Top Banner
Kasus Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide) Petrick Aqrasvawinata 10.2010.392 Email: [email protected] Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 Kasus Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi, Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada di sana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut. Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa. Pendahuluan Pembunuhan anak sendiri (infanticide) selanjutnya disebut PAS menurut perundang-undangan di Indonesia 1 yaitu pembunuhan yang
22

Pembunuhan Anak Sendiri Print

Jul 20, 2016

Download

Documents

makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Kasus Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide)Petrick Aqrasvawinata

10.2010.392

Email: [email protected]

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

Kasus

Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya

kepada polisi, Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang

menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada di sana cukup lama. Seorang

dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.

Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter

direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi perempuan yang dicurigai

sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur

segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para

dokter yang akan menjadi pemeriksa.

Pendahuluan

Pembunuhan anak sendiri (infanticide) selanjutnya disebut PAS menurut perundang-

undangan di Indonesia1 yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak

kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan

anak.2 Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan anak (infanticide), yaitu

pelaku adalah ibu kandung dari bayi yang bersangkutan, pembunuhan dilakukan dalam

tenggang waktu tertentu dan si ibu dalam keadaan kejiwaaan takut akan ketahuan bahwa ia

melahirkan anak.3 Suatu pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak

dapat disebut sebagai pembunuhan anak (infanticide), melainkan suatu pembunuhan biasa. 2

Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan

dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala

(5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun). 4

Page 2: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Dasar Hukum menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)1, pembunuhan anak sendiri

tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang, yang terkait masalah pembunuhan

anak sendiri yaitu pasal 341, 342 dan 343. Adapun bunyi pasal-pasal tersebut yaitu:

- Pasal 341: Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat

anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,

diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

- Pasal 342: Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan

ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama

kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling

lama Sembilan tahun.

- Pasal 343: Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan

dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana.

Pembunuhan anak sendiri adalah bayi yang dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya

keluar dari tubuh ibu lalu dibunuh oleh ibunya sendiri. Apabila lahir mati kemudian dibuang,

aspek hukum yang terkait adalah 5

Pasal 181 KUHP

Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat

dengan maksud hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum

penjara selama lamanya 9 bulan atau denda sebanyak banyaknya 4500 rupiah.

Apabila bayi yang ditelantarkan sampai mati, aspek hukum yang terkait adalah

Pasal 308 KUHP

Kalau ibu menaruh anaknya, di suatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama

sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui oleh orang ia melahirkan

anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya,

maka hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga

seperduanya.

Adapun bunyi pasal 305 dan pasal 306 tersebut adalah sebagai berikut

Pasal 305 KUHP

Page 3: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau

meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam

dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.

Pasal 306 KUHP

(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu mengakibatkan luka-luka

berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun 6 bulan.

(2) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9 tahun.

Prosedur Medikolegal

Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai

aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, yang secara

garis besar mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan pada

beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.

Adapun prosedur mediko legal ialah sebagai berikut :

1. Penemuan

2. Pelaporan

3. Penyelidikan

4. Penyidikan meminta pendapat ahli

5. Berkas perkara

6. Penuntutan

7. Persidangan

8. Vonis

Dalam prosedur medikolegal terdapat peraturan perundang-undangan mengenai

kewajiban dokter membantu peradilan yaitu: 5

1. Pasal 133 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban

baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang

merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan

ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

Page 4: Pembunuhan Anak Sendiri Print

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah

mayat.

2. Pasal 179 KUHAP

(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran

kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keteranagn ahli

demi keadilan.

Sanksi bagi pelanggar kewajiban:

1. Pasal 216 KUHP

(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula barang siapa

dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan

guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama

empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

2. Pasal 222 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau

menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana

penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat

ribu lima ratus rupiah.

3. Pasal 224 KUHP

Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi,

ahli, atau juru bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang

menurut undang-undang ia harus melakukannya:

(1) Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamaya 9

bulan.

(2) Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6

bulan.

Keterangan Palsu:

1. Pasal 267 KUHP

(1) Seorang dokter yang dengan sengaja memberi surat keterangan palsu

tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam

dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Page 5: Pembunuhan Anak Sendiri Print

2. Pasal 7 KODEKI

Seorang dokter hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat

dibuktikan kebenarannya.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak sendiri atau yang

diduga kasus pembunuhan anak sendiri ditujukan untuk memperoleh kejelasan di dalam hal

sebagai berikut:3

1. Berapa umur bayi dalam kandungan? Apakah anak yang dilahirkan cukup bulan dalam

kandungan?

