PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Written by Yosri Thursday, 07 March 2013 06:36 font size Print Email Rate this item 1 2 3 4 5 (23 votes) PENGERTIAN
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Written by Yosri Thursday, 07 March 2013 06:36 font size Print Email
Rate this item
1 2 3 4 5
(23 votes)
PENGERTIAN
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar
dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara
bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan
utama pengelolaan lingkungan hidup.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi
yang bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber
daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan
ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik
yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain
berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan
lingkungan.
1) Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan
Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa
konstruksi maupun masa operasi proyek dan dapat berupa dampak
positif maupun negatif bagi lingkungannya.
2) Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
o Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
o Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
o Lklim
o Fisiografi
o Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
o Kualitas udara
o Kualitas air
d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
o Demografi industri dan kependudukan
o Sosial ekonomi
o Sosial budaya
Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan
pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah
tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat
yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi
anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang
diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari
ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk
menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf
kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga
kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber
daya yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan
reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan
tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak
seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi
salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak
mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal
pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Diantaranya,
- Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.
- Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk
melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.
- Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang
memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup
biofisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan)
dalam melaksanakan hidup bersama.
- Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua
orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan,
kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan
mutu kehidupan bangsa.
Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan
dilaksanakan dengan segera dengan cara menangkap, mengadili
dan menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama
lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian
bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling
keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan
masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan
selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan
hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat positif atau negatif.
Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi tersebut
sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan,
Elizabeth IEHLT.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara
lain,
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
B. ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai
hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di
mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam
ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan
hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup
lainnya.
Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih
berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law,
sedang hukum lingkungan yang secara klasik lebih menekankan
pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law.
a. Hukum Lingkungan Modern
Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-
norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan
untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan
mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara
langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun
generasi-generasi mendatang.
Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga
sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari
lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak
berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada lingkungan
ini, maka Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh
menyeluruh atau komprehensif integral, selalu berada dalam
dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes.
b. Hukum Lingkungan Klasik
Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan
norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin
penggunaan dan eksploitasisumber-sumber daya lingkungan dengan
berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil
semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-
singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral, serta
kaku dan sukar berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan,
bahwa sistem pendekatan terpadu atau utuh harus diterapkan
oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan hidup manusia
secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi
perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteen
mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah
hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam (Naturalijk
milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan
dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan
lingkungan. Mengingat pengelolaan lingkungan dilakukan
terutama oleh Pemerintah, maka Hukum Lingkungan sebagian besar
terdiri atas Hukum Pemerintahan (bestuursrecht).
Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi
pengelolaan lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan
pada hakekatnya merupakan suatu bidang hukum yang terutama
sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata usaha negara
atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat
pemerintah perlu memperhatikan “Asas-asas Umum Pemerintahan
yang Baik” (Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General
Principles of Good Administration). Hal ini dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan kebijaksanaannya tidak menyimpang dari
tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:
1) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
2) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis
Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
3) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
4) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
5) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan
Dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)
C. AMDAL
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek
pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat
tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu
proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari
proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal
merupakan bagian dari beberapa hak berikut :
1. Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan
adanya susunan rencana pengelolaan lingkungan. Susunan rencana
pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan setelah diketahui
dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek yang akan
dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek
pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi
lingkungan.
2. Pengelolaan Proyek
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih dahulu
melakukan fase-fase berikut :
a) Fase Identifikasi
b) Fase studi kelayakan
c) Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase
rancangan
d) Fase pembangunan proyek
e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi
f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi
(post operation)
3. Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas
pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan.
Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL
tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan akan
dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan
pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka
kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan
alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau
meminimalisasi dampak negatif tersebut.
4. Dokumen yang Penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber
informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :
a) Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis
b) Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang
akan dilaukan di daerah dekat lokasi tersebut.
c) Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam
menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi
pengawas.
Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :
a. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak
rusak.
b. Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.
c. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran,
sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan
keselamatan masyarakat.
d. Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
bangsa, negara, dan masyarakat.
D. RONA LINGKUNGAN
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini
yaitu kondisi alam atau komponen-komponen lingkungan awal
sebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai. Rona
lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh
oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi
(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat
didalam rona lingkungan, yaitu:
a. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan
tersebut diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu
dengan suatu strategi pengambilan sampling yang tepat,
kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan masing-
masing
b. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan
ini didapat dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara
langsung kepada masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder
pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek.
Dari data survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis
laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan akan
didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek
didirikan (Rona Lingkungan).
E. DAMPAK PROYEK TERHADAP LINGKUNGAN SOSEKBUD
Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama
masa operasional proyek dan berdasarkan atas kondisi
lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat diperkirakan
dampak yang akan timbul.
a. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan
pembangunan, tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan
kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak penduduk
kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif
Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya penggemukan
ternak sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi
bau busuk). Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa
kegiatan operasional.
c. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode
matriks yang menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan
dengan lingkungan yang terkena dampak, termasuk dampak yang
bersifat sekunder dan tertier.
d. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional
judgement para ahli, metoda statistik dan analisa serta
referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan
perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara
membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu Lingkungan
Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu Limbah Cair
atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
e. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi
dampak lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab
dampak, evaluasi dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan
penentu dampak penting dalam matriks tersebut didasarkan pada
Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan
tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
(a) Jumlah manusia yang terkena dampak
(b) Luas wilayah penyebaran dampak
(c) Intensitas dampak
(d) Lamanya dampak berlangsung
(e) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
(f) Sifat kumulatif dampak
(g) Penanggulangan Dampak
Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas suatu usaha
feedlot tidak mengeluarkan Iimbah yang dapat mencemari tanah
dan dalam proses aktifitas tidak menggunakan air tanah sebagai
bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak terganggu.
Pencemaran terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah
satu faktor pencemaran Iingkungan perlu dikendahkan secara
baik dengan proses yang tepat dan murah. Untuk penanggulangan
Iimbah cair dari feedlot ini dapat dilakukan dengan secara
biologi.
Pencemaran terhadap Limbah Padat : Limbah padat yang
dihasilkan meliputi sampah/kotoran kandang berupa limbah
organik.
Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat : Sebaliknya
dengan adanya kegiatan feedlot ini, maka masyarakat sekitar
kawasan mempunyai harapan untuk meningkatkan kemakmuran
masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan proyek ini
diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal, sehingga akan
meningkatkan kesempatan kerja dan dengan sendirinya akan
meningkatkan kesejahteraan, pendapatan dan merangsang
timbulnya sektor ekonomi pendukung.
F. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan
yang bersifat operasional. Pengelolaan dan pemantauan yang
dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbul, berupa:
a. Penurunan kualitas udara
b. Penurunan kebersihan Iingkungan
e. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.
1) Dampak Sosial
Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan
Pelaksanan proyek yang akan menghasilkan suatu product akan
membawa perubahan tingkat pengetahuan dan keterampilan baru
bagi para karyawan dan masyarakat di sekitarnya, khususnya
yang akan terlibat langsung dalam kegiatan konstruksi dan
produksi.
Perubahan tingkat pengetahuan bagi para pegawai dapat terjadi
secara langsung maupun tak langsung. Secara langsung perubahan
tersebut terjadi bagi para pegawai yang mendapatkan training
yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak langsung
dapat diperoleh para tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-
pengalaman selama mereka bekerja di perusahaan.
Alat Penunjang Program Pemerintah
Pengoperasian proyek berupa pengembangan usaha akan dapat
menunjang program pemerintah dalam beberapa hal, yaitu:
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing atas produksi
dalam negeri.
Mengaktifkan kehidupan ekonomi dengan adanya kaitan terhadap
sektor lainnya.
Berpartisipasi dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional
2) Dampak Ekonomi
o Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap
struktur perekonomian pada umumnya dan pekerja usaha ini pada
khususnya.
o Meningkatkan penghasilan para Pekerja
Kegiatan proyek yang akan dilakukan tentunya dapat
meningkatkan penghasilan masyarakat disekitarnya, hal ini bisa
dilihat dari pendapatan rata-rata masyarakat setempat sebelum
mereka bekerja di perusahaan dibandingkan dengan pendapatan
setelah bekerja pada proyek.
o Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak
Dengan beroperasinya proyek yang dijalankan akan menambah
penerimaan negara dari sektor pajak, antara lain:
- Pajak Perusahaan (PPh Badan)
- Pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 21)
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
http://kecserut.tangerangselatankota.go.id/berita/item/139-pembangunan-berwawasan-lingkungan