1 PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JAWA BARAT Oleh : NURMAN SAFARI NIM. 103054028799 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 H. /1429 M.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN
MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA
SUKABUMI – JAWA BARAT
Oleh :
NURMAN SAFARI NIM. 103054028799
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 H. /1429 M.
2
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI
PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA
SUKABUMI – JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat untuk
Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh :
Nurman Safari
NIM. 103054028799
Di bawah Bimbingan
Dr. Wahyu Prasetyawan, M.A.
NIP.150 271 946
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 H. /1429 M
3
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI
PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA
SUKABUMI - JAWA BARAT”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program
Strata 1 (S1) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 15 September 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. H. Mahmud Jalal, MA Rubiyanah, MA NIP. 150202342 NIP. 150286373
Anggota,
Penguji I Penguji II
Wati Nilamsari, M. Si Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd
NIP. 150293223 NIP. 150282125
Pembimbing
Dr. Wahyu Prasetyawan, MA NIP. 150271946
4
ABSTRAK
Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna
Sukabumi - Jawa Barat
Nurman Safari
Penelitian ini mengkaji tentang “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”, pelaksanaan Program ini memprioritaskan kegiatan masyarakat pada pemberdayaan usaha ekonomi produktif skala mikro, dalam proses pengembangan komunitas lokal, guna mencapai kehidupan yang lebih baik dalam kaca mata perekonomian.
Diantaranya dengan kegiatan pemberian bantuan modal untuk usaha pada komunitas migran dan dhuafa, dengan ketentuan Disiplin Pembiyaan yang sudah ditentukan, diantaranya dengan proses sosialisasi program yang sudah ada pada “stekholders” dan “masyarakat” sekitar wilayah sasaran (eksplorasi berdasarkan sumberdaya produktif), serta pembentukan kelembagaan lokal, yang gunanya untuk menaungi dan mengawasi kelompok – kelompok yang sudah terbentuk.
Rangkaian keterangan diatas, penulis mendapatkan sebuah pertanyaan besar dalam diri penulis pada proses penelitian yang dijalankan dan membentuk sebuah keinginan untuk mencoba menelik lebih jauh pada pelaksanaan Program Migran, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dari hasil penelitian yang dijalankan, antara lain : (1). Mengetahui gambaran pemberdayaan Usaha Mikro di Desa Kuta Sirna. (2). Mengetahui gambaran Ekonomi Usaha Mikro yang sedang masyarakat jalankan. (3). Mengetahui gambaran Warga Binaan terhadap Program Migran yang diadakan oleh Lembaga Masyarakat Mandiri.
Pelaksanaan Program Migran yang selama ini telah berjalan, kurang lebih dalam kurun waktu 2 tahun ini sangat efektif sekali, karena sambutan masyarakat yang sangat antusias dalam peningkatan taraf ekonomi dari usaha ekonomi produktif skala mikro yang sedang dijalankan, akan tetapi perjalanan program ini tidak semudah membalikkan tangan atau bisa dikatakan Proyek Pemberdayaan ini belum mencapai pada tujuan – tujuan yang diharapkan.
5
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirrabil aalaamiin, puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati
indahnya pengelanaan hidup kita didunia ini, dan semoga kasih saying-Nya
menyertai kita sampai di kehidupan mendatang. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rosulullah SAW, sebagai sauri
teladan kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori sempu-
rna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun pasti
masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau tekhnik
penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk menerima
masukan dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi dan diri penulis
sendiri, sebagai bahan evaluasi dan instropeksi diri sekarang dan masa yang akan
datang.
Sejujurnya penulis akui, bahwa ketika akan menentukan tema skripsi
penulis sempat mengalami kebingungan, “harus mengambil tema apa, dan
dimana lokasi penelitian atau lembaga yang akan diteliti”?, kemudian jawaban
itu terungkap dengan berusaha banyak membaca dan menyimak dari skripsi –
skripsi, sumber berita lainnya, dengan banyak bertanya kepada dosen – dosen
untuk mendapatkan informasi, maka akhirnya penulis memutuskan mengambil
tema “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui Program Migran Masyaralat Mandiri
di Desa Kutasirna Sukabumi – Jawa Barat”.
6
Berkat keridhoan Allah SWT sematalah, akhirnya penyusunan ini dapat
diselesaikan. Serta tak lupa penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepad :
1. Dr. Murodi, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. selaku ketua jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Wati Nilamsari, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA. Selaku pembimbing skripsi, yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan masukan – masukan sehingga
terselesaikan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Syamsir Salam, M. Si. Sebagai Dosen Penasehat Akademik
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2003
6. Lembaga Masyarakat Mandiri, selaku penggerak masyarakat Desa Kuta
Sirna, yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan informasi data
– data untuk proses penelitian.
7. Kedua orangtua (Bpk Rizal Nawawi Alif dan Ifah Sarifah) dengan segala
kasih sayangnya, dan tanggung jawabnya rela berkorban jiwa raga demi
kesuksesan generasinya.
8. Ibu Rofiah dan Bpk Ahsin Aligori, yang telah mendukung dan membantu
saya dalam proses penelitian berlangsung.
7
9. Istri (Siti Suryani) yang aku cintai dengan segala kasih sayang dan selalu
memberikan motivasi akan penyusunan skripsi ini.
10. Bpk Ejen, Ricki dan Ibu Rofiah yang telah bersedia mengantar
mengelilingi daerah Desa Kuta Sirna Sukabumi.
11. Teman – temanku di PMI angkatan 2003, yang tak dapat penulis
sebutkan satu – persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasihku
atas segala bantuannya.
Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya, penulis
Mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan mereka diridhoi Allah SWT dan
mendapatkan pahala dari-Nya.
Jakarta, 15 September 2008
Penulis
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Geografis ………………………………………………………. ……. 41
Tabel 2 Ekonomi ……………………………………………………………... .42
Tabel 3 Pendidikan ………………………………………………………........ .43
Tabel 4 Kesehatan ………………………………………………………….…. 44
Tabel 5 Hasil Wawancara Penghasilan Pendapatan (income) …. ……............. 51
ABSTRAK ………………………………………………………….………… i KATA PENGANTAR ……………………………………………... …………ii DAFTAR ISI ……………………………………………………….. …………v DAFTAR TABEL …………………………………………………. ………… vii BAB I PENDAHULUAN ………………………………….. ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………… ……….. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………… ……….. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………….. ……….. 8 D. Metodologi Penelitian …………………………… ……….. 9 E. Kajian Pustaka ………………………………….. ……….. 16 F. Sistematika Penulisan …………………………... ……….. 17
BAB II TINJAUAN TEORETIS ………………………….. ……….. 20
A. Pemberdayaan …………………………………... ……….. 20 1. Pemberdayaan Umum ………………………... ……….. 20 2. Pemberdayaan Ekonomi ……………………... ……...... 21
B. Indikator Keberdayaan …………………………. …….…. 22 C. Tahapan – tahapan Pemberdayaan ……………................. 23 BAB III GAMBARAN UMUM …………………………………….... 27 A. Lembaga Masyarakat Mandiri …………………... .…….... 27
1. Latar Belakang …………………………... …….… 27 2. Tujuan ………………………………….... …….… 28 3. Visi, Misi …………………...................... …….… 28 4. Struktur Organisasi Lembaga ………….... …….… 29. 5. Program Kegiatan ……………………….. …….… 30
B. Masyarakat Mandiri dan Desa Kuta Sirna …….... …….… 31 C. Program Migran …………………………………. …….… 32
1. Pengertian Migran ………………………. …….… 32 2. Metode Penerapan Program Migran …….. …….… 32 3. Implementasi Program Migran ………….. …….… 36
D. Usaha Mikro Sebagai Proses Pemberdayaan …..... …….… 37 E. Gambaran Umum Desa Kuta Sirna …………………….... 40
BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI
PROGRAM MIGRAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA SUKABUMI – JABAR ……...…… 45 A. Pemberdayaan Usaha Mikro …………………….. ….. ….. 46
1. Penghasilan Pendapatan …………………….. …… 46 2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha .................... 54
B. Gambaran Umum Responden ……………….. …………... 61
10
C. Ekonomi Usaha Mikro …………………………………….. 64 1. Kesejahteraan …………………………...……….. ... 65 2. Pengelolaan Pendapatan ……………………..….. ... 71
BAB V PENUTUP ……………….………………………………….... 80
A. Kesimpulan ……………………………………….......... …. 80 B. Saran …………………………………….……………........ 81
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………....... 82 LAMPIRAN – LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam interaksi sosial, kita senantiasa tidak pernah lepas dari lingkungan
yang ditinggali atau dihuni, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari
keberadaan kita sebagai makluk sosial (zoon politicon), yang dalam pergaulan
tersebut senantiasa melibatkan manusia yang lainnya, agar proses sosial tersebut
menjadi lancar dan dinamis.1
Begitu pula halnya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
kehidupan masyarakat senantiasa berinteraksi antara yang satu dengan yang
lainnya, yang dalam hubungan tersebut tidak hanya terjalin antara sesama
masyarakat melainkan juga terhadap pemerintah, sehingga keinginan dan cita–cita
untuk memakmurkan dan mensejahterakan diri, dapat terus ditingkatkan.
Akan tetapi dalam perkembangan sekarang, disaat Negara sedang
melakukan perubahan, berbagai ketimpangan dan ketidak adilan masih terus
terjadi. Disana sini masih kita dapati banyaknya pengangguran, orang–orang
miskin yang terus tersiksa dengan kemiskinannya, karena sistem interaksi sosial
yang ada membuat kehidupan tidak berpihak kepada dirinya, serta pencemaran
lingkungan masih menjadi problem sosial masyarakat yang sampai hari ini masih
sulit dicarikan jalan keluar, secara komprehensif dan masih banyak lagi problem–
Bab III: Gambaran Umum terdiri dari Gambaran Umum ‘Masyarakat
Mandiri (Latar belakang ‘Masyarakat Mandiri, Visi dan Misi,
Tujuan, Struktur organisasi Lembaga Masyarakat Mandiri,
Program kegiatan ‘Masyarakat Mandiri,Masyarakat Mandiri dan
Desa Kuta Sirna), Program Migran (Pengertian Migran, Metode
Penerapan Program Migran dan Implementasi Program Migran),
Usaha Mikro sebagai proses Pemberdayaan, Gambaran Umum
Desa Kutasirna.
Bab IV : Analisis Tentang Pemberdayaan ‘Masyarakat Mandiri melalui
Program Migram di Desa Kutasirna, Pemberdayaan Usaha
Mikro (penghasilan pendapatan, peningkatan kemampuan untuk
Usaha), Gambaran Karakteristik Responden. Ekonomi Usaha
Mikro (kesejahteraan, pengelolaan pendapatan).