2. Apakah bayi lahir hidup atau sudah mati saat dilahirkan?

3. Bila bayi hidup, berapa umur bayi sesudah lahir?

4. Apakah bayi sudah pernah dirawat?

5. Apakah penyebab kematian bayi?

Untuk menjawab kelima hal di atas, diperlukan pemeriksaan yang lengkap, yaitu

pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam (autopsy) pada tubuh bayi serta bila perlu

melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan mikroskopis pada jaringan paru

(Patologi anatomi) dan pemeriksaan tes apung paru.3

Berapa Umur Bayi dalam Kandungan? Apakah anak yang dilahirkan cukup bulan

dalam kandungan?

Umur bayi harus ditentukan untuk memastikan kasus yang dihadapi apakah digolongkan

abortus, pembunuhan anak sendiri atau pembunuhan biasa pada anak.6 Umur bayi yang

diperiksa harus dipastikan dengan berbagai pendekatan seperti panjang bayi, berat badan,

lingkar kepala, dan pusat penulangan.3

Panjang badan diukur dari tumit hingga vertex (puncak kepala). Infanticide, bila umur

janin 7 bulan dalam kandungan oleh karena pada umur ini janin telah dapat hidup di luar

kandungan secara alami tanpa bantuan peralatan. Umur janin dibawah 7 bulan termasuk

kasus abortus. Untuk menentukan umur bayi dalam kandungan, ada rumus empiris yang

dikemukakan oleh De Haas, yaitu menentukan umur bayi dari panjang badan bayi:3,7 Di

bawah 5 bulan, umur (bulan) = √Panjang Badan (cm), di atas 5 bulan, umur (bulan) =

Panjang Badan (cm) dibagi 5, umur bayi sebaiknya dinyatakan dalam minggu.

Berat badan juga dapat menentukan umur.8 Terdapat hubungan umur dengan berat badan,

misalnya anak cukup umur 9-10 bulan dengan panjang badan 45-50 cm mempunyai berat

Page 6: Pembunuhan Anak Sendiri Print

badan 2500-3500 gram, umur 28 minggu kira-kira 1500 gram, umur 20 minggu kira-kira 500

gram.3

Pusat penulangan juga mempunyai hubungan dengan umur bayi, dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Pusat Penulangan Umur (Bulan)

Kalkaneus 5-6

Talus 7

Distal Femur 9

Proksimal Tibia 9

Kuboid 9

Pemeriksaan pusat penulangan dapat dilakukan secara radiologis atau diperiksa

langsung di meja autopsy.3

Untuk menentukan apakah jasad bayi tersebut bisa dikategorikan sebagai korban PAS

atau tidak adalah dengan menentukan viabilitas bayi. Bila bayi sudah viable maka bayi

tersebut bisa diduga korban PAS. Bayi sudah viable (mampu hidup di luar kandungan ibu)

bila didapati panjang di atas 35 cm, berat badan di atas 1000 gram, pusat penulangan di os

talus apalagi bila didapati pada os kuboid, proksimal tibia dan distal femur merupakan

petunjuk bahwa bayi sudah aterm. Bayi yang cukup bulan atau matur ialah bayi yang lahir

setelah dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu penuh (259

sampai 293 hari).3,5,6 Ukuran antropometrik bayi cukup bulan: berat badan ± 3000 gram

(2500-4000), panjang badan dari kepala ke tumit 46-50 cm, lingkar kepala oksipito frontal

33-34 cm, diameter dada (anteroposterior) 8-9 cm, diameter perut (anteroposterior) 7-8 cm,

lingkar dada 30-33 cm, dan lingkar perut 28-30 cm. Ciri – ciri eksternal bayi cukup bulan:7

- Daun telinga pada bayi lahir cukup bulan, menunjukkan pembentukan tulang rawan yang

keras pada bagian dorsokranialnya dan bila dilipat cepat kembali ke keadaan semula

- Puting susu pada bayi yang sudah matur, sudah berbatas tegas, areola menonjol di atas

permukaan kulit dan diameter tonjolan susu 7 mm atau lebih

- Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan relative

keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan

- Terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki dari depan hingga tumit, yang dinilai garis

yang relatif lebar dan dalam

Page 7: Pembunuhan Anak Sendiri Print

- Keadaan genitalia eksterna: bila telah terjadi descencus testiculorum maka hal ini dapat

diketahui dari terabanya tetstis pada scrotum, demikian pula halnya dengan keadaan labia

mayora apakah telah menutupi labia minora atau belum; testis yang telah turun serta

labia mayora yang telah menutupi labia minora terdapat pada anak cukup bulan dalam

kandungan ibu.

- Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain dan tampat

mengkilat, batas rambut pada dahi jelas

- Skin opacity cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding perut

tidak tampak atau tampak samar-samar

- Processus xyphoideus membengkok ke dorsal, sedangkan bayi premature membengkok

ke ventral atau satu budang dengan korpus manubrium sterni.

- Alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah ada.

Apakah Bayi lahir hidup atau sudah mati saat dilahirkan

Ada dua keadaan bayi lahir mati yaitu karena dalam kandungan sudah mati (dead born

foetus) dan bayi dalam kandungan masih hidup sewaktu dilahirkan mati (still born),

kemungkinan mati dalam perjalanan kelahiran. Membedakan keduanya dalam autopsy

tidaklah mudah, sebab pada dead born yang masih baru belum tampak tanda-tanda

pembusukan intrauterine (maceration, aceptic decomposition). Pembusukan maserasi di

mulai dari luar tubuh ke arah dalam, berbeda dengan pembusukan biasa berasal dari dalam

tubuh ke luar. Pada awal maserasi hanya terlihat perubahan pada kulit saja berupa vesikel

atau bulla yang berisi cairan kemerahan, yang bila pecah terlihat kulit berwarna kecoklatan.

Bayi sangat lemas dimana sendi lengan dan sendi tungkai melunak sehingga mudah

dilakukan hiperekstensi. Tanda maserasi jelas terlihat bila sudah mati beebrapa hari, dengan

tanda tanda berbau susu asam, epidermis bewarna keputihan dan keriput, tubuh mengalami

perlunakan sehingga terlihat dada mendatar. Bila telah lama meninggal bayi bisa mengeras

seperti batu (litopedion).3

Pada bayi lahir mati (still born) tampak dada datar. Autopsi dimulai dari membuka

rongga perut untuk mencari puncak diafragma. Biasanya masih tinggi pada iga 3-4. Bila

mayat telah membusuk, penilaian tidak tepat lagi. Waktu rongga dada dibuka, yang utama

terlihat adalah pericard dan jantung, sementara paru-paru terlihat di belakang, bentuknya

kecil atau sedikit mengisi rongga dada. Warna paru coklat uniform seperti hati, konsistensi

padat, tidak ada krepitasi, pinggir paru tajam. Bila dilakukan uji apung paru didapati hasil

negatif. 3

Page 8: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Pada bayi lahir hidup bentuk dada membukat, warna kemerahan. Diafragma telah

menurun setinggi iga 5 dan 6. Rongga dada waktu dibuka yang utama terlihat paru-paru yang

sebagian telah menutupi pericard. Warna paru kemerahan, tidak uniform bergaris seperti

mozaik atau marmer, spongi, ada krepitasi, pinggir paru tumpul. Dalam rongga perut terlihat

lambung dan usus telah terisi udara. Ini dapat dipakai untuk menentukan berapa lama telah

bayi hidup, sebab perjalanan udara dalam traktus digestivus tidak sekaligus seperti paru-paru,

tetapi tahap demi tahap dari lambung ke bagian distal.3,4,6

Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, dapat

dilakukan dengan pemeriksaan luar dan dalam:8

- Pemeriksaan luar

Pada bayi yang lahir hidup, pada pemeriksaan luar tampak dada bulat seperti tong.

Biasanya tali pusat masih melengket ke perut, berkilat dan licin. Kadang-kadang placenta

juga masih berstau dengan tali pusat. Warna kulit bayi kemerahan.

- Pemeriksaan dalam

Insisi pada bayi dimulai dari perut agar terlihat letak sekat rongga dada (diafragma).

Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada

dasarnya adalah sebagai berikut:

1. Adanya udara di dalam paru-paru

2. Adanya udara di dalam lambung dan usus

3. Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah

4. Adanya makanan di dalam lambung

Uji Apung Paru. Uji ini harus dilakukan dengan tehnik tanpa sentuh, paru- paru tidak

disentuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologik

jaringan paru akibat manipulasi berlebihan. Semua organ leher dan dada dikeluarkan dari

tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan di lihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah

itu tiap lobus dipisahkan dan dimasukkan ke dalam air, dan di lihat apkah mengapung atau

tenggelam. 5 potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, dan

diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam.

Hingga tahap ini, paru bayi lahir mati masih dapat mengapung oleh karena kemungkinan

adanya gas pembusukan. Bila pemotongan kecil itu mengapung, letakkan diantara dua karton

dan ditekan (dengan arah tekanan tegak lurus, juangan bergeser) untuk mengeluarkan gas

pembusukan yang terdapat pada jaringan intersisiel paru, lalu masukkan kembali ke dalam air

dan diamati apakah masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru

tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar. Kadang- kadang dengan penekanan,

Page 9: Pembunuhan Anak Sendiri Print

dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk lanjut akan pecah juga dan udara

residu keluar dan memperlihatkan uji apung paru negatif.

Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat

kemungkinan adanya pernafasan sebagian yang dapat bersifat buatan ataupun alamiah

(vagitus vaginalis, yaitu bayi sudah bernafas walaupun kepala masih dalam uterus atau dalam

vagina). Hasil negatif belum berarti pasti lahir mati karena adanyaa kemungkinan bayi

dilahirkan tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut sehingga

udara dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negative ini, pemeriksaan histopatologik paru

harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup. Hasil uji apung paru

positif berarti pasti lahir hidup. Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru

kurang dapat dipercaya, sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan.

Bila bayi lahir hidup, berapa umur bayi sesudah lahir?

Apabila bayi tersebut sudah pernah bernafas atau lahir hidup, untuk mengetahui sudah

berapa lama bayi tersebut hidup sebelum dibunuh dengan memperhatikan kulit, kepala dan

umbilicus mayat tersebut.8

Lahir Hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang

lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa

mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan.

Dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama

pada bayi yang telah lama hidup.

Pemeriksaan makroskopik paru

Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. Paru

berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang (taut pleura), dan

menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Apeks paru kanan

paling dulu atau jelas terisi karena halang-an paling minimal. Konsistensi seperti spons,

teraba derik udara. Berat paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 x berat

badan karena berfungsinya sirkulasi darah jantung-paru.

Uji apung paru memberikan hasil positif (Hasil negatif harus dilanjutkan dengan

pemeriksaan mikroskopik paru).

Page 10: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang

sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif, serta tidak terlihat adanya

projection. Pada pewarnaan Gomori atau Ladewig, serabut retikulin akan tampak

tegang.

Adanya udara dalam saluran cerna dapat dilijat dengan foto rontgen.

Apakah terdapat tanda-tanda perawatan

Penentuan ada tidaknya tanda-tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus

pembunuhan anak sendiri, oleh karena dari sini dapat diduga apakah kasus yang dihadapi

memang benar kasus pembunuhan anak seperti apa yang dimaksud oleh undang-undang, atau

memang kasus lain yang mengancam hukuman yang berbeda. Adanya tanda-tanda perawatan

menunjukkan telah ada kasih sayang dari si ibu dan bila dibunuhnya tidak lagi termasuk

kasus PAS, tetapi termasuk kasus pembunuhan biasa.8

Pada bayi yang telah di rawat dapat di temukan hal – hal sebagai berikut:

Tali pusat. Tali pusat telat terikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5

cm dari pusat bayi dan diberi obat antiseptic. Bila tali pusat dimasukkan kedalam air, akan

terlihat ujung terpotong rata. Kadang- kadang ibu menyangkal melakukan pembunuhan

dengan mengatakan telah terjadi partus presipitatus (keberojolan). Pada keadaan ini tali pusat

akan tali pusat akan terputus dekat perlekatannyapada uri atau pusat bayi dengan ujung yang

tidak rata. Hal lain yang tidak sesuai dengan kasus partus presipitatusadalah terdapatnya

kaput suksedaenum, molase hebat dan fraktur tulang tengkorak serta ibu yang primipara.

Vernik Kaseosa (lemak bayi) telah dibersihkan, demikian pula bekas- bekas darah.

Pada bayi yang dibuang kedalam air verniks tidak akan hilang seluruhnya dan masih dapat

ditemukan didaerah lipatan kulit; ketiak, belakang telinga, lipat paha dan lipat leher.

Pakaian. Perawatan terhadap bayi antara lain adalah memberi pakaian atau penutup

tubuh pada bayi.

