PELAYANAN SIRKULASI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROPINSI DIY ( UNIT BADRAN I ) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam bidang Perpustakaan Oleh : Lina Dwi Puji Astuti D1806020 PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009
85
Embed
Pelayanan Sirkulasi di Badan Perpustakaan Dan Arsip …/Pelayanan... · PELAYANAN SIRKULASI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROPINSI DIY ( UNIT BADRAN I ) TUGAS AKHIR ... Ibu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PELAYANAN SIRKULASI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN
ARSIP DAERAH PROPINSI DIY ( UNIT BADRAN I )
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam bidang Perpustakaan
Oleh :
Lina Dwi Puji Astuti
D1806020
PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2009
PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dipertahankan dihadapan Dewan
penguji Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing
Dra. Sri Urip Haryati, M.Si
NIP. 131283612
PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan Dewan P enguji Tugas Akhir Program Diploma III
Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas MAret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan
profesi Ahli Madya (A.Md.)
Pada Hari :
Tanggal :
Dewan Penguji Tanda Tangan
Drs. Harmawan, M.Lib ( )
Penguji pertama
Dra. Sri Urip Haryati, M.Si ( )
Penguji kedua
Mengesahkan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dekan,
Drs. H. Supriyadi SN,S.U.
NIP. 130936616
MOTTO
· Berusahalah sendiri dulu dan ALLOH akan membantumu.
· Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya. (Nidji, Laskar Pelangi)
· Menjadi bertanggungjawab terhadap diri sendiri ditandai dengan kesadaran
untuk berjuang (belajar) mengatasi ketidakmampuan (belajar). (Andrias
Harefa)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat ALLOH SWT Tuhan Semesta Alam, yang mengabulkan Doa-Doa ku . . .
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
1. (Alm) IBU,. Yang telah melahirkanku ke dunia, menyayangiku, mengasihiku tanpa batas waktu. Terima kasih IBU .. Aku yakin engkau selalu bersamaku.
2. Bapak . . karena engkau aku ada, karena bimbinganmu aku menempuh studi ini, terima kasih atas dukungan serta kasihmu yang selalu hangat untukku. Aku akan berusaha selalu untuk mu.
3. My Sister,. You are best friend for everything when I need . . I LOVE YOU so MUCH!!! 4. Ibu dirumah terimakasih dengan kehadiranmu, adikku Nur Aini
Faza yang selalu membuatku kangen rumah. Jadilah anak yang berguna bagi ibu, bapak, agama, bangsa dan Negara.
5. Seseorang yang ada di hatiku . . . Terimakasih atas dukunganmu ! 6. Ibu Bapak Karyawan Perpustakaan Pusat UNS terimakasih atas
kasih sayang dan semua bantuan, bimbingan, saat aku susah. 7. LIBRARY’06 – special to : Ning, Julia, Etik, bersama kalian
kurasakan banyak kehangatan, I WILL always LOVE YOU ALL !!! 8. Bapak Eko Nugroho, keramahan mu tak akan aku lupa
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLOH SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan segenap kemampuan yang
penulis miliki, sehingga dapat selesai sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpustakaan. penulis
menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak
dapat terselesaikan.
Atas tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, S.U. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Alexius Ibnu Muridjal, M.Si Ketua Program Diploma III Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dra. Sri Urip Haryati, M.Si selaku pembimbing penulis selama
mengerjakan Tugas Akhir.
4. Bapak Drs. Harmawan, M. Lib. selaku penguji Tugas Akhir
5. Bapak Drs. Tulus Widodo, Kepala Bidang Pelayan dan Pelestarian Bahan
Pustaka di Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
6. Staf Pegawai Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
7. Segenap Dosen dan Pengajar Program Diploma III Perpustakaan Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Ibu, Bapak, kakak, adik ku, yang dengan tulus memberikan doa serta
dukungan yang tak pernah lelah.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Tugas Akhir
ini. Namun demikian, penulis selalu membuka kritik dan juga saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Dan dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………........
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..ii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...v
KATA PENGANTAR……………………………………………………..vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………ix
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………...x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………….3
C. Pelaksanaan………………………………………………………..4
D. Metode Pengumpulan Data………………………………………..4
E. Rumusan MAsalah………………………………………………...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perpustakaan Umum…………………………………...7
B. Pengertian Badan Perpustakaan Daerah……………………………8
C. Fungsi Perpustakaan Daerah……………………………………….8
D. Jenis Koleksi Pada Bagian Layanan Sirkulasi……………………...9
E. Tujuan Koleksi…………………………………………………….10
F. Pelayanan Sirkulasi………………………………………………...10
G. Sistem Pelayanan…………………………………………………..13
H. Pemakai Layanan…………………………………………………..14
I. Statistik……………………………………………………………..15
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH PROPINSI DIY
A. Sejarah……………………………………………………………….17
B. Visi, Misi…………………………………………………………….25
C. Struktur Organisasi…………………………………………………..25
D. Sumber Daya Manusia……………………………………………….27
E. Gedung Perpustakaan………………………………………………...30
F. Sumber Dana…………………………………………………………32
G. Sarana Dan Prasana…………………………………………………..33
H. Koleksi……………………………………………………………….35
I. Layanan………………………………………………………………38
J. Waktu………………………………………………………………...43
BAB IV PELAYANAN SIRKULASI
A. Analisa Masalah……………………………………………………...45
B. Jenis-Jenis Kegiatan Pada Layanan Sirkulasi………………………..50
C. Pemakai Layanan…………………………………………………….55
D. Kendala-Kendala Yang Dihadapi……………………………………58
E. Cara Mengatasi Kendala Yang Dihadapi…………………………….59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..62
B. Saran…………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan…………………………...27
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Pangkat……………….28
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendididikan……………29
Tabel 3.4 Koleksi Menurut Golongan DDC……………………………….36
Tabel 3.5 Koleksi Menurut Jenis Buku…………………………………….37
Tabel 3.6 Jam Pelayanan BPAD Propinsi DIY…………………………….43
Tabel 4.1 Statistik Pengunjung……………………………………………..56
Tabel 4.2 Statistik Pemanfaatan Perpustakaan……………………………..57
Tabel 4.3 Koleksi Menurut Golongan DDC………………………………..47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Peta Lokasi BPAD Propinsi DIY…………………………….30
Ganbar 3.3 Gedung Unit Badran I………………………………………...31
Gambar 3.4 Gedung Unit Badran II………………………………………..31
Gambar 3.5 Unit Jogja Library Center (JLC)……………………………...31
Gambar 3.6 Unit Jogja Study Center (JSC)………………………………..32
Gambar 4.1 Kartu Anggota Perpustakaan………………………………….53
Gambar 4.2 Blanko Kartu Pinjaman Buku…………………………………54
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Statistik Pengunjung…………………………………………56
Grafik 4.2 Statistik Pemanfaatan Perpustakaan…………………………57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Contoh Formulir Pendaftaran Anggota Perpustakaan
Lampiran 2 Contoh Kartu Anggota Perpustakaan
Lampiran 3 Contoh Blanko Kartu Pinjaman Buku
Lampiran 4 Contoh Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 5 Contoh Form Usulan Buku Baru Tahun 2009
Lampiran 6 Struktur Organisasi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Propinsi DIY
Lampiran 7 Jumlah Koleksi Yang Dimiliki Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Propinsi DIY sampai dengan Bulan Desember 2008
Lampiran 8 Laporan Tahunan 2007
Lampiran 9 Pegawai Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY
Lampiran 10 Rekapitulasi Jumlah CPNS Propinsi DIY, Instansi : Badan
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY
Lampiran 11 Absensi Bulan Februari 2009
Lampiran 12 Absensi Bulan Maret 2009
Lampiran 13 Surat Permohonan Magang
Lampiran 14 Surat Ijin magang Dari Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Propinsi DIY
Lampiran 15 Surat Tugas
Lampiran 16 Catatan Kerja Harian Mahasiswa
Lampiran 17 Form Penilaian PKL
Lampiran 18 Contoh Penelusuran Menggunakan Program SIPISIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang membutuhkan
informasi ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan yang tidak dapat
dipisahkan. Hal itu dapat terwujud manakala perpustakaan sudah siap melayani
dengan sumber informasi yang memadai. Sementara masyarakat mampu atau mau
memahami, menghayati, dan memaknai pentingnya informasi dalam
kesehariannya. Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi
semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan yang
ada, baik di lingkungan sekolah, luar sekolah, dunia kerja, maupun masyarakat
pada umumnya.
Perlu diketahui bahwa terdapat berbagai jenis perpustakaan, dan
perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan. Perpustakaan
umum merupakan kekuatan hidup untuk menunjang pendidikan formal dan
pembelajaran sepanjang hayat (public library is a living force to support formal
education and life long learning) Dady P. Rahmananta dalam kutipan buku
Unesco Public Library Manifesto (1960, revisi-2000). Tujuan dari didirikannya
perpustakaan umum ialah untuk membina dan mengembangkan minat baca dan
belajar seumur hidup bagi masyarakat tanpa membedakan usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan status dari masyarakat tersebut.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY adalah salah satu
jenis perpustakaan umum, yang merupakan lembaga yang dikelola oleh
Pemerintah Propinsi DIY yang dalam pengoperasiannya sebagai organisasi sektor
publik berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan
melalui penyediaan informasi dan pelayanan publik dengan kualitas yang
terjangkau. Memiliki 3 (tiga) unit gedung. Masing masing yaitu Unit Badran I
yang beralamat di Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 4 Yogyakarta Telepon (0274)
588219 dan 5612118, Unit Jogja Library Center (JLC) yang beralamat di Jl.
Malioboro No. 175 Yogyakarta Telepon (0274) 512473, dan Unit Jogja Study
Center (JSC) Jl. Faridan M. Noto No. 21 KotabaruYogyakarta Telepon (0274)
556920 dan 556921.
Perpustakaan masih belum benar-benar memasyarakat. Hal ini terjadi
karena rendahnya minat baca masyarakat dan kurangnya kesadaran bahwa belajar
harus mencari sendiri informasi atau jawaban atas persoalan yang mereka hadapi.