29
Bab V : Penutup (terdiri dari kesimpulan dan Saran).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
30
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
Di dalam tinjauan teoretis ini, penulis telah mengkategorikan atau
mengkelompokan teori–teori yang diungkapkan oleh para ahli tentang
Pemberdayaan, ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Pemberdayaan Umum
Istilah pemberdayaan adalah terjemah dari istilah asing yaitu
empowerment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan sedangkan secara
teknisi istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan
istilah pengembangan dan istilah ini dalam batasan–batasan tertentu dapat
dipertukarkan.15
Menurut T. Hani Handoko, pemberdayaan adalah suatu usaha jangka
panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan
pembaharuan.16
Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai perubahan ke arah yang lebih
baik dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya
meningkatkan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik.17
15 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat: Dari
Ideologi Strategi sampai Tradisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) h.41 16T. Hani Handoko, Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI, h. 337 17Diana "Perencanaan Sosial Negara Berkembang” (Yogyakarta, Gajah Mada University
Press, 1999) h.15
31
Pemberdayaan bisa di artikan juga sebagai suatu proses yang relatif terus
berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan. Pemberdayaan bisa di sebut juga
sebagai pengembangan.18
2. Pemberdayaan Ekonomi
Menurut Shardlow seperti yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi bahwa
berbagai pengertian yang ada, mengenai pemberdayaan pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka.19 Meskipun demikian target dan tujuan
pemberdayaan itu sendiri berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang
digarap. Tujuan bidang pemberdayaan ekonomi belum tentu sama dengan tujuan
pemberdayaan di bidang pendidikan ataupun dibidang sosial. Misalnya saja,
tujuan pemberdayaan bidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran dapat
mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran
yang relatif stabil, sedangkan pada bidang pendidikan adalah agar kelompok
sasaran menggali berbagai potensi yang ada dalam dirinya dan memanfaatkan
potensi yang dimiliki dan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi.20
Kesejahteraan dalam bidang Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang
dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti
18 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001) , cet ke-1, h.32-33 19 Rukmint Adi , "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar –
Dasar Pemikiran", h.115 20 Ibid., h 116
32
"keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan
secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen
rumah tangga.".21
Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai pemberdayaan,
baik pemberdayaan Secara Umum ataupun pemberdayaan Secara Ekonomi
Penulis dalam skripsi yang disusun ini mengambil satu kesimpulan pendapat,
yang mengungkapkan bahwa pengertian Pemberdayaan dalam bidang Ekonomi,
adalah agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya lalu kemudian
memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil.22
Penulis mengambil satu kesimpulan ini, karena teori ysng diungkapkan
sesuai dengan tema skripsi yang sedang penulis garap, dan merupakan suatu
motivasi kepada masyarakat, dengan tujuan masyarakat dapat membangun
kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara Perekonomian
yang berkesinambungan .
B. Indikator Keberdayaan
Menurut Parsons (dalam Edi Suharto, 2005) mengajukan tiga dimensi
Pemberdayaan yang merujuk pada:
a. Sebuah Proses Pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual
yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan social yang
lebih besar.
b. Sebuah keadaan psikologi yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi
22 Isbandi Rukminto Adi, "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar – dasar Pemikiran",, h.116
33
dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai
dari pendidikan dan politisasi orang – orang lemah dan kemudian
melibatkan upaya – upaya kolektif dari orang – orang lemah tersebut
untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur – struktur yang
masih menekan.23
Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara oprasional,
maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan
seseorang berdaya atau tidak.24
C. Tahapan – tahapan Pemberdayaan
Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan
yaitu:
a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat di
kembangkan.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam
rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta
pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat
masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.
23 Edi Suharto, Membengun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung; Refika Aditama, 2005), h. 63
24 Ibid., h. 67
34
c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. .25
Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan
masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang
lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat
atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.26 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan
masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga
menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan
masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi
masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan.
Sedangkan menurut Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I yang
dikutip oleh Syamsudin RS, ada tiga tahapan dalam pemberdayaan, yaitu:
1. Pemberdayaan pada mata ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degradasi
moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat
mengguncang kesadaran Islam. Oleh karena itu, pemberdayaan jiwa
dan akhlak harus lebih ditingkatkan.
2. Pemberdayaan intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan betapa
umat Islam Indonesia sudah jauh tertinggal dalam kemajuanan
penguasaan teknologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya
pemberdayaan intelektual sebagai perjuangan besar (jihad).
25 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,
(Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara), cet. 2, h. 165 26Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:
Gerbang masyarakat baru, 2001) h. 39.
35
3. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi demikian
identik dengan masyarakat Islam Indonesia. Pemecahannya adalah
tanggung jawab masyarakat Islam sendiri. Seorang putra Islam dalam
generasi Qur’ani awal terbaik, Sayyidina Ali menyatakan ”sekiranya
kefakiran itu berwujud manusia, sungguh aku akan membunuhnya.
Untuk dapat keluar dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang ini,
di samping penguasaan terhadap life skill atau keahlian hidup,
keterampilan berwirausaha pun dibutuhkan juga dalam pengembangan
dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang selama ini tidak pernah
dilirik, bahkan keberadaannnya sering dipandang merepotkan
pembangunan.27
Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat itu adalah mendirikan
masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang
lebih baik secara berkesinambungan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat
atau pengembangan masyarakat adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi
masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.28 Untuk itu setiap upaya pemberdayaan
masyarakat harus diarahkan untuk peningkatan martabat manusia sehingga
menjadi masyarakat maju dalam berbagai aspek. Proses pemberdayaan
27 Syamsudin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam,
(Bandung: KP. HADID,1999), h. 28. 28 Agus Ahmad Syafe’I, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:
Gerbang masyarakat baru, 2001) h. 39.
36
masyarakat pada akhirnya akan berjuang pada penyediaan sebuah ruang bagi
masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan.29
29 Syamsudin RS, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah Islam,
(Bandung: KP. HADID,1999). H, 28
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika
1. Sejarah Berdirinya
Masyarakat Mandiri (MM) adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak
dalam pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan. Kelahirannya
dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000. Sejak bulan Juli 2005,
MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat visi dan misi sebagai
wahana pemberdayaan berbagai komunitas dhuafa atau yang terpinggirkan,
sehingga mereka mencapai kemandirian.
Kondisi kemiskinan menyebabkan kaum dhuafa atau miskin tak dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara layak, seperti makanan, kesehatan, perumahan
dan pekerjaan. Dalam banyak hal, orang miskin dipaksa untuk hidup dalam situasi
tidak manusiawi. Harkat dan martabat sebagai manusia terabaikan, acapkali
mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak lain. Keterbatasan informasi
membuat orang miskin tidak tahu hak-haknya. Jikapun tahu hak-haknya, mereka
tak memiliki posisi tawar untuk menuntut hak-haknya yang telah dilanggar.
Kemiskinan juga berpotensi menjebak kaum dhuafa pada berbagai problema
sosial.
Kompleksitas problematika kemiskinan, membuat setiap ikhtiar
menanggulanginya memerlukan pendekatan komprehensif, integral dan
berkelanjutan. Sebentuk upaya yang dipilih MM adalah pengembangan kapasitas
kelompok miskin. Konsep ini erat kaitannya dengan konsep pemberdayaan
38
masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat agar meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik
mungkin sumberdaya alam dan manusia setempat. Maka, di sinilah upaya
pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak untuk menjalankan proses
transformasi kesadaran komunitas untuk berubah dengan sumber daya yang
mereka miliki.
2. Tujuan (objectives)
a. Tercapainya kemandirian material komunitas sasaran. Yaitu tercapainya
kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan hidup dasar (basic
needs), serta cadangan dan mekanisme untuk bertahan dalam kondisi
krisis.
b.Tercapainya kemandirian intelektual komunitas sasaran. Yaitu
terbentuknya kemandirian berpikir, bersikap serta berkesadaran kritis.
c.Tercapainya kemandirian manajemen komunitas sasaran. Yaitu
kemampuan komunitas dalam mengelola aksi kolektif untuk
3. Visi dan Misi
a. Visi
Tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan berkemampuan untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan.
b. Misi
. -. Memfasilitasi penyadaran komunitas dalam membangun diri dan
lingkungan ke arah kehidupan yang lebih berkualitas.
-. Membangun kapasitas kelembagaan lokal.
39
-. Memfasilitasi terjadinya sinergi peran lintas pelaku (multistakeholder)
untuk keberlanjutan sistem mata penghidupan (livelihood system)
komunitas.
4. Struktur Organisasi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika
Direktur : Nana Mintarti
Volunter : Untung Y. Suropati (comdev)
A.R. Kurniadi (comdev)
Selvy Arifin (alih bahasa)
Achsan Abidin (fotografer)
General Support : Wasi\'ah R. Mahary
Team : Sutisna Ahmad
Anwar Syam
Program Manager : Tektano Grandyanto Dwi Satrio
Team : Ponco Nugroho
Munipah
Saharti
Peggy Ma’lufatul Badriyah
Rano Karno
Cucu Wiguna
Leni Marlina
Dede Sukiaji
Astri Permatasari
Kamaludin
40
Sadar
Stivani Dwi Gunanti
Ahsin Aligori
Rofi’ah
Marketing Manager &
Communication Team : A. Robi
Hery D. Kurniawan (penulis)
5. Program Kegiatan Masyarakat Mandiri
a. Urban
Program ini dilakukan pada masyarakat di Perkotaan, yang bergerak dalam
macam – macam Usaha.
b. Rulal
Program ini dikerjakan pada Masyarakat Pedesaan, yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf ekonomi Desa tertinggal.
c. Migran
Program Migran ialah, suatu Program Pemberdayaan yang diberikan
kepada para Pekerja atau Mantan (eks) Migran dalam mengelola hasil pendapatan.
d. Claster
Program ini terpaku dan terfokus pada satu ekonomi lokal, dengan
menyesuaikan SDM dan SDA yang ada.30
30 Ahsin Aligori, Koordinator Program Migran. wawancara pada tanggal 1 Februari
2008
41
B. Masyarakat Mandiri dan Desa Kutasirna
Di dalam skripsi ini penulis akan mengupas. Alasan Lembaga Masyarakat
Mandiri berada di Desa Kutasirna, dan berapa lama Masyarakat Mandiri berada di
Desa Kutasirna, dengan mewawancarai Pendamping yang khusus bertugas di
Desa kutasirna sebagai dampingan kepada Masyarakat anggota Mitra.
Program Migran di creat untuk memberdayakan golongan masyarakat
migran dan masyarakat ex (mantan) migran (keluarganya), penempatan wilayah
kampung migrant ini, berdasarkan rekomendasi dari dinas terkait, beserta hasil
survey, maka dinyatakan bahwa di desa Kutasirna ini adalah salah satu wilayah
kantong migrant, yang berada di sukabumi.
Program Migran ini dimulai pada Februari 2006, dan mulai berjalan
dilapangan itu sekitar bulan Mei 2006, dan.mulai pembiyayan itu sekitar bulan
juni 2006.31
Dari keterangan di atas, bahwa kedatangan MM ke Desa Kuta Sirna
karena berdasarkan Rekomendasi dari dinas yang terkait, yang berdasarkan survei,
dinyatakan Desa Kutasirna Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi termasuk
dalam wilayah kantong Migran.
