PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA TAMAN BACA WIDYA PUSTAKA KABUPATEN PEMALANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: MUHISON SALAFUDIN NIM : 1113025100106 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H / 2019M
141
Embed
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI SARANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · diantaranya: saling mention akun TBM dengan TBM lainnya untuk saling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI
SARANA PROMOSI PADA TAMAN BACA WIDYA
PUSTAKA KABUPATEN PEMALANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
MUHISON SALAFUDIN
NIM : 1113025100106
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1440H / 2019M
i
ABSTRAK
Muhison Salafudin (NIM: 1113025100106). Pemanfaatan Media Sosial
Instagram sebagai Sarana Promosi pada Taman Baca Widya Pustaka
Kabupaten Pemalang. Skripsi di bawah bimbingan Nuryudi MLIS. Jakarta:
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini membahas mengenai Pemanfaatan Instagram sebagai Sarana
Promosi pada Taman Baca Widya Pustaka Kabupaten Pemalang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan Instagram sebagai sarana
promosi di Taman Baca Widya Pustaka. Metode penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan, teknik
pengumpulan data adalah observasi, wawancara, riset kepustakaan dan
dokumentasi. Teknik penguji keabsahan data menggunakan teknik kredibilitas
dengan metode triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Teknis analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa TBM Widya Pustaka telah memanfaatkan
Instagram sebagai sarana promosi dengan baik. Konsep promosi TBM Widya
Pustaka dibuat dengan Instagramable. Konten yang dipromosikan berupa
informasi dan kegiatan terkait TBM Widya Pustaka. Fitur-fitur Instagram hampir
seluruhnya dimanfaatkan oleh TBM Widya Pustaka. Dampak yang diperoleh
melalui promosi adalah donasi (buku dan uang), membuat bertambahnya
pengunjung, dan kerjasama antara TBM Widya Pustaka dengan TBM lainnya,
diantaranya: saling mention akun TBM dengan TBM lainnya untuk saling
mempromosikan dan mention bila ada acara mengenai TBM. Kendala yang
dihadapi TBM Widya Pustaka dalam pemanfaatan media sosial Instagram sebagai
sarana promosi adalah anggaran dan susahnya koneksi internet.
Kata Kunci: Instagram, Promosi, Perpustakaan, Taman Baca.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat dan karuni-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Solawat beserta salam, semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluaraga, sahabat, dan para pengikutnya.
Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada program studi Ilmu Perpustakaan, dan juga
sekaligus sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan
di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa, berkat dukungan dan bimbingan dari
berbagi pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari
itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Saiful Umam, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iii
4. Bapak Nuryudi, MLIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, memberikan arahan dan
masukan kepada penulis.
5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Perpustakaan
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada
penulis.
6. Nurul Wijiasih, selaku ketua dan para pengelola Taman Baca Widya
Pustaka, yang telah mengizinkan dan memberikan banyak bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian.
7. Kedua Orang tua, ibu dan bapak yang telah mendukung dan mendidik
penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta do’a yang selalu
Program TBM dimulai sejak tahun 1992/1993, kehadirannya
merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan
oleh pendidikan masyarakat pada tahun 1950-an.5 Taman Bacaan Masyarakat
diselenggarakan bertujuan untuk memberi kemudahan akses kepada warga
masyarakat untuk memperoleh bahan bacaan. Di samping itu, TBM berperan
dalam meningkatkan minat baca, menumbuhkan budaya baca dan cinta buku
bagi warga belajar danmasyarakat. Sebagaimana menurut UU RI No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4)
disebutkan bahwa “Satuan pendidikan non-formal seperti pusat kegiatan
belajar masyarakat serta satuan pendidikan yang sejenis”.6
Secara khusus TBM dimaksudkan untuk mendukung gerakan
pemberantasan buta aksara yang antara lain, karena kurangnya sarana yang
memungkinkan para aksarawan baru dapat memelihara dan meningkatkan
kemampuan baca tulisnya.7 Informasi merupakan kebutuhan penting bagi
masyarakat yang kehidupannya memerlukan ketersediaan akses dan
kemudahan informasi, dimana sebagian besar yang dibutuhkan berada di
perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat.
Namun munculnya media sosial masyarakat menjadi lebih mudah
mendapatkan informasi melalui media sosial, yang perkembanganya dapat
mempengaruhi masyarakat untuk meninggalkan perpustakaan. Dengan
5Putri Sarah, “Taman Bacaan Masyarakat (TBM),” diakses 25 Juli 2017,
https://basipda.bekasikab.go.id/berita-taman-baca-masyarakat-tbm.html. 6Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Perpustakaan
Nasional RI, 2003), h. 8. 7Melati Indri Hapsari, “Analisis Penyelenggaraan Taman Baca Masyarakat di Kabupaten
tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan umum di
Indonesia masih ada yang memungut biaya untuk jasa menjadi
anggota, namun hal ini semata-mata karena alasan administratif belaka
bukanlah prinsip utama.10
9Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h.
2.6. 10Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 2.7.
12
Menurut manifesto perpustakaan umum UNESCO, misi utama
perpustakaan umum yang dikaitkan dengan informasi, melek huruf,
pendidikan dan kebudayaan adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca di kalangan anak-
anak sejak usia dini.
b. Membantu individual dan pendidikan non-formal dan pendidikan
formal pada semua tingkat.
c. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreasi pribadi.
d. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak dan kawula muda.
e. Mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi seni,
keberhasilan ilmiah, dan inovasi.
f. Menyediakan akses untuk ungkapan kultural dari semua seni
pertunjukan.
g. Membina dialog antar budaya dan menghormati keaneragaman
badaya.
h. Menunjang tradisi lisan.
i. Menjamin akses bagi warga negara pada semua informasi komunitas.
j. Menyediakan jasa informasi yang cukup bagi perusahaan lokal,
asosiasi dan kelompok yang berkepentingan.
k. Memfasilitaskan pengembangan informasi dan ketrampilan melek
komputer.
l. Membantu dan ikut serta dalam aktivitas dan program literasi bagi
semua kelompok umur dan melalui aktivitas tersebut bilamana perlu.11
Di Indonesia perpustakaan umum memiliki berbagai jenis diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan umum kota (dahulu dikenal sebagai kota madya)
merupakan perpustakaan yang dikelola oleh kota. Berfungsi sebagai
pusat belajar, jasa referensi, informasi, penelitian, dan referensi bagi
seluruh lapisan masyarakat.
b. Perpustakaan umum kabupaten merupakan perpustakaan yang dikelola
oleh kabupaten. Fungsinya sama seperti dengan fungsi perpustakaan
umum kota.
c. Perpustakaan umum kecamatan merupakan perpustakaan umum yang
terdapat di kecamatan. Perpustakaan jeni ini masih belum berkembang
dibandingkan dengan perpustakaan umum kabupaten atau kota.
11Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 2.8.
13
d. Perpustakaan umum desa merupakan yang dikelola oleh swadaya
masyarakat desa serta terdapat di desa. Untuk DKI Jakarta
perpustakaan umum desa dikenal sebagai perpustakaan kelurahan,
namun dibubarkan sejak tahun 1990-an.
e. Perpustakaan keliling merupakan bagian perpustakaan umum yang
mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun
air). Biasanya tugas ini merupakan bagian perluasan jasa dari sebuah
perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang
pemukimannya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan jasa
perpustakaan.
f. Perpustakaan komunitas merupakan perpustakaan yang didirikan oleh
komunitas atau lembaga swadaya masyarakat untuk melayani
komunitas tertentu dengan menyediakan materi perpustakaan umum.
Salah satu bentuk perpustakaan komunitas di Indonesia dikenal
dengan nama Taman Bacaan Masyarakat lazim disingkat TBM.12
Dari teori diatas, Perpustakaan Komunitas dikenal dengan nama
Taman Bacaan Masyarakat dilihat dari fungsinya dapat dikatakan
Perpustakaan Umum dimana sama-sama menyediakan materi mengenai
Perpustakaan Umum. TBM merupakan pengembangan program peningkatan
minat baca masyarakat menumbuhkan banyak Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) di berbagai wilayah di Indonesia. Tercatat sekitar 6.000 TBM ada di
seluruh Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan tingginya kepedulian dan
respon positif masyarakat terhadap pengembangan minat baca.13 Hal tersebut
selaras dengan hak setiap masyarakat untuk memperoleh informasi menuju
kehidupan bangsa yang lebih cerdas yang salah satunya didapatkan dari
perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi. Jaminan tersebut tertuang
dalam pasal 5 Bab II UU No 43 Tahun 2007 angka 1 tentang perpustakaan
yang menyatakan bahwa:
12Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 2.9. 13Blasius Sudarsono dan Ratih Rahmawati, Perpustakaan Untuk Rakyat (Jakarta: Sagung
Seto, 2012), h. 28.
14
Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk:
a. Memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan
fasilitas perpustakaan.
b. Mengusualkan keanggotaan Dewan Perpustakaan.
c. Mendirikan dan/atau menyelenggarakan perpustakaan.
d. Berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan perpustakaan.14
Taman Bacaan Masyarakat dapat dinyatakan sebagai perpustakaan
yang sangat dekat dengan masyarakat karena sasaran utamanya adalah warga
masyarakat bahkan sering tumbuh langsung dari masyarakat, terutama di
daerah yang sulit dijangkau perpustakaan umum (perpustakaan kota maupun
daerah). TBM hadir sebagai tempat baca dengan suasana yang sederhana dan
terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran pemerintah setempat untuk
mengembangkan TBM di wilayahnya pemerintah daerah dan masyarakat
mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat dan rumah baca untuk
menunjang pembudayaan kegemaran membaca. TBM pada hakikatnya
memiliki fungsi yang hampir sama dengan perpustakaan, sehingga untuk
memperjelas pemahaman tentang TBM dan perbedaanya dengan
perpustakaan sebaiknya melihat kembali pengertian perpustakaan menurut
Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 dalam Bab I Pasal I angka 1 yang
menyatakan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan /atau karya rekam secara profesional dengan sistem
14Indonesia, UU RI No 23 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2007), h. 5.
15
yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka”.15
Pengertian TBM sendiri menurut kemendikbud dalam Petunjuk
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat tahun 2012
mengatakan bahwa:
“lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang
menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa:
buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang
dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis,
dan kegiatan literasi lainnya, dan didukukng oleh pengelola yang berperan
sebagai motivator”.16
Dari kedua pengertian tersebut terlihat persamaan dan perbedaan
antara Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat, dari segi persamaan
keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat
akan informasi baik untuk memupuk kegemaran membaca maupun berbagai
fungsi pendidikan hingga rekreasi. Dalam pengertian tersebut juga terlihat
perbedaan yang terlihat dari segi pengelola (perpustakaan disebut profesional
sedangkan TBM pengelola berperan sebagai motivator), dari institusi terlihat
bahwa perpustakaan mengelola dengan sistem yang baku. Sedangkan TBM
membudayakan kegemaran membaca dengan menyediakan koleksi maupun
kegiatan literasi lainnya. Terlepas dari format dan spesifikasi kedua lembaga
tersebut, pada dasarnya menginginkan masyarakat yang cerdas dengan
pemenuhan kebutuhan informasi.17
15Indonesia, UU RI No 23 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, h. 2. 16Rahmawati, Perpustakaan Untuk Rakyat, h. 30. 17Rahmawati, Perpustakaan Untuk Rakyat, h. 31.
16
Pada perkembangan zaman yang semakin modern setiap orang
memiliki hak asasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, termasuk
didalamnya yaitu hak dalam mendapatkan informasi.Untuk mencapai standar
hidup yang lebih baiksetiap orang membina kecakapan berkomunikasi,
keterampilan, menambah ilmu pengetahuan, dan budi pekerti secara terus
menerus. Bahkan seseorang perlu mendapatkan pemenuhan informasi sesuai
kebutuhannya guna menjawab setiap masalah yang terjadi pada diri mereka
sendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat terus menjadi kunci
untuk membantu orang memahami, mengubah, dan memimpin masyarakat ke
masa depan. Sedangkan teknologi yang semakin maju merupakan teknologi
untuk menunjang kelancaran akses ke sumber daya mana saja dan kapan saja
pada setiap perangkat untuk menjaga pengetahuan mereka dan keterampilan
up to date.18 Layanan Taman Bacaan Masyarakat ini biasanya memiliki
koleksi bacaan yang sesuai dengan kondisi masyarakat tertentu guna
menjawab masalah yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di sekitar
TBM. TBM sebagai wadah untuk membantu dan melayani masyarakat
sekitar untuk mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan.
18Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, 2006). h. 1.
17
B. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi berasal dari kata “promote” dalam bahasa inggris yang
diartikan sebagai pengembangan atau meningkatkan. Promosi
merupakan seni dan teknik untuk berhubungan dengan masyarakat,
memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan, pelayanan serta
fasilitas yang disediakan agar calon pengguna mengetahuinya.19
Menurut Badollahi Mustafa promosi merupakan “mekanisme
komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik
hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum pertukaran informasi
antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberi informasi
tentang produk atau jasa terhadap produk atau jasa tersebut”.20
Reaksi konsumen terhadap promosi dapat muncul dalam berbagai
bentuk, mulai dari tumbuhnya kesadaran sekedar mengetahui keberadaan
produk sampai kepada tindakan membeli atau memanfaatkannya.
Promosi merupakan kegiatan penting disuatu organisasi usaha.
Bagaimanapun baiknya produk atau jasa yang dihasilkan, tidak ada
gunanya jika tidak diketahui dan tidak termanfaatkan oleh sebagian besar
konsumen.
19Phillip Kotler, Marketing Management Millenium Edition (New Jersey: Prentice-Hall,
2000), h. 563. 20Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
19.
18
2. Promosi Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat
Banyak sekali definisi promosi perpustakaan menurut para ahli.
Misalnya menurut Ajay Kumar Sharma “promosi perpustakaan
merupakan cara perpustakaan untuk menginformasikan segala kegiatan
perpustakaan yang diperuntukan untuk pengguna sehingga perpustakaan
mendapat beberapa manfaat seperti peningkatan pengunaan, peningkatan
nilai dalam organisasi, pendidikan pengguna dan mengubah persepsi”.21
Sedangkan menurut Yuven yang dikutip oleh Nova “Promosi
perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan perpustakaan yang
dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan
melalui koleksi, fasilitas, dan produk atau layanan yang disediakan.
Melalui kegiatan promosi diharapkan masyarakat dapat mengenal dan
memanfaatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan.” 22
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi
perpustakaan adalah proses menginformasikan seluruh kegiatan, layanan,
dan koleksi yang ada di perpustakaan kepada masyarakat. Sedangkan,
Promosi Taman Bacaan Masyarakat pada hakikatnya sama halnya
dengan promosi pada perpustakaan. Promosi TBM dapat dilakukan
melalui kegiatan inovasi dan kreatif. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
21Ajay Kumar Sharma, “Marketing and Promotion of Library Services,” diakses 11 Juli
2017, http://crl.du.ac.in/ical09/papers/index_files/ical-79_73_172_2_RV.pdf. 22Nova Apriani dan Yunaldi, “Peranan Promosi Perpustakaan terhadap Kunjungan
Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Solok,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan
1) Meningkatkan Minat Membaca dan Kegemaran Menulis
TBM dapat dijadikan sebagai tempat berkumbulnya masyarakat.
Aktivitas yang bisa dikembangkan bisa bermacam-macam.
Mengadakan Storytelling, mendiskusikan buku-buku dengan tema
tertentu secara berkala, mempresentasikan bacaan yang berkean dari
seseorang, mengulas tema-tema hangat di media massa atau bisa yang
paling sederhana seperti bermain scrabble, monopoli dan teka-teki
silang.
2) Memberikan Ketrampilan Mengolah Informasi
Sumber daya elektronik yang baru merupakan tantangan tersendiri
bagi pengguna TBM. Penggunaan sumber daya elektronik yang baru
dapat sangat membingungkan. Pengelola TBM dapat memberikan
bantuan guna memilih informasi yang relevan dan bermutu dari
internet dalam waktu sesingkat mungkin.
3) Mengembangkan Kreatifitas Anak
TBM merupakan tempat nyaman bagi anak-anak untuk beraktifitas.
TBM menyediakan kegiatan-kegiatan yang dapat dinikmati anak
sekaligus mengembangkan daya kreatifitas mereka. Kegiatan tersebut
harus dilakukan secara berkala sehingga kebutuhan pengetahuan dan
rekreatif anak terpenuhi. Menyelenggarakan Diskusi Tematik
TBM dapat menyelenggarakan berbagai acara diskusi tematik yang
akan membahas suatu tren atau topik baru yang sedang berkembang di
masyarakat. TBM mengundang narasumber yang terkait dengan hal
20
tersebut untuk mengupas tren/isu atau topik tersebut. Dengan
melakukan kegiatan ini, TBM dapat menjadi fasilitator bagi
pengunjung pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk up
to date mendiskusikannya sebagai sarana untuk menambah dan
memperdalam pemahaman dan suatu tren atau topik tersebut.
4) Menyelengarakan Kegiatan Literasi Lainnya
TBM dapat dimanfaatkan sebagai lingkungan yang indah, berbudaya
serta merangsang dengan memiliki sumber daya berupa majalah, novel
dan terbitan laiinya serta audio visual. Kegiatan literasi lainnya dapat
diselenggarakan di TBM, misalnya kegiatan pameran, perayaan hari
buku, perayaan hari aksara, perayaan hari buku sedunia dan hari
literasi internasional.23
Para pengelola TBM dalam melaksanakan seluruh aktivitas yang
telah dilaksanakan harus didukung oleh upaya pemanfaatan melalui
media sosial berupa Facebook, Twitter, Instagram maupun media
sosial lainnya yang dapat digunakan untuk promosi dan publisitas
berbagai aktivitas lainnya yang dilakukan TBM tersebut.24
3. Tujuan Promosi Perpustakaan
Dalam dunia perdagangan, promosi merupakan usaha untuk
memajukan dan meningkatkan popularitas barang yang akan dijual.
23 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat Ruang Publik (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2006), h. 12. 24Yanto Andri, “Model Aktivitas Gerakan Literasi Berbasis Komunitas di Sudut Baca
Soreang,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan 2, no. 1 (Juni 2016): 107–118.
21
Menurut Jerome dan Andrew yang dikutip oleh Badollahi Mustafa,
mengemukakan bahwa kegiatan promosi mempunyai beberapa tujuan
yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menarik perhatian.
b. Untuk menciptakan kesan.
c. Untuk membangkitkan minat.
d. Untuk memperoleh tanggapan.
Sedangkan menurut Stanley yang dikutip oleh Badollahi
Mustafa, tujuan promosi merupakan mempengaruhi pengetahuan sikap
dan perilaku dari penerima, dan membujuk mereka untuk menerima
konsep, pelayanan, ide atau barang yang dipromosikan. Definisi diatas
tidak terlalu berbeda dengan pendapat Jeromy tentang tujuan promosi
yaitu memberitahukan, membujuk dan mengingatkan pembeli tentang
perusahaan serta produk-produknya. Promosi merupakan strategi yang
unik bagi masing-masing perusahaan.25 Berdasarkan prinsip promosi
yang telah diuraikan diatas, maka dapat pula menganalogikan tujuan
promosi secara umum ke dalam dunia perpustakaan yang disimpulkan
bahwa tujuan promosi perpustakaan merupakan mengenalkan
perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh
oleh pengguna perpustakaan.
