PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS Made Hery Santosa Universitas Pendidikan Ganesha [email protected]ABSTRAK Pada saat ini, perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi penulis-penulis muda. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi pembelajar kelak. Untuk mulai menulis, pembelajar bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dan informal, misalnya jurnal/diari kegiatan sehari-hari. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Seringkali topik yang diberikan terbatas sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan pembelajar sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim. Kata kunci: Blog, Pembelajaran Menulis PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini. Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya. Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban manusia. 1
34
Embed
PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
Pada saat ini, perkembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi (TIK) di berbagai bidang sangatlah pesat dan dilihat sebagai suatu keperluan dan juga kesempatan. Pada bidang pendidikan bahasa Inggris, misalnya, perkembangan TIK dapat memberikan dimensi baru kemampuan literasi bagi pembelajar; TIK mampu memberikan kesempatan berkreasi bagi penulis-penulis muda. Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi pembelajar kelak. Untuk mulai menulis, pembelajar bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dan informal, misalnya jurnal/diari kegiatan sehari-hari. Namun, pembelajaran menulis saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pembelajarnya membuat suatu tulisan langsung tanpa proses menulis. Seringkali topik yang diberikan terbatas sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya pemeriksa dari tulisan pembelajar sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses menulis tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan menulis pembelajar dengan memanfaatkan TIK adalah dengan blog (jurnal online). Blog adalah sebuah jurnal online dimana pembelajar bisa menulis apapun yang menurut mereka menarik, mengeditnya, mempublikasikannya, dan bahkan membuatnya menjadi media agihan (sharing) bagi semua yang terlibat didalamnya. Dipercaya bahwa menulis dengan memanfaatkan blog dapat memberikan audiens yang nyata dan potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim.
Kata kunci: Blog, Pembelajaran Menulis
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini.
Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba,
melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu
dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.
Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan
dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal
yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban
untuk berkreasi, kurangnya pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang
mungkin menjadi penyebab rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu
guru sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor
kemampuan mahasiswa. Kualitas kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun
semakin menurun, khususnya yang terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran
di kelas, mereka lebih sering cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam
belajar sehingga kualitas pembelajaran menjadi kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari
hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya lingkungan, sumber belajar, staf
pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya. Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri dapat
memberikan pengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Sudah seharusnya
hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas pembelajaran sehingga kemampuan
mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal tersebut tidak optimal dalam
mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal tersebut di atas telah
mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dicarikan solusinya.
Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk
mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus
memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan
iklim belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya
kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi siswa masing-masing.
Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus ditunjang dengan strategi khusus
mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya, suatu strategi tertentu di
kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika strategi tersebut diaplikasikan di
kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi ini seorang dosen harus memiliki
pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu
bidang tertentu, minat dan sikap pembelajar, serta latar belakang pebelajar.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa.
Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi mahasiswa di kemudian hari
karena akan mampu memberikan kesempatan dan juga tentunya tantangan yang lebih
bagi mereka. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seseorang harus memiliki
skemata yang memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif melalui media tulis.
Suatu tulisan yang baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya melewati berbagai
proses mulai dari proses outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan, dan
sepanjang proses tersebut, revisi secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun
3
dalam kenyataannya, banyak mahasiswa yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan
melalui proses menulis tersebut. Khususnya dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut
berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis.
• Proses Belajar Mengajar.
Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih
sangat sederhana. Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa
menulis, kemudian dikoreksi oleh dosen dan diberi komentar. Tidak ada
proses yang mampu memberikan pematangan untuk perbaikan tulisan
mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak membantu
mahasiswa.
• Umpan Balik (Feedback).
Feedback adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Namun,
sering kali, tidak adanya proses feedback yang bersifat ragam antara
mahasiswa, dan dosen. Dosen biasanya yang memberi lebih banyak komentar
sehingga terkesan satu arah. Mahasiswa tidak tahu apa yang terjadi dengan
tulisan mereka karena setelah selesai dikerjakan, langsung dikumpulkan ke
dosen untuk dikoreksi.
• Standar Penilaian.
Standar penilaian yang digunakan harus jelas agar tidak mengundang
pertanyaan akan kesahihan nilai yang diperoleh mahasiswa.
• Kreativitas dan Inovasi.
Nuansa ini juga bisa berfungsi sangat oenting dalam proses pembelajaran
menulis. Namun, kurang adanya nuansa kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran di kelas sering terjasi dimana semua proses menulis dikerjakan
di kelas sehingga tampak monoton, kurang ‘menantang’ eksplorasi
pengetahuan mahasiswa.
• Motivasi.
Motivasi adalah faktor internal yang oenting untuk membantu seseorang
memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang
rendah dalam mengikuti perkuliahan tentu akan mempengaruhi
keberhasilannya dalam pembelajaran menulis sehingga pada akhirnya,
mahasiswa tidak mampu menghasilkan suatu tulisan yang baik dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum setelah menyelesaikan perkuliahan tersebut.
4
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, beberapa inovasi baru dalam dunia
pendidikan utamanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris,
muncul. Seiring dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi
(selanjutnya TIK), dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Inggris,
perkembangan pesat TIK ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengajar
dan mahasiswa agar dapat digunakan secara efektif di dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Sei-Hwa, 2006), TIK mampu menjadi salah satu media pembelajaran
bahasa Inggris yang memberikan nuansa kreativitas, inovasi, dan tentu saja unsur
senang. Merchant (2003) menambahkan bahwa pemanfaatan TIK bagi mereka yang,
khususnya, tidak berada di dalam kelas dapat memberi suatu dimensi baru pembelajaran
bahasa Inggris. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan berbagai cara inovatif yang ada,
misalnya secara synchronous ataupun asynchronous, melalui media online. Lebih lanjut
ia menambahkan bahwa khususnya untuk pembelajaran menulis, TIK dapat membuka
berbagai kesempatan bagi penulis-penulis pemula karena mereka dihadapkan pada media
online yang interaktif sehingga terbuka kesempatan untuk kemampuan untuk
memperluas wawasan, audiens pembaca yang lebih luas daripada sebelumnya, dan
kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik.
Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online
yang gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti blog,
webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged, dan lainnya), dan
Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan keterampilan menulis,
salah satu media efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam keterampilan menulis karena memiliki karakteristiknya yang relevan
adalah media blog.
Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs) seseorang yang
sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari) online (Rouf dan Sopyan,
2007). Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat seiring perkembangan TIK di
Indonesia. Hampir semua orang memiliki blog, mulai dari artis, politikus, guru, dosen
sampai mahasiswa karena proses membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog
yang juga berarti memiliki jurnal online, mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka
senangi, dimana mereka bisa edit dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa
menjadi media agihan (sharing) bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar
5
kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut
bersifat online.
Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog
sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa
bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan
penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia, seperti audio,
video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara teknis, membuat blog
tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan sintaks yang
rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya
mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh
seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi,
membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi.
Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat
bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi
tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca
tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman
mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua
mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil
ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan
hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi
yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi menulis mahasiswa.
Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya,
blog dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam
pembelajaran menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
• Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis,
mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap
proses tersebut, revisi tetap dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan
mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau
dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan
dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang
memiliki akses ke blog mereka.
• Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana
mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk
6
hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang
tentu akan membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa
tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar.
• Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi
pekerjaan mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak
paham akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki.
• Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan.
Mahasiswa akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog,
kemudian mengisi tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar
atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog
mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini
bertujuan mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan
media RSS/Rich Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika
seseorang yang meng-upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis
‘memberi tahu’ pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu
wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak,
agak sulit tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis
sesuatu atau belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke
blog temannya. Peneliti yakin, dengan adanya nuansa inovasi dan kreativitas
yang lebih diberikan, mahasiswa akan termotivasi untuk lebih mau lagi
menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan efektif.
Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan
akan elemen-elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang
membentuk suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi
menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan
ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan
efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren.
Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca
sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik.
Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran
menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini
diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang
meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan
7
berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata,
kosakata, dan lainnya. Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa,
diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat.
KAJIAN TEORI
Kompetensi Menulis
Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi
berarti penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-
penghargaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi.
Padmadewi (2004) menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata
kuliah dan mata praktikum yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus
dapat dilakukan oleh mahasiswa. Pada dasarnya, kedua pendapat tersebut memiliki ide
yang sama tentang pengertian kompetensi yang pada intinya mengacu pada kemampuan
mahasiswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu.
Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan
mahasiswa menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan
mahasiswa menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan
koherensi. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan
koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian
pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan
baik. Kedua kemampuan di atas, tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya
merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa, mahasiswa akan bisa dikategorikan belum memiliki kompetensi yang cukup
apabila mereka tidak menguasai kedua kemampuan tersebut dengan baik.
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang
bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey,
2003: 2). Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya,
bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan
yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan,
dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain
melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Reinking, dkk. (2002: 3) menyatakan bahwa terdapat empat tujuan umum dari
kegiatan menulis, yaitu untuk menginformasikan, mempengaruhi, mengungkapkan, dan
menghibur. Dalam suatu tulisan, hampir semua yang ditulis oleh penulis merupakan
8
cerminan dari kemampuannya akan pengolahan kata-kata sehingga bahkan hal-hal yang
abstrak bisa ditampilkan dengan lebih jelas karena kemampuan tersebut.
Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif,
argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan,
sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa
dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan
termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa
untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif
kepada pembacanya.
Dalam menulis, mahasiswa harus mampu menguasai beberapa hal. Pertama,
mahasiswa harus mampu menguasai elemen-elemen tulisan, seperti topic sentence/thesis
statement, introduction, body, dan conclusion. Masing-masing elemen tersebut memiliki
karakteristik yang harus diikuti agar tulisan mahasiswa nantinya menjadi lebih baik.
Kedua, mahasiswa harus mampu menguasai pengetahuan akan komponen-komponen
yang membentuk suatu tulisan yang padu dan koheren. Ketiga, mahasiswa mampu
memiliki kompetensi menulis suatu tulisan berdasarkan jenis-jenis komposisinya.
Motivasi dalam Belajar Bahasa
Gardner dan Tremblay (1994) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan
bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam
motivasi, antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah
laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Selain itu, motivasi juga
didefinisikan sebagai suatu awal untuk menciptakan dan menjaga tingkah laku seseorang
menuju pencapaian tujuan (Ames & Ames, 1989). Aspek motivasi ini sangat penting
karena berperan dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam belajar
(Ngeow, 1998).
Oxford & Shearin (1994) lebih lanjut menyatakan bahwa motivasi adalah hasrat
untuk mencapai tujuan, dikombinasikan dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Banyak peneliti mempertimbangkan motivasi sebagai sebuah elemen utama yang
menentukan kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa
kedua maupun bahasa asing. Hal ini menentukan rentang keaktifan,dan keterlibatan
personal dalam mempelajari bahasa kedua. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif timbul sebagai respons yang
melibatkan kenyamanan dan optimisme tentang tugas-tugas yang diemban. Sedangkan
9
motivasi negatif mengacu pada pengambilan tugas-tugas yang selalu dihantui rasa tidak
nyaman yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan pula. Sebagai
contoh, ketidaklulusan, yang disebabkan motivasi yang rendah sehingga tugas-tugas
perkuliahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut,
Gardner dan Lambert (1972) mengemukakan sebuah model yang disebut dengan Socio-
Educational Model. Model ini tersusun setelah melakukan penelitian selama lebih dari
sepuluh tahun dan disimpulkan bahwa tingkah laku pembelajar terhadap bahasa dan
budaya target memiliki peranan penting dalam motivasi pembelajaran bahasa. Dari
model ini terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi instrumental dan integratif.
Motivasi instrumental mengacu pada keinginan pembelajar untuk mempelajari bahasa
dengan tujuan untuk tujuan-tujuan riil dan praktis, misalnya persyaratan masuk
perguruan tinggi, mencari pekerjaan, atau berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan
motivasi integratif mengacu pada keinginan untuk mempelajari bahasa dengan tujuan
mampu berinteraksi dengan masyarakat bahasa target. McDonough (1981)
menambahkan bahwa terdapat dua jenis motivasi integratif, yaitu motivasi asimilatif dan
motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif merupakan motivasi ‘kuat’ dari seseorang untuk
berasimilasi dengan budaya dan bahasa masyarakat target secara penuh. Sedangkan
motivasi afiliatif merupakan motivasi ‘lemah’ dari seseorang untuk berinteraksi secara
penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target tanpa melupakan budaya yang
dimilikinya.
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)
Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan
perkembangan teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu
lingua franca (Warschauer and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK
telah menjadi keterampilan literasi yang sangat penting bagi sebagian besar bukan
penutur bahasa Inggris asli untuk lebih mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak
dapat dipungkiri, penyebaran sekaligus pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah
berkembang dengan sangat pesat di banyak negara.
Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang
mampu memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam
pertemuannya di Dakkar, April 2000, telah menyatakan pemanfaatan TIK sebagai salah
satu strategi utama untuk mencapai misi “Pendidikan Bagi Semua” (EFA/Education for
All) (UNESCO-CI.htm, 2005). Pelgrum (1996) lebih lanjut menyatakan bahwa TIK:
10
• mampu memotivasi mahasiswa untuk berkolaborasi satu sama lainnya dan
bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya masing-masing,
• membantu bakat individu, memberi kemandirian, dan rasa percaya diri yang
sepantasnya,
• membantu mahasiswa menggunakan imaginasi mereka dan mempromosikan
kreativitas, dan
• membangun inkuiri dan keterampilan berkomunikasi serta membentuk
kemampuan mahasiswa akan konteks-konteks yang membutuhkan pemikiran
kritis, pengambilan keputusan, dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah.
Sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Zhu dan Kapaln
(2001) mengajukan suatu model pengajaran berbasis teknologi yang dapat disampaikan
sebagai berikut.
Figur 1: Model Pengajaran Berbasis Teknologi
Dari figur diatas, dapat dilihat bahwa dari pendekatan sistem, pengajaran berbasis
teknologi meliputi empat komponen, yaitu mahasiswa, dosen, bahan ajar dan perangkat
teknologi. Penjelasan mengenai figur ini dapat disampaikan melalui kutipan berikut.
(Zhu and Kaplan, 2001: 6):
“An examination of each component raises a set of issues that the teachers need to consider in order to make technology integration as successful as
11
possible. For example, content can be examined in terms of learning outcomes and the discipline being taught. Teachers can think of their own experience with technology, the amount of time they have for planning and teaching, and their view of their role in the teaching and learning process. They need to think carefully about their students, their exposure and access to technology as well as their preferred learning styles. Finally, they can turn to the technology itself and analyze it according to its functions. This approach to teaching and learning with technology assumes that the four component parts are integrated and that changes in one part will require adjustments to the other three in order to achieve the same goals.”
Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat terapan, TIK, dalam pembelajaran
bahasa Inggris dapat diintegrasikan pada keempat keterampilan bahasa dan komponen
bahasa lainnya. Dipercaya bahwa TIK mampu memberikan suatu model pembelajaran
yang interaktif, inovatif, dan kreatif. Dengan memanfaatkan TIK, kemampuan
mahasiswa dapat ditingkatkan karena kegiatan yang dilakukan sangat beragam, bisa
diperluas, dan bersifat riil tadi. Pelgrum (1996) menyatakan bahwa TIK dapat membantu
mahasiswa untuk:
• menggunakan berbagai strategi untuk mengeksplorasi perbedaan, persamaan,
dan koneksi/hubungan secara dinamis,
• menjelaskan teks secara inovatif,
• memperkaya atau memperluas konteks pembelajaran literasi,
• melihat teks dari sudut pandang alternatif/yang berbeda,
• menggunakan teknik-teknik analitis dan kritis,
• menyusun dan memproses teks dan data dengan lebih cepat dan efisien,
• menyusun dan mengatur teks dan data dengan menggunakan kombinasi kata,
gambar, suara, dan hiperteks (multimedia),
• menyimpan, merekam, mengedit, dan mengadaptasi pekerjaan dengan lebih
cepat dan efisien,
• menyimpan bukti-bukti proses editing sehingga dapat diteliti atau uji kembali
jika diperlukan,
• merubah struktur dan kualitas teks agar sesuai dengan audiens dan tujuan
yang beragam,
• menyusun teks yang multi pengarang,
• memilih audiens yang lebih riil, lebih luas di seluruh belahan dunia, dan
12
• melatih kemampuan untuk menggunakan media dan desain yang sesuai ketika
menyusun suatu tulisan atau kegiatan lainnya agar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Mengingat perkembangan dan manfaatnya, saat ini, banyak sekolah-sekolah dan
lembaga lainnya telah memanfaatkan TIK sebagai alat untuk mempromosikan
pembelajaran, baik untuk meningkatkan kompetensi, merespon perkembangan
kemampuan seseorang, dan hal-hal lainnya untuk pembelajaran yang lebih efektif. Jager
and Lokman (1999) menambahkan bahwa proses pembelajaran, standar asesmen, dan
kompetensi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan TIK dalam proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan pembelajaran menulis, Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa
menulis dengan menggunakan komputer and memanfaatkan media TIK dapat
meningkatkan jumlah tulisan mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka
mengingat mereka diberikan kesempatan untuk menulis dan mengekspresikan ide,
perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan inovatif.
Media Blog (Jurnal Online) sebagai Media Pembelajaran Menulis
Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang
berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang. Jovan (2007) menambahkan bahwa
blog adalah “a personal diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a
breaking-news outlet, a collection of links, one’s own private thoughts, and memos to the
world.” Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya
memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat
dan mengirim e-mail. Membuat blog tidaklah memerlukan pemahaman akan bahasa
pemrograman atau sintaks-sintaks pemerograman yang rumit karena semua sudah
dikerjakan oleh sistem. Yang harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya
langsung.
Blog dengan berbagai jenis dan variasi fiturnya telah banyak menarik minat
orang untuk memnfaatkannya dalam pembelajaran di kelas. Terdapat beberapa peneliti
dan penulis yang telah mengkaji pemanfaatan media blog (jurnal online) untuk
pembelajaran bahasa Inggris. Jati (2006) meneliti penggunaan blog kelas dan blog
mahasiswa untuk kelas menulis. Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog
tidak ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang
sangat berguna untuk pembelajaran menulis. Jati (2006: 2) mengatakan bahwa:
13
“By utilizing free blogging services on the Internet, teachers are capable of creating and storing online supplemental materials for students, post class notes for student review, and give general feedback to the class as whole and individually. Additionally, students are able to submit assignments online.”
Educational Blogger Network dalam “use weblog technology for the teaching of
writing and reading across the disciplines” (eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah
mampu merambah segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan, dari
pendidikan awal sampai lanjutan. Meskipun masih berupa embrio, namun ide tersebut
menyimpan potensi untuk berkembang lagi.
Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa digunakan sebagai
media bagi mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat, ide, dan informasi menarik
lainnya dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah
menyediakan link ke beberapa blog tutor yang ada di dunia maya sana.
Sehubungan dengan penggunaan bantuan teknologi Pederson dan Bonnstetter
(1990) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi
belajar sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk penggunaan
media yang disampaikan melalui multimedia, Santosa (2005) menemukan bahwa
penggunaan media yang disampaikan melalui multimedia sebagai bentuk pemanfaatan
inovasi teknologi, seperti audio, slide bergerak, dan video, mampu meningkatkan
kemampuan dictation mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Dengan demikian, pemanfaatan blog sebagai wadah atau media jurnal online
dalam pembelajaran, khususnya keterampilan menulis sangatlah dimungkinkan
mengingat. Banyak hal yang bisa ditaruh dalam blog. Menariknya, blog juga
memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk menaruh suara, video, gambar, dan
lainnya. Semua hal tersebut mudah untuk dilakukan (www.blogger.com, 2007). Melalui
media blog, seseorang dapat mengumpulkan dan membagi hal-hal yang menarik, entah
itu komentar politik, diari, atau link ke laman (situs) lain yang relevan. Ide dari
pembuatan blog sebenarnya tidak hanya untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan
pengalaman, namun juga untuk mendapatkan respon dari pengguna blog yang memiliki
tujuan sama. Hal inilah yang sangat menarik juga dari blog, karena orang-orang di
seluruh dunia bisa melihat, memberi komentar, mengambil (jika dibuat seperti itu) hal-
hal yang mereka anggap perlu. Hal inilah yang membuat “dunia blog” sangat dinamis
dan atraktif (Wang dan Fang, 2006).
Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:
Hal ini bisa bersifat sekaligus bagi mahasiswa karena ketika mereka online untuk
menaruh tulisan di blog, mereka juga bisa memberikan komentar mereka secara online di
media survey online yang telah disebutkan sebelumnya. Kuisioner ini sifatnya
melengkapi namun bisa sangat bermanfaat untuk mengetahui pendapat mahasiswa
tentang pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini, bisa dilihat pada
aspek motivasi mahasiswa. Aspek motivasi yang ingin diketahui diformulasikan dengan
mengacu pada empat aspek motivasi, yaitu 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai
tujuan, dan 4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah
(Honey, 2007). Lembar kuisioner motivasi dapat dilihat dihalaman selanjutnya.
Tabel 3: Lembar Kuisioner Motivasi
TERIMA KASIH
LEMBAR KUESIONER MOTIVASI Isilah tanda rumput ( ) pada tabel berikut sesuai dengan pendapat pribadi anda. Pendapat yang anda berikan tidak berpengaruh pada kelulusan ataupun nilai perkuliahan. Keterangan: ST : SANGAT TINGGI T : TINGGI R : RENDAH SR : SANGAT RENDAH
No Aspek Motivasi ST T R SR Tujuan pembelajaran Writing III adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menulis esai sesuai dengan elemen-elemen esai dan jenis komposisinya. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk memberikan pemahaman akan elemen-elemen esai. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang padu dan koheren. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
1
Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang baik dan efektif. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
2 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan usaha anda dalam mengikuti perkuliahan ini?
3 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan keinginan anda untuk mencapai tujuan perkuliahan ini?
4 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan tingkah laku anda dalam mencari solusi segala permasalahan belajar anda dalam perkuliahan ini?
28
Setelah kuesioner diisi oleh seluruh mahasiswa, data kuisioner bisa ditabulasi
untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan presentase respons (Masidjo, 1995)
seperti disampaikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4: Kriteria Motivasi Mahasiswa
Prosentase Kriteria
85% - 100% Sangat Tinggi
70% - 84% Tinggi
55% - 69% Cukup
20% - 54% Rendah
0% - 19% Sangat Rendah
Adapun langkah sederhana untuk mendapatkan prosentase tersebut adalah sebagai
berikut:
Skor individu mahasiswa
Skor maksimum
X 100%
Keseluruhan proses tersebut tidak dapat dipungkiri adalah suatu proses yang
lumayan berat untuk dilakukan. Proses menulis sendiri merupakan rangkaian panjang
seseorang untuk mencurahkan atau mengekspresikan ide dan pikirannya dalam suatu
wadah tuangan tulisan. Dalam hal ini, selain menekankan bahwa kegiatan menulis harus
melalui suatu PROSES menulis, yaitu mulai dari membuat outline, merevisi, membuat
draft, merevisi, sampai suatu tulisan final dihasilkan, penggunaan media blog sebagai
media jurnal online tentunya akan sangat membantu mahasiswa dalam menuangkan ide
dan pikirannya karena karakteristik blog yang telah disampaikan sebelumnya.
Tentunya, persiapan yang matang, kemampuan pengajar akan pembelajaran
menulis dan teknis pengelolaan blog sangat diperlukan sehingga apa yang diinginkan,
yaitu kualita pembelajaran menulis yang lebih baik dan peningkatan prestasi belajar
mahasiswa dalam pembelajar menulis, bisa tercapai.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai
bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan
tuntutan jaman, seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan
29
kompetitif dalam hidupnya. Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat
berbagai hal, tantangan sekaligus kesempatan untuk berkembang dan berkreasi.
Pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu dalam bidang pendidikan yang menuntut
hal seperti ini. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus
dikuasai dengan baik oleh seseorang yang belajar bahasa Inggris. Dengan memiliki
kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan dengan baik dan efektif,
seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi
tantangan. Namun, kegiatan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan jika dilakukan
tidak dengan suatu proses dan jika memungkinkan, pemanfaatan suatu media inovatif.
Salah satu media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis adalah media
blog atau jurnal online.
Sederhananya, blog adalah sebuah halaman web seseorang yang sering di update
yang sering disebut dengan jurnal online. Blog atau jurnal online diyakini dapat
membantu mahasiswa menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit
dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing)
bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri
yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan
dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai
dengan karakteristik pembelajaran menulis. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian
blog yang telah ada dan informasi lainnya di slot lainnya yang tersedia.
Dalam penerapannya, satu hal yang paling penting diingat untuk dilaksanakan
adalah adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan outline, revisi, pembuatan draft
tulisan, revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan. Sehubungan dengan
pemanfaatan blog sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis adalah 1)
pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses
revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).
Beberapa keuntungan dari pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah
bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-
sama dengan teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di
tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet bisa
melakukannya. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan ‘tuntutan’ sekaligus
kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.
Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan
kompetensi menulis mahasiswa. Selain mampu memberikan audiens yang nyata dan
30
potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, blog juga diyakini dapat memberikan
nuansa inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik bagi tulisan mahasiswa. Juga, blog
mampu memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik,
bahkan perkembangan bekerja dalam tim.
Mengingat keuntungannya, disarankan bahwa pengajar pembelajaran menulis,
baik tataran paragraph sampai pembuatan esai atau report, bisa memanfaatkan media
blog atau jurnal online dalam kegiatan menulisnya. Kegiatan menulis dengan
memanfaatkan blog mesti memperhatikan tahapan-tahapan aktivitas menulis sehingga
hasil yang lebih optimal bisa tercapai. Jika memungkinkan atau diharuskan, modifikasi
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu bisa dilakukan.
Namun, perlu juga diperhatikan bahwa proses atau kegiatan menghasilkan suatu
tulisan yang baik tidaklah mudah, bahkan dengan menggunakan media apapun. Dengan
demikian, diusahakan agar pemanfaatan media ini dalam pembelajaran menulis tidak
sampai memberatkan, misalnya dari segi teknis aplikasi TIK, segi situasi kelas, jumlah
kelas, jumlah mahasiswa yang diajar, akses dan fasilitas, dan sebagainya. Pengajar mesti
memahami betul teknis pengelolaan dan pemanfaatan aplikasi TIK agar tidak
menyulitkan. Hal ini mungkin terjadi karena keterbatasan sebagai manusia. Dari segi
situasi kelas dan mahasiswa, diharapkan agar proporsional sehingga tidak memberatkan,
utamanya dalam proses umpan balik dan koreksi karena gabungan kegiatan face to face
(FTF) dan online bisa membantu atau memberatkan. Hal-hal tersebut, jika diantispasi
dari awal, tentu akan sangat membantu pencapaian kualitas pembelajaran menulis yag
lebih baik. Demikian juga, prestasi dan motivasi mahasiswa diyakini akan dapat
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA …………... 2005. Education and ICT. Tersedia di UNESCO-CI.htm. Diakses pada 12
Agusutus 2007. ………….… 2006. BSNP Tegaskan Dinas Pendidikan Tidak Campuri Penyusunan
Kurikulum. www.hariannasib.com. Diakses pada 17 September 2006. Ames, C., & Ames, R. 1989. Research in Motivation in Education. San Diego:
Academic Press. Campbell, A. P. (2003, February). “Weblogs for use with ESL classes.” The Internet
TESL Journal, Vol. IX, No. 2. Dari http://iteslj.org/Techniques/Campbell-Weblogs.html.
Duber, J. (2002, September). “Mad blogs and Englishmen.” TESL-EJ, Vol. 6. No. 2. Dari http://www.kyoto-su.ac.jp/information/tesl-ej/ej22/int.html
eBn – the Educational Blogger Network. (2003, February 5). Bay Area Writing Project
News. From http://www.bayareawritingproject.org/bawpNews/2003/02/05 Gardner, R. C., and Tremblay, P. F. 1994. “On Motivation, Research Agendas, and
Theoretical Perspectives.” Modern Language Journal, 79, 359-368. Goldberg, A., M. Russel, A. Cook. 2003. “The Effects of Computers on Student Writing:
A Meta-Analysis of Studies from 1992 – 2002.” The Journal of Technology, Learning and Assessment Vol. 2 No. 1 February 2003. Tersedia di www.jlta.org Diakses pada 4 September 2007.
Graham, S. 2005. Blogging For ELT. BRITISH COUNCIL. Hamp-Lyons, L. and Heasley, B. 1987. Study Writing. Cambridge: Cambridge
University Press. Heaton, J.B. 1991. Writing English Language Tests. USA: Longman Group UK Limited. Honey, P. 2007. The Learning Motivation Questionnaire. Tersedia di
http://www.peterhoney.com/content/Learning Motivation.htm. Diakses pada 10 April 2008.
http://multiply.com Jager, A. K and A.H. Lokman. 1999. Impacts of ICT in Education. EDUCATION-LINE Jati, A. G. 2006. Creating a Writing Course Utilizing Class and Student Blogs. ITB
Language Centre. Jovan, F. N. 2007. Panduan Praktis Membuat Web dengan PHP. Jakarta: Media Kita. Kemmis, S., & McTaggart, R. 1990. The Action Research Planner. Geelong, Australia:
Deakin University Press. Larsen-Freeman, D.1986. Techniques and Principles in Language Teaching. United
States of America: Oxford University Press. Masidjo. 1995. Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. McDonough, S.H. 1981. Psychology in Foreign Language Teaching. London: Allen &
Unwin. McNiff, J. 1995. Action Research for Professional Development. Bournemouth: Hyde
Publications. Merchant, G. 2003. “E-Mail Me Your Thoughts: Digital Communication and Narrative
Writing.” Literacy. Volume 37 Page 104 - November 2003.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Ngeow, K. Y. H. 1998. ”Motivation and Transfer in Language Learning”. ERIC Digest.
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed427318.html. Diakses pada tanggal 12 April 2005.
Nurkolis. 2002. Sekolah Unggulan yang Tidak Unggul. Tersedia di
www.pendidikannetwork.com. Diakses pada 31 Oktober 2003. Oxford, R. L. and Shearin, J. 1994. Language Learning Motivation: Expanding the
Theoretical Framework. The Modern Language Journal, 78, 12-28. Padmadewi, I.N. 2004. Authentic Assessment (Pengukuran Otentik). Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja. Papert, S. 1980. Mindstorms: Children, Computers, And Powerful Ideas. New York:
Basic Book. Pederson J. E. dan Bonnstetter, R. J. 1990. The Jurisprudential Inquiry Model for STS.
Tersedia di www.google.com. Diakses pada tanggal 11 April 2004. Pedoman Studi Universitas Pendidikan Ganesha. 2006. Pelgrum, W. J. 1996. “The Educational Potential of New Information Technologies:
Where are We Now?, in Collis, B.A. (ed.), Children and Computers in School, Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.
Rainey, M.C. 2003. Expression: An Introduction to Writing, Reading, and Critical
Thinking. USA: Longman, Inc. Reinking, D., Bridwell, B., and Hart, A. W. 2002. Strategies for Successful Writing.
USA: Prentice Hall. Rouf, I and Y. Sopyan. 2007. Panduan Praktis Mengelola Blog. Jakarta: Media Kita. Santosa, M. H. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Diktatori Berbasis
Multimedia (Multimedia-Based Dictatory Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dictation pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Sei-Hwa, J. 2006. The Use of ICT in Learning English as an International Language.
Tersedia di http://hdl.handle.net/1903/3885. Diakses pada October 15th 2007. Wang, J. and Fang, W. 2006. Benefits of Cooperative Learning in Weblogs Networks.
Tersedia di www.google.com. Assessed on August 30th 2007.