PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Page 1 PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA M.Z. Eko Handoyo, S.S Pustakawan Muda Universitas Negeri Semarang (Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Pola 300 Jam, Tanggal 10 Nopember s.d 21 Desember 212 I. PENDAHULUAN Bidang pelestarian bahan pustaka adalah bidang yang masih baru dalam dunia perpustakaan. Kesadaran akan pentingnya pelestarian ini baru dimulai sejak tahun 1966, yaitu pada saat banjir di Florence, Italia yang merusak koleksi perpustakaan nasional Italia serta benda-benda seni yang lain. Kejadian ini menggugah hati para pustakawan tentang perlunya mempelajari bidang pelestarian bahan pustaka secara sungguh-sungguh. Lembaga yang telah lama mengupayakan “pelestarian” ini adalah museum, arsip, dan kolektor seni. Dua buah lembaga yang bergerak dalam bidang tersebut ialah: 1. The International Institute for Conservation of Historic and Artistic Works (IIC), yang didirikan pada tahun 1950. 2. The American Institute for Conservation of Historic and Artistic Works (AIC), didirikan pada tahun 1960. Kedua lembaga tersebut mengupayakan benda-benda bersejarah, sert benda-benda seni dapat dilestarikan dengan baik, tetapi waktu itu belum menyinggung pelestarian koleksi perpustakaan. Di Indonesia, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI), bersama dengan Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, Direktorat Permuseuman Depdikbud, memprakarsai Program Pelestarian Bahan-Pustaka dan Arsip yang mendapat bantuan dana dari Ford Foundation. A. Beberapa istilah terkait pelestarian menurut IFLA ( International Federation of Library Association ) Pelestarian (preservation) IFLA( International Federation of Library Association – Federasi Internasional dari Asosiasi-asosiasi Perpustakaan) mendefinisikan preservasi sebagai aspek-aspek yang mencakup usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenagaan, metode, teknik, serta penyimpanannya. Adapun dalam kamus Inggris-Indonesia (John M.Echols & Hassan Sadily), p r e s e r v a s i b e r a r t i p e m e l i h a r a a n , penjagaan dan pengawetan. Sedangkan dalam buku the Principles for t h e Preservation and Conservation of Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau & D.W.G. Clements, preservasi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan, keuangan, cara penyimpanan, tenaga, teknik dan metoda untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik bahan pustaka . Pengawetan/Konservasi (conservation) Kebijaksanaan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi BP (IFLA). Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols d a n Hassan Sadily, konservasi berarti p e r l i n d u n g a n dan pengawetan. Sedangkan menurut J.M. Dureau & D.W.G. Clements konservasi adalah teknik yang dipakai utnuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran. Perbaikan/Restorasi (restoration) Pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki BP dan arsip yang rusak.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Page 1
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA
M.Z. Eko Handoyo, S.S Pustakawan Muda Universitas Negeri Semarang
(Makalah disampaikan pada Pelatihan Pen gelolaan Perpustakaan Sekolah Pola 300 Jam,
Tanggal 10 Nopember s.d 21 Desember 212
I. PENDAHULUAN
Bidang pelestarian bahan pustaka adalah bidang yang masih baru dalam dunia
perpustakaan. Kesadaran akan pentingnya pelestarian ini baru dimulai sejak tahun 1966, yaitu pada
saat banjir di Florence, Italia yang merusak koleksi perpustakaan nasional Italia serta benda-benda
seni yang lain. Kejadian ini menggugah hati para pustakawan tentang perlunya mempelajari bidang
pelestarian bahan pustaka secara sungguh-sungguh.
Lembaga yang telah lama mengupayakan “pelestarian” ini adalah museum, arsip, dan kolektor seni.
Dua buah lembaga yang bergerak dalam bidang tersebut ialah:
1. The International Institute for Conservation of Historic and Artistic Works (IIC), yang
didirikan pada tahun 1950.
2. The American Institute for Conservation of Historic and Artistic Works (AIC), didirikan pada
tahun 1960.
Kedua lembaga tersebut mengupayakan benda-benda bersejarah, sert benda-benda seni
dapat dilestarikan dengan baik, tetapi waktu itu belum menyinggung pelestarian koleksi
perpustakaan. Di Indonesia, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (PDII-LIPI), bersama dengan Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, Direktorat
Permuseuman Depdikbud, memprakarsai Program Pelestarian Bahan-Pustaka dan Arsip yang
mendapat bantuan dana dari Ford Foundation.
A. Beberapa istilah terkait pelestarian menurut IFLA
(International Federation of Library Association )
Pelestarian (preservation)
IFLA(International Federation of Library Association–Federasi
Internasional dari Asosiasi-asosiasi Perpustakaan) mendefinisikan
preservasi sebagai aspek-aspek yang mencakup usaha melestarikan bahan
pustaka, keuangan, ketenagaan, metode, teknik, serta penyimpanannya.
Ad a p u n d a l a m k a mu s I ng g r is - I nd o ne s ia ( J o hn M . E c ho ls & Hassan
Sadily), p r e s e r v a s i b e r a r t i p e m e l i h a r a a n , penjagaan dan pengawetan.
S e d a ng k a n d a l a m b u k u t h e P r i n c i p l e s f o r t h e Preservation and
Conservation of Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau & D.W.G. Clements,
preservasi mempunyai art i yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur
pengelolaan, keuangan, cara penyimpanan, tenaga, teknik dan metoda untuk
melestarikan informasi dan bentuk fisik bahan pustaka.
Pengawetan/Konservasi (conservation)
Kebijaksanaan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip
untuk kelestarian koleksi BP (IFLA).
D a la m k a mu s I ng g r i s - I nd o ne s ia ya ng d is u s u n o le h J o h n M . E c ho ls
d a nHassan Sadily, konservasi berarti p e r l i n d u n g a n d a n p e n g a w e t a n .
Sedangkan menurut J.M. Dureau & D.W.G. Clements konservasi adalah teknik yang
dipakai utnuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran.
Perbaikan/Restorasi (restoration)
Pert imbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki BP dan arsip
yang rusak.
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Page 2
Akan tetapi menurut sumber lain yang menyangkup pelestarian
bahan pustaka, kata konservasi mempunyai arti yang lebih luas. Prinsip-prinsip konservasi
yang ditulis dalam buku “Introduction to Conservation” (Unesco, 1979), a d a b e b e r a p a
t i n g k a t a n d a l a m k e g i a t a n k o n s e r v a s i , y a i t u : P r e v e n t i o n
o f deterioration, Consolidation, Restoration dan Reproduction yang masing-masing dapat
diterjemahkan sebagai berikut:
P e r v e n t i o n o f d e t e r o r a t i o n : t id a k a n p r e ve n t i f u n t u k me l ind u ng i
ba ha n pustaka dengan mengendalikan kondisi lingkungan dan kerusakan lainnya,
termasuk cara penanganannya.
Preservation: penanganan yang berhubungan langsung dengan bahan pustka; kerusakan oleh
udara lembab, faktor kimiawi, serangga dan mikroorganisme harus dihentikan untuk
menghindari kerusakan lebih lanjut.
Consolidation: me mp e r k u a t ba ha n ya ng s u d a h r a p u h d e ng a n me mb e r i perekat
(sizing) atau bahan penguat lainnya.
Restoration: me mp e r ba ik i k o le k s i ya ng t e la h r u s a k d e ng a n j a la n menambal
menyambung, memperbaiki jilidan dan menggant i bagian yang hilang agar bentuknya
mendekati keadaan semula.
B. Maksud dan Tujuan Pelestarian
Maksud Pelestarian: Mengusahakan agar BP t idak cepat mengalami
kerusakan, agar awet sehingga bisa dimanfaatkan lebih lama.
Koleksi/bahan yang dirawat dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik
pemustaka dalam memanfaatkan bahan pustaka.
Tujuan pelestarian secara umum adalah melestarikan hasil budaya cipta
manusia, baik yang berupa informasi maupun fisik bahan pustaka tersebut.
Sedangkan tujuan pelestarian secara khusus adalah:
Menyelamatkan nilai iformasi dolkumen.
Menyelamatkan fisik dokumen.
Mengatasi kendala kekurangan ruang.
Mempercepat perolehan informasi
(Dokumen yang tersimpan dalam bentuk Soft Copy (CD,DVD,dst) sangat
mudah untuk diakses baik dari jarak dekat maupun jauh, shg pemakaia n
dokumen/BP menjadi opt imal) .
Kelestarian/lestarinya BP tergantung beberapa faktor, antara lain:
Mutu bahan dasar bahan pustaka
Lingkungan penyimpanan
Faktor-faktor lain; hewan, insekta, jamur, manusia
Bencana alam; banjir, kebakaran, peperangan.
C. Fungsi Pelestarian
1. Fungsi melindungi. Bahan pustaka dilindungi dari serangga, manusia, jamur,
panas matahari, air, dsb. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang
kecil tdk akan dapat menyentuh dokumen, manusia tdk akan salah dalam
menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur t idak sempat tumbuh, dan
sinar matahari serta kelembaban udara di perpustakaan mudah dikontrol.
2. Fungsi Pengawetan. Dengan perawatan yang baik, bahan pustaka menjadi lebih
awet, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pemustaka dapat
memanfaatkan koleksi tsb.
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Page 3
3. Fungsi Kesehatan. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi
bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber & sarang berbagai
penyakit , sehingga pemustaka maupun pustakawan akan tetap sehat ,
pemustaka lebih bersemangat dalam memanfatkan bahan pustaka.
4. Fungsi Pendidikan. Pemustaka dan pustakawan dapat belajar bagaimana cara
memanfaatkan dan merawat dokumen, misalnya dengan t idak membawa
makanan dan minuman ke ruang perpustakaan, t idak meng otori ruang bahan
pustaka, t idak melipat bahan pustaka untuk menandai batas bacaan, member i
tanda dengan warna (spidol, stabilo) pada kalimat yang ada dalam BP, dan
sebagainya.
5. Fungsi Kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua
sehingga harus sabar. Bagaimana menambal buku yang berlubang,
membersihkan kotoran binatang kecil sepert i kotoran kutu buku yang berupa
noktah, dan menghilangkan noda-noda lainnya diperlukan kesabaran.
6. Fungsi Sosial. Pelestarian pustaka t idak bisa dikerjakan seorang diri.
Pustakawan tetap harus mengikutsertakan pemustaka untuk ikut merawat
bahan pustaka, oleh karena itu sikap pengorbanan perlu ditumbuhkan pada
set iap orang demi kepent ingan dan keawetan bahan pustaka.
7. Fungsi Ekonomi. Dengan pelestarian pustaka yang baik, bahan pustaka
menjadi lebih awet sehingga keuangan perpustakaan dapat dihemat.
8. Fungsi Keindahan. Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang
rapi, maka perpustakaan akan tampak makin indah sehingga akan menambah
daya tarik pemustaka dan mereka betah berada di perpustakaan.
D. Lingkup Pelestarian
Pada mulanya pelestarian Pustaka sebatas melestarikan bahan pustaka yang
semakin tua dan rusak karena intensitas pemakaian yang t inggi, penyimpanan
yang kurang sempurna, dan banyaknya faktor perusak BP. Namun dalam
perkembangannya mengingat kesulitan ruang penyimpanan dan kemajuan
teknologi, pelestarian Pustaka t idak ditujukan pada BP yang sudah rusak saja,
tetapi mencakup juga bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan.
Perihal kesulitan ruang penyimpanan bisa diatasi dengan alih pustaka dalam
bentuk mikro (mikrofis/microfische, microfilm, video disk, pita film, dsb.
Dengan kemajuan teknologi informasi & komunikasi (TIK) maka bahan pustaka
dapat direkam dalam bentuk Compact Disk (CD), VCD, DVD, dsb.
II. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DAN CARA
PENANGGULANGANNYA
A. Jenis perusak bahan pustaka
Berbagai perusak bahan pustaka di daerah tropis yang dikenal di Indonesia, yaitu:
1. Serangga 4. Kelembaban 6. Gempa Bumi
2. Binatang pengerat 5. Debu 7. Kekeringan
3. Jamur 8. Gelombang pasang surut 9. Angin topan.
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Page 4
Adapun kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh:
a. Faktor Biologi, contoh: serangga (rayap, kecoa, kutu buku), binatang pengerat, jamur.
b. Faktor Fisika, contoh: cahaya, udara/debu, suhu dan kelembaban.
c. Faktor Kimia, contoh: zat–zat kimia, keasaman, oksidasi.
d. Faktor – faktor lain, contoh: Bencana alam (banjir, gempa bumi), api, manusia.
a. Faktor Biologi
1) Binatang Pengerat
Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas, jenis – jenis tikus
dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Tikus Hitam
b) Tikus cokelat/tikus rumah
c) Tikus kelabu/tikus sawah
d) Tikus kesturi, dan
e) Tikus putih.
2) Serangga
Makanan yang digemari oleh serangga adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji.
Jenis–jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Rayap
Makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput dll. Rayap dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu rayap bumi dan rayap kayu.
b) Kecoa
Kecoa adalah jenis serangga bersayap yang mempunyai tanduk/antena yang panjang.
Jenis-jenis kecoa yang dikenal diantaranya adalah:
- Kecoa Timur (Blatta orientalis)
- Kecoa Amerika (Periplaneta americana)
- Kecoa Jerman (Blatta germanica)
- Kecoa Australia (Periplaneta astralia)
c) Ikan Perak/Silver fish
Ikan perak adalah jenis serangga yang memiliki beberapa nama, antara lain:
- Silver moth - Slicker - Sugar lousy
- Sugar fish - Fish moth
Jenis serangga ini hidup di tempat gelap, biasanya dibelakang rak buku dan lemari.
Makanan utamanya adalah perekat yang terbuat dari kanji. Jenis–jenis silver fish/ ikan
perak yang dikenal sebagai perusak bahan pustaka diantaranya: Lepisma sacharina,
Thermogia domestika, Ctenolepisma urbana, dan Ctenolepisma longi caudate
d) Kutu Buku (Book lice)
Bagian buku yang diserang oleh serangga ini adalah bagian punggung dan pinggir buku,
Serangga ini sangat rakus terhadap kertas. Jenis–jenis kutu buku yang terkenal adalah: