PEMBIBITAN BATANG BAWAH
Penyiapan lahan bibitanPersiapan dan pengolahan lahan yang baik
akan mendukung dalam menghasilkan bahan tanam yang bermutu.
Pengolahan lahan yang tidak baik akan menghasilkan tanaman yang
berakar bengkok/tidak sempurna. Beberapa syarat yang baik untuk
areal bibitan adalah :Lahan rata, jika terpaksa harus menggunakan
lahan yang miring maka harus dibuat teras gulud atau rorak untuk
memperkecil erosi tanah, dengan catatan bahwa kemiringan maksimum
3%.Dekat sumber airJauh dari jangkauan hewan ternakDekat dengan
jalan agar mudah dalam pengangkutanPenyiapan lahan dapat dilakukan
dengan dua cara yakni secara mekanis dengan menggunakan traktor
(untuk bibitan skala besar) atau secara manual dengan mengunakan
cangkul (untuk bibitan skala kecil). Secara mekanisPengolahan lahan
secara mekanis dapat dilakukan dengan dua kali bajak dengan selang
waktu tiga minggu dan dua kali garu dengan selang waktu satu minggu
pada kedalaman 40-50 cm. Secara manualPengolahan lahan secara
manual dapat dilakukan dengan cara mencangkul dengan kedalaman olah
40 cm 50 cmHal yang perlu diperhatikan pada saat penyiapan lahan
adalah lahan harus terbebas/bersih dari sisa-sisa akar dan kayu
untuk mencegah penyebaran penyakit jamur akar putih. Setelah lahan
siap tanam langkah selanjutnya adalah pengajiran/pemancangan yang
disesuaikan dengan jarak tanam yang diinginkan. Jarak tanam yang
biasa digunakan adalah pola tanam segi empat jarak tanam 25 cm x 25
cm x 50 cm (jarak tanam ganda), dalam satu hektar terdapat 100.000
tegakan25 cm50 cm25 cm25 cm
0000
0000
0000
0000
Skema pola tanam segiempatPengumpulan dan Seleksi BijiUntuk
mendapatkan batang bawah yang baik, sumber biji yang digunakan juga
harus baik. Biji berasal dari kebun monoklonal yang sudah berumur
10 20 tahun. Biji untuk batang bawahdianjurkan oleh Pusat
Penelitian Karet yang berasal dari klon GT 1, AVROS 2037, PB 260
dan RRIC 100. Kebun sumber biji hendaknya mendapat perlakuan
sebagai berikut : Satu bulan sebelumbuah jatuh areal di bawah pohon
dibersihkan dan dibebaskan dengan biji-biji yang lama. Kemudian
pengumpulan biji dilakukan secara serentak setiap dua hari sekali.
Biji yang sudah terkumpul tidak semuanya bernas dan berisi
adakalanya kopong dan tidak bagus, untuk itu perlu dilakukan
seleksi biji.Biji dapat diperoleh langsung dari Pusat Penelitian
Karet di Sungei Putih atau dari penangkar benih resmi.Seleksi biji
dapat dilakukan secara manual dan visual dan menggunakan alat
pental biji karet. Apabila dilakukan seleksi secara manual maka
biji mempunyai ciri sebagai berikut : Warna mengkilat Permukaanya
licin Bentuk normal Daya lentingnya tinggi dan nyaring apabila
dijatuhkan di lantaiUji kesegaran secara visual dapat dilakukan
dengan cara membelah biji dan diamati endosperm dan
kotiledonnya.
Gambar biji yang telah di belahBiji yang baik mempunyai ciri
sebagai berikut : Apabila dibelah endosperm menunjukkan warna putih
dan masih segar, serta kotiledon masih rapat (Kelas I). Endosperm
berwarna putih agak kekuningan, kotiledon terbuka tidak lebih dari
1 mm (Kelas II). Jika endosperm berwarna kuning, kuning kehitaman
serta lembek, berminyak maka biji sudah jelek dan tidak akan mampu
tumbuh menjadi kecambah normal (biji afkir).Dalam penyimpanan biji
karet kadar air awal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
daya tumbuh biji. Sebaiknya biji yang telah jatuh lebih dari tiga
hari, dapat dilakukanperendaman satu malam sebelum disimpan untuk
meningkatkan kadar air. Penyimpanan cukup dilakukan di area yang
terlindung dari sinar matahari langsung, lama penyimpanan dapat
mencapai 1 minggu dengan daya tumbuh 60%. Untuk pengiriman jarak
jauh, pengawetan biji dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk
gergaji yang lembab. Volume serbuk gergaji yang dipakai1/2dari
volume biji karet.Pengecambahan/Penyemaian bijiBiji yang sudah
dipilih dan diseleksi harus segera dikecambahkan dalam bedeng
perkecambahan. Biji karet harus disemaikan dalam suatu media yang
lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk mempermudah
proses pengecambahan.Untuk itu perlu diberikan bedengan dengan
media lembab dan ternaungi. Bedengan perkecambahan berbentuk
persegi panjang berukuran lebar 1.2 m, panjang 10 m dengan
kapasitas 10.000 biji. Media yang digunakan untuk pertumbuhan
adalah pasir atau serbuk gergaji setebal 10 cm. Bedengan diberi
atap rumbia atau pelepah kelapa dengan ketinggian 1.5 meter
dibagian Timur dan 1.2 meter di bagian Barat. Penanaman biji
dilakukan dengan cara 2/3 bagian biji (bagian perut) dibenamkan
dalam media pasir dan 1/3 bagian lagi (bagian punggung) berada di
permukaan pasir. Biji ditanam berbaris dengan jarak antar barisan
1cm. Setelah di semai maka biji dalam bedengan harus disiram dengan
air pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Kecambah yang
baik akan muncul pada umur 5 21 hari setelah penyemaian biji. Biji
yang berkecambah di atas 21 hari sebaiknya tidak digunakan karena
pertumbuhannya sudah tidak bagus. Lokasi semaian sebaiknya dekat
dengan lahan bibitan untuk memudahkan dalam pemindahan dan
penanaman.
Gambar bedengan persemaianPemindahan dan Penanaman
KecambahKecambah diambil dari persemaian dengan hati-hati agar
tidak merusak bakal akar. Stadia kecambah yang telah siap
dipindahkan ke lahan bibitan apabila : Sudah mencapai stadium
bintang (umur 4-7 hari) Sudah mencapai stadium pancing (umur 7-14
hari) Sudah mencapai stadium jarum (umur 14-21 hari) Sebelum
ditanam kecambah harus diseleksi yaitu bebas dari dari infeksi
jamur akar putih, tidak terserang hama dan pertumbuhan normal.
Gambar stadium kecambahPenanaman sebaiknya dilakukan pada pagi
hari atau sore hari untuk menghindari stress di lapangan.
Pengangkutan kecambah menggunakan ember yang berisi air. Penanaman
kecambah dilakukan dengan cara menugal tanah sedalam 5 cm dengan
menggunakan kayu atau benda yang runcing. Akar harus berada
seluruhnya di dalam tanah dan permukaan biji rata dengan tanah
(biji jangan dilepas dari kecambah). Kemudian tanah di sekitar
lubang di padatkan dengan hati-hati agar tidak merusak akar
tanaman, lalu di siram untuk melembabkan. Penyiraman bibit harus
dilakukan pada setiap pagi hari terutama pada musim
kemarau.Pemeliharaan Tanaman di BibitanPemeliharaan bibitan terdiri
dari empat kegiatan yaitu penyulaman/penyisipan, pengendalian
gulma, pengendalian hama penyakit dan pemupukan.Penyulaman atau
penyisipan bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau
kerdil/tidak normal pertumbuhannya. Penyisipan dapat dilakukan pada
saat tanaman di bibitan berumur paling lama 1-2 minggu dengan
menggunakan kecambah pertumbuhan stadia jarum.Lahan bibitan harus
bebas dari gulma agar pertumbuhannya tidak terganggu. Penyiangan
gulma yang tumbuh dapat dilakukan dengan manual (rotasi 1x2 minggu)
tergantung dari banyak tidaknya gulma yang tumbuh di lapangan,
penggunaan herbisida pada tanaman yang masih muda tidak dibenarkan
karena dapat menyebabkan kematian pada tanaman karet.Untuk mencegah
timbulnya hama dan penyakit yang sering merusak bibitan karet
sepertiColletotrichumdanHelmintsosporiumdapat diberi obat Dithane
M-45 dengan dosis 2 gram/liter/rotasi (1x2 minggu). Untuk mencegah
timbulnya serangan jamur akar putih (JAP) pada umur 2-6 bulan dapat
dilakukan aplikasi biofungisida Triko SP plus dengan dosis 600
Kg/ha, di tabur disekitar barisan tanaman. Kemudian di tutup dengan
tanah menggunakan cangkul. Beberapa hama yang sering menyerang
bibitan karet adalah jangkrik, rayap dan tungau untuk
menenggulanginya dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida
yang yang tepat seperti Sevin 85S.Pemberian pupuk ditaburkan
disekitar barisan tanaman, dengan dosis pupuk menggunakan pupuk
tunggal sebagai berikut :Umur bibit(bulan)Dosis(gram/pohon)
UreaSP-36MoPKieserit
122.511
356.2521
5911.2534
7911.2534
Sumber ; Balit SP- Puslit Karet, 2004Apabila menggunakan pupuk
majemuk NPK-Mg 15-15-6-4 dapat digunakan sebanyak 5, 10, 15 dan 15
gram/pohon untuk tanaman yangberumur 1, 3, 5 dan 7 bulan.
