PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MTS. DA’IL KHAIRAAT KALIDERES JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Uum Durratun Najah NIM 1113018200021 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
152
Embed
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Uum Durratun Najah (1113018200021). “Pembentukan Karakter
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI
KEGIATAN PRAMUKA DI MTS. DA’IL KHAIRAAT
KALIDERES JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Disusun Oleh:
Uum Durratun Najah
NIM 1113018200021
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Uum Durratun Najah (1113018200021). “Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat”. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter siswa
melalui kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis
data berupa angket, observasi, wawancara dan studi dokumen. Sumber data dari
penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala
bidang kurikulum, pembina OSIS, pembina pramuka, wali kelas, guru, dan siswa.
Lokasi penelitian bertemat di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka dalam membentuk
karakter siswa di MTs. Da’il Khairaat, telah mampu mengantarkan siswa menjadi
pribadi yang memiliki karakter religius, mandiri, gotong royong, integritas dan
nasionalisme. Namun masih terdapat kendala seperti jarak tempuh siswa,
lapangan yang kurang memadai, dan kurangnya pembina pramuka. Berdasarkan
temuan-temuan tersebut, disarankan kepada Kepala Sekolah memperbaharui
sarana dan prasarana yang sudah ada dan menambahkan pembina pramuka agar
kegiatan pramuka dapat berjalan lebih optimal. Selain itu dibutuhkannya kerja
sama antar guru, wali murid dan pembina pramuka untuk selalu memberikan
dukungan dan pendampingan kepada siswa.
Kata Kunci : Karakter Siswa, Kegiatan Pramuka
ii
ABSTRACT
Uum Durratun Najah (1113018200021). “Student Characters Building
Through Scout Activities at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta”.
Thesis, Department of Management Education Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020
This research aims to describe student’s character by scout activities. This
research was conducted using a qualitative approuch with descriptive methods
through data analysis in the form of questionnaire, observation, interviews and
study of documents. Sources of data from this study are the principal, deputy head
of student affairs, deputy head of curriculum, student council adviser,
scoutmaster, homeroom teacher, teacher and students. The location of the study
was at MTs. Da’il Khairaat Kalideres West Jakarta.
The results of research showed that scout activities in building student’s
character of MTs. Da’il Khairaat, were able to deliver stydent’s to have religious,
independent, mutual cooperation, integrity and nationalist character. However,
there are still abstacles in the service whice are sourced from student distance, as
well as service facilities and infrastructur and limited scoutmaster. Base on these
findings it was suggested to the school principal to upgrade of facilities and
infrastructureand open recruitment of scoutmasterscout activities could run
optimally. In addition, can also collaboration with teachers, student guardians
and scout master to always provide support and assistance to students.
Keywords : Student Character, Scout Activities
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas setiap rahmat, keberkahan, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya serta ummatnya semoga kita semua senantiasa mendapat
syafaat.
Skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat” merupakan salah satu
syarat kelulusan penulis untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada
Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh
dari sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
khususnya dari pembimbing guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi
penulis di masa yang akan datang.
Dalam proses penulisan skripsi, penulis mendapatkan banyak bantuan,
dukungan, ide dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus
dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
dalam membantu, mengarahkan dan memotivasi penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan
dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,
membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan terbaik kepada
penulis selama menjalani perkuliahan.
6. Masturo, M. Pd selaku Kepala Sekolah MTs. Da’il Khairaat, Irfan, S. Pd
selaku Wakil Bidang Kurikulum, Haidir, S. Pd selaku Pembina Pramuka,
pendidik, tenaga kependidikan, serta peserta didik MTs. Da’il Khairaat yang
telah memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi.
7. Ungkapan terimaksaih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat
kepada kedua orang tua, Ayah Nawawi Sulaeman dan Ummi Ru’yatul Hilal
tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, kesabaran, motivasi,
nasehat, perhatian, dan segala dukungan moril ataupun materil yang telah
diberikan kepada ananda sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sungguh
tak mudah digambarkaan seberapa besar perjuangan yang telah diberikan
kepada penulis.
8. Kakak dan adik tercinta Iin Nabilah Khairunnisa, Muhammad Bahrur
Rohman, Yuni Nur Azizah, dan Muhammad Bahrul Ulum yang telah
memberikan semangat, motivasi, serta dukungan kepada penulis dalam setiap
kondisi baik suka maupun duka.
9. Keluarga tercinta Bani Saman, Ahmad Miftahul Mahbuby dan sepupu-sepupu
tersayang Aqila Marsha, Silvia Asyifa, Malika Yusriah, Luthfiah Ari Afifi,
Syahwal Ananda, M. Fahri, Wahyu Setiawan, Taufik Hidayat yang telah
memberikan kasih sayang dan semangat ketika penulis mulai jenuh dalam
penulisan skripsi ini
10. Muhammad Ihsan Bramantyo, partner terbaik yang selalu mendukung,
memotivasi, menghibur, serta mendengar keluh kesah penulis selama proses
penyelesaian skripsi.
11. Sahabat-sahabat terbaik Sri Wulan, Munifatuzzahro, Ratu Nurul Karimah,
Lusianawati, Raka Daylami M, M. Fachreza Afdi, Anisa’ul Khairiyah, Kholis
v
Bidayati, Lili Kursila, Ahmad Sofyan Lubis yang selalu mengingatkan,
memotivasi, memberikan energi positif, memberikan bantuan dan menghibur
penulis dalam setiap keadaan, semoga semesta selalu menjaga.
12. Karibku, Emma Yuliana Nurbaithy, Faika Ramadhani, Calysta Merina, Izmi
Syahidah, dan keluarga besar FRBMK terimakasih untuk kalian yang selalu
memberikan semangat, memberi energi positif kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2013 yang sama-
sama menjalani perjuangan dan saling mendukung untuk menyelesaikan studi
di kampus ini.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan
sangat berarti bagi penulis. Atas bantuan mereka yang sangat berharga,
penulis berdo'a semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan dalam setiap
langkahnya, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sebagai karya ilmiah yang jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Dengan kerendahan hati penulis berharap smeoga skirpsi ini
bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya untuk penulis dan
bagi pembaca.
Wassalmualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Jakarta, 27 Januari 2020
Penulis
Uum Durratun Najah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9
A. Pembentukan Karakter Siswa ............................................................... 9 1. Pengertian Karakter Siswa ............................................................... 9
3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter Siswa .......................... 13
4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah ...................................... 14 B. Kegiatan Pramuka ................................................................................ 19
2. Perinsip Dasar, Tujuan dan Fungsi Pramuka ................................... 21
3. Metode Pramuka ............................................................................ 24
4. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Kegiatan Pramuka .................. 25
5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka Pada Tingkat SMP ........................ 27 C. Penelitian Relevan................................................................................ 28 D. Kerangka Berfikir ................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32 B. Metode Penelitian ................................................................................ 33 C. Sumber Data ........................................................................................ 33 D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 35 F. Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 41 G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................... 44 H. Teknik Analisis dan Interprestasi.......................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 46
A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat .................................................... 46 1. Sejarah Singkat .................................................................................. 46 2. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................................ 47
vii
3. Keadaan Pendidikan .......................................................................... 48 B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat ................................................. 52
1. Sejarah Pramuka ..................................................................... 52 2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka .................................... 52 3. Data Pembina Pramuka.............................................................53 4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka ................................. 54 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka ................................... 55 6. Program Kegiatan Pramuka.......................................................55
C. Deskripsi Data ........................................................................................ 57 D. Pembahasan Temuan Penelitian ............................................................. 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 76
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76 B. Saran ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79
religius, melatih keterampilan dan kreativitas. Seperti yang telah dikatakan
oleh Bpk. Masturo selaku kepala sekolah yang sekaligus juga sebagai guru
mata pelajaran PKN, yakni:
“.....Banyak orang tua tidak mau anaknya masuk keekstrakuliran sekolah
karena banyak yang prestasinya menurun karena kegiatan ekstrakulikuler itu
sampai sore dan sampai jam setengah 6. Ekskul disini juga belum maksimal
dalam pembentukan karakter siswa, banyak siswa yang ikut ekskul sekolah
cuman untuk ikut-ikutan.”6
Pendapat dari salah satu pembina Pramuka Rian Ardiansyah, menyatakan
bahwa ekstrakulikuler Pramuka merupakan salah satu wadah yang tepat dalam
membentuk karakter siswa yang baik. Karena disitu siswa dilatih untuk
menjadi disiplin dan mandiri dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Namun disisi lain terdapat beberapa pandangan dari orang tua yang
berbeda, yakni orang tua merasa tidak setuju apabila kegiatan organisasi di
sekolah terlalu menyita waktu yang lebih, yaitu apabila anak terlalu sore saat
pulang sekolah atau pulang sekolah terlalu lama dari jam sekolah yang
seharusnya, terlebih kegiatan organisasi sampai membuat mereka
mengenyampingkan keutamaan pelajaran di dalam kelas.
6 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah Sekaligus Guru Mata Pelajaran PKN di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 28 Agustus 2017.
6
Pernyataan dari Pembina Pramuka juga demikian, bahwa kesadaran dan
peran serta dari orangtua maupun sekolah yang kurang mendukung, menjadi
penghambat perkembangan organisasi ataupun kemampuan anak itu sendiri di
dalam organisasi.
Pembentukan nilai-nilai karakter di sekolah ini dilakukan melalui
kegiatan Pramuka, yang menerapkan nilai-nilai karakter dalam program atau
kegiatannya. Dalam pelaksanaannya nilai-nilai karakter tersebut semestinya
mencakup di dalam setiap program atau kegiatan Pramuka. Namun pada
pelaksanaannya di sekolah belumlah demikian, karena masih banyak siswa
yang tidak menjadi disiplin, baik di dalam kegiatan Pramuka ataupun kegiatan
di luar Pramuka.
Kegiatan kepramukaan menumbuhkan banyak keterampilan yang dapat
menumbuhkan kreativitas. Keterampilan-keterampilan tersebut telah ada dan
menjadi dasar pembelajaran dalam Pramuka. Namun, keterampilan tersebut
juga tidak terpaku pada aturan atau teknik dan alat yang digunakan seperti
awal mulai dipopulerkannya pramuka. Saat ini keterampilan tersebut telah
menggunakan teknik dan kreasi yang baru, serta alat-alat yang lebih modern.
Tetapi informasi dan perkembangan tersebut belum sepenuhnya menyeluruh
di Pramuka yang ada di Indonesia. Ada pula yang masih mempertahankan
teknik dan alat yang masih konvensional. Hal ini menjadikan gerakan
Pramuka yang ada di Indonesia mesti bekerja lebih ekstra untuk
menyamaratakan perkembangan Pramuka Indonesia.
Pada saat dikeluarkannya keputusan pelaksanaan Kurikulum 2013,
Pramuka masuk menjadi kategori pendidikan nonformal dan masuk dalam jam
pelajaran tersendiri di sekolah. Dengan demikian Pramuka menjadi wajib
diterima bagi seluruh peserta didik di sekolah. Namun, masih terdapat pro
kontra dalam pelaksanaannya, terlebih pembelajaran Pramuka di tengah jam
pelajaran menjadikan kegiatan Pramuka tidak begitu maksimal karena
sebelumnya pelaksanaan pramuka dilakukan di jam terakhir pelajaran ataupun
pada satu hari khusus untuk kegiatan kepramukaan.
7
Selain itu berlangsungnya program kegiatan Pramuka juga belum
sepenuhnya didukung oleh orang tua. Hal ini terlihat sebagaimana saat
pelaksanaan kegitan Pramuka berlangsung, orang tua belum sepenuhnya
memberi izin ketika kegiatan tersebut harus dilakukan di lingkungan alam
bebas, ataupun ketika kegiatan Pramuka membutuhkan waktu yang lebih di
luar jam pelajaran Pramuka.
Berdasarkan fenomena tersebut menarik untuk dikaji lebih dalam melalui
suatu penelitian dengan judul “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Siswa belum disiplin terhadap peraturan yang ada di sekolah
2. Kurangnya kreatifitas siswa dalam program atau kegiatan pembelajaran
3. Kurang adanya rasa percaya diri pada diri siswa terhadap kemampuan
akademik di dalam kelas.
4. Sikap kurang bertanggung jawab terhadap tugas di dalam berorganisasi.
5. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memudahkan pokok permasalahan dalam
penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis
membatasi permasalahan tentang: “Pramuka belum menjadi wadah dalam
membentuk karakter”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan, maka masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pembentukan Karakter
Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta
Barat?
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pembentukan
Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di MTs. Dail Khairaat Kalideres
Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak
sebagai pertimbangan, masukan dan referensi dalam kegiatan pramuka.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembentukan Karakter Siswa
1. Pengertian Karakter Siswa
Karakter adalah sebagai gambaran siapa diri kita dan bagaimana diri
kita, bagaimana orang lain merespon kepada diri kita untuk mencapai cita-
cita atau kesuksesan diri kita. Misalnya dengan bersikap ramah dan sopan
santun orang lain akan senang dengan diri kita. Menurut Wynne pengertian
karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.7 Berarti, yang dimaksud dengan
karakter ialah ketika seorang manusia menerapkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik maka dapat dikatakan bahwa manusia itu mempunyai karakter.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 623), karakter adalah
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain; tabiat, watak.8 Seseorang dikatakan berkarakter apabila ia
mempunyai ciri khas yang membedakan seseorang dengan sekelompok
orang atau dengan binatang.
Menurut Ngainun Naim, karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar
yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan prilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.9 Jadi, karakter dapat bersumber dari ruang lingkup keluarga,
lingkungan sekitar dan Pendidikan. Apabila seseorang berada di dalam
ruang lingkup keluarga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
7 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 3. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 639. 9 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 43.
10
pertumbuhan yang positif maka individu tersebut akan tumbuh menjadi
pribadi yang positif, begitupun sebaliknya.
Menurut Kemendikbud, dasar-dasar karakter bangsa Indonesia ialah,
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
dan tanggung jawab.10
Selain itu menurut Suradi karakter baik adalah salah satu sikap
fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan
hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan
peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjunjung tinggi budaya dan
etika sebagai bekal hidup di masa depannya.11 Karakter baik akan menjadi
kuat apabila sekolah mendukung hal positif tersebut dengan program
kegiatan yang mengacu pada budaya dan etika.
Dari berbagai pengertian karakter yang telah diungkapkan di atas maka
secara sederhana penulis menyimpulkan pengertian karakter merupakan
ciri-ciri pribadi yang melekat pada diri seorang indvidu secara alami yang
dapat digunakan untuk membedakan antara satu individu dengan individu
yang lainnya yang diwujudkan dalam tindakan nyata seperti berperilaku
baik, jujur, hormat, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Dalam kata
lain, karakter setiap individu itu dapat bersumber dari banyak hal sehingga
membentuk pribadi seseorang dan dapat berefek jangka panjang. Sebagai
contohnya adalah anjuran kepada anak untuk bertutur kata yang baik dan
sopan, menghormati orang yang lebih tua serta menyayangi orang yang
lebih muda, berpakaian rapi dan sopan, suka menolong, mematuhi tata tertib
yang berlaku dimanapun ia berada, tidak suka berbohong, tidak suka
mencuri, dan lain sebagainya yang merupakan proses dari pembentukan
karakter.
10 Permendikbud No. 20 Tahun 2018, Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal Pasal 2, h. 3. 11 Suradi, Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah,
(BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 4, November 2017), h. 523.
11
2. Pembentukan Karakter Siswa
Pengertian pembentukan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah
proses, cara, perbuatan membentuk.12 Pembentukan ialah usaha sadar untuk
membentuk karakter siswa yang diharapkan, yang dilakukan oleh orang
dewasa yang mendapat tugas membentuk.
Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda, terlepas
karakter itu baik atau buruk. Namun demikian karakter itu sendiri tidak
hanya berasal dari faktor keturunan, tetapi juga merupakan upaya dari
sebuah proses tertentu. Dengan kata lain, karakter dibentuk melalui sebuah
usaha yang tersusun dengan baik. Sebagaimana halnya ialah ketika
membentuk karakter anak untuk menjadi pribadi yang tangguh dan siap
terhadap perubahan kondisi mendesak.
Menurut M. Syakir dkk. Pembentukan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya
yang berkarakter dalam dimensi, pikiran, hati, raga, serta rasa dan karsa.13
Setiap kegiatan yang ada di sekolah haruslah berasaskan pada pembentukan
karakter yang memiliki ukuran, ingatan, penerapan, penghayatan, respon,
dorongan, serta dukungan agar tercapainya karakter positif pada peserta
didik.
Menurut Jito Subianto, pembentukan karakter ialah bagian dari
pendidikan nilai melalui sekolah yang merupakan usaha mulia yang
mendesak harus dilakukan.14 Karakter salah satunya dibentuk melalui
sekolah, dan karakter menjadi satu yang paling diutamakan. Pembentukan
karakter itu sendiri menjadi suatu upaya yang sangat dianggap sesuai dan
paling benar untuk diterapkan dalam pendidikan.
