-
i
PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER BELAJAR
DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun oleh :
YANUARIUS VANDANA PUTRA
141314038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Program Studi Pendidikan Sejarah.
3. Kedua orang tua saya tercinta (Alm. Bapak Sukar Susanto dan
Ibu Valentina
Sulasih) dan seluruh anggota keluarga besar saya.
4. Teman-teman dan sahabat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Nothing is Impossible”
(Yanuarius Vandana Putra)
“Yen wedhi ojo wani-wani, yen wani ojo wedhi-wedhi”
(Film Jokowi)
“Hanya butuh satu Vandana untuk membuat keluarga ini terasa
sempurna, buktikan
bahwa hal itu benar”
(Sukar Susanto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma:
Nama : Yanuarius Vandana Putra
NIM : 141314038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan
Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
“PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO SEBAGAI SUMBER
BELAJAR DAN DESTINASI WISATA DI YOGYAKARTA”
Dengan demikian, saya menyatakan untuk memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk data, dan mempublikasikan
melalui media internet
dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin
dari saya selama tetap
tercantum nama saya sebagai penulis.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
PEMANFAATAN MUSEUM SONOBUDOYO
SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI WISATA
DI YOGYAKARTA
Yanuarius Vandana Putra
141314038
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) sejarah
berdirinya
Museum Sonobudoyo serta perkembangan museum saat ini, (2)
koleksi yang ada di
Museum Sonobudoyo, (3) pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai
sumber belajar
dan destinasi wisata di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model studi
kasus.
Informan dalam penelitian ini adalah pengelola, guru, dan
pengunjung Museum
Sonobudoyo yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling
dan
dikembangkan dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data
dilakukan
melalui observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data
menggunakan
metode Miles dan Huberman yang terdiri atas pengumpulan data,
reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Sejarah berdirinya Museum
Sonobudoyo
dilatarbelakangi oleh hasil keputusan Kongres Kebudayaan atas
pertimbangan dan
perencanaan dari gagasan Java Instituut.(2) Koleksi yang ada di
Museum
Sonobudoyo terdiri dari beraneka jenis koleksi yang dapat
dimanfaatkan sebagai
sumber belajar sejarah. (3) Museum Sonobudoyo selain dapat
dijadikan sebagai objek
pariwisata di Yogyakarta juga dapat menjadi alternative
pembelajaran non formal
melalui kunjungan ke museum yang dapat menumbuhkan rasa
menghargai warisan
kebudayaan Jawa.
Kata kunci : Pemanfaatan Museum, Museum Sonobudoyo, Sumber
Belajar, dan
Destinasi Wisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
UTILIZATION OF THE SONOBUDOYO MUSEUM
AS A SOURCE OF LEARNING AND TOURISM DESTINATION IN
SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
Yanuarius Vandana Putra
141314038
This research aimed to describe: (1) The history of the
establishment of
Sonobudoyo Museum as well as the development of the museum, (2)
Collection in the
Sonobudoyo museum, (3) Utilization Sonobudoyo Museum as a source
of learning
and tourism destination in Special Region of Yogyakarta.
The method of this study is qualitative model by applying case
study. The
informants of this study were manager, teacher, and visitors.
Sonobudoyo museum,
which was chosen was using purposive sampling and developed by
applying
snowball-sampling technique. The data were obtained by
conducting observation,
questionnaire, and interview. The data analysis technique were
using Miles and
Huberman method which consist of data gathering, data reduction,
data presentation,
and conclusion.
The results of the study shows: (1) The history of the
establishment
Sonobudoyo museum was motivated by the result of the Cultural
Congress' decision
on the consideration and planning of the Java Institute idea.
(2) Collection in
Sonobudoyo museum consists of various types of collections which
can be used as a
source of learning. (3) Other than used as a tourism object in
Yogyakarta,
Sonobudoyo museum is also used as an alternative to non-formal
learning through
visiting to the museum that can foster a sense of respect for
Javanese cultural
heritage.
Keywords: Museum Utilization, Sonobudoyo Museum, Learning
Sources, Tourism
Destination.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa
yang telah memberi rahmat dah hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyeleseikan
penulisan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo
Sebagai
Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta”. Skripsi ini
diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program
Studi Pendidikan
Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan oleh
segala keterbatasan
dan kemampuan yang penulis miliki. Namun penulis berusaha
untuk
mempersembahkan skripsi ini sebaik-baiknya agar dapat memiliki
manfaat bagi
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala
kritik dan saran yang
membangun dalam perbaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga
skripsi ini akhirnya
dapat diseleseikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati
yang paling dalam,
penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku dosen pembimbing I
yang senantiasa
membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama
menyusun
skripsi ini.
5. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd. selaku dosen pembimbing II
yang senantiasa
membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada penulis selama
menyusun
skripsi ini.
6. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M. selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA)
yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan ilmu
dan didikan kepada penulis.
8. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu memberikan
pelayanan administrasi kepada penulis.
9. Kepala Museum Sonobudoyo serta seluruh jajaran staf dan
karyawan yang telah
membantu penulis dalam mendapatkan data untuk penyusunan
skripsi.
10. Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu
mendoakan, mendukung,
serta memotivasi dalam studi saya.
11. Teman saya Hero Pamungkas, Bernadus Pascal Alexander
Wiharjo, Senna
Donny Prabowo, Andreas Parama Kumudasmara, Hermawan Yoga
Setiawan,
Yuditia Widiono, Fabieta Ridha, Andreas Danang Mahardhika,
Filexius Gulo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
Dandy Satria dan seluruh teman-teman angkatan 2014 Program Studi
Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu
dan memberi
semangat kepada saya untuk menyeleseikan skripsi ini.
12. Orang spesial bagi saya Maria Isabella Jeanita yang
senantiasa mendampingi dan
mendukung saya baik disaat susah maupun senang ketika menyusun
skripsi ini.
13. Seluruh narasumber dan responden yang bersedia meluangkan
waktu untuk
membantu penulis mengumpulkan data untuk skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima
kasih yang tak
terhingga pada semua pihak yang terlibat, dengan harapan semoga
penelitian ini
bermanfaat bagi semua pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... Error! Bookmark not
defined.
HALAMAN PENGESAHAN
..................................................................................
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
..............................................................................
iii
MOTTO
...................................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
..................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
............................... vii
ABSTRAK
............................................................................................................
viii
ABSTRACT
.............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR
.............................................................................................
x
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
xiii
BAB I : PENDAHULUAN
.....................................................................................
1
A. Latar Belakang
.........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
....................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
.....................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian
...................................................................................
4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
.................................................................................
6
A. Kajian Teori
.............................................................................................
6
1. Museum…………………………………………………………..........9
2. Teori Kebudayaan……………………………………………………..6
3. Museum Sonobudoyo………………………….……………………..12
4. Sumber Belajar……………………………………………………….13
5. Pariwisata…………………………………………………………….15
6. Metode Field Trip (KaryaWisata)……………………………………17
B. Penelitian Yang Relevan
........................................................................
18
C. Kerangka Berpikir
..................................................................................
20
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
........................................................... 22
A. Jenis Penelitian
.......................................................................................
22
B. Tempat dan Waktu Penelitian
.................................................................
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
C. Sumber Data
..........................................................................................
24
D. Metode Pengumpulan
Data.....................................................................
24
E. Instrumen Pengumpulan Data
.................................................................
25
F. Teknik Sampling
....................................................................................
27
G. Validasi Data
..........................................................................................
28
H. Analisis Data
..........................................................................................
29
I. Sistematika Penulisan
.............................................................................
32
BAB IV : HASIL PENELITIAN
...........................................................................
34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
....................................................................
34
1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo…………………………………34
2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo……………………………35
3. Sarana dan Prasarana…………………………………………………35
B. Hasil Penelitian
......................................................................................
38
1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan
Museum Sonobudoyo Saat
ini..............................................................38
2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi
Ruangan…...42
2. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar
dan Destinasi Wisata di Yogyakarta…………………………………50
C. Pembahasan
...........................................................................................
61
1. Latar Belakang Berdirinya Museum Sonobudoyo
Yogyakarta……...61
2. Koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo………………………….64
3. Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan
Destinasi Wisata……………………………………………………...67
BAB V KESIMPULAN
.........................................................................................
73
A. Kesimpulan
............................................................................................
