i PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Christina Titis Vidiarti NIM : 031424005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Embed
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XII IPA SMA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XII
IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL
TENTANG HUKUM II TERMODINAMIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:Christina Titis Vidiarti
NIM : 031424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapinyatakanlah dalam segala hal keinginanmu keada Allah dalamdoa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(Filipi 4:6)
Kesulitan-kesulitan akan hilang jika dihadapi secara berani.(Isacc Asimov)
Jika saya percaya saya bisa melakukannya, saya pasti akanmendapatkan kapasitas untuk mengerjakannya kendatipunmungkin saya tidak punya kapasitas itu pada awalnya.
(Mahatma Ghandi)
Skripsi ini kupersembahan untuk:Yesus Kristus & Bunda Maria
Ayah - Ibu ku & kakak- adikkuBapak T Sarkim & Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Christina Titis Vidiarti, Pemahaman dan Miskonsepsi Siswa Kelas XIIIPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Tentang Hukum II Termodinamika.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta (2011).
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XII IPA di SMA Pangudi LuhurSedayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman partisipan,untuk mengetahui apakah terjadi miskonsepsi pada partisipan dalam memahamihukum II termodinamika, dan jika terjadi dalam hal apa saja miskonsepsi tersebut.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dan instrumenyang digunakan adalah tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis digunakan untukmengetahui pemahaman partisipan. Kualitas soal-soal tes tertulis ditentukan dengan ujicoba soal dan validitas isi.
Wawancara digunakan untuk mengetahui apakah partisipan mengalamimiskonsepsi, jika terjadi dalam hal apa saja miskonsepsi tersebut. Wawancaradilakukan terhadap enam partisipan yang terdiri dari tiga partisipan yang memilikitingkat pemahaman tinggi dan tiga partisipan yang memiliki tingkat pemahamanrendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pemahamanpartisipan tentang hukum II termodinamika masih kurang. Partisipan tidak memahamisiklus Carnot, prinsip kerja mesin panas dan mesin pendingin, proses reversibel danentropi. Partisipan juga beranggapan bahwa panas adalah energi yang dimiliki olehsuatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Christina Titis Vidiarti, Understanding and Misconception StudentsGrade XII Science in Pangudi Luhur High School Sedayu Bantul about SecondLaw of Thermodynamics
Physics Education Study Program, Department of Mathematic andScience Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta (2011)
This research was conducted at the students of the grade XII science of thePangudi Luhur High School in Sedayu. This research was aimed at developunderstanding about the students understanding and students misconception of thesecond law of thermodynamics.
This descriptive qualitative research used to probe misconceptions amoungparticipants. The written test was used to obtain information about participant’sunderstanding, and interviews were conducted with six participats who had differentunderstanding, there are consist of three participants who had high understanding andthree participants who had low understanding.
The result shows that as whole the understanding of participants about thesecond law of thermodynamics infavorable. The research also demonstrate thatparticipants didn’t understand about principle of heat engine and refrigerator,reversible processes, Carnot cycle and entropy. Participants also state that a bodycontains a certain among of heat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan
kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XII IPA SMA
PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TENTANG HUKUM II
TERMODINAMIKA”. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. T.Sarkim, M.Ed, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan penuh dengan kesabaran membimbing serta membantu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Fisika
3. Segenap dosen penguji yang telah banyak membantu.
4. Bapak Markus Padmonegoro, selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur
Sedayu Bantul.
5. Bapak Purwonggo, S.Pd, guru mata pelajaran fisika SMA Pangudi Luhur
Sedayu Bantul.
6. Teman-teman kelas XII IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang telah
berpartisipasi.
7. Teman-teman kelas XII IPA2 SMA Negeri 1 Kalibawang, yang telah
berpartisipasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Ayah dan ibuku tercinta, yang telah dengan sabar memberi semangat, selalu
menantiku untuk menyelesaikan skripsi dan terima kasih atas segalanya.
9. Kakakku Fransisca Maria Venlya Oktasari, terima kasih atas doa dan
dukungannya.
10. Adikku Benedictus Visijanuaryadi, be a wise and a good man.
11. Tony Haryanto, terima kasih atas perhatian dan bantuannya selama ini.
12. Mas Yono dan Frater Fery, terimaksih atas doa dan dukungannya.
13. Mas Wahyu dan Mas Rudi Haryanto, yang selalu memberikan semangaat.
14. Segenap dosen-dosen Pendidikan Fisika, yang telah mengubah pandanganku
tentang fisika.
15. Staf Sekretariat JPMIPA.
16. Malaikat pelindungku, yang selalu menjagaku.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi
perkembangan pendidikan dan ilmu engetahuan. Penulis menyadari skripsi inijauh
dari kesemurnaan, maka kritik dan saran untuk penyempurnaan tulisan ini sangat
diharapkan dan diterima penulis dengan senag hati.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN ...................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................... ............................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... ................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Landasan Teori ......................................................................................... 2
1. Konsep .................................................................................................. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Tabel 5. Nilai akhir partisipan
No. Nama Total
Skor
S/NxSM Nilai
Akhir
Tingkat Pemahaman
2. Ani Yulita 88 70,9677 71 Paham
3. Brigita Tri Lindawati 48 38,7097 39 Tidak Paham
4. E. Paskalia K. P 72 58,0645 58 Cukup Paham
6. Fransiska Herstyani 36 29,0322 29 Tidak Paham
7. Maria Eki Nugraheni 47 37,9032 38 Tidak Paham
8. Onto Kisworo 83 66,9355 67 Paham
9. Paulina Dian Prihananti 71 57,2581 57 Cukup Paham
10. Puji Lestari 74 59,6774 60 Cukup Paham
11. Roberta Vivid Maharani 51 41,1290 41 Tidak Paham
12. Th. Sari Dewi Lestiani 67 54,0323 54 Kurang Paham
13. Veronika Ita Martiana 50 40,3226 40 Tidak Paham
14. Wahyu Wulandari 29 23,3871 23 Tidak Paham
15. Y. Aditya Galih K 39 31,4516 31 Tidak Paham
16. Yohanes Arditya Krisna 82 66,1290 66 Paham
17. Yosafat Samudra 85 68,5484 69 Paham
18. Clara Muktiyan Hadi 44 35,4839 35 Tidak Paham
Jumlah total skor 966
Total skor rata-rata 60,38
Persentase total skor (%) 48,7
Keterangan:S = Total skor yang diperoleh siswaN = Skor maksimalSM = Standard Mark (besarnya skala penilaian yang dikehendaki ,misalnya 1-10 atau 1-100)S/N x SM = Persentase total skor yang diperoleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
Dari tabel 5 halaman 43 dapat diketahui total skor rata-rata yang diperoleh
partispan adalah 60,38 (48,7%) dari total skor maksimal 124, dengan total skor
tertinggi 88 (71%) dan terendah 29 (23 %). Dengan melihat persentase total skor
rata–rata diketahui bahwa tingkat pemahaman partisipan terhadap terhadap hukum II
termodinamika masih kurang. Berikut ini klasifikasi tingkat pemahaman partisipan
tentang hukum II termodinamika berdasarkan hasil tes tertulis :
Tabel 6. Klasifikasi tingkat pemahaman partisipan
Tingkat Pemahaman Jumlah Partisipan Partisipan
Paham 4 2, 8, 16, 17
Cukup Paham 3 4,9,10
Kurang Paham 1 12
Tidak Paham 8 3, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 18
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat 4 partisipan yang paham, 3 partisipan
cukup paham, 1 partisipan kurang paham dan 8 partisipan tidak paham.
2. Tingkat Pemahaman Partisipan
Dari hasil analisis tes tertulis yang terdapat pada tabel 4 halaman 42 dapat
diketahui tingkat pemahaman partisipan terhadap masing-masing soal yaitu tingkat
pemahaman tinggi, tingkat pemahaman sedang, dan tingkat pemahaman rendah.
