Top Banner
PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI WADUK CIRATA MUHAMMAD AZIZ BAHARSYAH DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
36

PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

Mar 07, 2019

Download

Documents

truongthien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG

IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI WADUK CIRATA

MUHAMMAD AZIZ BAHARSYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

2

Page 3: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pelepasan fosfor dari

keramba jaring apung ikan mas (Cyprinus carpio) di Waduk Cirata adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Muhammad Aziz Baharsyah

NIM C24090074

Page 4: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

4

ABSTRAK MUHAMMAD AZIZ BAHARSYAH. Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring

Apung Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh

KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI

Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama sebagai PLTA serta perikanan

keramba jaring apung (KJA). Banyaknya jumlah keramba akan menyebabkan

banyaknya pakan yang diberikan serta pakan yang terbuang ke perairan Waduk.

Pakan yang terbuang akan menambah beban sedimentasi dan meningkatkan

kesuburan perairan. Peningkatan kesuburan perairan dapat terlihat dari pelepasan

unsur fosfor ke perairan. Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga Maret

2013. Jenis ikan yang dipelihara di keramba adalah ikan mas dengan masa

pemeliharaan selama 4 bulan. Ikan diberi pakan berupa pelet dengan FCR 2:1.

Kandungan fosfor pada pakan CF adalah 5.58% dan pada pakan PL sebesar

3.38%. Beban jumlah fosfor yang dikeluarkan dari keramba jaring apung ikan mas

untuk pakan CF adalah sebesar 104.6 kg per ton ikan dan untuk pakan PL sebesar

60,6 kg per ton ikan. Apabila keramba jaring apung ikan mas yang diberi pakan

CF dan ditambahkan jaring lapis kedua berisi ikan nila, fosfor yang dilepas ke

perairan adalah sebesar 95.6 kg per ton ikan sedangkan untuk pakan PL adalah

sebesar 51.6 kg per ton ikan. Dengan adanya pemeliharaan ikan nila di jaring lapis

kedua dapat menurunkan pelepasan fosfor sebesar 9 %.

Kata kunci : Ikan mas, Keramba jaring apung, Pelepasan fosfor.

ABSTRACT

MUHAMMAD AZIZ BAHARSYAH. Phosphorus loading from Common Carp

(Cyprinus carpio) Floating Net Cage Culture on Cirata Reservoir. Supervised by

KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI

Cirata Reservoir was built with the main function as hydropower and for

fisheries floating net cages (KJA). A large number of cages will increasing

amount of feed and will impact the discharged waste into the waters of the

reservoir. Wasted feed will increase the burden of sedimentation and improve

water enrichment. Increased of enrichment can be seen from the loading of

phosphor element. This study was conducted from January to March 2013.

Species of fish that are reared Common carp (Cyprinus carpio) with the rear

period for 4 months. The fish were fed with a pellet with 2:1 of FCR. The content

of phosphorus in CF feed is 5.58% and at 3.38% for PL feed. The calculations

showed that the amount of phosphorus loads from floating net cages for CF feed

is 104.6 kg per ton of fish and for PL feed is 60.6 kg per ton of fish. If the

common carp floating cages that fed by CF was added a second layer of tilapia

net, it will release phosphorus 95.6 kg per ton of fish, whereas the PL of 51.6 kg

per ton of fish. With the rear of tilapia in the second layer nets can reduce the

release of phosphorus by 9%.

Keywords : Common carp, Floating net cages, Phosphorus loading.

Page 5: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG

IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI WADUK CIRATA

MUHAMMAD AZIZ BAHARSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Perikanan

pada

Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

ii

Page 7: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

Judul Skripsi : Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring Apung Ikan Mas

(Cyprinus carpio) di Waduk Cirata

Nama Mahasiswa : Muhammad Aziz Baharsyah

NIM : C24090074

Disetujui oleh :

Diketahui oleh:

Dr Ir M Mukhlis Kamal, MSc

Ketua Departemen

Tanggal lulus :

Prof Dr Ir Kadarwan Soewardi

Pembimbing I

Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc

Pembimbing II

Page 8: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

iv

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

atas segala karunia dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring Apung Ikan Mas (Cyprinus carpio) di

Waduk Cirata dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Manajemen

Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah

mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses

penyusunan skripsi ini. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada,

1. Bapak Prof Dr Ir Kadarwan Soewardi dan bapak Dr Ir Sigid

Hariyadi, MSc selaku pembimbing yang telah memberikan

banyak sekali masukan dan bimbingan untuk penyusunan

skripsi ini,

2. Bapak Ali Mashar, SPi selaku penguji tamu dan Ibu Inna Puspa

Ayu, SPi, MSi selaku perwakilanprogram studi,

3. Ibu Dr Majariana Krisanti, SPi, MSi selaku pembimbing

akademik yang telah memberikan arahan,

4. Keluarga penulis Bapak Drs Syahrul Sugito, MPd, Ibu Dra

Purwaningsih, Syafira Afiati, Irnia Syafitri, dan Anggia Imani S

Pi atas arahan, bimbingan, dan dukungan yang tidak pernah

berhenti pada penulis,

5. Teman-teman Tim Cirata (Adam, Ananda, Zia, Julpah, Mba

Yuni, Mas Kahfi) atas bantuan dan dukungannya,

6. Dudi, Panji, Fajar, Novita, Dwi, Mas Genta, Kak Dede, Mba

Widar, Mas Aji, Mang Unus, atas dukungan dan bantuannya,

7. Teman-teman MSP 46, 44, 45, 47, 48, 49, keluarga besar MSP,

teman asrama dan kelas TPB, teman Wisma H.Azhar,

8. serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi

pedoman penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi. Saran dan kritik sangat

penulis harapkan demi sempurnanya usulan penelitian ini.

Bogor, Februari 2014

Muhammad Aziz Baharsyah

Page 9: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

METODE PENELITIAN 3

Tempat dan Waktu Penelitian 3

Bahan dan Alat 3

Pengumpulan Data 3

Penentuan Stasiun dan Pengumpulan Data 3

Penentuan data Total P 4

Penentuan data Ikan, dan Pakan 4

Pengambilan data kondisi keramba jaring apung (KJA) 4

Analisis Data 5

Analisis Perhitungan Total P ikan mas yang hilang ke perairan 5

Analisis Daya Dukung Berdasarkan limbah Total P 5

Analisis Keuntungan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

Ketersediaan fosfor (P) di perairan Waduk 7

Kandungan total P pada ikan mas di Waduk Cirata 7

Kandungan total P pada pakan ikan mas di Waduk Cirata 8

Konversi pakan (FCR Food Conversion Ratio) 9

Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring Apung 9

Daya dukung Waduk Cirata untuk KJA 10

Keuntungan keramba jaring apung (KJA) 13

Pembahasan 13

Pelepasan fosfor ke perairan 13

Daya dukung Waduk Cirata 15

Keuntungan keramba jaring apung (KJA) 17

KESIMPULAN 18

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 21

RIWAYAT HIDUP 26

Page 10: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

iii

DAFTAR TABEL 1. Nilai rata-rata total fosfor (mg/L) di Waduk Cirata 7

2. Kandungan Total P pada ikan Mas (Cyprinus carpio) 7

3. Persentase pakan dan nilai total P pada jenis pakan ikan mas 8

4. Persentase FCR yang dipakai pembudidaya KJA terhadap kondisi KJA 9

5. Data yang diperlukan untuk menghitung daya dukung Waduk Cirata bagi

KJA 10 12

6. Perbandingan keuntungan KJA dengan dua pakan uji berbeda 12

DAFTAR GAMBAR 1. Lokasi Penelitian 3

2. Grafik perbandingan pelepasan fosfor dari dua pakan uji berbeda dengan

dua sistem lapis jaring yang berbeda 10

3. Grafik perbandingan daya dukung dari dua pakan berbeda dengan dua

sistem lapis jaring berbeda 11

4. Perbandingan daya dukung KJA saat ini dan setelah restorasi dengan pakan

CF dan dengan dua sistem lapis jaring berbeda 12

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuisioner wawancara kondisi KJA 21

2. Prosedur pengukuran kandungan P ikan dan P pakan (APHA 2005) 21

3. Tahapan perhitungan pelepasan P ikan mas ke perairan 23

4. Perhitungan daya dukung Waduk Cirata 24

5. Perhitungan keuntungan sistem keramba jaring apung ikan mas 24

6. Data total fosfor di Waduk Cirata (Januari, Februari, Maret 2013) 25

Page 11: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Waduk merupakan suatu badan air yang berasal dari pembendungan

beberapa aliran Sungai sehingga dapat menampung air. Waduk banyak

dimanfaatkan untuk kegiaan manusia salah satunya perikanan budidaya (Krisanti

2004). Pemanfaatan Waduk sebagai sumberdaya perikanan budidaya memiliki

berbagai dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari adanya kegiatan

budidaya di Waduk yang paling dirasakan adalah penurunan kualitas air di

Waduk tersebut. Hal tersebut diakibatkan dari perkembangan pesat kegiatan

budidaya yang telah melebihi kapasitas daya dukung Waduk tersebut dari

keramba yang digunakan sebagai kegiatan budidaya, hal yang terjadi pula di

Waduk Cirata. Salah satu komoditas kegiatan budidaya di Waduk Cirata yaitu

ikan mas atau Cyprinus carpio. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan

yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan

maupun binatang renik. Ikan mas memiliki habitat di perairan tawar yang airnya

tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran Sungai,

danau maupun Waduk dengan menggunakan keramba jaring apung.

