58
BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan, kami melakukan
kegiatan observasi serta melaksakan pembelajaran pada proses
pembebasan gangguan dan pemeliharaan jaringan. Selain itu kami juga
melakukan sedikit pembelajaran mengenai hal hal non teknik tentang
alur permintaan bahan, pasang baru, tambah daya, dan lain
sebagainya.3.1 Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung
Sistem distribusi primer PT. PLN (Persero) Rayon Kebonagung
menggunakan pola distribusi 20 KV fasa tiga 3 kawat dengan
pentanahan netral melalui tahanan tinggi. Sistem Jaringan : a.
Tegangan nominal : 20 kV Sistem Pentanahan : Netral Kumparan TM
yang dihubungkan secara bintang dari trafo utama ditanahkan melalui
tahanan dengan nilai 500 ohm (arus hubung singkat ke tanah maksimum
25 A ) b. Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara
yang terdiri dari Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC
150 mm2 fasa tiga 3-kawat untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2.
Namun untuk jaringan lama yang berdekatan dengan Barongan atau
pohon yang pemiliknya tidak mau untuk dirabas maka penghantar A3C
akan diselubungi dengan westpex agar tidak mudah terjadi gangguan
akibat pohon baik itu short antar fasa atau short tanah. c. Sistem
pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran utama antara jaringan
yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam keadaan darurat.
Untuk konstruksi distribusi primernya menggunakan formasi
Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat
fasanya.Sistem Pengaman : a. Pemutus Beban/Tenaga (PMB/PMT) Utama
dipasang pada saluran utama di GI sebagai pengaman utama jaringan
dan dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai ) Relai Penutup Balik
(Recloser) untuk memulihkan sistem dari gangguan-gangguan yang
bersifat temporer Relai Gangguan Tanah Terarah (DGR = Directional
Ground Relay) dipergunakan untuk membebaskan gangguan fasa tanah
Relai arus lebih (OCR = Over Current Relays) untuk mengamankan dari
gangguan arus lebih karena short antar fasa dan petir. b. Saklar
seksi otomatis ( SSO ) Model saklar ini dipergunakan sebagai alat
pemutus rangkaian untuk memisah-misahkan saluran utama dalam
beberapa seksi agar pada keadaan gangguan permanen atau saat
pemeliharaan, luas daerah (jaringan) yang terganggu bisa
diminimalisir sekecil mungkin. SSO pada Rayon Kebonagung sementara
ini menggunakan LBS yang dioperasikan manual maupun motorized, AVS,
PGS, dan Jousline.c. Pengaman Lebur (Fuse) Fuse dipasang pada titik
percabangan antara saluran utama dan saluran cabang juga dipasang
pada sisi primer (20 kV) trafo distribusi dengan maksud untuk
mengamankan jaringan dan peralatan yang berada di sebelah
hilirnya.
3.2 Data Teknik PT.PLN(Persero) Rayon Kebonagung PT PLN
(Persero) Rayon Kebonagung beralamatkan di Jalan Satsuit Tubun,
Kebonagung, Malang dengan jumlah konsumen sampai dengan tahun 2015
sebanyak 90.000 pelanggan. Dalam operasionalnya Rayon ini hanya
dipasok dari Gardu Induk Kebonagung dengan total penyulang sebanyak
5 buah antara lain Sitirejo, Janti, Klayatan, Bumiayu, dan
Gadang.GANGGUAN PENYULANG RAYON KEBONAGUNG
JANUARI s/d DESEMBER 2014
PenyulangKmsBULANJumlah
JanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDes
Gadang8,245111---------3
Janti21,410--1-------1-2
Klayatan13,940----------1-1
Bumiayu33,611---2------2-4
Sitirejo73,739-----11--1227
Jumlah150,9451122-11--16217
3.3 Pekerjaan P2TL 3.3.1 Mempelajari Pembacaan Data Pelanggan
Pembacaan data pelanggan merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui data data pelanggan yang diperlukan. Dalam hal ini,
pembacaan data pelanggan digunakan untuk memperoleh informasi
alamat pelanggan untuk dilakukan pengecekkan oleh petugas.
Pelanggan yang dilakukan pengecekkan adalah pelanggan yang telah
disurvey berdasarkan pada data pemakaian energi listriknya yang
abnormal / melebihi konsumsi energi secara normal dengan
berdasarkan pada daya kontraknya. Pembacaan data pelanggan terbesut
dilakukan menggunakan suatu website, yaitu simbad. Pembacaan data
dilakukan dengan cara melakukan entry data sesuai dengan data
pelanggan yang akan dilakukan pembacaan data. Setelah entry data,
maka dapat terlihat data pelanggan seperti sebagai berikut.
Gambar 9. Layout Data Pelanggan Hasil PencarianDengan tampilan
data tersebut, maka dapat diperoleh informasi data mengenai alamat
pelanggan dengan tampilan pada peta yang akan dilakukan pengecekkan
oleh petugas akibat konsumsi energi listrik yang abnormal. Namun
PLN tidak dapat memastikan bahwa pelanggan tersebut telah melakukan
pencurian energi listrik, oleh karena itu petugas perlu untuk
melakukan pengecekkan ke lokasi tersebut. Bagian yang menangani
kasus seperti ini pada PLN disebut sebagai P2TL (Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik).3.3.2 Pergantian MCB Proses ini dilakukan
setelah diadakan survey ke rumah pelanggan oleh petugas P2TL sesuai
survey pemakaian energi pelanggan yang abnormal dengan daya
kontraknya (Langkah 3.3.1 ) Langkah - Langkah Pergantian MCB APP
akibat pencurian (P2TL) : 1. Petugas melakukan survey pemakain
listrik pelanggan yang melebihi pemakaian maksimal sesuai daya
kontraknya. 2. Petugas menuju rumah pelanggan dan melakukan
pengecekan APP berupa segel, MCB, dan kWH. Dan didapat bahwa segel
MCB telah putus dan MCB sudah diganti oleh pelanggan.
Gambar 10. APP Pelanggan3. Petugas melakukan sosialiasasi kepada
pelanggan yang curang tanpa memberikan denda karena hubungan
kemanusiaan. 4. Melepas box MCB. 5. Melepas kabel in dan out
MCB.
Gambar 11. Melepas kabel in dan out MCB.6. Melepas MCB lama. 7.
Memasang MCB baru sesuai daya kontrak semula. 8. Menyalakan MCB
baru dan melihat apakah sistem sudah normal dengan tes uji beban.
9. Memasang Box MCB. 10. Melakukan penyegelan Box MCB.
Gambar 12. Penyegelan Box MCB
Gambar 13. Segel Box MCB Rayon Kebonagung11. Mengisi Surat Merah
untuk permintaan MCB baru yang sudah dipasang untuk diberikan ke
Operator.
3.4 Pekerjaan Pelayanan Gangguan Operasi gangguan merupakan
operasi pelayanan oleh pihak PLN terhadap para pelanggan khususnya
pelanggan yang mengalami gangguan listrik. Operasi gangguan ini
dijalankan berdasarkan laporan gangguan yang disampaikan pelanggan
kepada pihak PLN melalui call center 123, melapor ke Kantor PLN
Rayon Kebonagung, maupun menghubungi langsung petugas yantek yang
dikenal. Operator akan menghubungi petugas gangguan yang
berkeliling melalui radio dan sms. Operasi gangguan dilakukan
setiap hari dan 24 jam dengan melakukan perjalanan berkeliling
dengan mengawasi jaringan pada area rayon tersebut menggunakan
mobil gangguan. Dalam hal ini, operasi gangguan dibagi menjadi 2
grup yaitu kba 10 dan kba 12. Untuk komunikasi dalam operasi
gangguan tersebut menggunakan radio komunikasi.3.4.1 Penormalan
Sistem Pelanggan Akibat Andongan Terlalu TurunPada tanggal 10
Februari 2015, petugas mendapat laporan gangguan dari Pabrik Beton
di desa Pandanlandung. Petugas melakukan pengecekan dan didapat
bahwa ketiga ketiga andongan tiang TM dipabrik tersebut terlalu
turun.
Gambar 14. andongan dengan titik tumpu yang sama.Lengkung kawat
yang berbentuk U atau yang diberi nama D disebut berat kawat,
penghantar yang disebut sebagai andongan.Penghantar yang
andongannya terlalu panjang sangat berbahaya terhadap putusnya
penghantar karena jika ada angin besar penghantar bisa bergerak dan
dilain itu berat penghantar terlalu fokus pada tengah andongan.
Andongan penghantar bertambah bisa terjadi karena penghantar memuai
dan tiang sedikit miring.Langkah-langkah Pernormalan Sistem
Pelanggan ( Andongan turun) :1. Karena pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bertegangan sebelumnya, maka dimintalah bantuan pada tim
PDKB dari Area untuk melepas sambungan ke pabrik tersebut ketika
sedang melakukan penormalan sistem pelanggan.
Gambar 15. Mobil PDKB Area Malang2. Tim PDKB melepas sambungan
yang ke pabrik menggunakan stick
Gambar 16. Pelepasan Sambungan Pabrik pada tiang TM3. Petugas
menggunakan APD berupa sabuk dan helm. 4. Petugas mendirikan tangga
dan naik ke atas tiang. 5. Mematikan MCCB utama LV panel trafo.
Gambar 17. MCCB utama LV Panel Posisi OFF6. Melepas deksel FCO
dengan stick.
Gambar 18. Stick 20 kV7. Petugas lain menaikkan trackforce
dengan tampar yang sudah dipasang diatas tiang. 8. Ujung trackforce
dikaitkan pada hang isolator. 9. Kabel diikatkan ke ujung penarik
track force. 10. Trackforce diengkol sehingga kabel akan tertarik
dan andongan akan naik kembali. 11. Dirasa andongan sudah cukup
maka dead clamp strain isolator diregangkan. 12. Sisa penghantar
ditarik dari dead clamp kemudian ditata dengan ditekuk-tekuk.13.
Dead clamp dirapatkan kembali. 14. Proses ini dilakukan untuk tiap
kabel fasa.
Gambar 19. Petugas Memerbaiki Andongan Pelanggan Pabrik3.4.2
Pergantian MCB (Rusak) APP merupakan Alat Pembatas dan Pengukur.
Pengukur disini merupakan simbol dari kWH meter yang digunakan
untuk mengukur besarnya energi listrik yang telah dikonsumsi
pelanggan. Sedangkan Pembatas digunakan Untuk membatasi daya yang
dipakai pelanggan agar sesuai dengan daya kontraknya digunakan MCB.
Untuk pembatas arus sampai dengan 100 A dipakai pemutus mini (MCB)
sedangkan untuk pembatas arus diatas 100 A dipakai pelebur tegangan
rendah pemutus cetak ( MCCB =Mould Cast Circuit Breaker) atau
pemutus tanpa pelebur (NFB= No Fuse Breaker) yang dapat distel
untuk memenuhi karakteristik pembatas. MCB ini bisa mengalami
kerusakan karena sering trip atau karena umur.Langkah - Langkah
Pergantian MCB APP akibat rusak : 1. Petugas mendapat laporan
gangguan dari pelanggan. 2. Petugas menuju rumah pelanggan dan
melakukan pengecekan ada - tidaknya tegangan pada out MCB APP saat
MCB posisi ON dengan menggunakan alat tesmit. Didapat bahwa MCB
rusak.
Gambar 20. Tesmit3. Memutus segel box MCB. 4. Melepas box MCB.
5. Melepas kabel in dan out MCB. 6. Melepas MCB lama. 7. Memasang
MCB baru dengan rating sama dengan MCB lama. 8. Memasang kabel out
pada MCB. 9. Memasang kabel In pada MCB. 10. Menyalakan MCB baru
dan melihat apakah sistem sudah normal dengan tes uji beban. 11.
Memasang Box MCB. 12. Mengisi Surat Merah untuk permintaan MCB baru
yang sudah dipasang untuk diberikan ke Operator.
3.4.3 Gangguan pada LPB (Listrik Pra Bayar) LPB (Listrik Pra
Bayar) merupakan kWh meter digital yang digunakan sebagai alat
pengukur dan pembatas yang mulai beredar di kalangan masyarakat
saat ini. LPB ini menggunakan sistem pembayaran pra bayar dengan
menggunakan token. Token tersebut berisi kode-kode numerik, dimana
kode tersebut merupakan kode yang berisi beberapa kapasitas energi
listrik (kWh).
Gambar 21. LPBLPB tersebut juga terdapat kemungkinan mengalami
gangguan (error) sehingga penggunaan energi listrik dapat
terganggu.