73
B. Saran
......................................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
...................................................... 3
Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967)
.......................... 14
Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian
.............................................. 21
Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles & Huberman
.................. 32
Gambar V. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar.
........................ 56
Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata.
....................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
...............................................................
23
Tabel 2. Pedoman Konversi Skala
Lima...............................................................
31
Tabel 3. Rincian Jumlah Koleksi Museum Sonobudoyo
Berdasarkan
Inventarisasi 2018
...................................................................................
44
Tabel 4. Daftar Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan
Klasifikasi
Ruangan...................................................................................................
46
Tabel 5. Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar
................................................. 54
Tabel 6. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Sumber Belajar.
.............................. 55
Tabel 7. Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata
................................................ 57
Tabel 8. Presentase Hasil Kuesioner Aspek Destinasi Wisata.
............................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Observasi Museum…………………………………………………… 81
Lembar Pengamatan Museum………………………………………………... 82
Dokumentasi Data Dokumen…………………………………………………. 83
Instrumen wawancara pengunjung dan pengelola…………………………. 84
Instrumen Kuesioner…………………………………………………………… 85
Daftar Nama Narasumber…………………………………………………….. 87
Catatan Lapangan 1……………………………………………………………. 88
Catatan Lapangan 2……………………………………………………………. 90
Catatan Lapangan 3……………………………………………………………. 93
Catatan Lapangan 4……………………………………………………………. 96
Catatan Lapangan 5……………………………………………………………. 98
Catatan Lapangan 6……………………………………………………………. 100
Catatan Lapangan 7……………………………………………………………. 102
Catatan Lapangan 8…………………………………………………………… 104
Catatan Lapangan 9……………………………………………………………. 106
Dokumentasi Wawancara……………………………………………………… 108
Silabus Pembelajaran…………………………………………………………. 110
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………………. 134
Surat Ijin Penelitian : KesBangPol……………………………………………. 158
Surat Ijin Penelitian : Museum Sonobudoyo………………………………… 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, museum
merupakan
bangunan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, dan merawat
benda-benda
yang mempunyai nilai tertentu, seperti nilai sejarah, seni dan
budaya.1 Museum
didirikan sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya,
tempat untuk
mengenal dan memahami berbagai warisan masa lalu yang menjadi
bukti peradaban
suatu bangsa. Oleh karena itu, museum sebagai tempat untuk
menyimpan benda-
benda peninggalan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar
sekaligus destinasi
wisata.
Pendirian dan pengembangan museum di Indonesia telah berlangsung
sejak
zaman kolonial. Tujuan pendirian museum setelah kemerdekaan
adalah untuk
kepentingan serta sarana pendidikan nonformal. Jumlah koleksi
pada masa kolonial
cukup besar, namun disajikan dengan konsep penataan seperti di
Eropa. Bangunan
museum sebelum kemerdekaan cenderung menggunakan bangunan tua.2
Pada masa
itu, museum tidak diperuntukkan sebagai mana fungsinya sehingga
belum memenuhi
kriteria bangunan museum modern.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih Museum Sonobudoyo sebagai
objek
penelitian. Museum Sonobudoyo didirikan pada tahun 1935 sebagai
tempat
penyimpanan, pemeliharaan dan pengenalan koleksi benda-benda
peninggalan,
1 Piter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, Jakarta : Modern English
Press, 1991, hlm. 235 2 Tjahjopurnomo.R, Sejarah Permuseuman Di
Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat
Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, 2011, hlm. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
termasuk naskah-naskah kuno yang berasal dari daerah Yogyakarta
dan daerah lain di
Indonesia. Museum ini didirikan oleh lembaga penelitian
kebudayaan Jawa, Java
Instituut, suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan rekomendasi
Kongres
Kebudayaan I (1918) yang digagas oleh Pangeran Prangwadono
(Mangkunegoro
VII).3
Koleksi Museum Sonobudoyo merupakan yang terlengkap kedua
setelah
Museum Nasional di Jakarta. Pada zamannya, koleksi buku
perpustakaan museum
sangat banyak, bahkan berbagai buku langka masih tersimpan
sampai kini.
Koleksinya terus bertambah, meliputi koleksi prasejarah, masa
klasik, etnhografika,
naskah dan berbagai buku. Di museum ini bisa dilihat, antara
lain, kaligrafi huruf
Arab, berangka tahun 1354, sebagai hiasan dinding yang terbuat
dari bahan kayu jati.
Juga kain batik, selendang lurik kluwung, wayang kulit, topeng,
dan genta yang
berfungsi sebagai kelengkapan upacara agama Budha, yang berasal
dari zaman Candi
Kalasan. Karena proporsi luas ruangan dengan jumlah koleksi
sudah tidak seimbang,
maka Museum Sonobudoyo pada tahun 1974 memperluas ruang
pamerannya ke
Dalem Condrokiranan, yang terletak di sebelah timur Plengkung
Wijilan.4
Pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber belajar dapat
menjadi
jawaban dari permasalahan siswa yang dirasa jenuh dalam
melaksanakan
pembelajaran di kelas. Dengan adanya Museum Sonobudoyo sebagai
sumber belajar,
para pengajar bisa mengajak siswa untuk belajar bersama di luar
kelas. 5Selain dalam
3 Nurus Supardi, Kongres Kebudayaan 1918-2003, Yogyakarta :
Ombak, hlm. 52 4 Dokumentasi Harian Kedaulatan Rakyat, “Museum
Sonobudoyo, Dibangun 1935 : Di Atas Tanah
Hadiah Sultan”
http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/ 0041-2002
Museum%%20Dibangun
%201935%20Di%20Atas%20Tanah%20Hadiah%20Sultan.pdf, pada tanggal
1 September 2018 pukul
19.55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
rangka pembelajaran, para siswa sekaligus dapat berwisata
sehingga akan
menghilangkan kesan jenuh dengan pembelajaran formal di dalam
kelas.
Proses pembelajaran dipandang sebagai usaha yang dilakukan
pendidik agar
peserta didik belajar. Sedangkan belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku
melalui pengalaman belajar. Menurut pendapat Sanjaya (2006:162)
“Pengalaman
dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung”.
Proses untuk
mendapatkan pengalaman langsung dilakukan melalui aktivititas
pembelajaran pada
situasi yang sebenarnya. Namun untuk proses pengalaman tidak
langsung
dilaksanakan sebagai upaya menyikapi kendala tidak semua bahan
pembelajaran
dapat disajikan secara langsung.6
Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman oleh Edgar Dale
(Sanjaya,
2006:163) yang mengemukakan “untuk memahami peranan media dalam
proses
mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale
melukiskannya dalam
sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone
of experience)”.
Kerucut pengalaman Edgar Dale dianut secara luas untuk
menentukan alat bantu atau
media yang sesuai, untuk memperoleh pengalaman belajar secara
mudah. 7
Gambar I. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
6 Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, hlm. 162 7
Sanjaya, Ibid, hlm. 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis menghadirkan rumusan
masalah pada judul
“Pemanfaatan Museum Sonobudoyo Sebagai Sumber Belajar dan
Destinasi Wisata
Yogyakarta” sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo dan
perkembangan pada saat
ini?
2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo?
3. Bagaimana pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber
belajar dan
destinasi wisata?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mengambil
tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo serta
perkembangan
museum saat ini.
2. Mendeskripsikan koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo .
3. Mendeskripsikan pemanfaatan Museum Sonobudoyo sebagai sumber
belajar dan
destinasi wisata.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
universitas, penulis,
dan masyarakat dengan uraian sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang
manfaat museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata
khususnya pada
objek Museum Sonobudoyo.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan bagi
penulis tentang
pentingnya museum sebagai sumber belajar dan destinasi
wisata.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat
masyarakat untuk
berkunjung ke Museum Sonobudoyo dan mengenalkan kepada mereka
mengenai
sejarah dan koleksi-koleksi yang terdapat di museum
tersebut.
4. Bagi Museum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
museum agar
ke depannya pihak museum dapat semakin mengembangkan museum
terutama
dalam rangka sebagai sumber pembelajaran.
5. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi para
guru dalam
kegiatan pembelajaran agar para siswa tidak merasa jenuh dan
bosan dalam proses
pembejaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Museum
a. Pengertian Museum
Museum berasal dari kata Latin museion, yaitu kuil untuk
sembilan
dewi Muse anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah
menghibur.
Dalam perkembangannya museion menjadi tempat kerja ahli-ahli
zaman
Yunani Kuno, seperti Pythagoras dan Plato. Mereka menganggap
museion
adalah tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat, sebagai
ruang lingkup
ilmu dan kesenian. Dengan kata lain tempat pembaktian diri
terhadap
kesembilan Dewi Muse tadi.8
Berdasarkan sejarahnya, museum merupakan sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat
dan terbuka
untuk umum, serta bertugas merawat, mengumpulkan, melestarikan,
meneliti,
mengkomunasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan
yang
berwujud benda untuk pendidikan, penelitian, dan hiburan.9
b. Jenis Museum
Pada tahun 1969 Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum
menurut jenis koleksinya. Ketika itu terdapat tiga jenis museum
yaitu museum
umum, museum khusus, dan museum lokal. Pada tahun 1975,
pengelompokan
8 Museumku, Sejarah Museum,
https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/, pada tanggal 3
September 2018 pada pukul 17.34 9 Schouten, Penantar Didaktif
Museum, Jakarta : Proyek Pembinaan Museum Jakarta, 1991, hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://museumku.wordpress.com/sejarah-museum/
-
7
diubah menjadi museum umum, museum khusus, dan museum
pendidikan.
Pada tahun 1980 pengelompokan kembali diubah menjadi museum umum
dan
museum khusus dan berdasarkan kedudukannya. Direktorat
Permuseuman
mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi museum
tingkat nasional, museum tingkat regional (provinsi), dan museum
tingkat
lokal (Kodya/Kabupaten).10
Berdasarkan Wikipedia, jenis museum antara lain : 11
1) Museum Arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri
untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak
yang
terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air
Museum).
2) Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni,
merupakan
sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual
seperti
lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah
seni keramik, seni logam dan furnitur.
3) Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada
benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok
orang,
dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi.
Beberapa
museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan
orang yang
bersangkutan pada saat dia hidup.
10 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm.35 11 Wikipedia, Museum,
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum diakses pada tanggal 3
September 2018
pada pukul 18.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://id.wikipedia.org/wiki/Artefakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni_visual&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Lukisanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gambarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Patunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Keramikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Furniturhttps://id.wikipedia.org/wiki/Museum
-
8
4) Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris
sebagai
Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum dijumpai.
Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional,
dan
memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi
dari
tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan
rasa
keingin-tahuan terhadap dunia.
5) Museum Sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya
dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum
tersebut
memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen,
artefak
dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan
even
kesejarahan tersebut.
c. Pengunjung Museum
Berdasarkan jenis-jenis museum di atas, maka akan terdapat
jenis-
jenis pengunjung museum. Berikut adalah jenis-jenis pengunjung
museum
menurut buku Pengantar Didaktif Museum12 :
1) Pengunjung Pelaku Studi
Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang
studi tertentu yang berkaitan dengan koleksi tertentu untuk
menambah
wawasannya mengenai museum. Pengunjung pelaku studi tidak
hanya
memanfaatkan museum sebagai tempat penelitian, tetapi juga bekal
untuk
mereka yang mengenal lebih dalam mengenai koleksi yang ada di
museum.
12 Schouten, op. cit, hlm. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
-
9
2) Pengunjung Bertujuan Tertentu
Pengunjung bertujuan tertentu adalah mereka yang datang ke
museum karena ada kegiatan atau acara tertentu yang dilaksanakan
di
museum seperti pemeran, pertunjukan budaya dan lain-lain.
3) Pengunjung Pelaku Rekreasi
Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang ingin
memanfaatkan museum untuk tujuan rekreasi. Mereka hanya
melihat-lihat
benda yang dipamerkan dan mengamati seluruh objek pameran
dengan
sekilas tanpa pengamatan lebih detail.
2. Teori Kebudayaan
a. Definisi Kebudayaan
Kata “kebudayaan” berasal dari Bahasa Sansekerta Buddayah.
Kata
Buddayah adalah bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “budi” dan
“akal”.
Menurut Koentjaraningrat (1974:9), secara etimologis kata
“kebudayaan”
berarti hal-hal yang berkaitan dengan akal. Namun ada yang
beranggapan
pula bahwa kata “budaya” berasal dari kata majemuk Budi daya
yang berarti
“daya dari budi” atau “daya dari akal” yang berupa cipta, karsa,
dan rasa.13
Dalam Sutarjo Adisusilo (2013:1-2) definisi kebudayaan berasal
dari
kata culture (Latin: colere) yang berarti mengolah, mengerjakan
tanah atau
segala usaha manusia dalam mengolah tanah. Dalam
perkembangannya,
segala usaha manusia tersebut diartikan sebagai kebudayaan.
Sedangkan
bagian atau unsur dari kebudayaan yang “halus”, maju dan indah
misalnya
13 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan.
Jakarta : Gramedia. Hlm. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
kesenian, IPTEK, dan lain-lain disebut sebagai peradaban.
Menurut Paul
Riceour, ada empat dimensi kebudayaan, yaitu:14
1) Ciri manusia itu terus-menerus berkembang, terus berusaha
memenuhi kebutuhannya.
2) Sebagai strategi manusia dalam menghadapi lingkungannya
3) Kebudayaan merupakan sistem makna, oleh sebab itu untuk
memahaminya diperlukan metode interpretasi
Selanjutnya, Paul Ricoeur menjelaskan bahwa kebudayaan
mempunyai tiga lapisan, yaitu :15
1) Alat-alat, yaitu segala sesuatu yang diciptakan manusia
untuk
mencapai tujuan yang dikehendakinya, termasuk di dalamnya
berbagai bentuk teknologinya.
2) Etos masyarakat, yaitu kompleks kebiasaan dan sikap
manusia
terhadap waktu, alam, dan kerja.
3) Inti sari, yaitu pemahaman dari masyarakat yang berkaitan
dengan cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya,
sejarahnya dan tujuan-tujuannya.
Dengan kata lain pemikiran Riceour menghubungkan antara
sejarah
dan eksistensi. Artinya hermeneutika (ilmu menafsir) berhubungan
dengan
seni menafsir sejarah sebagai medan eksistensi.16 Salah satu
cara manusia
14 Sutarjo Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat : Dari yang Klasik
Sampai yang Modern, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada. Hlm. 1 15 Ibid. hlm 2 16 Albertus Bagus
Laksana. Paul Riceour (1913-2015) Refleksi atas Eksistensi Diri,
Hermeneutika dan
Persoalan Kebangsaan. Yogyakarta : Panitia Extension Course
kerjasama dengan Majalah Basis.
Hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
menafsirkan kebudayaan melalui museum, dengan demikian
museum
tersebut adalah salah satu produk eksistensi dari kebudayaan itu
sendiri.
b. Fungsi, Unsur, Ciri/Wujud, dan Sifat Kebudayaan17
1) Fungsi Kebudayaan
Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan
nilai-nilai
hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa
masyarakat
kepada taraf hidup tertentu :
Hidup lebih baik
Lebih manusiawi
Berperikemanusiaan
2) Unsur-Unsur Kebudayaan
Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan,
alat-alat,
produksi, transportasi)
Mata pencaharian hidup dan system ekonomi (pertanian,
peternakan, system produksi, distribusi)
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
politik,
sistem hukum, perkawinan)
Bahasa
Kesenian
Sistem pengetahuan
Religi
3) Ciri/Wujud Kebudayaan
Ciri Kebudayaan
Bersifat menyeluruh
Berkembang dalam ruang/bidang geografis tertentu
Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu
Wujud Kebudayaan
Ide : tingkah laku dalam tata hidup
17 Journal UAJY. Teori Kebudayaan.
https//:e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf. diakses pada
tanggal 18 Juli 2019, pada pukul 21.54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdfhttp://e-journal.uajy.ac.id/1601/3/2TA12254.pdf
-
12
Produk : sebagai ekspresi pribadi
Sarana hidup
Nilai dalam bentuk lahir
4) Sifat Kebudayaan
Beraneka ragam
Diteruskan dan diajarkan
Dapat dijabarkan :
- Biologi
- Psikologi
- Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan
Berstruktur terbagi atas item-item
Mempunyai nilai
Terbagi pada bidang dan aspek
3. Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo dulu adalah sebuah yayasan yang bergerak
dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Yayasan
ini
berdiri di Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Instituut.
