Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma
(hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi asam urat.
Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan dan
penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun wanita, hanya saja gout
memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout
menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1
per 5.000 wanita.
Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi. Nyeri
tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan
secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi,
tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian
nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan
yang biasa dilakukan.
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan
mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas,
untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh
pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk menurunkan nyeri pada
pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan kompres dingin pada area nyeri.
Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri dengan kompres dingin dilakukan
dengan cara yang aman.
1
Page 2
1.2 TUJUAN PENULISAN
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami :
1. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
2. Proses Keperawatan Pasien gout artritis yang meliputi :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Manifestasi Klinik
e. Pathofisiologi
f. Komplikasi
g. Pemeriksaan Diagnostik
h. Penatalaksanaan Medis
i. Proses Keperawatan
j. Discharge Planning
1.3 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan adalah :
STUDI KEPUSTAKAAN yaitu dengan mempelajari berbagai sumber berupa buku-buku
yang membahas tentang penyakit Gout Arthritis sesuai dengan judul karya tulis ini.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
2
Page 3
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka
Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Bab III Pembahasan
A. Kasus Dan Kata Kunci
B. ASKEP ARTHRITIS GOUT
Bab IV Kesimpulan
Daftar Pustaka
3
Page 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI (Sendi)
Sistem alat gerak dapat di bagi menjadi :
Alat gerak pasif (yang di gerakkan)
Alat gerak aktif (yang menggerakkan)
Alat gerak pasif terdiri dari tulang, alat gerak pasif terdiri dari otot, dengan pusat
gerakan berada pada persendian (artikulus).
1. Osteologi (tulang)
Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan) dan
mendapat serabut saraf (perasaan nyeri), dan tulang akan bertumbuh sesuai
dengan usia.
Fungsi tulang :
Melindungi alat-alat dalam (organ yang berada di dalam rongga dada,
abdomen, pelvis, dan cranium).
Tempat melekatnya otot.
4
Page 5
Sebagai alat gerak pasif.
Member bentuk pada tubuh manusia.
Sebagai tempat membuat sel darah merah.
Sebagai tempat menyimpan mineral (kalsium, pospor)
2. Arthrologi (persendian)
Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling
berhubungan membentuk artikulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan
duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya.
Atas dasar struktur dan fungsi artikulus dibagi menjadi :
Synarthrosis
Diantara kedua ujung tulang yang membentuk artikular terdapat suatu
jaringan, terdiri dari :
1) Syndesmosis, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.
2) Synchendrosis, jaringan penghubungdan diaphyse sebelum
penulangan selesai atau symphysis osseum pubis pada usia
dewasa.
3) Synostosis, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya
diantara os ilium, os pubis, dan os ischium pada usia dewasa.
Diarthrosis
Ujung-ujung tulang yang membentuk artikulus bebas, tidak ada
jaringan di antaranya, mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
Salah satu ujung tulang membentuk caput artikular dan ujung
tulang lain membentuk cavitas glenoidas.
Kedua ujung tulang di bungkus oleh capsula artikularis.
5
Page 6
Alat-alat khusus meliputi : labrum artikular, discus dan
meniscus artikularis, bursa mukosa, dan ligamentum.
Berdasarkan strukturnya sendi di bedakan atas :
Fibrosa : sendi yang tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu
dengan yang lainnya di hubungkan dengan jaringan penyambung
fibrosa, missal ; sutura pada tulang tengkorak, tulang fibia dan fibula
distal.
Kartilago ; sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang
rawan hialin, di sokong oleh ligament dan hanyab sedikit bergerak.
Missal ; sendi-sendi kosto kondral, simfisis pubis dan tulang panggul.
Sendi synovial : sendi tubuh yang dapat di gerakkan, serta memiliki
rongga sendi dan permukaan sendi yang di lapisi tulang rawan hialin
terdiri atas ;
1) Ball dan socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan
ke segala arah.
2) Hinge joints (siku) membuat pergerakan fleksi dan ekstensi.
3) Lutu seringkali di klasifikasikan sebagai hinge joint, tetapi
berputar sebaik fleksi dan ekstensi.
4) Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan di
kenal biaxial joints.
5) Pivot joints hanya berotasi di daerah radio- ulnar.
3. Myologi (otot)
Otot skelet dikendalikan oleh system saraf pusat dan perifer. Dibagi dalam tiga
kelomp[ok yaitu :
1) Otot rangka (lurik), diliputi ileh kapsul jarangan ikat.
6
Page 7
2) Otot visceral (polos), terdapat pada saluran pencernaan, saluran
perkemihan, dan pembuluh darah.
3) Otot jantung, ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar
control atau diluar keinginan.
4. Struktur pendukung lain dalam musculoskeletal
1) Ligament, sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal dan merupakan
akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
2) Tendon, suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan
tangan dan tumit.
3) Fasia, suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung dibawah kulit sebagai fasia superficial jaringan penyambung
fibrosa yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.
4) Bursae, suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang
digunakan diatas bagian yang bergerak.
7
Page 8
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 PERTANYAAN
1. Jelaskan definisi dari ARTHRITIS GOUT !
2 Jelaskan etiologi dari ARTHRITIS GOUT !
3 Jelaskan klasifikasi dari ARTHRITIS GOUT !
4 Jelaskan patofisiologi dari ARTHRITIS GOUT !
5 Jelaskan manifestasi klinis dari ARTHRITIS GOUT !
6 Komplikasi apa saja yang dapat timbul dari ARTHRITIS GOUT ?
7 Bagaimana penatalaksanaan medik pada penderita ARTHRITIS GOUT?
8 Sebutkan pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang dari kasus
ARTHRITIS GOUT !
9 Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari kasus di atas (pengkajian,
perencanaan, intervensi, dan diagnosa)!
3.1.2 JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban pertanyaan dibahas pada Pembahasan “ 3.1” !
8
Page 9
3.2 ARTHRITIS GOUT
3.2.1 KONSEP MEDIK PADA PASIEN ARTHRITIS GOUT
1. DEFENISI ARTHRITIS GOUT
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya
penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout
merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik
pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan
metabolisme purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi
penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah
penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam
sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.
9
Page 10
2. ETIOLOGI
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout
primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan
ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan
dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia),
kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan
mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan
gangguan kinetic asam urat yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini
terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
10
Page 11
b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan,
jerohan, udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi
6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat
kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Factor predisposisi :
usia
genetik
Factor prespitasi :
obesitas
obat-obatan
alkohol
Stress emosional
3. KLASIFIKASI
3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas
dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7
hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya
keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan
11
Page 12
tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat,
keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan
akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet
tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik
atau penurunan dan peningkatan asam urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu
tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang
hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2
tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa
ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama
kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada
aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen
yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium
dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap
ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada
tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang
yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk
seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini
akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada
12
Page 13
stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan
berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan
menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan
keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi
juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga
atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah
dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat
berlebihan, penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC),
levodopa (obat parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab
yang lebih lazim hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar
asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai
kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila
ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal
tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal
13
Page 14
menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati
bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.
4. MANIFESTASI KLINIK
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah
khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam,
disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak
badan dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi
tersebut menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam.
Nyerinya, yang dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
5. KOMPLIKASI
a. Penyakit ginjal
b. Batu ginjal (endapan kristal)
c. Hipertensi
14
Page 15
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi
dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg
% dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui
apakah kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk
memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
biasanya juga diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi
tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada
kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai
normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0
mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit,
menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
normal yaitu 5000-10.000/mm3.
2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
3. Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi
dan asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level
15
Page 16
asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan
gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet
selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
maternal aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam,
memberikan diagnosis definitive gout..
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan
hiperusemia dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak
batu asam urat.
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan
a) Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk.
Hindari makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan
sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak
minum).
b) Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid,
diuretic, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat
dari ginjal.
c) Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).
d) Tirah baring
16
Page 17
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
b.Penatalaksanaan medik
Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a) Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau
muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat
dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam
sampai nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya
pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b) OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal
25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari).
Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi
ginjal dan riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).
c) Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular
sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout
poliartikuar, dapat diberikan secara intravena (metilprednisolon 40
mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).
d) Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena
dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan
memperberat hiperurisemia.
17
Page 18
3.2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan.
Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien
sehingga dapat memberi arah terhadap
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi
yang mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang
nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.
Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
peradangan.
Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat
menusuk.
Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri
terjadi di sendi yang mengalami masalah.
Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang
skala pengukuran 0-4.
Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
18
Page 19
Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan
berapa lama pemakaian obat analgesic, alopurinol
Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung
terjadinya gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah
dirawqat dengan masalah yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang
berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama
dengan klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi
/sekresi asam urat yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien
dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan
individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan
erat dengan adanya sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan
ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan
asam urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga akibat
adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap konsep diri
yang maldaptif.
2. Pengkajian Berdasarkan Pola
a. Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluhan utama nyeri pada pada sendi
19
Page 20
Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi
serangan.
Riwayat penyakit Gout pada keluarga
Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b. Pola nutrisi dan metabolic
Peningkatan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
Diet
c. Pola aktifitas dan Latihan
Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
d. Pola presepsi dan konsep diri
Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
Presepsi diri dalam melakukan mobilitas
3. Pemeriksaaan fisik
B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di
dapat suara ronki atau mengi.
B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan
keringat dingin,dan pusing karena nyeri.
20
Page 21
B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
>kepala dan wajah : ada sianosis
>mata : sclera biasanya tidak ikterik
>leher : biasanya JVP dalam batas normal
B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada
keluhan pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami
komplikasi ke gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang
akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan,
tetapi perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu
perlu di kaji frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien
biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan,
terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
>Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah
kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan
dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain.
Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu
pergelangan sendi secara perlahan membesar
>feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
>Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat
21
Page 22
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
3. INTERVENSI
1. DP : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik
HYD : Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.
a. Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST
R/ Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan
intervensi
b. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan mendistribusikan
kembali tekanan pada bagian tubuh
c. Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti
pemijatan, mengatur posisi, dan teknik relaksasi.
R/ Membantu pasien mwmfokuskan pada subjek pengurangan nyeri
d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang
sempit dan terantuk benda yang keras
R/ Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri
e. Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi
R/ untuk mengurangi nyeri yang adekuat
2. DP : Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur
HYD : Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
22
Page 23
a. Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan
R/Tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot
b. Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring
R/Tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan
c. Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas
R/untuk mandeteksi perkembangan klien
d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
R/kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik
e. Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM
R/Untuk membantu persiapan pemulangan pasien
3. DP : Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi
HYD : pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang
diajarkan.
a. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan
R/Mengetahui respond an kemampuan kognitif pasien dalam menerima
informasi
b. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan
efek samping
R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap
pengobatan yang teratur
c. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan
23
Page 24
R/mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan
d. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.
R/memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari terjadinya
serangan berulang
e. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat
R/meningkatkan penyembuhan.
4. DISCHARGE PLANNING
Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien sudah dipersiapkan untuk perawatan
dirumah. Beberapa informasi penyuluhan pendidikan yang harus sudah
dipersiapkan/diberikan pada keluarga pasien ini adalah:
a. Pengertian dari penyakit Arthritis gout.
b. Penjelasan tentang penyebab penyakit.
c. Memanifestasi klinik yang dapat ditanggulangi/diketahui oleh keluarga.
d. Penjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat keluarga lakukan.
e. Klien dan keluarga dapat pergi ke Rumah Sakit/Puskesmas terdekat apabila
ada gejala yang memberatkan penyakitnya.
f. Keluarga harus mendorong/memberikan dukungan pada pasien dalam menaati
program pemulihan kesehatan.
g. Anjurkan pasien untuk diet rendah purin
24
Page 25
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal
monosodium urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri
pada sendi. Adapun faktor predisposisi yaitu gen dan usia, faktor presipitasi yaitu obat-
obatan, stres dll.
Penyakit Arthirtis gout dapat disembuhkan bila penanganannya cepat dan tepat.
Anjurkan pasien diet rendah purin.
25
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta :
Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima. Jakarta :
Yarsif Watampone.
26