DAFTAR ISI
DAFTAR ISIiKATA PENGANTARiiBAB I PENDAHULUAN11.1Latar
Belakang11.2 Maksud dan Tujuan11.2.1 Maksud11.2.2 Tujuan1BAB II
LANDASAN TEORI22.1Bentonit22.1.1 Penggolongan Bentonit22.1.2 Tipe
Bentonit22.2Zeolit22.3Bauksit32.4Fospat42.5Kaolin52.6Nikel6BAB III
PEMBAHASAN73.1Pengolahan Bahan Galian Bentonit dan
Zeolit73.2Pengolahan Bahan Galian Bauksit Menjadi Alumina73.2.1
Pemprosesan Menjadi Alumina73.2.2 Pemprosesan Menjadi
Alumunium83.3Proses Pembuatan Pupuk Majemuk83.4Pengolahan Kaolin
dan Feldspar93.5Pengolahan Nikel dari Bijih Nikel9BAB IV
KESIMPULAN11DAFTAR PUSTAKA12
iBAB IPENDAHULUAN
1.1Latar BelakangIndonesia sebagai negara yang memiliki potensi
sumber daya alam yang besar terutama bahan galian tambang.
Bermacam-macam bahan galian yang berpotensi untuk dikembangkan
dalam pengolahannya, namun untuk saat ini pemanfaatannya yang belum
maksimal, manfaat pada bahan galian non logam ataupun logam dapat
menjadi pertimbangan dalam beberapa manfaat yang belum
dikembangkan. Dibeberapa negara maju bahan galian non-logam dan
logam sangatlah banyak dimanfaat oleh sektor industri dan
masyarakat. Walaupun di Indonesia pada dasarnya mampu untuk
melakukan ekspor ke negara-negara maju dengan bahan mentahan, akan
tetapi ekspor bahan galian tersebut sangat dipengaruhi oleh
besarnya produksi dan konsumsi di dalam negeri. Peluang negara
Indonesia untuk melakukan kegiatan ekspor ini sangatlah besar
karena cadangan bahan galian cukup mumpuni 1.2 Maksud dan
Tujuan1.2.1Maksud Maksud dari penulisan makalah ini untuk
mengetahui pengolahan dan manfaat dari bahan galian logam dan non
logam, di sentra percontohan pengolahan mineral skala pilot
Puslitbang 1.2.2Tujuan Mengetahui pengolahan bahan galian bentonit
dan zeolit Mengetahui pengolahan bahan galian bauksit Mengetahui
pengolahan bahan galian fosfat dan dolomit Mengetahui pengolahan
bahan galian kaolin Mengetahui pengolahan bahan galian nikel
1BAB IILANDASAN TEORI
2.1BentonitBentonit ini merupakan sejenis lempung yang bersifat
plastis yang mempunyai kandungan mineral monmorilonit > 85%
dengan rumus kimianya Al2O3.4SiO2 x H2O.
Sumber : www.rockstone.comFoto 2.1Bentonite.Secara megaskopis
bentonit dapat diamati secara langsung dengan ciri khas yaitu :
Kilap lilin, lunak, abu-abu kecoklatan -
kehijauan.2.1.1Penggolongan BentonitBentonit ini dibagi menjadi 2
golongan yang berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous,
yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah
lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya
dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Untuk fuller's
earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari
lemak. Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua,
yaitu : Tipe Wyoming dan Mg, Ca- Bentonit2.1.2Tipe Bentonit Tipe
Wyoming ( Na-bentonit)Tipe ini memiliki kemampuan mengembang hingga
delapan kali, apabila jika sudah berkontraksi dengan air beberapa
waktu didalam air. Kegunaan pada tipe bentonit ini adalah untuk
pmebilas kegiatan pengeboran, pellet bijih besi, sebagai penyumbat
bendungan ataupun kolam Perbandingan
2
soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5 - 9,8
tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion
sodium ( Na+ ). Mg, Ca-Bentonit sub Bentonit Untuk tipe ini kurang
dapat mengembang apabila sudah berkontraksi dengan air, dengan
kandungan Na dan Ca rendah dengan ph: 4 7. Ion-ion pada Bentonit
jenis ini memiliki ion-ion kalsium dan magnesium. Berwarna abu-abu,
biru, kuning dan merah coklat.
2.2ZeolitZeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal
alumiosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali
tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Zeolit merupakan kristal
alumina-silika yang mempunyai struktur berongga atau berpori dan
mempunyai sisi aktif yang bermuatan negatif yang mengikat secara
lemah kation penyeimbang muatan. Zeolit terdiri atas gugusan
alumina dan gugusan silika-oksida yang masingmasing berbentuk
tetrahedral dan saling dihubungkan oleh atom oksigen sedemikian
rupa sehingga membentuk kerangka tiga dimensi.Karakteristik umum
dari sebuah zeolit adalah memiliki struktur 3-dimensi dengan 4
struktur kerangka penghubung dari tetrahedra TO4 (unit bangunan
dasar), dimana T adalah kation yang terkoordinasai secara
tetrahedral (T=Si atau Al). Zeolit merupakan material kristal
alumina silika berpori yang berstruktur tiga dimensi yang terbentuk
dari tetrahedra alumina dan tetrahedra silika dengan rongga-rongga
yang berisi ion-ion logam, biasanya logam-logam alkali atau alkali
tanah (terutama Ca dan Na) dan molekul air yang dapat bergerak
dengan bebas di dalam rongga zeolit. Komposisi zeolit dapat dengan
baik dijelaskan dengan tiga komponen sebagai berikut :2-n AlnO2)
nH2Omerupakan extraframework kation (unsur logam)2-n
AlnO2)merupakan kerangka zeolitnH2Omerupakan sorbed phase3
Sumber : www.rockstone.comFoto 2.2Zeolit
2.3BauksitBauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai
mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa
mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara
umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2
25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.Bijih bauksit terjadi di daerah
tropika dan subtropika dengan pelapukan sangat kuat. Bauksit
terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al umumnya
tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa SiO2 bebasnya sedikit atau
bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut sienit dan
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,
yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi
bauksit.Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
kedudukannya di kedalaman tertentu. potensi dan cadangan endapan
bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan
Pulau Kalimantan.
Sumber : www.tekmira.esdm.go.idFoto 2.3Bauksit
4
2.4FospatFosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku apatit
ataupun sedimen dengan kandungan fosfor yang ekonomis. umumnya
kandungan fosfor disebut sebagai bone phosphate of lime atau
triphosphate of lime, atau berdasarkan kandungan P2O5.2.4.1Fosfat
apatitFosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang
terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama
karbonit kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari mineral apatit
adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil
wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah
sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O.
Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau,
berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5.
Sumber : www.tekmira.esdm.go.idFoto 2.5Fospat2.5KaolinKaolin
merupakan batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan Fe yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral ikutannya.Proses
pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses
pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku
felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual
dan sedimentasi. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah
kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang
mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan
tersendiri.5
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 2,5,
berat jenis 2,6 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan
listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Sumber : www.tekmira.esdm.go.idFoto 2.6Kaolin
2.6NikelNikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik
yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28.Nikel mempunyai sifat
tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi
jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat
membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan
besi menghasilkan baja tahan karat stainless steel yang banyak
diaplikasikan pada peralatan dapur, ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri.
Sumber : www.tekmira.esdm.go.idFoto 2.76
NikelBAB IIIPEMBAHASAN
3.1Pengolahan Bahan Galian Bentonit dan ZeolitDengan beberapa
tahapan pada awalnya baik itu bentonit dan zeolit harus melalui
tahapan kominusi ataupun dari ukuran bongkah menjadi ukuran
kerikil, kemudian dilakukan tahapan pengayakan dengan ukuran 100
mesh dan dilakukan kembali pengayakan 200 mesh, jika masih
ditemukan dengan ukuran kerikil maka akan dilakukan kominusi
kembali agar dapat termanfaatkan dengan baik. Prosedur dalam
bentonit tersebut sama halnya dengan prosedur pada zeolit. Jika
ingin mendapatkan hasil bentonit berupa bentonit dengan tingkat
diabsorsi yang tinggi perlu dilakukannya peningkatan kadar dengan
cara aktivasi ditambah dengan larutan H2SO4. Kegunaan dari bentonit
sendiri yang akhir-akhir ini sedang populer adalah untuk
membersihkan minyak sawit dari pengotor pada minyak tersebut, maka
akan didapatkan dengan minyak sawit yang konsntrat, sedangkan untuk
zeolit kegunaanya untuk pencampur dengan pakan sapi dan pupuk
karena dapat menyerap zat-zat berbahaya.3.2Pengolahan Bahan Galian
Bauksit Menjadi Alumina3.2.1 Pemprosesan Menjadi AluminaBahan
galian bauksit di proses dengan sorting dengan bauksit berkadar
tinggi, kemudian dilakukan penggerusan 35 mesh, kemudian dilakukan
pemasakan digesting dengan penambahan larutan sodium hidroksida,
dan uap bertekanan. Larutan hasil dari pemasakan dilakukan
dihidrolisis dan presipitasi dengan sodium aluminat, dan di
tambahkan larutan presipitat. Proses tahap akhir di keringkan dan
dengan proses kalsinasi dengan energi panas.
Sumber : Kunjungan Tekmira Cipatat 2015Gambar 3.1Proses
Pengolahan Alumina
73.2.1 Pemprosesan Menjadi Alumunium Pemprosesan ini pada
dasarnya pemprosesan dengan bahan alumina kalsin dengan
dilakukannya proses garam lebur dengan diproses dengan arus
listrik, anoda karbon, ALF3, dan Kreolit. Dalam proses sel
elektrolitik garam lebur dengan kreolit menghasilkan berupa
alumunim cair, tahapan selanjutnya dengan proses siphon, collecting
tank, casting machine, dan proses akhir alumunium atau ingot
Sumber : Kunjungan Tekmira Cipatat 2015Diagram Alir 3.2Proses
Pengolahan Alumunium
Sumber : Kunjungan Tekmira Cipatat 2015Foto 3.3Alat Humprey
Spiral
3.3Proses Pembuatan Pupuk MajemukPembuatan pupuk majemuk ini
berdasarkan dengan pencampuran bahan galian seperti Fospat dan
Dolomit, pada tahapan awal dengan kondisi terpisah fospat dan
dolomit dilakukan penggerusan dengan 35 mesh, kemudian dilakukannya
proses penggerusan dengan hammer mill dan dilakukan pengayakan,
dengan 200 mesh, terjadi pencampuran dengan fospat dan dolomit dan
penambahan air, sulfur, dan mikrohara, tahapan selanjutnya
dilanjutkan dengan drier pengeringan dan hasil akhir di lakukannya
pelletizzer untuk mendapatkan bentuk yang baik dengan penambahan
NH4 dan KCL , sehingga menjadi produk jadi berupa pupuk
majemuk.8
Sumber : Kunjungan Tekmira Cipatat 2015Diagram Alir 3.3Pembuatan
Pupuk Majemuk
3.4Pengolahan Kaolin dan FeldsparPengolahan kaolin khususnya
untuk bahan pembuatan keramik diperlukan bahan-bahan seperti
metakaolin, filler, dan coating, serta feldspar bertekstur halus,
dan perlu peningkatan upgrading bahan baku tersebut untuk memenuhi
kebutuhan industri. Tahap awal pisahkan kaolin dengan mika dan
feldspar, dengan proses dekantasi, sehingga diadapatkan bahan baku
pembuatan metakaolin. Untuk proses pengolahan feldspar dilakukan
dengan proses flotasi dengan pH 2.5 3, untuk mempunya kadar
feldspar Na2O K2O >12%
3.5Pengolahan Nikel dari Bijih Nikel9Tahapan pengolahan nikel
ini berdasarkan dengan ukuran awalnya dengan menggunakan alat jaw
crusher dan hammer mill untuk mendapatkan ukuran yang dinginkan
dengan 35 mesh, kemudian jika tahapan tersebut ada material bijih
nikel yang tidak terkominusi maka akan akan melalui tahapan bucket
elevator, selanjutnya dengan tahapan drying dengan pengeringan
untuk mengurangi kadar mineral pengganggu. Dengan cara tersebut
dipisahkan dengan secara sifat fisiknya dengan air,maka akan
didapatkan bijih nikel yang konsentrat, kemudian masuk ketahapan
kalsinasi dengan alat rotatry kiln ini mengehilangkan air kristal
yang ada dalam bijih, dengan rotary sambil dipanaskan dengan
pemanasan bersumber panas dari batubara antrasit agar menghasilkan
api yang konstan. Tahap terakhir dengan proses smelting , yaitu
peleburan.
Sumber : Kunjungan Tekmira Cipatat 2015Diagram Alir
3.5Pengolahan Bijih Nikel Pirometalurgi10
BAB IVKESIMPULAN
Dari pengolahan bahan galian logam dan non-logam dari studi
Tekmira Cipatat dapat disimpulkan, pengolahan bahan galian tersebut
dengan skala pilot pengolahan bahan galian tersebut sangat
berpotensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, dan
negara. seperti pada halnya zeolite dan bentonit dapat dimanfaatkan
untuk pakan peternakan, pupuk, penyaring minyak, dan juga sebagai
katalisator dalam bidang industri, pada dasarya pengolahan bahan
galian zeolit dan bentonit ini hanya dengan pengolahan berdasarkan
sifak fisik dalam pemisahan dengan pengotornya, namun dalam proses
aktivasi diperlukan proses secara kimiawi dengan penambahan H2SO4.
Untuk bauksit proses pengolahannya dalam pembuatan alumina
diperlukan proses pengecilan ukurannya karena dengan pengecilan
ukurannya pengolahan bauksit dapat mempermudah untuk sorting dalam
pemisahan Al203H20, diperlukan pemanasan, hidrolisis dan
presipitasi, pengeringan dan kalsinasi. Proses-proses tersebut
proses pemisahan antara Al dan H20, untuk menghasilkan Alumina
sebagai bahan logam alumunium ataupun ingot. Dalam pembuatan pupuk
majemuk diperlukan bahan galian fospat dan dolomit untuk
menghasilkan pupuk majemuk, pupuk majemuk mempunyai kegunaan untuk
segala jenis tanaman. Dalam pembuatan bahan pembuatan keramik
menggunakan kaolin dengan jenis metakaolin dan feldspar dengan
kadar Na20K20 >12%. Untuk pengolahan bijih nikel dengan
menggunakan metode pirometalurgi, yaitu teknik pemisahan yang
menggunakan api, atau peleburan, sehingga didapati nikel yang bisa
di ekspor ke luar negeri.11DAFTAR PUSTAKA
Badan Penilitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2012 Zeolit dan Bentonit www.litbang.esdm.go.id Diakses
pada Online 13/1/2015Badan Penilitian dan Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2012 Felspar dan Kaolin www.litbang.esdm.go.id
Diakses pada Online 13/1/2015Teknologi Mineral dan Batubara,2005
Bauksit www.tekmira.go.id Diakses pada Online 13/1/2015Teknologi
Mineral dan Batubara,2005 Fospat www.tekmira.go.id Diakses pada
Online 13/1/2015Teknologi Mineral dan Batubara,2005 Nikel
www.tekmira.go.id Diakses pada Online 13/1/2015
Adjat Sudrajat, Darsa Permana,1997 Bahan Galian Industri 12KATA
PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr. Wb.Alhamdulillah, segala puji dan rasa
syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Ridho
dan RahmatNya penyusun dapat menyelesaikan Makalah berjudul
Pengolahan Bahan Galian. Makalah disusun berdasarkan sumber yang
sudah ada dan studi yang sudah pernah dilakukan, penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi redaksional dan substansional. Penyusun berharap
masukan-masukan yang bersifat membangun dalam perbaikan penyusunan
Makalah selanjutnya. Saya selaku penyusun ,menghaturkan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan
laporan ini baik materil maupun moril. Semoga amal baik dibalas
oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik dan dicatat amal
sholeh. AminWassalamualaikum Wr.Wb.
ii
LAPORAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemanfaatan Mineral
dan BatuanSemester III Pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas TeknikUniversitas Islam Bandung
Disusun Oleh :Risjad Oktrian (10070113050)
Tanggal Pengumpulan (13 Januari 2015)
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG
1436 H / 2014