Program Migran telah berjalan kurang lebiih sekitar 2 tahun berjalan,
inimerupakan perjuangan yang tidak mudah, dalam melangsungkan Proses
Pemberdayaan, agar terciptanya masyarakat yang sejahtera dan memiliki
peningkatan usaha pruktif yang dilakukan.
31. Rofiah. S.Hut, wawancara pada tanggal 29 Juli 2008
42
C. Program Migran
1. Pengertian Migran
Migran ialah, orang atau hewan yang melakukan migrasi dari satu tempat
ketempat lainnya yang dilakukan pada musim–musim tertentu.32atau suatu
Program Pemberdayaan yang diberikan kepada para Pekerja atau Mantan Pekerja
Migran dalam mengelola hasil pendapatan.33
2. Metode Penerapan Program Migran
A. Sosialisasi
Salah satu bagian aktivitas terpenting Masyarakat Mandiri (MM) adalah
melakukan mobilisasi pendamping mandiri (PM) ke lokasi yang akan didampingi
Pendamping, mulai tinggal bersama masyarakat sebagai awal menjalin kedekatan
bersama komponen masyarakat, kemudian PM mulai menggali lebih dalam data
potensi Desa yang meliputi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia calon
sasaran, hingga kelompok mandiri terbentuk.
1. Bentuk Sosialisasi
a). Sarasehan Kelompok
b). Lokakarya Orientasi (workshop)
2. Pembentukan Kelompok Mandiri (KM)
Setelah proses sosialisasi dilewati oleh pendamping dengan baik, maka
tahap berikutnya pendamping akan membentuk yang dinamakan kelompok
mandiri.
32. Y. Istiono Wahyu, kamus Popular Bahasa Indonesia, PT. Karisma 33. Ahsin Aligori, Koordinator Program Migran. Wawancara tanggal 1 februari 2008
43
a). Batasan kelompok mandiri
• Secara umum golongan termiskin, Lembaga Masyarakat Mandiri
saat ini menggunakan nilai Rp. 2 dollar per-hari, karena perbedaan
lokasi secara umum standar penghasilan orang miskin rata – rata
dibawah Rp. 25.000/hari sedang diwilayah pedesaan orang miskin
mempunyai penghasilan dibawah Rp. 20.000,-
Adapun proses rekrutmen, untuk menjadi anggota kelompok, dapat di simak
sebagai berikut:
b). Tahapan Proses I
• Tujuan SKM untuk mengetahui apakah calon pemetik manfaat
layak atau tidak menjadi anggota kelompok.
c). Tahapan Proses II
• Adalah proses pencarian pemahaman dan motivasi tentang
program kepada calon mitra yang telah bergabung dalam
kelompok
d). Tahapan Proses 111
• Sebelum ujian yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
coordinator program, maka petugas harus memastikan pengecekan
kelengkapan data SKM & laporan lisan dan tulisan LWK.
e). Tahapan Proses IV
• Pengisian SPP minimal 3 hari setelah ujian pengesahan KM.
44
3. Disiplin Pembiayaan (DP)
Disiplin Pembiayaan merupakan disiplin /peraturan yang dirancang
khusus agar perputaran dan pemamfaatan dana pembiayaan dapat berlangsung
baik dan bermanfaat, dan bertujuan, agar mitra dapat mengembalikan pinjaman
dengan sempurna.
a). Perinsip Layanan Pembiayaan
• Layanan Langsung ke Masyarakat
b). Tahapan Pembiayaan
• Yang berhak mengajukan pembiayaan adalah mitra/ KM
A. Proses Pengajuan
a). Tahapan Proses I
• Pengajuan SKIM penyaluran dengan akad jual beli dari mitra,
melalui kelompok mandiri
b). Tahapan Proses II
• SPP SKIM mitra dibahas melalui rapat induk/ rembug oleh komite
1 yang terdiri dari ketua KM, Bendahara KM
c). Tahapan Proses III
• SPP SKIM yang disetujui ditingkat komite 1, direkap oleh PM
untuk diserahkan kepada coordinator program
d). Tahapan proses IV
• SPP SKIM yang disetujui komite 2 diajukan oleh KP kebag.
Keuangan untuk proses pencairan
45
B. Proses Angsuran
a). Tahapan proses I
• Mitra menyetor angsuran kepada KM perminggu dengan mengisi
slip setoran rangkap 4
b). Tahapan Proses II
• Bendahara KM menyetor AMW para mitra ke PM pada pertemuan
rembug mitra (RM) 2 mingguan
c). Tahapan Proses III
• PM menyetor AMW dari setiap KM ke Rek. Program perwilayah
dilembaga keuangan syariah terdekat.
4. Jenis Dana Mitra
A. Angsuran Mitra Wajib (AMW)
Adalah angsuran yang dibayarkan oleh mitra sebagai angsuran
pembiayaan.
a). Infaq Induk Mingguan (IIM)
• Adalah tabungan yang dilakukan oleh mitra dalam satu Rembug/
INDUK yang besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan
mitra pada rapat Rembug/ INDUK.
b). Tabungan Mitra (TAMI)
• Adalah tabungan Mitra
46
3. Implementasi Program Migran
Dari Implementasi program Migran, ada 7 yang menjadi hasil
Implementasi Program Migran, diantaranya:
1. Pendekatan pembentukan kelompok, yaitu kelompok yang terbentuk atau
ini siatif masyarakat mandiri yang beranggotakan masyarakat eks (mantan) dan
keluarga TKI yang tujuannya agar memecahkan masalah yang dihadapi,
diharapkan dengan kebersamaan terjadi penyatuan potensi dan saling memperkuat
dalam proses ini, berbagai keterbukaan disinergikan untuk mencapai hasil yang
lebih baik, dalam hal ini kelompok yang dibentuk didasarkan pada kebutuhan
masyarakat.
2. Pembiayaan usaha mikro berbagai kelompok, dengan aturan disiplin
pinjaman dan disiplin kelompok, di antara penjelasannya, di bawah ini :
a). Disiplin kelompok adalah, rangkaian mekanisme untuk mengatur
jalannya aktifitas kelompok dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
tujuannnya untuk memberikan acuan dalam membentuk prilaku
mitra kea rah yang lebih positif (disiplin, amanah, bertanggung
jawab, ulet) serta untuk memudahkan pendampingn dan pengawasan
kelompok sasaran.
b). Disiplin pinjaman, adalah disiplin/ peraturan yang dirancang agar
perputaran dan peminjaman dapat berlangsung baik dan bermanfaat
tujuannya, agar mitra dapat mengunakan dana pembiayaan
semaksimal mungkin sehingga mampu mengembangkan usahanya,
agar mitra dapat mengembalikan pinjaman dengan baik.
47
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (meliput berbagai
keterampilan, dan pelatihan mengelola kelompok, keterampilan produksi,
keterampilan pengelolaan usaha, dll)
4. Pengembangan kelembagaan komunitas (meliputi mekanisme organisasi,
kepengurusan dan administrasi dll), yaitu upaya mengembangkan suatu
kelembagaan yang berbasis sosial dan moral, serta aktif menampung kebutuhan
serta aspirasi warga komunitas lapisan bawah, kelembagaan ini tumbuh dan
kelompok yang telah didampingi dan merupakan bentuk pengembanmgan lebih
lanjut, yaitu pengorganisasian kelompok.
5. Pemupukan modal swadaya, dengan membangun sistem tabungan,
mekanisme dana bergulir, serta menghubungkan lembaga komunitas dengan
lembaga keuangan setempat, untuk mendapatkan manfaat bagi pemupukan modal
lebih lanjut.
6. Pembangunan jaringan/ sinergi menjalin kerjasama lintas pelaku (multi
stekholders) dengan pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga keuangan dan
organisasi, masyarakat sipil lainnya (LSM )
7. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna, yang sesuai dengan
kebutuhan kelompok
D. Usaha Mikro sebagai Proses Pemberdayaan
Dalam definisi kami, usaha mikro dan kecil adalah usaha yang memiliki
tingkat penjualan tahunan tidak lebih dari Rp 2 milyar atau memiliki kebutuhan
pinjaman antara Rp 1 juta hingga Rp 500 juta. Sebagian besar usaha ini adalah
48
usaha informal yang tidak berbadan hukum, dimiliki dan dikelola oleh
perorangan. Kurang lebih 66%, berada di Pulau Jawa dan Bali.34
Sebagai dari perekonomian, Usaha Mikro ikut berperan dalam
pengembangan demokrasi, masyarakat bisnis berkepentingan dengan globalisasi
yang bersumber dari perluasan mekanisme pasar dan kemajuan teknologi yang
memperluas arus demokrasi, dalam konteks Demokrasi ekonomi, kita akan
melihat bahwa kalangan bisnis pun tidak bisa mengelak dari tuntutan demokrasi,
berdasarkan demokrasi ekonomi, para pekerja dan konsumen mendapat
kesempatan untuk mengontrol produksi dan investasi yang dilakukan otoritas
bisnis.35
Salah satu upaya strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat
Indonesia adalah melalui pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Ini mengingat besarnya potensi UMKM yang ditunjukkan
oleh keberadaannya sebesar 44,7 juta unit usaha pada tahun 2005 (angka sangat
sementara) dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua lapangan usaha,
serta tersebar di seluruh tanah air. Pemberdayaan UMKM akan mendukung
peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan
peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin.36
Usaha Mikro berbasis Kemitraan, merupakan salah satu strategi untuk
meningkatkan daya saing Nasional serta dalam rangka membangun pondasi
34. Danamon Simpan Pinjam-Self Employed Mass Market, diakses pada tanggal 20
November 2007 35 Ronald Nangol, “pemberdayaan Di era ekonomi pengetahuan”,Grasindo. Jakarta. 36 http://www.bappenas.go.id, diakses pada tanggal 20 n0vember 2007
49
bersama dalam bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, dalam pidato sambutan pada saat pencanangan Tahun
keuangan Mikro Indonesia tahun 2005, bahwa pertumbuhan UKM yang sehat dan
tangguh dipengaruhi lima faktor, yaitu: 1) Sumber Daya Manusia, 2) permodalan,
3) manajemen, 4) pemasaran, dan 5) kemitraan.37 Dapat dikatakan bahwa sudah
sejak pemerintahan Orde Baru hinggga sekarang, perkembangan usaha kecil (UK)
di Indonesia mendapat perhatian yang besar, baik dari Pemerintah maupun
kalangan masyarakat luas. Hal ini dapat di pahami karena kenyataan selama ini
menunjukkan bahwa UK memberikan kontribusi yang sangat penting bagi
Perekonomian Indonesia, terutama dalam hal kesempatan kerja atau Sumber
Pendapatan dan juga memiliki potensi yang besar sebagai salah satu motor
penggerak pertumbuhan ekspor Non-migas, khususnya manufaktur, dan
perkembangan industri - industri pendukung.