Tingkat pemahaman tinggi ditunjukkan dengan soal-soal yang mempunyai persentase
jumlah bobot skor tinggi. Tingkat pemahaman sedang ditunjukkan dengan soal-soal
yang memiliki persentase jumlah bobot skor sedang. Sedangkan tingkat pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
rendah ditunjukkan dengan soal- soal yang memiliki persentase jumlah bobot skor
rendah. Kriteria tingkat pemahaman ditentukan sebagai berikut :
Tabel 7. Kriteria tingkat pemahaman partisipanPresentase jumlah bobot skor Tingkat pemahaman
≥ 76 % Tinggi
56 % - 75 % Sedang
≤ 55 % Rendah
Maka tingkat pemahaman partisipan terhadap masing-masing soal adalah sebagai
berikut :
Tabel 8. Tingkat pemahaman partisipan dari hasil tes tertulis
No.
Soal
Persentase
jumlah
bobot skor
(%)
Tingkat
pemahaman
partisipan
Terjadi dalam konsep
2.
1.
3.
92
92
77
Tinggi Konsep panas
8. 75 Sedang Proses reversibel
4
9
5
10
6
7
48
57
31
34
33
16
Rendah
Prinsip kerja mesin panas
Konsep entropi
Prinsip kerja mesin pendingin
Konsep entropi
Soal hitungan sederhana yang berkaitan
dengan prinsip dasar mesin panas dan
mesin pendingin berdasarkan hukum II
termodinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
Dari tabel 8 diketahui bahwa soal-soal yang mempunyai persentase jumlah
bobot skor jawaban tinggi adalah soal nomor 1, 2, dan 3 dengan persentase jumlah
bobot skor 92 %, 92 %, dan 77 %. Ketiga soal tersebut berhubungan dengan konsep
panas. Berdasarkan jumlah bobot skor jawaban yang tinggi dapat diketahui bahwa
pada umumnya partisipan memahami dengan baik materi mengenai arah aliran panas.
Soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor jawaban sedang adalah
soal nomor 8 dengan persentase jumlah bobot skor 75 %. Berdasarkan soal nomor 8
dapat diketahui bahwa pada umumnya partisipan mengetahui arti proses reversibel.
Sedangkan soal yang mempunyai persentase jumlah bobot skor rendah
terdapat pada soal nomor 4, 5, 6, 7, 9, dan 10 dengan persentase jumlah bobot skor
masing-masing 48%, 31%, 33%, 16%, 57%, dan 34%. Keenam soal tersebut
berhubungan dengan prinsip dasar mesin panas dan mesin pendingin, proses
reversibel, entropi serta soal hitungan sederhana yang berkaitan dengan prinsip dasar
mesin panas dan mesin pendingin. Berdasarkan persentase jumlah bobot skor
jawaban partisipan yang rendah pada soal nomor 4, 9, 5, 10, 6, dan 7, dapat diketahui
bahwa partisipan memiliki pemahaman yang kurang mengenai prinsip dasar mesin
panas, prinsip dasar mesin pendingin, entropi, dan perhitungan sederhana yang
berkaitan dengan prinsip dasar mesin panas dan mesin pendingin berdasarkan hukum
II termodinamika.
3. Pemilihan Partisipan Untuk Wawancara
Berdasarkan data yang diperoleh, kita dapat mengetahui adanya
permasalahan-permasalahan yang dialami partisipan dalam memahami hukum II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
termodinamika. Untuk mengungkap permasalahan-permasalahan dan untuk
membuktikan adanya miskonsepsi pada partisipan maka dilakukan wawancara
dengan 6 partisipan yang memiliki perbedaan tingkat pemahaman. Keenam partisipan
tersebut terdiri dari 3 orang partisipan yang memiliki tingkat pemahaman paham dan
3 orang partisipan yang memiliki tingkat pemahaman tidak paham.
Berikut ini adalah keenam partisipan yang diwawancarai :
a. Partisipan nomor urut 02. Partisipan ini memiliki total skor 88 ( nilai akhirnya
71 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 5 dan 7.
b. Partisipan nomor urut 06. Partisipan ini memiliki total skor 36 ( nilai akhirnya
29 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 4, 5, 6, 7 dan 9.
c. Partisipan nomor urut 09. Partisipan ini memiliki total skor 71 ( nilai akhirnya
57 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 4, 6 dan 7
d. Partisipan nomor urut 10. Partisipan ini memiliki total skor 74 ( nilai akhirnya
60 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 5, 6 dan 7.
e. Partisipan nomor urut 14. Partisipan ini memiliki total skor 29 ( nilai akhirnya
23 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 4, 5, 6, 7, 9 dan 10.
f. Partisipan nomor urut 15. Partisipan ini memiliki total skor 39 ( nilai akhirnya
31 ) dan memberikan banyak kesalahan pada nomor 4, 5, 6, 7 dan 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
B. Analisis Data
Soal nomor 1, 2, dan 3 digunakan untuk mengetahui pemahaman partisipan
tentang konsep panas. Soal nomor 4 dan 6 digunakan untuk mengetahui pemahaman
partisipan tentang mesin panas. Soal nomor 5 dan 7 digunakan untuk mengetahui
pemahaman partisipan tentang mesin pendingin. Soal nomor 8 digunakan untuk
mengetahui pemahaman partisipan tentang proses reversibel. Soal nomor 9 dan 10
digunakan untuk mengetahui pemahaman partisipan tentang entropi. Berikut ini hasil
wawancara terhadap 6 partisipan yang diwawancarai :
1.Pemahaman Partisipan Tentang Konsep Panas
Soal nomor 1, 2, dan 3 adalah soal-soal yang memiliki persentase jumlah
bobot skor tinggi. Atau dengan kata lain, pemahaman partisipan terhadap ketiga soal
tersebut tinggi. Ketiga soal tersebut berhubungan dengan konsep panas. Soal nomor 1
memiliki persentase jumlah bobot skor 92 %, soal nomor 2 memiliki persentase
jumlah bobot skor 92 %, dan soal nomor 3 memiliki persentase jumlah bobot skor 77
%.
Berdasarkan persentase jumlah bobot skor pada soal nomor 1 dapat diketahui
bahwa sebagian besar partisipan dapat menjelaskan apa yang akan terjadi pada besi
dan air jika besi panas dimasukkan ke dalam air dingin. Keenam partisipan yang
diwawancarai dapat mengerjakan soal ini. Namun, setelah dilakukan wawancara
terhadap soal ini, ternyata ditemukan adanya miskonsepsi yang berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
konsep panas. Indikator bahwa keenam partisipan mengalami miskonsepsi terhadap
konsep panas dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini :
(Lampiran 7 , halaman 117 , pada partisipan nomor urut 10)P : Ini Puji ya? Kita mulai dari nomor 1 ya.S : Iya.P : Jika besi panas dimasukkan ke dalam air dingin apa yang akan terjadi dengan
temperatur besi dan air ?S : Temperatur besi menurun. Temperatur air meningkat.P : Mengapa bisa demikian ?S : Kan ada perpindahan panas atau kalor.P : Berpindahnya dari mana ke mana ?S : Dari besi ke air.P : Berpindahnya dengan cara apa?S : Konveksi.P : Yakin ? Konveksi itu apa ?S : Kalau gak salah perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan suatu zat. Eh,
bukan. Kayaknya konduksi. Konduksi apa konveksi sich, mbak ?P : Kalau menurutmu ?S : Lupa, ya antara konveksi dan konduksi. Kalau radiasi itu kan gak mungkin.P : Memangnya kenapa ?S : Hmm, kalau radiasi kalau gak salah pancaran cahaya matahari ke bumi.P : Tadi kamu mengatakan panas. Nah menurutmu panas itu apa ?S : Panas itu energi yang dimiliki benda.P : Kalau kalor itu apa?S : Sama dengan panas.P : O, jadi menurutmu kalor itu sama dengan panas.S : Ya.P : Nah, kalau besi panasnya sudah dimasukin ke dalam air dingin lama- lama
apa yang akan terjadi?S : Suhunya akan sama.
Dari hasil wawancara partisipan berpendapat bahwa panas dan kalor sama.,
tetapi sebenarnya berbeda. Menurutnya, panas adalah energi yang dimiliki benda.
Selain itu partisipan berpendapat bahwa perpindahan panas dari besi panas ke air
yang dingin terjadi dengan cara konveksi.