Gambar 22. LPB ErrorUntuk gangguan / error yang terjadi seperti
gambar diatas, hal tersebut dapat diperbaiki/dinormalkan kembali
dengan cara melakukan input temper. Temper merupakan kode numerik
yang biasanya berjumlah 20 digit. Temper tersebut didapatkan dari
APD Surabaya dengan melakukan laporan error pada LPB sesuai dengan
nomor register LPB.Setelah kode temper dimasukkan, kemudian
dilakukan input kode token dan LPB akan berjalan normal
kembali.
3.4.4 Deksel mengalami kerusakkan (terbakar) Deksel adalah
bagian dari cut out yang berfungsi sebagai tempat fuse link. Deksel
berbentuk tabung dimana bagian tengah berlubang sebagai tempat fuse
link.
Gambar 23. Deksel (Rumah Fuse Link)Dalam hal ini terjadi
kerusakan pada deksel. Deksel tersebut terbakar yang diakibatkan
oleh arus lebih yang besar melebihi kapasitas fuse link sehingga
timbul percikkan bunga api. Kemungkinan karena usia deksel yang
telah lama, sehingga ketika terkena bunga api yang cukup besar maka
deksel tersebut dapat terbakar. Apabila deksel mengalami
kerusakkan, maka diperlukan penggantian deksel tersebut agar ketika
terjadi bunga api saat peleburan fuse link dapat aman teredam
didalam deksel tersebut. Berikut langkah langkah kerja yang
dilakukan dalam penggantian deksel.1. Petugas menggunakan peralatan
K3.2. Petugas melepas beban dengan membuka pengaman utama pada
panel GTT. 3. Petugas melepas fuse cut out dari jaringan
menggunakan stick. 4. Petugas mengambil deksel yang mengalami
kerusakkan pada cut out menggunakan stick. 5. Petugas melepas fuse
link pada deksel yang mengalami kerusakan tersebut. 6. Petugas
memasang fuse link pada deksel baru yang tidak mengalami
kerusakkan. 7. Setelah fuse link terpasang dengan baik, maka deksel
dipasang kembali pada cut out dengan menggunakan stick. 8. Setelah
deksel terpasang, maka petugas menghubungkan deksel pada jaringan.
9. Petugas melakukan cek tegangan pada sisi input pengaman utama
pada panel GTT. 10. Setelah nilai tegangan sesuai / normal maka
petugas menutup kembali pengaman utama pada panel GTT. 11. Setelah
beban terhubung, petugas melakukan cek tegangan pada sisi output
pengaman utama.
3.4.5 Bushing Netral Sisi Sekunder mengalami kerusakan
(terbakar)Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang
berfungsi untuk menghubungkan kumparan transformator dengan
rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki
transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang
tengahnya berlubang. Dalam hal ini terjadi gangguan akibat
kerusakkan bushing netral pada sisi sekunder trafo sehingga
menyebabkan ada salah satu fasa yang tegangan naik. Kerusakkan
tersebut kemungkinan akibat panas oleh arus lebih yang melewati
netral akibat beban yang tidak seimbang. Oleh karena itu perlu
segera dilakukan penggantian bushing tersebut. Berikut langkah
langkah kerja dalam penggantian bushing netral sisi sekunder
trafo.1. Awalnya petugas mendapat laporan bahwa tegangan output
pada trafo tersebut naik. 2. Kemudian petugas segera menuju GTT
tersebut dan mengukur tegangan output pada panel. 3. Petugas segera
melepas beban dengan membuka pengaman utama pada panel. 4. Petugas
melepas fuse cut out pada sisi atas trafo tersebut. 5. Petugas
memakai sabuk dan mulai naik ke atas melakukan cek visual pada
trafo tersebut serta memasang tali tampar untuk transportasi
barang. 6. Kemudian ditemukan bahwa bushing netral sisi sekunder
trafo tersebut mengalami kerusakan seperti terbakar. 7. Petugas
menghubungi koordinator mengenai masalah gangguan yang terjadi dan
koordinator mempersiapkan bushing baru beserta peralatan yang
dibutuhkan untuk proses penggantian seperti katrol, kunci pas,
dll.8. Dengan menunggu peralatan yang dibutuhkan, petugas melakukan
pelepasan komponen arrester pada trafo tersebut. 9. Setelah bushing
baru dan peralatan tiba di lokasi, dilakukan pemasangan katrol
pengait pada sisi atas tutup trafo tersebut. 10. Petugas mulai
melepas mur-baut pada tutup atas sisi trafo tersebut. 11. Setelah
seluruh mur-baut dilepas, maka petugas mengangkat tutup trafo
tersebut menggunakan trafo. 12. Setelah tutup trafo terangkat,
petugas melakukan pelepasan bushing yang rusak tersebut dan
mengganti dengan bushing yang baru. 13. Kemudian setelah bushing
diganti, tutup trafo dikembalikan seperti posisi semula dan
arrester kembali dipasang. 14. Setelah seluruh komponen terpasang,
petugas kembali memasukkan cut out ke jaringan. 15. Petugas
melakukan cek tegangan pada input pengaman utama panel. 16. Setelah
normal, petugas menutup kembali pengaman utama sehingga beban
terpasang. 17. Petugas melakukan cek tegangan pada sisi output
pengaman utama.