Padahal perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang paling mudah
dan murah dijangkau oleh semua kalangan bila dibandingkan dengan sumber
informasi yang lain. Tetapi bukan hanya berhenti pada faktor itu saja, mungkin
perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi belum mampu untuk memberikan
pelayanannya secara optimal yaitu memahami betul apa keinginan dan kebutuhan
pemakai. Sedangkan perpustakaan dikatakan berhasil jika dapat memenuhi
kebutuhan informasi yang relevan dengan permintaan pemakai.
Maka berdasarkan pembahasan diatas penulis tertarik untuk membahas
tentang pelayanan sirkulasi yang dikelola oleh Perpustakaan Daerah Unit Badran
I, dimana koleksi yang dimiliki terdiri dari jenis koleksi semua subyek kecuali
bahasa, sastra dan seni. Unit Badran I beralamat di Jl. Tentara Rakyat Mataram
No. 4 Yogyakarta Telepon (0274) 588219 dan 5612118 dimana penulis pernah
mengadakan PKL.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui sistem pengelolaan pelayanan yang ada di bagian
sirkulasi di Badan Perpustakan dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang ada pada pelayanan
sirkulasi serta cara mengatasi kendala-kendala tersebut di Badan
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
2. Manfaat
a. Bagi penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang jenis-jenis kegiatan
pelayanan di bagian sirkulasi.
b. Bagi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY
Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk
menambah penyediaan sumber informasi sesuai kebutuhan masyarakat
saat ini. Dan untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya di ikuti oleh peningkatan pelayanannya kepada pengguna
untuk pemanfaatannya pada sumber informasi pada Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
c. Bagi Program Studi Diploma III Perpustakaan
Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan dan dapat digunakan
sebagai tambahan informasi dan referensi.
C. Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 16 Februari sampai
dengan 27 Maret 2007, di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
1. Unit Badran I, dengan alamat Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 4 Yogyakarta
Telp. (0274) 588219, 561218 Fax. 588219
2. Unit Badran II, dengan alamat Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta
Telp. (0274) 513969
3. Jogja Library Center (JLC), dengan alamat Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta
Telp. (0274) 512473
4. Unit Jogja Study Center (JSC), dengan alamat Jl. Faridan M. Noto No. 21
Kotabaru, Yogyakarta Telp. (0271) 556920, 556921
Pelaksanaan PKL di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dilaksanakan pada hari dan jam kerja yaitu:
Senin – Kamis : 08.00 – 13.00 WIB.
Jum’at : 08.00 – 11.00 WIB.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode dalam arti kata yang sesungguhnya berasal dari Bahasa Yunani
methodos yang artinya cara atau jalan (Koencoroningrat, 1993 : 7). Maka
pengertian metode menyangkut cara kerja untuk dapat memahami obyek yang
menjadi sasaran penelitian. Adapun metode yang penulis gunakan dalam
penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan,yaitu :
a. Metode Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan buku-buku, literatur-literatur
yang berhubungan dengan masalah pemanfaatan koleksi perpustakaan dan
minat baca.
b. Metode Observasi
Untuk mendapatkan data dalam menyusun laporan ini penulis melakukan
pengamatan langsung yang terjadi dilapangan. Yaitu mengamati situasi
dan kondisi didalam ruangan dan juga ikut terlibat langsung dalam
kegiatan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
c. Metode Interview atau Wawancara
Metode ini digunakan sebagai metode pembantu untuk menggali
informasi yang bersifat akurat dari informan sehingga faktor-faktor
dominan dapat diketahui. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara
langsung dengan karyawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Propinsi DIY Unit Badran I, yang bertugas pada bagian layanan sirkulasi.
d. Metode Dokumentasi atau Arsip
Pengumpulan dokumentasi atau arsip seperti laporan tahunan, liflet, buku
kenangan, serta dokumen yang mendukung kegiatan sehari-hari di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang gambaran
umum Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
E. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulis gunakan untuk pembatasan permasalahan sehingga
menjadi kerangka dalam mengungkapkan persoalan. Tugas akhir dengan judul
“PELAYANAN SIRKULASI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH PROPINSI DIY ( UNIT BADRAN I )”. penulis berikan batasan
masalahnya sebagai berikut :
1. Jenis-jenis kegiatan apa sajakah yang ada pada layanan sirkulasi di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY Unit Badran I ?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasi
kendala tersebut ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perpustakaan Umum
Ada beberapa definisi perpustakaan umum, akan tetapi sebenarnya
perpustakaan memiliki arti dan tujuan yang kurang lebih sama. Berikut ini adalah
beberapa pengertian mengenai perpustakaan umum :
1. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat
luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur,
jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi. (Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan)
2. Definisi lain dari perpustakaan umum menyebutkan bahwa :
Perpustakaan umum merupakan kekuatan hidup untuk menunjang pendidikan
formal dan pembelajaran sepanjang hayat (public library is a living force to
support formal education and life long learning). Dady P. Rachmananta
(2000) dalam kutipan (Unesco public library Manifesto, 1960. revisi 2000).
Dari kedua definisi yang dikemukakan di atas penulis menyimpulkan
bahwa, perpustakaan umum adalah sebagai kekuatan hidup untuk menunjang
pendidikan formal dan pembelajaran sepanjang hayat, merupakan suatu tempat
atau unit kerja yang menghimpun, mengolah, serta melayankan informasi yang
dapat digunakan sebagai sarana sumber belajar yang efektif untuk menambah
pengetahuan tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonominya.
B. Pengertian Badan Perpustakaan Daerah
Badan Perpustakaan Daerah adalah lembaga,instansi badan yang
berkedudukan di tiap Propinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan (Sutarno
NS, 2006:40). Sedangkan Perpustakaan Daerah sendiri memiliki pengertian yaitu
suatu perpustakaan yang berkududukan di Ibu Kota Propinsi yang diberi tugas
untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan memperdayagunakan semua
karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di Daerah (Pedoman Teknis
Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam , 1993:53)
C. Fungsi Perpustakaan Daerah
Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir tersirat fungsi
perpustakaan pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus,setiap jenis perpustakaan
mempunyai fungsi masing-masing ,yang berbeda antara yang satu dan lainnya.
Fungsi Perpustakaan berbeda-beda menurut jenis perpustakaan, maka masing-
masing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang harus dicapai
oleh masing-masing jenis perpustakaan, berikut merupakan fungsi dari
Perpustakaan Daerah. Disamping. Perpustakaan Daerah yang merupakan suatu
organisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di daerah,
menurut Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 001/Org/9/1990,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan
Daerah mempunyai fungsi :
a. mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan pembinaan dan
pengembangan perustakaan di daerah.
b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan pada semua jenis perpustakaan
di daerah
c. melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka
d. melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pelestarian bahan pustaka
e. melaksanakan penyususnan dan penerbitan bibliobgrafi daerah dan katalog
induk daerah
f. melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks,bibliografi,subyek,
abstrak dan direktori
g. melaksanakan jasa informasi dan rujukan (referensi)
h. melaksanakan kerja sama antar perpustakaan di daerah
i. melaksanakan koordinasi dan evaluasi kegiatan perpustakaan di daerah
j. melaksanakan urusan ketatausahaan
D. Jenis Koleksi Pada Bagian Layanan sirkulasi
Koleksi yang disajikan pada layanan sirkulasi meliputi semua subyek pada
penggolongan subyek menurut DDC ( Dewey Decimal Classification ), yaitu :
Kelas 000 – Karya-karya umum
Kelas 100 – Filsafat
Kelas 200 – Agama
Kelas 300 – Ilmu-ilmu social
Kelas 400 - Bahasa
Kelas 500 – Ilmu Murni
Kelas 600 – Ilmu Terapan Dan Teknologi
Kelas 700 – Seni dan Olahraga
Kelas 800 - Sastra
Kelas 900 - Sejarah
E. Tujuan Koleksi
Tujuan koleksi yang ada pada layanan sirkulasi sama dengan tujuan
perpustakaan, yaitu :
1. Penyimpanan Penyimpanan artinya perpustakaan bertugas menyimpan buku yang diterima. 2. Penelitian Penelitian artinya perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk keperluan penelitian. 3. Informasi Informasi artinya perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan pemakai perpustakaan. 4. Pendidikan Pendidikan artinya perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup, terutama bagi mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah. 5. Kultur Kultur artinya perpustakaan menyimpan khazanah budaya bangsa atau masyarakat, tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan. (Sulistyo Basuki, 1991 : 6-7).
F. Jenis Kegiatan Dalam Pengembangan dan Pengelolaan Koleksi
Perpustakaan
Kegiatan penyelenggaraan koleksi dimulai dengan pengembangan koleksi.
Dimana kegiatan pengembangan koleksi mencakup di dalamnya pengertian
menambah sekaligus mengembangkan koleksi. Kegiatan pengembangan koleksi
hanya mencakup kegiatan :
1. Pengadaan Koleksi
Adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi.
Pengadaan dapat dilakukan dengan cara membeli, meminta, dan menerima
sebagai hadiah, tukar-menukar, atau menerbitkan buku.
2. Inventaris
Adalah kegiatan yang meliputi :
· Mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk · Memberi nomor induk atau investasi setiap eksemplar buku dan
mencatatnya dalam buku yang bersangkutan.
· Majalah lepas dicatat dalam kartu majalah agar mudah diketahui volume dan nomor edisi yang diterima.
· Majalah yang dijilid diperlukan sebagai buku. · Memberi cap atau stempel milik pada setiap buku, pada halaman tertentu
yang telah ditentukan. (Soeatminah, 1992 : 81)
3. Klasifikasi
Adalah pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subyek atau isi pustaka :
dengan subyek atau isinya yang sama dikumpulkan, yang berbeda dipisahkan
dan yang hampir sama didekatkan. (Soeatminah, 1992 : 81). Klasifikasi
dipakai sebagai pedoman penyusunan pustaka di rak atau almari berdasarkan
urutan logis.
4. Katalogisasi
Adalah proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan pustaka menjadi katalog. Dalam pengertian lain, katalogisasi merupakan proses pengorganisasian bahan pustaka dan membuatnya dapat ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan, pada saat ia membutuhkan bahan pustaka. Secara sederhana, pengertian katalogisasi adalah proses pembuatan entri katalog sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan. ( Qalyubi dkk, 2003 : 130).
