Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013 PEAS GLOBAL (GLOBAL MING) DAN NTSI LINGKUNGAN Muaty syah Fakultas Ekonomi clan Bisni UIN Syarif dayatullah Jakarta «STCT ere has been ineasing awaness th interactions betmen societies and their natural emironments over the past twen{J' _years. This mvan:ness has been shaened �)' concerns about resource scarci', emironmental d�gdaon and environmental issues such as global wam,ing. J\1.ioring thl' ineasing importance the environinent to bader sociery, the interest in the laonsh heflveen bminess and the environmmt has also ,grown dramacal!}. Whether a compar0• enters the maece ct· or no envinental and nat+ral resources make iportant contribHtions to lot{g-te economic peormance and can therere be considered as compans enomic assets. Among the services proi•ided �)' the envirom+1l lo sociei)' are inpflts lo prodffon pcesses, such as wastf disposal sn1Jices provided b)' water and air. Because these servicn a not normal, hot and so at market prices, th1y are not ,neasured �)' com'entional economic aunts. I Ioweve the annual rort nmJJadt!J!S has developed as one the most comrven plas to find environmental rortin. Tn hl' 1ering ttntries, such as Indonesia_. as a result ofpopution groth, persistent ml porer{)� and other factors, the degradation conditions ef a number environmental and natul resources, such as forest co1 1 er, inland fishees, and ater flows has aained such exeme proportions, that the economic gh cabilities of a nation is aa• bei acted 'The eco1101+ic ds of these trends are not ected in the naonal acc011+ts or the pate coanies' incon;e aunts as e mor component Indonesia's economies income. The ttV emphas that the Indonesian government has placed on sustainable developent is a mor source ef itisms ef the tonal national accounts. Jen economic poq desions are based on the omiion environmental costs, production activies ha11e got to be enco+raged to the dame the environment and of long-te; e f the national economic growth. It has nzovated ats to eand the scope of national accounng Stems �)' inudi enviro+mental assets and seices. This is part a laer movement to de v broader economic indicatorsfangprima• on environmental accountin. in annual rorts. ds: Pemanan globa akzmtansi /ingkungan 1. PENDAHULUAN Kesadaran masyarakat dunia rerhadap penanggulanga lobal 1Jart+ing) pemanasan global clan tanggung jawab lingkungan telah menunjukkan gejala yang terus mcn.ingkat. Kesadaran ini juga menuntut perusahaan untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap pelestarian lingkungan. Meskipun menurut pandangan konvensional pengelolaan lingkungan oleh perusahaan adalah pemboro�an karena membutuhkan biaya besar yang berdampak pada terhambatnya daya saing perusabaan, perusahaan-perusahaan konvensional dewasa ini mulai menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan merupakan baan penting dari perusahaan, dimana pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab justru dapat menghindari perusahaan dari tunturan masyarakat maupun pemerintah serta mendorong peningkatan kualitas procluk yang pada akhrnya akan meningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan. Perusabaan yang telal1 menerapkan pengelolaan lingkungan suclah sebarusnya mencatat an melaporkan kegiatannya ke dalam anmra/ rort, meskipun disebagian besar ncgara, termasuk di Indonesia, pelaporan pengelolaan lingkungan perusahaan dalam annual report masih bersifat vontary (suka rela) can hanya berupa pengungkapan yang bersit non publik, serta khusus 73
19
Embed
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32827/1/MUNIATY... · meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Etikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN AKUNT ANSI
LING KUN GAN
Muniaty Aisyah
Fakultas Ekonomi clan Bisni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT There has been increasing awareness of thl' interactions betmen societies and their natural emironments over the past twen{J' _years. This mvan:ness has been sharpened �)' concerns about resource scarcil)', emironmental d�gradation and environmental issues such as global wam,ing. J\1.irroring thl' increasing importance of the environinent to broader sociery, the interest in the relationship heflveen bminess and the environmmt has also ,grown dramatical!}. Whether a compar0• enters the marketplace direct!)· or not, environT11ental and nat11ral resources make it11portant contribHtions to lot{g-term economic pe,formance and can therefore be considered as company's economic assets. Among the services proi•ided �)' the envirom111:nl lo sociei)' are inpflts lo prodffction processes, such as wastf disposal sn1Jices provided b)' water and air. Because these servicn are not normal!), hou,ght and sold at market prices, th1y are not ,neasured �)' com'entional economic accounts. I Iowever, the annual report nmJJadt!J!S has developed as one of the most comrven places to find environmental reportint,. Tn !lhlfl)' e111erJ!.ing cottntries, such as Indonesia_. as a result of population groJJ1th, persistent mral porer{)� and other factors, the degradation conditions ef a number of environmental and natural resources, such as forest co11er, inland fisheries, and 1J1ater flows has attained such extreme proportions, that the economic gro11/th capabilities of a nation is alreaef)• being affected. 'The eco110111ic ejfeds of these trends are not reflected in the national acc01111ts or the private companies' incon;e accounts as the mqjor component ef Indonesia's economies income. The tteJV emphasis that the Indonesian government has placed on sustainable develop!llent is a mqjor source ef criticisms ef the traditional national accounts. JVhen economic poliq decisions are based on the omission of environmental costs, production activities ha11e got to be enco11raged to the damage of the environment and of long-tern; e
f the national economic
growth. It has nzotivated attempts to expand the scope of national accounting [YStems �)' including enviro11mental assets and se'f7!ices. This is part of a larger movement to develop broader economic indicators facmingprimari!J• on environmental accountin/!. in annual reports.
Keywords: Pemanasan global, akzmtansi /ingkungan
1. PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat dunia rerhadap penanggulanga.n (global 1J.Jart11ing) pemanasan
global clan tanggung jawab lingkungan telah menunjukk.an gejala yang terus mcn.ingkat.
Kesadaran ini juga menuntut perusahaan untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap
pelestarian lingkungan. Meskipun menurut pandangan konvensional pengelolaan lingkungan
oleh perusahaan adalah pemboro�an karena membutuhkan biaya besar yang berdampak pada
terhambatnya daya saing perusabaan, perusahaan-perusahaan konvensional dewasa ini mulai
menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan merupakan bagian penting dari perusahaan,
dimana pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab justru dapat menghindari perusahaan
dari tunturan masyarakat maupun pemerintah serta mendorong peningkatan kualitas procluk
yang pada akh.irnya akan meningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan.
Perusabaan yang telal1 menerapkan pengelolaan lingkungan suclah sebarusnya mencatat
clan melaporkan kegiatannya ke dalam anmra/ report, meskipun disebagian besar ncgara, termasuk
di Indonesia, pelaporan pengelolaan lingkungan perusahaan dalam annual report masih bersifat
voluntary (suka rela) c..lan hanya berupa pengungkapan yang bersifat non publik, serta khusus
rerbadap instirusi pemerimah yang terkait saia. Namtm dengan dikeluarkannya .Keputusan
,'vlenteri Lingkungan H idup No.42/ 11 / 1994 dan U ndang-undang RJ No.23 Ta bun 1997 temang
Pengelolaan !jngkungan Hidup, mcnunjukkan adanya kcscriusan clan komitmcn pemerintah
Indonesia dalam menciptakan kepedulian rerhadap lingkungan. Disinilah peran l::.niiro11171mf
Accormti,{f!, menjadi sangat penting untuk mengukur dampak positif dan negatif lingkungan yang
ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan.
Pcmanasan global atau global 1var111ing secara umum cliartikan sebaga.i proses terjadinya
pcningkatan suhu rata-rata global pada pcrmukaan bumi. lntergoz•em111enlal Panel on Climate Change
(IPCQ, sebuah organisasi yang didirikan tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World
Meteorological Organization (\\'1vl0) clan United Nations E11viron11m1t Progra111T11e (UNEP) yang
beranggotakan para ilmuwan dati seluruh Junia, menyimpulkan bahwa st:bagian besar
pcniogkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kcmungkinan besar disebabkan
oleh mcningkatnya konscntrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Kesimpulan dasar
ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah clan akademik, termasuk semua akademi
sains nasional dari negara-negara G8. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyt:babkan pernbaban-pernbaban yang mengakihatkan naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intcnsitas fcnomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah clan pola prcsipitasi,
hilangnya gletser hingga punahnya berbagai jenis hewan cla.n tumbuhan1•
Dalam usaha penanggulan pemanasan global, sebagian besar pemerintah negara-negara
di dunia telah menyepakati sebuah persetujuan internasional di tahun 1997 yang dikenal dengan
Protokol Kyoto. Ncgara-ncgara tcrsebut bcrkomitmcn mengurangi cmisi atau pcngcluaran
karbon dioksida clan gas rumah kaca lainnya dengan cara melakukan kcrja sama dalam
perclagangan emisi gas agar penambahan jumlah emisi gas yang berdampak pada pemanasan
global clapat terkootrol sehingg-a melalu.i kerjasama ini cliprecliksikan akan mampu mengurangi
rata-rata perubahan cuaca global ancara 0,02°C - 0,28°( hingga tabun 20502.