Sedangkan hasil wawancara dengan partisipan yang lain adalah sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
(Lampiran 7, halaman 113, pada partisipan nomor urut 9)P : Sekarang nomor 1 ya. Jika besi panas dimasukkan ke dalam air dingin apa
yang akan terjadi dengan temperatur besi dan air ?S : Eee.. besi panas dimasukkan ke dalam air dingin mungkin air dingin itu akan
jadi panas atau suhunya meningkat karena panas yang dilepas oleh besi.Lama – lama suhu besi dan air akan sepadan.
P : Maksudnya sepadan apa?S : Suhunya itu akan sama. Suhu besi dan air akan setimbang.P : Menurutmu keadaan setimbang itu apa ?S : Kedua suhunya pada akhirnya akan sama.P : Besi melepas panas ke air denga cara apa?S : Kayaknya konduksi deh.P : Mengapa konduksi ?S : Pokoknya konduksi deh. Saya lupa, tapi yang jelas bukan konveksi atau
radiasi.P : O iya, tadi kamu mengatakan panas. Panas itu apa sich?S : Panas itu ya kalor.P : Jadi panas sama dengan kalor ?S : Eeee.. iya.P : Kalau gitu kalor artinya apa ?S : Kalor adalah energi yang terkandung dalam benda .
Dari hasil wawancara dengan partisipan nomor urut 9 juga ditemukan
pemahaman yang sama dengan partisipan nomor urut 10. Kedua partisipan tersebut
berpendapat bahwa kalor adalah energi yang terkandung dalam benda. Selain itu
partisipan nomor 9 juga berpendapat bahwa perpindahan panas dari besi panas yang
dicelupkan ke dalam air dingin terjadi secara konduksi meskipun siswa tersebut tidak
dapat memberikan alasan mengapa perpindahan panas terjadi secara konduksi.
Partisipan nomor urut 9 juga memahami bahwa suhu akhir besi dan air akan
setimbang.
Sedangkan hasil yang sama juga ditunjukkan oleh partisipan nomor urut 2,
6, 14, dan 15. Keempat partisipan tersebut memiliki pemahaman yang sama dengan
partisipan nomor urut 9 yang memahami bahwa perpindahan panas dari besi panas ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
air yang dingin terjadi secara konduksi dan berpendapat bahwa kalor adalah energi
yang terkandung dalam benda.
Pada soal nomor 3, partisipan ditanya arti kata spontan dalam kalimat “Panas
tidak pernah mengalir secara spontan dari benda yang dingin ke benda yang panas”.
Menurut partisipan nomor urut 6, kata spontan pada kalimat“Panas tidak pernah mengalir
secara spontan dari benda yang dingin ke benda yang panas” berarti berlangsung
sendiri secara alami. Berikut ini cuplikan wawancara dengan partisipan nomor urut 6
(Lampiran 7 halaman 108, pada partisipan nomor urut 6)P : Sekarang saya tanya nomor 3 ya.S : Ya.P : Panas tidak pernah mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda yang
lebih panas. Kamu setuju dengan pernyataan itu nggak ?S : Ya.P : Maksud kata spontan pada pernyataan itu apa ?S : Spontan berarti berlangsung sendiri secara alami.P : Maksudnya secara alami itu apa ?S : Misalnya es jika dibiarkan lama – lama akan mencair. Itu yang aku maksud
secara alami.
Partisipan nomor urut 6 berpendapat bahwa arti kata spontan dalam kalimat
“Panas tidak pernah mengalir secara spontan dari benda yang dingin ke benda yang
panas” berarti berlangsung secara alami. Maksud dari kata secara spontan pada
kalimat tersebut adalah dengan sendirinya tanpa melakukan masukan kerja dalam
bentuk apapun. Selain itu, partisipan tersebut tidak dapat memberikan contoh
peristiwa yang mendukung pernyataan “Panas tidak pernah mengalir secara spontan
dari benda yang dingin ke benda yang panas” dengan benar. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh partisipan nomor urut 10, 14, dan 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
Sedangkan wawancara dengan partisipan lain yang dapat menjelaskan arti
kata spontan dalam kalimat “Panas tidak pernah mengalir secara spontan dari benda
yang dingin ke benda yang panas” adalah sebagai berikut :
(Lampiran 7, halaman 104, pada partisipan nomor urut 2)P: Ok. Sekarang nomor 3 ya. Panas tidak pernah mengalir secara spontan dari
benda yang dingin ke benda yang panas. Maksud kata spontan dalam pernyataanitu artinya apa ?
S : Spontan itu berarti tanpa perantara.P : Maksudnya perantara ?S : Jadi suatu benda dingin untuk menjadi panas harus ada usaha atau kerja.P :Kalau begitu artinya spontan apa ?S : Spontan itu ya nggak langsung, jadi harus ada usaha atau kerja.P : Contoh peristiwa yang mendukung pernyataan “Panas tidak pernah mengalir
secara spontan dari benda yang dingin ke benda yang panas” apa ?S : Kulkas. Kulkas itu kan prinsipnya ngambil kalor dari tempat yang lebih dingin
ke tempat yang panas dengan melakukan usaha.
Dari wawancara ini dapat diketahui bahwa partisipan dapat menjelaskan arti
kata spontan dalam kalimat “Panas tidak pernah mengalir secara spontan dari benda
yang dingin ke benda yang panas”. Menurutnya untuk memindahkan panas dari
benda dingin ke benda panas harus ada usaha atau kerja . Partisipan nomor urut 2
juga dapat menjelaskan contoh yang mendukung pernyataan “Panas tidak pernah
mengalir secara spontan dari benda yang dingin ke benda yang panas” dengan
benar.Hal yang sama juga diungkapkan oleh partisipan nomor urut 9.
Dari hasil tes tertulis, soal nomor 1, 2 dan 3 memiliki bobot skor tinggi.
Namun ketika dilakukan wawancara terhadap 6 siswa ditemukan bahwa pemahaman
siswa terhadap konsep panas dan kalor masih kurang. Bukti bahwa pemahaman
partisipan tentang konsep panas masih sangat kurang antara lain : 1) Partisipan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
dapat mengetahui bahwa panas mengalir secara spontan dari benda yang panas ke
benda yang lebih dingin, partisipan tidak memahami bahwa kerja dilakukan untuk
memindahkan panas dari benda yang dingin ke benda yang lebih panas , 2) partisipan
berpendapat bahwa panas dan kalor sama.
2. Pemahaman Partisipan Tetang Siklus Carnot
a. Pemahaman Partisipan Tentang Prinsip Kerja Mesin Panas
Soal nomor 4 dan soal nomor 6 berhubungan dengan konsep mesin panas.
Soal nomor 4 memiliki persentase jumlah bobot skor 48 % dan soal nomor 6
memiliki persentase jumlah bobot skor 33 %. Berdasarkan persentase jumlah bobot
skor tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan tentang mesin panas
kurang baik.
Soal nomor 4 berhubungan dengan prinsip kerja mesin panas. Dalam soal
tersebut partisipan diminta untuk memilih gambar diagram mesin panas yang benar.
Berikut ini gambar mesin panas yang harus dipilih partisipan:
(a) (b)
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
mesin
Q1
Q2
W
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
Kemudian partisipan diminta untuk menjelaskan prinsip kerja mesin panas.
Soal ini digunakan untuk mengukur kemampuan partisipan dalam memahami siklus
Carnot dan transfer energi pada mesin panas. Persentase jumlah bobot skor yang
diperoleh partisipan adalah 48 %. Dari enam partisipan yang diwawancarai ada
empat partisipan yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal ini. Agar dapat
mengerjakan soal ini partisipan harus memahami siklus Carnot dan 3 proses penting
pada mesin panas, yaitu proses penyerapan kalor (Q) dari sumber panas, kerja yang
dilakukan oleh mesin (W), dan proses pembuangan kalor pada tempat yang bersuhu
rendah. Indikator bahwa siswa tidak tidak memiliki pemahaman yang diperlukan
untuk menjawab soal ini dengan benar, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
(Lampiran 7, halaman 114, partisipan nomor urut 9 )P : Sekarang nomor 4 ya. Manakah gambar mesin panas yang benar ?S : Mesin panas ?P : Iya.S : Eeee…… ( Siswa diam sejenak )P : Menurutmu mesin panas itu apa ?S : Eee.. Apa ya ? Mesin panas itu mungkin mesin yang dapat merubah
temperatur.