Pada tahun ke tahun, keberadaan keramba jaring apung (KJA) yang

memelihara ikan mas di Waduk Cirata mengalami peningkatan jumlah. Menurut

sensus Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) hingga tahun 2011 terdapat

53.031 petak KJA, sedangkan yang diperbolehkan hanya 12000 menurut SK

Gubernur Jawa Barat Nomor 41/2002. Semakin banyak jumlah keramba, maka

akan semakin banyak pula pakan yang diberikan pada ikan-ikan yang dipelihara di

keramba tersebut. Pada umumnya pakan yang diberikan mengandung banyak

nutrien, dan salah satu nutrien penting dalam pakan adalah mineral (P) fosfor

(Cho et al. 1985). Pakan ikan yang kaya N dan P tersebut, hanya 15-30% yang

akan diserap kedalam daging dan sisanya akan terbuang ke lingkungan dan akan

terurai menjadi bahan anorganik (Krisanti dan Imran 2006). Banyaknya pakan

yang diberikan tersebut dapat meningkatkan nutrien di perairan yang berasal dari

buangan kegiatan budidaya yang akan membebani perairan. Meningkatnya jumlah

fosfor di perairan tersebut dapat menyebabkan peningkatan pencemaran termasuk

eutrofikasi (Yosmaniar 2010).

Pengetahuan tentang besarnya penyerapan fosfor kedalam tubuh ikan mas

yang dimanfaatkan dari pakan belum banyak diketahui khususnya untuk perairan

Waduk seperti Waduk Cirata. Selain itu, peningkatan kegiatan budidaya ikan mas

di Waduk Cirata akan menambah beban fosfor yang keluar ke perairan. Beban

fosfor ini didapatkan dari selisih fosfor dalam pakan yang diberikan dengan fosfor

yang dapat diserap kedalam tubuh ikan mas, sehingga informasi jumlah beban

pelepasan fosfor yang berasal dari kegiatan keramba jaring apung di Waduk

Cirata perlu diketahui agar dapat dilakukan tindakan pengendalian dan

pencemaran yang masih belum banyak diketahui tentang pelepasan fosfor dari

kegiatan budidaya ikan mas, khususnya diperairan Waduk sehingga menjadi

penting untuk dapat menduga kandungan fosfor yang keluar ke perairan. Oleh

karena itu, mengetahui jumlah fosfor pada pakan, jumlah fosfor yang dapat

Page 12: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

2

diserap tubuh ikan, pelepasan fosfor dari keramba jaring apung ikan mas serta

kandungan fosfor dalam air menjadi tujuan dari penelitian ini.

Perumusan Masalah

Waduk Cirata merupakan pembendungan Sungai Citarum yang awalnya

merupakan perairan mengalir berubah menjadi perairan menggenang. Sebagai

perairan menggenang, Waduk Cirata memiliki arus yang tenang dan merupakan

perairan yang dalam sehingga sering dijumpai stratifikasi suhu berdasarkan

kedalaman. Apabila pada bagian permukaan terjadi penurunan suhu secara

mendadak maka masa air yang lebih rendah akan kebawah dan begitu pula masa

air yang hangat akan keatas yang disebut arus balik atau umbalan. Peristiwa ini

sangat mengkhawatirkan dan dapat merugikan pembudidaya karena bahan-bahan

toksik akibat penumpukan hasil penguraian sisa-sisa pakan dan feses akan keatas

permukaan disebabkan oleh umbalan sehingga mengakibakan kematian masal

pada ikan.

Persentase keberadaan pembudidaya ikan mas di Cirata sebesar 52%

berdasarkan jumlah petak yang digunakan. Hal ini menjadikan budidaya ikan mas

sebagai pemberi asupan limbah yang lebih banyak dibandingkan dengan

komoditas lain. Pengetahuan mengenai pelepasan fosfor dari keramba jaring

apung ikan mas diharapkan dapat memberikan informasi jumlah beban fosfor

yang terbuang dari kegiatan budidaya ikan mas.

Secara alami, kandungan fosfor di perairan relatif sedikit. Karena

keberadaan sisa pakan yang dimanfaatkan sebagai asupan tambahan makanan ikan

di dalam kegiatan budidaya keramba jaring apung dapat meningkatkan jumlah

fosfor di perairan. Jumlah fosfor yang semakin banyak ini apabila tidak

dimanfaatkan akan mengalami kelebihan akan menimbulkan blooming.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka diperlukan suatu kajian yang

dapat memberi informasi mengenai kandungan fosfor dalam tubuh ikan.

Hubungan antara konsentrasi fosfor yang ada di dalam pakan yang dimanfaaatkan

ikan dengan keberadaan fosfor pada ikan. Ketersediaan fosfor yang ada di

perairan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk, menentukan fosfor pada ikan mas,

menentukan jumlah kandungan fosfor dalam pakan, menentukan pelepasan fosfor

dari keramba jaring apung ikan mas serta mengestimasi daya dukung Waduk

Cirata untuk pengembangan jaring apung ramah lingkungan.

Page 13: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

3

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Waduk Cirata, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian

dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Januari hingga Maret 2013.

Analisis kandungan fosfor dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan

Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang

diperoleh dari keramba jaring apung, Waduk Cirata, Jawa Barat pakan buatan

berupa pelet. Bahan yang digunakan pada analisis pengabuan basah adalah

akuades, H2SO4, H2O2, dan H2O. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah

GPS, perahu, cool box, kertas saring Whatman no. 541, hotplate, timbangan

analitik dengan kepekaan 1 mg atau 0.1 mg, cawan porselen, gelas piala 150 mL,

labu takar 250 mL.

Pengumpulan Data

Penentuan Stasiun dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi data total P, kandungan total fosfor pada ikan dan

Page 14: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

4

pakan, dan data wawancara yang dilakukan ke petani KJA untuk mengetahui data

produksi KJA. Jenis data sekunder yang dikumpulkan dari Pembangkit Jawa Bali

(PJB) dan Badan Pengawas Waduk Cirata (BPWC) yaitu meliputi data fisik

waduk, produksi ikan, dan banyaknya pakan yang diberikan. Lokasi pengambilan

sampel terdiri atas 6 stasiun yang dianggap mewakili setiap lokasi pada Gambar 1.

Pengambilan contoh ditetapkan berdasarkan aliran masukan nutrien. Yaitu (1)

muara Sungai Cigundul, (2) area intake, (3) daerah batas KJA, (4) zona tengah

KJA, (5) muara Sungai Cisokan, dan (6) muara Sungai Citarum-Cimeta.

Penarikan contoh yang digunakan dalam pengumpulan responden yaitu dengan

metode purposive sampling (sampling berdasarkan tujuan dicapai).

Penentuan data Total P

Pengambilan contoh total P dilakukan di setiap titik pengamatan.

Pengambilan contoh dilakukan sekali setiap bulan selama Januari hingga Maret

2013. Parameter kualitas air untuk total P yang dianalisis dengan metode ascorbic

acid dengan menggunakan spektrofotometer menurut APHA (2005) yang

dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Data total P yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

pengamatan langsung kualitas air untuk total P mulai dari Januari hingga Maret

2013. Selain itu, untuk data total P juga menggunakan data PJB dari tahun 1984,

kemudian dilanjutkan dari tahun 2004 hingga tahun 2012.

Penentuan data Ikan, dan Pakan

Beberapa individu ikan dan jenis pakan komersil yang digunakan pada

kegiatan budidaya ikan keramba jaring apung di Waduk Cirata diambil untuk

dianalisis. Penanganan sampel dimulai dengan menggiling seluruh bagian ikan,

dilanjutkan dengan pengeringan sampel dengan cara dioven, setelah itu

dihaluskan hingga menjadi bubuk. Kemudian dilakukan pengabuan basah yang

dilanjutkan dengan uji total fosfor menurut APHA (2005) (Lampiran 2). Analisis

dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor. Pendekatan beban fosfor akibat kegiatan perikanan

(pemberian pakan) dilakukan dengan menganalisis berbagai konversi pakan

(FCR: food conversion ratio) dari beberapa tingkatan yang paling dominan yaitu

FCR 2. Jenis ikan yang digunakan untuk model perhitungan adalah ikan mas

(Cyprinus carpio).

Pengambilan data kondisi keramba jaring apung (KJA)

Pengambilan data kondisi keramba jaring apung (KJA) didapat dari hasil

wawancara. Wawancara dilakukan kepada 56 responden yang diambil dengan

metode purposive sampling yang merujuk kepada pembudidaya ikan mas secara

langsung. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, didapatkan data identitas

narasumber, pemeliharaan ikan, ukuran keramba, biaya pembuatan keramba,

benih, pakan, waktu pemeliharaan, produksi dan kelembagaan dari pembudidaya.

Informasi kondisi KJA yang diwawancara kepada pembudidaya seperti pada

Tabel 1, sedangkan untuk isi pertanyaan wawancara seperti yang tercantum pada

Lampiran 1.

