i PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Pada Komunitas Artcans) Oleh MUHAMMAD FADHIL FADHURRAHMAN Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
62
Embed
PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISMEDI BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus Pada Komunitas Artcans)
OlehMUHAMMAD FADHIL FADHURRAHMAN
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
EMPOWERMENT OF YOUTH VANDALISM PLAYERSIN BANDAR LAMPUNG
(Case Studies on Artcans Communities)
byMuhammad Fadhil Fadhurrahman
Abstrack
This study aims to find out how to increase the enthusiasm of youngvandalism perpetrators in creativity in the field of painting and to find out how toempower youth vandalism in Bandar Lampung. This research was conducted atthe Bandar Lampung Art Cans community. The informants in this study consistedof 3 general public members and 3 members of the Artcans community. Thisstudy uses a qualitative approach. The data used is primary data through interviewtechniques and secondary data through photo documentation.
The results of this study are efforts made to improve the spirit ofvandalized youth, namely, first, participating actively in painting communities inBandar Lampung. Secondly, often exchanging ideas or making work withpainting activists. Third, take part in various painting competitions in BandarLampung or other. Fourth, doing mural or graffity activities together withinteresting content and adding to the beauty of the environment. Efforts toempower vandalized youth by the Art Cans community have the following stages:first, second, the group formation stage. Third, the identification stage. Fourth, theplanning phase of the activity, Fifth, the implementation phase.
Keywords: Vandalism, Painting, Empowerment
iii
PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISMEDI BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus pada Komunitas Artcans)
olehMuhammad Fadhil Fadhurrahman
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkansemangat pemuda pelaku vandalisme dalam berkreatifitas di bidang seni lukisserta untuk mengetahui cara pemberdayaan pemuda pelaku vandalisme diBandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada komunitas Art Cans BandarLampung. Informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat umum yangberjumlah 3 orang dan anggota komunitas Artcans 3 orang. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berupa data primermelalui teknik wawancara dan data sekunder melalui dokumentasi poto.
Hasil penelitian ini adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkansemangat pemuda pelaku vandalis yaitu pertama, ikut serta aktif dalamkomunitas-komunitas seni lukis yang ada di Bandar Lampung. Kedua, seringbertukar pikiran atau membuat karya bersama para penggiat seni lukis. Ketiga,mengikuti berbagai kompetisi seni lukis yang ada di Bandar Lampung ataulainnya. Keempat, melakukan kegiatan mural atau graffity bersama dengankonten yang menarik dan menambah keindahan lingkungan. Upayapemberdayaan pemuda pelaku vandalis oleh komunitas Art Cans mempunyaitahap-tahp berikut yaitu pertama.. Kedua, tahap pembentukan kelompok.Ketiga, tahap identifikasi. Keempat, tahap merencanakan kegiatan, Kelima,tahap implementasi.
Kata kunci: Vandalisme, Seni Lukis, Pemberdayaan
vii
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Fadhil Fadhurrahman, dilahirkan pada tanggal 06
September 1996 di Jakarta. Anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti Fathonah.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh yaitu: TK Qurrota
a’ayun Bandar Lampung pada 2001, SD Negeri 2 Labuhan
Ratu pada 2002, SMP Negeri 22 Bandar Lampung pada 2008, SMA Al-Kautsar
pada 2011 dan Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Sosiologi pada 2014.
Penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik melalui penerimaan mahasiswa jalur ujian mandiri. Pada periode
pertama Juli sampai dengan Agustus 2017 (selama 40 hari), penulis mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Kecamatan Sidomulyo,
Kabupaten Lampung Selatan. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi kepala
bidang minat bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Selain itu, penulis
merintis sebuah usaha kreatif di bidang seni lukis yang dinamai Haluskasar.
viii
MOTTO
“Dunia sementara, Akhirat selamanya”
“Hati dengki akan menderita di dunia dan akhirat”
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,skripsi ini Saya persembahkan kepada:
Ayah dan Ibuku TercintaBapak Muhammad Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti F
Istriku TercintaOktiana Sari
Dosen Pembimbing dan Dosen PembahasBapak Drs. Abdul Syani, M.IP dan Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M.Si
Kawan-kawan SeperjuangankuSosiologi 2014
AlmamaterkuKeluarga Besar Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Lampung
Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hinggasampai tahap sekarang ini
x
Terimakasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,
Aamiin
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain
atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.
Skripsi ini berjudul “Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme di Bandar
Lampung (Studi Kasus Pada Komunitas Artcans)” merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,
kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada :
xi
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
2. Kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayah Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti
F. Terimakasih banyak atas cinta, kasih, dan sayang yang tak terhingga
untukku. Terimakasih untuk nasihat, bimbingan, dukungan, serta doa yang
selalu kalian panjatkan demi kelancaran segala urusanku. Maafkan Fadhil
yang belum bisa membalas budi baik kalian dan juga masih sering
membantah serta merepotkan. Semoga kelak kita berkumpul di Jannah-
Nya. Aamiin
3. Kepada Adikku Qonita Salsabila, terima kasih banyak atas dukungannya.
Semoga menjadi wanita yang shalehah, berbakti kepada orang tua dan
Allah selalu memberkahimu. Aamiin
4. Kepada Istriku tersayang, adinda Oktiana Sari. Terima kasih sudah selalu
setia menemani serta memberikan saran dan dukungan dalam pengerjaan
skripsi ini. Terima kasih sudah menjadi penyemangat di hari-hariku.
Semoga cinta kita terus tumbuh hingga surga-Nya nanti. Aamiin
5. Kepada Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Terimakasih pak sudah
menyetujui outline yang penulis ajukan sebagai tonggak awal bagi penulis
dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos.,M.A. selaku Sekretaris Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
xii
Terimakasih sudah mendukung dan memperlancar proses penyelesaian
skripsi saya.
7. Kepada Bapak Teuku Fahmi, S.Sos, M.Krim selaku pembimbing
akademik. Terima kasih yang telah bersedia membimbing saya dari awal
hingga akhir perkuliahan. Terima kasih atas nasehat dan saran yang telah
bapak berikan kepada saya.
8. Kepada bapak Drs. Abdul Syani, M.IP selaku dosen dan pembimbing
skripsi ini. Terima kasih telah dengan sabar membimbing saya hingga
akhir proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan
keberkahan kepada bapak dan keluarga. Aamiin
9. Kepada ibu Dra, Yuni Ratnasari, M.Si selaku dosen pembahas dalam
skripsi ini. Terima kasih atas ketersediaan ibu dalam memberikan saran
dan masukan serta membimbing saya dalam proses penyelesaian skripsi
ini. Semoga Allah selalu memberkahi kehidupan ibu. Aamiin
10. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung. Terima kasih banyak atas ilmu yang
telah disampaikan kepada Peneliti. Semoga menjadi amal jariyah untuk
Bapak dan Ibu. Aamiin.
11. Kepada staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung. Terima kasih banyak sudah memperlancar dan
mendukung segala proses penyelesaian skripsi saya. Semoga Allah
menghadiahkan pahala berlipat bagi kerja kerasnya. Aamiin
12. Kepada Abang dan Mba Sosiologi. Terimakasih atas kritik dan saran
selama ini. Sukses selalu untuk kita semua. Aamiin.
xiii
13. Kepada teman-teman Sosiologi 2014 yang senantiasa berjuang bersama
selama empat tahun ini. Terima kasih atas solidaritas dan kepeduliannya.
Semoga kita bisa menjadi sarjana yang bermanfaat bagi masyarakat.