Menurut Edsall yang dikutip oleh Badollahi Mustafa, tujuan
promosi perpustakaan adalah sebagai berikut:
25 Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 20.
22
a. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan
perpustakaan.
b. Memperkenalkan perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, dan jenis
layanan
c. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan
sehingga menambah pengunjung yang membaca
d. Mengembangkan pengertian masyarakat agar membantu kegiatan
perpustakaan dan perannya dalam masyarakat.26
4. Cara-cara Promosi
Dalam kegiatan promosi, pustakawan atau staff yang berwenang
atas perpustakaan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Pengunjung perpustakaan akan merasa puas atau nyaman dengan
layanan petugas perpustakaan. Biasanya bila pengunjung perpustakaan
akan menceritakan kepada orang lain tentang perpustakaan, baik keadaan
perpustakaan, koleksi perpustakaan, fasilitas yang diberikan oleh
perpustakaan maupun petugas perpustakaan. Sehingga lama-kelamaan
pengunjung perpustakaan akan terus bertambah. Utamanya, saluran
komunikasi yang paling penting itu adalah mulut, gerak isyarat, bahan
pandang dengar serta media promosi yang lain. Oleh karena itu,
perpustakaan dalam merencanakan kegiatan promosi agar tujuan tercapai
26Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 21.
23
perlu dibuat program secara baik dengan memperhatikan hal-hal yang
telah disinggung diatas.
Menurut Usherwood yang dikutip oleh Badollahi Mustafa di
dalam melakukan kegiatan promosi, pustakawan harus mengetahui
tentang prasangka masyarakat dan pelayanan perpustakaan. Ia
mengemukakan bahwa sesungguhnya ada enam potensi daya tarik yang
dapat dimanfaatkan dalam rangka melakukan promosi perpustakaan.
Keenam daya tarik itu antara lain:
a. Daya tarik sosial, yaitu semua orang butuh dan perlu menggunakan
perpustakaan.
b. Daya tarik prestise, yaitu semua orang yang terbaik pasti
menggunakan perpustakaan.
c. Daya tarik pertahanan hidup, yaitu tidak ada orang yang dapat
bertahan hidup di era modern tanpa bantuan perpustakaan.
d. Daya tarik kesenangan, yaitu perpustakaan itu untuk kesenangan dan
mengisi waktu senggang.
e. Daya tarik egomaniak, yaitu pengetahuan adalah kekuatan.
f. Daya tarik yang menakuti, yaitu jika tidak menggunakan
perpustakaan akan sulit dalam pekerjaan dan pergaulan.27
5. Media Promosi Perpustakaan
Promosi perpustakaan menggunakan sejumlah metode seperti
iklan surat kabar, poster penawaran produk dan jasa perpustakaan, serta
kontak pribadi dengan pemakai individu dan kelompok. Secara umum
media promosi perpustakaan yang tersedia dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu media cetak dan media non-tercetak.
27Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 27.
24
a. Media Tercetak
Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat atau
sarana komunikasi. Ada beberapa jenis media tercetak yang dapat
mendukung kegiatan promosi perpustakaan. Salah satu contoh media
tercetak yang dipakai untuk promosi perpustakaan antara lain:
1) Brosur
Brosur adalah salah satu bentuk promosi yang berupa kertas
cetak/lembaran yang isinya mencakup petunjuk umum tentang
perpustakaan, informasi tentang koleksi, daftar bacaan yang
menarik, petunjuk tentang subjek-subjek tertentu, informasi
tentang jenis perpustakaan.
2) Poster
Poster merupakan salah satu media promosi yang biasanya
menggunakan kertas ukuran besar (A3 atau A2) isinya selain
tulisan juga ada gambar. Poster ini dibuat dengan tujuan untuk
menarik perhatian atau mencuri perhatian sekilas dari orang lewat
diseputar pemasangan poster.
3) Newsletter
Newsletter (Surat kabar dan Majalah) merupakan salah satu
media yang digunakan untuk memberikan informasi khusus kepada
sejumlah orang secara teratur. Isinya tentang berita untuk artikel-
artikel singkat. Dalam news letter secara tetap harus memuat:
editional, informasi singkat dan rinci tentang layanan, kegiatan,
25
koleksi,terbaru, fasilitas dan peraturan perpustakaan yang diberi
juga ilustrasi atau gambar yang menarik.28
b. Non-Tercetak
Promosi perpustakaan dilakukan melalui iklan yang dimuat
dalam media massa baik dalam bentuk tercetak maupun non-tercetak
(elektronik). Dalam bentuk tercetak seperti surat kabar, majalah, brosur
dan lain-lain. Sedangkan promosi melalui media non-tercetak seperti
melalui iklan radio dan televisi, atau media online (internet).29 Pada
saat ini dengan pemanfaatan teknologi internet terdapat beberapa
jejaring sosial yang dapat juga dimanfaatkan sebagai media untuk
memasang iklan gratis. Jejaring sosial yang dapat memasang iklan
gratis seperti di media sosial Facebook, Twitter, Blog, Instagram, dan
lain-lain.
6. Media Sosial
Media sosial merupakan medium di internet yang memungkinkan
pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan
sosial secara virtual. Ada enam kategori besar untuk melihat pembagian
media sosial, yakni:
28Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 89. 29Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 90.
26
1) Blog
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan
pengunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling
mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi , dan
sebagainya. Jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua: pertama,
kategori personal homepages, yaitu pemilik menggunakan nama
domain sendiri, seperti .com atau .net. kedua, dengan menggunakan
fasilitas penyedia halaman weblog gratis, seperti Wordpress
(www.wordpress.com) atau Blogspot (www.blogspot.com).
2) Microblogging
Microblogging merupakan jenis media sosial yang
memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan
aktivitas serta pendapatnya. Jenis media sosial ini seperti Twitter. Di
Twitter pengguna disediakan ruang tertentu maksimal 140 karakter.
3) Media Sharing
Media berbagi atau Media Sharing merupakan jenis media
sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai
dari dokumentasi (file) video, audio, gambar, dan sebagainya.
Beberapa contoh media berbagi ini adalah YouTube, Flickr, Photo
bucket, atau Snapfish.