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
Q1
W
Q2
mesin
mesin
Temperatur tinggi T1
Q1
W
(c ) (d )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
P : Maksudnya merubah temperatur itu apa ?S : Eee... mesin yang dapat merubah temperatur dingin menjadi temperatur yang
panas.P : Mengapa bisa merubah temperatur ?S : Kan ada W.P : W yang mana ?S : Yang ini ( Siswa menunjukkan gambar ).P : Pada gambar, W itu menunjukkan apa ?S : W itu kalau tidak salah usaha.P : Lantas kok W (usaha) itu bisa merubah temperatur?S : Wah, bingung mbak. Susah.P : Kalau begitu menurutmu mana gambar mesin panas yang benar ?S : HeheheheP : Kok ketawa. Yang mana dong ?S : Eee… Kalau tidak salah yang AP : Bisa menjelaskan prinsip kerjanya ?S : Nggak bisa, mbak.
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa partisipan dengan nomor urut 9
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan prinsip kerja
mesin panas. Partisipan nomor urut 9 berpendapat bahwa mesin panas adalah mesin
yang dapat merubah temperatur. Ketika partisipan ditanya lebih lanjut apa maksud
jawabannya tersebut, partisipan tersebut tidak bisa menjawabnya. Pada saat
mengerjakan soal tes partisipan ini juga tidak dapat memilih gambar diagram transfer
energi pada mesin panas yang benar dan tidak dapat menjelaskan pinsip kerja mesin
panas. Dari sini dapat dilihat bahwa partisipan nomor urut 9 tidak memiliki
pemahaman tentang siklus Carnot. Akibatnya partisipan tidak dapat menjelaskan
prinsip kerja mesin panas. Hasil wawancara dengan partisipan lain menunjukkan hal
yang sama, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
(Lampiran 7, halaman 129 partisipan nomor urut 15)P : Sekarang nomor 4. Soal ini berhubungan dengan prinsip kerja mesin
panas.Pernah denger mesin panas?S : Pernah.P : Tahu nggak, mesin panas itu apa ?S : Mesin panas itu mesin yang bisa menghasilkan panas.P : Mengapa bisa menghasilkan panas ?S : Ya karena adanya pemanasan. Contohnya ini aja pemanas air atau hiter. Hiter
itu kan bisa panas karena dialiri listrik. Dari energi listrik itu makanya hiterbisa panas.
P : Coba kamu perhatikan gambar – gambar ini. Manakah gambar mesin kaloryang benar ?
S : ( Siswa memperhatikan gambar ) Yang C.P : Yang C ?S : Iya.P : Coba jelaskan alasannya mengapa kamu memilih C.S : Bingung mbak.P : Kok bingung, nggak ingat sama sekali ?S : Nggak.
Partisipan 15 tidak mengetahui gambar diagram transfer energi pada mesin
panas. Menurut partisipan, mesin panas adalah mesin yang dapat menghasilkan
panas.
Sedangkan hasil wawancara dengan partisipan lain juga menunjukkan hal
yang sama, yaitu partisipan dengan nomor urut 6 dan 14. Mereka tidak mengetahui
gambar diagram transfer energi pada mesin panas yang benar dan tidak dapat
menjelaskan prinsip kerja mesin panas karena mereka tidak memahami konsep siklus
carnot dan 3 proses penting pada mesin panas, yaitu proses penyerapan kalor (Q) dari
sumber panas, kerja yang dilakukan oleh mesin (W), dan proses pembuangan energi
panas pada tempat yang bersuhu rendah.
Sedangkan soal nomor 6 berhubungan dengan perhitungan tentang prinsip
kerja mesin panas berdasarkan hukum II termodinamika. Dalam soal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
partisipan diminta untuk menghitung besarnya kerja mesin, panas yang dibuang oleh
mesin, dan efisiensi mesin. Soal ini digunkan untuk mengukur partisipan dalam
memahami siklus mesin (dimana dalam setiap siklus mesin selalu ada panas yang
dibuang), mengukur kemampuan partisipan dalam memahami proses termodinamika
yang dapat menghasilkan usaha, dan mengukur kemampuan partisipan dalam
memahami bahwa efisiensi mesin-mesin tidak pernah mencapai 100%. Dalam soal
tersebut persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan adalah 33%. Dari
keenam partisipan yang diwawancarai terdapat lima partisian yang tidak bisa
menjawab soal ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman partisipan terhadap
soal ini masih sangat rendah.
Agar dapat mengerjakan soal ini partisipan harus memiliki pemahaman
tentang siklus carnot dan prinsip kerja mesin panas. Selain itu partisipan juga harus
memahami efisiensi mesin panas sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan
oleh mesin dengan panas yang diserap selama siklus. Indikator bahwa partisipan tidak
memiliki pemahaman yang diperlukan untuk menjawab soal ini dengan benar, dapat
dilihat dari hasil wawancara berikut ini :
(Lampiran 7, halaman 110, pada partisipan nomor urut 6)P : Sekarang nomor 6 ya.. Informasi apa saja yang ada di soal ?S : Suhu reservoir rendah 00C, suhu reservoir tinggi 1000C, panas 1000 Joule.P : Coba gambarkan mesin panas. Dari nomor 4, mana gambar mesin panas
yang benar ?S : Yang A.P : Untuk memudahkan memahami soal itu, coba kamu gambarkan mesin panas
yang benar.S : Yang kayak tadi ?P : Iya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
S : (Siswa mulai menggambar).P : Nah, dari data – data tersebut gimana caranya mencari besarnya kerja mesin ?S : Kerja itu kalau tidak salah kan W. Jadi W = Q1 - Q2
P : Rumus itu diperoleh dari mana ?S : Nggak tahu. Tapi kalau tidak salah memang kayak gituP : Q1 dan Q2 itu menyatakan apa ?S : Q1 itu panas yang diserap mesin. Q2 itu panas yang dikeluarkan mesin.P : Sekarang pertanyaan yang b. Tahu nggak besarnya panas yang dibuang oleh
mesin ?S : Nggak tahu e mbak.P : Kalau yang c tahu nggak. Berapa efisiensi mesinnya ? Cara mencarinya
gimana ?
S :1
21Q
T−=
P : Persamaan itu diperoleh dari mana ?S : Rumusnya memang seperti itu.P : Sebenarnya efisensi mesin itu berhubungan dengan apa ?S : Nggak tahu.
Ternyata partisipan nomor urut 6 ini tidak dapat mengerjakan soal hitungan
yang berhubunggan dengan mesin mesin panas. Partisipan hanya mampu
menyebutkan rumus kerja dan efisiensi mesin saja. Hal itu membuktikan bahwa
partisipan tidak mengetahui hubungan persamaan tersebut. Partisipan mengetetahui
rumus tersebut sebatas hafalan saja.
Sedangkan hasil wawancara yang lainnya adalah sebagai berikut :
(Lampiran 7, halaman 114 pada partisipan nomor urut 9)P : Sekarang nomor 6. Apa saja yang diketahui dalam soal ?S : Suhu rendah 00C , Suhu rendah 1000C , panas yang diserap 1000 joule.P : Dari soal tersebut, tahu nggak berapa besarnya kerja mesin ?S : Nggak tahu, mbak.P : kalu begitu coba kamu gambar lagi mesin panas.S : ( Siswa menggambar mesin panas ) . Kayak gini mbak ?P : Iya. Terus kerjanya gimana ?S : Eee...P : Ini W kan ?S : Iya.P : W itu apa ?S : Energi.P : Besar energinya berapa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
S : Nggak tahu, mbak.P : Kalau yang b, berapakah panas yang dibuang oleh mesin ?S : Eee.. 10.P : Dari mana ?S : 1000 dibagi 100.P : Kok bisa begitu ?S : 1000 itu kan panas yang diserap mesin. Yang 100 itu suhu. Karena panas
yang dibuang itu kan ke suhu yang rendah, jadinya 1000 joule dibagi 1000C.
P : Kok bisa begitu ? Dasarnya apa ?S : He..he.. bingung, mbak.P : Kalau efisiensi mesinnya berapa ?S : ( Siswa diam saja )P : Efisiensi mesin itu apa ? Tahu nggak ?S : Nggak. Kayaknya belum pernah denger deh.
Berdasarkan hasil tes tertulis partisipan nomor urut 9 tidak dapat menjelaskan
prinsip kerja mesin panas. Ternyata partisipan ini juga tidak bisa mengerjakan soal
hitungan tentang mesin panas. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman partisipan
nomor urut 9 tentang mesin panas sangat rendah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh partisipan nomor urut 10, 14, dan 15.
Ketiga partisipan tersebut tidak dapat menjelaskan prinsip kerja mesin panas dan
tidak dapat mengerjakan soal hitungan tentang mesin panas.
Dari soal nomor 4 dan 6 dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan
dalam memahami mesin panas masih sangat rendah. Bukti bahwa pemahaman
partisipan tentang mesin panas sangat rendah adalah 1) partisipan tidak dapat
menjelaskan prinsip kerja mesin panas dengan benar. Hal ini dikarenakan partisipan
tidak memahami 3 proses penting pada mesin panas, yaitu proses penyerapan kalor
(Q) dari sumber panas, kerja yang dilakukan oleh mesin (W), dan proses pembuangan
kalor pada tempat yang bersuhu rendah.; 2) Partisipan tidak dapat mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
hitungan tentang mesin panas meskipun partisipan hafal rumus kerja dan efisiensi
mesin.
b. Pemahaman Partisipan Tentang Mesin Pendingin
Soal nomor 5 dan soal nomor 7 berhubungan dengan konsep mesin pendingin.
Soal nomor 5 memiliki persentase jumlah bobot skor 31 % dan soal nomor 7
memiliki persentase jumlah bobot skor 16 %.
Pada soal nomor 5 partisipan diminta untuk memilih gambar proses transfer
energi pada mesin pendingin. Berikut ini adalah gambar mesin pendingin yang harus
dipilih oleh partisipan :
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
mesin
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
Q1
W
Q2
mesin
(a) (b)
Temperatur tinggi T1
Temperatur rendah T2
mesin
Q1
Q2
Wmesin
Temperatur tinggi T1
Q1
W
(c) (d)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
Kemudian partisipan diminta untuk menjelaskan prinsip dasar mesin
pendingin. Prinsip dasar mesin pendingin ini merupakan kebalikan mesin panas. Soal
ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami transfer energi
pada mesin pendingin. Dari enam partisipan yang diwawancarai ada lima partisipan
yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal ini. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemahaman partisipan tentang prinsip kerja mesin pendingin masih kurang
Agar dapat menjawab soal ini dengan benar partisipan harus memahami siklus
carnot dan proses penting yang terjadi pada mesin pendingin, yaitu kerja yang
dilakukan oleh mesin untuk memindahkan panas dari tempat yang dingin ke tempat
yang panas. Indikator bahwa siswa tidak tidak memiliki pemahaman yang diperlukan
untuk menjawab soal ini dengan benar, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
(Lampiran 7, halaman 130, pada partisipan nomor urut 15)P : Soal nomor 5 ini berhubungan dengan mesin pendingin. Kamu tanhu nggak
mesin pendingin itu apa ?S : Mesin yang bekerja untuk mendinginkan.P : Contohnya apa saja ?S : Eee.. AC, kulkas.P : Gambar mesin pendingin yang benar yang mana ?S : ( Siswa memperhatikan gambar ) Yang D.P : Coba kamu jelaskan prinsip dasar mesin pendingin.S : (Siswa terdiam sesaat)P : Bisa Nggak ?S : Nggak bisa mbak.
Dari hasil wawancara tersebut ditemukan adanya miskonsepsi yang dialami
oleh partisipan nomor urut 15. Partisipan tidak dapat menjelaskan prinsip kerja mesin
pendingin dan mengerti gambar diagram taranfer energi yang benar pada mesin
pendingin. Berdasarkan hasil wawancara tampak sekali kalau partisipan nomor urut
15 tidak memahami siklus Carnot dan prinsip kerja mesin panas. Karena pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
dasarnya prinsip kerja mesin pendingin adalah kebalikan daari prinsip kerja mesin
panas. Partisipan nomor urut 15 ini juga tidak mengerti gambar transfer energi pada
mesin panas.
Hasil wawancara dengan partisipan lain juga menunjukkan hal yang sama, yaitu :
( Lampiran 7, halaman 104 pada partisipan nomor urut 2)P : Sekarang nomor 5 ya. Manakah gambar gambar mesin pendingin yang benar
?S : Aku milihnya D.P : Mengapa ?S : Prosesnya sama seperti mesin panas kan ?P : Apa iya ?S : Hmmm........nggak tahu.P : Menurutmu mesin panas itu apa ?S : Mesin yang fungsinya untuk memanaskan.P : Contohnya apa ?S : Seterika.P : Seterika ? Mesin lho.S : Oh mesin ya. Mesin motor.P : Kalu menurutmu mesin pendingin itu apa ?S : Mesin yang fungsinya buat mendinginkan.P : Contohnya apa ?S : Lemari es.P : Nah dari pengertian dan contohnya saja sudah beda, masa prinsip kerja mesin
panas dan mesin pendingin sama?S : Oh iya ya.P : Kalau begitu bisa nggak menjelaskan prinsip kerja mesin pendingin ?S : Wah, nggak tahu.P : Ya sudah tidak apa – apa.S : Maaf ya mbak.
Sedangkan hasil yang sama ditunjukkan oleh partisipan nomor urut 6, 10, dan
14. Mereka sama sekali tidak mengerti gambar diagram transfer energi yang benar
pada mesin pendingin. Akibatnya Para partisipan tidak dapat menjelaskan prinsip
kerja mesin pendingin
Sedangkan soal nomor 7 berhubungan dengan perhitungan tentang prinsip
kerja mesin pendingin berdasarkan hukum II termodinamika. Dalam soal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
partisipan diminta menghitung besarnya panas yang dilepaskan oleh mesin ke suhu
tinggi dan kerja yang dilakukan sistem. Soal ini digunakan untuk mengukur
kemampuan partisipan dalam memahami siklus mesin ( dimana dalam setiap siklus
mesin selalu ada panas yang dibuang), dan mengukur kemampuan partisipan dalam
memahami proses termodinamika yang membutuhkan usaha untuk memindahkan
panas. Dalam soal tersebut persentase jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan
adalah 16 %. Hampir semua partisipan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
ini dan keenam partisipan yang diwawancarai juga mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal ini. Dengan melihat persentase bobot skor yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman partisipan terhadap soal ini masih sangat rendah..
Agar dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar, partisipan harus
memahami prinsip kerja mesin pendingin. Selain itu partisipan harus memahami
bahwa koefisien performansi mesin pendingin sebagai perbandingan antara panas
yang diambil dari daerah bertemperatur rendah dengan kerja yang dilakukan oleh
mesin untuk mengeluarkan panas. Indikator bahwa partisipan tidak tidak memiliki
pemahaman yang diperlukan untuk menjawab soal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut ini :
(Lampiran 7, halaman 132 pada partisipan nomor urut 15)P : Nomor 7 ya. Apa saja yang diketahui dalam soal ?S : Mesin pendingin mempunyai koefisien performansi 0,6. Mesin bekerja pada
suhu reservoir 00C dan 1000 C. Mesin menyerap panas 500 joule darireservoir rendah.
P : Koefisien performansi itu apa ?S : Nggak tahu, mbak. Kayaknya belum pernah denger.P : Kalau 00C dan 1000 C itu apa ?S : Suhu. 00C itu T1. 1000 C itu T2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
P : Yang 500 joule itu apa ?S : Q.P : Lalu besarnya panas yang dilepas oleh mesin ke suhu tinggi berapa?S : Nggak tahu, mbak.P : Kalau kerja yang dilakukan sistem ?S : Aduh, yang ini juga nggak bisa e, mbak.
