PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FASCHO LIBRARY (FL) OLEH PARA AKTIVIS IMM CABANG CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: HUSEIN RATULOLI NIM. 1111025100006 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018M
95
Embed
PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FASCHO LIBRARY … RATULOLI-FAH.pdfakademis maupun untuk pengkaderan itu sendiri. Adapun pandangan dari berbagai pihak baik itu kader, senior bahkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FASCHO LIBRARY (FL) OLEH PARA AKTIVIS IMM CABANG CIPUTAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh: HUSEIN RATULOLI NIM. 1111025100006
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018M
ABSTRAK
Husein Ratuloli (1111025100006).Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Fascho Library (FL) Oleh Para Aktivis IMM Cabang Ciputat. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, 2018.
Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan koleksi Perpustakaan Fascho Library Oleh Para Aktivis IMM Cabang Ciputat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan koleksi Fascho Library oleh aktivis IMM Cabang Ciputat dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh pemustaka dalam memanfaatkan koleksi serta mengetahui peran pustakawan dalam membantu pemustaka memanfaatkan koleksi perpustakaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui riset kepustakaan, dan penelitian lapangan berupa penyebaran kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 20 mahasiswa aktivis IMM Cabang Ciputat (53.3%) memanfaatkan koleksi di Fascho Library untuk tujuan akademis. Kendala yang dihadapi oleh para pemustaka dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan Fascho Library hampir setengahnya dengan frekuensi 14 orang (46.7%) yakni koleksi buku yang dibutuhkan tidak ditemukan.Peran pustakawan disini sangat dibutuhkan dalam membantu pemustaka ketika mengalami kesulitan. Pendapat para pemustaka mengenai peran pustakawan dalam membantu memanfaatkan koleksi Fascho Library hampir setengahnya dengan frekuensi 12 orang (40.0%) mengatakan bahwa kadang–kadang membantu mereka serta sering memberikan bimbingan pemanfaatan perpustakaan.
Kata Kunci: Pemanfaatan Koleksi, Perpustakaan Fascho Library, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim. alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang selalu
melimpahkan kasih dan sayang-Nya, semoga rahmat dan hidayah-Nya selalu tercurah kepada
kita semua, amin. Shalawat serta salam senantiasa kita persembahkan kepada nabi
Allahuakbar baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-Nya, semoga kita
sebagai ummatnya mendapat pertolongannya kelak, amin.
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi dan mencapai gelar Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah adalah membuat karya tulis ilmiah dalam
bentuk skripsi. Untuk itulah penulis menyusun skripsi ini dengan judul : “Pemanfaatan
Koleksi Perpustakaan Fascho Library (FL) Oleh Para Aktiivis IMM Cabang Ciputat“.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, begitu banyak penulis temui tantangan dan
hambatan. Walaupun pun begitu Alhamdulillah atas kerja keras semangat dan dukungan dari
semua pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Oleh karena itu
izinkan penulis untuk menghaturkan ucapan terimakasih serta penghargaan kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan suport moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tanpa kendala yang berarti.Padaakhirnya,
penulisinginmengucapkanterimakasih yang sebesar-besarnyakepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Ibu Nurul Hayati, M. Hum selaku dosen pembimbing penulis yang sudah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya serta selalu sabar membantu dan
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Tak luput juga Penulis haturkan terimakasih banyak untuk Ayahanda dan Ibunda
tersayang Magung Husen dan Ibu Siti Sauda Hasan yang telah melahirkan,
membimbing, serta mendoakansaya. Semoga suatu hari nanti penulis mampu
membahagiakan dan membanggakan Ayah dan Ibunda tersayang, semoga Allah selalu
membalas semua kebaikan dan perjuangan mereka.
6. Kepada Keluarga Besar IMM Cabang Ciputat, penulis haturkan sejuta persembahan
yang tak terhingga, khususnya IMM Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora serta
para Kanda/ Yunda alumni IMM yang merupakan inspirasi bagi penulis dan juga
sebagai sumber-sumber primer terkait penulisan skripsi ini.
7. Kepada seluruh Keluarga Besar HMI Cabang Ciputat penulis haturkan ucapan
terimakasih atas kebersamaan dalam perjuangan yang begitu tulus dan ikhlas serta
tidak akan pernah penulis lupakan sejarah perjuangan kebersamaan ini.YAKUSA
8. Kepada Seluruh keluarga Besar PMII Cabang Ciputat, penulis haturkan ucapan
terimakasih atas persahabatan kita selama ini, semoga akan tetap abadi selamanya.
9. Keluarga besar Resimen Mahasiswa UIN Jakarta, Menwa Satuan UMJ, penulis
haturkan ribuan ucapan terimakasih atas didikan dan ilmunya.
10. Kepada para senior llmu Perpustakaan, para senior BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) Fakultas Adab dan Humaniora periode 2013-2014, teman-teman KKN
(Kuliah Kerja Nyata)BERLIAN 2014,serta kawan-kawan seperjuangan angkatan 2011
yang tak hentinya memberikan dukungan, semangat, do’a dan tawa sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dalam hangatnya ikatan keluarga.
11. Kepada seluruh Keluarga Besar LINGKARMATA (Lingkar Muda Lembata), Bang
Jufridin Daud Hobamatan, Bang Husni Lamarobak, Bang Hasnan Lado Purab, Bang
Jou Sarabiti, Bang Abubakar Lamahering, Bang hakim manuhoe, Bang Linggar, Bang
fahmi lamarobak, Bang Julkifli, Bang Arsyad, Bang Sunarto H, Bang Safar, Bang
x
Kine Paokuma, Bang Rahman Raya serta kawan-kawan seperjuangan saya Bung
Adinda Asma, Faika, Hansa, Qamaria, serta kawan-kawan lainnya yang turut serta
selalu mensuport penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, hanya kepada
Allah penulis berharap semua alam ibadah mereka di balas dan di tempatkan di sisi
yang mulia. Amin.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis memahami bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada siapa saja yang
menjadikan ini sebagai bahan bacaan mereka dan dapat menjadikan tulisan ini sebagai
referensi.
Jakarta , 13 Juli2018
Penulis
Husein Ratuloli
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 4 D. Definisi Istilah .................................................................................... 4 E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pengertian Perpustakaan Khusus ........................................................ 8 B. Ciri-Ciri Peprustakaan Khusus ........................................................... 9 C. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Khusus ........................................... 11 D. Pemanfaatan Koleksi Pemustaka. ....................................................... 14 E. Kebutuhan Pemustaka Terhadap Koleksi Perpustakaan .................... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 25 B. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 26 C. Sumber Data ....................................................................................... 26 D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 26 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27 F. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 28 G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 29 H. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ............................................................................... 30
1. Profil Fascho Library (FL) IMM Cabang Ciputat ......................... 30 2. Visi Misi Perpustakaan Fascho Library ......................................... 33 3. Struktur Perpustakaan Fascho Library IMM Ciputat .................... 34
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
C. Pembahasan ....................................................................................... 34
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi sebuah negara saat
ini, apalagi untuk negara yang sedang berkembang. Informasi merupakan hal
yang tak terpisahkan dalam pembangunan suatu negara, yang selalu diperlukan
dalam dunia pendidikan, penelitian, serta pengajaran dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perpustakaan merupakan
pusat informasi yang selalu menyediakan informasi bagi setiap pemustakanya.
Pemberian informasi ini dilakukan bila perpustakaan menganggap informasi
yang tersedia sesuai dengan minat dan serta kebutuhan bagi pemustakanya.
Melihat pesatnya teknologi informasi saat ini telah membawa dampak
yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya banjir informasi baik
yang tercetak, non tercetak maupun digital menyebabkan masyarakat jadi
kebingungan dan kesulitan dalam memilih informasi yang sesuai dengan
kebutuhannya. Banyaknya informasi seringkali menjadikan pengguna
dihadapkan pada informasi yang tidak relevan, kandungan informasi yang
kurang tepat, bersifat umum atau kurang spesifik terkadang hanya sepotong-
sepotong bahkan ada informasi yang tersedia tidak asli atau tidak dapat
dipercaya, akibatnya pemakai sulit memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhannya. Untuk itu sebuah informasi akan berguna bagi seseorang
apabila memberi nilai pengetahuan baru bagi pemakainya.
Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai faktor maka tumbuhlah
berbagai jenis perpustakaan. Adapun jenis perpustakaan yang ada dewasa ini
adalah perpustakaan internasional, perpustakaan nasional, perpustakaan umum
dan perpustakaan keliling, perpustakaan swasta (khusus), perpustakaan sekolah
dan perpustakaan perguruan tinggi.1
Perpustakaan khusus dapat diartikan sebagai perpustakaan yang memiliki
koleksi-koleksi perpustakaan yang khusus, yang digunakan sebagai sarana
memberikan jasa pencarian informasi kepada pemustaka tertentu dengan ruang
lingkup subyek khusus.
Perpustakaan khusus juga dapat dikatakan sebagai suatu jenis
perpustakaan yang terdapat pada suatu dinas atau lembaga instansi
pemerintahan dan organisasi swasta. Perpustakaan khusus berada dibawah
suatu biro, dibawah suatu bagian atau bahkan dibawah suatu bidang pemasaran
dan sebagainya.
Perpustakaan khusus dapat juga diartikan sebagai perpustakaan
departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, perpusahan swasta, BUMN,
pusat informasi bahkan perpustakaan pribadi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan khusus
merupakan perpustakaan yang didirikan oleh suatu instansi, lembaga ataupun
suatu departemen dalam hal untuk mendukung visi dan misi dari lembaga atau
organisasi terkait dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama
berhubungan dengan penelitian dan pengembangan.
2. Ciri-ciri Perpustakaan Khusus.
Koleksi perpustakaan khusus pada umumnya difokuskan pada koleksi
yang relevan dengan subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau
untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak pada banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis
terbitan lainnya melainkan ditekankan pada kualitas koleksinya, agar dapat
mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir serta penelusuran informasi.
Untuk itu, pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa
jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil
penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak
maupun media rekam lainnya.
