1 MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM SAINS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model-model Pembelajaran Sains Dosen Pengampu : Dr. rer.nat Rayandra Asyhar, M.Si Disusun Oleh: Hutomo Atman Maulana Wella Pusvita Sari MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar kompetensi mata pelajaran Sains atau yang kita kenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA di tuntutan penguasan pengetahuan samping berisi IPA (konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum)
juga menekankan pada penguasaan keterampilan kerja ilmiah (termasuk di dalamnya keterampilan hand on yang berhubungan dengan alat-alat IPA) dan sikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri yang meliputi produk (pengetahuan IPA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM SAINS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Model-model Pembelajaran Sains
Dosen Pengampu :
Dr. rer.nat Rayandra Asyhar, M.Si
Disusun Oleh:
Hutomo Atman Maulana
Wella Pusvita Sari
MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar kompetensi mata pelajaran Sains atau yang kita kenal dengan Ilmu
Pengetahuan Alam baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA di samping berisi
tuntutan penguasan pengetahuan IPA (konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum)
juga menekankan pada penguasaan keterampilan kerja ilmiah (termasuk di dalamnya
keterampilan hand on yang berhubungan dengan alat-alat IPA) dan sikap ilmiah.
Hal ini sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri yang meliputi produk (pengetahuan
IPA yang, mencakup fakta, konsep, prinsip, teori, hukum), proses (yang mencakup
kegiatan-kegiatan ilmiah yang menggunakan proses IPA) dan sikap (sikap ilmiah yang
meliputi keingintahuan, keteguhan hati, ketekunan, hati-hati, objektif, dsb).
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran IPA yang optimum, untuk
mempelajari IPA disarankan menggunakan berbagai variasi metode, pendekatan, dan
model pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kompetensi siswa yang harus dikuasai.
Untuk membantu guru sains dalam mengimpelementasikan pesan kurikulum IPA, para
praktisi pendidikan IPA telah banyak memperkenalkan dan menerapkan
berbagai model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik
mata pelajaran IPA. Dari beberapa model pembelajaran yang dikemukakan pakar
pendidikan IPA, dapat kita pelajari bahwa setiap model pembelajaran didasari
oleh teori belajar tertentu dan digunakan untuk tujuan tertentu pula. Untuk tujuan
penguasaan perilaku tertentu (misalnya penguasaan keterampilan motorik) model
pembelajaran yang dapat digunakan berbeda untuk tujuan penguasaan keterampilan
berpikir. Atas dasar adanya tujuan- tujuan yang berbeda dalam pembelajaran, maka
penggunaan model pembelajaran pun hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai dan karakteristik topik yang akan diajarkan. Salah satu model pembelajaran
yang menekankan pada penguasaan perilaku (misalnya perilaku penguasan
keterampilan motorik) adalah model pembelajaran langsung atau Direct Instruction.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Model Direct Instruction?
2. Apa saja unsur dasar dari Model Direct Instruction (sintaks, sistem sosial, prinsip
reaksi, sistem pendukung)?
3. Bagaimana aplikasi Model Direct Instruction dalam pembelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka makalah ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui definisi Model Direct Instruction.
2. Mengetahui unsur dasar dari Model Direct Instruction (sintaks, sistem sosial,
prinsip reaksi, sistem pendukung).
3. Mengetahui Aplikasi Model Direct Instruction dalam pembelajaran Sains.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran
Joyce & Weil (1996) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran:
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Model mengandung maksud tertentu bagi pengguna, menawarkan pernyelesaian dari beban
pembelajaran dan menyajikan fokus dan arahan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Model ini
dimaksudkan untuk memudahkan para guru melaksanakan pembelajaran. Pola pikir yang digunakan
adalah perumusan tujuan, penyusuanan kegiatan belajar, dan penyusuan kegiatan penilaian untuk
mencapai tujuan serta memahami keefektifan kegiatan belajar yang telah dilaksanakan (Ella
Yulaelawati, 2004). Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat belangsungnya pembelajaran, oleh karena itu peranan
model pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Suatu model mengajar
dapat diartiakan sebagai suatu rencana atau pola yan digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur
materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau
setting lainnya (Dahlan, 2000).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
kerangka konsep sebagai pedoman dalam mengatur materi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau
metode tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai .
5
Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model
pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1996), yaitu (1) syntax, yaitu
langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system,
segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5)
instructional dan nurturant effects, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan
yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects).
2.2 Model Direct Instruction
Direct Instruction atau model pembelajaran langsung menurut Arends dalam Trianto
(2009:41) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi
selangkah.
Menurut Hamzah (2008:166) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung adalah
program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep diri sendiri.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif,
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Transformasi dan ketrampilan secara langsung
2. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
3. Materi pembelajaran yang telah terstuktur
4. Lingkungan Belajar yang telah terstruktur
5. Distruktur oleh guru.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan,
dan sebagainya.
Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap