Page 1
Jurnal Tunas Agraria Vol. 1 No.1 September 2018 e-ISSN 2622-9714
PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK PENGUKURAN
KADASTRAL BERBIAYA RENDAH
Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 55293 Yogyakarta
Abstract:Limitations on the number of GNSS receivers, the uneven distribution of Land Reference
Satellite Network (JRSP) infrastructure, and the limitations of data communication networks in the
Real-Time Kinematic methodis an obstacle in cadastral measurements at the Ministry of Agrarian
Affairs and Spatial Planning/ National Land Agency.Expandable-GNSS (E-GNSS) utilization, one of
the low-cost GNSS receivers, with the Post-Processing Kinematic (PPK) method can be an
alternative solution to these constraints.The research objective are to test the accuracy of
observations using E-GNSS with PPK method.The method used is to compare the of observations
results using E-GNSS with the PPK method and the observations results of static methods. The
researchconducted by taking 120 sample points in paddy field areas with minimal obstruction
(Open view of sky) based on the classification of baseline length 0-1000 m, 1001-2000 m and 2001-
3000 m. Based on the analysis shows an increase in coordinate difference proportional to the length
of the baseline. Statistical analysis also shows that there are significant differences between the
coordinates of both methods, but still meet the fault tolerance point of 0.250 m (based on PMNA /
KBPN Technical Guidance Number 3 of 1997).
Keywords: cadastral, low-cost GNSS receiver, post-processing kinematic
Intisari:Keterbatasan jumlahreceiver GNSS, belum meratanya infrastruktur Jaringan Referensi
Satelit Pertanahan, serta keterbatasan jaringan komunikasi data pada metode Real-Time Kinematic
menjadi kendala dalam pengukuran kadastral pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Pemanfaatan Expandable-GNSS (E-GNSS), salah satu receiver GNSS berbiaya
rendah, dengan metode Post-Processing Kinematic (PPK) dapat menjadi alternatif penyelesaian
beberapa kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengujiketelitian hasil pengamatan
menggunakan E-GNSS dengan metode PPK. Metode penelitian yang digunakan adalah
membandingkan hasil pengamatan menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan hasil
pengamatan metode statik. Penelitian dilakukan dengan mengambil 120 titik sampel pada area
persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky) berdasarkan klasifikasi panjang baseline 0-
1000 m, 1001-2000 m dan 2001-3000 m. Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan perbedaan koordinat sebanding dengan semakin panjang baseline. Analisis statistik
juga menunjukkan terdapat perbedaan signifikan koordinat yang dihasilkan kedua metode, akan
tetapi masih memenuhi toleransi kesalahan titik berdasarkan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN
Nomor 3 Tahun 1997 sebesar 0,250 m.
Kata kunci: kadastral, receiver GNSS berbiaya rendah, post-processing kinematic
A. Pendahuluan
Tingginya volume pekerjaan pengukuran menuntut Kementerian ATR/BPN untuk
bekerja secara cepat dengan tetap memperhatikan ketelitian yang dihasilkan. Pemanfaatan
teknologi Global Navigation Sattelite System (GNSS) sangat membantu dalam terciptanya
pengukuran yang cepat dan teliti. Akan tetapi, untuk memanfaatkan teknologi GNSS
Page 2
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 157
membutuhkan biaya yang tidak murah. Hal tersebut tidak terlepas dari mahalnya harga
receiver GNSS serta biaya pembangunan infrastruktur penunjangnya.
Saat ini, mulaibanyak dikembangkan receiver GNSS berbiaya rendah (low cost GNSS
receiver), dengan harga kurang dari $2,000 (< Rp. 28.000.000,00) jauh lebih rendah
dibanding dari receiverGNSS pada umumnya dengan harga di atas $40,000 (> Rp.
560.000.000,00) (Bramanto, et al. 2016, 139). Receiver GNSS berbiaya rendah merupakan
salah satu jenisreceiver GNSS yang mampu mengamat data gelombang satelit GNSS
dengan spesifikasi tertentu (Surakhman 2017, 1). Salah satu spesifikasi dari produk receiver
GNSS berbiaya rendah adalah hanya mampu menangkap gelombang fase L1 dan tidak
dilengkapi dengan high precision antenna(Weston dan Schwieger 2010, 21). Dalam
perkembangannya saat ini, kemampuan receiver GNSS berbiaya rendah semakin
meningkat dengan tambahan kemampuan menangkap satelit Beidou (B1) (Odolinski dan
Teunissen 2017, 1315).
Salah satureceiver GNSS berbiaya rendahadalah Expandable-GNSS (E-GNSS). E-GNSS
pada dasarnya merupakan modifikasi pengembangan modul GPS (Original Equipment
Manufacturer (OEM) GPS), yang dihubungkan dengan antena eksternal dan smartphone
sebagai controller-nya.E-GNSS memiliki konsep berbiaya rendah serta dapat di expand
(dikembangkan) dengan instrumen tambahan lain sesuai kebutuhan pengguna
(potretudara.com 2017). Dalam penggunaannya, akuisisi data dijalankan berdasar
perintah dalam software berbasis android, Geotagging+. Geotagging+ merupakan aplikasi
pengolah data yang dibangun berdasarkan paket kode dalam RTKLIB dan serta library
RTK+ (Atunggal, et al. 2017, 90).Sama halnya dengan receiver pada umumnya, E-GNSS
dapat digunakan untuk pengukuran dengan berbagai macam metode seperti Post-
Processing (Static atau Kinematic) serta Real-Time Kinematic (RTK).
