8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
1/21
Panduan
Pemasangan, Pengoperasian, dan Perawatan
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
2/21
Daftar Isi
1 Pendahuluan........................................................................................................................... 2
2 Pemasangan & Pemeliharaan Turbin Crossflow T15............................................................ 2
2.1 Turbin Crossflow T15 .................................................................................................... 2
2.1.1 Gambaran Umum Turbin Crossflow T15................................................................ 2
2.1.1.1 Pipa Adapter..................................................................................................... 2
2.1.1.2 Guide vane. ...................................................................................................... 3
2.1.1.3 Runner.............................................................................................................. 3
2.1.1.4 Housing ............................................................................................................ 3
2.1.2 Perawatan Turbin Crossflow T15............................................................................ 3
2.2 Sistem Transmisi Mekanik ............................................................................................. 4
2.2.1 Kopling Turbin dan Generator ................................................................................ 4 2.2.1.1 Komponen Kopling.......................................................................................... 4
2.2.1.2 Pemasangan Kopling........................................................................................ 5
2.2.1.3 Pemeliharaan Kopling...................................................................................... 6
2.2.2 Bearing .................................................................................................................... 7
2.2.2.1 Spherical roller bearing, ................................................................................... 7
2.2.2.2 Adaptor sleeve, lock nut and locking washer................................................... 7
2.2.2.3 Plummer block housing.................................................................................... 7
2.2.2.4 Locating ring .................................................................................................... 8
2.2.2.5 Two-lip seal...................................................................................................... 8
2.2.2.6 Pelumasan Bearing........................................................................................... 8
2.2.2.7 Pemasangan Bearing ........................................................................................ 9
2.2.2.8 Pemeliharaan Bearing .................................................................................... 10
2.2.3 Pulley..................................................................................................................... 11
2.2.3.1 Pemasangan pulley......................................................................................... 11
2.2.4 Belt ........................................................................................................................ 12
2.2.4.1 Pemasangan Flat Belt..................................................................................... 12
2.2.4.2 Perawatan Flat Belt ........................................................................................ 12
3 Pemasangan dan Pemeliharaan Generator ........................................................................... 15
3.1 Pemasangan generator .................................................................................................. 15
3.2 Pemeliharaan ................................................................................................................ 15
4 Pengoperasian Sistem Turbin Crossflow T15...................................................................... 16
Urutan Pengoperasian PLTMH .............................................................................................. 16
5 Pemecahan Masalah yang Berhubungan dengan Turbin ..................................................... 17
Halaman 1
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
3/21
Turbin Crossflow T15 diameter 500 :
Panduan Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan
1 PENDAHULUAN
Panduan ini berisi tentang bagaimana melakukan pemasangan (instalasi), pengoperasiandan pemeliharaan turbin Crossflow T15. Untuk memudahkan para pengguna panduan
ini dilengkapi dengan gambar teknik turbin dan beberapa katalog/brosur komponen-
komponen pendukung yang dapat dibeli di pasaran.
Sistem turbin Crossflow T15 terdiri dari turbin Crossflow T15 dan transmisi mekanik
yang menghubungkan poros turbin dengan generator. Bagian utama dari turbin
Crossflow T15 adalah pipa adapter, rotor/runner , guide vane dengan hand regulator
dan housing. Bagian utama dari transmisi mekanik terdiri dari kopling, bearing, pulley
pada poros turbin dan generator yang dihubungkan dengan sebuah flat belt .
Adapter pipeHand regulator
Turbin
2 PEMASANGAN & PEMELIHARAAN TURBIN CROSSFLOW T15
2.1
Turbin Crossflow T15
2.1.1 Gambaran Umum Turbin Crossflow T15
Turbin Crossflow T15 sebagian besar dibuat dengan menggunakan material mild-steel.
Komponen utama turbin Crossflow T15 adalah pipa adapter, rotor/runner, guide vane
dengan hand regulator dan housing.
2.1.1.1 Pipa Adapter
Air dari pipa pesat memasuki turbin melalui suatu pipa adapter. Penampang inlet turbin
berbentuk persegi panjang sedangkan penampang pipa pesat berbentuk lingkaran
sehingga perlu media penyesuai aliran yang disebut dengan pipa adapter. Aliran air
Halaman 2
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
4/21
berpenampang lingkaran akan berubah menjadi berbentuk persegi setelah mengalir
melalui pipa adapter ini.
2.1.1.2 Guide vane.
Komponen ini berfungsi untuk menutup dan membuka aliran air masuk (inlet) ke
turbin. Debit air yang memasuki turbin dapat diatur dengan komponen ini secaramanual menggunakan hand regulator.
2.1.1.3 Runner
Bagian utama dari turbin adalah rotor/runner, yang terdiri dari bilah-bilah tipis dengan
penampang kurva (seperti bilah pipa) yang dirangkaikan menjadi satu kesatuan dengan
sebuah poros. Kisi-kisi (blades) pada runner dibuat dari plat baja yang dibentuk dan
dilas pada beberapa plat piringan (side atau intermediate disks). Beberapa plat piringan
tersebut dilas pada sebuah poros (shaft). Poros ini pada bagian ujung-ujungnya ditumpu
oleh dua buah bearing.
Aliran air dari pipa adapter akan memasuki turbin dan menumbuk kisi-kisi sehingga
poros runner berputar. Energi kinetik yang terjadi pada runner turbin kemudian
diteruskan melalui suatu transmisi mekanik ke poros generator sehingga dapat berputar
dan menghasilkan energi listrik.
