-
PEMBAHAGIAN HARTA SEPENCARIAN PASCA PERCERAIAN
MENURUT ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA
ISLAM TAHUN 2002 SEKSYEN 122(STUDI KASUS DI
MAHKAMAH TINGGI SYARIAH KOTA BHARU,
NEGERI KELANTAN, MALAYSIA.)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperolehi
Gelar
Sarjana Hukum (S.H) Dalam Ilmu Hukum Keluarga Islam
Oleh:
ISA BIN MOHAMED
NIM :SHK 101180010
PEMBIMBING:
Dr. H Ishaq, SH, M.Hum
SITI MARLINA, S.Ag M.HI
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAMFAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN,
JAMBI
2019/2020
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
v
MOTTO
ة ِإَون َن يُۡصل َحا بَۡيَنُهَما ٱۡمَرأ
َٓ أ ۡيه َما
ۡو إ ۡعَراٗضا فَََل ُجَناَح َعلَََخافَۡت م ۢن َبۡعل َها نُُشوًزا
أ
ۚ وَ ۡلحُ ُصۡلٗحا َت ٱلصُّ ۡحِض ُۗٞ َوأ نُفُس َخۡير
َح ۚ ٱۡۡل فَإ ن ِإَون ٱلشُّ
ْ ْ َوَتت ُقوا ُنوا َ ُُتۡس ََكَن ب َما ٱّلل ١٢٨ ٗياَتۡعَملُوَن
َخب
Artinya : “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau
sikap tidak acah
dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya untuk
mengadakan
perdamaian yang sebenar –benarnya dan perdamaian itu lebih
baik
(bagi mereka) “(Qs. An-Nisa’ : 128)
-
vi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pembahagian Harta Sepencarian Pasca
Perceraian
Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam ( Studi Kasus
Di
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan, Malaysia.
Pertama Tujuan kajian ini dilakukan untuk mengetahui pembahagian
harta sepencariaan
yang diperoleh secara usaha sama oleh suami istri dalam masa
perkahwinan yang
sah. Dalam hal ini apa yang disyaratkan ialah sumbangan
masing-masing ketika
mendapat harta tersebut. Dalam menyelesaikan kasus harta
sepencaraian di
mahakamah mempunyai prosedur yang harus di ikuti oleh semua. Di
mahkamah
jga ada kendala-kendala yang kebiasannya yang perlewatkan kasus
harta
sepencarian ini lambat untuk diselesaikan di mahkamah. Kedua
Metode yang
digunakan dalam kajian ini adalah metode empiris yuridis untuk
memperolehi
informasi mengenai pembahagian harta sepencarian pasca
penceraian menurut
enakmen keluarga islam seksyen 122 keluarga islam (studi kasus
di mahkamah
tinggi syariah kota bharu, Kelantan, Malaysia. Rumusan dalam
kajian ini ada tiga
rumusan, yang pertama bagaimana prosedur penyelesaian kasus
harta sepencarian
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan, yang kedua
Apa kendala
dalam penyelesaian harta sepencarian di Mahkamah Tinggi Syariah
Kota Bharu
Negeri Kelantan, dan yang ketiga untuk mengetahui apa saja
pertimbangan hakim
dalam menyelesaikan pembahagian harta sepencarian di Mahkamah
Tinggi
Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Ketiga Hasil dari
menelitian yang telah
dibuat adalah mahkamah keluarkan perintah untuk pasangan
membuktikan
pernikahan, harta yang dipertikaikan, harus membawa saksi, jika
keterangan
orang yang menuntut itu benar maka harta diberikan kepada nya
dan sebaliknya.
Kata Kunci : harta sepencarian, prosedur harta, kendala-kendala
di
mahakamah
-
vii
PERSEMBAHAN
بسم هللا الرحمن الرحيم
Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kucintai:
Ayahanda Mohamed Bin Abdullah dan ibunda Siti Mariem Binti Che
Mood
yang telah mendidik dan mengasuh anakanda dari kecil hingga
dewasa dengan
penuh kasih sayang, agar kelak anakanda menjadi anak yang
berbakti kepada
kedua orang tua dan bermanafaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa,
seterusnya dapat
meraih cita-cita murni. Terima kasih juga kepada Tuan Mohd Hafiz
Bin Daud dan
kesabaran dalam membantu saya sepanjang kajian saya di Jabatan
Kehakiman
Syariah Negeri Kelantan. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam
Persatuan
Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Jambi,
serta teman-
teman dari Indonesia maupun teman-teman yang berada di Malaysia,
yang setia
telah memberikan semangat dan dorongan di kala suka maupun duka,
semoga
persahabatan kita tetap terjalin dengan baik selamanya.
Terima kasih atas segalanya.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke
hadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan
salaam turut
dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat
dicintai.
Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis
senantiasa diberi
nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
yang diberi judul Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian
Menurut
Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam (Studi Kasus Di
Mahkamah
Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap
pengembangan
ilmu syariah dalam bagian hukum. Juga memenuhi sebagian
persyaratan guna
memperoleh gelar Program Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan
Hukum
Keluarga pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha
Saifuddin Jambi, Indonesia.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan
terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara
langsung
maupun secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor UIN STS
Jambi. Ibu
Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr.
As’ad
isma, M.d sealk Wakil Rektor 2, dan Bapak Dr. Bahrl Ulum, S.Ag,
M.H
selaku Wakil Rektor 3.
-
ix
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,M.H selaku Dekan Fakultas Syariah
UIN
STS Jambi, Indonesia.
3. Bapak Agus Salim, M.A,M.I.R,Ph.D Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani
dan
Bapak Dr.H.Ishaq,SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I,II dan III di
Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.Ibu Mustiah. RH. S.Ag., M.SY selaku
Ketua
Jurusan Hukum Keluarga dan Bapak Irsadunas Noveri selaku
Sekretaris
Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin
Jambi.
4. Bapak Dr. H Ishaq, SH, M.Hum, selaku Pembimbing I dan Ibuk
Siti
Marlina, M.H.I selaku pembimbing II yang telah banyak
memberi
masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan
skripsi ini.
5. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang
bersangkutan.
Di samping itu, jika ada kekurangan dalam skripsi ini harap
semua pihak
dapat beri kontribusi. Semoga apa yang diberikan dicatatkan
sebagai amal jariah
di sisi Allah SWT dan mendapatkan ganjaran yang selayaknya
kelak.
Jambi, 1 Mac 2020,
Penulis,
ISA BIN MOHAMED
NIM: SHK 101180010
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………...……………..i
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………..…………ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………….……….………………iii
SURAT PERNYATAAN……………………………………………...….…….iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………………..………v
MOTO…………………………………………………………………….….….vi
ABSTRAK……………………………………………………………….……..vii
PERSEMBAHAN………………………………………………..…...…………ix
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………...xi
DAFTAR SINGKATAN……………………………………….………………xiii
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ……………………………………..…1 B. Rumusan
masalah………………………………………………8 C. Batasan masalah………………………………………………...8
D. Tujuan dan kegunaan peneylitian………………………………9 E. Kerangka teori
dan Konseptual………………..………………10 F. Tinjuaan
pustaka……………………………………..………..13
BAB II: METODE PENELITIAN
A. Tempat penelitian……………………………………………..15 B. Pendekatan
penelitian…………………………………………15 C. Jenis dan sumber
data…………………………………………16 D. Unik Analisis……………………………………………….…18 E.
Teknik pengumpulan data………………………………….....18 F. Teknik analisis
data…………………………………………...19 G. Sistematika
penulisan………………………………………....20
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah MTSKB…………………….……………………......22 B. Struktur Organisasi
MTSKB………………………..…...…....25 C. Tugas dan fungsi
MTSKB………..……………………...…....28 D. Kasus Pembahagian Harta Sepencarian
Pasca Perceraian di Mahakamah Tinggi Syariah Kota
Bharu……………..…………..30
BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Prosedur peneylesaian pembahagian harta sepencarian……...37 B.
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Mahkamah Dalam
Menyelesaikan Kasus Harta Sepencarian Di Mahkamah Tinggi
Syariah Kota Bharu …………………….………………..…...46
-
xi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan……………….……………………………..…...58 B.
Saran-saran………………………………………………..….59 C. Kata
penutup……………………………………………….,,.60
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...61
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………......63
CURICULUM VITA………………………………………………………..….64
-
xii
DAFTAR SINGKATAN
UIN STS : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
SWT :Subhanahuwata’ala
SAW :Sallahu alaihiwasallam
Ra :Radiallahu’an
No. : Nomor
Q.S : Al-Quran Dan Sunnah
Cet. : Cetakan
Bil : Bilangan
Hlm : Halaman
MTSKB : mahkamah tinggi Syariah kota bharu
ITC : Information and Ccommunication Technologies
LUTH : Lembaga Urusan Urusan Tabung Haji
PAID : Pejabat Agama Islam Daera
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harta sepencarian adalah harta diperolehi dalam masa
perkahwinan
seorang suami dengan isterinya hasil daripada sumber-sumber atau
usaha mereka
bersama. Harta sepencarian jga dikenai sebagai carian laki bini,
pencarian, gono
gini hareta sihrekat, dan harta suarang. Akta Undang-Undang
Keluarga Islam
Kelantan mendefinisikan harta sepencarian sebagia harta yang
diperolehi oleh
suami istri semasa perkahwinan berkuatkuasa mengikut
syarat-syarat yang telah
di tentukan oleh hukum syarak. Segala sesuatu yang dilakukan
oleh manusia pasti
mempunyai akibat yang harus di tanggung bersama. Demikian pula
dengan
pasangan suami istri yang berceraian, maka mereka harus
menanggung nafkah
iddah, mut’ah, nafkah anak-anak biaya pendidikan, masalah
pemeliharaan anak
hingga permasalahan pembahagian harta sepencarian.1 Pada tahun
2019 hingga
2020 Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu telah pun membicarakan
kasus-kasus
harta sepencarian sebanyak 15 kasus. Dalam pembahagian harta
sepencarian yang
sering kali menjadi persengketaan yang berlarut-larut dan harus
diselesaikan oleh
Mahkamah diatur menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam
Seksyen
122 tahun 2002 menyebutkan bahwa :
1. Harta benda yang di peroleh selama perkahwinan menjadi harta
bersama
1 Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
diakses tanggal 5 juni 2019.
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
-
2
2. Bila perkahwinan putus karena perceraian harta bersama diatur
menurut
hukumnya masing-masing.2
Di jelaskan dalam ayat yang kedua3 tersebut “menurut hukumnya
masing-
masing” adalah hukum agama, umum, adat dan hukum lainnya.
Ketentuan-
ketentuan tersebut di atas sekaligus memberikan pengakuan adanya
harta
sepencarian dan sekaligus memberikan legalitas terhadap
berlakunya hukum dari
para justifiable (pencari keadilan) yakni suami istri dalam
mendapatkan
penyelesaian hukum, atas pembahagian harta sepencarian sebagai
salah satu
akibat adanya perceraian bagi para pencari keadilan yang
beragama Islam. Maka
dari itu hukum Islam merupakan rujukan yang harus di patuhi
dalam penyelesaian
pembagian harta sepencarian.