4) Social Bookmarking
Penanda Sosial atau Social Bookmarking merupakan media
sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola,
mengambil tindakan. Anda dapat memilih target pemirsa atau
mengizinkan Instagram untuk menyarankan target untuk anda. Setelah
itu, postingan anda akan dipromosikan sebagai iklan untuk waktu yang
lama yang anda pilih.42
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam
melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan peneliti lakukan. Dari
penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama seperti judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Akan tetapi, peneliti
menemukan tema penelitian yang serupa dengan penelitian yangakan peneliti
lakukan. Di bawah ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang memiliki
tema yang serupa serta perbedaannya dengan penelitian yang peneliti
lakukan.
1. Siti Sulthonah dengan judul skripsi Pemanfaatan Instagram dalam
Promosi Perpustakaan: Studi Kasus Simpul Library-Pustakalana di
Bandung. Dipublikasikan pada tahun 2017 oleh Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan mengetahui cara
Library-Pustakalana memanfaatkan Instagram sebagai cara untuk
mempromosikan perpustakaannya. Dengan penelitiannya tersebut,Siti
Sulthonah dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut: (1)
42 Instagram Bunisess Team, “New Instagram Business Tools,” diakses 7 Mei 2019,
https://business.instagram.com/.
41
Hasil penelitian memperoleh bahwa Instagram Perpustakaan Pustakalana
selain dimanfaatkan untuk kegiatan promosi, ternyata Instagram
Perpustakaan Pustakalana juga dimanfaatkan untuk media sharing
informasi dan media komunikasi dengan Pemustaka atau Followers. (2)
Fitur-fitur yang telah tersedia di Instagram itu sendiri seperti
memanfaatkan fitur upload foto dan video dengan menambahkan caption,
hastag (#), taging, maps, aroba. (3) serta memanfaatkan fitur terbaru yaitu
mengganti akun profil lama ke dalam bentuk profil bisnis, hanya fitur
interaksi ke media sosial lain dan fitur promosi yang ada pada fitur bisnis
yang belum dimanfaatkan oleh Perpustakaan Pustakalana. Kendala yang
dihadapi Perpustakaan Pustakalana dalam kegiatan promosi menggunakan
media sosial Instagram yaitu mengenai ketidaksesuaian antara jumlah
Followers dengan jumlah tanda suka atau like terhadap konten-konten
yang dipromosikan dan kurangnya sumber daya manusia (SDM).43
2. Maulidia Putri dengan judul skripsi Promosi Perpustakaan Rimba Baca.
Dipublikasikan pada tahun 2014 oleh Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan sejauh mana ke efektifan
promosi dan juga untuk mengetahui upaya dalam mengatasi beberapa
kendala terhadap promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Rimba Baca.
Maulidia Putri dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut: (1)
Menggunakan media internet seperti website dan teknologi 2.0 seperti
jejaring sosial yaitu Facebook dan Twitter. (2) Untuk mengatasi kendala
43Siti Sulthonah, “Pemanfaatan Instagram dalam Promosi Perpustakaan: Studi Kasus
Simpul Library-Pustakalana di Bandung” (Skripsi, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017).
42
pihak perpustakaan membeli koleksi buku yang merupakan permintaan
dari anggota, memperbanyak koleksi buku terjemahan kedalam bahasa
Indonesia, perpustakaan saat ini hanya melakukan pembatasan jumlah
orang sekitar 20–30 orang jika ada yang ingin mengadakan kegiatan, pihak
perpustakaan yang mengerjakan promosi di jejaring sosial yaitu pemilik
perpustakaan sendiri melalui akun Facebook-nya di grup Rimba Baca
serta perpustakaan mempunyai sebuah akun grup Facebook yang selalu
mengunggah koleksi buku-buku barunya yang diharapkan dapat menarik
minat anggota grup tersebut, dan juga perpustakaan juga selalu
memposting kegiatan apa saja yang akan diadakan di perpustakaan.44
3. Aulianti Sasilia dengan judul skripsi Strategi Promosi Buku “Critical
Eleven” oleh akun Instagram Ika Natassa. Dipublikasikan pada tahun
2016 oleh Universitas Hasanudin Makasar. Tujuan penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui motif akun Instagram digunakan sebagai akun
aktivitas promosi, (2) Untuk mengetahui strategi promosi buku “critical
eleven” oleh akun Instagram Ika Natassa, (3) Untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi aktivitas promosi buku “critical eleven”
menggunakan media Instagram. Hasil penelitian ini menunjukkan motif
akun Instagram dipilih Ika Natassa adalah melihat potensi Instagram yang
dapat membawa keuntungan materi dan immaterial. Terdapat strategi
bauran promosi berupa iklan, publikasi, promosi penjualan dan interaktif
media ditambah tipe strategi pulling yang diterapkan. Dan faktor yang
44Maulidia Putri, “Promosi Perpustakaan ‘Rimba Baca’” (Skripsi, Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
43
mempengaruhi keberhasilan aktivitas promosi pada akun Instagram tidak
lepas dari fitur–fitur Instagram dan pemilihan postingan yang memicu
Word of Mouth.45
4. Tubagus Ardyansyah dan Indra Satya Karsa dengan judul jurnal
Pemanfaatan Media Sosial Instagram sebagai Sarana Promosi Screamous
Clothing. Dipublikasikan pada tahun 2018 oleh Universitas Islam
Bandung. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bentuk promosi apa saja
yang digunakan oleh Screamous Clothing dalam menggunakan Instagram
(2) mengetahui faktor-faktor apa saja yang penghambat penggunaan
Instagram Screamous Clothing dan cara mengatasinya (3) mengetahui
alasan Screamous Clothing memilih Instagram sebagai salah satu media
promosi. Hasil penelitian ini (1) bentuk promosinya menggunakan
aktifitas promosi yang berusaha menciptakan product awareness bagi para
Follower melui postingan foto dan caption yang menarik. (2) faktor
penghambatnya kurangnya pengetahuan beberapa konsumen mengenai
akun resmi Instagram Screamous Clothing yang menimbulkan kekeliruan
antara akun resmi dan akun palsu. (3) alasan memilih Instagram sangat
membantu dan meningkatkan penjualan karena terkait fitur-fitur
Instagram seperti judul, tanda like, Follower, arroba (@), dan upload
foto.46
45 Aulianti Sasilia, “Strategi Promosi Buku ‘Critical Eleven’ oleh akun Instagram Ika
Natassa” (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin, 2016),
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/17958. 46 Tubagus Ardiansyah dan Satya Indra Karsa, “Pemanfaatan Media Sosial
Instagram sebagai Sarana Promosi Screamous Clothing,” Jurnal Prosiding Manajemen
Komunikasi 4, no. 1 (2018), h. 88–93.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemanfaatan media social
Instagram sebagai sarana promosi pada Taman Baca Widya Pustaka
Kabupaten Pemalang. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian saat sekarang.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana
pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian dskriptif, peneliti
berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.47
Penelitian deksriptif ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis,
akurat mengenai fakta–fakta, sifat, serta hubungan yang diselidiki.48
Pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata–kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah, memanfaatkan berbagai metode alamiah dan bersifat
47Juliansyah Noor, METODOLOGI PENELITIAN: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 34. 48Natsir Mohammad, Metode Penelitian (Jakarta: Galia Indonesia, 2003), h. 64.