Amcr.ika merupakan salah satu ncgara yang tidak ikut rnenandatangani kcscpakatan
Protokol Kyoto, padahal dalam urusan pemanasan global, Amerika adalah negara yang
kontribusinya paling banyak, tak kurang dari 251Yo produksi karbondioksida dunia berasal dari
Amerika. lsu pemanasan global di Amerika pada kcnyataannya memang masih menjacli polemik.
Ada bcbcrapa hal-hal yang masih cliragukan oleh para ilmuwan, antara lain mengenai berapa
pcrkiraan j umlah pemanasan yang akan terjacli di mas a depan clan bagaimana perubahan
perubahan tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke rlaerah lainnya, bahkan apa yang
sebcnamya menyehabkan pernanasan global hingga saat ini masih mcnjacli perdebatan, apakah
cliscbabkan oleh tindakan manusia (1nan-v1ade) atau memang karena proses alam (11at11ml).
1 • 2 Dirangk.um dari http//:id. wi.k.ipedia.org
74
Jurnal Erikonomi Vol. 12 No. 1 April 2013
Al Gore (2006) dalam bukunya An Inconvenient Truth: The Planetary Emergency of Global
IV'arllli1�i; and What We Can Do About It, membuat argumen persuasif tentang perbedaan
pendapat soal penycbab pcmanasan global. Hal ini terkait <lengan persoalan politik <li i\mcrika,
dimana pada masa pemerintahan Clinton pemanasan global dianggap sebagai salah satu
permasalahan serius dunia yang terjadi akibat tindakan manusia, sedangkan dimasa
pemerintahan Bush pemanasan global yang terjadi dianggap bukanlah karena ulab manusia
sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Dalam bukunya Gore mencoba mengakomodasi
perbedaan-perbedaan pendapat yang ada dengan menampilkan fakta-fakta pendukung yang
dibahas secara komprehensif 3_
Sorokbtin et al (2007), salah satu penentang teori Al Gore, dalam bukunya Global
Wam1illg and Global Cooling: Evoltdion of Climate on Earth dalam ulasan yang ditulis oleh Lee
Gerhard di American Association of Petroleum Geologists (AA.PG) Bulletin cdisi Desember 2007
menjclaskan bah,va buku ini diawali <lengan penjelasan komprehensif tentang teori asal muasal
fisik clan atmosfer burni berclasarkan prinsip-prinsip fisika clan geokirnia yang kemudian
memunculkan teori haru yang disehut dengan Teori A<liabatik Evolusi Bumi. Teori ini menolak
hipotesis bahwa global warming aclalah akibat manusia (anthropogenic) serta menolak teori gas
rumah kaca sebagai penycbab perubahan iklim sebab mcnurut mereka emisi gas C02 dan gas
rumah kaca lain yang luar biasa besamya pun tak akan mampu mengubah temperatur atmosfer
global. Sorokhtin et al mencoba menampilkan teori alternatif yang diclasari oleh sistem clinarnika
bumi dimana clapat disimpulkan bahwa dalam kutun waktu 600 juta tahun ke clepan, kandungan
oksigcn di dalam atmosfer akan menyebabkan tcmperarur global meningkat menjadi 80°C
sehingga bumi tidak akan layak lagi dihuni oleh manusia dan makhl.uk hidup lainnya seperti
sekarang4.
Terlepas dari teori atau pendapat siapa yang benar, hal terbaik yang dapat kita lakukan
adalah mendukung usaha pelestarian lingkungan clengan tidak merusak alam. Sebagai makhluk
individu yang memiliki tanggung jawab sosial, masing-masing kita clapat memulainya clengan
melakukan hal-hal kecil seperti melakukan penghematan energi melalui efisiensi penggunaan
listrik dan BBM, menghemat penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi komunikasi
clan komputer, mengurangi penggunaan barang-barang plastik clan menggantinya clengan
barang-barang yang bisa didaur ulang, tidak membuang sampah sembarangan yang clapat
mengakibatkan banjir atau bencana alam lainnya, clan masih banyak lagi yang meskipun kecil jika
dilakukan bersama-sama secara continue clan konsisten akan clapat membantu menyelamatk.an
burni dari kehancuran.
3 Dirangkum dari ulasan Awang HS, 12 Maret 2009, "Algore (2006) vs Sorokhtin et al (2007) onGlobal Warming", http//:geoblogi.iagi.or.id 4 Dirangkum dari ulasan Awang HS, 12 Maret 2009, "Algore (2006) vs Sorokhtin et al (2007) on Global Warming", http//:geoblogi.iagi.or.id
75
PE11L'\NASAl'.;J GLOBAL (GLOBAL WARl\llNG) DAN AhUNTANSl UNG KUN CAN
Kesadaran akan babaya global ivarmzng terhadap kelangsungan hidup rnanus1a dan
makhluk hidup lainnya, membuat konsumen muJai menuntut tersedianya produk-produk yang
hemac energi Jan ramah lingkungan. Di Indonesia, investor asing merniliki kecenderungan
mempersoalkan masalah pengadaan bahan baku dan proses procluksi yang terhindar clari
munculnya permasalahan lingkungan seperti polusi air, uclara clan suara serta pengrusakan tanah
dan ekosistem. Sedangkan pemerintah mulai mernikirkan kebijakan ekonomi makro terkait
dcngan usaha pengclolaan lingkungan dan konservasi alam. Kesaclaran ini juga menuntut
perusahaan unt:uk merniliki tanggung jawab sosial terhadap pelestarian lingkungan meskipun
menurut panclangan kunvensional, perusahaan menganggap kepeclulian terhadap lingkungan
adalah pemburosan karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengelolaan
lingkungan sehingga akan menghambat daya saing perusabaan.
Dalam sistem ckonorni kapitalis, iYiilton Frie<lmcn mengatakan bahwa ada satu clan
hanya satu tanggung jawab perusahaan, yaitu menggunakan kekayaan yang dirnilikinya untuk
meningkatkan laba sepanjang sesuai clengan aturan main yang berlaku clalam suatu sistem
persaingan bebas tanpa penipuan clan kecurangan. Menlltut penclapat ini, perusahaan ticlak perlu
mernikirkan efek sosial yang clitimbulkan perusahaannya clan ticlak perlu memikirkan usaha
untuk rnemperbaikinya. Kemajuan ekonomi yang sangat pesat akibat lernbaga perusahaan telah
menimbulkan kerusakan alam. Alam clieksploitasi secara tanpa batas clan akibatnya berdampak
pacla kerusakan lingkungan alam, baik binatang, tanaman clan akhirnya berclampak pacla
kenyamanan clan eksistensi makhluk manusia. Pengelolaan alam oleh manusia menjadi ticlak
seimbang karena hanya mcrnik.irkan pertumbuhan ckonomi dan melupakan kehiclupan sosial
yang lebih luas berdampak pacla global 1JJarming, pcmanasan global akibat pcngaruh rumah kaca.
Korporasi terlalu clominan dan hanya memikirkan kepentingan clan kebutuhannya yang tanpa
Harahap, Sofyan Syafri (2001), "Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam", Pustaka Quantum, Jakarta.
Ja'far, Muhammad S. clan Desta Amalia Arifah (2006), "Pengaruh Dorongan Manajernen Lingkungan, Manajemen Llngkungan Proaktif clan Kinerja Lingkungan Terhadap Public Environmental Reporting": Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
Kaya, Ozan (2008), "Co171panie.r Responses to Clilllate Change: J'he Ca.re efTurke_y'� European Journalof Social Sciences, Vol.7 No. 2, pp. 66- 75.
Mangoring, Yenni (2007), "Biaya TanggungJawab Sosial Sebagai Tax Benefit",Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol.9 No.l, 1ki 2007: 35-42, FE Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Susenohaji (2006), "Transformasi Peran Akuntansi Bia ya Lingkungan Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif Perusaahaan", Makalah Diskusi Program Pa.sea Sarjana, U niversitas C'nidjah Mada, Y ogyakarta.
"Bumi Makin Kering", Media Indonesia, 17 :Maret 2009, Hal. 17
"Tak Ada Lagi Dusta Soal Air", Republika 18 Maret 2009, Hal.10.