Page 1
PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM
MENANGKAP SINYAL WIFI
Makalah
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Diajukan oleh :
Bayu Nur Huda
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Page 5
PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN
KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM
MENANGKAP SINYAL WIFI
Bayu Nur Huda
Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail : [email protected]
ABSTRAKSI
Internet tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bisa dilihat dari
banyaknya hotspot gratis yang banyak dibangun. Bagi masyarakat yang tinggal jauh dari area
free hostpot, wajan bolic dan antena kaleng merupakan solusi murah untuk jaringan wireless
LAN. Tugas Akhir ini menitikberatkan pada pembuatan dan perbandingan kinerja wajan bolic
dan antena kaleng yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN,
menganalisis kuat sinyal, penurunan sinyal pada saat menemui hambatan pohon, serta
menghitung nilai gain dari kedua antena tersebut.
Sesuai dengan namanya, antena wajan bolic ini menggunakan reflektor dari wajan,
dengan waveguide dari pipa paralon yang dilapisi dengan lakban alumunium, dan wireless
USB adapter sebagai penerima sinyal. Sementara itu, antena kaleng hanya menggunakan
waveguide yang berasal dari kaleng bekas dan wireless USB adapter sebagai penerima sinyal.
Penelitian ini menggunakan Software Prolink WN2000 sebagai instalasi wireless USB,
Software Cantennator sebagai perhitungan pada pembuatan antena kaleng, dan Software
WirelessMon sebagai penelitian kuat sinyal.
Hasil pengukuran dan analisis diperoleh hasil bahwa antena wajan bolic dan antena
kaleng Mempunyai rata–rata sinyal yang sama yaitu -60 dB pada jarak 100 meter. Namun
wajan bolic lebih stabil dalam penangkapan sinyal. Penurunan sinyal pada saat menemui
hambatan pohon dari kedua antena tersebut juga sama yaitu sebesar 13 dB pada jarak 100
meter. Nilai gain wajan bolic dan antena kaleng juga mendapatkan hasil yang sama yaitu
sebesar 12,15 dB. Rekomendasi dari penulis sendiri adalah menggunakan antena kaleng jika
jarak sinyal yang akan ditangkap tidak terlalu jauh, jika jarak sinyal yang akan ditangkap jauh
atau sinyal yang ditangkap kurang stabil maka disarankan menggunakan wajan bolic.
Kata kunci – antena, bolic, gain, kaleng, sinyal
Page 6
PENDAHULUAN
Seiring di zaman kemajuan teknologi
seperti saat ini, tingkat mobilitas sangat
tinggi dan kebutuhan akan Internet tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya
hotspot-hotspot gratis yang banyak
dibangun. Namun bagi masyarakat yang
tinggal jauh dari area free hostpot, mereka
harus membeli antena grid, pigtail, AP
(Access Point) client, outdorbox, POE
(Powet Over Ethernet), pipa tower, kabel
UTP (Unshielded twisted pair) dan biaya
instalasi. Hal tersebut tentu membutuhkan
biaya yang tidak sedikit, untuk
mengatasinya sebagian masyarakat
menggunakan antena-antena alternatif
seperti antena wajan bolic, payung bolic,
antena tutup panci, antena kaleng dan
antena alternatif lainya untuk menjangkau
hotspot.
Saat ini sudah banyak antena-antena
alternatif yang dijual dipasaran dan
jenisnya pun beragam. Tetapi masyarakat
pada umumnya hanya sekedar mengenal
keunggulan dari antena-antena tersebut
tanpa mengetahui bukti rill yang ditinjau
dari segi keilmuan seperti komponen-
komponen yang digunakan, perhitungan-
perhitungan yang digunakan dan performa
dari masing-masing antena.
