Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam…… Lis Nurrani 1 PEMANFAATAN TRADISIONAL TUMBUHAN ALAM BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR CAGAR ALAM TANGALE (Traditional Use of Natural Plants Efficacious Medicine by Local Community Around Tangale Nature Reserve) Lis Nurrani Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Tugu Adipura Kel. Kima Atas Kec. Mapanget Kota Manado Telp/Fax : (0431) 869181 Email : [email protected]ABSTRACT Utilization of medicinal plants is one of expertise has been rarely found even in some places only to be a wisdom by the local community. Utilization of medical plants by community around the Tangale Nature Reserve be the existance vitalization a conservation area for human life. Research showed that there are 30 plant species used by the community, 24 species as medical plants, two species non timber forest products and four species of germplasm to source other uses. Habitus plants species are generally a herbaceous, trees, lianas fraction and tubers. Keywords : traditional use, medicinal plants, tangale nature reserves ABSTRAK Pemanfaatan tumbuhan alam berkhasiat obat merupakan salah satu keahlian yang telah langka dijumpai bahkan pada beberapa tempat hanya menjadi sebuah kearifan oleh masyarakat setempat. Penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Tangale menjadi eksistensi vitalisasi sebuah kawasan konservasi bagi kehidupan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi sebanyak 30 jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat, 24 jenis sebagai tumbuhan obat, dua jenis hasil hutan bukan kayu dan empat jenis plasma nutfah untuk sumber kegunaan lain. Jenis-jenis tumbuhan tersebut umumnya merupakan habitus herba, pohon, sebagian kecil liana dan umbi-umbian. Kata kunci : pemanfaatan tradisional, tumbuhan obat, Cagar Alam Tangale. I. PENDAHULUAN Tumbuhan alam berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa lalu, ahli ilmu pengobatan yang dikenal dengan istilah tabib membuat ramuan obat yang
22
Embed
PEMANFAATAN TRADISIONAL TUMBUHAN ALAM …forda-mof.org/files/INFO_Manado_3.1.2013-1.Lis_Nurrani.pdf · D. Metode Pengumpulan Data ... Wawancara dan identifikasi lapangan ... sedangkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam……
Lis Nurrani
1
PEMANFAATAN TRADISIONAL TUMBUHAN ALAM BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR CAGAR ALAM TANGALE
(Traditional Use of Natural Plants Efficacious Medicine by Local Community Around Tangale Nature Reserve)
Lis Nurrani
Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Tugu Adipura Kel. Kima Atas Kec. Mapanget Kota Manado
kompas, GPS, luv-meter, thermohigrometer, tiket gantung, peta kawasan
dan alat tulis.
C. Jenis Data
1. Data primer yang dikumpulkan meliputi jenis tumbuhan, bagian yang
dimanfaatkan, cara meramu, khasiat dan kegunaan tumbuhan.
2. Data sekunder terdiri atas potensi hayati Cagar Alam Tangale yang
diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara
dan pustaka terkait lainnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah kegiatan eksplorasi dengan menggunakan metode
jelajah yaitu pengamatan dilakukan pada sepanjang jalur penjelajahan.
Pemilihan lokasi jalur pengamatan dilakukan secara purposive berdasarkan
informasi petugas dan masyarakat. Wawancara dilakukan pada beberapa
tokoh kunci untuk memperoleh data, sedangkan untuk jenis-jenis yang
belum teridentifikasi dibuat herbarium.
E. Analisis dan Identifikasi Jenis
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Identifikasi jenis dilakukan
pada laboratorium Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Bogor serta
menggunakan buku panduan tumbuhan berkhasiat obat dan media
internet.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Tumbuhan Alam Berkhasiat Obat
Berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara diketahui bahwa
sebanyak 30 jenis tumbuhan yang sering dan rutin dimanfaatkan oleh
masyarakat di sekitar kawasan hutan Tangale. Sebanyak 24 jenis
diantaranya merupakan tumbuhan obat, dua jenis pemanfaatan hasil hutan
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
4
bukan kayu dan empat jenis plasma nutfah untuk sumber kegunaan lain.
Jenis-jenis tumbuhan tersebut umumnya merupakan habitus herba, pohon,
sebagian kecil liana dan satu jenis umbi-umbian.
Sifat penggunaannya pun masih tradisional, sehingga pengolahan
ramuan tumbuhan sangat sederhana yaitu dimasak maupun digunakan
langsung. Selain itu teknologi budidayanya belum banyak dikembangkan
karena mudahnya memperoleh bahan baku dari kawasan. Jenis-jenis
tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Cagar Alam
Tangale tersaji pada Tabel 1.
Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam……
Lis Nurrani
5
Tabel (Table) 1. Pemanfaatan tumbuhan hutan sebagai obat oleh masyarakat di sekitar Cagar Alam Tangale (Forest plant utilization as medicine by community around Tangale Nature Reserve)
No. Nama lokal
(Local name) Nama botani
(Botany name) Famili
(Family)
Bagian yang Digunakan (Parts of plant are
used)
Khasiat (efficacy) Cara Meramu
(Way of formulate)
1 Binggilada Sterculia sp. Pohon Daun Obat sakit gigi dan pinggang
- Daun ditumbuk sampai halus, dan oleskan pada gigi sakit.
- Daun digosokkan pada bagian pinggang yang sakit.
2 Rumput macan
Lantana camara Herba Daun - Daun untuk luka, batuk, gatal, pembengkakan, sakit perut, dan masalah pencernaan,
- Akarnya untuk rematik, demam, keputihan dan bisul
- Bunga untuk batuk berdarah
- Daun ditumbuh kemudian dioleskan pada bagian tubuh yang luka atau memar
- Daun dimasak dengan air secukupnya kemudian airnya diminumkan pada penderita batuk.
- Bunganya - Akarnya dimasak dengan air
secukupnya kemudian diminum
3 Mengkudu utang
Morinda bracteata
Perdu Kulit batang Obat berak darah Kulit batang dimasak dengan air secukupnya hingga mendidih, dinginkan kemudian diminum
4 Molondiopo Bridelia monoica Herba Daun Obat gatal-gatal Daun ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada kulit yang gatal-gatal.
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
6
No. Nama lokal
(Local name) Nama botani
(Botany name) Famili
(Family)
Bagian yang Digunakan (Parts of plant are
used)
Khasiat (efficacy) Cara Meramu
(Way of formulate)
5 Akar kuning Archaugelisia flava
Liana Batang Obat hidung tersumbat kronis
Batang dikeringkan kemudian dibakar dan diisap seperti rokok
6 Kumis kucing Orthosipon aristatus
Herba Daun Infeksi saluran kencing dan darah tinggi (hipertensi)
Daun dimasak dengan air secukupnya hingga mendidih, dinginkan kemudian diminum
7 Uba makatana
Achyranthes aspera
Herba Daun dan akar
Obat reumatik, diare dan luka
Daun dan akarnya direbus dan diminum bagi penderita reumatik dan diare. Untuk luka, daun ditumbuk kemudian dioleskan pada luka.
8 Tarutuk Solanum turvum Herba Buah dan daun
Menghilangkan bau badan
Buah dimakan dan daun digosokkan pada badan ketika mandi terutama bagian ketiak.
9 Kopasanda Eupathorium odoratum
Herba Daun Obat luka Ditumbuk kemudian air dan ampasnya dioleskan pada luka
10 Kunambel Coleus amboinicus
Herba Batang dan daun
Bahan baku obat Sebagai bahan baku untuk pembuatan obat
11 Bambeletan Senna alata Perdu Daun Obat kulit Daun ditumbuk kemudian digosok pada bagian kulit yang terserang penyakit panu.
Jenis-jenis begonia merupakan kategori tumbuhan multifungsi, selain
sebagai obat juga menjadi tanaman hias yang banyak diminati oleh
masyarakat. Pada kawasan hutan Tangale teridentifikasi dua jenis begonia
yang dipergunakan sebagai obat sariawan, bagi penderita sariawan cukup
dengan mengambil dan mengunyah batang begonia untuk menyembuhkan
penyakit tersebut. Perbedaan mendasar kedua jenis tersebut berada pada
bentuk daunnya yaitu ginjal dan jantung serta terdapat bulu halus pada
permukaan daun dan tepian daun. Secara umum begonia pada kawasan
hutan tangale tumbuh berkelompok di bawah naungan dengan
pencahayaan cukup dan hidup dekat sungai sebagai sumber air.
Gambar (figure) 4. Jenis-jenis Begonia Cagar Alam Tangale (Begonia species in Tangale Nature Reserve)
Indonesia mempunyai banyak jenis begonia alam yang masih
tersimpan di lantai hutan terutama pada daerah pegunungan sehingga tak
mengherankan jika tumbuhan ini belum banyak dikenal. Menurut Kiew
(2005), keanekaragaman jenis begonia alam dunia diperkirakan lebih dari
1.600 jenis yang tersebar dikawasan tropis dan sub tropis. Hutan Indonesia
diperkirakan menyimpan lebih dari 200 jenis begonia yang tersebar di
wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dengan
jumlah yang paling banyak terdapat di Papua sebanyak 70 jenis.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan
sebagai obat (79,17%) oleh masyarakat tangale, daun juga memberi khasiat
penyembuhan pada beberapa jenis penyakit. Menurut Zuhud dan Hikmat
(2009), daun adalah bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
16
sebagai obat dengan kuantitas sebanyak 749 jenis (33,50%) dari total
tumbuhan obat hutan tropika Indonesia.