Dalam keputusan
Konggres tahun 1924 Java Instituut akan mendirikan sebuah museum
di
Yogyakarta. 18
Pengurus Java Instituut kebanyakan cendekiawan bumiputera,
antara
lain pangeran Prangwadono, Husein Jayadiningrat, Purbacaraka,
Rajiman
Wedyodiningrat, P.H. Hadinegoro, dan R. Sastrowijono,
disamping
cendekiawan Belanda seperti F.D.K. Bosch, Th. Karsten, dan S.
Koperberg.
Enam belas tahun setelah berdiri, Java Instituut berhasil
mengumpulkan benda
budaya dari Sunda, Jawa, Madura, Bali, Palembang, dan lain-lain.
Kemudian
timbul gagasan untuk mendirikan museum, lahirlah Museum
Sonobudoyo
18 Sonobudoyo Herilage Museum, Sejarah Museum Sonobudoyo,
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/ sejarah, diakses pada
tanggal 4 September pada pukul 00.30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/%20sejarah
-
13
pada 6 November 1935, diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono
VIII,
sekaligus mejadi pelindung museum.19
Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis
Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta,
mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai
budaya
ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif
kultural.
Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat,
mengawetkan,
melaksanakan penelitian, melakukan pelayanan pustaka, dan
bimbingan
edukatif kultural serta menyajikan benda koleksi Museum
Negeri
Sonobudoyo.20
Museum Sonobudoyo yang berlokasi di pusat kota berada dalam
lokasi
yang strategis, berada dalam lingkungan Pusat Budaya Yogyakarta
yang
banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam
maupun
luar negeri.
4. Sumber Belajar
Belajar dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai
dengan
paradigma yang dipergunakan. Dari pengertian belajar menurut
behaviourisme, kognitivisme, dan kontruktivisme, dapat
disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana,
sistematis, dan
menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif
menetap
melalui interaksi dengan sumber belajar. Dengan demikian, sumber
belajar
19 Tjahjopurnomo. R, op.cit, hlm. 25 20 Sonobudoyo Herilage
Museum, Sekilas Tentang Museum Sonobudoyo,
http://sonobudoyo.com/id/
web/tentang/sekilas, diakses pada tanggal 4 September 2018 pada
pukul 01.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://sonobudoyo.com/id/
-
14
merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang
memungkinkan
individu memperoleh pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan,
emosi, dan
perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman belajar dan tanpa
sumber
belajar tidak mungkin proses belajar dapat terlaksana dengan
baik.21
Dengan adanya sumber belajar, maka kegiatan belajar mengajar
diharapkan akan lebih mudah dilaksanakan. Proses perkembangan
dalam
sumber belajar didasari pada perubahan dan penyesuaian atas
dasar
pengetahuan22. Perkembangan sumber belajar, pendekatan,
strategi, metode,
dan teknik belajar mengajar oleh Asbhy (1967) disebut sebagai
revolusi dalam
pendidikan karena tejadi perubahan yang mendasar dalam
penyelenggaraan
pendidikan.23 Revolusi pendidikan menurut Eric Asbhy dapat
digambarkan
dengan menggunakan gambar sebagai berikut :
Gambar II. Revolusi Pendidikan Menurut Eric Asbhy (1967)
Gambar di atas dijelaskan pada tahap pertama, orang tua
menyerahkan
sebagian dari tugas tanggung jawabnya dalam mendidik anak kepada
orang
21 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2014, hlm. 18 22 Ibid, hlm. 21 23 Ibid, hlm.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
lain (guru) atau keluarga ke sekolah. Tahap kedua, ketika aksara
atau tulisan
dipergunakan sehingga bahan yang disampaikan dapat ditampilkan
dalam
bentuk tulisan. Tahap ketiga, ketika ditemukan mesin cetak
sehingga lebih
banyak orang dapat memperoleh kesempatan belajar. Tahap keempat,
ketika
berkembangnya teknologi dalam bidang elektronik dan media
komunikasi
sehingga membantu guru mempersiapkan dan menyajikan bahan
pelajaran
serta membuat siswa dapat belajar lebih banyak24
Saat ini, perkembangan sumber belajar sudah didominasi oleh
sumber
elektronik seperti internet, namun sumber belajar berbasis
lingkungan dan
alam ternyata dapat juga diaplikasikan dalam proses pembelajaran
yang lebih
menarik. Hal tersebut dapat ditarik pemikiran bahwa sumber
belajar dengan
berbasis alam dan lingkungan dapat semakin memperjelas teori
yang guru
jelaskan di sekolah. Selain itu, dengan berkunjung langsung ke
sumber belajar
yang bersangkutan, para siswa akan melihat langsung,
mendiskusikan,
mengkaji, dan menyimpulkan sumber tersebut menjadi sebuah
pembelajaran
baru.
5. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari kata wisata, wisata sendiri adalah
kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara
sukarela serta bersifat sementara untuk meningkatkan objek dan
daya tarik
wisata. Maka pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan
24 Ibid, hlm.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
usaha-
usaha yang terkait di bidang tersebut.25
b. Sejarah Pariwisata di Indonesia
Pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun
1910-1920
yaitu setelah dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal
Belanda
untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.26
Perkembangan
pariwisata di Indonesia dipengaruhi oleh terbukanya jalur
perdagangan
antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia
termasuk
Indonesia. Selain itu, ada beberapa faktor yang mendorong
perkembangan
pariwisata di Indonesia, antara lain :
1) Semakin berkembangnya industri pariwisata Internasional
yang
kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara
termasuk
Indonesia
2) Pariwisata tidak termasuk gejolak ekonomi dunia
3) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam
jenisnya
4) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kehidupan yang
bersenang-senang dan mencari pengalaman baru termasuk ke
Indonesia.27
Kecenderungan pariwisata menempatkan museum sebagai salah
satu daya tarik wisata budaya. Wisatawan yang ingin memahami
keragaman dan keaslian atau autentisitas budaya menyebabkan
museum
sebagai pilihan wisatanya. Museum berfungsi sebagai pengelolaan
warisan
25 Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta:
Program Studi Kepariwisataan Fakultas
Ilmu Budaya UGM, 2008. hlm 9 26 Marsono, Ibid, hlm 14 27 Ibid,
hlm 15-16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
budaya sesungguhnya memiliki ideologi yang sama dengan
pariwisata
budaya yakni memberikan informasi dan pelayanan kepada
publik
dan/atau wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak
ataupun event
tertentu.
Museum sebagaimana didefinisikan oleh the International
Council
of Museums (ICOM): A museum is a non profit making,
permanent
institution in the service of soceity and of its development,
and open
public, which acquaires, conserves, research, communicates and
exhibits,
for purposes of study, education and enjoyment, material
evidence of
people and their environment.28 Sebagai lembaga nirlaba (non
profit),
museum juga perlu dana untuk memelihara koleksi dan
kesejahteraan
karyawannya. Salah satu sumber dananya dapat diupayakan dari
industri
pariwisata, sehingga dengan demikian ada hubungan yang
saling
menguntungkan antara museum dan pariwisata budaya.
6. Metode Field Trip (KaryaWisata)
Metode Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan
mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar
sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu.29 Sedangkan menurut
Syaiful
Sagala, metode field trip ialah pesiar (eksekursi) yang
dilakukan oleh para
28 Benediktason, Museums and Tourism. Stakeholders, Resource and
sustainable development.
Master’s Dissertation. Musion : Goteber g University, 2004, hlm.
9 29 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar : Salah Satu Unsur
Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar :
Teknik Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, hlm. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu
dan
merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.30
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode field
trip
merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara
membawa
langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang
berdekatan
dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami
secara
langsung. Dalam pembelajaran sejarah sangat dibutuhkan
metodologi
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Metode field
trip dianggap sebagai salah satu metode yang efektif digunakan
oleh
pengajar untuk membantu proses pembelajaran khususnya
pelajaran
sejarah dengan mengunjungi obyek-obyek sejarah yang terkait
dengan
materi. Dengan mengamati lingkungan secara nyata siswa akan
lebih
bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan
gagasannya
terhadap pembelajaran sejarah.
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam membantu proses penulisan skripsi ini, peneliti
menggunakan
beberapa penelitian relevan, antara lain :
1. Hasil penelitian dari Erza Setiana Sirait (2017), yang
berjudul “Pemanfaatan
Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”,
menunjukan
bahwa Museum Misi Muntilan cocok digunakan sebagai sarana
dalam
membantu proses pembelajaran. Persamaan penelitian tersebut
dengan skripsi
penulis yaitu, menerapkan model analisis data dari Miles dan
Huberman
30 Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar, Bandung : Alfabeta, 2006, hlm. 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Perbedaan penelitian
yang
dilakukan oleh Erza Setiana Sirait adalah penulis skripsi selain
membahas
mengenai pemanfaatan untuk sumber belajar, peneliti juga
meneliti
pemanfaatan bidang destinasi wisata. Sedangkan hasil penelitian
dari Erza
Setiana Sirait hanya meneliti pemanfaatan sumber belajar.
Perbedaan yang
kedua terdapat pada objek yang di teliti. Penulis skirpsi
menggunakan
Museum Sonobudoyo sebagai objek penelitiannya, sedangkan dalam
hasil
penelitian Ersa Setiana Sirait membahas Museum Misi Muntilan
sebagai
objek penelitian.
2. Hasil penelitian yang dilakukan Umi Hartati dengan judul
“Museum Lampung
Sebagai Media Pembelajaran Sejarah”. Penelitian ini membuktikan
ternyata
dengan berkunjung ke museum dapat meningkatkan minat dan
motivasi
belajar siswa. Persamaan penelitian tersebut dengan skirpsi
penulis yaitu,
sama-sama menggunakan teknik trianggulasi dan menerapkan model
analisis
data Miles dan Huberman. Sedangkan perbedaan penelitian yang
dilakukan
oleh Umi Hartati dan penulis skripsi terdapat pada bagian
variable dan objek
penelitian. Variable yang dilakukan Umi Hartati adalah penerapan
museum
sebagai media pembelajaran sejarah dan menggunakan objek
Museum
Lampung untuk bahan penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan
dua
variable yaitu pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan
destinasi
wisata, dan objek yang digunakan penulis untuk penelitian ini
adalah
Museum Sonobudoyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
C. Kerangka Berpikir
Museum adalah suatu lembaga yang melayani kepentingan masyarakat
dan
kemajuannya, terbuka untuk umum, dan tidak mencari keuntungan,
yang
memelihara, meneliti, dan mengkomunikasikan benda-benda
pembuktian
material manusia dalam lingkungannya untuk tujuan studi,
pendidikan, dan
rekreasi.31 Museum dapat diterangkan dengan berbagai definisi,
tetapi pada
dasarnya adalah suatu lembaga untuk menyimpan benda-benda
yang
mencerminkan sifat khas dari suatu hal. Museum dapat dijadikan
tempat
alternatif untuk belajar bagi para siswa karena dengan datang ke
museum, para
siswa dapat melihat dan merasakan langsung koleksi yang ada di
museum.
Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum terlengkap kedua
setelah
Museum Nasional. Museum Sonobudoyo menyimpan berbagai buku
peninggalan
sejarah yang sampai sekarang masih tertata rapi dan terpelihara
dengan baik.
Tidak hanya buku-buku peninggalan sejarah, Museum Sonobudoyo
juga
menyimpan beberapa jenis koleksi, diantaranya adalah geologi,
biologi,
etnhografi, arkeologi, numismatik/heraldik, histori, filogi,
keramologi, senirupa,
dan teknologi.
Museum Sonobudoyo dapat dijadikan sebagai objek sumber belajar
bagi
para siswa. Kegiatan pembelajaran yang monoton dan dirasa
membosankan dapat
teratasi dengan mengunjungi Museum Sonobudoyo untuk melihat
langsung
berbagai koleksi bersejarah. Dengan melihat langsung sebuah
objek, maka
31 Doni Pengalaman 9, Museum,
https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/museum/,
diakses pada tanggal 4 September 2018 pada pukul 00.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://donipengalaman9.wordpress.com/2013/07/08/museum/
-
21
pengetahuan yang didapat tidak mudah hilang. Pengetahuan yang
didapatkan
melalui pengamatan langsung akan lebih mudah diingat oleh para
siswa.
Selain sebagai sumber belajar, museum juga memiliki manfaat dan
daya
tarik sebagai sumber pariwisata. Bangunan dan berbagai koleksi
di dalamnya
akan menarik wisatawan yang ingin tahu mengenai sejarah.
Berdasarkan
kerangka berpikir tersebut, maka dapat digambarkan skema
mengenai kerangka
berfikir sebagai berikut :
Gambar III. Skema kerangka berpikir penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Museum Sonobudoyo
Sebagai
Sumber Belajar dan Destinasi Wisata menggunakan jenis penelitian
kualitatif
dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Konsep model Miles
dan
Huberman adalah analisis dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sedangkan aktivitas dalam analisis
meliputi reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) serta
penarikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Dalam
Penelitian Kualitatif,
peneliti harus datang langsung ke museum untuk melakukan
penelitian dan
melakukan observasi yang bertujuan menemukan permasalahan yang
ada.32
Adapun karakter penelitian kualitatif atau naturalistik adalah
penelitian
yang alami, peneliti sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan
secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan
analisis data
dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan
makna daripada
generalisasi.33 Dengan definisi di atas, maka dapat ditarik
pemikiran bahwa
dalam penelitian kualitatif, peneliti melaksanakan pengamatan
dengan
lingkungan objek untuk mendapatkan permasalahan dan memahami
permasalahan tersebut.
Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif
yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para
partisipan melalui
32 Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm. 41. 33 Sedarmayanti, Metode
Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 2011, hlm 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
pengamatan dan semua variannya.34 Sifat penelitian kualitatif
yang deskriptif ini
mempertegas dan menentukan bahwa peneliti secara rinci
melaksanakan dan
menggambarkan pengamatan serta kegiatan wawancara yang
dilaksanakan di
lapangan. Pada proses pengolahan data, peneliti harus mencatat
dan menangkap
semua keterangan hasil pengamatan dan kegiatan wawancara.
Meskipun akan ada
jawaban atau data dari narasumber hanya berasal dari satu sudut
pandang atau
subyektif namun peneliti tetap memasukkan data tersebut karena
apapun data dari
narasumber merupakan realita yang terjadi di lapangan tempat
dilakukannya
penelitian tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Museum Sonobudoyo yang
beralamatkan
di Jalan Trikora / Pangurakan No. 6 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober
2018
dengan uraian sebagai berikut :
No Kegiatan Bulan
Agu Sep Okt Nov Des
1 Penyusunan Proposal √ √
2 Perizinan √
3 Pengumpulan Data √ √
4 Analisis Data √
5 Penulisan Laporan √ √
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
34 Putra Nusa, op. cit, hlm. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
C. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti memperoleh
sumber
data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Oleh karena
itu, sumber data
yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi museum, jawaban
dari para
narasumber, dan hasil checklist dari pengisian kuesioner oleh
pengunjung
dan/atau pengelola museum. Selain itu peneliti juga akan
menggunakan sumber
buku atau dokumen yang berasal dari museum dan perpustakaan.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui metode
mana
yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.35 Dalam penelitian
ini, maka
metode yang sesuai untuk digunakan adalah metode sebagai berikut
:
1. Observasi
Dalam melaksanakan observasi, peneliti datang ke tempat
penelitian dan
mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas yang ada di
Museum
Sonobudoyo. Selain mengamati bentuk fisik bangunan dan fasilitas
museum,
peneliti juga telah melakukan observasi dari segi pengunjung dan
pengelola
museum beberapa tahun terakhir agar mendapat metode yang cocok
untuk
melakukan penelitian.
2. Angket/Kuesioner
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan
kuesioner
sebagai metode pengumpulan data. Peneliti menyebarkan lembar
angket yang
berisi pertanyaan mengenai fungsi Museum Sonobudoyo sebagai
sumber belajar
dan destinasi wisata. Pelaksanaan kuesioner melibatkan
pengunjung dan
35 Usman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008, hlm. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
pengelola museum. Jika data yang didapat kurang atau belum
mencapai target,
kuesioner juga melibatkan masyarakat sekitar sampai data
penelitian dirasa
cukup atau mencapai target. Pada penerapannya, peneliti dibantu
oleh beberapa
rekan untuk melaksanakan kuesioner. Hal ini dikarenakan lebih
efektif dan
efisien dalam menggunakan waktu dan tempat pelaksanaan
kuesioner.