Page 15: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

5

Analisis Data

Analisis Perhitungan Total P ikan mas yang hilang ke perairan

Kapasitas pengembangan budidaya keramba di Waduk berbeda antara

produktivitas di awal eksplorasi dan tingkat yang diperbolehkan pada keadaan

saat ini. Oleh karena itu diperlukan model prediksi yang dapat membantu

menentukan kesesuaian lingkungan untuk budidaya keramba bagi pengembangan

keramba jaring apung. Salah satu cara model prediksi dengan penentuan tingkat

produktivitas ini dapat dilakukan dengan pendekatan konsentrasi fosfor

(Beveridge 2004). Perhitungan total P yang hilang ke lingkungan perairan pada

Lampiran 3 dan tahapan perhitungan total P ikan mas yang hilang ke perairan

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kandungan P pada pakan (kg)

Penghitung kandungan P yang terdapat pada pakan dengan cara dihaluskan dan

dilakukan uji proksimat dan dilakukan pengujian fosfor

2. Menentukan kandungan P pada ikan (kg/ton ikan)

Penghitung kandungan P yang terdapat pada tubuh ikan yaitu dengan

menggunakan pengabuan basah yang dilanjutkan dengan pengujian fosfor

3. Menentukan FCR yang digunakan dalam budidaya

Penghitungan FCR digunakan selama pemeliharaan ikan dapat dilakukan

dengan cara membagi jumlah pakan yang habis dengan hasil panen yang

diperoleh

4. Menghitung kandungan P pada pakan dari perkalian dengan FCR (kg)

5. Menghitung P yang hilang ke perairan, yaitu selisih antara P pada pakan yang

telah dikali FCR dengan P pada ikan

Analisis Daya Dukung Berdasarkan limbah Total P

Analisis data daya dukung untuk KJA digunakan dengan pendekatan

model Beveridge (2004), Sukimin (2008) dan Per.Men.LH No.28 Tahun (2009)

untuk penilaian daya dukung lingkungan perairan bagi pengembangan budidaya

dengan perhitungan seperti pada lampiran 4 dan dengan langkah sebagai berikut :

a. [P]idiukur sebagai konsentrasi fosfor (steady state). Untuk daerah tropis, nilai

ini merupakan rata-rata tahunan melalui beberapa penarikan contoh.

b. [P]f ditentukan sebagai P maksimum yang dapat diterima badan air.

c. Menghitung kapasitas perairan dalam menopang budidaya ikan :

∆ P = P f − P i

Karena ∆ P berhubungan dengan beban fosfor dari ikan yang dipelihara

(Lfish), luasan kolong, laju pembilasan (flushing rate) dan kemampuan badan

air untuk menerima beban fosfor maka:

∆ P =Lfish . (1 − Rfish)

z . ρ

Lfish =∆ P . z . ρ

(1 − Rfish)

Page 16: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

6

Dengan :

R =1

(1 + ρ0,5)

Rfish = x + 1 − x R

R untuk kondisi danau-danau secara umum dengan x adalah besarnya proporsi

total P yang hilang secara permanen ke dalam sedimen (x=0.45-0.55) dengan

x ditentukan sebesar 0.5.

Total allowable Loading (TAL) adalah:

TAL = Lfish x A

Keterangan :

∆[P] : besarnya perubahan [P] yang dapat diterima oleh perairan (mg/m3)

[P]f : konsentrasi P maksimum yang dapat diterima perairan (mg/m3)

[P]i : rataan konsentrasi P (mg/m3)

R : koefisien retensi fosfor

ρ : flushing rate (kali/tahun), ρ=Q/V

Rfish : total P yang larut hilang ke sedimen

Lfish : P loading dari jaring apung (g m-3

/thn)

z : rataan kedalaman perairan (m)

x : proporsi dari total P yang hilang permanen ke sedimen

d. Hitung P yang hilang ke perairan selama budidaya dalam KJA, dihitung

dengan:

PL = FCR x Ppakan − Pikan

Keterangan :

PL : P yang hilang ke lingkungan dari aktifitas KJA

FCR : Food Conversion Ratio

Ppakan : kandungan P dalam pakan

Pikan : kandungan P dalam ikan

e. Bila diketahui PL, maka Total Acceptable Production (TAP) didapat sebagai

daya dukung KJA :

TAP =TAL

PL

Dengan mengetahui hasil dari setiap ukuran langkah-langkah tersebut,

maka dapat diketahui beban masukan unsur hara (P) dalam penilaian daya dukung

Waduk.

Analisis Keuntungan

Analisis keuntungan pada lamipan 5 menurut Hernanto (1989) dalam

Resmi (2007) digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh

dari usaha yang dilakukan dengan rumus :

π = TR − TC

Keterangan :

TR :Total Revenue (Total penerimaan) ; Hasil produksi (kg) x Harga ikan (Rp/kg)

TC :Total Cost (Biaya total) ; Banyaknya pakan yang digunakan (kg) x Harga

pakan (Rp/kg)

Page 17: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ketersediaan fosfor (P) di perairan Waduk

Fosfor diperairan merupakan faktor pembatas, fosfor yang banyak

bersumber dari kegiatan KJA ini dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton.

Kegiatan KJA dapat meningkatkan kandungan fosfor diperairan yang diiringi pula

oleh peningkatan fitoplankton. Peningkatan jumlah fitoplankton ini dapat

mengakibatkan lapisan plankton dipermukaan perairan sehingga cahaya tidak

masuk ke perairan. Hal ini dapat menurunkan kandungan oksigen di perairan

sehingga mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan oksigen dimalam hari.

Kondisi ini dapat mengakibatkan kematian ikan dan berdampak pada penurunan

produksi perikanan. Berdasarkan data awal dan data tahunan hingga hasil

pengamatan pada penelitian ini, konsentrasi total P di Waduk Cirata mengalami

fluktuasi setiap tahunnya dilihat dari data-data pengamatan hasil monitoring

BPWC dari tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 1. Nilai rata-rata total fosfor (mg/L) di Waduk Cirata

Tahun 1988 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total P

(mg/L) 0.32 0.52 0.26 0.32 0.20 0.31 0.24 0.28 0.21 0.23 0.09

Sumber: Tahun 1988: Soermarwoto et al (1990); Tahun 2004-2012: Diolah dari data BPWC;

Tahun 2013: Data hasil pengamatan [Januari-Maret].

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian ini pada 6 stasiun pengamatan

selama 3 bulan (Lampiran 6) dan monitoring di Waduk Cirata pada Tabel 1, nilai

total P tertinggi adalah 0.516 mg/L pada tahun 2004 sedangkan untuk nilai total P

terendah sebesar 0.099 mg/L pada tahun 2013. Rata-rata konsentrasi total P dari

tahun ke tahun sebesar 0.271 mg/L. Rata-rata total P diperairan inilah yang akan

digunakan dalam perhitungan daya dukung Waduk Cirata.

Kandungan total P pada ikan mas di Waduk Cirata

Menurut Wiramiharja et al. (2007) untuk menunjang pertumbuhan dan

proses pembentukan tulang diperlukan fosfor dari makanannya. Kandungan total

P pada ikan mas maupun ikan nila memiliki perbedaan yang sama terhadap

kondisi lingkungan dan wilayah lingkungan yang berbeda. Hal ini dapat terjadi

karena penyerapan fosfor pada ikan dapat dipengaruhi oleh kondisi perairan. Oleh

karena itu, pada perhitungan pelepasan fosfor dan daya dukung Waduk Cirata

dihitung berdasarkan hasil analisis ikan yang ada di Waduk Cirata. Menghitung

pelepasan total P ke perairan diperlukan data kandungan total P pada ikan,

sehingga dapat diketahui besarnya fosfor yang lepas keperairan. Hasil analisis

kandungan total P dengan metode pengabuan basah (Lampiran 2) pada ikan mas

dan ikan nila dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 18: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

8

Tabel 2. Kandungan Total P pada ikan Mas (Cyprinus carpio)

No Jenis Ikan

Total P (%)

Hasil

Analisis Literatur

1 Ikan Mas

(Cyprinus carpio) 0.48 (j) 0.05-0.5 (k) 0.61 (l) 0.65 (m) 0.70 (o)

2 Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) 0.34 (j) 0.3-0.4 (k) 0.34 (l) 0.22 (n) 0.28 (p)

Sumber : (j) Hasil pengamatan (2013); (k) Yosmaniar (2010); (l) Triyanto dan Henny (2010);

(m) Jahan et al. (2003); (n) Pulatsu (2003); (o) Kaushik (1995); (p) Siddiqui dan Al-Harbi

(1991).

Fosfor merupakan mineral yang dibutuhkan ikan, karena sangat berperan

dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang (Wiramiharja et al. 2007) dan

defisiensi fosfor dalam tubuh ikan dapat menyebabkan laju pertumbuhan yang

rendah, bentuk tubuh yang abnormal, efisiensi pakan yang rendah dan

penumpukan lemak tubuh (Watanabe 1988). Kebutuhan mineral fosfor pada

formulasi pakan ikan per kilogram sebesar 0.7% (Wiramiharja et al. 2007),

sedangkan berdasarkan data hasil penelitian ini didapatkan kandungan fosfor pada

ikan mas 0.48% dan ikan nila 0.34%, hasil penelitian ini tidak jauh berbeda

dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya, sehingga hasil analisis

padapenelitian ini yang digunakan dalam perhitungan pelepasan fosfor KJA ikan

yang masuk ke perairan.

Kandungan total P pada pakan ikan mas di Waduk Cirata

Fosfor merupakan salah satu unsur mineral yang merupakan unsur esensial

dalam pakan. Fosfor bersama sulfur merupakan mineral yang terkandung dalam

senyawa organik yang berperan sebagai penyusun berbagai protein (Kasmidjo

1992). Penggunaan unsur tersebut berpengaruh terhadap pembuatan pakan ikan.

Unsur mineral dikenal sebagai bahan anorganik atau kadar abu yang berfungsi

sebagai zat pembangun dan pengatur. Berikut merupakan kandungan total fosfor

pada jenis pakan ikan mas dengan metode pengabuan basah (Lampiran 2).