Apakah penyebab kematian bayi

Penyebab kematian bayi dapat diketahui bila dilakukan autopsy, dari autopsy tersebut

dapat ditentukan apakah bayi tersebut lahir mati, mati secara alamiah, akibat kecelakaan atau

akibat pembunuhan. Kematian yang diakibatkan oleh tindakan pembunuhan dilakukan

dengan mmempergunakan kekerasan atau member racun terhadap bayi tersebut. Cara yang

digunakan untuk membunuh anak antara lain:8 Pembekapan, penjeratan, penenggelaman,

Page 11: Pembunuhan Anak Sendiri Print

memukul kepala, membakar bayi, menggorok leher, menusuk, penelantaran, peracunan, dan

penguburan hidup-hidup.

Dengan demikian pada kasus yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak, yang

harus diperhatikan adalah:6,8

a. Adanya tanda-tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-bintik

perdarahan pada selaput biji mata dan selaput kelopak mata serta jaringan longgar lainnya,

lebam mayat yang lebih gelap dan luas, busa halus bewarna putih atau putih kemerahan

yang keluar dari lubang hidung dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan pada alat-alat

dalam.

b. Keadaan mulut dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan dibibir atau sekitarnya yang tidak

jarang berbentuk bulan sabit, memar pada bibir bagian dalam yang berhadapan dengan

gusi, serta adanya benda-benda asing seperti gumpalan kertas Koran atau kain yang

mengisi rongga mulut.

c. Keadaan di daerah leher dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan yang melingkari sebagian

atau seluruh bagian leher yang merupakan jejas jerat sebagai akibat tekanan yang

ditimbulkan oleh alat penjerat yang dipergunakan, adanya luka-luka lecet kecil-kecil yang

seringkali berbentuk bulan sabit yang diakibatkan oleh tekanan dari ujung kuku si

pencekik, adanya luka-luka lecet dan memar yang tidak beraturan yang dapat terjadi akibat

tekanan yang ditimbulkan oleh ujung-ujung jari si pencekik

d. Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut atau bagian tubuh

lainnya, dimana menurut literature ada satu metode yang dapat dikatakan khas yaitu

tusukan benda tajam pada langit-langit sampai menembus ke rongga tengkorak yang

dikenal dengan nama “tusukan bidadari”

e. Adanya tanda-tanda terendam seperti: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan

dan telapak kaki yang pucat dan keriput (Washer woman’s Hand), kulit yang berbintil-

bintil (Cutis Anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing terutama di

dalam saluran pernafasan (trakea) yang dapat berbentuk pasir, lumpur, tumbuhan air atau

binatang air.

Trauma Lahir. Trauma lahir dapat menyebabkan timbulnya tanda- tanda kekerasan seperti :

Kaput Suksedaenum. Dapat memberikan gambaran mengenai lamanya persalinan. Makin

lama persalinan berlangsung, timbul kaput suksedaenum makin hebat. Secara makroskopik

akan terlihat sebagai edema pada kulit kepala bagian dalam di daerah persentasi terendah

yang berwarna kemerahan. Kaput seksedaenum dapat melewati perbatasan antar sutura

Page 12: Pembunuhan Anak Sendiri Print

tulang tengkorak dan tidak terdapat perdarahan di bawah periosteum tulang tengkorak.

Mikroskopik terlihat jaringan yang mengalami edema dengan perdarahan- perdarahan di

sekitar pembuluh darah.

Sefalhematom, perdarahan setempat diantara periosteum dan permukaan luar tulang atap

tengkorak dan tidak melampaui sutura tulang tengkorak akibat molase yang hebat. Umumnya

terdapat pada tulang parietal dan skuama tulang oksipital. Makroskopik terlihat sebagai

perdarahan dibawah periosteum yang terbatas pada satu tulang dan tidak melewati sutura.

Fraktur Tulang Tengkorak. patah tulang tengkorak jarang terjadi pada trauma lahir,

biasanya hanya berupa cekungan tulang saja pada tulang ubun- ubun (celluloid ball fracture).

Penggunaan forceps dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dengan robekan otak.

Perdarahan intracranial. Yang sering terjadi adalah perdarahan subdural akibat laserasi

tentorium serebeli dan falks serebri; robekan vena galena di dekat pertemuannya dengan

sinus rektus; robekan sinus sagitalis superior dan sinus transvesus dan robekan bridging veins

dekat sinus sagitalis superior. Perdarahan ini timbul pada molase kepala yang hebat atau

kompresi kepala yang cepat dan mendadak oleh jalan lahir yang belum melemas (pada partus

presipitatus).

Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler jarang terjadi. Umumnya terjadi pada bayi

premature akibat belum sempurna berkembangnya jaringan- jaringan otak.

Perdarahan epidural. Sangat jarang terjadi, karena durameter melekat dengan erat pada

tulang tengkorak bayi.

Pada kasus pembunuhan, harus di ingat bahwa ibu berada dalam keadaan pank

sehingga ia akan melakukan tindak kekerasan yang berlebihan walaupun sebenarnya bayi

tersebut berada dalam keadaan tidak berdaya dan lemah sekali. Cara yang tersering di

lakukan adalah yang menimbulkan asfiksia dengan jalan pembekapan, penyumbatan jalan

nafas, penjeratan, pencekikan, dan penenggelaman. Kadang- kadang bayi di masukkan

kedalam lemari, kopor dan sebagainya.

Pembunuhan dengan melakukan kekerasan tumpul pada kepala jarang di jumpai. Bila

digunakan cara ini, biasanya dilakukan dengan berulang- ulang, meliputi daerah yang luas

hingga menyebabkan patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.

Page 13: Pembunuhan Anak Sendiri Print

Sebaliknya pada trauma lahir, biasanya hanya di jumpai kelainan yang terbatas, jarang

sekali ditemukan fraktur tengkorak dan memar jaringan otak.

A. Visum et Repertum

Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas

permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap

manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia,

berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.

Visum et repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap, yaitu :

1. Kata Pro justitia yang diletakkan di bagian atas. Kata ini menjelaskan bahwa

visum et repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et repertum tidak

membutuhkan materai untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang

pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum.

2. Bagian Pendahuluan. Kata “Pendahuluan” sendiri tidak ditulis di dalam visum et

repertum, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat-kalimat di bawah judul.

Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat visum et repertum dan institusi

kesehatannya, instansi penyidikpemintanya berikut nomor dan tanggal surat

permintaannya, tempat dan waktu pemeriksaan, serta identitas korban yang

diperiksa.

3. Bagian Pemberitaan, Bagian ini berjudul “Hasil pemeriksaan: dan berisi hasil

pemeriksaan medik tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka korban yang

berkaitan dengan perkaranya, tindakan medik yang dilakukan serta keadaannya

selesai pengobatan/perawatan. Bila korban meninggal dan dilakukan autopsi,

maka diuraikan keadaan seluruh alat-dalam yang berkaitan dengan perkara dan

matinya orang tersebut.

4. Bagian Kesimpulan. Bagian ini berjudul “Kesimpulan” dan berisi pendapat

dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis perlukaan/cedera yang

ditemukan dan jenis kekerasan atau zat penyebabnya, serta derajat perlukaan atau

sebab kematiannya.

5. Bagian Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku

“Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan

Page 14: Pembunuhan Anak Sendiri Print

keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana.”

Kesimpulan

Dalam kasus pada makalah ini maka kita harus menentukan apakah bayi ini adalah

anak kandung atau tidak dari perempuan yang membuangnya ke tempat sampah. Kemudian

ditentukan apakah bayi ini lahir mati atau lahir hidup yang dapat diketahui dengan melakukan

autopsi pada mayat bayi tersebut, apakah ada tanda- tanda perawatan serta cara yang dipakai

untuk membunuh bayi tersebut.

Berdasarkan data yang dikemukakan dalam kasus maka masih sulit ditentukan apakah

bayi ini lahir hidup atau lahir mati serta bagaimana mekanisme sehingga bayi ini mati, jadi

perlu dilakukannya pemeriksaan- pemeriksaan seperti yang sudah dipaparkan diatas yang

nantinya digunakan untuk pembuatan visum et repertum jika kasus ini masuk pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Pasal 341, 342 dan 343.

2. Apuranto, H dan Hoediyanto. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga.

Surabaya. 2007.

3. Amir, A. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Kedua. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

dan Medikolegal FK USU. Medan. 2007.

4. Afandi D, Hertian S. Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) dengan Kekerasan Multipel.

Maj Kedokt Indon Vol 5, No.9. 2008.

5. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-Undangan Bidang

Kedokteran. 1st ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 1994. p. 11-25, 40.

6. Budiyanto A et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI.

Jakarta. 1997.

7. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman bagi Dokter dan penegak Hukum.

Balai Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 2004.

8. Idries A.M. Infanticide. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama.

Binarupa Aksara. Jakarta. 1997.