3. Wawancara
Dalam metode wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun
pertanyaan yang berfokus pada sumber belajar dan destinasi
wisata yang
ditanyakan kepada narasumber. Seperti halnya kuesioner,
wawancara
melibatkan pengunjung, pengelola, bahkan masyarakat sekitar
museum untuk
mendapatkan data penelitian. Wawancara dengan narasumber
dilaksanakan di
tempat narasumber berada atau juga di area Museum
Sonobudoyo.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis
wawancara
semiterstruktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori
in-dept interview,
dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara
diminta
pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti
mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
narasumber.36
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi
36 Sugiyono, Ibid, hlm. 73-74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
sistematis.37 Dengan adanya instrumen pengumpulan data, peneliti
memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian.
Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Observasi
Instrumen Observasi adalah pedoman melakukan observasi itu
sendiri. Peneliti menggunakan checked list untuk menjadi
pedoman
observasi. Isi dari instrumen checked list tersebut adalah
faktor mengenai apa
yang akan diselidiki.38
Sebelum memulai observasi, peneliti membuat intrumen checked
list
tersebut. Pada tahap instrumen observasi peneliti telah
mengamati yang
berkaitan dengan bentuk fisik museum, perawatan koleksi, sampai
fasilitas
edukasi yang ada di Museum Sonobudoyo.
(Instrumen observasi terlampir)
2. Angket
Instrumen pada angket atau kuesioner adalah angket yang
telah
dibuat oleh peneliti. Angket atau kuesioner yang digunakan
peneliti adalah
angket atau kuesioner tipe checklist. Instumen angket atau
kuesioner yang
digunakan peneliti lebih terpusat pada pengunjung museum. Angket
atau
kuesioner penelitian berisi pemahaman pengunjung mengenai
fungsi
museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata, selain itu
angket
berisikan pendapat pengunjung mengenai koleksi, dan fasilitas
edukasi yang
diberikan oleh pihak museum. Dari hasil angket atau kuesioner,
diharapkan
37 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan
Prosedur, Jakarta : Kencana Prenada
Media Grup, 2014, hlm. 274. 38 Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi,
Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, hlm.
74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
dapat diketahui sejauh mana pemahaman fungsi museum sebagai
sumber
belajar dan destinasi wisata.
(Instrumen kuesioner terlampir)
3. Wawancara
Instrumen wawancara adalah susunan pertanyaan yang telah
dirangkai dan disusun oleh peneliti sebelum memulai kegiatan
wawancara.
Susunan pertanyaan inilah yang menjadi bahan dan acuan
pertanyaan bagi
peneliti pada proses wawancara.
Pada tahapan proses wawancara, peneliti menanyakan
pengetahuan
dan pendapat narasumber tentang fungsi Museum Sonobudoyo
sebagai
sumber belajar dan destinasi wisata. Dalam pengambilan data
peneliti juga
menggali informasi berupa pertanyaan tentang pemanfaatan museum,
jenis
koleksi, sampai kegiatan edukasi kepada narasumber.
(Instrumen pertanyaan wawancara terlampir)
F. Teknik Sampling
Teknik sampling atau lebih dikenal dengan teknik pengambilan
sampel.
Tujuan dari teknik sampling adalah untuk menentukan sampel yang
akan
digunakan dalam penelitian.39
Pada penelitian mengenai pemanfaatan Museum Sonobudoyo
sebagai
sumber belajar dan destinasi wisata, peneliti menggunakan teknik
sampling
bertujuan. Nama lain dari teknik ini adalah purposive sampling.
Peneliti
menggunakan teknik ini dengan pertimbangan dalam melakukan
sampling,
39 Sugiyono, Op. Cit, hlm. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
apakah informan tersebut dapat memberikan informasi yang relevan
atau tidak.40
Pada proses penelitian, peneliti akan melakukan sampel kepada
pengelola
museum, karyawan museum, pengunjung museum secara umum, dan
pengunjung
museum yang masih berstatus sebagai pelajar.
G. Validasi Data
Untuk mendapatkan tingkat kredibilitas yang tinggi sesuai dengan
fakta di
lapangan, maka validasi internal data penelitian dilakukan
melalui teknik member
check oleh responden setelah peneliti menuliskan hasil
observasi, angket, dan
wawancara ke dalam tabulasi data. Member check adalah proses
pengecekan data
oleh pemberi data kepada peneliti. Tujuan member check berfungsi
untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan
oleh pemberi data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uji kredibilitas
data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu
Triangulasi dan peningkatan
ketekunan. Selain menggunakan metode member check, peneliti
juga
menggunakan metode triangulasi untuk mevalidasi data.
Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.41
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi berdasarkan
sumber penelitian yang
40 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta, PT Bumi
Aksara, 2003, hlm 64 41 Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 372
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner
pengunjung Museum
Sonobudoyo.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu, untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang
berbeda. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui
kuesioner,
wawancara, serta dokumen.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga
lebih kredibel. Pada penelitian ini, peneliti memilih waktu yang
tepat agar
mampu melakukan wawancara terhadap pengunjung ketika keluar dari
museum
supaya memiliki waktu yang banyak dan lebih optimal.
H. Analisis Data
1. Analisis Data Miles dan Huberman
Proses analisis dibagi ke dalam empat alur kejadian yaitu
pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan
kesimpulan.42
Empat alur tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pada tahap ini proses pengumpulan data melibatkan informan,
aktivitas,
latar atau konteks terjadinya peristiwa. Data penelitian
kualitatif adalah semua
hal yang diperoleh dari yang didengar, dilihat dan diamati.
Dengan demikian,
42 Sugiyono , Op. Cit, hlm. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
data dapat berupa catatan lapangan, sebagai hasil pengamatan,
deskripsi
wawancara, catatan harian pribadi, foto, dan lainnya. Dalam
tahap
pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi,
wawancara,
kuesioner dan dilengkapi dengan dokumentasi.43
b. Reduksi data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema
dan polanya. Oleh karena itu, peneliti wajib memilah dan
memfokuskan data
yang berasal dari responden atau narasumber guna memperolah data
yang
kredibel.
Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pada
hasil dari
pengumpulan data melalui observasi, kuesioner dan wawancara
terhadap
pengunjung Museum Sonobudoyo.
Untuk menganalisis data kuesioner, peneliti menggunakan
teknik
Penilaian Acuan Patokan (PAP). Tujuan PAP adalah untuk mengukur
secara
pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian acuan
patokan berskala
lima. Penafsiran menggunakan penilaian acuan patokan dapat
menggunakan
langkah sebagai berikut:44
a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin telah diperolah,
jika semua
pernyataan telah dijawab.
43 Erza Setiana Sirait, Skripsi : “Pemanfaatan Museum Sonobudoyo
Sebagai Sumber Belajar Sejarah”
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), hlm. 45-46 44
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009, hlm 235-238.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
b. Mencari rata- rata ideal dengan rumus :
c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus:
S ideal = ideal
d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan
Menyusun pedoman konversi skala lima:
Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima
Interval Skor Keterangan
X ¡ 1,5 ¡ Sangat Tinggi
¡ 0,5 ¡ Tinggi
¡ 0,5 ¡ Cukup
¡ 1,5 ¡ Rendah
X ¡ 1,5 ¡ Sangat Rendah
c. Penyajian Data (Display Data)
Display Data atau penyajian data adalah mengolah setengah jadi
yang
sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang
jelas ke dalam
suatu matriks kategorisasi, serta akan memecah tema-tema
tersebut ke dalam
bentuk yang lebih konkret dan sederhana, pada dasarnya disebut
dengan
subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema
tersebut sesuai
dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan.
d. Verifikasi atau penyimpulan data
Setelah proses penyajian data selanjutnya peneliti memeriksa
kembali
data dan informasi yang diperoleh dari lapangan agar mendapatkan
data yang
valid dan terjamin, setelah data dikumpulkan dengan lengkap dan
diolah,
apabila proses pengumpulan data dinilai telah cukup, maka pada
akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
data-data tersebu akan dituangkan ke dalam ranncangan konsep
sebagai dasar
utama analisis dalam penelitian ini.
Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat
pada
gambar berikut.45
Gambar IV. Komponen Analisis Data : Model Miles &
Huberman
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian
ini,
maka penyusunan skripsi dibagi kedalam lima bab sebagai berikut
:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian
BAB II
Kajian Pustaka, berisi tentang Kajian Teori, Kerangka
Berpikir
BAB III
Metodologi Penelitian,berisi tentang Jenis Penelitian,
Tempat dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Metode
Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik
Sampling, Validitas Data, Analisis Data, Sistematika
45 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitiatif,
Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Penulisan
BAB IV Hasil Penelitian, berisi hasil penelitian dan
pembahasan
BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Museum Sonobudoyo Unit I Jl.
Trikora/Pangurakan No. 6, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa
Yogyakarta. Museum Sonobudoyo merupakan museum sejarah dan
kebudayaan
Jawa, termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini
menyimpan koleksi
mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap
setelah Museum
Nasional Republik Indonesia di Jakarta.
1. Visi dan Misi Museum Sonobudoyo
Visi dan Misi Museum Sonobuyo dapat diuraikan sebagai berikut :
46
a. Visi Museum Sonobudoyo
TERWUJUDNYA MUSEUM UNGGUL BERTARAF INTERNASIONAL
YANG MENGEKSPRESIKAN BUDAYA JAWA.
b. Misi Museum Sonobudoyo
- Mewujudkan museum berstandart internasional yang memiliki
keunggulan
kompetitif sebagai sumber daya budaya yang memiliki peran dan
nilai
strategis sebagai daya tarik utama kepariwisataan DIY
- Mewujudkan museum berstandart internasional dalam
pengelolaan
warisan budaya yaitu dalam pelestarian, preservasi dan
diseminasi
46 Sonobudoyo. Visi dan Misi,
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi, diakses
pada
tanggal 22 November 2018, pada pukul 22. 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/visi-dan-misi
-
35
- Mewujudkan museum berstandart internasional dalam hal
pengelolaan
museum terpadu yang meliputi manajemen strategi, manajemen
operasi,
manajemen SDM, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.
2. Tujuan dan Fungsi Museum Sonobudoyo47
a. Tujuan Museum Sonobudoyo
Pada awal didirikannya Museum Sonobudoyo antara lain untuk
mengumpulkan, melestarikan dan membina warisan budaya yang
selanjutnya
disajikan kepada umum. Dalam perkembangannya, museum
kemudian
dimanfaatkan sebagai obyek penelitian, obyek penikmat seni
sekaligus sebagai
obyek wisata, sehingga diharapkan fungsi Museum tidak hanya
bersifat
rekreatif tetapi juga bersifat edukatif kultural mengenai
sejarah perkembangan
kebudayaan umat manusia.
b. Fungsi Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo berfungsi sebagai tempat pelestarian,
penyimpanan, serta perawatan benda-benda untuk dijadikan
koleksi. Selain
itu, museum juga berfungsi sebagai sumber informasi dalam
melaksanakan
kegiatan belajar dan penelitian.
3. Sarana dan Prasarana
Museum Sonobudoyo adalah sebuah museum negeri yang ada di
Yogyakarta, untuk sarana dan prasarana yang ada di Museum
Sonobudoyo tidak
47 Sonobudoyo, Organisasi, Tujuan dan Fungsi,
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-
fungsi-dan-tugas, diakses pada tanggal 25 November 2018, pada
pukul 17.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-fungsi-dan-tugashttp://sonobudoyo.com/id/web/tentang/organisasi-fungsi-dan-tugas
-
36
kalah dengan museum-museum di sekitarnya. Berikut adalah sarana
dan
prasarana yang ada di Museum Sonobudoyo.48
a. Kantor staf Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo memiliki dua unit, setiap unit mempunyai
ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada Unit I, Museum
Sonobudoyo
memiliki ruangan untuk staf yang berfungsi sebagai tata usaha
dan ruang kerja
bagi para karyawan yang ada di Museum Sonobudoyo. Di Unit II
terdapat
beberapa bangunan yang salah satunya hanya berfungsi sebagai
tempat kepala
museum, dan para masing-masing ketua bidang. Ruang kantor di
Unit II
memiliki sekat ruangan yang bertujuan membatasi setiap
ruangan.
b. Perpustakaan
Museum Sonobudoyo memiliki sebuah perpustakaan yang terletak
pada Unit I, perpustakaan museum berada di sebelah ruang pameran
koleksi.
Ruang perpustakaan Museum Sonobudoyo Yogyakarta menyediakan
ruang
dan fasilitas untuk mendapatkan informasi melalui perpustakaan
Museum
Sonobudoyo. Di sana terdapat banyak referensi karya tulis baik
tulisan dalam
bentuk naskah cetak maupun manuskrip.
c. Ruang Pameran
Sama seperti museum-museum pada umumnya, Museum Sonobudoyo
memiliki ruangan untuk memamerkan koleksi-koleksi yang dimiliki
untuk
dapat dinikmati oleh pengunjung. Pada ruang pameran Museum
Sonobudoyo,
menampilkan berbagai macam dan jenis koleksi diantaranya ada
koleksi pra-
48 Hasil Observasi pada tanggal 20 November 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
sejarah, koleksi pewayangan, koleksi batik, koleksi topeng dan
lain
sebagainya.
d. Pendopo Pertemuan Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo memiliki keunggulan untuk bidang
fasilitas.
Museum Sonobudoyo memiliki ruangan terbuka di sebelah pintu
masuk
museum. Ruangan tersebut disebut Pendopo Pertemuan Museum
Sonobudoyo,
yang digunakan sebagai tempat pertemuan bila diselenggarakannya
kegiatan
atau event. Ruangan tersebut berukuran tidak terlalu besar,
namun cukup
untuk mengadakan acara dengan jumlah peserta maksimal 100
peserta.
e. Kamera CCTV
Museum Sonobudoyo memiliki sistem keamanan yang dilengkapi
dengan kamera CCTV yang tersebar di seluruh penjuru ruangan
museum
untuk memantau pengunjung museum dan berfungsi menghindari
perilaku
yang tidak diinginkan.
f. Ruang Gamelan
Museum Sonobudoyo adalah salah satu museum yang mempunyai
kekhasan kebudayaan, salah satunya adalah kebudayaan Jawa.
Untuk
mendukung kekhasan tersebut, museum memiliki tempat gamelan
yang
sekaligus dimainkan setiap hari di Museum Sonobudoyo. Alat yang
dimainkan
memang hanya gamelan bonang saja. Namun dengan dimainkannya
setiap hari
dan mampu didengarkan ke seluruh ruangan, pengunjung museum
dimanjakan
dan didukung suasana menikmati koleksi yang ada di museum
ditambah
dengan alunan music gamelan agar dapat lebih meresapi
pengetahuan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
menambah suasana kebudayaan Jawa ketika mengunjungi Museum
Sonobudoyo.
g. Pendingin ruangan
h. Toilet
i. Tempat Parkir
j. Kantor Satpam/Pos Keamanan
B. Hasil Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah disusun oleh
peneliti dan
data yang telah dikumpulkan, maka hasil penelitian akan
dijabarkan menjadi tiga
bagian yaitu sejarah berdirinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta,
apa saja
koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo, dan pemanfaatan
Museum
Sonobudoyo sebagai sumber belajar dan destinasi wisata di
Yogyakarta. Untuk
mendukung data pemanfaatannya peneliti juga menjabarkan hasil
kuesioner
mengenai tanggapan pengunjung museum terhadap manfaatnya sebagai
sumber
belajar dan destinasi wisata. Berikut adalah data hasil
penelitian tersebut :
1. Sejarah Berdirinya Museum Sonobudoyo dan Perkembangan
Museum
Sonobudoyo Saat ini.
Museum Sonobudoyo diistilahkan menjadi rumah budaya di
Yogyakarta,
dibangun dan didirikan dengan upaya yang tak mudah melalui
berbagai
kesepakatan dan rencana selama pengusahaannya di tengah upaya
menciptakan
kesadaran arti penting makna budaya bagi peradaban manusia.
Rumah budaya ini
diharapkan mampu menjadi media untuk memutar kembali pikiran
pengunjung
dalam sisi perkembangan hidup manusia, dari tahap prasejarah
hingga tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
sejarah. Museum Sonobudoyo dahulu adalah yayasan yang bergerak
dalam
bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok.49 Yayasan ini
berdiri di
Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Instituut. Dalam
keputusan Konggres
tahun 1924 Java Instituut hendak mendirikan sebuah museum di
daerah
Yogyakarta Panitia Perencana Pendirian Museum dibentuk pada
tahun 1931
dengan beranggota Ir. Th. Karsten P.H.W. Sitsen,
Koeperberg.50
Pada awal pembangunannya, Museum Sonobudoyo menggunakan
tanah
bekas “Shouten” hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan
ditandai
dengan sengkalan cendra sengkala “Buta ngrasa estining lata”
yaitu pada tahun
1865 Jawa atau tahun 1934 Masehi. Sedangkan peresmian dilakukan
oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono VIII pada tahun 1866 Kalender Jawa dengan
ditandai
candra sengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha” (1935
Masehi).51 Pada
masa pendudukan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh
Bupati
Paniradyapati Wiyata Praja (Kantor Sosial bagian pengajaran).