45
penemuan.49 Pendekatan penelitian ini dipilih karena digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.50
B. Kriteria Informan
Dalam melakukan penelitian kualitatif, penulis harus cermat dalam
menentukan orang-orang (informan) yang akan diwawancarai.51 Informan
adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian. Penentuan informan ditentukan dengan mencari
tahu pihak yang paling memahami objek penelitian dan ditentukan
berdasarkan konsep purposive sampling. Purposive sampling adalah metode
penentuan informan dengan cara sengaja memilih informan-informan tentu
dengan mengabaikan informan lainnya, karena informan tertentu ini memiliki
ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki informan lain.52Penulis mengambil
informan kepada:
1. Ketua Taman Baca Widya Pustaka, yaitu Nurul Wijiasih, S.pd. Alasan
saya memilih beliau sebagai informan, karena beliau memiliki wewenang
terhadap kebijakan mengenai hal promosi.
2. Anggota pertama Taman Baca Widya Pustaka, yaitu Titi Puji Lestari.
Alasan saya memilih beliau sebagai informan, karena beliau sebagai
49Lexy J Moleong, Metode Pendekatan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 6. 50Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 3. 51Emzir, Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
53. 52Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999). h. 183.
46
anggota pertama lebih mengetahui mengenai pengaruh promosi di Taman
Baca Widya Pustaka.
3. Anggota kedua Taman Baca Widya Pustaka, yaitu Ferdi Irwansyah.
Alasan saya memilih beliau sebagai informan, karena beliau sebagai
anggota kedua lebih mengetahui mengenai pemanfaatan media sosial
sebagai sarana promosi di Taman Baca Widya Pustaka.
4. 7 Follower akun Instagram Widya Pustaka. 2 Follower pernah
berkunjung dan 5 Follower belum pernah berkunjung. Alasan saya
memilih mereka sebagai informan, untuk mengetahui pendapat mereka
mengenai promosi di TBM Widya Pustaka.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusah masalah penelitian. Penelitian harus
disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Sumber data ini diperoleh
dari dua sumber data, yakni berdasarkan data primer dan sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data pertama atau asli yang
diperoleh di lapangan, meliputi: wawancara dan observasi. Adapun
sumber data primer pada penelitian ini antara lain:
a) Wawancara
Menurut Esterberg yang dikutip Sugiyono menjelaskan
wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar
47
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.53 Wawancara dilakukan untuk
menjawab permasalahan penelitian mengenai mekanisme pemanfaatan
media sosial Instagram sebagai sarana promosi dan kendala dalam
pemanfaatan media sosial Instagram sebagai sarana promosi.
b) Observasi
Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip Sugiyono observasi
merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.54 Observasi digunakan untuk memfokuskan
terhadap suatu gejala kejadian dengan maksud menafsirkannya,
mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-
kaidah yang mengaturnya.55 Teknik ini digunakan untuk melihat,
mengamati langsung aktivitas promosi menggunakan media sosial
Instagram.
c) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua yan
diperoleh melalui perantara atau secara tidak langsung yang digunakan
sebagai pelengkap data pada penelitian, meliputi: riset kepustakaan
dan dokumentasi. Adapun sumber data sekunder pada penelitian ini
antara lain:
53Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 317. 54Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 203. 55Emzir, Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif, h. 38.
48
1) Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mencari sumber data penulis yang dapat dijadikan landasan
teori untuk memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan
pencarian data menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait
dengan permasalahan penelitian baik berupa fisik maupun
elektronik.
2) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber tertulis yang berisikan
tentang informasi. Peneliti akan mencari dokumen yang berkaitan
dengan penelitian, seperti: otobiografi, surat-surat pribadi, buku,
atau catatan harian, memorial kliping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdiks, data tersimpan di website, dan
lain-lain.56
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan teknik yang digunakan dalam
mengolah data yang bersumber dari informan mengenai topik tertentu
yang dilakukan dengan wawancara untuk menjadi sebuah data. Teknik
pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini berupa data
penelitian yang diperoleh dari jawaban para informan dengan
56Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 175.
49
menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaandan
wawancara. Setelah data diperoleh melalui wawancara dengan informan,
maka dilakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,
diperoleh data yang kredibel.57
Dalam mengambil data untuk diolah diperlukan instrumen yang
menunjang. Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengukur suatu
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Handphone dapat menjadi
sebagai salah satu instrumen yaitu alat rekam. Dalam penelitian kualitatif
instrumen penelitian atau alat penelitian yang utama dalah peneliti.
Namun secara spesifik instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar
pertanyaan untuk wawancara. Kemudian data diolah berdasarkan
rekaman yang dihasilkan.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan sebuah kegiatan untuk mengatur
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
masalah yang ingin dijawab.58 Adapun teknik analisis data sebagai
berikut:
57Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 90-91. 58Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 209.
50
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang
muncul dari catatan-catatan lapangan. Dalam reduksi data, peneliti
menghimpun seluruh data, merangkum, memilih hal-hal pokok dan
memfokuskan pada hal-hal penting. Data kemudian dimanipulasi
dan disusun untuk menemukan pola dan menghubungkan informasi-
informasi yang sebelumnya tidak jelas59.
2) Penyajian Data
Penyajian data merupakan informasi tersusun, digunakan
untuk lebih meningkatkan pemahaman dan analisis sajian data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
dan hubungan antar kategori.60
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penelitian yang menjawab
fokus penelitian berdasarkan analisis data. Data disajiakan dalam
bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian
penelitian.61
59Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2012), h. 16. 60Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D, h. 247. 61Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 211.
51
E. Teknik Penguji Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan terhadap data hasil
penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan
kredibilitas atau validitas internal, dengan triangulasi sebagai berikut:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data untuk pengecekan ulang
wawancara, seperti hasil wawancara dan hasil observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan teori untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, dari beberapa
teori yang telah dijelaskan di bab II untuk dipergunakan dan menguji
terkumpulnya data.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode dalam melakukan penelitian, seperti
metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi
pada wawancara dilakukan.62
F. Tempat dan Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Baca Widya Pustaka yang
beralamat di Jl. Pantai Kaliprau,Desa Ambowetan, kecamatan Ulujami,
62Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif,” Jurnal Teknologi Pendidikan 10 No. 1 (2010): h. 56-57.
52
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Waktu penelitian di lakukan mulai
dari bulan April s/d Oktober 2017
2. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2017-2019
Feb-
Maret
2017
April
2017-
Maret
2019
Sept-Okt
2017
Okt
2018-Jan
2019
April
2019
1
Penyusunan
Proposal dan
Pengajuan
Proposal dan
Dosen
Pembimbing
√
2
Pelaksanaan
Bimbingan
Skripsi
√
3 Penelitian √
4
Analisis Data
dan Pengolahan
Data
√
5 Ujian Skripsi √
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah dan Profil Taman Baca Widya Pustaka Kabupaten
Pemalang
TBM Widya Pustaka berdiri 28 oktober 2016. Arti nama Widya
Pustaka yaitu karena anggota TBM ini mayoritas dari kampus STMIK
Widya Pratama Pekalongan. Widya memiliki arti yaitu “ilmu” dan Pustaka
artinya “buku”. Awalnya terbentuknya TBM Widya Pustaka sebenarnya
atas dasar keisengan Nurul Wijiasih selaku ketua di TBM Widya Pustaka
membuka pemberitahuan di media sosial Facebook adanya salah satu
temannya yang memposting tentang kegiatan membuka perpustakaan
jalanan di daerah Majenang, Cilacap Barat. Nurul Wijiasih sempat iri pada
teman-temannya itu.“Kenapa aku tidak bisa seperti mereka suka sama
buku, suka baca sampai mendirikan perpustakaan segala”.
Nurul Wijiasih memiliki mimpi dan cita-cita turut berpartisipasi
mencerdaskan warga. Kegiatannya adalah mengajak masyarakat untuk
sadar bahwa membaca buku adalah hal mulia yang banyak orang tak
melakukanya. Mimpi untuk membuka TBM Widya Pustaka itu sejak tahun
2015, saat itu Nurul Wijiasih sedang menanti duduk di semester akhir.
Namun, baru pada pertengahan Oktober tahun 2016, mimpi mendirikan
TBM Widya Pustaka baru terealisasikan.
54
Nurul Wijiasih bersama rekan-rekan ingin memberikan penyadaran
dengan mengkhususkan membuka stand dan menyediakan ragam buku
yang dapat dimanfaatkan warga untuk membaca. Mereka termotivasi
meluaskan wawasannya supaya tidak hanya pengetahuan sekolah-sekolah
yang diketahui dengan cara mendirikan perpustakaan yang berguna bagi
mereka dan masyarakat umum. Selain itu, sebagai sarjana pendidikan
Nurul Wijiasih juga sadar dibalik ambisi pribadinya ada nilai dasar
kemanusian yang harus diperjuangkan bersama dengan rekan-rekan. Nurul
Wijiasih tidak rela melihat generasi bangsa, aset negara, dan aset agama
terlantar begitu saja tanpa pendidikan khusus untuk mereka.
Kegiatannya awalnya mereka membuka hanya stand di Pantai
Blendung, Pantai Kertosari, dan Pantai Kaliprau setiap hari minggu
dengan alasan titik keramaian daerah Kecamatan Ulujami di tiga pantai
tersebut. Setelah itu di Pantai Kaliprau ternyata ada TBM seperti mereka
yang membuka stand juga, pada bulan maret pertengahan mereka
bergabung dengan kepala desa di Pantai Kaliprau memberi tempat untuk
TBM Widya Pustaka. Setelah itu mereka membuat kegiatan seperti lomba
menggambar, mewarnai, Storytelling, dan membaca di depan samudra.63
TBM Widya Pustaka memiliki logo yang menunjukkan eksistensinya
dirinya sebagai Taman Baca.
63Muhammad Arif Maulana, “Sejarah Taman Baca Widya Pustaka,” diakses 29 Desember
“Selama satu tahun ini terdapat donatur yang mendonasikan
buku dan uang. Pada tanggal 8 dan 9 November 2016 dari akun
@heniehenoy dan @betyanggrae, berupa buku non-fiksi biografi.
Biografinya para pahlawan Indonesia dan buku fiksi seperti komik dan
cerita bergambar. Sebanyak 25 buku. Pada tanggal 4 Agustus 2017
dari akun @yana_azizah, dan @aprillia.rizkyol, berupa buku fiksi dan
non-fiksi seperti novel dan cerpen. Non-fiksinya buku pengetahuan
umum seperti buku pengetahuan tentang alam (IPA). Sebanyak 22
buku. Pada tanggal 16 April 2017 dari akun @rizka_utari
@verdiantl12 berupa buku fiksi (komik, dongeng) dan non fiksi seperti
tabloid (pengetahuan umum tentang agama). Sebanyak 15.”80
Dari 7 Follower akun TBM Widya Pustaka yang diwawancarai
ada 5 Follower yang turut berkontribusi dengan memberikan beberapa
donasi.
“Saya mendonasikan buku empat eksemplar buku pada awal
bulan maret 2017.81Pernah, mengirim buku bacaan sebanyak lima
buku pada 17 november 2016.82Iya, Donasi buku sekitar sepuluh buku
pada awal-awal berdirinya TBM Widya Pustaka.83Saya hanya pernah
menyumbangkan beberapa buku yang saya punya sekitar lima buku
pada agustus 2017.84Dari mengajukan usulan nama dan alhamdulilah
ada sedikit dana untuk menambah koleksi buku di TBM Widya
Pustaka..”85
b. Pengunjung
Selain donasi menurut informan Titi Puji Lestari adapun
pengaruh dari pengunjung setelah dibuatnya akun Instagram TBM
Widya Pustaka yaitu bertambahnya pengunjung. Pengunjung
mengetahui informasi TBM Widya Pustaka melalui Instagram.
Pengunjung yang datang di ajak membaca, karena kegemaran
80Wawancara Pribadi dengan Titi Puji Lestari, Pemalang, 21 Oktober 2017.
81Wawancara Pribadi dengan @Ilhamnurotomo, 10 November 2017. 82Wawancara Pribadi dengan @tri_dianasari, 9 November 2017. 83Wawancara Pribadi dengan @islamiyah295, 10 November 2017. 84Wawancara Pribadi dengan @atikawijayanti, 10-11 November. 85Wawancara Pribadi dengan @widyasturich, 11 November 2017.
