i PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL DENGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN SKRIPSI Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Bagas Cahyo Utomo NIM : 151314010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Embed
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI …repository.usd.ac.id/35343/2/151314010_full.pdf · vii abstrak pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaataan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Bagas Cahyo Utomo
NIM : 151314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Bagas Cahyo Utomo
NIM : 151314010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini
dipersembahkan kepada:
1. Kedua orangtua tercinta (Bapak Dasi (Alm) dan Ibu Eni Murtini ) kakak tercinta
(Bagus Cahyo Pambudi) yang selalu memberikan semangat, mendoakan,
mendukung, memotivasiku, dan memenuhi semua kebutuhanku selama ini.
2. Tim Skripsi Literasi Digital (Ginanjar Wahyu Nendra, Maria Desta Ernia Sari,
Indrya Sari Indah Meilany) yang telah bersama-sama menyelesaikan Tugas
Akhir dengan baik.
3. Hendra Kurniawan, M.Pd., dan Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen
pembimbing yang selalu membimbing, memotivasi penulis dan menyemangati
penulis dengan baik.
4. Semua sahabat tercinta khususnya (Indrya Sari Indah Meilany, Angga Wahyu
Nugroho, Andreas Bayu Utomo, dan Yuslina Halawa), teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan
(Ali bin Abi Thalib)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS BUDAYA LITERASI DIGITAL
DENGAN PEMANFAATAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN
Bagas Cahyo Utomo
151314010
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan mengenai: (1) Persiapan
pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran, (3) Hasil belajar Sejarah berbasis
budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus, guru dan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan menjadi informasi
dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
kuesioner, wawancara, dokumen dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model Miles dan Hurberman yang meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan
oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengandung unsur literasi digital dan menyiapkan video, (2) pelaksanaan
pembelajaran telah dilakukan dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru, (3) hasil pembelajaran sejarah
berbasis budaya literasi digital dengan pemanfaatan media audio visual pada hasil
kognitif menunjukkan siswa sebanyak 26 siswa yang mencapai di atas KKM 75
dengan rata-rata 78,5 (94%). Pada aspek afektif menunjukkan 84% siswa berada
dalam kategori “sangat baik” untuk penilaian aspek toleransi, sedangkan pada
aspek nasionalisme menunjukkan 70% siswa masuk dalam kategori “sangat baik”.
Pada hasil psikomotorik menunjukkan hasil keterampilan siswa melalui produk
peta konsep sudah mencapai KKM dengan rata-rata sebesar 81,5.
Kata Kunci: Literasi Digital, Pembelajaran Sejarah, Media Audio Visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
HISTORY LEARNING BASED ON DIGITAL LITERACY CULTURE USE
OF MEDIA AUDIO VISUAL ON A STUDENTS OF CLASS XI IPS 2 OF
SMA NEGERI 1 KASIHAN
Bagas Cahyo Utomo
151314010
The research aims to describe: (1) the learning plan, (2) the
implementation, and (3) the results of History learning using digital media.
This research uses qualitative approach with case study method. The teacher
and the students of XI IPS 2 class of SMA Negeri 1 Kasihan become the subjects of
this research who are chosen by using purposive sampling technique. The data
gathering methods used in this research are observation, questionnaire, interview,
document and documentation. The data analysis technique of this research uses
Miles and Hurberman’s interactive model which covers data gathering, reduction,
presentation, and conclusion drawing.
Based on the analysis, the result shows that: (1) the planning conducted by
the teacher is arranging the lesson plan which contains literacy digital elements and
preparing video, (2) the learning implementation has been conducted based on the
lesson plan, that is made by the teacher, (3) the result of History learning based on
digital literacy culture use of audio visual media on cognitive aspect shows that 26
students can achieve the Minimum Criteria of Master Learning value 75% with the
mean 78.5 or (94%).
From the perspective of affective, 84% of students are in the category of
“Very Good” for the judgment of the aspect of tolerance, while in the case of the
aspect of nationalism 70% students are in the category of “Very Good”. On
psychometric results, it shows that the students’ skill in product concept reachs, the
Minimum Criteria of Mastery Learning with the mean 81.5.
Keyword : Literacy Digital, Learning History, Media Audio Visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya hatirkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran
Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Pada Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Kasihan”. Selama menyelesaikan
skripsi ini, banyak hambatan yang penulis alami. Namun atas bantuan, motivasi,
dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis mampu mengatasi hambatan yang
terjadi.
Dengan demikian penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak
yang turut membantu, antara lain:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama penyususnan Skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., Selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus menjadi dosen pembimbing I dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7
C.Rumusan Masalah ............................................................................................. 8
sma-hanya-setara-smp.html. Diakses pada tanggal 24 Februari 2019, pukul 20.02. 7Agung Ismianto.http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2019, pukul. 00.54.
Pengumpulan data dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat responden
masih segar, belum capek, akan memberikan data yang lebih valid atau dapat
dipercaya. Bila hasil uji data yang berbeda, maka akan dilakukan secara
berulang-ulang sehingga akan ditemukanya kepastian data tersebut. Triangulasi
ini dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, peneliti lain
yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.73
Dalam penelitian ini peneliti
pada awal pelajaran memutarkan video sejarah di dalam kelas. Selanjutnya
guru memanggil satu persatu siswa yang telah didata untuk diwawancarai.
Sehingga kelas tetap kondusif dan kegiatan wawancara yang dilakukan dapat
berjalan dengan lancar.
d. Triangulasi Teori
Dalam penggunaan lebih dari satu teori atau beberapa perspektif untuk
menginterpretasi sejumlah data. Berbagai penelitian kualitatif, mungkin cukup
dengan menggunakan satu teori/grand theory atau satu pandangan perspektif
saat melakukan interpretasi data. Namun terkadang kita memerlukan beberapa
berbagai grand theory atau lebih dari satu perspektif, analisis data, dan
interpretasi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu kita
dapat menggunakan triangulasi teori.74
Peneliti menggunakan media audio
visual berupa video sejarah dalam penelitian ini.
73
Ibid., hlm. 127. 74
Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010, hlm. 201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Meningkatkan Ketekunan
Dengan meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara cermat
dan bersinambungan. Dengan data yang dapat dipercaya dan urutan peristiwa
yang direkam secara sistematis. Peneliti dengan meningkatkan ketekunan,
maka dapat dilakukan pengecekan kembali apakah data tersebut telah
ditemukan salah atau tidak. Dengan demikian ketekunan akan meningkat
sendirinya, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati. Dengan pengamatan yang optimal dan
didukung dengan referensi buku bacaan maka peneliti akan memiliki wawasan
luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
ditemukan benar/dapat dipercaya atau tidak.75
Demikian peneliti mengecek
kebenaran data dengan membaca sumber-sumber referensi dan melakukan
pemeriksaan ulang data yang telah diperoleh.
3. Pengecekan Melalui Diskusi
kegiatan diskusi ini merupakan kegiatan memahami masalah penelitian, agar
memberi informasi yang berarti kepada peneliti sekaligus sebagai upaya untuk
menguji keabsahan hasil penelitian. Menurut Moleong dan Burhan Bungin
berpendapat bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan menghasilkan; (1)
pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori substantive, (3)
membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai
pembanding.76
Peneliti melakukan pengecekan data dengan cara melakukan
75
Ibid., hlm. 124-125. 76
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu sosial
lainnya, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2007, hlm. 258.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penelitian sejenis agar dapat membandingkan penelitian teman yang satu dan
yang lain sehingga akan mendapatkan hasil penelitian yang optimal.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang dipelajari dan diceritakan kepada orang lain.77
Satu hal yang harus
diperhatikan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum penelitian memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan sesudah selesai di lapangan.78
Analisis data kualitatif model Miles & Huberman bersifat interaktif satu
tahapan dengan tahapan lain saling berkaitan (interaksi).79
Dengan demikian
proses analisis data model interaktif Miles dan Huberman dalam buku M.
Djunaidi Ghony sebagai berikut.80
Gambar III. Model Interaktif Miles dan Hurberman
Diadopsi dari Djunaidi Ghony
77
Lexy K. Moleong, op.cit., hlm. 248. 78
Sugiyono, op.cit., hlm. 89. 79
Ruslan Ahmadi, op.cit., hlm. 23. 80
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Ar-Ruzz Media , hlm. 308.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi data Kesimpulan-Kesimpulan
Penarikan/verifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Teknik analisis data model interaktif Miles & Huberman terdiri dari
empat tahapan yang harus dilakukan.81
a. Pengumpulan data
Dilakukan dengan cara pengumpulan sebelum penelitian, pada saat penelitian,
dan pada akhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data harus dilakukan
ketika penelitian masih berupa konsep atau draff. Dalam proses ini
pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu
sendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan pengumpulan data
dapat dilakukan. Pada saat peneliti telah memperoleh data yang cukup maka
dilakukan proses dan analisis, selanjutnya reduksi data.
b. Reduksi Data
Proses ini penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang
didapatkan menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Inti dari
tahap reduksi data yaitu mengubah segala bentuk data menjadi bentuk tulisan
apapun formatnya.
c. Penyajian Data (Display data)
Merupakan mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk
tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam matriks kategorisasi
sesuai dengan tema yang sudah di kategorikan, serta memecahkan masalah
tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang
dikenal dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari
81
Haris Herdiansyah, op.cit., hlm. 164.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
subtema tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang sebelumnya telah
dilakukan.
d. Kesimpulan/Verifikasi
Adalah tahap akhir dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis data menurut
model yang dijelaskan oleh Miles & Huberman. Inti dari kesimpulan /verifikasi
yaitu tentang uraian dari seluruh subkategori tema yang tercantum pada tabel
kategori dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote
wawancara.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang terdiri latar
belakang penelitian. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian yang relevan,
dan kerangka pikir. Kajian teori mencakup media pembelajaran,
media audio visual, literasi, pembelajaran sejarah.