Hasil wawancara dengan partisipan yang lain juga menunjukkan hasil yang sama,
yaitu :
(Lampiran 7, halaman 110, pada partisipan nomor urut 6)P : Soal nomor 7 ini merupakan soal hitungan tentang mesin pendingin. Apa saja
yang diketahui ?S : Koefisien performansi 0,6 , suhu reservoir dingin 00C dan suhu reservoir
panas 1000C. Panas yang diserap mesin 500 Joule.P : Gambar mesin pendingin yang benar seperti apa ? Coba kamu gambar mesin
pendingin, bisa nggak ?S : ( Diam saja )P : Kok diam ?S : Nggak bisa mbak.P : Berapa besarnya kerja yang dilakukan pada sistem itu ?S : Kerja itu W = Q1 - Q2
P : Mengapa kok W = Q1 - Q2
S : Di buku seperti itu.P : Dari soal itu mana yang menyatakan Q1 ?S : Tidak diketahui.P : Kalau yang menyatakan Q2 ?S : 500 Joule.P : Lalu besarnya kerja mesin berapa ?S : Nggak tahu. Q1 nggak diketahui.P : Tapi kan dalam soal diketahui koefisien performansi. Tahu nggak hubungan
kerja dengan koefisien performansi ?S : Nggak tahu.P : Koefisien performansi artinya apa ?S : Aduh nggak tahu mbak.
Partisipan nomor urut 15 dan 6 tidak mengetahui gambar mesin pendingin
yang benar dan tidak dapat menjelaskan prinsip kerja mesin pendingin dengan benar.
Akibatnya mereka juga tidak dapat mengerjakan soal hitungan tentang mesin
pendingin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
Sedangkan hasil yang sama juga diungkapkan oleh partisipan nomor urut 2, 9,
10, dan 14. Partisipan hanya mampu mengetahui rumus kerja yang dilakukan oleh
sistem (kerja yang dilakukan oleh mesin), tetapi partisipan tidak mampu
menerapkannya dalam soal karena partisipan tidak memahami hubungan antara
koefisien performansi dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Selain itu keenam
partisipan tersebut tidak bisa menggambarkan mesin pendingin dengan benar,
akibatnya mereka juga tidak dapat mengerjakan soal ini dengan benar.
Dari soal nomor 5 dan 7 dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman
partisipan tentang mesin pendingin masih sangat kurang. Bukti bahwa partisipan
tidak memahami konsep mesin pendingin adalah : 1) partisipan tidak dapat
mnjelaskan prinsip kerja mesin pendingin dengan benar karena partisipan tidak
memahami bahwa untuk memindahkan panas dari daerah yang bertemperatur rendah
ke daerah yang bertemperatur tinggi dibutuhkan usaha atau kerja. Atau dengan kata
lain partisipan harus memahami bahwa panas tidak mungkin berpindah dari daerah
yang bertemperatur rendah ke daerah yang bertemperatur tinggi secara spontan ; 2)
partisipan tidak dapat mengerjakan soal hitungan tentang mesin pendingin.
3. Pemahaman Partisipan Tentang Proses Reversibel
Soal nomor 8 ini digunakan untuk mengetahui pemahaman partisipan tentang
proses reversibel. Dalam soal ini partisipan diminta untuk menjelaskan apa yang
dimaksud dengan proses reversibel. Persentase jumlah bobot skor pada soal nomor 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
adalah 75%. Keenam partisipan yang diwawancarai mengetahui arti proses
reversibel.
Agar dapat menjawab pertanyaan ini partisipan harus memiliki pemahaman
bahwa proses reversibel adalah proses yang dapat berlangsung bolak balik dan proses
ini tidak mungkin terjadi dalam kenyataan. Proses ini hanya akan terjadi dengan
persyaratan yang sangat khusus, misalnya tidak terjadi gesekan, tidak ada
perpindahan panas, tidak terjadi pembakaran, tidak terjadi pemanaan. Proses
reversibel hanya dapat dapat dibayangkan saja. Indikator bahwa partiipan tidak
memiliki pemahaman ini dengan benar dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini
(Lampiran 7, halaman 132, pada partisipan nomor urut 15)P : Sekarang nomor 8 ya. Kamu tahu nggak apa itu proses reversibel ?S : Reversibel adalah proes yang dapat kembali ke keadaan semula.P : Maksudnya ?S : Apa ya ? Emm..maksudnya sebuah mesin yang suhu awalnya 250 C dan
mesin itu bekerja sampai suhunya 1000C. Maka setelah mesin itu berhentiseperti semula maka suhu nya akan kembali ke awal.
P : Oh, jadi itu namanya reversibel ?S : Iya.P : Apakah saat mesin itu bekerja terjadi gesekan dan terjadi perpindahan panas ?S : Emm...Iya.P : Apa sich syarat supaya dapat terjadi peristiwa reversibel ?S : Apa ya ? Aduh mbak nggak tahu.
Menurut partisipan nomor 15 proses reversibel adalah proses yang dapat
kembali ke keadaan semula. Meskipun siswa nomor 15 bisa mengerti arti reversibel,
tetapi partisipan tersebut tidak dapat memberikan contoh peristiwa reversibel. Dari
jawaban partisipan ini tampak bahwa siswa tidak memahami roses reversibel.
Sedangkan hasil wawancara dengan partisipan lain adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
(Lampiran 7, halaman 121, partisipan nomor urut 10 )P : Sekarang nomor 8. Apakah yang dimaksud dengan proses reversibel ?S : Proses dimana sesuatu dapat kembali ke keadaan semula.P : Maksudnya dapat kembali ke keadaan semula apa ?S : Suatu keadaan yang bisa bolak balik.P : Contohnya apa ?S : Air bisa jadi es, terus es kembali lagi menjadi air.P : Lho tapi kan air tidak bisa langsung jadi es. Kalau dibiarkan saja airnya tetap
jadi air.P : Oh jadi itu peristiwa reversibel ya ?S : Mungkin.P : Apakah kamu tahu syarat supaya roses reversibel daat terjadi ?S : (Siswa diam saja sambil menggelengkan kepala).P : Kalau begitu apakah ada proses yang dapat kembali ke wujud semula ?S : Mungkin tidak ada.
Menurut partisipan nomor urut 10 peristiwa mencairnya es termasuk proses
reversibel. Hal yang sama juga diungkapkan oleh partisipan nomor urut 2, 6, 9 dan
14. Dari sini tampak bahwa partisipan tidak memahami bahwa proses reversibel tidak
dapat terjadi dalam kenyataan. Proses reversibel hanya dapat terjadi dengan syarat –
syarat khusus. Kesulitan yang dialami partisipan ini dikarenakan partisipan tidak
memahami bahwa hukum II termodinamika memberi batasan–batasan suatu peristiwa
dapat terjadi atau tidak dan menunjukkan arah proses termodinamik.
Dari nomor 8 dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan tentang proses
reversibel masih kurang meskipun seluruh partisipan mengetahui arti reversibel. Hal
ini terjadi karena materi reversibel tidak diajarkan secara mendalam. Akibatnya
sebagian besar partisipan hanya mengerti arti reversibel saja.
4. Pemahaman Partisipan Tentang Entropi
Soal nomor 9 dan 10 ini digunakan untuk mengetahui pemahaman partisipan
tentang konsep entropi. Dalam soal ini mula-mula partisipan diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
menjelaskan apa yang dimaksud dengan entropi. Selain itu partisipan juga diminta
untuk menjelaskan apakah entropi sistem bertambah atau berkurang jika sebotol tinta
berwarna dimasukkan kedalam baskom yang berisi air. Soal nomor 9 memiliki
persentase jumlah bobot 57 %. Dari enam partisipan yang diwawancarai ada dua
partisipan yang tidak dapat menjawab pertanyaan ini. Agar dapat menjawab
pertanyaan ini partisipan harus memiliki pemahaman tentang entropi (ukuran ketidak
teraturan). Makin tidak teratur suatu sistem maka entropinya semakin besar. Indikator
bahwa partisipan tidak dapat memiliki pemahaman yang diperlukan untuk menjawab
soal ini dengan benar dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini :
(Lampiran 7, halaman 111, pada partisipan nomor urut 6 ) P : Sekarang nomor 9. Kamu pernah mendengar istilah entropi ?