Berbeda dengan perpustakaan lainnya, perpustakaan khusus memiliki ciri
khas dalam hal cakupan subyek koleksi, jenis koleksi, ruang lingkup
pelayanan, dan pengguna potensialnya, meskipun tidak luput dari pengaruh
9
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta telekomunikasi
serta era informasi dan globalisasi. Adapun ciri-ciri perpustakaan khusus antara
lain:5
a. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan)
yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan informasi
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan
perpustakaan khusus sangat terkait bahkan ditentukan oleh organisasi
induknya
b. Bidang cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang
ilmu tertentu dan yang berkaitan saja.
c. Pelayanannya lebih mengutamakan pengguna dari organisasi induk karena
tujuan utama dibentuknya perpustakaan khusus adalah untuk melayani
pengguna dari organisasi induknya, walaupun tidak tertutup bagi pengguna
lainnya.
d. Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar tempat
tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan
tidak cukup dengan cara konvensional yang menunggu secara pasif
kunjungan pengguna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif
antara lain melalui jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan
jasa penelusuran informasi. Dewasa ini kegiatan jasa informasi aktif
idealnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Hingga saat ini kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu
institusi belum seragam. Kedudukan dan status perpustakaan khusus
bergantung pada eselon dan kebijakan organisasi induk, peran perpustakaan
terutama dalam memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi
perpustakaan yang tidak hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi
saja, tetapi juga kegiatan lain yang berkaitan seperti penerbitan,
5Saefudin dan Setiawan, “PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat,” Jurnal Perpustakaan Pertanian 16, no. 2 (20087): 58–62.
10
penyampaian hasil karya organisasi induk, serta pengumpulan dan
pengolahan umpan balik.
f. Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan, jumlah tenaga dan
koleksi yang terbatas, tetapi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi pengguna.
Melihat ciri dari pada perpustakaan khusus diatas maka cara
perencanaannya, sarana dan prasarananya harus disesuaikan dengan kebutuhan
serta besar cakupan pelayanan dari perpustakaan tersebut. Untuk itu,
perpustakaan khusus lebih menekankan pada proses pelayanan informasi yang
mutakhir dan juga penyediaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustakanya.
Perpustakaan khusus berada di bawah naungan instansi atau organisasi
maka proses kerja mulai dari pelayanan, pengadaan, penyediaan koleksi harus
sesuai dengan tujuan dan visi organisasi tersebut.
3. Fungsi dan Tujuan Perpustkaan Khusus
a. Fungsi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus berfungsi sebagai tempat penelitian,
pengembangan, pusat kajian serta sebagai tempat untuk menunjang proses
pendidikan dari pada sumber daya manusia. Jika dipahami dan ditinjau dari
tujuannya perpustakaan khusus secara garis besar berfungsi sebagai pusat dan
sumber informasi bagi pemustakanya. Baik ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan instansi induknya, perpustakaan khusus juga mempunyai fungs lainnya
yaitu sebagai mediator bagi pemustaka perpustakaan yang ingin mendapatkan
informasi. Fungsi perpustakaan Khusus antara lain sebagai berikut:6
6Mubasyaroh, “Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan Perguruan Tinggi,” Libraria 4, no. 1 (2016): 77–104.
11
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan khusus menyediakan koleksi buku-buku sesuai dengan
kebutuhan pemustaka dalam meningkatkan minat baca. Semua informasi
yang dimiliki perpustakaan khusus dimaksudkan supaya pemustaka lebih
aktif memanfaatkan koleksi secara optimal.
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan khusus tidak hanya menyediakan koleksi buku-buku saja
tapi juga menyediakan koleksi lain seperti majalah, surat kabar, bahkan
koleksi berupa non buku seperti VCD atau DVD.
Tersedianya koleksi yang beragam tersebut mampu memberikan lebih
banyak informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, segala informasi
yang dimilikiperpustkaan khusus diharapkan dapat menjawab pertanyaan
pemustaka akan pentingnya informasi pada perpustakaan khusus
tersebut. Untuk itu, perpustakaan khusus seharusnya menyediakan
koleksi yang memadai dan juga mutakhir sesuai dengan kebutuhan para
pemustakanya
c. Fungsi Rekreasi
Salah satu fungsi perpustakaan berdasarkan jenisnya rata-rata memiliki
fungsi yang sama diantaranya terkait dengan fungsi perpustakaan sebagai
tempat dan tujuan rekreasi. Fungsi rekreasi yang dimaksud disini yaitu
rekreasi secara psikologis.
Selain itu pemustaka juga dapat mengisi waktu luang mereka dengan
membaca novel, surat kabar ataupun majalah yang ada di perpustakaan.
Kondisi masyarakat yang sangat beragam baik pada tingkat pengetahuan,
pendidikan maupun usia membuat sumber informasi yang disediakan harus
disesuaikan dengan keragaman dari kondisi masyarakat tersebut agar dapat
memberikan pelayanan informasi yang optimal kepada pemustakanya.
12
b. Tujuan dari perpustakaan khusus
Tujuan utama dari suatu perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
pemustakanya, sehingga fungsi perpustakaan sebagai sarana penyedia
informasi untuk mendukung sarana pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Terkait dengan pencapaian tujuan dan optimalisasi fungsi perpustakaan, maka
aktivitas pelayanan merupakan hal yang paling utama dalam suatu
perpustakaan. Efektifitas menjadi tolak ukur kualitas suatu perpustakaan.
Perpustakaan khusus tidak hanya sebagai tempat menyimpan,
mengumpulkan, dan menata koleksi saja, akan tetapi didirikannya
perpustakaan khsusus memiliki beberapa tujuan yaitu:7
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
b. Sebagai sarana penunjang aktivitas disuatu lembaga atau organisasi
c. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengelolah serta
memanfaatkan informasi
d. Membimbing pemustaka agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna
e. Meletakkan dasar-dasar kearah kemandirian
f. Memupuk minat dan bakat dari pada pemustaka
g. Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah yang
dihadapai dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha
sendiri.
Adapun tujuan dari perpustakaan khusus antara lain:8
a. Menunjang program lembaga induk
b. Menunjuang penelitian dari lembaga induk
c. Menggalakkan minat baca di lingkungan unit kerja lembaga
induk
7Lailan Azizah Rangkuti, “Pentingnya Pendidikan Pemakai (User Education),” Jurnal Iqra’ 08, no. 1 (2014): 40–47. 8Wahid Nashihuddin dan Dwi Ridho Aulianto, “Strategi Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pustakawan Di Perpustakaan Khusus,” Jurnal Perpustakaan Pertanian 24, no. 2 (2015): 51–58.
13
d. Memenuhi kebutuhan pemustaka di lingkungan perpustakaan
e. Melayani pemustaka dengan menyediakan bahan perpustakaan
atau bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga induk
dan masyarakat di sekitarnya
f. Sebagai perpustakaan rujukan, pusat deposit, dan pusat sumber
belajar masyarakat di lingkungan lembaga induk (fungsi
perpustakaan).
4. Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Khusus
Salah satu unsur utama pendukungperpustakaan adalah tersedianya
koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai maka perpustakaan
tidak akan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para pemustakanya.
Artinya koleksi yang disediakan oleh perpustakaan diorientasikan kepada
pemustaka sehingga bahan pustaka yang ada dapat dimanfaatkan semuanya
oleh pemustaka yang berkunjung. Informasi sudah menjadi suatu komoditi
yang memegang peran penting dalam perkembangan suatu bangsa. Abad 21
menjadi abad membenjirnya arus informasi dimana munculnya suatu
masyarakat informasi (Information Society) yang benar-benar menggunakan
informasi tidak lagi sebagai sumber pengetahuan tetapi sebagai sarana untuk
memecahkan masalah, sebagai barang dagangan, dan sarana untuk
meningkatkan status sosial.
Dilihat dari perkembangan jaman yang kian pesat dengan masuknya
globalisasi dan juga ilmu dan teknologi sehingga mengharuskan sumber daya
manusia yang handal dalam menghadapi tantangan tersebut. Dan pada
kenyataannya manusia harus mengikuti arus perkembangan jaman, untuk itu
tuntutan seperti ini memerlukan keahlian dan profesi yang mumpuni dalam
memberikan solusi terhadap suatu permasalahan. Kehadiran perpustakaan
adalah suatu keharusan ditengah hiruknya arus globalisasi, kemampuan ilmu
pengetahuan saja tidaklah cukup, mestinya SDM kita harus mengerti akan
perkembangan teknologi yang menjadi alat bantu dalam pemenuhan kebutuhan
manusia dalam hal ini kebutuhan informasi.
14
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah
perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru, dapat disimpulkan bahwa salah
satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui kualitas
koleksinya.9 Pemustaka pada umumnya sadar akan kebutuhan informasi dan
tahu bagaimana cara untuk memenuhinya akan berkunjung dan memanfaatkan
koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan merupakan salah satu media yang
dimanfaatkan oleh pemustaka.
Koleksi perpustakaan adalah bahan pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan baik tercetak maupun non cetak yang berisi informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.10 Untuk memenuhi kebutuhan koleksi
yang dibutuhkan penggunanya, perpustakaan membutuhkan kebijakan dari
pimpinan perpustakaan untuk dapat mengembangkan perpustakaan menjadi
lebih maju.
Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pemenuhan informasi yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Teknologi informasi
yang telah berkembang juga kemudian memudahkan pemustaka untuk
memenuhi kebutuhan informasinya dengan memanfaatkan media lain seperti
media internet, dapat juga melalui media cetak lainnya seperti koran ataupun
media elektronik seperti televisi dan radio. Pemanfaatan koleksi yang
dilakukan juga menggambarkan bahwa peran perpustakaan dalam situasi
sekarang ini tetap menjadi bagian yang penting dan dibutuhkan. Pepustakaan
memiliki koleksi yang didalamnya berisi data, informasi dan pengetahuan
merupakan suatu tempat penyedia informasi yang tetap dibutuhkan. Melalui
perpustakaan, seseorang dapat memperoleh informasi, bahkan juga
pengetahuan baru yang diperlukan. Koleksi yang merupakan aset dan bagian
inti dari suatu perpustakaan, ada koleksi buku dan koleksi bahan non buku.
