1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi hari-hari ini banyak menghasilkan aplikasi-aplikasi yang dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus menekan biaya pengeluaran perusahaan. Perkembangan teknologi ini juga terjadi dan ikut mengubah sistem pada telepon dan jaringan data, banyak perusahaan jaringan suara yang menggabungkan jaringan suara dengan jaringan data. Hasil penggabungan jaringan suara dan jaringan data tersebut menghasilkan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol). VoIP menggunakan jaringan data yang sudah ada untuk melewatkan pesan-pesan suara, dengan demikian VoIP memaksimalkan jaringan data yang sudah ada dan tidak membutuhkan jaringan komunikasi baru. Dari segi efisiensi VoIP jauh lebih baik daripada jaringan telepon tradisional PSTN yang umumnya digunakan saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pada kerja praktek ini adalah : 1. Bagaimana mengimplementasikan VoIP pada jaringan yang sudah ada melalui simulasi. 2. Bagaimana mengimplementasikan server VoIP dengan asterisk. 3. Bagaimana memahami proses komunikasi VoIP antar user melalui Voip Server asterisk. 4. Bagaimana performansi komunikasi VoIP yang dilakukan antar client. 1.3 Batasan Masalah Penulisan laporan kerja praktek ini dibatasi oleh hal – hal berikut : 1. Implementasi dilakukan dalam sebuah simulasi dengan jaringan komputer private kantor Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat.
42
Embed
Pemanfaatan VoIP pada jaringan LAN & Pengukuran Nilai Performansi MOS
Berikut ini adalah laporan kerja praktek tentang pemanfaatan Voice over IP (VoIP) pada jaringan LAN.
Terdapat sedikit kesalahan pada laporan ini, yaitu pada penempatan wireshark yang digunakan untuk mengukur performansi VoIP (delay, jitter, packet loss). Seharusnya wireshark ditempatkan pada 2 router yang terkoneksi langsung pada Client & Server VoIP.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi hari-hari ini banyak menghasilkan aplikasi-aplikasi
yang dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus menekan biaya
pengeluaran perusahaan. Perkembangan teknologi ini juga terjadi dan ikut
mengubah sistem pada telepon dan jaringan data, banyak perusahaan jaringan
suara yang menggabungkan jaringan suara dengan jaringan data. Hasil
penggabungan jaringan suara dan jaringan data tersebut menghasilkan
teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol).
VoIP menggunakan jaringan data yang sudah ada untuk melewatkan
pesan-pesan suara, dengan demikian VoIP memaksimalkan jaringan data yang
sudah ada dan tidak membutuhkan jaringan komunikasi baru. Dari segi
efisiensi VoIP jauh lebih baik daripada jaringan telepon tradisional PSTN
yang umumnya digunakan saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pada kerja praktek ini adalah :
1. Bagaimana mengimplementasikan VoIP pada jaringan yang sudah ada
melalui simulasi.
2. Bagaimana mengimplementasikan server VoIP dengan asterisk.
3. Bagaimana memahami proses komunikasi VoIP antar user melalui Voip
Server asterisk.
4. Bagaimana performansi komunikasi VoIP yang dilakukan antar client.
1.3 Batasan Masalah
Penulisan laporan kerja praktek ini dibatasi oleh hal – hal berikut :
1. Implementasi dilakukan dalam sebuah simulasi dengan jaringan komputer
private kantor Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO)
Provinsi Jawa Barat.
2
2
2. Parameter yang akan diuji adalah delay, jitter, dan packet loss.
3. Penghitungan delay, jitter, dan packet loss dilakukan 3 kali dalam
hubungan antar client.
1.4 Tujuan
Kerja praktek ini bertujuan untuk:
1. Melakukan implementasi VoIP dalam jaringan komputer private kantor
Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat
dalam sebuah simulasi.
2. Memahami proses komunikasi dalam jaringan VoIP.
3. Mengukur performansi kinerja VoIP.
4. Memenuhi syarat mata kuliah “Kerja Praktek” yang berbobot 2 SKS
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah :
1. Studi literatur dengan mempelajari informasi dari berbagai sumber
literatur seperti buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan sistem yang
dibuat, dan memanfaatkan internet untuk mencari tambahan informasi.
2. Kepustakaan data-data yang didapat kemudian dipahami, sehingga
didapatkan informasi yang berhubungan dengan sistem yang dibuat.
3. Implementasi jaringan VoIP berdasarkan informasi-informasi yang
diterima dan mengkonfigurasi asterisk IP PBX dan user agent sampai
semuanya berjalan dengan baik.
4. Analisis dilakukan terhadap parameter yang dibutuhkan sesuai dengan
teori dasar, sehingga didapatkan hasil, kemudian hasil tersebut diolah
kembali hingga menghasilkan hasil akhir.
1.6 Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan dalam laporan implementasi Jaringan
VoIP dalam simulasi:
3
3
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah yang dihadapi, identifikasi
masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan, dan
lokasi dan waktu pelaksaan.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Menjelaskan tentang data profil perusahaan yang dikutip
BAB III : LANDASAN TEORI
Menguraikan landasan teori yang digunakan sebagai data pendukung untuk
menyelesaikan laporan kerja praktek ini yang berisi tentang penjelasan tentang
VoIP, penjelasan Komponen VoIP, Protokol SIP, QoS, dan MOS
BAB IV : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Berisi tentang proses perancangan sistem dan pengimplementasian VoIP di
jaringan DISKOMINFO melalui simulasi.
BAB V : ANALISIS PERFORMANSI VoIP
Membahas tentang bagaimana pengujian performansi VoIP dilakukan dengan
menggunakan parameter delay, jitter, dan packet loss.
BAB VI : KESIMPULAN
Membahas mengenai kesimpulan dari Kerja Praktek “Simulasi pemanfaatan
VoIP dalam Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi
Jawa Barat.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Program kerja praktek ini dilaksanakan di kantor Dinas Komunikasi dan
Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat, Jl. Tamansari No.55,
Bandung.
Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dimulai dari tanggal 29 Juli 2013 s/d 30
Agustus 2013.
4
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di
lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat
Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu
dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana
prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan
selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan
pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57
Bandung.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-
Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang
Pembentukan Pusat Pengolahan Data(PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di
lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan,
khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang
komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak
mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam
Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah
Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi
dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu
5
5
telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin
komputer IBM S-370/125 seperti :
1. IPTN
2. PJKA ITB
3. Dan pihak Swasta lainnya.
Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun
sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992
Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di
dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan
bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21
tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :
22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data
Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari
Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun
1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30
Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur
Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya
pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum
6
6
Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam
Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan
Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit
Pelaksana Daerah yang struktural.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000
tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat
telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika
Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor
Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur
Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5
Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri
merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH
Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.
Dasar Hukum :
1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia ;
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.
Nomenklatur :
BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem
Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi,
Multimedia dan Informatika .
Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar
7
7
diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di Jalan Tamansari no. 55 Bandung.
Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta
cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga
kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik
khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka
Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam
kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province
Tahun 2012.
2.2 Visi dan Misi
2.2.1 Visi
Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui penyelenggaran
komunikasi dan Informatika yang efektif dan efisien.
2.2.2 Misi
1. Meningkatkan sarana dan prasana dan profesionalisme sumber daya
aparatur bidang Komunikasi dan Informatika.
2. Mengoptimalkan pengelolaan pos dan telekomunikasi.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana Komunikasi dan Informasi
pemerintah dan masyarakat, serta melaksanakan diseminasi informasi.
4. Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan pemerintah berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi serta mewujudkan Pengadaan
Barang dan Jasa Secara Elektronik
5. Mewujudkan pengelolaan data menuju satu data pembangunan untuk Jawa
barat. Motto : “West Java Cyber Province Membangun Masyarakat
Informasi”
2.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas Komunikasi dan Informatika berada
di peringkat 20 dengan struktur organisasi seperti pada gambar berikut ini:
8
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi DISKOMINFO Bandung
1. Kepala
2. Sekretaris, membawahkan
a. Sub. Bagian Perencanaan dan Progam
b. Sub. Bagian Keuangan
c. Sub. Bagian Kepegawaian dan Umum
3. Bidang Pos dan Telekomunikasi, membawahkan :
a. Seksi Pos dan Telekomunikasi
b. Seksi Monitoring dan Penerbitan Spektrum Frekuensi
c. Seksi Standarisasi Pos dan Telekomunikasi
4. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, membawahkan:
a. Seksi Komunikasi Sosial
b. Seksi Komunikasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
c. Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media
5. Bidang Telematika, membawahkan :
a. Seksi Pengembangan Telematika
b. Seksi Penerapan Telematika
c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika
6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan :
9
9
a. Seksi Kompilasi Data
b. Seksi Integrasi Data
c. Seksi Penyajian Data dan Informasi
7. Balai LPSE
a. Tata Usaha LPSE
b. Layanan Informasi LPSe
c. Dukungan dan Pendayagunaan TIK LPSE
2.4 Produk dan Layanan Perusahaan
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat
menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat Jawa Barat yang terdiri atas :
1. LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Regional Jawa Barat
2. M-CAP (Mobile Community Access Point)
3. Internet Publik
4. Perizininan Jasa Titipan
5. Hotspot 3 titik
6. Izin jaringan komunikasi bawah tanah
7. Video conference
10
10
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pendahuluan
VoIP pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Vocal Technology
Communication Ltd, melalui software internet phone yang memungkinkan PC
(dilengkapi dengan soundcard, microphone dan speaker) untuk
mentransmisikan data percakapan real time melalui jaringan internet.
Secara sederhana, VoIP bekerja dengan mengubah sinyal analog ke dalam
bentuk digital atau paket data, dan mengirim paket-paket data berisi suara
melalui jaringan IP. Tidak jauh berbeda dengan jaringan telepon tradisional
PSTN (Public Switched Telephone Network) VoIP juga menggunakan telepon
yang bekerja mirip dengan telepon analog, yaitu menggunakan nomor tertentu
untuk melakukan panggilan, namun ada beberapa perbedaan antara jaringan
telepon VoIP dengan PSTN.
Telepon Analog VoIP
Circuit-Switching Packet-Switching
Dedicated connection Multiple routes connection
Voice Multi services
Featureless and inflexible Fully-featured and Flexible
Wide user base Expanding user base
Tabel 3.1 Perbedaan jaringan telepon VoIP dan PSTN
Tidak hanya untuk hubungan PC ke PC, VoIP juga dapat menghubungkan
Telepon (PSTN) ke PC ataupun Telepon ke Telepon melalui jaringan IP, namun
dibutuhkan perangkat tambahan untuk menghubungkan jaringan PSTN dengan
jaringan VoIP.
Berikut ini adalah beberapa jenis komunikasi VoIP yang banyak digunakan:
1. PC ke PC melalui Internet
11
11
Hubungan ini adalah yang paling umum digunakan, biasa disebut dengan IP
Telephony, semua protokol dan codec diimplementasikan pada masing-
masing user agent yang terdapat pada tiap PC.
Gambar 3.1 Hubungan PC – PC (VOIP)
2. PC ke telepon (PSTN)
Hubungan ini memerlukan sebuah gateway untuk menghubungkan jaringan
VoIP dengan jaringan PSTN dan menyesuaikan standar/protokol yang
digunakan di tiap-tiap jaringan.
Gambar 3.2 Hubungan PC – TELEPON (PSTN)
3. Telepon ke Telepon
Hubungan ini memerlukan 2 buah gateway yang berguna untuk
menghubungkan masing-masing telepon PSTN ke jaringan VoIP.
Gambar 3.3 Hubungan Telepon – Telepon (VoIP)
3.2 Kelebihan dan kekurangan VoIP
3.2.1 Kelebihan VoIP
Biaya implementasi dan komunikasi yang jauh lebih murah dari PSTN.
12
12
Memiliki banyak fitur tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
Fleksibel, pengaturan alur komunikasi dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Dapat melakukan panggilan video call.
Dapat melakukan panggilan lebih dari 2 orang dalam satu hubungan.
3.2.2 Kekurangan VoIP
Kualitas suara VoIP yang tidak konsisten.
Integritas/keamanan komunikasi.
Tidak dapat melakukan panggilan darurat seperti nomor telepon
ambulans/PMI atau kantor polisi.
Harga peralatan penghubung VoIP dan PSTN yang relatif mahal (VoIP
gateway).
3.3 Session Initiation Protocol (SIP)
Session Initiation Protocol (SIP) adalah peer to peer protocol signalling yang
dikembangkan oleh IETF, yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan hubungan komunikasi antar endpoint, melakukan pengaturan
pada satu session komunikasi (adding, transferring, or dropping participants).
3.3.1 Komponen SIP
SIP memiliki 2 komponen yaitu User Agents Client (UAC), dan User
Agents Server (UAS). User agent merupakan Entitas yang berinteraksi
dalam suatu hubungan SIP, UAC merupakan entitas yang melakukan
permintaan dan mengirimkannya ke UAS, sedangkan UAS adalah
entitas yang menerima permintaan, memproses permintaan tersebut dan
memberikan respon.
13
13
3.3.2 Format Pesan SIP
Format pesan yang biasa ditransmisikan dalam hubungan komunikasi
SIP adalah sebagai berikut:
1. INVITE : pesan berisi undangan pada pengguna untuk melakukan
suatu panggilan.
2. ACK : pesan berisi pemberitahuan bahwa pesan INVITE sudah
diterima dan berguna untuk memulai pertukaran pesan INVITE antar
User Agent.
3. BYE : pesan berisi pemberitahuan untuk mengakhiri hubungan antar
pengguna.
4. CANCEL : pesan berisi permintaan untuk mengakhiri panggilan,
atau pencarian user. Pesan ini digunakan bila satu client
mengirimkan pesan INVITE dan kemudian mengubah keputusanya
untuk memanggil nomor yang dituju.
5. OPTIONS : pesan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang spesifikasi/kemampuan server.
6. REGISTER : mendaftarkan informasi satu pengguna.
7. Response : pesan yang dikirim dari Server ke Client, yang berisi
informasi mengenai status dari apa yang diminta client. Pesan ini
berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dan request
tersebut. Nilai-nilai dari kode status ini terbagi dalam 6 kategori,
yaitu :
a. 1xx : Provisional, request telah diterima dan sedang
melanjutkan proses.
b. 2xx : Success, permintaan sukses diterima dan disetujui.
c. 3xx : Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk
memproses permintaan ini.
d. 4xx : Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak
dikenali oleh server, sehingga server tidak dapat memprosesnya.
e. 5xx : Server Error, server gagal untuk memproses suatu
permintaan.
14
14
f. 6xx : Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh
server.
Gambar 3.4 Koneksi SIP antar User Agent
3.3.3 Protokol yang Terlibat Dalam SIP
SIP menggabungkan beberapa protokol untuk melakukan tugasnya,
berikut ini adalah gambar struktur protokol yang membantu SIP
berfungsi.
Gambar 3.5 Protokol yang terlibat dalam SIP
15
15
RSVP (Resource Reservation Protocol) merupakan protokol yang
bekerja pada layer transport yang berfungsi untuk menyediakan ruang
dan sumber daya untuk aliran paket data yang akan diterima. Protokol
ini juga membantu komunikasi VoIP untuk menghasilkan kualitas
suara yang lebih baik.
RTP (Real-time Transport Protocol) merupakan protokol yang
digunakan untuk mengirimkan data secara real-time, umumnya
digunakan di jaringan yang menggunakan media streaming seperti
audio/video.
RTCP (Real-time Transport Control Protocol) merupakan protokol
yang digunakan untuk mengontrol aliran data yang dikirim melalui
RTP. RTCP berguna untuk memberikan informasi tentang QoS
(Quality of Service) dari data yang dikirimkan melalui RTP.
SAP (Session Announcement Protocol) adalah protokol yang
digunakan untuk memberitahukan server tentang session yang akan
dibangun dengan client.
SDP (Session Description Protocol) adalah protokol yang befungsi
untuk memberitahukan keterangan tentang session yang akan
dibangun, seperti format data, tipe media yang akan digunakan, dlsb.
TCP (Transmission Control Protocol) adalah protokol yang digunakan
untuk mentransmisikan paket data, protokol ini bersifat connection-
oriented yang berarti menjamin data sampai ke tujuan dengan sukses.
TCP bekerja dengan mengirim dan menerima paket-paket data yang
sebelumnya sudah dibagi-bagi dengan panjang tertentu dan diberikan
nomor tertentu, apabila terjadi kerusakan atau paket tidak sampai
seutuhnya ke tujuan, maka TCP akan melakukan perbaikan data yang
rusak/hilang. Hal ini terjadi apabila pesan ACK (acknowledgement)
tidak diterima dalam waktu tertentu, TCP akan mengirimkan kembali
paket yang tidak mengembalikan pesan ACK. Hubungan TCP dengan
16
16
VoIP terjadi dalam proses signalling, ketika suatu panggilan akan
dilakukan, diperlukan koneksi yang dapat menjamin kedua user
dapat saling berhubungan. TCP tidak digunakan dalam proses
transmisi paket data, namun hanya di proses signaling.
UDP (User Datagram Protocol) adalah protokol transmisi data yang
bersifat connectionless yang berarti paket-paket data tidak terjamin
terkirim seutuhnya. UDP digunakan pada VoIP untuk
mentransmisikan aliran paket data (suara) secara terus menerus,
berbeda dengan TCP, UDP tidak melakukan perbaikan/pengiriman
ulang paket yang rusak/hilang.
IP (Internet Protocol) adalah protokol pengalamatan yang digunakan
untuk mengidentifikasi alamat komputer. Setiap komputer memiliki
alamat IP yang berbeda-beda, sehingga sumber dan pengirim data
dapat teridentifikasi.
3.4 Komponen-komponen VoIP
Untuk menggunakan VoIP dibutuhkan komponen-komponen pendukung :
1. User Agent
2. Proxy
3. Protokol
4. Codec
3.4.1 User Agent
User Agent merupakan komponen yang terletak pada bagian user, yang
berjalan sebagai client/server (dalam proses komunikasi) yang
menginisiasi dan mengakhiri sesi percakapan. User Agent lebih sering
disebut sebagai IP Phone (hardware), atau Softphone (software) yang
berfungsi sama seperti telepon pada jaringan PSTN. Contoh user agent
dalam bentuk software atau Softphone adalah X-lite, Idefisk, 3CX, dan
Kphone.
17
17
3.4.2 Proxy
Proxy lebih sering disebut sebagai Server VoIP atau IP PBX, yaitu
komponen yang berfungsi menerima dan mengelola permintaan yang
dilakukan oleh User Agent, selain itu server juga berfungsi
mendaftarkan nomor-nomor extension user agent ataupun alamat proxy
lain yang tersambung.
3.4.3 Protokol
Protokol adalah komponen logical yang berjalan pada sistem VoIP
yang berfungsi untuk menentukan standar yang harus dipenuhi untuk
melakukan komunikasi antara User Agent dan Server dan sebaliknya.
Salah satu protokol utama yang digunakan dalam VoIP adalah SIP,
protokol yang bekerja untuk membangun, mengubah, dan memutuskan
session. SIP bekerja hanya dalam proses pensinyalan sedangkan proses
transmisi data dilakukan melalui RTP (Real-time Transmission
Protocol), SIP menggunakan port 5060 dalam TCP/UDP, sedangkan
RTP menggunakan port UDP secara dinamis. Penggunaan port ini
menjadi salah satu kendala VoIP untuk digunakan dalam jaringan yang
berada di balik Firewall.
3.4.4 Codec
Codec adalah singkatan dari compressor-decompressor yang
merupakan satu set algoritma yang digunakan untuk mengompres
sinyal suara analog ke dalam bentuk paket-paket data dan sebaliknya.
Setiap codec menggunakan sejumlah bandwidth tertentu dalam proses
kompresinya, umumnya semakin sederhana algoritma codec yang
digunakan, maka semakin besar jumlah bandwidth yang digunakan dan
akan semakin baik kualitas suara yang akan dihasilkan, namun semakin
besar bandwidth yang digunakan akan membatasi penggunaan VoIP
atau penggunaan jaringan komputer dimana VoIP digunakan.