S : Pernah.P : Kalau begitu, apa sich entropi ?S : Entropi ?P : Iya, apa coba ?S : (Siswa diam saja )P : Inget nggak. ?S : Agak lupa.P : Kalau sebotol tinta berwarna dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air,
bagaimana keadaan entropinya ?S : Berkurang.P : Apa alasannmu mengatakan berkurang.S : Karena menyebabkan warnanya tercampur.P : Kalau warnanya tercampur artinya apa ?S : ( Siswa diam sejenak) Bingung, mbak.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan partisipan lain juga menunjukkan hal yang
sama, yaitu :
(Lampiran 7 , halaman 127, partisipan nomor urut 14)P : Ok . Sekarang Nomor 9 ya. Kamu pernah mendengar entropi ?S : Pernah.P : Jika sebotol tinta berwarna dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air, apa
yang akan terjadi dengan entropi sistem ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
S : Bertambah.P : Mengapa kok bertambah ?S : Berkurang ya mbak ?P : Menurutmu ?S : Bertambah.P : Mengapa kok entropinya bertambah ?S : Karena volumenya bertambah.P : Volume apa ?S : Volume cairan.P : Kalau begitu entropi itu apa ?S : Entropi ? Lupa mbak.
Berdasarkan jawaban partisipan ini dapat diketahui bahwa partisipan
mengalami kesulitan dalam memahami entropi. Partisipan nomor urut 6 dan 14 tidak
dapat menjelaskan apakah yang dimaksud dengan entropi. Mereka juga tidak tahu
besarnya perubahan entropi sistem jika sebotol tinta berwarna dimasukkan ke dalam
baskom yang berisi air. Partisipan – partisipan tersebut tidak dapat menjawab
pertanyaan tersebut karena partisipan tidak mengerti arti entropi. Selain itu partisipan
juga tidak memahami bahwa semakin tidak teratur suatu sistem makin besar
perubahan entropinya.
Dari soal nomor 9 dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan terhadap
konsep entropi masih sangat kurang. Partisipan tidak memahami kosep entropi
sehingga partisipan tidak dapat menjelaskan keadaan entropi sistem ketika sudah
terjadi pencampuran antara tinta berwarna dengan air.
Soal nomor 10 ini juga berhubungan dengan konsep entropi. Mula-mula
partisipan diminta diminta untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan proses
adiabatik. Kemudian partisipan juga diminta untuk menjelaskan keadaan entropi
sistem jika suatu gas mengalami pemuaian secara adiabatik dan reversibel. Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
jumlah bobot skor yang diperoleh partisipan terhadap soal ini adalah 34 %. Dari
keenam partisipan yang diwawancarai ada 2 partisipan yang tidak bisa menjawab soal
ini dengan benar. Dengan melihat hasil tes tertulis yang diperoleh dapat diketahui
bahwa pemahaman partisipan terhadap soal ini masih sangat rendah. Partisipan tidak
dapat menjelaskan besarnya perubahan entropi pada suatu gas yang mengalami
pemuaian secara adiabatik dan reversibel.
Agar dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar partisipan harus
memahami bahwa proses adiabatik adalah proses di mana sistem terisolasi secara
termal sehingga tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem (Q = 0). Selain itu
partisipan juga harus memahami bahwa pada proses reversibel perubahan entropi
sama dengan nol ( 0=∆S ). Dengan demikian jika suatu gas mengalami pemuaian
secara adiabatik dan reversibel, maka perubahan entropi nya nol. Indikator bahwa
partisipan tidak dapat menjawab soal ini dengan benar dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut ini :
(Lampiran 7, halaman 133, pada partisipan nomor urut 15)
P : Nomor 10 ya. Menurutmu proses adiabatik itu apa ?S : Adiabatik ? Aduh, apa ya. Emm...Lupa e , mbak.P : Ingat pertanyaan nomor 8 tadi. Kalau proses reversibel itu apa ?S : Proses bolak balik.P : Ingat lagi soal nomor 9, entropi itu apa ?S : Ketidakteraturan.P : Maksudnya ?S : Kalau sistem tidak teratur entropinya akan semakin besar.P : Nah, jika pada proses reversibel berapa perubahan entropinya ?S : Emm..P : Nggak tahu.P : Pemuaian gas secara adiabatik dan reversibel itu merupakan prinsip kerja dari
apa ?S : He..he.. Ngak tahu, mbak. Susah e mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa pemahaman partisipan terhadap
siklus carnot, proses adiabatik, dan proses reversibel masih sangat kurang. Sehingga
partissipan nomor urut 15 tidak dapat menjelaskan besarnya perubahan entropi suatu
gas yang mengalami pemuaian secara adiabatik dan reversibel. Tetapi partisipan
dapat mengetahui bahwa makin tidak teratur suatu sistem makin besar entropinya.
Hasil wawancara dengan partisipan lain menunjukkan hasil yang sama, yaitu :
(Lampiran 7 , halaman 127 , partisipan nomor urut 14 )P : Sekarang nomor 10. Kamu tahu nggak apa yang dimaksud dengan adiabatik ?S : Adiabatik ?P : Iya.S : Ah, nggak tau. Bingung.P : Kita lihat nomor 8, proses reversibel itu apa sich ?S : Proses yang dapat berlangsung bolak balik.P : Maksudnya bolak balik seperti apa ? Bisa beri contoh nggak ?S : Maksudnya benda bisa kembali ke keadaan semula.P : Contohnya apa ?S : Air bisa jadi es terus es bisa jadi air.P : Apakah hal itu bisa terjadi begitu saja ?S : Bisa.P : Bisa ? Memang air bisa berubah begitu saja menjadi es ?S : Ya enggak. Tapi kan kalau didinginkan air bisa membeku jadi es.P : Terus gimana caranya supaya es bisa jadi air /S : Dipanasi. Kalau nggak didiamkan saja nanti lama – lama jadi air.P : Apa kamu yakin itu peristiwa reversibel ?S : Iya.P : Tentang soal nomor 9. Entropi itu apa ?S : Apa ya. Nggak ngerti.P : Oh iya, tadi kamu memang nggak bisa jawab soal nomor 9.
Kesulitan yang dialami oleh sebagian besar partisipan adalah
ketidakmampuan mereka untuk menerapkan konsep yang mereka ketahui ke dalam
konsep lain yang masih berhubungan. Misalnya saja pada partisipan nomor urut 14.
Partisipan nomor urut 14 mengerti arti reversibel tetapi tidak mengerti peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
adiabatik dan entropi sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Sedangkan pada partisipan nomor urut 15 mengerti arti reversibel dan entropi, tetapi
tidak mengerti peristiwa adiabatik. Akibatnya partisipan nomor urut 15 juga tidak
dapat menjawab pertanyaan ini dengan benar.
Dari nomor 10 dapat disimpulkan bahwa pemahaman partisipan tentang
entropi masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena konsep entropi tidak diajarkan
secara mendalam. Akibatnya sebagian besar partisipan hanya mengerti arti entropi
saja.
C. Rangkuman Pemahaman Partisipan
Berdasarkan hasil tes uraian dan wawancara yang telah dilakukan,
pemahaman partisipan tentang konsep–konsep yang berhubungan dengan hukum II
termodinamika dirangkum sebagai berikut :
1. Pemahaman Partisipan Tentang Konsep Panas
Keenam partisipan yang diwawancarai dapat memahami bahwa ketika dua
benda yang diletakkan saling bersentuhan, maka panas akan mengalir secara
spontan dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kedua
benda tersebut disentuhkan cukup lama maka suhunya akan sama. Empat partispan
juga berpendapat bahwa untuk memindahkan panas dari benda yang bersuhu lebih
rendah ke benda yang bersuhu lebih tinggi diperlukan suatu usaha (W). Akan tetapi
keenam partisipan yang diwawancarai beranggapan bahwa panas adalah energi
yang dimiliki oleh suatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
2 dari 6 siswa yang diwawancarai beranggapan bahwa perpindahan panas dari
besi panas ke dalam air yang dingin terjadi secara koveksi. Sedangkan 4 siswa
berpendapat bahwa perpindahan panas dari besi panas ke dalam air yang dingin
terjadi secara konduksi.
