I. Judul LatihanIdentifikasi dan Analisis Vegetasi Gulma pada
Dua Tanaman yang Berbeda yaitu Tanaman Padi dan Tanaman Undis.
II. Tujuan1. Mahasiswa dapat mengerti manfaat analisis
vegetasi2. Mahasiswa dapat melaksanakan analisis vegetasi tersebut
dengan menggunakan metode yang umum dipakai3. Mahasiswa mengetahui
populasi gulma dalam satuan luas secara kuantitatif4. Melatih
ketrampilan mahasiswa untuk mengidentifikasi populasi gulma5.
Mengetahui populasi gulma secara kuantitatif yang mendominasi pada
pertanaman tertentu
III. Alat dan Bahan1. Anemometer2. Soil tester3. Lux Meter4.
Kuadran 1x1 meter5. Gunting6. Kantong plastik7. Kamera8. Tali rafia
9. Kertas Label10. Pulpen11. Double Folio
IV. Prosedur Kerja1. Menentukan lahan yang akan dipakai sebagai
sampel2. Menancapkan kuadran pada ujung sisi lahan dengan ukuran
1x1 meter dan menghubungkan setiap sisi tersebut dengan tali
rafia3. Mencabut gulma pada kuadran yang telah dibuat4. Memilah
gulma yang telah dicabut berdasarkan spesies yang ada5.
Mengidentifikasi gulma untuk masing-masing spesiesnya dengan
memberikan kode huruf6. Menghitung jumlah populasi masing-masing
gulma pada setiap spesiesnya7. Menggunakan alat anemometer untuk
mengukur kecepatan angin, soil tester untuk mengukur pH tanah dan
suhu serta lux meter untuk mengukur intensitas cahaya8. Mengulang
cara kerja pada nomor 2-7 pada kuadran berikutnya yaitu di
tengah-tengah lahan sebagai kuadran kedua, dan di ujung sisi lahan
lainnya sebagai kuadran ketiga
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
5.1 Gulma pada Tanaman PadiA. Lokasi pengamatan: Bakti Seraga,
SingarajaB. Waktu pengamatan: 10.30-12.00Pada penelitian ke
lapangan yang dilakukan berlokasi di Bakti Seraga,Singaraja dengan
mengamati variasi gulma di sawah dengan luas 10x3 m. Luas lahan
tersebut, dihitung berdasarkan plot-plot yang ditentukan dengan
ukuran setiap plot 1x1m. Plot 1 diambil sampel pada bagian yang
dekat dengan saluran irigasi, plot 2 terletak ditengah-tengah dekat
saluran irigasi dan plot 3 yang jauh dengan saluran irigasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada plot 1,2 dan 3 ditemukan
keanekaragaman jenis gulma beserta pH tanah, intensitas cahaya dan
kecepatan angin, diantaranya dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.
Tabel 1.1 hasil pengukuran densitas di lingkungan sawahNoPlot
(wilayah)Densitas
pHInttensitas CahayaKecepatan Angin
1Plot 1 (dekat irigasi)5,95005 mph
2Plot 2 (di bagian tengah)65005 mph
3Plot 3 (jauh dengan saluran irigasi)5,55005 mph
Berdasarkan tabel hasil pengamatan menunjukkan bahwa pH tanah
disetiap plot hampir sama, namun intensitas cahaya dan kecepatan
angin sama untuk setiap plot. PH tanah yang sedikit berbeda
disebabkan karena jarak antara plot yang satu dengan yang lain
berbeda dengan tempat irigasi, selain itu pH yang menunjukkan
keadaan asam ini diduga disebabkan oleh daun-daun yang mengalami
pembusukan di dalam genangan air sawah. Setiap tumbuhan memiliki
keadaan tumbuhnya masing-masing, khusus untuk padi, keadaan pH
tanah yang masih terbilang sedikit asam ini masih bisa ditoleransi
oleh padi. Semakin dekat dengan daerah irigasi, gulma yang tumbuh
semakin banyak. Untuk intensitas cahaya dan kecepatan angin yang
sama memungkinkan pertumbuhan padi pada satu kawasan terebut sama
karena kecepatan angin mempengaruhi transpirasi dan fotosintesis
selain penyerapan unsur hara dari tanah. Adapun faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan gulma adalah sebagai berikut.1. SuhuSuhu
yang diperlukan untuk pertumbuhan biji gulma beragam tergantung
jenis gulma. Gulma di daerah beriklim sedang digolongkan dalam
gulma musim dingin dan gulma musim panas. Gulma musim dingin
suhunya 5-15C untuk perkecambahannya, sedangkan gulma musim panas
suhunya 18-35C.2. KelembabanSelain suhu, kelembaban juga
berpengaruh pada pertumbuhan gulma, kelembaban berkisar antara
70-80%. Perkecambahan dapat berlangsung bila menyerap (imbibisi)
air yang cukup.3. OksigenPerkecambahan gulma tergantung pada
oksigen dalam tanah, umumnya biji-biji gulma yang berukuran kecil
berkecambah pada lapisan tanah setebal kurang dari 1 cm.4.
CahayaBiji-biji gulma memerlukan intensitas cahaya yang cukup untuk
perkecambahannya. Pengendalian gulma dapat dilakukan bermacam-macam
cara. Salah satu cara pengendalian yang digunakan dalam budidaya
kentang di Dataran Tinggi Dieng adalah dengan menggunakan mulsa
plastik. Penggunaan mulsa plastik banyak digunakan untuk budidaya
berbagai macam tanaman holtikultura, seperti tomat, cabai,
semangka, melon, kobis, kentang, dan masih banyak lainnya.
Teknologi pertanian telah menemukan manfaat digunakannya mulsa
plastik dalam berbagai tanaman holtikultura tersebut. Disis lain,
biaya yang dibutuhkan tidaklah sebesar manfaat yang diperoleh.
Mulsa PHP (Plastik Hitam Perak)yang digunakan terdiri dari dari dua
lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna
hitam dibagian bawah. Mulsa dengan dua lapisan ini memiliki
berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya
matahari, sehingga proses fotosintesis menjadi lebih baik atau
optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembap, mengurangi
serangan pertanaman tidak terlalu lembap, mengurangi serangan
penyakit, dan mengusir serang-serangga pengganggu tanaman seperti
Thirps dan Aphids. Adapun warna hitam pada mulsa akan menyerap
panas sehingga suhu diperakaran tanaman menjadi hangat (Sutiono,
2010).
Tabel 5.2 Jumlah spesies gulma pada masing-masing plot No Kode
spesies PlotJumlah
123
1Gulma A
148343185
2Gulma B
348648
3Gulma C
610218
4Gulma D
114-15
5Gulma E
1--1
6Gulma F
3--3
7Gulma G
32-5
8Gulma H
4--4
9Gulma I
2344875
10Gulma J
-2-2
11Gulma K
-17421
Jumlah gulma22313123377
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat keanekaragaman jenis gulma
yang terlihat. Dari hasil observasi yang dilakukan, kode spesies
gulma yang ditemukan pada tanaman padi dilingkungan sawah berjumlah
11 spesies gulma dengan perbedaan jumlah gulma pada masing-masing
plot, dimana perbedaan tersebut muncul dikarenakan jarak plot
terhadap saluran irigasi. Semakin dekat plot dengan saluran irigasi
maka semakin banyak spesies gulma yang ditemukan. Jenis gulma yang
paling banyak dijumpai pada masing-masing plot yaitu pada kode
gulma A sebanyak 185, sedangkan kode gulma E memiliki jumlah yang
sedikit yaitu 1 spesies gulma. Jika dilihat jumlah keseluruhan
gulma pada masing-masing plot, yaitu pada plot 1 terdapat 223
spesies gulma, plot 2 yaitu 131 gulma dan plot 3 terdapat 23 jenis
gulma, perbedaan ini terlihat jelas dipengaruhi oleh faktor jarak
saluran irigasi dengan tanaman pada disawah tersebut. Tanaman gulma
memiliki peranan yang merugikan selain bersifat parasit, gulma juga
mampu menurunkan produktivitas tanaman, dimana pada plot 1 terlihat
tanaman padi tidak sebanyak pada plot 2 dan 3, melainkan jenis
gulma A lebih mendominasi daripada gulma lainnya pada plot 1, hal
ini dikarenakan spesies gulma A memiliki karakteristik menyerupai
padi, yang termasuk ke dalam golongan rumput liar.Penyebaran gulma
pada tanaman, dapat terjadi melalui benih yang terkontaminasi
dengan biji gulma, melalui proses pemupukan yang kurang
berkelanjutan oleh petani, penyebaran gulma juga dapat terjadi
melalui angin, karena pada tanaman padi memiliki polen (serbuk
sari) yang dapat dengan mudah diterbangi angin, dan ketika spora
tersebut jatuh pada substrat yang cocok maka gulma akan tumbuh
dengan pesat serta melalui air irigasi, juga sangat mempengaruhi
jumlah gulma yang tersebar karena air akan membuat gulma tumbuh
dengan subur. Pertumbuhan gulma akan dapat diperkiran lebih pesat
jika faktor-faktor penyebaran tersebut dipengaruhi juga oleh
lingkungan diantaranya, suhu, kelembaban. Oksigen dan intensitas
cahaya.
2.2 Gulma pada Tanaman UndisC. Lokasi pengamatan: Desa Panji,
Kecamatan Sukasada, SingarajaD. Waktu pengamatan: 12.15-12.40
Wita
Tabel 5.2.1 Hasil Pengukuran Densitas di Kebun UndisPenelitian
yang dilakukan berlokasi di Desa Panji, Kecamatan Sukasada,
Singaraja dengan mengamati variasi gulma di kebun Undis dengan luas
12x10 m. Luas lahan tersebut, dihitung berdasarkan plot-plot yang
ditentukan dengan ukuran setiap plot 1x1m. Dalam kebun Undis
diambil 3 plot, Plot 1 diambil dari sampel pada bagian ujung
deretan tanaman undi (dekat jalan). Plot yang ke 2 diambil dari
sampel di bagian tengah dari deretan tanaman Undis (cukup jauh
dengan jalan). Plot yang ke 3 diambil dari sampel pada bagian ujung
deretan tanaman Undis (jauh dari jalan). Berdasarkan hasil
pengamatan, pada plot 1,2, dan 3 ditemukan keanekaragaman jenis
gulma beserta pH tanah, intensitas cahaya dan kecepatan angin,
diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
NoPlot (wilayah)Densitas
pHInttensitas CahayaKecepatan Angin
1Plot 1 (dekat jalan)6,95505 mph
2Plot 2 (cukup jauh dengan jalan)6,95005 mph
3Plot 3 (jauh dengan jalan)75005 mph
Berdasarkan Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa pH tanah disetiap plot
hampir sama, namun pada daerah yang jauh dari jalan mempunyai pH
netral yaitu 7,0. Kemungkinan disebabkan karena laju pembusukan
sedikit, sehingga mempunyai pH netral. Intensitas cahaya paling
tinggi pada plot 1 yang dekat dengan jalan. Kecepatan angin sama
untuk setiap plot. Semakin dekat dengan jalan, gulma yang tumbuh
semakin banyak. Untuk intensitas cahaya di daerah yang hampir sama
dan kecepatan angin yang sama memungkinkan pertumbuhan padi pada
satu kawasan terebut sama karena kecepatan angin mempengaruhi
transpirasi dan fotosintesis. Selain penyerapan unsur hara dari
Tabel 5.2.2 Jumlah Spesies Gulma pada Masing-masing
Plottanah.No.Kode spesiesPlotJumlah
1 23
1Gulma A
--99
2Gulma B
----
3Gulma C
311923
4Gulma D
----
5Gulma E
----
6Gulma F
----
7Gulma G
----
8Gulma H
----
9Gulma I
----
10Gulma J
----
11Gulma K
----
12Gulma L
315220
13Gulma K
-1-1
14Gulma N
-1-1
15Gulma O
-1-1
16Gulma P
--33
17Gulma Q
--44
18Jumlah gulma6292762
Berdasarkan tabel 5.2.2 dapat dilihat keanekaragaman jenis gulma
yang terlihat. Dari hasil observasi yang dilakukan, kode spesies
gulma yang ditemukan pada kebun Undis di daerah Panji berjumlah 8
spesies gulma (A, C, L, M, N, O, P, Q) dengan perbedaan jumlah
gulma pada masing-masing plot. Jenis gulma yang paling banyak
dijumpai pada masing-masing plot yaitu pada kode gulma C sebanyak
23, sedangkan kode gulma M, N, O memiliki jumlah yang sedikit yaitu
1 spesies gulma. Jika dilihat jumlah keseluruhan gulma pada
masing-masing plot, yaitu pada plot 1 terdapat 6 spesies gulma,
plot 2 yaitu 29 gulma dan plot 3 terdapat 27 jenis gulma. Perbedaan
jumlah gulma dari hasil yang seharusnya di dapat adalah karena
gulma pada masing-masing plot sudah dipangkas. Sehingga sulit untuk
ditentukan keragaman gulma pada masing-masing plot. Tanaman gulma
memiliki peranan yang merugikan selain bersifat parasit, gulma juga
mampu menurunkan produktivitas tanaman. Penyebaran gulma pada
tanaman, dapat terjadi melalui benih yang terkontaminasi dengan
biji gulma. Selain itu melalui proses pemupukan yang kurang
berkelanjutan oleh petani, penyebaran gulma juga dapat terjadi
melalui angin. Spesies gulma yang paling banyak terdapat pada kebun
Undis di daerah Panji adalah gulma dengan kode spesies C.
Pertumbuhan gulma akan dapat diperkiran lebih pesat jika
faktor-faktor penyebaran tersebut dipengaruhi juga oleh lingkungan
diantaranya, suhu, kelembaban, oksigen dan intensitas cahaya.
VI. Simpulan
Dari hasil observasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:1. Tanaman padi, terdapat 11 spesies gulma dalam
satu lahan sawah yang terbagi dalam 3 plot. Berdasarkan hasil
kualitatif menunjukkan spesies yang paling banyak yaitu gulma A,
dan yang paling sedikit pada gulma E, sehingga gulma A yang lebih
mendominasi.2. Spesies gulma yang paling banyak ditemui pada
tanaman undis yaitu gulma C, sedangkan gulma M, N dan O paling
sedikit penyebarannya.
DAFTAR PUSTAKABarus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma di
Perkebunan. Kanisius:Yogyakarta.Sukman, Y. dan Yakup. 1991. Gulma
dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta:Rajawali Pers.Tjitrosoedirdjo,
S., Is H. U. dan Joedojono W. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. Jakarta:Gramedia.Wijaya, Nyoman.1999. Metode Analisis
Vegetasi. Singaraja:STKIP.
12