3.5 Pekerjaan Preventive Operasi pemeliharaan jaringan ini
merupakan operasi pemeliharaan rutin terhadap jaringan sistem
distribusi tegangan menengah. Pada hakekatnya pemeliharaan
merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan
jaminan bahwa suatu system/peralatan akan berfungsi secara optimal,
umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi
masyarakan umum. Didalam system jaringan bila sering terjadi
pemadaman maka dapat mempengaruhi keandalan system disebut SAIDI
dan SAIFI. Untuk meningkatkan keandalan tersebut maka diperlukan
pemeliharaan yang baik dan benar.
3.5.1 Pemeliharaan GTTOperasi pemeliharaan GTT merupakan suatu
operasi rutin yang dilakukan oleh pihak PLN untuk melakukan
pemeliharaan terhadap GTT agar energi listrik terus dapat
terdistribusi kepada pelanggan dan dapat meminimalisasi gangguan
yang dapat terjadi pada GTT. Petugas pemeliharaan beroperasi sesuai
dengan PK (Perintah Kerja) yang ditugaskan oleh koordinator.
Perintah Kerja tersebut dapat berisi, seperti beberapa lokasi
jaringan / GTT yang perlu dilakukan pemeliharaan. PK tersebut
dibuat sesuai dengan hasil inspeksi yang telah dilakukan oleh
petugas inspeksi. Operasi pemeliharaan ini dilakukan oleh petugas
yang disebut sebagai petugas preventive. Dalam pemeliharaan GTT,
berikut merupakan langkah langkah kerja dalam pemeliharaan GTT.
1. Memakai peralatan K3 yang diperlukan, seperti safety helmet,
safety shoes, dll. 2. Melepas beban dengan membuka pengaman utama
pada panel GTT.
Gambar 24. Pelepasan Pengaman Utama Panel3. Melepas / membuka
cut out pada sisi atas dengan menggunakan stick.
Gambar 25. Pelepasan Cut Out4. Membersihkan debu / kotoran pada
panel GTT.
Gambar 26. Pembersihan Kotoran pada Panel5. Melepas NH fuse dari
panel GTT.
Gambar 27. Pelepasan NH Fuse6. Melakukan cek visual pada
masing-masing komponen pada GTT, seperti NH fuse, fuse link,
bushing, penghantar panel, busbar & mur-baut, dll.
Gambar 28. Cek Visual Komponen GTT7. Apabila terdapat kerusakan
pada komponen, maka perlu dilakukan pelaporan untuk melakukan
penggantian. 8. Melakukan pengencangan mur-baut seperti pada skun
panel, skun pada bushing, dll.
Gambar 29. Pengencangan mur-baut9. Setelah seluruh komponen
selesai dilakukan pengecekkan, maka masukkan cut out kembali.
Gambar 30. Pemasukkan Cut Out
10. Setelah cut out masuk, maka masukkan / operasikan pengaman
utama pada panel GTT.11. Cek tegangan pada out put dudukkan NH fuse
sebelum NH fuse dipasang, hal ini bertujuan untuk mengecek ada
tidaknya hubung singkat pada penghantar. 12. Kemudian masukkan satu
per satu NH fuse dan lakukan cek tegangan setiap pemasangan NH
fuse. 13. Setelah NH fuse seluruhnya terpasang, lakukan cek
tegangan pada masing-masing fasa. Apabila tidak sesuai standar maka
perlu dilakukan perubahan tap pada trafo.
3.5.2 Perencanaan Pemasangan Tiang TM Baru untuk PerumahanPada
tanggal 4 Maret 2015 ada permintaan pelanggan untuk pemasangan
tiang TM baru di area dekat GI Kebonagung. Permintaan pemasangan
tiang TM baru dikarenakan adanya lahan perumahan baru. Sebelumnya,
pelanggan mengajukan permintaan pada kantor PLN Rayon Kebonagung,
bila disetujui maka Surveyor PDPJ akan mensurvey lapangan untuk
menentukan lokasi tiang TM baru dan jenis tiang yang akan
digunakan.Berikut beberapa langkah kerja dalam menentukan lokasi
antar tiang nantinya.1. Melihat lokasi yang nantinya akan dibangun
tiang TM2. Lokasi tiang TM harus berada di sekat antar rumah, tidak
boleh di depan rumah karena takut akan mengganggu.3. Jarak antar
tiang TM 50 diukur dengan walking measure
Gambar 31. Walking Measure
Gambar 32. Mengukur Jarak Antar Tiang TM4. Menandai lokasi yang
nantinya akan dibangun tiang TM dan menentukan jenis tiang TM
berapa yang akan digunakan sesuai kondisi jalannya.
Gambar 33. Menandai lokasi tiang TM baru
3.6 Recovery Jaringan Tegangan MenengahPada tanggal 22 Maret
2015, terjadi kerusakan JTM di daerah GOR Ken Arok, penyulang
Bumiayu dikarenakan angin lesus. Sehingga dilakukan manuver
jaringan untuk mengcover area terdampak pemadaman yang terjadi.
Kemudian pada tanggal 23 Maret 2015, dilakukan recovery JTM agar
sistem berjalan kembali normal.
Gambar 34. JTM rusak akibat angin lesusBerikut beberapa langkah
kerja dalam memperbaiki JTM yang rusak.3.6.1 Penegakkan Tiang 1.
Guy Wire yang lama dilepas dari beton bloknya. 2. Guy wire ditarik
dan dilingkarkan pada pohon besar terdekat. 3. Ujung guy wire di
tarik menggunakan trackforce sampai tiang mulai tertarik.
Gambar 35. Trackforce4. Proses penarikkan hanya dilakukan sampai
sekiranya guy wire sudah sangat rapat/tegang meskipun tiang belum
berdiri tegak penuh. 5. Kemudian guy wire saling diikat menggunakan
formed.
3.6.2 Penegakkan Kanal NP / Cross Arm Selain penegakkan tiang
yang miring, terdapat pula cross arm pada tiang yang miring akibat
arm tie yang sudah bengkok sehingga cross arm harus ditegakkan
kembali agar penghantar tidak putus.Langkah-langkah penegakkan
cross arm yang miring : 1. Petugas menggunakan APD berupa sabuk dan
helm. 2. Petugas mendirikan tangga dan naik ke atas tiang. 3.
Petugas lain menaikkan arm tie baru dengan tampar yang sudah
dipasang diatas tiang.
Gambar 36. Arm Tie4. Arm tie yang baru dipasang disisi lain arm
tie lama. 5. Arm tie dipasang dicross arm terlebih dahulu. 6. Cross
arm ditarik sehingga lurus kembali kemudian ujung arm tie baru
dipasang di begel.
3.6.3 Penggantian Kanal NP (Cross Arm) Kanal NP merupakan besi
baja berbentuk U yang berfungsi sebagai dudukkan pin isolator pada
tiang TM. Kanal NP tersebut dapat terjadi kerusakan disebabkan oleh
usia kanal yang telah lama dan terus tekena cuaca (hujan panas).
Kerusakan kanal yang terjadi adalah kanal tersebut mengalami
korosi, sehingga kanal tersebut dapat keropos dan berlubang.
Pekerjaan ini dilakukan tanpa bertegangan. Berikut langkah-langkah
kerja yang dilakukan dalam penggantian kanal NP. 1. Petugas
menggunakan peralatan K3. 2. Petugas mendirikan tangga meuju kanal
NP yang akan dilakukan penggantian. 3. Petugas mulai naik dengan
membawa tali tampar yang digunakan sebagai alat transportasi barang
yang akan digunakan. 4. Petugas melakukan pelepasan penghantar
jaringan tegangan menengah terhadap pin isolator dan kemudian
mengikatnya menjadi satu pada tiang TM.
Gambar 37. Pelepasan Penghantar Jaringan
5. Selanjutnya petugas melalukan pelepasan terhadap ketiga pin
isolator. 6. Petugas menurunkan pin isolator yang telah dilepas
kepada petugas dibawah untuk dilakukan pengecekkan kondisi pin
isolator tersebut.
Gambar 38. Proses Transportasi Pin Isolator7. Petugas melepas
kanal NP yang telah mengalami kerusakan dan menurunkkan menggunakan
tali tampar.
Gambar 39. Pelepasan Kanal NP (Cross Arm)8. Petugas pada bagian
bawah memberikan kanal NP yang baru menggunakan tali tampar untuk
ditarik ke petugas di atas. 9. Petugas mulai memasang kanal NP
tersebut pada tiang TM.
Gambar 40. Pemasangan Kanal NP10. Setelah terpasang, petugas
bagian bawah memberikan pin isolator ke petugas diatas dan
memasangnya. 11. Setelah ketiga pin isolator terpasang, petugas
melakukan pemasangan terhadap ketiga penghantar pada jaringan
tersebut. 12. Petugas melakukan bending pada penghantar tersebut
terhadap pin isolator bagian atas dengan tujuan agar tidak lepas
dari pin isolator jaringan tersebut. 13. Selesai melakukan
pemasangan, petugas melakukan cek visual terhadap hasil pemasangan
tersebut.
3.6.4 Pemasangan / Penarikan Penghantar SUTM Semua jaringan
menggunakan penghantar AAACS agar sistem tidak mudah terganggu
akibat jaringan melewati gunung yang sekitarnya penuh dengan
pepohonan. AAACS merupakan penghantar AAAC yang dibungkus isolasi
XLPE.
Gambar 41. AAAC-SLangkah-langkah pemasangan / penarikan
penghantar pada jaringan SUTM:1. Petugas menurunkan dan menyiapkan
bahan dan peralatan yang digunakan. 2. Petugas 1 menggunakan APD
yang diperlukan. 3. Petugas 1 naik ke tiang beton menggunakan
tangga untuk memutus penghantar sebelumnya yang putus. 4. Ujung
penghantar yang baru diikatkan pada tampar kemudian dinaikkan ke
atas tiang menggunakan katrol.
Gambar 42. Mengatrol Ujung Kabel5. Setelah melewati tiang,
penghantar diturunkan ke bawah untuk ditarik oleh petugas 2 ke
tiang selanjutnya yang dituju. 6. Sambil menunggu petugas 2 sampai
memberi kode bahwa telah sampai tujuan, petugas 1 merapati
baut-baut kanal, pin post, dan strain. 7. Setelah petugas 2 sampai
tujuan, petugas 2 naik ke tiang tujuan dan mengaitkan ujung
penghantar ke strain isolator menggunakan formed. 8. Selanjutnya
dihubungkan ke penghantar lama menggunakan LLC.9. Petugas 1 menarik
penghantar agar andongannya naik.
Gambar 43. Penarikan Kabel10. Setelah dianggap sudah cukup dan
sesuai, maka penghantar diformed dan dikaitkan pada strain/hang
isolator. Penghantar lama dihubungkan dengan penghantar baru
menggunakan LLC. 11. Petugas memutus sisa penghantarnya. Bila
andongan dirasa kurang sesuai maka12. Petugas lain menaikkan
trackforce dengan tampar yang sudah dipasang diatas tiang. 13.
Ujung trackforce dikaitkan pada hang isolator. 14. Kabel diikatkan
ke ujung penarik track force. 15. Trackforce diengkol sehingga
kabel akan tertarik dan andongan akan naik kembali. 16. Dirasa
andongan sudah cukup maka dead clamp strain isolator diregangkan.
17. Sisa penghantar ditarik dari dead clamp kemudian ditata dengan
ditekuk-tekuk. 18. Dead clamp dirapatkan kembali. 19. Proses ini
dilakukan untuk tiap kabel fasa.
27