PEMBANGUNAN KEBUN ENTRESKlon Karet UnggulKemajuan penelitian
karet selama empat siklus seleksi telah mampu menghasilkan klon
karet unggul yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu :1. Klon
penghasil lateks:Klon yang mamiliki ciri potensi hasil lateks
sangat tinggi tetapi hasil kayu sedang.2. Klon penghasil
lateks-kayu:Klon yang memiliki ciri potensi hasil lateks tinggi dan
hasil kayu juga tinggi.3. Klon penghasil kayu:Klon yang memiliki
ciri potensi hasil lateks rendah tetapi hasil kayu sangat
tinggi.Untuk periode tahun 2004 2010, telah dirumuskan klon karet
anjuran untuk penanaman sebagai berikut :Klon penghasil lateks:BPM
24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.Klon penghasil
lateks-kayu:BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR
32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.Klon penghasil kayu:IRR 70,
IRR 71, IRR 72, IRR 78Persyaratan pembangunan kebun entresa.Lokasi
kebun entresAreal yang memenuhi syarat untuk pembangunan kebun
entres, sebaiknya memiliki syarat sebagai berikut :Lokasi datar dan
tidak tergenang air pada saat hujan, areal dengan kemiringan 3-5%
dapat digunakan, tetapi perlu dibuat drainase yang baikDekat dengan
jalan utama agar memudahkan pengangkutan, pengawasan dan pengiriman
kayu entresLahan memiliki sifat fisik yang baik (gembur)b.Penanaman
bibit untuk kebun entresBahan tanaman dapat berupa stum mata tidur
atau bibit polibeg berpayung satu atau dua. Penanaman dengan stum
mata tidur harus pada musim hujan. Pemancangan dilakukan dengan
jarak tanam 1x1 m segi empat, kemudian dibuat lubang tanaman
berukuran 60 x 60 x 40 cm. Dalam satu hektar kebun entres memiliki
tegakan 8000 9000 pohon dan mampu menghasilkan mata tunas lebih
kurang 600.000 mata. Setiap klon ditanam dalam satu petak dan
diberi nomor, dalam satu petak dapat dibuat 5 baris 40
pohon.c.Pemeliharaan PenyianganKeadaan kebun entres harus bersih
dari rerumputan, penyiangan dapat dilakukan secara manual 3 minggu
sekali atau secara kimia dengan herbisida 3 bulan sekali,
menggunakan herbisida round up dengan dosis 0.2% (2 cc/1 liter).
Penyemprotan dilakukan setelah tanaman mencapai 5-6 payung.
PemupukanDosis yang di berikan secara umum adalah sebagai berikut
:Tahun I: 50 gram urea, 50 gram SP 36, 10 gram KCl dan 5 gram
KieseritTahun II : 75 gram urea, 75 gram SP 36, 25 gram KCl dan 10
gram KieseritAplikasi dua kali setahun, setiap pemberian setengah
dosis dalam setahun. Letak tabur pupuk melingkar mengelilingi
batang dengan radius1m dari pohon. Pengendalian penyakitSama dengan
pengendalian penyakit di pembibitan batang bawah.
Pemanenan/pemangkasanKayu okulasi hijau di panen pada umur 4-5
bulan dan okulasi coklat umur 10-12 bulan. Pemangkasan pertama
dilakukan saat tanaman berumur 10 bulan dengan ketinggian 40-60 cm.
Setelah pemangkasan dilakukan, pada umur 3-4 minggu akan muncul
tunas baru, untuk itu perlu dilakukan seleksi dengan meninggalkan
dua sampai tiga cabang. Pemangkasan pada tahun berikutnya lebih
kurang 15 cm dari pangkal tunas karangan mata. Peremajaankebun
entresKebun entres dapat dipertahankan sampai umur 10 tahun
kemudian dilakukan peremajaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan
kebun okulasi yang berumur lebih dari10 tahun memperlihatkan
kemunduran dalam pertumbuhan.
Gambar kebun entres/kebun kayu okulasiOKULASIOkulasi adalah
suatu proses penempelan mata tunas dari klon-klon anjuran pada
batang bawah yang terpilih sehingga dapat memberikan hasil sesuai
harapan.Pelaksanaan okulasi pada tanaman karet ada dua jenis yang
didasarkan pada ukuran diameter batang bawah dan umur batang bawah.
Okulasi hijau umur 4-5 bulan dengan diamter 1.1-1.3 cm dan okulasi
coklat umur 10-12 bulan dengan diameter 1.5-2.5 cm. Umur entres
disesuaikan dengan batang bawah.Bahan dan Alat yang digunakan untuk
okulasi adalah : Kain lap Pisau okulasi Plastik/verban okulasi
Kolter/TB 192 Gunting stekDalam pelaksanaan okulasi ada beberapa
tahapan untuk mendapatkan batang bawah yang baik tahapan-tahapan
tersebut adalah :a.Ketersediaan batang bawah yang akan
diokulasiBatang bawah dipersiapkan melalui pembibitan biji (bab
sebelumnya) dan baru bisa diokulasi apabila memenuhi syarat
pertumbuhan sesuai jenis okulasi.Untuk pelaksanaan okulasi coklat
dapat dilakukan sebagai berikut : Ukuran diameter batang tanaman
1.5-2.5 cm diukur pada ketinggian 5 cm (gbr.1) Pertumbuhan daun
payung yang paling atas dalam keadaan tua (gbr.2) Tanaman tidak
terserang penyakit
Gambar 1. pengukuran lilit batang dan Gambar 2. keadaan tunas
yang siap diokulasib.Pembuatan jendela okulasiPembuatan jendela
okulasi dilakukan pada batang bawah yang telah memasuki kriteria
okulasi diatas.Tujuan dari pembuatan jendela okulasi ini adalah
untuk menempelkan mata tunas/entres dari klon yang
diinginkan.Pembuatan jendela okulasi terdiri dari beberapa langkah
yakni : Membersihkan batang bawah dari kotoran tanah atau pasir
yang dapat mengganggu penyatuan entres dengan batang bawah dengan
lap bersih (Gbr.3) Mengiris batang bawah dengan dua irisan vertikal
yang sejajar dengan panjang 5 cm dan lebar 1/3lilitbatang bawah
pada ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah. Jika terlalu dekat
dengan tanah akan semakin memperkecil keberhasilan okulasi (Gbr.4)
Membuat potongan melintang pada salah satu ujung garis sejajar yang
telah dibuat. Potongan melintang dapat dibuat pada ujung atas untuk
bukaan bawah atau ujung bawah garis sejajar untuk bukaan atas.
(Gbr.5 dan Gbr.6)
Gbr. (3, 4, 5 dan 6), proses pembuatan jendela okulasic.Membuat
perisai mata okulasiPerisai okulasi adalah mata okulasi yang
diambil dari batang entres untuk ditempelkan pada jendela okulasi.
Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :Menyiapkan perisai
okulasi dari batang entress yaitu dengan mengiris entres yang
bermata baik (mata yang berada pada ketiak daun) dengan ukuran
lebar 1-2 cm dan panjang 5 cm. Ukuran perisai harus lebih kecil
dari jendela okulasi yang telah dibuat, hal ini bertujuan agar
terjadi sirkulasi udara pada okulasi yang dibuat.Penyayatan perisai
okulasi harus diikut sertakan sedikit bagian kayu (Gbr.7 dan Gbr.
8)Perisai yang baik apabila di bagian dalam kulitnya terdapat titik
tumbuh putih yang menonjol.Apabila bagian dalam kulitnya berlubang
berarti matanya tertinggal pada bagian kayu dan perisai tidak boleh
ditempelkan ke batang bawah.
Gbr. 7 dan Gbr.8 Penyanyatan perisai okulasid.Penempelan perisai
mata okulasiPenempelan perisai mata okulasi dilakukan segera
setelah jendela okulasi dibuka danperisai okulasi harus dalam
keadaan tidak bergerak, lalujendela okulasi di tekan dan bagian
ujung nya dipotong dan dibuang, kemudian jendela okulasi ditutup
dan siap dibalut. (Gbr. 8, 9 dan 10)
Gambar 8, 9, 10 Penempelan perisai okulasie.Pembalutan dengan
verban okulasiAgar mata okulasi tidak bergerak dan menempel baik
dengan batang bawah serta agar tidak terkena air hujan dan kotoran
maka perisai okulasi harus dibalut kuat dengan verban/plastik
okulasi (Gbr. 11)
Gambar 11.pembalutan dengan verbanf.Pembukaan Verban dan
Pemeriksaan OkulasiPemeriksaan okulasi dilakukan pada umur 21 hari
dan umur 28 hari. Okulasi yang telah berumur 21 hari dibuka verban
okulasinya dan diperiksa apakah tunas okulasi hidup atau tidak.
Verban dibuka dengan cara memotong verban dengan pisau
ataucuttertegak lurus ke arah atas. Potongan harus berada di
sebelah belakang bagian okulasi. Okulasi yang berhasil ditandai
dengan perisai yang masih hijua apabila digores sedikit dan perisai
masih terlihat segar (Gbr. 12 dan 13). Apabila menunjukkan warna
hitam dan perisai terlihat membusuk berarti okulasi tidak berhasil.
Okulasi yang berhasil diberi tanda berupa ikatan plastik untuk
membedakan okulasi yang berhasil dengan okulasi yang tidak
berhasil. Lebih kurang satu minggu setelah buka verban pemeriksaan
yang kedua dilakukan tujuannya untuk benar-benar memastikan
keberhasilan okulasi. Keberhasilan okulasi selain ditentukan oleh
tenaga kerja okulasi ditentukan juga oleh keadaan cuaca terutama
hari hujan.
Gambar 12 dan 13 Okulasi yang hidupg.Pembongkaran bibitApabila
ingin dibongkar dengan cangkul, 7 hari setelah okulasi jadi,
dilakukan penyerongan batang bawah dengan ketinggian 10-15 cm di
atas pertautan okulasi menggunakan gergaji serong, dengan
kemiringan 45 derajat berlawanan arah mata okulasi dan diolesi
dengan kolter/TB 192. Setelah 7-10 hari dan mata okulasi membengkak
dilakukan pembongkaran. Setelah tercabut maka akar lateral
ditinggalkan sepanjang 5 cm dan akar tunggang dipotongsehingga
tinggal sepanjang 25-30 cm. Apabila menggunakan dongkrak bibit maka
2-3minggu sebelum dicabut batang bawah dipotong/dipotes pada
ketinggian 70 cm dari permukaan tanah. Hasil okulasi yang
didapatkan dari pembibitan batang bawah seperti tersebut di atas
disebut dengan stum mata tidur.h.Seleksi Stum Okulasi Mata
TidurStum yang akar tunggangnya terserang jamur akar putih, mata
okulasi rusak, akar bercabang banyak (menjari), akar bedenggol atau
bengkok (muntir) tidak dipakai sebagai bahan tanam.Bila akarnya
bercabang dua atau tiga maka satu atau dua akar yang terkecil
dipotong dan lukanya diolesi dengan TB 192, sehingga dapat dipakai
sebagai bahan tanam.Bibit stum okulasi mata tidur selanjutnya dapat
dianjurkan sebagai bahan tanam setelah terlebih dahulu ditumbuhkan
didalam polibeg sampai mencapai stadia satu atau dua payung
daun.
Gambar 13 dan 14 stum okulasi mata tidur yang baik dan
afkirBIBIT DALAM POLIBEGBibit dalam polibeg adalah bibit okulasi
yang ditumbuhkan dalam polibeg yang mempunyai satu atau dua daun
payung, Bibit polibeg dapat dibuat dengan menanam stum mata tidur
atau dengan pembibitan batang bawah di polibeg. Kelebihan dalam
pembibitan di polibeg adalah lebih seragam ketika dipindah ke
lapangan, memudahkan penyiraman dan dapat menghemat air ketika
penyiraman.BibitPolibeg dari Stum Mata TidurUntuk mendapatkan
pertumbuhan bibit yang baik didalam polibeg, maka dibutuhkan stum
mata tidur yang telah terseleksi sesuai dengan mutu standar.
Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Polibeg
berukuran 25 cm x 40 cm dipersiapkan dan diisi dengan tanah top
soil (tanah bagian permukaan 10-15 cm) yang sudah di campur dengan
fosfat alam (rock phospat) sebanyak 25 gram per polibeg, setinggi
2/3 bagian polibeg2. Buatlah parit sedalam 10 cm (selebar dua
ukuran polibeg)3. Polibeg disusun dua baris di dalam parit yang
sudah disiapkan.4. Tanamkan stum mata tidur tepat ditengah polibeg,
lalu diisi dengan tanah yang sudah dicampur fosfat alam sedikit
demi sedikit sampai leher akar, sambil dipadatkan dengan tangan.5.
Penyiraman dilakukan secara teratur dan dipupuk setiap bulan sesuai
anjuran, yaitu umur 1-3 bulan diberi pupuk Urea = 5 gram/pohon, SP
36 = 6.25 gram/pohon, KCl = 2 gram/pohon dan Kieserit = 2
gram/pohon.6. Sangat penting diperhatikan, bahwa semua tunas yang
tumbuh bukan dari matatempelan (mata liar) harus dibuang dan
diperiksa 1 x 2 minggu.7. Bibit dipelihara sampai pertumbuhan tunas
mencapai satu payung daun (2 bulan) atau dua payung daun (4
bulan).8. Pada saat pemindahan bibit ke lapangan, akar yang
menembus polibeg harus di potong, dan waktu pemindahan terbaik
adalah pada saat pertumbuhan dua payung daun tua (mengeras). Jangan
lakukan penanaman ke lapangandalam keadaan tumbuh tunas muda atau
daun muda.
Gambarpembibitan stum mata tidur dalam polibegPembibitan Batang
Bawah di PolibegSelain pembibitan batang bawah di lapangan,
penanaman biji untuk batang bawah juga dapat dilakukan langsung di
polibeg. Pengokulasian bibit dalam polibeg bertujuan untuk
meringankan biaya pengolahan tanah di lapangan.Tahapan pembuatan
bibitan polibeg adalah sebagai berikut :1. Polibeg berukuran 25 cm
x 40 cm dipersiapkan dan diisi dengan tanah top soil (tanah bagian
permukaan 10-15 cm) di campur dengan pupuk fosfat alam sebanyak 50
gram per polibeg.2. Buatlah parit sedalam 10 cm (selebar dua ukuran
polibeg)3. Polibeg disusun di dalam parit yang sudah disiapkan4.
Sebelum dilakukan penanaman kecambah harus di seleksi dan dilakukan
penanaman di tengah-tengah polibeg5. Bibit batang bawah ini
dipelihara sampai umur 6-8 bulan6. Bibit diokulasi dalam polibeg
dengan posisi jendela okulasi menghadap ke luar.7. Setelah okulasi
jadi, potonglah batang miring ke arah belakang pada ketingian 10-15
cm di atas pertautan okulasi8. Mata okulasi dibiarkan tumbuh dan
dipelihara dengan baik sampai satu atau dua payung penuh9.
Penunasan mata tunas liar dilakukan dua minggu sekali10. Pada saat
pemindahan bibit ke lapangan, akar tunggang yang menembus polibeg
harus di potong, dan untuk pembibitan langsung di polibeg, waktu
pemindahan dapat dilakukan pada stadia pertumbuhansatu payung daun
tua.PENYIAPAN LAHANPenyiapan lahan dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Pada perkebunan rakyat yang luasnya relatif kecil, penyiapan
lahan biasanya dilakukan dengan manual dan khemis.Penyiapan lahan
secara manual dan kemisTebas/ImasPenebasan dilakukan untuk membuang
kayu-kayu kecil dan gulma.Alat-alat yang digunakan biasanya
parang.Penebangan KayuPenebangan kayu secara manual biasanya
menggunakan parang panjang, kapak besar atau dengan gergaji
konvensional. Tunggul yang disisakan adalah 30 cm dari permukaan
tanah.Penyincangan/perpanjanganSetelah kayu tumbang ranting
dipotong kecil-kecil untuk dijual atau dijadikan bahan bakar batang
dipotong sesuai kebutuhan untuk dijual.Apabila tidak laku dijual
dibiarkan membusuk dengan sendirinya.Pembakaran dan peracunan
tunggulPembakaran dilakukan hanya pada kayu-kayu yang tidak bisa
atau tidak laku dijual. Apabila tidak laku dijual dibiarkan dan di
beri racun agar cepat busuk. Tunggul yang tertinggal juga diberi
racun agar lebih cepat busuk.Pengumpulan dan Pembakaran ulangKayu
yang masih berserakan dan tidak habis terbakar maupun yang sudah
mulai busuk dikumpulkan menjadi satu di suatu tempat dan dibakar
ulang atau dibiarkan membusuk sehingga lahan terlihat bersih.
Penyiapan lahan dengan cara manual mempunyai kelemahan yakni
memakan waktu yang lebih lama yakni 2 bulan atau lebih dan potensi
penyakit jamur akar putih tinggi.Penyiapan Lahan Secara Mekanis
PenuhCara peremajaan mekanis ini lebih disukai untuk mengatasi
penyakit JAP yang sangat berbahaya. Dengan peremajaan secara
mekanis penuhmaka sumber infeksi penyakit JAP baik yang berupa
tunggul atau sisa-sisa akar-akar yang sakit dapat disingkirkan dari
areal penanaman.Pembukaan lahan sebaiknya dilakukan menjelang musim
kemarau, dimaksudkan agar tanaman yang ditebang segera akan
mengering. Kondisi kering ini akan mempermudah dalam penanganan
selanjutnya, apakah kayu hasil penebangan akan dimanfaatkan sebagai
kayu log atau selainnya. Di wilayah Sumatera Utara umumnya musim
kemarau jatuh pada bulan Februari s.d Juni. Tahapan penyiapan lahan
secara mekanis adalah sebagai berikut :a.Penumbangan dan
pengumpulan pohonTanaman tua ditumbangkan dengan meggunakanchain
sawatau dengan didorong sampai tumbang dengan menggunakanbulldozer.
Sewaktu penumbangan denganchain sawtunggul harus disisakan
sepanjang 30 cm untuk memudahkan dalam pembongkaran dan
pencabutannya. Pohon karet yang sudah ditumbang kemudian di
potong-potong sesuai keperluan misalnya untuk kayu log. Ranting dan
cabang biasanya dikumpulkan sebagai sumber kayu bakar atau sebagai
kayu asap.b.Pembongkaran dan pengumpulan
tunggul/perumpukanPembongkaran tunggul dilakukan dengan mendorong
tunggul yang disisakan sepanjang 30 cm menggunakancrawler
tractordan dikumpulkan pada tiap-tiap barisan yang berjarak 10 m.
Di beberapa daerah sisa-sisa tunggul masih bisa dijual sehingga
akan mengurangi biaya pengangkutan. Tunggul-tunggul yang sudah
kering dikumpulkan menjadi beberapa bagian (spot-spot) lalu
dibakar. Saat ini pembakaran sudah dilarang dalam penyiapan lahan,
untuk mempercepat pelapukan sisa tunggul maka dapat dibantu dengan
penanaman kacangan penutup tanah. Untuk daerah-daerah ber lereng
sisa tunggul didorong ke daerah lembahan dan diharapkan akan
melapuk dengan sendirinya.c. RipperRipper dilakukan apabila tahap
pembongkaran sudah selesai dan sisa-sisa tunggul sudah dirumpuk
menjadi spot-spot dan tidak berada dalam barisan lagi. Ripper
dilakukan dua kali, Ripper pertama dilakukan dengan melintang ke
arah Timur-Barat, Ripper kedua ke arah Utara-Selatan. Untuk
lahan-lahan yang miringputaran pertama dilakukan ke atas dan
kemudian ke bawah lalu dilanjutkan dengan rippper kedua dan
seterusnya. Alat yang digunakan adalah Ripper yang ditarik dengan
traktor rantai D6/D8.Kedalaman ripper 50 cm, selang waktu antara
ripper I dengan ripper II berselang 2-3 minggu. Setiap kali ripper
di ikuti dengan ayap akar. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan sisa
akar yang masih tertinggal ketika pembongkaran. Dalam pengelolaan
perkebunan karet diusahakan agar akar berada di permukaan dan
terkena cahaya matahari, tujuannya adalah untukmengurangi potensi
JAP dari sisa akar tanaman karet.d. Luku (Bajak)Pekerjaan luku
dilakukan dua kali, dengan alat bajak piringan yang ditarik
menggunakan traktor ban. Kedalam luku minimal 40 cm sesuai dengan
distribusi akar serabut tanaman karet. Luku dilakukan sebanyak 2
kali dengan arah menyilang saling tegak lurus satu sama lainnya,
interval waktu antara luku I dan luku II selang 2-3 minggu. Setiap
kali pembajakan di ikuti dengan ayap akar.Semua sisa akar tanaman
dan potongan kayu karet yang masih tertinggal diayap secara manual
dan dikumpulkan di tempat tertentu untuk mempermudah
pemusnahannya.e.Garu(Harrow)Garu dilakukan 2 kali . Garu pertama ke
arah Utara-Selatan dan yang kedua ke arah Timur-Barat. Alat yang
digunakan adalah tractor ban yang dilengkapi dengan 24 disk flow.
Tujuannya adalah untuk menggemburkan dan meratakan permukaan
tanah.Setiap selesai pekerjaan garu di ikuti dengan ayap akar,
selang waktu garu I dengan garu II berselang 2-3 minggu.f.
Pembuatan terasTindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi erosi
yaitu dengan pembuatan teras, benteng, rorak maupun parit di areal
penanaman karet. Cara ini dalam pengawetan tanah berfungsi untuk
memperlambat aliran permukaan dan menampung serta menyalurkan air
dengan kekuatan yang tidak merusak.Tindakan pengawetan tanah pada
budidaya tanaman, didasarkan pada kelas kemiringan lahan yang ada.
dibagi ke dalam 4 kelasyaitu :1.Tanah datar (0-3%)Tidak diperlukan
pembuatan benteng, rorak, maupun teras. Umumnya yang dibutuhkan
yaitu drainase untuk menampung dan mengalirkan air yang
berlebihan.2.Tanah bergelombang (4-10%)Pada daerah dengan
kemiringan 4-10% mulai nampak adanya erosi alur. Ini terjadi karena
air tekonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat tertentu sehingga
diperlukan pembuatan benteng dan rorak.3.Tanah berbukit
(11-100%)Pada areal bukit diperlukan pembuatan teras
bersambung.4.Tanah curam (>100%)Pada tanah curam dengan
kemiringan > 100% tidak dianjurkan untuk usaha perkebunan karet.
Untuk pengusahaan tanaman karet, kemiringan lahan sampai 47%.Teras
bersambung dibuat berdasarkan derajat kemiringan lahan dan jarak
antar kontur diambil dari rata-rata kemiringan lahan. Makin tinggi
kemiringannya maka jarak antar kontur semakin jauh. Lebar teras
sekitar 2 m dengan permukaan teras miring kedalam ke arah lereng
dengan sudut kemiringan 10o. Pembuatan teras dapat dilakukan secara
manual atau dengan mekanis menggunakan traktor rantai D6. Pembuatan
teras sebaiknya dimulai dari tempat yang tinggi (puncak bukit).
Bagian dalam dari tiap titik penanaman dalam teras dibuat rorak
(lubang sedalam 1.5-2m) untuk menampung kelebihan air ketika hujan
turun.g. Pembuatan saluran drainaseDrainase areal sering menjadi
masalah utama yang dijumpai pada daerah datar, rendahan, dan areal
yang sering kebanjiran. Untukmengatasinya diperlukan pembuatan
saluran drainase yang berguna untuk mencegah genangan air dan
menurunkan permukaan air tanah. Banyaknya saluran tergantung dari
kondisi lahan,ataupun tinggi rendahnya permukaan air tanah. Sebelum
membangun saluran drainase harus direncanakan dimana titik
pembuangan arahnya, dan berapa debit air yang harus dibuang. Dengan
data yang diperoleh selanjutnya ditentukan berapa lebar dan dalam
saluran yang akan dibuat dan tingkat jaringan saluran yang
diperlukan.Pembangunan Penutup TanahPada areal pertanaman karet
rakyat, biasanya gawangan tidak ditanam penutup tanah kacangan.
Selama lebih kurang tiga tahun pertama (tajuk tanaman karet belum
menutup), petani dianjurkan untuk memanfaatkan gawangan dengan
mengusahakan tanaman pangan seperti padi gogo, kedelai, jagung dan
lainnya.Untuk pembangunan penutup tanah, kacangan campuran
konvensional terdiri dariPueraria javanica,Calopogonium
mucunoides,danCentrosema pubescensmerupakan penutup tanah yang
ideal di perkebunan karet. Campuran konvensional memberikan bahan
organik dan unsur hara ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan
dengan rumput alami, melindungi tanah dengan sempurna dari erosi,
dan memberikan efek penekanan terhadap serangan JAP. Dapat dibangun
dengan teknik yang sederhana baik secara manual bila tenaga kerja
cukup tersedia maupun secara kimiawi. Kelemahannya yakni kurang
toleran terhadap suasana ternaung sehingga pertumbuhannya
berangsur-angsur tertekan bila tajuk tanaman karet menutup
permukaan tanah.Selain kacangan campuran konvensional di
atas,Calopogonium caeruleum(CC) salah satu jenis yangmemberikan
bahan organik lebih banyak dari yang dihasilkan kacangan
konvensional dan melindungi permukaan tanah dari erosi setaraf atau
lebih baik dari kacangan campuran konvensional. Juga berperan
menekan secara efektif serangan JAP. Dibanding dengan kacangan
lainnya, jenis ini lebih toleran terhadap suasana ternaung dan
kekeringan, kurang disukai hama. Selama masa TM kacangan jenis CC
dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet. Pertumbuhan awalnya
lebih lambat menutup permukaan tanah dibanding dengan kacangan
konvensional.Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak
digunakan di perkebunan adalahMucuna bracteata,menghasilkan bahan
organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat. Pengamatan di
lapangan pertumbuhan sulur kacangan yang sehat dapat mencapai
>10 cm setiap 24 jam dan dengan penanaman sama banyak dengan
jumlah tegakan karet per hektar, ternyata dalam waktu 6 bulan dapat
menutup pemukaan tanah dengan sempurna.Mucunasangat efektif
melindungi permukaan tanah dari erosi terutama pada masa TBM, lebih
toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai
hama dan tidak disukai ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat
cocok untuk dipergunakan pada areal TBM yang potensial mendapat
gangguan ternak lembu maupun kambing. Selama masa TMMucuna
bracteatamasih dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet.
Kelemahannya, karena pertumbuhan kacangan ini sangat cepat,
frekuensi rotasi pengendalian sulur menjadi lebih sering. Dalam dua
minggu, apabila pertumbuhan sulur tidak dikendalikan maka akan
melilit batang tanaman karet.Penanaman penutup tanah
kacangan.Penanaman biji kacangan dilakukan secara menugal dalam 4
barisan, masing-masing berjarak 1 meter di tengah gawangan.
Campuran biji kacangan yang ditanam dicampur lagi denganRock
Phosphatsebanyak 25 kg/ha pada saat hendak menanam. Saat menanam
biji kacangan adalah setelah tanah selesai diolah sempurna dan
bahan pembiak vegetatif gulma serta potongan-potongan kayu telah
disingkirkan.Penanaman di LapanganPemancangan Kegiatan penanaman
tanaman karet dimulai dengan penentuan jarak tanam. Pada saat ini
banyak dianut jarak tanam dengan kerapatan populasi sekitar 500 s.d
600 pohon/ha. Dengan populasi tersebut, dapat menggunakan jarak
tanam pagar 3,3 x 6,0 m atau 2,75 x 6,0 m. Setelah penentuan jarak
tanam dilakukan, selanjutnya dilakukan pemancangan titik tanam di
lapangan. Dimulai dengan pancang kepala dengan arah barisan tanaman
timur barat terutama pada daerah datar, sedangkan pada daerah
dengan topografi bergelombang berbukit, arah barisan disesuaikan
dengan kontur. Pancang kepala dibuat lebih tinggi dari anak pancang
agar memudahkan dalam meluruskan barisan tanam. Kompos dan tali
atau kawat diperlukan untuk menentukan arah dan jarak tanaman dalam
barisan.Pemancangan dan Pembuatan lubang tanamLubang tanam dibuat
minimal 1 minggu sebelum tanam dengan maksud agar ada kesempatan
untuk diperiksa jumlah maupun ukurannya, pada titik pancang dibuat
lubang tanam dengan ukuran 70 x 70 x 60 cm.Pada saat penggalian
lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) diletakkan disebelah
kanan lubang dansub soildiletakkan disebelah kiri lubang
tanam.Sebelum penanaman dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
pemupukan lubang tanam dengan menggunakan pupuk RP dengan dosis
pemupukan setiap lubang tanam 250 g. Pemberian pupuk ini
dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan akar karet yang baru ditanam.
Pupuk dicampurkan secara merata pada tanah yang akan digunakan
untuk menimbun kembali tanaman karet yang ditanam.Penanaman
karetPenanaman karet dilakukan pada musim hujan besar.Bibit yang
polibegnya robek harus diikat dengan tali agar tidak pecah ketika
diangkut ke lapangan.Bibit yang didistribusikan ke lapangan
diletakkan di samping lubang tanam. Dalam lubang disesuaikan dengan
tinggi polibeg.Dasar polibeg disayat dengan pisau dan bibit
diletakkan dalam lubang tanam. Dari bagian samping plastik disayat
dan dilepaskan dari bibit, diletakkan di atas pancang sebagai tanda
bahwa palstik sudah dibuka.Arah mata okulasi diseragamkan menghadap
gawangan pada tanah rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata
okulasi diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras. Pada saat
penanaman, pertautan okulasi diatur sedemikian rupa sehingga
setelah ditimbun tanah, pertautan okulasi akan tertimbun sekitar 10
cm di bawah permukaan tanah. Setelah persyaratan dipenuhi, tanahsub
soilditutupkan terlebih dahulu kemudian disusuk dengan tanahtop
soil. Pemadatan tanah dilakukan dengan tangan mulai dari bagian
pnggir ke arah tengah atau diinjak pelan-pelan tetapi jangan sampai
mengenai tanah polibeg. Tanah pada bagian tanaman dibuat cembung
untuk menghindari air hujan yang menggenang.
Gambar Penanaman bibit karetPemeliharaan TBMa.Strip
Weeding/PenyianganAdalah penyiangan gulma di sekitar bibit yang
telah ditanam, tanaman harus bersih dari gulma pada jarak 1m ke
arah kanan dan 1 m ke arah kiri.Strip widingdilakukan setiap 1 3
bulan sekali tergantung jumlah gulma yang tumbuh. Cara yang
digunakan dapat menggunakan herbisida atau secara manual/dengan
cangkulatau dengan herbisidaRound up/Matador. TujuanStrip
Widingadalah :Menjaga tanaman dari gulma yang dapat
merugikanMenghindari tanaman dari penyakit yang dibawa
gulmaEfisiensi pemupukanPenyiangan pada areal tanaman karet yang
berumur kurang dari satu tahun dilakukan secara manual dengan
menyiang rumput secara melingkar di sekitar tanaman dengan radius
50 cm.Selanjutnya tanaman yang sudah berumur lebih dari satu tahun
penyiangan dapat dilakukan secara melingkar ataupun mengikuti jalur
penanaman karet dengan jarak 1.5 2 meter dari barisan pohon.
Penyiangan dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan
herbisida. Rotasi penyiangan akan tergantung dari kecepatan
pertumbuhan gulma. Pada areal dengan laju pertumbuhan gulma yang
tinggi, rotasi penyiangan dilakukan 2 minggu sekali, tetapi pada
lokasi pertumbuhan gulma yang biasa, rotasi penyiangan dapat
dilakukan 3 minggu sekali.b.Penunasan/PewiwilanSetelah usia tanaman
1-3 bulan harus dilakukan pengontrolan yaitu pengamatan terhadap
kondisi tanaman terutama daun/tunas yang kurang tumbuhnya kurang
baik. Setelah tahap ini dilakukan tahap selanjutnya adalah
penunasan/pewiwilan. Tujuan dari penunasan adalah untuk mendapatkan
tanaman yang baik/subur dengan bentuk batang yang tegak/lurus dan
kulit batang mulus. Tunas yang dipotong adalah tunas yang kurang
baik tumbuhnya, bisa berupatunas samping atau tunas atas. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penunasan adalah:Tunas-tunas liar
yang tumbuh di luar mata okulasi dihilangkan dengan pisau sampai
pangkal tunas.Setelah mata okulasi tumbuh dijaga agar tumbuh lurus
ke atas.Tunas-tunas samping diwiwil sampai 2.5 m dari permukaan
tanah.Frekuensi penunasan dilakukan 2 minggu sekali terutama pada
tahun pertama setelah penanaman.c.Penyisipan/penyulamanAdalah
penggantian tanaman yang mati akibat penyakit atau akibat kerusakan
lainnya dengan tanaman yang baru (tautan usianya tidak jauh
berbeda). Sebelum penyisipan harus dilakukan inventarisasi terlebih
dahulu, inventarisasi adalah pendataan tanaman yang tidak dapat
tumbuh dengan baik.Biasanaya karena patah batang, serangan penyakit
Jamur Akar Putih (JAP), kanker garis. Presentase keberhasilan
tanaman ulang adalah 98.5% sedangkan sisanya (1.5%) biasanya harus
di sisip.d.Perangsangan percabanganPada tanaman karet muda sering
dijumpai tanaman yang tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang.
Tanaman ini pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat
mencapai matang sadap.Tanaman muda yang demikian, pada bagian
ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh tunas
cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk tidak
simetris. Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat
berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang.
Ketinggian cabang yang dikehendaki umumnya antara dua setengah
sampai tiga meter dari atas pertautan okulasi. Bagi klon-klon yang
pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian
tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat
pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat
terbentuk.1.Pembuangan ujung tunasKurang lebih pada ketinggian 2m
3m dari pertautan okulasi, tunas muda yang baru tumbuh di atas daun
payung teratas dibuang dengan jalan dipotes atau di
gunting.2.Penutupan ujung tunasUjung tunas muda yang baru tumbuh
serta masih berdaun merah dan lemas, ditutup atau dikerudungi
dengan kertas atau kain yang sudah dicelup dengan parafin. Setelah
tujuh hari, daun-daun yang tadinya berwarna merah, telah mengeriput
dan tiadak berkembang.3.Pengguguran daun (perompesan)Payung teratas
yang sudah tua pada tanaman berumur 1,5 2 tahun dirompes
seluruhnya.Tiga minggu kemudian tunas calon cabang akan
tumbuh.4.Pemenggalan batangPemenggalan batang dilakukan pada
ketinggian 2,5 3 tahun sedikit di atas kumpulan mata. Pemenggalan
ini dilakukan pada waktutanaman muda berumur 1 24 bulan, dimana
pada waktu tersebut tanaman sudah mencapai tinggi kurang lebih lima
meter. Pemenggalan dilakukan pada waktu awal musim hujan.Perawatan
Tanaman Menghasilkana.Strip Weeding/penyianganStrip widding adalah
menyiangi areal selebar 1 m pada sisi kanan dan 1 m pada sisi kiri
pohon karet dari gulma atau tanaman pengganggu. Gulma yang tumbuh
disekitar pohon karet akan membawa pengaruh yang kurang baik
terhadap pohon karet. Pengaruh yang kurang baik itu adalah :Menjadi
kompetitor tanaman karet untuk mendapatkan unsur hara, udara dan
tempat tumbuh.Mengganggu dalam pemupukan tanaman karet.Menurunkan
produksi karet keringSebagai tempat persembunyian berbagai
macamhamatanaman karet ada juga gulma yang berperan sebagai inang
penyakit pada tanaman karet.Untuk mengurangi laju pertumbuhan gulma
pada gawangan tanaman, dapat dilakukan dengan penanaman penutup
tanah kacangan.Penanaman kacangan ini berfungsi selain untuk
mengurangi laju pertumbuhan gulma juga untuk mencegah erosi dan
menambah kandunganbahan organik dalam tanah. Pertumbuhan kacangan
yang cepat akan menekan pertumbuhan gulma. Sebagi konsekuensi dari
pertumbuhan kacangan yang cepat maka harus dilakukan rotasi
pengendalian kacangan dengan frekuensi yang lebih sering, karena
apabila terlambat pengendaliannya tanaman kacangan akan melilit
batang pohon karet.PemupukanSalah satu aspek yang penting dalam hal
pertumbuhan dan peningkatan produktivitas tanaman karet adalah
pemupukan.Pemupukan harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) tepat
waktu, (2) tepat cara dan (3) tepat dosis, apabila tiga syarat ini
tidak ditepati maka produksi akan kurang optimal. Pemupukan
sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan ketika tanaman sedang
membentuk daun muda.Umur (tahun)Cara pemberian pupuk
0 2Ditebar merata secara melingkar di sekeliling pohondengan
radius (r) = 25 100 cm.
3 4Ditebar merata secara larikan mengikuti barisan tanaman
dengan jarak 100 150 cm dari pohon.
5Ditebar secara larikan mengikuti barisan tanaman dengan jarak
150 200 cm dari pohon.
Sumber : Puslit Karet-MedanDosis anjuran umum pemupukan karet
pada masa TBMkurang dari satu tahunUmur(Bulan)g/phn
Tanah SuburTanah Kurang Subur
UreaTSPRPKClKiesUreaTSPRPKClKies
0--250*----250*--
225----25----
42560-20102575-2525
640--30-50--50-
96060-50207575-7525
1275----100----
Jumlah2251202501003027515025015050
*) pupuk lobang/dasarSumber : Puslit Karet-MedanDosis anjuran
umum pemupukan karet pada masa TBM 2 tahun s/d 5 tahunUmur
(thn)g/phn/th
UreaTSPMoPKies
234525025030030017520020020020020025025075100100100
Sumber : Puslit Karet-MedanDosis anjuran umum pemupukan karet
pada masa TMUmur (thn)g/phn/th
UreaTSPMoPKies
6 1516 20> 20*350300200200150-3002501507575-
*) Sampai dua tahun sebelumreplanting.Sumber : Puslit
Karet-MedanUntuk mengurangi hilangnya pupuk karena erosi danrun
offmaka aplikasi pupuk harus benar-benar diperhatikan, sebaiknya
pupuk yang mudah menguap (urea) harus dibenam bukan di tabur. Untuk
daerah yangberlereng aplikasi pupuk seluruhnya harus dibenam
(pocket) tujuannya agar tidak terbawa erosi.Waktu pemupukan
dilakukan pada saat tanamanflush(daun muda mulai
tumbuh).PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITHama RayapUntuk penanaman
baru bekas hutan primer/skunder umumnya tidak dilakukan pengolahan
tanah.Biasanya setelah umur 1 tahun selalu mendapat gangguan hama
rayap yang bersumber dari bekas tunggul.Jika terjadi serangan
pemberantasannya dapat dilakukan dengan insektisida Basudin 60 EC,
Diazinon 60 EC dalam larutan dengan konsentrasi 0,2 0,4% dan
disiramkan ke tanaman dengan jari-jari 20 cm.Penyakit
daunOidiumPenyakit daunOidiumdisebabkan oleh
jamurheveaeSeranganOidiumyang terjadi pada saat pertumbuhan daun
muda dapat menyebabkan daun gugur kembali.Gejala ini dikenal
sebagai gugur daun sekunder (SLF). Pertumbuhan daun muda yang
bertepatan dengan musim kering panjang akan mengalami
seranganOidiumyang berat.SeranganOidiumberulang selama terjadi
pembentukan daun muda terserang oleh penyakit lain.Gejala penyakit
dan kerusakanPada daun muda yang sedang berkembang akan timbul
bercak-bercak putih kekuningan dan dalam waktu singkat bercak
membesar disertai dengan pertumbuhan benang jamur mencuat ke
permukaan dan membentuk kumpulan spora yang putih seperti
tepung.Spora tersebut akan mudah terlepas dan tersebar oleh tiupan
angin.Daun yang mengalami serangan berat menjadi keriput, tampak
seperti layu dan diikuti dengan gugur daun.Gugur daun yang terus
menerus dapat menyebabkan mati pucuk dan turunnya produksi
lateks.Pada TBM dan bibitan, seranganOidiumdapat menyebabkan
hambatan pertumbuhan bahkan kematian tanaman.Bila daun tidak
gugur,Oidiummenyebabkan cacat daun atau bercak hitam dengan bentuk
tak beraturan.Oidiumyang tertinggal pada daun tua merupakan sumber
penularan pada musim kering berikutnya.Penanggulangan
penyakitPemberantasanOidiumdengan cara pendebuan menggunakan serbuk
belerang murni (belerang Cirrus) dapat mengurangi kerusakan
tanaman.Perbedaaan dilakukan pada awal pembentukan daun-daun baru
sebanyak 3 6 rotasi interval 5 7 hari dengan menggunakan alat
penyerbukan (blower) berkekuatan tinggi dengan dosis 4 6 kg
belerang/ha/rotasi.Untuk pembibitan dapat digunakan alat
pendebuanportablePenyakit daunColletotrichumPenyakitgugur
daunColletotrichumdesebabkan oleh
jamurColletotrichumgloesporioidesyang juga penyebab gugur daun
sekunder (SLF).SeranganColletotrichumpada klon yang rentan dapat
menyebabkan gugur daun terus menerus selama terjadi pembentukan
pucuk-pucuk baru dalam musim penghujan.Klon yang menggugurkan
daun-daunnya tidak serempak akan mengalami serangan penyakit yang
terus menerus sehingga produksi lateks turun secara nyata. Serangan
pada bibitan dan tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat menyebabkan
hambatan pertumbuhan sehingga dapat memperpanjang masa tidak
produktif.Gejala penyakit dan kerusakanPenyakitgugur
daunColletotrichumdapat menyerang tanaman pada segala tingkat umur.
Serangan penyakit dimulai pada saat terjadi pembentukan daun muda
setelah musim meranggas.Daun yang sangat muda bila terserang
penyakit akan melinting dan berubah warna menjadi hitam seperti
daun teh kering, sehingga ujung tunas menjadi gundul. Bila terjadi
infeksi jamur pada daun yang lebih tua, maka timbul bintik-bintik
hitam yang tumbuh membesar mengikuti pertumbuhan daun.Bercak yang
terjadi pada ujung atau tepi akan menyebabkan cacat daun. Daun yang
sudah berwarna hijau muda berumur lebih dari dua minggu akan
terhindar dari pengguguran.Penangulangan penyakit.1.Menanam klon
yang tahan terhadap penyakit gugur daunColletotrichum, antara lain
PR 261, RRIC 100 dan PB 260.2.Untuk pembibitan pengendalian
penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida : 0,3% Dithane M
45 atau 0,2% Daconil 75 WP. Penyemprotan dilakukan pada saat
pertumbuhan daun muda, mulai dari pembentukkan tunas sampai daun
berwarna hijau muda sebanyak 3 4 rotasi dengan interval waktu 5
hari.Untuk pembibitan yang luasnya lebih dari 10 ha, penyemprotan
denganMist blowerlebih efisien daripada penggunaanKnapsak sprayer.
Untuk tanaman belum mengahasilkan (TBM) aplikasi fungisida
dilakukan denganMist blower; sedangkan untuk tanaman menghasilkan
(TM) aplikasi fungisida dilakukan secara pengabutan (fogging)
dengan mesin pengabut (fogger) dengan carrier minyak disel atau
minyak Shell (Shell fogging oil) ditambah dengan emulgator.
Pengendalian penyakit dilakukan pada saat pembentukan daun-daun
baru setelah masa meranggas. Dosis penyemprotan tergantung pada
besar (umur) tanaman. Untuk bibitan dan tanaman muda (TBM) cukup
1,5 kg Dithane M 45 atau 1 kg Daconil WP per hektar/rotasi.Penyakit
daunCorynesporaPenyakit daunCorynesporadisebabkanCorynespora
cassiicola.Pada klon-klon yang peka,Corynesporadapat menyebabkan
gugur daun sepanjag tahun sehingga dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, produksi lateks bahkan dapat menyebabkan
kematian tanaman.Gejala penyakit dan kerusakanCorynespora
cassiicoladapat menyerang daun tua maupun daun muda. Pada daun muda
biasanya jamur tidak membentuk bercak yang jelas, tetapi anak daun
(helaian daun) berubah warna dari sepia atau hijau muda menjadi
kuning.Daun menggulung atau langsung gugur dari tangkainya,
sedangkan tangkai daun gugur kemudian. Pada daun yang lebih tua,
jamur membentuk bercak coklat tua sampai hitam dimana urat-urat
daun tampak lebih gelap dari pada sekelilingnya sehingga bercak
tersebut tampak menyirip seperti tulang ikan atau seperti tetesan
tinta hitam pada kertas buram. Apabila patogen menginfeksi tangkai
daun dengan bercak hitam, maka daun gugur bersama
tangkainya.Tanaman yang terus menerus terserangCorynespora
cassiicolatak pernah berdaun lebat secara berangsur-angsur
mengalami mati pucuk (dieback) sehingga akhirnya tanaman
mati.Penanggulangan penyakitPemberantasan sebaiknya dilakukan pada
awal serangan. Untuk tanaman menghasilkan (TM) yang tingginya lebih
dari 6 m dan sulit disemprot, sebaiknya digunakan penggabutan
(fogging) dengan fungisida 0,6 kg/ha Dithane M 45 + emulgator atau
1 1,5 kg/ha Calixin 750 EC dalam minyak disel atau minyak Shell
(Shek fogging oil).Penyemprotan/pengabutan dilakukan selama masa
pertumbuhan daun muda sebanyak 4 6 kali dengan interval 1 (satu)
minggu.Penyakit Akar PutihPenyakit Akar Putih disebabkan
jamurRigidoposus lignosus(Syn : Fomes lignosus) yang lebih dikenal
dengan nama jamur akar putih (JAP). JAP merupakan penyebab penyakit
yang paling banyak menimbulkan kerugian pada perkebuanan karet
karena dapat menyebabkan kematian langsung sehingga produksi lateks
akan menurun. Biaya penanggulangan dan pengobatan JAP cukup besar
sehingga dapat menaikkan biaya produksi.Gejala penyakit dan
kerusakanJAP dapat menyerang pada semua tingkat umur tanaman, mulai
dari bibit sampai tanaman tua. Pucuk serangan biasanya terjadi pada
tanaman umur 3 4 tahun. JAP menyerang bagian tanaman yang berada di
bawah permukaan tanah, baik akar cabang maupun akar tunggang.Gejala
penyakit baru nampak ke permukaan apabila penyakitnya sudah parah,
yaitu gejala menguningnya sebagian perdaunan atau cabang.
Adakalanya tanaman muda mati mendadak dengan gejala mengeringnya
daun-daun yang masih utuh pada tajuk. Untuk mengetahui gejala awal
harus dilakukan pemeriksaan akar dengan cara membuka/menggali
bagian leher akar.Gejala JAP ditandai dengan adanya
petumbuhanmiseliumjamur pada permukaan kulit akar.Miseliumtersebut
berwarna putih dan tumbuh bersatu membentuk jaringan yang tebal dan
disebutrizomorf. Pada mulanya jamur hanya melekat pada permukaan
akar, kemudian menembus jaringan akar dan merusak jaringan pembuluh
sehingga proses pengangkutan air dan hara terhambat. Selanjutnya
tanaman mengalami kekurangan hara dan air. Dengan membusuknya akar
tungang, tanaman menjadi mudah tumbang.Penangulangan
Penyakit1.Penanggulangan secara tidak langsung melalui teknik
antara lain :a.Melakukan pengolahan tanah secara mekanis untuk
menyingkirkan tunggul dan perakaran tanaman karet tua yang menjadi
infeksi JAP pada peremajaan maupun pembukaan kebun baru.b.Menanam
kacang-kacangan penutup tanah supaya sisa-sisa akar di dalam tanah
cepat hancur.c.Seleksi bibit ketat. Gunakan bibit sehat, bebas dari
infeksi JAP.d.Memeriksa adanya tanaman sakit sejak dini (umur 1
tahun) dengan rotasi pemeriksaan 3 bulan sekalid.Membuat parit
isolasi antara kompleks tanaman sakit dengan pertanaman yang sehat
dengan lebar 30 cm dan kedalaman 30 60 cm, tergantung pada
kedalaman solum atau membongkar semua tanaman yang sakit dan tidak
tertolong lagi.2.Pengobatan dengan Fungisidaa.Pengobatan dengan
cara pelumasanPengobatan dilakukan dengan cara membuka bagian leher
akar yang sakit, dan kemudian dilumasi dengan fungisida yang
mengandung bahan aktif 20% PCNB (Shell collar protectant, Formac2)
yang baik bila dilakukan pada awal serangan.Pemeriksaan ulang perlu
dilakukan estela 12 bulan, dan pengobatan diulang apabila terjadi
infeksi kembali. Akar-akar samping yang membusuk dipotong. Sumber
infeksi yang terdapat di kebun dibongkar dan
dimusnahkan.b.Pengobatan dengan cara penyiramanUntuk tanaman muda
(TBM), terutama yang umurnya kurang lebih 2 tahun, pengobatan dapat
dilakukan dengan cara menyiramkan larutan fungisida disekitar leher
akar. Pengobatan diulang setelah 6 bulan. Fungisida yang dapat
digunakan adalah :a. Bayleton 250 EC, dosis 10 ml/1 air/pohonb.
Bayfidan 250 EC, dosis 5 ml/1 air/pohonc. Anvil 50 SC, dosis 10
ml/1 air/pohond. Alto 100 SL, dosis 2,5 ml/1
air/pohon3.Pengendalian dengan cara biologisPemberantasan cara
biologis dengan memanfaatkanTrichoderma spdipadukan dengan
pemberian belerang memberikan hasil yang sangat memuaskan dan dapat
dianggap sebagai cara pemberantasan JAP yang murah, mudah dan
efisien serta dapat mempertahankan kelestarian lingkungan. Untuk
tanaman karet di polibeg, pengobatan dilakukan dengan cara
menaburkan 25 gTrichoderma. Sedangkan pada tanaman muda umur 0 4
tahun dosisTrichodermaadalah 100g/pohon. Selain untuk
pengobatan,Trichodermadapat juga digunakan untuk pencegahan dengan
dosis aplikasi 50 g/pohon.Trichodermadiperdagangkan dengan nama
Triko sp+ Produk Balai Penelitian Sungei Putih.Penyakit Jamur
UpasPenyakit Jamur Upas ataupink diseasedisebabkan oleh
jamurCorticium salmonicolor. Serangan jamur upas umumnya terjadi
pada tanaman muda berumur 3 7 tahun, begitupun tidak tertutup
kemungkinan bagi tanaman lebih muda atau tua terserang penyakit
ini. Serangan penyakit berkurang setelah tajuk saling menutup.
Jamur upas dapat menyebabkan kematian cabang-cabang utama sehingga
kehilangan tajuk.Gejala penyakit dan kerusakanSerangan penyakit
umumnya dimulai pada percabangan utama. Jamur tumbuh pada pangkal
cabang, membentuk lapisan benangmiseliumyang mirip sarang
laba-laba. Pada awal pertumbuhan, lapisanmiseliumberwarna putih,
kemudian berubah menjadi merah jingga sejalan dengan bertambahnya
umur. Oleh karena itu, penyakit ini juga disebutpink disease.
Selanjutnya, jaringanmiseliumpecah-pecah dan bintik-bintik hitam
diikuti dengan pecahnya kulit kayu dan pembuluh lateks sehingga
menyebabkan melelehnya lateks pada batang. Lelehan lateks yang
mengering akan menjadi hitam. Pembusukan kulit akan menjalar ke
atas atau ke bawah dari tempat asalanya. Kematian cabang dipercepat
oleh serangga-serangga penggerek, sehingga cabang tersebut mudah
patah bila diterpa angin.Penanggulangan Penyakit1.Tanaman agar
diperiksa ketat pada masa TBM2.Pengobatan dilakukan dengan melumas
bagian kulit ditumbuhi jamur dengan fungisida Calixin RM atau 2%
Difolatan 4F. Pengerokan kulit tidak perlu dilakukan.3.Pemangkasan
cabang yang telah mati atau yang tidak mungkin diobati untuk
mengurangi sumber infeksi.Bekas potongan cabang agar dimusnakan
atau dibakar.PenyakitNeokrosisKulitPenyakitNeokrosisKulit atau
dikenal dengan namaBark necrosis(BN) disebabkan oleh jamurFusarium
spyang berasosiasi denganBotrydiplodia sp.Penyakit BN menyebabkan
kerusakan kulit pada bidang sadap. Kerusakan dapat berlanjut pada
semua bagian kulit batang, mulai kaki gajah sampai ke percabangan.
Serangan BN biasanya diikuti oleh serangan-serangan penggerek
(Xyleborus mascarensis)danPlatypus cupulatusserta
jamurUstulinasehingga mempercepat kematian tanaman.Gejala penyakit
dan kerusakanPenyakit BN pada umumnya terjadi pada tanaman yang
sudah disadap (TM).Gejala awal dimulai dengan timbulnya bercak
coklat, seperti memar pada permukaan kulit. Penyakit berkembang
pada lapisan kulit dalam. Apabila sudah parah, penyakit akan
merusak lapisan kambium, bahkan sering sampai ke lapisan kayu.
Akibatnya kulit pecah dan terjadi pendarahan (pembuluh lateks
pecah). Kerusakan cambium dapat menyebabkan kulit ulihan tumbuh
tidak merata, sehingga menyulitkan penyadapan ulang berikutnya,
atau sama sekali tidak dapat disadap lagi karena tanaman mati atau
tumbang.Akibatnya jumlah pohon berkurang dan produksi lateks turun
secara drastis.Pada klon-klon tertentu, seperti GT 1, AVROS 2037,
GYT 577, RRIM 703, serangan BN bisa mencapai lebih dari 30% dari
tegakan perblok dan serangan penyakit dapat terjadi
berulang-ulang.Faktor-faktor pendukung serangan penyakit1.Penyakit
dapat berkembang sepanjang tahun. Pada perubahan musim kering ke
musim hujan, pada saaat terjadi hujan kecil, intensitas penyakit
dapat meningkat dengan pesat.2.Penyakit pada umumnya timbul pada
tanaman yang sudah disadap. Penyadapan yang terlalu berat ( 1/2 S
d/2) tanpa diikuti dengan pemupukan yang memadai dapat menurunkan
ketahanan terhadap penyakit.3.Stimulan etefon pada tanaman karet
dalam kondisi lemah dapat memacu terjadinya BN.Penanggulangan
Penyakit1.Pemeriksaaan tanaman dari pohon ke pohon dalam periode
tertentu mengetahui serangan awal penyakit perlu dilakukan,
terutama pad ablok yang perna terjangkit penyakit BN.2.Pengobatan
dilakukan dengan 2% Difolatan 4F atau Calixin RM. Lapisan luar yang
terserang penyakit harus dikerok tipis supaya fungisida yang
dilumaskan dapat meresap ke bagian kulit yang sakit. Pengerokan
diusahakan tidak sampai merusak lapisan kambium. Pengobatan pada
awal serangan akan menghemat pemakaian tenaga dan biaya.3.Jika
penyakit BN diikuti serangan-serangan penggerek, maka penggereknya
harus diberantas dengan cara penyemprotan lubang(terowongannya)
dengan 0,2% Diieldrin 20 EC atau insektisida lain yang mempunyai
eek residu lebih lama.4.Intensitas sadap diturunkan dan sti,ulan
etefon dihentkan pada pohon-pohon yang menderita
BN.PenyakitMuldirotPenyakitMuldirot(Mouldy Rot)disebabkan oleh
jamurCeratocystis fimbriata. Penyakit Muldirot merupakan penyakit
yang paling umumpada bidang sadap tanaman karet. Jamur menyerang
kulit yang terbuka akibat luka sadap. Serangan dapat berlanjut dan
merusak lapisan kambium sehingga proses pembentukankulit pulihan
terganggu. Akibatnya kulit pulihan tak dapat disadap kembali pada
periode penyadapan berikutnya.Kulit merupakan modal utama
mendapatkan lateks, oleh karena itu kulit bidang sadap harus
dipelihara supaya dapat disadap berulang-ulang. Kerusakan kulit
pada bidang sadap bersifat baka, yaitu sekali terjadi kerusakan
untuk seterusnya kulit tersebut akan pulih kembali.Gejala penyakit
dan kerusakanMuldirotbiasanya timbul pada awal musim hujan terus
menerus berkembang selama musim hujan.Gejala awal penyakit ditandai
dengan timbulnya koloni jamur berbentuk bintik-bintik pada
permukaan kulit sepanjang alur sadap. Binti-bintik tersebut
berkembang menjadi satu dan warnanya berubah menjadi kelabu.Jamur
tumbuh ke lapisan kulit yang lebihdalam dan merusak lapisan
kambium. Akibat kerusakan lapisan kambium, maka pembentukan kulit
pulihan terganggu dan tidak merata. Kulit yang terbentuk
pulau-pulau kayu sangat merugikan, karena kulit pulihan menjadi
tipis dan sulit disadap, sehingga latek tak dapat dikeluarkan
secara maksimum. Dengan demikian, produksi lateks akan terganggu
dan umur produktif tanaman menjadi pendek karena bidang sadapnya
rusak.Penanggulangan Penyakit1.Peningkatan teknik budidaya dengan
pengaturan jarak tanam yang tepat, pengendalian, dan pemilihan klon
yang tahan.2.Pengobatan dilakukan dengan fungisida. Untuk mencegah
timbulnya resistensi jamur fungisida, penggunaan fungisida haru
digilir setelah pemakaian lebih dari 2 (dua) tahun.Fungisida yang
baik untuk pemberantasan muldirot adalah : 0,3% Derosal 60 WP. 2%
Difolatan 4F. Pengobatan dilakukan dengan interval satu minggu dan
diulang sampai penyakit sembuh. Penambahn zat pewarna pada
fungisida akan memudahkan pengawasan pengobatanmuldirot.Aplikasi
fungisida hendaknya dilakukan segera setelah penyakit pada bidang
sadap diketahui. Penyadapan pohon karet tidak perlu dihentikan.
Untuk mencegah penularan penyakit pada saat musimmuldirot, setiap
penyadap disediakan larutan alkohol 70% atau formalin 4%. Pisau
sadap dicelupkan ke dalam larutan tersebut terlebih dahulu sebelum
pindah pohon.PENYADAPAN/TAPPINGPenyadapan adalah salah satu
kegiatan membuka pembuluh lateks agar lateks yang berada di dalam
pembuluh tanaman karet keluar.Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengiris kulit dengan ketebalan tertentu yang arahnya tegak lurus
dengan pembuluh lateks. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penyadapan adalah produksi yang banyak dansustainserta biaya
penyadapan murah dan tidak terlalu banyak memakan kulit. Tanaman
yang boleh disadap harus memenuhi kriteria matang sadap yakni
:1)Umur TanamanTanaman karet yang normal umumnya baru dapat disadap
pada umur 4-5 tahun tetapi ini sangat tergantung dengan lingkungan
tempat karet tersebut ditanam. Apabila ditanam dilingkungan yang
kurang baik maka waktu untuk buka sadap bisa saja lebih dari itu.
Apabila tanaman karet di tanam di tempat yang sangat baik dan
mendukung pertumbuhan akan lebih cepat pula waktu buka sadapnya
apalagi saat ini banyak terdapat klon-klon baru yang unggul sudah
dapat disadap pada umur 2)Lilit BatangLilit batang tanaman karet
siap buka sadap adalah minimal 45 cm. Pengukuran lilit batang
dilakukan pada saat tanaman berumur 4 tahun. Lilit batang diukur
pada ketinggian 100 cm di atas pertautan okulasi. Kriteria lainnya
adalah jumlah pohon yang mempunyai diameter lebih dari 45 cm adalah
minimal 60% dari luas kebun.Persiapan Buka Sadap1)Penggambaran
Bidang SadapPada tanaman yang sudah dinyatakan memenuhi kriteria
matang sadap harus segera digambar bidang sadapnya. Tujuan dari
penggambaran bidang sadap adalah untuk menghemat pemakaian kulit,
menjaga sudut sadapan agar tetap pada kemiringan 40 derajat dan
memudahkan tap inspeksi.Penggambaran bidang sadap meliputi :Tinggi
bukaan sadapTinggi bukaan sadap adalah 130 cm dari pertautan
okulasi atau dari kaki gajah.Ketinggian tersebut disesuaikan dengan
tinggi badan rata-rata orang Indonesia.Arah dan Sudut irisan
SadapArah dan sudut irisan sadap sangat mempengaruhi getah yang
akan keluar, sudut 30-40 derajat dan arah irisan sadap harus dari
kiri ke kanan bawah. bertujuan untuk memotong pembuluh lateks tegak
lurus agar getah yang dikeluarkan maksimal. Sudut yang terlalu
datar akan menyebabkan aliran lateks menjadi lambat dan sering
membeku sebelum sampai ke mangkok.Panjang Irisan SadapPanjang
irisan sadapyang dikenal ada bermacam-macam yaitu S atau spiral
(Irisan miring melingkari batang ), S (Irisan miring sepanjang
setengah spiral), S (Irisan miring sepanjang seperempat spiral),
Panjang irisan sadap juga mempengaruhi umur sadapan tanaman
karet.Bidang sadapBidang sadap atau yang lebih dikenal dengan panel
tergantung dari model irisan yang digunakan.Bidang sadap yang
dipakai adalah Bo1, Bo2, Ho1 dan Ho2. Bidang sadap diletakkan
diantara arah timur-barat. Bidang sadap digambar dengan menggunakan
mal sadap dan pisau. Mal sadap berupa plat seng selebar 50-60 cm
dengan lebar 6 cm. Saat ini di kebun-kebun PTPN dan KP Sungei Putih
dilakukan penggambaran bidang sadap untuk penggunaan kulit tiap
bulannya dan memudahkan tap inspeksi.2)Pemasangan Mangkok dan
Talang sadapPemasangan Mangkok dan Talang Sadap di KP Sungei Putih
dilakukan pada pembukaan sadap ketiga atau keempat.Mangkok yang
dipakai biasanya berkapasitas 500 cc dan terbuat dari plastik.