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal.180. 13 M. Syakir dkk., Analisis Kegiatan Pendidikan Ekstrakulikuler untuk Pembentukan Karakter
Disiplin Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Borong, (Jurnal Mirai Management Vol.2 No.1, Oktober
2017), h. 113. 14 Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter
Berkualitas, (Lembaga Peningkatan Profesi Guru, Jawa Tengah, Indonesia, Vol.8 No.2, Agustus
2013), h. 335.
12
Penerapan pembentukan karakter ditujukan pada nilai-nilai kebaikan,
sebagaimana yang pendapat Fatchul Mu’in bahwa: Pembentukan karakter
merupakan proses membangun karakter, dari yang kurang baik menjadi
yang lebih baik, sehingga terbentuknya watak atau kepribadian yang
mulia.15
Dalam pembentukan karakter tidak ada pemaksaan bahwa seseorang itu
harus menjadi baik atau buruk, karena karakter itu hadir atas respon diri dari
apa yang diterima oleh individu tersebut, entah bersumber dari hal positif
atau negatif.
Proses pembentukan karakter merupakan suatu upaya perwujudan
fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas
sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan
dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.16 Apa yang individu itu
terima baik secara psikologis dan sosialkultural akan diserap, lalu apa yang
individu serap akan diperaktikan dalam kesehariannya, sehingga terus
berlangsung secara berkesinambungan dalam kehidupan individu tersebut.
Segala sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan akan menjadi suatu upaya yang kuat. Demikian halnya
dengan karakter, seperti yang dikatakan oleh Ngainun Naim, karakter yang
kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan pada
populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk
dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari
kekerasan dan tindakan-tindakan yang tidak bermoral.17 Apabila seseorang
mempunyai karakter yang baik maka sedikit banyaknya seseorang tersebut
telah memberikan manfaat untuk orang disekitar, karena setiap tindakannya
mempengaruhi yang besar.
15Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 296. 16 Kementerian Pendidikan dan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter, 2011, h. 8-9. 17 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu
dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Arus Media, 2012), h. 41.
13
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter
adalah proses yang akan terjadi secara langsung pada diri individu, dari sisi
mental dan perilaku yang dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sistematis
dan berlangsung secara terus-menerus dengan target perencanaan yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil Pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.18
Pembentukan karakter diharapkan bisa mendidik anak yang tangguh.
Bisa bersaing secara sehat demi kehidupan yang lebih baik. Menjadi anak
yang mandiri, sehingga diandalkan keluarga maupun lingkungan sosial.
Dalam lingkungan yang lebih luas, mereka diharapkan bisa menjadi
pemimpin yang bijaksana dan amanah.19 Dengan demikian pembentukan
karakter bertujuan untuk memberikan fondasi pada individu agar memiliki
kontrol diri yang dapat meminimalisir dampak negatif pada setiap individu
dan kelompok.
Menurut Sofan Amri dkk, pembentukan karakter merupakan salah satu
tujuan Pendidikan nasional.20
Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
18 Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Panduan Pendidikan
Karakter di Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2010), h. 8. 19 Enni K. Hairuddin, Membentuk Karakter Anak dari Rumah, (Jakarta: Komputindo Gramedia,
2014), h. 8. 20 Sofan Amri, Ahmad Jauhari & Tatik Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Strategi Analisis dan pengmbangan Karakter Siswa dalam Proses Pembelajaran,
(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 166.
14
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.21
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembentukan karakter adalah untuk menjadikan pribadi siswa yang
unggul dan bermartabat, dengan cara meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia
siswa secara utuh, sehingga dapat menghasilkan siswa yang berkualitas
secara moral dan etika.
4. Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah
Pembentukan karakter dalam lingkungan pendidikan dan sekolah,
antara lain dapat dilakukan dengan menyosialisasikan kepada pendidik,
serta peserta didik dan pengelola sekolah. Menurut Amirullah Syarbini
strategi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat
dilakukan dengan 4 cara, yakni mengintrepetasikan setiap mata pelajaran,
pengembangan budaya sekolah, melalui kegiatan ekstrakulikuler, dan
kegiatan keseharian di rumah.22 Sekolah menerapkan pembentukan karakter
di setiap lingkup kegiatan, baik itu ketika pembelajaran di dalam kelas atau
di luar kelas. Ketika belajar di kelas, pembentukan karakter dimasukkan
melalui metode pembelajaran yang sesuai mata pelajarannya. Kemudian
dalam interaksi di luar kelas juga diterapkan nilai-nilai karakter, misalnya
budaya saling senyum dan tegur sapa, yang merupakan bentuk nilai
kekeluargaan. Melalui kegiatan ekstrakulikuler, pembentukan terjadi dengan
aktivitas-aktivitas psikomotorik yang mempunyai nilai dasar, seperti nilai
sosial, kemanusiaan, mencintai alam, dan lain sebagainya. Dan yang
pastinya pembentukan karakter yang pertama dilakukan adalah di rumah,
sebab karakter itu sendiri ada yang dibawa oleh faktor keturunan maka
21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Pasal 3. 22 Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Karakter
Anak di Sekolah, Madrasah dan Rumah, (Jakarta: Prima Pustaka, 2012), h. 59.
15
pembentukan karakter di rumah akan lebih mudah untuk dipengaruhi dan
dibentuk.
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Agus Zaenul Fitri,
strategi pembentukan karakter positif dapat dilakukan melalui 4 pendekatan
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan mencanangkan empat nilai
karakter yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan siswa
di sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari
23 Agus Zaenul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan
Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 69. 24 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Panduan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 11. 25 Muhammad, Pembentukan Karakter Anak SD/MI Melalui Pendidikan Pramuka, (Elementary
Vol.I Edisi 2 Juli 2015), h. 14.
16
olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa).26 Empat karakter tersebut
merupakan karakter utama yang paling penting untuk dimiliki siswa.
Karakter itu menjadi fondasi bagi diri siswa untuk menjalankan kehidupan
selanjutnya untuk berada dimanapun dan kapanpun. Namun demikian
strategi dalam pembentukan karakter-karakter itu tidak mudah dalam
mengukur ketercapaiannya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasrullah, bahwa:
sekolah memiliki perhatian penting dalam membangun pendidikan
karakter, walaupun dalam membangun pendidikan karakter di lembaga
tersebut mengalami peningkatan dan kemajuan. Peningkatan dan
kemajuan bukanlah tolok ukur, akan tetapi kemajuan merupakan
sesuatu yang bersifat relatif. Namun, pada hakikatnya lembaga
pendidikan tersebut memiliki visi, misi dan tujuan dalam
mengembangkan dan membangun karakter peserta didik yang lebih
baik.27
Karakter tercapai tidak bisa diukur hanya dengan prestasi akademik atau
akreditasi sekolah saja, melainkan ada ukuran yang relatif yang dapat
menunjukkan karakter itu terbentuk atau tidak. Tentu saja karakter seperti
itu hanya bisa terlihat pada saat kejadian yang responsif atau tiba-tiba,
sedang kejadian seperti itu tidak sebegitu sering terjadi di sekolah. Oleh
karenanya salah satu ukurannya adalah mengacu pada ketercapaian
penerapan visi, misi dan tujuan di sekolah oleh seluruh warga sekolah.
Menurut Dit. PSMP Kemendiknas dalam Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta,
Pembinaan karakter siswa di sekolah bisa dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, pendidikan karakter dilakukan secara integrasi ke dalam
semua mata pelajaran. Kedua, pendidikan karakter juga diintegrasikan
ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan
ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Ketiga, Pendidikan karakter
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua urusan di sekolah
yang melibatkan semua warga sekolah.28
26 Tim Penyusun Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Op.cit, h.
9. 27 Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam, (Universitas
Muhammadiyah Malang: SALAM, volume 8 No.1, Malang, Juni 2015), h. 77. 28 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 146.
17
Strategi pembentukan karakter tersebut dikelompokkan menurut garis besar
kegiatan di sekolah:
a) Melalui kegiatan utama sekolah, yakni kegiatan belajar mengajar
berdasarkan mata pelajaran yang ditentukan, karakter menjadi
pembahasan dan juga diperaktikkan dalam pembelajaran.
b) Melalui kegiatan yang dilaksanakan secara kontinue di dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) seperti, pelajaran budi pekerti, pendidikan
kewarganegaraan, dan agama, ataupun di luar KBM seperti, kegiatan
pramuka.
c) Melalui kegiatan yang mencakup seluruh warga sekolah seperti, kerja
bakti, menjaga kebersihan dan keamanan sekolah yang menunjukkan
karakter peduli lingkungan, peduli sosial dan rasa tanggung jawab.