Gambar 1. Metode Penentuan Posisi (Langley 1998)
Pengolahan data dalam pengukuran bidang tanah menggunakan GNSS dapat
dilakukan secara Post-Processing (sesudah pengamatan) maupun Real-Time (saat
pengamatan). Pada metode post-processing untuk mendapatkan koordinat posisi harus
Page 3
158 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
dilakukan pemrosesan menggunakan software pengolah data terlebih dahulu. Metode
yang dapat digunakan antara lain: metode static (statik), rapid static (statik singkat), stop
and go, kinematic dan pseudo-kinematic.Metode statik merupakan satu-satunya metode yang
telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), di mana durasi pengamatan paling
singkat yang disyaratkan adalah 15 menit (Badan Standardisasi Nasional 2002).
Metode RTK menawarkan hasil yang lebih cepat, karena perhitungan dilakukan
sesaat pada saat pengukuran (real-time) dengan ketelitian posisi yang cukup tinggi. Akan
tetapi, pemanfaatan metode RTK membutuhkan komunikasi data antara base station dan
roverbaik menggunakan jaringan internet (Metode RTK-NTRIP) maupun gelombang radio
(Metode RTK-Radio). Pada metode RTK-NTRIP, selain membutuhkan koneksi internet
yang stabil, rover juga harus berada pada cakupan jaringan referensi. Jaringan referensi
pada Kementerian ATR/BPN disebut Jaringan Referensi Satelit Pertanahan (JRSP), dimana
sebaran JRSP khususnya di luar pulau Jawa masih belum merata. Pemanfaatan metode
RTK-Radio juga memiliki keterbatasan terkait jangkauan gelombang radio yang
dipancarkan oleh pemancar. Pada umumnya, jangkauan dari sinyal koreksi RTK Radio
GNSS yang dikirimkan dari base station ke rover memiliki jarak efektif maksimal 1,5 km
(Tarigan 2010).
Pada keadaan tersebut metode yang dapat dijadikan alternatif adalah metode Post
Processing Kinematic (PPK).Prinsip dan cara kerja metode PPK tidaklah jauh berbeda
dengan metode RTK dimana penentuan posisi dilakukan secara diferensial dengan
minimal terdapat 2 buah receiver yang bekerja dalam waktu yang bersamaan.
Perbedaannya adalah tidak diperlukan hubungan data antara base station dan rover secara
real-time. Hal tersebut tentunya mengandung konsekuensi bahwa hasil pengamatan tidak
dapat didapat sesaat setelah pengamatan tetapi dibutuhkan pengolahan data sesudah
pengamatan. Metodekinematiksudah sering digunakan dalam berbagai keperluan riset
geodetik, diantaranya untuk pemantauan deformasi lempeng tektonik(Kuncoro, Meilano
dan Sarsito 2012, 12) dan penentuan posisi pada wahana tanpa awak (unmanned
vehicle)(Atunggal, Basith, et al. 2015).
Penelitian ini dilaksanakan dengan melalukan percobaan dengan perbandingan
(comparative experiment). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 titik batas bidang tanah
pada area persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky). Sampel tersebut
selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan panjang baseline 0-1000 m, 1001-2000 m dan
2001-3000 m. Langkah-langkah penelitian dapat di lihat pada gambar 2.
Page 4
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 159
Gambar 2. Diagram alir penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu prasurvei,
survei, dan pengolahan data. Tahap prasurvei meliputi persiapan peralatan dan data yang
diperlukan untuk proses survei (pengambilan data) dan pengolahan data. Peralatan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software), antara lain:
1. 2 (dua) unit Receiver Expandabe-GNSS L1
2. Receiver GNSS tipe geodetik double frequency, terdiri dari: 2 (dua) unit receiver merk
Topcon GNSS Hiper Ga, 1 (satu) unit receiver merk Trimble Net R9, 1 (satu) unit
receiver merk Trimble R4, 1 (satu) unit receiver merk Leica Viva NetRover.
3. Smartphone merk Xiaomi A4 dan Oppo A37f dilengkapi Software Geotagging +
4. Laptop merk Asus A43S dilengkapi Software RTKLIB, Software Leica Geo Office
(LGO), Software Trimble Bussiness Center (TBC) versi 3.9,Software PCCDU,Software
Topcon Tools versi 7.2 dan dongle-nya, Software Autodesk Map 3D 2012, serta Software
Microsoft Office.
Page 5
160 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
Pada tahapan prasurvei ini juga dilakukan pembuatan titik ikat yang akan
digunakan sebagai titik referensi (base station) selama pengamatan. Titik ikat diikatkan
pada Titik Dasar Teknik (TDT) Orde 3 disekitar lokasi penelitian dengan kondisi fisik
yang baik dan posisi yang ideal. Titik dasar teknik yang dipilih adalah TDT nomor
1304147 dan 1304181 yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan titik ikat 1 (TI1),
titik ikat 2 (TI2), dan titik ikat 3 (TI3). Dalam tahapan prasurvei juga ditentukan sampel
titik batas yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Pada tahapan survei dilakukan pengukuran menggunakan receiver E-GNSS dengan
metode PPK. Receiver yang digunakan sebanyak 2 unit (1 base dan 1 rover) dengan waktu ±
15 detik untuk setiap titik batas. TI1 dipilih sebagai base station dalam pengukuran
menggunakan E-GNSS ini. Sebagai pembanding, dilakukan pengukuran dengan metode
statik moda radial, dimana 1 receiver berfungi sebagai base dan 4 receiver sebagai rover. Base
yang digunakan dalam pengukuran statik dipilih dari ketiga titik ikat berdasarkan jarak
baseline terpendek dari sampel bidang tanah yang diukur. Pengukuran dengan metode
statik dilaksanakan dengan waktu ±15 menit untuk setiap titik batas.
Tahapan pengolahan diawali dengan mengunduh raw data hasil pengamatan
dengan E-GNSS maupun metode statik. Raw data kemudian dikonversi ke dalam format
rinex (receiver independent exchange). Data rinex tersebut kemudian diolah menggunakan
software RTKLIB untuk data pengamatan E-GNSS dan menggunakan software Topcon
Tools untuk data pengamatan statik.
Analisis data dilakukan dengan Uji Analisis Varians (Anava) untuk menguji ada
tidaknya perbedaan rata-rata hitung pada ketiga kelompok sampel. Kesimpulan yang
ditarik dari hasil analisis varians masih bersifat umum, dimana apabila dari hasil analisis
varians disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai F tidak dapat memberikan
informasi kelompok mana yang berbeda(Irianto 2010). Pengujian lanjut pasca Anava
dilakukan dengan teknik Tukey’s HSD (Honestly Significant Difference Test)untuk
memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kelompok mana yang berbeda signifikan.
....................................................................................................... (1)
........................................................................................................... (2)
............................................................................................................................ (3)
.................................................................................................................... (4)
Untuk menguji nilai perbedaan antara kedua data hasil pengamatan diuji
menggunakan Paired Sample t-test dengan tingkat signifikansi (α) 5% serta dilakukan uji
Page 6
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 161
toleransi berdasarkan ketentuan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 menggunakan uji one
tail t-test.
......................................................................................................................... (5)
............................................................................................................... (6)
........................................................................................................................ (7)
Hasil dari penelitian ini berupa koordinat hasil pengamatan menggunakan E-GNSS
dengan metode PPK dan hasil pengamatan dengan metode statik serta hasil analisa uji
statistik dari kedua nilai koordinat hasil pengamatan.
Ketelitian Hasil Pengamatan Menggunakan “E-GNSS” dengan Metode PPK
Hasil perhitungan data pengukuran menghasilkan 2 (dua) nilai koordinat yang
berbeda untuk setiap titik batas bidang tanah, yaitu koordinat hasil pengukuran
menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan koordinat hasil pengukuran metode
statik. Nilai koordinat hasil pengolahan data pada kedua metode untuk setiap titik batas
bidang tanah disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Koordinat Hasil Pengolahan Data
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
1 1.01 28,181 284107,431 641550,584 284107,430 641550,587 0,001 -0,003 0,003
2 1.02 141,881 284259,366 641508,401 284259,368 641508,400 -0,002 0,001 0,002
3 1.03 145,703 284252,153 641487,387 284252,156 641487,392 -0,003 -0,005 0,006
4 1.04 51,748 284098,820 641526,032 284098,821 641526,026 -0,001 0,006 0,006
5 1.05 107,941 284079,242 641472,003 284079,240 641472,015 0,002 -0,012 0,012
6 1.06 179,302 284227,777 641416,706 284227,772 641416,711 0,005 -0,005 0,007
7 1.07 199,606 284216,523 641387,171 284216,529 641387,172 -0,006 -0,001 0,006
8 1.08 140,979 284068,375 641440,472 284068,365 641440,474 0,010 -0,002 0,010
9 1.09 250,005 284046,484 641331,623 284046,476 641331,596 0,008 0,027 0,028
Page 7
162 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
10 1.10 261,694 284192,297 641312,901 284192,276 641312,925 0,021 -0,024 0,032
11 1.11 300,480 284175,612 641270,124 284175,591 641270,120 0,021 0,004 0,021
12 1.12 280,306 284037,495 641302,624 284037,506 641302,629 -0,011 -0,005 0,012
13 1.13 311,010 284026,266 641274,035 284026,274 641274,032 -0,008 0,003 0,009
14 1.14 348,532 284158,031 641219,725 284158,026 641219,735 0,005 -0,010 0,011
15 1.15 375,818 284147,557 641191,743 284147,563 641191,738 -0,006 0,005 0,008
16 1.16 349,563 284017,710 641236,205 284017,701 641236,199 0,009 0,006 0,011
17 1.17 424,989 284000,455 641162,457 284000,462 641162,462 -0,007 -0,005 0,009
18 1.18 459,668 284121,154 641107,574 284121,145 641107,578 0,009 -0,004 0,010
19 1.19 490,656 284119,742 641076,621 284119,732 641076,612 0,010 0,009 0,013
20 1.20 461,706 283996,362 641125,270 283996,372 641125,278 -0,010 -0,008 0,013
21 1.21 533,766 283990,038 641052,131 283990,051 641052,125 -0,013 0,006 0,014
22 1.22 528,083 284104,307 641039,716 284104,303 641039,710 0,004 0,006 0,007
23 1.23 551,103 284108,594 641016,473 284108,581 641016,478 0,013 -0,005 0,014
24 1.24 574,522 283984,873 641011,317 283984,882 641011,322 -0,009 -0,005 0,010
25 1.25 638,033 284001,119 640942,313 284001,127 640942,320 -0,008 -0,007 0,011
26 1.26 633,368 284107,200 640934,200 284107,210 640934,206 -0,010 -0,006 0,012
27 1.27 672,559 284000,532 640907,208 284000,543 640907,218 -0,011 -0,010 0,015
28 1.28 669,838 284099,223 640898,026 284099,238 640898,035 -0,015 -0,009 0,017
29 1.29 734,184 283995,283 640845,486 283995,270 640845,482 0,013 0,004 0,014
30 1.30 729,635 284094,428 640838,409 284094,437 640838,399 -0,009 0,010 0,013
31 1.31 764,368 284093,433 640803,679 284093,442 640803,674 -0,009 0,005 0,010
32 1.32 768,141 283990,092 640811,893 283990,105 640811,903 -0,013 -0,010 0,016
33 1.33 809,231 283990,767 640770,043 283990,777 640770,031 -0,010 0,012 0,016
Page 8
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 163
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
34 1.34 804,889 284093,172 640763,115 284093,185 640763,120 -0,013 -0,005 0,014
35 1.35 832,954 284078,171 640735,835 284078,186 640735,829 -0,015 0,006 0,016
36 1.36 837,728 283988,190 640741,569 283988,180 640741,558 0,010 0,011 0,015
37 1.37 927,605 283980,500 640651,723 283980,532 640651,709 -0,032 0,014 0,035
38 1.38 924,139 284082,220 640644,250 284082,210 640644,265 0,010 -0,015 0,018
39 1.39 959,115 284080,290 640609,350 284080,310 640609,341 -0,020 0,009 0,022
40 1.40 960,914 283977,670 640618,413 283977,661 640618,431 0,009 -0,018 0,020
41 2.01 1024,447 283971,413 640555,072 283971,421 640555,092 -0,008 -0,020 0,022
42 2.02 1022,410 284076,279 640546,177 284076,273 640546,171 0,006 0,006 0,008
43 2.03 1052,839 284073,267 640515,873 284073,280 640515,858 -0,013 0,015 0,020
44 2.04 1054,712 283969,227 640524,791 283969,235 640524,803 -0,008 -0,012 0,014
45 2.05 1127,229 283962,452 640452,449 283962,478 640452,478 -0,026 -0,029 0,039
46 2.06 1125,924 284067,167 640443,009 284067,157 640443,000 0,010 0,009 0,013
47 2.07 1143,228 284065,898 640425,750 284065,906 640425,739 -0,008 0,011 0,014
48 2.08 1145,714 283961,324 640433,950 283961,331 640433,959 -0,007 -0,009 0,011
49 2.09 1220,469 283955,838 640359,189 283955,840 640359,210 -0,002 -0,021 0,021
50 2.10 1219,389 284051,087 640350,328 284051,092 640350,337 -0,005 -0,009 0,010
51 2.11 1245,035 284056,609 640324,309 284056,615 640324,299 -0,006 0,010 0,012
52 2.12 1244,422 283953,860 640335,268 283953,861 640335,295 -0,001 -0,027 0,027
53 2.13 1326,795 283946,786 640253,125 283946,800 640253,101 -0,014 0,024 0,028
54 2.14 1325,559 284043,177 640244,449 284043,162 640244,459 0,015 -0,010 0,018
55 2.15 1349,186 284039,782 640220,998 284039,786 640221,005 -0,004 -0,007 0,008
56 2.16 1350,260 283945,283 640229,612 283945,317 640229,617 -0,034 -0,005 0,034
57 2.17 1434,581 283937,838 640145,521 283937,848 640145,532 -0,010 -0,011 0,015
Page 9
164 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
58 2.18 1431,363 284043,104 640138,453 284043,117 640138,446 -0,013 0,007 0,015
59 2.19 1457,166 284037,925 640112,921 284037,942 640112,915 -0,017 0,006 0,018
60 2.20 1458,683 283935,994 640121,452 283935,993 640121,462 0,001 -0,010 0,010
61 2.21 1513,198 283931,845 640067,007 283931,860 640067,016 -0,015 -0,009 0,017
62 2.22 1511,591 284035,371 640058,537 284035,362 640058,545 0,009 -0,008 0,012
63 2.23 1537,157 284034,166 640032,993 284034,176 640033,003 -0,010 -0,010 0,014
64 2.24 1539,843 283929,142 640040,504 283929,157 640040,497 -0,015 0,007 0,017
65 2.25 1629,448 283920,437 639951,271 283920,434 639951,270 0,003 0,001 0,003
66 2.26 1627,775 284024,853 639942,789 284024,848 639942,795 0,005 -0,006 0,008
67 2.27 1663,265 284022,107 639907,394 284022,117 639907,408 -0,010 -0,014 0,017
68 2.28 1663,686 283917,711 639917,105 283917,699 639917,100 0,012 0,005 0,013
69 2.29 1718,927 283913,359 639861,991 283913,338 639861,967 0,021 0,024 0,032
70 2.30 1721,421 284019,491 639849,286 284019,492 639849,300 -0,001 -0,014 0,014
71 2.31 1745,506 284017,670 639825,272 284017,655 639825,284 0,015 -0,012 0,019
72 2.32 1741,546 283911,529 639839,408 283911,498 639839,400 0,031 0,008 0,032
73 2.33 1802,715 283906,205 639778,418 283906,224 639778,412 -0,019 0,006 0,020
74 2.34 1806,602 284012,371 639764,391 284012,370 639764,402 0,001 -0,011 0,011
75 2.35 1836,410 284009,309 639734,723 284009,301 639734,732 0,008 -0,009 0,012
76 2.36 1833,229 283903,405 639748,023 283903,414 639748,012 -0,009 0,011 0,014
77 2.37 1928,759 283895,095 639652,791 283895,107 639652,781 -0,012 0,010 0,016
78 2.38 1930,460 284001,105 639641,015 284001,092 639641,020 0,013 -0,005 0,014
79 2.39 1953,809 283997,620 639617,821 283997,615 639617,852 0,005 -0,031 0,031
80 2.40 1952,343 283892,898 639629,280 283892,908 639629,290 -0,010 -0,010 0,014
81 3.01 2013,403 283887,919 639568,368 283887,930 639568,385 -0,011 -0,017 0,020
Page 10
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 165
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
82 3.02 2014,910 283994,756 639556,780 283994,746 639556,806 0,010 -0,026 0,028
83 3.03 2047,006 283992,170 639524,811 283992,174 639524,810 -0,004 0,001 0,004
84 3.04 2045,580 283885,604 639536,232 283885,596 639536,256 0,008 -0,024 0,025
85 3.05 2113,875 283880,300 639468,097 283880,301 639468,107 -0,001 -0,010 0,010
86 3.06 2116,269 283987,024 639455,736 283987,034 639455,737 -0,010 -0,001 0,010
87 3.07 2137,771 283985,218 639434,307 283985,211 639434,309 0,007 -0,002 0,007
88 3.08 2137,143 283878,551 639444,873 283878,564 639444,882 -0,013 -0,009 0,016
89 3.09 2216,436 283871,493 639365,854 283871,484 639365,874 0,009 -0,020 0,022
90 3.10 2219,518 283978,044 639352,837 283978,060 639352,860 -0,016 -0,023 0,028
91 3.11 2253,195 283975,647 639319,247 283975,656 639319,269 -0,009 -0,022 0,024
92 3.12 2251,143 283868,702 639331,270 283868,716 639331,254 -0,014 0,016 0,021
93 3.13 2319,922 283862,839 639262,707 283862,826 639262,696 0,013 0,011 0,017
94 3.14 2322,307 283969,902 639250,352 283969,917 639250,389 -0,015 -0,037 0,040
95 3.15 2351,617 283967,080 639221,191 283967,084 639221,205 -0,004 -0,014 0,015
96 3.16 2350,095 283860,306 639232,622 283860,315 639232,612 -0,009 0,010 0,013
97 3.17 2406,800 283856,417 639175,993 283856,424 639175,981 -0,007 0,012 0,014
98 3.18 2407,252 283962,799 639165,717 283962,802 639165,733 -0,003 -0,016 0,016
99 3.19 2429,497 283960,290 639143,598 283960,280 639143,610 0,010 -0,012 0,016
100 3.20 2430,271 283854,532 639152,558 283854,565 639152,569 -0,033 -0,011 0,035
101 3.21 2516,334 283846,755 639066,808 283846,769 639066,838 -0,014 -0,030 0,033
102 3.22 2513,804 283954,439 639059,487 283954,461 639059,504 -0,022 -0,017 0,028
103 3.23 2549,368 283951,181 639024,086 283951,186 639024,083 -0,005 0,003 0,006
104 3.24 2551,217 283843,380 639032,105 283843,361 639032,118 0,019 -0,013 0,023
105 3.25 2624,987 283838,557 638958,408 283838,532 638958,426 0,025 -0,018 0,031
Page 11
166 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
No.
No.
Titik
Panjang
Baseline
(m)
Hasil Pengukuran
Metode PPK
Hasil Pengukuran
Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi
X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)
106 3.26 2620,832 283944,894 638952,871 283944,913 638952,884 -0,019 -0,013 0,023
107 3.27 2653,227 283942,552 638920,554 283942,588 638920,572 -0,036 -0,018 0,040
108 3.28 2654,992 283836,112 638928,523 283836,098 638928,506 0,014 0,017 0,022
109 3.29 2729,070 283842,415 638853,312 283842,428 638853,303 -0,013 0,009 0,016
110 3.30 2731,296 283936,662 638842,713 283936,674 638842,727 -0,012 -0,014 0,018
111 3.31 2755,262 283935,018 638818,812 283935,037 638818,816 -0,019 -0,004 0,019
112 3.32 2757,202 283849,838 638824,228 283849,847 638824,247 -0,009 -0,019 0,021
113 3.33 2834,408 283863,179 638745,332 283863,190 638745,355 -0,011 -0,023 0,025
114 3.34 2833,424 283928,395 638740,921 283928,405 638740,929 -0,010 -0,008 0,013
115 3.35 2863,471 283925,627 638710,986 283925,629 638711,004 -0,002 -0,018 0,018
116 3.36 2862,026 283860,896 638717,841 283860,922 638717,828 -0,026 0,013 0,029
117 3.37 2937,713 283850,955 638642,758 283850,964 638642,746 -0,009 0,012 0,015
118 3.38 2938,321 283919,474 638636,395 283919,480 638636,402 -0,006 -0,007 0,009
119 3.39 2969,202 283915,166 638605,762 283915,173 638605,752 -0,007 0,010 0,012
120 3.40 2969,575 283847,287 638611,073 283847,297 638611,090 -0,010 -0,017 0,020
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata perbedaan koordinat dari
keseluruhan kelompok sampel adalah sebesar 0,017 m atau 1,7 cm. Rata-rata perbedaan
koordinat untuk kelompok sampel 1 sebesar 0,013 m (1,3 cm), kelompok sampel 2 sebesar
0,017 cm (1,7 cm) serta kelompok sampel 3 sebesar 0,020 m (2 cm). Perbedaan koordinat
terkecil adalah sebesar 0,002 m (0,2 cm) yaitu nilai perbedaan koordinat pada titik sampel
1B, sedangkan nilai perbedaan koordinat terbesar adalah sebesar 0,040 m (4 cm) pada titik
sampel 24B dan 27C.
Nilai perbedaan koordinat hasil pengukuran yang didapatkan mendekati akurasi
hasil pengukuran dengan metode PPK yang tercantum dalam spesifikasi teknis E-GNSS
yaitu sebesar 0,015 m+1ppm. Berdasarkan spesifikasi tersebut dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh jangkauan/ panjang baseline terhadap akurasi pengukuran yang
Page 12
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 167
didapatkan. Grafik hubungan antara panjang baseline dan perbedaan koordinat yang
didapatkan dapat dilihat pada gambar 3.
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Per
bed
aan
ko
ord
inat
(m
)
Panjang baseline (m)
Gambar 3. Grafik hubungan antara panjang baseline dan perbedaan koordinat
Rata-rata perbedaan koordinat pada ketiga kelompok sampel dibandingkan dan di
uji menggunakan teknik analisis varians dengan taraf signifikansi (α) 5%.
Tabel 2. Hasil Analisis Varians Perbedaan Koordinat (ΔL)
Kelompok Sampel
1
Kelompok Sampel
2
Kelompok Sampel
3
Jumlah 0,539 0,689 0,803
Rata-rata 0,013 0,017 0,020
Varians 0,000048 0,000064 0,000075
ANAVA
Sumber
Variasi SS df MS F p-value
Sb2 0,000878 2 0,000439 7,024264 0,001316
Sw2 0,007312 117 0,000063
Total 0,018970 119
Kelompok Sampel 1 Kelompok Sampel 2 Kelompok Sampel 3
Page 13
168 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
Berdasarkan hasil analisis varians pada tabel 2, dengan taraf signifikansi (α) 5%
diketahui bahwa nilai F hitung = 7,024264, nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai F
tabel = 3,073763, sehingga cukup bukti untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% terdapat setidaknya satu
perbedaan rata-rata hitung (mean) perbedaan koordinat antara ketiga kelompok sampel.
Kesimpulan yang didasarkan pada analisis varians di atas masih bersifat
umum/luas. Nilai F hanya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara ketiga
kelompok sampel, tetapi tidak menjelaskan kelompok mana yang berbeda. Untuk
memperoleh informasi lebih lanjut pengujian dilanjutkan dengan tes statistik Tukey’s HSD.
Nilai HSD dihitung menggunakan rumus 5 dengan nilai q berdasarkan tabel q score adalah
3,36, didapat nilai HSD sebesar 0,004. Selanjutnya, nilai HSD tersebut dibandingkan
dengan nilai perbedaan rata-rata perbedaan koordinat antar kelompok, sebagaimana
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Sampel
ΔLk1 ΔLk2 ΔLk3
ΔLk1 X 0,004 0,007
ΔLk2 0,004 X 0,002
ΔLk3 0,007 0,002 X
Berdasarkan tabel 3, nilai perbedaan rata-rata koordinat antara Kelompok Sampel 1
dan Kelompok Sampel 3 lebih besar dari nilai HSD, sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan signifikan. Sedangkan untuk nilai perbedaan rata-rata koordinat antara
Kelompok Sampel 1 dan Kelompok Sampel 2 serta antara Kelompok Sampel 2 dan
Kelompok Sampel 3 lebih kecil dari nilai HSD sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
perbedaan signifikan.
Uji statistik menggunakan teknik paired sample t-test (uji t) dengan taraf signifikansi
(α) 5% dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan nilai
koordinat hasil pengukuran menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan Metode
Statik.
Page 14
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 169
Tabel 4. Hasil Uji t Nilai Koordinat Hasil Pengukuran menggunakan metode PPK dengan E-GNSS (X',Y') dan Metode Statik (X;Y)
Titik X Y
ΔXi (ΔXi-ΔX)2 ΔYi (ΔYi-ΔY)2
Σ -0,467 0,018970 -0,528 0,019461
n 120 120
Δ -0,004 -0,004
paired sampel t-test (two tail)
S 0,012626 0,012788
p-v 0,000992 0,000256
t hit -3,376531 -3,769089
t tab ±1,980100 ±1,980100
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4, pada taraf signifikansi 5% diketahui bahwa nilai
t hitung untuk nilai perbedaan X dan Y hasil pengukuran dengan metode PPK mengguna-
kan E-GNSS dan hasil pengukuran statik menunjukkan angka yang lebih besar
disbandingkan t tabel = ±1,980100. Besar t hitung untuk nilai X yaitu -3,376531 dan untuk
Y yaitu -3,769089. Untuk mempermudah menentukan kedudukan t hitung dan t tabel
dapat dilihat pada gambar berikut.
1.980100-1.980100 0-3.376531
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
Daerah Penolakan H0
Gambar 4a. Kedudukan t hitung untuk nilai X dalam kurva uji t
1.980100-1.980100 0-3.769089
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
Daerah Penolakan H0
Gambar 5b. Kedudukan t hitung untuk nilai Y dalam kurva uji t
Page 15
170 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
Berdasarkan gambar 4, dapat diketahui bahwa nilai t hitung baik untuk nilai X
maupun nilai Y berada pada daerah penolakan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, pada taraf signifikansi 5% terdapat perbedaan signifikan antara nilai koordinat
hasil pengukuran dengan metode PPK menggunakan E-GNSS dan metode statik.
Atas dasar kesimpulan pada uji t di atas dapat dimaknai bahwa terdapat perbedaan
yang nyata antara pengukuran dengan metode PPK menggunakan E-GNSS dan
pengukuran dengan metode statik. Akan tetapi, belum menjelaskan perbedaan tersebut
masih dapat diterima/ditoleransi berdasarkan ketentuan dalam PMNA/KBPN Nomor 3
Tahun 1997. Dimana berdasarkan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997, kesalahan titik
yang diperkenankan untuk daerah pertanian adalah sebesar 25 cm atau 0,250 m. Untuk
menjelaskan hal tersebut maka nilai perbedaan koordinat (ΔLi) di uji kembali
menggunakan teknik one sampel t-test dengan uji satu pihak (one tail test), dimana Hipotesis
nol (H0) berbunyi perbedaan koordinat kurang dari sama dengan 0,250 m (ΔLi ≤ 0,250 m)
dan Hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi perbedaan koordinat lebih dari 0,250 m (ΔLi >
0,250 m). Hasil perhitungan uji t (one sampel) nilai perbedaan koordinat terhadap toleransi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Uji t Nilai Perbedaan Koordinat (ΔLi) Hasil Pengukuran menggunakan
metode PPK dengan E-GNSS dan Metode Statik
ΣΔLi 2,031
n 120
ΔLi 0,017
one sampel t-test (one tail)
Hyp Mean 0,250
S 0,008296396
Df 119
t hitung -307,747350
t tabel 1,657759
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 5,pada taraf signifikansi 5% diketahui bahwa nilai
t hitung lebih kecil dari nilai t tabel atau dengan kata lain jatuh pada daerah penerimaan
Hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai perbedaan koordinat
Page 16
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 171
hasil pengukuran dengan metode PPK dengan E-GNSS masih dapat diterima/ditoleransi
berdasarkan ketentuan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.
Atas dasar hasil analisis pada penelitian ini, pemanfaatan E-GNSS dengan metode
PPK dapat memberikan solusi pengukuran pada daerah obstruksi terbuka dengan
ketelitian yang memenuhi toleransi teknisPMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.
Pemanfaatan metode PPK dapat menjadi alternatif solusi atas keterbatasan akuisisi data
dengan metode RTK. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan praktis di lapangan, diantaranya:
1. Ketelitian yang dihasilkan receiver tipe geodetik ditentukan oleh kemampuannya
untuk merekam data gelombang (L1, L2 dan/atau L5) dari satelit GNSS, banyaknya
channel yang bisa ditangkap serta penggunaan antena tipe geodetik yang mampu
meminimalisir data gelombang kurang baik (Weston & Schwieger, 2010). Karena E-
GNSS (type L1) hanya mampu menangkap gelombang L1 dengan jumlah saluran
sebanyak 72 channel, maka penggunaan antena tipe geodetik dapat meningkatkan
ketelitian yang dihasilkan.
2. Dalam penentuan posisi secara kinematik untuk menghasilkan ketelitian tinggi, maka
ambiguitas fase harus ditentukan dengan menggunakan jumlah data yang terbatas
dan juga selagi rover bergerak. Mekanisme penentuan ambiguitas fase ini disebut
dengan mekanisme on-the-fly ambiguity resolution. Pada umumnya dengan satu
referensi, metode ini hanya bisa digunakan untuk jarak baseline sampai sekitar 10-15
km, dikarenakan untuk baseline yang lebih panjang umumnya nilai ambiguitas fase
akan semakin sukar ditentukan secara benar, karena residu dari kesalahan dan bias
yang tersisa setelah proses pengurangan data akan relatif semakin signifikan(Abidin
2007).
3. Pada metode PPK, hasil pengamatan perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu
untuk menghasilkan koordinat. Oleh karena itu, proses dalam metode PPK akan
membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada metode RTK.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ketelitian yang dihasilkan dalam pengamatan menggunakan peralatan survei
berbiaya rendah “E-GNSS” dengan metode PPK semakin berkurang sebanding
dengan semakin panjang baseline.
Page 17
172 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi
2. Terdapat perbedaan signifikan antara nilai koordinat hasil pengukuran dengan
metode PPK menggunakan E-GNSS dan metode statik, akan tetapi masih memenuhi
toleransi kesalahan titik yang ditetapkan dalam PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.
3. Pemanfaatan receiver E-GNSS dengan metode PPK dapat menjadi alternatif dalam
pengukuran bidang tanah demi terwujudnya pengukuran yang cepat, teliti dan
berbiaya rendah.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Catur Aries Rokhmana, S.T.,M.T.
serta UPA Laboratorium STPN atas bantuannya dalam hal peminjaman peralatan
ukuryang digunakan dalam melakukan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, HZ 2007, Penentuan posisi dengan gps dan aplikasinya: cetakan ketiga, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Atunggal, D, Basith, A, Rokhmana, CA, & Pratiwi, DM 2015, Studi awal penggunaan modul
GPS murah untuk pengukuran RTK NTRIP, dilihat pada 16 Juli 2018,
https://www.researchgate.net/publication/320558668_Studi_Awal_Penggunaan_M
odul_GPS_Murah_untuk_Pengukuran_RTK_NTRIP.
Atunggal, D, Ausi, NH, Ma'ruf, B, & Rokhmana, CA 2017, Application of low cost RTK GPS
module for precise geotagging using smartphone',9th Multi-GNSS Asia (MGA)
Conference, Jakarta, dilihat pada 16 Juli 2018, http://www.multignss.asia/
mga9/abstracts.pdf
Badan Standarisasi Nasional 2002, Standar Nasional Indonesia: Jaring Kontrol Horizontal,
Jakarta.
Bramanto, B ,Gumilar, I, Sidiq,TP, Abidin, HZ, Hermawan, MDA, dan Wijayanto, BM
2016, 'On the Performance of a Single-Frequency Low-Cost GPS',Prosiding Seminar
Nasional 3rd CGISE dan FIT ISI 2016, Yogyakarta.
Irianto, A 2010,Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Page 18
Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 173
Kuncoro, H, Meilano, I, dan Sarsito, DA 2012, 'Analisis Metode GPS Kinematik
Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB',Indonesian Journal Of Geospatial, Vol.
3,No. 1, hlm 10-25, dilihat pada 16 Juli 2018, http://journals.itb.ac.id/index.php/
ijog/article/download/2184/1119.
Langley, RB 1998, 'RTK GPS',GPS World September 1998, hlm. 70-76, dilihat pada 16 Juli
2018, http://www2.unb.ca/gge/Resources/gpsworld.september98pdf.
Madena, AY, Sabri, LM dan Yuwono, BD 2014, 'Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik
Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real Time Kinematic Menggunakan Stasiun
CORS Geodesi UNDIP di Kota Semarang',Jurnal Geodesi Undip,Vol. 3 No. 1, dilihat
pada 16 Juli 2018, http://id.portalgaruda.org/index.php?page=29&ipp=10&ref=
browse&mod=viewjournal&journal=4685.
Odolinski, R, dan Teunissen, PJ 2017, 'Low-Cost, High-Precision, Single-Frequency GPS-
BDS RTK Positioning',GPS Solutions 21 (3), hlm. 1315-1330, dilihat tanggal 16 Juli
2018, https://espace.curtin.edu.au/handle/20.500.11937/543.
potretudara.com 2017,Low-Cost GPS-GIS. 2017, dilihat tanggal 16 Juli 2018,
https://www.potretudara.com/low-cost-gps-gis/.
Surakhman, A 2017, 'Komparasi Kualitas Hasil Pengukuran Antara Receiver GNSS Low
Cost BAP Precision S852 Dan Receiver GNSS Tipe Geodetik Leica GS08 dalam
Variasi Kondisi di Lapangan',Skripsi pada fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada.
Tarigan, V 2010, 'Evaluasi Ketelitian dan Keakuratan Posisi Real Time Kinematic (RTK)
dengan Receiver GPS Javad Triumph 1',Skripsi pada fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada.
Weston, ND, dan Schwieger, V 2010,'Cost Effective GNSS Positioning Techniques', The
International Federation of Surveyors (FIG), Copenhagen, dilihat tanggal 16 Juli 2018,
https://www.fig.net/pub/figpub/pub49/figpub49.pdf.