Top Banner
1 PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JAWA BARAT Oleh : NURMAN SAFARI NIM. 103054028799 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 H. /1429 M.
94

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

Nov 09, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

1

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN

MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA

SUKABUMI – JAWA BARAT

Oleh :

NURMAN SAFARI NIM. 103054028799

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 H. /1429 M.

Page 2: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

2

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI

PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA

SUKABUMI – JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat untuk

Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh :

Nurman Safari

NIM. 103054028799

Di bawah Bimbingan

Dr. Wahyu Prasetyawan, M.A.

NIP.150 271 946

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 H. /1429 M

Page 3: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

3

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI

PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA

SUKABUMI - JAWA BARAT”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program

Strata 1 (S1) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 15 September 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Rubiyanah, MA NIP. 150202342 NIP. 150286373

Anggota,

Penguji I Penguji II

Wati Nilamsari, M. Si Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

NIP. 150293223 NIP. 150282125

Pembimbing

Dr. Wahyu Prasetyawan, MA NIP. 150271946

Page 4: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

4

ABSTRAK

Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna

Sukabumi - Jawa Barat

Nurman Safari

Penelitian ini mengkaji tentang “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”, pelaksanaan Program ini memprioritaskan kegiatan masyarakat pada pemberdayaan usaha ekonomi produktif skala mikro, dalam proses pengembangan komunitas lokal, guna mencapai kehidupan yang lebih baik dalam kaca mata perekonomian.

Diantaranya dengan kegiatan pemberian bantuan modal untuk usaha pada komunitas migran dan dhuafa, dengan ketentuan Disiplin Pembiyaan yang sudah ditentukan, diantaranya dengan proses sosialisasi program yang sudah ada pada “stekholders” dan “masyarakat” sekitar wilayah sasaran (eksplorasi berdasarkan sumberdaya produktif), serta pembentukan kelembagaan lokal, yang gunanya untuk menaungi dan mengawasi kelompok – kelompok yang sudah terbentuk.

Rangkaian keterangan diatas, penulis mendapatkan sebuah pertanyaan besar dalam diri penulis pada proses penelitian yang dijalankan dan membentuk sebuah keinginan untuk mencoba menelik lebih jauh pada pelaksanaan Program Migran, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dari hasil penelitian yang dijalankan, antara lain : (1). Mengetahui gambaran pemberdayaan Usaha Mikro di Desa Kuta Sirna. (2). Mengetahui gambaran Ekonomi Usaha Mikro yang sedang masyarakat jalankan. (3). Mengetahui gambaran Warga Binaan terhadap Program Migran yang diadakan oleh Lembaga Masyarakat Mandiri.

Pelaksanaan Program Migran yang selama ini telah berjalan, kurang lebih dalam kurun waktu 2 tahun ini sangat efektif sekali, karena sambutan masyarakat yang sangat antusias dalam peningkatan taraf ekonomi dari usaha ekonomi produktif skala mikro yang sedang dijalankan, akan tetapi perjalanan program ini tidak semudah membalikkan tangan atau bisa dikatakan Proyek Pemberdayaan ini belum mencapai pada tujuan – tujuan yang diharapkan.

Page 5: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

5

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillaahirrabil aalaamiin, puji syukur kita panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati

indahnya pengelanaan hidup kita didunia ini, dan semoga kasih saying-Nya

menyertai kita sampai di kehidupan mendatang. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rosulullah SAW, sebagai sauri

teladan kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori sempu-

rna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun pasti

masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau tekhnik

penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk menerima

masukan dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi dan diri penulis

sendiri, sebagai bahan evaluasi dan instropeksi diri sekarang dan masa yang akan

datang.

Sejujurnya penulis akui, bahwa ketika akan menentukan tema skripsi

penulis sempat mengalami kebingungan, “harus mengambil tema apa, dan

dimana lokasi penelitian atau lembaga yang akan diteliti”?, kemudian jawaban

itu terungkap dengan berusaha banyak membaca dan menyimak dari skripsi –

skripsi, sumber berita lainnya, dengan banyak bertanya kepada dosen – dosen

untuk mendapatkan informasi, maka akhirnya penulis memutuskan mengambil

tema “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyaralat Mandiri

di Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”.

Page 6: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

6

Berkat keridhoan Allah SWT sematalah, akhirnya penyusunan ini dapat

diselesaikan. Serta tak lupa penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepad :

1. Dr. Murodi, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. selaku ketua jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Wati Nilamsari, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA. Selaku pembimbing skripsi, yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan masukan – masukan sehingga

terselesaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Syamsir Salam, M. Si. Sebagai Dosen Penasehat Akademik

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2003

6. Lembaga Masyarakat Mandiri, selaku penggerak masyarakat Desa Kuta

Sirna, yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan informasi data

– data untuk proses penelitian.

7. Kedua orangtua (Bpk Rizal Nawawi Alif dan Ifah Sarifah) dengan segala

kasih sayangnya, dan tanggung jawabnya rela berkorban jiwa raga demi

kesuksesan generasinya.

8. Ibu Rofiah dan Bpk Ahsin Aligori, yang telah mendukung dan membantu

saya dalam proses penelitian berlangsung.

Page 7: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

7

9. Istri (Siti Suryani) yang aku cintai dengan segala kasih sayang dan selalu

memberikan motivasi akan penyusunan skripsi ini.

10. Bpk Ejen, Ricki dan Ibu Rofiah yang telah bersedia mengantar

mengelilingi daerah Desa Kuta Sirna Sukabumi.

11. Teman – temanku di PMI angkatan 2003, yang tak dapat penulis

sebutkan satu – persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasihku

atas segala bantuannya.

Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya, penulis

Mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan mereka diridhoi Allah SWT dan

mendapatkan pahala dari-Nya.

Jakarta, 15 September 2008

Penulis

Page 8: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Geografis ………………………………………………………. ……. 41

Tabel 2 Ekonomi ……………………………………………………………... .42

Tabel 3 Pendidikan ………………………………………………………........ .43

Tabel 4 Kesehatan ………………………………………………………….…. 44

Tabel 5 Hasil Wawancara Penghasilan Pendapatan (income) …. ……............. 51

Tabel 6 Penghasilan Pendapatan ………………………………………............ 52

Tabel 7 Kesimpulan Penghasilan Pendapatan.. ……………………….............. 53

Tabel 8 Hasil Wawancara Peningkatan Kemampuan untuk Usaha ………... .. 58

Tabel 9 Peningkatan Kemampuan untuk Usaha ……………………….. ….… 59

Tabel 10 Kesimpulan Peningkatan Kemampuan untuk Usaha ...………….…. 60

Tabel 11 Umur ……………………………………….. ……………................ 61

Tabel 12 Kelamin atau Gender …………………………… . ………............... 62

Tabel 13 Jenis Usaha .. ……………………………………………….……..... 63

Tabel 14 Jenis Usaha Sampingan... …………………………………............. 64

Tabel 15 Hasil Wawancara Kesejahteraan .………………………….............. 68

Tabel 16 Kesejahteraan ……………………. ……………………….............. 70

Tabel 17 Kesimpulan Kesejahteraan ………………………………….. ……. 71

Tabel 18 Hasil Wawancara Pengelolaan Pendapatan …………………. ……. 75

Tabel 19 Pengelolaan Pendapatan …………………………………….. ……. 77

Tabel 20 Kesimpulan Pengelolaan Pendapatan ……………………….. ……. 78

Page 9: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

9

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………….………… i KATA PENGANTAR ……………………………………………... …………ii DAFTAR ISI ……………………………………………………….. …………v DAFTAR TABEL …………………………………………………. ………… vii BAB I PENDAHULUAN ………………………………….. ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………… ……….. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………… ……….. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………….. ……….. 8 D. Metodologi Penelitian …………………………… ……….. 9 E. Kajian Pustaka ………………………………….. ……….. 16 F. Sistematika Penulisan …………………………... ……….. 17

BAB II TINJAUAN TEORETIS ………………………….. ……….. 20

A. Pemberdayaan …………………………………... ……….. 20 1. Pemberdayaan Umum ………………………... ……….. 20 2. Pemberdayaan Ekonomi ……………………... ……...... 21

B. Indikator Keberdayaan …………………………. …….…. 22 C. Tahapan – tahapan Pemberdayaan ……………................. 23 BAB III GAMBARAN UMUM …………………………………….... 27 A. Lembaga Masyarakat Mandiri …………………... .…….... 27

1. Latar Belakang …………………………... …….… 27 2. Tujuan ………………………………….... …….… 28 3. Visi, Misi …………………...................... …….… 28 4. Struktur Organisasi Lembaga ………….... …….… 29. 5. Program Kegiatan ……………………….. …….… 30

B. Masyarakat Mandiri dan Desa Kuta Sirna …….... …….… 31 C. Program Migran …………………………………. …….… 32

1. Pengertian Migran ………………………. …….… 32 2. Metode Penerapan Program Migran …….. …….… 32 3. Implementasi Program Migran ………….. …….… 36

D. Usaha Mikro Sebagai Proses Pemberdayaan …..... …….… 37 E. Gambaran Umum Desa Kuta Sirna …………………….... 40

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI

PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JABAR ……...…… 45 A. Pemberdayaan Usaha Mikro …………………….. ….. ….. 46

1. Penghasilan Pendapatan …………………….. …… 46 2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha .................... 54

B. Gambaran Umum Responden ……………….. …………... 61

Page 10: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

10

C. Ekonomi Usaha Mikro …………………………………….. 64 1. Kesejahteraan …………………………...……….. ... 65 2. Pengelolaan Pendapatan ……………………..….. ... 71

BAB V PENUTUP ……………….………………………………….... 80

A. Kesimpulan ……………………………………….......... …. 80 B. Saran …………………………………….……………........ 81

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………....... 82 LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 11: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Dalam interaksi sosial, kita senantiasa tidak pernah lepas dari lingkungan

yang ditinggali atau dihuni, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari

keberadaan kita sebagai makluk sosial (zoon politicon), yang dalam pergaulan

tersebut senantiasa melibatkan manusia yang lainnya, agar proses sosial tersebut

menjadi lancar dan dinamis.1

Begitu pula halnya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

kehidupan masyarakat senantiasa berinteraksi antara yang satu dengan yang

lainnya, yang dalam hubungan tersebut tidak hanya terjalin antara sesama

masyarakat melainkan juga terhadap pemerintah, sehingga keinginan dan cita–cita

untuk memakmurkan dan mensejahterakan diri, dapat terus ditingkatkan.

Akan tetapi dalam perkembangan sekarang, disaat Negara sedang

melakukan perubahan, berbagai ketimpangan dan ketidak adilan masih terus

terjadi. Disana sini masih kita dapati banyaknya pengangguran, orang–orang

miskin yang terus tersiksa dengan kemiskinannya, karena sistem interaksi sosial

yang ada membuat kehidupan tidak berpihak kepada dirinya, serta pencemaran

lingkungan masih menjadi problem sosial masyarakat yang sampai hari ini masih

sulit dicarikan jalan keluar, secara komprehensif dan masih banyak lagi problem–

1 .J.H. Rapar. Th.D.PH.D. Filsafat PolitikAriatoteles. (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

1993). Cet ke-2. h.43

Page 12: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

12

problem sosial lainnya yang tidak mungkin dapat ditanggani hanya mengandalkan

pemerintah yang dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok dalam pembangunan

dan pengembangan di Indonesia, dan merupakan salah satu akar permasalahan

kemiskinan di kawasan perdesaan adalah terdapatnya ketidak seimbangan

hubungan dengan kawasan perkotaan yang cenderung merugikan perdesaan. Oleh

karena itu diperlukan upaya penguatan perdesaan melalui pendekatan

pemberdayaan dan Pengembangan masyarakat, melalui pemberdayaan Usaha

Ekonomi Produktif skala mikro dan kecil, dalam rangka mewujudkan Sinergi dan

pembangunan menuju kemandirian.2

Pemberdayaan merupakan suatu aktifitas, dimana orang–orang yang tidak

berdaya menjadi berdaya atau mempunyai kehidupan yang layak, sama dengan

manusia lainnya. Artinya cukup tersedianya sandang, pangan, perumahan,

pendidikan, kesehatan, keadilan dan rasa aman. Mensejahterakan kehidupan

bangsa dalam hidup, berarti memberdayakan setiap warga Negara agar mampu

berbuat dan bertindak seimbang, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan serta

mampu menyelaraskan antara yang Hak dan Kewajiban, oleh karena itu

pemberdayaan dan kesejahteraan dalam hidup merupakan kebutuhan masyarakat

yang harus dipenuhi.3

Agar proses perubahan dan pengembangan berjalan lancar menuju era

Sejahtera dan demokrasi, maka perlu dicarikan langkah alternatif ditingkat

2 Diakses tanggal 12 Agustus 2007 dari http://www.google.com 3 Kusnadi. Pendidikan keaksaraan; Filosofi, strategi, implementasi, (Jakarta;

DEPDIKNAS, 2005), h.219

Page 13: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

13

masyarakat agar Permasalahan sosial yang ada dimasyarakat tersebut dapat

teratasi dengan seksama, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan

pembentukan suatu wadah yang mandiri dan fleksibel, guna mengantisipasi semua

problem sosial yang ada dimasyarakat tersebut.

Profesor Gambiro Prawirosudirjo dalam pidato pengukuhan guru besar

tahun 1979 mengatakan, antara lain bahwa masalah–masalah ekonomi, sosial dan

budaya yang merupakan faktor–faktor penghambat peran serta masyarakat dalam

pembangunan kesejahteraan, kesemuanya berasal dari satu hulu, yaitu

kemiskinan, kemiskinan merupakan biang keladi dari masalah tersebut.4

Pemberdayaan sebagai perubahan kearah yang lebih baik, pemberdayaan

terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik.

Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih

baik.5

Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai memperluas horizon pilihan

bagi masyarakat banyak. Hal ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat

dan memilih suatu yang bermanfaat bagi dirinya, dengan memakai logika ini

dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang memilih dan

mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan–pilihan, antara pengembangan

masyarakat ada kaitannya dengan kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup

berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih

4 Mahar Marjono, “Pandangan Moral dan Etika dalam Perkembangan ilmu Teknologi,

(Jakarta, Rajawali Pers, 1986) cet. Ke 1, h. 27 5 Diana, Pencerahan Sosial Negara Berkembang. (Yogya: Gajah Mada University Press,

1991) h. 15

Page 14: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

14

baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan

fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi

kehidupan spiritual.

Menurut Friedlander. Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang

terorganisir dari berbagai institusi dan usaha–usaha kesejahteraan sosial lainnya,

yang dirancang guna membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai

standar hidup yang lebih memuaskan.6

Sejak terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang dialami Indonesia,

jumlah tenaga kerja yang pergi keluar negeri semakin meningkat. Berdasarkan

data Depnakertrans RI tahun 2006, pekerja Indonesia yang bekerja diLuar negeri,

setiap tahunnya mengalami peningkatan 40%. Tercatat sampai dengan tahun 2006

jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) telah mencapai 3.5 juta yang tersebar

diberbagai Negara antara lain: Malaysia, Hongkong, Taiwan, Negara–Negara

Timur Tengah dan Negara lainnya.7

Begitu pentingnya masyarakat untuk pandai–pandai berusaha dalam

hidupnya, karena disadari bahwa dampak serius dari ketidakmampuan sangat

terkait dengan masalah kemiskinan, keterbelakangan baik dalam bidang ekonomi

maupun pembangunan pada umumnya, kini semua masyarakat menjadi tidak

berdaya dalam berbagai bidang.

Memperhatikan hal tersebut, sudah semestinya berbagai upaya harus

dilakukan agar masyarakat terbebas dari kemiskinan, sehingga masyarakat

terutama masyarakat komunitas keluarga Migran menjadi berdaya. Salah satunya

6 Fazlur Rahman, Etika Pengobatan Islam (Penjelajahan Seorang Neo Modernisme). Bandung: Mizan, 1999, cet ke-1, h. 75

7 Kompas, 2 Mei 2006

Page 15: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

15

dengan Peningkatan kesejahteraan keluarga pekerja Migran dan Pengembangan

produktivitas usaha dan berkembangnya usaha keluarga pekerja Migran dengan

pembentukan Kegiatan Pemberdayaan yang dilaksanakan oleh ‘Masyarakat

Mandiri. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat mampu meningkatkan

pendapatan atau menambah in come generating (meningkatkan penghasilan) dan

merealisasikan keterampilan yang sudah diberikan dalam kehidupan sehari–hari,

masyarakat keluarga Migran juga dihadarapkan bisa menyelesaikan permasalahan

hidup mereka yaitu dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan untuk

meningkatkan dan memenuhi kebutuhan sehari–harinya, dengan merujuk kepada

kegiatan–kegiatan yang sudah dilakukan oleh ‘Masyarakat Mandiri dalam hal

pembinaan dan pemberdayaan.

Adapun alasan penulis dalam merangkum tulisan yang berjudul

“Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di

Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”. Yaitu karena judul tersebut relefan

dengan jurusan penulis, yaitu Pengembangan Masyarakat Islam, dan penulis

memilih Lembaga ‘Masyarakat Mandiri dari Jejaring Dompet Dhuafa Republika

dengan alasan pertama, ‘Masyarakat Mandiri sebagai Lembaga nirlaba yang

diciptakan untuk bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan,

perkotaan, serta komunitas wilayah asal pekerja Migran, maka sangat strategis

untuk menyentuh lapisan Masyarakat terbawah (grass root), kedua, Masyarakat

Mandiri bergerak dalam pemberdayaan masyarakat dari berbagai Program (Rural,

Urban, Migran, Recovery, Kampung terpadu) yang kesemuanya bergerak dalam

Page 16: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

16

Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga, ‘Masyarakat Mandiri adalah lembaga yang

fokus aktivitasnya pada pendampingan masyarakat

Alasan penulis dalam memilih program Migran sebagai Pemberdayaan

masyarakat dalam Usaha Mikro pada komunitas keluarga Migran adalah pertama,

bahwa pemberdayaan usaha mikro tersebut, suatu pengembangan yang strategis

untuk memberdayakan masyarakat pada tingkat ekonomi, khususnya pada

masyarakat bawah (grass root) pada komunitas kelurga Migran, kedua, program

Migran memiliki kegiatan pemberdayaan melalui pendampingan yang lebih

mengarah pada perubahan psikokultur keluarga, diantaranya menurunkan budaya

dari ketergantungan dan meningkatkan kemandirian pada ekonomi. Adapun

alasan penulis memilih Desa Kutasirna sebagai Daerah penelitian, yaitu penulis

melihat ada hal yang menarik, karena letak wilayah masyarakat kampung Cijambu

Desa Sukasari bergerak dalam Ekonomi Produktif serba Usaha tingkat mikro, dan

termasuk Daerah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas Pekerja Migran dan Eks

(mantan) Migran. Sedangkan alasan selanjutnya yaitu bahwa didalam ajaran Islam

sudah sangat jelas disebutkan dalam Al–Qur’an, bahwa saling membantu dalam

kebaikan adalah suatu kewajiban, antara lain dalam Pemberdayaan Masyarakat,

khususnya masyarakat tingkat bawah.

Pentingnya masalah ini diteliti, karena ‘Masyarakat Mandiri merupakan

salah satu Lembaga yang memperhatikan masalah Pemberdayaan masyarakat

Miskin, khususnya komunitas masyarakat keluarga Migran di wilayah Sukabumi,

maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, maka oleh karena itu

penulis membahasnya dalam skripsi dengan judul:

Page 17: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

17

“PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN

MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JAWA

BARAT”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan difokuskan

atau dibatasi pembahasannya pada seputar “Pemberdayaan Usaha Ekonomi

Produktif Skala Mikro pada Komunitas Masyarakat Keluarga Migran dan Eks

(mantan) Migran melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna

Sukabumi.

2. Perumusan Masalah

Untuk menggali secara rinci tentang hal–hal tersebut di atas, penulis akan

membahas permasalahan–permasalahan dengan pertanyaan–pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana Pemberdayaan Usaha Mikro, melalui program Migran di

Desa Kutasirna Sukabumi?

2. Bagaimana gambaran warga binaan, terhadap program Migran yang

diadakan oleh Lembaga Masyarakat Mandiri?

3. Bagaimana Gambaran Ekonomi Usaha Mikro, terhadap Warga Binaan

di Desa Kutasirna ?

Page 18: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

18

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan :

Penelitian dengan judul “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program

Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kuta Sirna Sukabumi – Jawa Barat”,

bertujuan untuk

1. Mengetahui Pemberdayaan Usaha Mikro, melalui program Migran di

Desa Kutasirna Sukabumi?

2. Mengetahui Gambaran warga binaan terhadap program Migran yang

diadakan oleh Lembaga Masyarakat Mandiri?

3. Mengetahui Gambaran Ekonomi Usaha Mikro, terhadap Warga

Bianaan di Desa Kutasirna ?

2. Manfaat :

1. Sebagai bahan kajian dan pertimbangan civitas akademik UIN Syahid

Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

2. Menambah khazanah keilmuan bagi pembaca; baik dikalangan

mahasiswa, maupun tokoh masyarakat dan masyarakat dalam

Pengembangan Masyarakat Islam Khususnya.

3. Mengenal lebih jauh ‘Masyarakat Mandiri sebagai salah satu Lembaga

yang mengedepankan Pemberdayaan Masyarakat dalam setiap

aktivitas yang dilakukannya.

4. Sebagai prasyarat akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu

(SI).

Page 19: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

19

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu bersifat

luwes, rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, memberi kemungkinan

bagi perubahan–perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,

menarik, unik dan bermakna dilapangan.8

Dilihat dari jenis penelitian ini, adalah Format Deskriptif. Pada jenis

penelitian Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka, dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan data - data

untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan atau memo dan dokumen resmi lainnya.9

2. Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian, yaitu di Desa Kutasirna. Kecamatan Cisaat.

Kabupaten Sukabumi – Jawa Barat

3. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, dalam memilih responden

ini dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi (ideal) individu

dalam masyarakat, yang penting disini bukan jumlah responden kasusnya,

melainkan potensi tiap kasusnya untuk memberi pemahaman teoritis yang lebih

baik mengenai aspek yang dipelajari.

8 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), cet. Ke -2, h. 39 9 Ibid.

Page 20: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

20

Pilihan informan tergantung pada jenis informasi yang hendak

dikumpulkan, cara termudah mendapatkan informan adalah teknik “bola salju”.

Dalam teknik ini penelitian harus mengenal beberapa informan kunci dan

meminta memperkenalkan nya pada informan lain.10

Berdasarkan pada konteks tersebut, maka penulis memilih responden

sebagai berikut :

1. Data Primer

Sebagai data primer, penulis mewawancarai 20 orang peserta yang

menjadi warga binaan pada waktu Program Migran dilaksanakan.

Adapun informasi yang akan diperoleh adalah mengenai proses

Program Migran serta Tolak ukur program pemberdayaan, gambaran

Warga Binaan terhadap program Migran disekitar Desa Kutasirna, dan

mewawancarai 1 orang yang menjadi pengelola program. Adapun

informasi yang diperoleh adalah mengenai data warga Desa Kutasirna

yang menjadi mitra binaan, yang dilaksanakan ‘Masyarakat Mandiri di

Desa Kutasirna, dan sebagainya.

2. Data Skunder

Dan untuk data skunder, penulis akan mencari catatan – catatan , atau

dokumentasi–dokumentasi yang menjadi sumber data guna menunjang

dari hasil penelitian yang dijalankan.

10 MT. Felix Sitorus, Pnelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor: Kelompok

Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998), h. 50

Page 21: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

21

4. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif, berupa:

1. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data

dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap suatu

kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.11

Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan dari penelitian yang

dijalankan, mencatat, mendengar oleh telinga, diraba oleh tangan,

kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data

yang dibutuhkan, diantaranya mengetahui dan mencatat proses serta

hasil program yang dijalankan, observasi dilakukan ketika berkunjung

kedaeranh yang dituju.

2. Wawancara

Yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan, dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan dan

menyimak secara langsung informasi atau keterangan–keterangan yang

di butuhkan, baik itu wawancara di ladang, rumah, warung, dan

ditempat kumpul lainnya.

11 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

LPSP3-UI, 1998) Cet ke-1, h. 62.

Page 22: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

22

3. Dokumentasi

Yaitu berasal dari kata dokumen, yang berarti barang–barang tertulis,

dalam penelitian melalui dokumentasi, peneliti berusaha menyelidiki

benda-benda yang tertulis seperti buku–buku, data–data jurnal,

notulen, anggaran keuangan dan lain–lain, dengan menggunakan

dokumentasi, Peneliti dapat mengumpulkan data yang tertulis

mengenai masalah yang di telitinya.

5. Teknik Pencatatan Data

Alat penelitian penting yang biasa digunakan adalah catatan lapangan

(data lapangan). Catatan lapangan (data) tidak lain dari catatan yang dibuat oleh

peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara atau menyaksikan kejadian

tertentu. Catatan lapangan (data) itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci,

singkatan, pokok utama saja, kemudian dilengkapi dan disempurnakan apabila

sudah pulang ketempat tinggal.

Pencatat data dilapangan yang mencatat apa yang hendaknya direkam, apa

yang perlu dan tidak perlu dicatat, uraian tentang latar dan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai, bagaimana menghadapi perubahan latar penelitian,

dan bagaimana cara memberikan pendapat dan tanggapan sendiri mengenai

informasi yang dikumpulkan.12

Berdasarkan pada konteks tersebut, maka peneliti menggunakan Teknik

Pencatatan data, dengan mencatat data yang didapat dari hasil penelitian

12 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2002), Cet. Ke-16, h. 100

Page 23: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

23

dilapangan, dan menyaksikan kejadian tertentu, kemudian dilengkapi dan

disempurnakan apabila sudah ketempat tinggal.atau ke wilayah yang dituju.

6. Teknik Analisis Data

Data yang telah dianalisis dengan cara direduksi. Dalam hal ini seluruh

data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan kemudian diringkas dan

dikelompokan menurut kategori yang diinginkan untuk mengidentifikasi aspek

penting dari tema yang diteliti.

Reduksi membantu peneliti untuk memutuskan data yang dikumpulkan.

Selanjutnya, bagaimana dan siapa sample selanjutnya apa metode analisa yang

akan digunakan dan akhirnya dibuat sebuah kesimpulan. Tujuan terpenting dari

reduksi data adalah untuk mengidentifikasi tema utama yang diteliti dengan

memberikan kategori pada informasi yang telah dikumpulkan seperti yang

dijelaskan Patton (lexy, 2002), dalam menganalisa data adalah dengan proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya kealam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar.13

Reduksi data membantu peneliti memutuskan data yang dikumpulkan

selanjutnya, bagaimana dan siapa sample selanjutnya, dalam hal ini seperangkat

hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan kedalam suatu bentuk tertentu (disply

data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Ia bias berbentuk sketsa,

sinopsis atau bentuk-bentuk lain. Hal tersebut sangat diperlukan untuk

mempermudah upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.14

13 Ibid. , h. 103 14 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), cet. Ke -2, h. 79

Page 24: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

24

Dari rumusan tersebut diatas dapat kita menarik garis bahwa dalam

menganalisa data memerlukan proses seperti, mengorganisasikan, mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikan data. Setelah data

dianalisis, kemudian dirumuskan. Data yang didapat dari catatan lapangan (hasil

wawancara terhadap Warga Binaan Desa Kutasirna), Penyelenggara (Lembaga

Masyarakat Mandiri) dan Tutor (Pendamping) dan menyaksikan kejadian

tertentu), dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan serta

mengelompokkan dan mengkategorikannya, setelah data dianalisis, kemudian

dirumuskan dan disajikan.

7. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam peneliti ini memiliki kriteria :

1. Kredibilitas (derajat kepercayaan).

Kriteria ini menggunakan teknik trigulasi, yaitu teknik

pemerikisaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain,

hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a). Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara

b). Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

c). Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang

berkaitan, masalah yang diajukan peneliti memanfaatkan

dokumen atau data sebagai bahan perbandingan.

Page 25: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

25

2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci, maksudnya penulis hanya memusatkan dan mencari

jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

3. Kepastian

Kriteria kepastian ini dengan menggunakan teknik pemeriksaan

audit kepastian. Auditor dalam hal adalah objektif atau tidak

bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan,

pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa

pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan bila disepakati oleh

beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.

8. Sumber Data

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:

1. Data Primer, terbagi menjadi dua sumber data yaitu:

a). Utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

partisipan penelitian, yaitu ‘Masyarakat Mandiri selaku agen of

change.

b). Umum, yaitu data yang diperoleh dari Masyarakat atau Warga

binaan yang bertemu langsung, misalnya ketika bertemu di

tempat usaha, di ladang, di tempat umum atau pada acara

resmi.

Page 26: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

26

2. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait,

catatan dan dokumen tersebut berupa kliping, harian umum, buletin dan

lain sebagainya

9. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai Desember 2007 sampai Juli 2008

E. Kajian Pustaka

Pemberdayaan ekonomi sangat penting dalam proses pengembangan

sumberdaya produktif, banyak kalangan teoritis yang membahas tentang

pemberdayaan ekonomi ini, tentunya memiliki persamaan – persamaan dengan

penulis lain, seperti :

Ahmad dengnjudul skripsi “Motivasi kerja pedagang dalam Pemanfaatan

dana Program Pemberdayaan masyarakat kelurahan (PPMK) untuk peningkatan

kesejahteraan ekonomi keluarga di Rw 01 Bintaro Jakarta Selatan” Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Skripsi yang dibahas oleh Ahmad ini, membahas tentang motifasi kerja

pedagang dalam meminjam dana PPMK, untuk peningkatan ekonomi keluarga

dan pengaruh program pemberdayaan masyarakat kelurahan bagi pedagang dalam

peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Skripsi yang disusun oleh Ahmad memang memiliki persamaan dengan

skripsi penulis, tapi hanya sebatas judul saja yang mengkaji tentang

pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan motifasi ekonomi dari usaha mikro,

akan tetapi Penulis memiliki program tersendiri dalam pemberdayaan ekonomi

Page 27: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

27

yaitu dengan program Migran, maka dengan perbedaan program tersebut, akan

memberikan perbedaan hasil penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan

penela’ahan terhadap sekripsi ini ke dalam bab. Sistematika skripsi ini terdiri dari

Bab Pertama yaitu Pendahuluan (memuat latar belakang penulisan, perumusan

masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi

penulisan, Kajian Pustaka dan juga sistematika penulisan, sebagaimana telah

dijelaskan diatas). Bab Kedua akan membahas tentang landasan teori, yaitu

terdiri dari, Pemberdayaan (Pemberdayaan Umum dan Pemberdayaan Ekonomi,

Indikator Keberdayaan, Tahapan-tahapan Pemberdayaan), Bab Ketiga akan

membahas tentang Gambaran Umum ‘Masyarakat Mandiri (Latar belakang

‘Masyarakat Mandiri, Visi dan Misi, Tujuan, Struktur organisasi Lembaga

Masyarakat Mandiri, Program kegiatan ‘Masyarakat Mandiri, Masyarakat Mandiri

dan Desa Kutasirna), Program Migran (Pengertian Migran, Metode Penerapan

Program Migran dan Implementasi Program Migran). Usaha Mikro sebagai proses

Pemberdayaan, Gambaran Umum Desa Kutasirna. Bab Keempat akan membahas

tentang Analisis tentang Lembaga Masyarakat Mandiri dalam Pemberdayaan

Usaha Mikro melalui Program Migran di Desa Kutasirna, Pemberdayaan Usaha

Mikro (penghasilan pendapatan, peningkatan kemampuan untuk Usaha),

Gambaran Karakteristik Responden,.Ekonomi Usaha Mikro (kesejahteraan,

pengelolaan pendapatan). Bab Kelima atau bab terakhir yaitu Penutup (terdiri

Page 28: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

28

dari kesimpulan dan Saran). Untuk lebih mudah penerapannya, penulis menyusun

sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari: Latar belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

penulisan, Metodologi Penelitian, Kajian Pustaka dan juga

sistematika penulisan

Bab II : Landasan Teori terdiri dari, Pemberdayaan (Pemberdayaan

Umum, Pemberdayaan Ekonomi, Indikator Keberdayaan, Tahapan-

tahapan Pemberdayaan).

Bab III: Gambaran Umum terdiri dari Gambaran Umum ‘Masyarakat

Mandiri (Latar belakang ‘Masyarakat Mandiri, Visi dan Misi,

Tujuan, Struktur organisasi Lembaga Masyarakat Mandiri,

Program kegiatan ‘Masyarakat Mandiri,Masyarakat Mandiri dan

Desa Kuta Sirna), Program Migran (Pengertian Migran, Metode

Penerapan Program Migran dan Implementasi Program Migran),

Usaha Mikro sebagai proses Pemberdayaan, Gambaran Umum

Desa Kutasirna.

Bab IV : Analisis Tentang Pemberdayaan ‘Masyarakat Mandiri melalui

Program Migram di Desa Kutasirna, Pemberdayaan Usaha

Mikro (penghasilan pendapatan, peningkatan kemampuan untuk

Usaha), Gambaran Karakteristik Responden. Ekonomi Usaha

Mikro (kesejahteraan, pengelolaan pendapatan).

Page 29: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

29

Bab V : Penutup (terdiri dari kesimpulan dan Saran).

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 30: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

30

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

Di dalam tinjauan teoretis ini, penulis telah mengkategorikan atau

mengkelompokan teori–teori yang diungkapkan oleh para ahli tentang

Pemberdayaan, ke dalam 2 kelompok, yaitu:

1. Pemberdayaan Umum

Istilah pemberdayaan adalah terjemah dari istilah asing yaitu

empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan sedangkan secara

teknisi istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan

istilah pengembangan dan istilah ini dalam batasan–batasan tertentu dapat

dipertukarkan.15

Menurut T. Hani Handoko, pemberdayaan adalah suatu usaha jangka

panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan

pembaharuan.16

Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai perubahan ke arah yang lebih

baik dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya

meningkatkan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik.17

15 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat: Dari

Ideologi Strategi sampai Tradisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) h.41 16T. Hani Handoko, Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI, h. 337 17Diana "Perencanaan Sosial Negara Berkembang” (Yogyakarta, Gajah Mada University

Press, 1999) h.15

Page 31: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

31

Pemberdayaan bisa di artikan juga sebagai suatu proses yang relatif terus

berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan. Pemberdayaan bisa di sebut juga

sebagai pengembangan.18

2. Pemberdayaan Ekonomi

Menurut Shardlow seperti yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi bahwa

berbagai pengertian yang ada, mengenai pemberdayaan pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan

sesuai dengan keinginan mereka.19 Meskipun demikian target dan tujuan

pemberdayaan itu sendiri berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang

digarap. Tujuan bidang pemberdayaan ekonomi belum tentu sama dengan tujuan

pemberdayaan di bidang pendidikan ataupun dibidang sosial. Misalnya saja,

tujuan pemberdayaan bidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran dapat

mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran

yang relatif stabil, sedangkan pada bidang pendidikan adalah agar kelompok

sasaran menggali berbagai potensi yang ada dalam dirinya dan memanfaatkan

potensi yang dimiliki dan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi.20

Kesejahteraan dalam bidang Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia

yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang

dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti

18 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001) , cet ke-1, h.32-33 19 Rukmint Adi , "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar –

Dasar Pemikiran", h.115 20 Ibid., h 116

Page 32: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

32

"keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan

secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen

rumah tangga.".21

Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai pemberdayaan,

baik pemberdayaan Secara Umum ataupun pemberdayaan Secara Ekonomi

Penulis dalam skripsi yang disusun ini mengambil satu kesimpulan pendapat,

yang mengungkapkan bahwa pengertian Pemberdayaan dalam bidang Ekonomi,

adalah agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya lalu kemudian

memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil.22

Penulis mengambil satu kesimpulan ini, karena teori ysng diungkapkan

sesuai dengan tema skripsi yang sedang penulis garap, dan merupakan suatu

motivasi kepada masyarakat, dengan tujuan masyarakat dapat membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara Perekonomian

yang berkesinambungan .

B. Indikator Keberdayaan

Menurut Parsons (dalam Edi Suharto, 2005) mengajukan tiga dimensi

Pemberdayaan yang merujuk pada:

a. Sebuah Proses Pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual

yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan social yang

lebih besar.

b. Sebuah keadaan psikologi yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi

22 Isbandi Rukminto Adi, "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar – dasar Pemikiran",, h.116

Page 33: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

33

dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai

dari pendidikan dan politisasi orang – orang lemah dan kemudian

melibatkan upaya – upaya kolektif dari orang – orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur – struktur yang

masih menekan.23

Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara oprasional,

maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan

seseorang berdaya atau tidak.24

C. Tahapan – tahapan Pemberdayaan

Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan

yaitu:

a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat di

kembangkan.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam

rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta

pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

23 Edi Suharto, Membengun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung; Refika Aditama, 2005), h. 63

24 Ibid., h. 67

Page 34: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

34

c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. .25

Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan

masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang

lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat

atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi

masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.26 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan

masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga

menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan

masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi

masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan.

Sedangkan menurut Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I yang

dikutip oleh Syamsudin RS, ada tiga tahapan dalam pemberdayaan, yaitu:

1. Pemberdayaan pada mata ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degradasi

moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat

mengguncang kesadaran Islam. Oleh karena itu, pemberdayaan jiwa

dan akhlak harus lebih ditingkatkan.

2. Pemberdayaan intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan betapa

umat Islam Indonesia sudah jauh tertinggal dalam kemajuanan

penguasaan teknologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya

pemberdayaan intelektual sebagai perjuangan besar (jihad).

25 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,

(Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara), cet. 2, h. 165 26Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:

Gerbang masyarakat baru, 2001) h. 39.

Page 35: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

35

3. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi demikian

identik dengan masyarakat Islam Indonesia. Pemecahannya adalah

tanggung jawab masyarakat Islam sendiri. Seorang putra Islam dalam

generasi Qur’ani awal terbaik, Sayyidina Ali menyatakan ”sekiranya

kefakiran itu berwujud manusia, sungguh aku akan membunuhnya.

Untuk dapat keluar dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang ini,

di samping penguasaan terhadap life skill atau keahlian hidup,

keterampilan berwirausaha pun dibutuhkan juga dalam pengembangan

dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang selama ini tidak pernah

dilirik, bahkan keberadaannnya sering dipandang merepotkan

pembangunan.27

Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan

masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang

lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat

atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi

masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.28 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan

masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga

menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan

27 Syamsudin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam,

(Bandung: KP. HADID,1999), h. 28. 28 Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:

Gerbang masyarakat baru, 2001) h. 39.

Page 36: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

36

masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi

masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan.29

29 Syamsudin RS, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam,

(Bandung: KP. HADID,1999). H, 28

Page 37: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

1. Sejarah Berdirinya

Masyarakat Mandiri (MM) adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak

dalam pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan. Kelahirannya

dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000. Sejak bulan Juli 2005,

MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat visi dan misi sebagai

wahana pemberdayaan berbagai komunitas dhuafa atau yang terpinggirkan,

sehingga mereka mencapai kemandirian.

Kondisi kemiskinan menyebabkan kaum dhuafa atau miskin tak dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara layak, seperti makanan, kesehatan, perumahan

dan pekerjaan. Dalam banyak hal, orang miskin dipaksa untuk hidup dalam situasi

tidak manusiawi. Harkat dan martabat sebagai manusia terabaikan, acapkali

mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak lain. Keterbatasan informasi

membuat orang miskin tidak tahu hak-haknya. Jikapun tahu hak-haknya, mereka

tak memiliki posisi tawar untuk menuntut hak-haknya yang telah dilanggar.

Kemiskinan juga berpotensi menjebak kaum dhuafa pada berbagai problema

sosial.

Kompleksitas problematika kemiskinan, membuat setiap ikhtiar

menanggulanginya memerlukan pendekatan komprehensif, integral dan

berkelanjutan. Sebentuk upaya yang dipilih MM adalah pengembangan kapasitas

kelompok miskin. Konsep ini erat kaitannya dengan konsep pemberdayaan

Page 38: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

38

masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan

masyarakat agar meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik

mungkin sumberdaya alam dan manusia setempat. Maka, di sinilah upaya

pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak untuk menjalankan proses

transformasi kesadaran komunitas untuk berubah dengan sumber daya yang

mereka miliki.

2. Tujuan (objectives)

a. Tercapainya kemandirian material komunitas sasaran. Yaitu tercapainya

kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan hidup dasar (basic

needs), serta cadangan dan mekanisme untuk bertahan dalam kondisi

krisis.

b.Tercapainya kemandirian intelektual komunitas sasaran. Yaitu

terbentuknya kemandirian berpikir, bersikap serta berkesadaran kritis.

c.Tercapainya kemandirian manajemen komunitas sasaran. Yaitu

kemampuan komunitas dalam mengelola aksi kolektif untuk

3. Visi dan Misi

a. Visi

Tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan berkemampuan untuk

meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan.

b. Misi

. -. Memfasilitasi penyadaran komunitas dalam membangun diri dan

lingkungan ke arah kehidupan yang lebih berkualitas.

-. Membangun kapasitas kelembagaan lokal.

Page 39: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

39

-. Memfasilitasi terjadinya sinergi peran lintas pelaku (multistakeholder)

untuk keberlanjutan sistem mata penghidupan (livelihood system)

komunitas.

4. Struktur Organisasi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika

Direktur : Nana Mintarti

Volunter : Untung Y. Suropati (comdev)

A.R. Kurniadi (comdev)

Selvy Arifin (alih bahasa)

Achsan Abidin (fotografer)

General Support : Wasi\'ah R. Mahary

Team : Sutisna Ahmad

Anwar Syam

Program Manager : Tektano Grandyanto Dwi Satrio

Team : Ponco Nugroho

Munipah

Saharti

Peggy Ma’lufatul Badriyah

Rano Karno

Cucu Wiguna

Leni Marlina

Dede Sukiaji

Astri Permatasari

Kamaludin

Page 40: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

40

Sadar

Stivani Dwi Gunanti

Ahsin Aligori

Rofi’ah

Marketing Manager &

Communication Team : A. Robi

Hery D. Kurniawan (penulis)

5. Program Kegiatan Masyarakat Mandiri

a. Urban

Program ini dilakukan pada masyarakat di Perkotaan, yang bergerak dalam

macam – macam Usaha.

b. Rulal

Program ini dikerjakan pada Masyarakat Pedesaan, yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf ekonomi Desa tertinggal.

c. Migran

Program Migran ialah, suatu Program Pemberdayaan yang diberikan

kepada para Pekerja atau Mantan (eks) Migran dalam mengelola hasil pendapatan.

d. Claster

Program ini terpaku dan terfokus pada satu ekonomi lokal, dengan

menyesuaikan SDM dan SDA yang ada.30

30 Ahsin Aligori, Koordinator Program Migran. wawancara pada tanggal 1 Februari

2008

Page 41: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

41

B. Masyarakat Mandiri dan Desa Kutasirna

Di dalam skripsi ini penulis akan mengupas. Alasan Lembaga Masyarakat

Mandiri berada di Desa Kutasirna, dan berapa lama Masyarakat Mandiri berada di

Desa Kutasirna, dengan mewawancarai Pendamping yang khusus bertugas di

Desa kutasirna sebagai dampingan kepada Masyarakat anggota Mitra.

Program Migran di creat untuk memberdayakan golongan masyarakat

migran dan masyarakat ex (mantan) migran (keluarganya), penempatan wilayah

kampung migrant ini, berdasarkan rekomendasi dari dinas terkait, beserta hasil

survey, maka dinyatakan bahwa di desa Kutasirna ini adalah salah satu wilayah

kantong migrant, yang berada di sukabumi.

Program Migran ini dimulai pada Februari 2006, dan mulai berjalan

dilapangan itu sekitar bulan Mei 2006, dan.mulai pembiyayan itu sekitar bulan

juni 2006.31

Dari keterangan di atas, bahwa kedatangan MM ke Desa Kuta Sirna

karena berdasarkan Rekomendasi dari dinas yang terkait, yang berdasarkan survei,

dinyatakan Desa Kutasirna Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi termasuk

dalam wilayah kantong Migran.

Program Migran telah berjalan kurang lebiih sekitar 2 tahun berjalan,

inimerupakan perjuangan yang tidak mudah, dalam melangsungkan Proses

Pemberdayaan, agar terciptanya masyarakat yang sejahtera dan memiliki

peningkatan usaha pruktif yang dilakukan.

31. Rofiah. S.Hut, wawancara pada tanggal 29 Juli 2008

Page 42: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

42

C. Program Migran

1. Pengertian Migran

Migran ialah, orang atau hewan yang melakukan migrasi dari satu tempat

ketempat lainnya yang dilakukan pada musim–musim tertentu.32atau suatu

Program Pemberdayaan yang diberikan kepada para Pekerja atau Mantan Pekerja

Migran dalam mengelola hasil pendapatan.33

2. Metode Penerapan Program Migran

A. Sosialisasi

Salah satu bagian aktivitas terpenting Masyarakat Mandiri (MM) adalah

melakukan mobilisasi pendamping mandiri (PM) ke lokasi yang akan didampingi

Pendamping, mulai tinggal bersama masyarakat sebagai awal menjalin kedekatan

bersama komponen masyarakat, kemudian PM mulai menggali lebih dalam data

potensi Desa yang meliputi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia calon

sasaran, hingga kelompok mandiri terbentuk.

1. Bentuk Sosialisasi

a). Sarasehan Kelompok

b). Lokakarya Orientasi (workshop)

2. Pembentukan Kelompok Mandiri (KM)

Setelah proses sosialisasi dilewati oleh pendamping dengan baik, maka

tahap berikutnya pendamping akan membentuk yang dinamakan kelompok

mandiri.

32. Y. Istiono Wahyu, kamus Popular Bahasa Indonesia, PT. Karisma 33. Ahsin Aligori, Koordinator Program Migran. Wawancara tanggal 1 februari 2008

Page 43: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

43

a). Batasan kelompok mandiri

• Secara umum golongan termiskin, Lembaga Masyarakat Mandiri

saat ini menggunakan nilai Rp. 2 dollar per-hari, karena perbedaan

lokasi secara umum standar penghasilan orang miskin rata – rata

dibawah Rp. 25.000/hari sedang diwilayah pedesaan orang miskin

mempunyai penghasilan dibawah Rp. 20.000,-

Adapun proses rekrutmen, untuk menjadi anggota kelompok, dapat di simak

sebagai berikut:

b). Tahapan Proses I

• Tujuan SKM untuk mengetahui apakah calon pemetik manfaat

layak atau tidak menjadi anggota kelompok.

c). Tahapan Proses II

• Adalah proses pencarian pemahaman dan motivasi tentang

program kepada calon mitra yang telah bergabung dalam

kelompok

d). Tahapan Proses 111

• Sebelum ujian yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh

coordinator program, maka petugas harus memastikan pengecekan

kelengkapan data SKM & laporan lisan dan tulisan LWK.

e). Tahapan Proses IV

• Pengisian SPP minimal 3 hari setelah ujian pengesahan KM.

Page 44: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

44

3. Disiplin Pembiayaan (DP)

Disiplin Pembiayaan merupakan disiplin /peraturan yang dirancang

khusus agar perputaran dan pemamfaatan dana pembiayaan dapat berlangsung

baik dan bermanfaat, dan bertujuan, agar mitra dapat mengembalikan pinjaman

dengan sempurna.

a). Perinsip Layanan Pembiayaan

• Layanan Langsung ke Masyarakat

b). Tahapan Pembiayaan

• Yang berhak mengajukan pembiayaan adalah mitra/ KM

A. Proses Pengajuan

a). Tahapan Proses I

• Pengajuan SKIM penyaluran dengan akad jual beli dari mitra,

melalui kelompok mandiri

b). Tahapan Proses II

• SPP SKIM mitra dibahas melalui rapat induk/ rembug oleh komite

1 yang terdiri dari ketua KM, Bendahara KM

c). Tahapan Proses III

• SPP SKIM yang disetujui ditingkat komite 1, direkap oleh PM

untuk diserahkan kepada coordinator program

d). Tahapan proses IV

• SPP SKIM yang disetujui komite 2 diajukan oleh KP kebag.

Keuangan untuk proses pencairan

Page 45: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

45

B. Proses Angsuran

a). Tahapan proses I

• Mitra menyetor angsuran kepada KM perminggu dengan mengisi

slip setoran rangkap 4

b). Tahapan Proses II

• Bendahara KM menyetor AMW para mitra ke PM pada pertemuan

rembug mitra (RM) 2 mingguan

c). Tahapan Proses III

• PM menyetor AMW dari setiap KM ke Rek. Program perwilayah

dilembaga keuangan syariah terdekat.

4. Jenis Dana Mitra

A. Angsuran Mitra Wajib (AMW)

Adalah angsuran yang dibayarkan oleh mitra sebagai angsuran

pembiayaan.

a). Infaq Induk Mingguan (IIM)

• Adalah tabungan yang dilakukan oleh mitra dalam satu Rembug/

INDUK yang besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan

mitra pada rapat Rembug/ INDUK.

b). Tabungan Mitra (TAMI)

• Adalah tabungan Mitra

Page 46: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

46

3. Implementasi Program Migran

Dari Implementasi program Migran, ada 7 yang menjadi hasil

Implementasi Program Migran, diantaranya:

1. Pendekatan pembentukan kelompok, yaitu kelompok yang terbentuk atau

ini siatif masyarakat mandiri yang beranggotakan masyarakat eks (mantan) dan

keluarga TKI yang tujuannya agar memecahkan masalah yang dihadapi,

diharapkan dengan kebersamaan terjadi penyatuan potensi dan saling memperkuat

dalam proses ini, berbagai keterbukaan disinergikan untuk mencapai hasil yang

lebih baik, dalam hal ini kelompok yang dibentuk didasarkan pada kebutuhan

masyarakat.

2. Pembiayaan usaha mikro berbagai kelompok, dengan aturan disiplin

pinjaman dan disiplin kelompok, di antara penjelasannya, di bawah ini :

a). Disiplin kelompok adalah, rangkaian mekanisme untuk mengatur

jalannya aktifitas kelompok dalam mencapai tujuan yang diharapkan,

tujuannnya untuk memberikan acuan dalam membentuk prilaku

mitra kea rah yang lebih positif (disiplin, amanah, bertanggung

jawab, ulet) serta untuk memudahkan pendampingn dan pengawasan

kelompok sasaran.

b). Disiplin pinjaman, adalah disiplin/ peraturan yang dirancang agar

perputaran dan peminjaman dapat berlangsung baik dan bermanfaat

tujuannya, agar mitra dapat mengunakan dana pembiayaan

semaksimal mungkin sehingga mampu mengembangkan usahanya,

agar mitra dapat mengembalikan pinjaman dengan baik.

Page 47: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

47

3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (meliput berbagai

keterampilan, dan pelatihan mengelola kelompok, keterampilan produksi,

keterampilan pengelolaan usaha, dll)

4. Pengembangan kelembagaan komunitas (meliputi mekanisme organisasi,

kepengurusan dan administrasi dll), yaitu upaya mengembangkan suatu

kelembagaan yang berbasis sosial dan moral, serta aktif menampung kebutuhan

serta aspirasi warga komunitas lapisan bawah, kelembagaan ini tumbuh dan

kelompok yang telah didampingi dan merupakan bentuk pengembanmgan lebih

lanjut, yaitu pengorganisasian kelompok.

5. Pemupukan modal swadaya, dengan membangun sistem tabungan,

mekanisme dana bergulir, serta menghubungkan lembaga komunitas dengan

lembaga keuangan setempat, untuk mendapatkan manfaat bagi pemupukan modal

lebih lanjut.

6. Pembangunan jaringan/ sinergi menjalin kerjasama lintas pelaku (multi

stekholders) dengan pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga keuangan dan

organisasi, masyarakat sipil lainnya (LSM )

7. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna, yang sesuai dengan

kebutuhan kelompok

D. Usaha Mikro sebagai Proses Pemberdayaan

Dalam definisi kami, usaha mikro dan kecil adalah usaha yang memiliki

tingkat penjualan tahunan tidak lebih dari Rp 2 milyar atau memiliki kebutuhan

pinjaman antara Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. Sebagian besar usaha ini adalah

Page 48: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

48

usaha informal yang tidak berbadan hukum, dimiliki dan dikelola oleh

perorangan. Kurang lebih 66%, berada di Pulau Jawa dan Bali.34

Sebagai dari perekonomian, Usaha Mikro ikut berperan dalam

pengembangan demokrasi, masyarakat bisnis berkepentingan dengan globalisasi

yang bersumber dari perluasan mekanisme pasar dan kemajuan teknologi yang

memperluas arus demokrasi, dalam konteks Demokrasi ekonomi, kita akan

melihat bahwa kalangan bisnis pun tidak bisa mengelak dari tuntutan demokrasi,

berdasarkan demokrasi ekonomi, para pekerja dan konsumen mendapat

kesempatan untuk mengontrol produksi dan investasi yang dilakukan otoritas

bisnis.35

Salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dengan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat

Indonesia adalah melalui pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM). Ini mengingat besarnya potensi UMKM yang ditunjukkan

oleh keberadaannya sebesar 44,7 juta unit usaha pada tahun 2005 (angka sangat

sementara) dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua lapangan usaha,

serta tersebar di seluruh tanah air. Pemberdayaan UMKM akan mendukung

peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan

peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin.36

Usaha Mikro berbasis Kemitraan, merupakan salah satu strategi untuk

meningkatkan daya saing Nasional serta dalam rangka membangun pondasi

34. Danamon Simpan Pinjam-Self Employed Mass Market, diakses pada tanggal 20

November 2007 35 Ronald Nangol, “pemberdayaan Di era ekonomi pengetahuan”,Grasindo. Jakarta. 36 http://www.bappenas.go.id, diakses pada tanggal 20 n0vember 2007

Page 49: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

49

bersama dalam bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, dalam pidato sambutan pada saat pencanangan Tahun

keuangan Mikro Indonesia tahun 2005, bahwa pertumbuhan UKM yang sehat dan

tangguh dipengaruhi lima faktor, yaitu: 1) Sumber Daya Manusia, 2) permodalan,

3) manajemen, 4) pemasaran, dan 5) kemitraan.37 Dapat dikatakan bahwa sudah

sejak pemerintahan Orde Baru hinggga sekarang, perkembangan usaha kecil (UK)

di Indonesia mendapat perhatian yang besar, baik dari Pemerintah maupun

kalangan masyarakat luas. Hal ini dapat di pahami karena kenyataan selama ini

menunjukkan bahwa UK memberikan kontribusi yang sangat penting bagi

Perekonomian Indonesia, terutama dalam hal kesempatan kerja atau Sumber

Pendapatan dan juga memiliki potensi yang besar sebagai salah satu motor

penggerak pertumbuhan ekspor Non-migas, khususnya manufaktur, dan

perkembangan industri - industri pendukung.

Besarnya perhatian dari Pemerintah Indonesia selama ini terhadap

keberadaan UK di dalam Negeri dapat di lihat dari sudah banyaknya Program

Pemerintah, baik yang dibiayai oleh APBN maupun dengan bantuan dari Negara -

Negara atau lembaga - lembaga donor, seperti Asian Development Bank (ADB)

dan Bank Dunia, yang bertujuan untuk membantu perkembangan UK. Sedangkan

dari sisi Masyarakat, besarnya perhatian terhadap UK tercermin dari banyaknya

kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan dari LSM, dan penelitian yang

dilakukan oleh banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian swasta.38

37 Ikhwan Asrin, SE, Msi.”Pemberdayaan KUKM Berbasis Kemitraan”. Jurnal KUKM Edisi September 2007. hal 16

38 Tulus T.H Tambunan. “Usaha Kecil Indonesia”. ISBRC – PUPUK. Jakarta. Cet -1

Page 50: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

50

E. Gambaran Umum Wilayah Desa Kutasirna Sukabumi

1. Geografi

Kondisi Wilayah Desa Kutasirna berada pada luas Tanah 150.035 ha.

Kecamatan Cisaat. Kabupaten Sukabumi. Propinsi Jawa Barat, berada di Ibu Kota

Kecamatan, jarak ke Ibu Kota kecamatan terdekat 6 km, dengan lama tempuh ke

Ibu Kota kecamatan terdekat ¼ jam, jarak ke Ibu Kota Kabupaten terdekat 2 jam.

Suhu rata–rata harian 27–30 C, dengan tinggi tempat 500–700 mdl, dengan

benteng wilayah Datar.

Terdiri dari tanah sawah ½ teknis 44.680 ha, sawah tandah hujan 66.495

ha, lain–lain 111.175 ha, luas kering Tegal /Ladang 20.560 ha, dengan

pemukiman 5.550 ha. Luas Tanah fasilitas umum Kas Desa 1.175 ha, dengan

Perkantoran Pemerintah 0.040 ha, dan lainnya 11.535 ha.

Kelembagaan Desa/Kelurahan, yaitu lingkungan Dusun 3 buah. Rukun

Warga (RW) terdiri dari 6 buah. Rukun Tangga (RT) terdiri dari 18 buah. Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) terdoro dari 1 buah, kantor Desa / Kelurahan terdiri

dari 1 buah, dan jumlah tempat tinggal penduduk sebanyak 954 buah, sarana jalan

desa 5 km.39

39 Profil Desa / Kelurahan Kutasirna, Kabupaten Sukabumi 2006 - 2007

Page 51: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

51

Tabel 1.

No Nama Su Jumlah 1. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20.

Luas Tanah Desa / Kelurahan Jarak ke Ibu Kota kecamatan terdekat Lama tempuh ke ibu kota kecamatan terdekat Jarak ke Ibu Kota terdekat Lama tempuh ke Ibu Kota kab terdekat Suhu rata – rata harian Tinggi tempat Luas tanah sawah ½ teknis Sawah lading hujan Luas tanah kering Luas tanah pemukiman Luas tanah fasilitas Kas Desa Luas perkantoran Pemerintah Lembaga Dusun Rukun Warga (RW) Rukun Tangga (RT) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kantor Desa / Kelurahan Jumlah Tempat Tinggal Penduduk Jarak Desa

150.035 ha 6 km ¼ jam 65 km 2 Jam 27 – 30 C 500 – 700 mdl 44.680 ha 66.495 ha 20.560 ha 5.550 ha 1.175 ha 0.040 ha 3 buah 6 buah 18 buah 1 buah 1 buah 954 buah 5 km

Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)

2. Ekonomi

Desa Kutasirna memiliki koperasi Simpan Pinjam sebanyak 1 buah,

jumlah usaha Rumah makan / warung makan sebanyak 57 buah, industri kerajinan

241 KK / buah, warung Kelentong 27 buah, Angkutan 220 unit, pedagang

pengumpul / Tengkulak 24 orang, dari data diatas terlihat bahwa, mayoritas

penduduk desa Kutasirna adalah bergerak dalam bidang usaha / Karyawan sebuah

usaha Transportasi / Rumah makan dan usaha – usaha mikro.

Page 52: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

52

Tabel 2.

No Nama Sub Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Koperasi Simpan Pinjam Usaha warung makan / Rumah makan Industri Kerajinan Warung Kelentong Angkutan Transportasi Pedagang Pengumpul / Tengkulak

1 buah 57 buah 241 Kk / buah 27 buah 220 Unit 24 orang

Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)

3. Pendidikan

Sarana Pendidikan di Desa Kutasirna, terdiri dari Taman Kanak – kanak

(TK) 1 unit, jumlah murid (TK) 42 Orang, jumlah Tenaga Pengajar (TK) 3 orang

dan Prasarana Fisik 1 unit. Sekolah Dasar Negeri (SDN) / sederajatnya berjumlah

2 unit, jumlah murid (SDN) sebanyak 449 orang, jumlah pengajar (SDN) 18

orang, dan Prasarana fisik 2 unit. Sekolah SLTP / paket B berjumlah 1 unit,

jumlah murid 68 orang , jumlah Pengajar SLTP 8orang dan Prasarana fisik 1 unit,

jumlah Lembaga – lembaga pendidikan keagamaan 7 unit, jumlah Peserta didik

276 orang, jumlah Pengajar 15 orang dan Prasarana fisik 5 unit.

Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan, yaitu warga yang tidak

tamat Sekolah berjumlah 1.254 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SD /

sederajatnya, berjumlah 2.403 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SLTP /

sederajatnya 381 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SLTA/sederajatnya

238 orang, jumlah Penduduk tamat D-1 6 orang, jumlah Penduduk tamat D-2 9

orang, jumlah Penduduk tamat D-3 15 orang, jumlah Penduduk tamat S-1 1 orang,

jika melihat dari data diatas, bahwa Penduduk Desa Kutasirna, mayoritas

Berpendidikan walaupun bermacam – macam tingkatannya.

Page 53: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

53

Tabel 3.

No Nama Sub Jumlah 1 2. . 3. 4. 5.

Taman Kanak – Kanak (TK) a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Sekolah Dasar Negeri (SDN) a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Sekolah SLTP / Sederajatnya a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Jumlah Lembaga Pendidikan Keagamaan a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Jumlah Penduduk menurut tingkat Pendidikan a. Warga yang tidak tamat sekolah b. Warga yang berpendidikan SD c. Warga yang berpendidikan SLTP d. Warga yang berpendidikan SLTA e. Jumlah warga tamat tingkat D-1 f. Jumlah warga tamat tingkat D-2 g. Jumlah warga tamat tingkat D-3 h. Jumlah warga tamat tingkat S-1

1. 1 TK a. 42 orang b. 3 orang c. 1 unit 2. 2 SD a. 449 orang b. 18 orang c. 2 unit 3. 1 SLTP a. 68 orang b. 8 orang c. 1 unit 4. 7 unit a. 276 orang b. 15 orang c. 5 unit 5. ----------------- a. 1.254 orang b. 2.403 orang c. 381 orang d. 238 orang e. 6 orang f. 9 orang g. 15 orang h. 1 orang

Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)

4. Kesehatan

Sarana Kesehatan Desa Kutasirna terdiri dari Puskesmas Pembantu 1 unit,

Posyandu 7 unit, tenaga Kesehatran terdiri dari Dukun Bayi yang terlatih 3 orang,

Bidan 1 orang, dari keterangan diatas bahwa warga Desa Kutasirna memiliki

Fasilitas Kesehatan, walaupun belum memiliki fasilitas yang memadai.

Page 54: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

54

Tabel 4.

No Nama Sub Jumlah 1. 2. 3.

Puskesmas Pembantu Posyandu Tenaga Kesehatan a. Dukun Bayi b. Bidan

1 unit 7 unit a. 3 orang b. 1 orang

Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)

Page 55: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

55

BAB IV

ANALISIS

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN

MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA

SUKABUMI – JAWA BARAT

Sebagaimana menurut teori dalam bukunya, Isbandi Adi Rukminto

Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, tentang proses

Pemberdayaan Masyarakat yang salah satunya adalah Pemberdayaan dalam

bidang ekonomi, agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian

memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil.

Dalam hal ini penulis telah membuat pengkategorian beserta indikator/

ukuran kedalam 3 kategori, dalam hal keberhasilan program yang dicapai, sesuai

kebutuhan diatas, diantaranya :

A. Pemberdayaan Usaha Mikro

1. Penghasilan Pendapatan (income)

2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha

B. Gambaran Umum Responden

1. Umur

2. Kelamin atau Gender

3. Jenis Usaha

a). Jenis Usaha Mitra

b). Jenis Usaha Sampingan

Page 56: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

56

C. Ekonomi Usaha Mikro

1. Kesejahteraan

2. Pengelolaan Pendapatan

Itulah kategori yang penulis pemaparkan, dan dibawah ini adalah

penjelasan yang dideskripsikan menurut tabel dan keterangan, yang sesuai dengan

kategori diatas.

A. Pemberdayaan Usaha Mikro

Upaya Pemberdayaan Sosial Masyarkat, pada dasarnya merupakan suatu

upaya Pemberdayaan kepada masyarakat, bagi seorang pelaku perubahan, hal

yang dilakukan terhadap klien mereka (baik pada tingkat individual, kelauarga,

kelomok ataupun komunitas) adalah upaya memberdayakan (mengembangkan

klien /mitra dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya) guna

mencapai kehidupan yang lebih baik.

Dalam hal ini penulis membuat indikator/ ukuran keberhasilan sesuai

kebutuhan diatas.

1. Penghasilan Pendapatan (income)

Penghasilan Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari usaha dan

aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Bagi

investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan

jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.40

40 . http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapata, diakses tanggal 15 juli 2008

Page 57: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

57

Berikut ini kutipan wawancara Penulis dengan Beberapa anggota Mitra,

diantaranya dengan Bpk Aop, yang bekerja sebagai Tani Sayuran Sawi dan

Budidaya Ikan Koi, dan berpenghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan sebesar

Rp.150.000 dan dari usaha Tani Sayuran Rp.300.000 per-bulan.

“Alhamdulillah kalau…..peningkatan mah ada aja…..peningkatan kalau dari turun itunya dari harganya doang….. kalau itumah turunnya…begitu….”

Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Iboh, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari

Ternak Ikan Rp. 700.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 180.000 per-bulan.

“kalau dari…..Sayurmah…..alhamdulillah dari sayurmah gitu…..dari ikan mah….dari ikan mah….tibang pas-pasan dari sekarang aja…ayalah …..1000, 2000 mah gitu….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Abas, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari

Ternak Ikan Rp. 1.000.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 300.000 per-bulan.

“Ya….dari soal penjaga …….kumaha ……..dari soal ikan kalau aja…..lagi…….bagus….gitu…….eng….nya….ada meren….kalau…..lagi…..nggak…..ada…..mah gitu….diem we kitu…..he…..he….he….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Ece Saepuddin, yang bekerja sebagai

Budidaya Ikan Nila dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2

minggu dari Ternak Ikan Rp. 120.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 1.000.000 per-4

bulan.

“Alhamdulillah….kalua tihargina…..ada peningkatan……ngan….dina kebutuhan sahari – hari teu segitu hungkul begitu we …..ari abdimah…..”

Page 58: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

58

Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Ejen, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari

Ternak Ikan Rp. 150.000

“Yah….kalau …20 % mah….ada gitu….”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Aan Yansah, yang bekerja sebagai

pemilik Warung Sembako dan Penjahit Pakaian, yang memiliki penghasilan Per-

bulan dari Warung Sembako.Rp. 300.000 dari setiap keuntungan, dan sebagai

Penjahit Pakaian Rp.10.000 per-order

“Apa atuh…..kalau sekarangmah…..kalau ada order menjahit……”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Daria, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan Rp. 150.000

“Jadi nggak ada peningkatan…..udah 2 tahun merena kitu……diganti gitu lagi……ganti gitu lagi……..kemaren juga gitu…….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Enjang, yang bekerja sebagai

Budidaya Ikan Koi dan Pandai Besi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu

dari Ternak Ikan Rp. 400.000 dan dari Pandai Besi Rp. 120.000 per-Garpu.

“Ada peningkatan mah……….ada aja…….”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Lia, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan Rp. 150.000

“Gimana ikannya…….gitu……..upami ada untungnya bagus………kalau banyak bagus……..” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Yana Suryana, yang bekerja sebagai

Pengojeg dan Kuli Bangunan, yang memiliki penghasilan Per-hari dari Ojeg Rp.

15.000 dan dari Kuli Bnagunan Rp. 40.000 per-hari (order)

Page 59: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

59

“Nya …..gitu….itu….saingan dari ojegmah……dari bangunan kalau ada……kalau nggak ada mah gini aja……” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Yani, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Nila dan Pembuat layang - layang, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu

dari Ternak Ikan Rp. 200.000 dan dari Pembuatan layang – layang Rp. 200.000

“Iya …..kalau dari ….ini mah…..Nya kalau Jaman sekarang mah…….jadi seimbang anatara Pendapatan dan Pengeluaran dan dari Pengaturannya aja besar….” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Imas, yang bekerja sebagai Pemilik

Warung Sembako, yang memiliki penghasilan Per-hari dari Warung Sembako Rp.

200.000

“Alhamdulillah…….penghasilanmah…..ada aja……Cuma….sebanding sekarangmah…….jeng pengeluarannya…….” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Nining, yang bekerja sebagai

Budidaya Ikan Koi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan

Rp. 200.000.

“ Kalau bagus……..ada……….Iya ada aja……..”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Adah, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi dan Pandai Besi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak

Ikan Rp. 100.000 dan dari Pandai Besi Rp. 120.000 per-garpu (order)

“Ada…..iya……dari garpu……..kalau ikanmah………gimana kalau dari musim panasnya………kalau hujanmah Alhamdulillah” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Yuyu, yang bekerja sebagai Budidaya

Ikan Koi dan Buka warung sembako, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu

dari Ternak Ikan Rp. 100.000 dan dari Warung sembako Rp. 30.000 per-hari (dari

hasil keuntungan)

Page 60: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

60

“Ya….ada….sih ada……sesuai dengan pengeluaran…..kalau sayamah….keluarganya……belum banyak…penghasilan…..seimbanglah antara ………penghasilan …jeung ……pengeluaran…” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Surya, yang bekerja sebagai

Budidaya Ikan Koi dan Petani Sayuran, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu

dari Ternak Ikan Rp. 160.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 50.000 per-bulan.

“Kalau tani mah……gimana dari ininya……….harga perkiraanmah…….harga lagi murah modal gede jadi rugi we……..nya kalau lagi mahalmah……….alahamdulillah untung……..” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Nu’man, yang bekerja sebagai Buruh

Penjahit dan warung sembako, yang memiliki penghasilan Per-bulan dari Buruh

Penjahit Rp. 300.000 dan dari Warung sembako Rp. 20.000 per-hari (dari

keuntungan)

“Ah…..tibang cukup………dari penghasilanmah…….”.

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Enni, yang bekerja sebagai Petani

Padi, yang memiliki penghasilan Per-4 bulan dari Tani Rp. 300.000 (dari

keuntungan)

“Pendapatanmah……kadang ada….kadang nggak ada…”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Erni Eriyawati, yang bekerja sebagai

pembudi daya Ikan, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari pekerjaanya

Rp. 50.000.

“Penghasilanmah ada saja..”

Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Imun, yang bekerja sebagai pembudi

daya Ikan, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari pekerjaanya Rp. 55.000.

“Kadang gede………kadang kecil…rugi”

Page 61: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

61

Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara

guna memudahkan untuk melihat dan mengamati pembaca.

Tabel 5. Hasil wawancara Penghasilan Pendapatan (income)

Nama Sub Tanggapan 1. Penghasilan Pendapatan (income)

1. Bpk Aop Ada peningkatan, Turun hanya dari Harga jual, harga modal sama Bpk. Iboh Sayur ada peningkatan, Ternak Ikan pas – pasan. Bpk Abbas Peningkatan Ikan kadang bagus Bpk Ece Saepuddin Ada peningkatan dari ikan, sebanding dengan kebutuhan sehari – hari. Bpk Ejen Ada Peningkatan 20% dari setiap Panen Ibu Aan Yansah Peningkatan dari oerder menjahit Ibu Daria Tidak ada peningkatan, selalu gagal Bpk Enjang Ada saja Peningkatan Ibu Lia Tergantung banyaknya ikan Bpk Yana Suryana Saingan usaha, menunggu orderan Ibu Yani Ada penghasilan, seimbang dengan Pengeluaran. Ibu Imas Penghasilan, pengeluaran Ibu Nining Ada penghasilan, tergantung keadaan Ibu Adah Peningkatan usaha besi, ikan tergantung cuaca Ibu Yuyu Peningkatan, pengeluaran, keluarga KB Bpk Surya Modal besar, Peningkatan income,

Page 62: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

62

tergantung harga pasar Bpk Nu’man Cukup penghasilan Ibu Enni Pendapatan tidak pasti Ibu Imun Penghasilan besar kadang kecil Ibu Erni Eriyawati Penghasilanmah ada saja

Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk

membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.

Tabel 6.

Penghasilan Pendapatan No Responden

Naik

Turun

Stabil

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

X

10

X

11

X

12

X

13

X

Page 63: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

63

14

X

15

X

16

X

17

X

18

X

19

X

20

X

Tabel 7. Kesimpulan Penghasilan Pendapatan(income)

Keterangan

Jumlah

Persen

Naik

8

40 %

Turun

4

20 %

Stabil

8

40 %

Dari hasil keterangan diatas, secara umum, 40 % Penghasilan Pendapatan

dari anggota Mitra adalah Naik (memiliki peningkatan), karena mereka memiliki

penghasilan yang lebih dari modal awal yang mereka keluarkan, dan selalu ada

peningkatan dari usaha yang dijalankan, walaupun keadaan anggota mitra

sebagian, sekitar 40 % dalam keadaan stabil, karena mereka tidak memiliki

penghasilan yang lebih dari usaha yang sedang dijalankan dan tidak ada

peningkatan atau kerugian dari usaha yang dilakukan atau bisa dikatakan

kondisinya tidak naik ataupun turun, dan 20 % Turun (tidak ada peningkatan

sama sekali), karena mereka tidak memiliki penghasilan atau keuntungan dari

Page 64: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

64

usaha .yang sedang dijalankan dan tidak ada peningkatan sama sekali dari usaha

yang sedang dijalankan.

2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha

Peningkatan kemampuan yang penulis deskripsikan adalah peningkatan

kemampuan ber-wirausaha, yaitu untuk selalu mampu melihat dan memiliki

peluang – peluang dalam menjalankan Usahanya.

Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Bagaimana

Proses Penjualan? Dan apakah setelah ada Masyarakat Mandiri lebih mudah untuk

melakukan Penjualan?.

Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:

“Ah……langsungkesini…kadiyeutah……ka…..ka…….tangkulak kitu……iya…….katangkulak per-liter sawimah….langsung ieu katangkulak keneh…..di……ginikan…..diborong ….kalau katangkulak sagede kiyeumah…….” “Kalau masalah penjualanmah……gampil ….da tos aya tampungannana… Jeng ……sama-sama aja….”

Berikut ini kutipan dari Bpk Iboh, sebagai berikut:

“Sawi…..aha ada tangkulakna……..diborongkeun……we……..ari Sawi mah…..setiap Musimna diborongkeun ari ikan mah……paling ka tangkulak….tangkulak….” “kalau menjualmah…….sama-sama aja…nggak ada yang rubah”

Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:

“Penjualan……ah…….soal penjualan ternak ikan….ku tangkulakna……etamah katangkulak…….deih….eh….ha…ha….” “Penjualanmah….soal….jualnya…….mudah……..gitu…..dari hargina…….kadang beda…..aya murah atau mahal, dan ngejualna sama aja…..”

Page 65: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

65

Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepudin, sebagai berikut:

“Kalau saya…..ke tangkulak sih….apalagi….apalagi…..tangkulak kekurangan……..sekarangmah……iya sekarang kekurangan…..langsung ka tangkulak…” “kalau menjualmah sama aja…..ka tangkulak…..keneh…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:

“Penjualanmah……….sudah masing – masing ada tangkulakna…….di drop kutangkulak………hayangnamah ….kita tuh joinan dengan seluruh tangkulak…..dipegang disalurkeun lagi kanu lain……..gitu…….tapi kendalanya pemasaranna…..masih terhambat, can ada selain diluar menerima hasil yang disini…..” “Kalau…..penjualanmah……sama aja…seperti biasa……aja…belum ada istilahnya misalnya MM mau menerima hasil dari anggotana……istilahna jadi sama tangkulak yang lama aja…….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:

“Proses ngawarung mah….biasa we……dijual langsung, nggak memasok kemana-mana…….dan kalau menjahitmah…..kalau ada yang mesen aja…..tapi sekarangmah….langka…..paling aja yang benerin yang sobek-sobek……..” “Ah……..ngabantumah aya…….ari timodalmah……tapi urusan menjualmah biasa aja…..”

Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:

“Menjual langsung ka tangkulak………tangkulak….datang kesini…..ah.hente tangkulak we…..dongkap ka…..kulah kitu….” “Jual mah…sami keneh….nggak beda….”

Berikut ini kutipan dari Bpk Enjang, sebagai berikut:

“Kalau …..menjual ikan mah…..ka tangkulakwe…….langsung…….Tapi lamun menjual besimah…..gimana posisina…..lamun ka toko jual Rp.120.000, tapi lamun dongkap ka bumi Rp. 100.000 an…..” “Sama we …..kitu……nya…kitu…”

Page 66: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

66

Berikut ini kutipan dari Ibu Lia, sebagai berikut:

“kalau udah ngabedahkeun……..2minggu sekali…langsung we …dijual… Ka tangkulak…..jadi semuanya ….ketangkulak…….” “Sudah ada MM sama aja…..nya nggak naik katangkulak…….tangkulak keneh……we…….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yani, sebagai berikut:

“Kalau sayamah……..jual langsung dipasar…..nggak ke tangkulak…….. Pokona laukmah……..langsung dipasar…….teu katangkulak….” “Sami wae…bapak………inimah….nggak ngaruh……”

Berikut ini kutipan dari Ibu Imas, sebagai berikut:

“Kalau warungmah…….langsung jual ditempat………

Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:

“Alhamdulillah…….lancar….katangkulakwe…..langsung……”

“Sama aja….nggak ada perubahan….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Adah, sebagai berikut:

“Kalau ikan mah…katangkulak….ti…kapungkur oge……katangkulakwe.. Kalau garpumah…..langsung ngorder ka took……atawa …aya anu dongkap ka bumi…… ” “Ari etamah sama wae……nggak ada bedanya …..atau kumaha….perkembanganna…..”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:

“Ngajual ikanmah…..katangkulak abdimah…..muhun langsung….lamun warungmah…….jual langsung……jeung masok makanan kawarung…..warung…Masok ciki-ciki……permen…….” “Ya…katangkulak-tangkulak…kenehwe……”

Berikut ini kutipan dari Bpk Surya, sebagai berikut:

“Katangkulakwe……..tani aja…..ketangkulak……gitu….katangkulak Sayur…sama aja…Katangkulak….aja….kalau ketangkulakmah……kalau

Page 67: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

67

kurang…modal bisa dipinjemin…..entar jualnya….ketangkulak eta keneh….” “Kalau itumah sama aja…..nggak ada ….biasa..we….”

Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:

“Kalau menjual dari warungmah…..biasa aja….dan iyeumah..nggak masok…., tapi lamun bajumah jual ka pasar – pasar…….”

“Etamah sama wae…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Yana Suryana, sebagai berikut:

“sayamah….tidak melakukan penjualan, karena sekarangmah hanya ojeg”

“kalau itumah sama saja…..”

Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:

“Proses penjualan…….langsung ke tengkulak”

“tidak ngaruh itumah…….”

Berikut ini kutipan dari Enni, sebagai berikut:

”langsung ketengkulak”

“sama saja…….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Eriyawati, sebagai berikut:

“pasti ke tengkulak….., kalau ke pasarmah ongkos lagi”

“sama itu mah….”

Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara

guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.

Page 68: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

68

Tabel 8. Hasil wawancara Peningkatan Kemampuan untuk Usaha

2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha

2. Bpk Aop Jual ikan & sayur sawi ke Tengkulak. Tampungan penjualan sama aja Bpk Iboh Sayur sawi & Ikan ke Tengkulak. Sama, tidak ada perubahan Bpk Abbas Semua penjualan ke Tengkulak. Sama, kadang mahal &murah Bpk Ece Saepuddin Tengkulak, kekurangan pasok. Tengkulak semua Bpk Ejen Masing – masing ada Tengkulaknya, joinan usaha. MM belum pernah menerima hasil dari mitranya Ibu Aan Yansah Usaha warung langsung, tidak memasok. Modal, layaknya warung Ibu Daria Langsung Ke Tengkulak. Masih sama Bpk Enjang Ikan ke Tengkulak, Jual besi langsung di tempat / kirim. Sama Ibu Lia Sudah Kuras langsung ke Tengkulak. MM tidak berpengaruh Ibu Yani Langsung ke Pasar. Nggak ngaruh Ibu Imas Langsung di tempat. Ibu Nining Lancar ke Tengkulak. Tidak ada perubahan Ibu Adah Tengkulak, garpu ke Toko. Gimana Perubahan Ibu Yuyu Ikan ke Tengkulak, warung masok ke warung lain.

Page 69: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

69

Sama aja. Bpk Surya Tengkulak, pinjeman modal. Tengkulak Semua Bpk Nu’man Langsung, tidak memasok, order pakaian ke pasar - pasar. Sama. Bpk Yana Saya tidak melakukan penjualan, karena hanya ojeg, kalau itumah sama saja Ibu Enni langsung ketengkulak, sama saja Ibu Enni Eriyawati ke tengkulak, sama aja Ibu Imun langsung ke tengkulak,tidak ngaruh itumah

Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk

membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.

Tabel 9.

Peningkatan Kemampuan untuk Usaha No Responden

Meningkat

Tetap

Turun 1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

X

Page 70: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

70

10

X

11

X

12

X

13

X

14

X

15

X

16

X

17

X

18

X

19

X

20

X

Tabel 10. Kesimpulan Peningkatan Kemampuan untuk Usaha

Keterangan

Jumlah

Persen

Meningkat

2

10 %

Turun

----------

---------

Tetap

18

90 %

Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 90 % yang termasuk

dalam kategori Tetap, karena dalam kategori ini kemampuan masyarakat untuk

usaha atau bermarketing yang lebih baik tidak mereka miliki hanya melakukan

proses penjualan dari usaha yang dijalankan dengan secara turun temurun yang

diwarisi dari nenek moyang mereka, yaitu proses penjualannya hanya ke

Tengkulak, karena dengan pertimbangan tidak boros ongkos dan tidak repot

Page 71: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

71

dalam penjualannya, dan hanya 10 % yang melakukan penjualannya di pasar,

karena mereka mengetahui ada nilai tambah dari proses penjualan yang mereka

lakukan.

Analisis penulis, yang terdiri dari kesimpulan tabel 7 dan 10, tentang

Pemberdayaan usaha Mikro, adalah masyarakat belum mampu untuk

mendapatkan penghasilan yang baik atau pendapatan penghasilan yang signifikan

serta dalam peningkatan kemampuan (skill) yang minim, atau masyarakat

mayoritas belum memiliki kemampuan /keahlian ber-Marketing yang baik.

B. Gambaran Umum Responden

Gambaran Umum Responden, ialah gambaran Warga Binaan yang penulis

tujukan pada 20 responden, dan hanya pada kriteria Umur, Kelamin, dan jenis

Usaha pada Masyarakat yang menjadi sasaran program Migran, yang pertama

diantaranya:

1. Umur

Pada tabel di bawah ini, tergambar bahwa 13 orang memasuki kategori

dewasa Dini dan 5 orang memasuki dewasa Madya dan 2 orang memasuki dewasa

Lanjut.

Tabel 11.

No.

Umur Jumlah Persen

1.

2.

3.

29 – 35

36 – 45

46 - 65

10

6

4

50%

30%

20%

Masa dewasa Dini dimulai pada umur 18 – 40 tahun, saat perubahan Fisik

dan Psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan untuk ber-Reproduksi.

Page 72: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

72

Sedangkan pada dewasa Madya dimulai pada umur 40 – 60 tahun, yakni saat

menurunnya kemampuan Fisik dan Psikologis yang jelas, nampak pada setiap

orang. Usia 60 tahun ke atas disebut kategori dewasa Lanjut.41

Pada Kriteria ini, mayoritas umur pada Masyarakat Responden, ialah 29 –

35 tahun, pada masa umur ini masyarakat lebih Produktif untuk melakukan usaha

dibandingkan pada kriteria umur yang lainnya.

2. Kelamin atau Gender

Pada Kriteria ini, dalam tabel berikut di bawah ini, yang menjadi

mayoritas pekerja Usaha Ekonomi Mikro produktif, ialah Perempuan yaitu 55%,

karena bagi perempuan diwilayah ini semangat untuk memperbaiki ekonomi

sangat berpengaruh sekali dan bagi perempuan yang sudah menikah mayoritas

suaminya kerja diluar kota atau luar Negeri (TKI/TKW), dan perempuan yang

sudah tidak bersuami, maka semangat untuk bertahan hidup sangat tinggi

dibandingkan dengan laki – laki hanya 45%, karena tanggapan dari para laki-laki

tentang Pemberdayaan program Migran kurang bersimpati, dan mereka hanya

melakukan pekerjaan yang sudah lama mereka jalankan baik itu bertani dan lain

sebagainya.

Tabel 12.

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen 1.

2.

Laki – Laki

Perempuan

9

11

45%

55%

41 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan), (Jakarta; Erlangga, Anggota IKAPI, 1980), Edisi ke -5, h.246

Page 73: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

73

3. Jenis Usaha

Masyarakat Desa Kuta Sirna adalah Masyarakat yang Mayoritas

berpropesi pada peternakan Ikan, karena Sumber Daya Alamnya terletak pada

Usaha Ternak Ikan, Usaha ini berjalan dari turun temurun kar ena Tempat dan

Wilayah yang mendukung.untuk melaksanakan Usaha yang dituju. Dan tingkat

masyarakatnya adalah tingkat ekonomi menengah ke bawah, lalu ketika program

Migran dari Lembaga Masyarakat Mandiri hadir dengan Program yang

mendukung pada pemberdayaan Masyarakat melalui bantuan Pemberian Modal.

A. Jenis Usaha Mitra

Diantara jenis Usaha yang Masyarakat sedang dijalankan, ialah pada jenis

uasaha Ternak Ikan, karena Usaha ini sudah tidak kaku lagi untuk dijalankan serta

usaha ini sudah dijalankan dari nenek moyang mereka, dan sisanya adalah usaha

warung sembako, karena usaha ini jarang dilakukan oleh masyarakat sekitar,

maka dengan alasan itu usaha ini dijalankan.

Tabel 13.

No. Jenis Usaha Mitra Jumlah Persen 1.

2.

Ternak Ikan

Warung Sembako

18

2

90%

10%

B. Jenis Usaha Sampingan

Sedangkan pada jenis usaha sampingan yang masyarakat sedang jalankan,

mayoritas menjadi Petani Padi dan Petani Sayuran, karena letak wilayah yang

mendukung untuk melakukan usaha itu, sedangkan sisa dari perhitungan 20

anggota masyarakat yang diwawancarai, ialah 4 orang yang tidak memiliki

pekerjaan Sampingan, karena kurangnya memiliki kemampuan untuk memiliki

Page 74: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

74

aktivitas sampingan dan modal yang selalu menjadi alas an mereka, serta pada

jenis kriteria ini pada semua anggota mitra tidak memiliki karyawan tetap, hanya

memiliki karyawan musiman, itupun hanya sebagian saja dari keseluruhan

anggota mitra tergantung pada bentuk dan kondisi pekerjaan yang sedang

dilakukan.

Tabel 14.

No. Jenis Usaha Sampingan Jumlah Persen 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Petani Sayuran

Petani Padi

Pemasok Telor

Pandai Besi

Ternak Kelinci

Penjahit Pakaian

Ojeg

Warung Sembako

Pembuat Layang – Layang

Tidak memiliki usaha sampingan

4

4

1

1

1

1

1

2

1

4

20%

20%

5%

5%

5%

5%

5%

10%

5%

20%

C. Ekonomi Usaha Mikro

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi, adalah manusia yang berhubungan

dengan produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang dan jasa.42

Ekonomi Usaha Mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan dan

dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan Pengusaha

Mikro adalah orang yang berusaha di bidang usaha mikro.43

42 .http ;//id.wikipedia. org/wiki/ekonomi. Diakses tanggal 1 juli 2008 43. http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1094&catid=2&. Dialses tanggal 1 juli

2008

Page 75: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

75

1. Kesejahteraan

Dalam istilah umum, sejahtera merujuk ke dalam keadaan baik dan

manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat

dan damai, sedangkan dalam ekonomi dihubungkan dengan keuntungan benda

dan memiliki arti khusus atau tekhnikal.44

Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Apakah

kebutuhan sehari – hari sudah Tercukupi ? Merasa terbantukah dari bantuan yang

diberikan oleh Masyarakat Mandiri ?

Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:

“Alhamdulillah….ha….ha…..ha….Alhamdulillah, kalau….ini….mah kebutuhan sehari-hari…….gitu……cukuplah…….” “Alhamdulillah…..hech…….”

Berikut ini kutipan dari Bpk Iboh, sebagai berikut:

“kalau ………dari tanimah…alhamdulillah, dari...tanimah..”

“eh………alhamdulillah………banget itumah………”

Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:

“ah……kata siapa……ha…ha….ha…..oh…..gituwe…tibang cukup, bisa nyekolahin……bisa makan, nya jajan anak……biasanya dikampungmah lah…..asin – asin we” “Yah….ada terbantu mah….untuk….modal.....walaupun hasilnya nggak memuaskan……waktu sekarang kitu…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepuddin, sebagai berikut:

“terus terang….mang Ece…nggak ditutup-tutupi…...tibang cukup makan segitu….oleh karena itu hasil….diduakan untuk ….bayar hutang….sakitu we….terus terang….”

44. http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan. Diakses tanggal 1 juli 2008

Page 76: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

76

“Alhamdulilah …..ada kemajuanmah….” Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:

“Yaah….alhamdulillah….kebutuhan sehari – hari tercukupi…ya….”

“Tos ….jelas pasti…., yang pentingmah ada bantuan modal……”

Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:

“Ada…..kalau untuk….itumah…ada…iya untuk anak sekolah….”

“Ada….kebantunya…….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:

“kebutuhan sehari-harimah……gimana gitu….ada …Alhamdulillah”

“Nya, Alhamdulillah….terbantu….terbantu….gitu….tapi untuk nyetormah belum bisa…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Enjang, sebagai berikut:

“Cukup….untuk kebutuhan sehari – harimah……” “Terbantu dari pemberian modal…..walaupun kurang juga…..gitu….terbantu we..”

Berikut ini kutipan dari Ibu Lia, sebagai berikut:

“Ya…dicukup -cukupi….seadanya…ha….ha….ha….dapat dari ikan…”

“Nya…muhun…..dibantosan….ha….ha…”

Berikut ini kutipan dari Bpk Yana Suryana, sebagai berikut:

“yah…lumayan gitu….lumayan ada pendapatanmah….mun teaya..gitu…”

“Justru terbantu….kadang-kadang kerja….kadang – kadang tidak….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yani, sebagai berikut:

“kadang…kadang..kurang….,gitulah…cukup…buat. buat…..inimah.untuk modalmah..gitu bapa….ngan untuk kebutuhan lain harus memadai lah….”

“Ya…merasa kebantunya…seolah-olah peningkatan…hente pesat Kadang - kadangkata saya oge…janten setengah – setengshlsh….”

Page 77: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

77

Berikut ini kutipan dari Ibu Imas, sebagai berikut:

“Alhamdulillah bisa…..heeh….sekolah anak….banyak keluarnya…”

“Alhamdulillah….ngerasa kabantos”

Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:

“Ah…hente…ha….ha….nya kana makan mah…tercukupi yang lainnya untuk biaya yang tak terduga…..” “Ya…alhamdulillah kebantu……digunakan untuk ikan….”

Berikut ini kutipan dari Bpk Ibu Adah, sebagai berikut:

“kalau ada banyak…orderan itu cukup…..kalau buat 2 mah nggak ciukup.. dan dari ikan kah…tercukupi….” “Alhamdulillah kebantu……”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:

“Ya…..alhamdulillah tercukupi….” “Alhamdulillah merasa terbantu……untuk makan dan tambahan untuk modal…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Surya, sebagai berikut:

“wah….kadang-kadang.nombok….ayena coba….kalau mau dapet 1000 , kita mengeluarkan jigow, dari itu aja diambil separonya…….” “Alhamdulillah…..enya..alhamdulillah..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:

“kebutuhan sehari-harimah ….dari warung…ngan dibantu, kalau ada kebetuhan agak besar dari menjahit tea…” “Ya …sebenarnyamah…itu kurang…jadi..kurangnya ,saya ingin punya modal besar…..jadi….pribadi abdi lain kuli…lah”

Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:

“Alhamdulillah tercukupi……”

“Sanggat terbantu sekali…….”

Page 78: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

78

Berikut ini kutipan dari Ibu Enni, sebagai berikut:

“tercukupi…….walaupun kebutuhan lain saling tarik menarik”

“Alhamdulillah itumah terbantu sekali………”

Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Eriyawati, sebagai berikut:

“Tercukupi…….sih…”

“Terbantu pisan……..”

Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara

guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.

Tabel 15. Hasil Wawancara Kesejahteraan

Nama Sub Tanggapan 1. Kesejahteraan

1. Bpk Aop Kebutuhan sehari – hari. Alhamdulillah Bpk Iboh Peningkatan dari tani. Alhamdulillah Bpk Abbas Hanya cukup menyekolahkan, makan, jajan anak – anak. Pemamfaatan modal Bpk Ece Saepuddin Cukup makan, bayar hutang. Alhamdulillah, kemajuan Bpk Ejen Kebutuhan sehari – hari. Bantuan modal Ibu Aan Yansah Untuk anak sekolah. Terbantu Ibu Daria Kebutuhan sehari – hari. Terbantu untuk bayar hutang Bpk Enjang Kebutuhan sehari – hari. Terbantu pemberian modal Ibu Lia Seadanya, budidaya ikan.

Page 79: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

79

Merasa terbantu Bpk Yana Suryana Pendapatan cukup. Justru terbantu Ibu Yani Cukup untuk modal, kebutuhan yang lain. Ada peningkatan, tidak pesat Ibu Imas Untuk sekolah. Merasa terbantu Ibu Nining Tercukupi untuk makan. Tercukupi untuk ikan Ibu Adah Orderan, hasil dari ikan tercukupi. Alhamdulillah ke bantu Ibu Yuyu Tercukupi, pemamfaatan modal. Merasa terbantu untuk makan, & tambahan modal Bpk Surya Kadang – kadang nombok, ambil keuntungan. Alhamdulillah Bpk Nu’man Sehari – hari warung, kebutuhan nggak besar. Tambahan modal Ibu Imun Alhamdulillah tercukupi Sanggat terbantu sekali Ibu Erni Eriyawati Tercukupi Terbantu pisan Ibu Enni Tercukupi, walaupun ada kebutuhan lain Alhamdulillah terbantu

Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk

membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.

Page 80: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

80

Tabel 16.

Kesejahteraan No Responden

Naik

Turun

Stabil 1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

X

10

X

11

X

12

X

13

X

14

X

15

X

16

X

17

X

18

X

19

X

20

X

Page 81: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

81

Tabel 17. Kesimpulan Kesejahteraan

Keteranganb

Jumlah

Persen

Naik

14

70 %

Turun

----------

-----------

Tetap

6

30 %

Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 70 % yang berada

dalam posisi meningkat, karena kebutuhan sehari – hari & untuk menyekolahkan

anak – anak mereka masing – masing berikut modal usaha mereka tercukupi, dan

30 % lainnya, termasuk dalam posisi tetap, karena untuk kebutuhan sehari – hari

berikut modal saling tarik menarik, atau bisa dikategorikan cukup dicukup-

cukupii.

2. Pengelolaan Pendapatan

Pengelolan pendapatan, yang penulis deskripsikan adalah pengaturan

keuangan, guna mencukupi kebutuhan – kebutuhan yang dibutuhkan.

Mengelolan pendapatan, ibarat mengelola jantung manusia yang dapat

mengedarkan jantung ke seluruh tubuh manusia, karena bagian itu mampu

menjalankan Fugsinya, demikian juga dengan pengelolaan penghasilan, harus

dikelola sebaik mungkin, maka untuk itu harus disediakan dana yang cukup untuk

menjalankan tugas sebaik – baiknya.45

Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Bagaimana

pengelolaan Pendapatan yang dikakukan? Digunakan untuk apa dari Hasil

Pendapatan ?

45. Dr. Ir. Singgih Wibowo, “Pedoman Mengelola Usaha Kecil”, Depok. Edisi revisi

Page 82: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

82

Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:

“Ah….itumah...untuk kebutuhan sehari-hari….kebutuhan anak sakola…..”

“Aya aja….gitu….iya ngaturmag…..untuk anak sekolah…jajanan kitu, kalau ada lagi untuk rumah tangga……”

Berikut ini kutipan dari Bpk Iboh, sebagai berikut:

“Macam– macam sih….kemarin anak sekolah……kamimah alhamdulillah sakolanya udah tamat……, jadi sekarangmah, sekarangmah asup dapur kitu…” “itumah diolahnya jungkir balik yah….lah aya dibalikkeun deui kana tani…eh pisan modal deui, lalu sisanya disimpan seedikit-dikit…”

Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:

“Biasa…sakola….ah pan modal deui blak-blakkan balik lagi….gitulah…”

“Acis……ya mereeen…yah.kadang – kadang…ditabungkeun saalit-alitmah…aya-aya lebihnamah…dari resiko dan sekolah….kadang – kadang engges nabung oge…entarmah diambil lagi…gitu iya kadang – kadang dibutuhkeun sekolahnya gitulah…..”

Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepuddin, sebagai berikut:

“Iya …untuk makan….ah belum ada….kalau cara itumah….sedikit-sedikit we….gitu segitu ngan tiasa ngabantos-bantosmah kanggo bayar hutang saya.. gaduh hutang keneh..sedikit-dikitmah…” “Ah belum ada lebihnya……kalau ada uang besarmah…alhamdulillah, asal dikelola kumaha caranya…..jadi saling tarik antara umpan ikan dan dapur tah hanya itu hungkul segitu….malah saya sisakansedikit…gimana caranya….gitu”

Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:

“dibagiterutama…..untuk kebutuhan sehari-hari, diutamakannya ..Keduana untuk pembiayaan……anak –anak sekolah…..kembali lagi untuk menjadi modal…….kalau nggak dimoalkan lagi jadi putus nanti dari usaha……, kalau sisanya ditabunggg….” “hambatannya….pendapatan perbulan…yahhh.., dianggarkan kebutuhan anak sekolah sebulannya berapa…kebutuhan sehari-hari seberapa untuk keperluan cadangan, seandainya ada sakit….ada kendala……naon sabaraha kitu, sisana…ditabungkenen…..”

Page 83: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

83

Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:

“Untuk anak-anak sekolah….iya….untuk makan……makan seharian……. Sareng untuk biaya anu sekolah udah gitu…” “Disimpan lalu dipeserkeun……..lagi….ah da udah gitu…..nggak pernak di cek we….umimah, tina bonna……muhun nggak pernah dicek…..ha… nya upami belanja segitu aja…..”

Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:

“penghasilan untuk apa……ah nyaeta…..kadapur we….kalau dekat kedapurmah….kalau nggak cukup….kedapur, meser parabna…..” “Uang nggak ditabungkeun……nggak cukup….ha…..ha….ha….kadapur aja muhun….ha….ha….ha….Iya”

Berikut ini kutipan dari Bpk Enjang, sebagai berikut:

“Uang dari usaha diputar-putarkan lagi……..kana besi…kana lauk keur tambah-tambahan deui modal gitu…..” “Acis tempo-tempomah disimpan….kango resiko….dibelikan deui untuk besi……nabung da mahal sekarangmah….besi na oge…..

Berikut ini kutipan dari Ibu Lia, sebagai berikut:

“Kadang dititipkeun untuk nabung……kadang untuk makan…..kadang untuk makan juga kurang……..untuk ikan resiko…..ha….ha…..” “untuk beli umpannya lagi…..harus di umpan merenan…….nanti telor lagi, nanti ngasih kulian…deui ada untuk nabungmah……dan dapur”

Berikut ini kutipan dari Bpk Yana Suryana, sebagai berikut:

“Digunakan untuk tabungan ….jualan….. dimodalkeun lah….istilahna….”

“dikelolakeunna…..nyaeta…..dimodalkeun….lagi…nya sebagian – sebagian….dimakanlahkana jualan – jualan”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yani, sebagai berikut:

“kalau hasil dari pendapatanmah…..ah……maksudnya….untuk resiko…. Gitu, untuk kebutuhan yang lain kedah memadai lah..”

“kalau dari itumah……bapa…..ari….pas-pasan….nggak bisa ngolahnya

Page 84: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

84

sayamah nggak bisa ngolahnya…..” Berikut ini kutipan dari Ibu Imas, sebagai berikut:

“Tambah lagi untuk modal…….tambah..lagi untuk sembako….,ada pasarkenenun…..hanya bisa makan”

“saya mah….nggak nabung..ha…ha…..sayamah nyimpan nabung oge… Paling 10.000 an, dari sehari masukan lagi untuk modal, kadang udah dibuka balanja untuk kebutuhan warung….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:

“Ya…untuk kebutuhan sehari-hari…..iya untuk makan, jajan….muhun kana Sekolah” “Te tiasa ha….ha….nabung nggak ada lebihnya…muhun kana dapur, kana sangu…”

Berikut ini kutipan dari Ibu Adah, sebagai berikut:

“Cukup untuk makan…..kana modal deui….kalau modalmah….paling utama” “Dibagi-bagi we……iya kalau nabungmah….paling aja sedikit-dikit, lalu untuk disimpan bilamana uang ada aja….ha….ha….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:

“buat makan atuhhhh…..buat biaya anak sekolah…..buat bayar hutang.. ha….ha….ha…pokokna untuk makan, buat bayar hutang…ha….ha… bayar anak sekolahpokokna untuk kebutuhan sehari – hari” “Yah…pokoknamah…beh rapih mah..pertama kita bikin modal…….udah bikin modal, beli barang ya…..kita pasarkan”

Berikut ini kutipan dari Bpk Surya, sebagai berikut:

“Ah….kana budak sakola….paling oge…kadapur lumpatna….eta kadang kadapur oge nombok we….”

“Ah ….paling-paling kana…..kengeng mayar….hutang kaitu kadiyeu… Kawarung oge hutang mere duit….kawarung heeh”

Page 85: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

85

Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:

“Waktu ayenamah……tahun-tahun sekarangmah….musim ayeunamah… Musim ayeunamah…….jiganamah ayeunamah nggak ada lebihnya…..”

“Ya itumah….dikelola ku saya….pribadi aja…….jadi moal…..berikut sareng Istri….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:

“Pengelolaan mah diputar aja ………., ada lebihnya di simpan, tapi jarang” “Untuk dapur khususnya…….., anak –anak sekolah jajan…….”

Berikut ini kutipan dari Ibu Enni, sebagai berikut:

“kemana –mana sih……. Ikan….makan….” “Untuk bayar hutang…….dapur,……anak jajanannya gitu….” Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Erniyawati, sebagai berikut:

“Pengelolaan ……..diputar-putar” “dapur……., jajanan anak – anak, bayar hutang,…….loba kabutuhanna”

Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara

guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.

Tabel 18. Hasil Wawancara Pengelolaan Pendapatan

Nama Sub Tanggapan 2. Pengelolaan Pendapatan

2. Bpk Aop Kebutuhan sehari-hari, anak sekolah. Anak sekolah, jajanan, untuk rumah tangga Bpk Iboh Anak sekolah, untuk dapur Untuk tani, modal & tabung Bpk Abbas Sekolah, modal. Tabungkan, untuk resiko usaha Bpk Ece Saepuddin Untuk makan, bayar hutang.

Page 86: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

86

Umpan ikan, dapur Bpk Ejen Kebutuhan sehari –hari, biaya anak- anak sekolah, modal & tabung. Pendapatan perbulan, keperluan cadangan & ditabungkan. Ibu Aan Yansah Anak –anak sekolah, makan. Tabung, beli barang. Ibu Daria Untuk dapur, beli pakan. Hanya dapur. Bpk Enjang Usaha, untuk besi, ikan, tambah modal Untuk resiko, nabung & Modal Ibu Lia Dititipkan untuk Nabung, makan makanan. Beli pakan, gaji pegawai, nabung dan dapur Bpk Yana Suryana Tabungan, jualan & modal. Modal, untuk makan, jualan -jualan Ibu Yani Untuk resiko, kebutuhan lain. Itumah pas-pasan Ibu Imas Modal, sembako, makanan. Ditabung, belanja, untuk warung & Nasi Ibu Nining Kebutuhan sehari-hari, makan, jajanan anak – anak. Untuk dapur & nasi Ibu Adah Untuk makan & modal lagi Untuk nabung & persiapan untuk resiko Ibu Yuyu Untuk makan, biaya anak sekolah,bayar Hutang & makan. Untuk modal, beli barang, jual & pasarkan Bpk Surya Anak sekolah, untuk dapur. Bayar hutang, untuk nabung Bpk Nu’man Waktu & musim sekarang, nggak ada

Page 87: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

87

Lebihnya dikelola sendiri. Ibu Imun Pengelolaan diputar aja, dan lebihnya di simpan, tapi jarang Untuk dapur khususnya, anak–anak sekolah jajan. Ibu Ernni Kemana–mana, untuk Ikan dan makan. Untuk bayar hutang, dapur, anak Ibu Erni Eriyawati Pengelolaan diputar. dapur jajanan anak–anak, bayar hutang dan kabutuhanna

Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk

membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.

Tabel 19.

Pengelolaan Pendapatan No Responden Naik Turun Tetap

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

X

10

X

11

X

12

X

Page 88: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

88

13

X

14

X

15

X

16

X

17

X

18

X

19

X

20

X

Tabel 20. Kesimpulan Pengelolaan Pendapatan

Keterangan

Jumlah

Persen

Meningkat

9

45 %

Turun

------------

------------

Tetap

11

55 %

Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 55 % yang memiliki

pengelolaan Pendapatan yang baik, karena mereka mampu untuk menyisihkan

pendapatan mereka untuk ditabung, dari setiap penghasilannya, guna menutupi

dari setiap Resiko bila datang, atau kerugiannya, dan sekitar 45 % dalam keadaan

tetap karena mereka hanya mampu mengelola pendapatan sehari – hari dan tidak

mampu untuk menabung.

Analisis penulis yang terdiri dari kesimpulan tabel 17 dan 20, tentang

ekonomi usaha Mikro, ialah masyarakat mayoritas telah tercukupi dari kebutuhan

Page 89: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

89

sehari–harinya dan dalam pengelolaan pendapatan/penghasilan mayoritas

masyarakat tidak ada kenaikan.

Dan dalam kesimpulan Analisis umum skripsi ini, yang penulis jabarkan

adalah Lembaga Masyarakat Mandiri belum mampu untuk mendapatkan tujuan-

tujuan yang dikehendaki, baik dikehendaki oleh masyarakat warga binaan (mitra)

maupun oleh Lembaga Masyarakat Mandiri.

Page 90: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan cara penelitian kualitatif

deskriprif & Pengumpulan Data mengenai “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui

Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna Sukabumi - Jawa Barat”,

maka penulis menyimpulkan bahwa ada 3 yang tercakup dalam kesimpulan ini,

yaitu:

1. Pemberdayaan usaha mikro melalui program migran yang telah berjalan

kurang lebih dalam kurun waktu 2 tahun. Masyarakat sudah bisa memetik

hasil yang baik dari usaha yang dijalankan. Akan tetapi dari hasil

pemberdayaan ini belum mencapai dari tujuan yang dikehendaki, karena

pemetik manfaat ini belum bisa dirasakan semua anggota mitra binaan.

2. Sikap Warga binaan terhadap program Masyarakat Mandiri ini ditanggapi

masyarakat dengan sambutan yang amat baik, dalam tujuan pemberdayaan

usaha ekonomi produktif skala mikro, dengan cara memberikan bantuan

modal untuk usaha, yang diberikan pada eks migran ataupun migran, hal

itu dikarnakan masyarakat antusias untuk menjalani kehidupan yang lebih

baik dengan melakukan dan menjalankan program ini.

3. Pemberdayaan ekonomi usaha mikro, yang berdasarkan hasil analisa dari

indikator pengelolaan pendapatan, peningkatan kemampuan untuk usaha

serta penghasilan pendapatan, yaitu sebagian masyarakat sudah mampu

mengelola dari hasil usaha yang sedang dijalankan, dan kebutuhan sehari-

Page 91: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

91

hari telah tercukupi, wal hasil penulis simpulkan, tentang penelitian ini

yaitu di Desa Kutasirna Sukabumi - Jawa Barat dalam program migran ini

belum mencapai harapan dari tujuan yang diidamkan.

B. Saran

Didalam program yang sedang berjalan ini, Penulis lebih menelik pada

pemberdayaan ber-Marketing yang baik, yang harus selalu dilatih dan dipraktekan

dan perlu ditingkatkan dalam melakukannya. Karena dalam pemberdayaan pelaku

ekonomi ini, para pekerja ekonomi tidak akan lepas dari Proses ber-Marketing

yang baik, menurut analisis penulis pemberdayaan ekonomi ini lebih mencakup

keseluruhan, karena itu yang dibutuhkan saat ini oleh warga Desa Kutasirna.

Page 92: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

92

DAFTAR PUSTAKA

Dr.J.H. Rapar. Th.D.PH. Dr.J.H. Filsafat PolitikAriatoteles. (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1993). Cet ke-2.

Kusnadi. Pendidikan keaksaraan; Filosofi, strategi, implementasi, (Jakarta;

DEPDIKNAS, 2005).

Marjono Mahar, “Pandangan Moral dan Etika dalam Perkembangan ilmu

Teknologi, (Jakarta, Rajawali Pers, 1986) cet. ke 1.

Diana, Pencerahan Sosial Negara Berkembang. (Yogya: Gajah Mada University

Press, 1991).

Rahman Fazlur, Etika Pengobatan Islam (Penjelajahan Seorang Neo

Modernisme).

Bandung: Mizan, 1999, cet ke-1.

Bungin Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), cet. Ke -2.

Sitorus Felix.MT, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor: Kelompok

Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998).

Poerwandari Kristi.E, Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

LPSP3-UI, 1998) Cet ke-1.

Moleong. J.Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosydakarya, 2002), Cet. Ke-16.

Machendrawaty Nanih, Pengembangan Masyarakat: Dari Ideologi Strategi

sampai

Tradisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Page 93: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

93

Handoko Hani.T., Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI.

Diana "Perencanaan Sosial Negara Berkembang” (Yogyakarta, Gajah Mada

University Press, 1999)

Rukminto Adi Isbandi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001)

cet ke-1

Rukminto Adi Isbandi, "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan

Sosial:

Dasar – Dasar Pemikiran", (Jakarta, Rajawali Press, 1994)

Suharto Edi, Membengun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung; Refika

Aditama, 2005)

Sumodiningrat Gunawan, “Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan

Masyarakat”, (Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara), cet. 2.

Syafe’I Ahmad Agus, “Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam”.

(Bandung:

Gerbang masyarakat baru, 2001)

RS Syamsudin, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah

Islam, (Bandung: KP. HADID,1999)

Wahyu Istiono Y., “kamus Popular Bahasa Indonesia”, PT. Karisma

Nangol Ronald, “Pemberdayaan di era Ekonomi Pengetahuan”,Grasindo.

Jakarta.

http://www.bappenas.go.id.

Msi .SE Asrin, Ikhwan,.”Pemberdayaan KUKM Berbasis Kemitraan”. Jurnal

KUKM Edisi September 2007.

Page 94: PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM …

94

T.H Tambunan Tulus. “Usaha Kecil Indonesia”. ISBRC – PUPUK. Jakarta. Cet -

1

Profil Desa/ Kelurahan Kutasirna, Kabupaten Sukabumi 2006 - 2007

B. Hurlock Elizabeth, Psikologi Perkembangan, (Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan), (Jakarta; Erlangga, Anggota IKAPI, 1980), Edisi-5.

Wibowo Singgih.Dr. Ir., “Pedoman Mengelola Usaha Kecil”, Depok.

Edisi revisi

http://www.bappenas.go.id,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapata,

http ;//id.wikipedia. org/wiki/ekonomi.

http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1094&catid=2&.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan. http://www.google.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi