PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) NURHAJAR 105941102316 PROGRAM BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021
i
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) UNTUK
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN BANDENG (Chanos chanos)
NURHAJAR
105941102316
PROGRAM BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
i
i
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) UNTUK
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN BANDENG (Chanos chanos)
NURHAJAR
105941102316
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pemanfaatan Rumput Laut (Gracilaria sp.) Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan
Bandeng (Chanos chanos).
Nama : NurHajar
Stambuk : 105941102316
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, Februari 2021
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 1, Pembimbing II,
Dr. Ir. Darmawati, M.Si. Farhanah Wahyu, S.Pi., M.Si.
NIDN: 0920126801 NIDN :0919078702
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi
Budidaya Perairan
Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah M.Pd.
NIDN: 0912066901 NIDN :0926038603
iii
iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Pemanfaatan Rumput Laut (Gracilaria sp.) Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan
Bandeng (Chanos chanos).
Nama : NurHajar
Stambuk : 105941102316
Program Studi
:
Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr. Ir. Darmawati, M.Si (………………………….)
Ketua Sidang
2. Farhanah Wahyu, S.Pi., M.Si (……….…………………)
Sekretaris
3. Dr. Abdul Haris, S.Pi., M.Si (……….…………....……)
Anggota
4. Dr. Murni, S.Pi., M.Si (……….…………………)
Anggota
iv
iv
Tanggal Lulus : 25 Februari 2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Rumput
Laut (Gracilaria sp.) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan
Bandeng (Chanos-chanos) adalah benar hasil karya saya yang belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, Februari 2021
NurHajar
105941102316
v
v
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Uniamuh Makassar, tahun 2021
Hak Cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh
Makassar
vi
vi
ABSTRAK
NurHajar, 105941102316, Pemanfaatan Rumput Laut (Gracilaria sp.) Untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Bandeng (Chanos chanos)
dibimbing oleh Darmawati dan Farhanah Wahyu
Rumput laut Gracilaria sp. memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti
protein, karbohidrat, lemak, air, serat kasar, dan abu sehingga bisa dijadikan
pakan pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tepung
rumput laut Gracilaria sp. terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan bandeng
(Chanos chanos). Sebanyak 120 ekor benih ikan bandeng dengan ukuran 3-4 cm
dengan bobot rata-rata 5,40±0,05 g dipelihara dalam waskom dengan volume 15
liter dan padat tebar 1 ekor/liter. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu
rancangan acak lengkap dengan perlakuan A (kontrol), perlakuan B (tepung
Gracilaria sp. 10%/90% pakan komersil), perlakuan C (tepung Gracilaria sp.
20%/80% pakan komersil), dan perlakuan D (tepung Gracilaria sp. 30%/70%
pakan komersil) dengan masing-masing 3 ulangan. Benih ikan bandeng dipelihara
selama 40 hari dengan pemberian pakan uji. Hasil analisis statistik menunjukkan
pemberian pakan dengan penambahan rumput laut Gracilaria sp. memberikan
pengaruh signifikan (P<0.05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan laju
pertumbuhan harian (SGR) tetapi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05)
terhadap sintasan ikan bandeng. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan
rumput laut Gracilaria sp. dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan dan
sintasan ikan bandeng dengan pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan
harian diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan B sebanyak 3,78 g dan 1,32
%/hari, dan hasil terendah pada perlakuan A sebanyak 2,98 g dan 1,10 %/hari.
Sedangkan nilai sintasan tertinggi diperoleh pada perlakuan A dan B sebesar 80%
dan nilai sintasan terendah diperoleh pada perlakuan C sebanyak 73.3%
Kata kunci : Chanos chanos, gracilaria, pertumbuhan, sintasan, rumput laut,
bandeng.
vii
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulilllahi rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan
semesta alam, rasa syukur juga dipanjatkan oleh penulis atas berkat Rahmat,
Hidayah serta Kasih Sayang Allah jualah telah memberi banyak nikmat,
kesehatan,dan petunjuk serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan Judul “Pemanfaatan Rumput Laut (Gracilaria sp.)
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Bandeng (Chanos-
chanos)”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. kepada kedua orang tua penulis, Ibunda Suriani dan Ayahanda M. Dg Tayang
yang telah mencurahkan seluruh kasih dan sayangnya dengan sepenuh hati,
mendo’akan dan mendukung penulis.
2. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Dr. Ir.Darmawati, M.Si selaku
Pembimbing I dan dan Ibu Farhanah Wahyu S.Pi., M.Si selaku Pembimbing II
viii
viii
yang tidak henti-hentinya membimbing dan memotivasi penulis mulai dari
penentuan judul hingga penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Abdul Haris, S.Pi., M.Si. selaku penguji I dan Dr. Murni, S.Pi., M.Si.
selaku penguji II yang memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini.
5. Dr, Ir. Hj. Andi Khaeriyah Bakri, M.Pd. selaku Prodi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan amal saleh yang setimpal dari Allah SWT. Semoga karya ini bermanfaat
dan dapat memberikan yang terbaik bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, Februari 2021
NurHajar
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Glacilaria sp. 3
2.1.1 Klasifikasi Glacilaria sp. 3
2.1.2 Morfologi Glacilaria sp. 3
2.1.3 Kandungan Glacilaria sp. 4
2.2 Ikan Bandeng 5
2.2.1 Klasifikasi Ikan Bandeng 5
2.2.2 Morfologi Ikan Bandeng 5
2.2.3 Kebutuhan dan Kandungan Ikan Bandeng 7
2.2.4 Kebiasaan Makan Ikan Bandeng 8
2.2.5 Pertumbuhan Ikan Bandeng 8
III. METODE PENELITIAN 10
3.1 Waktu dan Tepat 10
3.2 Alat dan Bahan 10
3.3 Prosedur Penelitian 10
3.3.1 Pembuatan Pakan 10
3.3.2 Penyiapan Pakan Uji 10
3.3.3 Persiapan Wadah 11
x
x
3.3.4 Penyiapan Hewan Uji 11
3.3.5 Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan 12
3.3.6 Rancangan Percobaan 12
3.4 Peubah yang Diamati 13
3.4.1 Pertumbuhan berat mutlak 13
3.4.2 Pengamatan Laju Pertumbuhan Harian (LPH) 13
3.4.3 Survival Rate (SR) 13
3.5 Pengukuran Kualitas Air 14
3.6 Analisis Data 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15
4.1 Pertumbuhan Ikan Bandeng 15
4.1.1 Pertumbuhan Berat Mutlak 15
4.1.2 Laju Pertumbuhan Harian 16
4.1.3 Survival Rate 18
4.1.4 Kualitas Air 20
,
V. KESIMPULAN DAN SARAN 24
5.1 Simpulan 24
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 35
xi
xi
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Rancangan Percobaan pemberian tepung Rumput laut 12
Glacilaria sp. pada ikan bandeng
2. Pertumbuhan Berat Mutlak 15
3. Kualitas Air 21
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Glacilaria sp. 3
2. Ikan Bandeng (Chanos chanos) 5
3. Grafik Laju Pertumbuhan Harian 17
4. Grafik Survival Rate 19
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Tabel Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Bandeng 29
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
2. Analisis Statistik Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Bandeng 29
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
3. Tabel Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Bandeng 30
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
4. Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Bandeng 30
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
5. Tabel Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng 31
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
6. Analisis Statistik Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng 31
yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gracilaria sp. memilki kandungan gizi yang tinggi antara lain gula,
protein, sedikit lemak dan abu, sisanya adalah senyawa garam dan kalori.
Kandungan protein rumput laut diketahui pula lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman dan sayuran yang tumbuh didaratan. Rumput laut Gracilaria sp.
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu 41.68%, protein 6.59%, lemak
0.68%, air 9.73%, abu 32.76%, dan serat 8.92%, serta memiliki kandungan
kalsium yang tinggi yang bisa dijadikan salah satu bahan makanan yang
memungkinkan untuk dijadikan pakan untuk melihat pertumbuhan dan sintasan
ikan, salah satunya adalah pakan pada ikan bandeng.
Ikan bandeng merupakan jenis ikan herbivora yaitu pemakan tumbuh
tumbuhan yang mengandung nutrisi tinggi antara lain energi 129 kkal, protein 20
gram, lemak 4.8 gram, dan kalsium 20 mg. Protein ikan bandeng dinilai cukup
baik sehingga sangat mudah diserap dan cocok untuk dikonsumsi oleh segala usia
guna memenuhi kebutuhan protein tubuh, untuk menopang dan menjaga
kesehatan serta terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan kekurangan gizi.
Ikan bandeng juga mengandung asam lemak omega-3, yang berguna untuk
menghentikan pembekuan keping darah, mengurangi resiko arteriosklerosis dan
mencegah penyakit jantung koroner. Asam lemak ini juga bersifat
hipokolesterolemik dan dapat menurunkan kadar kolesterol darah, meningkatkan
stamina, serta berperan dalam perkembangan otak (Aminatuz zuhriyah,2013).
1
2
Penelitian mengenai penggunaan rumput laut jenis Gracilaria sp. telah
dilakukan sebelumnya pada ikan beronang (Palinggi dan Lante, 2011) dan ikan
nila merah (Wijayanto et al., 2019). Hasil penelitian menunjukkan pemberian
tepung rumput laut Gracilaria sp. baik melalui subsitisusi atau penambahan pada
pakan mampu meningkatkan dan memperbaiki pertumbuhan bobot mutlak, laju
pertumbuhan harian, serta sintasan hewan uji, secara analisis statistik terdapat
perbedaaan signifikan pada laju pertumbuhan, dan tidak memperlihatkan
perbedaan signifikan pada tingkat kelangsungan hidup hewan uji. Penelitian yang
penulis lakukan pada skripsi ini terinspirasi dari kedua penelitian tersebut, selain
itu penggunaan rumput laut Gracilaria sp. melalui pakan pada ikan bandeng
belum pernah dilakukan sebelumnya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menentukan dosis Rumput
Laut Gracilaria sp. pada pakan ikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan
sintasan ikan bandeng (Chanos chanos).
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi
ilmiah mengenai pemanfaatan Rumput laut Gracilaria sp. sebagai pakan yang
dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan bandeng (Chanos chanos).
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gracilaria sp.
2.1.1. Klasifikasi Gracilaria sp.
Gracilaria sp. adalah rumput laut yang hidup dan tumbuh didasar
perairan sebagai fitobentos. Rumput laut ini tumbuh dengan menancapkan
talusnya pada substraknya, seperti cangkang molusia, karang mati atau hidup,
pasir, lumpur, bebatuan vulkanik dan kayu. Namun demikian rumput laut ini
lebih banyak ditemui tumbuh di terumbu karang (Lee,2008).
Klasifikasi Rumput laut Gracilaria sp. adalah sebagai berikut :
Domain : Eukaryota
(tanpatakson) : Archaeplastida
Filum : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gracilariales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria verrucosa
2.1.2. Morfologi Gracilaria sp.
Gambar 1. Gracialaria sp.
3
4
Rumput laut Gracilaria sp. tumbuh dengan baik dengan kadar salinitas
20-28 ppm disekitar rataan terumbu karang dengan arus yang stabil dan
kecerahan air yang cukup. Ciri khas rumput laut jenis Gracilaria sp. terletak
pada bentuk thallus-nya yang silindris atau terlihat gepeng yang memiliki ragam
percabangan sederhana dan rimbun. Diatas percabangan thallus, umumnya
memiliki bentuk sedikit kecil, permukaan yang halus dan berbintil. Diameter
thallusnya berkisar diantara 0,5 – 2 mm, dan panjangnya mampu mencapai
ukuran 30 cm bahkan lebih.
Morfologi rumput laut Gracilaria sp. mirip dengan kelompok alga
lainnya, dengan sedikit perbedaan antara akar, cabang, dan daun. Tanaman ini
berbentuk seperti batang thallus (jamak: thalli) dengan cabang yang berbeda-
beda. Gracilaria sp. hidup secara alami dengan (bentik) thallus melekat pada
pasir, lumpur, karang, cangkang, karang mati, batu, atau kayu di permukaan air
yang mengandung garam pada konsentrasi sekitar 12-30‰ pada kedalaman
hingga 10-15 meter di bawah permukaan. Sifat oseanografi seperti air dan sifat
kimia-fisik substrat, bentuk substrat dan dinamika/aliran air merupakan faktor
pembatas yang menentukan pertumbuhan Gracilaria sp.
2.1.3. Kandungan Gracilaria sp.
Gracilaria sp. dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan dan
menciptakan kondisi yang lebih ramah lingkungan pada sistem budidaya.
Menurut Rahma (2014), Gracilaria sp. merupakan suplai makanan yang tinggi
serat makanan dan rendah kalori, sehingga ideal untuk diet. Serat Gracilaria sp.
dapat membantu mengurangi sembelit, obesitas, pencemaran lingkungan, dan
5
kanker saluran cerna, sebagai produk dari metabolisme utamanya, biasanya
terdiri dari agar.
2.2. Ikan Bandeng
2.2.1. Klasifikasi Ikan Bandeng
Ikan bandeng yang dalam bahasa latin adalah (Chanos chanos), pertama
kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane Forsskal pada Tahun 1925 di
laut merah. Dalam bahasa Makasar/Bugis ikan bandeng dikenal sebagai ikan
Bolu, dan dalam bahasa inggris ikan bandeng dikenal sebagai Milkfish.