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan dan perawatan koleksi adalah kegiatan menjaga atau
mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakan awet dan
terawat dengan baik.
G. Pelayanan Sirkulasi
Hakekatnya sebuah perpustakaan adalah mampu memberikan informasi
secara lengkap dan cepat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal tersebut tentu
juga berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh perpustakaan kepada
penggunanya. Jasa pelayanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kemudahan
yang diberikan kepada pengguna untuk memperoleh informasi dari sumber
informasi yang tersusun secara sistematis.
1. Pelayanan Sirkulasi
Dalam ilmu perpustakaan pelayanan sirkulasi sering juga disebut dengan
pelayanan peminjaman dan pengembalian pustaka, tapi sebenarnya kegiatan
Sirkulasi adalah
Kegiatan untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk yang meliputi kegiatan administrasi syarat keanggotaan, peminjaman dan pengembalian, jam buka dan peraturan, sistem peminjaman, sistem pencatatan, dan statistik pengunjung. (Lasa Hs, 2007 : 169)
Pelayanan sirkulasi bertujuan agar bahan informasi yang dikelola
perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal, mengetahui bahan pustaka
yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang meminjam bahan pustaka,
meminjam kembali bahan pustaka yang dipinjam, dan mendapatkan data-data
kuantitatif kegiatan pelayanan sirkulasi terutama data tentang pemanfaatan
koleksi perpustakaan. Macam bahan pustaka yang di sirkulasikan terdiri dari
buku teks dan buku untuk pengembangan ilmu (bahan pustaka umum).
2. Syarat Sirkulasi
Sebelum jasa sirkulasi diselenggarakan oleh perpustakaan, maka perlu
dipertimbangkan tentang syarat-syarat sirkulasi yang baik.( Lasa Hs, 2007 :
170), yaitu :
a. Mekanisme kerja dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan benar; sistem kerja manual maupun dengan mesin (seperti komputer) sebaiknya dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, dan benar.
b. Dapat menjaga keamanan koleksi dan pemakai; sistem pengaturan ruangan, pintu, dan meja kursi dapat menciptakan keamanan koleksi serta kenyamanan pemakai.
c. Administrasi sirkulasi yang tepat; sistem pencatatan sirkulasi sebaiknya dapat dilakukan dengan benar, praktis, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan pemakai. Untuk itu dalam penerapan administrasi sirkulasi perlu dikerjakan seteliti mungkin.
3. Kegiatan Sirkulasi
Jenis kegiatan atau tugas yang dicakup dalam pelayanan sirkulasi, antara lain:
a. Peraturan, persyaratan, tata tertib (tertulis/tidak tertulis)
Peraturan perpustakaan juga merupakan alat dalam usaha melayani peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan, baik bagi pimpinan, petugas atau pelaksana, maupun para anggota perpustakaan. Karena itu sebagai salah satu alat, peraturan perpustakaan perlu pula disiapkan dan disediakan. (Lasa Hs, 2007 : 171).
Pada umumnya peraturan perpustakaan memuat ketentuan-ketentuan yang
mengatur :
1. Siapa saja yang boleh menggunakan fasilitas perpustakaan ataupun
dapat diterima menjadi anggota perpustakaan;
2. Syarat-syarat apa saja;
3. Hak-hak apa saja;
4. Banyaknya buku yang boleh dipinjam berapa;
5. Lamanya buku boleh dipinjam;
6. Sanksi-sanksi apa saja yang bisa dikenakan bila terlambat
mengembalikan buku atau apabila terjadi penyalahgunaan pemakaian
fasilitas apa pun yang tersedia di perpustakaan.
b. Keanggotaan, pendaftaran (registrasi)
Untuk mengetahui identitas anggota, alamat, golongan/minat, serta secara
psikologis merasa memiliki perpustakaandan tidak menyalahgunakan
perpustakan tersebut. (Mudhoffir, 1986 : 69)
c. Macam Pelayanan Peminjaman
a. Sistem peminjaman
b. Peminjaman dan Pengembalian
c. Perpanjangan
d. Pesanan
d. Peringatan dan Penagihan
informasi perlu disebarluasakan secara merata. Untuk melakukan hal ini
dan menjaga keutuhan koleksi, perlu adanya peringatan lisan atau tertulis
kepada peminjam yang terlambat pengembalian pinjamannya. (Lasa Hs,
2007 : 171)
e. Keterangan Bebas Pinjam
untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan, maka tiap anggota
yang telah habis masa keanggotaannya atau untuk keperluan lain,
diperlukan keterangan bebas pinjam (Lasa Hs, 2007 : 171). Kegunaaan
bebas pinjam ini untuk mengecek apakah pinjaman telah kembali semua
atau belum.
f. Statistik Harian, bulanan, dan tahunan.
g. Pemeliharaan Koleksi
a. Shelving : penyusunan buku ke dalam rak menurut nomor klas dan
subyeknya.
b. Penyiangan dan peremajaan koleksi (weeding).
c. Inventarisasi dan laporan.
d. Penataan ruangan.
e. Pergeseran dan pemotongan : terjadi kalau koleksi bertambah.
H. Sistem Pelayanan
Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi
perpustakaan dengan baik, diperlukan sistem sirkulasi yang jelas. Sistem
pelayanan sirkulasi perpustakaan ada 2, yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem
pelayanan tertutup. Berikut ini adalah pengertiannya :
1. Sistem layanan terbuka (Open Access Service)
yaitu suatu sistem pelayanan perpustakaan yang memberi kebebasan kepada pengguna untuk menelusur, melihat-lihat dan mengambil sendiri koleksi yang
ada di rak dan jika tidak sesuai bisa memilih kembali koleksi yang diinginkannya.(Qalyubi dkk, 2003 : 222)
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah memberikan fasilitas pelayanan
dengan sistem pelayanan terbuka (Open Access Service) dilaksanakan hanya
terbatas pada bagian layanan sirkulasi dan layanan referensi, serta layanan
Universitas Terbuka.
2. Sistem pelayanan tertutup (Closed Access Service)
merupakan sistem layanan perpustakaan yang tidak memperkenankan pengguna untuk memilih sendiri koleksi di rak dan hanya dapat membaca dan meminjam melalui petugas yang akan mengambilkan bahan pustaka di rak. (Qalyubi dkk, 2003 : 222)
Sedangkan fasilitas pelayanan dengan sistem pelayanan tertutup (Closed
Access Service) pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY
dilaksanakan pada layanan koleksi langka dan layanan koleksi audio visual.
I. Pemakai Layanan
Ciri utama dalam sebuah perpustakaan ialah adanya unsur pakai terhadap
koleksi yang dimiliki. Jadi perpustakaan bukanlah hanya sekedar koleksi buku,
bukan sekedar “fosil ilmu pengetahuan”, melainkan sebuah koleksi buku yang
harus berfungsi untuk dimanfaatkan. Agar koleksi dalam suatu perpustakaan dapat
dimanfaatkan atau dipergunakan secara efisien, maka pihak perpustakan harus
menjaring para pemakai layanan. Yang dimaksud dengan pemakai pelayanan
disini adalah pemakai aktif yang benar-benar menggunakan perpustakaan dengan
memanfaatkan pelayanan informasi yang disediakan. Pemakai aktif tersebut
termasuk pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai, serta masyarakat umum
lainnya. Karena anggota perpustakaan umum tidak dipandang dari usia, jenis
kelamin, ras, agama, dan sebagainya. Jadi pada dasarnya sebuah perpustakaan
umum harus dapat melayani anak-anak, remaja, dan orang tua dari berbagai
tingkatan pendidikan. Semakin banyak pemakai aktif yang memanfaatkan
pelayanan informasi dari suatu perpustakaan umum, makin banyak tenaga kerja
yang dibutuhkan.
J. Statistik
Statistik merupakan informasi kuantitatif tentang jumlah tambahan buku
pertahun, jumlah pengunjungdan sebagainya. Pustakawan menggunakan statistik
untuk keperluan sebagai berikut :
1. Menyusun laporan tahunan. 2. Mengukur efisiensi berbagai bagian perpustakaan. 3. Menyusun rencana dan jasa perpustakaan. 4. Memperkuat alasan dalam menunjang penambahan anggaran dan tenaga. 5. Menyajikan keberhasilan perpustakaan pada pemakai dan pimpinan.
(Qalyubi dkk, 2003 : 224)
Jenis statistik yang dibuat perpustakaan sebenarnya tergantung pada
masing-masing perpustakaan, biasanya data statistik yang disajikan adalah :
1. Pengadaan
2. Klasifikasi
3. Pengkatalogkan
4. Pengunjung
5. Keanggotan
6. Peminjam
7. Buku yang dipinjam
8. Jasa referensi
Jenis statistik kemudian disajikan dalam berbagai bentuk, statistik sendiri
dibuat untuk mempermudah pengunjung perpustakaan dalam membaca dan
memahami maksud statistik tersebut.
BAB III
GAMBARAN UMUM
BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. Sejarah
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah atau biasa disingkat dengan
sebutan BPAD ini awalnya bernama Perpustakaan Negara RI, dan berdiri sejak
bulan Januari 1948 atas anjuran Sekjen Kementrian PP dan K yang pada waktu itu
dijabat oleh Mr. Santoso dan Mr. Hendromartono sebagai pelaksana yang ditunjuk
oleh Raden Patah dan memulai tugas persiapanya dikamar samping dari paviliyun
Museum Sono Budoyo di Yogyakarta. Sebagai modal pertama kali adalah
dikumpulkanya buku – buku , brosur – brosur, majalah – majalah dan koran –
koran , yang berasal dari hadiah atau sumbangan ,antara lain dari Panitia Milik
Bahasa asing (PMBA), Komite Nasional Indonesia (KNI), dewan Pertahanan
Negara, P.F. Dahler, USIS, British Counsil, Bupati Pacitan dan beberapa titipan
dari Mr. Ali Sastroamidjojo, rumah Penjara Yogyakarta, Prof. Dr. Poerbotjaroko
serta untuk sementara ditambah dengan buku – buku dari pembelian. Dan dengan
persiapan ini akhirnya pada pertengahan tahun 1948 dapat dibuka sebuah Ruang
Baca yang berlokasi di Jl. Mahameru dan dibuka tiga kali seminggu pada sore hari
dari pukul 16.00 – 18.00 WIB, dengan pelayanan dari dua orang petugas. Setelah
mengalami Aksi Militer Belanda ke – II, dengan modal yang masih ada
Perpustakaan mendapat gedung di Jl. Tugu 66, bekas ”Openbar Leesaal en
Bibliotheek “.Gedung ini merupakan gedung buatan Belanda yang mendapat
tambahan alat – alat meubeler serta buku – buku dari OLB tersebut. Sejak saat itu
persiapan dilanjutkan dengan penuh keseriusan , disamping itu dilakukan pula
penambahan formasi pegawai.
Akhirnya pada tanggal 17 Oktober 1949 lahirlah Perpustakaan Negara
dengan nama lengkap “ PERPUSTAKAAN NEGARA RI “ yang dibuka secara
resmi oleh Y.M Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Sarmidi
Mangoensarkoro. Dan oleh Mentri R. Patah ditunjuk sebagai pengasuh
perpustakaan Negara .Berkat ketekunan pengasuh Perpustakaan Negara yang lahir
ditengah kancah Revolusi Fisik,semakin hari semakin berkembang . Menurut
rencana semula Perpustakaan Negara RI , akan dijadikan Perpustakaan Induk ,
yang sesuai dengan nama dan kedudukanya di kota Yogyakarta. Dari sinilah akan
dikembangkan berdirinya perpustakaan – perpustakaan diseluruh pelosok tanah
air .
Pada tahun 1950 terjadi peleburan nama Republik Indonesia Serikat
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia . Dengan Ibu Kota yang
sebelumnya di Yogyakarta kemudian di pindah ke Jakarta , dengan perubahan ini
terjadi pula perubahan peran Perpustakaan Negara Republik Indonesia yang di
rencanakan menjadi induk perpustakaan. Pada pertengahan tahun 1952
Perpustakaan Negara Republik Indonesia berganti nana menjadi Perpustakaan
Negara Departemen P dan K Yogyakarta dan tetap mengalami perkembangan ,
kemudian pada tahun 17 Maret 1952 gedung perpustakaan dipindahkan ke Jl.
Malioboro 175 yang merupakan bekas toko buku dan penerbitan “Kolf bunning”
sampai sekarang. Tahun 1958 Bapak R. Patah pensiun , dan jabatan pimpinan di
serahkan pada Bp. Djajoesman hingga tahun 1973. Di bawah pimpinan Bp.
Djajoesman pada tahun 1958 Perpustakaan Negara Yogyakarta mulai
menggunakan sistem klasifikasi DDC atas anjuran Perpustakaan pusat
Kementrian PP dan K yang sebelumnya menggunakan sistem klasifikasi dan
katalogus berupa buku ( sheaf catalog ).
Bapak Djajoesman pada tahun 1973 memasuki masa pensiun dan
pimpinan Perpustakaan Negara dipegang oleh Bapak St Kostka Soegeng yang
sebelmnya mengasuh Perpusatakaan Negara di Singaraja.Perpustakaan Negara di
Yogyakarta mengalami beberapa perkembangan diantaranya yaitu pembangunan
gedung ,peralatan perpustakaan tambahan jumlah staff ,meningkatkan pelayanan
masyarakat pembinaan perpustakaan – perpustakaan lain , promosi serta
bimbingan minat baca . Diadakan penataan – penataan Ilmu Perpustakaan Sekolah
, bekerja sama dengan pustakawan se – Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tanggal 18 Oktober 1976 Perpustakaan Negara meningkatkan pelayanan untuk
anak – anak TK hingga SLTP , dengan membuka “ Taman Pustaka Kanak – kanak
“. Perpustakaan Negara di Yogyakarta menerbitkan Bibliografi Daerah di Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan biaya dari Proyek pengembangan Perpustakaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Khusus untuk media perpustakaan
menerbitkan buletin “SANGKAKALA “ yang disebarluaskan pada masyarakat
dengan ISSN adalah 012263609, penerbitan nomor 1 pada bulan Agustus 1975.
Sebagai sarana promosi pada tanggal 21 September 1976 telah dibuat pula sebuah
film cerita dengan judul” Peranan Perpustakaan Kepala Masyarakat “ dengan isi
pokok pelayanan perpustakaan. Film ini menjadi alat penerangan yang efektif bagi
masyarakat. Pada tahun 1978 nama perpustakaan Negara Yogyakarta diubah
menjadi Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0199/o/1978 tanggal
23 Juli 1978. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta tanggal 4 Juli 1981 No. 136/Hak/KPTS/1981, Kepala Perpustakaan
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diberi izin hak pakai Tanah
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terletak di Badran Kecamatan Jetis
Kotamadya Yogyakarta. Disamping diterbitkanya Surat Keputusan Gubernur
tersebu, diterima juga dana DIP 1980/1981 dan 1981/1982 yang dimanfaatkan
sebagai dana pembangunan gedung, maka kemudian dibangunlah gedung
Perpustakaan Wilayah seluas 15000 m2 dengan 2 (dua)lantai. Dan dibuka secara
resmi pada tanggal 2 Februari 1984 oleh Ibu Prof. Dr. Haryati Soebadiyo, selaku
Jendral Kebudayaan Debdikbud. Dengan demikian ,Perpustakaan Wilayah
memiliki dua gedung yaitu Unit Malioboro dan Unit Badran , dan untuk
selanjutnya dilakukan pembagian penempatan koleksi, untuk layanan koleksi
Bahasa Sastra, Seni, Olah Raga, Koran, Majalah serta Yogyasiana ditempatkan di
Unit Malioboro, kemudian untuk layanan koleksi Ilmiah ditempatkan di Unit
Badran. Untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan pelayanan
perpustakaan kepada masyarakat secara luas,Perpustakaan Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta telah mempersiapkan diri sebagai pusat Jaringan Informasi
untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan Tingkat Nasional . Dan untuk perisapan
tersebut telah mulai dilakukan komputerisasi data – data informasi yang relevan
untuk diberdayakan kepada masyarakat secara luas.
Untuk meningkatkan sumber daya dokumentasi yang ada di Perpustakaan
Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maka diusahakan usaha micro film
surat kabar/harian yang terbit sejak tahun 1845 sampai dengan tahun 1975 selain
itu disediakan pula micro reader untuk membaca micro film yang mengungkapkan
misteri peristiwa sejarah. Sebagai layanan yang selalu berusaha memenuhi
kebutuhan masyarakat luas termasuk masyarakat dipelosok desa mulai tahun 1986
Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengoprasikan
Perustakaan Keliling yang meliputi desa – desa yang belum memiliki Perpustakaan
Desa di Kabupaten – kabupaten di seluruh Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jauh sebelum Perpustakaan Keliling beroprasi Perpustakaan telah melayani
Layanan Paket Buku ke Perpustakaan Desa yang bermiat. Sedangkan dari segi
koleksi selalu diusahakan penambahan – penambahan koleksi pustaka sepanjang
tahun guna pelestarian dan pengambangan kebudayaan dan pengetahuan bangsa.
Selain kemajuan – kemajuan yang telah diraih dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya, proses regenersipun tetap mengiringi perjalanan hidup
Perpustakaan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta . Tepatnya pada tanggal 11
Mei 1990 Kepada Perpustakaan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak St.
Kostka Soegeng memasuki massa pensiun. Pembinaan perpustakaan di Indonesia
tampak pula dengan adanya proses regenerasi dalam lingkup Perpustakaan
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Keputusan Persiden Nomor 11
tahun 1989, Perpustakaan Wilayah yang semula statusnya UPT dari Pusat
Pembinaan Perpustakaan dibawah naugan Depdikbud berganti nama menjadi
Perpustakaan Daerah yang ada di bawah naungan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia dan merupakan Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang berada
dibawah dan bertangging jawab kepada Persiden. Sebagai tindak lanjut dari
Keputusan Presiden Nomor : 001/Org/9/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perpustakaan Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut memantapkan
Perpustakaan Daerah baik secara Organisatoris maupun dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya. Sejalan dengan adanya perubahan status Perpustakaan Nasional
dilaksanakan pelatihan Kepada Perpustakaan daerah se Indonesia, tepatnya pada
tanggal 25 februari 1991. Terhitung mulai tanggal 1 April 1991 Perpusda Propinsi
DIY dipimpin oleh Drs. Sungkowo Rahardjo, SH.
Perubahan yang terjadi di perpustakaan tidak lepas dari kondisi masyarakat dewasa
ini yang semakin akrab dengan informasi. Untuk menyiasati kondisi yang
demikian ini, Perpusda Propinsi DIY berupaya membenahi diri,dengan
meningatkan faktor pendukung secara fisik maupun non-fisik. Pada tahun 1991
dibangun gedung seluas 1000 m2 dengan struktur gedung 3 lantai. Sedangkan pada
tahun berikutnya dilaksanakan perbaikan gedung lama sehingga fasilitas dan
suasana indah Perpustakaan daerah kian meningkat.Sebagai faktor pendukung
lainnya sesuai dengan adanya jenjang jabatan fungsional pustakawan , di Perpusda
Propinsi DIY dibentuk kelompok kerja profesional. Yaitu Kelompok Pustakawan
dan Pranata Komputer. Kelompok Pustakawan di sini adalah penyandang jenjang
jabatan fungsional.Sedangkan Pranata Komputer bergerak dalam bidang
komputerisasi perpustakaan. Kedua kelompok ini dalam oprasional sehari –
harinya terkoordinasi pada setiap seksi.
Sejalan dengan perkembangan, Perpustakaan yang sebelumnya berstatus
LPND dengan eselonering 3a kiranya perlu pembenahan. Maka pada tanggal 29
Desember 1997 keluarlah Kepres Nomor 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan
Nasional. Dalam Keputusan Presiden tersebut Perpustakaan Daerah berganti nama
menjadi Perpustakan Nasional Propinsi dan eselonnya meningkat menjadi eselon
2a. Sejalan dengan perekembangan ini diharapkan langkah Perpustakaan Nasional
Propinsi akan semakin mulus dan lancar dalam rangka pembinaan semua jenis
perpustakaan. Sebagai tindak lanjut berlakunya Kepres Nomor 50 tahun 1997
dikeluarkan pula Keputusan Kepala Perpustakaan RI Nomor 44 tahun 1998
tanggal 28 Juli 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI
dan keputusan tersebut segera ditindaklanjuti dengan Pelantikan Kepala
Perpustakaan Nasional Propinsi DIY, Drs. Soetjipto kemudian diikuti dengan
pelantikan Kepala Bagian dan Kepala Bidang di lingkungan Perpustakaan
Nasional Propinsi DIY. Masa kepemimpinan Drs. Soetjipto telah membenahi lay-
out ruangan perpustakaan untuk kenyamanan Kerja dan Pelayanan Informasi.
