Top Banner
Teknik pembuatan sediaan obat cair
32

Pembuatan Emulsi

Jan 12, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pembuatan Emulsi

Teknik pembuatan

sediaan obat cair

Page 2: Pembuatan Emulsi

Emulsi

Page 3: Pembuatan Emulsi

Pengertian umum sediaan Emulsi

EMULSI adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa. Distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia)

Fase terdispers diubah menjadi tetesan–tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm

Page 4: Pembuatan Emulsi

Persyaratan & Tujuan Pembuatan EmulsiStabil dan homogen scr fisika dan

kimia

Fase dalam punya uk. Partikel yg lbh kecil & sama besar

mendekati uk. Partikel koloid

Tidak terjadi creaming atau

cracking

Rasa, bau, warna

menarik

Syarat

TUJUAN•Menutupi rasa yg < enak•Memudahkan proses pencernaan•Memudahkan pemakaian

Page 5: Pembuatan Emulsi

Tipe Emulsi

1. Emulsi Tipe O/WEmulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air

air sebagai fase eksternal,minyak sebagai fase internal

2. Emulsi Tipe W/OEmulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak

Minyak sebagai fase eksternal,air sebagai fase internal

Page 6: Pembuatan Emulsi

Tipe Emulsioil in water emulsion

water in oil emulsion

Diagram

Simbol oil/water o/w

Water/oil w/o

Karakteristik

penghantar listrik, dapat terencerkan dengan air

terasa berminyak dapat terencerkan dengan minyak

Contoh susu margarine

Page 7: Pembuatan Emulsi

Macam – macam Emulsi

a. Emulsi Vera (alam)Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang mengandung lemak dan protein dengan airContoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis, Amygdala amara, Lini Semen, Cucurbitae Semen

b. Emulsi Spuria (buatan)Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luarContoh : Emulsi dengan Gom Arab

Page 8: Pembuatan Emulsi

Tujuan Pemakaian Emulsi ;

Membuat sediaan obat yang larut dalam air maupun minyak dalam satu campuran

Emulsi berdasar penggunaannya : - Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)biasanya Emulsi tipe O/W

- Emulsi untuk pemakaian luarEmulsi tipe O/W atau W/O

Page 9: Pembuatan Emulsi

Komponen Emulsi

Komponen Dasar

•Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu → zat cair yg terbagi jd butiran kecil kedalam zat cair lain.•Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar → zat cair berfungsi sbg pendukung emulsi.•Emulgator → menstabilkan emulsi.

Komponen Tambahan

•Preservatif → metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll.•Antioksidan → asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat.

Page 10: Pembuatan Emulsi

Teori Terjadinya Emulsi

1. Teori Tegangan Permukaan (teori surface tension)

2. Teori Oriented Weight3. Teori Interfasial Film (plastic film)4. Teori Electric double Layer (Lapisan

Listrik Rangkap)

Page 11: Pembuatan Emulsi

1. Teori Tegangan Permukaan (teori surface tension)

Daya Kohesi (tarik menarik molekul yang sejenis) setiap zat tidak selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair (bidang batas antara air dan udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi.

Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan permukaan

Penambahan emulgator akan menurunkan /menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang batas antara kedua zat cair, dan menyebabkan mudah bercampurnya kedua zat tersebut

Page 12: Pembuatan Emulsi

2. Teori Oriented Weight

• Setiap molekul emulgator dapat dibagi menjadi 2 kelompok :- Kelompok hidrofilik- Kelompok Lipofilik

• Masing2 kelompok akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, dengan demikian seolah2 emulgator tersebut merupakan tali pengikat antara air dengan minyak

• Antara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu keseimbangan dalam setiap jenis emulgator.

Page 13: Pembuatan Emulsi

H.L.B = Hidrofilic Lipofilic Balance

Angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil.

Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air sehingga emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian pula sebaliknya.