Tabel 3. Persentase pakan dan nilai total P pada jenis pakan ikan mas

No Sampel Pakan Total P

(PO4-P) (%)

Persentase

Responden (%)

1 SP 3.85 4

2 TR 4.28 11

3 CF 5.58 12

4 LJ 5.41 9

5 MT 2.76 12

6 PL 3.38 36

Nilai total P pada jenis pakan ikan mas menurut hasil pengamatan pada

penelitian ini berbeda-beda, dengan nilai total P terendah pada jenis pakan MT

(12%) dengan nilai total P sebesar 2.76% dan tertinggi pada jenis pakan CF (12%)

dengan nilai total P sebesar 5.58%, sedangkan untuk jenis pakan dengan pengguna

Page 19: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

9

terbanyak adalah PL (36%) dengan nilai total P sebesar 3.38%. Pakan ikan

sebagai makanan merupakan sumber utama fosfor karena lingkungan air tawar

rendah kandungan fosfornya (0.02 mg/L), sehingga dengan masukan pakan yang

besar dapat memberikan pengaruh besar terhadap lingkungan perairan. Salah

satunya untuk pendugaan daya dukung yang berguna untuk kegiatan perikanan.

Pendugaan daya dukung dilakukan dengan menggunakan nilai total P pakan yang

tertinggi. Nilai total P pakan yang tertinggi ini diharapkan mampu

menggambarkan keadaan pemberian pakan yang memiliki kandungan fosfor yang

berbeda-beda agar keseluruhan jenis pemberian pakan dapat tercakupi daya

dukung perairannya.

Konversi pakan (FCR Food Conversion Ratio)

Konversi pakan atau Food Conversion Ratio (FCR) merupakan

perbandingan antara bobot pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat.

Ketidaktauan pembudidaya menyebabkan sering terjadinya pemberian pakan yang

salah. Diketahui pemberian pakan di Waduk Cirata didominasi dengan sistem

pemberian pakan pompa. Berikut ini merupakan konversi pakan ikan mas jaring

utama dalam kegiatan keramba jaring apung di Waduk Cirata.

Tabel 4. Persentase FCR yang dipakai pembudidaya KJA terhadap kondisi KJA

Persentase

Responden

(%)

Kisaran

FCR

Padat Tebar

(kg/m3)

Panen

(kg/petak/MT)

Jumlah pemberian

pakan (kg)

9.3 1.0-1.2 0.19 1029 1029

5.3 1.3-1.5 0.15 1406 1875

12.0 1.6-1.8 0.17 1606 2722

44.0 1.9-2.1 0.19 893 1797

14.7 2.2-2.4 0.36 1007 2273

14.7 ≥2.5 0.28 869 2227

Nilai FCR yang didapat dari hasil pengamatan pada penelitian ini beragam

dengan kisaran FCR 1.9-2.1 yang banyak digunakan pembudidaya keramba jaring

apung di Waduk Cirata dengan 44.0%. Selain itu berdasarkan hasil FCR 2 adalah

rata-rata FCR yang digunakan dan masuk kedalam kisaran FCR 1.9-2.1. Sehingga

FCR 2 yang akan digunakan dalam perhitungan pelepasan fosfor dan daya

dukung. Berdasarkan FCR 2 dalam kisaran FCR 1.9-2.1 didapat hasil rata-rata

padat tebar 0.19 kg/m3, sedangkan mendapatkan rata-rata hasil panen yang rendah

sebesar 893 kg/petak dan jumlah rata-rata pemberian pakan sebesar 1797 kg.

Berdasarkan hasil panen didapat rata-rata hasil panen tertinggi sebesar 1606

kg/petak pada kisaran FCR 1.6-1.8, sedangkan menurut jumlah pemberian pakan

terbanyak sebesar 2722 kg pada kisaran FCR 1.6-1.8

Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring Apung

Pelepasan fosfor dari keramba jaring apung adalah besarnya beban fosfor

yang masuk ke perairan dari sistem keramba jaring apung. Beban fosfor ini

berguna untuk menduga kapasitas sistem budidaya keramba jaring apung di

Waduk. Kapasitas pengembangan budidaya keramba di Waduk berbeda antara

Page 20: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

10

produktivitas di awal eksplorasi dan tingkat yang diperbolehkan. Maka demikian

diperlukan model prediksi yang dapat membantu menentukan kesesuaian

lingkungan untuk budidaya keramba bagi pengembangan keramba jaring apung.

Salah satu cara model prediksi dengan penentuan tingkat produktivitas ini dapat

dilakukan dengan pendekatan konsentrasi fosfor (Beveridge 2004) dan contoh

perhitungan pada Lampiran 4 .

Gambar 2. Grafik perbandingan pelepasan fosfor dari dua pakan uji berbeda

dengan dua sistem lapis jaring yang berbeda

Berdasarkan perhitungan pelepasan fosfor dari keramba jaring apung ikan

mas yang diperoleh dari dua pakan yang berbeda kandungan fosfornya didapatkan

perbandingan yang dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan perbandingan

pelepasan fosfor dari dua pakan uji yang didapat dari penelitian ini didapatkan

kisaran yang cukup lebar antara PL dengan CF. Perbandingan pelepasan fosfor

keduanya dalam sistem keramba jaring apung satu lapis berkisar antara 62.8-106.8

kg per ton ikan, sedangkan untuk sistem lapis ganda atau jaring sekunder

didapatkan kisaran 59.4-103.4 kg per ton ikan. Kisaran ini menggambarkan

kisaran buangan beban fosfor yang ada dalam sistem keramba jaring apung dari

jenis pakan P tertinggi dan jenis pakan yang banyak digunakan pembudidaya.

Daya dukung Waduk Cirata untuk KJA

Perkembangan perikanan di KJA perlu memperhatikan daya dukung

lingkungan perairan. Daya dukung lingkungan perairan merupakan kemampuan

perairan untuk mendukung kehidupan biota yang terdapat didalamnya. Perubahan

yang terjadi didalam lingkungan perairan akan mempengaruhi daya dukung

lingkungan, salah satunya adalah aktivitas manusia. Berikut ini merupakan

beberapa data yang diperlukan untuk menghitung daya dukung Waduk Cirata bagi

KJA yang ditampilkan pada Tabel 5.

62.8 59.4

106.8 103.4

0

20

40

60

80

100

120

satu lapis dua lapis

kg p

er t

on

ikan

PL CF

Page 21: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

11

Tabel 5. Data yang diperlukan untuk menghitung daya dukung Waduk Cirata bagi

KJA No Peubah Nilai Satuan Keterangan

1 Volume awal (1988) 2.165 juta m3 PJB (2008)

2 Volume saat ini 1.783 juta m3 Diolah dari PJB (2008)

3 Luas 62 km2 PJB (2008)

4 Kedalaman rata-rata awal 34,9 m Diolah dari PJB (2008)

5 Kedalaman rata-rata 28,76 m Diolah dari PJB (2008)

6 Flushing rate 2,19 th-1 Diolah dari PJB (2008)

7 Total P Waduk awal [P]f 1000 mg/m3 PP No. 82/tahun 2001

8 Total P Waduk rata-rata [P]i 271 mg/m3 Monitoring dan hitungan

9 FCR ikan mas 2 Monitoring dan hitungan

10 P ikan mas 0,48 % Analisis laboratorium

11 P ikan nila 0,34 % Analisis laboratorium 12 P pakan ikan mas CF 5,58 % Analisis laboratorium

13 P pakan ikan mas PL 3,38 % Analisis laboratorium

Berdasarkan Tabel 5 dapat dihitung daya dukung Waduk Cirata untuk

memenuhi sistem keramba jaring apung dengan asumsi keseluruhan ikan

budidaya adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Analisis data daya dukung untuk

KJA digunakan dengan pendekatan model Beveridge (2004) dengan perhitungan

seperti pada Lampiran 4 untuk penilaian daya dukung lingkungan perairan bagi

pengembangan budidaya. Berdasarkan perhitungan daya dukung pada Lampiran 5

yang didapat dari pelepasan fosfor dari keramba jaring apung ikan mas yang

diperoleh dari dua pakan yang berbeda kandungan fosfornya didapatkan

perbandingan daya dukung yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik perbandingan daya dukung dari dua pakan berbeda dengan dua

sistem lapis jaring berbeda

Apabila pakan yang digunakan adalah pakan CF dan seluruh KJA

menggunakan jaring utama (1 lapis), maka daya dukung Waduk Cirata untuk ikan

mas saat ini sebanyak 29778 ton/MT (24,815 keramba), sedangkan dengan asumsi

seluruh KJA menggunakan jaring sekunder (2 lapis jaring), maka daya dukung

Waduk Cirata untuk ikan mas sebanyak 30757 ton/MT (25631 keramba). Jika

5064253540

29778 30757

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

satu lapis dua lapis

ton

per

mu

sim

tan

am

PL

CF

Page 22: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

12

pakan yang digunakan adalah pakan PL dan seluruh KJA menggunakan jaring

utama (1 lapis), maka daya dukung Waduk Cirata untuk ikan mas saat ini

sebanyak 50642 ton/MT (42202 keramba), sedangkan dengan asumsi seluruh KJA

menggunakan jaring sekunder (2 lapis jaring), maka daya dukung Waduk Cirata

untuk ikan mas sebanyak 53540 ton/MT (44617 keramba). Berdasarkan

wawancara didapat rata-rata produksi adalah 1200 kg/petak/MT. Asumsi yang

digunakan adalah rata-rata petak dapat berproduksi 1.2 ton per musim tanam

(MT) dari hasil wawancara.

Peningkatan jumlah keramba jaring apung akan mengakibatkan

peningakatan jumlah pemberian pakan dan juga akan berdampak pada

peningkatan endapan sedimen didasar perairan. Hal ini dapat mengakibatkan

pendangkalan, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya volume Waduk yang

berdampak terhadap keberadaan KJA. Pendangkalan ini dapat diatasi dengan

kegiatan restorasi. Restorasi adalah upaya untuk mengembalikan kondisi Waduk

seperti semula.Salah satu kegiatan restorasi adalah pengambilan sedimen yang

berada di dasar Waduk untuk dijadikan pupuk. Restorasi diasumsikan dengan

penambahan kedalaman. Sebelum restorasi kedalaman Waduk saat ini sebesar

28.76 m, setelah restorasi diharapkan akan didapatkan kedalaman sebesar 33.05

m. Hal ini dengan asumsi bahwa pengerukan Waduk berhasil mengembalikan

kedalaman Waduk hingga 70% dari kedalaman awal yang sebesar 34.9 m atau

6.14 m lebih dalam dari kedalaman saat ini. Berikut merupakan grafik

perbandingan daya dukung sebelum dan sesudah diadakan restorasi.