Harta sepencarian juga terbahagi kepada 2 kontribusi iaitu
sumbangan
secara langsung dan sumbangan secara tidak langsung.
Sumbangan Secara Langsung4, dalam tuntutan harta
sepencarian,
sumbangan secara langsung atau bersama (suami istri) adalah
harus dibuktikan di
mahkamah. Bentuk sumbangan ini merupakan alasan penting bagi
Mahkamah
untuk menghukum adanya hak harta sepencarian selama dalam
pernikahan.
Seorang suami atau istri memberi sumbangan secara langsung
ketika mereka
sama-sama bekerja atau berusaha untuk mendapat kepemilikan
sesuatu harta atau
aset.
2 http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang Keluarga
Islam Seksyen 122
tahun 2002, diakses tanggal 5 juni 2019. 3 Enakmen undang-undang
keluarga islam seksyen 122 tahun 2002. 4 Najihah Mohd Zin,
Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri Kembangan Undang-
Undang Di Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007.hlm 230.
http://www2.esyariah.gov.my/
-
3
Di samping itu juga, sumbangan secara lamgsung juga dapat
didefinisikan
ketika pasangan itu sama-sama berusaha dan berkerja untuk
mendapat sesuatu
aset atau harta, misalnya pembelian sebidang tanah, yang bersama
dan tidak dapat
ditentukan siapa yang banyak memberi sumbangan dalam kepemilikan
tanah dan
kepemilikan itu bersama. Begitu juga, jika kepemilikan hanya
oleh salah satu
pasangan sedangkan usaha dan sumbangan dibuat oleh kedua belah
pihak.
Sumbangan langsung umumnya merujuk kepada usaha yang
diberikan
oleh kedua suami istri untuk memperoleh sesuatu aset atau harta.
Sumbangan
yang dimaksudkan ini termasuk sumbangan dana, bentuk keuangan
mauapun
usaha yang diberikan secara langsung untuk memperoleh harta
tersebut.
Sehubungan dengan itu, jika telah dapat dibuktikan bahwa adanya
sumbangan
diidentifikasi sebagai milik usaha bersama.5
Umumnya, sumbangan secara langsung adalah sumbangan yang
dapat
dilihat dan dinilai melalui mata kasar seseorang yang mana kedua
pihak sama-
sama mengusahakan atau memajukan atau mengembangkan harta
tersebut dengan
memberikan sumbangan secara modal, pembelian property atau rumah
dan
sebagainya. Pada kenyataanya, kasus-kasus yang diputuskan di
Mahkamah seperti
kasus-kasus sebagaimana yang dijelaskan di atas, sumbangan
secara langsung
dapat dikategorikan sebagai sumbangan dalam “bentuk keuangan”
dan ini jelas
5 Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
diakses tanggal 5 juni 2019.
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
-
4
menunjukkan bahwa untuk membuktikan bahwa harta tersebut adalah
hasil usaha
sama, sumbangan dalam bentuk keuangan adalah sangat
penting.6
Sumbangan secara tidak langsung7, sumbangan secara tidak
langsung
adalah sumbangan yang dilakukan oleh pasangan suami istri tanpa
melibatkan
sumbangan yang dapat secara fisik dan material seperti ketaatan
seorang istri
mengelola rumahtangga dan dorongan seorang istri yang
memungkinkan suami
berhasil di dalam kerjaya.
Sumbangan secara tidak langsung juga ditentukan oleh
undang-undang
Keluarga Islam sebagai peran istri dalam mengelola kesejahteraan
keluarga dari
segi memelihara rumahtangga atau menjaga keluarga dan menjaga
kebutuhan
anak-anak.
Diskusi mengenai sumbangan secara tidak langsung juga dilihat
dalam
kasus-kasus yang diputuskan oleh Mahkamah. Misalnya, kasus
Hamidah Binti
Jaafar Lwn Mohammad Aiman Bin Mahmud, Hakim Datuk Daud
Muhammad
menyatakan harta bergerak yang diperoleh selama pernikahan
adalah dianggap
sebgai harta gono gini, meskipun istri tidak terlibat secara
langsung dalam
pekerjaan tersebut, seperti ia menemani suami untuk menjelaskan
urusan bisnis,
tetapi kehadirannya itu dianggap sebagai sumbangan terhadap
keberhasilan suami.
Pertimbangan Mahkamah Mengenai Kasus Pembagian Harta
Sepencarian.
6 Najihah Mohd Zin, Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri
Kembangan Undang-
Undang Di Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007.hlm 230. 7
Laman web rasmi jabatan kehakiman Syariah negeri Kelantan
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
diakses tanggal 5 juni 2019..
http://kelantan.jksm.gov.my/jksnk/v2/index.php/ms/2-uncategorised/154-harta-sepencarian
-
5
Menurut Enakmen mengenai takat agihan harta sepencarian
tidaklah
ditetapkan berapa bagian sebagaimana dalam warisan yang mana
pembagiannya
telah ditentukan di dalam Al-Quran seperti satu perdua, satu
perenam, satu
perlapan dan sebagainya. Secara umum takat agihan harta
sepencarian adalah
bergantung kepada sumbangan kedua pihak.
Berdasarkan kasus-kasus yang diputuskan oleh hakim dari tahun
2015
sampai 2019, berbagai aspek dan dasar penentuan yang telah
diambil dan dititik
beratkan oleh Mahkamah dalam memutuskan takat agihan harta
sepencarian.
Berdasarkan riset dan penelitian penulis terhadap kasus ini,
kebanyakan kasus
harta gono gini adalah kasus harta sepencarian yag melibatkan
perceraiaan suami
istri dan kasus yang disebabkan kematian salah satu pihak. Kasus
ini adalah
berlainan titik agihannya dan ada dasar penentuannya untuk
menghukum berapa
agihan.
Janda atau duda yang cerai hidup masing-masing berhak seperdua
dari
harta bersama sepanjang tidak di tentukan lain dalam perjanjian
perkahwinan. Hal
ini bisa di terima jika suami istri sama-sama mencari nafkah dan
penghasilannya
sama. Namun ketika isti mencari nafkah dan penghasilan nya lebih
besar,
mungkin istri bisa menerima dengan ikhlas. Ketika situasi sangat
sulit bagi istri
atau suami untuk menerima pembahagian harta sepencarian yang
tidak sepadan
dengan perannya maka istri atau suami boleh datang ke mahkamah
Tinggi Syariah
Kota Bharu untuk memutuskan kasus tersebut dengan
seadil-adilnya.
-
6
Tugas Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu untuk menyelesaikan
kasus-
kasus harta sepencarian menurut dalam Enakmen Undang-Undang
keluarga
Islam Seksyen 122 tahun 2002. Mahkamah mempunyai kuasa dalam hal
ini untuk
penentuan bahwa ahkamah Syariah mempunyai tugas dan
kewenangan
memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan dalam tingkat pertama
terhadap
perkara-perkara antara lain di dalam masalah pembahagian harta
sepencarian
menurut hukum Islam khususnya yang beragama Islam. Dan juga
berhak untuk
membahagikan harta dan aset-aset yang telah diperolehi oleh
pihak-pihak yang
berada dalam kasus harta sepencarian,
Mengingat pembahgian harta sepencarian ini masih berdasarkan
kepada
ijtihad para hakim Mahkamah, maka masalah pembagian harta
sepencarian ini
penulis angkat dalam pembahasan skripsi dengan judul
‘Pembahagian Harta
Sepencarian Pasca Perceraian Menurut Enakmen Undang-Undang
Keluarga
Islam (Studi Kasus Di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu,
Negeri
Kelantan, Malaysia.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dihuraikan
maka
penulis merumuskan masalah yang menjadi objek bahasan dalam
skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur penyelesaian kasus harta sepencarian
Mahkamah Tinggi
Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan ?
2. Apa kendala dalam penyelesaian harta sepencarian di Mahkamah
Tinggi
Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan ?
-
7
C. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian merupakan suatu langkah untuk memberi
arah
agar masalah yang hendak diteliti menjadi dan masalah dipahami
inti dari
permasalahan yang sedang diteliti. Dalam proposal ini penulis
hanya
membahas tentang Pembahagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian
Menurut
Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122 (Studi Kasus
Di
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan, Malaysia).
Bererapa
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi sebutar pembahagian
harta
sepencarian menurut seksyen 122.
2. Pembahasan ini adalah tentang umum dan hanya mengambil
informasi dari
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Negeri Kelantan,
Malaysia.
D. Tujuan dan Kegunaan Penyelitian
1. Tujuan penelitian
a. Ingin mengetahui prosedur penyelesaian harta sepencarian di
Mahkamah
Tinggi Kota Bharu di Kelantan.
b. Ingin menjelaskan kendala-kendala dalam penyelesaian harta
sepencarian di
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Negeri Kelantan,
Malaysia.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut di atas kegunaan penelitian penulis
terbahagi
kepada 2 iaitu penggunaan teoritis dan pengunaan praktis.
Apabila dapat dicapai
dengan baik dan dapat dirumuskan, maka penulisannya akan
digunakan :
-
8
E. Kegunaan teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi
pengembangan teori-teori, atau konsep-konsep yang dilaksanakan
oleh
penegak hukum dalam menanggulangi kejahatan
b. Untuk dijadian panduan dan setidak-tidaknya sebagai
pertimbangan bagi
pasangan yang berumah tangga dan masyarakat umumnya. Bahawa
mempelajari dan menyelesaikan masalah harta sepencarian penting
dalam
kehidupan berumahtangga.
2. Kegunaan praktis
a. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna bagi
banyak pihak
terutama bagi aparat penegak hukum, alim ulama, dan masyarakat
pada
umumnya.
b. Untuk memenuhi salah satu pensyariatan dalam menyelesaikan
studi dan
meraih gelar Stara (S1) di Fakultas Syariah, Jurusan Hukum
Keluarga, UIN
Sulthan Saifuddin Jambi.
F. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Pembahagian harta sepencarian pasca perceraian dengan
seharusnya
dengan apa yang telah di aplikasikan beberapa orang dalam
masyarakat.
Perbatan yang tidak sesai dengan ketentan Mahkamah Tinggi
Syariah telah
-
9
menjadi perbincangan yang simpang ir terutama di kalangan
masyarakat.
Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan mengenai hukum islam di
Malaysia
dengan memungkinkan terjadi pemyimpangan dan pelanggaran dengan
apa yang
telah di tetapkan
Adanya harta sepencarian dalam perhawianan tidak menutup
kemungkinan
adnya harta milik masing-masing suami atau istri. Harta bawaan
masing-masing
suami istri dan harta bendayang diperolehi sebagai hadiah atau
warisan adalah
berapa di bawah penguasa masing-masing suami istri sepanjang
tidak ditentukan
lain. Suami istri mempunyai hak penuh untuk melakukan perbuatan
hukum atas
harta masing-masing.8
2. kerangka konseptual
a. Harta sepencarian
Harta sepencarian berdasarkan Hukum Syarak ditafsirkan
sebagai
pemerolehan harta sepanjang tempoh perkahwinan sama ada
membabitkan
harta alih atau tak alih dan pihak yang memberi sumbangan sama
ada secara
langsung atau tidak langsung.Maka, pembahagian harta
sepencarian
menunjukkan pengiktirafan Syarak terhadap hak, habuan dan
pemilikan pihak
berusaha mendapatkan harta itu sepanjang perkahwinan.
Pembahagian itu
dibuat bersandarkan kemaslahatan pihak atas prinsip keadilan dan
hak.
Tuntutan terhadap harta sepencarian bukanlah dihadkan kepada
isteri
saja, malah suami juga berhak menuntut harta sepencarian
daripada isteri.
Jika diteliti tafsiran ini, ia menunjukkan bahawa harta yang
sama-sama
8 Komplikasi Hukum islam, pasal 35(2). Hlm 112.
-
10
diperolehi oleh suami isteri, bukannya harta yang diperolehi
oleh isteri sahaja
ataupun harta yang diperolehi oleh suami sahaja.9
b. Pasca Penceraian
Pasca Perceraian adalah sesudah perceraian yang merupakan
terputusnya ikatan perkahwinan karena salah satu atau kedua
pasanagan
memutuskan untuk saling meninggalkan shingga mereka berhenti
melakukan
kewajibannya sebagai suami istri.10
Perkahwinan boleh dianggap sebagai satu usahasama antara suami
dan
isteri. Namun, ada rumahtangga yang dibina bermasalah dan
tidak
berpanjangan. Masalah ini boleh timbul daripada pelbagai punca
sama ada
disebabkan faktor keadaan atau kesesuaian dalam
menyempurnakan
tanggungjawab. dan peranan masing-masing.Walaupun perkahwinan
tersebut
putus di tengah jalan, Islam sebagai agama yang adil telah
menetapkan hak-
hak yang wajib dituntut atau diterima bagi mengimbangi kehidupan
hamba-
hambanya. Hak-hak yang dimaksudkan khususnya selepas sesuatu
penceraian
adalah seperti harta sepencarian, nafkah iddah isteri, mutaah,
nafkah anak-
anak, hak penjagaan anak dan lain-lain.
Isu mengenai harta isteri dan harta suami masih lagi tidak
jelas
kedudukannya lebih-lebih lagi dalam hal pembahagian harta
sepencarian. Secara
amnya, harta sepencarian pada asalnya diambil daripada adat
resam Melayu yang
telah diterimapakai oleh masyarakat setempat. Penerimaan adat
resam ini menurut
9 Suzana Ghazali, Buatmu Wanita, 2010(Buka Prima SDN. BHD.,
2009),hlm. 25. 10
http://www.as-ansar.com/perceraian-menurut-pandangan-islam/ Diakses
pada tanggal
22 Maret 2020 jam 23.15pm.
http://www.as-ansar.com/perceraian-menurut-pandangan-islam/
-
11
perspektif Islam menyatakan bahawa apabila sesuatu adat atau
uruf diakui
kebaikannya dan telah diberi pengiktirafan undang-undang,
kedudukannya tidak
lagi sebagai adat, tetapi telah menjadi suatu peraturan atau
perundangan yang
mesti diikuti dan dikuatkuasakan.
c. Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan tahun
2002
Suatu Enakmen bagi memperuntukkan dan menyatukan peruntukan-
peruntukan Undang-Undang Keluarga Islam mengenai perkahwinan,
perceraian,
nafkah, penjagaan dan perkara-perkara lain berlaitan kehidupan
kekeluargaan.11
Sementar dari perspektif undang-undang, seksyen 122(1)
Enakmen
Undang-Undang Keluarga Islam (Kelantan) 2002 adalah peraturan
bahawa
mahkamah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz talak atau
apabila
membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah supaya aset
yang diperoleh
dalam masa perkahwinan dengan usaha bersama dibahagikan antara
mereka atau
supaya aset yang diperoleh pihak itu dalam masa perkahwinan
dengan usaha
bersama mereka dibahagikan antara mereka atau supaya mana-mana
aset itu dijual
dan dibahagikan antara pihak-pihak itu.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(penelitian-
penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek
focus\tema yang
11 Mukadimah Enakmen Undang-Undang Islam (Negeri Kelantan 2002),
buku catatan di
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.
-
12
diteliti. Dalam kajian pustaka ini, penelitian akan memaparkan
beberapa
penelitian mengenai pembahgian harta sepencarian pasca
penceraian.
Ada beberapa skripsi yang membahas tentang pembahagian harta
sepencarian. Antara lain :
Pertama, skripsi Dwi Rahmanta12, yang berjudul Konsekuensi
Yuridis
Harta Bersama Terhadap Kewajiban Suami Memberi Nafkah Dalam
Kompilasi
Hukum Islam (KHI) Dan UU No.1 Tahun 1974. Skripsi ini
mambahaskan
persamaan dan perbedaan pengaturan harta bersama terhadap
pelaksanaan
kewajiban suami memberi dalam kompilasi hukum islam (KHI) dan
undang-
undang no. 1 tahun 1974 dan konsekuensi yuridis harta bersama
terhadap
pelaksanaan kewajiban suami memberi nafkah dalam kompilasi hukum
islam
(HKI) dan undang-undang no. 1 tahun 1974.
Kedua, skripsi Rabiatul Adawiyah. K13, yang berjudul
Penyelesaian
Sengketa Harta Bersama Dengan Harta Bawaan. Skripsi ini
membahaskan
kedudukan hukum dari harta bersama dengan harta bawaan dan
tatacara
penyelesaian harta bersama yang bercampur dengan harta bawaan di
Pengadilan
Agama Makassar.
12 Adalah mahasiswa Program perbandingan Mazhab dan Hukum , UIN
Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. Tahun 2019 13 Adalah mahasiswa Bagian Hukum Acara
Fakultas Huku, Universitas Hasanuddin
Makassar, Tahun 2014.
-
13
Ketiga skripsi Nia Istiamah14, yang berjudul Pembahagian Harta
Gono
Gini Akibat Perceraian Menurut Hukum Islam. Skripsi ini
membahaskan hukum
terhadap putusan Pengadilan Agama Rembang tentang pembahagian
harta gono
gini akibat perceraian dan tinjauan hukum materil terhadap
pembahagian hara
gono gini dalam perkara tersebut.
Sedangkan peneliti yang terdahulu dengan penelitian sekarang
terdapat
perbedaan persamaanya maka skripsi ini membedakan judul peneliti
dengan
penelelitian yang di tinjau terletak pada judul, tempat
penelitian, rentang waktu
penelitian, dan fokus penelitian yaitu secara khusus membahas
tentang prosedur
penyelesaian kasus harta sepencarian menurut enakmen di Mahkamah
Tinggi
Kota Bharu, kendala-kendala yang di alami oleh mahkamah dan
juga
pertimbangan mahkamah tentang harta sepencarian dan perbahasan
di dalam
penulisan ini. Namun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai
rujukan bagi
mengumpu semua data supaya analisis penulis terhadap skripsi ini
dapat dicapai.
Adapun skripsi yang tidak dinyatakan diatas adalah sebagai
tambahan fakta judul
skripsi.
14 Adalah mahasiswa Fakultas Syariah , institusi agama islam
negeri walisongo semarang,
tahun 2011.
-
14
BAB ll
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih adalah bertempat di Mahkamah
Tinggi
Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Objek pelaksanaan adalah
faktor
penyebab terjadi pembahagian harta sepencarian pasca perceraian
menurut
Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Kelantan 2002.
Penulis
memilih lokasi ini di sebabkan karena hanya Mahkamah Tinggi
Syariah Kota
Bharu sahaja yang membicarakan kasus harta sepencarian di Negeri
Kelantan.
B. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu
penelitian
terhadap efektivitas hukum, yang membahas bagaimana hukum
beroperasi dalam
masyarakat. Factor-faktor yang mempengaruhi hukumitu berfungsi
dalam
masyarakat, yaitu (1) kaidah hukum\peraturan itu sendiri,(2)
petugas\penegak
hukum. (3) sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak
hukum,(4) kedaran
masyarakat.15
Peneliti memilih jenis penelitian secara yuridis empiris karena
penelitian
ini berhubungan dan bertitik tolak pada segi-segi hukum positif
atau hukum yang
berlaku saat ini, yang berupa ketentuan peraturan
perundangan-undangan dan
ketentuan lainnya yang kemudian dihubungkan dengan praktek yang
terjadi di
15 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Sinar
grafika)2011, hlm 31.
-
15
lapangan. Tipe penelitian dalam penulisan tesis ini bersifat
penelitian
deskriptif analisis yaitu menganalisis data yang dipergunakan
baik data primer
dan data sekunder, meliputi isi dann struktur hukum hukum
positif yang akan
ditentukan penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum
yang dijadikan
rujukan dalam menyelesaikan permaslahan hukm yang terjadi objek
kajian.16
Penelitian deskriptif analisisyaitu penelitian yang
bertujuan
mendiskripsikan(menggambarkan) secara sistematis dan factual
untuk
mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk
menyelesaikan
maslah yang terjadi. Penulis mengunakan jenis penelitian
deskriptif analisis ini
karena penulis ingin memperoleh gambaran yang jelas dan
memberikan data yang
seteliti mungkin tentang bagaimanakah pelaksaan Pembahagian
Harta
Sepencarian Pasca Perceraian Menurut Enakmen Undang-Undang
Keluarga Islam
Di Mahkamah Tinggi Syariah, Kota Bharu Kelantan, Malaysia.
C. Jenis Data Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Sumber data adalah tempat diperolehi data. Sumber data yang
digunakan
terdiri dari sumber data primer dan data sekunder
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat yang
akan diteliti.17
16 Ibid. hlm 107. 17 H, Ishaq, Metode Penelitian Hukum Penulisan
Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm 100
-
Data primer di lapangan yaitu adalah data berupa informasi atau
keterangan
yang diperolehi dari lapangan penelitian terhadap petugas dan
Ketua Pendaftaran
di Mahkamah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.18
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh hasil daripada
bacaan
perpustakaan serta literature yang mempunyai hubungan dengan
objek
penelitian.19
ini sebagai penguat data primer dalam bentuk buku-buku,
artikel-artikal dan
juga berkenaan data-data dokomentasi yang diperolehi di Mahkamah
Tinggi
Syariah Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Data sekunder sebagai
data pendukung
dalam peroleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data primer berasal dari hasil wawancara dari sejumlah
responden yang
menyangkut permaslahan yang di teliti, sedangkan sumber berdata
sekunder
berasal dari hasil penelitian perpustakaan berupa buku-buku,
jurnal, enakmen
yang menyangkut permasalahan yang diteliti.