Pembentukan karakter perlu dilakukan secara utuh, menyeluruh dan
terpadu, tidak sekadar diajarkan tetapi harus ditumbuh kembangkan secara
cerdas melalui internalisasi nilai-nilai moral, suri teladan, dan kontrol sosial,
mulai intitusi keluarga, sekolah dan masyarakat.29 Sehingga pembentukan
karakter harus dilakukan secara konsisten, terus-menerus dan saling
berkesinambungan oleh semua aspek.
Upaya pembentukan karakter bagi siswa sekolah menengah pertama
perlu dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan karakter baiknya
dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan
kompeten lebih tinggi dan tangguh kemampuannya karena karakter baik
merupakan salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang
untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik.30 Dengan demikian
sekolah menjadi pijakan bagi siswa untuk mencapai kualitas personal yang
positif sehingga mampu membentengi dirinya dari perkembangan zaman
dan keadaan lingkungan sekitar.
29 Bafirman, Pembentukan karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes, (Jakarta: Kencana,
2016), h. 18. 30 Suradi, “Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah”, Jurnal
Riset dan Konseptual, Vol. 2, 2017, h. 531.
18
Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan
siswa harus selalu mendapatkan perhatian. Di tingkat dasar (SD dan SMP)
merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini
para generasi penerus bangsa kita di masa datang, harus memiliki
kepedulian yang tinggi akan masalah moral atau karakter tersebut.31 Hal ini
dapat dibangun dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan
dengan mata pelajaran dan keadaan dilapangan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk pembinaan karakter siswa di
lembaga pendidikan di antaranya adalah dengan memaksimalkan kualitas
pembelajaran di kelas dan juga ekstrakulikuler yang mendukung penanaman
karakter siswa di sekolah seperti kegiatan Pramuka. Melalui kegiatan
ekstrakulikuler dan bentuk-bentuk pembiasaan guru dan Pembina dapat
menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa melalui berbagai
aktivitas yang ada. Dalam proses perkembangan dan pembentukannya,
karkater seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan
faktor bawaan.32 Oleh karena itu, seluruh aspek yang memiliki tanggung
jawab dalam pembentukan karakter diharapkan dapat bekerjasama saling
mendukung dan berperan aktif.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter
memang bertujuan mengajarkan dan menanamkan karakter pada siswa.
Akan tetapi pembentukan karakter yang hanya menjadi sebatas sebuah
pengetahuan saja jika tidak diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh
karena itu, perlu diimplematasikan dalam kegiatan secara langsung. Salah
satu usaha nyata untuk mengembangkan pembentukan karakter adalah
dengan mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan belajar
berorganisasi yang pada prosesnya akan membentuk karakter dari siswa
yang terlibat aktif dalam kegiatan Pramuka untuk mengembangkan minat
dan bakat serta potensi yang dimiliki siswa.
31 Marzuki dan Lysa Hapsari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kepramukaan di
MAN 1Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta), h. 144. 32 Ibid, h. 145.
19
Dari uraian di atas dapat dipahami dengan adanya strategi pembentukan
karakter, akan memudahkan setiap lembaga atau sekolah dalam
mencanangkan dan menerapkan program pembentukan karakter pada siswa.
B. Kegiatan Pramuka
1. Pengertian Pramuka
Pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sudah
menyebar diberbagai belahan dunia, karena keunikan serta kekhasan
kegiatan yang penuh kreativitas dan energifitas yakni dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keterampilan sebagai ciri khas
kepramukaan. Tidak hanya itu, dalam Pramuka juga sangat menitik beratkan
pada aspek moralitas dan budi pekerti dengan menjadikannya sebagai dasar
serta prinsip di dalam kepramukaan. Kegiatan kepramukaan sangat khas
dengan aktivitas yang dilakukan di alam bebas. Demikian Pramuka
dianggap menjadi salah satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Menurut Lord Baden-Powell, Pramuka adalah suatu permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi
bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik,
membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk
memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya.33 Dapat dikatakan
bahwa didalam kegiatan Pramuka tidak ada penekanan ilmu yang harus
ditekuni dan ditakuti karena tidak terdapat naskah-naskah atau ajaran yang
menjadikan pramuka sebagai salah satu hal yang harus diujikan.
Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana, yaitu
organisasi kepemudaan, di mana para pemuda yang tergabung di dalamnya
peserta didik, diberikan berbagai keterampilan dengan tujuan untuk
membentuk pemuda yang mandiri. Bahkan memiliki kepercayaan diri,
yang tangguh, tidak mudah cepat putus asa, berani dan bertanggung jawab
akan teruji dan terbentuk dalam kegiatan perkemahan juga peserta didik
akan di nilai apakah sudah menjalankan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka
yang sudah dipelajari, dan pada akhirnya akan bermuara kepada
terbentuknya karakter peserta didik yang tanggung jawab siap pakai.50
48Devi Lusiria Zulmi Yusra, Efektivitas Pelatihan Pramuka Peduli untuk Meningkatkan Perilaku
Proposial Remaja di Pondok Pesantren, (Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 1, Mei 2014), h. 19 49 Jumili Arianto, Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Terhadap Pembentukan
Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau, (Jurnal Bhineka Tunggal Ika, Vol. 4 No. 1
November 2017), h.3. 50 Muhammad, Op.cit, h. 17.
27
Demikian penerapan Tri Satya yang dijabarkan melalui nilai Dasa Dharma
Pramuka, kemudian diterapkan dalam penilaian SKU (Syarat Ketentuan
Umum) anggota Pramuka. Setiap peserta didik yang masuk menjadi anggota
Pramuka mesti mengamalkan nilai-nilai, sikap dan kegiatan yang tertera di
dalamnya. Peserta didik akan mendapat poin atau nilai kelulusan apabila
telah berhasil menerapkan perintah di dalam SKU. Banyak sekali nilai-nilai
karakter yang dibentuk melalui kegiatan tersebut, diantaranya ialah nilai-
nilai yang telah disebutkan di atas. Peserta didik yang telah lulus
mengamalkan seluruh perintah di dalam SKU, maka akan mendapatkan
pangkat tertentu di dalam struktur tatanan Pramuka.
5. Pelaksanaan Kegiatan Pramuka pada Tingkat SMP
Penggalang adalah sebuah golongan setelah Pramuka siaga. Anggota
Pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka penggalang
karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa
Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan
dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah
yaitu kongres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan “Soempah
Pemoeda” pada tahun 1928.51
Kelompok Pramuka Penggalang adalah anggota yang berusia mulai dari
11-15 tahun, atau sama dengan siswa 4-5 SD hingga kelas 7-9 SMP.
Kelompok ini terdiri dari: penggalang ramu, penggalang rakit, dan
penggalang terap.52 Adapun pengamalan kode kehormatan pada golongan
penggalang ialah; mempersiapkan diri membangun masyarakat, berjanji,
bersungguh-sungguh, serta turut aktif dalam kegiatan kepramukaan seperti
kegiatan jambore baik tingkat nasional maupun tingkat dunia, lomba
tingkat, gladian pimpinan regu, karnaval, pentas seni budaya, darmawisata,
serta ikut dalam aneka perkemahan, wide games dan lain sebagainya.
51 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media
Pustaka, 2015), h. 78. 52 Rohmat Kurnia, Sejarah Gerakan Pramuka, (Jakarta, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
2015), h. 4.
28
Sebagai wadah pendidikan nonformal, Gerakan Pramuka menggunakan
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan. Proses pendidikan
kepramukaan pada hakikatnya berbentuk kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan, dilandasi nilai-nilai
pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di luar
pendidikan sekolah, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan.53
Berdasarkan penjelasan mengenai kegiatan Pramuka ditingkat SMP,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Pramuka memiliki macam-
macam golongan pada setiap jenjang pendidikan seperti, pada jenjang SMP
maka siswa-siswi berada dikelompok Pramuka penggalang di mana semakin
tinggi golongan akan menunjukkkan semakin besar rasa tanggung jawab
dan memiliki kontrol diri yang lebih berkualitas pula.
C. Penelitian Relevan
Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, terdapat penelitian yang
relevan terkait dengan penelitian ini, penelitian relevan tersebut diantaranya
ialah:
1. Dwi Hilwan, dengan judul “Korelasi Antara Kegiatan Pramuka dengan
Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Kembangan Jakarta Barat”, 2014. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan Pramuka tidak mempengaruhi
akhlak siswa secara signifikan. Namun kegiatan Pramuka tersebut harus
terus dilakukan dan meningkatkan sosialisasi tentang kegiatan pramuka dari
seluruh dewan guru di sekolah tersebut, agar siswa memiliki akhlak yang
positif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan
terletak pada lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan.