Gambar 4. Perbandingan daya dukung KJA saat ini dan setelah restorasi dengan

pakan CF dan dengan dua sistem lapis jaring berbeda

Jika melalui estimasi daya dukung Waduk Cirata untuk KJA setelah

dilakukan aktivitas restorasi dihitung dengan asumsi volume Waduk kembali

seperti awal Waduk dibentuk. Semua KJA yang diasumsikan menggunakan satu

lapis jaring, tanpa ada jaring sekunder didapatkan daya dukung Waduk Cirata

untuk KJA satu lapis jaring ikan mas sesudah restorasi yaitu sebesar 34228

ton/MT (17114 keramba), sedangkan jika diasumsikan semua KJA diasumsikan

menggunakan 2 lapis jaring, jaring utama ikan mas dan jaring sekunder berisiikan

29778

34228

30757

35354

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

sebelum restorasi sesudah restorasi

ton

per

mu

sim

tan

am

satu lapis

dua lapis

Page 23: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

13

ikan nila maka daya dukung Waduk Cirata untuk KJA dua lapis jaring ikan mas

dan ikan nila setelah restorasi yaitu sebesar 35354 ton/MT (17677 keramba).

Asumsi untuk semua jaring petak rata-rata dapat berproduksi 2 ton per musim

tanam. Hal ini didasarkan pada hasil produksi tertinggi yang dicapai di Waduk

Cirata pada tahun 2007 sebelum terjadinya penurunan produksi ditahun-tahun

selanjutnya hingga saat ini.

Keuntungan keramba jaring apung (KJA)

Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan tidak dapat lepas

dai aspek permintaan dan penawaran (Resmi 2007). Berdasarkan hasil wawancara

diperoleh data jumlah pakan yang digunakan dengan hasil panen yang didapat

serta harga jual ikan yang memenuhi aspek permintaan dan penawaran. Data yang

diperoleh dapat digunakan untuk mencari keuntungan yang didapat pembudidaya.

Keuntungan didapat dari selisih hasil produksi dengan biaya dalam pemberian

pakan. Keuntungan KJA dapat dilihat pada Tabel 6 dan perhitungannya dapat

dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 6. Perbandingan keuntungan KJA dengan dua pakan uji berbeda

PL CF PL CF

TR 12,175,000Rp 16,625,000Rp 20,841,667Rp 25,625,000Rp

TC 9,881,667Rp 15,187,500Rp 9,881,667Rp 15,187,500Rp

Keuntungan 2,293,333Rp 1,437,500Rp 10,960,000Rp 10,437,500Rp

ParameterSatu lapis jaring Dua lapis jaring

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 6 pakan PL memiliki nilai

keuntungan yang lebih tinggi yaitu Rp 2,293,333 untuk satu lapis jaring dan Rp

10,960,000 untuk dua lapis jaring. Hasil ini menggambarkan semakin mahal

pakan yang digunakan maka akan semakin besar pengeluaran untuk membeli

pakan tidak diiringi keuntungan pendapatan yang dicapai. Hal ini dipengaruhi

oleh daya beli msayarakat yang sama mengakibatkan keuntungan yang diperoleh

tidak lebih baik karena pengeluaran untuk membeli pakan yang lebih tinggi tidak

diiringi hasil produksi yang tinggi juga.

Pembahasan

Pelepasan fosfor ke perairan

Fosfor sering dianggap sebagai faktor pembatas, yang didasarkan atas

kenyataan bahwa fosfor sangat diperlukan dalam transfer energi P didalam sel

organisme (Vollenweider 1968). Fosfor dalam jumlah yang sangat sedikit akan

menyebabkan defisiensi unsur hara yang dapat menekan pertumbuhan

fitoplankton, serta akhirnya mengurangi produktivitas dalam suatu perairan.

Sumber fosfor dalam perairan dapat berasal dari kegiatan keramba jaring

apung. Dari hasil yang didapatkan, data yang akan digunakan dalam perhitungan

daya dukung untuk parameter rataan konsentrasi total P pada saat ini atau [P]i

adalah 0.271 mg/L atau 271 mg/m3. Rataan konsentrasi total P pada saat ini

adalah besarnya konsentrasi total P setelah adanya kegiatan KJA di Waduk Cirata.

Page 24: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

14

Rataan konsentrasi total P juga digunakan untuk menghitung besarnya perubahan

total P yang dapat diterima oleh perairan dalam menopang budidaya ikan.

Pelepasan total P ke perairan ditentukan berdasarkan selisih antara

kandungan P dalam pakan dengan kandungan P pada ikan. Kandungan fosfor (P)

bersama dengan kalsium adalah penyusun tulang dan gigi yang sangat penting

bagi ikan. Fosfor juga terdapat pada semua sel hidup dan diperlukan untuk

pelepasan dan penyimpanan energi (Kasmidjo 1992) termasuk ikan pemeliharaan.

Ikan pemeliharaan yang dianalisis yaitu ikan ma dan ikan nila. Ikan mas

merupakan ikan komoditas utama di lapis pertama sedangkan ikan nila merupakan

ikan komoditas utama di lapis kedua. Dari hasil analisis didapatkan hasil 0.48%

untuk ikan mas dan 0.34% untuk ikan nila. Hasil yang didapatkan tidak jauh

berbeda dengan literatur yang didapatkan.

Nilai total P pada jenis pakan ikan mas berbeda-beda, dengan nilai total P

terendah pada jenis pakan MT dengan nilai total P sebesar 2.76% dan tertinggi

pada jenis pakan CF dengan nilai total P sebesar 5.58%, sedangkan untuk jenis

pakan dengan pengguna terbanyak adalah PL dengan nilai total P sebesar 3.38%.

Seperti yang didapatkan juga oleh Yormaniar (2010) bahwa untuk total P pada

pakan di Waduk Cirata berkisar antara 2.41-4.80% dari beberapa konversi pakan

ikan mas, bawal, dan nila. Namun ada beberapa yang tidak termasuk didalamnya

seperti pakan CF yang bernilai 5.58%. Hal ini diduga pakan-pakan diluar kisaran

tersebut merupakan pakan baru. Berdasarkan besarnya kandungan P dalam pakan

tersebut akan berdampak pada beban yang diberikan terhadap lingkungan yang

semakin besar. Selain itu berdasarkan wawancara didapatkan pakan CF

merupakan pakan dengan kandunngan total P tertinggi dan pakan PL merupakan

pakan dengan tingkat penggunaan terbesar di Waduk Cirata. Kedua pakan tersebut

yang akan digunakan dalam perhitungan pelepasan fosfornya, yaitu pakan CF

sebesar 5.58% dan PL sebesar 3.38%.

Sumber makanan yang besar dapat memberikan pengaruh besar terhadap

lingkungan perairan. Pengaruh tersebut dapat menimbulkan penurunan daya

dukung perairan Waduk, sehingga diperlukan pendugaan daya dukung yang

berguna untuk kegiatan perikanan. Pendugaan daya dukung diambil nilai total P

pakan yang tertinggi. Nilai total P pakan yang tertinggi ini diharapkan mampu

menggambarkan keadaan pemberian pakan yang memiliki kandungan fosfor yang

berbeda-beda agar keseluruhan jenis pemberian pakan dapat tercakupi daya

dukung perairannya.

Perhitungan daya dukung perairan dengan pendugaan total P didukung

pula oleh konversi pakan atau Food Conversion Ratio (FCR). FCR merupakan

perbandingan antara bobot pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan berat.

Ketidaktahuan pembudidaya menyebabkan sering terjadinya pemberian pakan

yang salah. Berdasarkan hasil wawancara hampir seluruh pembudidaya

melakukan pemberian pakan yang berlelebihan tanpa ada perhitungan yang jelas.

Hal ini yang sebenarnya memberikan dampak buruk bagi ikan, karena sisa pakan

akan mengendap dibawah dan suatu saat tertentu akan mengakibatkan umbalan

atau arus balik yang membawa racun dari sisa pakan yang terdekomposisi

sehingga membuat ikan mati mendadak.

Berdasarkan nilai FCR yang didapat terbanyak dalam penelitian berkisar

antara FCR 1.9-2.1 yang banyak digunakan pembudidaya keramba jaring apung di

Waduk Cirata. Hasil yang serupa juga didapatkan pada kegiatan KJA di Waduk

Page 25: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

15

Cirata, Jawa Barat nilai FCR berada pada kisaran 1.25–1.93 dengan rata-rata FCR

1.51 (Garno dan Adibroto 1999) serta menurut Yosmaniar (2010) konversi pakan

ikan mas berkisar antara 1.72-1.90. Berdasarkan kisaran tersebut diambil FCR 2

yang merupakan nilai tengah dari kisaran tersebut. Selain itu, berdasarkan

wawancara FCR 2 merupakan konversi pakan yang dominan digunakan

pembudidaya KJA di Waduk Cirata. Oleh karena itu, FCR 2 yang akan digunakan

dalam perhitungan pelepasan fosfor dan daya dukung, dalam kisaran FCR 1.9-2.1

didapat hasil rata-rata padat tebar 0.19 kg/m3.