D. Plasma Nutfah sebagai Sumber Kegunaan Lain
Berdasarkan hasil penelitian LIPI, pada kawasan Cagar Alam Tangale
ditemukan sebanyak 33 jenis tumbuhan sebagai alternatif bahan pangan
(Sunarti et al, 2007). Salah satu diantaranya adalah Dioscorea hispida yang
dikenal dengan nama lokal bitule. Jenis ini merupakan umbi-umbian yang
oleh masyarakat setempat digunakan sebagai bahan makanan pengganti
karbohidrat nasi. Umbi bitule tidak dapat dikonsumsi langsung namun
membutuhkan proses yang cukup lama untuk bisa digunakan menjadi
bahan pangan.
Masyarakat tangale memiliki kearifan lokal dalam proses pembersihan
bitule sebelum dapat dikonsumsi, masyarakat menyakini bahwa racun dan
rasa gatal umbi hanya dapat dihilangkan dengan menggunakan aliran air
Sungai Alo. Umbi bitule sangat beracun karena mengandung alkaloid yang
dapat menimbulkan pusing-pusing dan rasa mual. Namun pada daerah
kering seperti Nusa Tenggara dan Maluku umbi ini digunakan sebagai bahan
pangan utama pengganti jagung dan sagu ketika terjadi masa-masa krisis
pangan (Setyowati dan Wardah, 1999).
Daun nasi (Phrynium pubinerve) merupakan tumbuhan herba yang
banyak ditemukan tumbuh pada kawasan hutan tangale. Ciri morfologi
yang mudah dikenali dari tumbuhan ini adalah hidup berumpun, memiliki
batang yang sangat keras, dan tinggi rumpun antara 2-5 m. Daun nasi
umumnya digunakan oleh masyarakat untuk membungkus nasi pada acara
hajatan agama dan budaya. Daun nasi juga digunakan oleh masyarakat
untuk membungkus bekal makan siang ketika di kebun karena sebagian
besar masyarakat merupakan petani.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Phrynium pubinerve
digunakan sebagai pembungkus nasi karena memiliki kelebihan antara lain
nasi akan tahan lama, tidak mudah basi dan memberi aroma wangi pada
nasi. Nasi yang dimasak dengan daun bungkus cenderung lembut, padat
dan enak untuk di konsumsi. Selain sebagai pembungkus nasi, batang daun
Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam……
Lis Nurrani
17
nasi juga digunakan oleh masyarakat untuk bahan baku pembuatan sisir
kutu.
Beberapa jenis tumbuhan juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
bahan baku alam untuk kebersihan dan kecantikan. Tumbuhan talang ilala
digunakan oleh masyarakat sebagai bedak dingin, nenek moyang
masyarakat tangale menggunakan bedak dari jenis ini dari sejak dahulu
kala. Proses pembuatan bedak cukup sederhana yaitu kulit kayu ditumbuk
dengan air cucian beras hingga halus. Selain itu terdapat juga jenis-jenis
tertentu yang digunakan sebagai sabun tradisional untuk membersihkan
dan menghilangkan bau badan. Penggunaan sumber plasma nutfah oleh
masyarakat di sekitar Cagar Alam Tangale dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel (Table) 2. Penggunaan plasma nutfah oleh masyarakat di sekitar Cagar Alam Tangale (Use germplasm by society around Tangele Nature Reserve)
No
Nama Lokal (local name)
Nama Ilmiah
(botany name)
Bagian yang
Digunakan (Parts of plant are
used)
Kegunaan (efficacy)
Cara Pengolahan
(Way of formulate)
1 Daun nasi Phrynium pubinerve
Batang dan daun,
- Daun untuk membungkus nasi.
- Batang dimanfaatkan untuk sisir kutu
Daun digunakan untuk membungkus nasi, keunggulan dari daun ini adalah nasi akan tahan lama, tidak mudah basi dan memberi aroma wangi pada nasi.
2 Bitule Dioscorea hispida
Umbi Bahan makanan alternatif pengganti nasi
Umbi dipotong tipis-tipis, dijemur dan dicuci air sungai ± 2 kali untuk menghilangkan getahnya kemudian
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
18
No
Nama Lokal (local name)
Nama Ilmiah
(botany name)
Bagian yang
Digunakan (Parts of plant are
used)
Kegunaan (efficacy)
Cara Pengolahan
(Way of formulate)
digoreng atau direbus.
3 Talang Ilala
- Kulit Untuk bedak Tumbuk kulit campur dengan air beras secukupnya kemudian oleskan pada wajah.
4 Uba makatana
- Daun Membersihkan badan dan bedak tradisional
Digosokkan pada badan ketika mandi dan daun ditumbuk hingga halus lalu dioleskan ke bagian wajah.
Sumber (source) : Wawancara dan identifikasi lapangan (interview and identification field)
Palem serdang (Livistona rotundifolia) atau dalam bahasa lokal disebut
woka merupakan jenis palem dengan tajuk berbentuk bundar dan daun
mudanya banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pembungkus nasi.
Selain sebagai pembungkus nasi kuning, daun woka muda juga
dimanfaatkan sebagai bahan pembukus kue dodol khas Sulawesi Utara.
Woka banyak digunakan sebagai pembungkus karena permukaannya licin,
mulus dan anti lengket. Umumnya woka digunakan sebagai pembungkus
makanan tradisional, wadah tradisional, pembungkus hasil kebun dan
buruan, atap dan dinding rumah, tanaman hias serta untuk penguburan
tradisional suku minahasa kuno (Tabba dan Nurrani, 2012). Pemanfaatan
hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat di sekitar Cagar Alam Tangale
tersaji pada Tabel 3.
Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam……
Lis Nurrani
19
Daun woka dewasa seringkali digunakan sebagai media pengganti
payung ketika musim penghujan, karena ukuran daunnya yang lebar dan
resisten terhadap air. Pada daerah pedesaan masih dapat ditemukan
rumah-rumah yang menggunakan daun woka baik sebagai atap ataupun
untuk dinding. Maka tidaklah mengherankan jika pada ladang atau kebun-
kebun masyarakat banyak ditemukan gubuk kerja (daseng) yang sebagian
besar bahan bakunya berasal dari daun woka. Uniknya daun woka oleh
masyarakat Gorontalo digunakan sebagai pembungkus ari-ari bayi
(dodome) sebelum dikuburkan. Entah apa makna dari kebiasaan tersebut
namun yang pasti tradisi ini telah diyakini merupakan warisan leluhur dan
telah dipraktekkan dari sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Tabel (Table) 3. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat tangale (Utilization forest product non timber by tangale community)
No
Nama Lokal (local name)
Nama Ilmiah (botany name)
Bagian yang Digunakan
(Parts of plant are used)
Kegunaan (Way of formulate)
1 Woka Livistonia rotundifolia
Daun Daun muda digunakan untuk membungkus nasi, keunggulan dari daun ini adalah nasi akan tahan lama, tidak mudah basi dan memberi aroma wangi pada nasi. Umumnya woka digunakan untuk membungkus jajanan nasi kuning di Sulawesi Utara.
2 Bulu Shizoztachyum sp.
Batang bambu
Bahan baku pembuatan anyaman dinding rumah maupun digunakan dalam acara budaya seperti pernikahan.
Sumber (source) : Wawancara dan Identifikasi Lapangan (interview and identification field)
Bambu (Shizoztachyum sp.) atau yang dikenal dengan istilah bulu oleh
masyarakat, merupakan salah satu potensi hasil hutan melimpah di
kawasan ini. Bulu digunakan sebagai bahan baku pembuatan anyaman
dinding rumah maupun untuk kepentingan hajatan budaya seperti
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
20
pernikahan. Namun kegiatan ini perlu mendapatkan pengawasan agar
penggunaan bulu tidak mengarah pada eksploitasi dengan tujuan
konsumtif. Mengingat hutan tangale merupakan kawasan konservasi yang
seyogyanya hanya dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan, pelatihan,
penelitian, pengembangan, dan kegiatan yang menunjang budidaya.
Gambar (figure) 5. Sumber plasma nutfah yang dimanfaatkan oleh masyarakat tangale (Source germplasm exploited by tangale community)
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat yang bermukim disekitar Cagar Alam Tangale
memanfaatkan tumbuhan alam sebanyak 30 jenis untuk kebutuhan hidup,
24 jenis diantaranya digunakan sebagai tumbuhan obat, dua jenis
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan empat jenis merupakan plasma
nutfah sebagai sumber kegunaan lain. Pengolahan ramuan obat masih
bersifat sederhana dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
menyembuhkan berbagai jenis penyakit, dimana daun merupakan bagian
tumbuhan yang paling banyak digunakan. Daun nasi, bulu dan woka
merupakan sumber plasma nutfah lain yang dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk kepentingan adat dan budaya. Kearifan tradisional ini merupakan
menifestasi dari eksistensi dan vitalisasi sebuah kawasan konservasi bagi
kelangsungan hidup manusia.
Bitule (Dioscorea hispida)
Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Alam……
Lis Nurrani
21
B. Saran
Pemanfaatan tumbuhan alam sebagai obat tradisional merupakan
kearifan lokal masyarakat Tangale yang harus dipertahankan, sebab
pengetahuan mengenai jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat sudah
semakin langka ditemukan. Kegiatan ini perlu senantiasa mendapatkan
pengawasan agar penggunaannya tidak mengarah pada eksploitasi dengan
tujuan konsumtif. Mengingat hutan tangale merupakan kawasan
konservasi, sehingga budidaya terhadap jenis-jenis tumbuhan obat penting
dikembangkan agar tidak mengganggu proses alamiah ekosistem asli
kawasan dan memudahkan keperluan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, D.I.D dan S. Tabba. 2010. Potret Cagar Alam Tangale “Yang Kecil dan
Terlupakan”. Majalah Silvika 64:58-61. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kehutanan. Bogor.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara. 1999. Informasi Kawasan
Konservasi di Propinsi Sulawesi Utara. Direktorat Jenderal Pelestarian
Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
Manado.
Departemen Kehutanan. 2008. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Cagar Alam
Tangale. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara. Manado
Departemen Kehutanan. 1999. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : Nomor.
431/Kpts/VII-4/1992 tanggal 5 Mei 1992. Tentang Penetapan Kawasan
Cagar Alam Tangale di Propinsi Sulawesi Utara. Jakarta.
Ekowati, E., A.G. Salim., C. Yudilastiantoro dan A. K. Tayeb. 2003. Karakteristik
Biofisik, Sosial Konomi, Budaya Dan Kelembagaan Das Limboto di
Provinsi Gorontalo. Laporan Hasil Penelitian (Tidak Dipublikasi). Balai
Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Indonesia Bagian Timur. Makassar.
Kiew, R. 2005. Begonias Of Peninsular Malaysia. Natural History Publications
(Borneo). Wismah Merdeka. Kota Kinabalu Sabah. Malaysia
Krismawati, A. dan M.Sabran, 2004. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Tanaman
Obat Spesifik Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah 12 (1).
Palangkaraya.
Info BPK Manado Volume 3 No 1, Juni 2013
22
Kusumo, S., M. Hasanah, S. Moeljopawiro, M. Thohari, Subandriyo, A. Hardjamulia,
A. Nurhadi dan H. Kasim. 2002. Pedoman Pembentukan Komisi Daerah
dan Pengelolaan Plasma Nutfah. Komisi Nasional Plasma Nutfah. Badan
Litbang Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.
Nogroho, I.A. 2010. Lokakarya Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. Apforgen News
Letter Edisi 2 Tahun 2010. http:/// www. forplan.or.id. Diakses tanggal 1
Juni 2012.
Rugayah, S. Sunarti dan T. Djarwaningsih. 200. Keanekaragaman Tumbuhan dan
Potensinya di Cagar Alam Tangale Gorontalo. Jurnal Teknik Lingkungan
10 (2). Jakarta
Setyowati, F.M dan Wardah. 1999. Pemanfaatan berbagai jenis tumbuhaan pada
Beberapa Etnis di Sekitar Kawasan TN Bogani Nani Wartabone dan
Cagar Alam Gunung Ambang. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian
Bidang Ilmu Hayati. Bogor.
Sunarti, S., Rugayah dan T. Djarwaningsih. 2007. Tumbuhan berpotensi bahan
pangan di daerah Cagar Alam Tangale. Biodiversitas 8 (2). Bogor.
Tabba, S.. 2008. Analisis Tingkat Degradasi Sub DAS Biyonga Berdasarkan Kriteria
Kekritisan Di Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Skripsi. Program
Studi Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Tabba, S., dan L. Nurrani. 2012. Jasa Hasil Hutan Non Kayu Daun Woka Bagi
Masyarakat Sulawesi Utara. Majalah Silvika Edisi 71 Bulan September
2012. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Bogor.
Zuhud, Ervizal A.M., dan A. Hikmat. 2009. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Gudang
Obat Bahan Alam Bagi Kesehatan Mandiri Bangsa. Bunga Rampai
Biofarmaka Kehutanan Indonesia dari Tumbuhan Hutan untuk
Keunggulan Bangsa dan Negara. Pusat Litbang Hutan Tanaman. Bogor.