2. Armia Arjun, dengan judul “Pengaruh Ekstrakulikuler Kepramukaan
Terhadap Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas V SD Se Gugus I Kecamatan
Sedayu Kabupaten Bantul”, 2014. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan
53 Nursanti Riandini & Firman Sujadi, Buku Panduan Pramuka Edisi Senior, (Jakarta: Bee Media
Pustaka, 2015), h. 147.
29
adanya pengaruh yang positif antara ekstrakurikuler kepramukaan terhadap
sikap kepemimpinan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya
lakukan adalah, terletak pada aspek karakter yang diteliti. Peneliti ini hanya
meneliti satu aspek karakter yaitu kepemimpinan.
3. Ridha Delviana, dengan judul “Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap
Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka di SMKN 41 Jakarta Selatan”, 2017.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta didik cukup puas
terhadap kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Perbedaan penelitian ini dengan
yang saya lakukan adalah, untuk melihat kepuasan peserta didik terhadap
kegiatan Pramuka, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dampak karakter yang dihasilkan dari kegiatan Pramuka.
4. Muhammad Nur Gunawan, dengan judul “Hubungan Intensitas Mengikuti
Kegiatan Pramuka dengan Disiplin Belajar Siswa di SDN Sukaharja III
Kabupaten Tangerang”, 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
intensitas mengikuti kegiatan Pramuka memberikan kontribusi sebesar 56%
terhadap disiplin belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
terdapat korelasi positif yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan
Pramuka dengan disiplin belajar siswa. Perbedaan penelitian ini dengan
yang saya lakukan adalah, penelitian ini untuk membuktikan pengaruh
kedisiplinan siswa dalam kegiatan Pramuka, sementara penelitian saya
untuk mencari tahu karakter apa yang terbentuk dari kegiatan Pramuka.
30
D. Kerangka Berfikir
Output
Berdasarkan bagan tersebut, dapat digambarkan bahwa MTs. Dail Khairaat
menghadapi permasalahan- permasalahan di dalam siswa belum disiplin
terhadap peraturan yang ada di sekolah, kurangnya penerapan nilai-nilai
religius di dalam keluarga terutama oleh orang tua, kurangnya kreatifitas siswa
dalam program atau kegiatan pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri pada
diri siswa, sikap tidak konsisten di dalam menentukan pilihan, kurang
maksimalnya penerapan nilai-nilai karakter di dalam program atau kegiatan
Pramuka.
Input
Proses
Output
Kondisi Nyata
1. Siswa kurang fokus dalam
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
2. Siswa belum disiplin
terhadap peraturan yang ada
di sekolah
3. Kurangnya penerapan nilai-
nilai religius di dalam
keluarga terutama oleh
orang tua
4. Kurangnya kreatifitas siswa
dalam program atau
kegiatan pembelajaran
5. Kurangnya rasa percaya diri
pada diri siswa,
6. Sikap tidak konsisten di
dalam menentukan pilihan.
7. Kurang maksimalnya
penerapan nilai-nilai
karakter di dalam program
atau kegiatan Pramuka.
Masalah
Pramuka
belum
menjadi
wadah
dalam
membentu
k karakter.
Strategi
1. Sosialisasi peran
Pramuka dalam
pembentukan
karakter
2. Pengarahan
kegiatan
Pramuka
3. Manajemen
waktu dalam
kegiatan
Pramuka
4. Memfungsionalis
asikan bagian-
bagian Pramuka
5. Pelatihan rasa
percaya diri,
serta evaluasi
kegiatan
Pramuka
Hasil
Pembentukan
karakter
siswa di
MTs. Dail
Khairaat
Kalideres
Jakarta
Barat.
31
Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan solusi dalam
permasalahan sehingga akan tercapai pembentukan karakter siswa di MTs. Dail
Khairaat Kalideres. Dengan permasalahan pada kondisi nyata, penelitian ini
membatasi masalah pada peran Pramuka dalam pembentukan karakter.
Penelitian ini dilakukan untuk Pramuka belum menjadi wadah dalam
membentuk karakter.
Membandingkan antara kondisi nyata dengan hasil yang diinginkan
terhadap masalah yang dibatasi dalam penelitian ini, maka terdapat strategi
yang dihasilkan. Diantaranya ialah dengan menyosialisasikan peran Pramuka
dalam pendidikan karakter, pengarahan kegiatan Pramuka, manajemen waktu
dalam kegiatan Pramuka, memfungsionalisasikan bagian-bagian Pramuka,
pelatihan rasa percaya diri, serta evaluasi kegiatan Pramuka.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs. Dail Khairaat yang beralamat di Jl. Peta
Barat No.11B, RT.6/RW.7, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat 11830.
Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan selama sepuluh bulan, yakni pada
minggu ke-4 bulan Oktober 2018 sampai dengan September 2019.
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi
No. Kegiatan
Bulan
Okt-
Des Jan
Feb-
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Observasi
Pendahuluan
2. Pengesahan
Proposal
3. Perbaikan BAB 1,
2 dan 3
4. Penyusunan
Instrumen
Penelitian
5. Pengumpulan
Data
6. Pengolahan Data
dan Analisis Data
7. Penyusunan
Laporan Hasil
Penelitian
33
B. Metode Penelitian
Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
maka pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian deskriptif,54 yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Dengan
demikian hasil penelitian ini diuraikan menggunakan analisis dari berbagai
data yang diperoleh dari beberapa instrumen.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti bukan
hanya memberi gambaran tentang keadaan, tetapi juga menerangkan
hubungan, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah
yang akan dipecahkan.
C. Sumber Data
Sumber data ialah situasi yang wajar atau “natural setting” artinya
bahwa peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar,
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja.55 Dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif, populasi biasa disebut dengan
situasi sosial. Situasi sosial mencangkup tiga unsur utama, yaitu:
1. Person, sumber data yang berupa person dalam penelitian yakni, kepala
sekolah, pembina Pramuka, dan peserta didik.
2. Tempat (place), merupakan tempat kejadian di mana kegiatan dilakukan.
Adapun tempat dalam penelitian ini ialah MTs. Dail Khairaat Kalidres
Jakarta Barat.
3. Paper, sumber data ini berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
kegiatan siswa dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka baik di kelas maupun
di luar kelas.
54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 12. 55 Asep Sepul Hamdi & E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 9.
34
Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber data seperti person
dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
(petugasnya) dari sumber pertama.56 Dengan kata lain data pimer
diperoleh dari sumber data pertama dengan menggunakan prosedur dan
teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang pertama, dapat juga dikatakan data yang tersusun
dalam bentuk dokumen-dokumen.57 Dengan demikian data sekunder
diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan
teknik dokumentasi.
D. Populasi dan Sampling
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa MTs. Da’il Khairaat kelas 8 dan 9 tahun ajaran 2018/2019
yang mengikuti kegiatan pramuka sebanyak 120 orang. Dari populasi tersebut
yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 50%, yaitu 60 orang.
Tabel 3.2 Populasi dan Sampel
No Semester Populasi Sampel
1 VIII (delapan) 60 30
2 IX (sembilan) 60 30
Jumlah 120 60
56 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2015), h. 93. 57 Ibid, h. 94.
35
Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah simple
random sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak,
dengan teknik tersebut setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi anggota sampel.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Sesuai sifat penelitian maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
menggunakan teknik:
1. Angket
Untuk mendapatkan data maka penulis menyebarkan angket kepada
seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Dalam
penelitian ini angket diberikan kepada responden yang mengikuti
kegiatan pramuka, dengan tujuan untuk mengetahui karakter siswa yang
dibentuk melalui kegiatan pramuka.
Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pernyataan masing-
masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:
Tabel 3.3 Scoring
No Alternatif Jawaban Nilai
1 Sangat Sering/yang setara 4
2 Sering/yang setara 3
3 Jarang/yang setara 2
4 Tidak Pernah/yang setara 1
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.58 Pada penelitian ini wawancara digunakan
untuk memperoleh data mengenai kegiatan program Pramuka, kebijakan
58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
154.
36
penerapaan Pramuka dan pelaksanaan (penanggung jawab, evaluasi, dll)
yang dilakukan oleh kepala sekolah, pembina OSIS, pembina Pramuka,
dan guru untuk mengetahui strategi pembentukan karakter siswa melalui
kegiatan Pramuka. Kemudian wawancara kepada siswa untuk
mengetahui proses pelaksanaan kegiatan kepramukaan itu sendiri.
Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan
wali murid terkait dengan manfaat kegiatan yang dilakukan selama siswa
mengikuti kegiatan Pramuka. Untuk memudahkan proses wawancara,
peneliti membuat pedoman wawancara sebagai berikut:
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
No. Sumber Data Butir-butir Wawancara
1. Kepala Sekolah a. Sejarah dan profil sekolah
b. Visi dan misi sekolah
c. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
d. Program kepala sekolah dalam
pembentukan karakter siswa
e. Keberhasilan program menurut
kepala sekolah
f. Rencana kedepan terkait
pembentukan karakter siswa
2. Pembina OSIS a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
Pramuka
d. Kesan terhadap kegiatan-kegiatan
yang membentuk karakter siswa
dalam kegiatan pramuka
3. Pembina Pramuka a. Perencanaan kegiatan Pramuka
b. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
c. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
37
Pramuka
d. Kesan terhadap kegiatan pramuka
yang membentuk karakter siswa
e. Kesan terhadap karakter siswa
setelah mengikuti kegiatan
pramuka
4. Guru a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pengawasan kegiatan Pramuka
5. Wali Murid a. Koordinasi kegiatan Pramuka
b. Pengawasan dan evaluasi kegiatan
Pramuka
c. Kesan wali murid terhadap
karakter siswa setelah mengikuti
kegiatan pramuka
6. Siswa a. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
b. Alasan mengikuti pramuka
c. Intensitas mengikuti kegiatan
pramuka
d. Manfaat mengikuti kegiatan
pramuka dalam pembentukan
karakter
e. Harapan siswa setelah mengikuti
kegiatan pramuka
3. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut.59 Observasi digunakan untuk
memperoleh data tambahan terkait dengan pelaksanaan kegiatan
59 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 143.
38
Pramuka yang dilaksanakan di Sekolah. Dengan demikian fokus
observasi ditujukan kepada pelaksanaan kegiatan Pramuka yang
dilakukan selama peneliti berada di lokasi. Untuk melakukan observasi,
digunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Lembar Observasi
No. Dimensi Aspek yang diamati
1. Lingkungan fisik
kepramukaan
Kondisi real bangunan sekolah, kondisi
ruang kelas, kondisi tempat
beribadah/musala, pencahayaan ruang kelas,
penataan ruang kelas, kememadaian
lingkungan fisik untuk mendukung
pembentukan karakter.
2. Sarana dan
prasarana
Pramuka
Kondisi lapangan, kondisi ruang Pramuka,
alat-alat Pramuka, kememadaian sarana dan
prasarana Pramuka untuk mendukung
pembentukan karakter.
3. Lingkungan non
fisik
kepramukaan
Gaya bicara, sikap di lingkungan sekitar,
komunikasi pembina Pramuka dengan
siswa, komunikasi dengan teman sebaya,
aktif didalam kegiatan-kegiatan sekolah.
4. Pelaksanaan
kegiatan
Pramuka:
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. yang tidak
terstruktur
- Materi
- Peserta
- Pelatih
- Proses Kegiatan
- Penanaman nilai karakter yang hendak
dibentuk
5. Pengawasan
kegiatan Pramuka
Oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah
39
bidang kurikulum
4. Studi Dokumen/Dokumentasi
Dokumentasi ialah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologis.60 Studi dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tentang
profil MTs. Dail Khairaat Kalideres Jakarta Barat, data pembina
Pramuka, data peserta didik dokumen kurikulum terkait kegiatan
Pramuka, dan dokumen perangkat perencanaan kegiatan Pramuka.
Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian secara
representatif. Dalam studi dokumen/dokumentasi digunakan pedoman
daftar cocok (checklist) sebagaimana seperti tabel berikut:
Tabel 3.6 Daftar Cocok (checklist) Dokumen
No. Dokumen Ada Tidak Keterangan
1. Sejarah dan profil sekolah
2. Visi dan misi sekolah
3. Visi dan misi kegiatan Pramuka
4. Struktur organisasi
5. Data pendidik dan tenaga
kependidikan
6. Data pembina Pramuka
7. Program tahunan sekolah
8. Program kegiatan Pramuka
pertahun, persemester, perbulan
dan perpekan
9. Kalender pendidikan
10. Kalender kegiatan Pramuka
11. Penyusunan rencana oprasional
60 Ibid, h. 175.
40
kegiatan
12. Evaluasi kegiatan Pramuka
13. Tata tertib sekolah
14. Daftar prestasi
15. Rekam kasus
16. Daftar hadir siswa
17. Daftar hadir kegiatan Pramuka
18. Laporan progres kegiatan
Pramuka
19. Rekam hasil kegiatan Pramuka
Mengingat penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap,
maka pada dimensi perencanaan tidak bisa dilakukan dengan observasi
kerena hal tersebut sudah dilakukan sejak awal semester ganjil, sehingga
kegiatan observasi hanya dilakukan pada saat pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi kegiatan Pramuka. Secara lebih jelas instrumen
pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Instrumen Penelitian Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka
No. Aspek
Teknik
Pengumpulan Data
Waw
an
cara
Stu
di
Dok
um
en
Ob
serv
asi
1. Sejarah dan profil sekolah √ √
2. Visi dan misi sekolah √ √
3. Visi dan misi kegiatan Pramuka √ √
4. Program tahunan sekolah √ √
5. Program kegiatan Pramuka pertahun, √ √
41
persemester, perbulan dan perpekan
6. Struktur organisasi √ √
7. Tata tertib sekolah √ √
8. Daftar prestasi siswa √ √
9. Kalender pendidikan √ √
10. Kalender kegiatan Pramuka √ √
11. Penyusunan rencana oprasional
kegiatan √ √
12. Lingkungan fisik sekolah √
13. Lingkungan sosial sekolah √
14. Sarana dan prasarana √ √
15. Suasana/iklim sehari-hari secara
akademis atau sosial √ √
16. Pelaksanaan kegiatan Pramuka
g. Individu
h. Kelompok
√ √ √
17. Pengawasan kegiatan Pramuka √ √
18. Evaluasi kegiatan pramuka √ √
F. Kisi-kisi Instrumen
Menurut Sugiyono, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.61
Instrumen penelitian ini menggunakan angket dan wawancara untuk
mengetahui prosentase pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
pramuka.
Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup yaitu “jenis
angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga pesponden tinggal
memilih”.62 Angket tertutup ini menggunakan skala Likert. Skala Likert ini
61 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet.
VIII. h. 114. 62 Suharsimi Arikunto, h. 195.
42
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini menggunakan empat
alternatif dengan skor 1, 2, 3, 4. Sehingga responden hanya memberikan
tanda checklist () pada jawaban. Berikut ini kisi-kisi intrumen angket dari
aspek pembentukan karakter siswa:
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Pramuka
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan Jumlah
1 Religius a. Menghormati orang
lain yang lebih tua
1 1
b. Menghormati semua
guru
2 1
c. Melaksanakan ibadah
setiap hari dengan
senang hati
3 1
d. Tidak merendahkan
orang lain yang
memiliki kekurangan
4 1
2 Mandiri a. Tidak mencontek saat
ujian berlangsung
5 1
b. Bertanggung jawab
atas tugas/amanah
yang diberikan
6 1
c. Merasa tertantang
untuk mempelajari hal
baru
7 1
d. Menerapkan apa yang
sudah dipelajari dalam
pramuka dikehidupan
8 1
43
sehari-hari
3 Gotong
Royong
a. Rajin bergotong-
royong di sekolah/di
rumah
9 1
b. Senang membantu dan
menolong orang lain
10 1
c. Rajin melaksanakan
piket harian kelas
11 1
d. Senang mengikuti
kegiatan bakti sosial
12 1
4 Integritas a. Aktif dalam mengikuti
kegiatan pramuka
13 1
b. Menyalurkan ide dan
pendapat yang
bermanfaat
14 1
c. Memperoleh
pengalaman berharga
dalam mengikuti
kegiatan pramuka
15 1
d. Datang ke sekolah
tepat waktu
16 1
5 Naisonalis a. Mengikuti upacara
setiap hari senin
17 1
b. Hafal hampir semua
lagu-lagu nasional
18 1
c. menghormati
perbedaan suku,
budaya dan agama
orang lain baik
dilingkungan sekolah
19 1
44
maupun dilingkungan
lain
d. Antusias dalam
mengikuti setiap
peringatan hari
nasional
20 1
Jumlah Item 20
Selain menggunakan instrumen angket dalam penelitian untuk
menguatkan hasil penelitian tentang pembentukan karakter siswa, maka
peneliti menggunakan instrumen wawancara dan studi dokumen. Dalam hal
ini peneliti menggunakan wawancara terbuka yaitu wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yangg telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
G. Pemerikasaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama.63 Triangulasi dilakukan untuk menyamakan satu temuan konsep
dari tiga sumber data yang berbeda.
H. Teknik Analisis dan Interprestasi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara,
penyebaran angket, pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data
yang telah terkumpul, dianalisis, diinterpretasikan/ditafsirkan dan
63Opcit, h. 271
45
disimpulkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, logis dan sesuai
dengan penelitian yang dibahas.
Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui penyebaran angket,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Prosentase
Hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata setiap
aspek penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, sehingga
diketahui secara umum pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
pramuka. Denga demikian digunakan pedoman interprestasi menurut
Suharsimi Arikunto, yaitu:
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 – 100%.
2. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 – 80%.
3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 – 60%.
4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval < 40%.64
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan katagori, yakni dengan menggunakan rumus:
P = 𝑵𝑺
𝑵𝑯 X 100%
64 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2009), cet. Ke-3, hal.35.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
1. Sejarah Singkat
MTs. Da’il Khairaat berdiri sejak tahun 1983, berada di bawah
naungan Yayasan Pendidikan Islam Da’il Khairaat, sebagai kelanjutan dari
pendirian MI. Da’il Khairaat yang sudah ada terlebih dahulu, pada tahun
1982. Pendirian MTs. Da’il Khairaat ini, didasari oleh kebutuhan
mendasar akan lulusan MI. Da’il Khairaat serta atas usulan masyarakat
sekitar.
Pendiri madrasah ini adalah para tokoh masyarakat yang berada di
sekitar madrasah, yaitu: KH. Ahmad Ali, KH. Ali Muhammad, KH.
Ma’arif, H. Muhammad, H. Abdul Ghani, H. Muhyi dan H. Na’ali.
Adapun tujuan para pendiri Yayasan Da’il Khairaat untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mereka (para tokoh)
menganggap bahwa kehidupan sosial dan akhirat, tidak dapat dipisahkan
oleh dunia pendidikan.
Dengan semangat itulah MTs. Da’il Khairaat sebagai lembaga
pendidikan yang memadukan antara ilmu-ilmu agama, umum dan
keterampilan mampu menampilkan diri untuk memenuhi kebutuhan
msyarakat. Karena, masyarakat percaya bahwa memasukan anaknya ke
MTs. Da’il Khairaat anak-anaknya akan menjadi lebih baik. Adapun
materi pelajaran yang ada di MTs. Da’il, bukan hanya pelajaran umum
yang terdapat pada kurikulum Kemenag, melainkan juga terdapat pelajaran
lokal pun seperti: Quran Tajwid, Nahwu Shorof, Ibadah Amaliah, Ta’limul
Muta’alim, Tauhid, Imla, Balaghoh, Muhadatsah dan Ushul Fiqh. Dimana
pelajaran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman
kemudian dipadukan dengan pelajaran umum diterbitkan oleh Departemen
Agama. Dengan letaknya yang sangat strategis, yang mudah dijangkau
oleh masyarakat menjadikan MTs. Da’il Khairaat menjadi sekolah favorit
47
lingkungan sekitar. Hal ini, menjadi faktor pendukung atas meningkatnya
jumlah siswa sejak tahun 1983 hingga saat ini.65
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang berakhlakul karimah antar warga
madrasah
2. Terlaksananya interaksi sosial yang baik antar warga madrasah dan
masyarakat sekitar
3. Terbentuknya generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang
akademik maupun non akademik66
Visi tersebut menggambarkan bahwa lembaga pendidikan ini ingin
mencetak generasi bangsa yang berkualitas, yang memiliki karakter
religius, berjiwa nasionalisme, integritas yang tinggi, mandiri dan
gotong royong di implementasikan melalui ilmu pengetahuan, ilmu
agama dan pendidikan kepramukaan.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi yang ada, berikut ini adalah upaya-upaya
yang dilakukan sekolah dan dituangkan dalam misi:
1. Melaksanakan proses belajar mengajar dengan mengedepankan
akhlakul karimah
2. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari
3. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing melakukan
kebaikan
4. Memberdayakan masyarakat dalam lingkungan pendidikan
5. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional67
65 Diolah dari data profil sekolah dan dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 20 Mei 2019 66 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019
48
Misi di atas menggambarkan tentang tujuan sekolah yang ingin
menghasilkan lulusan dengan karakter yang kuat, sesuai dengan visi
dan misi lembaga yang mengedepankan pendidikan karakter sebagai
dasar utama. Maka sekolah memfasilitasinya dengan mengadakan
kegiatan ekstrakulikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan kegiatan
lain-lainnya.
c. Tujuan
Adapun tujuan dari MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,
yaitu :
1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari
2. Berkembangnya pola pembelajaran
3. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,
bermasalah dan kelompok siswa lainnya
4. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non
akademik68
Untuk mencapai visi dan misi tentu tidak mudah, maka dibutuhkan
salah satu upaya untuk mencapainya, yakni dengan membentuk
karakter. Sehingga lembaga tersebut memiliki tujuan untuk menjadikan
pendidikan sebagai prestasi siswa dalam bidang akademik dan non
akademik, yaitu kegiatan kepramukaan.
3. Keadaan Pendidik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
a. Keadaan pendidik
Hasil dari observasi peneliti, tenaga pendidik di MTs. Da’il
Khairaat yaitu berjumlah: guru 37 orang, meliputi 2 orang yang
67 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019 68 Dokumen Visi dan Misi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei 2019
49
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu kepala sekolah dan guru
pengajar, 29 orang guru berstatus non PNS (Sertifikasi), dan 6 orang
guru berstatus guru tidak tetap (honorer) di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat.
Kemudian guru di MTs Da’il Khairat Jakarta Barat memiliki latar
belakang pendidikan yaitu 3 orang S2, 26 orang S1, 3 orang Sarmud
(Serjana Muda), 1 orang D2, dan 4 orang SMA.69
b. Keadaan Peserta Didik
Keadaan peserta didik di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat selama 5 tahun terakhir mengalami perubahan setiap tahunnya,
seperti pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa dari kelas VII – IX
berjumlah 497 siswa dengan rincian di kelas VII terdapat 159 siswa,
kelas VIII berjumlah 188 siswa, dan pada kelas IX berjumlah 150 siswa
dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.
Lalu pada tahun ajaran 2015/2016 mengalami kenaikan dengan
jumlah siswa dari kelas VII – IX berjumlah 499 siswa, dengan rincian
di kelas VII mengalami kenaikan 1 orang menjadi 160 siswa, pada
kelas VIII mengalami penurunan menjadi 153 siswa, sementara pada
kelas IX mengalami kenaikan sebanyak 36 orang sehingga menjadi 186
siswa, dengan pembagian tetap menjadi 4 rombel pada setiap kelasnya.
Pada tahun ajaran 2016/2017 MTs. Da’il Khairaat mengalami
penurunan jumlah siswa, dengan jumlah siswa dari kelas VII – IX
berjumlah 469 siswa. Akan tetapi pada setiap kelas mengalami
kenaikan dan penurunan jumlah siswa diantaranya, pada kelas VII
mengalami kenaikan 1 orang menjadi 161 siswa sehingga meerubah
rombel menjadi 5 rombel untuk kelas VII, sementara pada kelas VIII
mengalami kenaikan 4 orang menjadi 157 siswa, dan pada kelas IX
69 Diolah dari dokumen Tata Usaha MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 20 Mei
2019
50
mengalami penurunan sebanyak 35 orang sehingga menjadi 151 siswa,
dengan tetap membaginya menjadi 4 rombel pada kelas VIII dan IX.
Sebenarnya minat masyarakat terhadap MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat selalu mengalamai peningkatan setiap tahunnya,
akan tetapi MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat membuat
sistem seleksi penerimaan siswa baru yang lebih ketat. Sehingga pada 2
tahun terakhir ajaran baru yaitu pada tahun 2017/2018 – 2018/2019
mengalami penurunan jumlah siswa, karena pihak sekolah memiliki
kriteria salah satuhnya ujian test BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) sesuai
dengan hukum tajwid untuk seluruh siswa yang ingin masuk ke MTs.
Da’il Khaairaat Kalideres Jakarta Barat. Siswa yang memenuhi kriteria
yang ditetapkan oleh pihak sekolah, maka dinyatakan lulus dan diterima
di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat.
Sehingga pada tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa kelas VII –
1X berjumlah 440 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII sebanyak
134 siswa yang mengalami penurunan sebanyak 27 siswa dari tahun
sebelumnya. Kemudian pada kelas VIII mengalami penurunan
sebanyak 7 orang sehingga berjumlah 155 siswa, dan pada kelas IX
berjumlah 151 siswa dengan pembagian 4 rombel pada setiap kelasnya.
Kemudian pada tahun 2018/2019 jumlah siswa kelas VII – IX di
MTs. Da’il Khairaat mengalami penurunan sebanyak 36 orang menjadi
404 siswa, dengan jumlah siswa di kelas VII mengalami penurunan
sebanyak 8 orang menjadi 126 siswa, pada kelas VIII mengalami
penurunan sebanyak 22 orang menjadi 127 siswa, sedangkan pada kelas
IX tidak ada perubahan jumlah siswa dari tahun 2017/2018. Dengan
pembagian rombel yang sama yaitu 4 rombel pada setiap kelasnya.70
70 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
51
c. Data Siswa Tahun 2018/2019
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, hanya mengambil sample pada
tahun ajaran 2018/2019 yang menjelaskan bahwa jumlah siswa pada
tahun tersebut berjumlah 404 siswa. Sementara jumlah pendidik yang
ada pada MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat berjumlah 37
guru, dengan jumlah mata pelajaran sebanyak 19 mata pelajaran.71
Jika dibandingkan dengan jumlah tersebut maka guru di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat, dalam ini perbandingannya adalah
1:10 dalam artian 1 guru dapat membimbing 10 siswa. Jadi, ini
termasuk kategori jumlah yang ideal atau baik. Dimana 1 guru dapat
bekerja sama dengan pembina pramuka sehingga memungkinkan guru
dapat membimbing siswa dalam membentuk nilai karakter.
d. Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana yang tersedia di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat sangat layak, sehingga dapat
dipergunakan untuk menunjang KBM dan non-KBM di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat. Hal ini dapat dilihat dari ruang kelas
yang berjumlah 12 ruang sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada,
sehingga memungkinkan untuk mendukung terjadinya proses
pembentukan karakter di dalam kelas. Sekolah juga memiliki fasilitas
lain, diantaranya: ruang bidang kesiswaan, ruang laboratorium IPA,
ruang komputer, ruang bimbingan dan konseling, ruang pramuka, ruang
perpustakaan, lapangan, serta sarana dan prasarana lainnya untuk
menunjang kegiatan pembelajaran peserta didik. Namun untuk musala
yang kurang memadai dapat diatasi dengan adanya masjid yang terletak
71 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
52
di samping sekolah sebagai salah satu fasilitas yang ditujukan untuk
membentuk karakter religius pada diri siswa.72
B. Gambaran Pramuka MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat
1. Sejarah Pramuka
Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan yang sudah ada di
dunia pendidikan sejak lama. Namun kegiatan Pramuka di MTs. Da’il
Khairaat dibentuk sejak tahun 2000, setelah pimpinan yayasan dan
dewan guru mempertimbangkan banyaknya manfaat yang dapat siswa
dapatkan dari kegiatan Pramuka.
Pada akhir tahun 2000, kepala Sekolah dan pembina Pramuka
sepakat untuk memberi nama kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat
dengan nama Pramuka Inti atau sering disebut dengan Pasukan Khusus.
Seiring berjalannya waktu hingga sat ini, Pramuka inti sudah memiliki
prestasi yang baik, sehingga Pramuka inti menjadi salah satu
ekstrakulikuler favorite di MTs. Da’il Khairaat.
Seperti halnya kegiatan ekstrakulikuler lainnya, setiap tahun akan
selalu ada pembaharuan baik dari pembina, program ataupun hal-hal
pendukung lainnya. Pada tahun 2016 nama Pramuka inti diubah menjadi
Pasukan Khusus oleh pembina Pramuka yang baru,73 yaitu Hidir
Febriadi. Nama pasukan khusus dibuat sebagai pembeda antara siswa
yang hanya mengikuti kegiatan Pramuka di ruang kelas sesuai kurikulum
yang ada dengan siswa yang memperdalam pengetahuan Pramuka pada
kegiatan ekstrakulikuler.
2. Struktur Organisasi Kegiatan Pramuka
Adapun struktur organisasi yang ada di Pramuka MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat sebagai berikut :
72 Hasil Wawancara dengan Irpan, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat, pada 01 Mei 2019 73 Hasil Wawancara dengan Masturo, Kepala Sekolah di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, pada 10 Mei 2019
53
Garis Komando
Garis Konsultasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pramuka
Sumber : Dokumen Struktur Organisasi Pembina Pramuka MTs. Da’il Khiraat
Kalideres Jakarta Barat
3. Data Pembina Pramuka
Hasil dari observasi peneliti terkait tenaga pendidik dalam kegiatan
pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat, berjumlah 5
orang pembina pramuka, dimana 2 orang pembina pramuka utama dan 3
pembina pramuka pembantu.
Mabigus
Masturo, S.Ag
K Gudep Putra
Supriyadi, S.Pd
Pembina Gudep
Irpan, S.Pd.I
Pembina Putri
Hasanudin
K Gudep Putri
Siti Muawiyah, S.E.I
Pembina Putra
Haidir Febriadi
Bendahara
Mustang Choiry, S.Pd
Ketua Penggalang Inti
Anggota Pramuka
54
Haidir Febriadi sebagai pembina pramuka putra di MTs. Da’il
Kkhairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran 2016/2017 hingga
saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus Mahir Dasar) dan
KML (Kursus Mahir Lanjut) sebagai syarat untuk menjadi pembina
pramuka di sekolah.74
Selanjutnya adalah Hasanudin sebagai pembina pramuka putri di
MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat sejak tahun ajaran
2016/207 hingga saat ini, dan telah menempuh pelatihan KMD (Kursus
Mahir Dasar) sebagai syarat untuk menjadi pembina pramuka di
sekolah.75
Kemudian pada tahun ajaran 2017/2018 Bapak Haidir dan
Hasanudin mengangkat 3 alumni MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat, yang bernama Rian Ardiansyah, Wildan Labib dan Nur Aisiyah
untuk membantu berjalannya kegiatan pramuka.76
4. Sarana dan Prasarana Kegiatan Pramuka
Sarana dan prasarana adalah salah satu alat penunjang kegiatan yang
memiliki pengaruh cukup besar terhadap kegiatan itu sendiri. Dengan
adanya sarana dan prasarana, maka akan mempermudah pembina dan
peserta Pramuka dalam melakukan kegiatan. Adapun sarana dan
prasarana Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat,
sebagai berikut : sanggar gugus depan, tenda regu, bendera baik bendera
merah putih maupun bendera kepramukaan, buku-buku kepramukaan,
tempat latihan atau lapangan, perlengkapan kesehatan, serta sarana dan
prasarana lainnya yang mendukung kegiatan pramuka dalam proses
pembentukan karakter siswa.
74 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019 75 Hasil Wawancara dengan Hasanudin, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 18 Mei 2019 76 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
55
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pramuka
Waktu pelaksanaan kegiatan pramuka di MTs. Da’il Khairaat
Kalideres Jakarta Barat ditentukan untuk mengkoordinasi
berlangsungnya kegiatan, agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan
lainnya. Adapun jadwal kegiatan Pramuka, sebagai berikut: pada hari
sabtu pukul 09.40 – 11.00 WIB kegiatan pramuka dilakukan didalam
kelas, dengan pemberian materi SKU (Syarat Kecakapan Umum) dan
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) dasar, serta praktek lapangan yang
ditujukan pada seluruh siswa di MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta
Barat.
Sementara pada hari sabtu pukul 11.30 – 14.00 WIB atau pada hari-
hari lain yang sudah disepakati bersama kegiatan pramuka diadakan
untuk pendalaman materi dan praktek lapangan terkait materi SKU
(Syarat Kecakapan Umum) dan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang
ditujukan untuk pasukan khusus atau pramuka inti.77
6. Program Kegiatan Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat
Selain jadwal pelaksanaan kegiatan, didalam sebuah organisasi
ataupun kegiatan diperlukan adanya rencana program, baik rencana
pertahun, persemester, perbulan dan perpekan. Rencana program di MTs.
Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat dibuat sebagai acuan dan pedoman
dalam proses kegiatan pramuka tersebut.
Berikut ini adalah rencana program kegiatan Pramuka yang ada di
MTs. Da’il Khairaat Kalideres Jakarta Barat:
a. Rencana Program Tahunan Pramuka Penggalang Tahun 2018-
2019
Adapun jadwal program tahunan kegiatan pramuka di MTs. Da’il
Khairaat Kalideres Jakarta Barat pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu:
77 Hasil Wawancara dengan Haidir Febriadi, Pembina Pramuka di MTs. Da’il Khairaat Kalideres
Jakarta Barat, pada 06 Mei 2019
56
Pencapaian SKU, pencapaian SKK (agama, patriotisme dan seni
budaya, ketangkasan dan kesehatan, keterampilan dan teknik