Selain itu dilaksanakan pula pelestarian bahan pustaka dalam bentuk fumigasi
yaitu pengasapan bahan pustaka agar terhindar dari kutu buku.
Untuk lebih mengefektifkan roda kegiatan Perpustakaan Nasional yang
semakin global menjelang millennium ke-3, pada hari Jumat, 4 Februari 2000,
Kepala Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta digantikan
oleh Drs. H. Much. Wardi Setyabudi, MM yang tadinya adalah Kepala
Perpustakaan Nasional Propinsi Jawa Tengah.
Dengan adanya otonomi daerah Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta berubah nama menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah (BPAD) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan Lembaga
Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2001, sebagai gabungan Perpustakaan
Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kantor Arsip Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, dan pada tahun 2004 berdasarkan Peraturan Daerah
Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2004
tentang Pembentukan dan Organisasi Lembaga Teknis, Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berubah nama menjadi Badan
Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk yang terakhir
pada tahun 2008 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 tahun 2008 terhitung mulai tanggal 15 Agustus 2008 Badan
Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berubah nama
menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, atau yang biasa disingkat dengan “BPAD”.
Terhitung mulai bulan Maret 2008 Drs. Saroha Sinaga memasuki purna
tugas dan jabatan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta digantikan oleh Drs. Ikmal Hafzi terhitung mulai tanggal 15
Maret 2008, sebelumnya Drs. Ikmal Hafzi menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial.
Sebagai Kepala Badan yang baru, Drs. Ikmal Hafzi tetap berusaha
mempertahankan apa yang sudah dirintis oleh Kepala Badan Sebelumnya dan
meneruskan apa yang telah diprogramkan oleh kepala yang sebelumya yang
dianggap sesuai selain itu juga membuat program – program baru yang dianggap
perlu. Sebagai Kepala BPAD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang baru,
beliau memiliki konsep menggalakkan citra Yogyakarta sebagai Pusat Pendidikan,
menggalakkan minat baca, serta memanfaatkan jaringan antar perpustakaan lintas
perguruan tinggi serta lintas daerah dalam melayani public secara kolaboratif.
Seluruh gerak langkah Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta akan selalu berusaha mengikuti arus perkembangan
yang terjadi di berbagai sektor kehidupan masyarakat, kemajuan-kemajuan dan
perubahan yang terjadi di BPAD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
berikutnya akan selalu tercatat dalam sejarah.
B.Visi, Misi
a. Visi
Menjadi fasilitator dan motivator masyarakat dalam penguasaan informasi
melalui Badan Pustaka.
b. Misi
1. Mewujudkan peningkatan pelayanan rumah tangga instansi dan kualitas
SDM dalam mendukung tugas instansi.
2. Mewujudkan peningkatan pelayanan informasi dan pengelolaan badan
pustaka bagi aparat pemerintah dan masyarakat.
3. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan pelestarian dan pemanfaatan bahan
pustaka.
C. Struktur Organisasi
BPAD Propinsi DIY dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
membawahi Sekretariat, Kelompok Jabatan Fungsional, dan beberapa Kepala
Bidang (Kabid).
Berdasarkan Peraturan daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta susunan
Organisasi BPAD Propinsi DIY adalah sebagai berikut :
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang membawahi
Sekretariat, Kelompok Jabatan Fungsional, dan beberapa Kepala Bidang
(Kabid).
Berdasarkan Peraturan daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
susunan Organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Kepala Badan .
2. Sekretariat yang membawahi :
a. Subbagian Program, Data dan TI
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum
3. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Pustakawan
b. Arsiparis
4. Bidang Pengembangan Perpustakaan yang membawahi :
a. Subbidang Deposit dan Pengelolaan Bahan Pustaka
b. Subbidang Pembinaan dan Pemberdayaan
5. Bidang Pelayanan dan Pelestarian Perpustakaan yang membawahi :
a. Subbidang Pelayanan
b. Subbidang Pelestarian dan Kerjasama
6. Bidang Arsip Dinamis yang membawahi :
a. Subbidang Pengelolaan Arsip Dinamis
b. Subbidang Penilaian dan Penyusutan
7. Bidang Arsip Statis yang membawai :
a. Subbidang Pengelolaan Arsip Setatis
b. Subbidang Akuisisi dan Pelestarian
8. UPTLTD
D. Sumber Daya Manusia
Suatu lembaga dimanapun akan berjalan dengan lancar dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya apabila didukung oleh unsur – unsur utama
pendukung kegiatan dan salah satu unsur utama suatu lembaga dalam
menjalankan tugas dan fungsinya adalah dengan adanya staff atau sumber daya
manusia khususnya yang trampil dan berkualitas . Adapun jumlah sumber daya
manusia di BPAD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
Ditinjau dari jabatannya, pegawai Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Propinsi DIY dibagi menjadi tiga, yaitu : struktural, fungsional, dan staff.
Jumlah pegawai tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
Status Kepegawaian
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Struktural 8 9 17
Fungsional 13 12 24
Staff 88 48 135
Jumlah 109 69 176
Sumber : Data Statistik Kepegawaian Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY Tahun 2008/2009.
2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan / Pangkat
Ditinjau dari golongan/pangkatnya, pegawai Badan Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Propinsi DIY dibagi menjadi tigabelas, yaitu : IV/c, IV/b, IV/a,
III/d, III/c, III/b, III/a, II/d, II/c, II/b, II/a, I/d, dan I/c. Jumlah pegawai tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Pangkat
Status Kepegawaian
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
IV/c 1 - 1
IV/b 3 1 4
IV/a 2 3 5
III/d 19 14 33
III/c 8 8 16
III/b 26 5 31
III/a 18 12 30
II/d 5 5 10
II/c 6 5 11
II/b 7 1 8
II/b 17 7 24
I/d 1 - 1
I/c 2 - 2
Jumlah 115 61 176
Sumber : Data Statistik Kepegawaian Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY Tahun 2008/2009.
3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Ditinjau dari pendidikan, pegawai Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Propinsi DIY dibagi menjadi tujuh, yaitu : S2, S1, DIII, DII, SLTA, SLTP,
dan SD. Jumlah pegawai tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah
S2 2 2 4
S1 21 28 49
DIII 4 6 10
DII 1 2 3
D1 - 2 2
SLTA 60 30 90
SLTP 11 1 12
SD 6 - 6
Jumlah 105 71 176
Sumber : Rekapitulasi Jumlah CPNS Propinsi DIY Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Pendidikan.
Instansi : Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY Keadaan : Per Maret 2009.
E. Gedung Perpustakaan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Perpustakaan Daerah Propinsi
DIY didukung oleh gedung atau bangunan. Gedung atau bangunan yang dimiliki
sampai bulan Desember 2006 dapat dilihat pada peta serta gambar lokasi berikut
ini :
Gambar 3.2 Peta Lokasi BPAD Propinsi DIY
Sumber : www.badanperpusda.diy.go.id
1. Gedung Unit Badran I Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 4 Yogyakarta.
Gambar 3.3
2. Gedung Unit Badran II.
Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta.
Gambar 3.4
3. Unit Jogja Library Center ( JLC )
Jl. Malioboro No. 175 Yogyakarta
Gambar 3.5
Foto BPAD Unit Jogja Library Center.
4. Unit Jogja Study Center ( JSC )
Jl. Faridan M. Noto No. 21 Kota Baru, Yogyakarta
Gambar 3.6
F. Sumber Dana
Di Lembaga, instansi, organisasi, atau badan – badan lain dimana pun
berada masalah dana merupakan suatu masalah yang klasik. Jika pada suatu
organisasi memiliki masalah, kendala dalam urusan dana pastilah seluruh
kelancaran aktifitas dalam organisasi tersebut akan terhambat.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta memperoleh sumber dana dari APBD dan APBN, kegunaan
anggaran ini nantinya adalah sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasi
kerja, serta alat pengawasan kerja, manfaat anggaran ini yang utama adalah
diantaranya untuk menambah koleksi bahan pustaka.
Karena anggaran yang di sediakan sangat minim dalam
mempergunkan anggaran ini harus sangat diperhitungkan secermat –
cermatnya sehingga anggaran yang dikeluarkan sangatlah betul – betul
menunjang kegiatan dan sekaligus bermanfaat bagi perpustakaan.
G. Sarana dan Prasarana
Unsur lain yang tidak kalah penting dalam menunjang semua aktifitas di
adalah sarana dan prasarana. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY
merupakan unit yang melayani berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kelas
bawah, menengah dan atas. Mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa, pegawai,
karyawan, guru, juru masak, peneliti, dosen, dll. Perpustakaan ini berusaha untuk
menyediakan berbagai macam sarana serta fasilitas lain yang diharapkan bisa
bermanfaat bagi pengguna maupun staff perpustakaan sendiri. Sarana serta
fasilitas yang ada pada Badan Perpustakaan Dan arsip Daerah Popinsi DIY adalah
sebagai berikut :
1. Warintek
Warintek (warung informasi dan teknologi) yaitu tempat yang dilengkapi
beberapa perangkat komputer untuk mengakses internet dan tempat pemutaran
informasi dalam bentuk CD. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY No.
9 th. 2005 pengguna layanan internet akan dikenakan biaya Rp. 1000,- per
jam.
2. Kartu Katalog
Kartu katalog merupakan sarana penelusuran informasi atau koleksi, dalam
bentuk kartu yang dapat memudahkan pemakai perpustakaan menemukan
kembalikoleksi yang diinginkan. Kartu katalog ini diletakkan pada kotak
katalog yang telah dikelompokkan menurut subyek, nama pengarang dan
judul buku yang disusun secara alfabetis.