Klasifikasi Ikan Bandeng adalah sebagai :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanoschanos
2.2.2. Morfologi Ikan Bandeng
Gambar 2. Ikan Bandeng
6
Ikan bandeng memiliki tubuh yang panjang, ramping, padat, pipih, dan
oval. menyerupai torpedo. Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 :
(4,0-5,2). Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total
adalah 1 : (5,2-5,5) (Sudrajat, 2008). Ukuran kepala seimbang dengan ukuran
tubuhnya, berbentuk lonjong dan tidak bersisik. Bagian depan kepala (mendekati
mulut) semakin runcing (Purnomowati, dkk.,2007).
Sirip dada bandeng terbuat dari lapisan lilin berbentuk segitiga dan
diletakkan di belakang insang di samping perut. Sirip punggung ikan bandeng
terdiri dari kulit yang halus dan berlapis berbentuk persegi panjang dan terletak
tepat di belakang penutup insang. Sirip punggung terdiri dari 14 tulang. Sirip ini
diposisikan di atas punggung dan digunakan untuk menjaga keseimbangannya
saat berenang. Sirip perut ditemukan di tubuh bagian bawah, sedangkan sirip
dubur ditemukan di bagian depan anus. Sirip ekor bandeng adalah yang terbesar
dibandingkan dengan sirip lainnya dan terletak di paling belakang tubuh.
Siripnya runcing di ujung, dan ketika mendekati pangkal ekor, itu menjadi lebih
panjang, menyerupai gunting terbuka. Sirip ekor ini berfungsi seperti kemudi
untuk mengontrol kecepatan tubuh saat berenang aktif. (Purnomowati, dkk.,
2007).
Menurut Purnomowati dkk., (2007), ikan bandeng merupakan ikan yang
memiliki toleransi salinitas yang tinggi (euryhaline), untuk itulah ikan ini dapat
dijumpai didaerah perairan tawar, payau dan laut. Ikan ini memiliki
kecendrungan untuk menyukai perairan payau dan muara sungai (estuari) untuk
7
kebutuhan pertumbuhannya. Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1-
1,7 % bobot badan/hari (Sudrajat, 2008), dan bisa mencapai berat rata-rata 0,60
kg pada usia 5-6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo, 2002).
2.2.3. Kebutuhan dan Kandungan Ikan Bandeng
Kebutuhan nutrisi ikan sebagian besar ditentukan oleh jenis dan tingkatan
stadianya, karena setiap kebutuhan gizi tersebut digunakan untuk menunjang
kehidupan dan perkembangan pada tahap awal (usia muda). Ikan tahap awal (usia
muda) memerlukan komposisi pakan dengan kandungan protein yang lebih tinggi
dibandingkan ikan tahap lanjut (usia dewasa). Jenis ikan dan jenis pakan yang
diberikan ditentukan oleh jenis ikan dan tahap perkembangan ikan yang
dibudidayakan.
Jenis ikan yang hidup di dasar perairan, seperti udang dan lele, memerlukan
pakan yang mudah tenggelam, sedangkan jenis ikan lainnya yang hidup di
permukaan air memerlukan pakan yang dapat melayang serta tidak cepat
tenggelam. Dilihat dari bentuknya, ikan pada tingkatan stadia dini memerlukan
pakan berbentuk tepung (powder) atau remah (crumble), sedangkan pada
tingkatan stdia lanjut berbentuk pelet.
Ikan Bandeng (Chanos chanos) dibudidayakan di kolam dengan
menggunakan benih yang ditemukan di sepanjang pantai dan muara sungai
(estuari). Plankton merupakan pakan alami bandeng. Umumnya ikan bandeng
diklasifikasikan sebagai pemakan herbivora dan plankton. Larva bandeng
bergantung pada fitoplankton dan zooplankton saat masih dalam bentuk nener.
8
Ikan bandeng mengkonsumsi lebih banyak ganggang hijau, ganggang biru, dan
tanaman laut tingkat rendah lainnya di masa remaja dan dewasa saat dibesarkan di
kolam.
2.2.4. Kebiasaan Makan Ikan Bandeng
Ikan bandeng adalah makhluk yang makan di siang hari. Ikan bandeng
memakan tumbuhan mikroskopis seperti plankton, mikro-udang,
mikroorganisme, dan tumbuhan multiseluler lainnya dari lapisan atas dasar laut
di lingkungan alaminya. Besar kecilnya mulut bandeng ditentukan oleh makanan
yang dimakannya. Bandeng dikenal sebagai karnivora saat fase larva, kemudian
omnivora hingga mencapai ukuran benur. Bandeng termasuk golongan herbivora
saat masih muda, dan pada tahap ini bandeng dapat mengkonsumsi pakan buatan
berupa pelet. Bandeng menjadi omnivora setelah dewasa, makanannnya ialah
alga, zooplankton, benthos lunak, dan pakan buatan.
2.2.5. Pertumbuhan Ikan Bandeng
Perkembangan ikan bandeng diukur dari panjang total dan bobot badan
dari benih alami hingga calon induk, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
adaptasi morfologi bandeng adalah kualitas air dan komposisi pakan. Bibit ikan
bandeng dapat tumbuh lebih cepat jika kualitas air di tambak bagus dan kualitas
pakannya baik. Tingkat pertumbuhan ikan setiap hari disebut sebagai tingkat
pertumbuhan. Pengaruh berbagai padat tebar terhadap laju pertumbuhan
bandeng.
9
Hal ini disebabkan oleh perilaku pengelompokan bandeng dan fakta
bahwa bandeng berdiam di kolom perairan, dimana mereka menghadapi
persaingan makanan karena kepadatan tebar yang tinggi (Mangampa dkk, 2008).
Semakin besar kepadatan ikan yang kita berikan, akan semakin kecil laju
pertumbuhan per individu. Menurut Syahid dkk. (2006), karena makanan
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan, ikan dengan
kepadatan rendah dapat memanfaatkannya dengan lebih baik daripada ikan
dengan kepadatan tinggi. Pakan yang berlebihan akan mencemari media
budidaya, membuat ikan menjadi stres dan lesu, dan nafsu makannya akan
menurun akibat kurangnya pakan.
10
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Sampai Desember,
Tahun 2020, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Baskom sebanyak 12
Baskom. Penggaris untuk mengukur panjang ikan, timbangan digital untuk
mengukur berat ikan, wadah untuk menjemur rumput laut, blender untuk
menghaluskan rumput laut, lakban digunakan untuk memberi label pada wadah
penelitian, dan spidol untuk penanda.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut Gracilaria
sp., ikan bandeng, air tawar dan air laut.
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Pakan
Pembuatan tepung rumput laut Gracilaria sp. diawali dengan rumput
laut dicuci hingga bersih lalu dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari
beberapa hari hingga kering, setelah itu rumput laut yang sudah dikeringkan
kemudian di haluskan untuk menghasilkan tepung rumput laut Gracilaria sp.
3.3.2. Penyiapan Pakan Uji
Pakan buatan yang digunakan yaitu pakan komersil dengan kandungan
protein 25%. Pengayaan pakan komersil dilakukan dengan metode pembuatan
pelet. Pakan buatan ditambahkan tepung rumput laut Gracilaria sp. sesuai
10
11
perlakuan masing - masing dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, kemudian pakan
buatan diberikan air tawar sebagai pengikat lalu diaduk sampai merata (Meilisa
Nanda Pratiwi. dkk., 2019). Selanjutnya, pakan yang telah menjadi adonan
dikering anginkan selama 12 jam kemudian disimpan.
3.3.3. Persiapan Wadah
Penelitian ini menggunakan wadah berupa Baskom dengan volume air 15
liter digunakan sebagai wadah penelitian. Setiap Baskom di isi air laut sebanyak
10 liter sebanyak 12 wadah kontrol. Baskom tersebut dicuci terlebih dahulu
dengan deterjen dan dibilas dengar air tawar lalu didesinfeksi dengan klorin 30
pL L-1 selama 24 jam. Selanjutnya Baskom dibilas dengan air tawar hinga bersih
dan dikeringkan. Air laut yang digunakan adalah air laut yang telah di
sterilisasikan. Setiap Baskom di isi dengan air laut sebanyak 10 liter dan diberi
satu selang aerasi dan batu aerasi yang terhubung dengan instalasi aerasi untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan benih ikan
bandeng.
3.3.4. Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bandeng
dengan ukuran 3-4 cm dengan bobot rata-rata 5,40±0,05 gram yang diperoleh
dari tempat penggelondongan benih Ikan Bandeng di Takalar. Kepadatan benih
perwadah 1 ekor/liter, sehingga setiap wadah terdiri dari 10 ekor ikan bandeng
dengan total keseluruhan benih ikan bandeng yang digunakan yaitu 120 ekor.
12
3.3.5. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan
Perlakuan pemberian pakan dari rumput laut Gracilaria sp. yang dimulai
pada saat penebaran. Sebelum diberi perlakuan, diambil sampel ikan bandeng
untuk mengukur panjang dan bobotnya yang digunakan dengan metode
adlibitum (sekenyangnya) dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari dengan
waktu pemberian pakan pada pukul 08.00, 12.00, 16.00 WITA dengan jumlah
pemberian 5% dari biomassa perhari, dengan waktu pemeliharaan selama 40 hari
sesuai pendapat (Ahmad. dkk., 1999). Dan penyiponan dilakukan satu kali
sehari dari dasar wadah agar kotoran dan sisa pakan dapat dikeluarkan.
3.3.6. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kali
pengulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah tingkat frekuensi pemberian
pakan. Perlakuan-perlakuan yang akan digunakan adalah sebagai berikut
berdasarkan penelitian dari (Meilisa Nanda Pratiwi. dkk., 2019): Perlakuan
Rancangan percobaan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rancangan percobaan pemberian tepung Gracilaria sp. pada ikan
bandeng:
Perlakuan Keterangan
A Kontrol (Tanpa penambahan tepung Gracilaria sp.
B Tepung Gracilaria sp. 10% / 1 kg Pakan
C Tepung Gracilaria sp. 20% / 1 kg Pakan
D Tepung Gracilaria sp. 30% / 1 kg Pakan
13
3.4. Peubah yang Diamati
3.4.1 Pertumbuhan berat mutlak
Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih antara berat ikan akhir
penelitian dengan awal penelitian dihitung dengan menggunakan rumus
(Effendi,1997), yaitu:
W = Wt – Wo
Keterangan :
W : Pertumbuhan rata-rata mutlak (g)
Wt : Berat rata-rata ikan pada akhir penelitian (g)
Wo : Berat rata-rata ikan diawal penelitian (g)
3.4.2. Pengamatan Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate/SGR) dihitung pada
akhir perlakuan menggunakan rumus. (Dehaghani et al.. 2015)
SGR = LnWt – LnWo x 100%
t
Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan harian (%)
Wo : Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (mg)
Wt : Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (mg)
t : Lama pemeliharaan (hari)
3.4.3. Survival Rate (SR)
Untuk mengetahui nilai SR digunakan rumus Baktiar (2006) sebagai
Berikut Rumus : SR =
X 100%
14
Keterangan Rumus :
SR :Persentase kelangsungan hidup(%)
Nt :Jumlah populasi ikan akhir (ekor)
No :Jumlah populasi ikan awal (ekor)
3.5. Pengukuran Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi suhu,
oksigen terlarut, salinitas, amoniak dan pH. Parameter tersebut digunakan
sebagai parameter kunci dalam kualitas media yang harus di optimalkan.
3.6. Analisis Data
Data pertumbuhan panjang total dan bobot badan mulai dari benih
hingga mencapai ukuran. Untuk mengetahui adanya perbedaan pertambahan
panjang dan bobot tersebut, dilakukan analisis secara statistic menggunakan
software Microsof Excel 2010 dan dianalisis menggunakan Anova software
SPSS versi 16. Untuk mengetahui perlakuan terbaik, maka dilakukan uji
kelanjutan yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Ikan Bandeng
4.1.1. Pertumbuhan Berat Mutlak .
Hasil pengamatan pertumbuhan berat mutlak benih ikan bandeng yang
diberi penambahan Rumput Laut Gracilaria sp. melalui pakan selama 40 hari
waktu pemeliharaan menunjukkan adanya variasi pertumbuhan pada masing-
masing perlakuan. Pertumbuhan berat mutlak yang didapatkan dengan nilai
tertinggi pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan B (Gracilaria sp. 10%) yaitu
seberat 3,78 g. Nilai terendah pertumbuhan berat mutlak yaitu pada perlakuan
seberat A (kontrol) 2,98 g. Hasil pertumbuhan berat mutlak dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Bandeng (gram) yang diberi pakan
dengan penambahan Rumput Laut Gracilaria sp.:
Perlakuan Ulangan
Total Rerata Berat
Mutlak (g) 1 2 3
A 2.74 3.04 3.17 8.95 2.98a
B 3.79 3.68 3.86 11.33 3.78b
C 2.69 3.44 3.24 9.37 3.12a
D 2.83 3.16 3.26 9.25 3.08a
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05)
Tingginya nilai pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan B (Gracilaria sp.
10%) diduga berasal dari kecukupan gizi yang dibutuhkan benih ikan bandeng
dalam pakan yang ditambahkan dengan rumput laut Gracilaria sp. Kecukupan
gizi yang dimaksud antara lain seperti kombinasi protein antara protein nabati
(rumput laut) dan hewani (tepung ikan), karbohidrat, lemak, serat kasar, dan
15
16
beberapa mineral lainnya yang terkandung didalam tepung Gracilaria sp.
Menurut Khan Dan Abidi (2012), penggunaan protein bergantung pada
ketersediaan sumber energi non-protein dalam pakan yang akan mempengaruhi
efisiensi retensi hara. Parameter kinerja pertumbuhan juga didukung oleh faktor-
faktor seperti kecepatan konsumsi pakan, suhu, selama pemeliharaan, dan
minimnya resiko stres yang dialami ikan. Untuk mengurangi resiko stres pada
ikan pemberian pakan harus dilakukan secara disiplin, dan sesuai dengan
kebutuhan pola makan ikan.
Pertumbuhan berat mutlak menurun pada perlakuan D (Gracilaria sp. 30%)
diduga disebabkan oleh kandungan serat kasar dan abu yang tinggi dalam pakan
uji. kandungan serat kasar dan abu pada pakan dari rumput laut diketahui cukup
tinggi, dimana hal ini mempengaruhi proses cerna pakan sehingga penyerapan
nutri menjadi tidak optimal. Selain itu, ikan bandeng memiliki batas optimun
dalam menyerap nutrisi dalam pakan sesuai kebutuhan tubuhnya. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Sutaman et al. (2020), bahwa terjadinya perlambatan
pertumbuhan ikan bandeng dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan ikan.
4.1.2. Laju Pertumbuhan Harian
Hasil pengukuran pertumbuhan laju pertumbuhan harian benih ikan
bandeng yang diberi pakan dengan penambahan rumput laut Gracilaria sp.
disajian dalam gambar 3.
17
Gambar 3. Grafik Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Bandeng yang diberi
pakan dengan penambahan Gracilaria sp.
Berdasarkan Analisis statistik uji sidik ragam ANOVA menunjukkan
pemberian pakan dengan penambahan tepung Gracilaria sp. pada benih ikan
bandeng memiliki pengaruh signifikan (P<0,05) pada pengamatan kinerja laju
pertumbuhan harian, lalu dilanjutkan dengan uji berbeda nyata terkecil (BNT)
yang menunjukkan perlakuan B (Gracilaria sp. 10%) berbeda nyata dengan
perlakuan A (kontrol). Sedangkan perlakuan C ( Gracilaria sp. 20% ) dan D
(Gracilaria sp. 30%) tidak berbeda nyata dengan perlakuan A (kontrol).
Rendahnya nilai laju pertumbuhan harian pada perlakuan A (kontrol) diduga
disebabkan oleh kurangnya gizi kombinasi yang dibutuhkan benih ikan bandeng
dalam pakan, sedangkan rendahnya laju pertumbuhan pada perlakuan C
(Gracilaria sp. 20%) dan perlakuan D (Gracilaria sp. 30%) diduga berasal dari
tingginya kandungan karbohidrat dan serat kasar yang terdapat dalam pakan uji.
Tingginya kandungan karbohidrat dalam pakan diketahui dapat menurunkan kadar
protein yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhannya, selain itu salah satu
kelemahan rumput laut untuk dijadikan pakan adalah terdapat kandungan serat
Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
A (kontrol) 0 0.52 0.78 1.01 1.10
B (Gracilaria sp. 10%) 0 0.55 0.81 1.20 1.32
C (Gracilaria sp. 20%) 0 0.36 0.64 1.07 1.14
D (Gracilaria sp. 30%) 0 0.24 0.62 1.05 1.13
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Laj
u P
ertu
mbuhan
Har
ian
(%/h
ari)
18
kasar yang relatif tinggi dan tidak terlalu dibutuhkan ikan, sehingga berpengaruh
dalam memperlambat daya cerna pakan dalam tubuh ikan bandeng. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Widaksi. dkk (2014), bahwa kandungan karbohidrat pada
pakan yang melebihi kebutuhan ikan dapat memicu perlambatan pertumbuhan,
karena semakin tinggi kandungan karbohidratnya maka semakin rendah jumlah
nutrisi penting lainnya, seperti protein. Stom (1990) dalam Wijayanto (2019) juga
menyatakan adanya serat kasar yang tinggi pada pakan akan mempercepat pakan
untuk bergerak melalui usus sedemikian rupa sehingga pakan yang diserap akan
berkurang, yang selanjutnya akan menyebabkan rendahnya daya serap protein,
dan hal ini tentunya akan menyebabkan rendahnya pertumbuhan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Palinggi dan Lante
(2011) pada ikan baronang yaitu penambahan rumput laut jenis Gracilaria sp.
dalam pakan mampu meningkatan pertumbuhan ikan baronang sampai dosis
maksimal 30%, penggunaan diatas dosis tersebut dapat terjadinya penurunan
pertumbuhan pada ikan.
4.1.3. Survival Rate
Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan bandeng selama
pemeliharaan 40 hari dari total 10 ekor tiap perlakuan yaitu berkisar diantara 73,3-
80%. Berdasarkan hasil analisis statistik sidik ragam ANOVA menunjukkan
bahwa keempat pakan perlakuan tidak memberikan pengaruh signifikan (P>0,05)
terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng, dengan tingkat
kelangsungan hidup tertinggi didapatkan pada perlakuan A (kontrol) dan B
19
(Gracilaria sp. 10%), dan terendah pada perlakuan C (Gracilaria sp. 20%).
Grafik survival rate benih ikan bandeng dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng yang diberi
pakan dengan penambahan Gracilaria sp.
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng menurut SNI 6138.3
(2013) adalah 80-85%, dalam penelitian ini tingkat kelangsungan hidup perlakuan
A (kontrol) dan perlakuan B (Gracilaria sp. 10%) masih tergolong baik karena
berada pada kisaran standar yang ditetapkan, tingginya tingkat kelangsungan
hidup pada perlakuan B (Gracilaria sp. 10%) yang sejajar dengan perlakuan A
(kontrol) diduga disebabkan oleh kualitas air salah satunya suhu yang telah
sampai pada batas optimal yang dibutuhkan ikan bandeng untuk mendukung
kelulushidupannya. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup perlakuan C
(Gracilaria sp. 20%) dan perlakuan D (Gracilaria sp. 30%) berada dibawah nilai
standar. Rendahnya tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng ini diduga
80.0 80.0 73.3
76.7
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
A (kontrol) B (10%) C (20%) D (30%)
SUR
VIV
AL
RA
TE IK
AN
BA
ND
ENG
(%
)
KONSENTRASI GRACILARIA SP. PADA PAKAN
20
disebabkan oleh tidak optimalnya pada kualitas air seperti amoniak dan proses
pencernaan pakan yang terdapat dalam kandungan pakan rumput laut seperti
tingginya kandungan serat kasar, sehingga ikan mengalami defisit protein.
Selain itu, akumulasi bahan organik dan anorganik dalam budidaya ikan
terutama berasal dari sisa makanan yang tidak dikonsumsi dan sisa metabolisme
dari ikan berupa feses bertanggung jawab atas pembentukan senyawa beracun
dalam air selama pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djokosetiyanto
et al. (2006) yaitu akumulasi bahan organik dapat menyebabkan dihasilkannya
senyawa yang berbahaya bagi ikan, terjadinya mineralisasi bahan organik, dan
penyerapan oksigen yang tinggi, sehingga menyebabkan kualitas air menurun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitan Wijayanto et al. (2019)
pada ikan nila merah dimana pemberian pakan komersil dengan substitusi rumput
laut Gracilaria sp. tidak memberikan pengaruh signikan terhadap tingkat
kelangsungan hidup ikan nila merah.
4.1.4. Kualitas Air
Tinggi rendahnya kelangsungan hidup spesies budidaya tidak hanya
dipengaruhi oleh kualitas pakan, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kualitas air.
Oleh karena itu, pengendalian kualitas air sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan hidup benih ikan bandeng. Kualitas air yang diukur selama penelitian
antara lain suhu, oksigen terlarut (DO), salinitas, kadar amoniak, dan pH. Hasil
pengukuran kualitas air selama pemeliharan dapat dilihat pada tabel 3.
21
Tabel 3. Data Kualitas Air Selama Pemeliharaan Benih Ikan Bandeng yang diberi
Pakan dengan Penambahan Gracilaria sp.:
Parameter Perlakuan
Nilai
Optimum A B C D
Suhu (℃) 28.3 – 30.5 28.3 – 30.4 28.3 – 30.3 28.5 – 31.2 28 – 32℃
DO (mg/l) 3.2 3.1 3.2 3.0 Min. 3 mg/l
Salinitas
(ppt) 23 – 25 22 – 25 22 – 25 23 – 25 5 – 25 ppt
Amoniak
(ppm) 0.0027 0.0035 0.0038 0.0031 < 0.01
pH 7.50 – 7.58 7.18 – 7.58 7.34 – 7.58 7.18 – 7.66 7.0 – 8.5
Suhu yang didapatkan selama penelitian berkisar diantara 28.3 – 31.2,
kisaran suhu ini masih berada pada kisaran optimum yang ditetapkan SNI
Bandeng (2013) dengan nilai kisaran yang disarankan yaitu 28-32℃. Suhu
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan ikan, karena kecepatan konsumsi pakan dipengaruhi oleh aktif
tidaknya organisme budidaya yang dimana hal ini dipengaruhi oleh kesesuaian
suhu yang dibutuhkan ikan dalam air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jobling
(1993) dalam Ridwantara et al. (2019) bahwa suhu air sangat mempengaruhi
pertumbuhan, pengeluaran energi dan konsumsi pakan ikan. Begitu suhu, laju
pertumbuhan dan metabolisme buruk, pola nafsu makan juga akan menurun.
Oksigen terlarut merupakan jumlah konsentrasi oksigen dalam badan air.
Kisaran oksigen terlarut yang didapatkan selama pemeliharaan adalah 3.00 – 3.20
mg/l. Kisaran oksigen terlarut ini masih berada dalam batas optimum menurut
SNI bandeng (2013) yaitu minimal 3 mg/l. Kandungan oksigen terlarut yang
rendah dapat menghambat proses metabolisme ikan, dan semakin tinggi
22
kandungan oksigen terlarut maka akan semakin baik pula kualitas air pada wadah
budidaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nikmawati (2008) bahwa sel
membutuhkan oksigen untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai tugas, seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan,
pembentukan kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh, dan pemusnahan semua
limbah metabolisme yang berbahaya.
Salinitas adalah tingkat rata-rata zat garam atau kadar keasinan yang
terkandung dalam air . Kisaran salinitas yang didapatkan selama pemeliharaan
adalah 22 – 25 ppt. Mengacu pada standar budidaya bandeng WWF (2014)
kisaran salinitas ini masih berada dalam batas optimum yaitu 5 – 25 ppt. Kadar
garam yang terlampau tinggi dalam air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
gerak ikan bandeng. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ismail (1992) dalam
Mutiasari et al. (2017) bahwa jika terjadi kenaikan kadar garam hingga 38 ppt
maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ikan bandeng.
Produk protein pada ikan yang dikeluarkan dari insang dan ginjal dapat
menjadi amonia dalam budidaya perikanan. Amonia juga diekskresikan bersama
dengan urin dan feses. Kisaran amonia yang didapatkan selama pemeliharaan
adalah 0,0027 – 0,0038. Kisaran ini sesuai dengan persyaratan amonia minimum
yang direkomendasikan oleh WWF (2014) yaitu <0,01 ppm. Semakin tinggi kadar
amonia didalam perairan, maka semakin tercemar perairan tersebut. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan kematian ikan dengan signifikan.
23
Menurut Wahyuningsih dan Gitarama (2020), amonia bebas lebih berbahaya bagi
ikan daripada amonia yang mengendap didasar. Ikan bisa kehilangan kelembapan,
menghambat aktivitas metabolisme, dan kehilangan nafsu makan karena
keracunan amonia di dalam air.
Derajat keasaman (pH) terlepas dari reaksi basah atau asam merupakan
ukuran tingkat konsentrasi ion hidrogen yang ada dalam air. Dalam proses
pemeliharaan kisaran pH yang didapatkan yaitu 7,18 - 7,66. Kisaran ini masih
dalam batas optimum yang ditetapkan oleh SNI bandeng (2013) yaitu 7,0 - 8,5.
Keasaman air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan ideal bagi ikan dapat menghambat laju pertumbuhan dan dapat
menyebabkan kematian ikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Zonneeveld
(1991) dalam Faisyal et al. (2016) menambahkan bahwa pH merupakan faktor
pembatas yang mempengaruhi dan menentukan laju reaksi metabolik dalam
asupan makanan. Nilai pH yang rendah dapat menyebabkan lendir menggumpal
di insang dan membuat ikan mati lemas.
24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan rumput laut Gracilaria sp.
dengan dosis optimum dapat memperlambat kinerja pertumbuhan benih ikan
bandeng . Pemanfaataan rumput laut Gracilaria sp. dengan dosis optimum yaitu
10 persen dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan berat mutlak, laju
pertumbuhan harian, dan sintasan benih ikan bandeng yang lebih baik
dibandingkan perlakuan lainnya.
5.2. Saran
Studi pengaplikasian rumput laut Gracilaria sp. penting untuk dilakukan
pada stadia selanjutnya dalam pemberian pakan bandeng yaitu pada pendederan
dan pembesaran, agar dapat diketahui dosis bandeng yang optimal secara
keseluruhan. Selain itu, uji laboratorium sistem pencernaan juga dapat dilakukan
sebagai sumber referensi untuk uji tingkat kecernaan pakan ini.
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Adini, S., E. Kusdiyantini, & A. Budiharjo. 2015. Produksi Bioetanol dari
Rumput Laut dan Limbah Agar Gracilaria sp. dengan Metode Sakarifikasi
yang Berbeda. BIOMA, 16(2):65-75.
Ahmad et al., (1999). Presentase Pakan Pada Pemeliharaan Ikan Bandeng.
Aminatuz zuhriyah,2013. Makalah Cara Membudidayakan Ikan Bandeng.
Ate, J. N. B., dan da Costa, J. F. 2017. Analisis Kandungan Nutrisi Gracilaria
Edule (SG Gmelin) PC Silva dan Gracilaria Coronopifolia J. Agardh untuk
Pengembangan Perekonomian Masyarakat Pesisir. Jurnal Ilmu Kesehatan,
5(2), 94-103.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.
Begon, M. J., Harper, C. R., danTowsend. 1990. Ecology, Populations and
Communities, Blackwell Scientific Publications, London.
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pons Aquaculture.Alabama Agiculture
Experimental Station.Auburn University, Alabama.
Cholik, F. 1979. Budidaya Bandeng (Chanos chanos Forsk). Budidaya perikanan
Latihan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. 30 hal.
Djokosetiyanto, D., & Sunarma, A. 2006. nitrit (NO2-N) dan nitrat (NO3-N) pada
media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) di dalam sistem
resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(1), 13-20.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor. 155
hlm.
Faisyal, Y., Rejeki, S., dan Widowati, L. L. 2016. Pengaruh Padat Tebar Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Bandeng (Chanos chanos) di
Keramba Jaring Apung di Perairan Terabrasi Desa Kaliwlingi Kabupaten
Brebes. Jurnal of Aquaculture Management and Technology, Vol. 5, No. 1,
155-161.
Fast, A. W. 1983. Water Quality Management Practices. In Principle and
Practices of Pond Aquaculture. Oregon State University. Hlm 145-165.
Gazperz, V. 1991. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Tarsito,
Bandung. 623hlm.
25
26
Ghufran, M. 2010. Budidaya Ikan Bandeng untuk Umpan. Academia. Jakarta. 167
hlm.
Hepher, B dan Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming: With Special
Reference to Fish Culture in Israel. John Wiley and sons, New York. 261 p.
Istiyanto, dan Rachmawati (2016), Bahwa Glacilaria sp. Dalam Ikan Bandeng
Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Dengan Baik.
Khairuman, A dan K. Amri. 2002. Membuat Pakan Ikan Komsumsi. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 83 hlm.
Kholifah, U., Trisyani, I. 2008. Pengaruh Padat Tebar yang Berbeda terhadap
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan pada polikultur Udang Windu
(Penaeus Monodon Fab) dan Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada Hapa di
Tambak Berbes – Jawa Tengah. [Jurnal]. Universitas Hang Tuah. Surabaya
Lee,2008. Klasifikasi Terhadap Rumput Laut Glacilaria sp.
Mangampa, M. Busran dan Suswoyo, H. S.2008. Optimalisasi Padat Tebar
Terhadap Sintasan Ikan Bandeng Dengan Sistem Aerasi di Tambak.
Jakarta.Murtidjo, B.A. 1991. Tambak Air Payau. Kanisius. Yogyakarta.
Markus, M. dan Burhanuddin. 2014. Uji Lapang Teknologi Polikultur Udang
Windu (Penaeus Monodon Fab.), Ikan Bandeng (Chanos Chanosforskal)
dan Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa) di Tambak Desa Borimasunggu
Kabupaten Maros. Journal of FisheriesScience and Technology (IJFST)
Jurnal Saintek Perikanan., 10 (1) : 30-36.
Meilisa Nanda Pratiwi, Nuhman, Ninis Trisyan. 2019. Pengaruh Substitusi Pakan
Komersial Dengan Tepung Rumput Laut (Glacilaria sp.) Terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.)
Mutiasari, W., Santoso, L., dan Utomo, D. 2017. Kajian Penambahan Tepung
Ampas Kelapa pada Pakan Ikan Bandeng (Chanos chanos). E-Jurnal
Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan, Vol. 6 No. 1, 683-690.
Nikmawati, E. E. 2008. Pentingnya air dan oksigen bagi kesehatan tubuh manusia.
Univ Pendidikan Indonesia.
Palinggi, N. N., dan Lante, S. 2011. Pemanfaatan Rumput Laut Gracilarua dalam
Pakan Ikan Barongan, Siganus guttatus. Jurnal Prosiding Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur No. 779. BRBAP Maros.
Purnomowati, Ida, dkk. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Cetakan I. Yogyakarta :
Kanisius.
27
Rachmat, R. 1999. Potensi Algae Coklat di Indonesia danProspek
Pemanfaatannya. Pra Kipnas VII Forum Komunikasi I Ikatan Fikologi
Indonesia (IFI) , Serpong, Gedung DRN, Puspitek, 8 September 1999:31-
35.
Ridwantara, D., Buwono, I. D., Suryana, A. A. H., Lili, W., & Suryadi, I. B. B.
2019. Uji Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Mantap
(Cyprinus carpio) Pada Rentang Suhu yang Berbeda. Jurnal Perikanan
Kelautan, 10(1).
Santoso, A. D., Komarawidjaya, W., Darmawan, R. A., dan Arman, E. 2007.
Studi Kemampuan Rumput Laut dalam Penyerapan Nutrien. Jurnal
Hidrosfir Indonesia., 2(1):32-36. Sastra Hudaya.
Spote. S. 1970. Fish and Invertebrata Culture. John Willey and Suns. Inc. New
York.
Sumanantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.
Syahid M, A Subhan, dan R Armando. 2006. Budidaya Bandeng Organik
SecaraPolikultur. Jakarta: Penebar Swadaya. USU Press, Medan.
Wahyuningsih, S. dan Gitarama, A., 2020. Amonia Pada Sistem Budidaya Ikan.
Wardoyo, S. T. H. 1982. Kriteria Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan.Dalam: Prosiding Training Analisis Dampak Lingkungan.,
PPLH-UNDP-PSL.
Widaksi, C., Santoso, L., & Hudaidah, S. 2014. Pengaruh Substitusi Tepung Ikan
Dengan Tepung Daging Dan Tulang Terhadap Pertumbuhan Patin
(Pangasius sp.). E-Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(1),
303-312. Retrieved from
Wijayanto, B., Nuhman, N., & Trisyani, N. 2019. Pengaruh Subtitusi Pakan
Komersial dengan Tepung Rumput Laut (Gracilaria sp.) Terhadap Feed
Convertion Ratio (FCR) dan Survival Rate (SR) Ikan Nila Merah
(Oreochromis sp.). Fisheries : Jurnal Perikanan Dan Ilmu Kelautan, 1(1),
35. doi: 10.30649/fisheries.v1i1.8
Winarno, dan Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : PT.
Gramedia.
WWF Indonesia. 2014. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Tambak
Ramah Lingkungan. Seri Panduan Perikanan Skala Kecil, versi 1 desember
2014.
28
Yudiati, E., Ridho, A., Nugroho, A.A., Sedjati, S., dan Maskulah, L. 2020.
Analisis Kandungan Agar, Pigmen dan Proksimat Rumput Laut Gracilaria
sp. pada Reservoir dan Biofilter Tambak Udang Litopenaeus vannamei.
Jurnal Buletin Oseanografi Marina Vol 9 No 2. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro.
Zonnoveld. 1991. Prinsip – prinsip Budidaya Ikan. Pt. Gramedia. Jakarta. 318
hlm.
29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan dengan
Penambahan Tepung Gracilaria sp.
Perlakuan Ulangan
Sampling Berat (g)
W-40
SELURUH RERATA W
Hari
ke-0
Hari
ke-10
Hari
ke-20
Hari
ke-30
Hari
ke-40
A
1 5.37 5.49 5.95 7.23 8.11
8.95 2.98 2 5.35 5.94 6.69 7.52 8.39
3 5.39 5.55 6.22 7.10 8.56
B
1 5.39 5.77 6.87 7.71 9.18
11.33 3.78 2 5.43 5.63 6.20 7.69 9.11
3 5.41 5.74 6.05 7.86 9.27
C
1 5.44 5.55 6.18 7.19 8.13
9.37 3.12 2 5.39 5.60 6.02 7.33 8.83
3 5.40 5.68 6.24 7.84 8.64
D
1 5.41 5.56 6.32 7.50 8.24
9.25 3.08 2 5.41 5.48 6.04 7.28 8.57
3 5.40 5.57 6.02 7.42 8.66
Lampiran 2. Analisis Statistik Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan
dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
ANOVA
Pertumbuhan Berat Mutlak
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,176 3 ,392 6,070 ,019
Within Groups ,517 8 ,065
Total 1,693 11
Uji BNT
Pertumbuhan Berat Mutlak
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower Bound
LSD Kontrol Gracilaria 10% -,79333* ,20750 ,005 -1,2718
Gracilaria 20% -,14000 ,20750 ,519 -,6185
Gracilaria 30% -,10000 ,20750 ,643 -,5785
Gracilaria 10% Kontrol ,79333* ,20750 ,005 ,3148
Gracilaria 20% ,65333* ,20750 ,014 ,1748
Gracilaria 30% ,69333* ,20750 ,010 ,2148
Gracilaria 20% Kontrol ,14000 ,20750 ,519 -,3385
Gracilaria 10% -,65333* ,20750 ,014 -1,1318
Gracilaria 30% ,04000 ,20750 ,852 -,4385
30
Gracilaria 30% Kontrol ,10000 ,20750 ,643 -,3785
Gracilaria 10% -,69333* ,20750 ,010 -1,1718
Gracilaria 20% -,04000 ,20750 ,852 -,5185
Lampiran 3. Tabel Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan dengan
Penambahan Tepung Gracilaria sp.
RERATA SGR (%/Hari)
Perlakuan Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
A (kontrol) 0 0.52 0.78 1.01 1.10
B (Gracilaria sp. 10%) 0 0.55 0.81 1.20 1.32
C (Gracilaria sp. 20%) 0 0.36 0.64 1.07 1.14
D (Gracilaria sp. 30%) 0 0.24 0.62 1.05 1.13
Lampiran 4. Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan
dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
ANOVA
Laju Pertumbuhan Harian
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,093 3 ,031 5,021 ,030
Within Groups ,049 8 ,006
Total ,142 11
Uji BNT
Laju Pertumbuhan Harian
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower Bound
LSD Kontrol Gracilaria 10% -,22000* ,06407 ,009 -,3678
Gracilaria 20% -,03333 ,06407 ,617 -,1811
Gracilaria 30% -,02333 ,06407 ,725 -,1711
Gracilaria
10%
Kontrol ,22000* ,06407 ,009 ,0722
Gracilaria 20% ,18667* ,06407 ,019 ,0389
Gracilaria 30% ,19667* ,06407 ,015 ,0489
Gracilaria
20%
Kontrol ,03333 ,06407 ,617 -,1144
Gracilaria 10% -,18667* ,06407 ,019 -,3344
Gracilaria 30% ,01000 ,06407 ,880 -,1378
31
Gracilaria
30%
Kontrol ,02333 ,06407 ,725 -,1244
Gracilaria 10% -,19667* ,06407 ,015 -,3444
Gracilaria 20% -,01000 ,06407 ,880 -,1578
Lampiran 5. Tabel Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan dengan
Penambahan Tepung Gracilaria sp.
Perlakuan Awal
Tebar
Ulangan Total
Rerata SR
(%) 1 2 3
A (kontrol) 10 7 9 8 240 80,0
B (10%) 10 9 7 8 240 80,0
C (20%) 10 8 8 6 220 73,3
D (30%) 10 6 8 9 230 76,7
Lampiran 6. Analisis Statistik Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bandeng yang Diberi Pakan
dengan Penambahan Tepung Gracilaria sp.
ANOVA
Tingkat Kelangsungan Hidup
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 91,667 3 30,556 ,216 ,883
Within Groups 1133,333 8 141,667
Total 1225,000 11
Uji BNT
Tingkat Kelangsungan Hidup
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower Bound
LSD Kontrol Gracilaria 10% ,000 9,718 1,000 -22,41
Gracilaria 20% 6,667 9,718 ,512 -15,74
Gracilaria 30% 3,333 9,718 ,740 -19,08
Gracilaria
10%
Kontrol ,000 9,718 1,000 -22,41
Gracilaria 20% 6,667 9,718 ,512 -15,74
Gracilaria 30% 3,333 9,718 ,740 -19,08
Gracilaria
20%
Kontrol -6,667 9,718 ,512 -29,08
Gracilaria 10% -6,667 9,718 ,512 -29,08
Gracilaria 30% -3,333 9,718 ,740 -25,74
Gracilaria
30%
Kontrol -3,333 9,718 ,740 -25,74
Gracilaria 10% -3,333 9,718 ,740 -25,74
Gracilaria 20% 3,333 9,718 ,740 -19,08
32
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Penjemuran Rumput Laut Proses Pembuatan Tepung
Pengayakan Tepung . Penjemuran Pakan
35
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa pad pada tanggal 27 Juni 1998, sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara dari pasangan M. Dg Tayang dan Suriani.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada
tahun 2010 di SDN Romang polong, setelah tamat SD penulis melanjutkan ke
sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun 2010 di SMPN 3 Sungguminasa
dan diselesaikan pada tahun 2013 pada tahun yang sama penulis masuk ke
sekolah menengah atas (SMA) di SMAN 10 Gowa dan lulus pada tahun 2016.
Dan pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi
budidaya perairan, fakultas pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar
melalui jalur tes.
Selama kuliah penulis pernah magang di Balai Perikanan Budidaya Air
Payau (BPBAP) Takalar. Dusun Kawari, Desa Mappakalompo, Kecamatan
Galesong, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul
“Pemanfaatan Rumput Laut (Gracilaria sp.) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan
dan Sintasan Ikan Bandeng (Chanos-chanos)”. dibawah bimbingan Dr.
Darmawati, M.Si dan Farhanah Wahyu S.Pi., M.Si.