71
membaca memberikan dampak yang positif untuk pengunjung dan
membuat pengunjung tersebut memiliki wawasan yang luas. Membaca
adalah berpikir. Berpikir merupakan suatu proses untuk mengenali,
memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang
yang bisa mempunyai arti. Adanya TBM seperti ini dapat
meningkatkan minat baca seseorang.
“Banyaknya pengunjung yang berkunjung. Setidaknya ada
beberapa pengunjung baru yang mengetahui info TBM Widya Pustaka
dari akun media sosial Instagram karena penasaran berkunjung lalu
kita bujuk untuk membaca dan menjadi relawan kalau mau.”86
Selain mendonasikan dan berkunjung adapun Followeryang
membantu berbaik hati ikut mempromosikan demi membantu
kemajuan TBM Widya Pustaka ke temannya ataupun memposting
informasi mengenai TBM Widya Pustaka di akun media sosial
pribadinya.“Saya hanya menyumbang satu sampai beberapa buku, tak
banyak jumlahnya sambil menyebarkan informasi masih terkait
dengan TBM Widya Pustaka kepada teman-teman.”87
c. Kerjasama antar TBM melalui Instagram
Menurut informan Ferdi Irwansyah ada beberapa beberapa
kerjasama yang dimiliki TBM Widya Pustaka, diantaranya: saling
mention/menyebut bila ada acara mengenai TBM. Hal tersebut dapat
digunakan untuk saling mempromosikan, hal tersebut dapat digunakan
86Wawancara Pribadi dengan Titi Puji Lestari. 87Wawancara Pribadi dengan @Marifmaulana10.
72
untuk saling mempromosikan. Ada dua cara melakukan mention pada
postingan. Pertama, pengguna bisa melakukan mention di bagian
“caption” dengan mengetik simbol “@” dan diikuti dengan nama akun
yang kalian tuju. Contohnya, “menunggu makan malam bersama
@benson”. Di sini si pemilik akun “@benson” akan mendapatkan
notifikasi bahwa ia telah di mention. Kedua, pengguna bisa melakukan
mention di bagian “comment”. Bila kalian ingin membalas komentar
di sebuah foto, maka pengguna hanya butuh menyentuh layar di bagian
nama akun beberapa saat. Dari situ, pengguna bisa langsung membalas
komentar dengan menyebutkan nama akun yang dituju.
“Saat posting di Instagram kami saling mention dengan akun
taman baca yang lain untuk saling mempromosikan. Supaya Follower
akun taman baca lain juga mengetahuinya. Jadi saling
menguntungkan dalam hal memberitahukan bahwa ada taman baca
lain juga. Mention-mention kalau ada acara tentang taman baca.
sepertiacara pas itu tentang buku bergerak yaitu tentang program
pemerintah memberikan buku ke taman baca di Indonesia, dengan
syarat tertentu. Saling memberitahukan untuk kemajuan bersama.”88
3. Kendala Pemanfaatan Media Sosial Instagram pada TBM Widya
Pustaka
Menurut informan Nurul Wijiasih ada beberapa kendala yang
dialamiTBM Widya Pustaka dalammemanfaatkan Instagram sebagai
sarana promosi TBM adalah sebagai berikut:
88Wawancara Pribadi dengan Ferdi Irwansyah.
73
a. Anggaran
Dalam mengelola kegiatan promosi dengan memanfaatkan
media sosial Instagram sebagai sarananya, TBM Widya Pustaka yang
letaknya di pesisir pantai bahwa kuota internet menjadi salah satu
faktor yang mendukung sekaligus menjadi kendala. Akun Instagram
TBM Widya Pustaka dikelola langsung oleh Nurul Wijiasih selaku
ketuanya dengan kuota pribadi. Sebab, tidak adanya anggaran khusus
untuk hal ini. Dengan adanya hal tersebut, kuota internet menjadi salah
satu kendala yang dialami TBM Widya Pustaka. Walaupun tidak
begitu sering akibatnya TBM Widya Pustaka tidak bisa memposting
kegiatan dan melakukan fitur Live Video Instagram yang menguras
kuota banyak.
“Kalau tidak ada kuota. Berarti lebih ke anggaran, namun
kendala ini tak begitu sering hanya beberapa saat saja. Karena akun
ini yang pegang ketua TBM Widya Pustaka jadi kuota menjadi
kebutuhan pribadi juga.”89
b. Jaringan Internet
Jaringan internet menjadi kendala kedua yang dialami TBM
Widya Pustaka selama ini. Lokasi TBM yang di pesisir pantai yang
notabenya di ujung desa masih sulit menerima sinyal bagus dari
beberapa jaringan yang ada.
“Sinyalnya susah. Berarti lebih ke jaringan internet, karena
kami posisinya di pesisir pantai yang notabenya di ujung desa,
89Wawancara Pribadi dengan Nurul Wijiasih.
74
terkadang menjadi kendala juga saat kami ingin memposting harus
mencari-cari sinyal terlebih dahulu.
Kesesuaian dalam memilih kartu SIM dengan jaringan yang
bagus di lokasi TBM menjadi faktor yang sangat mendukung untuk
kegiatan promosi yang dilakukan dengan media internet. Begitupun
TBM Widya Pustaka mengatasi kendala tersebut.“Mencari tempat
yang terdapat sinyal. Menyesuaikan tempat dengan memilih kartu
perdana yang sinyalnya bagus disitu.”90
A. Pembahasan
1. Pemanfaatan Media Sosial Instagram sebagai Sarana Promosi pada
TBM Widya Pustaka
a. Media Promosi melalui Instagram
Konsep TBM Widya Pustaka dibuat dengan konsep
Instagramable. Instagramable adalah sebuah atau sesuatu yang bisa,
layak, dan pantas untuk dibagikan ke media sosial seperti Instagram,
Facebook, dan lainnya dalam bentuk foto dan video.91 Karena saat ini
orang-orang lebih menyukai sesuatu lewat visual. Jadi, Instagram
merupakan satu-satunya media sosial TBM Widya Pustaka melakukan
kegiatan promosi. Nama akunnya @widya_pustaka. Terbukti semua
kegiatan diposting pada akun Instagram miliknya, seperti: membaca,
90Wawancara Pribadi dengan Nurul Wijiasih. 91 Baimbach, “Apa Itu Instagramable? Berikut adalah Arti dan Penjelasannya,” diakses
25 April 2019, https://www.kompasiana.com/baimbach2019/5c5d39f3677ffb68c624aa35/apa-itu-