PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN LAMPU HIAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAKA KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh KURNIA NIM 105410 480 11 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYA 2016
98
Embed
PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK DALAM MEMBUAT KARYA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIKDALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN LAMPU HIAS
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAKA KECAMATANBUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratGuna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa
ngorbanan, Mulianansuci yang telahdiberikandando’a yangtiadaputus-putusnya.
Semoga Allah SWT berkenanmemberikantaufiq, merahmatinya,mengampunidosa-dosanyadanmembalassemuajasa-
jasanyadenganbalasanYang terbaik di sisi-Nya
DankepadasemuaSaudara-saudara yang penulissangatsayangi yangsenantiasamemberikandukungandanmotivasikepadapenulis.
vii
ABSTRAK
Kurnia, 2016. Pemanfaatan Limbah Anorganik Dalam membuat Karya KerajinanLampu HiaspadaSiswaKelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu BatuKabupaten Enrekang.Skripsi.ProgramStudiPendidikanSeniRupaFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasMuhammadiyah Makassar.Pembimbing I, Muh.Faisal, S.Pd, M.Pd, danPembimbing II, AndiBaetal Mukaddas,S.Pd, M.Sn.
Masalahutamadalampenelitianiniyaitu bagaimana proses pemanfaatan limbahanorganik dalam pembuatan karya kerajinan lampu hias pada siswa kelas VIII SMPNegeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dan bagaimana kualitaskarya kerajinan lampu hias dengan menggunakan limbah anorganik pada siswa kelasV III SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui proses pemanfaatan limbah anorganik dalampembuatan karya kerajinan lampu hias dan untuk mengetahui kualitas lampu hiasdengan menggunakan limbah anorganik. SasarandalampenelitianiniadalahsiswakelasVIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu KabupatenEnrekang.Teknikpengumpulan data adalahobservasi (pengamatan), wawancara,dokumentasi, dantespraktik.Teknikanalisis datamenggunakananalisisdeskriptifkualitatif.Hasilpenelitianinidilihatdari pemanfaatanlimbaha anorganik dalam membuat karya kerajinan lampu hias padasiswakelas VIIISMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu KabupatenEnrekangterdiriatasbeberapatahapanpentingyaitusiswamemulaimenyiapkanbahandanalat, membuatpola/sketsa, memotongsendok plastik dan botol aqua sesuaidenganobjekyang dibuat, danselanjutnyaadalahmenempelsatupersatu sendok plastik padapermukaan botol aqua, serta yang terakhiradalahmenutup seluruh permukaan botolaqua dengan sendok plastik sertapengeringan. Selainitu kualitas siswadalammembuatkarya kerajinan lampu hias dengan pemanfaatan limbah anorganik yangdihasilkanolehsiswakelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu BatuKabupaten Enrekang dapatdiukurataudiklasifikasikanberdasarkanaspekpenilaiankualitasyaitukesatuan, kerumitan dan kesungguhan.
Kata kunci :senikriyadengan pemanfaatan limbah anorganik
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘AlaikumWarahmatullahiWabarakaatuuh
Syukur Alhamdulillah senantiasapenulisucapkankehadirat Allah SWT,
berkatrahmatdanhidayah-Nya, sehinggaskripsi yang berjudul” Pemanfaatan limbah
anorganik dalam membuat karya kerajinan lampu hias padaSiswaKelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang” dapatdiselesaikan.
Skripsiinidiajukanuntukmemenuhisalahsatu persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada program Studi Pendidikan SeniRupaFakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sejakawalhinggaakhirpenyususanskripsiini,
penulistidakterlepasdariberbagairintangan.Namun, berkatrahmatdankaruniah Allah
semuarintangandapatdiatasi.Ucapanterimakasih yang
takterhinggapenulisucapkankepadakedua orang tua,AyahandaRusli
Ali.RdanIbundaPidana, atasdoadantetesankeringatserta air
matauntukmenyekolahkanananda, semoga Allah SWT
memuliakanayahandadanibunda. Terimakasihkepadaseluruhkeluargaku yang
Berdasarkan penilaian kualitas diatas maka persentasi kualitas yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
1.Pada aspek kesatuan menunjukkan pada kategori sangat baik ada 8 orang siswa
(32%), pada kategori baik ada 13 orang siswa (52%), pada kategori cukup ada 4
orang siswa (16%).
2.Pada kategori sangat baik ada 8 orang siswa (32%), pada kategori baik ada 13
orang siswa (52%), pada kategori cukup ada 4 orang siswa (16%)
3.Pada aspek kesungguhan kategori sangat baik ada 12 orang siswa, pada kategori
baik ada 13 orang siswa (52%).
Rata-rata siswa dengan jumlah 25 orang hanya sebagian saja yang
memiliki kemampuan membuat karya seni rupa tiga dimensi (kriya) dan kualitas
siswa dalam membuat karya kerajinan lampu hias dengan menggunakan limbah
anorganik sudah terbilang baik, dan terdapat pula yang terbilang cukup, dalam hal
47
ini kendalanya adalah kurangnya kreativitas siswa, dan tidak terlalu memahami
teori tentang membuat karya seni rupa tiga dimensi, siswa juga belum pernah
belajar membuat seni kriya seni rupa tiga dimensi . Hal ini menunjukkan adanya
siswa yang tidak tahu dalam membuat karya seni rupa tiga dimensi, penggunaan
alat dan bahan dan sebagainya, disebabkan karena kurangnya minat dan
kreativitas siswa dalam berkarya tiga dimensi serta kurangnya pengetahuan siswa
tentang dasar-dasar seni yang benar.
Tabel 1.4 Keterangan Gambar:
Kriteria penilaian :
KriteriaIndicatorPencapaianKompetensi
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Sangat Baik 480-89 Baik 370-79 Cukup 250-69 Kurang 1
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di
lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan terlebih
dahulu berdasarkan kenyataan yang dihadapi atau ditemukan peneliti. Ada tiga
hal pokok yang akan dibahas yaitu proses pembuatan karya kerajinan lampu
hias dengan menggunakan limbah anorganik, kualitas lampu hias.
48
1. ProsesPembuatan Karya Kerajinan Lampu HiasdenganMenggunakanLimbah Anorganik Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 BarakaKecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
Proses pembuatan lampu hias pada siswa di kelas VIII SMA Negeri
2Baraka, siswa diarahkan untuk lebih memahami alat dan bahan yang perlu
digunakan terutama penggunaan limbah anorganik dalam hal ini sendok plastik
sebagai media utama. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi
tingkat kesalahan yang terjadi, proses pembuatan lampu hias harus sesuai dengan
ketentuan dan tahapan yang tepat. Ada beberapa hal yang telah di jalankan oleh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekanguntuk menghasilkan lampu hias dari limbah anorganik yang menarik dan
unik antara lain sebagai berikut:
a) Menyiapkan alat dan bahan
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang di dalam proses pembuatan lampu hias dengan memanfaatkan limbah
anorganik dalam hal ini sendok plastik sebagai media utama, telah menyiapkan
bahan dan alat yang diperlukan untuk memudahkan dalam proses penciptaan
karya seni dari limbah anorganik. Bahan dan alat yang digunakan tidak hanya
terdiri dari sendok plastik tapi juga memerlukan bahan dan alat pendukung
lainnya. Seperti ketersediaan botol aqua, kain flannel, lem tembak, kabel set,
Fitting Lampu, bohlam lampu 5 watt, tutup toples fitting sebagai tempat duduk ,
gunting, pisau, obeng, serta piloks yangdigunakan untuk pewarna pada sendok
plastik tersebut.
49
Selain itupemilihan warna pada sendok plastik oleh siswa di kelas VIII
SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang disesuaikan
dengan warna bentuk bunga yang akan mereka buat, dan pemilihan kain flannel
yang dijadikan sebagai bagian pelengkap untuk memperindah tempelan sendok
plastik , juga disesuaikan dengan warna bentuk bunga yang ciptakan, walaupun
terkadang ada siswa yang mencoba membentuk karakter yang kurang jelas tanpa
berpatokan pada karakter bunga yang telah ada atau berusaha menciptakan kreasi
sesuai dengan imajinasi mereka, tapi tetap memiliki nilai keindahannya sendiri.
b) Proseslem dan pengeringan
Di tahap ini siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang telah memasuki tahap pengerjaan dimana tahapan ini
merupakan tahapan utama untuk menentukan kualitas atau hasil dari pembuatan
lampu hias dari limbah anorganik. Proses awal adalah tahap pemberian lem dan
permukaan sendok plastik, tahapan ini dimulai dengan siswa kelas VIII membuat
cetakan lampu hias dengan menggunakan media botol Aqua.