Page 14: Pembuatan Emulsi

Daftar Harga HLB

Harga HLB Kegunaan1 – 3 Anti Foaming Agent4 -6 Emulgator Tipe W/O7 – 9 Wetting Agent8 – 18 Emulgator Tipe O/ W13 – 15 Detergent15 - 18 Solubilizing Agent

Page 15: Pembuatan Emulsi

3. Teori Interfasial Film (plastic film)

• Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers.

• Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk penggabungan menjadi terhalang. Sehingga fase dispers menjadi stabil

Page 16: Pembuatan Emulsi

Syarat emulgator agar memberikan stabilitas maksimal kepada

emulsi :

Dapat membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunakJumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispersDapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera

Page 17: Pembuatan Emulsi

4. Teori Electric double Layer (Lapisan Listrik Rangkap) Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis

air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya.

Dengan demikian seolah-olah setiap partikel minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang berlawanan

Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan yang sama.

Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak, stabilitas emulsi akan bertambah

Page 18: Pembuatan Emulsi

MACAM-MACAM EMULGATOR1. Emulgator alam

a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan - Gom Arab, Tragacanth, Agar,

Chondrusb. Emulgator berasal dari hewan

- Kuning telur, adeps lanaec. Emulgator dari tanah mineral

- Mg Al Silikat, Bentonit2. Emulgator buatan

- Sabun, tween 20, Span 20, Benzalkonium klorid

Page 19: Pembuatan Emulsi

Beberapa alat yang digunakan dalam pembutan

Emulsi :1. Dengan mortir dan stamfer

emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar

2. Botolpenggojokan yang terputus-putus

3. Dengan Mixerfase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil

4. Dengan HomogenizerFase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama

Page 20: Pembuatan Emulsi

Metode pembuatan emulsi

Metode Gom Kering• Disebut pula metode continental dan metode

4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.

• Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi. Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil diaduk.

Page 21: Pembuatan Emulsi

Metode Gom kering

Page 22: Pembuatan Emulsi

2. Metode gom basah

• Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering.

• Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.

Page 23: Pembuatan Emulsi

3. Metode botol• Disebut pula metode Forbes. Metode ini

digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.

• Metode ini merupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.

• Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.

Page 24: Pembuatan Emulsi

CARA MEMBEDAKAN TIPE EMULSI Pengenceran = Dilutiont Test

Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya Pewarnaan = dye Solubility test

zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat tersebut larut kedalam fase eksternal dari emulsi tersebut. amaranth, adalah pewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a. Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi seragam pada emulsi tipe a/m.

Creaming Testmemisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar kedalam emulsi

Conductivity testFase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik. Elektroda dicelupkan, jika lampu indikator nyala berarti fase eksternalnya air.

Page 25: Pembuatan Emulsi

Destabilisasi Emulsi

CreamingFlocculationCoalescenceOstwald Ripening

Sistem emulsi dapat di-destabilisasi melalui mekanisme berikut:

Page 26: Pembuatan Emulsi

Creaming

Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas antara minyak dan air, terdapat kecenderungan fase minyak untuk terkonsentrasi di atas sistem emulsi

Page 27: Pembuatan Emulsi

Polydisperse vs Monodisperse

Page 28: Pembuatan Emulsi

Flocculation

Flocculation diartikan sebagai proses dimana dua atau lebih droplet saling menempel tanpa kehilangan identitas

Page 29: Pembuatan Emulsi

Coalescence

Coalescence merupakan proses ketika dua atau lebih droplet bergabung dan membentuk droplet yang lebih besar

Page 30: Pembuatan Emulsi
Page 31: Pembuatan Emulsi

Ostwald RipeningOstwald ripening terjadi pada emulsi dimana droplet bertabrakan dengan yang lain dan membentuk droplet yang lebih besar dan yang lebih kecilDroplet berukuran kecil cenderung menjadi makin kecil

Page 32: Pembuatan Emulsi