Berdasarkan kisaran FCR tersebut didapatkan rata-rata hasil panen yang

rendah sebesar 893 kg/petak dan jumlah rata-rata pemberian pakan sebesar 1797

kg. Berdasarkan hasil panen didapat rata-rata hasil panen tertinggi sebesar 1606

kg/petak pada kisaran FCR 1.6-1.8, dan merupakan jumlah pemberian pakan

terbanyak sebesar 2722 kg. Namun hasil pada FCR 1.6-1.8 memiliki sisa buangan

pakan yang besar hampir setengah dari pemberian pakan. Berdasarkan hasil

wawancara hampir seluruh pembudidaya melakukan pemberian pakan yang

berlelebihan tanpa ada perhitungan yang jelas. Hal ini yang sebenarnya

memberikan dampak buruk bagi ikan, karena sisa pakan akan mengendap

dibawah dan suatu saat tertentu akan mengakibatkan umbalan atau arus balik yang

membawaracun dari sisa pakan yang terdekomposisi sehingga membuat ikan mati

mendadak.

FCR 2 digunakan sebagai perhitungan pelepasan fosfor ke perairan.

Berdasarkan perbandingan pelepasan fosfor dari dua pakan uji didapatkan kisaran

yang cukup lebar antara PL dengan CF. Perbandingan pelepasan fosfor keduanya

dalam sistem keramba jaring apung satu lapis berkisar antara 62.8-106.8 kg per

ton ikan. Sedangkan untuk sistem lapis ganda atau jaring sekunder didapatkan

kisaran 59.4-103.4 kg per ton ikan. Kisaran ini menggambarkan kisaran buangan

beban fosfor dalam sistem keramba jaring apung yang berasal dari jenis pakan

dengan kandungan P tertinggi dan jenis pakan yang banyak digunakan

pembudidaya.

Saat ini, KJA ikan mas yang telah berkembang terdiri dari tiga ukuran

yaitu ukuran 7 x 7 m2, 7 x 14 m

2, dan 14 x 14 m

2 dengan padat penebaran 2400-

15000 ekor dengan sistem jaring ganda. Setiap ekornya memiliki rata-rata bobot

8.7 gr. Ikan mencapai ukuran 5 ekor per 1 kg membutuhkan waktu selama 120

hari. Selama pemeliharaan dilakukan pemberian pakan sebanyak 1 ton, dalam 1

ton pakan yang diberikan terdapat P sebanyak 111.6 kg dengan FCR 2 untuk satu

musim tanam, maka akan menghasilkan sebanyak 106.8 kg P tidak termakan dari

jaring pertama (ikan mas). Namun, dengan adanya pemeliharaan ikan nila di

jaring lapis kedua dapat menurunkan pelepasan fosfor sebesar 9 %. Yaitu dari

sebelumnya 106.8 kg P yang tidak termakan dari jaring pertama (ikan mas)

menjadi sebanyak 103.4 kg P yang tidak termakan dari jaring kedua (ikan nila)

selama musim tanam untuk jenis pakan CF. Selama musim tanam akan terbuang

sebanyak 103.4 kg P ke dalam sistem perairan, apabila menggunakan sistem dua

lapis jaring.

Daya dukung Waduk Cirata

Perkembangan perikanan di KJA perlu memperhatikan daya dukung

lingkungan perairan. Daya dukung lingkungan perairan merupakan kemampuan

perairan untuk mendukung kehidupan biota yang terdapat didalamnya. Perubahan

Page 26: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

16

yang terjadi didalam lingkungan perairan akan mempengaruhi daya dukung

lingkungan, salah satunya adalah aktivitas manusia. Banyak aktivitas manusia

yang dapat mempengaruhi daya dukung lingkungan, salah satunya adalah

kegiatan budidaya ikan dengan KJA. Limbah kegiatan budidaya ikan dengan KJA

dapat mencemari perairan yang dapat mengganggu keseimbangan (Tambunan

2010) sehingga perlu diketahui kemampuan perairan untuk menerima limbah

dalam hal ini bahan organik yang dapat dilihat melalui daya dukung lingkungan.

Limbah yang masuk ke perairan bersumber dari sisa pakan ikan serta

buangannya (feses). Fosfor sebagai hasil urai buangannya diambil sebagai

indikator yang bersumber dari pakan dan tubuh ikan, sehingga dengan diketahui

kandungan fosfor pada pakan dan tubuh ikan dapat diperkirakan kemampuan

lingkungan perairan dalam hal ini Waduk untuk menerima limbah sebagai

pendukung kegiatan perikanan. Sebelumnya juga perlu diketahui kemampuan

alami perairan dalam menerima limbah berdasarkan kondisi fisik perairan.

Apabila pakan yang digunakan adalah pakan CF dan seluruh KJA

menggunakan jaring utama (1 lapis), maka daya dukung Waduk Cirata untuk ikan

mas saat ini sebanyak 29778 ton/MT (24,815 keramba), sedangkan dengan asumsi

seluruh KJA menggunakan jaring sekunder (2 lapis jaring), maka daya dukung

Waduk Cirata untuk ikan mas sebanyak 30757 ton/MT (25631 keramba). Jika

pakan yang digunakan adalah pakan PL dan seluruh KJA menggunakan jaring

utama (1 lapis), maka daya dukung Waduk Cirata untuk ikan mas saat ini

sebanyak 50642 ton/MT (42202 keramba), sedangkan dengan asumsi seluruh KJA

menggunakan jaring sekunder (2 lapis jaring), maka daya dukung Waduk Cirata

untuk ikan mas sebanyak 53540 ton/MT (44617 keramba). Berdasarkan

wawancara didapat rata-rata produksi adalah 1200 kg/petak/MT. Asumsi yang

digunakan adalah rata-rata petak dapat berproduksi 1.2 ton per musim tanam dari

hasil wawancara.

Kegiatan perikanan budidaya di Waduk Cirata tiap tahun mengalami

peningkatan jumlah KJA yang aktif maupun KJA yang telah ditinggalkan

pemiliknya. Peningkatan ini akan mengakibatkan peningkatan endapan sedimen di

dasar perairan berimbas pada berkurangnya kedalaman Waduk yang disebabkan

oleh kegiatan pemberian pakan yang berlebihan. Hal ini menyebabkan

berkurangnya volume Waduk yang menjadikan ancaman bagi keberadaan KJA

endapan sedimen yang berada didasar perairan Waduk dapat menyebabkan

umbalan atau up welling yang akan mengakibatkkan kematian masal pada ikan

yang dapat merugikan pemelihara ikan. Salah satu cara untuk mengurangi dampak

yang ditimbulkan akibat endapan sedimenadalah dengan restorasi. Restorasi yang

dilakukan dapat menggunakan cara pengerukan ataupun pengambilan endapan

sedimen didasar perairan untuk dijadikan pupuk. Kegiatan restorasi ditujukan

untuk mengembalikan fungsi Waduk seperti semula. Restorasi diasumsikan

dengan penambahan kedalaman. Sebelum restorasi kedalaman Waduk sebesar

28.76 m. setelah restorasi didapatkan kedalaman sebesar 33.05 m. Kedalaman

tersebut didapat apabila asumsi Waduk diadakan pengerukan dengan keberhasilan

70% hingga didapat volume yang lebih besar.

Jika melalui estimasi daya dukung Waduk Cirata untuk KJA sesudah

dilakukan aktivitas restorasi dihitung dengan asumsi volume Waduk kembali

seperti awal Waduk dibentuk. Maka semua KJA yang diasumsikan menggunakan

satu lapis jaring ikan mas sesudah restorasi yaitu sebesar 34228 ton/MT (17114

Page 27: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

17

keramba), sedangkan jika diasumsikan semua KJA diasumsikan menggunakan 2

lapis jaring, jaring utama ikan mas dan jaring sekunder berisi ikan ikan nila maka

daya dukung Waduk Cirata untuk KJA dua lapis jaring ikan mas dan ikan nila

setelah restorasi yaitu sebesar 35354 ton/MT (17677 keramba). Asumsi untuk

semua jaring petak rata-rata dapat berproduksi 2 ton per musim tanam. Hal ini

didasarkan pada hasil produksi tertinggi yang dicapai di Waduk Cirata pada tahun

2007 sebelum terjadinya penurunan produksi ditahun-tahun selanjutnya hingga

saat ini. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum

diadakan restorasi yaitu sebesar 29778 ton/MT (24,815 keramba) dan 30757

ton/MT (25631 keramba) bila semua KJA menggunakan dua lapis jaring. Hal ini

menggambarkan bahwa volume Waduk memiliki dampak yang besar bagi daya

dukung Waduk itu sendiri.

Nilai-nilai pembanding diatas yang dilihat dari besarnya jumlah petak

yang didapat setelah adanya kegiatan restorasi dan besarnya keuntungan yang

seharusnya dapat dirasakan pembudidaya ikan mas di Waduk Cirata setelah

diadakannya kegiatan restorasi dengan melakukan menyedotan dan pengerukan

endapan sedimen, sehingga dihasilkan daya dukung dan keuntungan produksi

yang lebih besar. Selain itu, nilai-nilai tersebut juga menunjukkan penggunaan

dua lapis jaring pada KJA lebih ramah lingkungan dengan memberikan daya

dukung yang lebih besar dibandingkan KJA yang hanya menggunakan satu lapis

jaring.

Selain aktifitas restorasi, penegakan upaya hukum juga harus dilakukan.

Upaya untuk mengurangi jumlah keramba yang ada ataupun pembatasan izin

usaha keramba, penarikan keramba yang sudah tidak terpakai. Selain itu juga

perlu dilakukan sensus untuk jumlah keramba yang ada agar dapat diketahui

jumlah keramba aktif yang sebenarnya.