Setelah sendok plastik telah terlumuri oleh lem secara sempurna fase
selanjutnya adalah proses penempelan tetapi tahapan ini tidak dapat dikerjakan
secara sendiri melainkan harus memerlukan bantuan orang lain oleh sebab itu
proses ini dikerjakan oleh 2 orang siswa secara bergantian, karena memerlukan
waktu lama dan cukup menguras tenaga sampai permukaan botol aqua benar-
benar tertutupi secara menyeluruh dengan sendok plastik.
50
Setelah proses pemberian lem dan penempelan telah selesai selanjutnya
adalah pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan mendiamkan botol aqua
yang telah tertutupi dengan potongan sendok plastik disaat proses
pengeringan,botol aqua yang tertutupi potongan sendok plastik dikeringkan secara
manual dengan diletakkan di dalam ruang kelas. Walaupun memerlukan waktu
yang cukup lama dalam proses pengeringan seperti ini dikarenakan sendok plastik
yang ditempelkan pada botol aqua tidak mendapatkan cahaya matahari secara
lansung dan hanya dikeringkan yang dara manual dengan udara di dalam kelas,
tapi hal ini lebih efektif untuk menghindari resiko, hal inilah yang dilakukan
siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka dengan memperhatikan beberapa kali
proses pengeringan yang telah gagal maka proses pengeringan seperti ini diangap
lebih efektif oleh siswa.
c) Proses pewarnaan
Sesuai dengan namanya ‘lampu hias limbah anorganik’ sudah pasti akan
diberikan warna supaya tampilannya lebih indah dan menarik,Setelah semua
permukaan botol aqua tertutupi oleh potongan sendok plastik dan sudah berbentuk
sesuai dengan pola yang diinginkan maka sudah bisa diberikan warna.Pemberian
warna pada lampu hias yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang sesuai yang diinginkan.
TahapanPemberian warna ini merupakan tahapan yang dikerjakan oleh
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekangpada lampu hias tersebut harus benar-benar rata dan semua permukaan
sendok plastik tersebut dipastikan sudah diberi warna secarah menyeluruh dan
51
tidak ada lagi bagian sendok plastik tersebut yang tidak memiliki warna atau
berwarna.
d) Pembuatan sekaligus pemasangan daun
Setelah proses pewarnaan selesai dilakukan. Siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang mengunting kain flannel
yang telah memiliki pola dengan mengikuti ukuran pola yang telah ada dimana
pola yang sebelumnya telah diggambar tidak boleh lebih besar dibandingkan
dengan lampu hias tersebut. Setelah tahapan penguntingan pola daun pada kain
flanel dan jumlah daun tersebut sudah cukup, siswa mulai memasang dain tersebut
dengan cara menempelkan daun tersebut pada bagian bawa lampu hias atau botol
aqua yang sudah ada sesuai dengan urutan penempelan yang tepat dan sesuai
dengan pola lampu hias yang ada.
e) Pemasangan tempat duduk serta finisthing
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekangdi dalam membuat dudukan lampu lebih memilih hal praktis yaitu
dengan membeli kabel set yang sudah tersedia bersama tempat pemasangan lampu
yang dapat segera digunakan. Siswa berangapan hal ini lebih praktis dan tidak
telalu lama dibandingkan harus membuat sendiri dudukan lampu baik dari kayu
atau bahan yang lain tetapi ada juga sebagian siswa yang memilih tutup toples
sebagai tempat duduk dikarenakan bahanya mudah ditemukan, setelah semua
proses yang telah dilewati oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan
Buntu Batu Kabupaten Enrekang maka proses yang terakhir adalah finishing dan
52
lampu hias dari limbah anorganik dalam hal ini sendok plastik sudah siap
digunakan.
2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Limbah Anorganik padaSiswa KelasVIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu BatuKabupaten Enrekang
Kualitas lampu hias benang obras pada siswa kelas VIII SMP Negeri
2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dapat di ukur dan
diklasifikasikan dalam beberapa aspek penilaian kualitas,yaitu terdiri atas
penilaian aspek kesatuan, kerumitan dan kesungguhan. Berdasarkan kriteria
penilaian kualitas tersebut dapat diuraikan ketercapaian kompetensi selama
kesungguhan dalam proses pembelajaran yang telah berlansung serta akan
didapatkan kesimpulan tentang tingkat baik buruknya hasil dari pemanfaatan
limbah anorganik dalam membuat karya kerajina lampu hias yang dihasilkan oleh
siswa di kelas VIIISMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang dengan hasil pemaparan sebagai berikut:
a. Kesatuan (unity)
Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi, pada aspek kesatuan
siswa memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda, dimana kelompok siswa
yang memiliki tingkatan nilai sangat baik dipengaruhi karena aspek penguasaan
bahan dan penggunaan teknik yang baik. Dimana, dalam proses menerapkan atau
pemilihan warna dapat disesuaikan berdasarkan objek yang telah dibuat serta
mampu memadukan beberapa objek serta warna-warna tertentu sehingga terlihat
53
lebih sesuai baik itu dalam memadukan warna dan objek-objek yang telah
ditentukan berdasarkan ide dan gagasannya masing-masing. Hal ini dapat dilihat
dari hasil karya yang telah diciptakan. Dimana dari 25 siswa, yang di bagi menjadi
6 kelompok, dimana 2 kelompok mampu mencapai hasil yang memuaskan
bahkan memliki nilai dari 90-100% dansiswa mampu mencapai nilai mendekati
sempurna yaitu Adam Zaldi, Ade guestiono, Fatmawati dan Indra ramadhani yang
rata-rata nilainya dari indikator pencapaian tertinggi 100% mampu menghasilkan
95% dari nilai sempurna.
Selain itu 1 kelompok yang terdiri dari 4 siswa dari keseluruhan jumlah
siswa mendapatkan persentese tingkat pencapaian kompetensi antara 70-79% dari
pencapaian nilai tertinggi dengan nilai kualitatif relatif standar berdasarkan nilai
rata-rata aspek kesatuan yang dicapai, diperoleh Muh Rafli, Nuraminah Oktavia,
Surisna dan Yulfa. Hal tersebut didasari karena penguasaan bahan dan teknik
belum dapat diaplikasikan sepenuhnya dengan benar atau tidak sesuai dengan
langkah-langkah yang tepat.
b. Kerumitan (Complexity)
Pada indikator pencapaian tingkat kerumitan suatu karya, selain dari
aspek penguasaan bahan dan penggunaan teknik, yang juga menjadi hal utama
yang perlu diperhatikan yaitu pada aspek penentuan gagasan. Dalam proses
menciptakan suatu karya aspek penentuan gagasan akan mempengaruhi tingkat
kerumitan suatu karya, karena baik buruknya suatu gagasan yang telah ditentukan
akan bepengaruh besar pada objek yang dituangkan ke dalam karya. Sama halnya
dalam penerapan bahan, ketika dalam proses berkarya seoang pekerja seni
54
menerapkan bahan dengan perhitungan yang baik dan matang maka akan
menghasilkan karya yang lebih berkualitas, baik itu dari segi kerapian maupun
dari segi lainnya sehingga dapat menghasilkan karya yang lebih bagus.
Berdasarkan penilaian dari segi tingkat kerumitan suatu karya, hasil
karya yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII SMP 2 Baraka Kecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekang tergolong sangat baik, dari 25 siswa ada 21 yang dibagi
menjadi 6 kelompok, 2 kelompok yang mendapat nilai 90-100, 3 kelompok yang
mendapat nilai dari 80-89 dan 1 kelompok yang mendapat nilai dari 70-79. Hal ini
membuktikan bahwa untuk menghasilkan seni terapan yang baik dan berkualitas,
terutama dari segi kesulitannya suatu karya terutama karya seni rupa terapan ,
tidak harus menggunakan bahan-bahan yang pada umumnya sering digunakan.
Namun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti toples dan cat.
c. Kesungguhan (intensity)
Dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu karya dalam aspek
kesungguhan, yang paling ditekankan yaitu pada proses penguasaan bahan,
terutama dalam proses pemilihan dan penerapan warna pada objek yang telah
dibuat dalam bentuk sketsa. Selain dalam penggunaan warna, penggunaan teknik
juga sangat berpengaruh untuk memperoleh tingkat kesungguhan suatu karya,
dengan menggunakan teknik yang baik juga akan menghasilkan karya yang baik
ssmempengaruhi dua aspek penilaian kualitas sebelumnya karena ketika tingkat
kesungguhan suatu karya berhasil, tingkat kesatuandan kerumitan karya juga akan
berpengaruh.
55
Dengan melihat serta mengamati hasil karya yang diciptakan oleh siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang,
secara keseluruhan sudah dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas yang baik
berhasil karena sebagian besar sudah cukup tau dan pintar dalam membuat karya
kerajinan lampu hias dari limbah karena dari 6 kelompok yang terdiri dari 25
siswa 3 kelompok yang mendapat nilai 90-100 dan 2 kelompok mendapat nilai
80-89, walaupun ada sebagian kecil siswa yang belum cukup tau dalam membuat
karya kerajinan lampu hias dari limbah anorganik tersebut.Hal ini disebapkan
karena kurangnya minat dan kreativitas siswa tentang dasar-dasar seni terapan
yang ada.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Proses pemanfaatan limbah anorganik yang berlansung di kelas VIISMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang terdiri dari
beberapa tahapan penting yaitu menyiapkan bahan dan peralatan,lem dan
pengeringan, proses pewarnaan, proses pembuatan dan pemasangan daun,
proses pemasangan lampu dan kabel dan pembuatan tempat lampu serta
finishing. Dimana proses pengerjaan lampu hias limbah anorganik ini
memerlukan kecakapan, kreatifitas serta kerja sama yang baik diantara siswa
sehingga menghasilkan karya seni rupa terapan.
2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan limbah anorganik yang dihasilkan
oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2Baraka Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas yang baik,
ini dapat dilihat dari hasil karya yang mereka hasilkanilkan tergolong unik.
Penilaiannya dapat diukur berdasarkan indikator penilain kualitas yang
meliputi penilaian kesatuan, kerumitan dan kesungguhan. berdasarkana
indikator penilaian kualitas tersebut dapat disimpulkan dan diuraikan bahwa
hasil karya lampu hias kelas VIII SMP Negeri 2BarakaKecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekangmemiliki tingkat kualitas yang baik.
56
57
B. Saran
Setelah menguraikan tentang pemanfaatan limbah anorganik pada
pembuatan lampu hias sebagai materi seni rupa terapan maka penulis
menyarankan beberapa hal:
1. Agar siswa lebih meningkatkan minat dan kreatifitasnya untuk menghasilkan
karya-karya yang lebih baik terutama dalam penciptaan karya yang berbentuk
rupa dalam pembelajaran seni budaya di sekolah.
2. Guru seyogyanya dapat menjadi fasilitator dan menjadi sumber pemecahan
masalahan yang baik di dalam proses pembelajan. Oleh sebab itu guru harus
lebih kreatif dan lebih membuka serta menerima ide serta gagasan-gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran terutama dalam
pembelajaran seni budaya.
3. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk menyediakan lab seni untuk
meningkatkan kenyamanan siswa dalam berkaya seni rupa, Dengan adanya
lab siswa mempunyai tempat menuangkan kreativitas yang mereka punya.
4. Diharapkan kepada pemerintah maupun pihak sekolah untuk lebih
memberikan perhatian terkhusus pada mata pelajaran seni budaya dimana
mata pelajaran seni budaya memadukan antara teori dan praktek yang
memerlukanbeberapa fasilitas pendukung di dalam proses pembelajarannya
agar siswa dapat merasa aman dan lebih nyaman dalam mengespresikan
kreatifitas-kreatifitas mereka.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, D. Tanpa tahun. Pengertian Limbah.https://carapedia.com/pengertian_definisi_limbah_menurut_para_ahli_info3680.html diakses pada 20 juli 2016.
Badudu, Zain 1994. “Kamus Umum Bahasa Indonesia”.Semarang: GramediaPustaka Utama.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud). 2000. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Panataran Jayapermai
Djamarah (1995:136) dalamhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media html diakses tanggal 15 Juli 2013
Frida Harapan, 2014. pengertian Lampu Hias. (Online)(http://www.rumahku.comdiakses 29 januari 2016)..
Gerlach dan Ely (1971) dalam http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2012/01/pengertian-media html diakses tanggal 15 Juli 2013
Haryono. 2002. Pengertian Seni Kriya. http://www mif19.tea’s Blog. Comdiaksespada 21 juni 2015
Hasan. 2012. Pengertian sampah. Universitas Sumatera Utararepository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal20 juli 2016.
I Wayan Seriyoga Partahttp://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/pengertian-seni-kriya/diakses tanggal 17 Juli 2013
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. 2014
KEPTUSAN MENPERINDAG RI NO. 231/MPP/KEP/7/1997 PASAL 1,https://carapedia.com/pengertian_definisi_limbah_menurut_para_ahli_info3680.html diakses pada 20 juli 2016.
Margono, 2010.Mari Belajar Seni Rupa._Jakarta: Pusat Pembukuan kementrianPendidikan Nasional.
59
Meisar Ashari. 2016. Kritik Seni (sarana apresiasi dalam wahana kontempelasiseni). Makassar: Media Qita Foundation
Mirnawati, 2013. “Proses Pembuatan Kerajinan Batu Nisan di Desa LolloeKecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng”. Skripsi. Makassar: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan.
Muliono., 2013.Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
k.Padapenelitianiniobjek yang akandiamatiadalahpemanfaatan limbah
anorganik dalam membuat karya kerajina lampu hias pada siswa kelas VIII
SMPN 2 Baraka, hal-hal yang harusdiamatiterdiriatas:
No
PembuatanLampuhiasdaripemanfaatanlimbahanorganik
Deskripsi
1 Menyiapkanalatdanbahan
Ketersedia sendok plastik, botol aqua, lem lilin,piloks, kain flael, kabel dan cucukan, fitting,lampu, gunting, pisau, dan tembakan lem,
2 Proses lem danpengeringan
Setelahtahappersiapanbahandanalatmakaselanjutnyayaitu proses lem da pengeringan, siswamegawali dengan memberikan lem padapermukaan sendok plastik yang sudah dipotongbagian bawanya, seluruh permukaan sendokplastik dilumuri lem kemudian ditempelkan padabotol aqua.
3 Proses pewarnaa
Setelah semua sendok plastik ditempelkan padabotol aqua dan sudah tidak ada lagi permukaanbotol aqua yang terlihat, kemudian dilakukanpewarnaan menggunakan piloks dengan carasisemprotkann keseluruh permukaan sendokplastik.
4
Prose
pembuatansekaliguspemasangandaun
Untuk memperindah tampilan lampu hias kitatambahkan dengan hiasan daun denganmenggunakan kain flanel dengan cara mengambarpola daun pada kain flanel kemudian digunting,setelah daun terbentuk sesuai pola barulahdilakukan pemasangan daun pada lampu hiastersebaut.
5 Proses pemasanganlampu dan kabel
Setelahselesaipembuatan sekaligus pemasangandaun barulah pemasangan lampu dan kabeldilakukan.
55556 Pemasangan tempat
duduk sertafinishing
Tahapinimerupakantahapakhirdari prosespanjangpembuatanlampuhias dari limbahanorganikyaitumemasangdudukanlampudanmereapikannya.
FORMAT WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data tentang proses
pembuatansenikriyadenganmenggunakanteknikmozaikpadasiswakelas VIII SMP
Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Karena data ini sangat
penting dan kami butuhkan, maka kami mohon kesediaan anda untuk menjawab
pertanyaan secara obyektif, jujur dan sadar. Adapun isi deskripsiwawancara dan hasil
wawancara dari pertanyaan dasaryang diajukan oleh peneliti, adalah :
Nama Responden :Hartati, S. Pd (Guru Mata Pelajaran)
Tanggal Wawancara :29 Oktober 2016
Pertanyaan:
1. Menurut ibu bagaimana pelaksanaan mengajar Seni Budaya di KelasVIII
SMP Negeri 2 Baraka Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang?
Jawaban:
pelaksanaanmengajarsenibudaya di kelas VIII, selaluamandantertib,