Kedua jenis koleksi tersebut diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
9Umi Farida, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Oleh Siswa SMA N 1 Sukorejo,” Jurnal Ilmu Perpustakaan 1, no. 1 (2012): 1–10. 10Sri Indrahti, “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Peningkatan Minat Belajar Mahasiswa Di Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Gizi,” Jurnal Ilmu Perpustakaan 2, no. 2 (2013): 1–9.
15
informasi yang dimiliki oleh pemustaka yang merupakan civitas akademika
yang mempunyai kebutuhan informasi tinggi dan beragam.
Dikatakan sebagai perpustakaan adalah jika memiliki referensi yang
maksimal dan terjangkau oleh pemustakanya, karena hal utama yang dapat
menunjang masa depan suatu perpustakaan adalah penyediaan koleksi yang
baik dan proses pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam proses
penyediaan koleksi pustakawan seharusnya terlebih dahulu melihat kebutuhan
masing-masing pemustaka atau minat pemakai yang sering kali mnggunakan
koleksi disuatu perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga dapat dikatan sebagai
semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan
kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang
dibutuhkan.
Peningkatan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu tugas dari
pustakawan dalam mencapai fungsi dari perpustakaan. Perpustakaan sebagai
media penyimpanan dan penyedia informasi mempunyai tantangan untuk
menciptakan perpustakaan yang berjalan sesuai dengan fungsinya. Hal ini
dapat dicapai dengan cara mengatur strategi yang tepat agar pemanfaatan
perpustakaan dapat dioptimalisasikan.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 45 ayat (1) menyatakan:
”Setiap pendidikan formal dan non-formal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan anggota.” Salah satu upaya peningkatan fungsi informasi baik itu di
dalam lingkungan pendidikan atau instansi adalah dengan cara merangsang
minat baca pemustaka, melalui pengoptimalan pemanfaatan perpustakaan, baik
itu perpustakaan sekolah atau perpustakaan khusus.11
Untuk itu setiap pemustaka mempunyai kepentingan dan tujuan yang
berbeda-beda.Layanan perpustakaan yang memuaskan dapat memberi
kenyamanan bagi para pemustaka yang berkunjung, untuk itu para pustakawan
11“UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” LEMBAGA STUDI & ADVOKASI MASYARAKAT, 2014, 1–33.
16
wajib memberikan fasilitas dan layanan yang baik kepada pemustaka agar
mereka merasa puas berkunjung ke perpustakaan.Keberhasilan perpustakaan
merupakan hal yang sering dihubungkan dengan kepuasan pemustaka atas
pemenuhan permintaan informasi yang di butuhkan.
Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik
koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya).12 Pelayanan
perpustakaan sudah selayaknya berorientasi pada pemustaka, sehingga
kepuasan pemustaka selalu diutamakan dalam rangka meningkatkan hubungan
antara pemustaka dan pustakawan. Kecepatan dalam memberikan layanan
kepada pemustaka merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan layanan. Kecepatan layanan harus diupayakan agar pemustaka
mendapatkan kepuasan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
sehingga dapat meningkatkan minat pemustaka untuk memanfaatkan layanan
perpustakaan dalam mencari informasi ke perpustakaan.
Tidak semua pemustaka yang mencari informasi guna untuk dibaca,
namun kebanyakan informasi yang dicari hanya digunakan sebagai bahan
rujukan dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya saja. Jadi apabila tidak
ada masalah dalam pekerjaannya, ditambah lagi tidak dibutuhkan rujukan
dalam membantu menyelesaikan pekerjaan, membuat pemustaka tidak akan
datang berkunjung ke perpustakaan, dengan demikian perpustakaan akan
kehilangan kunjungannya. Oleh karena itu perpustakaan pada umunya harus
menyediakan berbagai koleksi yang relevan terhadap kebutuhan pemustaka
agar dapat menarik simpati bagi pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan.
Koleksi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria
perpustakaan dan jenis sebuah perpustakaan. Koleksi perpustakaan selalu
dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka
mencapai misi dan mewujudkan visi suatau perpustakaan
12Andriko Firma dan Elva Rahmah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemustaka DI Perpustakaan Kopertais Wilayah X,” Jurnal Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, B, 1, no. 1 (2012): 110–15.
17
Koleksi perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar,
informasi dan rekreasi adalah koleksi yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Adapun ciri-ciri koleksi sebagai berikut:13
a. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi atau buku rujukan seperti
ensiklopedia, kamus, almanac, direktori, biografi,majalah,surat kabar dan
laporan karya ilmiah.
b. Karya rekam berupa kaset audio, kaset video, VCD, DVD dan
sebagainya
c. Media elektronik adalah media penyimpanan informasi melalui pangkalan
data yang dapat diakses melalui monitor computer.
Disebut sebagai koleksi referensi atau bahan rujukan yaitu buku-buku
dan sumber-sumber yang dapat memberikan rujukan atau dapat memberikan
keterangan tentang suatu topik, perkataan, tema, kejadian, keterangan-
keterangan perseorangan, tanggal, tempat-tempat tertentu dan lain-lain.14
Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan,
diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam
rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan.15
Koleksi perpustakaan merupakan bagian yang sangat terpenting dalam
proses pembelajaran. Sumber-sumber informasi sebagai koleksi perpustakaan
merupakan sekumpulan bahan atau materi yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dan pengembangan suatu perpustakaan. Untuk itu dapat
dikatakan koleksi perpustakaan adalah semua pustaka, film, majalah, dan
sejenisnya yang dikumpulkan dan diproses berdasarkan aturan tertentu untuk
disajikan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, mencakup
koleksi umum, koleksi referensi, dan koleksi inti.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan khusus adalah koleksi perpustakaan yang diperuntukkan bagi
13Aan Prabowo dan Heriyanto, “Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh Pemustaka Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang,” Jurnal Ilmu Perpustakaan 2, no. 2 (2013): 1–9. 14Peni Bektiningsih, “Pemanfaatan Koleksi Referensi Sebagai Bahan Rujukan” 4, no. 2 (2008): 22–31. 15Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2002), 17.
18
pemustaka perpustakaan tidak terbatas hanya pada kalangan sendiri, tetapi juga
dapat digunakan oleh pemustaka dari lembaga atau organsasi atau perorangan
yang bergerak dalam bidang yang sama sebagai sumber informasi dan juga
sebagai salah satu sarana prasarana pendidikan, penelitian, pengembangan dan
hiburan para pemustakanya.
Untuk itu tanpa adanya suatu koleksi yang baik, perpustakaan tidak akan
dapat memberikan layanan yang baik kepada pemustakanya. Perpustakaan
dalam menyediakan koleksi memiliki beberapa kriteria pokok. Adapun kriteria
pokok tersebut antara lain:16
a. Jumlah koleksi perpustakaan diacu pada SK Menpan 33 tahun 1998 yaitu
1000 judul atau 2000 eksemplar
b. Perpustakaan harus mempunyai program pengembangan koleksi tahunan
yang menunjang visi dan misi, tugas pokok dan fungsi, program serta
pemakai potensinya
c. Koleksi perpustakaan minimal 10 % dari jumlah koleksinya merupakan
koleksi mutakhir yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan bidang
yang dilayani perpustakaan
d. Perpustakaan harus memiliki program penyiangan untuk koleksi
perpustakaan yang minimal disiangi setiap 5 (lima) tahun sekali
e. Perpustakaan harus mempunyai program pelestarian bahan perpustakaan
minimal satu tahun sekali
f. Koleksi perpustakaan juga mencakup dokumen atau literatur atau bahan
perpustakaan cetak, multimedia dan digital.
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi
kriteria dan jenis perpustakaan. Artinya bahwa koleksi perpustakaan selalu
dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka
mencapai misi dan mewujudkan visi dari pada suatu perpustakaan yang
bersangkutan. Sebagai contoh misalnya dalam sebuah perpustakaan khusus,
koleksi bahan perpustakaan yang dimiliki harus bersifat khusus, artinya
16Sukarman, 17.
19
mencakup ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dengan
kebutuhan lembaga atau departemen yang ditempati.
Ukuran suatu koleksi perpustakaan merupakan indikator penting atas
penggunaan perpustakaan. Makin banyak jumlah koleksi yang dicakup
bidangnya sesuai dengan tujuan pemustaka, maka semakin besar pula
kemungkinan untuk dapat memenuhi kebutuhan informasinya, pemustaka
harus mencari dan memanfaatkan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.Informasi dalam buku dapat bersifat ilmiah yang
mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat hiburan. Untuk itu
pemanfaatan koleksi dapat diketahui dari seberapa banyak jumlah maupun
jenis bahan pustaka yang terpakai. Berbicara mengenai keterpakaian sangatlah
berkaitan dengan masaalah kebutuhan atau permintaan. Oleh karena itu
perkembangan dari suatu perpustakaan dan baik atau tidaknya perpustakaan
kedepannya dapat dilihat dari seberapa banyaknya ketersediaan koleksi dan
juga seberapa jauh peminat dalam menggunakan koleksi yang telah disediakan
dalam perpustakaan. Perpustakaan yang maju mengharuskan pustakawan untuk
kerja keras dalam melakukan manajemen pengembangan koleksi agar bisa
menarik perhatian dan juga dapat menyediakan koleksi yang mutakhir untuk
pemustaka sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Analisis terhadap pemanfaatan koleksi dapat digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi. Selanjutnya analisis ini dapat
juga digunakan untuk meningkatkan relevansi koleksi terhadap kebutuhan
pemustaka. Pemanfaatan koleksi perpustakaan juga berkaitan erat dengan
akitifitas pengadaan, sebab ketepatan antara koleksi dengan minat pemustaka
adalah tanggung jawab perpustakaan dalam proses pemilihan dan pengadaan
koleksi untuk perpustakaan.
Pemanfaatan berarti suatu proses, cara atau perbuatan memanfaatkan atau
menggunakan, berarti dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah proses
atau cara, pembuatan untuk memanfaatkan sesuatu yang kita butuhkan.
20
Bahwa dari segi penggunaan pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi antara
lain sebagai berikut:17
1. Kebutuhan,yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan
informasi.
2. Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak. Alasan atau
dorongan yang menyebabkan ia berbauat sesuatu.
3. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Sedangkan Faktor Eksternal meliputi antara lain sebagai berikut:
1. Kelengkapan koleksi
2. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali informai.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) faktor yang
mempengaruhi pengguna memanfaatkan bahan pustaka yaitu faktor internal
yang meliputi kebutuhan motif dan minat, faktor eksternal yang meliputi
kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan
keterbatasan dalam pencarian kembali. Untuk itu agar pemustaka dapat
memanfaatkan koleksi yang ada di suatu perpustakaan, maka pustakawan
hendaknya memberikan serta menyediakan koleksi yang relevan dan sesuai
dengan kebutuhan pemustakanya. Tidak hanya itu, perpustakaan juga harus
memberikan pelayanan yang maksimal, misalkan penyediaan internet dalam
proses penelusuran informasi, atau penyediaan katalog agar pemustaka dengan
mudah dalam menelusur informasi yang ada di perpustakaan tersebut.
Ada banyak cara memanfaatkan koleksi perpustakaan khusus oleh
pemustaka. Biasanya pemustaka memanfaatkan koleksi dengan cara meminjam
koleksi, membaca diperpustakaan, mencatat informasi penting atau
memperbanyak dengan menggunakan jasa foto kopi. Dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
17Stefanus Redhitya Istiawan, “PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN PADA MAHASISWA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA”,” Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), 2000, 1–15.
21
pemustaka, yaitu: membaca, memfotocopy, dan meminjam. Pengertian
membaca menurut Mudjito, yaitu merupakan alat bagi orang yang melek huruf
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang telah disimpan dalam
bentuk tulisan.
Membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2)
membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca
merupakan suatu proses dimaksudkan sebagai informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca memiliki peranan yang utama dalam
membentuk makna. Sehingga dapat disimpulkan membaca adalah proses
memahami isi dari teks untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
menurut Salim, memfotocopy adalah membuat salinan bahan-bahan
cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotocopy.
Menurut Salim, meminjam adalah “memakai (dalam hal ini buku) orang lain
untuk sementara waktu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan meminjam
adalah memakai koleksi yang ada di perpustakaan untuk waktu tertentu dengan
jangka waktu yang sudah ditentukan.18
5. Kebutuhan Pemustaka Terhadap Koleksi Perpustakaan
Konsistensi dari perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemustakanya. Kebutuhan akan informasi yang timbul dalam diri
seseorang karena adanya rasa ingin tahu. Keingintahuan inilah yang
mendorong seseorang memenuhi kepuasan rasa ingin tahunya yang
diwujudkan dalam bentuk kebutuhan. Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya maka perpustakaan tersebut harus mengetahui dan
mengenal pemustakanya terlebih dahulu.
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan baik perseorangan atau
kelompok yang memanfaatkan layanan dan koleksi perpustakaan.19Untuk itu
dapat dikatakan bahwa pemustaka adalah orang yang pernah berkunjung ke
18Asfar Ishak, “TINGKAT PEMANFAATAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR,” FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN ALAUDDIN MAKASSAR, 2016, 14–15. 19Roni Kurniawan Heriyanto, “Persepsi Pemustaka Pada Layanan Penelusuran Informasi Melalui ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC),” JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN 2, no. 2 (2013): 1–5.
22
perpustakaan dan mengoleksi informasi dari perpustakaan tersebut baik itu
informasi tercetak seperti informasi yang terdapat dalam buku, jurnal, majalah,
buletin, surat kabar, dan informasi lainnya.
Teknologi informasi dan ilmu pengetahuan semakin baik, maka terjadi
fenomena ledakan informasi yang salah satunya ditandai dengan adanya
terbitan koleksi dalam bentuk buku tercetak dalam berbagai disiplin ilmu
semakin banyak dan hal ini merupakan salah satu tantangan perpustakaan
dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi pemustaka terdiri dari:20
a. Kebutuhan kognitif
b. Kebutuhan afektif
c. Kebutuhan integrasi personal
d. Kebutuhan berkhayal; yang biasa juga disebut sebagai kebutuhan
rekreatif.
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, baik perseorangan maupun
kelompok yang memanfaatkan layanan, fasilitas dan koleksi yang tersedia di
perpustakaan.21
Secara umum kebutuhan pemustaka adalah sekumpulan data yang
memberikan indikasi bagaimana sebuah kebutuhan didefinisikan mengacu
pada sasaran pemustaka, kekuatan, batasan-batasan, sikap dan perilaku
pemustaka.22
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustakanya,
hendaknya perpustakaan dapat mengidentifikasi akan kebutuhan informasi bagi
para pemustakanya, salah satu hal yang dapat menarik perhatian pemustaka
adalah ketertarikan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya.
20Dina Rahma Ningrum, Choirul Saleh, dan Widia Permana, “Pengaruh Kebutuhan Informasi Pemustaka Terhadap Pengembangan Koleksi Buku Tercetak,” Jurnal Administrasi Publik (JAP) 3, no. 5 (2001): 782–88. 21Ahmad Isywarul Mujab dan Ary Setyadi Rukiyah, “Persepsi Pemustaka Terhadap Sikap Pustakawan dalam Layanan Referensi,” Jurnal Ilmu Perpustakaan 4, no. 2 (2015): 1–7. 22Nurdam Nofriyadi, “Sequence Diagram Sebagai Perkakas Perancangan Antarmuka Pemakai,” ULTIMATICS 6, no. 1 (2014): 28–36.
23
Untuk dapat menyediakan bahan pustaka yang sesuai, seorang
pustakawan seharusnya terlebih dahulu mengenal pemakai perpustakaan salah
satu caranya adalah mengetahui kebutuhan pemakainya. Jika pustakawan dapat
mengetahui secara pasti tentang minat dan kecenderungan pemustaka, maka
dalam proses pengadaan koleksi bahan pustaka dapat lebih mengenai sasaran
yakni memenuhi apa yang dikehendaki oleh pemustaka. Dan pada akhirnya
kepuasaan pemustaka dalam mendapatkan keoleksi di suatu perpustakaan
sangat tergantung dari bagaimana pustakawan dalam memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pemustakanya.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang
menggambarkan sifat-sifat atau karakter individu keadaan gejala atau
kelompok tertentu. Penelitian deskritif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhnya dari
suatu fenomena.23
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah penggambaran secara
sistemik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau kejadian.
Tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah untuk memperoleh informasi
mengenai pemanfaatan koleksi umum oleh pemustaka di Fascho Library IMM
Cabang Ciputat. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.
Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari akar permasalahan
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sehingga penelitian yang penulis lakukan adalah mencari
akar persoalan yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan koleksi di Fascho
Library oleh para aktivis IMM Cabang Ciputat untuk tujuan akademis dan
tujuan pengkaderan.
23Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan Praktis (Jakarta: STIA-LAN, 1999), 60.
25
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Kuantitatif adalah sebuah
analisis yang digunakan dengan angka, baik angka yang merupakan
representatif dari suatu kuantita (kuantitas murni) maupun angka yang
merupakan hasil dari konserfasi data kualitatif yaitu (sebuah data kualitatif
yang dikuantifikasikan).24
Alasan penulis menggunakan metode penelitian ini adalah agar penulis
bisa mendapatkan informasi yang akurat, dan mudah dalam melakukan
penelitian antara peneliti dan subyek penelitian.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang bersumber dari responden yang
ditemui langsung di lapangan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada
para pemustaka.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku atau
literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan konteks
permasalahan yang sedang diteliti.
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari pada elemen yang
hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Sesuai dengan data
yang penulis dapatkan jumlah anggota IMM Cabang Ciputat yang tinggal
diasrma putri dan putra IMM Ciputat pada akhir Mei 2018 berjumlah 30
orang.
24Ibid 92.
26
Adapun penarikan sampel menurut pendapat Suharsimi Arikunto yang
mengatakan jika populasi lebih dari seratus orang, maka sampel dapat diambil
10%-15% atau 20%-25% ataupun sesuai dengan kemampuan penelitian. Dan
jika populasi kurang dari seratus orang maka sampel dapat diambil
semuanya.25
Untuk itu, berdasarkan dari pendapat diatas maka penulis mengambil
sampel dari jumlah populasi sebanyak 30 orang yang aktif dan bertempat
tinggal diasrama putra dan putri IMM Cabang Ciputat. Alasan penulis
mengambil sampel tersebut adalah agar lebih memudahkan, akurat dan cepat
bagi penulis dalam melakukan penelitian, dan juga dilihat dari jarak antara
Fasho Library dengan asrma sangat dekat sehingga lebih memudahkan
penulis dalam melakukan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data dan
informasi didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Riset kepustakaan (Library Research)
Riset kepustakaan yaitu sebuah penelitian melalui buku, literatur, dan
artikel baik itu bersifat cetak ataupun online yang dimaksudkan untuk
mendapatkan sebuah gambaran secara teoritis yang berhubungan dengan
masalah yang sedang diteliti.
b. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan cara terjun langsung ke
lapangan yakni Fascho Library IMM Cabang Ciputat demi mendapatkan
data secara langsung dari objek penelitian, yakni melalui
Kuesioner yaitu dengan cara penyebaran angket berupa pertanyaan-
pertanyaan untuk mendapatkan data yang objektif dan valid dimana
responden yang dimaksud oleh penulis adalah pemustaka yang menjadi
anggota aktif IMM Cabang Ciputat yang bertempat tinggal diasrama
putra dan putri IMM agar bisa terjangkau dengan mudah oleh penulis.
Tujuan dari pada pembuatan kuesioner ini adalah untuk
memperoleh informasi yang relevan dari permasalahan yang diteliti.
Dalam pembuatan kuesioner ini penulis membuat pertanyaan yang
bersifat tertutup dan terbuka agar penulis mendapatkan informasi yang
benar dalam penelitian. Maksud dari pertanyaan tertutup adalah
pertanyaan mengenai kekurangan dari perpustakaan Fasho Library
dalam menyediakan kebutuhan bagi para pemustaka dalam mencari
informasi sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing dan juga
sebarapa banyak pemustaka dalam mengunjungi perpustakaan tersebut.
Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan mengenai bagaimana
perpustakaan Fascho Library dalam mengembangkan penyediaan koleksi
bagi para pemustakanya dalam memenuhi kebutuhan akademisi dan
organisatoris.
