Top Banner
Jurnal Tunas Agraria Vol. 1 No.1 September 2018 e-ISSN 2622-9714 PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK PENGUKURAN KADASTRAL BERBIAYA RENDAH Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 55293 Yogyakarta Abstract:Limitations on the number of GNSS receivers, the uneven distribution of Land Reference Satellite Network (JRSP) infrastructure, and the limitations of data communication networks in the Real-Time Kinematic methodis an obstacle in cadastral measurements at the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/ National Land Agency.Expandable-GNSS (E-GNSS) utilization, one of the low-cost GNSS receivers, with the Post-Processing Kinematic (PPK) method can be an alternative solution to these constraints.The research objective are to test the accuracy of observations using E-GNSS with PPK method.The method used is to compare the of observations results using E-GNSS with the PPK method and the observations results of static methods. The researchconducted by taking 120 sample points in paddy field areas with minimal obstruction (Open view of sky) based on the classification of baseline length 0-1000 m, 1001-2000 m and 2001- 3000 m. Based on the analysis shows an increase in coordinate difference proportional to the length of the baseline. Statistical analysis also shows that there are significant differences between the coordinates of both methods, but still meet the fault tolerance point of 0.250 m (based on PMNA / KBPN Technical Guidance Number 3 of 1997). Keywords: cadastral, low-cost GNSS receiver, post-processing kinematic Intisari:Keterbatasan jumlahreceiver GNSS, belum meratanya infrastruktur Jaringan Referensi Satelit Pertanahan, serta keterbatasan jaringan komunikasi data pada metode Real-Time Kinematic menjadi kendala dalam pengukuran kadastral pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Pemanfaatan Expandable-GNSS (E-GNSS), salah satu receiver GNSS berbiaya rendah, dengan metode Post-Processing Kinematic (PPK) dapat menjadi alternatif penyelesaian beberapa kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengujiketelitian hasil pengamatan menggunakan E-GNSS dengan metode PPK. Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan hasil pengamatan menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan hasil pengamatan metode statik. Penelitian dilakukan dengan mengambil 120 titik sampel pada area persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky) berdasarkan klasifikasi panjang baseline 0- 1000 m, 1001-2000 m dan 2001-3000 m. Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perbedaan koordinat sebanding dengan semakin panjang baseline. Analisis statistik juga menunjukkan terdapat perbedaan signifikan koordinat yang dihasilkan kedua metode, akan tetapi masih memenuhi toleransi kesalahan titik berdasarkan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 sebesar 0,250 m. Kata kunci: kadastral, receiver GNSS berbiaya rendah, post-processing kinematic A. Pendahuluan Tingginya volume pekerjaan pengukuran menuntut Kementerian ATR/BPN untuk bekerja secara cepat dengan tetap memperhatikan ketelitian yang dihasilkan. Pemanfaatan teknologi Global Navigation Sattelite System (GNSS) sangat membantu dalam terciptanya pengukuran yang cepat dan teliti. Akan tetapi, untuk memanfaatkan teknologi GNSS
18

PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Apr 05, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Jurnal Tunas Agraria Vol. 1 No.1 September 2018 e-ISSN 2622-9714

PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK PENGUKURAN

KADASTRAL BERBIAYA RENDAH

Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 55293 Yogyakarta

Abstract:Limitations on the number of GNSS receivers, the uneven distribution of Land Reference

Satellite Network (JRSP) infrastructure, and the limitations of data communication networks in the

Real-Time Kinematic methodis an obstacle in cadastral measurements at the Ministry of Agrarian

Affairs and Spatial Planning/ National Land Agency.Expandable-GNSS (E-GNSS) utilization, one of

the low-cost GNSS receivers, with the Post-Processing Kinematic (PPK) method can be an

alternative solution to these constraints.The research objective are to test the accuracy of

observations using E-GNSS with PPK method.The method used is to compare the of observations

results using E-GNSS with the PPK method and the observations results of static methods. The

researchconducted by taking 120 sample points in paddy field areas with minimal obstruction

(Open view of sky) based on the classification of baseline length 0-1000 m, 1001-2000 m and 2001-

3000 m. Based on the analysis shows an increase in coordinate difference proportional to the length

of the baseline. Statistical analysis also shows that there are significant differences between the

coordinates of both methods, but still meet the fault tolerance point of 0.250 m (based on PMNA /

KBPN Technical Guidance Number 3 of 1997).

Keywords: cadastral, low-cost GNSS receiver, post-processing kinematic

Intisari:Keterbatasan jumlahreceiver GNSS, belum meratanya infrastruktur Jaringan Referensi

Satelit Pertanahan, serta keterbatasan jaringan komunikasi data pada metode Real-Time Kinematic

menjadi kendala dalam pengukuran kadastral pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional. Pemanfaatan Expandable-GNSS (E-GNSS), salah satu receiver GNSS berbiaya

rendah, dengan metode Post-Processing Kinematic (PPK) dapat menjadi alternatif penyelesaian

beberapa kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengujiketelitian hasil pengamatan

menggunakan E-GNSS dengan metode PPK. Metode penelitian yang digunakan adalah

membandingkan hasil pengamatan menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan hasil

pengamatan metode statik. Penelitian dilakukan dengan mengambil 120 titik sampel pada area

persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky) berdasarkan klasifikasi panjang baseline 0-

1000 m, 1001-2000 m dan 2001-3000 m. Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan perbedaan koordinat sebanding dengan semakin panjang baseline. Analisis statistik

juga menunjukkan terdapat perbedaan signifikan koordinat yang dihasilkan kedua metode, akan

tetapi masih memenuhi toleransi kesalahan titik berdasarkan Petunjuk Teknis PMNA/KBPN

Nomor 3 Tahun 1997 sebesar 0,250 m.

Kata kunci: kadastral, receiver GNSS berbiaya rendah, post-processing kinematic

A. Pendahuluan

Tingginya volume pekerjaan pengukuran menuntut Kementerian ATR/BPN untuk

bekerja secara cepat dengan tetap memperhatikan ketelitian yang dihasilkan. Pemanfaatan

teknologi Global Navigation Sattelite System (GNSS) sangat membantu dalam terciptanya

pengukuran yang cepat dan teliti. Akan tetapi, untuk memanfaatkan teknologi GNSS

Page 2: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 157

membutuhkan biaya yang tidak murah. Hal tersebut tidak terlepas dari mahalnya harga

receiver GNSS serta biaya pembangunan infrastruktur penunjangnya.

Saat ini, mulaibanyak dikembangkan receiver GNSS berbiaya rendah (low cost GNSS

receiver), dengan harga kurang dari $2,000 (< Rp. 28.000.000,00) jauh lebih rendah

dibanding dari receiverGNSS pada umumnya dengan harga di atas $40,000 (> Rp.

560.000.000,00) (Bramanto, et al. 2016, 139). Receiver GNSS berbiaya rendah merupakan

salah satu jenisreceiver GNSS yang mampu mengamat data gelombang satelit GNSS

dengan spesifikasi tertentu (Surakhman 2017, 1). Salah satu spesifikasi dari produk receiver

GNSS berbiaya rendah adalah hanya mampu menangkap gelombang fase L1 dan tidak

dilengkapi dengan high precision antenna(Weston dan Schwieger 2010, 21). Dalam

perkembangannya saat ini, kemampuan receiver GNSS berbiaya rendah semakin

meningkat dengan tambahan kemampuan menangkap satelit Beidou (B1) (Odolinski dan

Teunissen 2017, 1315).

Salah satureceiver GNSS berbiaya rendahadalah Expandable-GNSS (E-GNSS). E-GNSS

pada dasarnya merupakan modifikasi pengembangan modul GPS (Original Equipment

Manufacturer (OEM) GPS), yang dihubungkan dengan antena eksternal dan smartphone

sebagai controller-nya.E-GNSS memiliki konsep berbiaya rendah serta dapat di expand

(dikembangkan) dengan instrumen tambahan lain sesuai kebutuhan pengguna

(potretudara.com 2017). Dalam penggunaannya, akuisisi data dijalankan berdasar

perintah dalam software berbasis android, Geotagging+. Geotagging+ merupakan aplikasi

pengolah data yang dibangun berdasarkan paket kode dalam RTKLIB dan serta library

RTK+ (Atunggal, et al. 2017, 90).Sama halnya dengan receiver pada umumnya, E-GNSS

dapat digunakan untuk pengukuran dengan berbagai macam metode seperti Post-

Processing (Static atau Kinematic) serta Real-Time Kinematic (RTK).

Gambar 1. Metode Penentuan Posisi (Langley 1998)

Pengolahan data dalam pengukuran bidang tanah menggunakan GNSS dapat

dilakukan secara Post-Processing (sesudah pengamatan) maupun Real-Time (saat

pengamatan). Pada metode post-processing untuk mendapatkan koordinat posisi harus

Page 3: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

158 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

dilakukan pemrosesan menggunakan software pengolah data terlebih dahulu. Metode

yang dapat digunakan antara lain: metode static (statik), rapid static (statik singkat), stop

and go, kinematic dan pseudo-kinematic.Metode statik merupakan satu-satunya metode yang

telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), di mana durasi pengamatan paling

singkat yang disyaratkan adalah 15 menit (Badan Standardisasi Nasional 2002).

Metode RTK menawarkan hasil yang lebih cepat, karena perhitungan dilakukan

sesaat pada saat pengukuran (real-time) dengan ketelitian posisi yang cukup tinggi. Akan

tetapi, pemanfaatan metode RTK membutuhkan komunikasi data antara base station dan

roverbaik menggunakan jaringan internet (Metode RTK-NTRIP) maupun gelombang radio

(Metode RTK-Radio). Pada metode RTK-NTRIP, selain membutuhkan koneksi internet

yang stabil, rover juga harus berada pada cakupan jaringan referensi. Jaringan referensi

pada Kementerian ATR/BPN disebut Jaringan Referensi Satelit Pertanahan (JRSP), dimana

sebaran JRSP khususnya di luar pulau Jawa masih belum merata. Pemanfaatan metode

RTK-Radio juga memiliki keterbatasan terkait jangkauan gelombang radio yang

dipancarkan oleh pemancar. Pada umumnya, jangkauan dari sinyal koreksi RTK Radio

GNSS yang dikirimkan dari base station ke rover memiliki jarak efektif maksimal 1,5 km

(Tarigan 2010).

Pada keadaan tersebut metode yang dapat dijadikan alternatif adalah metode Post

Processing Kinematic (PPK).Prinsip dan cara kerja metode PPK tidaklah jauh berbeda

dengan metode RTK dimana penentuan posisi dilakukan secara diferensial dengan

minimal terdapat 2 buah receiver yang bekerja dalam waktu yang bersamaan.

Perbedaannya adalah tidak diperlukan hubungan data antara base station dan rover secara

real-time. Hal tersebut tentunya mengandung konsekuensi bahwa hasil pengamatan tidak

dapat didapat sesaat setelah pengamatan tetapi dibutuhkan pengolahan data sesudah

pengamatan. Metodekinematiksudah sering digunakan dalam berbagai keperluan riset

geodetik, diantaranya untuk pemantauan deformasi lempeng tektonik(Kuncoro, Meilano

dan Sarsito 2012, 12) dan penentuan posisi pada wahana tanpa awak (unmanned

vehicle)(Atunggal, Basith, et al. 2015).

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalukan percobaan dengan perbandingan

(comparative experiment). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 titik batas bidang tanah

pada area persawahan dengan obstruksi minimal (Open view of sky). Sampel tersebut

selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan panjang baseline 0-1000 m, 1001-2000 m dan

2001-3000 m. Langkah-langkah penelitian dapat di lihat pada gambar 2.

Page 4: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 159

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu prasurvei,

survei, dan pengolahan data. Tahap prasurvei meliputi persiapan peralatan dan data yang

diperlukan untuk proses survei (pengambilan data) dan pengolahan data. Peralatan yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software), antara lain:

1. 2 (dua) unit Receiver Expandabe-GNSS L1

2. Receiver GNSS tipe geodetik double frequency, terdiri dari: 2 (dua) unit receiver merk

Topcon GNSS Hiper Ga, 1 (satu) unit receiver merk Trimble Net R9, 1 (satu) unit

receiver merk Trimble R4, 1 (satu) unit receiver merk Leica Viva NetRover.

3. Smartphone merk Xiaomi A4 dan Oppo A37f dilengkapi Software Geotagging +

4. Laptop merk Asus A43S dilengkapi Software RTKLIB, Software Leica Geo Office

(LGO), Software Trimble Bussiness Center (TBC) versi 3.9,Software PCCDU,Software

Topcon Tools versi 7.2 dan dongle-nya, Software Autodesk Map 3D 2012, serta Software

Microsoft Office.

Page 5: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

160 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

Pada tahapan prasurvei ini juga dilakukan pembuatan titik ikat yang akan

digunakan sebagai titik referensi (base station) selama pengamatan. Titik ikat diikatkan

pada Titik Dasar Teknik (TDT) Orde 3 disekitar lokasi penelitian dengan kondisi fisik

yang baik dan posisi yang ideal. Titik dasar teknik yang dipilih adalah TDT nomor

1304147 dan 1304181 yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan titik ikat 1 (TI1),

titik ikat 2 (TI2), dan titik ikat 3 (TI3). Dalam tahapan prasurvei juga ditentukan sampel

titik batas yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Pada tahapan survei dilakukan pengukuran menggunakan receiver E-GNSS dengan

metode PPK. Receiver yang digunakan sebanyak 2 unit (1 base dan 1 rover) dengan waktu ±

15 detik untuk setiap titik batas. TI1 dipilih sebagai base station dalam pengukuran

menggunakan E-GNSS ini. Sebagai pembanding, dilakukan pengukuran dengan metode

statik moda radial, dimana 1 receiver berfungi sebagai base dan 4 receiver sebagai rover. Base

yang digunakan dalam pengukuran statik dipilih dari ketiga titik ikat berdasarkan jarak

baseline terpendek dari sampel bidang tanah yang diukur. Pengukuran dengan metode

statik dilaksanakan dengan waktu ±15 menit untuk setiap titik batas.

Tahapan pengolahan diawali dengan mengunduh raw data hasil pengamatan

dengan E-GNSS maupun metode statik. Raw data kemudian dikonversi ke dalam format

rinex (receiver independent exchange). Data rinex tersebut kemudian diolah menggunakan

software RTKLIB untuk data pengamatan E-GNSS dan menggunakan software Topcon

Tools untuk data pengamatan statik.

Analisis data dilakukan dengan Uji Analisis Varians (Anava) untuk menguji ada

tidaknya perbedaan rata-rata hitung pada ketiga kelompok sampel. Kesimpulan yang

ditarik dari hasil analisis varians masih bersifat umum, dimana apabila dari hasil analisis

varians disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai F tidak dapat memberikan

informasi kelompok mana yang berbeda(Irianto 2010). Pengujian lanjut pasca Anava

dilakukan dengan teknik Tukey’s HSD (Honestly Significant Difference Test)untuk

memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kelompok mana yang berbeda signifikan.

....................................................................................................... (1)

........................................................................................................... (2)

............................................................................................................................ (3)

.................................................................................................................... (4)

Untuk menguji nilai perbedaan antara kedua data hasil pengamatan diuji

menggunakan Paired Sample t-test dengan tingkat signifikansi (α) 5% serta dilakukan uji

Page 6: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 161

toleransi berdasarkan ketentuan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 menggunakan uji one

tail t-test.

......................................................................................................................... (5)

............................................................................................................... (6)

........................................................................................................................ (7)

Hasil dari penelitian ini berupa koordinat hasil pengamatan menggunakan E-GNSS

dengan metode PPK dan hasil pengamatan dengan metode statik serta hasil analisa uji

statistik dari kedua nilai koordinat hasil pengamatan.

Ketelitian Hasil Pengamatan Menggunakan “E-GNSS” dengan Metode PPK

Hasil perhitungan data pengukuran menghasilkan 2 (dua) nilai koordinat yang

berbeda untuk setiap titik batas bidang tanah, yaitu koordinat hasil pengukuran

menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan koordinat hasil pengukuran metode

statik. Nilai koordinat hasil pengolahan data pada kedua metode untuk setiap titik batas

bidang tanah disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Koordinat Hasil Pengolahan Data

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

1 1.01 28,181 284107,431 641550,584 284107,430 641550,587 0,001 -0,003 0,003

2 1.02 141,881 284259,366 641508,401 284259,368 641508,400 -0,002 0,001 0,002

3 1.03 145,703 284252,153 641487,387 284252,156 641487,392 -0,003 -0,005 0,006

4 1.04 51,748 284098,820 641526,032 284098,821 641526,026 -0,001 0,006 0,006

5 1.05 107,941 284079,242 641472,003 284079,240 641472,015 0,002 -0,012 0,012

6 1.06 179,302 284227,777 641416,706 284227,772 641416,711 0,005 -0,005 0,007

7 1.07 199,606 284216,523 641387,171 284216,529 641387,172 -0,006 -0,001 0,006

8 1.08 140,979 284068,375 641440,472 284068,365 641440,474 0,010 -0,002 0,010

9 1.09 250,005 284046,484 641331,623 284046,476 641331,596 0,008 0,027 0,028

Page 7: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

162 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

10 1.10 261,694 284192,297 641312,901 284192,276 641312,925 0,021 -0,024 0,032

11 1.11 300,480 284175,612 641270,124 284175,591 641270,120 0,021 0,004 0,021

12 1.12 280,306 284037,495 641302,624 284037,506 641302,629 -0,011 -0,005 0,012

13 1.13 311,010 284026,266 641274,035 284026,274 641274,032 -0,008 0,003 0,009

14 1.14 348,532 284158,031 641219,725 284158,026 641219,735 0,005 -0,010 0,011

15 1.15 375,818 284147,557 641191,743 284147,563 641191,738 -0,006 0,005 0,008

16 1.16 349,563 284017,710 641236,205 284017,701 641236,199 0,009 0,006 0,011

17 1.17 424,989 284000,455 641162,457 284000,462 641162,462 -0,007 -0,005 0,009

18 1.18 459,668 284121,154 641107,574 284121,145 641107,578 0,009 -0,004 0,010

19 1.19 490,656 284119,742 641076,621 284119,732 641076,612 0,010 0,009 0,013

20 1.20 461,706 283996,362 641125,270 283996,372 641125,278 -0,010 -0,008 0,013

21 1.21 533,766 283990,038 641052,131 283990,051 641052,125 -0,013 0,006 0,014

22 1.22 528,083 284104,307 641039,716 284104,303 641039,710 0,004 0,006 0,007

23 1.23 551,103 284108,594 641016,473 284108,581 641016,478 0,013 -0,005 0,014

24 1.24 574,522 283984,873 641011,317 283984,882 641011,322 -0,009 -0,005 0,010

25 1.25 638,033 284001,119 640942,313 284001,127 640942,320 -0,008 -0,007 0,011

26 1.26 633,368 284107,200 640934,200 284107,210 640934,206 -0,010 -0,006 0,012

27 1.27 672,559 284000,532 640907,208 284000,543 640907,218 -0,011 -0,010 0,015

28 1.28 669,838 284099,223 640898,026 284099,238 640898,035 -0,015 -0,009 0,017

29 1.29 734,184 283995,283 640845,486 283995,270 640845,482 0,013 0,004 0,014

30 1.30 729,635 284094,428 640838,409 284094,437 640838,399 -0,009 0,010 0,013

31 1.31 764,368 284093,433 640803,679 284093,442 640803,674 -0,009 0,005 0,010

32 1.32 768,141 283990,092 640811,893 283990,105 640811,903 -0,013 -0,010 0,016

33 1.33 809,231 283990,767 640770,043 283990,777 640770,031 -0,010 0,012 0,016

Page 8: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 163

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

34 1.34 804,889 284093,172 640763,115 284093,185 640763,120 -0,013 -0,005 0,014

35 1.35 832,954 284078,171 640735,835 284078,186 640735,829 -0,015 0,006 0,016

36 1.36 837,728 283988,190 640741,569 283988,180 640741,558 0,010 0,011 0,015

37 1.37 927,605 283980,500 640651,723 283980,532 640651,709 -0,032 0,014 0,035

38 1.38 924,139 284082,220 640644,250 284082,210 640644,265 0,010 -0,015 0,018

39 1.39 959,115 284080,290 640609,350 284080,310 640609,341 -0,020 0,009 0,022

40 1.40 960,914 283977,670 640618,413 283977,661 640618,431 0,009 -0,018 0,020

41 2.01 1024,447 283971,413 640555,072 283971,421 640555,092 -0,008 -0,020 0,022

42 2.02 1022,410 284076,279 640546,177 284076,273 640546,171 0,006 0,006 0,008

43 2.03 1052,839 284073,267 640515,873 284073,280 640515,858 -0,013 0,015 0,020

44 2.04 1054,712 283969,227 640524,791 283969,235 640524,803 -0,008 -0,012 0,014

45 2.05 1127,229 283962,452 640452,449 283962,478 640452,478 -0,026 -0,029 0,039

46 2.06 1125,924 284067,167 640443,009 284067,157 640443,000 0,010 0,009 0,013

47 2.07 1143,228 284065,898 640425,750 284065,906 640425,739 -0,008 0,011 0,014

48 2.08 1145,714 283961,324 640433,950 283961,331 640433,959 -0,007 -0,009 0,011

49 2.09 1220,469 283955,838 640359,189 283955,840 640359,210 -0,002 -0,021 0,021

50 2.10 1219,389 284051,087 640350,328 284051,092 640350,337 -0,005 -0,009 0,010

51 2.11 1245,035 284056,609 640324,309 284056,615 640324,299 -0,006 0,010 0,012

52 2.12 1244,422 283953,860 640335,268 283953,861 640335,295 -0,001 -0,027 0,027

53 2.13 1326,795 283946,786 640253,125 283946,800 640253,101 -0,014 0,024 0,028

54 2.14 1325,559 284043,177 640244,449 284043,162 640244,459 0,015 -0,010 0,018

55 2.15 1349,186 284039,782 640220,998 284039,786 640221,005 -0,004 -0,007 0,008

56 2.16 1350,260 283945,283 640229,612 283945,317 640229,617 -0,034 -0,005 0,034

57 2.17 1434,581 283937,838 640145,521 283937,848 640145,532 -0,010 -0,011 0,015

Page 9: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

164 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

58 2.18 1431,363 284043,104 640138,453 284043,117 640138,446 -0,013 0,007 0,015

59 2.19 1457,166 284037,925 640112,921 284037,942 640112,915 -0,017 0,006 0,018

60 2.20 1458,683 283935,994 640121,452 283935,993 640121,462 0,001 -0,010 0,010

61 2.21 1513,198 283931,845 640067,007 283931,860 640067,016 -0,015 -0,009 0,017

62 2.22 1511,591 284035,371 640058,537 284035,362 640058,545 0,009 -0,008 0,012

63 2.23 1537,157 284034,166 640032,993 284034,176 640033,003 -0,010 -0,010 0,014

64 2.24 1539,843 283929,142 640040,504 283929,157 640040,497 -0,015 0,007 0,017

65 2.25 1629,448 283920,437 639951,271 283920,434 639951,270 0,003 0,001 0,003

66 2.26 1627,775 284024,853 639942,789 284024,848 639942,795 0,005 -0,006 0,008

67 2.27 1663,265 284022,107 639907,394 284022,117 639907,408 -0,010 -0,014 0,017

68 2.28 1663,686 283917,711 639917,105 283917,699 639917,100 0,012 0,005 0,013

69 2.29 1718,927 283913,359 639861,991 283913,338 639861,967 0,021 0,024 0,032

70 2.30 1721,421 284019,491 639849,286 284019,492 639849,300 -0,001 -0,014 0,014

71 2.31 1745,506 284017,670 639825,272 284017,655 639825,284 0,015 -0,012 0,019

72 2.32 1741,546 283911,529 639839,408 283911,498 639839,400 0,031 0,008 0,032

73 2.33 1802,715 283906,205 639778,418 283906,224 639778,412 -0,019 0,006 0,020

74 2.34 1806,602 284012,371 639764,391 284012,370 639764,402 0,001 -0,011 0,011

75 2.35 1836,410 284009,309 639734,723 284009,301 639734,732 0,008 -0,009 0,012

76 2.36 1833,229 283903,405 639748,023 283903,414 639748,012 -0,009 0,011 0,014

77 2.37 1928,759 283895,095 639652,791 283895,107 639652,781 -0,012 0,010 0,016

78 2.38 1930,460 284001,105 639641,015 284001,092 639641,020 0,013 -0,005 0,014

79 2.39 1953,809 283997,620 639617,821 283997,615 639617,852 0,005 -0,031 0,031

80 2.40 1952,343 283892,898 639629,280 283892,908 639629,290 -0,010 -0,010 0,014

81 3.01 2013,403 283887,919 639568,368 283887,930 639568,385 -0,011 -0,017 0,020

Page 10: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 165

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

82 3.02 2014,910 283994,756 639556,780 283994,746 639556,806 0,010 -0,026 0,028

83 3.03 2047,006 283992,170 639524,811 283992,174 639524,810 -0,004 0,001 0,004

84 3.04 2045,580 283885,604 639536,232 283885,596 639536,256 0,008 -0,024 0,025

85 3.05 2113,875 283880,300 639468,097 283880,301 639468,107 -0,001 -0,010 0,010

86 3.06 2116,269 283987,024 639455,736 283987,034 639455,737 -0,010 -0,001 0,010

87 3.07 2137,771 283985,218 639434,307 283985,211 639434,309 0,007 -0,002 0,007

88 3.08 2137,143 283878,551 639444,873 283878,564 639444,882 -0,013 -0,009 0,016

89 3.09 2216,436 283871,493 639365,854 283871,484 639365,874 0,009 -0,020 0,022

90 3.10 2219,518 283978,044 639352,837 283978,060 639352,860 -0,016 -0,023 0,028

91 3.11 2253,195 283975,647 639319,247 283975,656 639319,269 -0,009 -0,022 0,024

92 3.12 2251,143 283868,702 639331,270 283868,716 639331,254 -0,014 0,016 0,021

93 3.13 2319,922 283862,839 639262,707 283862,826 639262,696 0,013 0,011 0,017

94 3.14 2322,307 283969,902 639250,352 283969,917 639250,389 -0,015 -0,037 0,040

95 3.15 2351,617 283967,080 639221,191 283967,084 639221,205 -0,004 -0,014 0,015

96 3.16 2350,095 283860,306 639232,622 283860,315 639232,612 -0,009 0,010 0,013

97 3.17 2406,800 283856,417 639175,993 283856,424 639175,981 -0,007 0,012 0,014

98 3.18 2407,252 283962,799 639165,717 283962,802 639165,733 -0,003 -0,016 0,016

99 3.19 2429,497 283960,290 639143,598 283960,280 639143,610 0,010 -0,012 0,016

100 3.20 2430,271 283854,532 639152,558 283854,565 639152,569 -0,033 -0,011 0,035

101 3.21 2516,334 283846,755 639066,808 283846,769 639066,838 -0,014 -0,030 0,033

102 3.22 2513,804 283954,439 639059,487 283954,461 639059,504 -0,022 -0,017 0,028

103 3.23 2549,368 283951,181 639024,086 283951,186 639024,083 -0,005 0,003 0,006

104 3.24 2551,217 283843,380 639032,105 283843,361 639032,118 0,019 -0,013 0,023

105 3.25 2624,987 283838,557 638958,408 283838,532 638958,426 0,025 -0,018 0,031

Page 11: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

166 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

No.

No.

Titik

Panjang

Baseline

(m)

Hasil Pengukuran

Metode PPK

Hasil Pengukuran

Metode Statik ΔXi ΔYi ΔLi

X’ (m) Y’ (m) X (m) Y (m)

106 3.26 2620,832 283944,894 638952,871 283944,913 638952,884 -0,019 -0,013 0,023

107 3.27 2653,227 283942,552 638920,554 283942,588 638920,572 -0,036 -0,018 0,040

108 3.28 2654,992 283836,112 638928,523 283836,098 638928,506 0,014 0,017 0,022

109 3.29 2729,070 283842,415 638853,312 283842,428 638853,303 -0,013 0,009 0,016

110 3.30 2731,296 283936,662 638842,713 283936,674 638842,727 -0,012 -0,014 0,018

111 3.31 2755,262 283935,018 638818,812 283935,037 638818,816 -0,019 -0,004 0,019

112 3.32 2757,202 283849,838 638824,228 283849,847 638824,247 -0,009 -0,019 0,021

113 3.33 2834,408 283863,179 638745,332 283863,190 638745,355 -0,011 -0,023 0,025

114 3.34 2833,424 283928,395 638740,921 283928,405 638740,929 -0,010 -0,008 0,013

115 3.35 2863,471 283925,627 638710,986 283925,629 638711,004 -0,002 -0,018 0,018

116 3.36 2862,026 283860,896 638717,841 283860,922 638717,828 -0,026 0,013 0,029

117 3.37 2937,713 283850,955 638642,758 283850,964 638642,746 -0,009 0,012 0,015

118 3.38 2938,321 283919,474 638636,395 283919,480 638636,402 -0,006 -0,007 0,009

119 3.39 2969,202 283915,166 638605,762 283915,173 638605,752 -0,007 0,010 0,012

120 3.40 2969,575 283847,287 638611,073 283847,297 638611,090 -0,010 -0,017 0,020

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata perbedaan koordinat dari

keseluruhan kelompok sampel adalah sebesar 0,017 m atau 1,7 cm. Rata-rata perbedaan

koordinat untuk kelompok sampel 1 sebesar 0,013 m (1,3 cm), kelompok sampel 2 sebesar

0,017 cm (1,7 cm) serta kelompok sampel 3 sebesar 0,020 m (2 cm). Perbedaan koordinat

terkecil adalah sebesar 0,002 m (0,2 cm) yaitu nilai perbedaan koordinat pada titik sampel

1B, sedangkan nilai perbedaan koordinat terbesar adalah sebesar 0,040 m (4 cm) pada titik

sampel 24B dan 27C.

Nilai perbedaan koordinat hasil pengukuran yang didapatkan mendekati akurasi

hasil pengukuran dengan metode PPK yang tercantum dalam spesifikasi teknis E-GNSS

yaitu sebesar 0,015 m+1ppm. Berdasarkan spesifikasi tersebut dapat diketahui bahwa

terdapat pengaruh jangkauan/ panjang baseline terhadap akurasi pengukuran yang

Page 12: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 167

didapatkan. Grafik hubungan antara panjang baseline dan perbedaan koordinat yang

didapatkan dapat dilihat pada gambar 3.

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

0.045

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Per

bed

aan

ko

ord

inat

(m

)

Panjang baseline (m)

Gambar 3. Grafik hubungan antara panjang baseline dan perbedaan koordinat

Rata-rata perbedaan koordinat pada ketiga kelompok sampel dibandingkan dan di

uji menggunakan teknik analisis varians dengan taraf signifikansi (α) 5%.

Tabel 2. Hasil Analisis Varians Perbedaan Koordinat (ΔL)

Kelompok Sampel

1

Kelompok Sampel

2

Kelompok Sampel

3

Jumlah 0,539 0,689 0,803

Rata-rata 0,013 0,017 0,020

Varians 0,000048 0,000064 0,000075

ANAVA

Sumber

Variasi SS df MS F p-value

Sb2 0,000878 2 0,000439 7,024264 0,001316

Sw2 0,007312 117 0,000063

Total 0,018970 119

Kelompok Sampel 1 Kelompok Sampel 2 Kelompok Sampel 3

Page 13: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

168 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

Berdasarkan hasil analisis varians pada tabel 2, dengan taraf signifikansi (α) 5%

diketahui bahwa nilai F hitung = 7,024264, nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai F

tabel = 3,073763, sehingga cukup bukti untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% terdapat setidaknya satu

perbedaan rata-rata hitung (mean) perbedaan koordinat antara ketiga kelompok sampel.

Kesimpulan yang didasarkan pada analisis varians di atas masih bersifat

umum/luas. Nilai F hanya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara ketiga

kelompok sampel, tetapi tidak menjelaskan kelompok mana yang berbeda. Untuk

memperoleh informasi lebih lanjut pengujian dilanjutkan dengan tes statistik Tukey’s HSD.

Nilai HSD dihitung menggunakan rumus 5 dengan nilai q berdasarkan tabel q score adalah

3,36, didapat nilai HSD sebesar 0,004. Selanjutnya, nilai HSD tersebut dibandingkan

dengan nilai perbedaan rata-rata perbedaan koordinat antar kelompok, sebagaimana

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Sampel

ΔLk1 ΔLk2 ΔLk3

ΔLk1 X 0,004 0,007

ΔLk2 0,004 X 0,002

ΔLk3 0,007 0,002 X

Berdasarkan tabel 3, nilai perbedaan rata-rata koordinat antara Kelompok Sampel 1

dan Kelompok Sampel 3 lebih besar dari nilai HSD, sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan signifikan. Sedangkan untuk nilai perbedaan rata-rata koordinat antara

Kelompok Sampel 1 dan Kelompok Sampel 2 serta antara Kelompok Sampel 2 dan

Kelompok Sampel 3 lebih kecil dari nilai HSD sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

perbedaan signifikan.

Uji statistik menggunakan teknik paired sample t-test (uji t) dengan taraf signifikansi

(α) 5% dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan nilai

koordinat hasil pengukuran menggunakan E-GNSS dengan metode PPK dan Metode

Statik.

Page 14: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 169

Tabel 4. Hasil Uji t Nilai Koordinat Hasil Pengukuran menggunakan metode PPK dengan E-GNSS (X',Y') dan Metode Statik (X;Y)

Titik X Y

ΔXi (ΔXi-ΔX)2 ΔYi (ΔYi-ΔY)2

Σ -0,467 0,018970 -0,528 0,019461

n 120 120

Δ -0,004 -0,004

paired sampel t-test (two tail)

S 0,012626 0,012788

p-v 0,000992 0,000256

t hit -3,376531 -3,769089

t tab ±1,980100 ±1,980100

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4, pada taraf signifikansi 5% diketahui bahwa nilai

t hitung untuk nilai perbedaan X dan Y hasil pengukuran dengan metode PPK mengguna-

kan E-GNSS dan hasil pengukuran statik menunjukkan angka yang lebih besar

disbandingkan t tabel = ±1,980100. Besar t hitung untuk nilai X yaitu -3,376531 dan untuk

Y yaitu -3,769089. Untuk mempermudah menentukan kedudukan t hitung dan t tabel

dapat dilihat pada gambar berikut.

1.980100-1.980100 0-3.376531

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Daerah Penolakan H0

Gambar 4a. Kedudukan t hitung untuk nilai X dalam kurva uji t

1.980100-1.980100 0-3.769089

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Daerah Penolakan H0

Gambar 5b. Kedudukan t hitung untuk nilai Y dalam kurva uji t

Page 15: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

170 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

Berdasarkan gambar 4, dapat diketahui bahwa nilai t hitung baik untuk nilai X

maupun nilai Y berada pada daerah penolakan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa, pada taraf signifikansi 5% terdapat perbedaan signifikan antara nilai koordinat

hasil pengukuran dengan metode PPK menggunakan E-GNSS dan metode statik.

Atas dasar kesimpulan pada uji t di atas dapat dimaknai bahwa terdapat perbedaan

yang nyata antara pengukuran dengan metode PPK menggunakan E-GNSS dan

pengukuran dengan metode statik. Akan tetapi, belum menjelaskan perbedaan tersebut

masih dapat diterima/ditoleransi berdasarkan ketentuan dalam PMNA/KBPN Nomor 3

Tahun 1997. Dimana berdasarkan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997, kesalahan titik

yang diperkenankan untuk daerah pertanian adalah sebesar 25 cm atau 0,250 m. Untuk

menjelaskan hal tersebut maka nilai perbedaan koordinat (ΔLi) di uji kembali

menggunakan teknik one sampel t-test dengan uji satu pihak (one tail test), dimana Hipotesis

nol (H0) berbunyi perbedaan koordinat kurang dari sama dengan 0,250 m (ΔLi ≤ 0,250 m)

dan Hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi perbedaan koordinat lebih dari 0,250 m (ΔLi >

0,250 m). Hasil perhitungan uji t (one sampel) nilai perbedaan koordinat terhadap toleransi

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Uji t Nilai Perbedaan Koordinat (ΔLi) Hasil Pengukuran menggunakan

metode PPK dengan E-GNSS dan Metode Statik

ΣΔLi 2,031

n 120

ΔLi 0,017

one sampel t-test (one tail)

Hyp Mean 0,250

S 0,008296396

Df 119

t hitung -307,747350

t tabel 1,657759

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 5,pada taraf signifikansi 5% diketahui bahwa nilai

t hitung lebih kecil dari nilai t tabel atau dengan kata lain jatuh pada daerah penerimaan

Hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai perbedaan koordinat

Page 16: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 171

hasil pengukuran dengan metode PPK dengan E-GNSS masih dapat diterima/ditoleransi

berdasarkan ketentuan PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.

Atas dasar hasil analisis pada penelitian ini, pemanfaatan E-GNSS dengan metode

PPK dapat memberikan solusi pengukuran pada daerah obstruksi terbuka dengan

ketelitian yang memenuhi toleransi teknisPMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.

Pemanfaatan metode PPK dapat menjadi alternatif solusi atas keterbatasan akuisisi data

dengan metode RTK. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pemanfaatan praktis di lapangan, diantaranya:

1. Ketelitian yang dihasilkan receiver tipe geodetik ditentukan oleh kemampuannya

untuk merekam data gelombang (L1, L2 dan/atau L5) dari satelit GNSS, banyaknya

channel yang bisa ditangkap serta penggunaan antena tipe geodetik yang mampu

meminimalisir data gelombang kurang baik (Weston & Schwieger, 2010). Karena E-

GNSS (type L1) hanya mampu menangkap gelombang L1 dengan jumlah saluran

sebanyak 72 channel, maka penggunaan antena tipe geodetik dapat meningkatkan

ketelitian yang dihasilkan.

2. Dalam penentuan posisi secara kinematik untuk menghasilkan ketelitian tinggi, maka

ambiguitas fase harus ditentukan dengan menggunakan jumlah data yang terbatas

dan juga selagi rover bergerak. Mekanisme penentuan ambiguitas fase ini disebut

dengan mekanisme on-the-fly ambiguity resolution. Pada umumnya dengan satu

referensi, metode ini hanya bisa digunakan untuk jarak baseline sampai sekitar 10-15

km, dikarenakan untuk baseline yang lebih panjang umumnya nilai ambiguitas fase

akan semakin sukar ditentukan secara benar, karena residu dari kesalahan dan bias

yang tersisa setelah proses pengurangan data akan relatif semakin signifikan(Abidin

2007).

3. Pada metode PPK, hasil pengamatan perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu

untuk menghasilkan koordinat. Oleh karena itu, proses dalam metode PPK akan

membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada metode RTK.

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan,

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ketelitian yang dihasilkan dalam pengamatan menggunakan peralatan survei

berbiaya rendah “E-GNSS” dengan metode PPK semakin berkurang sebanding

dengan semakin panjang baseline.

Page 17: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

172 Rizka Dita Samsudin Al Chodiq, Tanjung Nugroho, Bambang Suyudi

2. Terdapat perbedaan signifikan antara nilai koordinat hasil pengukuran dengan

metode PPK menggunakan E-GNSS dan metode statik, akan tetapi masih memenuhi

toleransi kesalahan titik yang ditetapkan dalam PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997.

3. Pemanfaatan receiver E-GNSS dengan metode PPK dapat menjadi alternatif dalam

pengukuran bidang tanah demi terwujudnya pengukuran yang cepat, teliti dan

berbiaya rendah.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Catur Aries Rokhmana, S.T.,M.T.

serta UPA Laboratorium STPN atas bantuannya dalam hal peminjaman peralatan

ukuryang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, HZ 2007, Penentuan posisi dengan gps dan aplikasinya: cetakan ketiga, Pradnya

Paramita, Jakarta.

Atunggal, D, Basith, A, Rokhmana, CA, & Pratiwi, DM 2015, Studi awal penggunaan modul

GPS murah untuk pengukuran RTK NTRIP, dilihat pada 16 Juli 2018,

https://www.researchgate.net/publication/320558668_Studi_Awal_Penggunaan_M

odul_GPS_Murah_untuk_Pengukuran_RTK_NTRIP.

Atunggal, D, Ausi, NH, Ma'ruf, B, & Rokhmana, CA 2017, Application of low cost RTK GPS

module for precise geotagging using smartphone',9th Multi-GNSS Asia (MGA)

Conference, Jakarta, dilihat pada 16 Juli 2018, http://www.multignss.asia/

mga9/abstracts.pdf

Badan Standarisasi Nasional 2002, Standar Nasional Indonesia: Jaring Kontrol Horizontal,

Jakarta.

Bramanto, B ,Gumilar, I, Sidiq,TP, Abidin, HZ, Hermawan, MDA, dan Wijayanto, BM

2016, 'On the Performance of a Single-Frequency Low-Cost GPS',Prosiding Seminar

Nasional 3rd CGISE dan FIT ISI 2016, Yogyakarta.

Irianto, A 2010,Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya, Kencana Prenada

Media Group, Jakarta.

Page 18: PEMANFAATAN “EXPANDABLE GNSS” UNTUK ...

Pemanfaatan “Expandable GNSS” untuk Pengukuran Kadastral Berbiaya Rendah 173

Kuncoro, H, Meilano, I, dan Sarsito, DA 2012, 'Analisis Metode GPS Kinematik

Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB',Indonesian Journal Of Geospatial, Vol.

3,No. 1, hlm 10-25, dilihat pada 16 Juli 2018, http://journals.itb.ac.id/index.php/

ijog/article/download/2184/1119.

Langley, RB 1998, 'RTK GPS',GPS World September 1998, hlm. 70-76, dilihat pada 16 Juli

2018, http://www2.unb.ca/gge/Resources/gpsworld.september98pdf.

Madena, AY, Sabri, LM dan Yuwono, BD 2014, 'Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik

Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real Time Kinematic Menggunakan Stasiun

CORS Geodesi UNDIP di Kota Semarang',Jurnal Geodesi Undip,Vol. 3 No. 1, dilihat

pada 16 Juli 2018, http://id.portalgaruda.org/index.php?page=29&ipp=10&ref=

browse&mod=viewjournal&journal=4685.

Odolinski, R, dan Teunissen, PJ 2017, 'Low-Cost, High-Precision, Single-Frequency GPS-

BDS RTK Positioning',GPS Solutions 21 (3), hlm. 1315-1330, dilihat tanggal 16 Juli

2018, https://espace.curtin.edu.au/handle/20.500.11937/543.

potretudara.com 2017,Low-Cost GPS-GIS. 2017, dilihat tanggal 16 Juli 2018,

https://www.potretudara.com/low-cost-gps-gis/.

Surakhman, A 2017, 'Komparasi Kualitas Hasil Pengukuran Antara Receiver GNSS Low

Cost BAP Precision S852 Dan Receiver GNSS Tipe Geodetik Leica GS08 dalam

Variasi Kondisi di Lapangan',Skripsi pada fakultas Teknik, Universitas Gadjah

Mada.

Tarigan, V 2010, 'Evaluasi Ketelitian dan Keakuratan Posisi Real Time Kinematic (RTK)

dengan Receiver GPS Javad Triumph 1',Skripsi pada fakultas Teknik, Universitas

Gadjah Mada.

Weston, ND, dan Schwieger, V 2010,'Cost Effective GNSS Positioning Techniques', The

International Federation of Surveyors (FIG), Copenhagen, dilihat tanggal 16 Juli 2018,

https://www.fig.net/pub/figpub/pub49/figpub49.pdf.