Aamiin
14. Kepada teman-teman Sosiologi 2015, 2016, 2017 dan yang akan datang,
sukses selalu untuk kita semua. Aamiin.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu skripsi ini, semoga Allah
membalas kebaikan kalian, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan
bagi para pembaca serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang akan
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan tentang Pemberdayaan Pemuda ......................................... 7
B. Kajian tentang Seni Lukis ................................................................. 181. Seni ............................................................................................... 192. Lukis ............................................................................................. 20
C. Kajian tentang Pelaku Vandalisme ................................................... 20D. Kesimpulan Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme ................. 22E. Kerangka Pikir .................................................................................. 22F. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 25
III. METODE PENELITIANA. Tipe Penelitian .................................................................................. 26B. Wilayah Penelitian ............................................................................ 26C. Fokus Penelitian dan Urgensi Penelitian .......................................... 27D. Sumber Data ...................................................................................... 28
xv
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28F. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 30
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Gambaran Umum Komunitas Artcans .............................................. 32B. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Artcans ............................... 39
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Profil Informan................................................................................... 41B. Pemahaman Mengenai Vandalisme .................................................. 47
1. Pemahaman mengenai Vandalisme .............................................. 472. Penyebab Melakukan Vandalisme ............................................... 493. Pembahasan .................................................................................. 51
C. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ......... 521. Potensi Seni Lukis di Bandar Lampung ....................................... 522. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ..... 543. Pembahasan .................................................................................. 58
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan tentang Pemberdayaan Pemuda ......................................... 7
B. Kajian tentang Seni Lukis ................................................................. 181. Seni ............................................................................................... 192. Lukis ............................................................................................. 20
C. Kajian tentang Pelaku Vandalisme .................................................... 20D. Kesimpulan Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme ................. 22E. Kerangka Pikir .................................................................................. 22F. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 25
III. METODE PENELITIANA. Tipe Penelitian .................................................................................. 26B. Wilayah Penelitian ............................................................................ 26C. Fokus Penelitian dan Urgensi Penelitian .......................................... 27D. Sumber Data ...................................................................................... 28
xiv
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28F. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 30
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Gambaran Umum Komunitas Artcans .............................................. 32B. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Artcans................................ 38
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Profil Informan................................................................................... 43B. Pemahaman Mengenai Vandalisme .................................................. 46
1. Pemahaman mengenai Vandalisme .............................................. 462. Penyebab Melakukan Vandalisme ................................................ 483. Pembahasan .................................................................................. 50
C. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme .......... 511. Potensi Seni Lukis di Bandar Lampung ....................................... 512. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ..... 533. Pembahasan .................................................................................. 57
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang ilmiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Menurut Suharsimi A (1998:209) mendefinisikan metode kualitatif yaitu
pendekatan dengan cara memandang objek penelitian sebagai suatu sistem,
artinya objek kajian dilihat dari satuan yang terdiri dari unsur yang saling
terkait dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada.
B. Wilayah penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bandar Lampung. Alasan mengapa penelitian
dilakukan di Bandar Lampung ialah karena peneliti melihat ada banyaknya
di lingkungan umum hasil dari coret-coret pemuda pada bangunan umum di
Bandar Lampung atau lebih dikenal dengan aksi vandalisme, namun aksi
vandalisme ini tak lepas dari potensi pemuda pada dunia kreatif yakni seni
lukis. Pasti ada landasan mengapa para pemuda memilih melakukan aksi
mencoret bangunan umum tersebut. Pengamatan sementara yang dilakukan
oleh peneliti ada kemungkinan pemuda yang melakukan aksi vandalisme
disebabkan karena tidak memiliki modal, tempat berkarya, atau bahkan
27
karena tak ada dukungan dari pemerintah untuk pemuda kreatif. Oleh karena
itu peneliti merasakan adanya daya tarik dari permasalahan ini agar
kedepannya pemuda kreatif di Bandar Lampung dapat dengan baik
menyalurkan hobi dan kreatifitasnya sehingga dapat membantu
pembangunan daerah.
C. Fokus Penelitian & Urgensi Penelitian
Fokus penelitian dilakukan kepada kelompok komunitas yang memiliki
potensi dalam berkarya seni gambar terhadap pemuda di Bandar Lampung
yang terindikasi melakukan aksi corat-coret bangunan umum atau aksi
vandalisme. Fokus kelompok yang terkait dilakukan salah pada kelompok
pemuda komunitas Artcans. Kelompok ini berbasis seni lukis graffity dan
beberapa kegiatan kreatif lain, pada beberapa anggota sebelum bergabung
dalam komunitas ini sering melakukan aksi vandalisme namun setelah
bergabung bersama komunita, kegiatan vandalisme mulai dihilangkan
dengan mengarah bagaimana cara untuk membuat atau melakukan kegiatan
yang lebih bermanfaat.
Nazir ( 1988:73) menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau
beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Fokus juga merupakan
batasan masalah dalam penelitian kualitatif, yang berisi pokok masalah yang
bersifat umum dan masih bersifat sementara, serta dapat berkembang atau
berubah setelah peneliti turun ke lapangan. Fokus penelitian juga membantu
untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan
28
menunjang peranan penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya
penelitian.
