Support sistem dalam keluarga :
Kegiatan keagamaan :IX. Reaksi HospitalisasiA. Pengalaman keluarga
tentang sakit dan rawat inap Mengapa ibu membawa anaknya ke RS :
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya, tidak
Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas, takut,Khawatir,
biasa Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya, kadang-kadang,
tidak Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah, Ibu, Kakak,
Lain-lainB. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap Mengapa
keluarga/orang tua membawa kamu ke RS ? Menurutmu apa penyebab kamu
sakit ? Apakah dokter menceritakan keadaanmu ? Bagaimana rasanya
dirawat di RS : bosan, Takut, Senang, Lain-lainX. Aktivitas
sehari-hariA.NutrisiKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Selera makan2.Menu makan3.Frekuensi makan4.Makanan
pantangan5.Pembatasan pola makan6.Cara makan7.Ritual saat makan
B.CairanKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Jenis minuman2.Frekuensi minum3.Kebutuhan cairan4.Car
pemenuhan
C.Eliminasi (BAB&BAK)KondisiSebelum SakitSaat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) :1. Tempat pembuangan2.Frekuensi
(waktu)3.Konsistensi4.Kesulitan5.Obat pencaharBAK (Buang Air Kecil)
:1.Tempat pembuangan2.Frekwensi3.Warna dan
Bau4.Volume5.Kesulitan
D.Istirahat tidurKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Jam tidur-Siang-Malam2.Pola tidur3.Kebiasaan sebelum
tidur4.Kesulitan tidur
E.Olah RagaKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Program olah raga2.Jenis dan frekuensi3.Kondisi setelah olah
raga
F.Personal HygieneKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Mandi- Cara- Frekuensi- Alat mandi2.Cuci rambut- Frekuensi-
Cara3.Gunting kuku- Frekuensi- Cara4.Gosok gigi- Frekuensi-
Cara
G.Aktifitas/Mobilitas FisikKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Kegiatan sehari-hari2.Pengaturan jadwal harian3. Penggunaan
alat Bantu aktifitas4.Kesulitan pergerakan tubuh
H.RekreasiKondisiSebelum SakitSaat Sakit
1.Perasaan saat sekolah2.Waktu luang3.Perasaan setelah
rekreasi4.Waktu senggang klg5.Kegiatan hari libur
XI. Pemeriksaan FisikA. Keadaan umum klienBaik, Lemah, Sakit
beratB. Tanda-tanda vital S u h u: N a d i: Respirasi: Tekanan
darah :C. Antropometri Tinggi Badan: Berat Badan: Lingkar lengan
atas: Lingkar kepala: Lingkar dada: Lingkar perut: Skin
fold:D.Sistem pernapasan Hidung : simetris, pernapasan cuping
hidung, secret, polip, epistaksis Leher : pembesaran kelenjar,
tumor Dadaa. Bentuk dada normal, barrel, pigeon chestb.
Perbandingan ukuran AP dengan transversalc. Gerakan dada :
simetris, terdapat retraksi, otot Bantu pernapasand. Suara napas :
VF, Ronchi, Wheezing, Stridor, Rales Apakah ada Clubbing finger :E.
Sistem Cardio Vaskuler Conjunctiva anemia/tidak, bibir
pucat/cyanosis, arteri carotis : kuat/lemah Tekanan vena jugularis
: meninggi/tidak Ukuran jantung : Normal, membesar, IC/apex Suara
jantung : S1, S2, Bising aorta, Murmur, gallop Capillary Refilling
TimedetikF. Sistem Pencernaan Sklera : Ikterus/tidak, bibir :
lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis Mulut : Stomatitis,
palato skizis, Jml gigi, Kemampuan menelan : baik/sulit Gaster :
kembung, nyeri,gerakan peristaltic Abdomen : Hati : teraba, lien,
ginjal, faeces Anus : lecet, haemoroidG.Sistem indra Mata- Kelopak
mata, bulu mata, alis- Visus (gunakan Snellen chard)- Lapang
pandang Hidung- Penciuman, perih dihidung, trauma, mimisan- Sekret
yang menghalangi penciuman Telinga- Keadaan daun telinga, kanal
auditoris : bersih, serumen- Fungsi pendengaran :H. Sistem saraf
Fungsi cerebrala. Status mental : Oreintasi, daya ingat, perhatian
& perhitungan, Bahasab. Kesadaran : Eyes, Motorik, Verbal,
dengan GCSc. Bicara ekspresif, Resiptive Fungsi craniala. N Ib. N
II : Visus, lapang pandangc. N III, IV, VI : Gerakan bola mata,
pupil : isoskor, anisokord. N V : Sensorik, Motorike. N VII :
Sensorik, otonom, motorikf. N VIII : Pendengaran, keseimbangang. N
IX :h. N X : Gerakan uvula, rangsang muntah/menelani. N XI :
Sternocledomastoideus, trapesiusj. N XII : Gerakan lidah Fungsi
motorik : Massa otot, tonus otot, kekuatan otot Fungsi sensorik :
Suhu, Nyeri, getaran, posisi, diskriminasi Fungsi cerebellum :
Koordinasi, keseimbangan Refleks : Bisep, trisep, patella, babinski
Iritasi meningen : Kaku kuduk, laseque sign, Brudzinki I/III.
Sistem Muskulo Skeletal1. Kepala : Bentuk kepala, gerakan2.
Vertebrae : Scoliosis, Lordosis,kyposis,gerakan, ROM,Fungsi gerak3.
Pelvis : Gaya jalan, gerakan, ROM, Trendelberg test,
Ortolani/Barlow4. Lutut : Bengkak, kaku, gerakan, Mc Murray test,
Ballotement test5. Kaki : bengkak, gerakan, kemampuan jalan, tanda
tarikan6. Tangan : bengkak, gerakan, ROMJ. Sistem Integumen Rambut
: Warna, Mudah dicabut Kulit : Warna, temperatur, kelembaban, bulu
kulit, erupsitai lalat, ruam, teksture Kuku : Warna, permukaan
kuku, mudah patah, kebersihanK. Sistem Endokrin Kelenjar thyroid :
Ekskresi urine berlebihan, poldipsi, poliphagi Suhu tubuh yang
tidak seimbang, keringat berlebihan Riwayat bekas air seni
dikelilingi semutL. Sistem Perkemihan Oedema palpebra, moon face,
oedema anasarka Keadaan kandung kemih Nocturia, dysuria, kencing
batuM. Sistem Reproduksi Wanitaa. Payudara : Putting, aerola
mammae, besarb. Labia mayora & minora bersih, secret, bau
Laki-lakia. Keadaan glans penis : uretra, kebersihanb. Testis sudah
turunc. Pertumbuhan rambut : kumis, janggut, ketiakd. Pertumbuhan
jakun, perubahan suaraN. Sistem Imun Alergi (cuca, debu, bulu
binatang, zat kimia) Penyakit yang berhubungan dengan perubahan
cuaca : flu, urticaria, lain-lainXI. Pemeriksaan Tingkat
PerkembanganA. 0 6 TahunDengan menggunakan DDST1.Motorik
kasar2.Motorik halus3.Bahasa4.Personal socialB. 6 tahun
keatas1.Perkembangan kognitif2.Perkembangan
Psikoseksual3.Perkembangan PsikososialXII. Test Diagnostik
Laboratorium Foto Rotgen CT Scan MRI, USG, EEG, ECG dllXIII. Terapi
saat ini (ditulis dengan rinci)