Besarnya perhatian dari Pemerintah Indonesia selama ini terhadap
keberadaan UK di dalam Negeri dapat di lihat dari sudah banyaknya Program
Pemerintah, baik yang dibiayai oleh APBN maupun dengan bantuan dari Negara -
Negara atau lembaga - lembaga donor, seperti Asian Development Bank (ADB)
dan Bank Dunia, yang bertujuan untuk membantu perkembangan UK. Sedangkan
dari sisi Masyarakat, besarnya perhatian terhadap UK tercermin dari banyaknya
kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan dari LSM, dan penelitian yang
dilakukan oleh banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian swasta.38
37 Ikhwan Asrin, SE, Msi.”Pemberdayaan KUKM Berbasis Kemitraan”. Jurnal KUKM Edisi September 2007. hal 16
38 Tulus T.H Tambunan. “Usaha Kecil Indonesia”. ISBRC – PUPUK. Jakarta. Cet -1
50
E. Gambaran Umum Wilayah Desa Kutasirna Sukabumi
1. Geografi
Kondisi Wilayah Desa Kutasirna berada pada luas Tanah 150.035 ha.
Kecamatan Cisaat. Kabupaten Sukabumi. Propinsi Jawa Barat, berada di Ibu Kota
Kecamatan, jarak ke Ibu Kota kecamatan terdekat 6 km, dengan lama tempuh ke
Ibu Kota kecamatan terdekat ¼ jam, jarak ke Ibu Kota Kabupaten terdekat 2 jam.
Suhu rata–rata harian 27–30 C, dengan tinggi tempat 500–700 mdl, dengan
benteng wilayah Datar.
Terdiri dari tanah sawah ½ teknis 44.680 ha, sawah tandah hujan 66.495
ha, lain–lain 111.175 ha, luas kering Tegal /Ladang 20.560 ha, dengan
pemukiman 5.550 ha. Luas Tanah fasilitas umum Kas Desa 1.175 ha, dengan
Perkantoran Pemerintah 0.040 ha, dan lainnya 11.535 ha.
Kelembagaan Desa/Kelurahan, yaitu lingkungan Dusun 3 buah. Rukun
Warga (RW) terdiri dari 6 buah. Rukun Tangga (RT) terdiri dari 18 buah. Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) terdoro dari 1 buah, kantor Desa / Kelurahan terdiri
dari 1 buah, dan jumlah tempat tinggal penduduk sebanyak 954 buah, sarana jalan
desa 5 km.39
39 Profil Desa / Kelurahan Kutasirna, Kabupaten Sukabumi 2006 - 2007
Luas Tanah Desa / Kelurahan Jarak ke Ibu Kota kecamatan terdekat Lama tempuh ke ibu kota kecamatan terdekat Jarak ke Ibu Kota terdekat Lama tempuh ke Ibu Kota kab terdekat Suhu rata – rata harian Tinggi tempat Luas tanah sawah ½ teknis Sawah lading hujan Luas tanah kering Luas tanah pemukiman Luas tanah fasilitas Kas Desa Luas perkantoran Pemerintah Lembaga Dusun Rukun Warga (RW) Rukun Tangga (RT) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kantor Desa / Kelurahan Jumlah Tempat Tinggal Penduduk Jarak Desa
150.035 ha 6 km ¼ jam 65 km 2 Jam 27 – 30 C 500 – 700 mdl 44.680 ha 66.495 ha 20.560 ha 5.550 ha 1.175 ha 0.040 ha 3 buah 6 buah 18 buah 1 buah 1 buah 954 buah 5 km
Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)
2. Ekonomi
Desa Kutasirna memiliki koperasi Simpan Pinjam sebanyak 1 buah,
jumlah usaha Rumah makan / warung makan sebanyak 57 buah, industri kerajinan
241 KK / buah, warung Kelentong 27 buah, Angkutan 220 unit, pedagang
pengumpul / Tengkulak 24 orang, dari data diatas terlihat bahwa, mayoritas
penduduk desa Kutasirna adalah bergerak dalam bidang usaha / Karyawan sebuah
usaha Transportasi / Rumah makan dan usaha – usaha mikro.
52
Tabel 2.
No Nama Sub Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Koperasi Simpan Pinjam Usaha warung makan / Rumah makan Industri Kerajinan Warung Kelentong Angkutan Transportasi Pedagang Pengumpul / Tengkulak
1 buah 57 buah 241 Kk / buah 27 buah 220 Unit 24 orang
Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)
3. Pendidikan
Sarana Pendidikan di Desa Kutasirna, terdiri dari Taman Kanak – kanak
(TK) 1 unit, jumlah murid (TK) 42 Orang, jumlah Tenaga Pengajar (TK) 3 orang
dan Prasarana Fisik 1 unit. Sekolah Dasar Negeri (SDN) / sederajatnya berjumlah
2 unit, jumlah murid (SDN) sebanyak 449 orang, jumlah pengajar (SDN) 18
orang, dan Prasarana fisik 2 unit. Sekolah SLTP / paket B berjumlah 1 unit,
jumlah murid 68 orang , jumlah Pengajar SLTP 8orang dan Prasarana fisik 1 unit,
jumlah Lembaga – lembaga pendidikan keagamaan 7 unit, jumlah Peserta didik
276 orang, jumlah Pengajar 15 orang dan Prasarana fisik 5 unit.
Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan, yaitu warga yang tidak
tamat Sekolah berjumlah 1.254 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SD /
sederajatnya, berjumlah 2.403 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SLTP /
sederajatnya 381 orang, warga yang Berpendidikan tingkat SLTA/sederajatnya
238 orang, jumlah Penduduk tamat D-1 6 orang, jumlah Penduduk tamat D-2 9
orang, jumlah Penduduk tamat D-3 15 orang, jumlah Penduduk tamat S-1 1 orang,
jika melihat dari data diatas, bahwa Penduduk Desa Kutasirna, mayoritas
Berpendidikan walaupun bermacam – macam tingkatannya.
53
Tabel 3.
No Nama Sub Jumlah 1 2. . 3. 4. 5.
Taman Kanak – Kanak (TK) a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Sekolah Dasar Negeri (SDN) a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Sekolah SLTP / Sederajatnya a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Jumlah Lembaga Pendidikan Keagamaan a. Jumlah Murid b. Jumlah Pengajar c. Jumlah Prasarana Fisik Jumlah Penduduk menurut tingkat Pendidikan a. Warga yang tidak tamat sekolah b. Warga yang berpendidikan SD c. Warga yang berpendidikan SLTP d. Warga yang berpendidikan SLTA e. Jumlah warga tamat tingkat D-1 f. Jumlah warga tamat tingkat D-2 g. Jumlah warga tamat tingkat D-3 h. Jumlah warga tamat tingkat S-1
1. 1 TK a. 42 orang b. 3 orang c. 1 unit 2. 2 SD a. 449 orang b. 18 orang c. 2 unit 3. 1 SLTP a. 68 orang b. 8 orang c. 1 unit 4. 7 unit a. 276 orang b. 15 orang c. 5 unit 5. ----------------- a. 1.254 orang b. 2.403 orang c. 381 orang d. 238 orang e. 6 orang f. 9 orang g. 15 orang h. 1 orang
Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)
4. Kesehatan
Sarana Kesehatan Desa Kutasirna terdiri dari Puskesmas Pembantu 1 unit,
Posyandu 7 unit, tenaga Kesehatran terdiri dari Dukun Bayi yang terlatih 3 orang,
Bidan 1 orang, dari keterangan diatas bahwa warga Desa Kutasirna memiliki
Fasilitas Kesehatan, walaupun belum memiliki fasilitas yang memadai.
54
Tabel 4.
No Nama Sub Jumlah 1. 2. 3.
Puskesmas Pembantu Posyandu Tenaga Kesehatan a. Dukun Bayi b. Bidan
1 unit 7 unit a. 3 orang b. 1 orang
Data Monografi Desa Kutasirna 2006 – 2007 (diolah)
55
BAB IV
ANALISIS
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO MELALUI PROGRAM MIGRAN
MASYARAKAT MANDIRI DI DESA KUTASIRNA
SUKABUMI – JAWA BARAT
Sebagaimana menurut teori dalam bukunya, Isbandi Adi Rukminto
Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, tentang proses
Pemberdayaan Masyarakat yang salah satunya adalah Pemberdayaan dalam
bidang ekonomi, agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian
memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil.
Dalam hal ini penulis telah membuat pengkategorian beserta indikator/
ukuran kedalam 3 kategori, dalam hal keberhasilan program yang dicapai, sesuai
kebutuhan diatas, diantaranya :
A. Pemberdayaan Usaha Mikro
1. Penghasilan Pendapatan (income)
2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha
B. Gambaran Umum Responden
1. Umur
2. Kelamin atau Gender
3. Jenis Usaha
a). Jenis Usaha Mitra
b). Jenis Usaha Sampingan
56
C. Ekonomi Usaha Mikro
1. Kesejahteraan
2. Pengelolaan Pendapatan
Itulah kategori yang penulis pemaparkan, dan dibawah ini adalah
penjelasan yang dideskripsikan menurut tabel dan keterangan, yang sesuai dengan
kategori diatas.
A. Pemberdayaan Usaha Mikro
Upaya Pemberdayaan Sosial Masyarkat, pada dasarnya merupakan suatu
upaya Pemberdayaan kepada masyarakat, bagi seorang pelaku perubahan, hal
yang dilakukan terhadap klien mereka (baik pada tingkat individual, kelauarga,
kelomok ataupun komunitas) adalah upaya memberdayakan (mengembangkan
klien /mitra dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya) guna
mencapai kehidupan yang lebih baik.
Dalam hal ini penulis membuat indikator/ ukuran keberhasilan sesuai
kebutuhan diatas.
1. Penghasilan Pendapatan (income)
Penghasilan Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari usaha dan
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Bagi
investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan
jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.40
40 . http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapata, diakses tanggal 15 juli 2008
57
Berikut ini kutipan wawancara Penulis dengan Beberapa anggota Mitra,
diantaranya dengan Bpk Aop, yang bekerja sebagai Tani Sayuran Sawi dan
Budidaya Ikan Koi, dan berpenghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan sebesar
Rp.150.000 dan dari usaha Tani Sayuran Rp.300.000 per-bulan.
“Alhamdulillah kalau…..peningkatan mah ada aja…..peningkatan kalau dari turun itunya dari harganya doang….. kalau itumah turunnya…begitu….”
Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Iboh, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari
Ternak Ikan Rp. 700.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 180.000 per-bulan.
“kalau dari…..Sayurmah…..alhamdulillah dari sayurmah gitu…..dari ikan mah….dari ikan mah….tibang pas-pasan dari sekarang aja…ayalah …..1000, 2000 mah gitu….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Abas, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari
Ternak Ikan Rp. 1.000.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 300.000 per-bulan.
“Ya….dari soal penjaga …….kumaha ……..dari soal ikan kalau aja…..lagi…….bagus….gitu…….eng….nya….ada meren….kalau…..lagi…..nggak…..ada…..mah gitu….diem we kitu…..he…..he….he….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Ece Saepuddin, yang bekerja sebagai
Budidaya Ikan Nila dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2
minggu dari Ternak Ikan Rp. 120.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 1.000.000 per-4
bulan.
“Alhamdulillah….kalua tihargina…..ada peningkatan……ngan….dina kebutuhan sahari – hari teu segitu hungkul begitu we …..ari abdimah…..”
58
Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Ejen, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi dan Petani Sayuran Sawi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari
Ternak Ikan Rp. 150.000
“Yah….kalau …20 % mah….ada gitu….”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Aan Yansah, yang bekerja sebagai
pemilik Warung Sembako dan Penjahit Pakaian, yang memiliki penghasilan Per-
bulan dari Warung Sembako.Rp. 300.000 dari setiap keuntungan, dan sebagai
Penjahit Pakaian Rp.10.000 per-order
“Apa atuh…..kalau sekarangmah…..kalau ada order menjahit……”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Daria, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan Rp. 150.000
“Jadi nggak ada peningkatan…..udah 2 tahun merena kitu……diganti gitu lagi……ganti gitu lagi……..kemaren juga gitu…….” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Enjang, yang bekerja sebagai
Budidaya Ikan Koi dan Pandai Besi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu
dari Ternak Ikan Rp. 400.000 dan dari Pandai Besi Rp. 120.000 per-Garpu.
“Ada peningkatan mah……….ada aja…….”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Lia, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan Rp. 150.000
“Gimana ikannya…….gitu……..upami ada untungnya bagus………kalau banyak bagus……..” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Yana Suryana, yang bekerja sebagai
Pengojeg dan Kuli Bangunan, yang memiliki penghasilan Per-hari dari Ojeg Rp.
15.000 dan dari Kuli Bnagunan Rp. 40.000 per-hari (order)
59
“Nya …..gitu….itu….saingan dari ojegmah……dari bangunan kalau ada……kalau nggak ada mah gini aja……” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Yani, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Nila dan Pembuat layang - layang, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu
dari Ternak Ikan Rp. 200.000 dan dari Pembuatan layang – layang Rp. 200.000
“Iya …..kalau dari ….ini mah…..Nya kalau Jaman sekarang mah…….jadi seimbang anatara Pendapatan dan Pengeluaran dan dari Pengaturannya aja besar….” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Imas, yang bekerja sebagai Pemilik
Warung Sembako, yang memiliki penghasilan Per-hari dari Warung Sembako Rp.
200.000
“Alhamdulillah…….penghasilanmah…..ada aja……Cuma….sebanding sekarangmah…….jeng pengeluarannya…….” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Nining, yang bekerja sebagai
Budidaya Ikan Koi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak Ikan
Rp. 200.000.
“ Kalau bagus……..ada……….Iya ada aja……..”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Adah, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi dan Pandai Besi, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari Ternak
Ikan Rp. 100.000 dan dari Pandai Besi Rp. 120.000 per-garpu (order)
“Ada…..iya……dari garpu……..kalau ikanmah………gimana kalau dari musim panasnya………kalau hujanmah Alhamdulillah” Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Yuyu, yang bekerja sebagai Budidaya
Ikan Koi dan Buka warung sembako, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu
dari Ternak Ikan Rp. 100.000 dan dari Warung sembako Rp. 30.000 per-hari (dari
hasil keuntungan)
60
“Ya….ada….sih ada……sesuai dengan pengeluaran…..kalau sayamah….keluarganya……belum banyak…penghasilan…..seimbanglah antara ………penghasilan …jeung ……pengeluaran…” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Surya, yang bekerja sebagai
Budidaya Ikan Koi dan Petani Sayuran, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu
dari Ternak Ikan Rp. 160.000 dan dari Tani Sayuran Rp. 50.000 per-bulan.
“Kalau tani mah……gimana dari ininya……….harga perkiraanmah…….harga lagi murah modal gede jadi rugi we……..nya kalau lagi mahalmah……….alahamdulillah untung……..” Berikut ini hasil pemaparan dari Bpk Nu’man, yang bekerja sebagai Buruh
Penjahit dan warung sembako, yang memiliki penghasilan Per-bulan dari Buruh
Penjahit Rp. 300.000 dan dari Warung sembako Rp. 20.000 per-hari (dari
keuntungan)
“Ah…..tibang cukup………dari penghasilanmah…….”.
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Enni, yang bekerja sebagai Petani
Padi, yang memiliki penghasilan Per-4 bulan dari Tani Rp. 300.000 (dari
keuntungan)
“Pendapatanmah……kadang ada….kadang nggak ada…”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Erni Eriyawati, yang bekerja sebagai
pembudi daya Ikan, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari pekerjaanya
Rp. 50.000.
“Penghasilanmah ada saja..”
Berikut ini hasil pemaparan dari Ibu Imun, yang bekerja sebagai pembudi
daya Ikan, yang memiliki penghasilan Per-2 minggu dari pekerjaanya Rp. 55.000.
“Kadang gede………kadang kecil…rugi”
61
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara
guna memudahkan untuk melihat dan mengamati pembaca.
Tabel 5. Hasil wawancara Penghasilan Pendapatan (income)
Nama Sub Tanggapan 1. Penghasilan Pendapatan (income)
1. Bpk Aop Ada peningkatan, Turun hanya dari Harga jual, harga modal sama Bpk. Iboh Sayur ada peningkatan, Ternak Ikan pas – pasan. Bpk Abbas Peningkatan Ikan kadang bagus Bpk Ece Saepuddin Ada peningkatan dari ikan, sebanding dengan kebutuhan sehari – hari. Bpk Ejen Ada Peningkatan 20% dari setiap Panen Ibu Aan Yansah Peningkatan dari oerder menjahit Ibu Daria Tidak ada peningkatan, selalu gagal Bpk Enjang Ada saja Peningkatan Ibu Lia Tergantung banyaknya ikan Bpk Yana Suryana Saingan usaha, menunggu orderan Ibu Yani Ada penghasilan, seimbang dengan Pengeluaran. Ibu Imas Penghasilan, pengeluaran Ibu Nining Ada penghasilan, tergantung keadaan Ibu Adah Peningkatan usaha besi, ikan tergantung cuaca Ibu Yuyu Peningkatan, pengeluaran, keluarga KB Bpk Surya Modal besar, Peningkatan income,
62
tergantung harga pasar Bpk Nu’man Cukup penghasilan Ibu Enni Pendapatan tidak pasti Ibu Imun Penghasilan besar kadang kecil Ibu Erni Eriyawati Penghasilanmah ada saja
Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk
membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.
Dari hasil keterangan diatas, secara umum, 40 % Penghasilan Pendapatan
dari anggota Mitra adalah Naik (memiliki peningkatan), karena mereka memiliki
penghasilan yang lebih dari modal awal yang mereka keluarkan, dan selalu ada
peningkatan dari usaha yang dijalankan, walaupun keadaan anggota mitra
sebagian, sekitar 40 % dalam keadaan stabil, karena mereka tidak memiliki
penghasilan yang lebih dari usaha yang sedang dijalankan dan tidak ada
peningkatan atau kerugian dari usaha yang dilakukan atau bisa dikatakan
kondisinya tidak naik ataupun turun, dan 20 % Turun (tidak ada peningkatan
sama sekali), karena mereka tidak memiliki penghasilan atau keuntungan dari
64
usaha .yang sedang dijalankan dan tidak ada peningkatan sama sekali dari usaha
yang sedang dijalankan.
2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha
Peningkatan kemampuan yang penulis deskripsikan adalah peningkatan
kemampuan ber-wirausaha, yaitu untuk selalu mampu melihat dan memiliki
peluang – peluang dalam menjalankan Usahanya.
Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Bagaimana
Proses Penjualan? Dan apakah setelah ada Masyarakat Mandiri lebih mudah untuk
melakukan Penjualan?.
Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:
“Ah……langsungkesini…kadiyeutah……ka…..ka…….tangkulak kitu……iya…….katangkulak per-liter sawimah….langsung ieu katangkulak keneh…..di……ginikan…..diborong ….kalau katangkulak sagede kiyeumah…….” “Kalau masalah penjualanmah……gampil ….da tos aya tampungannana… Jeng ……sama-sama aja….”
Berikut ini kutipan dari Bpk Iboh, sebagai berikut:
“Sawi…..aha ada tangkulakna……..diborongkeun……we……..ari Sawi mah…..setiap Musimna diborongkeun ari ikan mah……paling ka tangkulak….tangkulak….” “kalau menjualmah…….sama-sama aja…nggak ada yang rubah”
Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:
“Penjualan……ah…….soal penjualan ternak ikan….ku tangkulakna……etamah katangkulak…….deih….eh….ha…ha….” “Penjualanmah….soal….jualnya…….mudah……..gitu…..dari hargina…….kadang beda…..aya murah atau mahal, dan ngejualna sama aja…..”
65
Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepudin, sebagai berikut:
“Kalau saya…..ke tangkulak sih….apalagi….apalagi…..tangkulak kekurangan……..sekarangmah……iya sekarang kekurangan…..langsung ka tangkulak…” “kalau menjualmah sama aja…..ka tangkulak…..keneh…..”
Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:
“Penjualanmah……….sudah masing – masing ada tangkulakna…….di drop kutangkulak………hayangnamah ….kita tuh joinan dengan seluruh tangkulak…..dipegang disalurkeun lagi kanu lain……..gitu…….tapi kendalanya pemasaranna…..masih terhambat, can ada selain diluar menerima hasil yang disini…..” “Kalau…..penjualanmah……sama aja…seperti biasa……aja…belum ada istilahnya misalnya MM mau menerima hasil dari anggotana……istilahna jadi sama tangkulak yang lama aja…….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:
“Proses ngawarung mah….biasa we……dijual langsung, nggak memasok kemana-mana…….dan kalau menjahitmah…..kalau ada yang mesen aja…..tapi sekarangmah….langka…..paling aja yang benerin yang sobek-sobek……..” “Ah……..ngabantumah aya…….ari timodalmah……tapi urusan menjualmah biasa aja…..”
Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:
“Menjual langsung ka tangkulak………tangkulak….datang kesini…..ah.hente tangkulak we…..dongkap ka…..kulah kitu….” “Jual mah…sami keneh….nggak beda….”
Berikut ini kutipan dari Bpk Enjang, sebagai berikut:
“Kalau …..menjual ikan mah…..ka tangkulakwe…….langsung…….Tapi lamun menjual besimah…..gimana posisina…..lamun ka toko jual Rp.120.000, tapi lamun dongkap ka bumi Rp. 100.000 an…..” “Sama we …..kitu……nya…kitu…”
66
Berikut ini kutipan dari Ibu Lia, sebagai berikut:
“kalau udah ngabedahkeun……..2minggu sekali…langsung we …dijual… Ka tangkulak…..jadi semuanya ….ketangkulak…….” “Sudah ada MM sama aja…..nya nggak naik katangkulak…….tangkulak keneh……we…….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Yani, sebagai berikut:
“Kalau sayamah……..jual langsung dipasar…..nggak ke tangkulak…….. Pokona laukmah……..langsung dipasar…….teu katangkulak….” “Sami wae…bapak………inimah….nggak ngaruh……”
Berikut ini kutipan dari Ibu Imas, sebagai berikut:
“Kalau warungmah…….langsung jual ditempat………
Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:
Berikut ini kutipan dari Ibu Adah, sebagai berikut:
“Kalau ikan mah…katangkulak….ti…kapungkur oge……katangkulakwe.. Kalau garpumah…..langsung ngorder ka took……atawa …aya anu dongkap ka bumi…… ” “Ari etamah sama wae……nggak ada bedanya …..atau kumaha….perkembanganna…..”
Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:
kurang…modal bisa dipinjemin…..entar jualnya….ketangkulak eta keneh….” “Kalau itumah sama aja…..nggak ada ….biasa..we….”
Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:
“Kalau menjual dari warungmah…..biasa aja….dan iyeumah..nggak masok…., tapi lamun bajumah jual ka pasar – pasar…….”
“Etamah sama wae…..”
Berikut ini kutipan dari Bpk Yana Suryana, sebagai berikut:
“sayamah….tidak melakukan penjualan, karena sekarangmah hanya ojeg”
“kalau itumah sama saja…..”
Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:
“Proses penjualan…….langsung ke tengkulak”
“tidak ngaruh itumah…….”
Berikut ini kutipan dari Enni, sebagai berikut:
”langsung ketengkulak”
“sama saja…….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Eriyawati, sebagai berikut:
“pasti ke tengkulak….., kalau ke pasarmah ongkos lagi”
“sama itu mah….”
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara
guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.
68
Tabel 8. Hasil wawancara Peningkatan Kemampuan untuk Usaha
2. Peningkatan Kemampuan untuk Usaha
2. Bpk Aop Jual ikan & sayur sawi ke Tengkulak. Tampungan penjualan sama aja Bpk Iboh Sayur sawi & Ikan ke Tengkulak. Sama, tidak ada perubahan Bpk Abbas Semua penjualan ke Tengkulak. Sama, kadang mahal &murah Bpk Ece Saepuddin Tengkulak, kekurangan pasok. Tengkulak semua Bpk Ejen Masing – masing ada Tengkulaknya, joinan usaha. MM belum pernah menerima hasil dari mitranya Ibu Aan Yansah Usaha warung langsung, tidak memasok. Modal, layaknya warung Ibu Daria Langsung Ke Tengkulak. Masih sama Bpk Enjang Ikan ke Tengkulak, Jual besi langsung di tempat / kirim. Sama Ibu Lia Sudah Kuras langsung ke Tengkulak. MM tidak berpengaruh Ibu Yani Langsung ke Pasar. Nggak ngaruh Ibu Imas Langsung di tempat. Ibu Nining Lancar ke Tengkulak. Tidak ada perubahan Ibu Adah Tengkulak, garpu ke Toko. Gimana Perubahan Ibu Yuyu Ikan ke Tengkulak, warung masok ke warung lain.
69
Sama aja. Bpk Surya Tengkulak, pinjeman modal. Tengkulak Semua Bpk Nu’man Langsung, tidak memasok, order pakaian ke pasar - pasar. Sama. Bpk Yana Saya tidak melakukan penjualan, karena hanya ojeg, kalau itumah sama saja Ibu Enni langsung ketengkulak, sama saja Ibu Enni Eriyawati ke tengkulak, sama aja Ibu Imun langsung ke tengkulak,tidak ngaruh itumah
Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk
membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.
Tabel 9.
Peningkatan Kemampuan untuk Usaha No Responden
Meningkat
Tetap
Turun 1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
70
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20
X
Tabel 10. Kesimpulan Peningkatan Kemampuan untuk Usaha
Keterangan
Jumlah
Persen
Meningkat
2
10 %
Turun
----------
---------
Tetap
18
90 %
Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 90 % yang termasuk
dalam kategori Tetap, karena dalam kategori ini kemampuan masyarakat untuk
usaha atau bermarketing yang lebih baik tidak mereka miliki hanya melakukan
proses penjualan dari usaha yang dijalankan dengan secara turun temurun yang
diwarisi dari nenek moyang mereka, yaitu proses penjualannya hanya ke
Tengkulak, karena dengan pertimbangan tidak boros ongkos dan tidak repot
71
dalam penjualannya, dan hanya 10 % yang melakukan penjualannya di pasar,
karena mereka mengetahui ada nilai tambah dari proses penjualan yang mereka
lakukan.
Analisis penulis, yang terdiri dari kesimpulan tabel 7 dan 10, tentang
Pemberdayaan usaha Mikro, adalah masyarakat belum mampu untuk
mendapatkan penghasilan yang baik atau pendapatan penghasilan yang signifikan
serta dalam peningkatan kemampuan (skill) yang minim, atau masyarakat
mayoritas belum memiliki kemampuan /keahlian ber-Marketing yang baik.
B. Gambaran Umum Responden
Gambaran Umum Responden, ialah gambaran Warga Binaan yang penulis
tujukan pada 20 responden, dan hanya pada kriteria Umur, Kelamin, dan jenis
Usaha pada Masyarakat yang menjadi sasaran program Migran, yang pertama
diantaranya:
1. Umur
Pada tabel di bawah ini, tergambar bahwa 13 orang memasuki kategori
dewasa Dini dan 5 orang memasuki dewasa Madya dan 2 orang memasuki dewasa
Lanjut.
Tabel 11.
No.
Umur Jumlah Persen
1.
2.
3.
29 – 35
36 – 45
46 - 65
10
6
4
50%
30%
20%
Masa dewasa Dini dimulai pada umur 18 – 40 tahun, saat perubahan Fisik
dan Psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan untuk ber-Reproduksi.
72
Sedangkan pada dewasa Madya dimulai pada umur 40 – 60 tahun, yakni saat
menurunnya kemampuan Fisik dan Psikologis yang jelas, nampak pada setiap
orang. Usia 60 tahun ke atas disebut kategori dewasa Lanjut.41
Pada Kriteria ini, mayoritas umur pada Masyarakat Responden, ialah 29 –
35 tahun, pada masa umur ini masyarakat lebih Produktif untuk melakukan usaha
dibandingkan pada kriteria umur yang lainnya.
2. Kelamin atau Gender
Pada Kriteria ini, dalam tabel berikut di bawah ini, yang menjadi
mayoritas pekerja Usaha Ekonomi Mikro produktif, ialah Perempuan yaitu 55%,
karena bagi perempuan diwilayah ini semangat untuk memperbaiki ekonomi
sangat berpengaruh sekali dan bagi perempuan yang sudah menikah mayoritas
suaminya kerja diluar kota atau luar Negeri (TKI/TKW), dan perempuan yang
sudah tidak bersuami, maka semangat untuk bertahan hidup sangat tinggi
dibandingkan dengan laki – laki hanya 45%, karena tanggapan dari para laki-laki
tentang Pemberdayaan program Migran kurang bersimpati, dan mereka hanya
melakukan pekerjaan yang sudah lama mereka jalankan baik itu bertani dan lain
sebagainya.
Tabel 12.
No. Jenis Kelamin Jumlah Persen 1.
2.
Laki – Laki
Perempuan
9
11
45%
55%
41 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan), (Jakarta; Erlangga, Anggota IKAPI, 1980), Edisi ke -5, h.246
73
3. Jenis Usaha
Masyarakat Desa Kuta Sirna adalah Masyarakat yang Mayoritas
berpropesi pada peternakan Ikan, karena Sumber Daya Alamnya terletak pada
Usaha Ternak Ikan, Usaha ini berjalan dari turun temurun kar ena Tempat dan
Wilayah yang mendukung.untuk melaksanakan Usaha yang dituju. Dan tingkat
masyarakatnya adalah tingkat ekonomi menengah ke bawah, lalu ketika program
Migran dari Lembaga Masyarakat Mandiri hadir dengan Program yang
mendukung pada pemberdayaan Masyarakat melalui bantuan Pemberian Modal.
A. Jenis Usaha Mitra
Diantara jenis Usaha yang Masyarakat sedang dijalankan, ialah pada jenis
uasaha Ternak Ikan, karena Usaha ini sudah tidak kaku lagi untuk dijalankan serta
usaha ini sudah dijalankan dari nenek moyang mereka, dan sisanya adalah usaha
warung sembako, karena usaha ini jarang dilakukan oleh masyarakat sekitar,
maka dengan alasan itu usaha ini dijalankan.
Tabel 13.
No. Jenis Usaha Mitra Jumlah Persen 1.
2.
Ternak Ikan
Warung Sembako
18
2
90%
10%
B. Jenis Usaha Sampingan
Sedangkan pada jenis usaha sampingan yang masyarakat sedang jalankan,
mayoritas menjadi Petani Padi dan Petani Sayuran, karena letak wilayah yang
mendukung untuk melakukan usaha itu, sedangkan sisa dari perhitungan 20
anggota masyarakat yang diwawancarai, ialah 4 orang yang tidak memiliki
pekerjaan Sampingan, karena kurangnya memiliki kemampuan untuk memiliki
74
aktivitas sampingan dan modal yang selalu menjadi alas an mereka, serta pada
jenis kriteria ini pada semua anggota mitra tidak memiliki karyawan tetap, hanya
memiliki karyawan musiman, itupun hanya sebagian saja dari keseluruhan
anggota mitra tergantung pada bentuk dan kondisi pekerjaan yang sedang
dilakukan.
Tabel 14.
No. Jenis Usaha Sampingan Jumlah Persen 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Petani Sayuran
Petani Padi
Pemasok Telor
Pandai Besi
Ternak Kelinci
Penjahit Pakaian
Ojeg
Warung Sembako
Pembuat Layang – Layang
Tidak memiliki usaha sampingan
4
4
1
1
1
1
1
2
1
4
20%
20%
5%
5%
5%
5%
5%
10%
5%
20%
C. Ekonomi Usaha Mikro
Pemberdayaan dalam bidang ekonomi, adalah manusia yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang dan jasa.42
Ekonomi Usaha Mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan dan
dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan Pengusaha
Mikro adalah orang yang berusaha di bidang usaha mikro.43
42 .http ;//id.wikipedia. org/wiki/ekonomi. Diakses tanggal 1 juli 2008 43. http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1094&catid=2&. Dialses tanggal 1 juli
2008
75
1. Kesejahteraan
Dalam istilah umum, sejahtera merujuk ke dalam keadaan baik dan
manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat
dan damai, sedangkan dalam ekonomi dihubungkan dengan keuntungan benda
dan memiliki arti khusus atau tekhnikal.44
Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Apakah
kebutuhan sehari – hari sudah Tercukupi ? Merasa terbantukah dari bantuan yang
diberikan oleh Masyarakat Mandiri ?
Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:
Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:
“ah……kata siapa……ha…ha….ha…..oh…..gituwe…tibang cukup, bisa nyekolahin……bisa makan, nya jajan anak……biasanya dikampungmah lah…..asin – asin we” “Yah….ada terbantu mah….untuk….modal.....walaupun hasilnya nggak memuaskan……waktu sekarang kitu…..”
Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepuddin, sebagai berikut:
“terus terang….mang Ece…nggak ditutup-tutupi…...tibang cukup makan segitu….oleh karena itu hasil….diduakan untuk ….bayar hutang….sakitu we….terus terang….”
44. http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan. Diakses tanggal 1 juli 2008
76
“Alhamdulilah …..ada kemajuanmah….” Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:
“Yaah….alhamdulillah….kebutuhan sehari – hari tercukupi…ya….”
“Tos ….jelas pasti…., yang pentingmah ada bantuan modal……”
Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:
“Ada…..kalau untuk….itumah…ada…iya untuk anak sekolah….”
“Ada….kebantunya…….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:
Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:
“Ah…hente…ha….ha….nya kana makan mah…tercukupi yang lainnya untuk biaya yang tak terduga…..” “Ya…alhamdulillah kebantu……digunakan untuk ikan….”
Berikut ini kutipan dari Bpk Ibu Adah, sebagai berikut:
“kalau ada banyak…orderan itu cukup…..kalau buat 2 mah nggak ciukup.. dan dari ikan kah…tercukupi….” “Alhamdulillah kebantu……”
Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:
“Ya…..alhamdulillah tercukupi….” “Alhamdulillah merasa terbantu……untuk makan dan tambahan untuk modal…..”
Berikut ini kutipan dari Bpk Surya, sebagai berikut:
“wah….kadang-kadang.nombok….ayena coba….kalau mau dapet 1000 , kita mengeluarkan jigow, dari itu aja diambil separonya…….” “Alhamdulillah…..enya..alhamdulillah..”
Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:
“kebutuhan sehari-harimah ….dari warung…ngan dibantu, kalau ada kebetuhan agak besar dari menjahit tea…” “Ya …sebenarnyamah…itu kurang…jadi..kurangnya ,saya ingin punya modal besar…..jadi….pribadi abdi lain kuli…lah”
Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:
“Alhamdulillah tercukupi……”
“Sanggat terbantu sekali…….”
78
Berikut ini kutipan dari Ibu Enni, sebagai berikut:
“tercukupi…….walaupun kebutuhan lain saling tarik menarik”
“Alhamdulillah itumah terbantu sekali………”
Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Eriyawati, sebagai berikut:
“Tercukupi…….sih…”
“Terbantu pisan……..”
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara
guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.
Tabel 15. Hasil Wawancara Kesejahteraan
Nama Sub Tanggapan 1. Kesejahteraan
1. Bpk Aop Kebutuhan sehari – hari. Alhamdulillah Bpk Iboh Peningkatan dari tani. Alhamdulillah Bpk Abbas Hanya cukup menyekolahkan, makan, jajan anak – anak. Pemamfaatan modal Bpk Ece Saepuddin Cukup makan, bayar hutang. Alhamdulillah, kemajuan Bpk Ejen Kebutuhan sehari – hari. Bantuan modal Ibu Aan Yansah Untuk anak sekolah. Terbantu Ibu Daria Kebutuhan sehari – hari. Terbantu untuk bayar hutang Bpk Enjang Kebutuhan sehari – hari. Terbantu pemberian modal Ibu Lia Seadanya, budidaya ikan.
79
Merasa terbantu Bpk Yana Suryana Pendapatan cukup. Justru terbantu Ibu Yani Cukup untuk modal, kebutuhan yang lain. Ada peningkatan, tidak pesat Ibu Imas Untuk sekolah. Merasa terbantu Ibu Nining Tercukupi untuk makan. Tercukupi untuk ikan Ibu Adah Orderan, hasil dari ikan tercukupi. Alhamdulillah ke bantu Ibu Yuyu Tercukupi, pemamfaatan modal. Merasa terbantu untuk makan, & tambahan modal Bpk Surya Kadang – kadang nombok, ambil keuntungan. Alhamdulillah Bpk Nu’man Sehari – hari warung, kebutuhan nggak besar. Tambahan modal Ibu Imun Alhamdulillah tercukupi Sanggat terbantu sekali Ibu Erni Eriyawati Tercukupi Terbantu pisan Ibu Enni Tercukupi, walaupun ada kebutuhan lain Alhamdulillah terbantu
Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk
membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.
80
Tabel 16.
Kesejahteraan No Responden
Naik
Turun
Stabil 1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20
X
81
Tabel 17. Kesimpulan Kesejahteraan
Keteranganb
Jumlah
Persen
Naik
14
70 %
Turun
----------
-----------
Tetap
6
30 %
Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 70 % yang berada
dalam posisi meningkat, karena kebutuhan sehari – hari & untuk menyekolahkan
anak – anak mereka masing – masing berikut modal usaha mereka tercukupi, dan
30 % lainnya, termasuk dalam posisi tetap, karena untuk kebutuhan sehari – hari
berikut modal saling tarik menarik, atau bisa dikategorikan cukup dicukup-
cukupii.
2. Pengelolaan Pendapatan
Pengelolan pendapatan, yang penulis deskripsikan adalah pengaturan
keuangan, guna mencukupi kebutuhan – kebutuhan yang dibutuhkan.
Mengelolan pendapatan, ibarat mengelola jantung manusia yang dapat
mengedarkan jantung ke seluruh tubuh manusia, karena bagian itu mampu
menjalankan Fugsinya, demikian juga dengan pengelolaan penghasilan, harus
dikelola sebaik mungkin, maka untuk itu harus disediakan dana yang cukup untuk
menjalankan tugas sebaik – baiknya.45
Dari ukuran ini Penulis memberikan pertannyaan sekitar. Bagaimana
pengelolaan Pendapatan yang dikakukan? Digunakan untuk apa dari Hasil
Pendapatan ?
45. Dr. Ir. Singgih Wibowo, “Pedoman Mengelola Usaha Kecil”, Depok. Edisi revisi
82
Berikut ini kutipan dari Bpk Aop, sebagai berikut:
“Ah….itumah...untuk kebutuhan sehari-hari….kebutuhan anak sakola…..”
“Aya aja….gitu….iya ngaturmag…..untuk anak sekolah…jajanan kitu, kalau ada lagi untuk rumah tangga……”
Berikut ini kutipan dari Bpk Iboh, sebagai berikut:
“Macam– macam sih….kemarin anak sekolah……kamimah alhamdulillah sakolanya udah tamat……, jadi sekarangmah, sekarangmah asup dapur kitu…” “itumah diolahnya jungkir balik yah….lah aya dibalikkeun deui kana tani…eh pisan modal deui, lalu sisanya disimpan seedikit-dikit…”
Berikut ini kutipan dari Bpk Abbas, sebagai berikut:
“Biasa…sakola….ah pan modal deui blak-blakkan balik lagi….gitulah…”
Berikut ini kutipan dari Bpk Ece Saepuddin, sebagai berikut:
“Iya …untuk makan….ah belum ada….kalau cara itumah….sedikit-sedikit we….gitu segitu ngan tiasa ngabantos-bantosmah kanggo bayar hutang saya.. gaduh hutang keneh..sedikit-dikitmah…” “Ah belum ada lebihnya……kalau ada uang besarmah…alhamdulillah, asal dikelola kumaha caranya…..jadi saling tarik antara umpan ikan dan dapur tah hanya itu hungkul segitu….malah saya sisakansedikit…gimana caranya….gitu”
Berikut ini kutipan dari Bpk Ejen, sebagai berikut:
“dibagiterutama…..untuk kebutuhan sehari-hari, diutamakannya ..Keduana untuk pembiayaan……anak –anak sekolah…..kembali lagi untuk menjadi modal…….kalau nggak dimoalkan lagi jadi putus nanti dari usaha……, kalau sisanya ditabunggg….” “hambatannya….pendapatan perbulan…yahhh.., dianggarkan kebutuhan anak sekolah sebulannya berapa…kebutuhan sehari-hari seberapa untuk keperluan cadangan, seandainya ada sakit….ada kendala……naon sabaraha kitu, sisana…ditabungkenen…..”
83
Berikut ini kutipan dari Ibu Aan Yansah, sebagai berikut:
“Untuk anak-anak sekolah….iya….untuk makan……makan seharian……. Sareng untuk biaya anu sekolah udah gitu…” “Disimpan lalu dipeserkeun……..lagi….ah da udah gitu…..nggak pernak di cek we….umimah, tina bonna……muhun nggak pernah dicek…..ha… nya upami belanja segitu aja…..”
Berikut ini kutipan dari Ibu Daria, sebagai berikut:
“penghasilan untuk apa……ah nyaeta…..kadapur we….kalau dekat kedapurmah….kalau nggak cukup….kedapur, meser parabna…..” “Uang nggak ditabungkeun……nggak cukup….ha…..ha….ha….kadapur aja muhun….ha….ha….ha….Iya”
Berikut ini kutipan dari Bpk Enjang, sebagai berikut:
“Uang dari usaha diputar-putarkan lagi……..kana besi…kana lauk keur tambah-tambahan deui modal gitu…..” “Acis tempo-tempomah disimpan….kango resiko….dibelikan deui untuk besi……nabung da mahal sekarangmah….besi na oge…..
Berikut ini kutipan dari Ibu Lia, sebagai berikut:
“Kadang dititipkeun untuk nabung……kadang untuk makan…..kadang untuk makan juga kurang……..untuk ikan resiko…..ha….ha…..” “untuk beli umpannya lagi…..harus di umpan merenan…….nanti telor lagi, nanti ngasih kulian…deui ada untuk nabungmah……dan dapur”
Berikut ini kutipan dari Bpk Yana Suryana, sebagai berikut:
“Digunakan untuk tabungan ….jualan….. dimodalkeun lah….istilahna….”
“dikelolakeunna…..nyaeta…..dimodalkeun….lagi…nya sebagian – sebagian….dimakanlahkana jualan – jualan”
Berikut ini kutipan dari Ibu Yani, sebagai berikut:
“kalau hasil dari pendapatanmah…..ah……maksudnya….untuk resiko…. Gitu, untuk kebutuhan yang lain kedah memadai lah..”
“kalau dari itumah……bapa…..ari….pas-pasan….nggak bisa ngolahnya
84
sayamah nggak bisa ngolahnya…..” Berikut ini kutipan dari Ibu Imas, sebagai berikut:
“Tambah lagi untuk modal…….tambah..lagi untuk sembako….,ada pasarkenenun…..hanya bisa makan”
“saya mah….nggak nabung..ha…ha…..sayamah nyimpan nabung oge… Paling 10.000 an, dari sehari masukan lagi untuk modal, kadang udah dibuka balanja untuk kebutuhan warung….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Nining, sebagai berikut:
“Ya…untuk kebutuhan sehari-hari…..iya untuk makan, jajan….muhun kana Sekolah” “Te tiasa ha….ha….nabung nggak ada lebihnya…muhun kana dapur, kana sangu…”
Berikut ini kutipan dari Ibu Adah, sebagai berikut:
“Cukup untuk makan…..kana modal deui….kalau modalmah….paling utama” “Dibagi-bagi we……iya kalau nabungmah….paling aja sedikit-dikit, lalu untuk disimpan bilamana uang ada aja….ha….ha….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Yuyu, sebagai berikut:
“buat makan atuhhhh…..buat biaya anak sekolah…..buat bayar hutang.. ha….ha….ha…pokokna untuk makan, buat bayar hutang…ha….ha… bayar anak sekolahpokokna untuk kebutuhan sehari – hari” “Yah…pokoknamah…beh rapih mah..pertama kita bikin modal…….udah bikin modal, beli barang ya…..kita pasarkan”
Berikut ini kutipan dari Bpk Surya, sebagai berikut:
“Ah….kana budak sakola….paling oge…kadapur lumpatna….eta kadang kadapur oge nombok we….”