Mangkok dipasang pada cincin dari kawat adang dikaitkan dengan tali
atau kawat yang langsung ditancapkan ke batang. Talang adalah
sejenis plat yang terbuat dari seng selebar 2.5 cm dengan panjang 8
cm fungsi dari talang adalah untuk mengalirkan lateks ke dalam
mangkok. Tinggi pemasangan talang adalah 15 cm dari mangkok dan 15
cm dari titik 130 cm (titik buka sadap).Alasan pemasangan pada
ketinggian tersebut adalah untuk menjaga tetesan lateks tetap ke
mangkok, apabila jarak antara talang dan mangkok terlalu jauh maka
apabila bertiup angin yang kencang tetesaan lateks tidak akan masuk
ke mangkok.Teknis PenyadapanPenyadapan karet untuk diambil getahnya
diawali dengan beberapa kali penyadapan.Penyadapan ke - IMembuka
bidang sadap dan kedalaman sadap belum ditentukanPenyadapan ke -
IIMendalamkan sadapan serta pemasangan (Mangkok dan
Talang)Penyadapan ke - IIIMenentukan kedalaman sadap, pada tahap
ini produksi sudahmulai ada tetapi tetesannya belum sampai ke
mangkok.Penyadapan ke - IVMulai pengambilan produksi.a.Kedalaman
Irisan sadapKedalaman irisan sadap akan berpengaruh terhadap
panjang usia penyadapan. Jika kedalaman sadap terlalu dalam maka
produksi lateks pada waktu yang akan datang akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan menyisakan kulit sedalam maksimal 1.5
mm dari kambium atau kayu.Hal ini dimaksudkan agar tanaman pada
usia 25 tahun masih bisa disadap. Penyadapan yang terlalu dalam
(sisa kulit Penyadapan dilakukan dengan menggunakan pisau sadap.
Pisau sadap terdiri dari dua jenis yaituPisau sadap tarikdanPisau
sadap dorong. Pisau sadap tarik digunakan untuk menyadap batang ke
arah bawah (pada panel Bo) (mulai ketinggian 130 cm sampai ke
pertautan ukulasi/kaki gajah).Pisau sadap atas digunakan untuk
penyadapan ke arah atas (pada panel Ho).b.Intensitas dan Waktu
PenyadapanIntensitas penyadapan adalah jumlah penyadapan yang
dilakukan pada waku tertentu. Ada beberapa jenis intensitas
penyadapan yaitu d/2 dan d/3. d/2 berarti tanaman disadap 2 hari
sekali biasanya pada TM 1 dan TM2 serta d/3 berarti tanaman disadap
3 hari sekali untuk tahun-tahun berikutnya. Intensitas penyadapan
tidak boleh terlalu sering karena hal ini akan menyebabkan tanaman
terserang Brown Bast (BB) atau KAS (Kering Alur Sadap) apabila
tanaman sudah terkena penyakit ini maka produksi akan turun.Waktu
penyadapan yang paling baik adalah pada pukul antara 04.30-07.30
pagi. Pada waktu-waktu tersebut diperkirakan tekanan turgor
mencapai maksimum pada saat menjelang subuh dan akan menurun pada
waktu siang hari.Jumlah dan aliran lateks sangat ditentukan oleh
tekanan turgor sel tanaman karet.Berdasarkan panjang Irisan,
Intensitas dan arah penyadaapan maka dapat disusun
macam-macamsistem sadap. Sistem sadap yang dirangkai sepanjang
waktu produksi disebut denganSistem eksploitasi.Sebagai contoh Sd/3
artinya sistem sadap dengan panjang irisan sadapnya setengah spiral
ke arah atas dan disadap tiga hari sekali.PASCA PANEN/PENAMPUNGAN
HASILLateks yang dihasilkan, kualitasnya sangat dipengaruhi oleh
penanganan lateks mulai dari penyadapan sampai dengan pengolahan.
Mutu Bahan Olah Karet dapat dilihat melalui DRC (Dry Rubber
Contain)atau KKK (Kadar karet kering). Semakin tinggi nilai DRC
maka kualitas Bahan Olah Karet akan semakinbaik pula.Untuk
memperoleh bahan olah yang berkualitas ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :Bahan pembeku yang digunakan harus dalam dosis
yang tepat.Tidak ditambah bahan-bahan non karet dalam
pembekuanTempat penyimpanan harus teduh dan ternaungiTidak boleh
direndam.Tempat pengumpulan harus terdapat sirkulasi udara yang
baik.Jenis Bahan Olah Karet yang dikenal adalah :1. Lateks
kebunLateks kebun adalah getah yang diperoleh dari pohon karet
(Hevea brasiliensis M.) melalui pelukaan kulit, berupa cairan
berwarnaputih dan berbau segar.Lateks kebun ini mempunyai komposisi
berupa campuran partikel karet dan bahan karet.Bahan bukan karet
berupa protein, karbohidrat, lemak da ion-ion logam yang dapat
menjadi media tumbuh bakteri.Oleh karena itu, penanganan lateks
mulai dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik harus dilakukan
dengan baik agar bahan olah karet yang dihasilkan memenuhi
persyaratan yang diinginkan.Prisip penanganan bahan olah karet
diantaranya adalah menjaga kebersihan setiap peralatan yang
digunakan dalam proses penyadapan sampai pengangkutan ke
pabrik.Selain itu, penambahan bahan pengawet juga harus sesuai
dengan jenis produk yang akan dihasilkan penyimpanan lateks kebun
adalah dengan menggunakan tangki berkapasitas 1000 kg dan dicampur
dengan 7 kg amonia yang dilarutkan dalam 400 600 cc zat anti basi
yang berfungsi untuk mencegah koagulasi.Getah yang akan dimasukkan
kedalam tangki adalah getah yang mempunyai DRC 100 yang diukur
dengan Metrolug.2.LumpLump adalah gumpalan karet di dalammangko
sadap atau penampung lain yang diproses dengan cara penggumpalan
dengan asam semut atau bahan penggumpal lain atau penggumpalan
alami.Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan bahan penggumpal
larutan 5% ke dalam mangko setelah pohon dideres dengan dosis 60 80
ml/l lateks. Produksi per pohon berkisar antara 150 350 ml sehingga
penambahan penggumpal per mangko adalah 10 25 ml. Labu semprot dan
botol air baterai dapat digunakan untuk keperluan ini, yaitu dengan
memencet botol yang berisi bahan penggumpal. Pemencetan disesuaikan
dengan ukuran lobang yang dibuka (biasanya 1 kali pencet akan
keluar 5 ml, jadi cukup dengan 2 5 kali pencet). Penambahan
penggumpal lebih baik dilakukan setelah lateks berhenti menetes
dari bidang sadap, sehingga volume setiap mangko lebih mudah
ditaksir.Pengutipan lum mangko di lapangan dapat dilakukan pada
sore hari atau pada saat akan menderes kembali.Lump mangko yang
telah terkumpul harus disimpan diatas anjang-anjang kayu agar air
didalam koagulum dapat menetes dan kebersihan lebih terjaga.Begitu
seterusnya sampai saat penjualan.3. SlabSlab adalah gumpalan yang
berasal dari lateks kebun yang sengaja digumpalkan dengan asam
semut atau bahan penggumpal lain atau dari lump mangkok segar yang
derekatkan dengan atau tanpa lateks. Untuk membuat slab, terlebih
dahulu lateks kebun dikutip dan dikumpulkan kemudian digumpalkan
dengan bahan penggumpal dengan dosis seperti pembuatan lump
mangkok.Bentuk slab yang di hasilkan tergantung ukuran dan tempat
mencetaknya. Pencetakan dapat dilakukan dalam kotak aluminium atau
kayu atau yang terbuat dari semen atau dapat pula dibuat lobang
segi empat pada tanah tetapi harus dilapisi plastik.Biasanya,
ukuran yang banyak digunakan adalh 40 x 40 x 6 cm, sehingga volume
kayu lateks yang digumpalkan sekitar 15 liter.Slab yang dihasilkan
juga harus disimpan seperti lump mangkok.Slab juga harus dijaga
kebersihannya dan jangan sampai menambahkan bahan pengotor.Sleb
tipis dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lum mangkok
yang dibekukan. Proses pembuatan sleb tipis di TPH (Tempat
Penampungan Hasil) adalah sebagai berikut:Lump disusun rata di
dalam bak pembeku atau bak pembeku saja tanpa lum.Penambahan Coatex
SP 5 % ke dalam lateks kebun dengan dosis 60 ml per liter lalu
diaduk.Larutan yang sudah diaduk di tuangkan ke dalambak pembeku
lalu diaduk merataLebih kurang 2-3 jam lateks yang sudah menggumpal
diangkat dan disimpan dalamrak penyimpanan