Top Banner
Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Banjir di Jakarta terjadi hampir setiap tahun, salah satu puncaknya tahun 2007 yang mengakibatkan kerugian mencapai 900 juta dollar dan menimpa 350.000 penduduk dengan 70 orang tewas. Demikian juga dengan tahun 2014, bencana banjir melanda beberapa lokasi dan hampir semua lokasi tersebut adalah lokasi yang biasa terkena banjir. Kejadian cuaca ektrem yang terus terjadi dan dikaitkan dengan isu-isu perubahan iklim mengharuskan adanya kebijakan jangka panjang dalam mengantisipasi dan mengurangi bencana banjir yang terjadi setiap tahunnya. Salah satu data dasar yang diperlukan adalah data spatial yang menggambarkan kejadian dan pola banjir yang terjadi di Jakarta. Data spatial yang disajikan dalam bentuk peta ini dilakukan oleh banyak lembaga baik itu lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Ada banyak literatur yang mengkaitkan banjir dengan rencana pembangunan, khususnya rencana tata ruang. Misalnya The Planning System and Flood Risk Management, yang dikeluarkan pemerintah Irlandia tahun 2009 1 . Dalam buku ini dibahas bagaimana tata ruang melakukan melakukan adopsi dan mitigasi dalam perencanaan ruang di wilayah rentan banjir. Pemetaan Wilayah Banjir Ada banyak lembaga yang mencoba memetakan banjir di Jakarta mulai dari lembaga pemerintah seperti BMKG, BIG sampai pada lembaga non pemerintah dan bahkan penyedia peta online seperti google. 1 http://www.environ.ie/en/Publications/DevelopmentandHousing/Planning/ FileDownLoad,21709,en.pdf
7

Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

May 14, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

Pemanfaatan Data Spatial WilayahBanjir dalam Perencanaan Banjir di Jakarta terjadi hampir setiap tahun, salah satu puncaknya tahun 2007 yang mengakibatkan kerugian mencapai 900 juta dollar dan menimpa 350.000 penduduk dengan 70 orang tewas. Demikian juga dengan tahun 2014, bencana banjir melanda beberapa lokasi dan hampir semua lokasi tersebut adalah lokasi yang biasa terkena banjir.

Kejadian cuaca ektrem yang terus terjadi dan dikaitkan dengan isu-isu perubahan iklim mengharuskan adanya kebijakan jangka panjang dalam mengantisipasi dan mengurangi bencana banjir yang terjadi setiap tahunnya. Salah satu data dasar yang diperlukan adalah data spatial yang menggambarkan kejadian dan pola banjir yang terjadi di Jakarta. Data spatial yang disajikan dalam bentukpeta ini dilakukan oleh banyak lembaga baik itu lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

Ada banyak literatur yang mengkaitkan banjir dengan rencana pembangunan, khususnya rencana tata ruang. Misalnya The Planning System and Flood Risk Management, yang dikeluarkan pemerintah Irlandia tahun 20091. Dalam buku ini dibahas bagaimana tata ruang melakukan melakukan adopsi dan mitigasi dalam perencanaan ruang di wilayah rentan banjir.

Pemetaan Wilayah BanjirAda banyak lembaga yang mencoba memetakan banjir di Jakarta mulaidari lembaga pemerintah seperti BMKG, BIG sampai pada lembaga nonpemerintah dan bahkan penyedia peta online seperti google.

1 http://www.environ.ie/en/Publications/DevelopmentandHousing/Planning/FileDownLoad,21709,en.pdf

Page 2: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

sumber: google maps

BMKG menampilkan beberapa peta seperti perkiraan banjir dan daerah rawan banjir. Sayang sekali untuk lembaga sebesar ini petayang ditampilkan sangat buruk dan tidak memberikan informasi yangdetail.

BMKG

Page 3: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

Pemetaan yang dilakukan oleh BIG dmana BIG menggunakan data dari tata kota antara tahun 2002-2007 dan memetakan pola kawasan rawanbanjir.

sumber: BIG

Pemetaan banjir dilakukan dengan beberapa metode, misalnya open street map menggunakan metode pemetaan berbasis data sekunder danpartisipatif melalui data dan informasi pengaduan.

Page 4: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

open street map

Yang paling penting adalah bagaimana pemanfaatan data spatial banjir ini dalam pelaksanaan pembangunan.

Salah satu tulisan yangmenarik buat dibaca adalah artikel dari Pieterse (2013) , et all, Flood hazard mapping for spatial planning: Conceptual and methodological considerations, dalam tulisannya menyebutkanbahwa pemetaan wilayah banjir merupakan dasar dalam pengambilan kebijakan ruang yang kemudian menentukan cara membangun di wilayah tersebut. Dengan studi kasus wilayah Belanda yang telah menerapkan metode paling handal dalam mengelola wilayah rawan banjir.

Data Spatial Banjir dan Tata Ruang KotaSalah satu penyebab banjir adalah tata ruang yang dilanggar, wilayah-wilayah yang seharusnya dilindungi dan menjadi kawasan bebas bangunan seperti sepadan sungai dibangun menjadi pemukiman dan pusat kegiatan.

Page 5: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

Kemudahan teknologi pemetaan dan ketersediaan data Jakarta yang sangat baik seharusnya dapat menjadi nilai lebih dalam melakukan perencanaan dan perancangan kota yang lebih baik. Pemerintah DKI Jakarta misalnya dapat menjadikan peta rawan banjir sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun dengan infrastruktur yang tidakramah akan banjir atau membangun dengan persyaratan tertentu yangmenghindari banjir dan ini dilakukan secara sistematis dengan perijinan IMB. Ketika IMB diajukan maka tahap pertama yang dilakukan adalah memetakan lokasi IMB tersebut peta kawasan tidakboleh dibangun. Dengan cara ini maka pembangunan di wilayah-wilayah seperti bantaran kali dan wilayah tergenang lokal bisa dihentikan atau dikelola dengan lebih baik.

Peta rencana tata ruang DKI Jakarta

Page 6: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

Peta rencana detail Tata Ruang seperti terlihat dalam capture berikut seharusnya sudah mempertimbangkan hasil kajian kejadian banjir di Jakarta.

Pada peta RDTR wilayah-wilayah banjir seharusnya sudah dikeluarkan dari zonasi kawasan terbangun. Permasalahannya memangtidak semudah rencana, tetapi pada rencana jangka panjang hal iniharus menjadi pertimbangan. Untuk melihat apakah aspek-aspek terkait dengan banjir sudah dimasukkan dalam Tata Ruang, silahkanlihat rencana detail tata ruang online.

Data Spatial Banjir dan Antisipasi Bencana TahunanSebagai bencana tahunan, maka reaksi penanggulangan banjir di Jakarta bisa dikatakan tidak secepat yang seharusnya. Data banjirdapat digunakan untuk mengantisipasi kejadian dengan memberikan early warning secepatnya untuk mengurangi jumlah korban. Demikianjuga dengan pembentukan posko seharusnya bisa dilakukan lebih awal dengan menggunakan peta yang telah tersedia.

Page 7: Pemanfaatan Data Spatial Wilayah Banjir dalam Perencanaan Pembangunan

Data Spatial Banjir dan Kebijakan Pengambilan Air TanahSalah satu penyebab banjir di Jakarta adalah turunnya ketinggian permukaan tanah karena pengambilan air tanah yang berlebihan. Perlu dilakukan usaha mendata lebih baik mengenai penggunaan air tanah dan kemudian membuat strategi khusus pemenuhan air pendudukdan kemudian secara perlahan meniadakan kegiatan pengambilan air tanah. Peneliti LIPI Sopaheluwakan seperti diberitakan oleh mediamenyebutkan bahwa penyedotan air tanah menyebabkan turunnya permukaan tanah dan menyebabkan banjir2.

 

 

 

2 http://megapolitan.kompas.com/read/2014/01/22/2156212/Banjir.Jakarta.akibat.Kesalahan.Tata.Ruang.Bertahun-tahun