Dari permasalahan di atas maka
perlu dilakukan suatu pembuatan dan
analisis perbandingan antena wifi yang
dapat dengan mudah dibuat, mempunyai
fungsionalitas tinggi serta murah dan
terjangkau oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya yang
berhubungan pada antena wajan bolic dan
antena kaleng. Untuk dapat dijadikan
sebagai bahan masukan guna ketepatan
pelaksanaan diuraikan sebagai berikut :
Ramadhan, (2009) meneliti tentang
“Internet dengan wajan bolic” yang
menitik beratkan pada antena wajan bolic
untuk Line of Sight (LoS) yang bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan
wireless LAN. Antena ini menggunakan
reflektor dari wajan, dengan waveguide
dari pipa paralon yang dilapisi dengan
alumunium foil, dan penerima sinyal
menggunakan wireless USB (Universal
Serial Bus) adapter. Dari hasil pengukuran
dan analisis diperoleh hasil bahwa antena
wajan bolic adalah antena directional yang
mempunyai keterarahan sinyal.
Mempunyai nilai gain sebesar 11,15 dBi.
Mempunyai polarisasi yang sejajar dengan
antena pemancar.
Yurandi, (2013) Dalam penelitian
ini membahas tentang bagaimana
merancang sebuah reflektor untuk
frekuensi 2,4 GHz dan bagaimana memuat
reflektor antena yang bisa menghasilkan
performansi gain yang optimal. Solusinya
adalah memperhitungkan dengan cermat
dan ketelitian terhadap beberapa variabel.
Page 7
Wajan bolic secara umum terdiri atas
reflektor dan waveguide. Jadi, diperlukan
perhitungan untuk memperhitungan
parameternya yang berupa titik focus
reflector, panjang gelombang radio di
udara, panjang gelombang radio di dalam
waveguide, diameter pipa, posisi USB
(Universal Serial Bus) adapter, panjang
pipa yang dilapisi aluminium, panjang pipa
keseluruhan dan jarak minimum.
Muslim, (2008) dalam penelitiannya
yang berjudul “Pemanfaatan Wajan untuk
Antena Wifi” dapat diangkat rumusan
masalahnya adalah bagaimana caranya
merancang dan membuat antena wifi
dengan memanfaatkan wajan, agar dapat
digunakan sebagai alat untuk mendukung
RT RW net. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendapatkan hasil yang optimal
dari pembuatan antena wajan sebagai
bahan utama pembuatan wajan bolic, dan
dapat dibuat dengan mudah serta murah,
serta diharapkan pengguna antena wajan
bolic ini dapat memanfaatkannya sebagai
antena jaringan RT RW net. Perangkat
hardware dan software yang semakin
mahal apalagi di saat krisis ini membuat
kita mencari sumber daya yang murah dan
baik untuk menghadapi era teknologi
informasi yang pesat. Oleh karena itu
kebutuhan akan hardware yang murah
namun dapat digunakan secara optimal
menjadi kebutuhan utama para user tak
terkecuali para pelaku IT.
Dari telaah diatas penulis ingin
mengembangkan bagaimana perbandingan
antara wajan bolic dengan antena kaleng.
Dengan mengangkat rumusan masalah
seperti perbandingan kuat sinyal, kerugian
(loss) ketika menemui obstacle pohon,
gain, serta dari wajan bolic dan antena
kaleng.
METODE
Metodologi penelitian ada beberapa
tahapan yaitu tahapan awal yang dilakukan
menganalisis kebutuhan hardware dan
software yang diperlukan dalam penelitian.
Setelah semua kebutuhan sudah
dipersiapkan, langkah selanjutnya
memperhitungkan dan membuat antena
yang akan dibuat. Langkah berikutnya
melakukan pengujian perbandingan kuat
sinyal, nilai gain, serta penurunan sinyal
saat menemui hambatan pohon pada antena
wajan bolic dan antena kaleng. Jika tidak
ada gangguan dan mendapatkan sebuah
hasil dari penelitian, maka dilanjutkan
dengan penulisan laporan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian perbandingan kuat
sinyal ini dilakukan dalam metode indoor,
outdoor dan outdoor dengan hambatan
pohon. Pengujian antena menggunakan AP
( Access point ) yang terdapat pada zona
yang telah diukur dan menggunakan
software WirelessMon sebagai pengukur
Page 8
level sinyal. Kondisi antena pada saat
penelitian berada pada ketinggian 2 meter
diatas permukaan tanah dan menghadap
kearah AP ( Access point ), sementara
kondisi cuaca pada saat penelitian cerah.
Hasil pengujian indoor
Pengujian antena pada ruangan
indoor dilakukan pada jarak 50 meter,
dikarenakan kuat sinyal pada ruangan
indoor lebih kecil dibandingkan pada
ruangan outdoor. Hasil pengujian kuat
sinyal dibuat dalam bentuk grafik, hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam
melakukan analisis.
1. Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.
Gambar 1 Kuat sinyal indoor tanpa
reflektor
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 1 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -76 dB sampai -82 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 79 dB.
2. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan antena kaleng.
Gambar 2 Kuat sinyal indoor antena
kaleng
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 2 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -68 dB sampai -80 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 75 dB.
3. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic tanpa tutup.
Gambar 3 Kuat sinyal indoor wajan bolic
tanpa tutup
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 3 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -70 dB sampai -78 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 73 dB.
Page 9
4. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic.
Gambar 4 Kuat sinyal indoor wajan bolic
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 4 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -71 dB sampai -77 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 74 dB.
Hasil pengujian outdoor
Pengujian antena outdoor ini
dilakukan pada kondisi Line of Sight
(LoS) atau tanpa hambatan dengan jarak
100 meter. Hasil pengujian ini nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam
mengukur nilai gain. Berikut merupakan
hasil dari pengujian outdoor dalam kondisi
LoS.
1. Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.
Gambar 5 Kuat sinyal outdoor tanpa
reflektor
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 5 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -69 dB sampai -70 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal – 69.5 dB.
2. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan antena kaleng.
Gambar 6 Kuat sinyal outdoor antena
kaleng
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 4.6 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -59 dB sampai -62 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal – 60 dB.
Page 10
3. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic tanpa tutup.
Gambar 7 Kuat sinyal outdoor wajan bolic
tanpa tutup
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 7 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -59 dB sampai -62 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal –60 dB. Rata –rata sinyal yang
diperoleh wajan bolic tanpa tutup dan
antena kaleng dalam penelitian ini sama,
namun sinyal yang dihasilkan wajan bolic
lebih stabil, hal itu dikarnakan reflektor
dari wajan yang membuat sinyal lebih
fokus dalam penangkapannya.
4. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic.
Gambar 8 Kuat sinyal outdoor wajan bolic
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 8 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -59 dB sampai -65 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal –62 dB. Rata –rata sinyal yang
diperoleh wajan bolic dan wajan bolic
tanpa tutup dalam penelitian ini lebih besar
rata – rata sinyal yang didapat wajan bolic
tanpa menggunakan tutup yaitu lebih besar
-2 dB, hal ini dikarenakan tutup yang
dimaksudkan agar sinyal yang telah masuk
ke dalam tutup pipa paralon tidak
terpencar keluar, sebaliknya menjadi
penghalang sinyal yang akan ditangkap.
Hasil pengujian outdoor dengan
hambatan pohon
Pengujian antena outdoor ini
dilakukan pada kondisi terdapat hambatan
dengan jarak 100 meter. Pada pengujian ini
hambatan pohon sekitar sepanjang 5 meter
serta tinggi pohon sekitar 5 meter, kondisi
pohon tersebut tidak terlalu lebat. Berikut
merupakan hasil dari pengujian outdoor
dalam kondisi terdapat hambatan pohon.
1. Hasil pengujian USB wifi eksternal
tanpa reflektor.
Page 11
Gambar 9 Kuat sinyal tanpa reflektor pada
hambatan pohon
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 9 grafik mendeteksi sinyal sebesar
antara -77 dB sampai -83 dB dengan
kondisi sinyal tidak stabil, dan rata – rata
sinyal –80 dB.
2. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan antena kaleng.
Gambar 10 Kuat sinyal antena kaleng pada
hambatan pohon
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 10 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -69 dB sampai -77 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal – 73 dB. Batas waktu yang
diteliti dari jam 13:20:07 sampai jam
13:21:32.
3. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic tanpa tutup.
Gambar 11 Kuat sinyal wajan bolic tanpa
tutup pada hambatan pohon
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 11 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -71 dB sampai -75 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal –73 dB. Rata –rata sinyal
yang diperoleh wajan bolic dan antena
kaleng dalam penelitian ini sama, namun
sinyal yang dihasilkan wajan bolic lebih
stabil, hal itu dikarnakan reflektor dari
wajan yang membuat sinyal lebih fokus
dalam penangkapannya.
4. Hasil pengujian USB wifi eksternal
menggunakan wajan bolic.
Gambar 12 Kuat sinyal wajan bolic pada
hambatan pohon
Page 12
Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gambar 4.12 grafik mendeteksi sinyal
sebesar antara -73 dB sampai -77 dB
dengan kondisi sinyal tidak stabil, dan rata
– rata sinyal –74 dB.
Pengukuran Gain
Pengukuran gain maksimum antena
ini dilakukan dengan cara membandingkan
dengan wireless USB adapter yang
digunakan. Perhitungan yang digunakan
adalah dengan membandingkan level
sinyal maksimum yang diterima wireless
USB adapter dengan level sinyal
maksimum yang diperoleh antena. Untuk
mengetahui nilai level sinyal maksimum
yang diterima oleh wireless USB adapter
adalah dengan mengkoneksikan wireless
USB adapter ke access point tanpa bantuan
antena ataupun waveguide. (Adiyanto,
2008)
Pencarian nilai gain pada
percobaan ini diambil nilai dari hasil
percobaan pada pengujian antena dengan
kondisi outdoor dan keadaan tanpa
hambatan. Berikut merupakan hasil dari
pencarian nilai gain yang didapat dari
antena kaleng dan wajan bolic.
1. Gain antena kaleng
Menentukan gain pada antena kaleng
dilakukan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut.
Gk = (Pt – Ps) + Gs .....................(4.1)
Berdasarkan persamaan 4.1, maka dapat
ditemukan hasil dari gain antena kaleng
adalah sebagai berikut:
= (- 59 dB) – (- 69dB) + 2.15dB
= 12.15 dB
Keterangan dari persamaan 4.1 adalah:
Gw = Gain antena kaleng (dB)
Pt = Nilai level sinyal maksimum yang
diperoleh antena Kaleng (dB)
Ps = Nilai level sinyal maksimal
yang diterima wireless USB
adapter (dB)
Gs = Gain wireless USB adapter
(2,15dB)
2. Gain Wajan Bolic
Menentukan gain pada antena kaleng
dilakukan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut.
Gw = (Pt – Ps) + Gs ....................(4.2)
Berdasarkan persamaan 4.2, maka dapat
ditemukan hasil dari gain antena kaleng
adalah sebagai berikut:
= (- 59 dB) – (- 69dB) + 2.15dB
= 12.15 dB
Keterangan dari persamaan 4.2 adalah:
Gw = Gain antena wajan bolic(dB)
Pt = Nilai level sinyal maksimum yang
diperoleh antenna wajan bolic (dB)
Ps = Nilai level sinyal maksimal yang
diterima wireless USB adapter (dB)
Gs = Gain wireless USB adapter (2,15dB)
Page 13
Perbandingan Fleksibilitas Antena
Dari penelitian dan pengujian yang
telah dilakukan terhadap antena kaleng dan
antena wajan bolic dapat ditarik
kesimpulan bahwa antena kaleng yang
lebih fleksibel dibanding dengan wajan
bolic. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1
berikut:
Tabel 1 Flexibilitas Antena
Berdasarkan table 4.3 diatas:
1. Antena Kaleng
Antena kaleng memiliki bentuk yang
sederhana, bahan yang digunakan
mudah diperoleh dan tidak harus
membeli yang baru, pembuatannya
sangat sederhana dan hanya
memerlukan sedikit alat untuk
membuatnya dan waktu yang
diperlukan tidak lama.
2. Antena Wajan bolic
Pembuatan antena wajan bolic lebih
sulit dibanding antena kaleng antena,
komponen yang dibutuhkan lebih
banyak. Bahan utamanya yaitu wajan
yang digunakan sebagai reflektor
harus yang masih layak, sehingga
harus membeli yang baru. Pembuatan
antena wajan bolic memerlukan
perhitungan yang lebih detail
dibanding antena kaleng, terutama
pada bagian feeder. Pembuatan pada
tahap yang rumit yaitu pada tahap
pembuatan feeder, pada tahan feeder
memerlukan ketelitian dalam
pembuatannya.
Perbandingan Biaya
Pada implementasinya pembuatan
antena tentu memerlukan biaya. Biaya
yang dikeluarkan antara antena kaleng
dan antena wajan bolic pasti berbeda, dan
antena yang paling sedikit membutuhkan
biaya yaitu antena kaleng, untuk lebih
jelasnya sebagai berikut:
1. Antena Kaleng
Biaya pembuatan antena kaleng tidak
mahal. Bahan pembuatan antena
kaleng tidak terlalu banyak. Berikut
merupakan tabel daftar bahan yang
digunakan untuk membuat antena
kaleng.
Tabel 2 Daftar harga bahan antena kaleng
Kaleng biasanya menggunakan Kaleng
bekas yang sudah tidak terpakai, namun
juga tidak cacat fisik dan berkarat.
Page 14
2. Antena Wajan bolic
Bahan pembuatan wajan bolic cukup
banyak sehingga memerlukan biaya
yang cukup banyak pula, untuk harga
– harga bahan dapat dilihat pada tabel
3.
Tabel 3 Daftar harga bahan antena Wajan
bolic
Berdasarkan perbandingan biaya yang
diperlukan untuk pembuatan masing –
masing antena, biaya yang paling banyak
yaitu biaya pembuatan antena wajan bolic.
Pengujian Terhadap User
Pengujian dilakukan dengan cara
user melakukan uji coba antena ini secara
langsung. Hal ini dilakukan sebagai bukti
riil tentang pengujian antena, serta
mengetahui pendapat dari para pengguna
antena. Langkah yang dilakukan untuk
mendapatkan masukan dari responden
adalah dengan melakukan pengisian
kuesioner yang telah dibuat penulis. tabel 4
berikut merupakan kuesioner serta jawaban
dari 6 orang responden yang telah
melakukan uji coba antena.
Tabel 4 Kuesioner
Keterangan dari tabel 4.6 :
SS = Sangat Setuju.
TS = Tidak Setuju
R = Ragu
S = Setuju.
STS = Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada Gambar 13 diketahui bahwa
setengah dari semua responden
memilih jawaban Setuju (S), yaitu
(50%) antena kaleng lebih efisien
dibandingkan wajan bolic dalam hal
fleksibilitasnya.
Page 15
Gambar 13 Pernyataan 1
2. Pada Gambar 14 diketahui bahwa 67%
dari semua responden memilih
jawaban Sangat Setuju (SS), yaitu
antena kaleng lebih efisien
dibandingkan wajan bolic dalam hal
biaya.
Gambar 14 Pernyataan 2
3. Pada Gambar 15 diketahui bahwa
setelah menggunakan wajan bolic dan
antena kaleng kondisi sinyal
meningkat, 50% dari semua responden
memilih jawaban Sangat Setuju (SS).
Gambar 15 Pernyataan 3
4. Pada Gambar 16 diketahui bahwa 50%
dari semua responden memilih
jawaban Setuju (S), yaitu kuat sinyal
yang diperoleh wajan bolic lebih besar
dibandingkan kuat sinyal yang
diperoleh antena kaleng.