Keuntungan keramba jaring apung (KJA)

Keuntungan dari sistem keramba jaring apung tidak lepas dari permintaan

dan penawaran (Resmi 2007). Jumlah permintaan dan penawaran dapat berubah

sewaktu-waktu. Permintaan akan meningkat seiring peningakatan jumlah

penduduk dengan bertambahnya nilai konsumsi masyarakat terhadap daya beli

komoditas perikanan. Jumlah penawaran juga dapat berubah sewaktu-waktu yang

dipengaruhi oleh perubahan ditingkat produksi (pemeliharaan) dan peubahan dari

hasil rata-rata perluasan. Pakan PL memiliki nilai keuntungan yang lebih tinggi

dari pada pakan CF dengan selisih Rp 855,833. Hasil ini menggambarkan

semakin mahal pakan yang digunakan maka akan semakin besar pengeluaran

untuk membeli pakan tidak diiringi keuntungan pendapatan yang dicapai. Hal ini

dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang sama mengakibatkan keuntungan

yang diperoleh tidak lebih baik karena pengeluaran untuk membeli pakan yang

lebih tinggi tidak diiringi hasil produksi yang tinggi juga. Selain itu, nilai-nilai

tersebut juga menunjukkan penggunaan dua lapis jaring pada KJA lebih

menguntungkan selain ramah lingkungan dengan memberikan daya dukung yang

lebih besar dibandingkan KJA yang hanya menggunakan satu lapis jaring dan juga

memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pembudidayanya.

Page 28: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

18

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kandungan fosfor pada ikan

mas 0.48% dan ikan nila 0.34%. Kandungan P tertinggi terdapat pada jenis pakan

CF dengan nilai total P sebesar 5,58%, sedangkan untuk jenis pakan dengan

pengguna terbanyak adalah PL dengan nilai total P sebesar 3,38%. Berdasarkan

dua pakan uji dengan pengguna terbanyak dan kandungan nutrient tertinggi

didapatkan pelepasan beban fosfor yang berkisar antara 59,4 – 106,8 kg per ton.

Estimasi pelepasan P dengan menggunakan model daya dukung Waduk

berdasarkan kandungan P ikan mas dan kandungan P pakan ikan mas untuk KJA

jika seluruhnya memelihara ikan mas, menunjukkan aktivitas KJA di Waduk

Cirata saat ini telah melebihi daya dukung lingkungan yaitu didapat daya dukung

saat ini untuk pakan CF didapat 29778 ton/MT dan 30757 ton/MT, dan untuk

pakan PL didapatkan 50642 ton/MT dan 53540 ton/MT. Daya dukung setelah

restorasi didapatkan untuk pakan CF sebesar 34.650 ton/MT untuk satu lapis

jaring dan 37.882 ton/MT untuk dua lapis jaring. Aktivitas restorasi dengan

penggelontoran sedimen akan memperbaiki fungsi daya dukung Waduk Cirata.

Penggunaan dua lapis jaring pada KJA lebih menguntungkan dan ramah

lingkungan denganmemberikan daya dukung yang lebih besar dibandingkan KJA

yang hanya menggunakan satu lapis jaring.

DAFTAR PUSTAKA

[APHA] American Public Health Assosiation. 2005. Standard Methods for The

Examination of Water and Wastewater, 21st ed, Washington, D.C. (US)

American Public Health Assosiation 800 1 Street. NW.

Beveridge MCM. 2004. Cage Aquaculture. Oxford (US): Blackwell Publishing

ltd. USA. 346 hlm

[BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2011. Laporan Sensus Keramba Jaring

Apung PT Cikal. Badan Pengelola Waduk Cirata. Bandung (ID)

Cho CY, CB Cowey, T Watanabe. 1985. Finfish Nutrition in Asia.

Methodological Approach to Research and Development. Tokyo (JP):

IDRC. 156 hlm

Garno YS, Adibroto TA. 1999. Prosiding Semiloka Nasional Pengelolaan dan

Pemanfaatan Danau dan Waduk. PPLH-LH, IPB. Ditjen Bangda Depdagri.

Ditjen Pengairan, Kantor Meneg (ID). LH XVII: hlm 1-10

Halver JE. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. California (US): Academic Press Inc.

Jahan P, Watanabe T, Kiron V, Saton S. 2003. Phosphorous and Nitrogen

Excretion During Growth Span of Carp Kept Under Two Rearing System.

Journal Fisheries Science 68. 431 hlm

Kasmidjo RB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan

Mikrobiologi. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press. 1(2).

Kaushik SJ. 1995. Nutrient Requirement, Supply and Utilization in The Context

of Corp Culture. Journal Aquaculture vol. 129: hlm 225-241

Page 29: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

19

Krisanti M. 2004. Permasalahan dan Strategi Pengelolaan Perairan Waduk:

Contoh Kasus Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata, Jawa Barat. [makalah].

Bogor (ID), Institut Pertanian Bogor.

Krisanti M, Imran Z. 2006. Daya dukung Lingkungan Perairan Teluk Ekas Untuk

Pengembahan Kegiatan Budidaya Ikan Kerapu Dalam Keramba Jaring

Apung. J.II.Pert.Indon. Vol. 11(2): hlm 15-20

[PJB] Pembangkitan Jawa dan Bali Unit Pembangkitan Cirata. 2008. Laporan

Pemantauan Cirata. Purwakarta (ID): PT. PJB Unit Pembangkitan Cirata.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009.Tentang Daya

Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/Atau Waduk.

Peraturan Pemerintah. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

Pulatsu S. 2003.The Application of a Phosphorus Budget Model Estimating The

Carrying Capacity of Kesihkopru DAM Lake. Turk J Vet Anim Sci .

Tubital. (11)27: hlm 1127-1130

Resmi INC. 2007. Prospek Usaha Budidaya Ikan Nila Gift sistem Kolor Pada

Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Kecamatan Cikalong Kulon

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat [skripsi] Bogor (ID): Insitut

Pertanian Bogor.

Siddiqui AQ, Al-Harbi AH. 1999. Nutrient Budgets in Tanks with Different

Stocking Densities of Hybrid Tilapia. Journal Aquculture hlm 170:245

Sukimin S. 2008. The application of a phosphorus loadings model estimating the

carrying capacity for cage culture and its productivity of Saguling

Reservoir, West Java, Indonesia. Proceeding of International Conference

in Indonesian Inland Waters. Book 2: General Papers. 17-18 Oktober.

Palembang (ID), BPPRPU-PRPT-BRKP, MSP-IPB, Limnologi-LIPI,

FMIPA-UNSRI dan Pemprov Sumatera Selatan.

Soemarwoto O, Roem CM, Herawati T, Costa-Pierce BA. 1990. Water Quality

Suitablity of Saguling And Cirata Reservoirs for Development of Floating

Net Cage Aquaculture. Di dalam: Costa-Pierce BA; Soemarwoto, O, editor.

Reservoir Fisheries and Aquaculture Development for Ressetlement in

Indonesia. Manila (PH): ICLARM Tech. Rep. Hlm 18-111.

Tambunan F. 2010. Daya dukung Perairan Danau Lido Berkaitan Dengan

Pemanfaatannya Untuk Kegiatan Budidaya Perikanan Sistem Keramba

Jaring Apung. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Triyanto, Henny C. 2010. Estimasi Penentuan Daya Dukung Perairan Kolong

Untuk Pengembangan Budidaya Ikan dengan Menggunakan Aplikasi

Model Beban Fosfor di Bangka. Prosiding Seminar Nasional Limnologi V.

256 hlm

Vollenweider RA. 1968. Scientific Fundamentals of The Eutrophication of Lakes

and Flowing Waters, With Particular Reference to Nitrogen and

Phosphorus as Factor in Eutrophication. OECD Paris(FR) DAS/CSI/68. 27

: hlm 1-182

Watanabe T. 1988 Fish Nutrition and Mariculture JICA Textbook The General

Aquaculture Course. Tokyo (JP). Tokyo University of Fisheries. hlm 232

Wiramiharja Y, Hernawati R, Harahap IM, Yukiyasu N. 2007. Nutrisi dan Bahan

Pakan Ikan Budidaya. Jambi (ID): Balai Budidaya Ikan Air Tawar.

Page 30: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

20

Yosmaniar 2010. Hubungan Konversi Pakan Dengan Beban Limbah Hara N dan

P Yang Dibuang ke Air Pemeliharaan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi

Akuakultur 2010. Bogor (ID). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.

Hlm. 681-688

Page 31: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

21

LAMPIRAN

Page 32: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

22

Lampiran 1 Kuisioner wawancara kondisi KJA No Parameter Jawaban

1 Nama

2 Alamat

3 Status

4 Jumlah anak

5 Banyaknya pengeluaran sebulan

6 Pekerjaan sampingan 7 Komoditas KJA a. Tunggal b. Campuran

8 Jenis KJA a. 1 Lapis b. 2 Lapis

Jenis ikan yang dipelihara

9 a. Jaring utama

b. Jaring sekunder

Ukuran keramba

10 … x … Jumlah: Ikan:

11 Kedalaman air a. Jaring utama: b. Jaring sekunder:

12 Ukuran mata jaring a. Jaring utama: b. Jaring sekunder:

Biaya pembuatan KJA

13 Paketan

Satuan

Benih

14 Padat tebar benih a. Jaring utama: b. Jaring sekunder

Ukuran benih a. Jaring utama: b. Jaring sekunder

15 Harga benih per kg per ekor

Pakan

16 Merk pakan A 17 Perbedaan pakan per umur

18 Banyak pemberian pakan

19 Banyaknya pakan yang digunakan per jaring

dari benih hingga panen

Produksi

20 Waktu pemeliharaan

21 Pengalaman produksi

22 Hasil panen

a. Jaring utama

b. Jaring sekunder

23 Ukuran saat panen

Kelembagaan

24 Termasuk kelompok tani a. Ya b. Tidak Nama kelompok

Sejak kapan bergabung

25 Kagiatan kelompok

Alasan bergabung

26 Kewajiban dalam kelompok

Keuntungan bergabung

27 Kendala dalam usaha KJA

Lampiran 2. Prosedur pengukuran kandungan P ikan dan P pakan (APHA 2005)

Pengujian fosfor diawali dari prinsip penetapan fosfor, yaitu analisis sampel

dilakukan dengan metode pengabuan basah.