2.1.1.4 Housing
Housing turbin terdiri dari casing (side panel) dan penutup casing (top cover). Pada
bagian top cover terdapat access hole untuk membantu pemasangan guide vane. Bentuk
bagian bawah top cover berfungsi untuk memandu aliran air memasuki ruang antara
bilah (blade) runner.
Housing turbin dipasang pada base frame yang dicor dengan pondasi turbin. Untuk
mengencangkan bagian-bagian housing yang terpisah digunakan mur dan baut.
2.1.2 Perawatan Turbin Crossflow T15
Turbin Crossflow T15 tidak memerlukan banyak perawatan sepanjang air yang
digunakan tidak banyak mengandung butiran pasir dan tidak bersifat korosif. Apabila
terdapat benda-benda seperti ranting pohon atau batu yang berhasil masuk ke dalamturbin sehingga mengganggu putarannya maka perlu dilakukan pembersihan terhadap
benda-benda tersebut. Perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan runner, turbin
harus dalam keadaan tidak beroperasi.
Runner perlu diperiksa secara rutin. Bilah-bilah runner yang terbuat dari mild steel
bersifat fragile. Bilah-bilah ini dapat rusak akibat tumbukan benda-benda kecil seperti
pasir dan kerikil. Turbin sebaiknya dioperasikan pada kondisi optimum sehingga
diperoleh efisiensi dan keamanan operasi terbaik. Pengoperasian turbin pada bukaan
guide vane (katup) maksimum tidak disarankan karena dapat mengakibatkan turbulensi
air yang menyebabkan efisiensi turbin turun. Kondisi operasi turbin yang optimum
diperoleh pada bukaan guide vane 80%.
Halaman 3
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
5/21
Hand regulator pada turbin dihubungkan secara mekanik menggunakan mekanisme
gear dengan guide vane yang juga berfungsi sebagai katup bukaan aliran air. Kondisi
pelumasan, permukaan gigi dan seal pada mekanisme penghubung hand regulator
tersebut harus selalu diperiksa secara teratur.
Bearing turbin harus dijaga tetap kering dan diperiksa temperatur kerjanya. Pada
bearing terdapat O-ring seal dan seal mekanik (labyrin) untuk mencegah air masuk kedalam bearing. Kelebihan pelumas pada bearing harus dihindari. Kelebihan pelumas
dapat menyebabkan panas berlebih ( di atas 70oC) yang menyebabkan kerusakan
bearing.
2.2 Sistem Transmisi Mekanik
Sistem transmisi mekanik berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran runner
turbin ke generator. Transmisi mekanik yang digunakan menggunakan flat belt dan
pulley dengan rasio tertentu untuk menaikkan putaran sehingga generator dapat bekerja
pada putaran operasinya, 1500 rpm.. Efisiensi transmisi mekanik dengan menggunakan
flat belt dapat mencapai 98% dengan slip 1% - 2%.
Sistem transmisi mekanik terdiri dari poros pada bagian turbin, poros pada bagian
generator, plummer block dan bearing set , kopling, pulley dan flat belt. Komponen-
komponen tersebut harus dipasang dengan tepat dan mendapat perawatan yang baik saat
dioperasikan.
2.2.1
Kopling Turbin dan Generator
Kopling yang digunakan adalah jenis kopling fleksible tipe FCL. Kopling fleksibel yang
digunakan di PLTMH berfungsi mentransmisikan torsi dari poros penggerak ke poroslain yang digerakan. Kopling fleksibel masih dapat mengijinkan “missalignment”
(ketidak lurusan sumbu) antar poros yang tidak dapat dihindari. Kopling fleksibel yang
digunakan adalah tipe FCL 280 pada sisi turbin dan FCL 250 pada sisi generator.
2.2.1.1 Komponen Kopling
Konstruksi kopling FNU cukup sederhana sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.
Kopling ini mudah dipasang, mudah dilepas dan bebas pemeliharaan. Flange kopling
dipasang pada poros transmisi. Flange tersebut diperkuat dengan pasak. Pemasangan
kopling fleksible ini menggunakan baut-baut yang dilengkapi dengan Bolt bushing.
bushing dibuat dari material Cast iron yang dapat mentolerir sedikit “misalignment”angular atau paralel antara dua poros flange.
Tabel 1. Daftar komponen-komponen kopling FCL
No Komponen Material/Ukuran No. Katalog
Halaman 4
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
6/21
1
2
3
4
5
6
Flens Kopling
Baut: JIS G 3101
Mur: JIS G 3101
Washer: JIS G 3101
Washer Pegas: JIS G 3506
Bushing
Cast Iron, 2 x halves
Mild Steel, M24 x 8 pcs
Mild Steel, 8 pcs
Mild Steel, 16 pcs
Pegas Steel, 8 pcs
Cast Iron
FCL 280/250
F6/F5
F6/F5
F6/F5
F6/F5
F6/F5
Bush
(oil resistant vulconiced rubber)
Nut
Washer
Flange
Spring Washer
Bolt
Gambar 2. Poros fleksibel kopling model FCL
2.2.1.2 Pemasangan Kopling
Flange kopling dipasang pada tiap-tiap poros yang akan dihubungkan. Prosedur
pemasangan kopling harus memperhatikan spesifikasi toleransi yang dikeluarkan oleh
pabrik (dapat dilihat pada brosur/katalog produk).