D. Unit Analisis
Penelitian ini di lakukan terhadap Mahkamah Tinggi Syariah Kota
Bharu,
Kelantan, Malaysia. Kerana itu unit analisis yang ditetapkan
adalah Mahkamah
Tinggi Syariah Kota Bharu, Kelantan. Dengan waktu penelitian
dilakukan pada
18 Ibid..hlm 17 19 Ibid. hlm 17
-
tahun 2020. Pemilihan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu sebagai
unit
analisis penelitian ini didasari dengan beberapa pertimbangan
yaitu Mahkamah
Tinggi Syariah merupakan Mahkamah yang membicarakan kasus
pembahagian
harta sepencarian dan Mahkamah Tinggi Syariah juga membantu
dalam berkongsi
informasi yang ini didapatkan oleh penelitian maka ini
memudahkan penelitian
untuk dapat melakukan penelitian secara lebih intensif dan
informasi sebanyak
mungkin.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memudahkan dalam menghimpun data-data dan fakta di
lapangan,
maka penulis menggunakan beberapa teknis pengumpulan data antara
lain :
a. Observasi : Yaitu pengamatan dan pencatatan secara
sistematika tentang
fenomena yang diselidiki. Maka penulis mengamati secara langsung
ke
Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Jenis
observasi
yang dilakukan oleh penulis adalah observasi non partisipasi.
Penulis hanya
mengamati proses yang dilakukan oleh Mahkamah Tinggi Syariah
Kota
Bharu, Kelantan untuk mendapatkan maklumat yang berkaitan
penelitian
unutk memperoleh data mengenai pembagian harta sepencarian.
b. Wawancara : wawancara adalah cara pemgumpulan data yang
diambil secara
lisan bagi memperolehi seusatu maklumat untuk mencapai satu
tujuan. Teknis
yang paling esensial adalah dengan mewawancara pihak-pihak yang
terkait
seperti pegawai-pegawai Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu
untuk,
Kelantan untuk mendapat komentar dan pandangan mengenai
pembahagian
-
harta sepencarian pasca penceraian menurut enakmen keluarga
islam sekysen
122 tahun 2002. Nama petugas yang di wawancara ialah Mohd Hafiz
Bin
Daud, Samsudin Bin Ismail dan Siti Rahi Binti Mohamed.
c. Dokumentasi : Yaitu sesuatu yang tertlis atau tercatat yang
dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan . penulis mengumpulkan bahan-bahan
melalui
dokumen tertulis yang berhubungan dengan penulisan ini dari
alamat web
internet. Metode ini di gunkan bertujuan untuk memperkuatkan
data-data yang
sudah ada.
F. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpul sesuai dengan permaslahan ditelitikan dan
kemudian
dipelajari serta dipahami, maka penulis menganalisis teknis
seperti berikut :
a. Reduksi Data20
Reduksi data yaitu data yang diperoleheh daripada hasil
wawancara. Data-
data wawancara yang direkam kemudian ditranskripkan dengan
tujuan
memudahkan penulis memilihdata-data yang sesuai untuk
dianalisis.
b. Penyajian Data21
Penyajian data ialah langkah setelah mereduksi data. Penajian
data dilakukan
dalam bentuk uraian singkat. Dengan mendisplaykan data, maka
akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merancanakan kerja
selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Verifikasi Dan Penarikan Kesimpulan22
20 Sayuti Una dkk, Pedoman Penulisan Skripsi\Karya Ilmiah,
(jambi : Institut Agama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2012) hlm 57. 21
ibid
-
Verifikasi dan kesimpulan ailah langkah ketiga dalam analisis
dan kuantitatif.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada
tahap pemgumpulan data berikutnta
G. Sistematik Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi pada lima bab yang mana setiap
baa terdiri
daripada susb-sub bab. Masing-masing bab membalas
permasalahan-
permasalahan tertentu tetapi tetap saling terkait antara satu
sub dengan sub bab
yang lainnya. Adapun sistematika perbahasan nya sebagai berikut
:
Bab pertama membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan
masalah, tujuan dan kegunaan penyelitian, kerangka teori, dan
tinjauan pustaka.
Bab dua membahaskan tentang tempat penelitian, pendekatan
penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, dan
sistematika penulisan.
Bab tiga membahaskan tentang sejarah dan georgrafi MTSKB,
struktur
organisasi MTSKB, tugas dan fungsi MTSKB, sejarah mahkamah
tinggi syariah
Kota Bharu, moto, visi dan objektif mahkamah tinggi syariah Kota
Bharu, dan
piagam pelanggan
Bab keempat pula membuat pembahasan prosedur penyelesaian
pembahagian harta sepencarian, kendala-kendala yang dihadapi
oleh mahkamah,
dan pertimbangan mahkamah mengenai kasus pembahagian harta
sepencarian.
Bab lima membahaskan tentang kesimpulan, saran-saran, dan kata
penutup.
22 Ibid
-
20
BAB III
GAMBARAN UMUM MAHKAMAH TINGGI SYARIAH KOTA
BAHRU DAN KASUS PEMBAGIAN HARTA SEPENCARIAN
PASCA PERCERAIAN
A. Sejarah Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan terletak di
Kompleks
Mahkamah Syariah, Bandar Baru Tunjung, Jalan Pasir Mas-Salor,
sekitar dua
kilometer dari bandar Kota Bharu kabupaten Kota Bharu, propensi
Kelantan
Darul Naim, Malaysia. Mahkamah Syariah yang pertama didirikan di
propinsi
Kelantan ialah pada 1060 H bersaaan 1650 M. Kehakiman Syariah
dan undang-
undang Islam telah mula berkembang di negeri Kelantan ini sejak
dari zaman
pemerintahan Sultan Mohammed yang pertama (I) tahun (1801-1836),
seterusnya
undang-undang tersebut kian terserlah dalam pemerintahan Sultan
Mohammed
yang kedua (II) tahun (1836-1885 M) dimana baginda memerintah
mengikuti
jejak langkah Almarhum Sultan Muhammed yang pertama, yaitu
memerintah
negeri mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah.23
Keadaan ini berjalan terus dengan baik sehingga pada masa mana
adanya
campur tangan penjajah yang telah memperkenalkan undang-undang
mereka ke
da;am system perundangan yang berkuat kuasa pada masa itu mulai
mengenepkan
undang-undang Islam demi sedikit melalui enakmen-enakmen yang
berkaitan
dengan pelaksanaan undang-undang mahkamah Syariah, sehingga hana
tinggal
23 Pentadbiran Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan,
Sejarah Penubuhan Jabatan
Kehakiman Negeri Kelantan, (Kota Bharu Mahkamah Syariah, 1998),
hlm 1
-
21
undang-undang yang berkaitan dengan keluarga dengan keluarga
islam sahaja. Di
antara enakmen-enakmen itu ialah :
1. Enakmen tahun 1909 yang dikenal dengan peraturan berkuasa No.
5/1909.
2. Enakmen tahun 1910 yang membataskan bidang kuasa Mahkamah
Syariah
yang ada di Kota Bharu pada masa itu.
3. Enakamen tahun 1916 berhubung dengan nikah cerai No.
19/1916.
4. Enakmen tahun 1938 berhubung dengan kesalahan melanggar
agama
muhammadiah No. 21/1983, No. 22/1938 bersabit dengan nikah
cerai, No.
31/1938 berhubung dengan nafkah.
5. Pada tahun 1953 enakmen berhubung dengaan Majelis Agama Islam
dan
Adaat Istiadat Melayu Kelantan dan Qadhi No. 1/1953.24
Pada masa itu, Mahkamah-mahkamah Syariah yang dikenal dengan
istilah,
Mahkamah Qadhi jajahan, Mahkamah Qadhi Besar, Mahkamah
Jemaah
Pengadilan (Mahakamah Rayuan) semuanya adalah dibawah Pejabat
Mufti
kerajaan Negeri Kelantan. Kemudiannya, pada tahun 1966 melalui
Enakmen No.
1/1966, Mahkamah Syariah yang dipengurusikan oleh mufti
sendiri.
Mulai tanggal 1 juli 1998, Kerajaan Negeri telah menubuhkan
jabatan
kehakiman Syariah negeri kelantan bagi menggantikan Mahkamah
Qadhi.
Susunan mahkamah kemudiannya berubah sebagai berikut :25
24 Ibid. 25 Ibid 2-3
-
22
1. Mahkamah Rayuan Syariah yang bertempat di Kota Bharu akan
di
pengerusikan oleh Ketua Hakim Syarie dan tidak lagi
dipengerusikan oleh
mufti seperti mana sebelumnya.
2. Mahkamah Tinggi Syariah akan diketuai oleh Hakim Mahkamah
Tinggi.
3. Mahkamah Rendah Syariah akan ketuai oleh Hakim Mahkamah
Rendah
Syariah.
Tujuan penyusunan semula struktur Mahkamah-mahkamah Syariah
itu
adalah untuk memberi sepenuh penumpuan dan perhatian dan
perhatian dibidang
kehakiman Syariah serta pelaksanaan dan penguatkuasaan
undang-undang dan
kaedah-kaedah yang berkaitan dengan mahkamah.
Pada tanggal 3julu 1996, Mesyuarat Jemaah Menteri bersetuju
dengan
cadangan penyusunan semula Mahkamah-mahkamah Syariah seluruh
Malaysia
melalui kaedah-kaedah :26
a) Ditubuhkan Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia (JKSM) oleh
kerajaan
persatuan yang diketuai Hakim Syarie Malaysia juga Ketua
Perkhidmatan
Gunasama Pengawai Syariah.
b) Wujudkan struktur organisasi Jabatan Kehakiman Syariah
Malaysia (JKSM).
c) Wujudkan empat (4) jawatan Hakim Mahkamah Rayuan Syariah
bagi
menimbang semula kesus rayuan Mahkamah Rayuan Negeri-negeri
dan
Wilayah-wilayah.
26 Dokmentasi di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu, Malaysia,
diakses 20 november
2019.
-
23
d) Mengenalkan strukrut Mahkamah Syariah Negeri-negeri dan
Wilayah-
wilayah termasuk pentauliahab Ketua Hakim Syarie serta
Pegawai-
pegawai Syariah.
e) Kerajaan Persekutuan akan membanyai kos pegawai Syariah.
B. Struktur Organisasi Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.27
Di Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu telah membentuk satu
organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas dan peran-peran yang
berada di
Mahkamah dan untuk menguruskan hal-hal berkaitan tentang
pengurusan
map, surat-menyurat, mengankutan, stor penyimpanan barang.
27 Jabatan Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan,
“Pengenalan Jabatan
Syariah Malaysia” 2015
-
24
1. Struktur Kepimpinan Mahkamah Syariah Kota Bharu (table
2)28
NO NAMA KETUA Tahun Berkhidmat
1 Dato, Wan Hassan Bin Haji Ibrahim 21.04.1939 - 31.09.1935
2 Dato, Haji Ahmad Maher Bin Haji Ismail 15.10.1935 -
31.12.1938
3 Dato’ Haji Noor Bin Haji Ibrahim 21.01.1939 – 31.01.1941
4 Dato’ Haji Muhammad Adeeb Bin Haji Nik
Mohammad
01.09.1941 – 17.07.1957
5 Haji Umar Bin Haji Musa 20.08.1975 – 31.01.1961
6 Dato’ Haji Ahmad Bin Haji Idris 01.02.1975 – 31.01.1961
7 Dato’ Haji Yusoff Bin Haji Mohamad Othman 16.05.1969 –
31.12.1988
8 Dato’ Haji Daud Bin Muhammad(Dato Arya
Diraja)
21.01.1989- Sekarang
2. Struktur Organisasi (table 2)29
28 http://www2.esyariah.gov.my Struktur Mahkamah Tinggi Syariah
Kota Bharu,
Kelantan.
http://www2.esyariah.gov.my/
-
25
Struktur Mahkamah Tinggi Syariah Propinsi Kelantan terdiri
daripada dua
jabatan utama yaitu Jabatan Pentadbiran Kehakiman, dan Jabatan
Khidmat
29 Ibid.
KETUA HAKIM
PENOLONG PENGAWAI
SYARIAH
PEMBANTU
SYARIAH
PEMBANTU TADBIR
II
PEMBANTU
TADBIR RENDAH
PENYERAH NOTIS
III
PEMBANTU AM
PENYERAH NOTIS
PEGAWAI
PENDAFTARAN
PEMBANTU
TADBIR
PEMBANTU
SYARIAH
PENYERAH NOTIS
II
-
26
pengurusan dan Sumber Manusia. Di mana setiap jabatan mempunyai
peran dan
fungsi-fungsi tertentu dalam mengendalikan suatu perusahaan
tersebut.
1. Jabatan Pentadbiran Kehakiman.
Pengurusan dan penyelarasan perjalanan pentadbiran hal-hal umum
kantor
seperti penggunaan ruang kantor, pengurusan map,
surat-menyurat,
pengangkutan, stor penyimpanan barang dan kenderaan.
2. Jabatan Khidmat pengurusan dan sumber manusia
Pengurusan khidmat pengurusan sumber manusia termasuk
mengenai
perjawatan, perkhidmatan personal, latihan dan motivasi,
disiplin dan tatatertib.30
3. Tugas Dan Fungsi Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu.
Mahkamah Syariah adalah suatu badan yang bebas dan tidak
dipengaruhi
oleh pihak manapun karena mahkamah tersebut telah dibekali
dengan wewenang
tertentu melalui perubahan undang-undang yang ada pada mahkamah
ini dapat
menyelia (memantau) dan melaksanakan perkhidmatan (servis)
pengadilan
mengikut syarak secara adil dan bijaksana.
Mahkamah tinggi Syariah negeri Kelantan mempunyai bidangkuasa
di
seluruh negeri Kelantan. Peruntukan ini terkandung dalam Enakmen
No.3
Pentadbiran Mahkamah Syariah Negeri Kelantan Tahun 1982.
Berkenaan
dengan jenis bidang kuasanya, ianya terbahagi kepada dua iaitu
:
1. Bidang Jenayah.
30 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran
Mahkamah
Rayuan / Tinggi Syariah di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri
Kelantan, 1 januari 2020.
-
27
2. Bidang Mal atau Sivil
Mahkamah tinggi Syariah hendaklah mempunyai bidang kuasa di
seluruh
negeri Kelantan dan hendaklah diketuai oleh seorang hakim
mahkamah tinggi
Syariah. Di dalam subseksyen (1)31, Ketua Hakim Syarie boleh
bersidang sebagai
Hakim Mahkamah Tinggi Syariah dan mengetuai mahkamah itu.
a. Dalam bidang kuasa jenayahnya, membicarakan apa-apa yang
dilakukan
oleh seseorang orang Islam dan boleh dihukum di bawah
Enakmen
Jenayah Syariah (Kelantan) 1995 atau di bawah mana-mana
undang-
undang bertulis lain yang sedang berkuat kuasa yang
menetapkan
kesalahan-kesalahan terhadap rukun-rukun agama Islam, dan
boleh
mengenakan apa-apa hukuman yang di peruntukkan bagi kesalahan
itu.
b. Dalam bidang kuasa malnya, mendengar dan memutuskan semua
tindakan
dan prosidang jika semua pihak dalam tindakan atau prosidang itu
adalah
seorang Islam dan tindakan atau prosidang itu adalah dengan
:
I. Pertunangan, perkahwinan, ruju’, perceraian, pembubaran,
perkahwinan
(fasakh), nusyuz, atau pemisahan kehakiman (faraq) atau apa-apa
perkara
yang berkaitan dengan perhubungan antara suami istri.
II. Apa-apa pelupusan atau tuntutan harta yang berbangkit
daripada mana-
mana perkara yang dinyatakan dakam perenggan 1.
III. Nafkah orang-orang tangungan, penjagaan atau jagaan
(hadhanah).
IV. Pembahagian atau tuntutan harta sepencarian.
V. Wasiat atau alang semasa marad-al-maut. 31 Najihah Mohd Zin,
Undang-Undang Kelaurga (Islam) Siri Kembangan Undang-Undang Di
Malaysia, Selangor, Dawama Sdn,Bhd 2007, hlm 35
-
28
VI. Alang semasa hidup, atau penyelesaian yang di buat tanpa
balasan yang
memandai dengan wang atau nilaian wang, oleh seorang orang
Islam.
VII. Wakaf atau nazr
VIII. Pembahagian dan pewarisan harta berwasiat atsu tak
berwasiat.
IX. Penentuan orang-orang yang berhak kepada bahagian harta
pusaka
seseorang si mati yang beragama Islam atau bahagian-bahagian
orang
yang berhak mendapatkannya.
X. Pengisytiharan bahawa seseorang yang telah mati itu ialah
seorang
seorang Islam atau sebaliknya pada masa kematianya.
XI. Petadbiran masjid-masjid. Perkara-perkara lain yang
berkenaan dengannya
bidang kuasa diberikan oleh mana-mana undang-undang.32
4. Kasus Pembagian Harta Sepencarian Pasca Perceraian Di
Mahkamah
Tinggi Syariah Kota Bharu.
Dalam kasus harta sepencarian, yaitu antara Puan Aimi Nazura
Binti Nawi
merupakan penggugat lawan Mohamed Sobri Bin Ahmad yang
meerupakan
tergugat mengenai tutuntuan harta sepencarian. Obyek tuntutan
penggugat adalah
kadar sebahagian dari nilai sebuah rumah, sebuah mobil dan
sebuah harta
berbentuk saham.
Semasa dalam tempoh ikatan perkahwianan, kedua belah pihak
telah
sama-sama bekerja dan masing-masing telah sama-sama berusaha
memberi
sumbangan kepad keluarga yang mana pengugat merupakan sorang
guru, manakla
32 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran
Mahkamah
Rayuan dan Tinggi Syariah di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri
Kelantan, 1 januari 2020.
-
29
tergugat merupakan seorang pegawai bank di Johor. Sepanjang
tempoh
perkahwinan mereka selama 17 tahun, mereka talah dikurniakan dua
orng anak
dan hasil sikap hemat antara mereka berdua. Penggugat dan
tergugat telah dapat
membeli harta-harta yanf dituntut penggugat dalam kasus ini.
Perolehan harta-
Harta tersebut adalah semasa tempoh ikatan perkahwinan sah
antara
penggugat dan tergugat. Harta-harta tersebut adalah berupa :
1) Harta Tidak Alih
Sebuah rumah teres biasa 2 tingkat di atas tanah No. PDT 28767,
Mukim
Kluang, Johor berserta tapak tanah rumah tersebut, yang bernilai
RM
150.000.00 di bawah hak milik Mohamed Sobri Bin Ahamd
(tergugat).
2) Harta Alih
a) Sebuah proton Waja 1.6 SOCH (M) yang bernombor pendaftaran
JRH 508
yang benilai RM 500.000.00 di bawah hak milik pendaftaran
Mohamad
Sobri Bin Ahmad (tergugat).
b) Sebuah saham Public Bank yang bernilai RM 15.000.00 juga
dimiliki oleh
Mohamad Sobri Bin Ahmad (tergugat).
Pada perbicaraan tanggal 211 juni 2012 yang lalu, hakim bicara
di mahkamah
tinggi kota bharu, Kelantan, Malaysia telah memutuskan bahwa
hanya 10%
daripada nilai rumah dan 20% dari nilai mobil dapat daripda
pengugat. Manakala
penggugat tidak mendapat apa-apa jumlah daripada nilai saham.
Sebagaimana
yang tersebut dalam putusan :
-
30
“keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Tinggi Syariah berkaitan
dengan
tuntutan harta sepencarian pada 21 juni 2012, hakim bicara
Mahkamah Tinggi
Syariah memutuskan bahawa 10% daripada nilai rumah dapat kepada
Plaintatif
tidak mendapat apa-apa daripada nilai saham kerana pada masa kes
ini
difailkan, saham yang bernilai RM 15,000.00 telah dijual”.33
Pada Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan Malaysia,
putusan
Hakim Bicara telah menolak permohonan Penggugat untuk menuntut
sebagaian
dari harta sepencarian berupa saham yang berjumlah RM 15,000.00
karena
saham tersebut telah tiada. Saham tersebut tiada karena sudah
terjual oleh
tergugat sebelum kasus didaftarkan (difailkan) di pengadilan dan
proses
persidangan (prosiding) belum lagi selesai.
Penjualan dan pindah milik saham tersebut langsung tidak
diketahui oleh
pengugat karena ia langsung tidak pernah dinyatakan. Penggugat
hanya dapat
mengetahui akan penjualan saham tersebut apabila dimaklumkan
oleh tergugat
semasa dalam soal balas peguam terhadapnya.
Di Mahkamah Rendah Syariah, sewaktu disahkan telah bercerai oleh
Hakim,
penggugat melalui peguamnya telah memohon kepada mahkamah
supaya
mengeluarkan perintah tegahan menghilangkan (melupuskan) harta
sepencarian
dan mahkamah telah meluluskan mengikut undang-undang seperti
yang tertulis :
1) Mahkamah boleh, atas permohonan mana-mana pihak kepad
perkahwinan-
33 Putusan Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu Kelantan tentang
harta sepencarian
pada 21 juni 2012.
-
31
a. Jika sesuatu prosiding hal ehwal suami masih belum selesai
di
mahkamah ; atau
b. Dalam prosiding tersebut mahkamah boleh membuat perintah
di
bawah seksyen 122.
Mengeluarkan suatu perintah tegahan, menahan suami atau
isteri,
mengikut mana-mana yang berkenaan, daripada melupuskan
apa-apa
harta yang telah doperolehi semasa perkahwinan mereka berkuat
kuasa
jika mahkamah berpuas hati adalah difikirkan perlu untuk
berbuat
demikian.
2) kemungkinan mematuhi sesuatu perintah di bawah subseksyen
(1)34 noleh
dikenakan hukuman sebagai penghinaan kepada mahkamah.