1. Diambil 1 gram sampel yang telah dihaluskan

2. Dimasukan ke dalam gelas piala 150 ml

3. Ditambahkan 2.50 ml H2SO4pekat, diamkan semalaman

Page 33: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

23

4. Setelah itu dipanskan dengan menggunakan hot plate selama 1 jam pada

suhu 100o C, dinginkan

5. Ditambahkan 2 ml H2O2, lalu panaskan kembali dengan suhu 200o C selama

1 jam, dinginkan

6. Ditambahkan 2 ml H2O2, dan dipanaskan kembali dengan suhu 350o C

hingga muncul uap putih, dinginkan.

7. Setelah itu ditambahkan 50 ml H2O dan dikocok kemudian diamkan selama

semalaman supaya mengendap

8. Setelah didiamkan semalaman gunakan supernatant untuk dianalisis

kandungan fosfornya.

Lampiran 3. Tahapan perhitungan pelepasan P ikan mas ke perairan

Tahapan perhitungan total P ikan mas yang hilang ke perairan adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung kandungan P pada pakan (kg)

Berdasarkan hasil yang diperoleh, jenis pakan yang digunakan dalam

perhitungan adalah pakan dengan kandungan P tertinggi yaitu CF dengan

kandungan P sebesar 5.58% dan pakan dengan pengguna terbanyak yaitu PL

dengan kandungan P sebesar 3.38%.

2. Menghitung kandungan P pada ikan (kg/ton ikan)

Berdasarkan data yang diperoleh kandungan P pada ikan mas adalah 0.48% dan

kandungan P ikan nila 0.34%

3. Menentukan FCR yang digunakan dalam budidaya

Berdasarkan hasil yang diperoleh berdasarkan persentase terbanyak dan rata-

rata FCR yang didapat adalah FCR 2:1, sehingga FCR 2:1 yang akan

digunakan dalam perhitungan.

Untuk pelepsan fosfor dari pakan CF adalah:

1. Menghitung kandungan P pada pakan dari perkalian dengan FCR (kg).

Kandungan P dalam 1 ton pelet = [1000 kg x 5.58%] = 55.8kg

FCR = 2.0 : 1 x 55.8kg P( Dlm makanan) = 111,6 kg

2. Menghitung kandungan P pada ikan mas.

Kandungan P dalam ikan mas adalah 0,48% dari berat badan ikan

= [1000kg x 0.48%] = 4.80 kg /ton ikan

3. Menghitung P yang hilang ke perairan, yaitu selisih antara P pada pakan yang

telah dikali FCR dengan P pada ikan mas.

Jadi P yang hilang adalah:

= 111.6 – 4.80 = 106.8 kg per ton ikan

4. Apabila di sistem keramba jaring apung diberikan jaring sekunder yang berisi

ikan nila didapatkan hasil dari selisih antara P yang hilang dari jaring ikan mas

dengan P pada ikan nila.

Kandungan P dalam ikan nila adalah 0.34% dari berat badan ikan

= [1000kg x 0.34%] = 3.40 kg/ton ikan

Jadi P yang hilang ke perairan untuk pakan Comfeed dengan FCR

2:1adalah:

= 106.8 – 3.40 = 103.4 kg per ton ikan

Page 34: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

24

Lampiran 4. Perhitungan daya dukung Waduk Cirata

Analisis data daya dukung untuk KJA digunakan dengan pendekatan

model Beveridge (1987), Sukimin (2008) dan Per.Men.LH No.28 Tahun (2009)

untuk penilaian daya dukung lingkungan perairan bagi pengembangan budidaya

dengan langkah sebagai berikut :

1. menentukan kapasitas badan air untuk budidaya intensif ∆P, yaitu selisih antara

[P] sebelum dimanfaatkan dan [P] maksimum yang dapat diterima setelah

keberadaan KJA.

∆P = [P]f-[P]i

= 1000-271

= 729

2. R untuk kondisi danau-danau secara umum dengan x adalah besarnya proporsi

total P yang hilang secara permanen ke dalam sedimen (x=0,45-0,55) x ditentukan

sebesar 0,5

R = 1/(1+ρ0,5

)

= 1/(1+ 2.190,5

)

= 0.4032

Rfish = X + (1-X)R

= 0.5 + (1-0.5) x 0.393

= 0.7016

3. Menghitung P total atau P loading dari jaring apung (g m-3

/thn)

L fish =(∆P*Z* ρ)/(1-R fish)

= (729*28.76*2.19)/(1- 0.7016)

= 15,885.0668 mg/m2/thn

4. Total Allowable Loading (TAL)

TAL = Lfish x Luas Waduk

= 9,540,874.1443 kg/thn

Asumsi musim tanam KJA adalah 4 bulan (3 kali musim tanam). Maka:

TAL = 3,180,291.381 kg/ MT

5. Daya dukung

Pelepasan P untuk setiap 1 ton ikan = 103.4 kg/ton ikan untuk pakan CF, Total

acceptable production

= 3,180,291.381 / 103.4

= 30,757 ton/MT

Lampiran 5. Perhitungan keuntungan sistem keramba jaring apung ikan mas

No.

Responden

Merk

Pakan

Panen Ikan

Mas

(kg/petak)

Jumlah

Pemberian

Pakan (kg)

Panen

Ikan

Nila(kg/petak)

1 PL 1300 2600 1000

2 PL 1250 2500 900

3 PL 1000 2000 700

4 PL 1100 2200 700

5 PL 900 1800 700

6 PL 1000 2000 500

Rata-rata 1092 2183 750

Page 35: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

25

No.

Responden

Merk

Pakan

Panen Ikan

Mas

(kg/petak)

Jumlah

Pemberian

Pakan (kg)

Panen

Ikan Nila

(kg/petak)

1 CF 1250 2500 1000

2 CF 625 1250 500

3 CF 1500 3000 1200

Rata-rata 1125 2250 900

Parameter Ket. Satu lapis jaring dua lapis jaring

Pakan PL Pakan CF Pakan PL Pakan CF

Harga ikan Mas (Rp/kg)

TR

Rp. 15,000 Rp. 15,000

Produksi (kg/petak/MT) 812 750 812 750

Harga ikan Nila (Rp/kg) Rp. 10,000

Produksi ikan Nila (kg) 750 900

Harga Pakan (Rp/kg) TC

Rp. 6,050 Rp. 6,750 Rp. 6,050 Rp. 6,750

Pakan yang digunakan (kg) 1633 2250 2183 2250

Lampiran 6. Data total fosfor di Waduk Cirata (Januari, Februari, Maret 2013)

Stasiun

Rata-rata

Sampling 1 (mg/L)

Rata-rata

Sampling 2 (mg/L)

Rata-rata

Sampling 3 (mg/L)

Rata-rata

keseluruhan (mg/L)

Muara Sungai Cigundul 0.158 0.135 0.148 0.147

Area intake 0.071 0.092 0.075 0.079

Daerah batas bahaya 0.084 0.083 0.072 0.080

Zona tengah KJA 0.078 0.095 0.077 0.083

Muara Sungai Cisokan 0.117 0.074 0.101 0.097

Muara Sungai Citarum-

Cimeta 0.127 0.092 0.098 0.105

0.099

Page 36: PELEPASAN FOSFOR DARI KERAMBA JARING APUNG IKAN … · Cyprinus carpio) di Waduk Cirata. Dibimbing oleh KADARWAN SOEWARDI dan SIGID HARIYADI Waduk Cirata dibangun dengan fungsi utama

26

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muhammad Aziz Baharsyah, putra pertama dari tiga

bersaudara yang lahir di Jakarta pada tanggal 06 Desember 1991 dari bapak

Syahrul Sugito dan ibu Purwaningsih. Penulis memiliki dua saudara bernama

Syafira Afiati dan Irnia Syafitri. Penulis berhasil masuk Institut Pertanian Bogor

di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan pada tahun 2009 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN). Sebelumnya Penulis mengikuti pendidikan formal di TK

Taman Bekasi Indah dari tahun 1996-1997, SD Negeri Pekayon Jaya X dari tahun

1997-2003, SMP Negeri 12 Bekasi Selatan dari tahun 2003-2006, dan SMA

Martia Bhakti Bekasi dari tahun 2006-2009.

Selama mengikuti perkulihan, penulis menjadi asisten praktikum

Limnologi pada tahun ajaran 2011/2012, asisten praktikum Sumber Daya

Perikanan pada tahun ajaran 2012/2013, asisten praktikum Konservasi Sumber

Daya Hayati Perairan pada tahun ajaran 2013/2014 dan Iktiologi Fungsional

ditahun yang sama. Penulis juga pernah aktif dalam Divisi Konservasi Burung

Uni Konservasi Fauna IPB, Sosial lingkungan BEM FPIK IPB, ketua

Environment and Social HIMASPER IPB dan beberapa kepanitian. Bulan Juli

2011 penulis melaksanakan kegiatan magang di Balai Besar Riset Perikanan

Budidaya Laut Gondol, Bali.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanapada program

studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi dengan judul “Pelepasan

Fosfor dari Keramba Jaring Apung Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Waduk Cirata”

dibimbing oleh Prof Dr Ir Kadarwan Soewardi dan Dr Ir Sigid Hariyadi, M Sc.