Fokus penelitian terkait pada upaya mengangkat semangat pemuda pelaku
vandalisme di Bandar Lampung dan memberdayakan pemuda pelaku
vandalisme di Bandar Lampung oleh komunitas Artcans.
D. Sumber data
a. Data Primer
Data primer merupakan data data yang diperoleh langsung dari
narasumber. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan
dan wawancara peneliti dengan pemuda pelaku yang ada di Bandar
Lampung.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain dari
narasumber. Data yang berupa dokumentasi dan notulensi penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan kepada pemuda yang giat dalam
kerajinan seni lukis di Bandar Lampung, untuk mengetahui lebih dalam
apa menjadi persoalan yang mereka hadapi sebagai seorang yang bergelut
di dalam seni lukis.
29
Menurut Taylor (1984:77) Wawancara mendalam yaitu suatu wawancara
tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami informasi
dari seorang informan. Karena pewawancara perlu mendalami informasi
dari seorang informan. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara
dengan pihak-pihak yang terkait upaya pemberdayaan pemuda melalui
seni lukis.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat umum dan pelaku.
Informan masyarakat umum sebagai masyarakat biasa yang sedikit banyak
memperhatikan tentang vandalisme dan karya seni lukis diambil secara
accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih
informan berdasarkan kedekatan dan aksesibilitas yang mudah dengan
peneliti. Sedangkan teknik pengambilan informan pelaku menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria
1. Merupakan anggota komunitas Artcans
2. Pelaku vandalisme
b. Observasi
Pengamatan dilakukan secara langsung di lingkungan tempat biasa para
pemuda berkumpul melukis agar mengetahui kondisi perubahan sejak awal
dilakukan penelitian.
Menurut Hadi (dalam Sugiyono 2013:203) obsevasi merupakan suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang penting adalah proses pengamatan dan ingatan. Pengamatan
30
dilakukan sejak awal penelitian dengan mengamati keadaan yang terjadi di
lingkungan.
c. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya
memperoleh data gambar. Dokumentasi ini sangat penting untuk menjadi
acuan melihat kondisi yang ada sebagai mengamati perubahan sejak awal
penelitian ini dilakukan hingga penetian ini berhasil.
F. Analisis Data Kualitatif
Nazir (1988:211) menyatakan bahwa analisis data merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam
penelitian kualitatif meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan aktivitas yang dilakukan peneliti setelah melakukan
pengumpuan data dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, menemukan tema dan polanya.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
dan keleluasaan serta kedalaman wawasan.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian.
Penyajian dilakukan pada data yang telah direduksi dalam bentuk teks
31
naratif. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil temuan
dalam wawancara terhadap informan dan menyertakan dokumen sebagai
penunjang data.
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian kualitatif tidak selalu dapat
menjawab masalah yang dirumuskan sejak awal. Hal tersebut disebabkan
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan dapat berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan melalui pengambilan
intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi,
wawancara, serta dokumentasi hasil penelitian.
32
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Komunitas Artcans
1. Sejarah Terbentuknya Artcans
Artcans awal terbentuk 31 oktober 2010. Kelompok ini berawal dari
kesamaan hobi antara Dwina dan Dasa yang sama sama menyukai dunia
gambar, pada saat itu berstatus sebagai siswa di SMA 7 Bandar Lampung.
Dasa adalah orang yang mengawali tercetusnya sebuah kelompok penggiat
seni menggambar yang pada awalnya bernama hallowen yang beranggotakan
lima orang. Kemudian dalam jarak retan waktu beberapa bulan mulai banyak
mendapat saran dan masukan dari salah seorang penggiat seni lukis graffity di
Lampung untuk merubah nama agar lebih singkat dan enak di dengar. Dasa
dan kawan kawan menyetujui masukan yang diterima dan dari berbagai
pertimbangan akhirnya terbentuklah nama Artcans.