2. Pemahaman Partisipan Tentang Siklus Carnot
Sebagian besar partisipan tidak memahami siklus Carnot. Akibatnya mereka
tidak dapat mengerjakan soal yang berhubungan dengan mesin panas dan mesin
pendingin. Berdasarkan hasil tes tertulis hanya 3 siswa yang dapat menjelaskan
prinsip dasar mesin panas dan 7 siswa tidak dapat menjelaskan prinsip dasar mesin
panas karena mereka tidak mengerti gambar diagram transfer energi pada mesin
panas. Demikian juga dengan soal yang berhubungan dengan mesin pendingin.
Hanya 3 siswa yang dapat menjelaskan prinsip dasar mesin pendingin dan 10 siswa
tidak dapat menjelaskan prinsip dasar mesin pendingin. Sebagian besar siswa tidak
mengerti gambar diagram transfer energi pada mesin panas dan mesin pendingin.
Sebagian besar siswa juga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
hitungan tentang mesin panas dan mesin pendingin. Hanya 2 siswa yang dapat
mengerjakan soal hitungan tentang mesin panas, sedangkan untuk soal hitungan
mesin pendingin hanya 1 partisipan yang dapat mengerjakannya. Pada umumnya
partisipan hanya mengetahui rumus kerja dan efisiensi mesin, tetapi tidak dapat
menerapkannya ke dalam soal hitungan. Selain itu, hampir seluruh partisipan tidak
memahami bahwa koefisien performansi mesin pendingin sebagai perbandingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
antara panas yang diambil daerah bertemperatur rendah dengan kerja yang
dilakukan mesin untuk mengeluarkan panas.
3. Pemahaman Partisipan Tentang Proses Reversibel
Keenambelas partisipan mengerti arti proses reversibel sebagai proses yang
dapat berlangsung secara bolak balik. Tetapi mereka tidak memahami bahwa proses
reversibel adalah proses yang ideal dan tidak terjadi dalam kenyataan. Mereka
menganggap bahwa peristiwa mencairnya es sebagai proses reversibel. Hal ini
terjadi karena materi reversibel tidak diajarkan secara mendalam. Akibatnya
sebagian besar partisipan hanya mengerti arti reversibel saja.
4. Pemahaman Partisipan Tentang Entropi
Sebagian besar partisipan (14 siswa) berpendapat bahwa entropi merupakan
ukuran ketidakteraturan sistem. Pengetahuan mereka tentang entropi hanya sebatas
itu saja. Selain itu masih ada partisipan yang beranggapan jika sebotol tinta
berwarna dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air bening, maka entropi sistem
setelah terjadi pencampuran makin kecil. Sedangkan 2 partisipan tidak dapat
mengerjakan soal yang berhungan tentang entropi. Selain itu, sebagian besar siswa
tidak mengetahui berapa perubahan entropi jika suatu gas mengalami pemuaian
secara adiabatik dan reversibel. Hal ini terjadi karena konsep entropi tidak diajarkan
secara mendalam. Akibatnya sebagian besar partisipan hanya mengerti arti entropi
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat
keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara lain :
1. Penelitian ini hanya membahas hukum II termodinamika, sehingga hasil
penelitiannya tidak dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII IPA di SMA Pangudi Luhur Sedayu
Bantul, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada kelompok
atau sekolah lain.
3. Wawancara dilakukan dengan enam orang partisipan. Sedangkan dari hasil tes
tertulis terdapat banyak partisipan yang memiliki pemahaman sangat rendah.
Sehingga hasil analisis wawancara ini masih banyak kekurangannya.
4. Pada saat dilakukan penelitian sekolah sedang melakukan persiapan perayaan
pelindung skolah sehingga siswa tidak serius saat mengrjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian dan data penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Secara umum pemahaman partisipan tentang hukum II termodinamika masih
kurang. Hal ini dapat dilihat dari total skor rata-rata yang diperoleh partisipan
sebesar 60,38 (48,7%).
2. Sebagian besar partisipan beranggapan bahwa panas dan kalor sama.
3. Sebagian besar partisipan hanya mengetahui arti reversibel dan entropi. Hal
ini dikarenakan konsep reversibel dan entropi tidak diajarkan secara
mendalam .
4. Pemahaman partisipan masih sangat rendah pada konsep prinsip kerja mesin
panas dan mesin pendingin, soal-soal hitungan tentang mesin panas dan mesin
pendingin.
B. SARAN
1. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya dilakukan ujicoba dengan matang.
Dalam penelitian ini setelah dilakukan ujicoba ternyata ada beberapa soal
yang perlu direvisi atas saran dari dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
2. Sebelum melaksanakan wawancara di dalam suatu penelitian perlu
dipersiapkan rancangan-rancangan pertanyaan. Rancangan pertanyaan
tersebut perlu dipersiapkan untuk memperoleh hasil wawancara yang lebih
mendalam, terstruktur dan meghindari kemacetan dalam pelaksanaannya.
Dalam penelitian ini, hasil wawancara pada awalnya kurang mendalam
sehingga proses wawancara harus diulang pada partisipan lain.
3. Bagi penelitian lebih lanjut hendaknya pada pelaksanaan penelitian dipilih
waktu yang tepat. Waktu pengambilan data penelitian hendaknya
memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Siswa akan sulit berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan penelitian, karena lebih mementingkan persiapan untuk menyambut
perayaan pelindung sekolah.
4. Pada saat melakukan penelitian sebaiknya didampingi oleh guru supaya siswa
lebih serius dalam melakukan kegiatan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Euwe van den. 1991. Miskonsepsi dan Remidiasi. Salatiga : UniversitasKristen Satya Wacana.
Dahar, Ratna W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Djojodjharjo, H. 1985. Dasar-Dasar Termodinamika Teknik. Jakarta : Gramedia.
Giancoli, D.C. 1997. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Kanginan, M. 1993. Buku Pelajaran Fisika SMA Jilid 3A. Jakarta : Erlangga.
Kesidou & Duit. 1993. Student’s Conception of the Second Law of Thermodynamics– An Interpretive Study. Journal Research in Science Teaching, 30(1),85-106.
Moran & Shapiro. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 1. Edisi ke-4. Jakarta :Erlangga.
Purwanto, N. 1984. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :Remaja Karya.
Sudjana, N. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : RemajaRosdarkarya.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta :Kanisius.
Suparno, P. 2005, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.Yogyakarta : Penerbit Grasindo.
Suparno, P. 2007. Diktat Kualiah Termodinamika. Yogyakarta : Universitas SanataDharma.
Surya, Y. 2003. Fisika Itu Mudah SMA Jilid 3A. Jakarta : PT Bina Sumber DayaMIPA.
Young & Freedman. 2000. Fisika Universitas Jilid 1. Edisi ke-10. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
Lampiran 1Peta Konsep Hukum II Termodinamika
Semua proses yang terjadi dialam ini cenderung membawaalam semakin tidak teratur
Suatu peristiwa hanya biasterjadi jika peristiwa inimenyebabkan alam semakintidak teratur
HUKUM II TERMODINAMIKA
Arah proses termodinamik dinyatakan
Proses reversibel Proses ireversibel
yaitu
Suatu proses di mana sistemdan semua bagiansekelilingnya dapat dengantepat kembali ke awalsetelah proses berlangsung
artinya
Sistem selalu berada dalamkesetimbangantermodinamik
syarat
Tidak ada gesekan, tidak adapercampuran, tidak adapembakaran
contoh
Osilasi pendulum dalamruang hampa
yaitu
Suatu proses di mana sistemdan semua bagiansekelilingnya tidak dapatdengan tepat kembali ke awalsetelah proses berlangsung
artinya
Sistem tidak pernah beradadalam kesetimbangantermodinamik
contoh
Panas yang mengalir denganperbedaan suhu cukup besar,konversi panas menjadikerja oleh gesekan
Panas mengalir secara spontandari benda yang suhunyatinggi ke benda yang suhunyalebih rendah ( Clausius )
Tidak ada mesin yangmengubah seluruh panas yangditerimanya menjadi kerja( Kelvin – Plank )