1 I. PENDAHULUAN opulasi berbagai jenis ternak di Sulawesi Utara sampai tahun 2004 (BPS, 2005) menunjukkan angka yang cukup besar walaupun perkembangan pada umumnya tidak stabil bahkan cenderung mengalami penurunan terutama pada ternak besar (lihat Table 1). Ternak-ternak tersebut tersebar pada kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara dan keberadaannya tidak terlepas dari kultur masyarakat yang umumnya berbasis sebagai petani/peternak. Sistim pemeliharaan ternak di Sulut sebetulnya sudah mengarah ke tatacara pengelolaan ternak yang baik, akan tetapi di beberapa wilayah hal tersebut belum dilakukan, misalnya ternak babi sebagian peternak sudah menerapkan pola intensif namun untuk ternak sapi dan kambing jarang sekali yang menerapkan pola tersebut. Ternak digembalakan ataupun diikat pindah bahkan ada juga yang diumbar sehingga dengan cara tersebut sangat sulit untuk melakukan pengontrolan perkembangan ternak (pengaturan perkawinan, perawatan dan pengobatan bila sakit, pencurian). Kecuali tenaga dan harga jualnya kita tidak dapat mengambil manfaat lebih dari model pemeliharaan tersebut. Jumlah pemilikan ternak babi pada umumnya sudah dalam skala ekonomis, tapi ternak sapi rata-rata hanya 1 -2 ekor (tidak P 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I. PENDAHULUAN
opulasi berbagai jenis ternak di Sulawesi Utara
sampai tahun 2004 (BPS, 2005) menunjukkan angka
yang cukup besar walaupun perkembangan pada
umumnya tidak stabil bahkan cenderung mengalami penurunan
terutama pada ternak besar (lihat Table 1). Ternak-ternak tersebut
tersebar pada kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara dan
keberadaannya tidak terlepas dari kultur masyarakat yang
umumnya berbasis sebagai petani/peternak.
Sistim pemeliharaan ternak di Sulut sebetulnya sudah
mengarah ke tatacara pengelolaan ternak yang baik, akan tetapi di
beberapa wilayah hal tersebut belum dilakukan, misalnya ternak
babi sebagian peternak sudah menerapkan pola intensif namun
untuk ternak sapi dan kambing jarang sekali yang menerapkan
pola tersebut. Ternak digembalakan ataupun diikat pindah bahkan
ada juga yang diumbar sehingga dengan cara tersebut sangat sulit
untuk melakukan pengontrolan perkembangan ternak (pengaturan
perkawinan, perawatan dan pengobatan bila sakit, pencurian).
Kecuali tenaga dan harga jualnya kita tidak dapat mengambil
manfaat lebih dari model pemeliharaan tersebut.
Jumlah pemilikan ternak babi pada umumnya sudah dalam
skala ekonomis, tapi ternak sapi rata-rata hanya 1 -2 ekor (tidak
P
1
2
pada skala ekonomis). Hal ini merupakan faktor lain yang turut
mewarnai permasalahan pemeliharaan ternak. Dengan pemilikan
yang hanya 1-2 ekor maka sedikit sekali keuntungan yang bisa
diharapkan. Sebenarnya banyak sekali potensi ekonomi yang bisa
diperoleh dari ternak bila cara-cara pengelolaan ternak yang baik
diterapkan. Dengan pengelolaan yang baik maka masalah-
masalah seperti pengaturan perkawinan, perawatan ternak sakit
akan dapat diatasi dan tingkat pencurian bahkan polusi udara
dapat ditekan.
Bau yang ditimbulkan oleh adanya kotoran ternak adalah
salah satu alasan tidak dikandangkannya ternak. Jika
dikandangkan maka kotoran ternak akan menumpuk apalagi jika
pemiliknya ‘kurang waktu’ dan tidak mengembalikan ke lahan
sebagai pupuk maka dalam beberapa hari saja kotoran tersebut
akan menggunung. Saat ini teknologi yang dapat
meredam/mengurangi bau menyengat yang ditimbulkan oleh
kotoran ternak telah ada dan bahannya banyak dijual di pasaran.
Jadi sebenarnya masyarakat tani tidak perlu lagi terlalu kuatir
dengan bau yang ditimbulkan oleh kotoran yang menumpuk,
karena bila didiamkan beberapa minggu, kotoran ternak sudah
dapat digunakan sebagai pupuk. Bahkan dengan sentuhan
teknologi sederhana (mudah dipraktekkan), kotoran ternak dapat
3
menghasilkan gas yang bisa dijadikan bahan bakar (selanjutnya
disebut Bio-Gas).
Table 1. Perkembangan Populasi Beberapa Jenis Ternak di Sulut
Periode 1998 – 2004
Tahun Jenis Ternak
Sapi (ekor) Kambing
(ekor)
Babi
(ekor)
Kuda
(ekor)
1998 294.666 104.604 505.041 46.570
1999 271.887 123.126 240.202 21.154
2000 276.524 125.897 298.691 21.519
2001 132.514 46.682 294.063 11.516
2002 132.739 49.341 294.651 11.730
2003 124.262 45.910 235.671 12.372
2004 124.444 44.234 243.195 9.310
Sumber: BPS, (2005).
4
Ternak Babi yang dipelihara ful di kandang
Ternak sapi dilepas pada siang hari dan dikandangkan di malam