Bab III Metodologi Penelitian, mencakup tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,
instrumen pengumpulan data, teknik sampling, validitas data, dan
sistematika penulisan.
Bab IV Hasil Penelitian, mencakup diskripsi latar, deskripsi penelitian,
dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan. SMA Negeri 1
Kasihan berawal dari ide gagasan Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan
Daerah Yogyakarta melalui Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. SMA Negeri 1 Kasihan berdiri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0292/0/1978 pada tanggal 2 September 1978 dan TMT 1 pada bulan April
1978.
Pada tanggal 1 Januari 1978, berdirilah SMA Persiapan yang
pengelolaanya diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selama kurang
lebih 2 bulan proses belajar mengajar dilakukan di dalam ruang laboratorium
SMA Negeri 1 Yogyakarta. Jumlah siswa dan siswi angkatan pertama
sebanyak 80 anak dan dibagi menjadi 2 kelas, dengan guru tetap sebanyak 7
orang serta dibantu guru-guru dari SMA Negeri 1 Yogyakarta. Karena belum
memperoleh gedung sendiri, maka gedung SMA Persiapan berada di SMA
Negeri 1 Yogyakarta. 82
Pada tanggal 11 Maret 1979 memperoleh tempat baru di Jalan Bugisan
Selatan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka SMA
Persiapan mulai melakukan kegiatan pembelajaran di gedung sendiri. Melalui
82
Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret SMA Negeri 1 Tirtonirmolo kemudian
berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Kasihan sampai sekarang.
1. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan
a. Visi SMA Negeri 1 Kasihan
“Terwujudnya Insan yang Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian, Sehat
dan Ramah Lingkungan”, dengan penjelasan sebagai berikut:83
1) Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan
mengamalkan perintahnya, menjauhi larangannya sesuai dengan
keyakinan agama yang dianut.
2) Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik maupun non-
akademik di tingkat nasional dan global.
3) Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan 20 nilai
akhlaq mulia baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
4) Sehat artinya pembiasaan pola hidup sehat untuk diri sendiri, sekolah,
keluarga dan masyarakat.
5) Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap
lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.
b. Misi SMA Negeri 1 Kasihan
Misi Sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi
guna mencapai tujuan mulia dengan rumusan sebagai berikut:84
1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agamanya,
sehingga kehidupan beragama di sekolah dapat tercipta manusia agamis
penuh toleransi.
2) Menumbuhkembangkan semangat berprestasi baik akademik maupun
non-akademik dengan pembinaan, pendampingan, pembimbingan
dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstarkurikuler sesuai dengan minat
dan bakat siswa sehingga dapat bersaing di tingkat nasional maupun
global.
3) Mencetak insan yang berkarakter, berkepribadian sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
83
Ibid 84
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
4) Membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat melalui Trias UKS
menjadikan generasi saka hebat.
5) Mengembangakan sikap peduli dan ramah lingkungan dalam
mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau (green school).
2. Tujuan SMA Negeri 1 Kasihan
Tujuan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kasihan yaitu
mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, cakap, kreatif dan bertanggung
jawab serta keterampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.85
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional memberi peluang
kepada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas
bertaraf nasional dan internasional.
b. Memberikan layanan kepada peserta didik berpotensi untuk
mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
c. Menyiapkan lulusan SMA yang mampu berperan aktif dalam
masyarakat global
2. Tujuan Khusus
Menyiapkan lulusan SMA yang memiliki kompetensi seperti di
dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar
kompetensi lulusan yang berciri internasional sehingga lulusannya
menjadi: 86
a. Individu nasionalis dan berwawasan global
b. Individu yang cinta damai dan toleran
c. Pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif
d. Pemecah masalah yang efektif dan inovatif
85
Ibid 86
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
e. Komunikator yang efektif
f. Individu yang mampu bekerja sama
g. Pembelajaran yang mandiri.
Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul
sejak 2006 adalah sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi
kelas X, XI, dan XII. Namun, pada tahun 2013 sistem pendidikan untuk kelas
X menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan kelas XI dan XII dilakukan
secara bertahap. Sistem pendidikan KTSP bertujuan untuk mengembangkan
kegiatan belajar mengajar yang mampu membentuk pola tingkah laku peserta
didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui
pengukuran dengan menggunakan test dan non test. Sedangkan kurikulum
2013 bertujuan untuk mengajak peserta didik berpikir kritis dalam
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.87
Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kasihan. Secara
keseluruhan jumlah kelas sebanyak 24 kelas. Siswa-siswi di SMA Negeri 1
Kasihan rata-rata beragama Islam, namun dengan perbedaan agama di SMA
Negeri 1 Kasihan ini menghidupkan rasa toleransi beragama di kalangan siswa,
guru maupun karyawan. Dapat kita lihat dari perayaan hari besar seperti, hari
Raya Idul Fitri dan Natal. Dimana baik siswa maupun guru memberi
kesempatan untuk merayakan di sekolah. Serta adanya ibadah setiap hari kamis
untuk siswa muslim melakukan tadarus dan untuk siswa non muslim
melakukan ibadah di ruang meeting sesuai dengan kepercayaan masing-
masing.
87
Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
Situasi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan memiliki LCD proyektor
dan Speaker untuk menunjang proses pembelajaran menjadi efektif. Namun
juga ditunjang dengan kebersihan kelas di lihat dari adanya hiasan dari setiap
ujung kelas XI IPS 2 dimana karya dan kreatif siswa di jadikan hiasan atau
motivasi dalam pembelajaran yang menarik guna menciptakan kondisi kelas
yang kondusif. Tak kalah megah juga memiliki perpustakaan yang layak untuk
mendukung pelaksanaan literasi. Berbagai macam buku baik yang berkaitan
dengan buku mata pelajaran maupun novel, komik, dan skripsi-skripsi dari
mahasiswa-mahasiswi yang pernah melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Ditunjang dengan ketersediaan lab-lab yang berkaitan dengan pelajaran IPA,
IPS serta lab-lab komputer. Kemudian kantin sehat yang didalamnya menjual
makanan dan minuman tradisonal, serta fasilitas tempat ibadah yaitu Mushola
dan fasilitas lainnya.
Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan letaknya bersampingan dengan
lab komputer dan bersebelahan juga dengan kelas XI IPS 1.Uniknya walaupun
berdekatan antar kelas saling menjaga suasana dalam KBM yang berlangsung .
Selain itu juga adanya hubungan harmonis antar siswa kelas XI IPS 2 dan XI
IPS 1 dapat ditunjukkan ketika jam kosong atau jam istirahat mereka
melakukan perbincangan maupun bergurau. Jumlah siswa di kelas tersebut
sebanyak 30 siswa, diantaranya laki-laki berjumlah 11 siswa dan perempuan
berjumlah 19 siswi. Siswa-siswi tersebut rata-rata berasal dari Yogyakarta
sendiri khususnya dari wilayah Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Persiapan Pembelajaran
Persiapan pembelajaran sejarah dengan menggunakan literasi digital
dengan memanfaatkan media audio visual sebagai sarana penompang yang
dilakukan guru di SMA N 1 Kasihan agar melaksanakan pembelajaran yang
efisien, inovatif serta berjalan secara sistematis dengan ketentuan pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum 2013. Dengan persiapan pembelajaran disusun
secara sistematis maka rencana pembelajaran yang matang akan tercapai dan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Pada perkembangan pembelajaran sejarah melalui literasi digital
ditopang dengan penggunaan video dijadikan guru sebagai kunci untuk
diterapkan di dalam kelas. Pada dasarnya penerapan literasi digital dalam
pembelajaran sejarah lebih menarik, inovatif dan kreatif tidak cenderung
monoton. Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah guru menyiapkan
beberapa perencanaan pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran
agar berjalan efektif dan efisien seperti menentukan Kompetensi Dasar (KD)
yang akan dibahas, membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan KD yang telah ditentukan. Dalam menentukan KD, guru terlebih
dahulu melihat silabus guna merumuskan indikator-indikator pencapaian.88
Mencari video sesuai materi guna mendorong literasi digital, membuat bahan
ajar berupa power point (PPT). Kisi-kisi soal, soal tes kognitif, penilaian
keterampilan atau produk, dan sumber belajar.
88
Dokumen RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
Sebelum membuat RPP guru terlebih dahulu menentukan KD yang
akan dibahas. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah peminatan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan yaitu KD 3.8 dan 4.8.
Kompetensi Dasar (KD) 3.8. membahas materi tentang “Menganalisis akar-
akar nasionalisme dan demokrasi Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini”
dan Kompetensi Dasar (KD) 4.8. membahas “Menyajikan hasil telaah tentang
akar-akar nasionalisme dan demokrasi di Indonesia”.