♦ Pemasangan dua hub flange kopling
a. Letakkan poros pulley pada plummer block-housing base. b. Atur posisi poros pulley terhadap pasangan flange sehingga kedua flange hampir
melekat.
c. Lakukan alignment terutama terhadap paralel alignment dan jarak antara keduaflange (spesifikasi dapat dilihat pada sub-bab kopling dan katalog produk)
d. Pasang rubber bushing dan baut pada flange kopling kemudian kencangkansemua mur kopling
e. Putarlah poros perlahan-lahan untuk melihat dan memastikan kondisi“alignment” kopling.
f. Jika diperlukan dapat menggunakan plat tipis untuk mengatur dudukan plummerblock bearing sehingga alignment poros dapat tercapai. Plat ini harus disisipkan
di bawah plummer block base.
Halaman 5
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
7/21
2.2.1.3 Pemeliharaan Kopling
Alignment angular dan alignment paralel harus diperiksa setelah pemasangan.
Toleransi alignment kopling FNU 280 dan FNU 250 adalah 0,2 – 0,3 mm untuk
alignment paralel dan pergeseran sudut 1o30 untuk alignment angular. Kesalahan
alignment lebih besar dari batas toleransi tersebut akan menyebabkan pengurangan
efisiensi dan umur rubber bushing. Celah antara flens kopling harus dijaga (2-4 mm)untuk memberikan ruang gerak poros (error end shaft) sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 3. Flange kopling yang rapat akan menyebabkan poros yang terhubung tidak
bebas bergerak sehingga flange kopling akan saling bergesek sehingga cepat rusak,
disamping merupakan sumber vibrasi yang mengganggu bearing. Untuk pengecekan
alignment sebaiknya dibantu dial indikator dan filler gauge.
Pemeliharaan rutin kopling biasanya berupa penggantian karet bushing apabila telah
rusak. Kopling Flender Nuefex A 280 dan FNU 250. Selama “misalignment” dijaga
dalam batas-batas toleransi kopling akan beroperasi pada efisiensi terbaik dan akan
memiliki masa pakai yang lebih lama paling tidak selama satu tahun.
Kondisi pemasangan kopling perlu diperiksa paling tidak satu kali dalam satu bulan.
Lakukan penyesuaian/perbaikan apabila ada perubahan kondisi kopling dari yang
seharusnya. Pada saat yang sama, kondisi karet bushing dan baut-mur harus diperiksa.
Penggantian komponen-komponen kopling yang rusak harus dilakukan sesegera
mungkin.
Halaman 6 Celah antara flange 2-4 mm Cara mengecek paralel alignment
X
θ
Angular misalignment akan dikompensasi oleh rubber bushing “θ ”
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
8/21
Gambar 3.Alignment kopling fleksibel
2.2.2 Bearing
Semua poros yang beroperasi ditumpu oleh bearing. Poros yang ditumpu oleh bearing
dapat berputar bebas dengan koefisien gesek kecil dan dapat berada pada posisi yang
tepat meskipun mendapat gangguan dari berbagai gaya lain yang mengenainya.
Beragam macam bearing dapat ditemukan di pasaran dengan disain standar seperti:
bearing SKF, bearing FAG atau bearing NTN. Pada sistem mekanik turbin digunakan
spherical roller bearing untuk menopang poros runner turbin dan poros pulley.
2.2.2.1 Spherical roller bearing,
Spherical roller bearing sudah banyak dikenal karena kemampuannya menopang beban
yang berat. Bearing ini terdiri dari dua baris bola-bola berbentuk barrel simetris yang
dapat mensejajarkan diri dengan bebas sehingga masih mampu mentolerir adanya
pergeseran poros dan misalignment poros bearing. Spherical roller bearing dapat
mentolerir misalignment 0,5o. Pada beban ringan, misalignment sampai 2o masih
diperbolehkan.
Turbin Crossflow T15 menggunakan spherical roller bearing ditambah adapter sleeve.
Bearing dengan nomor kode 22216, adapter sleeve H316, locating ring FRB 12.5/140,two-lip seal TSN 516 G dan plummer block SNL 516.613 digunakan pada poros pulley
turbin. Sedangkan bearing SKF 22211, adapter sleeve H311, locating ring FRB 8/100,
digunakan untuk menopang poros runner generator. Untuk menopang poros runner
turbin digunakan bearing SKF 22218, adapter sleeve H318, locating ring FRB 12.5/160.
Sebagaimana disebutkan di atas, bearing melakukan sendiri alignment sehingga tidak
sensitif terhadap kesalahan kecil alignment poros terhadap rumah bearing.
2.2.2.2 Adaptor sleeve, lock nut and locking washer
Adaptor sleeves digunakan untuk melindungi tapered bore bearing terhadap dudukan poros silindris. Adaptor sleeves mempermudah pemasangan dan pembukaan bearing.
Apabila locking nut diperkuat, bearing di dalam outer ring akan didesak sedemikian
hingga mempererat poros dalam bearing.
2.2.2.3 Plummer block housing
Plummer block housings, disebut juga rumah bearing, terdiri dari dua bagian (housing
base dan housing cover) yang terbuat dari besi cor. Pada setiap pasangan plummer
block terdapat pin untuk memastikan bagian bawah dan bagian atas komponen
terpasang dengan tepat. Bagian bawah dan bagian atas komponen merupakan satu unit
yang tidak dapat saling dipertukarkan dengan bagian komponen lain meskipun
ukurannya sama. Setiap pasangan memiliki nomor seri yang saling bersesuaian sebagai
Halaman 7
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
9/21
tanda. Saluran pelumas disediakan pada bagian atas plummer block untuk
mempermudah pelumasan.
2.2.2.4 Locating ring
Locating ring dapat disisipkan pada setiap sisi bearing sehingga posisi bearing akan
tetap berada di tengah-tengah housing bearing (centering). Untuk memastikan bearingtidak menjadi terlalu panas dan untuk meminimumkan gaya aksial maka locating ring
harus dipasang pada posisi yang tepat di dalam housing bearing.
