I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan interaksi dari berbagai kelompok variable, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, modal, teknologi dan lain-lain. Indonesia sebagai sebuah negara dimana pembangunan nasionalnya pada hakikatnya memiliki salah satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum. Keadaan atau kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pertumbuhan nasional. Sumber daya manusia mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengadung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat di berikan dalam proses produksi. Pengertian kedua dari sumber daya manusia (SDM) menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kualitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk diproduksi. Meningkatnya angka pengangguran disebakan karena ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Adanya kesejahteraan antara angka angkatan kerja dan lapangan kerja
49
Embed
Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan
ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan interaksi dari
berbagai kelompok variable, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam,
modal, teknologi dan lain-lain. Indonesia sebagai sebuah negara dimana
pembangunan nasionalnya pada hakikatnya memiliki salah satu tujuan yaitu
memajukan kesejahteraan umum.
Keadaan atau kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi
dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah
penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan
menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk
yang besar jika diikuti dengan kualitas yang rendah, menjadikan penduduk
tersebut sebagai beban bagi pertumbuhan nasional. Sumber daya manusia
mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengadung
pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat di berikan dalam proses produksi.
Pengertian kedua dari sumber daya manusia (SDM) menyangkut manusia yang
mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kedua
pengertian SDM tersebut mengandung aspek kualitas dalam arti jumlah penduduk
yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan
diberikan untuk diproduksi. Meningkatnya angka pengangguran disebakan karena
ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan
kerja. Adanya kesejahteraan antara angka angkatan kerja dan lapangan kerja
xiii
tersebut berdampak terhadap perpindahan tenaga kerja (migrasi) baik secara
spasial antara desa-kota maupun secara sektoral. Terjadinya perpindahan
penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang dapat diperoleh
di daerah tujuan. Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau
daerah dan kota mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari
pekerjaan di kota.
Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi
yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita mengakibatkan
semakin cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor
penentu lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja),
bahan baku, dan teknologi tersedia. (Oloan 2009,h.3).
Kesempatan kerja timbul karena adanya investasi dan usaha untuk
memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju
pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Srategi pembangunan yang
diterapkan juga akan mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja. Strategi
pembangunan dan sasaran tujuan nasional harus benar-benar memperhatikan
aspek sumber daya manusia dalam memasuki lapangan kerja, orientasi untuk
peningkatan GDP (gross Domestik product) harus terlebih dahulu diikuti oleh
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan keterampilan yang memadai agar
dalam pembangunan tersebut peningkatan GDP (gross Domestik product) juga
diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja.
Di Kabupaten Aceh Barat kesempatan kerja sedikit bila dibandingkan
dengan Kabupaten Naga Raya, hal ini dikarenakan Kabupaten Naga Raya yang
masih baru terbentuk sehingga memerlukan SDM yang lebih banyak. Sedangkan
xiii
di Kabupaten Aceh Barat sudah banyak terisi lowongan pekerjaan sehingga tidak
ada lagi lapangan kerja terutama di bidang pemerintahan. Banyak angkatan kerja
di Kabupaten Aceh Barat yang belum mendapat pekerjaan yang sesuai dengan
bidangnya.
Angkatan kerja yang telah bekerja tersebar di sektor-sektor ekonomi yang
ada dan sebagian besar berada di sektor industri, perdagangan, jasa dan keuangan.
Kondisi ini sejalan dengan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten
Aceh Barat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan PDRB menurut lapangan
usaha atas dasar harga Berlaku. Data diambil dari tahun 2002 sampai dengan
tahun 2011 atau selama 10 tahun. Hal ini dikarenakan PDRB atas dasar harga
Berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi. Dengan demikian,
PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan
pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan dapat digunakan
sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikembangkan diatas, penulis ingin
meninjau kembali tentang pengaruh produk domestik regional bruto, penulis
tertarik untuk menulis dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Produk
Domestik Regional Bruto Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh
Barat”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap pertumbuhan
kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat ?
2. Berapa besarkah pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat ?
xiii
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap
pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini dapat memberikan
manfaat antara lain :
1. Penulis
Sebagai wacana dalam mengembangkan teori-teori yang pernah di peroleh
selama perkuliahan.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan masalah yang
sama.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Pemerintah Daerah atau pihak lain
Hasil penelitian dan analisa yang dapat, diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan tentang perkembangan pertumbuhan kesempatan kerja di
Kabupaten Aceh Barat.
xiii
1.5 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penyusunan dalam penelitian ini maka sistematika
yang dipergunakan terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :
Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini penulis mengemukakan
pokok bahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bagian kedua menguraikan tentang pengertian ketenagakerjaan,
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, faktor yang mempengaruhi tingkat
kesempatan kerja, kerangka pemikiran dan hipotesis.
Bagian ketiga menguraikan tentang populasi dan sampel, data penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model analisis data dan defenisi
operasional variabel dan pengujian hipotesis.
Bagian keempat menguraikan tentang, Produk Domestik Regional Bruto
di Kabupaten Aceh Barat, perekonomian Aceh Barat bertumpu pada sektor
pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa, angka
pengangguran terus bertambah sehingga kesempatan kerja di tahun 2011 menjadi
menurun, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
Bagian kelima menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran.
xiii
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung untuk mengetahui total
produksi barang dan jasa suatu daerah pada suatu periode tertentu. Yang
dimaksud dengan produksi adalah aktifitas suatu usaha menggunakan ‘input’
untuk memproduksi ‘output’. PDRB merupakan neraca makro ekonomi yang
dihitung secara konsisten dan terintegrasi dengan berdasar pada konsep, definisi,
klasifikasi dan cara penghitungan yang telah disepakati secara internasional.
Perubahan nilai PDRB dari waktu kewaktu terjadi karena dua hal, yaitu
terjadinya perubahan harga barang dan jasa atau karena terjadinya perubahan
volume. Penggunaan harga yang berlaku pada periode yang telah lalu
menghasilkan PDRB atas harga konstan. PDRB atas harga konstan disebut
sebagai PDRB volume atau PDRB real.
Sektor-sektor produksi dikelompokkan kedalam sembilan sektor yaitu :
Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Ho ; β = 0, PDRB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.
xiii
b. H ; β ≠ 0, PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap
pertumbuhan kesempatan kerja sektoral di Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apabila t > t maka Ho ditolak H diterima, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara PDRB terhadap pertumbuhan kesempatan kerja sektoral di
Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila t < t maka Ho diterima H ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara PDRB terhadap pertumbuhan kesempatan kerja
sektoral di Kabupaten Aceh Barat.
xiii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di KabupatenAceh Barat
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan seluruh nilai
barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam kurun waktu satu Tahun.
PDRB didapat dengan cara mengalikan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut dengan harganya. Apabila harga yang dipakai merupakan harga berlaku
pada tahun tersebut maka didapatlah PDRB atas dasar harga berlaku. Akan tetapi
apabila harga yang digunakan adalah harga pada tahun 2000 maka didapatlah
PDRB atas dasar Harga konstan tahun 2000.
PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
menunjukkan kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2009, PDRB Aceh Barat atas
dasar harga berlaku adalah senilai 2,70 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2010,
nilai produksi ini mencapai 3,00 triliun rupiah. Bahkan sepanjang tahun 2011,
nilai tambah Aceh Barat mencapai 3,26 triliun rupiah.
PDRB tersebut masih dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi). Untuk
melihat kenaikan produksi suatu wilayah digunakanlah PDRB harga konstan.
Kenaikan produksi tersebut disebut pertumbuhan ekonomi. Kenaikan nilai PDRB
atas dasar harga konstan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi bernilai positif
(meningkat). Demikian pula sebaiknya, jauhnya perbedaan antara PDRB harga
berlaku dan harga konstan tahun 2000 mengindifikasikan bahwa kenaikan harga
dalam kabupaten Aceh Barat tergolong tinggi. BPS.Sumber : PDRB Kabupaten
Aceh Barat 2008-2011.
Tabel 1Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Barat tahun 2002-2011 (Persen)
Atas Harga Berlaku
No Sektor
PDRB (Juta Rupiah)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan &
Penggalian
Industri pengolahan
Listrik, Gas & air
Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, &
Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan
Jasa - jasa
365.898
5.442
20.788
2.354
137.250
232.366
85.767
16.532
194.829
404.158
6.042
23.416
2.738
152.027
250.949
95.869
22.317
223.720
538.907
7.004
26.083
3.019
170.325
272.843
106.472
21.463
252.307
478.462
7.098
18.964
4.441
105.289
330.660
116.823
24.930
230.595
584.509
10.843
20.998
5.134
206.089
400.187
142.824
31.002
308.805
664.714
12.382
23.967
6.788
276.101
486.873
142.869
34.808
371.517
716.372
15.179
27.293
8.506
377.155
569.047
241.206
39.769
420.874
882.593
16.525
33.234
11.965
378.039
579.654
262.751
45.537
489.932
1.078.420
17.244
39.990
13.355
389.716
603.249
278.811
51.384
534.037
1.220.305
18.023
48.058
14.990
409.213
624.268
288.182
59.770
586.971
Jumlah 1.061.231 1.181.240 1.398.427 1.317.267 1.710.393 2.060.024 2.415.404 2.700.234 3.006.210 3.269.784Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2012
xiii
Sektor Pertanian merupakan sektor ekonomi yang mayoritas dikelola oleh
masyarakat Aceh khususnya di perdesaan. Di Kabupaten Aceh Barat Sektor
Pertanian memberikan masukan terbesar dari sektor-sektor ekonomi lainnya dari
Tahun ke Tahun seperti tercantum pada Tabel di atas. Sektor Pertambangan &
Penggalian dari kurun waktu 10 Tahun yaitu dari Tahun 2002-2011 hanya
memberikan masukan PDRB relatif kecil. Listrik, Gas da Air Bersih, seperti yang
kita tau sektor ini memang merupakan sektor kebutuhan sehari-hari masyarakat
jadi kontribusi yang di berikan seimbang dari Tahun ke Tahun. Pada Tahun 2009-
2011 sektor ini memberikan nilai plus terhadap PDRB dikarenakan sudah mulai
berkembangnya Kabupaten Aceh Barat dengan dibangunnya bangunan-bangunan
baru, dan banyaknya para imigran yang menetap di Kabupaten Aceh Barat
sehingga makin banyak tuntutan lahan tempat tinggal. Sektor ekonomi yang juga
memberikan kontribusi relatif besar terhadap pembentukan nilai PDRB
Kabupaten Aceh Barat adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang
mayoritas berpusat di bagian perkotaan, pada Tahun 2006-2011 sektor ini
memberikan nilai tambah yang terus meningkat setiap Tahunnya terhadap PDRB.
Sektor Bangunan/konstruksi, kontribusi yang diberikan sektor ini naik turun
sepanjang Tahun 2002-2005 dan mulai bangkit lagi sepanjang Tahun 2006- 2011
dikarenakan proses rekontruksi dari Pemerintah Pusat, Daerah dan juga dibantu
oleh pihak Non Goverment Organitation (NGO) Lokal maupun Internasional. Hal
ini dapat dimaklumi karena kegiatan yang bersifat pembangunan secara fisik ini
terus dipacu oleh kabupaten Aceh Barat. Pada tahun 2009 dan 2010 pembenahan
sarana dan prasarana rusak pasca bencana alam tsunami pada akhir tahun 2004
sudah rampung dikerjakan. Sektor ekonomi lainnya yang ikut memberikan
kontribusi relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Barat periode 2002-2011
adalah sektor transportasi dan komunikasi. Sektor Keuangan dan Persewaan
xiii
masih memberikan kontribusi yang tidak jauh berbeda sepanjang Tahun 2002-
2011. Sektor Jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel sector ini terus mengalami
lonjakan sepanjang Tahun 2002-2011.
4.2 Perkembangan Kesempatan Kerja Kabupaten Aceh Barat
Selanjutnya pasar tenaga kerja Aceh Barat juga menyediakan kesempatan
kerja yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya Tingkat Kesempatan
kerja (TKK). TKK dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini masih terbilang
tinggi yaitu berkisar antara 93-96 persen. Artinya sepanjang tahun 2009-2011,
terdapat sekitar 93-96 persen penduduk yang berhasil mendapatkan pekerjaan dari
100 persen penduduk yang bersedia bekerja. Pada tahun 2011 TKK Aceh Barat
mengalami sedikit penurunan menjadi 93 persen dikarenakan kurangnya lapangan
kerja yang tersedia. Angka ini merupakan penjumlahan dari TKK penduduk laki-
laki dan perempuan. Hal yang sama juga terjadi pada TKK penduduk laki-laki dan
perempuan.
Tingginya kesempatan kerja tersebut otomatis akan mempengaruhi jumlah
pengangguran yang dapat diukur dari indikator Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT). Indikator ini berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan
kerja baru. Penjumlahan nilai TKK dan TPT bernilai 100 persen.
Indikator pengangguran ini lebih besar nilainya pada penduduk Perempuan
daripada Laki-laki. Ini dikarenakan pasar kerja lebih mengutamakan kaum lelaki,
terutama pekerjaan kasar yang lebih banyak membutuhkan tenaga. Sedangkan
pada kaum Perempuan, hanya lapangan usaha tertentu yang dapat dimasuki.
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat, 2012, h. 8.
xiii
Tabel 2
TPT (Penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaandibandingkan dengan jumlah penduduk angkatan kerja)
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2012.
TPT tahun 2002 yang sebesar 2,33 persen berarti dari 100 persen
penduduk angkatan kerja, hanya 2,33 persen saja yang menganggur. Pada tahun
2005 terjadi peningkatan TPT di akibatkan banyaknya masyarakat yang
kehilangan aset dan lapangan usaha sehingga mereka tidak mampu membangun
atau bekerja seperti biasanya di akibatkan bencana Tsunami. Di Tahun 2006 TPT
mulai berkurang dikarenakan mulainya Pembangunan kembali oleh Pemerintah
Daerah yang terkena Tsunami termasuk Kabupaten Aceh Barat. Naik turunnya
angka TPT dari Tahun 2007-2009, Pada tahun 2009 , 4,63 yang menganggur
meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2010 pengangguran
yang tersisa di Aceh Barat hanya 3,52 persen saja. Pada tahun 2011 tingkat
pengangguran kembali membesar dikarenakan peningkatan jumlah tenaga kerja
yang tidak sebanding dengan penambahan lapangan usaha.
No Tahun TPT Persen (%)1 2002 2,33
2 2003 2,21
3 2004 2,04
4 2005 5,05
5 2006 2,98
6 2007 3,37
7 2008 2,14
8 2009 4,63
9 2010 3,52
10 2011 6,82
Tabel 3Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Menurut lapangan Usaha Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2002-2011
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat Aceh In Invigures 2002-2011
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana maka persamaannya
sebagai berikut : Y = 28867.515 + 0.14 X
Konstanta dari persamaan diatas sebesar 28867.515, nilai konstanta ini
menyatakan apabila variabel PDRB sama dengan nol maka Kesempatan Kerja
Sektoral sebesar 0.14. Koefesien regresi PDRB dari persamaan diatas dapat dilihat
bahwa Kesempatan Kerja Sektoral sebesar 1 hal ini akan menyebabkan PDRB
naik sebesar Rp 14,- .menyatakan setiap kenaikan Kesempatan Kerja Sektoral 1
maka PDRB meningkat sebesar Rp 14,-.
Pembuktian bahwa variabel Kesempatan Kerja berpengaruh terhadap
Variabel PDRB di Kabupaten Aceh Barat dilakukan pengujian tersendiri secara
partial dengan uji t pada jumlah kepercayan (level of confidence 95%) yaitu :
Variabel PDRB thitung sebesar 3,131 lebih besar dari ttabel 2,306 artinya signifikan
terhadap Variabel Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil
olahan SPSS (Statistical Package For the Social sciences) 18.0 didapatkan 3,131,
tetapi kalau dilihat secara langsung bahwa Kesempatan Kerja juga ikut
menyumbang untuk peningkatan PDRB Kabupaten Aceh Barat, walaupun dalam
lingkup kecil, disebabkan masih ada faktor lain yang lebih besar yang
mempengaruhi PDRB.
a. Dependent Variable: TKK
xiii
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Aceh Barat selama 10 Tahun,
yakni tahun 2002-2011. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS versi 18.0
pada tabel output SPSS model summary diperoleh nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0,742.
2. Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar
55,06 % yang berarti bahwa variabel Kesempatan Kerja ikut berpengaruh
terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat sedangkan sisanya 44,94 %
dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut Guna meningkatkan Kesempatan Kerja dari sektor
PDRB yakni :
xiii
1. Pemerintah mampu meningkatkan jumlah lapangan kerja di segala sektor
guna meningkatkan minimnya angka pengangguran di Kabupaten Aceh Barat
yang nantinya juga akan menambah pendapatan PDRB dengan semakin
banyaknya masyarakat yang mengaggur yang mendapatkan pekerjaan.
2. Tersedianya kesempatan kerja bagi kaum laki-laki dan perempuan secara
merata agar tidak hanya kaum Laki-laki saja yang berusaha mencari
pekerjaan tetapi bagaimana cara kaum Perempuan juga dapat diperdayakan
tenaganya agar tidak hanya mengurus keluarga dirumah. Dan dengan
keseimbangan ini perekonomian masyarakat itu tersebut pun menjadi
semakin meningkat jika sudah adanya pemerataan ketenaga kerjaan antara
kaum Laki-laki dan Perempuan.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Arafah. 2008. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pegawai diPT. BPR Syari’ah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Karya Ilmiah(Tidak dipublikasikan) LPPM UTU. Meulaboh
Badan Pusat Statistik. 2005-2010 PDRB Kabupaten Aceh Barat.
2012. Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat.
Duwi, Priyatno. 2010. Paham Analisa Statistis Data dengan SPSS Cetakan I.Mediakom. Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2009. Analisis data penelitian dengan statistik. PT. Bumi Aksara.Jakarta.
Mankiw. 2000. Pengantar Ekonomi Jilid 1 edisi 1. Erlangga. Jakarta
Oloan, Indra Nainggolan. 2000. Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiKesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Sumatra Utara. Skripsi(dipublikasikan). Fakultas ekonomi. USU. Medan. Didownload 02 Januari2012.
Payaman, S. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga PreteritFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.Andi. Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi ketiga. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Targian, Robinson. 2005. Ekonomi Regional teori dan aplikasi edisi Revisi. BumiAksara. Jakarta.
xiii
Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ke Tiga. Erlangga. Jakarta.
http:www.scribd.com/doc/25114724/Definisi-PDRB diakses 02 Februari 2012.
http:edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/viem&id=54&uniq=1504 diakses 09 Februari 2012.
1.1. Latar Belakang Masalah ...............………………………………… 11.2. Rumusan Masalah ............………………………………………… 31.3. Tujuan Penelitian............………………………………………….. 41.4. Manfaat Penelitian ...........………………………………………… 4
2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto ............…………….. 6
xiii
2.2. Pengertian Ketenagakerjaan .............……………………………… 102.3 Kesempatan Kerja …………………………………………........... 142.4 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja …............ 152.5 Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………............ 162.6 Perumusan Hipotesis ...........………………………………………. 19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ............………………………………… 203.2. Data Penelitian ............……………………………………………. 20
3.2.1. Jenis dan Sumber Data…………………………..............… 203.2.2. Tehnik Pengumpulan Data ...........………………………… 20
3.3. Model Analisis Data ..........……………………………………….. 213.4. Definisi Operasional Variabel ...........……………………………... 233.5. Pengujian Hipotesis ...........……………………………………….. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan PDRB di Kabupaten Aceh Barat ...........…………. 254.2. Perkembangan Kesempatan Kerja Kabupaten Aceh Barat .............. 284.3. Hasil Pengujian Hipotesis ...........…………………………………. 314.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...........…………………………….... 31
1. PDRB Kabupaten Aceh BaratTahun 2002-2011 (Juta Rupiah) atas Harga Berlaku……………………… 26
2. TPT ( Penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja dansedang mencari pekerjaan dibandingkan dengan jumlahpenduduk angkatan kerja ) Laju Indeks Implisit di Aceh Barat …………. 29
3. Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja menurut lapangan usahadi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2002-2011 ……………………………. 30
4. Hasil Perhitungan koefisien korelasi (R) ………………………………… 32
5. Variabel PDRB dan Tingkat Kesempatan Kerja…………………….…… 33
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja……………………… 13
2. Gambar Kurva Hukum Okun…………………………………………….. 17
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil Olahan ................………………………………………………….. 38
2. Data Input …………………………………………………..................... 40
3. Tabel Uji t .................……………………………………………………. 41
4. Izin Penelitian Skripsi ................………………………………………… 42
5. Surat Keterangan Penelitian ................………………………………….. 43
xiii
Lampiran I : Hasil Olahan
Model Summary
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .742a .551 .494 10,800.540
a. Predictors: (Constant), PDRB
b. Dependent Variable: TKK
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
xiii
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 PDRBa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: TKK
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.144E9 1 1.144E9 9.803 .014a
Residual 9.332E8 8 1.167E8
Total 2.077E9 9
a. Predictors: (Constant), PDRB
b. Dependent Variable: TKK
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 28867.515 9682.154 2.982 .018
PDRB .014 .005 .742 3.131 .014
a. Dependent Variable: TKK
xiii
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 43,829.23 74,966.41 57,233.90 11,272.295 10