6. Teknik Pengolahan Data
Setelah data tersebut diperoleh maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data melalui beberapa tahap sebagai berikut antara lain
dengan cara mengedit dan tabulasi:26
a. Edit
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah
dikumpulkan. Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang
masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi kekurangan
atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah.
b. Tabulasi
Yang dimaksud oleh penulis adalah mentabulasikan atau
memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam tabulasi atau
tabel yang kemudian dicari untuk dianalisa. Untuk menentukan
data angket yang telah ditabulasikan ataudipindahkan dan
presentase digunakan rumus
26Surya Dharma, “PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN,” DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2008, 1–46.
28
P=f/n X 100 %
Dimana :
P: Angka prosentase untuk setiap kategori
F: Frekuensi jawaban responden
Adapun parameter untuk penafsiran nilai presentase adalah sebagai
berikut:
0% = Tidak satupun
1% - 25% = sebagian kecil
26% - 49% = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 75% = Sebagian besar
76% - 99% = Hampir seluruhnya
100% = Seluruhnya
7. Teknik Analisis Data
Sesudah data tersebut diolah kemudian dianalisis dan dijabarkan
dalam bentuk kalimat yang mengandung kesimpulan penelitian.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yaitu
data yang dituangkan dalam bentuk angka-angka akan dijelaskan
kembali dalam bentuk kalimat atau uraian.27
8. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat penelitian akan dilaksanakan di Fascho Library IMM
Sebelum penulis membahas tentang profil perpustakaan Fascho Library
setidaknya perlu tahu apa itu IMM sebagai organiasi islam dan organisasi
Muhammadiyah yang bergerak diranah kemahasiswaan. IMM sebagai
organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dibidang kemahasiswaan
dan kemasyarakatan yang tugas utamanya adalah sebagai organisasi dakwah
Muhammadiyah. Dalam perjuangannya selalu berlandaskan Al-Qur’an dan Al-
Hadits, kerangka dan ideologi tersebut selalu merujuk pada trikompetensi
kader yaitu intelektualitas, religiusitas dan humanitas. Melihat dari tujuan IMM
yaitu “Mengusahakan Terbentuknya Akademisi Islam Yang Berakhlak Mulia
Dalam Rangka Tercapainya Cita-Cita Muhammadiyah”. Secara tidak langsung
IMM sudah saatnya bergerak dalam membentuk kepribadian kadernya yang
berfikir kritis dalam segala bidang, dan salah satu wadah yang dapat menjadi
inspirasi para kader dalam belajar adalah dengan adanya eksistensi
perpustakaan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan tujuan di atas maka salah satu tugas IMM sebagai
organisasi yang bergerak dibidang kemahasiswaan yakni membentuk kader
yang berfikir secara mandiri, cerdas dan berakhlak yang baik dimanapun
berada. Kepekaan IMM sebagai organisasi perkaderan yang orientasinya selalu
berkarakter islam dalam setiap perjuangan sesuai jargonnya “Unggul Dalam
Intelektual dan Anggun Dalam Moral”. Untuk itu, kebutuhan referensi menjadi
28Amir Fiqi et al., REINVENTING OUR IMM; Reaktualisasi Eksistensi Gerakan Dakwah Mahasiswa, 1 ed. (Jakarta: Bidang Keilmuan DPD IMM DKI Jakarta, 2011), 7.
30
tolak ukur utama dalam membentuk kepribadian kader dalam menghadapi
segala bentuk tantangan jaman.
IMM merupakan kekuatan besar dalam setiap momentum perjuangan
mahasiswa indonesia, disamping HMI, PMII, PMKRI, GMNI dan lain-lain.
Melihat dari perjalanan sejarah bangsa indonesia yang unik menempatkan
mahasiswa pada posisi istimewah sebagai pendobrak kemapanan sistem
kekuasaan melalui berbagai fase bersejarah gerakan mahasiswa indonesia.
Mulai periode 1966, 1974 dan 1978 dan 1998 dan 2002. IMM periode ini pun
banyak melahirkan tokoh – tokoh besar seperti: Dr. Sudibyo Markus, Dr.
Yahya Muhaimin, Dr. Bambang Sudibyo, Prof. Dr. Dien Syamsudin, hingga
tokoh-tokoh muda yang ada di parlemen, birokrasi, parpol, akademisi dan
lembaga-lembaga lain. IMM lahir bukan dengan ciri gerakan aksi seperti
KAMMI atau gerakan politik vertikal seperti HMI. Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah sejak kelahirannya mendeklarasikan diri sebagai gerakan
intelektual sekaligus gerakan sosial politik.
Salah satu upaya dalam memahami ideologi gerakan IMM merupakan
hal yang sangat penting. Apabila ditelisik, persoalan ideologi merupakan pusat
kajian ilmu sosial. Namun hingga kini, kajian tentang ideologi khususnya
dalam gerakan mahasiswa sangat minim. Maka, identitas ideologi IMM yang
niscaya terefleksikan dalam praksis gerakan IMM perlu dikaji. Dalam tataran
konseptual sebenarnya IMM memiliki sebuah konsep yang komprehensif.
Trilogi Iman-Ilmu-Amal yang kemudia juga berkaitan dengan trilogi lahan
garapan keagamaan-kemasyarakatan-Kemahasiswaan dan trikompetensi kader
yang seperti sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam bidang IPTEK ysng
berorientasi pada profesionalisme, bidang sosek yang berorientasi pada
gerakan kongkrti pemihakan dakwah pemberdayaan dan bidang Hikmah yang
berorientasi pada peran IMM sebagai organ intelektual kritis-etis-politis. Dari
asal katanya, kata intelek berasal dari kosa kata latin: Intelectus yang berarti
pemahaman, pengertian, dan kecerdasan. Sedangkan dalam kajian kata
31
intelektual berarti suatu sifat cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan.
Sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah, IMM tentunya tidak
akan lepas dari Muhammadiyah. IMM adalah wadah pengkaderan
Muhammadiyah diwilayah kemahasiswaan (kampus) yang diharapkan dapat
melahirkan kader-kader unggulan dan menjadi pelopor pelangsung dan
penyempurnaan gerakan Muhammadiyah kedepan. Seiring dengan banyak
lahirnya perguruan tinggi Muhammadiyah diberbagai daerah, tentu peran
IMM sangat sentral didalamnya agar para mahasiswa dapat dibina dan digodok
dalam kawah candradimuka IMM itu sendiri. Sebgai organisasi pergerakan
mahasiswa kader IMM tentunya harus dibekali mental dan spirit agar dapat
bersaing dengan organisasi pergerakan lainnya yang memang ada disetiap
kampus, bahkan di kampus Muhammadiyah itu sendiri.
Perpustakaan Fasho Library IMM Cabang Ciputat berawal dari sebuah
inspirasi beberapa alumni IMM Ciputat yang saat itu secara tidak langsung
berkiprah dan focus pada ranah keilmuan. Bahwa perlu adanya sebuah wadah
perpustakaan organisasi untuk memberikan dan membantu segala kebutuhan
kader dalam belajar baik itu kebutuhan secara akademisi maupun organisatoris,
berawal dari masa kepemimpinan kakanda Toto sebagai ketua umum cabang
IMM Ciputat pada periode kakanda Fahmi saat memimpin sebagai ketua IMM
Cabang Ciputat, timbullah sebuah kebutuhan akan pentingnya berdiri sebuah
perpustakaan organisasi dalam menjawab kebutuhan para kader IMM Ciputat
dalam memenuhi kebutuhan mereka secara akademisi maupun organisatoris.
Salah satu cara dalam menghidupkan perpustakaan Fascho Library IMM
Ciputat adalah dengan melakukan pengadaan koleksi dan juga peningkatan
pemanfaatan koleksi oleh para kader IMM dalam mencari kebutuhan koleksi
sesuai dengan tuntutan akademis maupun organisatoris. Eksistensi
perpustakaan tersebut sangat tergantung dari para kader dalam mengunjungi
dan juga keaktifan pengurus perpustakaan Fascho Library dalam
32
mengembangkan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan jaman. Dilihat dari
IMM yang sebagai organisasi perkaderan, maka tuntutan secara keilmuan
sudah menjadi suatu keharusan dalam melakukan perkaderan, baik perkaderan
awal maupun perkaderan akhir (DAD-DAM-DAP). Untuk itu referensi
menjadi kebutuhan utama para kader dalam memperbanyak khajanah keilmuan
mereka dalam mengikuti perkaderan organisasi maupun kebutuhan akademisi
kader diranah kampus. Tuntutan itu tidak hanya sebatas memperbanyak
referensi ataupun koleksi di perpustakaan FL saja melainkan keaktifan para
kader dalam membaca secara tekstual maupun kontekstual. Pemanfaatan
koleksi di fascho Library ini tidak dilihat dari seberapa banyak pengadaan
melainkan keaktifan pustakawan dan pemustaka dalam mengunjungi dan
mencari koleksi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2. Visi Misi Perpustakaan Fascho Library IMM Ciputat
Visi misi perpustakaan Fascho Library IMM Ciputat sebenarnya selaras
dengan tujuan IMM itu sendiri. Yakni mengusahakan terbentuknya akademisi
islam yang berakhlak mulia dalam rangka tercapainya citat-cita
Muhammadiyah. Tujuan tersebut beriringan dengan trilogy ikatan iman, ilmu
dan amal sebagai lahan garap trikompetensi ikatan intelektualitas, regiusitas
dan humanitas.
33
3. Struktur Perpustakaan Fascho Library IMM Ciputat
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Identitas Rasponden
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan. Yaitu perseorangan,
kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan
fasilitas layanan perpustakaan. Dalam penelitian ini pemustaka yang
ada di perpustakaan Fascho Librari IMM Ciputat diwakili oleh
responden yang berjumlah 30 orang yang tinggal di asrama IMM
Ciputat.
Penasehat
Novita Fauziah
Penanggung Jawab
Imam Arifin
Koordinator Ummi Latifah
Bidang Teknis Bayu Juni Setiawan
Bidang Sirkulasi
Sarjan
34
Tabel 4.1
Jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 15 50.0 50.0 50.0 Wanita 15 50.0 50.0 100.0 Total 30 100.0 100.0
Dari Tabel di atas dapat dilihat jumlah keseluruhan responden sebanyak 30
orang. Responden yang berjenis kelamin laki – laki sebanyak 15 orang (50 %)
Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 15 orang
(50%).
Untuk mengetahui kelompok usia responden yang paling sering
mengunjungi Fascho Library IMM Cabang Ciputat dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.2
Umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 Tahun 8 26.7 26.7 26.7 20 Tahun 9 30.0 30.0 56.7 21 Tahun 10 33.3 33.3 90.0 22 Tahun 3 10.0 10.0 100.0 Total 30 100.0 100.0
Dari tabel di atas diketahui bahwa usia responden hampir setengahnya
berusia 21 tahun berjumlah 10 orang (33.3%). Adapun yang berusia 20 tahun
berjumlah 9 orang (30.0%). Yang berusia 19 tahun berjumlah 8 orang dengan
jumlah persentase (26.7%). Dan sebagian kecilnya yang berusia 22 tahun
berjumlah 3 orang (10.0%).
35
Dapat disimpulkan bahwa komposisi usia responden perpustakaan Fascho
IMM Cabang ciputat sebagian besarnya berusia 21 tahun (33.3%).
Tabel berikut disajikan untuk mengetahui pendidikan responden yang
paling sering memanfaatkan koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang
Dapat dilihat dari tabel pekerjaan responden yang sering memanfaatkan
koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang Ciputat ada 15 orang yang
36
bekerja sebagai mahasiswa (50.0%) dan yang bekerja sebagai mahasiswi
berjumlah 15 orang (50.0%).
Maka dapat dikatakan bahwa pada tabel di atas setengahnya responden
yang dapat memanfaatkan buku di Fascho Library baik dari mahasiswa
sebanyak15 orang (50.0%) maupun mahasiswi sebanyak 15 orang (50.0%).
Hal ini memberikan gambaran bahwa perpustakaan Fascho Library IMM
Cabang Ciputat termasuk dalam perpustakaan khusus. Dapat diartikan sebagai
salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta)
atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau yang mempunyai misi
bidang tertentu yang mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan
pustaka/informasi dilingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan
dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.
Maka dengan hal tersebut hampir seluruh responden yang mengunjungi
Fascho Library IMM Cabang Ciputat adalah Mahasiswa.
Tabel 4.5
Setiap pemustaka memiliki frekuensi pemanfaatan koleksi buku yang
berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan
kesempatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan
merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pemustaka memanfaatkan
koleksi buku di perpustakaan.
Lama responden menjadi anggota aktif di Fascho Library IMM Cabang Ciputat
Lama menjadi anggota Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Lebih dari 2 tahun 5 16.7 16.7 16.7
1 tahun 10 33.3 33.3 50.0 Setengah tahun 7 23.3 23.3 73.3
≤1 tahun 4 13.3 13.3 86.7 ≥ 1 tahun 4 13.3 13.3 100.0 Total 30 100.0 100.0
37
Ketersediaan koleksi buku pada perpustakaan juga mempengaruhi tingkat
pemanfaatan. Perpustakaan khusus yang memiliki koleksi yang tersedia dengan
baik dan lengkap cenderung akan sering dimanfaatkan oleh pengguna. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, kata "frekuensi" memiliki arti
"kekerapan". Frekuensi pemanfaatan memiliki makna yaitu kekerapan
penggunaan. Kemudian apabila dilihat dari bidang Ilmu Perpustakaan
frekuensi pemanfaatan koleksi buku berarti kekerapan penggunaan koleksi
buku oleh pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasinya.29
Untuk mengetahui lamanya responden menjadi anggota di Fascho Library
IMM Cabang Ciputat. Dapat dilihat pada tabel di atas, sebagian kecil
responden yang telah menjadi anggota Fascho Library selama lebih dari 2
tahun sebanyak 5 orang (16.7%). Hampir setengahnya yang telah menjadi
anggota selama 1 tahun sebanyak 10 orang (33.3%). Hampir setengahnya lagi
menjadi anggota selama setengah tahun sebanyak 7 orang (23.3%). Dan
sebagian kecil yang telah menjadi anggota selama kurang dari atau sama
dengan 1 tahun sebanyak 4 orang (13.3%) dan yang menjadi anggota selama
lebih dari atau sama dengan 1 tahun sebanyak 4 orang (13.3%).
Berdasarkan data di atas frekuensi responden yang menjadi anggota
Fascho Library hampir setengahnya adalah pemustaka yang baru 1 tahun
denganjumlah 10 orang (33.3%). Dan sebagian kecilnya adalah pemustka yang
kurang darai atau sama dengan 1 tahun dan lebih besar atau sama denga 1
tahun dengan jumlah yang sama yaitu 4 orang (13.3%).
Pada tabel berikutnya adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat
keperluan responden akan koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang
Ciputat dengan melihat kunjungan mereka.
Tabel 4.6
Frekuensi Kunjungan Responden dalam Dua Minggu Frekuensi Kunjungan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 5 kali 1 3.3 3.3 3.3
29Ibid
38
4 kali 4 13.3 13.3 16.7 3 kali 7 23.3 23.3 40.0 Antara 1- 2 kali 10 33.3 33.3 73.3
Antara 0 -1 kali 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frekuensi kunjungan merupakan faktor penentu keberhasilan
perpustakaan. Seperti halnya yang kita ketahui bahwa perpustakaan yang
berhasil adalah perpustakaan yang dikunjungi oleh pemustaka. Jadi agar dapat
dimanfaatkan dan dikunjungi dengan baik, perpustakaan haruslah menyediakan
koleksi yang memadai dan tidak ketinggalan zaman, fasilitas yang lengkap dan
layanan yang baik kepada pemustaka. Namun dalam hal ini, peneliti hanya
membatasi penelitian pada ketersediaan koleksi yang menjadi salah satu daya
tarik pengunjung. Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan terhadap tingkat
kunjungan pemustaka sangat penting, sebagai bahan evaluasi dalam hal
pengembangan koleksi perpustakaan agar perpustakaan dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemustaka.30
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa intensitas kunjungan dari jawaban
responden sebagian kecil dengan jumlah 1 orang (3.3%) yang menyatakan 5
kali dalam dua minggu, sebanyak 4 orang (13.3%)yang menyatakan 4 kali
dalam dua minggu dan sebanyak 7 orang (23.3%) yang menyatakan bahwa 3
kali dalam dua minggu yang mengunjungi perpustakaan Fascho Library IMM
Cabang Ciputat. Selanjutnya terdapat hampir setengahnya dengan jumlah 10
orang (33.3%) yang menyatakan bahwa antara 1-2 kali dan sebanyak 8 orang
(26.7%) yang menyatakan tidak tentu berkunjung keperpustakaan dalm dua
minggu.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa hampir setengah dari
responden untuk mengunjungi perpustakaan menyatakan 1-2 kali dalm dua
30Mahayu Kusumaningtyas Diyan Arya, “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Tingkat Kunjungan Pemustaka di Perpustakaan Institut Teknologi Nasional,” Universitas Pendidikan Indonesia 3, no. 2 (2013): 12.
39
minggu (33.3%). Dan sebagian kecilresponden yang menyatakan berkunjung 5
kali dalam dua minggu sebanyak 1 orang (3.3%) .
Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut waktu yang responden gunakan
dalam setiap kali kunjungan, maka disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Waktu Rata – Rata Yang Digunakan Untuk Setiap Kunjungan
Waktu Rata – Rata Kunjungan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Lebih dari 2 jam 8 26.7 26.7 26.7
Antara 1-2 jam 6 20.0 20.0 46.7
1 jam 9 30.0 30.0 76.7 ½ jam 6 20.0 20.0 96.7 Kurang dari ½ jam 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Melalui tabel di atas dapat dikatakan bahwa hampir setengahnya
responden yang menghabiskan waktu 1 jam untuk setiap kali kunjungannya
sebanyak 9 orang (30.0%). Kemudian waktu rata – rata lebih dari 2 jam yang
digunakan responden untuk setiap kunjungannya sebanyak 8 orang (26.7%).
Sebagian kecil responden menyatakan untuk waktu kunjungan antara 1-2 jam
dan ½ jam untuk setiap kali kunjungannya keduanya sama yaitu berjumlah 6
orang (20.0%). Dan responden yang menyatakan kurang dari ½ jam sebanyak 1
orang (3.3%).
Dari data di atas memperlihatkan bahwa hampir setengahnya responden
menggunakan waktunya untuk berkunjung ke perpustakaan hanya berkisar 1
jam berjumlah 9 orang (30,0%). Hal ini terjadi karena pada umumnya
responden akan berkunjung keperpustakaan jika ada tugas dan keperluan.
Pada tabel selanjutnya untuk mengetahui tujuan responden berkunjung
keperpustakaan.
40
Tabel 4.8
Tujuan Responden Berkunjung Ke Fascho Library IMM Cabang Ciputat
Jawaban Pemustaka Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Membaca
koleksi umum 15 50.0 50.0 50.0
Diskusi dan mengerjakan tugas
10 33.3 33.3 83.3
Meminjam buku 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pemanfaatan berasal dari kata “ manfaat” , yang berarti guna, faedah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pemanfaatan
mengandung proses, cara, dan tindakan. Dalam konteks perpustakaan, menurut
Hidayat, pemanfaatan koleksi mengandung arti adanya aktifitas dalam
menggunakan bahan pustaka oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan
informasinya. Hal-hal yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi yaitu:31
1. Frekuensi Penggunaan
Setiap pemustaka mempunyai frekuensi penggunaan koleksi yang
berbeda. Hal ini tergantung kebutuhan mereka akan informasi dan
yang lainnya , karena setiap orang mempunyai kesempatan dan
waktu yang berbeda. Arti frekuensi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah kekerapan pemakaian.
2. Tujuan Pemustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tujuan adalah haluan
(jurusan), yang dituju, tuntutan (yang dituntut). Setiap pemustaka
mempunyai tujuan yang berbeda dalam memanfaatan koleksi
perpustakaan.
31Prabowo dan Heriyanto, “Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh Pemustaka Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang,” 3–4.
41
Dapat dilihat dari tabel di atas tujuan responden berkunjung ke Fascho
Library setengahnya adalah responden yang membaca koleksi umum
berjumlah 15 orang (50.0%), hampir setengahnya responden yang diskusi dan
mengerjakan tugas yaitu berjumlah 10 orang ( 33.3%), dan sebagian kecilnya
meminjam buku berjumlah 5 orang (16.7%).
Maka dari tabel di atas dapat dinyatakan setengahnya responden
berkunjung ke Fascho Library dengan tujuan untuk membaca koleksi umum
yaitu sebanyak 15 orang (50.0%).jadi tujuan pemustaka untuk berkunjung
keFascho Library lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memanfaatkan
koleksi dengan cara membaca koleksi umum dibandingkan dengan diskusi dan
mengerjakan tugas dan meminjam buku.
Tabel berikut ini menjelaskan koleksi apa yang sering responden baca
ketika berkunjung keperpustakaan.
Tabel 4.9
Koleksi Yang Sering Dibaca Oleh Responden
Jawaban Pemustaka Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Koleksi
buku umum 19 63.3 63.3 63.3
Koleksi referensi 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Salah satu cara dalam menghidupakan perpustakaan Fascho Library IMM
Ciputat adalah dengan pengadaan koleksi dan juga peningkatan pemanfaatn
koleksi oleh para kader IMM dalam mencari kebutuhan koleksi sesuai dengan
tuntutan akademis maupun organisatoris. Koleksi perpustakaan selalu dikaitkan
dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai misi
dan mewujudkan visi suatau perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang
disediakan untuk kepentingan belajar , informasi dan rekreasi adalah koleksi
yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, misalnya koleksi buku
umum, koleksi refrensi, dan lain – lain.
42
Berdasarakan tabel di atas sebagian besar responden yang menyatakan
bahwa koleksi yang sering dibaca adalah koleksi buku umum, sebanyak 19
orang (63.3%) selanjutnya hampir setengahnya sebanyak 11 orang (36.7%)
menyatakan bahwa koleksi yang sering dipinjam oleh mereka adalah koleksi
referensi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar koleksi yang
sering dibaca ketika berkunjungnya responden yakni koleksi buku umum
berjumlah 19 orang (63.7%) dibandingkan dengan koleksi refrensi berjumlah
11 orang (36.7%).
Tabel berikutnya akan dijelaskan buku apa yang paling banyak dipinjam
oleh responden.
Tabel 4.10
Jenis Buku Yang Dipinjam Oleh Responden Jenis Buku Yang
Dipinjam Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Fiksi 9 30.0 30.0 30.0
Non fiksi 16 53.3 53.3 83.3 Berimbang antara fiksi dan non fiksi
5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Buku adalah koleksi tercetak terbuat dari bahan kertas sebagai media
rekam informasi. Jenis buku diperpustakan sekolah dibagi berdasarkan jenis
materi bersangkutan yaitu buku fiksi dan buku non fiksi sebagai berikut:32
1) Buku fiksi
Buku fiksi adalah karya tulis berupa karya imajinasi berdasarkan
khayalan belaka. Bentuk buku fiksi berupa novel, roman, drama,
puisi,pantun, syair.
2) Buku non fiksi
32Ibid 1–9.
43
Buku non fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan fakta,
kejadian, kondisi sosial dan kebudayaan masyarakat. Buku non fiksi
disusun atas hasil pengamatan dan penelitian untuk menjaga
kebenaran fakta yang ditulis. Contoh dari buku non fiksi adalah
buku teks, buku rujukan, dan buku pelengkap.
Pada tabel di atas, dapat dilihatbahwa hampir setengahnya jenis buku yang
dipinjam oleh responden adalah koleksi buku fiksi dengan hasil sebanyak 9
orang (30.0%). Dan sebagian besarnya untuk jenis buku yang dipinjam oleh
responden pada koleksi buku non fiksi sebanyak 16 orang (53.3%). Sedangkan
jenis buku yang dipinjam oleh responden berimbang antara fiksi dengan non
fiksi yakni sebanyak 5 orang (16.7%).
Maka dapat disimpulkan bahwa jenis buku yang dipinjam oleh responden
sebagian besarnya yaitu koleksi buku non fiksi berjumlah 16 orang (53.3%).
Dengan demikian dapat digambarkan bahwa kebanyakan dari pemustaka
di Fascho Library IMM Cabang Ciputat mereka membutuhkan informasi untuk
menunjang tugas mereka dari koleksi buku non fiksi.
Untuk mengetahui kebutuhan pemustaka, khususnya anggota
perpustakaan, dalam kuesioner penulis menanyakan subyek koleksi buku yang
sedang dicari, diminati, dibutuhkan, dan yang lebih banyak atau sering
digunakan oleh anggota perpustakaan. Jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.11
Koleksi Buku Umum Yang Sering (Banyak) Di Pinjam Oleh Responden
Subyek Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Karya Umum 10 33.3 33.3 33.3
Filsafat 4 13.3 13.3 46.7 Agama 5 16.7 16.7 63.3 Ilmu Sosial 6 20.0 20.0 83.3 Bahasa 1 3.3 3.3 86.7 Ilmu Murni 2 6.7 6.7 93.3 Sejarah dan Geografi 2 6.7 6.7 100.0
44
Total 30 100.0 100.0
Pengembangan koleksi yang disebutkan dalam The American Library
Association (ALA) Glossary of Library and Information Science (1983)
sebagaimana dikutip oleh Yulia dalam Yulia dan Sujana merupakan
seperangkat kegiatan yang memiliki hubungan dengan proses pengembangan
koleksi perpustakaan, termasuk kegiatan: (1) penetapan dan koordinasi pada
kebijakan seleksi; (2) kajian pengguna dan pengguna potensial; (3) penilaian
Lengkap 3 10.0 10.0 16.7 Sedang 5 16.7 16.7 33.3 Kurang Lengkap 17 56.7 56.7 90.0
Sangat Kurang Lengkap
3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Untuk dapat menyediakan bahan pustaka yang sesuai, seorang pustakawan
seharusnya terlebih dahulu mengenal pemakai perpustakaan salah satu caranya
adalah mengetahui kebutuhan pemakainya. Jika pustakawan dapat mengetahui
secara pasti tentang minat dan kecenderungan pemustaka, maka dalam proses
pengadaan koleksi bahan pustaka dapat lebih mengenai sasaran yakni
memenuhi apa yang dikehendaki oleh pemustaka. Dan pada akhirnya
kepuasaan pemustaka dalam mendapatkan keoleksi di suatu perpustakaan
sangat tergantung dari bagaimana pustakawan dalam memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pemustakanya.
Berdasarkan pada pendapat responden mengenai ketersediaan koleksi
buku di Fascho Library IMM Cabang Ciputat, maka dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden menyatakan ketersediaan koleksi buku kurang
lengkap berjumlah 17 orang (56.7%). Sebagian kecil Ada yang mengatakan
ketersediaan koleksi buku sedang berjumlah 5 orang (16.7%). Responden
dengan frekuensi 3 orang (10.0%) berpendapat bahwa ketersediaan koleksi
buku di Fascho Library lengkap dan sangat kurang lengkap. Dan adapun yang
mengatakan bahwa ketersediaan koleksi buku sangat lengkap berjumlah 2
orang (6.7%).
48
Maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan buku di Fascho Library IMM
Cabang Ciputat dari tabel diatas sebagian besar responden mengatakan kurang
lengkap berjumlah 17 orang den (56.7%). Hal ini perlu diperhatikan untuk
meningkatkan pelayanan kepada pemustaka khususnya yang telah menjadi
anggota. Agar dapat melengkapi koleksi bukunya untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemustaka.
Tabel berikut ini akan diketahui keterkaitan antara koleksi perpustakaan
dengan penyelsaian tugas – tugas responden.
Tabel 4.15
Keterkaitan Koleksi Buku Dengan Penyelesaian Tugas – Tugas Responden
Jawaban Pemustaka Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Membantu 5 16.7 16.7 16.7
Membantu 17 56.7 56.7 73.3 Tidak Membantu 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Koleksi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria
perpustakaan dan jenis sebuah perpustakaan. Koleksi perpustakaan selalu
dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka
mencapai misi dan mewujudkan visi suatau perpustakaan.
Pada tabel di atas terdapat 30 responden, sebagian kecil dengan jumlah 5
orang (16.7%) menyatakan bahwa koleksi buku yang ada di Fascho Library
IMM Cabang Ciputat sangat membantu dalam menyelesaikan tugas – tugas
mereka. Sebagian besarnya berjumlah 17 orang (56.7%) menyatakan bahwa
koleksi buku di Fascho Library membantu mereka dalam menyelesaikan tugas
– tugas mereka. Dan sebagian kecilnya lagi berjumlah 8 orang (26.7%)
menyatakan bahwa koleksi buku tidak membantu mereka dalam penyelsaian
tugas – tugas mereka.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
mengatakan koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang Ciputat membantu
49
mereka dalam menyelesaikan tugas – tugas mereka berjumlah 17 orang
(56.7%).
Dalam memanfaatkan koleksi buku perpustakaan terdapat berbagai cara
yang digunakan oleh para responden. Pada tabel berikut ini akan membahas
cara yang paling sering dilakukan oleh para responden dalam memanfaatkan
koleksi buku perpustakaan.
Tabel 4.16
Cara Responden Memanfaatkan Koleksi Buku Perpustakaan
Jawaban Pemustaka Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Membaca
Di Tempat 11 36.7 36.7 36.7
Meminjam 10 33.3 33.3 70.0 Mencatat Informasi Yang dibutuhkan Dari Buku
9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Ada banyak cara memanfaatkan koleksi perpustakaan khusus oleh
pemustaka. Biasanya pemustaka memanfaatkan koleksi dengan cara meminjam
koleksi, membaca di perpustakaan, mencatat informasi penting atau
memperbanyak dengan menggunakan jasa fotocopy. Dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
pemustaka, yaitu: membaca, penggandaan (fotocopy), dan meminjam.35
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa cara
responden dalam memanfaatkan koleksi buku diperpustakaan. Hampir
setengahnya berjumlah 11 orang (36.7%) yang memanfaatkan koleksi buku
dengan cara membaca ditempat. Kemudian terdapat 10 orang (33.3%) yang
memanfaatkan koleksi buku dengan cara meminjam. Responden yang
menyatakan cara memanfatkan koleksi buku dengan mencatat informasi yang
dibutuhkan terdapat 9 orang (30.0%).
35Ishak, “TINGKAT PEMANFAATAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR,” 14–15.
50
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya
responden menggunakancara memanfaatkan kolesi buku yakni dengan cara
membaca ditempat berjumlah 11 orang (36.7%).
Pada tabel berikutnya akan membahs mengenai kendala yang dialami oleh
responden ketika memanfaatkan koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang
Ciputat.
Tabel 4.17
Kendala Yang Dialami Oleh Responden Ketika Memanfaatkan Koleksi Buku
Jawaban Pemustaka Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Buku Tidak
Ditemukan 14 46.7 46.7 46.7
Tidak Sesuai dengan Yang dibutuhkan
9 30.0 30.0 76.7
Tidak Bersifat Mutakhir 6 20.0 20.0 96.7
Tidak Cocok Dengan Kebutuhan Saat Ini
1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Perpustakaan yang baik adalah jika mempunyai koleksi yang relevan
sehingga pengguna merasa puas. Koleksi yang relevan adalah koleksi yang
dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara maksimal sesuai dengan bidang ilmu
pengetahuannya, sehingga perpustakaan harus mengetahui informasi apa saja
yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan dengan menanyakan langsung
kepada pengguna atau menyebarkan angket. Kebutuhan adalah faktor kunci
yang harus mendapat perhatian lebih dari pengelola perpustakaan sehingga
koleksi buku maupun literatur dalam perpustakaan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi para penggunanya.36
36Indrahti, “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Peningkatan Minat Belajar Mahasiswa Di Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Gizi,” 1–9.
51
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat kendala yang dialami responden
ketika memanfaatkan koleksi buku di Fascho Library IMM Cabang Ciputat
hampir setengahnya responden yang menyatakan kendalanya pada buku tidak
ditemukan terdapat 14 orang (46.7%). Dan responden yang menyatakan
kendalanya pada tidak sesuai dengan yang dibutuhkan terdapat 9 orang
(30.0%). Kemudian sebagian kecil responden menyatakan pada kendala tidak
bersifat mutakhir terdapat 6 orang (20.0%). Dan yang terakhir kendala yang
dialami oleh responden ketika memanfaatkan koleksi buku di Fascho Library
yakni pada kendala tidak cocok dengan kebutuhan saat ini berjumlah 1 orang
(3.3%)
Maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnyan responden ketika
memanfaatkan buku di Fascho Library IMM Cabang Ciputat kendala yang
paling sering dialami oleh responden adalah buku tidak ditemukan berjumlah
14 orang (46.7%). Hal ini perlu diperhatikan, koleksi yang ada lebih
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka.
Selanjutnya akan membahas mengenai penemuan koleksi buku oleh
responden di perpustakaan.
Tabel 4.18
Penemuan Koleksi Buku Oleh Responden Di Perpustakaan
Tingkat Penemuan Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Selalu
menemukan 2 6.7 6.7 6.7
Sering Menemukan 6 20.0 20.0 26.7
Kadang – kadang Menemukan
21 70.0 70.0 96.7
Tidak Menemukan 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Umumnya penyediaan koleksi yang ada di Fascho Library IMM Cabang
Ciputat masih sangat minim, koleksi yang ada di Fascho Library diantaranya
adalah koleksi umum, lebih banyak koleski muhammadiyah dan juga koleksi
52
keislaman, filsafat, politik dan lain-lain. Koleksi perpustakaan khusus pada
umumnya difokuskan pada koleksi yang relevan dengan subyek yang menjadi
tujuan perpustakaan tersebut atau unntuk mendukung kegiatan badan induknya.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan mengenai penemuan koleksi
buku oleh responden di Fascho library. Dari 30 responden dapat diurutkan dari
yang jumlah paling besar sampai jumlah terkecil dari hasil penemuan koleksi
buku oleh responden di perpustakaan. Sebagian besar responden menyatakan
kadang – kadang menemukan koleksi buku di Fascoh Library berjumlah 21
orang (70.0%). Kedua sebagian kecil adalah responden menyatakan sering
menemukan koleksi buku diperpustakaan berjumlah 6 orang (20.0%). Dan
sebagian kecilnya lagi menyatakan selalu menemukan koleksi buku di Fascho
Library berjumlah 2 orang (6.7%). Dan yang terakhir sebagian kecil responden
menyatakan tidak sama sekali menemukan kleksi buku di Fascho Library IMM
Cabang Ciputat berjumlah 1 orang (3.3%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar
respondenmengatakan bahwa dalam hal tingkat penemuan terhadap koleksi
buku yang dicari oleh responden di Fascho Library IMM Cabang Ciputat
kadang – kadang menemukan koleksi yang dicarinya berjumlah 21 orang
(70.0%).
Tabel berikut ini menjelaskan tentang keseringan responden
memanfaatkan buku setiap kali berkunjung ke perpustakaan.
Tabel 19
Keseringan Responden Dalam Memanfaatkan Buku Setiap Kali Berkunjung Keperpustakaan
Jawaban Responden Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Selalu 4 13.3 13.3 13.3 Sering 8 26.7 26.7 40.0 Kadang – kadang 17 56.7 56.7 96.7
Tidak Pernah 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
53
Koleksi buku perpustakaan disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh
pemustaka, sehingga kebutuhan para pemustaka dapat terpenuhi. Pada tabel
diatas yang membahas mengenai keseringan responden dalam memanfaatkan
koleksi buku setiap kali berkunjung keperpustakaan, sebagian kecilnya
berjumlah 4 orang (13.3%) yang menyatakan selalu memanfaatkan. Hampir
setengahnya dengan jumlah 8 orang (26.7%) menyatakan sering
memanfaatkan. Selanjutnya sebagian besar responden berjumlah 17 orang
(56.7%) menyatakan kadang – kadang memanfaatkan. Dan yang terakhir
sebagian kecil reponden dengan jumlah 1 orang (3.3%) yang menyatakan tidak
pernah memanfaatkan.
Maka dengan demikian tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden berjumlah 17 orang (56.7 %) mengatakan bahwa tingkat
keseringan responden dalam memanfaatkan koleksi buku setiap kali
berkunjung keperpustakaan adalah kadang – kadang dan sebagian kecilnya
responden dengan jumlah 1 orang (3.3%) menyatakan tidak pernah
memanfaatkan.
Pada tabel selanjutnya akan dibahas apakah jumlah buku yang dipinjam
dapat memenuhi kebutuhan responden.
Tabel 20
Jumlah Buku Yang Di Pinjam Dapat Memenuhi Kebutuhan Responden
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RIENEKA, 1992.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Bektiningsih, Peni. “Pemanfaatan Koleksi Referensi Sebagai Bahan Rujukan” 4, no. 2 (2008): 22–31.
Dharma, Surya. “Pengolahan Dan Analisis Data Penelitian.” Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, 1–46.
Diyan Arya, Mahayu Kusumaningtyas. “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Tingkat Kunjungan Pemustaka di Perpustakaan Institut Teknologi Nasional.” Universitas Pendidikan Indonesia 3, no. 2 (2013): 12.
62
Farida, Umi. “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Oleh Siswa SMA N 1 Sukorejo.” Jurnal Ilmu Perpustakaan 1, no. 1 (2012): 1–10.
Fiqi, Amir, Edi Setiawan Suyudi M, Alim Fahmy Syahiroel, dan Rinrin Marlia A. Reinventing Our Imm; Reaktualisasi Eksistensi Gerakan Dakwah Mahasiswa. 1 ed. Jakarta: Bidang Keilmuan DPD IMM DKI Jakarta, 2011.
Firma, Andriko, dan Elva Rahmah. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemustaka DI Perpustakaan Kopertais Wilayah X.” Jurnal Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, B, 1, no. 1 (2012): 110–15.
Heriyanto, Roni Kurniawan. “Persepsi Pemustaka Pada Layanan Penelusuran Informasi Melalui Online Public Access Catalogue (Opac).” Jurnal Ilmu Perpustakaan2, no. 2 (2013): 1–5.
Indrahti, Sri. “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Peningkatan Minat Belajar Mahasiswa Di Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Gizi.” Jurnal Ilmu Perpustakaan 2, no. 2 (2013): 1–9.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan Praktis. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Ishak, Asfar. “Tingkat Pemanfaatan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.” Fakultas Adab Dan Humaniora Uin Alauddin Makassar, 2016, 14–15.
Istiawan, Stefanus Redhitya. “Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Pada Mahasiswa Di Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya”.” Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), 2000, 1–15.
Martoatmodjo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
63
Mubasyaroh. “Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan Perguruan Tinggi.” Libraria 4, no. 1 (2016): 77–104.
Mujab, Ahmad Isywarul, dan Ary Setyadi Rukiyah. “Persepsi Pemustaka Terhadap Sikap Pustakawan dalam Layanan Referensi.” Jurnal Ilmu Perpustakaan 4, no. 2 (2015): 1–7.
Nashihuddin, Wahid, dan Dwi Ridho Aulianto. “Strategi Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pustakawan Di Perpustakaan Khusus.” Jurnal Perpustakaan Pertanian 24, no. 2 (2015): 51–58.
Ningrum, Dina Rahma, Choirul Saleh, dan Widia Permana. “Pengaruh Kebutuhan Informasi Pemustaka Terhadap Pengembangan Koleksi Buku Tercetak.” Jurnal Administrasi Publik (JAP) 3, no. 5 (2001): 782–88.
Noor, Munawar. Memotret Data Kuantitatif Untuk (Skripsi, Tesis dan Disertasi). 1 ed. Semarang: Duta Nusindo Semarang, 2015.
Prabowo, Aaan, dan Heriyanto. “Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh Pemustaka Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang.” Jurnal Ilmu Perpustakaan 2, no. 2 (2013): 1–9.
Saefudin, dan Setiawan. “Pembinaan Perpustakaan Khusus Institusi Pertanian: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat.” Jurnal Perpustakaan Pertanian 16, no. 2 (20087): 58–62.
64
Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2002.
Indonesia. “UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.” Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat, 2014, 1–33.