Gambar 16 Pernyataan 4
5. Pada Gambar 17 diketahui bahwa
sinyal yang diperoleh wajan bolic
tanpa tutup lebih besar dari pada
sinyal yang diperoleh wajan bolic
dengan tutup, 83% responden yang
ragu (R)
Gambar 17 Pernyataan 5
6. Pada Gambar 18 diketahui bahwa
sinyal yang diperoleh wajan bolic
lebih stabil dibanding sinyal yang
diperoleh antena kaleng, 50%
responden yang Setuju (S)
Gambar 18 Pernyataan 6
Page 16
7. Pada Gambar 19 diketahui bahwa 66%
responden yang setuju (S) dengan
pernyataan kondisi sinyal dengan
menggunakan wajan bolic dan antena
kaleng saat menemui obstacle pohon
menurun.
Gambar 19 Pernyataan 7
8. Pada Gambar 20 diketahui bahwa
ketinggian antena mempengaruhi kuat
sinyal, 50% dari seluruh responden
menjawab setuju (S)
Gambar 20 Pernyataan 8
9. Pada Gambar 21 diketahui bahwa nilai
gain dari wajan bolic lebih besar dari
pada nilai gain dari antena kaleng,
50% dari seluruh responden menjawab
setuju (S)
Gambar 21 Pernyataan 9
10. Pada Gambar 22 diketahui bahwa
kemudahan penggunaan Software
WirelessMon, 33% responden sangat
setuju (SS) dan 33% responden setuju
(S)
Gambar 22 Pernyataan 10
Kesimpulan pengujian terhadap user:
Setelah dilakukan pengujian antena
sebagian besar responden menyatakan
sangat setuju (SS) dan setuju (S) pada
kuesioner, walaupun peneliti menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam
penelitian tentang kedua antena ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan
pengukuran yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan dan implementasi antena
kaleng lebih sederhana dan sinyal
yang diperoleh cukup baik, sedangkan
untuk biaya pembuatannya relatif
lebih hemat, tapi untuk pemfokusan
sinyal masih kurang sehingga
stabillitas sinyal masih kurang
dibandingkan wajan bolic.
2. Berdasarkan rata-rata level sinyal
percobaan tanpa reflektor, dengan
reflektor kaleng, dan dengan reflektor
Page 17
wajan bolic, dapat dilihat bahwa pada
saat memakai reflector wajan dan
antena kaleng mendapatkan rata-rata
sinyal yang sama, namun wajan bolic
lebih stabil dalam menangkap kuat
sinyal.
3. Penurunan sinyal tanpa menggunakan
reflektor akibat hambatan pohon
sebesar 10.5 dB, sedangkan penurunan
sinyal dengan menggunakan reflektor
antena kaleng dan wajan bolic tanpa
tutup akibat hambatan pohon sebesar
13 dB, serta wajan bolic dengan tutup
sebesar 12 dB.
4. Gain yang diperoleh antena kaleng
dan wajan bolic tanpa tutup sama yaitu
sebesar 12.15 dB.
5. Faktor cuaca sangat mempengarui
kekuatan sinyal, dalam penelitian
cuaca yang baik untuk kekuatan sinyal
adalah tidak mendung juga tidak
terlalu panas.
6. Kuat sinyal yang diterima wajan bolic
tanpa tutup lebih besar dibanding
wajan bolic dengan tutup yaitu sebesar
1 – 2 dB.
Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Adianto. Molin, 2008, “Pembuatan Antena Wajan bolic”, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya
Ariyus, Dony and Rum Andri K.R, 2008, ”Komunikasi Data”, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta
Muslim. Much Aziz, 2008, “Pemanfaatan Wajan untuk Antena Wifi”, Universitas Stikubank
,Semarang
Pangera. Ali Abas, 2008, “Menjadi Administator Jaringan Nirkabel”, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta
Ramadhan. Syaiful, 2011, “Internet dengan wajan bolic”, Universitas Gunadarma
Sasongko. Dimas, 2008, “Rancang Antena Kaleng Silinder untuk komunikasi Wireless LAN
2.4 Ghz”, Universitas Satya Negara Indonesia
Wowok, 2008, “Antena Wireless Untuk Rakyat”, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta
Yurandi. Nugraha, 2013, “ Perancangan dan Implementasi Reflector Antena Wifi dengan
Frekuensi 2,4 GHz”, Institut Teknologi Nasional, Bandung