Manakala dalam seksyen 122, enakmen 635 , enakmen
undang-undang
keluarga islam negeri Kelantan Tahun 2002 tentnsg kuasa
mahkamah
memerintah pembagian harta sepencarian, dinyatakan bahwa :
1) mahkamah adalah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz
talq atau
apabila membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah
supaya
membuat suatu perintah perceraian untuk memerintahkan supaya
apa-apa
asset yang diperolehi oleh pihak-pihak itu dakam masa
perkahwinan dengan
usaha mereka dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset
yang
diperolehi oleh pihak-pihak itu dalam masa perkahwinan dengan
usaha
34 Seksyen 108, Enakmen 6, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam
Negeri Kelantan
Tahun 2002.
35 Ibid.
-
32
bersama mereka dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana
asset itu
dijual dan hasil jualan itu dibahagi antara pihak-pihak itu.
2) Pada menjalankan kuasa yang diberi oleh subsekyen(1),
mahkamah
hendaklah mengambil perhatian tentang-
a. Takat sumbangan-sumbangan yang telah dibuat oleh tiap-tiap
satu
pihak dalam bentuk wang, harta atau kerja bagi memperolehi
asset-
aset itu;
b. Apa-apa hutang yang terhutang oleh salah satu pihak yang
telah
dilakukan bagi manfaat bersama mereka.
c. Leperluan-keperluan anak-anak yang belum dewasa dari
perkahwinan itu, jika ada, tertakluk kepada pertimbangan-
pertimbangan itu, mahkamah hendaklah membuat pembahgian yang
sama banyak.
3) Mahkamah adalah mempunyai kuasa, apabila membenarkan lafaz
talaq atau
apabila membuat perintah perceraian, memerintah supaya apa-apa
asset
yang diperolehi dala masa perkahwinan dengan usaha tunggal satu
asset itu
dijual dan hasil jualan itu dibahagi antara mereka atau supaya
mana-mana
asset itu dijual dan hasil jualan itu dibahgi antara pihak-pihak
itu.
4) Pada menjalankan kuasa yang diberi oleh subseksyen(3)36,
mahkamah
hendaklah memberi perhatian kepada-
36 Ibid.
-
33
a. Takat sumbangan-sumbangan ysng telah dibuat oleh pihak yang
tidak
memperolehi asset itu. Kepada kebajikan keluarga dengan
memelihara
rumahtangga atau menjaga keluarga.
b. Keperluan-keperluan anak-anak yang belum dewasa dari
perkahwinan
itu jika ada, tertakluk kepada pertimbangan –pertimbangan
itu,
mahkamah boleh membahagikan asset-aset itu atau hasil jualan
itu
mengikut apa-apa kadar ysng difikirkannya munasabah, tetapi
walaubagaimana pun, pihak yang telah memperoleh asset-aset
itu
dengan usahanya hendklah menerima suatu kadar yang lebih
besar.
4. Bagi maksud seksyen ini, rujukan-rujukan mengenai asset yang
diperolehi
dalam masa perkahwinan termasuklah asset-aset yang dipunyai oleh
satu
pihak sebelum perkahwinan itu yang telah dimajukan pada
sebahagian
besarnya dalam masa perkahwinan itu oleh pihak yang lagi itu
atau dengan
usaha bersama mereka.37
Dalam kasus ini, tergugat tetap menjual harta yang menjadi
tuntutan dan
telah dikenakan sanksi oleh Mahkamah. Untuk rekod, kasus
tuntutan saham yang
sudah dijual semasa prosiding belum lagi selesai ini adalah
merupakan kasus
pertama yang berlaku di Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu
Kelantan,
Malaysia.
37 Seksyen 122, Enakmen 6, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam
Negeri Kelantan
Tahun 2002. http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang
Keluarga Islam.
http://www2.esyariah.gov.my/
-
34
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Prosedur Penyelesaian Pembagian Harta Sepencarian
Harta sepencarian boleh dituntut setelah terjadi perceraian,
setelah
terjadinya kematian salah satu pihak dan sebelum pembagian harta
pusaka suami
atau istri dilakukan, harta sepencarian juga boleh dituntut
ketika suami memohon
untuk berpoligami. Harta sepencarian ini boleh dituntut oleh
suami atau istri,
tuntutan harus dibuat di Mahkamah Syariah Negeri-Negeri.
Mahkamah Syariah
memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa pembahagian
harta
sepencarian, Mahkamah juga akan memperhatiakan beberapa hal
sebelum
menentukan tingkat bagian mantan suami dan istri terhadap harta
tersebut.
Subseksyen(1)38, takat sumbangan-sumbangan yang telah dibuat
oleh tiap-tiap
satu pihak dalam bentuk wang, harta atau kerja bagi memperolehi
asset-aset itu,
apa-apa hutang yang terhutang oleh salah satu pihak yang telah
dilakukan bagi
manfaat bersama mereka dan keperluan-keperluan anak-anak yang
belum dewasa
dari perkahwinan itu, jika ada, tertakluk kepada
pertimbangan-pertimbangan itu,
mahkamah hendaklah membuat pembahgian yang sama banyak.
Dalam
menentukan pembagian harta sepencarian mahkamah akan merujuk
kepada
Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Seksyen 122 enakmen 639
berbunyi ;
38 http://www2.esyariah.gov.my, Enakmen Undang-Undang Keluarga
Islam Seksyen 122
tahun 2002 39 Ibid..
http://www2.esyariah.gov.my/
-
35
“mahkamah adalah mempunyai kuasa apabila membenarkan lafaz talq
atau
apabila membuat suatu perintah perceraian untuk memerintah
supaya membuat
suatu perintah perceraian untuk memerintahkan supaya apa-apa
asset yang
diperolehi oleh pihak-pihak itu dakam masa perkahwinan dengan
usaha mereka
dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset yang
diperolehi oleh
pihak-pihak itu dalam masa perkahwinan dengan usaha bersama
mereka
dibahagi antara mereka atau supaya mana-mana asset itu dijual
dan hasil jualan
itu dibahagi antara pihak-pihak itu.”
Mahkamah Syariah juga boleh mengeluarkan perintah dengan
mengarahkan pendaftar atau Administrator Tanah untuk menegakkan
hukuman
atau perintah terkait dengtan tanah seperti kasus harta
sepencarian, dan pendaftar
atau Administrator Tanah wajib mematuhi perintah itu. Pihak yang
menuntut
harus memastikan bahwa pernikahan mereka itu sah menuntut hukum
syarak dan
didaftar di tempat mereka tinggal berdasarkan ketentuan yang
diatur didalam
hukum negeri. Pihak yang menuntut harus membuktikan harta yang
dipertikai itu
wujud dan diperoleh dalam waktu pernikahan mereka tidak termasuk
harta
bawaan. Pihak yang menuntut perlu membuktikan sumbangan bagi
pihak masing-
masing dan yang menuntut juga harus menyediakan dokumen-dokumen
(berkas)
yang berkaitan, mahkamah juga meminta pihak-pihak yang berkait
untuk
membawa saksi bagi membantu mahkamah untuk menyelesaikan
sengketa
pembagian harta sepencarian ini. Mahkamah akan meminta 2 saksi
pria atau
seorang pria dan dua orang perempuan. Jika ada keterangan yang
mencukupi
untuk membuktikan kontibusi orang yang menuntut, maka dia berhak
mendapat
-
36
bagiannya sesuai tingkat sumbangan itu dan jika ada keterangan
membuktikan
kontribusi itu, kedua pihak harus bersumpah dan setelah itu
harta itu dibagi dua.
Jika kedua pihak menolak bersumpah, harta itu juga dibagi dua.
Jika hanya satu
pihak yang bersumpah, sedangkan pihak lain enggan, kesemua harta
diberi kepada
pihak yang bersumpah. Jika salah satu pihak atau kedua-duanya
telah meninggal
dunia sumpah itu hendklah dibuat oleh waris si mati. Jika ada
adat yang
mengikatnya, satu pihak itu membaeri kontribusi melebihi
sumbangan pihak lain,
pembagian itu harus dibuat berdasarkan prinsip (1) dan (2) di
atas.40
Harta dari segi bahasa adalah setiap barang yang benar-benar
dimiliki dan
dikendalikan (hiyazah) oleh seseorang, apakah barang tersebut
berbentuk ‘ain
atau manfaat. Misalnya harta ain adalah seperti emas, perak,
binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan contoh harta manfaat adalah seperti
mengendarai,
memakai dan mendiami rumah. Barang yang tidak dikendalikan oleh
seseorang,
tidak dinamakan harta dari segi Bahasa. Misalkan burung di
udara, ikan di dalam,
pohon di dalam laut dan mineral di perut bumi.
Dari segi istilah pula, para ahli fiqh memiliki dua pendapat
dalam
menentukanmaksud harta tersebut yaitu menurut pendapat Ulama
Hanafiyah,
harta adalah benda atau barang yang dapat dikendalikan dan
biasanya bias diambil
manfaat darinya. Sementara menurut pendapat Jumhur Ulama selain
dari Ulama
Hanafiyah, harta adalah segala sesuatu (barang) yang memiliki
harga (nilai)
40 Wawancara bersama dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua
Pendaftaran Di
Pejabat Mahkamah Syariah Tinggi Kota Bharu, Kelantan, Tanggal 1
Januari 2020,
-
dimana jika dirusak oleh seseorang maka orang yang merusak itu
harus membayar
ganti rugi. Definisi ini telah dijadikan hokum.41
Jadi, penegertian harta dari segi perspektif hukum adalah setiap
hal yang
memiliki nilai properti. Justru itu, harta gono gini juga dapat
dikategorikan
sebagai harta menurut Islam.
Perkataan sepencarian adalah berarti sama-sama mencari atau
sama-sama
berusaha. Justru itu, harta sepencarian ialah harta yang
dimiliki atau diperolehi
dalam tempoh perkahwinan dengan usaha Bersama suami istri sama
ada secara
langsung atau secara tidak langsung.
Menurut M.B. Hooker juga harta sepencarian dapat diartikan
sebagai ‘property
jointly acquired by husband and wife during conventure’, harta
yang diperoleh
bersama oleh suami istri dalam pernikahan.42
Menurut Hakim Bringgs harta sepencarian adalah “property
acquired
during the subsistence of their marriage by a husband and wife
out their oint
resouces or by their joint efforts”. Berarti : harta yang
diperoleh selama
pernikahan antara suami isteri hasil dari sumber-sumber mereka
atau hasil dari
usaha mereka bersama.43
41
http//www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lidiya/harta-dalam-
pandangan-islam diakses 29 Januari 2020 42 Tim penyusun,
PROCEEDINGS International Seminar on Islamic Jurisprudence in
Contemporary 2017, ISLAC 2017, theme The Sosial Harmony Thrugh
Islamic Law (Fakultas of
Islamic Contemporary Studies, UniZA, 2017), hlm, 1224. 43 Ibid.
hlm. 1224.
-
Selain itu, harta gono gini juga didefinikan sebagai dari hasil
usaha suami
istri untuk mendapat sesuatu harta saat berlangsungnya suatu
perkahwinan dan
membagi harta tersebut apabila terjadi perceraian.
Harta sepencarian juga adalah harta yang diperoleh oleh pasangan
suami
istri baik secara langsung atau tidak langsung dalam pernikahan
mereka sesuai
persyaratan yang ditentukan oleh hukum syara’. Harta yang
dimaksud termasuk
harta bergerak seperti mobil, uang, perabut, rumah dan lan-lain
dan harta tak
bergerak seperti tanah dan rumah.
Harta sepencarian juga termaksud harta yang diperoleh suami dan
istri
melalui usaha bersama mereka saat perkahwinan, harta yang
diperoleh suami
melalaui usahanya sendiri saat pernikahan dengan kontribusi
secara tidak
langsung dari istri dan apa-apa hasil dan nilai tambahan dari
pengembangan dan
pemajuan melalui usaha sendiri pihak satu lagi pada pernikahan
itu atau usaha
bersama pihak-pihak untuk pernikahan itu saat pernikahan.44
Umumnya harta sepencarian adlah harta yang diperoleh hasil dari
usaha
Bersama suami istri dalam pernikahan mereka selain dari warisan
atau pemberian
atau apapun harta yang diperoleh dengan tidak melibatkan usaha
bersama untuk
memperoleh harta yang diperoleh harta tersebut baik secara
langsung atau tidak
langsung. Kondisi ini tidak menyangkal hak individu dalam
kepemilikan harta
dan Islam melarang seseorang memakan atau memiliki harta orang
lain dengan
cara yang salah (batil).
44 Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Istri, Jakarta : Pustaka
Azzam, 2010. Hlm 15.
-
Secara skematis, harta sepencarian dapat dikategorikan sebagai
harta
bergerak atau harta tidak bergerak yang diperoleh selama
pernikahan atau harta
yang diperoleh sebelum pernikahan yang dimiliki oleh salah satu
pihak dan
dikembang oleh pihak lain atau kedua pasangan suami istri dalam
pernikahan
tersebut. Hal ini juga diperuntukan di bawah Seksyen 58 (5) UU
Hukum Keluaga
Islam (negeri Kelantan) 1984 yang memperuntukan
“untuk maksud bagian ini, referensi-referensi tentang asset yang
diperoleh dalam
masa pernikahan termasuk asset-aset yang dimiliki oleh satu
pihak sebelum
pernikahan itu yang telah dikembangkan pada terutama dalam masa
pernikahan
itu oleh pihak yang satu lagi itu atau dengan usaha Bersama
mereka”45
Selain itu , harta sepencarian juga harus diperoleh hasil usaha
bersama
antara suami istri dalam pernikahan dengan melihat kontribusi
kedua-dua
pasangan apakah sumbangan secara langsung atau kontribusi secara
tidak
langsung.
Di Malaysia, hukum mengenai harta sepencarian ini telah
diterapkan serta
diperuntukan di dalam Undang-Undang Keluarga Islam (negeri
Kelantan) 1984 di
bawah interpretasi Bagian 2 yang diperoleh oleh suami istri
dalam masa
pernikahan mereka berdasarkan kondisi yang ditentukan oleh hukum
syariah
sedangkan Pasal 58 pula memperuntukan kekuasaan mahkamah
untuk
memerintahkan pembahagian harta sepencarian. Interpretasi harta
sepencarian di
bawah Bagian 2UU Hukum Keluarga Islam Negeri Kelantan juga
ditafsirkan
45 http://www2.esyariah.gov.my, Seksyen 58 (5) UU Hukum Keluaga
Islam (negeri
Kelantan) 1984, Diakses 29 januari 2020
http://www2.esyariah.gov.my/
-
maksud harta sepencarian yang sama oleh negeri-negeri,Selangor,
Pulau Pinang,
Johor, Melaka, Sarawak dan juga terengganu. Walau bagaiamanapun,
di Negeri
Sembilan telah melakukan amandemen terhadap interpretasi harta
itu berdasarkan
interpretasi yang dibuat di negeri Kelantan di mana interpretasi
harta sepencarian
negeri Kelantan di bawah “Enakmen Keluarga Islam 1982” adalah
“harta yang di
peroleh bersama oleh suami persyaratan yang diberikan oleh hukum
Syariah”.46
Umumnya, meskipun interpretasi yang diberikan oleh setiap negeri
adalah
berbeda dari segi matanya, namun konsep dan tujuan praktek
pembagian harta ini
adalah hamper sama diantara sebuah negeri dengan yang lain yaitu
adlah hampir
sama antara sebuah negeri dengan negeri yang lain yaitu
memberikan hak yang
sama kepada pasangan yang bertikai menuntut apa-apa harta yang
diusahakan
bersama baik melalui kontibusi modal atau usaha Bersama.
Selanjutnya, sebagaimana yang diketahui Mahkamah Syariah telah
diberi
kekuasaan eksklusif untuk mendengar dan membicarakan tuntutan
harta
sepencarian dari setiap pasangan orang Islam yang telah bercerai
hidup atau
berpoligami sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang
Kleuarga Islam
yang diperlakukan di negeri-negeri dan bercerai mati sebgaiamana
yang di
jelaskan dalam petunjuk praktek dan ketentuan lain untuk tujuan
mendengarkan
dan memutuskan permohonan pertanyaan pihak pasangannya yang
hidup.
46 Wawancara dengan Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua Pendaftaran
Mahkamah
Rayuan dan Syariah Tinggi, Jabatan Kehakiman Syariah Negeri
Kelantan, 1 Januari 2020.
-
Sementara tuntutan setelah perceraian, Hukum Kelaurga Islam
Negeri-
negeri, misalnya dalam ketentuan di bawah Seksyen 58 (1) UU
Hukum Keluarga
Islam (negeri Kelantan) 1982 memperuntukan bahwa :
“mahkamah harus memiliki kekuatan, apabila memungkinkan lafaz
talak atau
ketika membuat suatu perintah perceraian untuk memesan apa-apa
asset yang
diperoleh oleh pihak-pihak itu dalam masa pernikahan dengan
usaha Bersama
mereka dibagi antara mereka atau supaya setiap aset itu di jual
dan hasil
penjualan dibagi antara pihak-pihak itu.”47
Dengan kata lain, Mahkamah Syariah hanya memiliki kekuasaan di
negeri
di mana perceraian terjadi dan didaftarkan (lafaz talak
diizinkan oleh Mahkamah
atau lafaz talak dijatuhkan diluar Mahkamah (tanpa izin
Pengadilan) dan
konfirmasi dibuat di Mahkamah tersebut begitu juga untuk
kategori perceraian
lain). Dan juga tuntutan harta sepencarian hanya dapat diajukan
di Mahkamah di
mana kasus perceraian itu diputuskan atau di sahkan. Misalkan,
jika perceraian
didengar ditempat tinggal pasangan di Pahang, kemudian kedua
pihak pindah ke
Kelantan, kasus harta sepencarian hanya bias didengar di
Pahang.
Selain itu, ketentuan terkait dengan harta sepencarian juga
dapat dilihat
dalam Arahan Amalan Tahun 2002 di mana semua kasus tuntutan
harta
sepencarian bergerak dan Ex-Parte harus dimulai dengan
prosidingnya di
Mahkamah Tinggi Syariah.
47Tim penyusun, Buku Panduan Enakmen Pentadbiran Mahkamah
Syariah Negeri
Kelantan NO. 2/1982, hlm. 9.
-
Selanjutnya, ketentuan mengenai harta sepencarian setelah
kematian pihak
adalah tidak diperuntukan dalam setiap ketentuan bagian,
walaubagaimana pun itu
dapat dilihat dalam Arahan Amalan No.5 tahun 2003 yang mana
menjelaskan
tentang masa yang dibolehkan untuk menuntut harta sepencarian.
Dalam Arahan
Amalan ini menjelaskan bahawa
“tuntutan harta sepencarian dibolehkan apakah saat tuntutan
perceraian atau
setelah perceraian atau setelah kematian pihak. Mahkamah dalam
hal ini dapat
menerima setiap tuntutan harta gono gini yang dibuat setelah
kematian mana-
mana pihak dalam tuntutan dan hendaklah dibuat kepada mana-mana
kasus yang
telah diputuskan oleh mahkamah.48
َجالِّ يب ل ِّلر ِّ ا نَصِّ مَّ ۖ ٱْكتََسبُوا م ِّ لن َِّسآءِّ
يب َولِّ ا نَصِّ مَّ ۖ ٱْكتََسْبنَ م ِّ َ َوْسـَٔلُوا ن ٱّللَّ ۖ
فَْضلِّهِّۦٓ مِّ
Artinya : bagi lelaki suatu bahagian daripada apa yang telah
mereka usahakan
dan bagi perempuan-perempuan suatu bahagian daripada apa yang
telah mereka
usahakan.49
Demikian Islam menghormati hak individu. Selain itu, suami
adalah
dilarang mengambil sedikit pun dari harta yang yang telah
diberikan kepada istri
dalam berbagihidup mereka setelah ia menceraikan istrinya.
48 Arahan Amalan NO. 5, Buku Panduan Arahan Amalan, tahun 2003,
di Mahkamah
tinggi Syariah Kota Bharu, Kelantan. 49 Surah An-Nisa’ (4) :
32
-
Selanjutnya, harta sepencarian adalah tidak bertentangan dengan
hukum
Syariah meskipun pada awalnya praktek ini merupakan praktek yang
diambil
berdasarkan adat. Sebagaimana yang dijelaskan sebelum ini,
ketika adat
mengambil tempat hukum dan yang diterima berdasarkan adat
samalah posisinya
seperti dibuat berdasarkan nas. Di Malaysia, konsumsi adat bagi
harta sepencarian
ini dapat dilihat dalam Adat Perpatih dan Adat Terengganu.50
Selain itu, Mahkamah Syariah juga memiliki kewenangan untuk
mendengarkan dan membicarakan tentang tuntutan harta sepencarian
apakah
karena perceraian atau kematian pihak atau poligami. Ketentuan
mengenai harta
sepencarian ini diperuntukan di bawah Undang-Undang Keluarga
Islam Negeri-
Negeri atau Wilayah Persekutuan dan juga diperuntukan dibawah
Arahan
Amalan.
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Mahkamah Dalam
Menyelesaikan
Kasus Harta Sepencarian Di Mahkamah Tinggi Syariah Kota
Bharu
Dalam penyelesaikan kasus harta sepencarian Mahkamah Tinggi
Syariah
Kota Bharu mengalami beberapa kendala-kendala. Sebagaimana yang
telah di
kemukakan oleh Hafiz Bin Daud bahwa kendala yang dihadapi oleh
mahkamah
adalah ketidak hadiran pihak-pihak. Pihak menuntut dan pihak
yang kena tuntut
gagal menghadirkan diri semasa perbicaraan dijalankan. Kehadiran
pihak-pihak di
Mahkamah pada masa yang ditetapkan adalah penting bagi
memastikan
50 Adat turun temurun di setiap negeri pantai timur iaitu
Kelantan, Terengganu dan
Pahang.
-
kelancaran pembicaan sesuatu kasus. Disebabkan setiap kali
perbicaraan pihak
yang kena tuntut tidak hadir mahkamah terpaksa menutup kasus
tersebut.
Hafiz Bin Daud juga mekemukakan kendala yang yang dihadapi
mahkamah adalah kekurangan biaya yang mencukupi.Kebanyakan
pembagian
harta ini dijalankan secara tidak adil yaitu diluar mahkamah.
Pihak yang tidak
berpuas hati sukar untuk menuntut karena mereka kekurangan biaya
itu yang
menyebabkan ketidak adilan dalam membagikan harta sepencarian
tersebut.
Kekurangan biaya yang mencukupi untuk membayar proses
pendaftaran kasus
serta khidmat pengacara. Dengan keadaan ekonomi yang bertambah
dan
meningkat sekarang ini, mungkin beban terhadap pasangan suami
istri.
“mereka tidak mempunyai biaya, sehingga mereka mengatakan hidup
susah,
makan pun susah macam mana saya mahu hadir ke mahkamah. Itu
yang
menenyebabkan kasus tidak dapat diselesaikan”51
Kemudian Samsudin Bin Ismail juga menjelaskan bahawa
kendala-
kendala yang dihadapi oleh mahkamah adalah tidak punya bukti
yang lengkap.
Penyelesaian pembahagian harta goni gini adalah sering sekali
para pihak itu tidak
punya yang lengkap. Terkait pembuktian bagi kasus pembahagian
harta bersama,
jika pengggat yang mengajukan permohonan maka penggugat yang
harus
membawa bukti yang melampai keraguan wajar di Mahkamah untuk
menghukum
tuntutan atas tergugat.
51 Wawancara dengsn Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua pendaftaran
Mahkamah Rayuan dan Tinggi Syariah,di Jabatan Kehakiman Syariah
Negeri Kelantan, 1 Januari 2020.
-
Keterangaan yang diberikan harus dapat meyakinkan bahwa
adanya
pembuktian. Hakim yang membicarakan kasus itu berpendapat
deskripsi yang
dikemukan oleh keduanya mencapai tingkat lebih kurang sama kuat,
Hakim tidak
harus membuat keputusan. Sebaliknya Hakim menemukan bukti
dukungan untuk
mencari argumen yang lebih kuat dari keduanya.
Kemudian Samsudin Bin Ismail menambah lagi kendala yang dihadapi
di
mahkamah syariah kota bharu adalah tidak tahu Undang-Undang.
Salah satu
factor yang menjadi masalah dalam menyelesaikan kasus ialah
pasangan suami
istri yang tidak tahu undang-undang yang telah ditetapkan oleh
pihak mahkamah.
Kontribusi didalam perkahwinan terbagi kepada dua yaitu
sumbangan secara
langsung dan sumbangan secara tidak langsung. Kontribusi ini
harus diteliti oleh
Mahkamah untuk menyelesaikan kasus pembahagian harta sepencarian
ini
samada, terdapat sumbangan atau tidk dari pihak suami atau istri
terhadap harta
yang dituntut selama dalam tempoh perkahwinan.52
Kemudian dikemukakan lagi oleh Siti Rhi Binti Mohamed
tentang
kendala-kendala yang di hadapi oleh Mahkamah Tinggi Syariah Kota
Bharu ialah
tentangan dari ahli keluarga. Walaubagaimana, usaha-usaha yang
dilakukan oleh
mahkamah juga kebiasaanya tidak mengikut kemahuan ahli keluarga
untuk
menyelesaikan kasus harta sepencarian. Sehingga menyebabkan
mereka tidak
memberi kerjasama kepada Mahkamah untuk menjalankan peran
menekan angka
penceraian ini. Seperti yang telah diterangkan oleh Siti Rahi
:
52 Wawancara dengan En. Samsudin Bin Ismail, Penolong Pegawai
Pennyelidikan,
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bahru, Kelantan. 2 januari 2020
-
Ada setengah kes yang saya dapat. Dari pihak keluarga mereka
terutamanya
ibubapa tidak beri kerjasama yang baik pada Mahkamah untuk
menyelesaikan
kasus harta sepencarian anak mereka. Ada juga yang ibubapa paksa
anak mereka
untuk tidak menghiraukan kasus harta sepencarian. Kadang-kadang
setiap kasus
harta sepencarian sampai bertahun-tahun untuk di selesaikan.
Siti Rahi Binti Mohamed megemukakan lagi adalah kurang nyaman
klien
dengan peguam. Klien yang tidak jadi melanjutkan pembicaraan
kasus harta
sepencarian mereka karena pegam it tidak nyaman terhadap klien
nya tersebut. Ini
biasa berlaku di mana-mana mahkamah karena tindakan peguam itu
sendiri yang
bertentangan dengan perundangan bidang kausa dan tatacara
Mahkamah Syariah
dan Arahan Amalan Jabatan Kehakiman Malaysia.53
Solusi mahkamah terhadap kendala-kendala yang telah
dinyatakan
sebelum ini adalah ;
Mahkamah akan berusaha untuk menghantar surat rasmi kepada
tergugat
menyatakan bahawa penggugat yaitu istri atau suami telah
mengfailkan tuntutan
harta sepencarian kepada Mahkamah. Didalam surat tersebut
menyatakan tarikh
perbicaraan yang mana mengkehendaki yang tergugat untuk hadir ke
Mahkamah
bagi mendengar bagi pihak tergugat. Langkah ini menyatakan
bahawasanya pihak
Mahkamah tidak membuat keputusan melalui kenyataan sebelah pihak
sahaja.
53 Wawancara dengan Puan Siti Rahi Bin Mohamed, Peguam Syarie
Mahkamah Tinggi
Syariah Kota Bharu, Kelantan. 23 Maret 2020.
-
Seterusnya dalam hal ini juga jika melalui surat-surat tersebut
jika tergugat
tidak melakukan tindakbalas maka pihak Mahkamah akan menghubungi
tergugat.
Dengan menghubungi tergugat pihak Mahkamah akan menyatakan
berkeaan
bahasanya tergugat telah di failkan tuntutan oleh istri atau
suami yang merupakan
penggugat.
Berhubung dengan perkara ini juga sekiranya tergugat tidak dapat
di
hubungi melalui talifon Mahkamah akan mengambil tindakan yang
agresif yaitu
menghantar pegawai polisi ketempat tinggi tergugat. Pihak polisi
yang di hantar
ke rumah tergugat akan di sertai dengan surat perintah mahkamah
yang mana
menyatakan jika seandainya tergugat tidak juga hadir, tergugat
akan di tahan oleh
pegawai polisi dalam beberapa tempoh. Mahkamah akan menghantar
Laporan
Saman(laporan yang menyatakan perlu hadir ke Mahkamah) kepada
tergugat. Jika
tergugat tidak juga menghadiri ke Mahkamah, Mahkamah akan
menghantar
Saman Tampal(saman alamat terakhir). Jika tergugat tidak jiga
hadir maka
mahkamah akan menghantar keputusan bahawasanya. pembicaraan
telah pun
berakhir. Mahkamah tidak akan menangguhkan lagi kasus yang telah
pun
penggugat failkan(berkas) ke Mahkamah untuk di bicarakan.54
Sekiranya tergugat tidak di dapati keberadaan nya pada alamat
terakhir
yang diketahui oleh warisnya, pihak Mahkamah akan mengwar-warkan
pencarian
54 Tuan Mohd Hafiz Bin Daud, Ketua pendaftaran Mahkamah Rayuan
dan Tinggi
Syariah,di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Kelantan, 1 Januari
2020.
-
tergugat di media social seperti facebook, Instagram, twitter,
di media cetak
seperti surat khabar, majalah dan di media elektronik seperti
telivisi dan radio.55
Contoh-contoh kasus pembahagian harta sepencarian menurut
enakmen pada
tahun 2016-2019.
Contoh Kasus Sumbangan Secara Langsung yang diputuskan Oleh
Mahkamah :
Dalam kasus Adnan Bin Jusuh lwn Zaiton Binti Amran, istri
menyatakan
bahwa dia ada menyubangkan uang untuk membeli tanah yang telah
menjadi
sebuah rumah mereka. Selain itu, dia juga menanggung sebagian
besar buaya
rumah tangga mereka. Qadi besar memutuskan bahwa tuntutan harta
sepencarian
dihukum dan memerintahkan suami memasukkan nama istri setengah
bagian di
atas tanah tersebut.
Selanjutnya dalam kasus Amirol Bin Ahmad Naim Lwn Syamsiah
Binti
Muhamad Ali kedua pihak saling mengaku tentang sumbangan dalam
kepemilikan
rumah dan mobil. Jadi Mahkamah Rayuan Syariah Kelantan membagi
dua rumah
dan mobil tersebut. Kedua pihak mengaku Bersama-sama bayar
deposit mobil,
sama-sama bayar uang rumah dan sumbangan uang gaji setiap bulan.
Pada saat
yang sama juga utang yang belum dijelaskan untuk harta-harta
tersebut juga harus
ditnaggung berdua.
55 Wawancara dengan Encik Samsudin Bin Ismail, Penolong Pegawai
Peneylidikan,
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bahru, Kelantan
-
Contoh kasus sumbangan secara tidak langsung yang diputuskan
oleh
Mahkamah Tinggi Syariah Kota Bharu :
Kasus Che’ Puan Khadijah Lwn Datuk Anuar. Kasus ini dibicarakan
di
hadapan Ketua Hakim Syarie’ Kelantan Dato’ Datuk Daud Muhammad,
Istri yang
di cerai menuntut sebahagian harta goni gini. Dalam argument
suami semua harta
yang diperoleh maupun tanah dan rumah dalam pernikahan adalah
atas usaha
sendiri, istri tidak memberi apa-apa sumbangan baik yang berapa
uang atau tenaga
semuanya atas daya upaya dan kebijaksanaan suami.
Ketua Hakim dalam membuat keputusannya mengatakan bahwa istri
ada
memberi sumbangan sekalipun tidak merupa uang tetapi sumbangan
secara moral,
karena bisnis suami bertabah maju dan meningkat adalah pada
kepercayaan publik
dan mendapat gelar datuk dengan cepat adalah bersumber dari
pernikahannya
dengan kerabat diraja. Oleh karena itu, istri patut diberi hak
bagian dari harta
sepencarian karena sumbangannya sekalipun tidak secara langsung
dan hakim
memutuskan istri diberi dua perenam harta yang dimiliki
suaminya.
Kasus harta sepencarian 2016.Kasus mohd awang bin che mad lwn
siti
Zainab binti Ibrahim. Perayu dalam kasus ini mengajukan rayuan
(banding) tidak
puas pada keputussan Hakim Mahkamah Syariah pada 17 ogostus 2015
yang
memutuskan bahwa tuntutan harta sepencarian oleh pengugut
(termohon)
dihukum sebnyak 1/3 bagian dapat kepada pengugut dan 2/3 bagian
dapat kepada