2.2.2.5 Two-lip seal
Penyekatan paling mudah pada housing bearing adalah menggunakan two-lip seal yang
cocok untuk kecepatan perimeter sampai 13 m/s. Two-lip seal meluncur pada poros
yang berputar. Bagian luar two-lip seal mencegah kotoran masuk ke dalam bearing.
Pelumas yang diisi di antara two-lip seal juga mencegah bearing dari kemasukan
kotoran. Sedangkan bagian dalam two-lip seal mencegah kebocoran pelumas dari
dalam housing.
Two-lip seal terbuat dari polyurethane, material yang tahan gesekan dengan sifat elastik
yang sangat baik. Komponen ini cocok untuk temperatur sampai dengan 100oC.
Misalignment angular sampai dengan 10 masih dapat ditolerir. Ruang di antara two-lip
seal harus diisi dengan pelumas sejak pertama kali dipasang.
2.2.2.6 Pelumasan Bearing
Pelumasan merupakan persyaratan penting bagi bearing karena:
a. Dapat mengurangi gesekan dan keausan b. Dapat menjaga bearing beroperasi dengan efisiensi tinggic. Dapat memperpanjang umur pakai bearingd. Dapat mencegah terjadinya pengkaratane. Dapat mencegah kotoran masuk ke dalam bearing
Pada umumnya bearing menggunakan grease/gemuk sebagai media pelumasan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah pemilihan grease yang tepat dan cara pengisian grease.
Grease untuk pelumasan terdiri dari sabun metalik atau material lain yang bahan
dasarnya litium. Sebaiknya grease yang satu tidak dicampur dengan grease lainnya
yang berbeda jenis dan kekentalannya. Jumlah grease yang digunakan dalam bearing
tergantung pada desain housing bearing. Grease yang berlebihan tidak menimbulkan
masalah pada kecepatan rendah, tetapi pada kecepatan sedang atau tinggi dapatmenimbulkan panas, pelunakan, perubahan kualitas dan kebocoran grease pada bearing.
Jumlah grease yang tepat digunakan dalam bearing berkisar antara 40% - 60% dari
ruang dalam rumah bearing yang bebas.
Masa pakai grease bervariasi bergantung pada jenis, ukuran, kondisi operasi dan
temperatur bearing. Masa pakai grease juga dipengaruhi oleh kelembaban, gas dan
material asing yang masuk ke dalam grease. Sebagai referensi, temperatur rumah
bearing maksimum 70oC sebagai dasar perhitungan interval penambahan pelumas.
Apabila temperatur operasi meningkat maka interval waktu pelumasan harus dikurangi.
Halaman 8
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
10/21
2.2.2.7 Pemasangan Bearing
a. Persiapan
Salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah tempat pemasangan bearing yang kering,
bersih, bebas dari debu/kotoran. Sebelum memasang poros, housing, komponen-
komponen lain bearing dan peralatan yang digunakan harus sudah dibersihkan. Bearing
sebaiknya masih disimpan dalam dus aslinya tepat ketika akan dipasang. Lapisan
pencegah karat pada bearing tidak perlu dibuang; demikian pula dengan sedikit pelumas
yang sudah ada sebelumnya. Pada kasus khusus, yaitu bearing berukuran sangat kecil
untuk kecepatan tinggi, lapisan anti karatnya perlu dibersihkan dengan cairan minyak
yang bersih. Ketika melakukan pemasangan bearing disarankan menggunakan sarung
tangan atau melapis tangan dengan minyak bersih karena keringat pada tangan bisa
menimbulkan karat pada bearing.
b. Pemasangan Bearing
Kegagalan dan kerusakan bearing yang bersifat prematur disebabkan oleh
ketidaktepatan dalam pemasangan, seperti contoh berikut ini:
- Kerusakan pada bearing akibat pemasangan mur-baut yang semakin kendur ketika bearing dioperasikan
- Kerusakan pada poros dan dudukan housing bearing akibat ketidaktepatan pemasangan komponen-komponen bagian dalam bearing
- Kerusakan bola-bola bearing karena pengencangan adapter sleeve yang terlalu ketat,sehingga bearing cepat panas.
- Penggunaan grease berlebih.- Kotoran, geram logam yang mengotori bearing/grease
Bearing yang dipasang pada dudukan adapter sleeve dapat diatur dengan melakukan penyesuaian pada lock nut. Hal ini harus dilakukan hati-hati agar bearing pada
kedudukan yang tepat sehingga masih ada cukup ruang (clearance) di dalam bearing.
Penempatan spherical roller bearing yang tepat dapat dilihat dari seberapa besar ruang
(clearance) yang masih tersedia dalam bearing. Minimum clearance bearing antara
0.025 – 0.035 mm. Ruang tersebut diukur dari outer ring ke roller yang tidak dibebani.
Untuk pengukuran clearance secara akurat dapat digunakan feeler gauge ketika
penyesuaian spherical roller bearing dilakukan.
c. Pemasangan plummer block housing (rumah bearing)
Beban yang diperbolehkan pada bearing bukan hanya bergantung pada kemampuan bearing tetapi juga bergantung pada kekuatan housing dan baut-mur yang digunakan.
Pada PLTMH , untuk memperkuat pemasangan baut-mur housing turbin dapat
digunakan alat yang disebut torsi yang diset pada kekuatan 180 Nm untuk baut-mur
M18.
Salah satu prosedur pemasangan housing bearing yang perlu dicermati adalah
pemasangan bagian atas dan bagian bawah housing. Kedua bagian ini merupakan satu
unit yang tidak dapat saling dipertukarkan dengan bagian komponen lain meskipun
ukurannya sama. Pada housing terdapat nomer seri dan pin untuk memastikan bagian
bawah dan bagian atas housing terpasang dengan tepat.
Halaman 9
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
11/21
2.2.2.8 Pemeliharaan Bearing
Ketika beroperasi suara dari bearing harus terdengar halus. Apabila terdengar suara
gemerisik atau agak kasar dapat diperkirakan ada ketidakberesan pada bearing.
Temperatur operasi bearing harus kurang dari 700C untuk memperpanjang masa operasi
bearing. Permeriksaan temperatur bearing dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer atau dengan disentuh oleh tangan. Apabila tangan masih dapat menyentuh bearing dalam beberapa detik tanpa rasa sakit yang berlebihan maka dapat diperkirakan
temperatur bearing masih di bawah 700C. Pengujian suara dan panas bearing perlu
dilakukan secara rutin paling tidak satu minggu sekali.
Pelumasan bearing secara tepat merupakan bagian penting dari prinsip operasi bebas
gangguan. Sekitar 36% kegagalan bearing secara prematur karena kekeliruan dalam
pemilihan dan penggunaan pelumas pada bearing. Bearing menggunakan pelumas jenis
LGMT 3 SKF. Pelumas ini merupakan minyak mineral dari sabun litium yang
memiliki masa pakai sangat lama, stabilitas oksidasi dan mekanik sangat baik, resistansi
terhadap air sangat baik dan kemampuan pencegahan terhadap karat sangat baik pula.
Grease SKF: LGMT 3 mempunyai rentang temperatur operasi dari –300C sampai1200C. Viskositas pelumas pada temperatur 40oC sekitar 120 – 130 mm2/s. Pemberian
kembali pelumas pada bearing yang menopang poros turbin dapat dilakukan setiap 2500
jam sebanyak 32 gram. Sedangkan untuk bearing yang menopang poros pulley pada
sisi turbin pemberian pelumas perlu dilakukan setiap 4000 jam operasi sebanyak 20
gram. Pada bearing pulley generator penambahan pelumas dilakukan setiap 1500 jam
operasi sebanyak 20 gram. Setelah tiga kali pemberian ulang pelumas, bearing perlu
dibuka dan dibersihkan menggunakan minyak sebelum diisi kembali dengan pelumas
yang baru.
Perlu diperhatikan ketika memberi pelumas awal pada bearing tidak boleh terlalu
banyak karena dapat mengakibatkan panas berlebih pada bearing. Pelumas sebaiknya
dijaga agar tetap bersih dan tidak terkotori debu atau benda-benda lainnya. Sekitar 14%
dari kerusakan bearing secara prematur karena adanya kontaminasi pelumas yang
digunakan.
Halaman 10
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
12/21
2.2.3 Pulley
Pulley yang digunakan dalam sistem transmisi mekanik PLTMH dirancang untuk
menaikkan kecepatan dari 625 rpm pada poros turbin menjadi 1500 rpm pada poros
generator. Diameter nominal pulley pada sisi turbin adalah 1190 mm dan pada sisi
generator 400 mm. Lebar kedua pulley adalah 180 mm sedangkan lebar flat belt
penghubung kedua pulley tersebut 100 mm. Material yang digunakan untuk membuat
pulley adalah mild steel SS 400/St 37.
Pulley yang lebih besar (pada sisi turbin) juga mempunyai fungsi sebagai flywheel
(roda gila) untuk menstabilkan putaran turbin meskipun ada sedikit peningkatan atau
pengurangan kecepatan ketika beroperasi. Pulley perlu dibersihkan sehingga bebas dari
kotoran debu, minyak atau grease serta perlu dipasang pada posisi lurus satu sama lain
agar flat belt dapat mentransmisikan daya dengan efisiensi yang cukup tinggi.
2.2.3.1 Pemasangan pulley
♦ Pasanglah bagian bawah plummer block housing base pada base frame. Kemudian pasanglah mur-baut pada komponen ini dengan tidak terlalu kuat. Selanjutnya isilah
ruang pada bagian bawah plummer block tersebut dengan pelumas (grease).
♦ Pasanglah bearing pada poros pulley. Kemudian tempatkan flat belt melingkari poros pulley.
♦ Letakkan poros pulley dan bearing pada plummer block base yang telah dipasangsebelumnya. Pastikan tidak ada kotoran pada bearing dan plummer block sebelum
diisi dengan grease.
♦ Aturlah alignment poros menurut spesifikasi kopling fleksible yang digunakan.Setelah kedudukan poros tepat, perkuatlah baut-mur bagian bawah plummer block
untuk mempertahankan posisi poros tersebut. Aturlah lock nut bearing dengan hati-
hati untuk mendudukkan poros dengan tepat pada bearing. Pastikan ruang dalam
bearing (internal clearance) masih dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan.
Untuk memperoleh pengaturan ruang dalam bearing (internal clearance) dengan
baik dapat menggunakan feeler gauge.
Halaman 11
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
13/21
♦ Bersihkan plummer block bagian atas dan isilah dengan grease secukupnya.Pasanglah bagian atas plummer block tersebut kemudian perkuat kedudukannya
dengan baut-mur. Pastikan jumlah grease dalam plummer block hanya sekitar 40%
– 60 % dari ruang yang tersedia.
♦ Perkuat baut-mur pada plummer block secara perlahan-lahan. Pada saat yang samaaturlah flange kopling sehingga poros pulley align dengan poros pasangannya.
♦ Plat tipis bilamana perlu dapat digunakan untuk memastikan alignment poros pada pemasangan kopling.
2.2.4 Belt
Belt dioperasikan berdasarkan prinsip gesekan dengan permukaan pulley. Keregangan
belt disesuaikan dengan batas tegangan yang diperbolehkan.
Belt yang digunakan pada transmisi mekanik adalah jenis flat belt merek SIEGLING
EXTREMULTUS, tipe GT 54, ukuran 5115 x 100 mm, endless. Flat belt ini dapat
beroperasi dengan efisiensi 98%. Suara yang ditimbulkan flat belt ini ketika beroperasi
dengan kecepatan tinggi cukup keras tetapi tidak terlalu bising.
2.2.4.1 Pemasangan Flat Belt
Pasanglah flat belt berdasarkan prosedur berikut ini.
1. Tempatkan flat belt pada pulley.2. Aturlah kelurusan kedua pulley menggunakan benang, nilon atau yang lainnya.
Pengaturan posisi pulley dilakukan dengan cara mengatur posisi dudukan generator
pada base frame. Hal ini karena generator terhubung dengan salah satu pulley
tersebut.3. Aturlah posisi pulley sedemikian hingga tegangan yang terjadi pada flat belt
merupakan tegangan normal. Buatlah tanda pada flat belt dan ukurlah jarak antara
kedua tanda tersebut. Sebagai contoh, jarak kedua tanda tersebut 1000 mm.
4. Flat belt mempunyai toleransi pertambahan panjang maksimum 2% dari panjangdalam keadaan normal. Untuk itu dapat dilakukan pemeriksaan pertambahan
panjang flat belt setelah tensioner dikencangkan dengan cara mengukur jarak dua
tanda pada flat belt. Sebagai contoh, pertambahan panjang tidak boleh lebih dari
1020 mm apabila panjang dalam keadaan normal 1000 mm.
5. Tepat sebelum dioperasikan kelurusan pulley harus diperiksa kembali. Cobalah pulley diputar menggunakan tangan untuk memastikan posisi flat belt sudah benar.
Apabila kedudukan pulley tidak benar, maka belt cenderung lari pada arah luar
pulley, atur posisi pulley sehingga belt berputar stabli tidak lari ke arah luar.
2.2.4.2 Perawatan Flat Belt
Untuk mendapatkan kinerja yang terbaik flat belt beberapa hal yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Bersihkan flat belt dari segala macam kotoran dan keringkan apabila basah. b. Apabila kendur atau terlalu keras, perbaiki tegangan flat belt hingga pada tegangan
normalnya
c. Periksalah juga kelurusan pulley
Halaman 12
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
14/21
Minyak atau air pada flat belt dapat menyebabkan slip. Ketegangan flat belt yang tidak
sesuai dan ketidaklurusan pulley dapat menurunkan efisiensi hingga 70%.
Flat belt yang terbuat dari kanvas cenderung dapat dipengaruhi oleh keadaan temperatur
udara. Apabila temperatur udara rendah (dingin) flat belt dapat memendek (mengerut)
sebaliknya apabila temperatur udara tinggi (panas) flat belt cenderung memuai
(memanjang). Hal ini perlu diperhatikan oleh operator PLTMH khususnya jika udara bertemperatur dingin atau panas dalam jangka waktu yang lama.
Jika suatu saat flat belt harus diganti karena rusak, maka sebelum dilepas sebaiknya
posisi flat belt dan pulley ditandai sehingga memudahkan pekerjaan pemasangan
kembali.
Tabel 2. Data teknis dari flat belt Siegling Extremultus
Type Structure Technical data
E X T R E M U L T U S 8 5
C o r e m a
t e r i a
l
F r i c
t i o n c o a
t i n g
T o p s u r f a c e
T o
t a l t h i c k n e s s
c a . [
m m
]
W e
i g h t c a . k
g / m 2
S p e c
i f i c e
f f e c
t i v e p u
l l
F ' U N N / m m w
i d t h
T e n s
i l e s
t r e n g
t h c a .
N / m m w
i d t h
B e
l t t e n s
i o n
i n g -
%
e l o n g a
t i o n
GT 10 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 1.5 1.5 up to 12.5 225 2%
GT 14 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 1.7 1.7 up to 17.5 315 2%
GT 20 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 2.5 2.7 up to 25 450 2%
GT 28 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 2.9 3.1 up to 35 630 2%
GT 40 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 3.5 3.8 up to 48 900 2%GT 54 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 4.3 4.7 up to 67.5 1200 2%
GT 80 Polyamide sheet G elastomer Polyamide fabric 5.7 6.1 up to 110 1800 2%
Catatan:
a. Jika kedua pulley tidak dalam kondisi lurus maka flat belt bisa terlepas dari masing-masing pulley.
b. Jika kedua pulley tidak dalam kondisi lurus maka flat belt bisa juga mengalamikerusakan
c. Tegangan pada flat belt mengakibatkan adanya beban radial pada poros yang harusditahan oleh bearing. Apabila tegangan pada flat belt terlalu kencang maka bearing
dapat menjadi terlalu panas. Untuk itu periksalah kondisi flat belt dan bearing
setelah beberapa waktu beroperasi.
Halaman 13
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
15/21
Gambar 5. Tegangan dari flat belt
Halaman 14
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
16/21
3 PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi
mekanik ini dikonversi menggunakan media medan magnet. Komponen utama
generator terdiri dari bagian berputar yang disebut rotor dan bagian tidak berputar yang
disebut stator.
Generator yang digunakan pada PLTMH bermerek Stamford UCI 224 G2 Double
Bearing, Serial Number X04D140199, Rating 220 kVA. yang akan diinstal bersama
dengan turbin Crossflow T15. Generator ditempatkan pada base frame yang sama
dengan turbin Crossflow T15. Generator tersebut dapat diatur posisinya untuk
mendapatkan posisi pulley yang tepat.
Generator dihubungkan dengan pulley melalui sebuah fleksibel kopling. Oleh karena
itu perlu diperhatikan alignment posisi kopling tersebut untuk mendapatkan kinerja
yang terbaik.
3.1
Pemasangan generator
♦ Tempatkan flange kopling pada ujung poros generator menggunakan pasak.
♦ Pasang base frame generator pada tbase frame turbin.
♦ Letakkan generator pada base frame yang tersedia.
♦ Tempatkan poros pulley (sisi generator) pada bearing. Prosedur selanjutnya lihatcara pemasangan poros pulley di atas.
♦ Pastikan alignment flange kopling yang menghubungkan poros generator dan poros pulley.
♦ Kencangkan baut-mur kopling poros generator dan pulley
♦ Tempatkan flat belt pada kedua pulley
♦ Aturlah ketegangan flat belt dengan mengatur posisi dudukan generator pada baseframe.
♦ Pasanglah ram kawat pelindung pulley untuk keamanan ketika beroperasi.
♦ Petunjuk rinci mengenai pemasangan kopling, pulley dan flat belt telah dijelaskan diatas.
3.2 Pemeliharaan
Petunjuk operasi dan pemeliharaan generator dapat dilihat pada katalog/brosur yangdikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Halaman 15
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
17/21
4 PENGOPERASIAN SISTEM TURBIN CROSSFLOW T15
Turbin Crossflow T15 PLTMH dirancang beroperasi pada kecepatan 625 rpm untuk
mentransmisikan daya ke generator yang beroperasi pada kecepatan 1500 rpm.
Kecepatan run away turbin tersebut sekitar 1.8 kali kecepatan nominalnya.
Sebelum turbin dioperasikan ketersediaan air perlu diperiksa kembali. Keadaan saluran
pembawa, bak penenang dan saringan sampah juga perlu diperiksa. Pulley dan flat belt
perlu coba diputar perlahan-lahan untuk memastikan apakah pemasangannya sudah
benar. Posisi guide vane turbin juga perlu dipastikan dalam keadaan tertutup rapat.
Tekanan yang terbaca pada pressure gauge tepat sebelum beroperasi harus
menunjukkan angka yang bersesuaian dengan beda tinggi permukaan air di bak
penenang ke turbin.
Guide vane turbin harus dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan tekanan air yang
terbaca pada pressure gauge. Jika tekanan air mengalami penurunan di bawah nilai
nominal (tekanan sebelum dioperasikan) ada kemungkinan air yang tersedia tidakmencukupi.
Bukaan guide vane dapat mengatur jumlah air yang memasuki turbin. Turbin sebaiknya
dioperasikan pada bukaan guide vane optimum untuk mendapatkan kinerja terbaik.
Bukaan guide vane maksimum memang dapat menghasilkan daya keluaran maksimum.
Tetapi pada keadaan ini, air pada turbin dapat mengalami turbulensi, suara yang keras
dan getaran yang lebih kuat yang dapat memperpendek masa pakai turbin. Bukaan
optimum guide vane sekitar 80% bukaan, perhatikan indikator pada guide vane.
Perhatikan dengan baik suara turbin ketika beroperasi. Suara turbin yang normal harus
lembut tidak tersentak-sentak. Temperatur bearing dan generator juga perlu diperiksauntuk memastikan sistem bekerja dengan baik.
Untuk menghentikan turbin, guide vane ditutup secara perlahan-lahan sambil
memperhatikan keadaan tekanan air pada pressure gauge. Tekanan pada pressure gauge
tidak boleh berubah-ubah terlalu cepat untuk menghindari water hammer.
Urutan Pengoperasian PLTMH
1. Periksa kondisi air di Bak (Head Tank).
♦ Pastikan Pintu Air Bak telah terbuka, dan air dari saluran memasuki Bak (HeadTank).
♦ Pastikan Air di Bak (Head Tank) telah penuh dan melimpas.
♦ Periksa pintu air pipa pesat (penstock dalam keadaan terbuka penuh.
♦ Pastikan air telah mengisi penuh pipa pesat (penstock), bila pipa pesat belum terisi, buka pintu air pipa pesat secara perlahan-lahan. Bila tekanan air telah keluar dari
pipa napas, berarti pipa pesat telah terisi penuh air.
2. Pengoperasian Turbin
♦ Pastikan inlet valve dalam keadaan tertutup (fully close).
Halaman 16
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
18/21
♦ Buka inlet valve secara perlahan-lahan, sampai pipa adapter turbin terisi penuh air.Pada saat pembukaan inlet valve akan terdengar aliran air mendesis. Apabila suara
aliran air berhenti, berarti air telah mengisi adapter pipe.
♦ Buka katup pressure gauge, pastikan jarum menunjuk angka 6 bar (kgf/cm2).
♦ Buka guide vane turbin perlahan-lahan sampai putaran turbin – generator mencapaitegangan nominal. (prosedur pengoperasian panel kontrol dapat dibaca pada manual
operasi ELC).
♦ Buka guide vane turbin sampai tegangan balast minimum sebesar 100 – 120 V.
♦ Sambungkan sistem ke jaringan.
♦ Perhatikan tegangan ballast, buka kembali guide vane sehingga tegangan ballastcadangan berkisar 60 V.
♦ Perhatikan indikator jrum pressure gauge saat melakukan pembukaan guide vaneturbin. Apabila jarum guide vane turun dari 6 bar, tutup kembali guide vane secara
perlahan, sehingga tekanan pressure tetap 6 bar.
