Pembangunan BerkelanjutanPembangunan berkelanjutan diartikan
sebagai pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia pada saat
ini, tanpa mengabaikan kemampuan generasi manusia pada masa
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam melaksanakan
pembangunan berkelanjutan diperlukan biaya yang mahal dan teknologi
yang tinggi. Contoh, bagi negara-negara berkembang yang masih
mengandalkan pertanian untuk meningkatkan keejahteraan penduduknya,
membatasi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dianggap untuk
membatasi upaya untuk memperoleh hasil panen yang
setinggi-tingginya.Pembangunan berkelanjutan didesain untuk
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan memerhatikan akan
kelestarian lingkungan.Ada berbagai pembangunan yang berkelanjutan
sebagai program pemerintah misalkan untuk sekarang ini yang dibahas
adalah pembangunan di wilayah pesisir. Pembangunan berkelanjutan
pesisir misalnya seperti yang telah dilakukan di kawasan pantai
Semarang atau yang lebih disebut reklamasi. Reklamasi adalah suatu
pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak
berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan
cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di
lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di
danau. Tujuan reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak
atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru
tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman,
perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata.
Reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran kota.
Reklamasi dilakukan oleh negara atau kota-kota besar yang laju
pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi
mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan
(keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke
arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan
daratan baru. Alternatif lain dari kebutuhan lahan selain dengan
reklamasi adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun
gedung- gedung pencakar langit dan rumah-rumah susun.Reklamasi yang
ada di Semarang adalah salah satu upaya pemerintah semarang untuk
program pemekaran kota. Mereka memilih untuk membangun kota dengan
membuat atau melakukan pengurugan terhadap wilayah yang berair.
Reklamasi yang dilakukan adalah wilayah pantai marina. Pembangunan
tersebut untuk menyediakan lahan baru untuk permukiman elit yang
aman dari bencana rob. Kita dapat melihatnya perubahan sebelum dan
sesudah pengurugan dengan memanfaatkan aplikasi google earth dengan
fasilitas time series.
Citra 1 : wilayah pantai marina Semarang tahun 2002Pada citra
tersebut terlihat bentuk garis pantai yang seperti ditunjuk oleh
tanda merah dan tanda biru. Ini terjadi sebelum dilakukannya
reklamasi. Citra 2 : Wilayah Pantai Marina Semarang tahun 2005Pada
tahun 2005 sudah mulai pengurugan, yaitu seperti terlihat pada
penunjuk warna merah. Perubahannya maju kearah laut sedangkan yang
ditujuk olwh pwnunjuk warna biru masih sama. Pembangunan reklamasi
tersebut tampak menggusur penggunaan lahan tambak yang ada di
sekitarnya. Seperti yang terlihat pada lingkaran orange pada tahun
2002.
Citra 3. Marina Semarang Tahun 2007Pembangunan yang dilakukan
semakin cepat terjadi penambahan daratan akibat pengurugan yaitu
seperti yang ada di lingkar merah. Tampilan yang tampak pada
lingkar merah tersebut merupakan salah satu reklamasi yang ada di
wilayah pantai marina dan itu masih dalam tahap pengurugan.
Penggunaan lahan yang ada di sana juga telah dibuang yang awalnya
tambak sekarang tidak lagi menjadi tambak. Mereka hanya menyisakan
sedikit taman marina yang ada di penunjuk biru. Hal tersebut adalah
upaya reklamasi dalam rangka menambah lahan baru untuk keperluan
pembangunan permukiman dan area terbangun lainnya yang lebih
menghasilkan dibandingkan dengan penggunaan untuk tambak milik
masyarakat. Pembangunan tersebut masih berlangsung sampai sekarang
dan masih dalam tahap penyelesaiaan. Pembangunan reklamasi tersebut
selain memajukan kearah pantai juga meninggikan daratan yang ada
pada wilayah tersebut untuk menghindari ancaman banjir rob yang
selalu menggenang Semarang. Pada tahun 2010 pembangunan sudah
berlanjut menjadi bentuk seperti yang tambak pada citra.
Citra 4. Pantai marina tahun 2010Bentuk pada penunjuk merah
sudah berbeda dari tahun 2007, kemudian pada penunuj biru perubahan
terjadi dengan bertambahnya daratan di utara taman pantai
Marina.Pada tahun 2013 perubahan penggunaan lahan seperti yang
ditunjukkan pada penunjuk biru dibawah. Kawasan tersebut menjadi
ada bangunannya di samping taman pantai Marina.
Citra 5. Pantai marina tahun 2012A. Keuntungan dan Kerugian
ReklamasiCara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu
negara/kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan
(pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata
bahari, dll.Kerugian kegiatan Reklamasi lebih besar dibandingkan
dengan keuntungan yang didapat. Perlu diingat bahwa reklamasi
merupakan bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap
keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan seimbang
dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti
perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai. Hal tersebut
berpotensi meningkatkan bahaya banjir, dan berpotensi gangguan
lingkungan di daerah lain (seperti pengeprasan bukit atau
pengeprasan pulau untuk material timbunan).B. Dampak
Pembangunan/ReklamasiDampak yang paling menonjol adalah secara
fisik yaitu perubahan kondisi morfologi pantai. Batas pantai atau
garis pantai menjadi lebih menjorok ke arah laut. Perubahan garis
pantai mengakibatkan perubahan arus yang mengarah ke pantai. Arus
yang sedianya dapat tertahan di Pantai Marina kemudian berubah arah
masing-masing ke arah barat dan timur. Arus yang ke arah timur
memiliki arus yang relatif besar dengan tidak membawa sedimen laut.
Pada arus ini akan mengakibatkan abrasi terhadap pantai seperti
yang terjadi di Pantai Tawang Mas dan Pantai Sayung. Beberapa
tambak yang dimiliki oleh petambak di Pantai Timur Semarang dan
Pantai Demak hilang akibat adanya abrasi.Misalkan seperti yang
terjadi pada pantai marina kulon semarang, terkena efek abrasi yang
cukup besar. Hal ini dapat kita lihat menggunakan citra ikonos
google earth dengan time series.
Citra 6. Pantai Maron tahun 2005Citra tersebut adalah wilayah
pantai yang ada di sebelah barat Pantai marina yang sedang
dilakukan reklamasi. Pada pantai tersebut tampak pada penunjuk yang
menyala warna biru tahun 2005, garis pantainya masih ada pada
penujuk warna biru tersebut. Namun setelah tahun 2005 terjadi
abrasi yang sangat besar, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun
terjadi perubahan garis pantai yang cukup besar, bisa dilihat pada
citra dibawah ini pada tahun 2010.
Citra 7. Pantai Maron tahun 2010Pada wilayah tersebut jarak dari
batas yang diberi warna orange tampak berkurang. Berkurangnya
akibat abrasi mengubah garispantai menjadi seperti yang terlihat
pada penunjuk yang menyala warna biru tahun 2010. Terjadi perubahan
yang cukup besar pada garis pantai akibat abrasi.
Citra 8. Pantai Maron tahun 2012Pada citra tahun 2012 abrasi
pantai masih besar dalam kurun waktu 2 tahun sudah menghabiskan
jarak seperti yang tampak pada citra diatas yaitu dari penunjuk
tahun 2010 dan penunjuk tahun 2012. Bagunan yang awalnya jauh dari
pantai sekarang menjadi dekat dengan pantai.Dampak lain yang
mungkin timbul adalah makin panjangnya masalah rob. Hal ini
disebabkan semakin panjangnya jalur yang harus ditempuh oleh air
untuk sampai ke laut. Daerah yang tadinya dijadikan sebagai daerah
resapan dan tempat berhentinya air sementara seperti di pinggir
pantai terkena reklamasi, sehingga air tidak bisa meresap dan tidak
dapat langsung menuju ke laut.Dampak yang dirasakan masyarakat
sekitar pantai marina seperti yang ada di kampung bandarharjo
adalah masalah rob yang berkepanjangan. Akibat adanya reklamasi
tersebut wilayah parkir air menjadi terganggu. Reklamasi pantai
marina selain maju kearah laut juga dibuat meninggi sehingga rob
tidak bisa balik ke laut lagi karena untuk menuju laut wilayahnya
semakin meninggi. Hal tersebut menyebabkan air mecari area parkir
baru, yang terjadi atau terkena dampaknya adalah kampung-kampung
masyarakat yang rata-rata menengah kebawah.
Seperti yang terjadi di kampung bandarharjo mereka menjadi kumuh
karena rob, dan rumah mereka harus diurug untuk meninggikan
daratannya agar tidak terkena genangan rob.Dampak yang berupa
rusaknya sebuah ekosistem juga dapat terjadi pada kawasan ini.
Dimana sebuah ekosistem pantai yang sudah lama terbentuk dan
tertata sebagaimana mestinya dapat hancur atau hilang akibat adanya
reklamasi. Biota pantai yang biasa hidup pada lingkungan dengan
kondisi sedemikian rupa tidak dapat tumbuh seperti jalur hidupnya.
Pepindahan tempat dari habitatnya ke lingkungan yang baru
memerlukan penyesuaian diri atau adaptasi makhluk nidup tehadap
lingkungan. Jika pada lingkungan yang baru makhluk hidup tersebut
tidak dapat menyesuaikan diri atau kondisinya terlalu ekstrim
sebagai tempat hidup kemungkinan makhluk hidup tersebut akan mati.
Masalah yang berhubungan dengan biota laut atau pantai di atas juga
dapat berimbas pada ekonomi nelayan.Jadi dalam konsep pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang mendahulukan kepentingan
kelestarian lingkungan. Dalam pembangunan tidak hanya mementingkan
aspek ekonomi dan sosial masyarakat namun juga dampak bagi
lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan konsep geografi yaitu
konspe nilai guna yang menyatakan setiap wilayah memiliki kegunaan
masing-masing. Walaupun seperti wilayah yang berair dan kurang
memberikan manfaat untuk perekonomian tetapi mungkin memiliki
manfaat lain yang kaitannya sebagai fungsi ekologis.