Dengan demikian, berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan 4.8,
guru menyusun RPP yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Dari KD 3.8 dan 4.8 guru mengembangkan indikator pencapaian
kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai
berikut:89
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di
Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
3.8.4 Menganalisis perkembangan organisasi Indische Partij
3.8.5 Menganalisis perkembangan PI
3.8.6 Menganalisis perkembangan PNI
3.8.7 Menganalisis perkembangan PKI
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan
demokrasi di Indonesia berupa peta konsep.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengamati empat indikator
pencapaian kompetensi. Masing-masing indikator sebagai berikut:90
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di
Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
89
Dokumen RPP 90
Ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan demokrasi
di Indonesia berupa peta konsep.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah Student
center learning . Dalam pendekatan Student center learning guru, sebagai
fasilator sehingga siswa akan aktif dan kreatif serta bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa untuk lebih mandiri dalam
proses belajar dan dapat menemukan sumber-sumber informasi untuk
kebutuhan siswa sendiri. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru sejarah
merupakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.
Dalam pembelajaran cooperative learning ini mengandung unsur
pembelajaran konstruktivis. Landasan pembelajaran kooperatif yaitu siswa
dituntut aktif belajar bersama untuk terciptanya pembelajaran yang bermakna.
STAD merupakan suatu model pembelajaran yang mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam memecahkan masalah melalui mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas. Siswa saling berkerjasama dan membantu dalam menyelesaikan
tugas.
Berkaitan dengan pembelajaran literasi yang terdapat empat aktivitas
seperti membaca, menyimak, menulis dan berbicara serta ditunjangnya dengan
video sebagai sarana literasi digital maka dalam pembelajaran sejarah dengan
model cooperative learning tipe STAD dapat membantu siswa dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran ini
siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti arahan guru sebab pembelajaran
sejarah yang terkenal monoton dan membosankan maka dari itu guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
menciptakan model pembelajaran yang baru untuk menjadikan siswa lebih
aktif dan kreatif lagi dalam proses pembelajaran.
Dalam perencanaan strategi yang dilakukan oleh guru yaitu
mempersiapkan video yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.8 dan
4.8. penggunaan dari video yang disediakan guru sejarah untuk membantu
siswa dalam menemukan informasi yang berkaitan dengan materi KD 3.8 dan
4.8. Kemudian guru meminta siswa untuk membuat peta konsep dalam
kelompok masing-masing yang akan dibagi oleh gurunya. Peta konsep yang
dibuat masing-masing kelompok ini berdasarkan materi yang dibagi oleh guru.
Siswa menghasilkan peta konsep sebagai produk literasi melalui pembelajaran
literasi digital dalam pembelajaran sejarah siswa dituntut untuk menghasilkan
salah satu produk. Guru merencanakan pembelajaran ini nantinya akan
ditampilkan hasil produknya dan dibacakan di depan kelas dengan harapan
siswa dapat menemukan informasi baru dan bermakna yang telah dibacakan.
Sintak dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pertemuan
pertama, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam kegiatan pendahuluan guru sejarah membuka pertemuan dengan
menyampaikan salam kepada siswa. Pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2
dilaksanakan pada jam ke 7, maka guru sejarah langsung memeriksa kehadiran
siswa. Setalah itu guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu satu
nusa satu bangsa bersama siswa guna menambah semangat siswa serta
menumbuhkan nasionalisme siswa lewat lagu. Setelah itu guru menanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
materi minggu lalu pada siswa. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan
pembelajaran sesuai KD yang diajarkan.
Kegiatan inti berlangsung guru menayangkan video mengenai akar-akar
nasionalisme dan berdirinya organisasi Boedi Utomo, guru sejarah
menanyakan video yang berkaitan dengan materi tersebut. Dalam video
tersebut dijelaskan mengenai latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia
serta berdirinya organisasi pertama pergerakan nasional dan sebagainya. Guru
menyuruh siswa untuk memperhatikan video tersebut. Melalui video tersebut
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kembali
mengenai isi video yang ditayangkan. Setelah itu guru memperdalam materi
dengan menampilkan PPT serta menjelaskan singkat dimana siswa yang
kurang paham tentang materi tersebut.
Ketika proses tanya jawab selesai guru selanjutnya membagi siswa-
siswi kelas XI IPS 2 ke dalam kelompok. Kelompok tersebut terdiri 5 siswa
yang heterogen. Selanjutnya guru membagikan topik kepada masing-masing
kelompok dengan materi yang berbeda terdiri dari 6 materi pembahasan
pertama SI (SDI), Indische Partij, PI, PNI, dan PKI. Setelah itu berkumpul
dengan anggota kelompok, siswa diberikan waktu oleh guru untuk mencari
sumber informasi melalui buku LKS maupun internet. Kemudian siswa
menulis hal-hal penting tentang materi yang didapatkan untuk dikerjakan pada
pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi
pembelajaran yang berkaitan dengan materi pergerakan nasional. Selanjutnya
guru memberi penugasan berupa produk yang akan dikerjakan pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
selanjutnya sesuai pembagian kelompok tadi. Terakhir guru sejarah menutup
pelajaran dengan salam. Dalam pertemuan pertama ini siswa yang hadir 30 dari
jumlah 30 siswa.
Selanjutnya sintak pertemuan kedua yaitu pada kegiatan pendahuluan
guru menyampaikan salam. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
menanyakan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya
mengenai akar-akar nasionalisme dan Boedi Utomo. Guru menanyakan setiap
kelompok sudah mencari informasi dari tiap-tiap topik untuk dibuat peta
konsep sesuai agenda sebelumnya. Dan membawa spidol warna serta kertas A3
warna. Alokasi waktu dalam kegiatan pendahuluan 5 menit.
Pada kegiatan inti pertemuan kedua masing-masing kelompok
menuliskan hasil diskusi berupa peta konsep dan guru memberikan waktu 30
menit untuk siswa menuliskan hasil diskusi sekreatif mungkin dengan
kemampuan kelompok. Setelah mengerjakan peta konsep selesai guru
menyuruh siswa untuk presentasi di depan menampilkan hasil produk dari
setiap kelompok bergantian dan kelompok lain mendengarkan bila kurang jelas
bertanya dengan kelompok yang presentasi. Dalam menampilkan peta konsep
masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit. Keterampilan berbicara dapat
kita lihat ketika masing-masing anggota kelompok membacakan peta konsep
dengan pede dan sangat baik. Setelah menampilkan peta konsep kegiatan
selanjutnya yaitu guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai pergerakan nasional yang telah dipelajari. Alokasi waktu dalam
kegiatan inti 60 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
Kegiatan penutup guru juga merencanakan melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital dalam aspek kognitifnya. Evaluasi tersebut
dilakukan dengan mengerjakan soal pilihan ganda dengan jumlah 20 butir soal
yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang dibuat guru berkaitan dengan
materi pembelajaran mengenai akar-akar nasinalisme, Boedi Utomo, PNI,
PKI, dan PI. Perencanaan dilakukannya evaluasi tersebut bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dengan materi yang telah
disampaikan guru dengan pemanfaatan media audio visual dengan literasi
digital pada pembelajaran sejarah peminatan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
dengan Pemanfaatan Media Audio Visual di SMA Negeri 1 Kasihan
Melalui pengamatan peneliti di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan,
pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi
digital dilaksanakan dua kali pertemuan oleh guru pada tanggal Selasa 16 April
2019 dan Rabu 17 April 2019 pembelajaran sejarah peminatan di kelas XI IPS
2 dimulai pukul 12.00-12.45 pada jam ke-7. Langkah pertama guru
memberikan salam kepada siswa sebagai awal pembelajaran dimulai.
Selanjutnya, guru memberikan stimulus serta menyanyikan bersama-sama lagu
satu nusa satu bangsa dan dilanjutkan pemberian stimulus pada siswa terkait
materi pergerakan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
Guru menayangkan video terkait pergerakan nasional khususnya Boedi
Utomo pada hari itu. Dengan adanya bantuan video guru juga menjelaskan
materi Boedi Utomo menggunakan power point (PPT) serta membahas materi
dengan siswa. Setelah memberikan penjelasan materi singkat dan
menayangkan video. Kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang
heterogen yang terdiri dari 5 anggota kelompok. Tujuan dibentuknya kelompok
yaitu untuk membangun rasa kerjasama antar siswa-siswi karena dalam
pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan literasi digital itu akan
membuahkan hasil berupa produk peta konsep.
Selanjutnya setelah kelompok terbentuk setiap kelompok berkumpul
dengan anggota kelompok. Guru membagikan materi tiap kelompok antara lain
SDI, SI, PKI, PNI, PI, dan Indische Partij. Selanjutnya guru memberi arahan
bahwa produk peta konsep berisi latar belakang berdirinya, tujuan, pendiri, dan
perkembangan organisasi. Setelah dibagikan topik siswa mencari informasi dan
menuliskan hasil diskusi di kertas yang telah disediakan.
Pada kegiatan diskusi ini akan muncul empat keterampilan dalam diri
siswa yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis dan selanjutnya adalah
berbicara. Aktivitas membaca yang dilakukan siswa yaitu membaca LKS
masing-masing siswa dapat menambah informasi atau wawasan tentang
pergerakan nasional. Selain itu kelompok juga bisa mencari informasi melalui
internet guna menambah sumber. Selanjutnya aktivitas menyimak ini
dilakukan siswa dengan menyimak tayangan video yang ditampilkan guru yang
berkaitan dengan pergerakan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
Selanjutnya keterampilan ketiga yaitu, menulis dapat dilakukan siswa
dengan mencari informasi dan menuangkan dengan cara menuliskan di kertas
yang telah disediakan sebagai produk peta konsep, aktivitas selanjutnya yang
dilakukan adalah berbicara. Dilakukan kelompok dengan menampilkan dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok yaitu produk peta konsep di depan
kelas.
Pada pertemuan hari Rabu tanggal 16 April 2019. Guru melihat
pekerjaan kelompok sudah mengalami kemajuan dalam menemukan informasi
dari berbagai sumber baik LKS maupun internet. Penampilan dilakukan pada
pertemuan kedua yaitu pada tanggal 17 April 2019 sebab pertemuan pertama
hanya 1 jam pelajaran dan waktu tidak cukup.
Pada pertemuan kedua yaitu penampilan produk peta konsep, guru
melakukan penilaian. Setiap kelompok maju melakukan presentasi dan
menampilkan produk dengan gaya bahasa masing-masing siswa. Dari
presentasi produk ini dapat kita lihat keberanian siswa dalam menyampaikan
informasi hasil diskusi dan munculnya kreativitas siswa dalam pembelajaran
sejarah yang dulu di kenal monoton. Dengan kreativitas siswa ini diharapkan
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital akan menjadi sarana penopang
pembelajaran siswa di kelas.
Setelah presentasi produk selesai dilaksanakan, guru kemudian menarik
kesimpulan dalam pembelajaran ini serta siswa diajak melakukan refleksi
pembelajaran hari ini, diharapkan siswa dapat menyadari betapa perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan melalui berbagai proses salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
satunya pergerakan nasional. Kemudian guru meminta siswa agar siswa
kembali ketempat duduk masing-masing dan guru membagikan soal.
Pemberian soal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi tentang pergerakan nasional yang disampaikan oleh guru dan teman-
teman dalam kelompok melalui penampilan produk peta konsep.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah
peminatan yang memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital telah
terlaksana dengan baik. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tahapan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan
panduan RPP guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik guna
menunjang pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital akan berdampak baik dari segi guru maupun siswa.
Dalam pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi digital ini
merupakan cara untuk menghilangkan kesan bahwa pembelajaran sejarah tidak
bersifat monoton. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa
yang mengatakan bahwa proses pembelajaran sejarah peminatan
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital sangat memberi
perubahan dalam pembelajaran siswa dan menyenangkan. Salah satu siswa
Yosi mengatakan bahwa “dengan adanya pembelajaran dengan video ini sangat
menarik dan mengasikkan bagi saya, sebab saya mudah bosan dengan
pembelajaran yang konvensional”. Dengan adanya literasi digital siswa merasa
terbantu dengan video tersebut sebagai sarana atau megetahui hal konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
dalam sejarah serta menjadikan siswa tidak jenuh dalam pembelajaran sejarah.
91
Selain itu ada juga siswa yang mengatakan dengan adanya literasi
digital pembelajaran sejarah lebih menarik perhatian siswa terutama dengan
bantuan video, dengan cara ini pembelajaran lebih menggugah selera siswa dan
menghilangkan rasa jenuh.92
Siswa Ratma devi mengatakan bahwa
“pembelajaran sejarah dengan video sangat mengasikan, mudah dimengerti
serta memberi inovasi baru dalam pembelajaran sejarah dikelas”.93
Selanjutnya
siswa juga mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan literasi digital
lebih mudah diterima dan dipahami materinya dengan ditunjang dengan
video.94
Salah satunya Hanan “saya lebih mudah paham dan dong dengan
pembelajaran menggunakan video, hal ini sangat membantu saya dalam
belajar”.
Selain itu juga ada siswa yang merasa pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan literasi digital dapat menambah jelas materi dengan
ditunjangnya gambar serta adanya gambar dari peristiwa yang berupa fakta
guna memberi gambaran bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi.95
Prisandeva
mengatakan bahwa “pembelajaran sejarah dengan gambar gerak maupun
gambar mati lebih mudah diterima dan mudah dipahami sebagai alat bantu
dalam pembelajaran” Ada pula 2 siswa yang merasa kesulitan dengan literasi
91
CL8.CL7.CL 5 92
CL 8. 93
CL 2 94
CL 3. 95
CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
digital karena melihat video mata mudah lelah dan ngantuk.96
Salah satunya
Restu menggatakan “saya mudah ngantuk atau capek ketika melihat video dan
saya lebih suka dengan pembelajaran konvensional”. Selain itu juga Asyraf dan
Restu anggi mengatakan bahwa “pada saat pembelajaran berlangsung ada
siswa yang berisik menggangu saya ketika melihat video sebab suara video
menjadi tidak terdengar keras”.97
Salah satu siswa Asyraf mengatakan bahwa “mereka tidak mengalami
kesulitan dengan adanya media audio visual dalam literasi digital. Dengan
adanya ini membuat siswa lebih kreatifivitas membuat prakarya dalam
pembelajaran sejarah”.98
Namun juga ada yang mengatakan bahwa dengan
literasi digital pembelajaran sejarah menarik dan mengasikkan dengan
demikian mudah di mengerti dan diterima.99
Pemahaman lain yang diperoleh
siswa selama proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital semakin meningkat. Dengan demikian, kesimpulan
dari semua siswa mengatakan bahwa belajar sejarah dengan memanfaatkan
media audio visual dalam literasi digital memberi perubahan dalam
pembelajaran dari membosankan menjadi menarik, mengasikkan dan
membangun kreativitas siswa.100
Mayoritas siswa mengatakan bahwa “dengan
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital ini membuat siswa mengasikkan
dan tertarik dengan pembelajaran tersebut serta membuat gerakan baru dari
belajar yang dikeanl dengan membosankan menjadi menyenangkan”.
96
CL 2. CL 5. 97
CL 4. CL 5 98
CL 4 99
CL 3 100
CL 2, CL 3. CL 4. CL5. CL6, CL 7, CL 8, dan CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa lebih memahami
dan mudah mengerti dengan bantuan media audio visual dalam literasi digital
memberi pengaruh perubahan pembelajaran siswa.
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital Dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual
Dalam pembelajaran sejarah peminatan, pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan
empat keterampilan pada diri siswa antara lain keterampilan membaca,
menyimak, menulis, dan berbicara. Dari keempat keterampilan tersebut
bertujuan untuk menvariasi atau memberi perubahan dalam pembelajaran
sejarah peminatan agar tidak dikenal membosankan dan kurang menarik yang
dirasakan di kalangan siswa. Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) pada tahap pembelajaran ini bertujuan untuk mengatasi rendahnya minat
baca siswa terutama dalam pembelajatan sejarah peminatan yang dianggap
siswa dengan membaca dan menghafal. Selain itu juga di perkuat dengan
tanggapan wawancara siswa tentang literasi digital.
Dalam hasil pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital akan menghasilkan aspek-aspek pada siswa.
Aspek-aspek yang akan muncul pada siswa diantaranya adalah aspek kognitif,
aspek psikomotorik yang akan dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
a. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dalam aspek kognitif, dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami
dan mengingat kembali materi. Dalam hal ini guru melakukan tes pada siswa.
Sebelumnya, guru membuat kisi-kisi soal tes tentang pergerakan nasional dan
membuat soal tes. Setelah membuat soal guru memberikan soal tes kepada
siswa dan dikerjakan. Dengan ini guru memberi nilai yang diperoleh siswa
sangat baik. Dari ke-20 soal yang diujikan kepada siswa kemudian peneliti
melakukan validasi dan meloloskan 15 soal yang valid. Soal-soal tersebut
berkaitan dengan pergerakan nasional. Hal ini dapat kita lihat dari tabel di
bawah ini:
Tabel 6. Data Hasil Penilian Kognitif pada Pembelajaran Sejarah Peminatan
Berbasis Budaya Literasi Digital dengan Pemanfaatan Media Audio
Visual.
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
100-71 26 94% Sangat Tinggi
71-58 4 6% Tinggi
58-47 0 0% Cukup
47-25 0 0% Rendah
25-0 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 30 100%`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
Sangat Tinggi 94%
Tinggi 6%
Gambar IV. Diagram Hasil Nilai Kognitif Belajar Sejarah Siswa
Berdasarkan tabel 7. Di atas, dapat kita lihat siswa memperoleh nilai
yang sudah mencapai atau bahkan tuntas melebihi KKM yang ditetapkan oleh
SMA Negeri 1 Kasihan yaitu 75. Ada juga siswa yang belum mencapai standar
kelulusan yang ditetapkan sekolah. Dengan demikian, menunjukkan bahwa
pembelajaran sejarah peminatan dengan menggunakan media audio visual
dalam literasi digital mempengaruhi ingatan siswa yang terbukti dengan
perolehan nilai siswa yang sangat baik.
b. Hasil Belajar Aspek Afektif
Kuesioner sebagai alat ukur kemapuan siswa yang berkaitan dengan
tanggapan siswa dengan pembelajaran sejarah dalam literasi digital. Dalam hal
ini peneliti memberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital. Kuesioner yang akan dibagikan siswa
berjumlah 30 pertanyaan kemudian peneliti melakukan validasi dan meloloskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
25 pertanyaan yang valid. Dengan demikian, hasil yang didapatkan akan
terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Data Nilai Afektif Belajar Siswa Melalui Budaya Literasi Digital
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
100-71 28 97% Sangat Tinggi
71-58 2 3% Tinggi
58-47 0 0% Cukup
47-25 0 0% Rendah
25-0 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 30 100%`
Berikut ini adalah diagram nilai afektif siswa terhadap pembelajaran
sejarah peminatan dengan Budaya literasi digital:
Gambar V. Diagram Hasil kemampuan Belajar Sejarah Siswa dalam Budaya
Literasi Digital
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran sejarah peminatan dengan menggunakan media audio visual
dalam literasi digital sangat tinggi. Dapat dilihat dari presentase dalam tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
dan diagram di atas yang menunjukkan angka 93%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah peminatan
dengan literasi digital. Dari hasil kuesioner siswa tanggapan siswa ada yang
berbagai macam-macam ada yang positif dan negatif. Salah satunya dari Yosi
mengatakan bahwa “dengan adanya pembelajaran dengan video membuat saya
mudah memahami dan menghilangkan rasa kejenuhan didalam kelas”.101
Ada
pula yang mengangap bahwa dengan pembelajaran sejarah memanfaatkan
literasi digital mata saya mudah capek dan berisiknya suara teman membuat
saya tidak konsentrasi dalam mendengarkan video”.102
a). Sikap Toleransi
Pada penilaian afektif, guru menggunakan rubrik penilaian yang telah
dibuat di dalam lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkait
materi yang dibahas yaitu pergerakan nasional, maka guru memberikan
penilaian berupa sikap toleransi pada siswa yang akan tampak saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat kita lihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 8. Nilai Sikap Toleransi Siswa
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
10-7 25 84% Sangat Baik
7-5 4 13% Baik
6-3 1 3% Cukup
3-0 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%
101
CL 8. 102
CL 2, CL 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
Gambar VI. Diagram Nilai Sikap Toleransi
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat jika penilaian
afektif siswa yang dilakukan oleh guru memuat pada sikap tolernasi pada diri
siswa. penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran sejarah berlangsung. Jika
melihat data di atas menunjukkan jika 84% di kategorikan penilaian “Sangat
Baik”, 13% siswa berkategori “Baik”, dan 3% siswa berkategori “Cukup”.
Dalam penilaian ini siswa ada yang menunjukkan sikap toleransi antar siswa
dapat dilihat ketika siswa sedang melihat video mereka dengan sadar diri tidak
berisik atau ngobrol sama teman , namun ada 1 sampai 3 siswa yang berisik.
Seperti apa yang dikatakan oleh Asyraf bahwa “ada 1-3 siswa yang berisik
membuat suara kurang terdengar dengan jelas dan kurang fokus”.103
b). Sikap Nasionalisme
Pada penilaian afektif, guru menggunakan rubrik penilaian yang telah
dibuat di dalam lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkait
103
CL 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
materi yang dibahas yaitu pergerakan nasional, maka guru memberikan
penilaian berupa sikap nasionalisme pada siswa yang akan tampak saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat kita lihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 9. Nilai Sikap Nasionalisme Siswa
Rentang Jumlah Persentase Keterangan
10-7 20 70% Sangat Baik
7-5 8 24% Baik
6-3 2 6% Cukup
3-0 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%
Gambar VII. Diagram Nilai Sikap Nasionalisme
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat jika penilaian
afektif siswa yang dilakukan oleh guru memuat pada sikap nasionalisme pada
diri siswa. penilaian ini dilakukan pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.
Jika melihat data di atas menunjukkan jika 70% di kategorikan penilaian
“Sangat Baik”, 24% siswa berkategori “Baik”, dan 6% siswa berkategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
“Cukup”. Selain itu sebelum pembelajaran dimulai guru memutarkan video
satu nusa satu bangsa siswa menyanyikan lagu tersebut. Disinilah dapat dilihat
siswa semangat nasionalisme siswa dapat ditunjukkan dengan suara lantang
dan mengahayati serta timbulnya kesadaran siswa tentang pentingnya
nasionalisme. Dari situlah siswa melihat betapa kerasnya perjuangan para
pahlawan bangsa ini untuk mendirikan bangsa ini. Dari situlah para siswa
mengambil sikap teladan dari para pahlwan pendiri bangsa.
c. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik yaitu aspek yang berkaitan dengan keterampilan
atau skil serta kemampuan dalam membuat hal atau karya setelah siswa
melakukan pembelajaran. Dalam aspek psikomotorik ini, dapat dilihat adalah
keterampilan siswa dalam membuat peta konsep. Keterampilan siswa ini dapat
dilihat setelah guru melakukan penilaian. Penilaian aspek ini terdapat pada
rubrik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian antara lain:
Tabel 10. Kriteria Penilaian Keterampilan Siswa dalam tugas peta konsep
No Kriteria
1 Kesesuaian judul dengan tema yang di berikan 2 Sistematika pembuatan Peta Konsep 3 Kesesuaian masalah yang diambil dengan materi yang dibahas 4 Kesesuain isi Peta Konsep dengan tema yang dibahas 5 Adanya kesesuaian bahasa dan gambar kreativitas dalam Peta Konsep
Dalam penilaian peta konsep yang ditampilkan siswa, kriteria yang
diperhatikan adalah kesesuaian judul dengan tema yang diberikan, dengan
adanya sinkron antara judul ini membuat menarik dan jelas apa yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
dibahas. Kriteria yang kedua yaitu sistematika pembuatan peta konsep, dapat
dilihat dengan urutan peristiwa dari awal sampai akhir di jelaskan secara urut.
Kriteria selanjutnya adalah kesesuaian masalah yang diambil dengan
materi yang akan dibahas, dengan ada masalah yang jelas maka isi materi akan
jelas dan bermakna. Terakhir kreativitas dalam pembuatan peta konsep juga
perlu diperhatikan. Dalam hal ini kreatifitas yang dinilai baik segi pembuatan
maupun penampilan.
Dalam penelitian ini, hasil dari penilaian psikomotorik siswa dapat
dilihat tabel daftar nilai penampilan peta konsep siswa. Adapun tabel daftar
nilai penampilan peta konsep siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Data Nilai Aspek Psikomotorik
No Nama Kelompok KKM Nilai
1 Organisasi SI 75 85
2 Organisasi PNI 75 78
3 Organisasi PI 75 80
4 Organisasi PKI 75 79
5 Organisasi Indische Partij 75 87
6 Organisasi SDI 75 80
`Jumlah 489
Rata-rata 81,5
Aspek psikomotorik siswa dinilai dari penugasan peta konsep dan
penampilan presentasi. Berdasarkan pada tabel di atas. Dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
siswa mendapat nilai yang sudah memenuhi KKM. Dalam penugasan dan
penampilan peta konsep tersebut siswa yang sudah memenuhi kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan ada pula yang masih belum sempurna.
Dalam pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital selain mengembangkan empat keterampilan
tersebut, dapat pula mempengaruhi tiga aspek menjadi lebih baik. Hal ini dapat
mempengaruhi rasa ingin tahu dalam diri siswa lebih mendalam terutama
dengan literasi digital. Selain itu, dalam diri siswa akan muncul rasa tolerasi
dan menghargai dalam pembelajaran sejarah khususnya dengan materi
pergerakan nasional di kelas XI IPS 2. Nilai ini dapat ditanamkan dalam
kehidupan sehari-hari maupun kegiatan belajar siswa di sekolah. Seperti yang
dikatakan oleh Ratma Devi dan Asyraf bahwa “pembelajaran sejarah berbasis
digital ini membuat inovasi baru dan tidak mematikan kreativitas siswa dapat
ditunjukkan dengan membuat prakarya yang inovasi serta pembelajaran
menjadi mengasyikan”.104
Selain itu Yosi juga mengatakan bahwa
“pembelajaran sejarah dengan membuat ringkasan ini membantu saya untuk
mudah memahami dan belajar”.105
104
CL 2. CL 4. 105
CL 2. CL 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
C. Pembahasan
1. Perencanaan Proses Pembelajarn Sejarah Berbasis Budaya Literasi
Digital dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Gerakan literasi sekolah (GLS) adalah sebuah gerakan baru di sekolah
yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik. Pelibatan publik antara lain siswa, guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, dan orang tua wali
murid. Sedangkan dari buku media massa dan penulis serta tokoh masyarakat
sebagai teladan atau panutan penasihat dan pemangku diarahan bawahan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.106
Guru melakukan kegiatan pembelajaran ini di dalam kelas, hal utama
yang diperhatikan yaitu sarana dan prasarana kelas seperti LCD, speakers
berfungsi dengan baik.107
Dengan adanya Gerakan Literasi ini diharapkan
siswa agar rajin membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Sehingga siswa
menambah wawasan atau pengetahuan baru yang bisa dipahami di benak
siswa. Dalam konteks literasi ini siswa di sekolah diharapkan memiliki
kemampuan untuk menjadikan literasi sebagai sarana dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah.
Pada abad 21 ini, pembelajaran sejarah sesuai ketentuan Kurikulum
2013 pembelajaran yang ditonjolkan yaitu terhadap upaya penguatan karakter,
106
Hendra Kurniawan., op. cit., hlm. 22. 107
Dirjendikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah., op.cit. hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Tinking
Skill/HOTS), pemanfaaatan literasi, dan pengembangan 4C yang meliputi
creativity, critical thingking, comunication, dan collaboration.108
Khsususnya pada literasi, pembelajaran sejarah peminatan cocok
bertujuan untuk membuat siswa berpikir tingkat tinggi atau HOTS, dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital maka pembelajaran
sejarah peminatan juga akan memunculkan dan menggembangkan karakter
dalam diri siswa.
Dengan adanya gambar hidup (film) maka pembelajaran sejarah akan
mudah dipahami dan dimengerti, selain itu juga adanya bantuan gambar visual
atau mengambarkan memvisualisasikan gambar yang nyata ke dalam video
juga membantu siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.109
Dengan
demikian adanya film dan gambar visual dikombinasikan dengan literasi maka
akan menjadi hal baru dalam pembelajaran sejarah terutama dalam memahami
dan mudah mengerti materi dalam diri siswa. Dengan demikian pada tahap
ketiga literasi yaitu tahap pembelajaran siswa diharapkan mampu mengolah
dan mengelola kemampuannya dalam berkomunikasi secara baik. Hal-hal ini
dilakukan oleh siswa melalui kegiatan literasi digital baik menggunakan
handpone maupun menggunakan LCD secara bersama didalam kelas.
Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital, maka guru terlebih dahulu membuat RPP,
108
Hendra Kurniawan., op.cit. hlm. 2. 109
Hujair AH Sanaky, op.cit., hlm. 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
kemudian guru terlebih dahulu menentukan KD yang akan dibahas.
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam pembelajaran sejarah
peminatan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan yaitu KD 3.8 dan 4.8.
Kompetensi Dasar (KD) 3.8. membahas materi tentang “Menganalisis akar-
akar nasionalisme dan demokrasi Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini”
dan Kompetensi Dasar (KD) 4.8 membahas “Menyajikan hasil telaah tentang
akar-akar nasionalisme dan demokrasi di Indonesia” Dari KD 3.8 dan 4.8, guru
mengembangkan indikator pencapaian kompetensi. Dalam penelitian ini hanya
2 kali pertemuan saja untuk indikator pelaksanaan kompetensi sebagai
berikut:110
3.8.1 Menjelaskan latar belakang lahirnya akar-akar nasionalisme di Indonesia.
3.8.2 Menganalisis perkembangan organisasi Budi Utomo
3.8.3 Menganalisis perkembangan Sarekat Islam ( SDI)
4.8.1 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme dan demokrasi di
Indonesia berupa peta konsep.
Dalam RPP dengan KD 3.8 dan 4.8 menggunakan pendekatan Student
Center learning. Untuk model pembelajaranya menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan metode
tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
Dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran khususnya
pembelajaran sejarah peminatan dapat menumbuhkembangkan tanggung jawab
dari diri siswa dan saling menghargai satu sama lain. Selain itu adanya
kerjasama dan komunikasi antar anggota kelompok maka akan menciptakan
110
Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
pembelajaran yang efektif dan efisien.111
Ada pula siswa lebih aktif dalam
mencari informasi dan rasa ingin tahunya tinggi. Salah satu siswa Yosi
mengatakan bahwa “siswa diberi waktu oleh guru untuk browsing materi yang
mereka kurang paham di internet”.112
Jika dihubungkan dengan literasi digital
dalam pembelajaran sejarah peminatan, model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) sangatlah baik dan membantu untuk siswa
terutama dalam mengembangkan empat keterampilan dalam literasi yaitu
keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.
Selain itu, dengan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) Strategi yang digunakan dalam pembelajaran sejarah tidak
mematikan kreativitas siswa dan tidak menghafal fakta-fakta sejarah. Siswa
lebih aktif dan berkreativitas dengan penugasan yang diberikan oleh guru. Hal
ini akan menghindarkan rasa iri siswa satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas. Hal ini diungkapkan oleh Ratma dan Asyraf bahwa “dengan adanya
pembelajaran literasi digital dapat mengembangkan kreativitas, inovasi pada
diri siswa melalui prakarya”.113
Adanya toleransi antara siswa satu dengan
yang lain akan menghidupkan pembelajaran sejarah.114
Setelah pembentukan kelompok oleh guru, maka siswa mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru berupa peta konsep. Untuk membantu tugas
tersebut menjadi lebih cepat dan efisien, guru memberikan waktu untuk siswa
guna mencari informasi di dalam LKS atau sumber internet yang berkaitan
111
Hendra Kurniawan., op.cit. hlm. 75. 112
CL 9. 113
CL 2. CL 4. 114
Heri Susanto., op.cit., hlm. 56-57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
dengan materi yang diajarkan dan dibahas waktu itu. Dengan siswa mencari
sumber bertujuannya agar pembuatan peta konsep ini wawasanya bertambah
luas serta mudah mengerjakanya dengan cepat. Peta konsep dalam hal ini
merupakan sebuah produk yang dibuat atau dihasilkan siswa dalam
pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual dalam literasi
digital.
Dengan berperannya siswa dalam mencari informasi akan membantu
siswa lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi maupun memahami.
Kemudian peta konsep yang dihasilkan oleh setiap kelompok akan ditampilkan
di depan kelas dihadapan guru dan kelompok lain mendengarkan dan
menyimak. Ketika penampilan tersebut dimulai akan terjadi proses pertukaran
pikirian lewat tanya jawab antara kelompok yang maju dengan kelompok yang
memperhatikan. Begitu sebaliknya kelompok bergantian maju yang lain
memperhatikan dan bertanya bila ada materi yang kurang jelas. Oleh sebab itu,
maka keterampilan berbicara siswa juga akan muncul ketika menjelaskan peta
konsep yang dibuat oleh kelompok.
Dari kegiatan pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan
audio visual dalam literasi digital ini. Keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbiacara pada diri siswa akan muncul dengan baik. Siswa juga
lebih efektif dan mandiri dalam pembelajaran sejarah dan mudah memahami.
Hal lain yang tampak dalam literasi digital ini yaitu pembentukan karakter
dalam diri siswa lewat kegiatan literasi digital karena melalui pembelajaran
sejarah peminatan siswa muncul kreativitas serta rasa ingin tahu yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
Lain Hanan mengatakan bahwa “pembelajaran sejarah saat ini informatif dan
mudah dipahami”.115
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital
dengan Pemanfaatan Media Audio Visual
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang
dikeluarkan pemerintah tentang penumbuhan budi pekerti, maka Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) diterapkan untuk menguatkan karakter bangsa.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sarana baru atau solusi dalam
pengembangan pembelajaran sekolah. Adanya keterkaitan dari ke empat aspek
tersebut yang mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS) antara lain
keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.116
Semenjak tahun 2017, Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh
kota Yogyakarta sudah melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Khususnya di sekolah SMA Negeri 1 Kasihan yang melaksanakan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Dalam pelaksanaannya sudah terlaksana dengan baik
mencakup tiga tahap yaitu tahap pembiasaan, dan sedang berjalan tahap
pengembangan dan pembelajaran. Sekolah SMA Negeri 1 Kasihan sendiri guru
sudah melaksanakan literasi khususnya guru sejarah peminatan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam proses
pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio visual dalam
115
CL 3. 116
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
literasi digital, siswa mendapatkan tugas yang diberikan oleh guru berupa
produk dari literasi digital berupa peta konsep. Siswa mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital ini sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran
sebab adanya perubahan dari monoton ke pembelajaran lebih menarik dan
efisien, maka dari itu siswa mudah memahami dan mengerti materi yang
disampaikan oleh guru melalui video. Seperti yang dikatakan Calista bahwa
“pembelajaran saat ini mudah dipahami sebab penggunaan metode guru
sekarang sangat modern dan tidak membosankan”.117
Selain itu siswa juga
menjadi lebih kreatif serta inovatif dalam pembelajaran sejarah. Dalam
pelaksanaanya, guru menemukan hal baru bahwa siswa setelah melihat video
dalam literasi digital mereka rasa ingin tahu tentang isi video tersebut lebih
dalam. Oleh sebab itu siswa melakukan browsing lewat handphone mereka
agar hal baru tersebut siswa dapat mengerti dan memahami.118
Contohnya
dalam Materi Boedi Utomo, siswa ingin tahu dimana kongres berlangsung
yaitu di SMA 11 yogyakarta. Mereka melakukan browsing tentang lokasi
tersebut.
Pada dasarnya, pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah
peminatan memiliki tujuan secara umum. Tujuan pemanfaatan literasi ke dalam
pembelajaran sejarah peminatan adalah sebagai berikut:119
1. Menumbuhkan rasa cinta membaca pelajaran sejarah peminatan di luar jam
pelajaran.
117
CL 6. 118
Ibid., hlm. 52. 119
Ibid., hlm. 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
2. Meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan khususnya tentang
sejarah
3. Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik terutama
pembelajaran sejarah peminatan.
4. Menumbuhkembangkan pemanfaatan berbagai sumber bacaan baik buku
sejarah maupun novel sejarah.
` Sebelum melaksanakan pembelajaran sejarah perlu diperhatikan
persiapan yang benar-benar matang dalam hal persiapan video maupun materi
atau bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru guna menunjang literasi
digital dalam pembelajaran sejarah peminatan. Semua ini dipersiapkan guru
tentunya bertujuan untuk mempermudah siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital.
Pada umumnya, siswa mengetahui literasi itu kegiatan membaca buku.
Dengan membaca buku siswa mengira bahwa pembelajaran sejarah dengan
membaca buku itu membosankan dan kurang efisien. Namun setalah siswa
mengikuti proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio visual
dalam literasi digital siswa merasa senang dan mengasikan. Ada juga yang
berpendapat bahwa dengan melihat video pembelajaran semakin menarik dan
mudah dimengerti.
Dalam pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media
audio visual dalam literasi digital, maka siswa dituntut untuk mandiri dan
kreatif dalam hal tugas maupun memahami materi yang diajarkan. Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
untuk kreatif siswa diharapkan bisa membuat karya seperti produk peta konsep
yang menarik dan mudah dipahami antar siswa. Selain itu siswa juga dituntut
mahir dalam menyampaikan produk di depan kelas. Dengan adanya bantuan
video atau film bersejarah, pembelajaran sejarah terasa menarik dan membuat
rangsangan pada siswa semakin besar terutama pada keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran sejarah. Adanya media audio visual juga membantu
siswa dalam memahami peristiwa-peristiwa kejadian yang dimana
digambarkan dibuku hanyalah cerita sedangkan melalui video siswa merasa
mengerti serta menambah rasa ingin tahu dalam diri siswa.120
Siswa Prisandeva
mengatakan bahwa “dengan adanya video tersebut siswa bisa
mengaktualisasikan peristiwa dengan gambar gerak dan keterangan membuat
saya mudah memahami materi sejarah”.121
Melalui proses pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio
dalam literasi digital, siswa lebih rajin mencari informasi serta meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas. Selain itu juga siswa merasa
mudah memahami materi serta pembelajaran lebih menarik. Namun juga ada
siswa yang mengalami kesulitan ketika pembelajaran sejarah menggunakan
video yaitu mudah capek mata melihat video, maka dari itu siswa yang mudah
capek melihat video duduk dibangku tengah supaya mengurangi sinar yang
dipancarkan oleh LCD. Seperti yang dikatakan Ratma devi bahwa “mata saya
mudah capek ketika melihat video sebab saya duduk di depan dekat guru”.122
120
Hujar Saniky., op.cit., hlm 44. 121
CL 9. 122
CL 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran sejarah
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital nyatanya sudah mulai
menemukan solusi untuk menghadapinya antara lain bertanya kepada guru bila
materi di video kurang jelas serta searching di internet. Ini membuktikan
bahwa kemandirian siswa terbangun karena kemauan diri sendirinya rasa ingin
tahu terhadap materi.
Meskipun ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran sejarah peminatan yang memanfaatkan media audio
visual, namun ada pula siswa yang menyukainya. Alasan pada umunya yaitu
dengan pembelajaran menggunakan video siswa merasa menarik terhadap
materi serta mudah dipahami. Dengan dikombinasikan antara literasi dan
media audio visual siswa merasa terbantu ketika menghadapi kejenuhan dalam
pembelajaran. Adanya solusi baru dalam pembelajaran ini diharapakan untuk
menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh pembelajaran sejarah
peminatan.
Selain menunjang keberhasilan, dengan pembelajaran sejarah
memanfaatkan media audio visual dalam literasi digital ini juga mendorong
rasa empati siswa dan toleransi antar sesama dibuktikan ketika video diputar
siswa satu dengan yang lain berusaha menjaga suasana agar kondusif maka
pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Asyaraf mengatakan bahwa “
adanya toleransi siswa ketika ditayangkan video walau ada 1-3 siswa yang
berisik menggangu pembelajaran berlangsung sehingga suara video tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
terdengar jelas”.123
Selain itu siswa juga menghargai siswa yang berbicara atau
bertanya kepada guru. Hal ini sangat mendorong keharmonisan di dalam
lingkungan sekolah.
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Berbasis Budaya Literasi Digital dengan
Pemanfaatan Media Audio Visual
Literasi pada abad 21 sebagai tantangan mengadapi paradigma
pengetahuan yang tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang sebagai
paradigma pengetahuan. Oleh sebab itu makna literasi dalam kehidupan sehari-
hari sebagai sumber informasi baru atau pengetahuan.124
Selain itu literasi
digital dapat juga dijadikan solusi baru dalam mengembangkan empat
keterampilan dalam literasi yaitu keterampilan membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara. Dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital
yang diterapkan pada pembelajaran sejarah peminatan, maka hal ini dapat
membantu siswa dalam mengembangkan empat keterampilan tersebut. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 23 Tahun 2015.
Pembelajaran sejarah peminatan dengan memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital, tentunya juga muncul aspek-aspek lain yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media audio
visual dalam literasi digital dapat dilihat munculnya nilai ketiga aspek tersebut.
123
CL 4. 124
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
Pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital dengan metode pembelajaran cooperative learning
ini mengandung unsur pembelajaran konstruktivis. Dalam teori
konstruktivisme paling penting yaitu bahwa dalam proses belajar siswa yang
harus mendapat tekanan. Siswa harus lebih aktif mengembangkan
pengetahuan, bukan guru maupun orang lain. Penekanan belajar siswa aktif
dalam dunia pendidikan sangat penting guna dikembangkan. Oleh sebab itu
siswa akan terbantu menjadi siswa yang kritis terhadap masalah serta dapat
mengganalisis suatu hal untuk berpikir kritis bukan meniru terbukti dapat
mengembangkan aspek kognitif dalam diri siswa.125
Hal ini dapat dilihat dari
siswa mengingat dan memahami apa yang telah diajarkan oleh guru melalui
tes. Cara tes ini digunakan sebagai acuan guru untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan daya ingat siswa setelah mengikuti pembelajaran sejarah
dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat
bahwa pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital, siswa mejadi mudah mengerti dan memahami
materi pembelajaran. Dengan cara ini dapat membantu sisa dalam mengelola
dan menggingat pengetahuan yang didapat agar mudah ditangkap. Dengan
pembelajaran ini, dapat dilihat dari hasil tes bahwa pembelajaran sejarah
dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital menunjukkan
hasil yang sangat baik. Siswa bisa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan
125
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius,1997, hlm.
81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
oleh pihak sekolah. Namun ada juga yang belum tuntas, tetapi nilai yang
didapatkan oleh siswa yang tidak tuntas tidak jelek-jelek amat.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran sejarah
peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital
mempengaruhi daya ingat siswa dan siswa mudah mengerti materi yang
diajarkan. Selain itu juga adanya rasa ingin tahu siswa yang lebih mendalam
tentang materi yang dibahas sebab siswa terangsang dengan pembelajaran
media audio visual. Mayoritas siswa mengatakan bahwa “dengan pembelajaran
literasi digital ini mudah dipahami dan mengasikan ditambah dengan produk
peta konsep yang membuat siswa menunjukkan kreativitas dalam membuat pra
karya”.126
Hal ini dapat menumbuhkan minat belajar siswa tinggi. Dalam hal
lain, pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio visual
dalam literasi digital ini siswa juga menghasilkan sebuah produk atau karya
berupa peta konsep dan kemudian ditampilkan di depan kelas untuk
menyampaikan produk yang telah dibuat bersama kelompok.
Dalam hal ini akan muncul pertanyaan dari siswa lain serta terjadinya
pertukaran informasi yang didapatkan oleh siswa. Sehingga dengan ini siswa
akan menambah pengetahuan yang sangat luas pengetahuan dan keterampilan
dalam menggunakan media audio visual. Perkembangan era digital
menyadarkan siswa bahwa keterampilan membaca saja perlu di perhatikan
guru melihat juga keterampilan menyimak literasi dalam berbagai bentuk
digital seperti handphone serta melihat video ini sangat membantu dalam
126
CL 2 . CL 3. CL 4. CL 5. CL 6. CL 7. CL. 8. CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
kebiasaan anak untuk mandiri. Hal ini akan mendorong perkembangan 4 aspek
yang yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara.127
Guru melihat bahwa pembelajaran sejarah dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital ini merubah gaya belajar
siswa dari pembelajaran konvesional menjadi pembelajaran literat berbasis
video. Pembelajaran lebih mengarah memunculkan kreativitas siswa dan
inovasi dalam menyelesaiakn tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat
dilihat dari perkembangan diri siswa dalam merespon materi yang telah
diajarkan oleh guru. Siswa sangat cekatan dalam hal menerima informasi baru
serta mandiri dan untuk mencari informasi melalui handphone.128
Seperti yang
dikatakan Ratma Devi bahwa “pembelajaran sejarah sekarang lebih inovatif
dalam penyampaiannya dan mudah dipahami”.129
Dengan demikian akan mempengaruhi pemahaman siswa. Akan
banyak materi yang diperoleh dan diingat siswa sebab siswa merasa menarik
dan mengasikkan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan siswa
dalam mengerjakan soal tes dengan hasil yang memuaskan. Dalam penilaian
ini untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa.
Selain aspek kognitif, ada juga aspek afektif dalam diri siswa juga
mengalami perkembangan. Aspek ini mencakup antara lain, toleransi dan
nasionalisme. Hal ini dapat ditunjukkan ketika awal pembelajaran
menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa siswa merasa antusias dan sadar
betapa sulitnya pahlawan bangsa ini membangun negara tercinta ini. Melalui
127
Ibid., hlm. 63. 128
Ibid., hlm. 119. 129
CL 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
pembelajaran sejarah peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam
literasi digital maka akan muncul rasa empati, peduli, dan menghargai
(toleransi) antar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Seperti yang
dikatakan Restu Anggi bahwa “adanya toleransi ketika pembelajaran
berlangsung ditunjukkan ketika guru memutarkan video materi siswa menjaga
kondusif kelas walau ada beberapa siswa yang berisik membuat suara video
tidak terdengar keras”.130
Peneliti menggunakan kuesioner dalam mengukur
hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah berbasisi literasi digital.
Dari kuesioner ini dapat dilihat proses pembelajaran sejarah peminatan dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital.
Dengan demikian, siswa mengatakan bahwa dengan pemanfaatan
media audio visual dalam literasi digital pada pembelajaran sejarah peminatan
siswa merasa senang dan menarik. Siswa lain mengatakan juga lebih
mengasikkan dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sangatlah
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh siswa. Dari perasaan-perasaan di
atas munculah minat belajar dalam diri siswa terhadap pembelajaran sejarah
peminatan. Mayoritas siswa menggangap pembelajaran sejarah peminatan itu
membosankan dan monoton, namun setelah siswa mengikuti pembelajaran
sejarah dengan pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital ini siswa
menjadi menyenangkan dan mereka mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Sebab pembelajaran sejarah ini didukung dengan
media audio visual sebagai sarana penunjang kemajuan pembelajaran siswa.
130
CL 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
Sarana penunjang antara lain gambar hidup (Film), lambang visual, dan
gambar mati. Ketiga media tersebut sangat membantu dalam pembelajaran
siswa terutama film pada saat digunakan guru untuk memperjelas materi
pembelajaran berbasis budaya literasi digital.131
Seperti yang dikatakan
Prisandeva bahwa “dengan pembelajaran video saya lebih bisa
mengatualisasikan gambar film gerak tersebut dan mudah memahami ketika
saya belajar”.132
Di samping aspek afektif, aspek lain yang berkembang dalam
kemajuan siswa yaitu aspek psikomotorik. Aspek ini berkaitan dengan
keterampilan pada diri siswa. Dalam pembelajaran sejarah peminatan dengan
pemanfaatan media audio visual dalam budaya literasi digital, maka
keterampilan siswa akan muncul pada saat mereka mengerjakan tugas peta
konsep dimana keterampilan yang muncul yaitu keterampilan menulis.
Dari penugasan yang diberikan oleh guru tersebut, keterampilan
menulis dalam diri siswa sangat baik, dan menghasikan sebuah produk berupa
peta konsep. Siswa sangat kreatif dan inovatif dalam membuat produk tersebut.
Dimana setiap siswa akan aktif dalam hal mencari sumber informasi serta
menumbuhkan rasa kerjasama antar siswa. Pembuatan peta konsep kreatifitas
antar siswa berbeda-beda. Seperti yang dikatakan Asyraf dan Calista bahwa
“dengan adanya pembelajaran metode modern dari guru mudah diterima dan
mengasyikan, selain itu adanya prakarya ini membuat kreativitas siswa
131
Hujar Saniky., op.cit., hlm 48-50. 132
CL 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
berkembang melalui pikiran kritis yang dituangkan pada peta konsep”.133
Dengan penampilan siswa di depan kelas maka akan muncul keterampilan
yaitu berbicara. Selain itu juga munculnya keterampilan siswa dalam
menyimak presentasi kelompok.
Tugas produk ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah
peminatan dengan pemanfaatan media audio visual dalam budaya literasi
digital sangatlah baik. Dengan ditunjangnya media video pembelajaran sejarah
lebih inovatif dan kreatif serta mudah dipahami siswa. Strategi yang digunakan
guru dalam pembelajaran sejarah hendaknya tidak mematikan kreativitas siswa
dan tidak menghafal fakta-fakta sejarah. Pembelajaran sejarah sudah waktunya
dengan pembaruan cara mengajar. Dengan minimnya kreativitas dalam
pengajaran sejarah ini menyebabkan minimnya inovasi dalam kelas dengan ini
guru menggunakan media video dalam pembelajaran sejarah berbasis budaya
literasi digital. Sehingga kejenuhan sering kali terjadi dalam diri siswa dan
pembelajaran kurang efisien oleh sebab itu maka perlu adanya cara untuk
merubah siswa dari membosankan menjadi mengasikan seperti yang telah
diikuti siswa yaitu pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio
visual dalam literasi digital akan memberi efek baru dalam diri siswa.134
Dalam menciptakan budaya literasi digital yang ditunjang dengan
video ini, maka dengan ketiga aspek nilai tersebut maka, budaya literasi digital
ini akan terbentuk secara bertahap di dalam diri siswa. Hal ini dapat dilihat
dengan kemandirian siswa ketika guru memberi soal atau materi yang kurang
133
CL 4. CL 6. 134
Hujar Saniky., op.cit., hlm. 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
tahu, siswa secara otomatis akan mencari atau browsing guna menemukan hal
baru dan rasa tahu siswa semakin tinggi terhadap materi tersebut.
Perkembangan era digital menyadarkan siswa bahwa keterampilan membaca
saja tidak cukup namun juga keterampilan menyimak literasi digital sangat
membantu siswa mempermudah pembelajaran sejarah.135
135
Hendra Kurniawan., op.cit., hlm. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh sebagai
berikut:
1. Persiapan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi digital
dengan pemanfaatan media audio visual sangat baik, dapat dilihat bahwa
guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan KD yang telah dibuat oleh
guru ini yang mengandung metode persiapan di dalamnya. Guru juga
telah menyiapkan alat-alat serta bahan ajar, media video, perangkat
pembelajaran secara optimal. Guru juga telah mempersiapkan instrumen
evaluasi dalam pembelajaran berbasis literasi digital ini dengan tes
kognitif dan afektif.
2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah peminatan berbasis budaya literasi
digital dengan pemanfaatan media audio visual sudah berjalan sangat
baik, dapat dilihat kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran sejarah
yang dilaksanakan guru dari awal hingga akhir pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran
dengan basis literasi digital ini sangat menumbuhkan rasa antusias dan
merubah mindset yang dikenal monoton menjadi mengasikkan selama
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran juga meningkatkan rasa ingin
tahu siswa setelah melihat video tersebut. Dengan ini siswa mandiri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
99
browsing guna mengupas semua perasaan rasa ingin tahu tersebut
menjadi pengalaman baru. Selain itu adanya sikap toleransi dan
nasionalisme yang ditujukkan siswa ketika pembelajaran berupa saling
menghargai sesama teman, memberi kesempatan yang sama antar teman
dalam hal belajar. Dengan demikian pembelajaran sejarah peminatan
dengan meningkatkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kasihan.
3. Hasil pembelajaran sejarah berbasis budaya literasi digital dengan
pemanfaatan media audio visual dibagi menjadi tiga hasil yaitu hasil
afektif, hasil kognitif, dan hasil psikomotorik. Hasil kognitif
menunjukkan keberhasilan siswa yang dicapai kelas XI IPS 2 sudah
sangat baik, sebab siswa yang mencapai di atas KKM (75) sebanyak 26
siswa (94%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
berjumlah 4 siswa (6%). Rata-rata nilai siswa adalah 78,5 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Sedangkan hasil pembelajaran sejarah
dalam bentuk afektif terdiri dari sikap nasionalisme dan toleransi. Untuk
sikap toleransi menunjukkan sikap “sangat baik” dengan prosentase 84%
, “baik” 13%, dan “cukup” 3%. Selanjutnya sikap nasionalisme
menunjukkan sikap “sangat baik” dengan prosentase 70%, “baik” 24%,
dan “cukup” 6%. Kemudian pada aspek psikomotorik yaitu keterampilan
pada diri siswa mulai berkembang. Hal ini terlihat dari proses siswa
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru yaitu membuat karya
berupa peta konsep. Nilai yang diperoleh sudah mencapai KKM 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
100
dengan rata-rata sebesar 81,5. Dari keempat keterampilan tersebut dalam
diri siswa juga semakin terlihat yaitu keterampilan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara. Selain itu juga pembelajaran sejarah dengan
pemanfaatan media audio visual dalam literasi digital juga membuat
pembelajaran dari monoton menjadi mengasikkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah diharapkan agar selalu memberi dukungan kepada guru
dalam menggunakan media pembelajaran media video yang berbasis
literasi digital.
2. Bagi guru diharapkan agar terus meningkatkan kemampuan
pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan literasi digital dalam
menumbuhkan sikap toleransi dan nasionalisme pembelajaran
sejarah.
3. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran sejarah berbasis literasi digital. Selain itu juga
mengembangkan kreativitas pada diri siswa agar dapat memperoleh
hasil atau pengalaman belajar yang semakin meluas.
4. Bagi siswa diharapkan meningkatkan kebiasaan literasi digital baik di
sekolah maupun di luar sekolah guna mencipatakan budaya literasi
digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Hamid & Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu