BAB V PEMBAHASAN 5.1 Penentuan Arah Umum Kekar Langkah pertama untuk menganalisis suatu kemantapan lereng adalah dengan menentukan arah umum kekar. Arah umum kekar merupakan arah utama dari kumpulan berbagai jumlah kekar yang tersingkap di lapangan. Jadi, jumlah kumpulan kekar yang mempunyai arah bermacam-macam tersebut di asumsikan menjadi hanya satu arah umum saja. Berdasarkan penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) tahun 2013, struktur geologi lereng batuan di area penambangan batubara., Bukit Rawa-Rawa, Provinsi Kalimantan Selatan yang tersingkap adalah struktur kekar. Untuk memudahkan pengumpulan data hasil pengukuran kekar di lapangan, maka daerah penyelidikan di kelompokkan ke dalam dua blok, yaitu blok A dan blok B (Tabel 5.1 dan 5.2), sehingga arah umum kekar dari masing-masing blok akan diketahui.
18
Embed
Pembahasan Studi Kasus tentang Kemantapan Lereng Batuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Penentuan Arah Umum Kekar
Langkah pertama untuk menganalisis suatu kemantapan
lereng adalah dengan menentukan arah umum kekar. Arah
umum kekar merupakan arah utama dari kumpulan berbagai
jumlah kekar yang tersingkap di lapangan. Jadi, jumlah
kumpulan kekar yang mempunyai arah bermacam-macam
tersebut di asumsikan menjadi hanya satu arah umum saja.
Berdasarkan penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) tahun 2013,
struktur geologi lereng batuan di area penambangan
batubara., Bukit Rawa-Rawa, Provinsi Kalimantan Selatan
yang tersingkap adalah struktur kekar. Untuk memudahkan
pengumpulan data hasil pengukuran kekar di lapangan, maka
daerah penyelidikan di kelompokkan ke dalam dua blok,
yaitu blok A dan blok B (Tabel 5.1 dan 5.2), sehingga
arah umum kekar dari masing-masing blok akan diketahui.
Roug
ness
(Kekasaran)
Strik
eDi
pTip
eTebal
Meter
N…….E……
..°
mm
A
MS
MW
Kekar
215
86R
1
Dam
p00 - 1
0 MS
MW
Kekar
200
76R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
210
82R
Lemp
ung
2Da
mp
MS-S
MW
Kekar
214
64R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
202
70R
Lemp
ung
Da
mp
10 - 2
0,MS
MW
Kekar
188
68R
Lemp
ung
1Da
mp
Kekuatan :
MS
MW
Kekar
182
88R
1
Dam
pS = Strength
SMW
Kekar
184
72R
2
Dam
p(50 - 10
0 Mpa)
MS
MW
Kekar
188
64R
2
Dam
pMS =Medium
Strength
20 - 3
0 S
MW
Kekar
202
80R
Lemp
ung
Da
mp
(12,5
- 50 M
pa)
MS-S
MW
Kekar
214
82R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
210
67R
Lemp
ung
4Da
mp
MS
MW
Kekar
196
75R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
192
70R
Lemp
ung
Da
mp
Pelap
ukan :
MW = Medium
Weathered
30 -35
SMW
Kekar
166
84R
6
Dam
pMS
MW
Kekar
168
80R
Dam
pR =
Rough
(Kasar)
35 - 4
0S
MW
Kekar
180
63R
Lempung
2Da
mp
MS
MW
Kekar
204
70R
Lemp
ung
1Da
mp
MS
MW
Kekar
184
67R
Lemp
ung
1Da
mp
Batu Pa
sir
Orien
tasi
Keterangan
Pengisian
Kondisi Air
Jarak/Blo
kJenis Ba
tuan
Kekuatan
Pelap
ukan
Tipe Struktu
r
Kekar yang teramati umumnya mempunyai rekahan antara
1 mm – 6 mm dan sebagian sudah terisi oleh material
lempung atau hasil lapukan. Sebagian yang lain tidak
mengalami pengisian. Pententuan arah umum struktur kekar
dalam satu blok dilakukan dengan metode stereografis,
dan software DIPS versi 3.1 yang dibuat oleh M.S Diederichs
dan E. Hoek dari Rock Engineering Group, Departement of Civil
Engineering, University of Toronto, Kanada. Dengan menggunakan
software DIPS, diperoleh arah umum kekar dari masing-
masing blok. Berikut adalah hasilnya (Tabel 5.3) :
Tabe
l 5.1
Peng
ukur
an Str
uktu
r Ge
olog
i Blok
-A
HASI
L PENG
AMAT
AN D
AN PEN
GUKU
RAN
BIDA
NG LEM
AH
Loka
si : B
lok-
A Bu
kit Ra
wa-r
awa,
Kal
imanta
n Se
lata
n
Roug
ness
(Kekasaran)
Strik
eDi
pTip
eTebal
Meter
N…….E……
..°
mm
A
MS
MW
Kekar
215
86R
1
Dam
p00 - 1
0 MS
MW
Kekar
200
76R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
210
82R
Lemp
ung
2Da
mp
MS-S
MW
Kekar
214
64R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
202
70R
Lemp
ung
Da
mp
10 - 2
0,MS
MW
Kekar
188
68R
Lemp
ung
1Da
mp
Kekuatan :
MS
MW
Kekar
182
88R
1
Dam
pS = Strength
SMW
Kekar
184
72R
2
Dam
p(50 - 10
0 Mpa)
MS
MW
Kekar
188
64R
2
Dam
pMS =Medium
Strength
20 - 3
0 S
MW
Kekar
202
80R
Lemp
ung
Da
mp
(12,5
- 50 M
pa)
MS-S
MW
Kekar
214
82R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
210
67R
Lemp
ung
4Da
mp
MS
MW
Kekar
196
75R
Lempung
Da
mp
MS
MW
Kekar
192
70R
Lemp
ung
Da
mp
Pelap
ukan :
MW = Medium
Weathered
30 -35
SMW
Kekar
166
84R
6
Dam
pMS
MW
Kekar
168
80R
Dam
pR =
Rough
(Kasar)
35 - 4
0S
MW
Kekar
180
63R
Lempung
2Da
mp
MS
MW
Kekar
204
70R
Lemp
ung
1Da
mp
MS
MW
Kekar
184
67R
Lemp
ung
1Da
mp
Batu Pa
sir
Orien
tasi
Keterangan
Pengisian
Kondisi Air
Jarak/Blo
kJenis Ba
tuan
Kekuatan
Pelap
ukan
Tipe Struktu
r
Tabe
l 5.
1Pe
ngukur
an S
truktu
r Ge
olog
i Bl
ok-A
HASI
L PE
NGAMAT
AN D
AN PEN
GUKU
RAN BI
DANG
LEMAH
Loka
si :
Blok-
A Bu
kit Ra
wa-r
awa, K
alim
antan
Sela
tan
Tabel
5.2
Peng
ukur
an S
truk
tur Geolog
i Bl
ok-B
Buk
it R
awa-ra
wa,
Kali
mantan
Sel
atan
Roug
ness
(Kekasar
an)
Strike
Dip
Tipe
Tebal
Meter
N…….E
……..°
mm
BMS
MWKekar
142
62R
Lemp
ung
1Dry
00 - 1
0 MS
MWKekar
136
86R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
140
64R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
128
78R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
132
82R
Lemp
ung
1Dry
10 - 2
0,MW
MWKekar
168
55R
2
Dry
Kekuata
n :MW
MWKekar
170
48R
1
Dry
MW = Me
dium We
akMW
MWKekar
174
44R
Dry
(5 - 12,5
MPa)
MWMW
Kekar
160
60R
Lemp
ung
Dry
MWMW
Kekar
158
62R
Lemp
ung
3Dry
MS =M
edium
Stren
gthMW
MWKekar
162
64R
Lemp
ung
Dry
(12,5 - 50 M
Pa)
20 - 3
0MS
MWKekar
144
76R
Lemp
ung
Dry
MSMW
Kekar
150
80R
Lemp
ung
Dry
MSMW
Kekar
143
82R
Dry
Pelap
ukan :
MSMW
Kekar
138
72R
Dry
MW = Me
dium We
athere
dMS
MWKekar
132
64R
Dry
MSMW
Kekar
148
74R
Lemp
ung
Dry
Kekasar
anMS
MWKekar
152
80R
Lemp
ung
Dry
R = Ro
ugh (Kasar
)MS
MWKekar
144
81R
Lemp
ung
Dry
Jarak/Blok
Jenis B
atuan
Kekuata
nPelap
ukan
Tipe Struktu
rOrien
tasi
Keterangan
Batu Pasir
Pengisia
nKondisi Air
Tabel 5.3
Arah Umum Kekar
Tabe
l 5.2
Peng
ukuran
Str
uktur
Geol
ogi Bl
ok-B
Buk
it R
awa-
rawa,
Kali
mantan
Sel
atan
Roug
ness
(Kekasar
an)
Strike
Dip
Tipe
Tebal
Meter
N…….E
……..°
mm
BMS
MWKekar
142
62R
Lemp
ung
1Dry
00 - 1
0 MS
MWKekar
136
86R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
140
64R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
128
78R
Lemp
ung
1Dry
MSMW
Kekar
132
82R
Lemp
ung
1Dry
10 - 2
0,MW
MWKekar
168
55R
2
Dry
Kekuata
n :MW
MWKekar
170
48R
1
Dry
MW = Me
dium We
akMW
MWKekar
174
44R
Dry
(5 - 12,5
MPa)
MWMW
Kekar
160
60R
Lemp
ung
Dry
MWMW
Kekar
158
62R
Lemp
ung
3Dry
MS =M
edium
Stren
gthMW
MWKekar
162
64R
Lemp
ung
Dry
(12,5 - 50 M
Pa)
20 - 3
0MS
MWKekar
144
76R
Lemp
ung
Dry
MSMW
Kekar
150
80R
Lemp
ung
Dry
MSMW
Kekar
143
82R
Dry
Pelap
ukan :
MSMW
Kekar
138
72R
Dry
MW = Me
dium We
athere
dMS
MWKekar
132
64R
Dry
MSMW
Kekar
148
74R
Lemp
ung
Dry
Kekasar
anMS
MWKekar
152
80R
Lemp
ung
Dry
R = Ro
ugh (Kasar
)MS
MWKekar
144
81R
Lemp
ung
Dry
Jarak/Blok
Jenis B
atuan
Kekuata
nPelap
ukan
Tipe Struktu
rOrien
tasi
Keterangan
Batu Pasir
Pengisia
nKondisi Air
BlokOrientasi
Strike Dip Dip Direction
A N 125O E 70O 215O
B N 145O E 80O 235O
Penggambaran dari arah umum kekar akan disajikan
dalam Gambar 5.1 dan Gambar 5.2
Gambar 5.1 Arah Umum Kekar Blok-A
Gambar 5.2 Arah Umum Kekar Blok-B
5.2 Penentuan Jenis dan Arah Longsoran
Setelah didapat arah umum kekar dari masing-masing
blok, tahap selanjutnya adalah menentukan jenis dan arah
longsoran. Data arah umum kekar yang sudah didapat
kemudian di cocokkan (match) dengan data geometri lereng
yang sudah tersedia (Tabel 5.3). Untuk mengetahui jenis
dan arah longsoran yang akan terjadi, di perlukan metode
stereografis untuk menentukannya. Caranya cukup
sederhana, yaitu dengan minindihkan (overlay) masing-
masing dari arah umum kekar tersebut ke dalam geometri
lereng dalam proyeksi stereo net (Gambar 5.3).
Tabel 5.3
Input Arah Umum Kekar dan Geometri Lereng
Blok
Orientasi Arah Umum
Kekar
Geometri
Lereng∅
Strike Dip DDR Strike Dip Height
A N 125O E 40O 215O
N 110O E 50 O 20 m 33,65 B N 145O E 80O 235O
LerengKekar
Gambar 5.3 Proyeksi Arah Umum Kekar dan Geometri Lereng
Blok-A
∅
KekarLereng
Gambar 5.4 Proyeksi Arah Umum Kekar dan Geometri Lereng
Blok-B
Setelah melihat kedua proyeksi dari masing-masing
blok, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada blok A
kemungkinan akan terjadi potensi longsoran bidang
(planar), karena proyeksi stereografis pada blok A
memenuhi kriteria persyaratan terjadinya jenis longsoran
bidang. Kriteria tersebut adalah :
1. Ditemukan arah (strike) bidang luncur mendekati
sejajar dengan arah lereng (N 125OE dan 110OE).
∅
2. Kemiringan lereng lebih besar daripada sudut
kemiringan bidang luncur (50O > 40O)
3. Sudut kemiringan bidang luncur lebih besar dari
sudut geser dalam (40O > 30O).
Namun, pada proyeksi stereografis di blok B tidak di
temukan adanya potensi kelongsoran, karena :
1. Arah (strike) bidang luncur lebih dari > 20O dari arah
lereng.
2. Kemiringan sudut bidang luncur lebih besar dari
sudut kemiringan lereng (50O < 80O).
5.3 Penentuan Faktor Keamanan Berdasarkan Metode
Kesetimbangan
Batas (Limit Equlibrium)
Tahap final dari analisis kemantapan lereng adalah
menentukan faktor keamanan, ini bertujuan agar suatu
lereng tambang dapat dikatakan mantap, memuaskan atau
tidak untuk digunakan dalam kegiatan penambangan. Dalam
memilih cara menganalisis kemantapan lereng baik untuk
C Ø Jkn Jks M M Pa M pa M pa M pa ° M pa M pa1 TP-01 0,0 - 0,6 0,73 7,285 1279,0 0,417 0,37 34,0 2000 7502 TP-01 10,0 - 10,6 1,05 10,496 1390,0 0,459 0,50 33,0 2100 7803 BM -01 2,0 - 2,6 0,80 7,931 1637,2 0,394 0,12 32,0 2050 7804 BM -02 10,0 - 10,6 0,80 8,046 1237,6 0,366 0,40 30,0 2420 9005 BM -03 12,2 - 12,6 0,76 7,544 1827,7 0,390 0,35 32,0 2510 8606 BM -04 13,9 - 14,5 0,67 6,733 1527,9 0,384 0,30 30,0 2200 8507 BM -05 16,2 - 16,6 0,91 9,073 1875,0 0,373 0,51 32,0 2480 7608 BM -06 17,7 - 18,3 0,90 8,896 1822,9 0,408 0,60 35,0 2300 700
Kekakuan KekarKuat GeserNo Kode Kedalam an Kuat Tarik Kuat Tekan Young's M odulus Angka Pori
disain atau untuk membuat evaluasi, terlebih dahulu harus
dilihat model dan arah kelongsoran yang mungkin terjadi
5.3.1 Blok A
. Setelah diketahui potensi dan model longsoran yang
akan terjadi di lokasi blok A, maka tahap selanjutnya
adalah menghitung faktor keamanan untuk mengetahui lebih
jelas mengenai kemantapan lereng tersebut.
Untuk menghitung faktor keamanan, selain data
struktur geologi, diperlukan juga data laboratorium
seperti sifat fisik dan mekanik yaitu bobot isi (γ¿,
kohesi (c), dan sudut geser dalam (∅¿. Berikut ini tabel
sifat fisik (Tabel 5.4) dan sifat mekanik (Tabel 5.5)
batuan hasil pengujian laboratorium Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA).
Tabel 5.5
Sifat Mekanik Batuan
C Ø Jkn Jks M M Pa M pa M pa M pa ° M pa M pa1 TP-01 0,0 - 0,6 0,73 7,285 1279,0 0,417 0,37 34,0 2000 7502 TP-01 10,0 - 10,6 1,05 10,496 1390,0 0,459 0,50 33,0 2100 7803 BM -01 2,0 - 2,6 0,80 7,931 1637,2 0,394 0,12 32,0 2050 7804 BM -02 10,0 - 10,6 0,80 8,046 1237,6 0,366 0,40 30,0 2420 9005 BM -03 12,2 - 12,6 0,76 7,544 1827,7 0,390 0,35 32,0 2510 8606 BM -04 13,9 - 14,5 0,67 6,733 1527,9 0,384 0,30 30,0 2200 8507 BM -05 16,2 - 16,6 0,91 9,073 1875,0 0,373 0,51 32,0 2480 7608 BM -06 17,7 - 18,3 0,90 8,896 1822,9 0,408 0,60 35,0 2300 700
Kekakuan KekarKuat GeserNo Kode Kedalam an Kuat Tarik Kuat Tekan Young's M odulus Angka Pori
Tabel 5.6
Sifat Fisik Batuan
Faktor keamanan lereng dihitung berdasarkan metode
kesetimbangan batas (limit equlibrium), yaitu total gaya
penahan longsoran sama dengan total gaya penyebab
longsoran. Ketika geometri lereng dan kedalaman air pada