“Ah ….paling-paling kana…..kengeng mayar….hutang kaitu kadiyeu… Kawarung oge hutang mere duit….kawarung heeh”
85
Berikut ini kutipan dari Bpk Nu’man, sebagai berikut:
“Waktu ayenamah……tahun-tahun sekarangmah….musim ayeunamah… Musim ayeunamah…….jiganamah ayeunamah nggak ada lebihnya…..”
“Ya itumah….dikelola ku saya….pribadi aja…….jadi moal…..berikut sareng Istri….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Imun, sebagai berikut:
“Pengelolaan mah diputar aja ………., ada lebihnya di simpan, tapi jarang” “Untuk dapur khususnya…….., anak –anak sekolah jajan…….”
Berikut ini kutipan dari Ibu Enni, sebagai berikut:
“kemana –mana sih……. Ikan….makan….” “Untuk bayar hutang…….dapur,……anak jajanannya gitu….” Berikut ini kutipan dari Ibu Erni Erniyawati, sebagai berikut:
“Pengelolaan ……..diputar-putar” “dapur……., jajanan anak – anak, bayar hutang,…….loba kabutuhanna”
Dari hasil wawancara diatas, penulis menyediakan tabel hasil wawancara
guna memudahkan untuk melihat dan mengamati untuk membacanya.
Tabel 18. Hasil Wawancara Pengelolaan Pendapatan
Nama Sub Tanggapan 2. Pengelolaan Pendapatan
2. Bpk Aop Kebutuhan sehari-hari, anak sekolah. Anak sekolah, jajanan, untuk rumah tangga Bpk Iboh Anak sekolah, untuk dapur Untuk tani, modal & tabung Bpk Abbas Sekolah, modal. Tabungkan, untuk resiko usaha Bpk Ece Saepuddin Untuk makan, bayar hutang.
86
Umpan ikan, dapur Bpk Ejen Kebutuhan sehari –hari, biaya anak- anak sekolah, modal & tabung. Pendapatan perbulan, keperluan cadangan & ditabungkan. Ibu Aan Yansah Anak –anak sekolah, makan. Tabung, beli barang. Ibu Daria Untuk dapur, beli pakan. Hanya dapur. Bpk Enjang Usaha, untuk besi, ikan, tambah modal Untuk resiko, nabung & Modal Ibu Lia Dititipkan untuk Nabung, makan makanan. Beli pakan, gaji pegawai, nabung dan dapur Bpk Yana Suryana Tabungan, jualan & modal. Modal, untuk makan, jualan -jualan Ibu Yani Untuk resiko, kebutuhan lain. Itumah pas-pasan Ibu Imas Modal, sembako, makanan. Ditabung, belanja, untuk warung & Nasi Ibu Nining Kebutuhan sehari-hari, makan, jajanan anak – anak. Untuk dapur & nasi Ibu Adah Untuk makan & modal lagi Untuk nabung & persiapan untuk resiko Ibu Yuyu Untuk makan, biaya anak sekolah,bayar Hutang & makan. Untuk modal, beli barang, jual & pasarkan Bpk Surya Anak sekolah, untuk dapur. Bayar hutang, untuk nabung Bpk Nu’man Waktu & musim sekarang, nggak ada
87
Lebihnya dikelola sendiri. Ibu Imun Pengelolaan diputar aja, dan lebihnya di simpan, tapi jarang Untuk dapur khususnya, anak–anak sekolah jajan. Ibu Ernni Kemana–mana, untuk Ikan dan makan. Untuk bayar hutang, dapur, anak Ibu Erni Eriyawati Pengelolaan diputar. dapur jajanan anak–anak, bayar hutang dan kabutuhanna
Berikut ini, penulis menyediakan tabel, guna memudahkan pembaca untuk
membaca dan menelik dari hasil yang penulis jabarkan.
Tabel 19.
Pengelolaan Pendapatan No Responden Naik Turun Tetap
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
88
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20
X
Tabel 20. Kesimpulan Pengelolaan Pendapatan
Keterangan
Jumlah
Persen
Meningkat
9
45 %
Turun
------------
------------
Tetap
11
55 %
Dari hasil keterangan diatas, secara umum ada sekitar 55 % yang memiliki
pengelolaan Pendapatan yang baik, karena mereka mampu untuk menyisihkan
pendapatan mereka untuk ditabung, dari setiap penghasilannya, guna menutupi
dari setiap Resiko bila datang, atau kerugiannya, dan sekitar 45 % dalam keadaan
tetap karena mereka hanya mampu mengelola pendapatan sehari – hari dan tidak
mampu untuk menabung.
Analisis penulis yang terdiri dari kesimpulan tabel 17 dan 20, tentang
ekonomi usaha Mikro, ialah masyarakat mayoritas telah tercukupi dari kebutuhan
89
sehari–harinya dan dalam pengelolaan pendapatan/penghasilan mayoritas
masyarakat tidak ada kenaikan.
Dan dalam kesimpulan Analisis umum skripsi ini, yang penulis jabarkan
adalah Lembaga Masyarakat Mandiri belum mampu untuk mendapatkan tujuan-
tujuan yang dikehendaki, baik dikehendaki oleh masyarakat warga binaan (mitra)
maupun oleh Lembaga Masyarakat Mandiri.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan cara penelitian kualitatif
deskriprif & Pengumpulan Data mengenai “Pemberdayaan Usaha Mikro melalui
Program Migran Masyarakat Mandiri di Desa Kutasirna Sukabumi - Jawa Barat”,
maka penulis menyimpulkan bahwa ada 3 yang tercakup dalam kesimpulan ini,
yaitu:
1. Pemberdayaan usaha mikro melalui program migran yang telah berjalan
kurang lebih dalam kurun waktu 2 tahun. Masyarakat sudah bisa memetik
hasil yang baik dari usaha yang dijalankan. Akan tetapi dari hasil
pemberdayaan ini belum mencapai dari tujuan yang dikehendaki, karena
pemetik manfaat ini belum bisa dirasakan semua anggota mitra binaan.
2. Sikap Warga binaan terhadap program Masyarakat Mandiri ini ditanggapi
masyarakat dengan sambutan yang amat baik, dalam tujuan pemberdayaan
usaha ekonomi produktif skala mikro, dengan cara memberikan bantuan
modal untuk usaha, yang diberikan pada eks migran ataupun migran, hal
itu dikarnakan masyarakat antusias untuk menjalani kehidupan yang lebih
baik dengan melakukan dan menjalankan program ini.
3. Pemberdayaan ekonomi usaha mikro, yang berdasarkan hasil analisa dari
indikator pengelolaan pendapatan, peningkatan kemampuan untuk usaha
serta penghasilan pendapatan, yaitu sebagian masyarakat sudah mampu
mengelola dari hasil usaha yang sedang dijalankan, dan kebutuhan sehari-
91
hari telah tercukupi, wal hasil penulis simpulkan, tentang penelitian ini
yaitu di Desa Kutasirna Sukabumi - Jawa Barat dalam program migran ini
belum mencapai harapan dari tujuan yang diidamkan.
B. Saran
Didalam program yang sedang berjalan ini, Penulis lebih menelik pada
pemberdayaan ber-Marketing yang baik, yang harus selalu dilatih dan dipraktekan
dan perlu ditingkatkan dalam melakukannya. Karena dalam pemberdayaan pelaku
ekonomi ini, para pekerja ekonomi tidak akan lepas dari Proses ber-Marketing
yang baik, menurut analisis penulis pemberdayaan ekonomi ini lebih mencakup
keseluruhan, karena itu yang dibutuhkan saat ini oleh warga Desa Kutasirna.
92
DAFTAR PUSTAKA
Dr.J.H. Rapar. Th.D.PH. Dr.J.H. Filsafat PolitikAriatoteles. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1993). Cet ke-2.
Kusnadi. Pendidikan keaksaraan; Filosofi, strategi, implementasi, (Jakarta;
DEPDIKNAS, 2005).
Marjono Mahar, “Pandangan Moral dan Etika dalam Perkembangan ilmu
Teknologi, (Jakarta, Rajawali Pers, 1986) cet. ke 1.
Diana, Pencerahan Sosial Negara Berkembang. (Yogya: Gajah Mada University
Press, 1991).
Rahman Fazlur, Etika Pengobatan Islam (Penjelajahan Seorang Neo
Modernisme).
Bandung: Mizan, 1999, cet ke-1.
Bungin Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. Ke -2.
Sitorus Felix.MT, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor: Kelompok
Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998).
Poerwandari Kristi.E, Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:
LPSP3-UI, 1998) Cet ke-1.
Moleong. J.Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2002), Cet. Ke-16.
Machendrawaty Nanih, Pengembangan Masyarakat: Dari Ideologi Strategi
sampai
Tradisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
93
Handoko Hani.T., Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI.
Diana "Perencanaan Sosial Negara Berkembang” (Yogyakarta, Gajah Mada
University Press, 1999)
Rukminto Adi Isbandi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001)
cet ke-1
Rukminto Adi Isbandi, "Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial:
Dasar – Dasar Pemikiran", (Jakarta, Rajawali Press, 1994)
Suharto Edi, Membengun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung; Refika
Aditama, 2005)
Sumodiningrat Gunawan, “Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat”, (Jakarta, PT. Bina Rena Pariwara), cet. 2.
Syafe’I Ahmad Agus, “Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam”.
(Bandung:
Gerbang masyarakat baru, 2001)
RS Syamsudin, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Da’wah
Islam, (Bandung: KP. HADID,1999)
Wahyu Istiono Y., “kamus Popular Bahasa Indonesia”, PT. Karisma
Nangol Ronald, “Pemberdayaan di era Ekonomi Pengetahuan”,Grasindo.
Jakarta.
http://www.bappenas.go.id.
Msi .SE Asrin, Ikhwan,.”Pemberdayaan KUKM Berbasis Kemitraan”. Jurnal
KUKM Edisi September 2007.
94
T.H Tambunan Tulus. “Usaha Kecil Indonesia”. ISBRC – PUPUK. Jakarta. Cet -
1
Profil Desa/ Kelurahan Kutasirna, Kabupaten Sukabumi 2006 - 2007
B. Hurlock Elizabeth, Psikologi Perkembangan, (Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan), (Jakarta; Erlangga, Anggota IKAPI, 1980), Edisi-5.
Wibowo Singgih.Dr. Ir., “Pedoman Mengelola Usaha Kecil”, Depok.