3. Menutup operasi turbin
♦ Lakukan urutan penghentian operasi ELC.
♦ Setelah seluruh daya dikompensasi ke Ballast, tutup guide vane turbin secara perlahan sehingga sistem akan berhenti.
♦ Setelah guide vane turbin tertutup penuh (fully close), tutup inlet valve.
♦ Aliran air akan melimpas ke saluran pelimpasan.
♦ Atur bukaan pintu air utama bak sehingga air terbagi pada saluran buang atas, untukmengurangi debit air yang terbuang melalui saluran pelimpas.
5 PEMECAHAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TURBIN
Jenis Gangguan Perkiraan Penyebab Penanggulangan
Turbin tidak dapat beroperasisama sekali
Air tidak mencukupi Periksa ketersediaan air
Halaman 17
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
19/21
Komponen berputar tidak
dapat berputar dengan bebas
Hentikan aliran air (tutup guide
vane) kemudian putar poros
dengan tangan. Sesuatu
mungkin menghambat di dalam
runner. Buka penutup turbin
dan periksa keadaan runner
turbin.
Buka penutup turbin dan periksa
keadaan runner turbin.
Guide vane terbuka, tetapi
turbin tidak dapat beroperasi.
Penyebabnya mungkin ada
sampah atau tumbuhan yang
masuk ke dalam turbin
sehingga menghambat
putaran runner turbin
Turbin beroperasi tetapi tidakdapat mencapai kecepatan
nominal
Air tidak mencukupi Periksa bacaan tekanan pada pressure gauge. Aturlah bukaan
guide vane disesuaikan dengan
jumlah air yang tersedia.
Terdapat sumbatan pada
saringan sampah, saluran
pembawa atau intake
Periksa dan singkirkan sumbatan
pada saringan sampah, saluran
pembawa atau intake
Kopling mengalami
kerusakan
Periksa komponen-komponen
kopling. Gantilah dengan
komponen baru bilamana perlu
Tegangan flat belt terlalu
lemah
Periksa tekanan flat belt dan
aturlah kembali jika tidak sesuai
dengan yang seharusnya
Turbin beroperasi tetapi
berputar dengan kecepatan
yang terlalu tinggi
Tegangan flat belt terlalu
kuat
Periksa tekanan flat belt dan
aturlah kembali jika tidak sesuai
dengan yang seharusnya
Sistem kontrol beban (ELC)
mengalami gangguan
Kerusakan pada rangkaian
ballast, seperti sikring putus, dll.Silakan lihat manual sistem
kontrol beban ELC
Jenis Gangguan Perkiraan Penyebab Penanggulangan
Turbin beroperasi tetapi
kecepatan turun ketika diberi
beban. Tekanan turun ketika
debit bertambah.
Air tidak mencukupi Aturlah bukaan guide vane
disesuaikan dengan jumlah air
yang tersedia.
Saringan sampah tersumbat Periksa dan bersihkan bilamana perlu
Halaman 18
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
20/21
Kecepatan turbin naik-turun
(hunting)
Flat belt mengalami slip Perkuat tegangan flat belt
Kemungkinan ada beban
yang naik-turun
Periksa pada beban yang
berbeda-beda
Sistem kontrol beban (ELC)
mengalami gangguan
Periksa berdasarkan manual
sistem kontrol beban (ELC) dan
bilamana perlu hubungi
produsennya
Suara gemerisik dari dalam
turbin
Ada batu-batu kecil yang
terbawa oleh air
Tidak ada masalah bila air dapat
mengalirkan batu-batu itu keluar
turbin. Untuk memastikan
keadaan bagian dalam turbin,
penutup turbin dapat dibuka.
Guide vane dibuka pada
bukaan penuh
Kurangi bukaan guide vane
turbin.
Ada komponen-komponen
turbin yang longgar
Stop operasi turbin dan periksa.
Perbaiki bilamana perlu.
Suara berisik dari bearing Bearing mengalami
kerusakan
Gantilah dengan yang baru
Periksa dan perbaiki bilamana
perlu
Ada komponen bearing yang
longgar atau bersentuhan di
bagian dalam bearing
Temperatur bearing terlalu
panas
Kelebihan grease dalam
bearing
Periksa dan kurangi jumlah
grease dalam bearing
Tegangan flat belt terlalu
keras
Periksa tegangan flat belt dan
lakukan penyesuaian bilamana
perlu
Ada kesalahan dalam
alignment
Periksa dan perbaiki
Jenis Gangguan Perkiraan Penyebab Penanggulangan
Pembebanan pada bearing
tidak tepat
Periksa dan atur kekencangan
baut-mur
Pengaturan komponen di
dalam bearing tidak tepat
Atur lock nut bearing (adapter
sleeve). Perhatikan toleransi
yang diperkenankan.
Bearing rusak Ganti dengan yang baru
Halaman 19
8/18/2019 PEMASANGAN, PENGOPERASIAN,PERAWATAN
21/21
Alignment kopling tidak
tepat
Periksa dan ganti komponen
yang rusak bilamana perlu
Flat belt mengalami slip Tegangan flat belt terlalu
lemah
Periksa dan perkuat tegangan
flat belt
Flat belt umur pakainya
sudah terlalu lama
Ganti bilamana perlu
Beban terlalu besar, jenis
belt yang digunakan tidak
tepat
Silakan hubungi produsen flat
belt
Kopling mengalami slip Rubber bushing rusak Periksa dan ganti bilamana perlu
Baut-mur rusak Periksa dan ganti bilamana perlu
Halaman 20