Pada awal 2011 komunitas Artcans mulai mencoba mengikuti kompetisi
graffity di berbagai kompetisi. Kompetisi pertama yang diikuti yaitu
kompetisi graffity yang di selenggarakan oleh Yayasan Al-Kautsar. Setelah
cukup eksis mengikuti kompetisi dan kegiatan di sekolah-sekolah, pada
akhirnya komunitas ini mengajukan untuk membentuk sebuah ekstrakulikuler
baru yang berlandaskan keinginan membentuk wadah belajar design dan
33
menggambar di SMA 7 Bandar Lampung. Tujuan dari dibentuknya
ekstrakulikuler di sekolah adalah untuk merangkul dan mewadahi para siswa
yang memiliki keinginan dan ketertarikan dalam hal seni menggambar
dengan harapan memperluas eksistensi seni menggambar di kalangan pemuda
khususnya di Bandar Lampung. Namun dikarenakan ketika itu Komunitas
Artcans adalah komunitas yang baru terbentuk maka Dasa dan Dwina
memilih untuk memulai mengembangkan potensi kreatif melalui lingkup
yang lebih kecil.
Setelah Dasa dan Dwina melakukan pengajuan pengadaan ekstrakulikuler
akhirnya disetujui oleh pihak sekolah dengan mengeluarkan SK pada bulan
agustus 2011. Ekstrakulikuler ini bernama desain grafis yang dibuat untuk
mengajak siswa yang tertarik dan memiliki hobi dalam dunia seni
menggambar belajar mengetahui dasar dasar dalam seni menggambar.
Anggota Artcans bergabung di dalam pengurus ekstrakulikuler tersebut
dengan status sebagai pengajar. Kemudian sejak saat itu Artcans mulai
berkembang di sekolah dan diikuti oleh bukan hanya laki-laki namun juga
para wanita.
Untuk tempat berdiskusi tidak menetap, namun hingga saat ini komunitas
Artcans masih terus aktif dalam mengelola ekstrakulikuler yang dibentuk
yaitu di SMA N 7 Bandar Lampung atau pada beberapa kesempatan mereka
berkumpul di rumah salah satu pengurus yaitu Septian di daerah Way Halim
dikarenakan alasan tempat yang paling strategis.
34
Bagi anggota Artcans komunitas ini bukan sekedar sebuah kumpulan namun
juga dibentuk karena untuk menjalin hubungan yang baik antar penggiat seni
lukis dan sebagai bentuk keluarga bagi para pelukis yang ingin menyalurkan
hobinya. Dalam hal ini, Dasa adalah salah satu penggerak dari Artcans dalam
melaksanakan setiap kegiatan, atau bisa disebut sebagai kepala keluarga.
Selain graffity Artcans mempunyai berbagai macam kegiatan yaitu mural,
lukis sepatu. Bagi anggota Artcans setiap kegiatan yang mereka lakukan
adalah murni karena hobi dan kesamaan keinginan untuk memberdayakan
serta menjalin hubungan bersama sesama penggiat seni lukis yang ada di
Bandar Lampung.
Namun karena mengalami proses pekembangan, mereka para anggota lebih
banyak tergerak pada kegiatan berkarya yang menghasilkan. Menghasilkan
yang dimaksud adalah dalam bentuk uang oleh berbagai orang yang
menggunakan potensi seni lukis yang dimiliki oleh anggota kelompok
sebagai bahan: dekorasi ruang, pembuatan design dan bentuk kreatifitas seni
lukis lainnya yang beragam.
Selain itu anggota mulai meninggalkan kebiasaan vandalisme tersebut dan
mengajak anggota lain untuk lebih mencari kegiatan berkarya yang
menghasilkan dan berdampak positif.
35
2. Visi dan Misi Artcans
1) Visi
a. Menyalurkan hobi seni lukis
Visi utama kelompok Artcans adalah menyalurkan hobi sebagai tujuan
untuk melatih kemapuan sesama penggiat seni lukis dalam kelompok.
Tujuan ini tidak hanya tertuju pada anggota Artcans namun juga membuka
kesempatan bagi masyarakat lain yang tertarik untuk bergabung dan
menyalurkan hobi bersama-sama.
b. Menjaga eksistensis seni lukis di Lampung
Dibentuknya kelompok penggiat seni lukis seperti Artcans di Bandar
Lampung ini memiliki tujuan agar mampu menjaga eksistensi para
penggiat seni lukis di Bandar Lampung, agar karya seni lukis tidak redup
dan terus di minati sebagai suatu potensi yang dimiliki anak muda. Sebab
Artcans yakin bahwa banyak pemuda di Bandar Lampung yang memiliki
ketertarikan dan potensi dalam dunia kreatif dan menggambar hanya saja
kurangnya fasilitas membuat para pemuda kurang dalam motivasi tersebut.
Oleh karena itu sangat penting bagi Artcans bentuk dari kelompok seperti
ini sebagai alat bantu wadah bagi pemuda yang ingin sharing ilmu terkait
dunia seni lukis.
c. Memberdayakan potensi muda
Salah satu upaya kelompok Artcans dalam mengelola potensi kreatif dari
seni lukis ini yaitu membentuk ektrakulikuler di SMA 7 Bandar Lampung.
Ekstrakulikuler yang dibentuk ditujukan bagi siswa yang memiliki minat
36
dan keinginan terhadap karya seni lukis, dengan tujuan mengembangkan
potensi seni lukis bagi siswa di SMA 7 Bandar Lampung.
Namun upaya memberdayakan tidak hanya dilakukan dengan cara
membentuk kelompok dalam sekolah seperti ekstrakulikuler tapi juga
dengan tetap fokus mengembangkan kelompok Artcans sebagai sarana
umum bagi masyarakat yang tertarik bergabung untuk berbagi ilmu seni
lukis dan juga ingin mengembangkan postensi seni lukis yang dimiliki.
Kelompok Artcans juga tidak lepas terhadap siswa SMA 7 Bandar
Lampung yang telah bergabung dengan ekstrakulikuler di sekolah agar
tetap bisa bergabung dengan kelompok Artcans setelah para siswa yang
ikut dalam ekstrakulikuler lulus dari SMA 7 Bandar Lampung.
2) Misi
a. Mengembangkan potensi seni lukis di Lampung khususnya kota
Bandar Lampung
Membentuk suatu kelompok dengan basic seni lukis adalah upaya
menyatukan pemuda dalam minat dan hobi yang sama yaitu melukis dan
yang seragam dengan melukis. Melukis identik dengan pelaku lukis yang
disebut dengan seniman. Pelukis atau seniman di Bandar Lampung
bukanlah tidak ada namun yang dirasakan oleh kelompok ini adalah
perlunya kelompok muda yang memberi pergerakan dalam dunia seni
lukis di Bandar Lampung.
Artcans membentuk kelompok seniman muda ini dengan tujuan
mengembangkan potensi aliran seni lukis yang ada pada diri pemuda di
37
Bandar Lampung. Hal tersebut diupayakan salah satunya dengan membuat
sebuah kelompok ekstrakulikuler dalam sekolah menengah atas di Bandar
Lampung yang bertujuan menjaring semangat muda bagi siswa yang
memiliki hobi dan keinginan dalam dunia seni lukis dan seragam
dengannya.
Hal lain yang diupayakan dalam sebuah pemberdayaan adalah dengan
mengajak teman teman pada lingkungan umum masyarakat di Bandar
Lampung untuk ikut terlibat dalam kegiatan kelompok Artcans dalam
berseni lukis. Kegiatan mengajak yang dimaksudkan adalah mengajak
orang lain untuk bergabung dalam kelompok apabila merasa ada hobi dan
keinginan yang sama dalam dunia seni lukis dan juga setiap kali kelompok
Artcans mengadakan kegiatan selalu berupaya mengajak pemuda di
Bandar Lampung untuk ikut serta dalam kegiatan.
Dalam kegiatan tersebut tentu kelompok ini tidak hanya mengajak namun
juga saling berbagi ilmu mengenai seni lukis guna memberdayagunakan
potensi pemuda yang ada di Bandar Lampung.
b. Mempererat rasa kekeluargaan antar pelukis
Kelompok Artcans juga memiliki misi menjaga persaudaraan antar teman
dan pemuda yang memiliki hobi dan keinginan yang sama. Bagi kelompok
ini setiap kegiatan yang dilakukan oleh Artcans bukan hanya sekedar
penyaluran hobi dan upaya memberdayakan potensi saja, namun juga
menguatkan upaya untuk menjalin hubungan dengan orang lain baik
dalamkelompok maupun dengan kelompok lain.
38
Bentuk mempererat rasa kekeluargaan yang diupayakan seperti
mengadakan kegiatan yang mengajak pemuda di Bandar Lampung yang
memiliki hobi yang sama atau bahkan mengajak kelompok lain untuk ikut
serta dalam kegiatan. Namun tidak hanya itu, bentuk dari setiap pertemuan
dalam kegiatan melukis bersama tentu akan terjalin hubungan dan
komunikasi dikarenakan dalam sebuah kegiatan mereka akan saling
berkarya dan berbagi ilmu yang dimiliki masing – masing individu atau
kelompok. Hal tersebut adalah bentuk dari upaya mempererat rasa
persaudaraan dan kekeluargaan.
c. Regenerasi penerus seni lukis di Lampung
Hal yang sangat penting bagi kelompok Artcans dalam mebentuk
kelompok adalah mencari bibit baru dalam diri pemuda yang ada di
Bandar Lampung yaitu yang memiliki hobi, bakat dan keinginan kuat
dalam dunia seni lukis.
Kelompok Artcans menyadari bahwa ilmu seni lukis yang dimiliki harus
ditularkan bagi pemuda yang lain, agar terwujud visi dan kelompok.
Upaya yang dilakukan adalah memberdayakan anggota agar maksimal
dalam mewujudkan visi dan misi kelompok yaitu pemberdayaan pemuda
penggiat seni lukis yang pernah menggeluti aksi vandalisme kemudian
juga memberdayakan potensi pemuda dengan membentuk ekstrakulikuler
di SMA 7 Bandar Lampung.
39
B. Gambaran umum kegiatan Artcans
1. Graffity
Graffity adalah seni melukis menggunakan cat semprot yang umumnya
diekspresikan pada media dinding daln beton-beton jalan raya. Serupa dengan
definisi graffity, kelompok Artcans melakukan kegiatan graffity dengan
meekspresikannya pada dinding jalan di Bandar Lampung, tak jarang di
ekspresikan pada jalan sempit atau gang kecil. Umumnya graffity adalah seni
melukis tulisan yang abstrak tak jarang yang memahi isi dari karya graffity
adalah pelaku nya sendiri.
Kelompok Artcans dalam mengekspresikan karya graffity dilakukan dalam
beragam kegiatan, selain menggambar liar pada dinding jalan umum di kota
Bandar Lampung, tidak jarang pula seni lukis graffity dilakukan pada acara
atau kompetisi graffity yang diadakan oleh event tertentu di Bandar Lampung.
Tidak jarang juga ada masyarakat umum yang berminat menghias dinding
ruangan dengan memanfaatkan jasa dari keahlian pelaku graffity dalam
anggota Artcans.
2. Mural
Pada umumnya mural tidak jauh berbeda dengan seni lukis graffity namun
yang membedakannya adalah mengenai alat yang digunakan. Bila graffity
lebih mengutamakan seni menggambar menggunakan cat semprot maka
mural adalah seni lukis yang mengutamakan menggunakan alat sejenis kuas.
40
Kemudian selain itu, mural ditujukan sebagai sarana dalam mengekpresikan
dalam mengkritik dan sesuatu. Misal mural sebagai menyampaikan pesan dan
kritik terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat
atau lebih spesifik terhadap saran mengkritik pemerintah, memberi himbauan
akan kepedulian lingkungan dan segala bentuk pesan yang mengarah pada
suatu permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Namun pada perkembangannya saat ini mural banyak digunakan sebagai
sarana dekorasi pada ruangan. Banyak ragam jenis ruangan yang ternyata bisa
memanfaatkan sebuah karya seni lukis mural sebagai bahan dekorasi guna
mempercantik kondisi dinding, misalnya kafe, restoran, butik, toko kue,
pangkas rambut bahkan taman dan rumah sebagai dekorasi ruang keluarga.
Hal ini membuat anggota dari kelompok Artcans mulai mencoba peluang ini
sebagai upaya yang baik dalam menyalurkan seni lukis dengan cara yang baik
dan juga sebuah upaya dalam memberdayakan potensi yang dimiliki pemuda
kreatif di Bandar Lampung untuk menyalurkan kemampuan dan bakatnya
dalam dunia seni lukis.
3. Melukis sepatu dan jaket
Perkembangan dalam dunia seni lukis juga membuat banyaknya ide dalam
memperluas fungsi dari sebuah potensi yang dimiliki dalam hal ini khususnya
pemuda kreatif yang ada di Bandar Lampung. Selain graffity dan mural
kegiatan lain yang diupayakan oleh anggota Artcans dalam menyalurkan hobi
seni lukis yaitu menyalurkan hobi pada media lain seperti sepatu dan jaket.
41
Upaya yang dilakukan oleh anggota Artcans ini baik bagi meningkatkan
upaya pemberdayaan pemuda kreatif yang ada di Bandar Lampung dan juga
membuka sebuah peluang usaha khususnya dalam dunia seni lukis di Bandar
Lampung.
72
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan semangat pemuda pelaku
vandalis yaitu pertama, ikut serta aktif dalam komunitas-komunitas seni
lukis yang ada di Bandar Lampung. Kedua, sering bertukar pikiran atau
membuat karya bersama para penggiat seni lukis. Ketiga, mengikuti
berbagai kompetisi seni lukis yang ada di Bandar Lampung atau lainnya.
Keempat, melakukan kegiatan mural atau graffity bersama dengan konten
yang menarik dan menambah keindahan lingkungan.
2. Upaya pemberdayaan pemuda pelaku vandalis oleh komunitas Artcans
mempunyai tahap-tahp berikut yaitu pertama, tahap perkenalan yaitu
saling bernunjukkan hasil karya guna menggali potensi dan menumbuhkan
semangat berkarya. Kedua, tahap pembentukan kelompok, pembentukan
kelompok ini diwadahi oleh komunitas Artcans sehingga setiap anggota
bisa merasakan manfaatnya. Ketiga, tahap identifikasi masalah yaitu tahap
untuk mengetahui kondisi permasalahan lingkungan atau setiap anggota
guna meningkatkan potensi seni lukisnya. Keempat, tahap merencanakan
kegiatan, yaitu sebagai salah satu upaya penyelesaian masalah yang ada
dalam komunitas tersebut. Kelima, tahap implementasi yaitu pelaksanaan
73
kegiatan, dari kegiatan yang rutin dilaksanakan maka potensi dan bakat
para anggota komunitas Artcans lebih terasah dan bisa menghasilkan
inovasi baru dalam berkarya.
B. Saran
Berikut saran dalam penelitian ini:
1. Untuk komunitas agar bisa lebih mengembangkan lagi program
pemberdayaan sehingga bisa ditiru pada komunitas-komunitas yang lain
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa bisa
meneruskan penelitian ini dengan mengukur tingkat keberhasilan
pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas.
74
DAFTAR PUSTAKA
Adimihardja, Kusnaka. 2008. Dinamika Budaya Lokal. Bandung: CV. IndraPrahasta bersama Pusat Kajian LBPB.
Agus T. ,Sunit. 2008. Pemberdayaan Komunitas Terpencil di Provinsi NTTYogyakarta: B2P3KS Press.
Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.Yogyakarta: Gava Media.
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (PerubahanSosial Melalui Pembelajaran Vocational Skills Pada KeluargaNelayan). Bandung : Alfabeta.
A.M.W. Pranarka dan Vidhandika Moeljarto. 1996. “Pemberdayaan(Empowerment)”, dalam Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka (eds).
Kamil, Mustofa. 2011. Pendidikan Non formal Pengembangan Melalui PusatKegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (SebuahPembelajaran Dari Komikan Di Jepang). Bandung: Alfabeta.
Mulyana, Deddy 2011. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung: Rosda Karya
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Poerwadarminta, W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PNBalai Pustaka.
Soedarso, Sp. 1990. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sarana.
Sumaatmadja, Nursid. 2008. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu PengetahuanSosial. Karunika Universitas Terbuka. Jakarta.
Totok M dan Poerwoko S. 2013. Pemberdayaan Masyarakat (DalamPerspektif Kebijakan Publik). Bandung: Alfabeta.
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta:Kencana.
75
Skripsi
Junior, Kamun. 2013. Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan dalam RangkaPelayanan Masyarakat.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/view/1124.Manado.
Natanael Simanjuntak, 2012. Kemunculan Vandalisme dan Seni Grafiti diRuang Bawah Jalan Layang. Depok: Skripsi Fakultas Teknik UI.
Jurnal
Widiastuti, Wahyu. 2010. Strategi Peningkatan Kepedulian MahasiswaTerhadap Fasilitas Belajar Mengajar. AKSES Vol 7 No 2