3. 2 Perangkat komputer untuk penelusuran
Merupakan perangkat komputer berisikan program SIPISIS yang dapat
digunakan pemakai perpustakaan untuk menelusur berbagai informasi
mengenai koleksi yang ingin dicari. Informasi ini berupa lokasi buku, nomor
klasifikasi, nama pengarang, dan subyek buku.
4. Pelayanan Pendaftaran Anggota
Pengguna yang ingin menjadi anggota perpustakaan bisa mendaftarkan diri
pada pelayanan pendaftaran anggota yang masuk pada bagian sirkulasi dengan
membayar Rp. 2000,- untuk bisa mendapatkan kartu anggota. Setelah itu
pendaftar harus mengisi daftar isian yang terdapat pada kartu tersebut dan
mendapatkan cap instansi tempat bekerja bagi pegawai, cap dekan bagi
mahasiswa, dan cap dari kelurahan bagi masyarakat umum.
5. Ruang Baca
Perpustakaan mempunyai ruang baca yang cukup luas, terdiri dari meja dan
kursi baca. Setiap bagian koleksi mempunyai ruang baca tersendiri baik
referensi, sirkulasi, maupun koleksi langka.
6. Koleksi dan Rak Koleksi
Koleksi yang ada pada BPAD Propinsi DIY cukup bervariasi. Berbagai
macam subyek dan judul buku dalam berbagai bidang ada disini. Koleksi
disusun dalam susunan yang rapi di rak dikelompokkan sesuai nomor
klasifikasinya.
7. Loker Penyimpanan Barang
Loker ini disediakan bagi pengunjung yang ingin masuk ke ruang koleksi
perpustakaan. pengunjung yang membawa tas dan jaket dipersilakan untuk
menyimpan barang bawaannya ke dalam loker kecuali untuk keamanan
barang-barang berharga boleh dibawa masuk. Loker ini dilengkapi dengan
kunci yang bisa dibawa oleh pengguna sendiri sehingga pengguna akan
merasa aman menyimpan barang di dalam loker.
8. Layanan foto Kopi
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY memberikan layanan foto
kopi koleksi buku umum dengan memesan kepada staf pelayanan foto kopi.
Pengguna diperkenankan menggandakan beberapa lembar isi buku. pengguna
yang memesan untuk menggandakan koleksi tersebut dikenakan biaya Rp.
150., per lembarnya. Pengguna boleh mengambil hasil foto kopi pada hari
yang dijanjikan oleh stafnya.
9. Papan Pengumuman
Papan pengumuman ini memuat informasi-informasi penting mengenai
pengumuman-pengumuman. Antara lain : lowongan pekerjaan, lomba-lomba
karya ilmiah, seminar, serta informasi lainnya yang berguna bagi masyarakat.
10. Tempat Parkir Yang Luas
Tempat parkir ini membantu pengguna dalam pengamanan kendaraan,
sehingga pengguna dapat leluasa membaca buku di dalam ruang perpustakaan
dalam waktu yang lama sekalipun, tanpa harus mengkhawatirkan kendaraan
mereka.
H. Koleksi
Jumlah koleksi yang dimiliki BPAD Propinsi DIY sampai dengan bulan
Desember 2008 adalah berjumlah 147. 939 judul, 325. 560 eksemplar. Adapun
koleksi bahan pustaka yang dimiliki diantaranya adalah :
1. Buku – buku umum yang meliputi :
a. Buku – buku fiksi
b. Buku – buku non – fiksi, baik dalam Bahasa Indonesia maupun
Bahasa Asing yang meliputi berbagai disiplin ilmu .
2. Buku – buku Referensi
3. Terbitan Berkala
4. Koleksi Langka
5. Peta
6. Skripsi
Berikut ini adalah daftar jumlah koleksi yang dimiliki Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan bulan Desembaer 2008
:
1. Koleksi menurut golongan DDC :
Tabel 3.4 Koleksi menurut golongan DDC
No. Golongan DDC Jumlah
Judul
Jumlah
Eksemplar
1. 000 ( Karya Umum ) 10. 818 22. 609
2. 100 ( Filsafat ) 5. 824 11. 508
3. 200 ( Agama ) 8. 724 20. 663
4. 300 ( Ilmu Sosial ) 45. 237 102. 448
5. 400 ( Ilmu Bahasa ) 6. 053 12. 074
6. 500 (Ilmu Murni ) 6. 820 13. 182
7. 600 ( Ilmu Terapan & Teknologi ) 23. 238 47. 947
Pengkatalogan koleksi pada layanan sirkulasi memakai 2 jenis katalog,
yaitu katalog kartu dan catalog OPAC (Online Public Access Catalog).
Katalog kartu ini menggunakan katru berukuran 3x5 inchi atau 7,5 x 12,5
cm. Yang didalamya terdapat keterangan judul, pengarang, dan penerbit.
Dan hanya mencantumkan tentang bentuk deskripsi buku sesuai dengan
jenis katalog, sedangkan pada katalog OPAC tertera secara menyeluruh
koleksinya, berikut statusnya apakah dalam pinjaman atau ada di rak nya.
Katalog OPAC ini menggunakan aplikasi jaringan komputer secara online.
Sehingga penelusuran informasi tentang buku dapat di akses melalui
internet. Dengan memanfaatkan program sipisis dan JLA ( Jogja Libtrary
For All ) program baruyang sedang dikembangkan.
e. Penyajian koleksi pada layanan sirkulasi
Pustaka yang telah selesai diproses ditempatkan pada rak untuk disajikan
kepada pemakai. Setiap buku memiliki call numbe. Label yang ditulis
pada koleksi layasnan sirkulasi berupa no.klas, inisial pengarang, inisial
judul buku, dan copy atau eksemplar ke berapa.
Contoh Label Pada Koleksi Layanan Sirkulasi
BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROPINSI DIY
T 025.5 MAR p (1)
Koleksi Pustaka Pada Layanan Sirkulasi
No. Clas 3 huruf inisial nama pengarang
Jumlah Copy Inisial judul Keterangan diskrripsi buku tipis kurang dari 150 lembar
f. Pemeliharaan atau perawatan koleksi
semua koleksi memerlukan perawatan, terlebih koleksi pada layanan
sirkulasi. Yang tiap harinya selalu dimanfaatkan oleh pengguna,
mempunyai resiko kerusakan yang tinggi pula. Sehingga memerlukan
perawatan secara teratur dan rutin. Langkah-langkah yang di ambil oleh
perpustakaan dalam merawat koleksi pada layanan sirkulasi adalah :
1. Langkah penyelamatan
Menyelamatkan koleksi dari hal-hal yang menimbulkan kerusakan
bahan pustaka. Adapun kegiatan yang dilakukan :
a. Fumigasi
dilakukan penyemprotan diruang koleksi dengan bahan kimia pada
bahan pustaka agar tidak cepat rapuh.
b. Penjilidan
menghimpun atau menggabungkan lembaran-lembaran yang telah
lepas menjadi satu dan dilindungi dengan sampul atau cover, yang
terdiri dari isi, lembar pelindung, dan sampul.
g. Penyusunan Koleksi Pada Rak
Penyusunan koleksi pada layanan sirkulasi di Badan Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Propinsi DIY disusun menurut nomor panggil buku, dari
yang paling kecil ke nomor yang paling besar. Serta didasarkan pada jenis
koleksi, misalnya pada subyek agama, maka semua kolksi tentang agama
dijadikan satu. Sehingga diharapkan dapat memudahkan untuk pencarian.
B. Jenis-jenis kegiatan pada pelayanan sirkulasi
1. Pendaftaran Anggota
Keanggotaan perpustakaan terbuka untuk umum dan berlaku selama 1
tahun. Bagi siapa saja yang berminat akan menggunakan fasilitas
perpustakaan, pada umumnya diwajibkan lebih dahulu mendaftarkan diri
untuk menjadi anggota perpustakaan. Setelah memenuhi syarat dan terdaftar
sebagai anggota perpustakaan, barulah kemudian bisa menggunakan fasilitas-
fasilitas yang ada di perpustakaan, antara lain fasilitas meminjam buku.
Berikut ini adalah syarat-syarat menjadi anggota perpustakaan :
1. Biaya pendaftaran anggota Rp. 2000,-
2. Mengisi Formulir, dengan ketentuan :
· Apabila anggota mempunyai status sebagai Pelajar SD, SLTP,
SLTA, atau mahasiswa maka status keanggotaan atas tanggungan
Kepala Sekolah / Dekan fakultas.
· Apabila anggota mempunyai status sebagai karyawan, maka status
keanggotan atas tanggungan Pimpinan Instansi
· Apabila Masyarakat Umum, maka status keanggotaannya atas
tanggungn Lurah / Kepala Desa
3. Menyerahkan 3 buah pasfoto hitam putih Uk. 3 x 3 cm.
2. Layanan Bebas Pustaka
Untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan, maka tiap anggota
yang telah habis masa keanggotaannya atau untuk keperluan lain, di perlukan
surat keterangan bebas pinjam. Terutama bagi para mahasiswa yng akan
mengikuti wisuda, surat ini menjadi salah satu persyaratan. Kebanyakan dari
PTN dan PTS yang ada d Yogyakarta mewajibkan untuk terlebih dahulu minta
surat bebas pinjam buku di Badan Perpustakaan Dan arsip Daerah agar setelah
keluar dari tempat pendididkan tidak mempunyai pinjaman buku. bentuk
kegiatan ini adalah termasuk bentuk kerjasama Badan Perpustakan Dan Arsip
Daerah Propinsi DIY dengan PTN dan PTS yang ada di Yogyakarta.
Ketentuan – ketentuan mencari Keterangan Bebas Pustaka yaitu :
1. Menunjukan kartu identitas, untuk mahasiswa menunjukan KTM, untuk
pelajar menunjukan Kartu Pelajar, untuk umum menunjukan KTP.
2. Menyerahkan Kartu Anggota bagi yang terdaftar sebagi anggota.
3. Mengisi formulir Keterangan Bebas Pustaka.
4. Membayar Biaya administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan.
3. Automasi Anggota
Automasi anggota disini adalah kegiatan entry data atau memasukkan data
diri anggota ke dalam komputer yang mendaftarkan sebagai anggota
perpustakan, sesuai dengan yang telah ditulis pada lembar formulir
pendaftaran.
4. Peminjaman
Setelah peminat terdaftar menjadi anggota perpustakaan, kepadanya
diberikan tanda keanggotaan, berupa kartu anggota perpustakaan. sewaktu-
waktu akan masuk ke perpustakaan ataupun terutama akan meminjam buku,
kartu tersebut harus ditunjukkan kepada petugas perpustakaan.
Keanggotaan perpustakaan terbuka untuk umum, dengan masa
keanggotaan 1 tahun menurut tahun ajaran. Blanko kartu anggota
perpustakaan dipergunakan juga sebagai kartu pinjaman buku. Apabila ada
anggota perpustakan yang mengadakan pinjaman buku kartu anggotanya
ditinggal di Perpustakaan, dijepit dengan kartu buku yang dipinjamnya
kemudian disimpan di kotak buku-buku yang sedang dalam pinjaman.
Menurut peraturan perpustakaan daerah Propinsi DIY setiap anggota memiliki
dua kartu yang masing-masing kartu dapat digunakan untuk meminjam satu
buku. Tata kerja pelayanan peminjaman di Badan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Propinsi DIY adalah sebagai berikut :
a. Anggota yang akan meminjam koleksi, langsung masuk ke tempat
penyimpanan buku-buku pada rak-rak, untuk memilih atau mencari buku
yang dikehendaki.
b. Anggota perpustakaan yang telah menemukan buku yang dikehendaki
kemudian menyerahkannya pada petugas disertai kartu anggotanya untuk
diproses.
c. Petugas perpustakaan mengambil kartu pinjaman buku kemudian
mengecapnya sesuai tanggal pengembalian buku, kemudian kartu tadi
diselipkan pada kartu anggota perpustakaan. 1 kartu anggota untuk 1 buku
pinjaman.
d. Petugas menyimpan kartu pinjaman buku pada kotak penyimpanan,
kemudian di susun menurut call number nya.
e. Setelah jam buka pelayanan berakhir petugas melakukan inventarisasi
databuku yang dipinjam anggota pada hari itu.
Gambar 4.1 Kartu Anggota Perpustakaan
Sumber : Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
Blanko kartu anggota perpustakaan tersebut dibuat dalam ukuran 8 cm x 10 cm.
5. Pengembalian
Pelayanan pengembalian buku di perpustakaan merupakan kelanjutan dari
pelayanan peminjaman buku. Setelah batas waktu pinjam bukunya habis,
maka sebagai anggota perpustakaan yang baik, wajib mengembalikan buku
yang dipinjamnya kepada petugas perpustakaan. Tata kerja pelayanan
pengembalian di Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY adalah
sebagai berikut :
a. Peminjam mengembalikan buku yang telah dipinjamnya kepada petugas
perpustakaan di bagian pelayanan pengembalian.
b. Menerima pengembalian buku yang telah dipinjam anggota perpustakaan
untuk selanjutnya diprosesnya.
c. Apabila ada keterlambatan maka peminjam dikenakan denda Rp. 100,- per
hari dikalikan jumlah hari keterlambatan.
d. Mencari didalam kotak kartu untuk menyimpan kartu pinjaman buku dan
kemudian menyerahkan kembali kartu anggota perpustakaan yang sudah
selesai digunakan kepada anggota yang meminjam tadi.
e. Menempatkan kembali kartu buku dalam kantong kartu buku dari buku
yang baru saja dikembalikan oleh peminjamnya.
f. Menyimpan kembali kartu pinjaman apabila peminjam melakukan
perpanjangan.
g. Menyimpan kembali buku yang telah dipinjam pada rak sesuai pada
susunan atau urutan sebelumnya.
Gambar 4.2 Blanko kartu pinjaman buku
Sumber : Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY.
6. Penagihan Keterlambatan Pengembalian Buku
Dari sekian banyak anggota perpustakaan Badan Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Propinsi DIY, tentu ada beberapa yang tidak selalu taat pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada perpustakaan. salah stunya adalah
tepat waktu dalam mengembalikan buku. Maka untuk menghindari terjadinya
pelanggaran terhadap batas waktu peminjaman buku, yang mengakibatkan
terlambat pengembaliannya, BPAD Propinsi DIY perlu melakukan penagihan.
Sistem penagihan dilakukan apabila peminjam belum mengembalikan buku
dalam jangka waktu maksimal 2 minggu sampai 1 bulan, dengan ketentuan
memberikan surat tagihan ditujukan kepada peminjam. Apabila peminjam
seorang mahasiswa atau pelajar maka penagihan pertama di alamatkan ke
tempat tinggalnya, tetapi bila tidak ada respon, baru kemudian penagihan di
alamatkan ke Sekolah atau Universitas tempatnya belajar. Masing-masing
dilakukan dua kali.
C. Pemakai layanan
Pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan adalah sasaran utama dan
pemakai yang lain menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Penulis
dalam melakukan penelitian menemukan adanya korelasi negatif dalam
pemanfaatan koleksi buku umum pada pelayanan sirkulasi antara tahun 2007
sampai tahun 2008. Hal ini disebabkan karena ada penurunan tingkat pengunjung
atau pemakai perpustakaan, tingkat penurunan ini ditunjukkan dengan adanya data
statistik pengunjung berikut ini :
Tabel 4.1 Statistik pengunjung
STATISTIK PENGUNJUNG BADAN PERPUSTAKAAN DAN
ARSIP DAERAH PROPINSI DIY TAHUN 2008
NO BULAN TAHUN 2007 TAHUN 2008 1 JANUARI 10902 8330 2 FEBRUARI 10611 8673 3 MARET 10460 8051 4 APRIL 9204 7973 5 MEI 10318 7982 6 JUNI 9868 8227 7 JULI 8613 10051 8 AGUSTUS 8574 9357 9 SEPTEMBER 9466 6341 10 OKTOBER 8984 7410 11 NOVEMBER 9586 8712 12 DESEMBER 9873 9996 JUMLAH 116459 101103
Kemudian untuk lebih jelas lagi dapat diperlihatkan dari adanya grafik
sebagai berikut terjadi angka penurunan antara tahun 2007 ke tahun 2008 ;
Grafik 4.1 Statistik Pengunjung
Dari data statistik profil pengunjung perpustakaan di atas, bisa diketahui bahwa dari
tahun 2007 sampai tahun 2008 pengunjung perpustakaan Daerah Propinsi DIY
mengalami penurunan dari angka 116.459 orang menjadi 101.103 orang. Dengan
angka prosentase penurunan mencapai 0,9 % pada pelayanan sirkulasi.
Tabel 4.2
Statistik Pemanfaatan Perpustakaan Pelayanan Sirkulasi Tahun 2007 Tahun 2008 %
Pengunjung 116459 orang 101103 orang 0,868142436
Anggota Baru 2985 orang 2586 orang 0,866331658
Peminjam 23599 orang 22732 orang 0,963261155 Buku yang Dipinjam 45354 eks 45025 eks
0,992745954 Buku Yang Dibaca 281458 eks 274475 eks
0,975189904 Sumber ; Data Statistik Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY Tahun
2007-2008.
Grafik 4.2 Statistik Pemanfaatan Perpustakaan
Dari statistik tahunan serta grafik di atas dapat diketahui bahwa
pengunjung perpustakaan yang memanfaatkan koleksinya ternyata mengalami
penurunan pada jenis layanan sirkulasi, mulai dari pendaftaran anggota, bulu yang
dibaca, peminjam, maupun buku yang dipinjam.
D. Kendala-kendala yang dihadapi
Setiap upaya tentu bukan tanpa masalah. Jika kita menganalisis, maka ada
beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam rangka upaya menjadikan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, khususnya sumber informasi di
masyarakat. Kendala-kendala tersebut antara lain, yaitu :
1. Kendala Dari Pengguna Perpustakaan
a. Minat masyarakat terhadap perpustakaan relatif rendah.
b. Persepsi masyarakat yang keliru dan tidak lengkap terhadap perpustakaan.
c. Respon dan perhatian masyarakat yang relatif rendah.
d . Tingkat kesibukan atau waktu yang terbatas.
e. Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian daripada harus datang ke
perpustakaan.
2. Kendala Dari Perpustakaan
1. Sistem pelayanan peminjaman dan pengembalian yang belum maksimal,
yaitu masih menggunakan sistem manual, sehingga membuat keakuratan
berbagai data yang menyangkut peminjaman maupun pengembalian tidak
akurat.
2. Peringatan dan penagihan yang kurang tegas oleh petugas yang berwenang
menangani pada peminjam yang terlambat mengembalikan buku,
menyebabkan koleksi buku banyak yang hilang.
3. Sumber Daya Manusia, ketrampilan yang dimiliki petugas sangat kurang,
kurang menguasai teknologi, dan bahasa asing. Umumnya hanya
berpendidikan SMA (wawancara dengan Bp. Eko Nugroho, 13 Mei 2009)
4. Kurangnya koleksi sumber informasi, bahan bacaan belum lengkap dan
merata;
5. Kurang dikenalnya perpustakaan sebagai pusat sumber informasi di
masyarakat, pembinaan serta promosi perpustakaan belum merata;
6. Tata Ruang perpustakaan yang kurang menarik, serta kurang luas;
E. Cara mengatasi kendala yang dihadapi
Meningkatkan Jasa Pelayanan Informasi melalui pemberdayaan informasi
Pemberdayaan informasi adalah upaya yang dilakukan perpustakaan
secara terencana, terstruktur, dan terarah agar seluruh informasi yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara pemberdayaan sumber
informasi perpustakaan adalah memberikan dan menyelenggarakan layanan jasa
informasi kepada pemakai. Layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi
keinginan pemakai dalam hal :
1. Memperbaiki sistem pelayanan yang baru, khususnya pada pelayanan
sirkulasi yaitu dengan membuat sistem pelayanan peminjaman serta
pengembalian menggunakan sistem otomasi, hal ini dapat bermanfaat untuk
mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan, hal ini
juga berpengaruh untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
pengguna, yang secara langsung dapat meningkatkan citra perpustakaan
daerah Propinsi DIY .
2. Memperbaiki form yang di isi oleh pengunjung yang ingin mendaftarkan
diri sebagai anggota perpustakaan dengan menambahkan beberapa point
seperti nomor telepon yang bisa dihubungi, agar memudahkan petugas pada
saat penagihan keterlambatan pengembalian buku.
3. Meningkatkan ilmu dan kemampuan pengelola perpustakaan dengan cara
mengikuti pelatihan atau melalui pendidikan formal tentang ilmu
kepustakawanan.
4. Penambahan koleksi dan penyediaan informasi yang sesuai dengan
lengkap dan beragam serta mudah ditemukan serta kualitas koleksi yang
disajikan harus menampilkan isi dan fisik yang maksimal.
5. Meningkatkan kegiatan promosi perpustakaan, serta menghidupkan suasana
perpustakaan, bagaimana agar perpustakaan harus dapat menjaga
keberadaannya dengan kegiatan-kegiatan yang menggairahkan berkaitan
dengan buku. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
i. Menempel poster orang-orang yang sukses lantaran kesuksesan itu
mereka raih lewat membaca buku.
ii. Menempel poster para penulis yang telah berhasil mewarnai dunia
dengan karya-karya tulisnya.
iii. Ada teladan (role model) baca-tulis di perpustakaan yang dapat dilihat
oleh pengunjung perpustakaan setiap hari.
iv. Ada, sesekali, pelatihan peningkatan ketrampilan baca tulis untuk semua
kalangan.
v. Ada tokoh masyarkat yang dihadirkan ke perpustakaan, dan tokoh itu
memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap tumbuh-
berkembangnya kegiatan baca tulis di masyrakat luas.
6. Mendesain tata ruang perpustakan menjadi tempat yang paling menarik dan
nyaman dengan warna yang meriah bergaya remaja, hidup dan berenergi,
ada audio yang menyuguhkan musik instrumental penjaga stamina dan
pemicu kerja otak. Sehingga membuat orang yang masuk ruang/area
perpustakaan tidak mengantuk, terdorong untuk segera mengambil bacaan
dan mendapatkan tempat yang santai.
BAB V
PENUTUP
Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY merupakan jenis
perpustakaan umum. yang mempunyai tujuan untuk membina dan
mengembangkan minat baca dan belajar seumur hidup bagi masyarakat tanpa
membedakan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status dari masyarakat tersebut.
Karena jenisnya sebagai perpustakan umum, maka Badan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Propinsi DIY unit Badran I merupakan Unit Pelayanan harus
menyediakan berbagai jenis koleksi yang beragam.
Mengingat ciri utama dalam sebuah perpustakaan ialah adanya unsur
pakai terhadap koleksi yang dimiliki. Maka perpustakaan bukanlah hanya sekedar
tempat koleksi buku, bukan sekedar “fosil ilmu pengetahuan”, melainkan sebuah
koleksi buku yang harus berfungsi untuk dimanfaatkan. Agar koleksi dalam suatu
perpustakaan dapat dimanfaatkan atau dipergunakan secara efisien, maka pihak
perpustakan harus menjaring para pemakai layanan. Salah satunya dengan
meningkatkan kualitas pelayanan sirkulasinya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada beberapa bab di atas tentang analisa pemanfaatan
koleksi buku pada perpustakaan Propinsi DIY serta pelayanannya pada bagian
layanan sirkulasi, dapat di ambil beberapa kesimpulan, bahwa :
1. Karena bentuk pelayanan pada bagian sirkulasi khususnya pada pelayanan
peminjaman serta pengembalian yang masih manual, menjadi sebab
keakuratan berbagai jenis data yang ada dalam pelayanan sirkulasi kurang.
Seperti yang sering terlihat adalah sering terjadi kesalahan dalam menghitung
keterlambatan denda. Bahkan petugas sering tidak tegas saat menentukan
berapa jumlah denda yang seharusnya harus dibayar oleh peminjam yang
terlambat mengembalikan buku.
2. Kurang tegasnya peringatan, penagihan, serta sanksi yang diberikan kepada
anggota yang terlambat mengembalikan buku. Sehingga resiko kehilangan
buku tinggi.
3. Sumber daya manusia serta ketrampilan petugas, khususnya pada pelayanan
sirkulasi masih kurang.
4. Jumlah koleksi kurang lengkap.
5. Adanya keterbatasan akses informasi dan komunikasi antara perpustakaan
dengan masyarakat, atau kurangnya promosi yang dilakukan oleh
perpustakaan untuk menjaring pengunjung.
6. Pada umumnya tingkat minat masyarakat terhadap Perpustakaan relatif
rendah, meskipun Perpustakaan Daerah Propinsi DIY telah melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung untuk memanfaatkan
perpustakaan baik melalui kegiatan promosi perpustakaan, maupun berusaha
untuk meningkatan kualitas pelayanan, serta penambahan jumlah jam buka
pelayanan yang semula buka pukul 08.00-14.00 WIB menjadi pukul 08.00-
21.00 WIB. Hal ini ditunjukkan dalam data statistik pengunjung antara tahun
2007 ke tahun 2008 yang mengalami penurunan mencapai 0,9 %. Kemudian
untuk lebih jelas lagi dapat diperlihatkan dengan adanya tabel berikut :
Statistik Pemanfaatan Perpustakaan Pelayanan Sirkulasi Tahun 2007 Tahun 2008 %
Peminjam 23599 orang 22732 orang 0,963261155 Buku yang Dipinjam 45354 eks 45025 eks
0,992745954 Buku Yang Dibaca 281458 eks 274475 eks
0,975189904
Sumber ; Data Statistik Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi DIY Tahun 2007-2008.
7. Tingkat pemanfaatan koleksi perpustakaan juga dipengaruhi oleh faktor
pelayanan serta fasilitas yang diberikan kepada pengguna. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelayanan serta yang diberikan pihak perpustakaan
daerah Propinsi DIY belum sesuai dengan pelayanan yang diharapkan
pengguna Perpustakaan.
B. Saran
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang penulis laksanakan di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi DIY, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Perlu memperbaiki sistem pelayanan yang baru, khususnya pada pelayanan
sirkulasi yaitu dengan membuat sistem pelayanan peminjaman serta
pengembalian menggunakan sistem otomasi, hal ini dapat bermanfaat untuk
mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan, hal ini
juga berpengaruh untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
pengguna, yang secara langsung dapat meningkatkan citra perpustakaan
daerah Propinsi DIY .
2. Perlu adanya peringatan, penagihan, serta sanksi yang tegas pada pengguna
yang terlambat dalam mengembalikan koleksi. Seperti peminjam yang
terlambat mengembalikan buku ± 1 minggu peringatan, penagihan, serta
sanksi bisa dilakukan dengan di telepon dulu, serta diberi sanksi tidak boleh
meminjam minimal 1dalam waktu 1 minggu selain membayar denda atas
keterlambatannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko kehilangan
koleksi dalam jumlah yang besar.
3. Agar ada perhatian dari pemerintah dengan memberikan fasilitas atau
pendapatan yang layak serta penghargaan pada orang-orang yang bekerja
dibidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta bidang
pemberi servis informasi, sehingga kualitas SDM yang dimiliki Perpustakaan
Daerah Propinsi DIY bisa berkualitas dalam memberikan pelayanannya. Dan
Meningkatkan ilmu dan kemampuan pengelola perpustakaan dengan cara
mengikuti pelatihan atau melalui pendidikan formal tentang ilmu
kepustakawanan.
4. Penyelenggara perpustakaan semestinya berusaha memberikan gambaran
(citra) yang baik kepada masyarakat. Gambaran itu adalah : Perpustakaan
sebagai pusat informasi; Perpustakaan sebagai pusat belajar; Perpustakan
sebagai tempat rekreasi; Perpustakaan sebagai lembaga pelestari khasanah
budaya; Perpustakaan merupakan agen perubahan / pembangunan;
Perpustakaan mampu memberikan pelayanan yang baik sebagaimana
dikehendaki para pemakainya; Merupakan salah satu layanan publikyang
penting, karena dibutuhkan orang banyak; Merupakan kebanggaan masyarakat
di sekitarnya.
5. Lebih giat lagi dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan, melalui
program kegiatan yang menarik, atau dengan brosur dan poster, untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan.
6. Karena pelayanan pada sirkulasi menngunakan sistem terbuka maka pihak
BPAD Propinsi DIY perlu meningkatkan keamanan, pada pintu masuk serta
pada pintu keluar misalnya dengan adanya alarm pendeteksi, untuk
mengindari resiko kecurangan pengguna dan resiko kehilangan koleksi pada
layanan sirkulasi.
7. Memperbaiki pintu-pintu pada loker, karena banyak yang rusak.
8. Mendesain tata ruang perpustakan menjadi tempat yang paling menarik dan
nyaman, serta memperluas ruangan pada layanan sirkulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 1999. “Pengantar Ilmu Perpustakaan”. Jakarta : Universitas Terbuka.
Lasa Hs. 1995. “Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan : sirkulasi
referensi”. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Lasa Hs. 2007. “Manajemen Perpustakaan Sekolah”. Yogyakarta : Pinus Book
Publisher. Martoatmojo, Karmidi. 1999. “Pelayanan Bahan Pustaka”. Jakarta : Universitas Terbuka. Mudhoffir. 1986. “Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar”. Bandung : Remadja. P. Sumardji. 1982. “Pelayanan Perpustakaan : tatakerja pelayanan sirkulasi
(melayani peminjaman dan pengembalian buku) di perpustakaan”. Yogyakarta : Yayasan Kanisius.
Pedoman Teknik Pengelolaan Karya Cetak Dan Karya Rekam Qalyubi, Syihabuddin dkk. 2003. “Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi”. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.
Rachmananta, Dady P. 2006. “Kebijakan Pengembangan Minat Baca”. Jakarta : Seminar Internasional Minat Baca. Soeatminah, 1992. “Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan“. Yogyakarta : Kanisius Sutarno NS. 2003. “Perpustakaan dan Masyarakat” Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia. Yusuf, Pawit M. 2007. “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah”
Jakarta : Kencana. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
LAMPIRAN
Tampilan Awal Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS
Sumber : Badan Perpusda Propinsi DIY, tahun 2009.
Tampilan Pada Penelusuran Informasi Menggunakan SIPISIS