Pada masa
Kemerdekaan museum dikelola oleh Bupati Utrodyopati Budaya
Prawito yaitu
jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sempat diambil alih oleh pihak museum untuk beberapa tahun,
setelah
masa kemerdekaan tepatnya tahun 1975, Museum Sonobudoyo kembali
diambil
alih oleh Pemerintah Daerah Yogyakarta sampai tahun 2001. Pada
masa di
bawah pengelolaan Pemerintah Daerah Yogyakarta, Museum
Sonobudoyo
diangkat sebagai museum negeri di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta karena
49 Dinas Kebudayaan DIY, Buku Panduan Museum Negeri Sonobudoyo,
2017, Yogyakarta, hlm.
7 50 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Petunjuk Koleksi
Museum Negeri Sonobudoyo
Yogyakarta, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Istimewa
Yogyakarta, 1993,
Yogyakarta, hlm. 24 51 Ibid, hlm 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
ada kewajiban dari negara bahwa setiap wilayah yang ada di
Indonesia wajib
mempunyai museum negeri. Di bawah pengeloaan Pemerintah
Daerah
Yogyakarta, Museum Sonobudoyo dari dulu memiliki penataan yang
baik.
Menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Reno selaku humas,
Museum
Sonobudoyo beberapa tahun ini mempunyai kendala yang dihadapi
dalam hal
pemahaman pengunjung atau tamu mengenai pengertian museum hanya
sarana
untuk pelestarian dan menyimpan benda-benda yang mempunyai nilai
sejarah
saja.52 Pernyataan ini dibuktikan langsung dengan situasi
lingkungan museum
dan hasil pengolahan kuesioner pada pernyataan pemahaman museum.
Hampir
75% dari 29 responden menjawab pernyataan mengenai pemahaman
mereka
tentang museum yang menyebutkan pengertian museum adalah tempat
atau
sarana dalam menyimpan dan melestarikan benda-benda sejarah.
Pihak Museum
Sonobudoyo sangat sadar akan kendala itu, dan oleh karena itu
melalui
wawancara dengan Bapak Ery selaku kepala divisi Koleksi
diperoleh informasi
bahwa semua pengurus baik pengelola dan karyawan yang bekerja di
Museum
Sonobudoyo harus mampu mengubah pandangannya mengenai fungsi
museum
yang bukan hanya sebagai sarana dan tempat untuk pelestarian
benda sejarah
namun juga sarana sebagai media pendidikan.
Selanjutnya dalam hal perekonomian untuk pengembangan
museum,
beberapa responden beranggapan museum dibangun untuk kepentingan
beberapa
pihak, sehingga banyak dari mereka ragu untuk memberikan
sumbangan
pendanaan maupun materi.53 Akan tetapi, pelan namun pasti
Museum
Sonobudoyo saat ini telah merubah strategi publikasinya dengan
cara
52 Hasil Wawancara dengan Ibu Reno Gustantinah, 15 Oktober 2018
53 Hasil Wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
memperbanyak kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat umum.
Selain itu
strategi yang ditempuh oleh pihak museum adalah publikasi
melalui internet atau
media sosial. Langkah tersebut dibuktikan dengan cara membuat
akun media
sosial Instagram, Facebook, dan website www.sonobudoyo.com.
Strategi tersebut
diterapkan oleh pihak museum guna orang-orang mampu menyadari
bahwa
museum dibangun untuk kepentingan bersama, yaitu agar masyarakat
lebih
memahami tentang karya peninggalan-peninggalan sejarah, serta
berbagai wujud
seni dalam berbagai bentuk koleksi yang ada di Musuem
Sonobudoyo. Harapan
tersebut sangat dioptimasi oleh pihak museum sendiri guna
menunjang tujuan
dan fungsi awal didirikannya Museum Sonobudoyo.
Keberadaan dan perkembangan Museum Sonobudoyo pada masa
sekarang lebih menekankan kualitasnya dalam bidang pelayanan dan
tidak
meninggalkan fungsi pelestariannya. Dengan strategi yang
ditempuh oleh
pengelola museum, mempermudah akses untuk menggali pengetahuan
dan
menarik minat pengunjung untuk memanfaatkan Museum Sonobudoyo
selain
sebagai pilihan objek untuk berwisata juga sebagai sumber
pembelajaran.
Dengan banyaknya fasilitas yang telah ditambah dari tahun ke
tahun dan selalu
berkembang seiring berjalannya waktu, pihak museum juga
mengimplementasikannya kedalam penataan koleksi. Teknologi yang
bersifat
digital membantu para pengunjung untuk mengetahui dan memahami
setiap jenis
koleksi yang ada di museum.
Fasilitas yang ada juga membantu pihak museum untuk
mempublikasikan
berbagai jenis koleksi dan berbagai event. Misalnya beberapa
jadwal event telah
diunggah ke berbagai media sosial, tujuannya untuk mempermudah
diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
oleh masyarakat luas. Perkembangan museum disambut positif oleh
berbagai
kalangan masyarakat, baik masyarakat Yogyakarta maupun dari luar
Yogyakarta.
Dengan strategi tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk
mengunjungi
museum dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan
oleh Museum
Sonobudoyo.
2. Koleksi Museum Sonobudoyo Berdasarkan Klasifikasi Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, koleksi
Museum
Sonobudoyo dari waktu ke waktu selalu bertambah, meliputi
koleksi prasejarah,
klasik, Islam, etnografika, naskah dan berbagai buku. Dengan
situasi antara ruang
pameran dengan koleksi tidak seimbang maka Museum Sonobudoyo
pernah
memperluas ruang pamerannya ke nDalem Condrokiranan letaknya
sebelah timur
alun-alun di Selatan Plengkung Wijilan Yogyakarta.
Menurut Bapak Agung selaku Kepala Bimbingan dan Informasi,
Museum
Sonobudoyo sendiri merupakan Unit pelaksana Teknis Daerah pada
Dinas
Kebudayaan Provinsi DIY, dengan fungsi pengelolaan benda-benda
museum
yang memiliki nilai Budaya Ilmiah meliputi koleksi pengembangan
dan
bimbingan edukatif cultural. Sedangkan tugasnya adalah
mengumpulkan,
melestarikan, merawat, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat.
Pada tahun
2018 Museum Sonobudoyo memiliki jumlah koleksi sekitar lebih
dari 62.000
koleksi dengan mengacu pada penggolongan 10 jenis, yang terdiri
dari : Koleksi
Geologika, Etnografika, Biologi, Arkeologi, Histori, Numismatik,
Fiologika,
Keramologika, Senirupa, dan Teknologika.54 Pihak museum
mengatakan
54 Hasil wawancara dengan Bapak Ery Sustiyadi, 9 November
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
pengumpulan benda koleksi dapat berupa benda asli maupun
replika.
Pengumpulan tersebut didapat oleh pihak museum dengan cara : (1)
hibah, bisa
berupa hadiah atau sumbangan dari masyarakat maupun lembaga; (2)
titipan,
dijelaskan bahwa ada sekitar 3.400 koleksi adalah titpan dari
berbagai museum
yang notabene bertujuan untuk hal pemeliharaan; (3) pesanan.
55
Pihak Museum Sonobudoyo berpendapat bahwa sebagian koleksi
yang
dimiliki diperoleh dari hibah. Beberapa berasal dari hadiah atas
kegiatan
kerjasama dengan instansi yang telah melaksanakan kegiatannya di
Museum
Sonobudoyo. Hal ini diperkuat dengan pernyataan oleh seksi
Bimbingan dan
Informasi museum yang menyatakan bahwa koleksi yang ada berasal
dari
berbagai jenis event kerjasama yang dilakukan dengan berbagai
instansi atau
museum lain.56 Sebagai contoh adalah beberapa koleksi wayang
kulit yang ada di
museum, didapat sebagai hadiah dari salah satu Dalang Pewayangan
yang berasal
dari Solo saat menyelenggarakan pagelaran wayang kulit di
Museum
Sonobudoyo pada tahun 2013 lalu.
Keadaan museum